Anda di halaman 1dari 9

ANDAI SAYA MENJADI PRESIDEN

APA YANG AKAN SAYA LAKUKAN UNTUK MENCIPTAKAN KEHIDUPAN POLITIK


YANG BERMORAL
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi dan melengkapi salah satu tugas yang di ajukan oleh
Dosen Dr. Agus Subagyo., S.ip, M. Si
Disusun Oleh:
Nama : Intan Eka Pratamy
NPM : 6212161008

UNIVERSITAS JENDRAL ACHMAD YANI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL
Terakreditasi (Accredited) A
CIMAHI
2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah tentang Andai Saya
Menjadi Presiden, Apa Yang Akan Saya Lakukan Untuk Menciptakan Kehidupan Politik
Yang Bermoral Sebagai syarat tugas pertama dalam memenuhi tugas mata kuliah Pengantar
Ilmu Politik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga saya berterima kasih pada
Bapak Dr. Agus Subagyo., S.ip, M. Si selaku Dosen mata kuliah pengantar ilmu politik UNJANI
yang telah memberikan tugas ini kepada saya.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai politik yang bermoral di Indonesia karena dunia politik di Indonesia
kini telah jauh dari nilai luhur bangsa Indonesia. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya
berharap adanya kritik, saran dan usulan, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang
membacanya serta bagi para peluku politik di Indonesia.

Cimahi, 27 September 2016


Penulis

(Intan Eka Pratamy)

BAB 1

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam Al Qur-an memang tidak ditemukan kata siyasah (politik) secara harfiah, tetapi
para penafsir awal seperti Mujahid ketika menafsirkan rabbaniyuun (QS. Ali Imran; 79) berkata:
"Mereka (rabbaniyun) itu lebih tinggi dari pendeta-pendeta (rahib), sebab pendeta-pendeta itu
adalah ulama, sedangkan rabbaniyun adalah mereka yang memadukan kedalaman ilmu dan fiqih,
pandangan siyasah dan pengaturan, penegakan urusan-urusan rakyat dan apa-apa yang
memperbaiki mereka dalam kehidupan dunia dan agama mereka.
Dunia mengakui bahwa Indonesia merupakan negera berpenduduk muslim terbesar di
dunia yang memiliki banyak organisasi kemasyarkatan dan atau partai politik berbasiskan islam.
Namun sayangnya, harus pula diakui bahwa praktek berpolitik negeri ini dipenuhi oleh berbagai
tingkah laku manusia yang membawa hawa nafsu sebagai tuhan.
Inilah yang kemudian membawa sejarah kepada fenomena bahwa kebanyakan gerakan
politik pada akhirnya berujung pada nafsu untuk memiliki kekuasaan dan mempertahankan
kekuasaan itu.
Kehidupan politik di negeri ini sangat bervariasi sepak terjangnya, saling bersenggolan
dan saling menyapa dengan kalimat yang berpura sopan, namun ada juga partai politik yang
duduk terdiam dan tersenyum, tapi begitu lincah jempolnya menari di tombol handphone atau
gadgetnya yang senantisa terus berkomunikasi dengan ranting-ranting yang ada di daerah
kekuatannya.
Melihat laku poltik yang semakin tidak menguntungkan bagi kemajuan dan kebaikan
bangsa ini, tidak ada yang perlu dilakukan, kecuali politik harus didukung dengan moralitas yang
tingggi. Dalam hal ini, Susan Mendus dalam karyanya, Impartiality in Moral and Political
Philosophy (2002), menyebutkan politik bisa menjadi baik, apabila ia memiliki landasan moral
yang tinggi. negara bisa menjadi baik apabila penyelenggarnya baik dan memiliki dedikasi yang
tinggi.
Karena itu, sekali lagi, para politikus di negeri tercinta ini sudah seharusnya memiliki
landasan moral yang tinggi dalam berpolitik. Politik harus benar-benar dijadikan alat untuk
menyejahterahkan rakyat. Jangan sampai politik mendapat citra buruk dari masyarakat karena
perbuatan tidak manusiawi dari orang yang ambisius yang mencoba untuk memimipin negeri ini.

Sudah cukup rasanya pergolakkan politik mengorbankan rakyat kecil, kini saatnya etika
politik dan ajaran tentang kebaikan moral dikedepankan. Agar Indonesia menemukan jalan,
untuk setiap masalah dan tantangan yang kita hadapi. Kita adalah bangsa yang besar, terlalu
besar untuk dikalahkan oleh kepentingan sempit pribadi, kelompok, dan golongan.
Hendaknya dilain perjalanan bangsa Indonesia dapat dikembalikan kepada politik yang
bermoral. Politik kekuasaan adalah bertujuan untuk mempercepat terwujudnya cita-cita
proklamasi 17 Agustus 1945. Apabila nilai moral tidak lagi menjadi karakter perpolitikan bangsa
ini maka dikhawatirkan cita-cita pembangunan hanya tinggal menjadi impian belaka.
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan rumusan masalah
sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan politik dan moral?


