Anggota:
Kelas 1B
Segala puji syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan hidayah-Nya
akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah Jenis dan Pemberian Obat untuk memenuhi
tugas mata kuliah Keterampilan klinik praktik kebidanan.
Makalah ini menjelaskan tentang materi dasar KKPK dan dilengkapi dengan prosedur
ketrampilan praktik pemberian pengobatan.
Hal ini dimaksudkan untuk membekali mahasiswa dengan hard skill dan soft skill
yang memadai, sehingga kopeten di pelayanan kesehatan. Dalam pendidikan mahasiswa
diharapkan dapat mengkombinasikan keterampilan tekhnik dengan pengetahuan dan
mengaplikasikannya teori pada setting laboratorium serta setting klinik.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan makalah ini dan atas saran serta masukan demi perbaikan yang akan datang.
Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL..................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Rumusan ...................................................................................................................1
C. Tujuan .......................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Rektum.......................................................................................................................2
B. Vagina .......................................................................................................................4
C. Kulit...........................................................................................................................5
D. Mata...........................................................................................................................6
E. Telinga.......................................................................................................................8
F. Hidung........................................................................................................................10
G. Inhalasi.......................................................................................................................11
A. Kesimpulan................................................................................................................12
B. Saran .........................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Obat merupakan sebuah substansi yang diberikan kepada manusia atau binatang
sebagai perawatan atau pengobatan bahkan pencegahan terhadap berbagai gangguan
yang terjadi di dalam tubuh. Beberapa faktor yang mempengaruhi reaksi pengobatan
diantaranya absorpsi obat, distribusi obat dalam tubuh, metabolism obat, dan ekskresi.
Obat memiliki dua efek yakni efek terapeutik dan efek samping. Efek terapeutik obat
memiliki kesesuaian terhadap efek yang diharapkan sesuai dengan kandungan
obatnya seperti paliatif (berefek untuk mengurangi gejala), kuratif (memiliki efek
pengobatan), suportif (menaikkan fungsi atau respon tubuh), subtitutif (sebagai
pengganti), efek kemoterapi (berefek untuk mematikan atau menghambat), restorative
( berefek pada memulihkan fungsi tubuh yang sehat). Efek samping merupakan
dampak yang tidak diharapkan, tidak bisa diramal, dan bahkan kemungkinan dapat
membahayakan seperti adanya alergi, penyakit iatrogenic, kegagalan dalam
pengobatan, dan lain-lain.
Pemberian obat kepada pasien dapat dilakukan melalui beberapa cara diantaranya :
oral, parenteral, rectal, vaginal, kulit, mata, telinga, dan hidung. Dengan
menggunakan prinsip enam tepat dalam pengobatan yakni tepat pasien, obat, dosis,
rute, waktu, dan dokumentasi.
Obat adalah benda atau zat yang dapat digunakan untuk merawat penyakit
membebaskan gejala dan mengubah proses kimia dalam tubuh untuk itu obat sangat
diperlukan pemberian obat pada vagina merupakan cara memberikan obat dengan
memasukkan obat melalui vagina yang bertujuan untuk mendapatkan efek terapi obat
dan mengobati saluran vagina atau serviks, Oleh karena itu khususnya untuk para
wanita perlu mengetahui hal ini dalam menjaga organ reproduksinya
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja jenis pemberian obat melalui rektum,vagina,hidung,telinga,mata,inhalasi ?
2. Bagaimana cara pemberian obat melalui rektum,vagina,hidung,telinga,mata,inhalasi?
3. Apa saja persiapan alat dan bahan?
4. Bagaimana prosedur pelaksanaan?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui jenis dan pemberian obat melalui
rektum,vagina,hidung,mata,telinga,dan inhalasi
2. Untuk mengetahui persiapan alat dan bahan yang dibutuhkan
3. Untuk mengetahui prosedur pemberian obat melalui rektum,
vagina,hidung,mata,telinga,dan inhalasi
BAB II
PEMBAHASAN
Berikut merupakan penjelasan tentang jenis dan cara penggunaan obat melalui :
A. Rektum
Rektum merupakan bagian dari usus besar yang berada di bgian akhir dengan panjang 10- 15
cm. Letaknya berada dibagian akhir usus yang paling dekat dengan anus. Fungsi rektum
adalah gudang penyimpanan sementara fases atau kotoran buang air besar ( BAB ).
