Anda di halaman 1dari 14

Makalah Individu Praktik Kerja Lapangan

Teknologi Laboratorium Medik


di Rumah Sakit Akademik UGM

Di susun oleh :
Amanda Julia Putri

@ 2022 SMK GIRI HANDYANI


Jl. Nusantara no.12,Ledoksari,Kepek,Wonosari

HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
Praktik kerja lapangan ini dilaksanakan di Rumah Sakit Akademik Universitas
Gadjah Mada, pada tanggal 13 Desember 2021 s/d 04 Februari 2022.

Nama : Amanda Julia Putri


Progam Studi : Teknologi Laboratorium Medik
Asal Instansi : SMK Giri Handayani
Alamat Instansi : Jl. Nusantara no.12,Ledoksari,Kepek,Wonosari, Gunungkidul,
Yogyakarta

Telah disahkan dan disetujui pada:


Tanggal:
Mengetahui/mengesahkan

Pembimbing Lapangan Pembimbing Pendidikan

Yoki Setyaji, S.ST, M.Sc Sri Martuti, S.ST M.Kes

Mengetahui,
Kepala Sekolah SMK Giri Handayani

Drs. Dani Triatmajaya Sentosa, M.pd

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya,
penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini. Penulis Laporan
PKL ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mendapakan nilai Praktik
Kerja Lapangan (PKL) pada Progam Studi Teknologi Laboratorium Medik SMK Giri
Handayani.
Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,
sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan laporan PKL ini. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Drs. Dani Triatmajaya Santosa, M.Pd selaku Kepala Sekolah SMK Giri Handayani
2. Sri Martuti, SST.M.Kes selaku Pembimbing laporan PKL
3. Yoki Setiaji selaku Pembimbing Lapangan PKL
4. Waginah selaku Ketua Progam Studi Teknologi Laboratorium Medik
5. Pihak Rumah Sakit Akademik UNIVERSITAS GADJAH MADA yang telah banyak
membimbing dan membantu penulis dalam memperoleh data yang penulis perlukan
6. Semua teman-teman PKL;
Penulis juga menadari bahwa penulis memiliki banyak keterbatasan dalam
penyelesaian Laporan Individu PKL ini. Dan tidak semua hal dapat di deskripsikan dengan
sempurna oleh penulis. Maka dari itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca. Penulis akan menerima semua kritik dan saran dari pembaca sebagai batu loncatan
yang dapat memperbaiki Laporan Individu PKL penulis yang selanjutnya. Dengan selesainya
Laporan Individu PKL ini penulis mengharap banyak manfaat yang dapat di petik dan
diambil dari Laporan Individu PKL ini.

Yogykarta, Februari 2022

Penulis
COVER …..................................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................i
KATA PENGANTAR ................................................................................ii
DAFTAR ISI ..............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG..........................................................................1
1.2 TUJUN DAN MANFAAT ...................................................................1
BAB II PEMBAHASAN MASALAH.......................................................2
2.1 PEMBAHASAN ..................................................................................2
BAB III PENUTUP ...................................................................................
3.1 KESIMPULAN………………………………………….……………
4.1 SARAN……………………………………………………………….28
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................28
LAMPIRAN ...............................................................................................29

