Anda di halaman 1dari 205

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

segala limpahan rahmat, berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan makalah yang berjudul “Manajemen Keperawatan RSU

Sembiring”. Yang disusun sebagai persyaratan dalam menyelesaikan Departemen

Manajemen Keperawatan pada Program Pendidikan Profesi Ners di Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Deli Husada Delitua.

Penulis menyadari selama penyusunan makalah ini, penulis banyak

mendapatkan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik secara langsung

maupun tidak langsung. Oleh karena itu pada kesempatan ini izinkan penulis

mengucapkan terimakasih kepada :

1. Terulin Sembiring Meliala, AMKeb, SKM. Selaku Ketua Yayasan RSU

Sembiring Delitua.

2. Drs. Johannes Sembiring, M.Pd, Selaku Direktur Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan (STIKes) DELI HUSADA Delitua.

3. Herri Novita, S.Kep, Ns. Selaku Ketua Program Pendidikan Profesi Ners

STIKes DELI HUSADA Delitua

4. Dewi Frintiana Silaban, S.Kep, Ns, selaku Koordinator dan Dosen

Pembimbing Departemen Manajemen Keperawatan.

5. dr. Alpindo Sembiring selaku Direktur RSU Sembiring Delitua yang telah

bersedia memberi izin untuk melakukan manajemen Keperawatan.

6. Sarmana, AMKeb, SKM, selaku Kepala Keperawatan di RSU Sembiring.


7. Seluruh perawat yang ada di RSU Sembiring Delitua yang telah menerima

penulis untuk berdinas dan bersedia menjadi bahan pengamatan penulis dalam

penyusunan makalah Manajemen.

Akhir kata dengan segala kerendahan hati, penulis mohon maaf atas segala

kesalahan dan kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini

dapat bermanfaat bagi kita semua.

Delitua, Oktober 2014

Penulis
PROFIL RUMAH SAKIT UMUM SEMBIRING

VISI

Viisi RSU Sembiring adalah menjadi rumah sakit dengan kualitas


pelayanan yang prima, didukung oleh sarana dan prasarana yang lengkap, dengan
sumber daya manusia yang berkualitas.

MISI

Dalam mencapai visi di atas, RSU Sembiring menjalankan misi sebagai berikut:
a. Memberikan pelayanan kesehatan tingkat primer dan sekunder bersifat
spesialistik dan subspesialistik dalam bentuk tindakan preventif, kuratif, dan
rehabilitatif.
b. Menyediakan fasilitas pelayanan rawat jalan, rawat inap, penunjang medis
bagi masyarakat pengguna jasa rumah sakit.
c. Mengembangkan kemampuan professional kesehatan dengan didukung
manajemen perumah sakitan yang handal, berdasarkan atas etika profesi,
etika pelayanan, serta keselarasan lingkungan.
d. Melakukan penelitian dan pengembangan dalam bidang pelayanan kesehatan
dengan senantiasa mengikuti perkembangan dan kemajuan teknologi
kedokteran dan kesehatan.
e. Menciptakan suasana kerja yang ditandai oleh rasa kekeluargaan dan terus
berupaya meningkatkan kesejahteraan bagi setian karyawan RSU Sembiring.

KEBIJAKAN

Untuk mewujudkan visi dan misinya, RSU Sembiring Deli Tua merumuskan
kebijakan:
a. Semakin melengkapi dan menyempurnakan fasilitas perawatan dan
penunjang kesehatan di RSU Sembiring
b. Meningkatkan profesionalisme tenaga kesehatan, baik tenaga medis,
paramedis, maupun tenaga kesehatan lainnya di RSU Sembiring.
c. Meningkatkan dan menyederhanakan proses administrasi dan ketata usahaan
di RSU Sembiring.
d. Menjalin dan meningkatkan kerja sama dengan institusi-institusi lain yang
dapat mendukung kinerja RSU Sembiring.

MOTTO

Untuk bisa memberikan pelayanan yang prima kepada pasien dan


pelanggan, maka RSU Sembiring mempunyai motto yaitu “Pelayanan yang
Terbaik Adalah Pengabdian Kami”.

 SISTEM PEREKRUTAN

Sistem perekrutan pegawai RSU Sembiring berdasarkan kebutuhan.


Pelamar harus membuat surat lamaran kemudian dilakukan tes keterampilan.
Setelah lulus tes maka dilakukan wawancara oleh pihak manajemen. Setelah itu
keputusan akhir terdapat pada direktur dan yayasan.
Kepada alumni STIKes Deli Husada Delitua yang melamar akan
dilakukan konfirmasi kembali ke pendidikan untuk melihat latar belakang pelamar
selama menjalani pendidikan. Sebagian besar calon pegawai juga merupakan
rekomendasi dari pendidikan. Pelamar yang telah dinyatakan lulus tes akan
menjalani training selama 3 bulan, setelah itu ditetapkan menjadi pegawai tetap
RSU Sembiring.

