Anda di halaman 1dari 2

BUTA POLITIK

Seorang Filsuf Yunani bernama Aristoteles menerangkan Bahwa, Politik adalah usaha yang
di tempuh warga Negara untuk mewujudkan kebaikan bersama.

Dalam islam, politik dikenal dengan As Siyasah, Strategy mengatur segenap kepentingan
banyak orang.

Jika ditelaah dari 2 pandangan di atas, maka politik merupakan jalan kebaikan. Namun
konotasi politik menjadi buruk disebabkan oleh para politisi yang mencederai nilai-nilai
kebaikan yang melekat pada politik. Salah satu hal yang menjadikan makna politik menjadi
buruk adalah para politisi. Maka yang harus kita fahamai adalah politik dam politsi adalah
dua hal yang berbeda.

Pertanyaan yang jawabannya kita perlu kaji lebih dalam adalah Mengapa kita harus
berpolitik? Sebab saat ini segala kekacauan dalam system pendidikan, ekonomi, sosial
budaya, keagamaan semua disebabkan oleh kebijakan yang dibuat oleh para politisi.
Olehnya, bagi kita yang menginginkan perubahan kebiajakan terhadap hal-hal tersebut
diatas hendaknya berpolitik atau setidaknya ikut terlibat dalam kegiatan politik.

Orang-orang baik harus terlibat dalam politik, yang baik karakternya, kebangsaannya,
nasionalismenya dan akhlaknya harus masuk dalam politik, agar Politik tidak didominasi
oleh orang-orang jahat yang hanya mementingkan diri sendiri dan merugikan orang banyak.

Bung Karno pernah berkata “jika umat islam menginginkan ada aturan-aturan islam yang
ingin diterapkan dalam undang-undang/konstitusi maka berpolitiklah” sembari mengatakan
hal sama kepada penganut agama yang lain. Pernyataan bung Karno itu senada dengan
Erbakan, Guru dari presiden Turki saat ini. Necmetin Erbakan pernah berkata “Muslim
yang tidak pedulikan Politik akan dipimpin oleh politisi yang tidak peduli dengan islam”

Bagi kita yang sampai hari ini tidak pernah ambil pusing dengan politik, hendaknya kita
merenungu pernyataan dari Bertolt Brecht “ Buta yang terburuk adalah buta politik, dia
tidak mendengar, tidak berbicara dan tidak berpartisipasi dalam peristiwa politik. Dia
tidak tahu bahwa biaya hidup, harga-harga komoditas, obat, tepung dan makanan semua
tergantung pada keputusan politik. Orang yang buta politik begitu bodoh sehingga ia
bangga dengan membusungkan dadanya mengatakan bahwa ia membenci politik. Si dungu
tidak tahu bahwa dari kebodohan politiknya lahir pelacuran, anak terlantar, politisi busuk
serta rusaknya perusahaan nasional dan multinasional”

Oleh karena itu sebagai pemuda generasi harapan masa depan bangsa, mulai saat ini kita
tidak boleh abai, acuh terhadap politik dan harus ikut terlibat dalam agenda-agenda ataupun
isu-isu politik, agar segala kebijakan yang lahir akibat keputusan politik bisa bermanfaat
untuk kita, agama bangsa dan Negara.

Anda mungkin juga menyukai