Panduan PR Biokimia
Panduan PR Biokimia
PANDUAN PRAKTIKUM
BIOKIMIA
[Document subtitle]
1 PANDUAN PRAKTIKUM BIOKIMIA
Aturan Keselamatan
Aturan Umum
Bila tangan atau kulit terbakar (jumlah kecil), taruh air es di sekitar yang terbakar, lalu
obati dengan obat analgesik, misalnya salep atau larutan rivanol. Mintalah obat-obatan
tersebut pada petugas/asisten.
No Tanggal Materi Tugas persiapan alat dan Tanggal pembuatan reagen kimia
reagen kimia
MATERI I
PENENTUAN KADAR HEMOGLOBIN DAN HEMATOKRIT DALAM DARAH
A. TUJUAN
Mengetahui kadar Hb dan Ht dalam darah
B. PRINSIP
Penentuan Hb dan Ht menggunakan prinsip sebgai berikut :
Hb : dengan menggunakan metode Sianmethemoglobin yaitu hemoglobin dalam darah
akan diubah menjadi methemoglobin dengan menggunakan reagen drabkin,
methemoglobin yang terbentuk akan diikat dengan KCN sehingga membentuk pigmen
sianmethemoglobin yang bewarna.
Ht : darah disentrifus untuk mengendapkan eritrosit
MATERI II
PENETAPAN KADAR KLORIDA DARAH
A. TUJUAN
Mengetahui kadar klorida pada sampel darah
B. PRINSIP
Pengendapan klorida oleh AgNO3 berlebih, kelebihan AgNO3 dititrasi dengan KSCN
D. PROSEDUR
1. Mengambil 1 ml darah masukkan dalam tabung reaksi
2. Tambahnkan 7 ml aquades dan goyang perlahan-lahan
3. Tambahkan 1 ml Na Wolframat 10%
4. Tambahkan 1 ml H2SO4 0,7 N secara tetes per tetes
5. Goyang lalu diamkan 10 menit (sentrifus agar homogen )
6. Saring dan tampung filtrat dalam erlenmeyer ,pipet 5 ml ke dalam erlenmeyer
7. Tambanhkan 5 ml AgNO3 0,002 N kedalam erlenmeyer tersebut
8. Tambahkan 2,5 ml HNO3 0,6 N
9. Diamkan 5 menit
10. Tambahkan 0,5 ml Fe Allum 40%
11. Titrai dengan KSCN 0,002 N sampai timbuk warna merah
12. Buat blangko dengan cara mengambil 1 ml aquades lalu masukkan dalam tabung reaksi dan
selanjutnya kerjakan seperti langkah no 2-11.
E. PERHITUNGAN
BA Cl 100 mg
kadar Cl=( VB−VS ) × N . KSCN × × ×fp= ml darah
valensi 1 100
MATERI III
PENENTUAN KADAR KLORIDA DALAM URIN
A. TUJUAN
Menentukan kadar klorida dalam urin
B. PRINSIP
Pengendapan klorida oleh AgNO3 berlebih, kelebihan AgNO3 dititrasi dengan KSCN
C. REAGENSIA
AgNO3 0,002 N
KSCN 0,002 N
NaCl 0,002 N
Fe Allum 40 %
HNO3 6 N
K2CrO4 2 %
D. PROSEDUR
1. Pipet 10 ml AgNO3 0,002 N masukkan dalam erlenmeyer
2. Tambahkan 2,5 ml HNO3 6 N
3. Tambahkan dengan 1 ml urin yang telah disaring
4. Campurkan dan panaskan sampai mendidih
5. Dinginkan dan tambahkan 0,5 ml Fe Allum 40 %
6. Titrasi dengan KSCN 0,002 N sampai terjadi perubahan warna menjadi merah bata
E. PERHITUNGAN
BA Cl 100 mg
kadar Cl=( VB−VS ) × N . KSCN × × ×fp= ml dara h
valensi 1 100
MATERI IV
PENETAPAN KADAR Fe (Zat Besi) METODE COLORIMETRI
A. TUJUAN
Mengetahui kadar Fe dalam darah
B. PRINSIP
Penetapan kadar besi dengan mengoksidasi ferro menjadi ferri dengan menggunakan
