The Effect of Addition of Paste Red Chilli and Combination of Flour in the
Proportion of Dried Cassava Flour and Mocaf Flour to the Chemical Physical
Organoleptic Properties of Kerupuk Cekeremes
ABSTRAK
ABSTRACT
1040
Sifat Fisik dan Organoleptik Kerupuk Cekeremes – Distira, dkk
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No 3 p.1040-1049, Juli 2015
PENDAHULUAN
Kerupuk cekeremes merupakan salah satu peluang usaha kecil masyarakat yang
tinggal di desa Kedung Bunder Kecamatan Sutojayan Kabupaten Blitar, Jawa timur.
Sebagian besar masyarakatnya memproduksi kerupuk yang terbuat dari tepung ketela
pohon kering dengan bentuk menyerupai ceker ayam sehingga disebut dengan kerupuk
cekeremes. Terdapat 127 pengrajin dalam 1 desa Kedung Bunder yang setiap harinya
mampu menghasilkan Kg / hari. Pembuatan kerupuk cekeremes yang berbahan
baku tepung tepung ketela pohon kering yang menghasilkan warna yang kurang menarik
yakni kecoklatan hal ini disebabkan oleh karakteristik tepung tepung ketela pohon kering.
Selain itu kerupuk cekeremes dengan bahan baku tepung ketela pohon ini bertekstur keras,
kurang renyah dan kurang mengembang. Tepung yang dapat digunakan sebagai pelengkap
bahan baku kerupuk cekeremes adalah tepung mocaf. Tepung mocaf (Modified Cassava
Flour) dengan warna yang lebih putih, aroma dan rasa yang netral diharapkan akan
memberikan perubahan penampakan kerupuk manjadi lebih baik sehingga minat konsumen
terhadap kerupuk cekeremes meningkat. Penggunaan cabai merah pada kerupuk
cekeremes akan memberikan kenampakan kerupuk yang lebih baik dan mampu menambah
kandungan gizi pada kerupuk yaitu antioksidan jenis betakaroten dan vitamin C.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kombinasi terbaik dari penambahan pasta
cabai merah dan proporsi tepung ketela pohon kering dan tepung mocaf dalam pembuatan
kerupuk cekeremes untuk mendapatkan perlakuan terbaik dan mengetahui pengaruhnya
terhadap sifat fisik, kimia dan organoleptik kerupuk cekeremes.
Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara cabai merah yang dibeli di Pasar
Dinoyo, tepung Mocaf yang diperoleh dari Sumber Tani Kaligunting, Mejayan Madiun,
tepung ketela pohon kering yang diperoleh dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Karangploso, Malang, dan air.
Bahan yang digunakan untuk analisis antara lain reagen Nelson A, reagen Nelson B,
HCl 25%, aseton, NaOH, aquades, alumina, Na-asetat, alkohol 96%, alkohol 80%, reagen
asenomolibdat, natrium sulfat anhidrit, iodine 0.01 N, amilum 1% dan petroleum eter yang
diperoleh dari Toko Makmur Sejati.
Alat
Alat yang digunakan pada pembuatan produk antara lain, blender, pencetak kerupuk,
plastik, timbangan digital, termometer, sendok, baskom, mangkuk kecil, plastik, kain saring,
pengukus, pan penggoreng, kompor gas, tampah dan pisau. Alat yang digunakan untuk
analisis antara lain glassware, timbangan analitik, kertas saring, kapas, desikator, oven
listrik, lemari asam, refluks, soxhlet, penyaring vaccum dan color reader.
Desain Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK)
faktorial yang tersusun atas 2 faktor, dimana faktor pertama terdiri dari 3 level dan faktor
kedua terdiri dari 3 level, yaitu P1T1 = penambahan pasta cabai merah 10% dan proporsi
tepung ketela pohon kering dan tepung mocaf (30g:70g), P1T2 = penambahan pasta cabai
merah 10% dan proporsi tepung ketela pohon kering dan tepung mocaf (50g:50g), P1T3 =
penambahan pasta cabai merah 10% dan proporsi tepung ketela pohon kering dan tepung
mocaf (70g:30g), P2T1 = penambahan pasta cabai merah 20% dan proporsi tepung ketela
pohon kering dan tepung mocaf (30g:70g), P2T2 = penambahan pasta cabai merah 20%
dan proporsi tepung ketela pohon kering dan tepung mocaf (50g:50g), P2T3 = penambahan
pasta cabai merah 20% dan proporsi tepung ketela pohon kering dan tepung mocaf
(70g:30g), P3T1 = penambahan pasta cabai merah 30% dan proporsi tepung ketela pohon
kering dan tepung mocaf (30g:70g), P3T2 = penambahan pasta cabai merah 30% dan
1041
Sifat Fisik dan Organoleptik Kerupuk Cekeremes – Distira, dkk
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No 3 p.1040-1049, Juli 2015
proporsi tepung ketela pohon kering dan tepung mocaf (50g:50g), dan P3T3 = penambahan
pasta cabai merah 30% dan proporsi tepung ketela pohon kering dan tepung mocaf
(70g:30g).
