Anda di halaman 1dari 46



Majelis Dzikir
BASMALAH


Majelis Dzikir
BASMALAH
Hizib Basmalah
Bismillahirrahmanirrahim
Dengan menyebut nama Allah, yang bersama nama-Nya tidak
akan membahayakan apapun yang ada di bumi dan di langit.
dan Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui 3X.
Dengan menyebut nama Allah, kami membentengi diri dengan
Allah
Dengan menyebut nama Allah, kami berpasrah diri kepada
Allah 3X. Dengan menyebut nama Allah, kami beriman
kepada Allah dan tidak ada kekhawatiran bagi orang yang
beriman pada Allah 3X. Dengan menyebut nama Allah,
segala sesuatu atas kehendak Allah, tidak ada yang mampu
membimbing pada kebaikan kecuali Allah. Dengan menyebut
nama Allah, segala sesuatu atas kehendak Allah, tidak ada
yang mampu menolak keburukan kecuali Allah. Dengan
menyebut nama Allah, segala sesuatu atas kehendak Allah,
segala nikmat yang ada pasti dari Allah. Dengan menyebut
nama Allah, segala sesuatu atas kehendak Allah, tidak ada
daya dan upaya kecuali pertolongan Allah
yang Maha Tinggi dan Agung
Bismillahirrahmanirrahim 313X
Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu dengan
keutamaan Bismillahirrahmanirrahim, dan kami memohon
kepada-Mu dengan keagungan Bismillahirrahmanirrahim,
dan kami memohon kepada-Mu dengan kemuliaan dan
pujian Bismillahirrahmanirrahim, dan kami memohon kepada-
Mu dengan kehormatan
Bismillahirrahmanirrahim, dan dengan perlindungan
Bismillahirrahmanirrahim, dan dengan kekuasaan,
kemulyaan, dan kebesaran Bismillahirrahmanirrahim, dan
dengan kemulyaan, kekuatan dan kekuasaan
Bismillahirrahmanirrahim, angkatlah derajat kami, dan dengan
rahasia Bismillahir- Rahmanirrahim. Ya Allah, mudahkanlah
urusan kami, dan tutupilah kekurangan kami, cukupilah
kefakiran kami, panjangkanlah umur kami dalam keadaan
sehat wal 'afiyat dengan karunia-Mu dan kemuliaan-Mu
serta kebaikan-Mu wahai Dzat yang dia adalah Kaf Ha Ya 'Ain
Shod Ha Mim 'Ain Sin Qof Alif Lam Mim Alif Lam Mim Ra (
‫) اﻟﻤﺮ اﻟﻢ ﻋﺴﻖ ﺣﻢ ﻛﮭﯿﻌﺺ‬
dengan rahasia nama Allah yang Maha Agung, Allah – tidak
ada Tuhan selain Dia yang Maha Hidup lagi terus menerus
mengurus (mahluk-Nya), Maha Tinggi, lagi Maha Agung,
yang memiliki keagungan dan kemuliaan. Kami memohon
pada-Mu dengan segala kebesaran dan kemuliaan, dengan
segala keagungan dan kekuasaan, agar Engkau menjadikan
kami tergolong orang-orang yang dalam diri mereka tidak ada
rasa takut
dan sedih. Kami memohon pada-Mu dengan keelokan dan
sinar wajah-Mu yang Mulia agar Engkau memasukkan
kamidengan rahmat-Mu kedalam surga-surga yang penuh
dengan kenikmatan, wahai Tuhan semesta alam.Ya Allah,
kami memohon kepada Engkau dengan rahasia semua ini
agar memenuhi seluruh/segala macam hajat kami dan
membersihkan kami dari segala macam keburukan dan
menyelamatkan kami dari segala macam ketakutan dan
bencana, kami, keluarga kami,
anak-anak kami, dan orang yang berada dibawah tanggung
jawab kami, dan dengan Basmalah, kami memohon agar
Engkau mengangkat derajat kami pada derajat yang tertinggi
disisi-Mu dan dengannya pula kami memohon agar Engkau
menyampaikan kami pada tujuan yang tinggi yaitu segala
bentuk kebaikan, baik ketika hidup maupun setelah mati, dan
kami memohon kepada-Mu ya Allah agar Engkau meringankan
penderitaan kami dan agar Engkau mentaqdirkan kepada kami
akan suatu kebaikan yang memang kami inginkan dan kami
maksudkan, dan agar Engkau melindungi kami dari segala
macam fitnah, perbuatan maksiat dan keji
dan agar Engkau menjaga kami, keluarga kami, anak cucu