Contoh jenis dan pemberian obat melalui rektum adalah supposti Suppositoria adalah obat
padat berbentuk kerucut atau peluru yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui anus/rektum,
uretra, atau vagina. Begitu berada di dalam tubuh Anda, suppositoria akan larut dan
melepaskan kandungan obatnya.
Kandungan obat dalam suppositoria terselubungi oleh lapisan yang terbuat dari gelatin atau
mentega kakao. Panas dari tubuh Anda akan melelehkan lapisan ini sehingga obat dapat
keluar dan bekerja secara langsung pada lokasi yang dituju.
Jalur pemberian obat melalui rektum, uretra, dan vagina memang tidak begitu nyaman
dibandingkan jalur lainnya. Akan tetapi, cara ini sebenarnya memudahkan proses penyerapan
obat yang tidak bisa Anda serap dengan baik melalui lambung atau usus.
Ada banyak sekali jenis obat yang diberikan kepada pasien melalui suppositoria. Dokter
biasanya meresepkannya kepada pasien yang memiliki kondisi di bawah ini.
Selain itu, sebuah studi dalam International Journal of Pharmaceutical Sciences Review and
Research menunjukkan manfaat lain. Pemberian obat melalui rektum rupanya juga
memberikan lingkungan yang stabil bagi obat yang perlu Anda gunakan.
Ini berarti proses penyerapan obat tidak akan terganggu oleh faktor-faktor lain, seperti adanya
asam lambung, penyumbatan pada saluran pencernaan, atau permukaan jaringan. Dengan
begitu, obat yang Anda gunakan dapat bekerja secara optimal.
Berdasarkan jalur masuknya, obat ini terbagi ke dalam tiga kategori di bawah ini.
1. Suppositoria rektal
Suppositoria rektal masuk ke tubuh Anda melalui anus atau rektum. Obat ini memiliki
panjang 2,5 sentimeter dengan ujung yang membulat. Dokter biasanya meresepkannya untuk
mengatasi gangguan pencernaan dan kondisi medis seperti:
• Sembelit,
• Ambeien (wasir),
• Mual,
• Mabuk perjalanan,
• Gatal dan nyeri,
• Kejang,
• Reaksi alergi, serta masalah kejiwaan seperti skizofrenia, gangguan kecemasan, dan
gangguan bipolar.
2. Suppositoria vagina
Suppositoria vagina merupakan obat padat berbentuk lonjong yang dimasukkan melalui
vagina. Obat ini umumnya dilengkapi dengan alat khusus yang membantu Anda untuk
menggunakannya.
Vagina kering,
Infeksi bakteri vagina, dan
infeksi jamur vagina.
3. Suppositoria uretra
Uretra merupakan saluran yang mengalirkan urine dari kantung kemih ke luar tubuh.
Suppositoria mengandung obat yang disebut alprostail. Obat ini berukuran sebesar beras dan
diperuntukkan laki-laki dengan gangguan ereksi yang langka.
Cara menggunakan suppositoria melalui jalur rektum bila memungkinkan, kosongkan organ
usus besar anda terlebih dahulu dengan melakukan buang air besar. Obat yang masuk lewat
rektum akan bekerja dengan lebih baik bila saluran pencernaan bersih dan kosong.
B. Vagina
Vagina adalah bagian dari sistem reproduksi wanita. Vagina berfungsi sebagai saluran
penghubung ke rahim, dengan labia dan vulva sebagai jalan masuknya.
Ada beragam jenis obat untuk vagina yang tersedia di pasaran, baik dengan atau ranpa
resep dokter. Yang paling umum adalah:
1. Krim. Beberapa krim vagina mungkin hanya diperuntukan bagi pengobatan area di
luar vagina, seperti vulva dan labia (bibir vagina), bukan dimasukkan ke dalam
vagina. Itu sebabnya, penting membaca aturan pakai yang ada di kemasan sebelum
memakai krim.
2. Tablet dan suppositoria. Supositoria adalah cara pemberian obat lewat tabung pipa
khusus yang dimasukkan ke anus, vagina, atau uretra (saluran kemih). Obat jenis ini
mudah meleleh, cepat lunak, dan gampang larut pada suhu tubuh.
Simak langkah-langkah berikut ini dengan baik agar Anda bisa mendapatkan hasil yang
lebih optimal dalam pengobatan.