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Urine merupakan cairan sisa dari hasil metabolisme dalam tubuh yang dibentuk dalam ginjal
melalui 3 (tiga) proses yaitu filtrasi oleh glomerulus, reabsorbsi dan sekresi oleh tubulus.
Urine dapat digunakan untuk menganalisis sejumlah penyakit yang ada di dalam tubuh.
Pemeriksaan atau analisis urine sering disebut dengan istilah urinalisis. Urinalisis dilakukan dengan
tiga macam cara yaitu pemeriksaan fisik, pemeriksaan kimia urine dan pemeriksaan mikroskopis
urine.
Pemeriksaan feses ( tinja ) adalah salah satu pemeriksaan laboratorium yang telah lama dikenal untuk
membantu klinisi menegakkan diagnosis suatu penyakit.Pengetahuan mengenai berbagai macam
penyakit yang memerlukan pemeriksaan feses , cara pengumpulan sampel yang benar serta
pemeriksan dan interpretasi yang benar akan menentukan ketepatan diagnosis yang dilakukan oleh
klinisi.
Kita semua akrab dengan penggunaan darah dan urin sebagai alat interpretasi dalam diagnosis
penyakit, namun ada cerita lain tentang cairan tubuh. Sebagian besar cairan adalah ultra-filtrat darah
yang telah diproses oleh jaringan yang relevan sementara beberapa diiproduksi oleh transpor aktif
cairan ini mungkin mengandung bio-marker yang tidak ditemukan dalam darah atau pada kadar yang
berbeda daripada dalam darah.

1.2 TUJUAN DAN MANFAAT


1.2.1 Tujuan
Pada dasarnya tujuan kegiatan seminar adalah untuk menyampaikan suatu pendapat
atau hal baru kepada para peserta. Dengan begitu, para peserta seminar mendapatkan
informasi baru yang dapat dikembangkan menjadi sesuatu yang lebih luas kepada khalayak.
1.2.2 Manfaat
1. Untuk memperdalam ilmu dan menyampaikan pendapat secara lisan.
2. Sebagai media komunikasi untuk bertukar pengetahuan dan pengalaman.
3. Sebagai wadah untuk mengidentifikasi masalah dan mencari cara pemecahan
masalah.

BAB II
PEMBAHASAN MASALAH

2.1 PEMBAHASAN
2.1.1 Urinalisis rutin :
 Fisik/makroskopik : warna, kekeruhan
 Kimia : protein, glukosa, bilirubin, keton, dll.
 Analisis sediment : sel, silinder, kristal, dll.
 manual (mikroskopik)
 urine sediment analyzer
2.1.2 Analisis Sedimen
Aspek metodologis utama :
1. Pengumpulan spesimen
 Tidak ada Persia khusus untuk pasien
 Berikan informasi yang benar kepada pasien :
 Kumpulkan urine pagi atau sewaktu/acak
 Teknik pengumpulan menggunakan teknik porsi tengah
 Hindari aktifitas fisik yang berat sebelum
 Berikan wadah bersih, kering, tidak mengandun zat yang mempengaruhi hasil uji
2. Penanganan spesimen
 Segera periksa spesimen selagi segar, atau dalam 2 jam setelah pengumpulan
 Elemen elemen dalam urine diendapkan dengan sentrifugasi
 Preparasi slide
3. Pemeriksaan mikroskopik
 Pengamatan menggunakan sediaan basah
4. Pengamatan
 Pertama kali menggunakan perbesaran lemah (100x) untuk melihat komposisi
umum sedimen dan elemen yang berukuran besar (silinder, epitel, kristal)
 Selanjutnya gunakan perbesaran daya tinggi (400x) ntuk melihat dan
mendiskripsikan elemen (silinder, sel, ragi, dll)
 Pengamatan setidaknya dalam 10-15 lapang pandang