Tahapan Penelitian
Penelitian dilakukan dengan dua tahap, yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian
lanjutan. Penelitian pendahuluan meliputi proses pembuatan kerupuk cekeremes dengan
penentuan berbagai macam proporsi. Penelitian lanjutan meliputi proses pembuatan
kerupuk cekeremes dengan penambahan pasta cabai merah dan proporsi tepung ketela
pohon kering dan tepung mocaf, dan analisis fisik kimia dan organiletik pada kerupuk
cekeremes.
Metode
1. Pembuatan Tepung Ketela Pohon Kering
Ketela pohon di kupas dan di cuci dengan air. Umbi ketela pohon di potong kecil
kemudian di jemur dibawah sinar matahari hingga kering. umbi ketela pohon kering di giling
kemudian di ayak dengan ayakan 80 mesh.
2. Pembuatan Tepung Mocaf
Tahapan pembuatan tepung mocaf yaitu ubi kayu segar dikupas terlebih dahulu.
Selanjutnya dicuci bersih untuk menghilangkan kotoran dan tanah yang masih melekat pada
ubi kayu selama pengupasan. Setelah dicuci dilakukan proses perajangan atau penyawutan
menjadi bentuk chip dengan ketebalan 1-2 mm, proses penyawutan menjadi bentuk chip
disini menentukan luas permukaan kontak dengan panas dan dapat mempengaruhi kinerja
starter Saccharomyces cereviceae yang digunakan. Kemudian dilakukan proses fermentasi
dengan cara perendaman. Hasil fermentasi kemudian dicuci dan dikeringkan dengan suhu
60°C selama 12 jam. Chip yang terbentuk digiling menggunakan mesin penepung sehingga
didapat tepung halus mocaf dengan ukuran 80 mesh.
3. Pembuatan Pasta Cabai Merah
Cabai merah segar di buang tangkai dan bijinya kemudian dicuci bersih dengan air
mengalir. Cabai merah dipotong kecil dan di kukus 10 menit selanjutnya di blender dengan
air. Saring ampas cabai merah dengan saringan dan kain saring. Ampas dibuang.
4. Pembuatan Kerupuk Cekeremes
Tepung ketela pohon kering dan tepung mocaf ditimbang menggunakan timbangan
dengan rasio 30g : 70g, 50g : 50g dan 70g : 30g kemudian 30% campuran tepung di
rendam dan di panaskan hingga terjadi gelatinisasi. Campuran tepung kering dan tepung
gelatinisasi di ulen kemudian ditambahkan pasta cabai merah 10%, 20%, dan 30%. Adonan
dicampur dan diuleni hingga kalis kurang lebih 15 menit. Adonan dicetak menggunakan alat
cetak kerupuk tradisional lalu dikukus selama 15 menit agar tergelatinisasi sempurna
kemudian dikeringkan dengan sinar matahari. Penggorengan kerupuk cekeremes dilakukan
2 kali yaitu dengan penggorengan suhu rendah (±80oC) dan kemudian dilanjutkan dengan
penggorengan suhu tinggi (±180oC) kedua tahap penggorengan dilakukan selama ±5 menit
dengan menggunakan minyak goreng kelapa sawit dengan merk dagang Sania. Kerupuk
cekeremes ditiriskan dengan tisu makan kemudian di simpan dalam kantong plastik.
Prosedur Analisis
Pengamatan
Pengamatan terhadap komposisi kimia kerupuk meliputi kadar air, kadar pati, kadar
lemak [1] [2]. Pengamatan terhadap sifat fisik kerupuk antara lain daya kembang, daya
serap minyak dan daya patah, analisis total warna metode L* a* b* Hunter [3], uji
organoleptik yang meliputi warna, aroma, tekstur, menggunakan Hedonic Test [4] serta
penentuan perlakuan terbaik dengan de garmo. Hasil perlakuan terbaik dibandingkan
dengan kontrol kerupuk cekeremes berbahan baku tepung gaplek yang di produksi di desa
Kedung Bunder Kecamatan Sutojayan Kabupaten Blitar, Jawa timur.dan kerupuk cekeremes
berbahan baku tepung mocaf dan di uji dengan uji T.
