Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

JENIS DAN PEMBERIAN OBAT

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah : Keterampilan Klinik Praktik Kebidanan

Dosen Pengampu: Ibu Fitria Lestari,S.ST,M.Kes & Ririn Febriana,S.ST,M.KM

Disusun oleh kelompok 4

Anggota:

1. Arinda Setyo Rini 04419616039


2. Choirunnisa Tiberyal 04419616041
3. Dila Amalia 04419616044
4. Sresi Putri Nandita 04419616066
5. Tiara Ardiani 04419616068

Kelas 1B

AKBID Prima Husada Bogor

JL. Brigjen Saptadji Hadiparwira No.19, RT.040/RW,01, Cilendek Barat, Kec.

Bogor Barat, Kota Bogor, Jawa Barat 16112


KATA PENGANTAR

Segala puji syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan hidayah-Nya
akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah Jenis dan Pemberian Obat untuk memenuhi
tugas mata kuliah Keterampilan klinik praktik kebidanan.

Makalah ini disusun untuk perkembangan pembelajaran bagi mahasisw Akademi


Kebidanan Prima Husada Bogor yang sesuai dengan pencapaian kompetensi KKNI.

Makalah ini menjelaskan tentang materi dasar KKPK dan dilengkapi dengan prosedur
ketrampilan praktik pemberian pengobatan.

Hal ini dimaksudkan untuk membekali mahasiswa dengan hard skill dan soft skill
yang memadai, sehingga kopeten di pelayanan kesehatan. Dalam pendidikan mahasiswa
diharapkan dapat mengkombinasikan keterampilan tekhnik dengan pengetahuan dan
mengaplikasikannya teori pada setting laboratorium serta setting klinik.

Diharapkan metode pembelajaran berpusat mahasiswa dalam pembelajaran ini dapat


membekali mahasiswa sampai lulus dan berkiprah dalam pelayanan kesehatan.

Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan makalah ini dan atas saran serta masukan demi perbaikan yang akan datang.

Bogor, 22 Maret 2022

Penulis
DAFTAR ISI

JUDUL..................................................................................................................................i

KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Rumusan ...................................................................................................................1
C. Tujuan .......................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

Jenis dan pemberian obat untuk:

A. Rektum.......................................................................................................................2
B. Vagina .......................................................................................................................4
C. Kulit...........................................................................................................................5
D. Mata...........................................................................................................................6
E. Telinga.......................................................................................................................8
F. Hidung........................................................................................................................10
G. Inhalasi.......................................................................................................................11

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................................12
B. Saran .........................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Obat merupakan sebuah substansi yang diberikan kepada manusia atau binatang
sebagai perawatan atau pengobatan bahkan pencegahan terhadap berbagai gangguan
yang terjadi di dalam tubuh. Beberapa faktor yang mempengaruhi reaksi pengobatan
diantaranya absorpsi obat, distribusi obat dalam tubuh, metabolism obat, dan ekskresi.

Obat memiliki dua efek yakni efek terapeutik dan efek samping. Efek terapeutik obat
memiliki kesesuaian terhadap efek yang diharapkan sesuai dengan kandungan
obatnya seperti paliatif (berefek untuk mengurangi gejala), kuratif (memiliki efek
pengobatan), suportif (menaikkan fungsi atau respon tubuh), subtitutif (sebagai
pengganti), efek kemoterapi (berefek untuk mematikan atau menghambat), restorative
( berefek pada memulihkan fungsi tubuh yang sehat). Efek samping merupakan
dampak yang tidak diharapkan, tidak bisa diramal, dan bahkan kemungkinan dapat
membahayakan seperti adanya alergi, penyakit iatrogenic, kegagalan dalam
pengobatan, dan lain-lain.

Pemberian obat kepada pasien dapat dilakukan melalui beberapa cara diantaranya :
oral, parenteral, rectal, vaginal, kulit, mata, telinga, dan hidung. Dengan
menggunakan prinsip enam tepat dalam pengobatan yakni tepat pasien, obat, dosis,
rute, waktu, dan dokumentasi.

Obat adalah benda atau zat yang dapat digunakan untuk merawat penyakit
membebaskan gejala dan mengubah proses kimia dalam tubuh untuk itu obat sangat
diperlukan pemberian obat pada vagina merupakan cara memberikan obat dengan
memasukkan obat melalui vagina yang bertujuan untuk mendapatkan efek terapi obat
dan mengobati saluran vagina atau serviks, Oleh karena itu khususnya untuk para
wanita perlu mengetahui hal ini dalam menjaga organ reproduksinya

