Anda di halaman 1dari 2

Nama: Gabriel Evan Jason Purwanto

NIM: A15.2019.01342
UTS Teori Industri Budaya dan Media

1.
Identifikasi pada penciptaan mitos dijelaskan bahwa seseorang tidak pernah mencoba kecuali
pada posisi analogi tersesat: ini adalah pertanyaan tentang arah, bukan tentang alam, karena
begitulah manusia yang adalah identifikasi ini harus memiliki arah yang fleksibel dan tidak
bergantung pada alam. Ketika sesuatu terlalu berbeda untuk diasimilasikan pada variasi
keserupaan maka dibuat menjadi “lebih aman” melalui pereduksian (yang mengarahkannya).
Bahasa tak dapat menangani terlalu banyak hal yang berbeda. Bahasa jauh lebih terbatas dari
realitas, karena itu, bahasa dan pembuat mitos berjuang melakukan generalisasi untuk
membuat segalanya lebih mudah.
Contoh: Orang yang mengatakan bahwa seseorang dapat menjadi lebih kuat jika
menggunakan sebuah gelang yang dianggap dapat meningkatkan kekuatan orang tersebut.

2.
Roland Barthes dalam wacana berjudul "Operation Margarine" menyajikan analisis
mendalam tentang salah satu komoditas rumah tangga yang paling umum: margarin. Banyak
yang sudah terbiasa menggunakan margarin sebagai pengganti mentega dan ternyata,
meskipun margarin masih tetap menjadi "pengganti", toleransi dan penerimaan yang
diberikan oleh orang-orang telah mencapai tingkat yang cukup untuk menyaingi mentega itu
sendiri. Pengamatan antara dinamika persepsi masyarakat tentang mentega dan margarin ini
secara cerdik diterapkan oleh Barthes, dalam konteks bagaimana di dunia nyata, orangorang
membutuhkan “mentega”, dari kenyataan, dari yang asli.
Contoh: Sepatu brand ternama yang memiliki harga tinggi kurang mampu dijangkau oleh
orang-orang yang berada di kalangan tertentu, maka dari itu, beberapa perusahaan
mencipatakan barang tiruan dari produk original tersebut dan menyajikan dengan harga yang
jauh lebih rendah.
3.
Teori yang sesuai untuk menganalisis kasus ini adalah teori Virtualitas Postmodern-Mark
Poster yang menjelaskan bagaimana pentingnya memahami implikasi media baru,
komunikasi, dan teknologi informasi bagaimana media komunikasi baru menghasilkan
bentuk-bentuk baru dari budaya dan subjektivitas. Proliferasi tentang teknologi informasi dan
komunikasi. Media dan teknologi baru adalah lingkungan baru yang tercipta, pengalaman
realitas virtual baru dan bentuk komunikasi yang inovatif dan subyektif.
Dalam kasus ini bisa dilihat bagaimana di era modern ini teknologi semakin pesat, ada
banyak media baru muncul yang di mana semakin memudahkan kehidupan manusia terutama
dalam pertukaran informasi, seperti dalam media sosial, di mana kita semakin mudah untuk
membagikan maupun mengikuti aktivitas-aktivitas dari orang-orang di terdekat kita, bahkan
juga orang-orang yang berada jauh dari lingkup kita.

4.
Hyperreality: suatu gagasan yang dikemukakan oleh Jean Baudrillard menjelaskan bahwa
gambar di dalam layar kaca terasa lebih nyata daripada realitas fisik. Hiperrealitas
menciptakan suatu kondisi dimana kepalsuan bersatu dengan keaslian, masa lalu berbaur
dengan masa kini, fakta bersimpang siur dengan rekayasa, tanda melebur dengan realitas,
dusta bersenyawa dengan kebenaran.
Contoh: Manusia yang di mana cenderung lebih fokus kepada kehidupan yang ada di dunia
maya, mereka merasa “lebih hidup” dengan hal-hal yang ada dalam dunia virtual ketimbang
dengan lingkungan di sekitar mereka, sehingga ini merupakan suatu permasalahan di mana
manusia semakin jauh dari kehidupan nyata mereka.

Simulacra: Simulasi adalah suatu proses dimana representasi atas dasar tanda-tanda realitas,
dimana tanda-tanda tersebut justru menggantikan objek itu sendiri, dimana representasi itu
menjadi hal yang lebih penting dibandingkan objek tersebut .
Contoh: Seseorang yang dalam kehidupan nyata memiliki perangai buruk, lalu untuk
menutupi keburukannya tersebut ia membangun citra (palsu) yang baik di media sosial.

Anda mungkin juga menyukai