PENGEMBANGAN KARIER

Sistem pengembangan karier RSU Sembiring berdasarkan kebutuhan dan


kesiapan pegawai. Setiap pegawai yang mengikuti pelatihan dibiayai oleh RSU
Sembiring dengan perjanjian kontrak kerja 2 tahun.
DATA PANGKAJIAN SELURUH RUANGAN

ANALISA SITUASIONAL
DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT UMUM
SEMBIRING

STRUKTUR ORGANISASI DI IGD RSU. SEMBIRING

KEPALA RUANGAN
IRAWATI AMK

PERAWAT PELAKSANAN

1. Tenty Elfrida Saragi, Skep


2. Ridho Irwansyah Batubara, Skep
3. Junita Ginting, Skep. Ns
4. Betty Tarigan, Skep. Ns
5. Melianti, Amk
6. Ria Saputri, Amk
7. Sartika Manurung, Amkeb
8. Genta Parangin-angin, Amk

PENGKAJIAN RUANGAN IGD


1. Jumlah Tenaga di IGD RSU Sembiring Delitua Tenaga Keperawatan

Jumlah staf yang bertugas di IGD adalah 9 orang yang terdiri dari 1 orang
kepala ruangan dan 8 orang perawat pelaksana.
No. Jabatan Pendidikan Jumlah
1 Kepala Ruangan D3 keperawatan 1

2 Perawat Pelaksana D3 keperawatan 3

S1 keperawatan 4

D3 Kebidanan 1

No Kualifikasi Pagi Sore Malam


.
1. Pegawai/ Perawat 3 2 2

2. Mahasiswa profesi (Ners) 2 2 2

3. Mahasiswa Akper 3 2 2

4. Mahasiswa Akbid 6 4 4

2. DAFTAR PERSEDIAAN ALAT

No Nama alat Jumlah


1 Nearbeken 6
2 Keranjang obat 4
3 Korentang & tempatnya 3
4 Gunting lurus 1
5 Gunting verban 1
6 Arteri klem lurus 3
7 Nald folder 1
8 Pinset cerugis 4
9 Pinset anatomis 5
10 Gunting kecil 1
11 Alcohol 1
12 Suction 1
13 Toples kaca -
14 Nebul 1
15 Laringoskop 1
16 Lemari emergengy 1
17 Mask 18
18 Topi ok 1
19 Penlight 3
20 Tempat obat merah 2
21 Ambu box bayi 2
22 Ambu box anak 1
23 Gelang bayi pink 1
24 Incubator 4
25 Gelang bayi biru 5
26 Gudel anak 1
27 Hipafix 1
28 Plester 1
29 Head box 1
30 Infant warmer 1
31 Infant jaundis 1
32 Infuse pump boxer 1
33 Infuse pump terumo 4
34 Standart infuse 9
35 Oksigen tabung kecil 2
36 Regulator oksigen 4
37 Tabung regulator 5
38 Lampu baca foto 1
39 Set (CPAP) 1
40 Monitor 2
41 Papan ujian 5
42 Pembolong 1
43 Lemari popol 1
44 Computer 1
45 Kulkas 1
46 Kalkulator 1
47 Troli tempat instrument 1
48 Dispenser 1
49 Bak instrumen 1
50 Bak injeksi 4
51 Tupper 2
52 Kom tertutup 6
53 Tromol kecil 1
54 Stetoskop 6
55 Termometer anus 1
56 Arteri klem bengkok 6
57 Pispot 1
58 Urinal 1
59 Temperatur biasa 3
60 Temperatur digital 1
61 Reflek hummer 1
62 Gudel 36
63 Penghapus 1
64 Board marker 1
65 Stipo 1
66 Pemotong isolatif 1
67 Torniquet 10
68 Hekter 10
69 Penggaris 10
70 Tensi air raksa 10
71 Tempat sampah plastik 10
72 Rostul 2
73 Troli mandi 1
74 Troli loundry 1