oksidator K2S2O8 atau H2O2 warna yang tebentuk diukur absorbansinya menggunakan
panjang gelombang 546 nm
C. ALAT YANG DIGUNAKAN
Labu takar 50 ml
Pipet volume 5 ml
Pipet tetes
Tabung reaksi
D. PROSEDUR
a. Pembuatan larutan uji /sampel
Contoh perhitungan = sampel yang digunakan ikan bandeng
1. Menentukan kadar bandeng /100 gram (lihat TKPI)
Bandeng dalam 100 gr mengandung 2 mg Fe (2 mg/100 gram bahan)
2. Menghitung sampel yang akan diuji
- Bandeng tertimbang = 30,477 gr lalu diabukan pada suhu 5500C selama 6 jam
- Mengencerkan abu dalam 100 ml aquades lalu dihitung konsentrasinya
massatertimbang
kons . sampel= × kadar Fe dalam sampel ( li h at TKPI )
100 gr
30,477
¿ ×2=0,609 mg
100
Sehingga konsentrasi sampel adalah 0,609 mg dalam 100 ml aquades =0,609 mg/100ml
Sehingga konsentrasi sampel dalam 1 ml adalah 6,09 μg = 6,09 μg/ml
- Jika dipipet 2 ml maka konsentrasinya menjadi 12,18 μg/2 ml
b. Pembuatan standart kerja /working standart (WS)
Sampel yang akan diuji mengandung kadar Fe sebesar 12,18 μg/2 ml sehingga konsentrasi
standar kerja (WS) yang digunakan harus sesuai, karena letak kadar Fe berada diantara
konsentrasi 10 μl sampai 20 μl maka dapatdigunakan konsentrasi 10 μg,20μg,30μg,40μg,50μg.
Konsentrasi tersebut dapat dibuat dari stok standar sehingga harus menghitung konsentrasi stok
standar.
- Menghitung konsentrasi stok standar =1,008 gr/1000 ml
Stok standart = (NH4)2(Fe)(SO4)2 6H2O
BA Fe
konsentrasi= × 1,008
BM
56 gr gr 144000 μg 144 μg
¿ × 1,008=0,144 =144 = =
392,14 1000 ml 1000 ml 1000 ml ml
NO Bahan Blangko WS 1 WS 2 WS 3 WS 4 WS 5 S1 S2
(ml) (ml) (ml) (ml) (ml) (ml) (ml) (ml)
1 Lar. abu - - 2 2
2 WS - 1 2 3 4 5 - -
3 K2S2O8 1 1 1 1 1 1 1 1
4 H2SO4 1 1 1 1 1 1 1 1
5 KSCN 1 1 1 1 1 1 1 1
6 Aquades 5 4 3 2 1 0 3 3
7 Jumlah 8 8 8 8 8 8 8 8
- Di homogenkan lalu di inkubasi 1-5 menit dan dibaca absorbansi sampel dan standar pada
panjang gelombang 546 nm
MATERI V
PENENTUAN KADAR GLUKOSA URIN
A. TUJUAN
Menentukan kadar glukosa dalam urin
B. PRINSIP
CuSO4. Untuk alkalis dalam suasana panas direduksi dengan glukosa. Warna biru hilang
karena CuSO4 berubah menjadi Cu2O. Ini dapat mengganggu titik akhir titrasi. Untuk
mencegah gangguan tersebut perlu ditambahkan klium ferrosianida yang mengikat Cu2O
menjadi ikatan kompleks yang larut bewarna coklat.
C. REAGEN
Glukosa 0,5 %
Larutan CuSO4 (35 gr CuSO4+ 5 ml H2SO4 pekat /liter)
K4Fe(CN)6 5%
Larutan signette
D. PROSEDUR
1. Pipet 10 ml CuSO4 masukkan dalam erlenmeyer
2. Tambahkan 10 ml larutan signette
3. Tambahkan 5 ml K4Fe(CN)6 5%
4. Panaskan sampai mendidih dan dalam keadaan mendidih titrasi dengan larutan glukosa
0,5%. Pada saat titrasi terjadi perubahan warna biru menjadi hijau lalu kuning. Pada saat
warna kuning titrasi dilaksanakan tetes demi tetessampai terjadi warna coklat.