2. Apakah yang dimaksud dengan gaya pemimpin yang bercorak Manusia Robot ?
3. Bisakah Indonesia mewujudkan politik yang bermoral ?
4. Bagaimana cara memperbaiki kondisi kehidupan politik bangsa Indonesia
yang sudah jauh menyimpang dari tujuan kemerdekaan Indonesia ?

5. Apa yang saya lakukan jika saya menjadi seorang presiden guna untuk
mewujudkan politik yang bermoral ?

C. TEORI YANG DIGUNAKAN


Teori Politik berasal dari dua suku kata, Teori dan Politik. Teori dapat diartikan
sebagai cara, model kerangka fikiran ataupun pedapat yang dikemukakan oleh
seseorang sebagai keterangan mengenai suatu peristiwa. Sedangkan politik berarti
negara
(berasal
dari
kata
polis). Politik juga
memiliki
arti
sebagai proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang
antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara.
Pengertian ini merupakan upaya penggabungan antara berbagaidefinisi yang
berbeda mengenai hakikat politik yang dikenal dalam ilmu politik. Politik juga dapat
ditilik dari sudut pandang berbeda, yaitu antara lain:

Politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan


kebaikan bersama (teori klasik Aristoteles)

Politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan


negara

Politik merupakan kegiatan yang diarahkan


mempertahankan kekuasaan di masyarakat

untuk

mendapatkan

dan

Politik
adalah
segala
sesuatu
pelaksanaan kebijakan publik.

proses

perumusan

dan

tentang

Batasan Teori Politik :


Teori Politik memiliki dua makna yaitu :
1. Teori sebagai pemikiran spekulatif
pengaturan masyarakat yang ideal,

tentang

bentuk

dan

tata

cara

2. Teori menunjuk pada kajian sistematis tentang segala kegiatan dalam


masyarakat untuk hidup dalam kebersamaan.

Penguasaan Islam selama satu setengah abad telah menyumbang kepada pembentukan
teori politik yang bermoral yang kemudian diambil oleh masyarakat Barat untuk diterpakan
dalam kehidupan mereka. Barat, yang semakin menjauhkan dirinya dari pada jalan hidup
beragama tidak pula mengetepikan bingkai moral dalam kehidupan mereka, bahkan nilai-nilai
itu tetap dijadikan asas kehidupan individu, bermasyarakat, berorganisasi dan bernegara.
Sebelum kerjaan-kerajaan Islam ditumpaskan, masyarakat Barat mempelajari secara
tekun mengenai factor kekuatan masyarakat Islam. Sebagiannya, mereka adaptasikan dalam
kehidupan dan menjadi ia sebagai teladan yang mesti diikuti. Sebab itulah banyak buku-buku
karangan cendekiawan Islam zaman pertengahan dikaji, diterjemah dan dibahas sehingga
membangunkan ilmu-ilmu baru yang sesuai dengan sudut pandangan mereka.

BAB II
PEMBAHASAN
A. POLITIK DAN MORAL
MO
KBBI
Moral adalah ajaran tentang baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap,
kewajiban, dsb ; Kondisi mental yang membuat orang tetap berani, bersemangat, bergairah,
berdisiplin, ; Isi hati atau keadaan perasaan sebagaimana terungkap dalam perbuatan ; Ajaran
kesusilaan yang dapat ditarik dari suatu cerita.
Darji Damodiharjo
Moral adalah keseluruhan norma yang menentukan baik buruknya sikap dan perbuatan manusia,
pancasila sebagai dasar negara adalah kesatuan utuh bangsa Indonesia .
2. Pengertian Politik
Politik adalah alat untuk mencapai tujuan dari setiap orang atau golongan.
Plato dan Aristoteles
Politik adalah sebagai suatu usaha untuk mencapai masyarakat yang baik. Usaha untuk
mencapai masyarakat yang terbaik ini menyangkut bermacam macam kegiatan yang
diantaranya terdiri dari proses penentuan tujuan dari sistem serta cara cara melaksanakan
tujuan itu.
Rod Hague
Politik adalah kegiatan yang menyangkut cara bagaimana kelompok kelompok mencapai
keputusan keputusan yang bersifat kolektif dan mengikat melalui usaha untuk mendamaikan
perbedaan perbedaan diantara anggota anggotanya.
Carl Schmidi
Politik adalah suatu dunia yang didalamnya orang orang lebih membuat keputusan
keputusan dariapada lembaga lambaga abstrak.
2. 2 Masalah masalah Politik yang Tak Bermoral
Masalah masalah politik yang tak bermoral dikaji dengan beberapa contoh berikut :
Gaya gaya pemimpin yang bercorak Manusia Robot artinya pemimpin yang ingin menang
dan semua ingin agar kelompoknya memegang tampuk kekuasaan, dengan segala taktik kotor
( intrique ) sehingga tidak terpikirkan secuilpun dibenak mereka bagaimana menciptakan
masyarakat yang damai, adil, aman, makmur dan sejahtera serta demokratis.
Pemimpin memiliki satu penampakan tamak kuasa ( gila kuasa ) akibatnya pemimpin terlalu
mudah mengumbar nafsu, serta akhirnya menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan
walaupun mengakibatkan kerugian dan tidak efisiennya penggunaan anggaran daerah. Ketika
pemimpin terlalu berpikir bagaimana harus mempertahankan kekuasaan tentu rakyat dilihat
semu, sementara pemimpin bermakna karena ada rakyat.