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja jenis pemberian obat melalui rektum,vagina,hidung,telinga,mata,inhalasi ?
2. Bagaimana cara pemberian obat melalui rektum,vagina,hidung,telinga,mata,inhalasi?
3. Apa saja persiapan alat dan bahan?
4. Bagaimana prosedur pelaksanaan?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui jenis dan pemberian obat melalui
rektum,vagina,hidung,mata,telinga,dan inhalasi
2. Untuk mengetahui persiapan alat dan bahan yang dibutuhkan
3. Untuk mengetahui prosedur pemberian obat melalui rektum,
vagina,hidung,mata,telinga,dan inhalasi

BAB II

PEMBAHASAN

Berikut merupakan penjelasan tentang jenis dan cara penggunaan obat melalui :

A. Rektum

Rektum merupakan bagian dari usus besar yang berada di bgian akhir dengan panjang 10- 15
cm. Letaknya berada dibagian akhir usus yang paling dekat dengan anus. Fungsi rektum
adalah gudang penyimpanan sementara fases atau kotoran buang air besar ( BAB ).

Contoh jenis dan pemberian obat melalui rektum adalah supposti Suppositoria adalah obat
padat berbentuk kerucut atau peluru yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui anus/rektum,
uretra, atau vagina. Begitu berada di dalam tubuh Anda, suppositoria akan larut dan
melepaskan kandungan obatnya.

Kandungan obat dalam suppositoria terselubungi oleh lapisan yang terbuat dari gelatin atau
mentega kakao. Panas dari tubuh Anda akan melelehkan lapisan ini sehingga obat dapat
keluar dan bekerja secara langsung pada lokasi yang dituju.

Jalur pemberian obat melalui rektum, uretra, dan vagina memang tidak begitu nyaman
dibandingkan jalur lainnya. Akan tetapi, cara ini sebenarnya memudahkan proses penyerapan
obat yang tidak bisa Anda serap dengan baik melalui lambung atau usus.

Ada banyak sekali jenis obat yang diberikan kepada pasien melalui suppositoria. Dokter
biasanya meresepkannya kepada pasien yang memiliki kondisi di bawah ini.

1. Tidak mampu menelan obat dengan alasan apa pun.


2. Selalu muntah dan tidak mampu menahan pil atau cairan dalam perutnya.
3. Mengalami kejang sehingga tidak dapat mengonsumsi obat secara oral (melalui
mulut).
4. Memiliki penyumbatan yang menghambat atau menghentikan pergerakan obat dalam
saluran pencernaan.
Dokter juga dapat meresepkan suppositoria bila pasien tidak tahan dengan rasa obat, obat
terlalu cepat terurai dalam usus, atau obat bisa hancur dalam saluran pencernaan. Pada kasus
seperti ini, dibutuhkan jalur pemberian obat yang lebih efektif.

Selain itu, sebuah studi dalam International Journal of Pharmaceutical Sciences Review and
Research menunjukkan manfaat lain. Pemberian obat melalui rektum rupanya juga
memberikan lingkungan yang stabil bagi obat yang perlu Anda gunakan.
Ini berarti proses penyerapan obat tidak akan terganggu oleh faktor-faktor lain, seperti adanya
asam lambung, penyumbatan pada saluran pencernaan, atau permukaan jaringan. Dengan
begitu, obat yang Anda gunakan dapat bekerja secara optimal.

Ragam jenis suppositoria

Berdasarkan jalur masuknya, obat ini terbagi ke dalam tiga kategori di bawah ini.

1. Suppositoria rektal
Suppositoria rektal masuk ke tubuh Anda melalui anus atau rektum. Obat ini memiliki
panjang 2,5 sentimeter dengan ujung yang membulat. Dokter biasanya meresepkannya untuk
mengatasi gangguan pencernaan dan kondisi medis seperti:

• Sembelit,
• Ambeien (wasir),
• Mual,
• Mabuk perjalanan,
• Gatal dan nyeri,
• Kejang,
• Reaksi alergi, serta masalah kejiwaan seperti skizofrenia, gangguan kecemasan, dan
gangguan bipolar.

2. Suppositoria vagina
Suppositoria vagina merupakan obat padat berbentuk lonjong yang dimasukkan melalui
vagina. Obat ini umumnya dilengkapi dengan alat khusus yang membantu Anda untuk
menggunakannya.

Dokter dapat meresepkan obat ini kepada pasien yang mengalami:

 Vagina kering,
 Infeksi bakteri vagina, dan
infeksi jamur vagina.

3. Suppositoria uretra

Uretra merupakan saluran yang mengalirkan urine dari kantung kemih ke luar tubuh.
Suppositoria mengandung obat yang disebut alprostail. Obat ini berukuran sebesar beras dan
diperuntukkan laki-laki dengan gangguan ereksi yang langka.

Cara menggunakan suppositoria melalui jalur rektum bila memungkinkan, kosongkan organ
usus besar anda terlebih dahulu dengan melakukan buang air besar. Obat yang masuk lewat
rektum akan bekerja dengan lebih baik bila saluran pencernaan bersih dan kosong.

Setelah itu, ikuti langkah-langkah berikut.

1. Cuci tangan anda dengan air hangat dan sabun


2. Buka bungkus suppositoria. Lalu, oleskan pelumas berbahan air pada bagian ujungnya
atau celupkan obat ini ke alam air
3. Cari posisi yang nyaman. Anda bisa berdiri dengan menyangga satu kaki di atas kursi
atau berbaring miring dengan satu kaki menekuk ke perut
4. Lebarkan kaki anda secara perlahan. Dengan hati-hati, masukkan obat ke dalam anus
dan tekan kira-kira sedalam 2,5 sentimeter ke dalam.
5. Rapatkan kembali kaki anda dan tunggulah selama 15 menit hingga obat larut

B. Vagina

Vagina adalah bagian dari sistem reproduksi wanita. Vagina berfungsi sebagai saluran
penghubung ke rahim, dengan labia dan vulva sebagai jalan masuknya.

Ada beragam jenis obat untuk vagina yang tersedia di pasaran, baik dengan atau ranpa
resep dokter. Yang paling umum adalah:

1. Krim. Beberapa krim vagina mungkin hanya diperuntukan bagi pengobatan area di
luar vagina, seperti vulva dan labia (bibir vagina), bukan dimasukkan ke dalam
vagina. Itu sebabnya, penting membaca aturan pakai yang ada di kemasan sebelum
memakai krim.
2. Tablet dan suppositoria. Supositoria adalah cara pemberian obat lewat tabung pipa
khusus yang dimasukkan ke anus, vagina, atau uretra (saluran kemih). Obat jenis ini
mudah meleleh, cepat lunak, dan gampang larut pada suhu tubuh.

Langkah menggunakan obat untuk vagina berdasarkan jenisnya

Simak langkah-langkah berikut ini dengan baik agar Anda bisa mendapatkan hasil yang
lebih optimal dalam pengobatan.

1. Hal pertama yang harus Anda lakukan adalah mencuci daerah vagina Anda
dengan lembut menggunakan air hangat (suam-suam kuku). Kemudian keringkan
perlahan pakai handuk sampai benar-benar kering.
2. Pilih posisi paling nyaman. Pertama, Anda bisa berbaring di atas tempat tidur
dengan lutut ditekuk dan kaki sedikit diregangkan. Jangan lupa, alasi seprai
dengan handuk untuk mencegah krim menodai seprai Anda. Atau, Anda bisa
melakukannya sambil berdiri dengan kaki kanan berada di posisi lebih tinggi dan
kaki kiri menapak di atas lantai.

Untuk krim vagina

1. Pasang aplikator pada lubang tabung krim dan putar sampai melekat erat
2. Tekan krim dari tabung ke aplikator sampai mencapai anjuran dosis pemakaian
3. Setelah itu putar aplikator agar bisa terlepas dari tabung dan oleskan secara merata
ke area yang terinfeksi menggunakan aplikator

Untuk tablet atau suppositoria


1. Letakkan obat di ujung aplikator. Entah sambil posisi berdiri atau berbaring
seperti yang sudah dijelaskan di atas. Masukan aplikator ke dalam vagina secara
perlahan sejauh yang Anda bisa dan rasa nyaman
2. Setelah aplikator berada di dalam vagina, tekan tombol pada aplikator untuk
melepaskan tablet atau supositoria
3. Jika anda menggunakan aplikator yang dapat digunakan kembali, cucilah aplikator
sampai bersih menggunakan sabun dan air hangat sesuai dengan petunjuk yang
tertera pada kemasan. Namun jika Anda menggunakan aplikator sekali pakai,
maka buang aplikator ditempat sampah yang tertutup dan jauhkan dari jangkauan
anak-anak ataupun hewan peliharaan
4. Setelah itu, cuci tangan Anda menggunakan sabun dan air untuk membersihkan
obat yang mungkin masih menempel di tangan

C. Kulit

Kulit merupakan organ terluar pada tubuh manusia yang terdiri dariepidermis dan dermis.
epidermis merupakan jaringan terluar pada organkulit. Ketebalan epidermis pada seluruh
tubuh berbeda-beda. Epidermis paling tebal terletak pada telapak tangan dan telapak
kaki.Secara terbatas dan selektif, penyerapan zat memang terjadi pada kulit. Pada kulit
normal, obat diserap ke garis kelenjar sebum. Obat dapat diberikan pada kulit dengan cara
digosokkan, disemprotkan.

Hal ini dilakukan dengan tujuan melakukan perawatan kulit atau luka, atau menurunkan
gejala gangguan kulit yang terjadi. Krim dengan antibiotic sering digunakan pada luka bakar
atau ulkusdekubitus.

Krim adalah produk berbasis air dengan efek mendinginkan danemolien. Mengandung bahan
pengawet untuk mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur, tetapi bahan pengawet tertentu
dapat menyebabkan sensitisasi dan dermatitis kontak alergi. Krim kurang berminyak
dibandingkan salep dan secara kosmetik lebih baik ditoleransi.Salep dapat digunakan untuk
melindungi kulit dari iritasi atau laserasi kulitakibat kelembaban kulit pada kasus
inkontenansia urin atau ekal. Salep tidak mengandung air, mereka adalah produk berbasis
minyak yang dapatmembentuk lapisan penutup diatas permukaan kulit yang membantu kuli
untuk mempertahankan air. salep nenghidrasi kulit yang kering dan bersisik serta
meningkatkan penyerapan zat aktif, dan karena itu bergunadalam kondisi kulit kering
kronis.Salep tidak mengandung bahan pengawet.

Losion adalah suspensi berair yang dapat digunakan pada permukaan tubuh yang luas dan
pada daerah berbulu. Losion memiliki efek mengeringkan dan mendinginkan. Obat
transdermal adalah obat yang dirancang untuk larut kedalam kulit untuk mendapatkan efek
sistemik. tersedia dalam bentuk lembaran. Lembaran obat tersebut dibuat dengan membran
khusus yang membuat zat obat menyerap perlahan kedalam kulit. Lembaran ini juga dapat
sekaligus mengontrol frekuensi penggunaan obat selama 24 + 72 jam.
Tujuan pemberian pada kulit, yaitu :

1. Untuk mempertahankan hidrasi


2. Melindungi permukaan kulit
3. Mengurangi iritasi kulit
4. Mengatasi infeksi

Penyerapan obat pada permukaan kulit terhalang oleh lapisan luar kulit yang bersifat protektif
dan zat berlemak yang melindungi garis kelenjar yang menyebabkan sulitnya penetrasi.
Prinsip steril dala tata cara pemberian obat dapat memudahkan penyerapan obat oleh kulit.

D. Mata

Mata adalah organ penglihatan. Mata mendeteksi cahaya dan mengubahnya menjadi impuls
elektrokimia pada sel saraf. Pada organisme yang lebih tinggi, mata adalah sistem optik
kompleks yang mengumpulkan cahaya dari lingkungan sekitarnya, mengatur intensitasnya
melalui diafragma, memfokuskan melalui penyesuaikan lensa untuk membentuk sebuah
gambar, mengkonversi gambar tersebut menjadi satu himpunan sinyal listrik, dan
mentransmisikan sinyal-sinyal ke otak melalui jalur saraf kompleks yang menghubungkan
mata melalui saraf optik menuju korteks visual dan area lain dari otak.

Salah satu jenis obat mata adalah obat tetes mata. Obat tetes mata dapat dibedakan menjadi 2,
yaitu yang dijual bebas di apotek dan yang hanya bisa didapat dengan resep dokter.

Obat mata yang dijual bebas biasanya mengandung bahan-bahan yang dapat melembapkan
mata, seperti humektan dan elektrolit. Biasanya, obat-obat ini digunakan untuk mengatasi
kondisi mata kering.

Sementara itu, obat resep dokter digunakan untuk mengobati gangguan mata yang lebih parah
atau bersifat kronis, seperti infeksi bakteri. Pemakaiannya pun tidak boleh sembarangan
karena adanya potensi efek samping.

Selain itu, obat tetes mata juga dapat dibedakan berdasarkan kandungan dan
fungsinya. Berikut adalah jenis-jenisnya:

1. Air mata buatan

Mata kering adalah kondisi yang mungkin umum dialami banyak orang. Untuk
mengatasinya, kini tersedia obat dengan kandungan yang menyerupai air mata alami.

Obat tetes air mata buatan mengandung elektrolit dan lubrikan yang dapat membantu
menjaga kelembapan mata. Cara kerjanya memang dibentuk sedemikian rupa agar mirip
dengan air mata asli.

Obat tetes air mata buatan bisa Anda gunakan untuk kondisi mata kering, iritasi, atau alergi
ringan pada mata.
2. Obat tetes untuk alergi

Ketika Anda mengalami gejala mata merah, berair, dan gatal, ada kemungkinan Anda
mengalami reaksi alergi pada mata.

Reaksi tersebut bisa dipicu oleh debu, serbuk sari, atau bulu binatang. Nah, obat mata yang
sesuai untuk kondisi tersebut adalah yang mengandung antihistamin.

Menurut situs Cleveland Clinic, antihistamin akan bekerja menghambat pelepasan histamin,
zat yang memicu reaksi alergi ketika tubuh terpapar alergen. Obat tetes antihistamin yang
cukup umum adalah:

 pheniramine,
 naphazoline,
 olopatadine, dan
 ketotifen.
3. Obat tetes untuk mata merah

Apabila Anda mengalami mata merah karena iritasi, Anda bisa memilih obat tetes yang
dikhususkan untuk kondisi mata merah.

Biasanya, obat ini mengandung dekongestan yang dapat mengecilkan pembuluh darah pada
mata, sehingga gejala kemerahan dapat berkurang.

Namun, pastikan Anda tidak menggunakan obat dekongestan terlalu sering pada mata.
Pasalnya, penggunaan obat dekongestan yang berlebihan justru dapat memperparah mata
merah.

Gunakan sesuai dengan dosis yang tercantum di kemasan, atau konsultasikan dengan dokter.

4. Obat tetes untuk infeksi bakteri

Infeksi mata umumnya disebabkan oleh bakteri. Salah satu infeksi mata yang sering terjadi
adalah konjungtivitis.

Nah, untuk mengobatinya, Anda memerlukan obat mata dengan kandungan antibiotik.

Obat ini bekerja dengan cara membunuh bakteri yang masuk ke mata Anda. Namun, karena
mengandung antibiotik, Anda tidak bisa menggunakannya sembarangan.

Obat antibiotik hanya bisa didapat melalui resep dokter.

5. Obat tetes penurun tekanan bola mata

Untuk beberapa gangguan mata, Anda mungkin perlu obat tetes yang dikhususkan untuk
mengatasi kondisi Anda. Salah satunya adalah penyakit glaukoma yang disebabkan oleh
tingginya tekanan pada bola mata.
Dokter akan meresepkan obat mata yang dapat membantu mengurangi tekanan pada bola
mata. Selalu gunakan obat sesuai dengan resep dan arahan dari dokter agar obat dapat bekerja
dengan maksimal.

Cara pakai obat tetes mata yang baik dan benar

Ada langkah-langkah tertentu tertentu yang harus Anda lakukan agar cara pakai obat mata
lebih efektif dan efisien, yaitu :

 Cuci tangan
 Lepas lensa kontak Anda
 Cek selalu kemasan obat tetes mata
 Berbaring atau mendongak
 Tarik kelopak mata bawah sebelum meneteskan obat tetes mata
 Tutup mata, jangan berkedip
 Bersihkan sisa obat yang menetes di wajah

E. Telinga

Telinga adalah organ indera yang bertanggung jawab untuk pendengaran. Setiap bagian
telinga memiliki peranan penting dalam menyediakan informasi bunyi ke otak. Secara umum
telinga terbagi atas telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam.

Salah satu jenis pengobatan telinga adalah obat tetes telinga

Berdasarkan jenisnya, ada beberapa obat tetes telinga bisa ditemui, yaitu:

1. Kandungan antibiotik untuk menangani infeksi akibat bakteri


2. Kandungan steroid untuk meredakan pembengkakan dan rasa nyeri
3. Kandungan antijamur untuk menangani infeksi jamur dalam telinga

Beberapa obat sakit telinga memang mengandung satu kandungan utama untuk membasmi
bakteri, akan tetapi tidak semua obat seperti itu.

Sekarang ini, banyak obat sakit telinga yang kandungan obat di dalamnya merupakan
kombinasi antara pereda nyeri dan penghilang bakteri atau jamur. Dengan begitu obat-obatan
tersebut bisa digunakan lebih praktis. Meskipun begitu, semua penggunaan jenis obat ini
harus dipantau oleh dokter THT Anda.

Berikut jenis-jenis obat tetes telinga yang sering direkomendasikan:

1. Polymyxin kombinasi (Otopain)


2. Chloramphenicol kombinasi (Otolin, Colme)
3. Neomycin sulfat kombinasi (Otopraf, Otozambon)
4. Chloramphenicol (Erlamycetin, Reco, Ramicort)

Cara memakai obat tetes telinga yang benar adalah:


Untuk dewasa:

Persiapan

1. Cuci tangan dengan air dan sabun atau pakai hand sanitizer jika air dan sabun tidak
tersedia
2. Hangatkan terlebih dahulu kemasan obat dengan menggenggamnya selama 1 hingga 2
menit, karena air yang dingin dapat memicu rasa pusing berputar pada kepala apabila
diteteskan ke dalam telinga.
3. Buka tutup botol obat dan letakkan botol obat di tempat yang bersih dan kering,
hindari menyentuh corong ujung mulut botol atau membiarkannya menyentuh benda
apapun
4. Bila botol obat menggunakan pipet, pastikan bahwa pipet bersih dan tidak retak atau
pecah

Meneteskan obat tetes telinga

1. Miringkan kepala Anda hingga telinga anda menghadap ke atas dan tarik daun telinga
ke atas dan ke belakang
2. Ambil botol obat dan mulai teteskan obat dengan memijat botol atau pipet dengan
perlahan, teteskan sesuai dosis obat yang diberikan oleh dokter
3. Setelah diteteskan, tarik pelan daun telinga ke atas dan ke bawah untuk membantu
agar cairan obat mengalir hingga ke dalam saluran telinga
4. Tetap miringkan kepala Anda atau tetap berada dalam posisi tidur selama 2 hingga 5
menit sambil menekan bagian depan telinga Anda yang menonjol untuk mendorong
obat ke dalam

Cara penyimpanan botol obat

1. Tutup botol rapat-rapat dan hindari agar ujung botol obat tidak menyentuh benda
apapun untuk menjaga kesterilan isi obat
2. Bersihkan kelebihan obat yang menggenang di sekitar bibir botol dengan
menggunakan tissue atau cotton bud
3. Cuci tangan Anda dengan bersih setelahnya
4. Ketika Anda pertama kali meneteskan obat, tidak jarang saluran telinga akan terasa
nyeri dan panas. Namun apabila setelah pemberian obat telinga Anda menjadi gatal,
bengkak dan nyeri, segera konsultasikan ke dokter.

Untuk anak:

Memberikan obat tetes telinga anak akan lebih menantang daripada memberikannya pada
orang dewasa. Anak lebih banyak bergerak dan mudah merasa tidak nyaman. Kalau
sudah begini yang ada anak malah meronta-ronta. Obat yang harusnya masuk bisa jadi
dikeluarkan lagi atau tumpah ke luar telinga.

Berikut adalah beberapa hal yang harus Anda perhatikan saat menggunakan obat tetes
telinga anak:
Yakinkan anak terlebih dahulu bahwa pemberian obat ini akan tidak nyaman. Namun,
tetap yakinkan dia bahwa ini bukanlah proses yang menyakitkan. Jadi, anak lebih tenang
dan tidak banyak bergerak.

1. Cuci tangan Anda dengan sabun sebelum menuangkan obat tetes telinga anak
2. Untuk bayi atau anak yang masih di bawah 2 tahun Anda bisa membungkusnya
(membedong) dengan selimut untuk menyesuaikan posisinya.
3. Minta anak tiduran di atas kasur dan memiringkan tubuh serta kepalanya. Alasi
kepala anak di atas bantal tipis.
4. Letakan ujung pipet atau botol di atas lubang telinga, lalu pencet botol atau pipet
obat telinga anak Anda sesuai dosis yang dianjurkan.
5. Jangan sampai ujung pipet obat ini menyentuh telinga anak sebab dapat
menyebabkan ujung pipet menjadi tidak steril. Terlebih, hal itu juga bisa
mengagetkan anak.
6. Minta anak untuk tetap diam setidaknya selama 1 menit setelah obat diteteskan.
7. Jika obat diperlukan di kedua sisi telinga anak, ulangi langkah-langkah di atas
setelah menunggu setidaknya 1 menit untuk telinga sebelumnya.
8. Cuci tangan Anda kembali setelah selesai meneteskannya.

F. Hidung

Hidung adalah tonjolan yang berada tepat di tengah wajah dan berfungsi sebagai organ
pernapasan, indera penciuman, bahkan indera penggecap. Hidung juga berperan sebagai
saringan yang membersihkan dan menyaring udara yang akan memasuki tubuh.

Salah satu jenis obat hidung adalah obat semprot hidung.

Jenis-Jenis Obat Semprot Hidung

Sebelum memahami seperti apa cara pemakaian obat, mari kenali dulu apa saja jenis nasal
spray yang bisa Anda gunakan. Nasal spray itu sendiri terbagi menjadi beberapa jenis yang
disesuaikan dengan kandungan utamanya. Berikut adalah beberapa jenis nasal spray yang
beredar di pasaran:

1. Nasal Spray Steroid


2. Obat Semprot Hidung Antihistamin
3. Kombinasi Kortikosteroid dan Antihistamin
4. Obat Semprot Saline
5. Obat Sodium Cromolyn

Cara Pemakaian Obat Semprot hidung

Obat semprot hidung adalah salah satu jenis obat yang sangat efektif memberikan
kenyamanan kembali pada penderita alergi. Kini Anda sudah paham apa saja jenis nasal
spray dan penting untuk mengetahui bagaimana cara pemakaian yang tepat. Berikut adalah
cara memakai nasal spray yang baik dan benar.
1. Lakukan pembersihan bagian hidung terlebih dahulu sebisanya
2. Pilih jenis nasal spray yang sesuai dengan kebutuhan
3. Tekan salah satu cuping lubang hidung menggunakan jari
4. Ambil botol nasal spray kemudian posisikan di bagian ludang hidung yang terbuka
5. Posisikan dengan tepat dan pastikan bahwa bagian atas obat ada di bawah lubang
hidung Anda
6. Tekan pompa sampai obat tersemprot ke dalam hidung
7. Tarik napas perlahan saat obat disemprotkan
8. Lakukan di lubang hidung satunya

Baca kembali deskripsi produk dan petunjuk pemakaian yang tertera. Apabila obat harus
menggunakan resep dokter, maka pastikan untuk berkonsultasi terlebih dahulu. Pelajari juga
batas penggunaan obat agar tidak berlebihan memakainya dan merusak indera penciuman
Anda.

Sangat disarankan untuk berhati-hati saat menggunaan nasal spray. Jenis obat seperti ini bisa
saja akan membuat Anda merasa tidak nyaman. Apalagi jika sebelumnya tidak pernah
menggunakan obat sejenis. Pastikan untuk memahami dengan baik cara penggunaan dan
santai dulu agar tidak kaget. Jika Anda tenang maka akan lebih mudah untuk menggunakan
obat dengan nyaman.

G. Inhalasi

Inhalasi adalah proses saat Anda menghirup oksigen melalui hidung dan masuk ke paru-paru.
Udara yang masuk ke paru-paru kemudian disalurkan ke seluruh bagian tubuh agar sel-sel
dan organ tubuh dapat berfungsi dengan optimal.

Salah satu jenis obat pada inhalasi adalah terapi inhalasi. Terapi inhalasi adalah cara
pengobatan dengan cara memberi obat untuk dihirup agar dapat langsung masuk menuju
paru-paru sebagai organ sasaran obatnya. Pemberian per inhalasi adalah pemberian obat
secara langsung ke dalam saluran napas melalui hirupan. Terapi inhalasi dalah sistem
pemberian obat dengan cara menghirup obat dengan bantuan alat tertentu, misalnya
nebulizer.

Nebulizer adalah suatu jenis cara inhalasi dengan menggunakan alat pemecah obat untuk
menjadi bagian-bagian seperti hujan/uap untuk dihisap. Biasanya untuk pengobatan saluran
pernafasan bagian lebih bawah Terapi inhalasi uap adalah cara pengobatan dengan alat
nebulizer dapat mengubah obat yang berbentuk larutan menjadi aerosol terus menerus,
dengan tenaga yang berasal dari udar yang dipadatkan, atau gelombang ultrasonik.aerosol
yang berbentuk dihirup penderita melalui mouth piece atau sungkup Bronkodilator yang
diberikan dengan nebulizer . memberikan efek bronkodilatasi (pelebaran bronkus) yang
bermakna tanpa menimbulkan efek samping.

Hasil pengobatan dengan nebulizer lebih banyak bergantung pada jenis nebulizer yang
digunakan. Ada nebulizer yang menghasilkan partikel aerosol terus-menerus, ada juga yang
dapat diatur sehingga aerosol hanya timbul pada saat penderita melakukan inhalasi, sehingga
obat tidak banyak terbuang. Cara ini digunakan dengan memakai disposible nebulizer mouth
piece dan pemompaan udara (pressurizer) atau oksigen. Larutan nebulizer diletakan di dalam
nebulizer chamber.

Cara ini memerlukan latihan khusus dan banyak digunakan di rumah sakit. Keuntungan
dengan cara ini adalah dapat digunakan dengan larutan yang lebih tinggi konsentrasinya dari
MDI. Kerugiannya adalah hanya 50 – 70% saja yang berubah menjadi aerosol, dan sisanya
terperangkap di dalam nebulizer itu sendiri.

Jumlah cairan yang terdapat di dalam hand held nebulizer adalah 4 cc dengan kecepatan gas 6
– 8 liter/menit. Biasanya dalam penggunaannya digabung dalam mukolitik (asetilsistein) atau
natrium bikarbonat. Untuk pengenceran biasanya digunakan larutan NaCl. Beberapa contoh
jenis nebulizer uap antara lain: a) Simple nebulizer b) Jet nebulizer, menghasilkan partikel
yang lebih halus, yakni antara 2 – 8 mikron. Biasanya tipe ini mempunyai tabel dan paling
banyak dipakai di rumah sakit. c) Ultrasonik nebulizer, alat tipe ini menggunakan frekuensi
vibrator yang tinggi, sehingga dengan mudah dapat mengubah cairan menjadi partikel kecil
yang bervolume tinggi, yakni mencapai 6 cc/menit dengan partikel yang uniform.

Besarnya partikel adalah 5 mikron dan partikel dengan mudah masuk ke saluran pernapasan,
sehingga dapat terjadi reaksi, seperti bronkospasme dan dispnoe. Oleh karena itu alat ini
hanya dipakai secara intermiten, yakni untuk menghasilkan sputum dalam masa yang pendek
pada pasien dengan sputum yang kental. d) Antomizer nebulizer, partikel yang dihasilkan
cukup besar, yakni antara 10 – 30 mikron. Digunakan untuk pengobatan laring, terutama pada
pasien dengan intubasi trakea. Beberapa bentuk jet nebulizer dapat pula diubah sesuai dengan
keperluan, sehingga dapat digunakan pada ventilator dan IPPB, dimana dihubungkan dengan
gas kompresor.

a. Indikasi Inhalasi Uap

Penggunaan terapi inhalasi ini diindikasikan untuk : - pasien sesak nafas dan batuk -
broncho pnemonia - ppom (bronchitis, emfisema) - asma bronchial - rhinitis dan sinusitis -
paska tracheostomi - pilek dengan hidung sesak dan berlendir - selaput lendir mengering -
iritasi kerongkongan, radang selaput lendir saluran pernafasan bagian atas

b. Kontraindikasi Inhalasi Uap

Kontra indikasi mutlak pada terapi inhalasi tidak ada. Indikasi relatif pada pasien dengan
alergi terhadap bahan atau obat yang digunakan.

PROSEDUR KERJA

1. Persiapan alat
2. Nebulizer
3. Tissue
4. Selang/kanul udara
5. Sarung tangan
6. Stetoskop
7. Obat inhalasi
8. Kapas alkohol
9. Masker nasal canule, mouthpiece
10. Neirbeken
11. Nasa lembab
12. Nacl 0,9 %

Persiapan Pasien

1. Pasien diinstruksikan untuk napas melalui mulut, ambil napas lambat, dalam dan
kemudian menahan napas selama beberapa detik pada akhir inspirasi untuk
meningkatkan tekanan intrapleural dan membuka kembali alveoli yang kolaps,
dengan demikian meningkatkan kapasitas residual fungsional.
2. Pasien didorong untuk batuk dan untuk mengevaluasi seberapa baik terapi bekerja.
3. Peralatan harus dibersihkan dan disimpan dengan baik bila digunakan di rumah.

Persiapan Lingkungan

Terapi inhalasi dengan nebulizer dapat diberikan:

1. Di rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan yang telah memenuhi


persyaratan.
2. Di rumah dengan aturan yang sudah dimengerti dengan baik dan benar

Tahap pre interaksi

1. Siapkan alat
2. Baca status pasien
3. Cuci tangan

Tahap orientasi

1. Berikan salam, panggil klien dengan namanya


2. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien dan keluarga

Tahap kerja

1. Alat didekatkan, pakai sarung tangan


2. Mendengarkan suara napas dengan stetoskop
3. Ambil tempat obat kemudian masukkan obat kedalam tempat obat pada mesin
nebulizer.
4. Memasang tutup adaptor, kemudian menyalakan dengan menekan tombol ON
5. Atur posisi fowler
6. Jalan nafas dibersihkan, hidung dibersihkan dengan kapas lembab, kapas yg kotor
buang ke neirbeken
7. Hubungkan masker/nasal canule/mouthpiece pada klien sehingga uap dan obat tidak
keluar
8. Klien dianjurkan nafas dalam secara teratur
9. Bila klien merasa lelah, matikan nebulizer sebentar, berikan kesempatan klien
istirahat
10. Mematikan nebulizer dan melakukan clapping untuk mempermudah mengeluarkan
secret.
11. Melepaskan masker, menganjurkan klien untuk batuk dan mengeluarkan dahaknya..

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penggolongan obat menurut cara pemberiannya ada beberapa macam diantaranya


secara topical. Obat-obatan topical adalah jenis obat yang dimaksudkan untuk
memberikan reaksi atau pengaruh langsung pada tempat tertentu atau secara local.
Obat jenis ini tidak digunakan untuk oral ataupun injeksi karena dapat mengakibatkan
reaksi toksik apabila diabsorbsi kedalam sistim peredaran darah. Pada umumnya obat
topical adalah obat yang digunakan pada kulit atau membrane mukosa untuk
memberikan pengaruh local pada bagian tubuh. Dalam penggunaannya, pemberian
obat secara topical dapat dilakukan melalui kulit,instilasi mata, hidung, telinga,
melalui vagina ataupun rectum.

B. Saran
Diharapkan para pembaca makalah ini dapat lebih mengerti tentang jenis dan pemberian
obat pada rektum, vagina, hidung,mata,telinga,dan inhalasi.Dan mendapatkan gambaran
tentang bagaimana cara mengobatinya.
DAFTAR PUSAKA
https://pamujiandri.wordpress.com/2011/07/25/pemberian-obat-pervaginam-dan-
suppositoria/.01 maret 2015  Setian Raha.2014.Pemberian Obat melalui kulit.
http://www.slideshare.net/septianraha/makalahpemberian-obat-pada-kulit/.01 maret 2015

Anda mungkin juga menyukai