1042
Sifat Fisik dan Organoleptik Kerupuk Cekeremes – Distira, dkk
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No 3 p.1040-1049, Juli 2015
Analisis Data
Data yang dianalisis dengan analisis ragam Rancangan Acak Kelompok (RAK)
menggunakan uji lanjut BNT dengan selang kepercayaan 5%. Apabila beda nyata dan jika
ada interaksi antara kedua faktor maka dilanjutkan dengan metode DMRT (Duncan’s
Multiple Range Test).
1. Kadar Pati
Nilai kadar pati berdasarkan berbagai perlakuan disajikan pada Gambar 1.
72,00
73
71,50
71 70,00
69,50
70
69,00
69 68,50
10 20 30
10
10% 20
20% 30
30% 10% 20% 30%
Penambahan Pasta Cabai Merah (%)
Penambahan Pasta Cabai Merah (%)
Keterangan :
Tepung Ketela Pohon Kering 30 g : Tepung Mocaf 70 g
Tepung Ketela Pohon Kering 50 g : Tepung Mocaf 50 g
Tepung Ketela Pohon Kering 70 g : Tepung Mocaf 30 g
Gambar 1. Grafik Kadar Pati Kerupuk Cekeremes dengan Penambahan Pasta Cabai Merah
dan Proporsi Tepung Ketela Pohon Kering dan Tepung Mocaf
2. Total Karoten
Total karoten pada kerupuk cekeremes menunjukan peningkatan dengan semakin
banyak pasta cabai yang ditambahkan. Hasil penelitian total karoten pasta cabai merah
adalah 287.79 ppm, jadi semakin sedikit pasta cabai merah makan total karoten juga
senakin menurun. Penurunan total karoten dalam kerupuk juga di pengaruhi oleh
karakteristik pigmen karoten yang kirang stabil terhadap suhu tinggi, mudah teroksidasi dan
mudah terisomerasi [6].
1043
Sifat Fisik dan Organoleptik Kerupuk Cekeremes – Distira, dkk
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No 3 p.1040-1049, Juli 2015
80 15
Cekeremes Matang
Cekeremes Mentah
60
10
(ppm)
(ppm)
40
5
20
0 0
10%
10 20%
20 30%30 10%
10 20%
20 3030%
Penambahan Pasta Cabai Merah (%) Penambahan Pasta Cabai Merah (%)
Gambar 2. Grafik Total Karoten Kerupuk Cekeremes dengan Penambahan Pasta Cabai
Merah dan Proporsi Tepung Ketela Pohon Kering dan Tepung Mocaf
3. Kecerahan (Warna L)
Tingkat kecerahan (warna L) berdasarkan berbagai perlakuan disajikan pada Gambar 3.
70 77
Kecerahan Kerupuk
Cekeremes Mentah
Kecerahan Kerupuk
Cekeremes Matang
72
65
67
60
62
55 57
50 52
10 20 30
10%
10 20%
20 30%
30 10% 20% 30%
Penambahan Pasta Cabai Merah (%)
Penambahan Pasta Cabai Merah (%)
1044
Sifat Fisik dan Organoleptik Kerupuk Cekeremes – Distira, dkk
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No 3 p.1040-1049, Juli 2015
4. Derajat Hue
Derajat hue berdasarkan berbagai perlakuan disajikan pada Gambar 4.
Derajat Hue Kerupuk 34 34
33
Cekeremes Mentah
31 30
30
28
29
28 26
27 24
10%10 20
20% 30
30% 10
10% 20
20% 30
30%
Penambahan Pasta Cabai Merah (%) Penambahan Pasta Cabai Merah (%)
Keterangan :
Tepung Ketela Pohon Kering 30 g : Tepung Mocaf 70 g
Tepung Ketela Pohon Kering 50 g : Tepung Mocaf 50 g
Tepung Ketela Pohon Kering 70 g : Tepung Mocaf 30 g
Gambar 4. Grafik Derajat Hue Kerupuk Cekeremes dengan Penambahan Pasta Cabai
Merah dan Proporsi Tepung Ketela Pohon Kering dan Tepung Mocaf
5. Daya Kembang
Daya kembang berdasarkan berbagai perlakuan disajikan pada Gambar 5.