5. Buat campuran urin : glukosa 0,5 % :2:1, 3:2, 4:3 (pilih salah satu )
6. Buat campuran seperti nomor 1-3
7. Panaskan sampai mendidih dan titrasi dengan campuran urin glukosa (no.05) sampai titik
akhir seperti no. 4
8. Buat campuran seperti nomor 1-3 lagi
9. Panaskan sampai mendidih dan titrasi dengan urin sampai titik akhir seperti no. 4
E. PERHITUNGAN
Spesifikasi alat :
1. Besi
2. Alumunium
3. Kaca
4. Mika
5. Pendukung : kabel listrik
Fungsi alat :
Cara Penggunaan :
1. Hidupkan fotometer dengan menekan tombol ON pada fotometer, pompa vakum, dan
inkubator.
2. Diamkan fotometer selama 15 menit sebelum digunakan
3. Atur panjang gelombang , program dan faktor sesuai dengan prosedur yang akan
digunakan
4. Bilas kuvet dengan aquadest dan lakukan sesua dengan pemeriksaan yang akan
dilakukan
c
5. Jika menggunakan program maka :
st
1. Pada program ini photometer harus diatur faktonya terlebih dahulu
Contoh pengaturan faktor:
Bila standar yang digunakan 5 mg/dl maka faktor diatur menjadi “0005,0”
Bila standar yang digunakan 200 mg/dl makaa faktor diatur menjadi” 0200,0”
Atau “200,00”
2. Bilas kuvet dengan aquadest lalu buang dengan menutup lubang yang ada
disebelah kuvet agar cairan dikuvet dapat masuk ke wadah pembuangan yang ada
di pompa vakum
3. Masukkan blangko dan tekan tombol zero lalu buang dengan menutup lubang
yang ada disebelah kuvet agar cairan dikuvet dapat masuk ke wadah pembuangan
yang ada di pompa vakum
4. Masukkan standar dan tekan tombol standart lalu buang dengan menutup lubang
yang ada disebelah kuvet agar cairan dikuvet dapat masuk ke wadah pembuangan
yang ada di pompa vakum
5. Masukkan sampel dan tekan tombol result lalu tulis hasil yang didapat dan buang
kuvet dengan menutup lubang yang ada disebelah kuvet agar cairan dikuvet
dapat masuk ke wadah pembuangan yang ada di pompa vakum
6. Setelah selesai bilas kuvet dengan aquadest
c
Jika menggunakan program maka :
f
MATERI VI
PENENTUAN KADAR ALBUMIN DARAH
A. TUJUAN
Menentukan kadar albumin dalam darah
B. PRINSIP
Bromokresol hijau akan bereaksi dengan albumin dalam buffer sitrat membentuk kompleks
bewarna. Absorbansi kompleks tersebut menunjukan konsentrasi albumin pada sampel.
C. BAHAN
1. Reagen : reagen warna yaitu buffer sitrat (ph 4,2) 20 mmol/L dan bromokresol hijau 260
μmol/L.
2. Standar yaitu albumin 4g/dl atau 40 g/L.
3. Sampel : serum, heparin, EDTA-plasma
D. PROSEDUR
Siapkan beberapa tabung reaksi dan isi tabung tersebut dengan
Setelah semua tabung sudah siap maka inkubasi pada suhu 20 0-250C selama 5 menit, lalu ukur
absorbansinya menggunakan photometer pada panjang gelombang 546 nm, menggunakan
program c/st dengan faktor sesuai yang tertera dibotol standar.
Range normal kadar albumin dalam darah ialah 3,8-5,1 g/dl
MATERI VII
PENENTUAN KADAR GLUKOSA DARAH
A. TUJUAN
Menentukan kadar glukosa dalam darah
B. PRINSIP
Oksidasi enzimatik glukosa menggunakan glukosa oxidase, indikator kolorimetri adalah
quinoneimine yaitu campuran dari 4-aminoantipyrin dengan phenol menggunakan katalis
H2O2 dari peroxidase.
C. BAHAN
1. Reagen : campuran dari buffer pospat (ph 7,5) 250 mmol/L, fenol 5mmol/L, glukosa
oxidase, peroksidase.
