Anda di halaman 1dari 6

Resume Mentoring Agama Islam

Nama : Nur Muhammad ‘Ainul Yaqin

NRP : 5025201011

Departemen : Teknik Informatika

Kelompok/Gugus : 9/3

Mentor : Mas Fikri (Fikri Bayu Permana)

Materi 1

Tahsin Membaca Al-Qur’an


Pemateri : Ustadz Baidum Maknun

Waktu : 31 Mei 2021, pukul 19.30 –20.30 WIB

Al-Qur’an adalah kalam Allah, yang secara etimologi berasal dari kata “qo ro a” atau
bacaan. Al-Qur’an adalah mukjizat, yang secara akal tidak bisa dibuat oleh siapapun kecuali
Allah. Bahkan jika semua manusia dan jin dikumpulkan untuk membuat Al-Qur’an, maka
mereka pun tetap tidak akan bisa membuatnya. Rasulullah pun juga tidak pernah menyebut
bahwa Al-Qur’an adalah hasil ciptaannya.

Terdapat banyak manfaat dalam membaca Al-Qur’an. Al-Qur’an merupakan salah satu
sumber pahala yang besar. Membaca 1 huruf dalam Al-Qur’an saja dibalas dengan 10
kebaikan, apalagi jika dibaca, dipahami, dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa salah satu adab dalam membaca Al-Qur’an adalah
membaca dengan tartil. Untuk dapat melakukannya, diperlukan pemahaman dalam beberapa
hal, salah satunya adalah makharijul huruf. Makharijul huruf adalah salah satu ilmu yang sangat
perlu untuk dipelajari dengan tujuan menyempurnakan bacaan Al-Qur’an.

Makharijul huruf adalah tempat-tempat keluar huruf dari pembaca. Semua huruf
mempunyai tempat asal yang dikeluarkan pembaca, sehingga membentuk bunyi tertentu.
Tujuannya dari mengetahui makharijul huruf adalah untuk memperjelas pelafalan setiap huruf
yang dibaca, agar terhindar dari kesalahan pelafalan. Kesalahan pelafalan huruf dapat
mengakibatkan perubahan makna yang tentunya dapat menyebabkan kesalahpahaman. Selain
itu, ketidakjelasan pelafalan huruf membuat sulit membedakan antara huruf satu dengan yang
lain.

Cara mengetahui makharijul huruf sesuai dengan yang ada dalam musammayatul huruf,
bahwa cara melafalkan dan mengetahui tempat asal keluar huruf dapat ditempuh melalui 3
cara. Pertama, diberi hamzah washal sebelumnya, kemudian huruf yang dicari tempat
keluarnya itu ditasydid. Kedua, diberi hamzah washal sebelumnya, kemudian huruf yang dicari
tempat keluarnya itu ditasydid. Ketiga, setelah huruf yang dicari tempat asal keluarnya, diberi
ha’. Makharijul huruf ada lima, yaitu

1. Al-Jauf (rongga mulut), hurufnya adalah huruf mad, yaitu alif, ya’, dan waw.
2. Al-Halq (tenggorokan), ada tiga yaitu tenggorokan bawah, tengah, dan atas.
3. Al-Lisan (lidah), ada sepuluh, yaitu pangkal lidah dengan langit-langit atas, bawah
pangkal lidah dengan langit-langit atas, bawah tenga lidah dengan langit-langit atas,
tepi lidah bertemu dengan gigi geraham, tepi lidah sampai pada ujungnya berpapasan
dengan langit-langit atas, ujung lidah di bawah makhroj lam bertemu dengan langit-
langit atas, punggung lidah, ujung lidah bertemu dengan gusi dua gigi seri atas, ujung
lidah degan gigi seri bawah, ujung lidah dengan ujung dua gigi seri atas.
4. Asy-Syafah (bibir), ada dua yaitu perut bibir bawah bertemu ujung gigi seri dan di
antara dua bibir.
5. Al-Khoisyum (rongga hidung), hurufnya adalah huruf ghunnah yaitu mim dan nun.

Kalam atau Quote:

• ”Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an itu sesuatu yang menjadi obat penawar dan rahmat
bagi orang-orang yang beriman, dan Al-Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-
orang yang zalim selain kerugian.” (Q.S Al-Isra’: 82)
• “Rasakan kenikmatan pada tiga hal: saat shalat, membaca Al-Qur’an, dan dzikir. Jika
kamu merasakannya, bergembiralah. Jika tidak, berarti hatimu tertutup.” (Hasan al-Bashri)
• “Andai hati kalian bersih, maka kalian tidak akan pernah merasa kenyang (bosan)
membaca Al-Qur’an.” (Usman bin Affan)
• “Al-Qur’an itu seperti utusan yang hidup. Kamu bertanya, ia menjawab. Kamu
mendengarkan, ia memberimu kepuasan.” (Al-Ghazali)
Materi 2

Adab dalam Menuntut Ilmu


Pemateri : Ustadz Arief Abdurrakhman

Waktu : 2 Juni 2021, pukul 19.30 –20.30 WIB

Dalam agama islam, terdapat beberapa tingkatan seorang hamba, salah satunya adalah
ihsan. Ihsan adalah seseorang yang menyembah Allah seolah-olah ia melihat-Nya, dan jika ia
tidak mampu membayangkan melihat-Nya, maka orang tersebut membayangkan bahwa
sesungguhnya Allah melihat perbuatannya.

Dalam mengerjakan setiap amal kebaikan, salah satu hal paling penting adalah menata
niat. Disebutkan dalam hadits bahwa amal itu bergantung pada niatnya, jika niatnya murni
untuk beribadah kepada Allah, maka niatnya itu akan menuntunnya kepada tingkah laku,
ucapan, dan hati yang sesuai untuk menyempurnakan amal kebaikan yang akan dikerjakannya.

Dalam konteks pelajar, menuntut ilmu adalah suatu kewajiban. Karena itu, perlu
didasari dengan niat yang baik. Dengan niat yang baik tersebut, kita dapat mendapatkan
keberkahan dari ilmu yang kita pelajari.

Dari sikap akan terbentuk perilaku dan dari perilaku tersebut akan terbentuk peradaban.
Karakter ini memiliki sifat fungsi antara lain sikap, perilaku, habit, tradisi, kultur, budaya, dan
peradaban. Berdasarkan sifat fungsinya, karakter adalah salah satu bagian penting yang perlu
dibimbing sehingga menjadi baik. Karakter dapat dilihat dari sikap kita yang terdiri dari
ucapan, tingkah laku, dan buah pikir. Dalam hal ini karakter juga dipengaruhi oleh peradaban,
budaya, dan perilaku sehari-hari.

Penguatan karakter berbasis objek dilakukan dengan berakhlaq kepada Allah SWT
sebagai penciptanya dan sebagai pilar akhlaqul karimah, berakhlak kepada sesama manusia
sebagai pilar dalam kehidupan sosial kemasyaratakan, berakhlaq kepada makhluk yang tidak
berakal sebagai pilar pelestarian lingkungan, dan berakhlaq lanjut, tasawwuf dan suluk untuk
pendekatan diri pada Allah Swt

Sebagai mahasiswa yang sedang belajar, kita harus memiliki adab dalam mencari ilmu
agar ilmu yang kita dapat barokah dan bermanfaat. Ada beberapa adab dalam majelis. Pertama,
memberikan salam tatkala masuk majelis. Kedua, mengambil tempat yang kosong. Ketiga,
tidak melangkahi bahu orang lain. Keempat, memberi jalan lewat. Kelima, berusaha hadir lebih
awal sebelum waktu dimulai. Kemudian selalu menjaga kesopanan dalam berkata dan bersikap,
serta berlapang dada dalam masalah khilafiyah dan bersikap bijaksana dan menghiasi diri

Ada beberapa adab terhadap guru dan dosen. Pertama, duduk sopan dan tenang di
hadapan guru dan dosen. Kedua, bersikap menerima, mamahami, dan menyerap ilmu. Ketiga,
menghormati guru dan dosen. Dan yang terakhir adalah memohon doa dari orang tua dan guru.

Terakhir, agar ilmu yang didapat bermanfaat, maka perlu mengikhlaskan niat karena
Allah, mencari ilmu dengan tujuan menghilangkan kebodohan diri sendiri dan orang lain,
beramal dengan ilmu, sabar dalam menuntut ilmu, dan tidak sombong walaupun memiliki ilmu
yang banyak.

Kalam atau Quote:

• "...Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-
orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat..." (Q.S. Al-Mujadilah: 11).
• "Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya
jalan menuju surga." (H.R. Muslim, no. 2699)
• "Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu):
sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do'a anak yang sholeh" (H.R. Muslim no.
1631)
• "Barang siapa keluar dalam rangka menuntut ilmu, maka dia berada di jalan Allah sampai
ia kembali." (H.R. Anas bin Malik)
• "Raihlah ilmu dan untuk meraih ilmu, belajarlah untuk tenang dan sabar." (Umar bin
Khattab)
• "Karunia Allah yang paling lengkap adalah menjalani kehidupan berdasarkan ilmu." (Ali
bin Abi Thalib)
Materi 3

Akhlak Muslim Sehari-hari


Pemateri : Ustadz Agus Muhammad Hatta

Waktu : 3 Juni 2021, pukul 19.30 – 21.00 WIB

Dalam bahasa Arab, akhlak berasal dari kata khuluk yang berarti tingkah laku, perangai,
atau tabiat. Secara terminologi, akhlak adalah tingkah laku seseorang yang didorong oleh
sesuatu keinginan secara mendasar untuk melakukan suatu perbuatan. Akhlak merupakan
respon spontan dari seseorang. menurut Imam Al Ghazali, akhlak merupakan tingkah laku atau
sifat-sifat yang menetap dalam jiwa yang melekat pada diri seseorang yang dapat memicu
perbuatan baik tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu. Akhlak ini bersifat statis
yang dinamakan dengan nilai-nilai baik yang sifatnya universal dan berlaku sepanjang zaman.

Akhlakul karimah tentu telah kita peroleh sejak kecil dari dalam rumah maupun di
sekolah dalam kelas agama. Dalam firman Allah pada surah Al-Ahzab ayat 21, Allah
menjadikan Rasulullah sebagai panutan umat muslim dalam berakhlak karena dalam diri
rasulullah terdapat uswatun hasanah atau suri teladan yang baik.

Salah satu contoh akhlakul karimah atau akhlak terpuji adalah mengagungkan
kebesaran Allah. Sebagai umat islam, tujuan kehidupan kita di dunia ini adalah untuk
mengagungkan kebesaran Allah pada setiap saat. Salah satu contoh mengagungkan Allah
adalah dengan mempelajari ilmu – ilmu alam sehingga dapat lebih memahami betapa agungnya
Allah. Selain itu, dengan ilmu yang telah dipelajari sebelumnya, kita dapat menerapkannya
dalam kehidupan sehari – hari dengan tujuan meningkatkan kemakmuran dalam kehidupan di
dunia.

Selain itu, bentuk akhlak terpuji yang diajarkan dalam tuntunan islam adalah
memberikan kenyamanan bagi lingkungan di sekitar. Suatu muslim dikatakan memiliki akhlak
yang terpuji salah satunya adalah sikapnya tidak menyakiti lingkungannya. Sikap dan perilaku
yang baik ini selain tidak menyakiti lingkungan di sekitar, sikap tersebut juga memberikan
keteduhan bagi lingkungan di sekitar.

Namun dalam diri kita, terkadang sifat atau tingkah laku dapat berubah-ubah yang
didorong oleh beberapa faktor contohnya yaitu lingkungan baik positif maupun negatif dan
masih banyak lagi. Setiap bertambahnya usia kita akhlak dalam diri harus terus menerus
diperbaiki dengan sebisa mungkin akhlak dapat dan harus dibentuk sedini mungkin.

Cara agar kita dapat membentuk akhlak yang baik, yaitu dengan berkumpul dengan
orang-orang yang sholeh, mempunyai panutan dan akhlak yang baik, dan juga mengingat akan
kematian. Akhlak yang dapat dikatakan baik yaitu yang dapat membuat orang sekitarnya
merasa aman dengan salah satunya menghindari ucapan-ucapan yang tidak pantas serta birrul
walidain.

Kalam atau Quote:

• “Demi masa, sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman
dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati
untuk kesabaran.” (Q.S. Al-Ashr: 1-3)
• “Dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah Berbuat baik
kepadamu.” (Q.S. Al-Qashas: 77)
• Barangsiapa datang dengan (membawa) kebaikan, maka dia akan mendapat (pahala) yang
lebih baik daripada kebaikannya itu; dan barangsiapa datang dengan (membawa)
kejahatan, maka orang-orang yang telah mengerjakan kejahatan itu hanya diberi balasan
(seimbang) dengan apa yang dahulu mereka kerjakan.” (Q.S. Al-Qashas: 84)
• “Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti
pahala orang yang mengerjakannya.” (Hadits Riwayat Muslim no. 1893)
• "Ketika kamu memperlakukan orang dengan baik, orang-orang yang sama itu mungkin
tidak memperlakukanmu dengan cara yang sama. Tetapi jika kamu memperhatikan, kamu
akan melihat bahwa Allah telah mengirim orang lain yang memperlakukanmu dengan
lebih baik." (Omar Suleiman)
• “Yang paling aku takutkan adalah mampu menasehati seseorang, tetapi aku lalai dalam
mengerjakan nasehat itu sendiri.”

Anda mungkin juga menyukai