80
Daya Kembang Kerupuk
Cekeremes Matang (%)
75
Tepung Ketela Pohon Kering :
70 Tepung Mocaf (gram)
65
60 30 g : 70 g
30 : 70
55 5050
g :: 50
50g
50 7070
g :: 30
30g
45
40
10%
10 20%
20 30%
30
Penambahan Pasta Cabai Merah (%)
Gambar 5. Grafik Daya Kembang Kerupuk Cekeremes dengan Penambahan Pasta Cabai
Merah dan Proporsi Tepung Ketela Pohon Kering dan Tepung Mocaf
1045
Sifat Fisik dan Organoleptik Kerupuk Cekeremes – Distira, dkk
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No 3 p.1040-1049, Juli 2015
di pengaruhi oleh amilopektin yang terkandung dalam tepung yang digunakan dalam
pembuatan kerupuk cekeremes. Tepung ketela pohon kering mengandung amilosa 15.32%
dan amilopektin 84.68% [10], sedangkan tepung mocaf mengandung amilosa 23.03% dan
amilopektin 76.97% [11].
6. Daya Patah
Daya patah berdasarkan berbagai perlakuan disajikan pada Gambar 6.
9,00
Cekeremes Matang (N)
Daya Patah Kerupuk
4,00
10 20 30
10% 20% 30%
Penambahan Pasta Cabai Merah (%)
Gambar 6. Grafik Daya Patah Kerupuk Cekeremes dengan Penambahan Pasta Cabai
Merah dan Proporsi Tepung Ketela Pohon Kering dan Tepung Mocaf
7. Organoleptik Aroma
Organoleptik aroma berdasarkan berbagai perlakuan disajikan pada Gambar 7.
4,00
Tingkat Kesukaan Aroma
3,50
Tepung Ketela Pohon Kering :
3,00 Tepung Mocaf (gram)
2,50 3030
g :: 70
70g
2,00
5050
g :: 50
50g
1,50
70 : 30
1,00 70 g : 30 g
0,50
0,00
10 20 30
10% 20% 30%
Penambahan Pasta Cabai Merah (%)
1046
Sifat Fisik dan Organoleptik Kerupuk Cekeremes – Distira, dkk
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No 3 p.1040-1049, Juli 2015
capsaicin ini akan menurunkan tingkat kesukaan terhadap aroma kerupuk dimana tidak
semua panelis menyukai rasa atau aroma pedas. Tepung ketela pohon kering yang
digunakan juga mempengaruhi tingkat kesukaan panelis terhadap kerupuk, dimana semakin
banyak tepung ketela pohon yang digunakan dalam perlakuan proporsi tepung dalam
pembuatan kerupuk cekeremes akan menurunkan tingkat kesukaan kerupuk cekeremes.
Penurunan tingkat kesukaan ini diduga panelis tidak menyukai aroma khas ketela pada
kerupuk. Tepung ketela pohon kering memiliki aroma khas ketela dan flavour tepung yang
apeg [13]. Namun semua perlakuan masih dapat diterima panelis.
8. Organoleptik Tekstur
Organoleptik tekstur berdasarkan berbagai perlakuan disajikan pada Gambar 8.
4,00
Tepung Ketela Pohon Kering
Tingkat Kesukaan
30 g : 70 g
30 : 70
2,00
5050g : 50
50g
1,00 7070g :: 30
30g
0,00
10%
10 20%
20 30%
30
Penambahan Pasta Cabai Merah (%)
9. Organoleptik Warna
Organoleptik warna berdasarkan berbagai perlakuan disajikan pada Gambar 9.
5,00 Tepung Ketela Pohon Kering :
Tingkat Kesukaan
2,00 5050
g :: 50
50g
70 : 30
1,00 70 g : 30 g
0,00
1010% 20%
20 30%30
Penambahan Pasta Cabai Merah (%)
1047
Sifat Fisik dan Organoleptik Kerupuk Cekeremes – Distira, dkk
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No 3 p.1040-1049, Juli 2015
Gambar 10. Grafik Organoleptik Rasa Kerupuk Cekeremes dengan Penambahan Pasta
Cabai Merah dan Proporsi Tepung Ketela Pohon Kering dan Tepung Mocaf
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
1048
Sifat Fisik dan Organoleptik Kerupuk Cekeremes – Distira, dkk
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No 3 p.1040-1049, Juli 2015
1049