2. Standar : 100mg/dL (5,55 mmol/L)
3. Sampel : serum, heparin, EDTA-plasma
D. PROSEDUR
Siapkan beberapa tabung reaksi dan isi tabung tersebut dengan
Setelah semua tabung sudah siap maka inkubasi pada suhu 37 0C selama 10 menit, lalu ukur
absorbansinya menggunakan photometer pada panjang gelombang 546 nm, menggunakan
program c/st dengan faktor sesuai yang tertera dibotol standar.
Range glukosa pada serum dari darah orang dewasa yang telah berpuasa 70-115 mg/dL atau
3,9-6,4 mmol/L
MATERI VIII
PENENTUAN KADAR TOTAL PROTEIN DARAH
A. TUJUAN
Menentukan kadar protein dalam darah
B. PRINSIP
Reaksi protein dengan larrutan basa membentuk kompleks ungu, absorbansi komples
menunjukan kadar protein pada sampel,
C. PROSEDUR
Siapkan beberapa tabung reaksi dan isi tabung tersebut dengan
Setelah semua tabung sudah siap maka inkubasi pada suhu 25 0C selama 10 menit, lalu
ukur absorbansinya menggunakan photometer pada panjang gelombang 546 nm,
menggunakan program c/st dengan faktor sesuai yang tertera dibotol standar.
Range protein pada serum dari darah orang dewasa 6,6-8,7 g/dL.
MATERI IX
PENENTUAN KADAR KOLESTEROL DARAH
A. TUJUAN
Menentukan kadar kolesterol dalam darah
B. PRINSIP
Reaksi oksidasi dan hidrolisis enzim pada kolesterol dengan indikator kolometri adalah
quinoneimin yang merypakan campuran dari 4-aminoantipyrin dan fenol dengan katalis
hidrogen peroksida dari peroksidase.
C. BAHAN
1. Reagen : campuran dari good’s buffer (pH 6,7), fenol, 4-aminoantipyrin, kolesterol
esterase, kolesterol oksidase, peroksidase.
2. Standar : 200 mg/dL atau 5,2 mmol/L
3. Sampel : serum, heparin, plasma EDTA
D. PROSEDUR
Siapkan beberapa tabung reaksi dan isi tabung tersebut dengan
Setelah semua tabung sudah siap maka inkubasi pada suhu 37 0C selama 10 menit, lalu ukur
absorbansinya menggunakan photometer pada panjang gelombang 546 nm, menggunakan
program c/st dengan faktor sesuai yang tertera dibotol standar.
Range kolesterol
Normal kurang dari 200 mg/dL
batas resiko tinggi 200-240 mg/dL
resiko tinggi lebih dari 240 mg/dL
MATERI X
PENENTUAN KADAR KREATININ URIN
A. PRINSIP :
Kreatinin dengan asam pikrat alkalis membentuk senyawa kompleks kreatinin pikrat yang
bewarna merah. Intensitas warna merah menunjukkan kadar kreatinin.
B. REAGEN :
1. NaOH 10 %
2. Asam pikrat 1 % atau asam pikrat alkalis (campuran NaOH 10 % dan asam pikrat 1 %
dengan perbandingan 1:5)
3. Stok standart kreatinin 1 gram /500 ml. (1 ram kratininn dilarutkan dalam 50 ml HCl 0,1
N lalu diencerkan dengan akuades sampai volume 500 ml)
C. PROSEDUR
Metode 1
1. 1 ml urin diencerkan menjadi 200 ml dengan menggunakan akuades.
2. Dipipet 2 ml untuk contoh.
3. Membuat larutan pikrat alkalis.
4. Menyiapkan tabung reaksi 8 buah dan diisi dengan reagen sebagai berikut :
Reagensia Blangko Ws 1 Ws 2 Ws 3 Ws 4 Ws 5 S1 S2
Urin encer (ml) - - - - - - 2 2
WS (ml) - 1 2 3 4 5 - -
Pikrat alkalis (ml) 5 5 5 5 5 5 5 5
Akuades (ml) 10 9 8 7 6 5 8 8
Jumlah (ml) 15 15 15 15 15 15 15 15
Kocok dan diamkan selama 15 menit.