2.1.3 Pelaporan hasil


Terminologi dan metode pelaporan hasil mikroskopik bisa
berbeda antar lab, yang penting harus konsisten.
Sel (leukosit, eritrosit, epitel) per LPB
 Jumlah rata2 per LPB ; atau
 Range per LPB ( misal 0-1, 3-4, 20-30, >30 ) ; atau
 Tidak ditemukan, sedikit, sedang, banyak
Silinder per LPK
 Jumlah rata-rata per LPK ; atau
 Range per LPK ; atau
 Negatif, positif ; atau
 Tak ditemukan, sedikit, sedang, banyak
Kristal per LPB
 Jumlah rata2 per LPB ; atau
 Range per LPB ; atau
 Negatif, positif ; atau
 Tak ditemukan, sedikit, sedang, banyak
(Garam amorf dilaporkan jika muncul dalam jumlah besar)
Bakteri, parasit, jamur/ragi, sperma per LPB
 Negatif, positif ; atau
 Tak ditemukan, sedikit, sedang, banyak
2.1.4 Konstituen Sedimen
LEUKOSIT, berasal dari bagian manapun saluran kemih, kontaminan (misal dari vagina,
infeksi serfiks, atau meatus uretra eksternal rata-rata.
Normal : 0-4/LPB (Pria), 0,10/LPB (Wanita)
Gambaran makroskopis :
 Bulat berinti dengan diameter 12 μm atau 1,5-2 kali ukuran eritrosit
 Warna biru abu-abu/hijau kekuningan
 Warna ungu kemerahan dengan pewarnaan Sterheimer-Malbin
 Terlihat unggul/berkelompok
ERITROSIT, berasal dari bagian saluran kemih manapun, dari glomerulus sampai meatus
uretra dan juga kontaminan darah menstruasi pada wanita
Normal : 0-3 sel/LPB
Gambaran makroskopis :
 Tidak menyerap warna dan bentuk bervariasi
SEL EPITEL, berasal dari saluran genitourinari, pengelupasan normal dari sel-sel tua,
pengelupasan karena inflamasi atau penyakit ginjal, dan epitel yang rusak.
Sel epitel mempunyai 3 jenis, antara lain :
1. Sel epitel skuamosa (sel epitel terbesar)
2. Sel epitel transisional (uroterial)
3. Sel epitel ginjal (tubulus)
SILINDER (CAST), adalah massa protein uromodulin suatu glikoprotein berbentuk silindris
lengket, terbentuk di tubulus ginjal, tidak terdeteksi dengan strip reagen dan dengan bentuk
dan ukuran yang bervariasi.
Jenis-jenis silinder :
1. Silinder Hialin
2. Silinder Leukosit
3. Silinder Eritrosit
4. Silinder Epitel
5. Silinder Granula
6. Silinder Lilin
7. Silinder Lemak
KRISTAL
Kristal yang sering dijumpai dalam urine asam :
1. Kristal asam urat
2. Kristal Ca-oksalat
3. Amorf urat
Kristal yang jarang dijumpai :
1. Kristal Ca-sulfat
2. Kristal Na-urat
3. Kristal asam hipurat
4. Kristal sistin leusin
5. Kristal tirosin
6. Kristal kolesterol
Kristal yang dijumpai dalam urine basa/alkali :
1. Triple fosfat (amonium magnesium fosfat)
2. Amorf fosfat
3. Ca-karbonal
4. Ca- fosfat
2.1.5 Konstituen Lain
1. Bakteri
2. Sel ragi
3. Trichomonas vaginalis
4. Spermatozoa
5. Lendir
6. Kontaminasi tinja
7. Artefak
2.1.6 Analisis Feses
Pembuangan produk limbah pencernaan dari tubuh sangat penting untuk kesehatan.
Pemeriksaan feses sering dilakukan untuk evaluasi gangguan saluran pencernaan (GI) seperti
gangguan pencernaan maldigesti dan malabsorbsi, obstruksi saluran cerna, infeksi (parasit,
bakteri, virus) perdarahan saluran cerna.
3.1.1 Feses terdiri dari :
 Residu limbah materi yang dicerna
 Pigmen dan garam empedu → warna tinja
 Sekresi usus, termasuk lendir
 Air dan elektrolit
 Sel-sel epitel yang terkelupas
 Bakteri → dalam jumlah besar
 Bahan anorganik (10 – 20 %), t.u. Ca dan fosfat
 Makanan yg tdk tercerna atau tidak terabsorbsi