1. Hal pertama yang harus Anda lakukan adalah mencuci daerah vagina Anda
dengan lembut menggunakan air hangat (suam-suam kuku). Kemudian keringkan
perlahan pakai handuk sampai benar-benar kering.
2. Pilih posisi paling nyaman. Pertama, Anda bisa berbaring di atas tempat tidur
dengan lutut ditekuk dan kaki sedikit diregangkan. Jangan lupa, alasi seprai
dengan handuk untuk mencegah krim menodai seprai Anda. Atau, Anda bisa
melakukannya sambil berdiri dengan kaki kanan berada di posisi lebih tinggi dan
kaki kiri menapak di atas lantai.
1. Pasang aplikator pada lubang tabung krim dan putar sampai melekat erat
2. Tekan krim dari tabung ke aplikator sampai mencapai anjuran dosis pemakaian
3. Setelah itu putar aplikator agar bisa terlepas dari tabung dan oleskan secara merata
ke area yang terinfeksi menggunakan aplikator
C. Kulit
Kulit merupakan organ terluar pada tubuh manusia yang terdiri dariepidermis dan dermis.
epidermis merupakan jaringan terluar pada organkulit. Ketebalan epidermis pada seluruh
tubuh berbeda-beda. Epidermis paling tebal terletak pada telapak tangan dan telapak
kaki.Secara terbatas dan selektif, penyerapan zat memang terjadi pada kulit. Pada kulit
normal, obat diserap ke garis kelenjar sebum. Obat dapat diberikan pada kulit dengan cara
digosokkan, disemprotkan.
Hal ini dilakukan dengan tujuan melakukan perawatan kulit atau luka, atau menurunkan
gejala gangguan kulit yang terjadi. Krim dengan antibiotic sering digunakan pada luka bakar
atau ulkusdekubitus.
Krim adalah produk berbasis air dengan efek mendinginkan danemolien. Mengandung bahan
pengawet untuk mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur, tetapi bahan pengawet tertentu
dapat menyebabkan sensitisasi dan dermatitis kontak alergi. Krim kurang berminyak
dibandingkan salep dan secara kosmetik lebih baik ditoleransi.Salep dapat digunakan untuk
melindungi kulit dari iritasi atau laserasi kulitakibat kelembaban kulit pada kasus
inkontenansia urin atau ekal. Salep tidak mengandung air, mereka adalah produk berbasis
minyak yang dapatmembentuk lapisan penutup diatas permukaan kulit yang membantu kuli
untuk mempertahankan air. salep nenghidrasi kulit yang kering dan bersisik serta
meningkatkan penyerapan zat aktif, dan karena itu bergunadalam kondisi kulit kering
kronis.Salep tidak mengandung bahan pengawet.
Losion adalah suspensi berair yang dapat digunakan pada permukaan tubuh yang luas dan
pada daerah berbulu. Losion memiliki efek mengeringkan dan mendinginkan. Obat
transdermal adalah obat yang dirancang untuk larut kedalam kulit untuk mendapatkan efek
sistemik. tersedia dalam bentuk lembaran. Lembaran obat tersebut dibuat dengan membran
khusus yang membuat zat obat menyerap perlahan kedalam kulit. Lembaran ini juga dapat
sekaligus mengontrol frekuensi penggunaan obat selama 24 + 72 jam.
Tujuan pemberian pada kulit, yaitu :
Penyerapan obat pada permukaan kulit terhalang oleh lapisan luar kulit yang bersifat protektif
dan zat berlemak yang melindungi garis kelenjar yang menyebabkan sulitnya penetrasi.
Prinsip steril dala tata cara pemberian obat dapat memudahkan penyerapan obat oleh kulit.
D. Mata
Mata adalah organ penglihatan. Mata mendeteksi cahaya dan mengubahnya menjadi impuls
elektrokimia pada sel saraf. Pada organisme yang lebih tinggi, mata adalah sistem optik
kompleks yang mengumpulkan cahaya dari lingkungan sekitarnya, mengatur intensitasnya
melalui diafragma, memfokuskan melalui penyesuaikan lensa untuk membentuk sebuah
gambar, mengkonversi gambar tersebut menjadi satu himpunan sinyal listrik, dan
mentransmisikan sinyal-sinyal ke otak melalui jalur saraf kompleks yang menghubungkan
mata melalui saraf optik menuju korteks visual dan area lain dari otak.
Salah satu jenis obat mata adalah obat tetes mata. Obat tetes mata dapat dibedakan menjadi 2,
yaitu yang dijual bebas di apotek dan yang hanya bisa didapat dengan resep dokter.
Obat mata yang dijual bebas biasanya mengandung bahan-bahan yang dapat melembapkan
mata, seperti humektan dan elektrolit. Biasanya, obat-obat ini digunakan untuk mengatasi
kondisi mata kering.
Sementara itu, obat resep dokter digunakan untuk mengobati gangguan mata yang lebih parah
atau bersifat kronis, seperti infeksi bakteri. Pemakaiannya pun tidak boleh sembarangan
karena adanya potensi efek samping.
Selain itu, obat tetes mata juga dapat dibedakan berdasarkan kandungan dan
fungsinya. Berikut adalah jenis-jenisnya:
Mata kering adalah kondisi yang mungkin umum dialami banyak orang. Untuk
mengatasinya, kini tersedia obat dengan kandungan yang menyerupai air mata alami.
Obat tetes air mata buatan mengandung elektrolit dan lubrikan yang dapat membantu
menjaga kelembapan mata. Cara kerjanya memang dibentuk sedemikian rupa agar mirip
dengan air mata asli.
Obat tetes air mata buatan bisa Anda gunakan untuk kondisi mata kering, iritasi, atau alergi
ringan pada mata.
2. Obat tetes untuk alergi
Ketika Anda mengalami gejala mata merah, berair, dan gatal, ada kemungkinan Anda
mengalami reaksi alergi pada mata.
Reaksi tersebut bisa dipicu oleh debu, serbuk sari, atau bulu binatang. Nah, obat mata yang
sesuai untuk kondisi tersebut adalah yang mengandung antihistamin.
Menurut situs Cleveland Clinic, antihistamin akan bekerja menghambat pelepasan histamin,
zat yang memicu reaksi alergi ketika tubuh terpapar alergen. Obat tetes antihistamin yang
cukup umum adalah:
pheniramine,
naphazoline,
olopatadine, dan
ketotifen.
3. Obat tetes untuk mata merah
Apabila Anda mengalami mata merah karena iritasi, Anda bisa memilih obat tetes yang
dikhususkan untuk kondisi mata merah.
Biasanya, obat ini mengandung dekongestan yang dapat mengecilkan pembuluh darah pada
mata, sehingga gejala kemerahan dapat berkurang.
Namun, pastikan Anda tidak menggunakan obat dekongestan terlalu sering pada mata.
Pasalnya, penggunaan obat dekongestan yang berlebihan justru dapat memperparah mata
merah.
Gunakan sesuai dengan dosis yang tercantum di kemasan, atau konsultasikan dengan dokter.
Infeksi mata umumnya disebabkan oleh bakteri. Salah satu infeksi mata yang sering terjadi
adalah konjungtivitis.
Nah, untuk mengobatinya, Anda memerlukan obat mata dengan kandungan antibiotik.
Obat ini bekerja dengan cara membunuh bakteri yang masuk ke mata Anda. Namun, karena
mengandung antibiotik, Anda tidak bisa menggunakannya sembarangan.
Untuk beberapa gangguan mata, Anda mungkin perlu obat tetes yang dikhususkan untuk
mengatasi kondisi Anda. Salah satunya adalah penyakit glaukoma yang disebabkan oleh
tingginya tekanan pada bola mata.
Dokter akan meresepkan obat mata yang dapat membantu mengurangi tekanan pada bola
mata. Selalu gunakan obat sesuai dengan resep dan arahan dari dokter agar obat dapat bekerja
dengan maksimal.
Ada langkah-langkah tertentu tertentu yang harus Anda lakukan agar cara pakai obat mata
lebih efektif dan efisien, yaitu :
Cuci tangan
Lepas lensa kontak Anda
Cek selalu kemasan obat tetes mata
Berbaring atau mendongak
Tarik kelopak mata bawah sebelum meneteskan obat tetes mata
Tutup mata, jangan berkedip
Bersihkan sisa obat yang menetes di wajah
E. Telinga
Telinga adalah organ indera yang bertanggung jawab untuk pendengaran. Setiap bagian
telinga memiliki peranan penting dalam menyediakan informasi bunyi ke otak. Secara umum
telinga terbagi atas telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam.
Berdasarkan jenisnya, ada beberapa obat tetes telinga bisa ditemui, yaitu:
Beberapa obat sakit telinga memang mengandung satu kandungan utama untuk membasmi
bakteri, akan tetapi tidak semua obat seperti itu.
Sekarang ini, banyak obat sakit telinga yang kandungan obat di dalamnya merupakan
kombinasi antara pereda nyeri dan penghilang bakteri atau jamur. Dengan begitu obat-obatan
tersebut bisa digunakan lebih praktis. Meskipun begitu, semua penggunaan jenis obat ini
harus dipantau oleh dokter THT Anda.
Persiapan
1. Cuci tangan dengan air dan sabun atau pakai hand sanitizer jika air dan sabun tidak
tersedia
2. Hangatkan terlebih dahulu kemasan obat dengan menggenggamnya selama 1 hingga 2
menit, karena air yang dingin dapat memicu rasa pusing berputar pada kepala apabila
diteteskan ke dalam telinga.
3. Buka tutup botol obat dan letakkan botol obat di tempat yang bersih dan kering,
hindari menyentuh corong ujung mulut botol atau membiarkannya menyentuh benda
apapun
4. Bila botol obat menggunakan pipet, pastikan bahwa pipet bersih dan tidak retak atau
pecah
1. Miringkan kepala Anda hingga telinga anda menghadap ke atas dan tarik daun telinga
ke atas dan ke belakang
2. Ambil botol obat dan mulai teteskan obat dengan memijat botol atau pipet dengan
perlahan, teteskan sesuai dosis obat yang diberikan oleh dokter
3. Setelah diteteskan, tarik pelan daun telinga ke atas dan ke bawah untuk membantu
agar cairan obat mengalir hingga ke dalam saluran telinga
4. Tetap miringkan kepala Anda atau tetap berada dalam posisi tidur selama 2 hingga 5
menit sambil menekan bagian depan telinga Anda yang menonjol untuk mendorong
obat ke dalam
1. Tutup botol rapat-rapat dan hindari agar ujung botol obat tidak menyentuh benda
apapun untuk menjaga kesterilan isi obat
2. Bersihkan kelebihan obat yang menggenang di sekitar bibir botol dengan
menggunakan tissue atau cotton bud
3. Cuci tangan Anda dengan bersih setelahnya
4. Ketika Anda pertama kali meneteskan obat, tidak jarang saluran telinga akan terasa
nyeri dan panas. Namun apabila setelah pemberian obat telinga Anda menjadi gatal,
bengkak dan nyeri, segera konsultasikan ke dokter.
Untuk anak:
Memberikan obat tetes telinga anak akan lebih menantang daripada memberikannya pada
orang dewasa. Anak lebih banyak bergerak dan mudah merasa tidak nyaman. Kalau
sudah begini yang ada anak malah meronta-ronta. Obat yang harusnya masuk bisa jadi
dikeluarkan lagi atau tumpah ke luar telinga.
Berikut adalah beberapa hal yang harus Anda perhatikan saat menggunakan obat tetes
telinga anak:
Yakinkan anak terlebih dahulu bahwa pemberian obat ini akan tidak nyaman. Namun,
tetap yakinkan dia bahwa ini bukanlah proses yang menyakitkan. Jadi, anak lebih tenang
dan tidak banyak bergerak.
1. Cuci tangan Anda dengan sabun sebelum menuangkan obat tetes telinga anak
2. Untuk bayi atau anak yang masih di bawah 2 tahun Anda bisa membungkusnya
(membedong) dengan selimut untuk menyesuaikan posisinya.
3. Minta anak tiduran di atas kasur dan memiringkan tubuh serta kepalanya. Alasi
kepala anak di atas bantal tipis.
4. Letakan ujung pipet atau botol di atas lubang telinga, lalu pencet botol atau pipet
obat telinga anak Anda sesuai dosis yang dianjurkan.
5. Jangan sampai ujung pipet obat ini menyentuh telinga anak sebab dapat
menyebabkan ujung pipet menjadi tidak steril. Terlebih, hal itu juga bisa
mengagetkan anak.
6. Minta anak untuk tetap diam setidaknya selama 1 menit setelah obat diteteskan.
7. Jika obat diperlukan di kedua sisi telinga anak, ulangi langkah-langkah di atas
setelah menunggu setidaknya 1 menit untuk telinga sebelumnya.
8. Cuci tangan Anda kembali setelah selesai meneteskannya.
F. Hidung
Hidung adalah tonjolan yang berada tepat di tengah wajah dan berfungsi sebagai organ
pernapasan, indera penciuman, bahkan indera penggecap. Hidung juga berperan sebagai
saringan yang membersihkan dan menyaring udara yang akan memasuki tubuh.
Sebelum memahami seperti apa cara pemakaian obat, mari kenali dulu apa saja jenis nasal
spray yang bisa Anda gunakan. Nasal spray itu sendiri terbagi menjadi beberapa jenis yang
disesuaikan dengan kandungan utamanya. Berikut adalah beberapa jenis nasal spray yang
beredar di pasaran:
Obat semprot hidung adalah salah satu jenis obat yang sangat efektif memberikan
kenyamanan kembali pada penderita alergi. Kini Anda sudah paham apa saja jenis nasal
spray dan penting untuk mengetahui bagaimana cara pemakaian yang tepat. Berikut adalah
cara memakai nasal spray yang baik dan benar.
1. Lakukan pembersihan bagian hidung terlebih dahulu sebisanya
2. Pilih jenis nasal spray yang sesuai dengan kebutuhan
3. Tekan salah satu cuping lubang hidung menggunakan jari
4. Ambil botol nasal spray kemudian posisikan di bagian ludang hidung yang terbuka
5. Posisikan dengan tepat dan pastikan bahwa bagian atas obat ada di bawah lubang
hidung Anda
6. Tekan pompa sampai obat tersemprot ke dalam hidung
7. Tarik napas perlahan saat obat disemprotkan
8. Lakukan di lubang hidung satunya
Baca kembali deskripsi produk dan petunjuk pemakaian yang tertera. Apabila obat harus
menggunakan resep dokter, maka pastikan untuk berkonsultasi terlebih dahulu. Pelajari juga
batas penggunaan obat agar tidak berlebihan memakainya dan merusak indera penciuman
Anda.
Sangat disarankan untuk berhati-hati saat menggunaan nasal spray. Jenis obat seperti ini bisa
saja akan membuat Anda merasa tidak nyaman. Apalagi jika sebelumnya tidak pernah
menggunakan obat sejenis. Pastikan untuk memahami dengan baik cara penggunaan dan
santai dulu agar tidak kaget. Jika Anda tenang maka akan lebih mudah untuk menggunakan
obat dengan nyaman.
G. Inhalasi
Inhalasi adalah proses saat Anda menghirup oksigen melalui hidung dan masuk ke paru-paru.
Udara yang masuk ke paru-paru kemudian disalurkan ke seluruh bagian tubuh agar sel-sel
dan organ tubuh dapat berfungsi dengan optimal.
Salah satu jenis obat pada inhalasi adalah terapi inhalasi. Terapi inhalasi adalah cara
pengobatan dengan cara memberi obat untuk dihirup agar dapat langsung masuk menuju
paru-paru sebagai organ sasaran obatnya. Pemberian per inhalasi adalah pemberian obat
secara langsung ke dalam saluran napas melalui hirupan. Terapi inhalasi dalah sistem
pemberian obat dengan cara menghirup obat dengan bantuan alat tertentu, misalnya
nebulizer.
Nebulizer adalah suatu jenis cara inhalasi dengan menggunakan alat pemecah obat untuk
menjadi bagian-bagian seperti hujan/uap untuk dihisap. Biasanya untuk pengobatan saluran
pernafasan bagian lebih bawah Terapi inhalasi uap adalah cara pengobatan dengan alat
nebulizer dapat mengubah obat yang berbentuk larutan menjadi aerosol terus menerus,
dengan tenaga yang berasal dari udar yang dipadatkan, atau gelombang ultrasonik.aerosol
yang berbentuk dihirup penderita melalui mouth piece atau sungkup Bronkodilator yang
diberikan dengan nebulizer . memberikan efek bronkodilatasi (pelebaran bronkus) yang
bermakna tanpa menimbulkan efek samping.
Hasil pengobatan dengan nebulizer lebih banyak bergantung pada jenis nebulizer yang
digunakan. Ada nebulizer yang menghasilkan partikel aerosol terus-menerus, ada juga yang
dapat diatur sehingga aerosol hanya timbul pada saat penderita melakukan inhalasi, sehingga
obat tidak banyak terbuang. Cara ini digunakan dengan memakai disposible nebulizer mouth
piece dan pemompaan udara (pressurizer) atau oksigen. Larutan nebulizer diletakan di dalam
nebulizer chamber.