Banyaknya Parpol di Indonesia tidak menjamin akan menyelesaikan sebuah permasalahannya,


malah justru menambah yang harus diselesaikan, Parpol sebenarnya alat untuk mensejahterakan
golongan, lupa akan kepentingan masyarakat banyak, Prpol bukannya memberantas korupsi
tetapi malah melahirkan para koruptor.
Setelah 14 tahun reformasi tak lantas mampu membawa perubahan mendasar sesuai cita cita
reformasi 1998. Sebaliknya kehidupan berbangsa dan bernegara semakin terpuruk karena wajah
politik Indonesia tak bermoral.
Permainan politik uang dilakukan oleh banyak pihak agar lolos dalam seleksi sebagai caleg atau
berbagai praktek tidak sehat dalam pencalonan DPD. Masyarakat publik pun semakin kehilangan
kepercayaan tarhadap wakil wakil mereka yang cendrung lebih mementingkan dirinya sendiri
melalui berbagai tindakan tidak terpuji. Orang semakin ragu bahwa praktek politik dan
kekuasaan bisa dicerahi moral sehingga menjadi lebih sehat dan bersih
2. 3 Faktor faktor Politik Tak Bermoral
Faktor faktor yang mempengaruhi adanya praktek politik yang tidak bermoral adalah :
Politik Indonesia tidak bermoral, karena dijalankan dengan sistem dan konsep yang tidak baik.
Politik cendrung dijadikan mata pencarian , tidak sekedar untuk mengabdi kepada rakyat.
Para politisi dan penyelenggara negara saat ini dalam merefleksikan politik praktis, lebih banyak
dipengaruhi nilai nilai buruk daripada nilai nilai luhur masyarakat bangsa.
Perilaku para politisi dan penyelenggara di negeri ini, bukan lagi sebagai proses pencapaian
kebajikan bersama, tetapi lebih pada perjuangan merebut kekuasaan untuk berkuasa. Mereka
tidak lagi mempertimbangkan nilai moral dalam menjalankan perpolitikan dan kekuasaan.
Moral dan politik berada pada dua kutub yang berbeda, ibarat terpisahnya air dengan minyak sulit
untuk bisa disatukan. Etika lebih mengedepankan nilai moral atau spiritual agama dalam
merefleksikan, sedangkan politik bisa menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan.

2. 4 Solusi Untuk Menghilangkan Praktek Politik Tak Bermoral


Solusi solusi yang dapat menghilangkan praktek politik tak bermoral adalah sebagai
berikut :
Setiap pemimpin partai politik harus dapat mempunyai azas atau ciri, aspirasi, dan program
tersendiri tidak bertentangan dengan nilai pancasila sehingga akan tercipta kehidupan politiok
yang bermoral di negara Indonesia ini.
Lembaga perwakilan rakyat menampung aspirasi atau keinginan masyarakat kemudian aspirasi
itu disalurkan melalui lembaga perwakilan rakyat, disampaikan kepada pemerintah untuk
ditindaklanjuti.
Untuk menciptakan kehidupan politik yang bermoral tentu harus dimulai dari pemimpinnya.
Pemimpin yang bersikap tepat secara moral, bertindak dengan cerdas dan tidak mementingkan
diri sendiri, jujur dan bertindak dengan pengendalian diri.
Saling berpartisipasi dan menjalankan kehidupan politik yang berlandaskan pancasila, UUD
1945.
Visi politik yang bermoral dan beretika.
Negara memerlukan visi politik baru yang penuh dengan etika dan nilai nilai moral agama.
Tanpa visi politik baru yang lebih mengedepankan etika dan nilai nilai moral agama dalam

menyelenggarakan pemerintahan, negara ini sudah diambang kehancuran karena korupsi sudah
merasuk kedalam seluruh sendi kehidupan.

http://karya-kamal.blogspot.co.id/2015/06/konsep-politik-makalah-pengantar-ilmu.html
http://waspadamedan.com/index.php?
option=com_content&view=article&id=19828&catid=59&Itemid=215
http://sport.frontroll.com/berita-1609-politik-bermoral.html
http://news.detik.com/opini-anda/1722862/mewujudkan-politik-bermoral
Nggoro, Adrianus M, 2009. Pendidikan Pancasila. Ruteng : Nera Pustaka.
Syamsudin, Din, 2012. Politik Indonesia Tak Bermoral. Padang : PT. Dirgantara.

Anda mungkin juga menyukai