kami, dan orang yang berada di bawah tanggungan kami dari
setiap kejelekan, keburukan, dan bencana. Dan agar Engkau
menolong kami untuk menghadapi semua orang-orang yang
dengki, orang-orang yang menipu, dan musuh-musuh wahai
Tuhan semesta alam, dan semoga Allah memberikan berkah
dan rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad,
keluarga dan sahabatnya seluruhnya, dan segala puji bagi
Allah Tuhan semesta alam. Amiin
Majelis Dzikir
DAHSYATNYA
BASMALAH

KHR. Ach. Azaim Ibrahimy


KHR. Ach. Azaim Ibrahimy

“DAHSYATNYA
BASMALAH”
Ketika wahyu Ilahi, kalimat basmalah, turun kepada semesta,
kandela – bias cahaya – menakjubkan setiap yang
menyaksikan; awan kelam berarak menjauh ke arah timur,
angin diam tak berhembus, laut tenang tak bergelombang,
binatang jadi terhenyak, telinga yang bernyawa semua
menyimak, dan syaitan pun terlempar kutuk; kala itu Allah
Sang Maha Kuasa pun bersumpah dengan nama kemuliaan-
Nya, dengan nama keagungan-Nya, bahwa tak kan pernah
disebut nama-Nya atas segala sesuatu yang ada, kecuali
semua menjadi berkah.
***
Sebegitu hebatkah kalimat basmalah? Bagaimana mungkin
kalimat basmalah tidak memiliki kekuatan yang
menakjubkan, jika ternyata kandungan maknanya teramat
dahsyat?!
Apakah karena secara matematis huruf basmalah
menggunakan bilangan prima 19, dimana bilangan tersebut
secara matematika ditafsiri sebagai kunci rahasia sistem
proteksi al-Qur'an dari upaya pemalsuan? Apakah hal ini
benar-benar merupakan bagian dari master plan Allah
dengan segala rahasia-Nya? Atau ada rahasia lain,
sebagaimana yang juga
diyakini, bahwa siapa yang ingin diselamatkan dari
Zabaniyah yang berjumlah 19, malaikat berkarakter keras
dalam menyiksa, maka bacalah bismillâhirrahmânirrahîm,
niscaya Allah akan menjadikan setiap hurufnya sebagai
benteng bagi si pembaca dari setiap Zabaniyah?
Bila kita telaah lebih seksama, kalimat
bismillâhirrahmânirrahîm, lebih khusus kalimat bi ismi adalah
berkaitan dengan kata kerja yang diperkirakan setelahnya
sesuai dengan jenis aktifitas yang sedang dikerjakan.
Misalnya kita membaca basmalah ketika hendak melangkah
ke suatu majelis kebajikan, maka perkiraan kalimatnya
secara lengkap adalah, "Dengan menyebut nama Allah aku
melangkah ke majelis kebajikan…" demikian seterusnya,
dengan berbagai jenis aktifitas yang ada. Fungsi kata kerja
yang diperkirakan setelah kalimat bi ismi itu ada dua. Pertama
adalah tabarruk, mengharap berkah, dengan mendahulukan
asma Allah Swt. sebelum menentukan aktifitas apapun yang
akan kita lakukan. Kedua adalah pembatasan maksud.
Seolah kita berkata, "Aku tidak melakukan aktifitas apapun,
dengan menyebut nama siapapun, untuk mengharap berkah
dengannya, dan untuk meminta pertolongan darinya, selain
nama Allah Swt."
Dengan bertambah seksama lagi kita telaah, diketahui bahwa
huruf bâ' dari kalimat basmalah adalah lebih menunjukkan
makna isti'ânah, meminta pertolongan hanya kepada Allah
Swt. Bukankah Nabi saw. telah mengajarkan, "Idza ista'anta
fa ista'in billâh!", jika engkau meminta pertolongan, maka
minta tolonglah
kepada Allah! (HR. Tirmidzi) Pada isti'ânah ini terdapat
makna memasrahkan segala daya dan upaya hanya kepada
Allah semata, juga proklamasi rasa butuh diri kita sebagai
seorang hamba kepada-Nya di kala tubuh kita menghasilkan
gerak langkah aktifitas apapun, bagaimanapun, dan
kapanpun. Sebagaimana kita telah meminta tolong kepada
Dzat Yang Maha Kuasa, demikian pula kita meminta tolong
melalui nama-nama-Nya yang mulia.
