Basic Life Support (BLS) adalah salah satu pelatihan kegawat daruratan jantung yang wajib
dikuasai oleh petugas kesehatan terutama perawat. Dalam perkembangannya, American Heart Association
mengembangkan training BLS menjadi 3 level training, yaitu Hands only CPR for lay person, BLS for lay
person, dan BLS + AED for Healthcare Provider.
BLS +AED for Healthcare Provider merupakan level yang harus dikuasai oleh petugas kesehatan
terutama perawat. Pada pelatihan kali ini, RSU Permata Hati bekerjasama dengan HIPGABI NTB
mengadakan pelatihan tersebut dengan komplementasi Workshop Code Blue Management. Tujuan
pelatihan ini adalah dalam rangka mempersiapkan peserta untuk selalu siap dalam kondisi darurat yang
berhubungan dengan henti jantung dan mempersiapkan Tim Code Blue yang dinamis dan efektif
Pelatihan ini diikuti oleh 30 orang peserta seperti dalam daftar hadir (terlampir). Seluruh peserta
dapat melampaui batas kelulusan pelatihan ini, sehingga dapat dengan layak tersertifikasi sebagai BLS +
AED for Healthcare provider.
Manajemen Codeblue juga dibahas dalam pelatihan ini, tetapi sifatnya hanya komplementer dan
bukan pelatihan khusus untuk manajemen Codeblue, sehingga tidak masuk dalam kriteria penilaian
kelulusan peserta.
Hasil evaluasi pelatihan ini dipergunakan untuk melihat perkembangan dan peningkatan skill peserta, baik
kognitif, afektif dan psikomotor peserta.
BAB II
PENCAPAIAN KOMPETENSI
100
80
60 Pre Test
Post Test
40
20
0
2. Afektif.
Kemampuan afektif merupakan salah satu komponen yang perlu dievaluasi, meskipun pada beberapa
kondisi komponen ini cukup sulit di evaluasi, namun Hipgabi NTB berusaha untuk memberikan input
kepada penyelenggara melaui media evaluasi soft skill yang dapat dipergunakan mengukur komponen
afektif secara sederhana yang diukur melalui 5 elemen soft skill yang dimiliki oleh peserta. 5 elemen
yang dimaksud adalah ; kedisiplinan (90,6%), kerjasama tim (86,7%), berpikir kritis (89,8%), komunikasi
(92,4%) dan etika serta profesionalisme (97,9%).
Berikut adalah gambaran elemen soft skill peserta :
98
96 Kedisiplinan
94
Kerjasama Tim
92
90 Berpikir Kritis
88
86 Komunikasi
84
Etika &
82 Profesionalisme
80
3. Psikomotor.
Kemampuan psikomotor adalah tujuan utama pelatihan ini. Dalam kurikulum pelatihan, penguasaan skill
memiliki jumlah JPL paling banyak dibandingkan kemampuan kognitif.
Berikut adalah hasil evaluasi uji skill CPR (98,4%), AED (92,6%) dan Penanganan Choking (94,8%) :
99
98
97
96
95 CPR
94 AED
93 Choking
92
91
90
89
Seluruh target kompetensi pelatihan tercapai, semua peserta dapat melampaui batas minimal kelulusan
yang di persyaratkan yaitu 80%.
Penilaian berhubungan dengan komponen High Quality CPR secara umum dapat dilihat dalam gambar
berikut :
96
94 Adequate Rate
92
90 Adequate Deep
88
Full Chest Recoil
86
84
Minimum
82 Interruption
80 Avoid Excessive
78 Ventilation
76
Komponen “minimum interruption” merupakan komponen paling sering dilupakan oleh sebagian besar
peserta pelatihan, namun masih diatas standar kelulusan (80%). CPR tidak boleh berhenti lebih dari 10
detik, hal ini disadari oleh seluruh peserta, namun pada pelaksanaannya banyak factor penyulit seperti
prosedur pemasangan AED saat kompresi, peserta tidak fokus serta penyebab yang lain.
BAB III
PENUTUP
BLS +AED for Healthcare Provider merupakan pelatihan dasar atau basic, sehingga kurikulum
pelatihan hanya terbatas pada kompetensi basic. Beberapa pelatihan advance perlu dilakukan untuk
meningkatkan ketajaman analisis dan berpikir kritis, lebih jauh lagi dapat memastikan pertolongan yang
diberikan memberikan impact yang baik bagi penderita kegawatan jantung di pelayanan maupun di pre
hospital (pelayanan diluar rumah sakit).
Semoga pelatihan ini dapat memberikan manfaat bagi para peserta dalam rangka meningkatkan
kemampuan diri baik kognitif, afektif dan psikomotor dalam bidang kegawatan jantung, terutama
penanganan pada henti jantung (Cardiac Arrest).
Lampiran 1. Daftar Peserta & Hasil Evaluasi Peserta.
Course Director,