Ukur absorbansinya pada panjang gelombang 540 nm
Metode 2
1 ml urin dilarutkan dengan akuades sampai 250 ml, pipet 5 ml lalu tambahkan 2,5 m asam
pikrat 1 % dan 0,5 ml NaOH 10%. Aduk sampai rata, diamkan 20 menit, tambahkan akuades
hingga volume akhir 15 ml.
Pembuatan larutan Working standart : ambil dari stok standar 1 ml, 2 ml, 3 ml, 4 ml, 5 ml
masing-masing masukkan kedalam tabung reaksi, tambahkan 2,5 ml asam pikrat 1 % dan 0,5
ml NaOH 10 % dan tambahkan akuades sampai volume akhir 15 ml. diamkan 20
menit,kocok, ukur pada panjang gelobang 540 nm. Lalu buat blangko.
D. PERHITUNGAN
a. Mencari working standart
Urin perhari mengandung kreatinin 1,4 gr, perhari ada 1400 ml urin. Jadi:
1,4 gr/hari
1,4 gr/ 1400 ml urin.
1 mg/1 ml urin
1000 µg/ml urin.
Sehingga jika dilarutkan atau diencerkan 1 ml urin menjadi 250 ml urin encer menjadi :
1 ml urin = 1000 µg kreatinin
250 ml = 1000 µg kreatinin
Dari 250 ml urin encer, dipipet sebanyak 2 ml sehingga
2
2 ml urin = ×1000 µg kreatinin = 8 µg kreatinin
250
Dengan kreatinin dalam urin yang telah diketahui, maka pembuatan working standart
mengikuti konsentrasi tersebut, sehingga konsentrasi working standart yang dibuat ialah 3 µg,
6µg,9µg,12µg.
Jika stok standart yang tersedia ialah
1 gr/500 ml
1000 mg/500 ml
2 mg/2 ml
2000 µg/ml………………………(N1)
Jadi untuk membuat ws dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut :
V1 X N1 = V2 X N2
MATERI XI
KREATININ DARAH
1. PRINSIP :
Protein dalam plasma dihilangkan lebih dulu. Kreatinin dengan asam pikrat alkalis
membentuk kreatinin pikrat yang bewarna merah. Intensitas warna merah menunjukkan
kadar kreatinin.
2. REAGEN
1. NaOH 10 %
2. Asam pikrat 1 % atau asam pikrat alkalis (campuran NaOH 10 % dan asam pikrat
1 % dengan perbandingan 1:5)
3. Stok standart kreatinin 1 gram /500 ml. (1 ram kratininn dilarutkan dalam 50 ml
HCl 0,1 N lalu diencerkan dengan akuades sampai volume 500 ml)
3. PROSEDUR
Metode 1
Dalam Erlenmeyer memasukkan 2,5 ml H2SO4 0,6N menambahkan 2,5 ml NaWolframat
dan 5 ml plasma, dan tambahkan akuades sampai 50 ml dalam labu ukur 50 ml. kocok
hingga rat. Saring, lalu filtratnya dipipet 10 ml sebanyak 2 X untuk 2 sampel.
Pembuatan larutan Ws :
Mengambil 1ml, 2 ml, 3ml,4 ml ,5 ml, dan memasukkannya kedalam masing-masing
tabung, lalu tambahkan 2,5 ml asam pikrat 1%, dan 0,5 ml NaOH 10 % dan tambahkan
akuades sampai volume akhir 15 ml.
Kocok dan diamkan 15 menit dan amati absirbansinya pada panjang gelombang 540 nm .
Metode 2
Membuat campuran yang terdiri dari 2 bagian volume akuades, 1 bagian 0,6 N asam
sulfat, 1 bagian larutan Na-Wolframat dan 1 bagian plasma dengan ketentuan plasma
yang digunakan 3 ml. campuran tersebut kemufian dikocok sampai merata lalu disaring
filtrate ditepatkan menjadi 15 ml dengan akuades. Ambil tabung reaksi lalu kerjakan sbb:
Reagensia Blangko Ws 1 Ws 2 Ws 3 Ws 4 Ws 5 S1 S2
Urin encer (ml) - - - - - - 1 1
WS (ml) - 1 2 3 4 5 - -
Pikrat alkalis (ml) 5 5 5 5 5 5 5 5
Akuades (ml) 10 9 8 7 6 5 9 9
Jumlah (ml) 15 15 15 15 15 15 15 15