(biasanya dalam jumlah yang sistem pencernaan dan pembentukan feses
2.1.7 Tinjauan fisiologis feses terdiri dari residu limbah materi yang dicerna tubuh,
pigmen dan garam empedu, sekresi usus, termasuk lendir, air dan elektrolit, sel-sel epitel
yang terkelupas, bakteri, makanan yg tidak tercerna atau tidak terabsorbsi (biasanya dalam
jumlah yang sangat kecil)
2.1.8 Pemeriksaan yang dilakukan pada feses seperti :
 Pemeriksaan mikroskopik yang meliputi pengamatan konsistensi feses,
warna, dan lendir (mukus) pada feses.
 Pemeriksaan mikroskopis dilakukan dengan membuat sediaan basah dari
sampel feses dengan/atau tanpa menggunakan larutan pewarna, larutan
pewarna yang dapat digunakan Eosin 2% dalam NaCl fisiologis, atau Lugol,
sediaan diperiksa di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah untuk
mengamati telur cacing dan perbesaran sedang untuk mengamati sel, amoeba,
jamur/ragi, sisa-sisa makanan.
Sistem Pencernaan dan Pembentukan Feses pada tubuh karena adanya makanan dan air
yang tertelan diubah menjadi chyme (campuran sekresi pencernaan dan makanan yang
dicerna sebagian) pada lambung dan usus kecil, ezim ditambahkan ke makanan di sepanjang
jalur (amilase dari saliva, enzim perut, enzim pankreas) setelah chyme berada di usus besar 3
– 10 jam akan jadi padat atau semipadat (feses). Sepanjang perjalanan, banyak air, nutrisi,
vitamin, dan elektrolit terabsorpsi ke darah tempat reabsorpsi terakhir pada usus kecil.
Enzim pencernaan yang dikeluarkan ke usus kecil (tripsin, kimotripsin, amino
peptidase dan lipase dari pankreas), garam empedu untuk pencernaan lemak dari hati,
munculnya bahan tidak tercerna atau unreabsorbed dalam feses (maldigesti dan malabsorpsi),
pengaturan cairan. Beberapa gangguan pada saluran cerna seperti diare, steatorrhea,
malabsorbsi, kanker, dan penyakit pada organ aksesori.
2.1.9 Analisa Cairan Tubuh
Analisis cairan tubuh melibatkan beberapa bidang lab dan pengetahuan khusus dari
setiap jenis cairan tubuh
 Hematologi : sel dan kristal
 Kimia : perubahan fisiologis analit tertentu
 Mikrobiologi : deteksi agen infeksi
 Imunologi : imunoglobulin, tumor marker
2.1.10 Cairan Serebrospinal (CSF/LCS)
Serebrospinal (CSF) membasahi otak dan sumsum tulang belakang
CSF disekresikan oleh pleksus koroid(70%), selebihnya oleh sel-sel ependymal yang
melapisi otak dan sumsum tulang belakang.
Fungsi LCS :
 Membasahi dan melindungi susunan syafar pusat
 Melindungi otak dan sumsum tulang belakang dari pukulan dan trauma lainnya
 Melindungi otak terhadap guncangan gerakan kepala yang cepat
 Memberikan beberapa nutrisi ke jaringan SSP (Susunan Syaraf Pusat)
2.1.11 Rongga Serosa
Rongga Sarosa adalah ruangan yang mengelilingi paru-paru, jantung, dan organ perut
dan dilapisi oleh membran serosa. Membran yang menutupi organ adalah membran bagian
viseral, dan yang melapisi dinding tubuh adalah membran parietal. Setiap rongga serosa
diberi nama sesuai dengan organ yang dikelilinginya :
 Rongga pleura mengelilingi paru-paru
 Rongga perikardial mengelilingi jantung
 Rongga peritoneum mengelilingi organ-organ perut
Cairan serosa mengisi ruang antara bagian visceral dan bagian parietal dan berfungsi
sebagai pelumas antara membran dinding tubuh dan organ. Cairan serosa merupakan
ultrafiltrat plasma oleh membran parietal dan diabsorpsi oleh membran viseral, dan