Lafzh al-Jalâlah (Allâh) merupakan nama bagi Allah, Tuhan
semesta raya, selain Allah tidak boleh diberi nama dengan-
Nya. Nama "Allâh" merupakan asal, adapun nama-nama
Allah selain lafzh al-Jalâlah tersebut adalah cabang darinya.
Penyebutan lafzh al-Jalâlah berkonsekuensi pada keluhuran,
kekuasaan, dan lindungan-Nya (lihat QS. Al-Baqarah: 257).
Di balik pengucapan lafzh al-Jalâlah, ketika lisan kita
melafalkan "Allâh" bila dikaji secara fisiologis, pengucapan
huruf "A" dari lafzh al-Jalâlah adalah dapat melapangkan
sistem pernapasan kita, serta berfungsi mengontrol gerak
nafas dalam rongga dada. Kemudian saat mengucapkan
huruf "Lâm" dari lafzh al-Jalâlah, kondisi ini dapat
menimbulkan pengaruh yang nyata terhadap relaksasi
pernapasan. Dan ketika mengucapkan huruf terakhir "H" dari
lafzh al-Jalâlah, tepat pada saat kita melakukannya, hal ini
telah membuat kontak antara paru-paru dan jantung, yang
pada gilirannya kontak ini dapat mengontrol denyut jantung
secara baik dan sempurna.
Adapun kata "al-Rahmân" adalah bermakna Dzat Yang
memiliki kasih sayang teramat luas. Bentuk kosa
kata ini menunjukkan makna keluasan yang berkonsekuensi
pada cinta-Nya. Sedangkan kata "ar-Rahîm" adalah
bermakna Dzat Yang mencurahkan kasih sayang kepada
setiap hamba-Nya yang dikehendaki. Bentuk kosa kata ini
menunjukkan makna terlaksananya kasih sayang tersebut.
Di sini ada dua penunjukan kasih sayang, yaitu kasih sayang
sebagai karakter Dzat Allah seperti yang terkandung dalam
nama "al-Rahmân", dan kasih sayang yang merupakan
perbuatan Allah yang mencurahkan kasih sayang kepada
orang-orang yang disayangi-Nya, seperti yang terkandung
dalam nama al-Rahîm.
Karena alasan itu juga, leluhur kita, manusia pertama dicipta
atas bentuk pencitraan sifat al-Rahmân, sebagai cermin yang
memantulkan seberkas cahaya dari Maha Cahaya, Sang
Realitas Tertinggi. Esensi wujudnya adalah bertugas
menjalankan peran kemanusiaan dengan
mengatasnamakan Allah, bismillâh, atas nama kuasa-Nya;
al-Rahmân al-Rahîm, yang berkarakter penuh kasih dan
sayang. Karena sesungguhnya sebagai manusia, kita
sedang memerankan rencana besar dari sejumlah skenario
Ilahi di alam semesta, sebagai sosok yang berbakat untuk
memahami berbagai pesan ketuhanan yang suci, bersama
sejumlah perangkat kerja yang dimiliki dan efektifitas
paripurna, agar menjadi objek firman-Nya yang mulia.
***
Apalah artinya kalimat yang kita ucapkan, bila tak disertai
keyakinan. Karena sesungguhnya keyakinanlah yang
menghubungkan rahasia makna
basmalah yang kita ucapkan ke dalam hati, hingga menjadi
potensi kekuatan yang maha dahsyat!
Kekuatan ini terdapat dalam jiwa orang mukmin sejati, jiwa
yang disebutkan al-Qur'an, "Sesungguhnya orang-orang
yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama
Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada
mereka ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka
(karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakal,
(yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang
menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada
mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-
benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat
ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezki (ni'mat)
yang mulia." (QS. Al-Anfâl: 2-4).
Cahaya iman seperti inilah yang kemudian mentransfer
energi ruhani maha dahsyat pada setiap jiwa orang mukmin
yang sejati dalam keyakinannya. Sehingga kalimat
basmalah yang diucapkan mampu menghasilkan daya
kekuatan sangat menakjubkan. "Gemetarlah karenanya kulit
orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian
menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat
Allah." (QS. Az-Zumar: 23) Suatu kekuatan bersumber dari
energi ruhani bernama keyakinan, sebagaimana keyakinan
para nabi, kaum shiddîqîn, kaum syuhadâ', dan shâlihîn.