Cara ini memerlukan latihan khusus dan banyak digunakan di rumah sakit. Keuntungan
dengan cara ini adalah dapat digunakan dengan larutan yang lebih tinggi konsentrasinya dari
MDI. Kerugiannya adalah hanya 50 – 70% saja yang berubah menjadi aerosol, dan sisanya
terperangkap di dalam nebulizer itu sendiri.
Jumlah cairan yang terdapat di dalam hand held nebulizer adalah 4 cc dengan kecepatan gas 6
– 8 liter/menit. Biasanya dalam penggunaannya digabung dalam mukolitik (asetilsistein) atau
natrium bikarbonat. Untuk pengenceran biasanya digunakan larutan NaCl. Beberapa contoh
jenis nebulizer uap antara lain: a) Simple nebulizer b) Jet nebulizer, menghasilkan partikel
yang lebih halus, yakni antara 2 – 8 mikron. Biasanya tipe ini mempunyai tabel dan paling
banyak dipakai di rumah sakit. c) Ultrasonik nebulizer, alat tipe ini menggunakan frekuensi
vibrator yang tinggi, sehingga dengan mudah dapat mengubah cairan menjadi partikel kecil
yang bervolume tinggi, yakni mencapai 6 cc/menit dengan partikel yang uniform.
Besarnya partikel adalah 5 mikron dan partikel dengan mudah masuk ke saluran pernapasan,
sehingga dapat terjadi reaksi, seperti bronkospasme dan dispnoe. Oleh karena itu alat ini
hanya dipakai secara intermiten, yakni untuk menghasilkan sputum dalam masa yang pendek
pada pasien dengan sputum yang kental. d) Antomizer nebulizer, partikel yang dihasilkan
cukup besar, yakni antara 10 – 30 mikron. Digunakan untuk pengobatan laring, terutama pada
pasien dengan intubasi trakea. Beberapa bentuk jet nebulizer dapat pula diubah sesuai dengan
keperluan, sehingga dapat digunakan pada ventilator dan IPPB, dimana dihubungkan dengan
gas kompresor.
Penggunaan terapi inhalasi ini diindikasikan untuk : - pasien sesak nafas dan batuk -
broncho pnemonia - ppom (bronchitis, emfisema) - asma bronchial - rhinitis dan sinusitis -
paska tracheostomi - pilek dengan hidung sesak dan berlendir - selaput lendir mengering -
iritasi kerongkongan, radang selaput lendir saluran pernafasan bagian atas
Kontra indikasi mutlak pada terapi inhalasi tidak ada. Indikasi relatif pada pasien dengan
alergi terhadap bahan atau obat yang digunakan.
PROSEDUR KERJA
1. Persiapan alat
2. Nebulizer
3. Tissue
4. Selang/kanul udara
5. Sarung tangan
6. Stetoskop
7. Obat inhalasi
8. Kapas alkohol
9. Masker nasal canule, mouthpiece
10. Neirbeken
11. Nasa lembab
12. Nacl 0,9 %
Persiapan Pasien
1. Pasien diinstruksikan untuk napas melalui mulut, ambil napas lambat, dalam dan
kemudian menahan napas selama beberapa detik pada akhir inspirasi untuk
meningkatkan tekanan intrapleural dan membuka kembali alveoli yang kolaps,
dengan demikian meningkatkan kapasitas residual fungsional.
2. Pasien didorong untuk batuk dan untuk mengevaluasi seberapa baik terapi bekerja.
3. Peralatan harus dibersihkan dan disimpan dengan baik bila digunakan di rumah.
Persiapan Lingkungan
1. Siapkan alat
2. Baca status pasien
3. Cuci tangan
Tahap orientasi
Tahap kerja
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Diharapkan para pembaca makalah ini dapat lebih mengerti tentang jenis dan pemberian
obat pada rektum, vagina, hidung,mata,telinga,dan inhalasi.Dan mendapatkan gambaran
tentang bagaimana cara mengobatinya.
DAFTAR PUSAKA
https://pamujiandri.wordpress.com/2011/07/25/pemberian-obat-pervaginam-dan-
suppositoria/.01 maret 2015 Setian Raha.2014.Pemberian Obat melalui kulit.
http://www.slideshare.net/septianraha/makalahpemberian-obat-pada-kulit/.01 maret 2015