komposisinya mirip serum.
2.1.12 EFUSI
Efusi adalah akumulasi cairan di dalam rongga tubuh karena proses abnormal
(gangguan dalam keseimbangan tekanan), atau sebagai respon terhadap infeksi dan
peradangan seperti gangguan absorbsi cairan dari rongga oleh sistem limfatik penurunan
tekanan darah hidrostatik (misal gagal jantung, kongestif, syok). Penurunan tekanan onkotik
(yaitu, kelainan yang ditandai denga hipoproteinemia), ascites adalah nama lain efusi cairan
peritoneum.
Efusi di rongga pleura atau peritoneum, diklasifikasikan sebagai transudat atau
eksudat. Klasifikasi didasarkan pada penampilan, jumlah leukosit, kadar protein total, LDH,
glukosa, dan bilirubin. Transudat disebabkan oleh penyakit sistemik (misal gagal jantung,
kongestif, sirosis hati, sindrom nefrotik) yang menyebabkan peningkatan tekanan hidrostatik
atau penurunan tekanan onkotik plasma di kapiler membran parietal. Eksudat dihasilkan dari
proses inflamasi yang meningkatkan permeabilitas endotel kapiler di membran parietal atau
menurunkan absorpsi cairan oleh sistem limfatik. Penyakit infeksi, neoplasma, gangguan
sistemik, trauma, dan kondisi inflamasi dapat menyebabkan eksudat.
Efusi perikardial biasanya tidak diklasifikasikan sebagai transudat atau eksudat. Paling
sering, efusi perikardial terjadi akibat perubahan patologis membran parietal (misal karena
infeksi atau kerusakan) yang menyebabkan peningkatan permeabilitas kapiler oleh karena itu
sebagian besar efusi perikardial dapat dianggap eksudat.
Tes lab sederhana yang masih digunakan untuk membedakan transudat dan eksudat
adalah tes Rivalta, tes Rivalta didasarkan atas adanya seromucin yang hanya terdapat dalam
eksudat dan akan bereaksi dengan asam asetat encer membentuk kekeruhan yang nyata
(Gandasoebrata, 2013).
Reagen dibuat dari asam acetat glasial 96% yang diencerkan dalam aquadest, tes
Rivalta positif ditunjukkan timbulnya precipitasi pada sampel.
Istilah paracentesis mengacu pada pungsi rongga tubuh untuk aspirasi cairan istilah deskriptif
anatomis lainnya menunjukkan pengumpulan cairan dari rongga tubuh tertentu
 Thoracentesis sebagai fungsi rongga pleura
 Perikardiocentesis sebagai fungsi rongga perikardial
 Peritoneocentesis (atau abdominal paracentesis) sebagai fungsi rongga peritoneum
Pengumpulan cairan serosa sering menghasilkan volume yang besar selain untuk tes
diagnostik, juga untuk terapi.
BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dari paparan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa ketiga pemeriksaan
diatas memiliki peran yang berbeda beda dalam mendiagnosa suatu kelainan penyakit
ataupun gangguan gangguan pada tubuh dan organ tabuh kita.

4.1 SARAN
Penulis meyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Maka dari itu
penulis sangat menyarankan para pembaca untuk memerikan saran dan kritik yang
membangun, agar penulis dapat memperbaiki makalah diatas.


DAFTAR PUSTAKA

• Riswanto,SE,SST 2022. “urinalysis manual microscopic”. Dikutip dari:file


PPT, sleman; RSUP dr.sardjito

• Riswanto,SE,SST 2022. “fecaal analysis”. Dikutip dari:file PPT, sleman;


RSUP dr.sardjito

• Riswanto,SE,SST 2022. “analisa cairan tubuh”. Dikutip dari:file PPT, sleman;


RSUP dr.sardjito
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai