Anda di halaman 1dari 4

Membersihkan Diri dari Sifat Tercela

Terdapat beberapa cara untuk membersihkan diri dari sifat-sifat tercela,


antara lain dengan berdzikir, membaca Al-Qur’an, memperdalam ilmu
agama, berkumpul dengan para berilmu.

1. Dzikir
Dzikir secara Etimologi berasal dari kata ‫ ذكر‬yang artinya
ingat/mengingat

Allah menyuruh kita untuk berdzikir sebagaimana firmanNya dalam


Al-Qur’an
‫ٰۤي ـَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنوا اْذ ُك ُر ْو ا َهّٰللا ِذ ْك ًرا َك ِثْيًرا‬
"Wahai orang-orang yang beriman! Ingatlah kepada Allah, dengan
mengingat (nama-Nya) sebanyak-banyaknya," (QS. Al-Ahzab 41)

Para ulama membedakan dzikir kedalam tiga macam, yaitu dzikir


lisan, dzikir hati dan dzikir badan.
Dzikir lisan yaitu dzikir yang dilakukan dengan dengan bersuara.
Dzikir hati yaitu dzikir yang dilakukan dengan membatin, tanpa bersuara. Sedangkan dzikir
badan adalah dzikir yang dilakukan dengan menundukan seluruh badan hanya kepada Allah
Swt dalam rangka melaksanakan perintah dan
meninggalkan larangan-Nya

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, beliau
bersabda,
“Sesungguhnya apabila seorang hamba melakukan suatu kesalahan,
maka dititikkan dalam hatinya sebuah titik hitam. Apabila ia
meninggalkannya dan meminta ampun serta bertaubat, bersihlah
hatinya. Apabila ia kembali (berbuat maksiat), maka ditambahkan titik
hitam tersebut hingga menutupi hatinya.

Apabila segera beristighfar dan bertaubat setelah terjerumus dalam


dosa, maka hatinya akan kembali bersih, suci, dan berkilau.

2. Membaca Al-Qur’an
Sebagai umat Muslim yang taat akan agama islam adalah dengan membaca Al-Qur’an
sebagai pedoman hidup dan sebagai penenang hati ketika membacanya. Salah satu untuk
mencegah perbuatan keji dan munkar adalah dengan membaca Al-Qur’an dengan tenang dan
tartil.
a. Keutamaan membaca Al-Qur’an
Pertama, Al-Qur’an akan menjadi syafaat atau penolong di hari kiamat untuk para
pembacanya.
Kedua, orang yang mempelajari dan mengajarkan Al-Qur’an merupakan sebaik-baik
manusia.
Ketiga, untuk orang-orang yang mahir membaca Al-Qur’an, maka kelak ia akan bersama para
malaikat-Nya;
Keempat, untuk mereka yang belum lancar dalam membaca dan mengkhatamkan Al-Qur’an,
tidak boleh bersedih, sebab Allah tetap berikan dua pahala.
Kelima, Al-Qur’an dapat meningkatkan derajat kita di mata Allah:
b. Hukum membaca Al-Qur’an (menurut Al-Qur’an dan Hadis)
Membaca Al-Qur’an bagi seorang muslim adalah Wajib, hal ini juga dijelaskan dalam
beberapa surat di dalam Al-Qur’an yang mengatakan bahwa membaca Al-Qur’an adalah
suatu kewajiban bagi seorang yang mengaku Muslim.
Ayat Al-Qur’an yang menjelaskan mengenai hukum membaca Al-Quran terdapat dalam
surat Al-Kahfi sebagai berikut:

‫َو اْتُل َم ٓا ُاْو ِح َي ِاَلْيَك ِم ْن ِكَتاِب َر ِّبَۗك اَل ُم َبِّد َل ِلَك ِلٰم ِتٖۗه َو َلْن َتِج َد‬
‫ِم ْن ُد ْو ِنٖه ُم ْلَتَح ًد ا‬
Artinya: "Dan bacakanlah (Muhammad) apa yang diwahyukan kepadamu, yaitu Kitab
Tuhanmu (Al-Qur'an). Tidak ada yang dapat mengubah kalimat-kalimat-Nya. Dan engkau
tidak akan dapat menemukan tempat berlindung selain kepada-Nya." (QS. Al-Kahfi: 27)

Pahala membaca Al-Qur’an bagi seorang muslim dijelaskan bahwa setiap hurufnya akan
diganjar dengan sepuluh ganjaran.

Rasulullah Saw bersabda:

"Barangsiapa membaca satu huruf dari kitab Allah SWT (Al-Qur’an) maka akan memperoleh
satu kebaikan. Setiap satu kebaikan dibalas dengan sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan
alif lam mim itu satu huruf tetapi alif satu huruf,
lam satu huruf dan mim satu huruf." (HR. At Tirmidzi).

c. Adab membaca Al-Qur’an


Selain harus menutup aurat, ada adab lainnya yang perlu diikuti agar manfaat membaca Al-
Qur'an dapat kita rasakan. antara lain:
1. Membaca Niat Ikhlas
2. Membersihkan Mulut
3. Dalam Keadaan Bersuci
4. Duduk Tegak Menghadap Kiblat
5. Membaca Ta'awudz
6. Tartil Al-Qur'an
7. Memegang dengan Tangan Kanan
8. Memperhatikan Hukum Tajwid
9. Istirahat ketika Mengantuk
10. Menutup dengan Doa
11. Membaca Al-Qur'an dengan Khusyu’

d. Kaitan dengan tazkiyatun nafs (bagaimana Al-Qur’an dapat


mensucikan jiwa)

Dari Abdullah bin Umar r. huma. berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya
hati ini dapat berkarat sebagaimana berkaratnya besi bila terkena air.” Beliau ditanya “Wahai
Rasulullah, bagaimana cara membersihkannya?”
Rasulullah saw. bersabda, “Memperbanyak mengingat maut dan membaca Al-Qur’an.” (HR
Baihaqi)
3. Memperdalam ilmu agama
Belajar agama merupakan salah satu cara untuk memahami dan menghargai agama yang
dipeluk oleh seseorang. Dengan kata lain dengan mempelajari agama, orang dapat memahami
nilai-nilai dan ajaran-ajaran yang ditawarkan oleh agama tersebut.

a. Hukum belajar ilmu agama, menurut Al-Qur’an dan hadits


Allah Menjelaskan Anjuran untuk menuntut ilmu di dalam Al-Qur’an QS. Al-Mujadalah: 11;

Artinya: “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah


dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan
apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka
berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui
apa yang kamu kerjakan.”

Dalam sebuah Hadis juga disebutkan tentang keutamaan mempelajari ilmu


pengetahuan dalam Agama, Rasulullah SAW bersabda:

‫َو َم ْن َس َلَك َطِريًقا َيْلَتِم ُس ِفيِه ِع ْلًم ا َس َّهَل هَّللا ُلُه ِبِه َطِريًقا ِإَلى اْلَج َّنِة‬
Artinya: “Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu,
maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR.
Muslim, no. 2699)

Berikut ini adalah manfaat memperdalam ilmu agama

a. Membantu membentuk karakter dan integritas.


b. Menanamkan kesadaran dan takwa.
c. Membentuk kesadaran akan sejarah dan budaya.
d. Membuka jalan untuk komunikasi sehat.
e. Menyediakan jalan untuk mencapai kesuksesan.
f. Membantu untuk menjadi pemimpin yang baik.
g. Membantu meningkatkan hubungan orang tua dan anak.
h. Menumbuhkan kesadaran akan hak asasi.
i. Menanamkan kesadaran tentang kebajikan dan kebaikan.
j. Memberikan kebebasan berpikir.

4. Berkumpul dengan para berilmu


Salah satu mencegah Akhlak tercela yaitu berkumpulnya dengan para berilmu.
Dalam Kitab Tanbihul Ghafilin karya Imam Abu Laits As-Samarqandi
menerangkan ada 7 keutamaan duduk bersama orang Alim.
Siapa orang yang duduk bersama orang Alim dan dia tidak mampu untuk
menghafal ilmu yang disampaikan orang Alim maka dia tetap mendapatkan 7 kemuliaan:
1. Mendapatkan keutamaan orang-orang yang belajar.
2. Selama masih duduk bersama orang alim maka dia tercegah dari
melakukan dosa dan kesalahan.
3. Ketika keluar dari rumahnya maka rahmat Allah turun kepadanya.
4. Ketika dia duduk disamping orang alim kemudian rahmat turun
kepada mereka maka dia pun mendapatkan rahmat sebab berkah
mereka.
5. Selama masih mendengarkan maka ditulis kebaikan baginya.
6. Mereka dikelilingi Malaikat dengan sayap-sayapnya dan orang
tersebut juga bersama mereka.
7. Setiap langkah kakinya yang diangkat dan diletakkan maka menjadi
penghapus bagi dosa-dosa, pengangkat derajat dan tambahan
kebaikan baginya

Anda mungkin juga menyukai