Namun, ketika kalimat basmalah bekerja, bukan berarti
lompatan hirarki perjuangan harus terjadi, bukan pula harus
terjadi mukjizat. Tidak. Basmalah
bukanlah mantra bim sala bim para penyihir, akan tetapi
kalimat ampuh yang bekerja sesuai hukum kausalitas,
sunnatullâh di alam semesta, dengan nilai tambah
keberkahan dan kedahsyatannya sebagaimana dirasakan
oleh mereka yang telah benar-benar meyakininya. Basmalah
adalah kata kerja, bukan kata sifat yang hanya bertumpu
menumpang pada suatu entitas lain.
***
Tatkala Allah Swt. mewahyukan kalimat basmalah kepada
Adam as., bapak umat manusia, ia terkesiap takjub, lalu
berkata, "Wahai Jibril, nama apakah ini yang langit dan bumi
tegak dengannya, air mengalir dan gunung terpancang
dengannya, kemudian menetap berada di bumi, hingga hati
kecil setiap makhluk menjadi kuat dengannya?!"
Bapak umat manusia kedua, Nabi Nuh as. tatkala hendak
mengarungi bandang besar dengan bahteranya yang
menjadi legenda sepanjang sejarah, ia berseru kepada
kaumnya, "Naiklah kamu sekalian ke dalamnya, bismillâh,
dengan menyebut nama Allah, di waktu berlayar dan
berlabuhnya." (QS. Hûd: 41). Hanya dengan separuh kalimat
saja, Nabi Nuh as. dan kaumnya selamat. Lalu bagaimana
dengan yang sepanjang hidupnya membaca kalimat tersebut
secara kontinu dan sempurna, mungkinkah ia akan terhalang
dari keselamatan abadi?
Dikisahkan juga bahwa tatkala Nabi Musa as. mengalami
sakit, Allah Swt. berfirman kepadanya, "Sesungguhnya dunia
seluruhnya adalah racun yang mematikan, sedangkan
penawarnya adalah nama-
Ku!"
Bacalah kemudian kisah Nabi Sulaiman as., tatkala mengirim
surat kepada Ratu Balqis, penguasa bangsa Saba', kaum
penyembah matahari, melalui seekor burung Hud-hud.
Ketika sepucuk surat terlempar jatuh dari udara, diambilnya
surat itu oleh Balqis, matanya menatap tajam, bibirnya
bergerak mengeja, "Sesungguhnya surat itu dari Sulaiman,
dan sesungguhnya (isi)nya, 'Dengan menyebut nama Allah
Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, bahwa
janganlah kamu sekalian bersikap sombong terhadapku dan
datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah
diri.'" (QS. An-Naml: 30-31). Setelah dibacanya surat itu, Ratu
Balqis memanggil para pembesar dan penasihat kerajaan
untuk berkumpul memusyawarahkan tindakan apa yang
harus diambil sehubungan dengan surat Nabi Sulaiman as.
tersebut. Para pembesar kerajaan menyatakan
kesanggupan mereka untuk berperang, tidak akan gentar
menghadapi segala ancaman dari mana pun datangnya demi
menjaga keselamatan dan keselamatan kerajaan. Usai
ditolak dengan tegas diplomasi pengiriman hadiah, Balqis
berpikir, bahwa tak ada jalan terbaik untuk menyelamatkan
diri dan kerajaannya kecuali menyerah saja kepada tuntutan
Sulaiman dan datang menghadap ke istananya. Maka,
setelah mengalami kegentaran psikologis, enggan dengan
kekerasan, atau bahkan – lebih tepatnya – cemas akan
kerusakan dan kehancuran yang mengancam peradaban
Kerajaan Saba', Ratu Balqis pun datang lengkap dengan
kekuatan penuh,
kekuatan materi duniawi; memasrahkan diri, takluk, tunduk
kepada kekuasaan Nabi Sulaiman as., kekuatan
spiritualnubuwwah, kekuatan iman. Sekali lagi, semua ini
memperlihatkan bagaimana efek kekuatan basmalah
sebenarnya.
Dan pada akhirnya, renungkanlah kisah Baginda Nabi
Muhammad saw. di awal perjuangan risalahnya ketika
diperintah untuk membaca dengan menyebut nama Tuhan
Yang telah menciptakan, iqra' bismi Rabbika al-ladzi khalaq.
Dengan kalimat basmalah Baginda mulai melangkah, hingga
menuai berkah, mengantarkannya kepada puncak
kesuksesan Fathu Makkah, pembebasan kota Makkah,
penyucian Baitullâh dari berhala-berhala. Karena sejak
peletakan batu pertama revolusi Islam, Baginda Nabi saw.
telah memulai dengan basmalah, maka kedahsyatan
efektifitasnya kemudian mampu menggemparkan segala
peradaban yang kala itu ada, peradaban Timur dan Barat,
dari India, Persia, sampai Romawi. Seperti sentuhan lembut
ujung jari yang mampu membuat gelombang perubahan di
atas permukaan air yang tenang, gerakannya merubah
sekian banyak ideologi dan kepercayaan. Memberi cahaya
pengetahuan dan kebenaran kepada kelam kejahiliyahan
peradaban.
Bukan dengan "atas nama bangsa" atau "atas nama
seseorang" seharusnya kita membangun sejarah peradaban
umat manusia, tetapi dengan basmalah, dengan Nama Allah
Yang Maha Esa lagi Maha Kuasa, peradaban akan terbentuk
dari masyarakat sosial yang berkeadilan, berkemanusiaan,
beriman dan bertakwa, terbangun penuh berkah.
***
Suatu ketika Baginda Nabi saw. ditanya tentang hakikat
kalimat basmalah, beliau pun menjawab, "(Basmalah) itu
adalah nama dari nama-nama Allah, jarak antara basmalah
dan ismullâhi al-akbar (nama Allah yang teragung) laksana
jarak antara lingkar hitam kedua mata dan bagian putihnya,
karena sangat dekat."
Basmalah adalah rahasia Ilahi yang diketahui hanya oleh
orang-orang pilihan yang sejati. Basmalah adalah perisai
penyelamat dan pakaian yang melindungi kita, umat
manusia, menghalangi dari pandangan jin yang memiliki
potensi membuat malapetaka. Namun, kekuatan kalimat ini
sebenarnya kembali kepada segumpal daging di dalam tubuh
kita, segumpal hati dengan kekuatan keyakinannya yang
istimewa, karena wa kullu man lam ya'taqid lam yantafi',
setiap orang yang tidak meyakini, maka tak akan bermanfaat!
Ketahuilah, semesta ini, seluruhnya, adalah gesture,
lambang atau rumus yang menunjuk pada nama-nama Allah.
Sedangkan setiap nama-Nya adalah menunjuk pada seluruh
sifat-Nya yang kudus. Dan seluruh sifat-Nya adalah
menunjuk pada keharusan eksistensi Dzat Allah, wujud-Nya
Yang Maha Esa, karena tentu saja mustahil suatu sifat tegak
sendiri tanpa adanya dzat. Maha Sucilah Yang bila seseorang
berdzikir menyebut-Nya, maka ia menjadi mulia sebab dzikir
tersebut!
Setiap sesuatu yang tercipta, dari yang terkecil sampai yang
terbesar, dengan lisân al-hâl, bahasa tubuhnya,
semua berdzikir, berkata, "Bismillâh." Atom, setiap satuan
massa, molekul yang bersenyawa, semua yang berada pada
kesinambungan gerak proton dan neutron dalam setiap
partikelnya. Sel-sel makhluk hidup. Sebagaimana gerak
putaran bumi, bulan, dan matahari pada porosnya.
Sebagaimana kinerja bintang-bintang dari ledakan nova
hingga supernova. Sekali lagi, seluruhnya berputar,
bergerak, berdzikir dengan bahasa tubuhnya sendiri-sendiri,
berseru, "Bismillâh." Gerak segala sesuatu hanyalah ada,
tercipta, dengan atas nama Allah. Bismillâhirrahmânirrahîm,
dengan atas nama-Nya Yang Maha Pengasih, lagi Maha
Penyayang.
Bukankah awal mula wahyu yang difirmankan Allah Swt.
kepada Sang Pena adalah perintah, "Tulislah!"
Kemudian ketika itu Sang Pena bertanya, "Wahai Tuhan, apa
yang harus aku tulis?"
Maka Allah Swt. pun berfirman, "Bismillâhirrahmânirrahîm."
Bergoncanglah Sang Pena karenanya. Dan ketika kalimat
basmalah ditulis, maka bergoncang pulalah Arasy
karenanya.
Akhir kata, di saat zaman memperlihatkan fitnah yang
semakin menantang, kita mesti segera bersikap, dengan
semangat penuh kayikanan berucap bismillâh namsyî 'alâ
barakâtillâh, dengan nama-Mu yang terindah, hamba
melangkah atas berkah-Mu yang melimpah.

*** Makkah, 16 Desember 2011 M. ***

Anda mungkin juga menyukai