3. Daftar Persediaan Alat Tenun


No Nama Alat-Alat Tenun Jumlah
1 Dup bolong 14
2 Selimut 10
3 Bantal 6

4. Daftar Persediaan/ Stok Obat


No Nama Obat Jumlah
1 Abocat 14 terumo 20
2 Abocat 14 gea 10
3 Abocat 18 terumo 30
4 Abocat 18 gea 30
5 Abocat 20 terumo 20
6 Abocat 20 gea 30
7 Abocat 24 terumo 20
8 Abocat 26 haspira 10
9 Spuit 1 cc 80
10 Spuit 3 cc 80
11 Spuit 5 cc 30
12 Spuit 10 cc 30
13 Spuit 60 cc 10
14 NGT 12 10
15 NGT 14 10
16 NGT 16 10
17 NGT 18 10
18 Infuset mikro 30
19 Infuset makro 60
20 Transfusi set 20
21 ETT 3,5 2
22 Kateter 10 10
23 Kateter 12 10
24 Kateter 14 10
25 Kateter 16 10
26 Kateter 18 10
27 Kateter 20 20
28 Three way 10
29 Handscoon no.7 10
30 Handscoon no.7,5 8
31 Handscoon no.8 10
32 Nald 23 30
33 Nald 26 30
34 Nald 27 30
35 Cairan 2:1 10
36 Cairan 4:1 10
37 RL 60
38 R.Sol 10
39 NaCl 0,9% 30
40 Ring As 10
41 Kaen-3B 2
42 Dextro 5% 10
43 Dextro 10% 10
44 Masker 10
45 Kasa gulung 40
46 Aquabides 20
47 Bethadine salep 4
48 H2O2 500
49 Plester 1
50 Vit K 5
51 SA 30
52 Jelly 1
53 KCL 5
54 Etamidon 4
55 Etadryl 4
56 Keterolac 10
57 Ephidrin Hcc 5

Perhitungan tenaga perawat

Dasar perhitungan penetapan jumlah tenaga perawat


 Rata-rata jumlah pasien / hari
 Jumlah jam perawatan/ hari (4jam/hari)
 Jam efektif perawatan / hari

Rata-rata jumlah pasien/ hari X jumlah jam perawatan/hari


Jam efektif / hari

Berdasarkan data yang diperoleh rata-rata jumlah pasien/ hari sebanyak 20 orang,
dengan jam efektif perawatan 6 jam.€

=20 orang x 4 jam

6 jam

= 13,3 atau 13 orang


Sementara jumlah tenaga perawat yang tersedia saat ini sebanyak 9 orang.
Struktur Organisasi Ruangan VK RSU Sembiring Delitua
Ruang VK dipimpin oleh seorang kepala ruangan 1 orang dan 9 orang
perawat pelaksana. Adapun struktur organisasi ruangan VK yaitu:

Struktur Organisasi Ruangan VK

Kepala Ruangan
Yunita Sari AMKeb

Perawat Pelaksana

1. Basilia Amajihono
2. Sri Sumiarni Capah, AMKeb
3. Eka Winda Gurning, AMKeb
4. Prista Adrina, AMKeb
5. Putri Damayanti, AMKeb
6. Haida Agustina, AMKeb
7. Tanti Novita, AMKeb
8.PENGKAJIAN
Elfrida, AMKebRUANGAN VK
9. Reni, AMKeb

Pengkajian
Berdasarkan hasil pengkajian kelompok manajemen pada tanggal 6 – 25
mei 2013 di ruangan VK dilakukan analisa situasi ruangan melalui metode :
1. Wawancara yang dilakukan dengan kepala ruangan, perawat pelaksana di
ruangan
2. Observasi dilakukan mahasiswa Program Profesi Ners kelompok
manajemen yang bertugas pada shift pagi dan sore, meliputi observasi
situasi dan kondisi ruangan, system kerja dan komunikasi perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan.

1. Man
a. Staffing
1) Tenaga Perawat di Ruangan VK
Jumlah staf yang bertugas di ruangan VK adalah 10 orang yang terdiri
dari 1 orang kepala ruangan, dan 9 orang perawat pelaksana.

Table 1. Tenaga Perawat di Ruangan VK RSU Sembiring Delitua

No Jabatan Pendidikan Jumlah


1 Kepala Ruangan D3 1
2 Perawat Pelaksana D3 8
3 Perawat Pelaksana D1 1
Total 10

Tabel 2. Jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan berdasarkan tingkat


ketergantungan pasien
Tingkat Pagi Sore Malam
Ketergantungan
Pasien
Minimal Care 0,17 x 13 = 2,21 0,14 x 13 = 1,82 0, 10 x 13 = 1,3
Partial Care 0,27 x 10 = 2,7 0,15 x 10 = 1,5 0,07 x 10 = 0,7
Total Care 0,36 x 0 = 0 0,30 x 0 = 0 0,20 x 0 = 0
Jumlah 4,91 3,32 2
(5) (3) (2)
Perhitungan jumlah tenaga perawat berdasarkan rumus Douglas : Berdasarkan
perhitungan diatas, maka :
Pagi : 5 orang
Sore : 3 orang
Malam : 2 orang
10 orang perawat
Factor libur dan cuti = 25% x 10 = 2,5 2 Perawat
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan ketergantungan pasien adalah :
P + S + M + L + 1 Karu = 10 + 2 + 1 = 13 perawat
Berdasarkan perhitungan diatas dengan menggunakan rumus Douglas dapat
disimpulkan bahwa perawat yang dibutuhkan di ruangan VK sebanyak 13 orang.
Jumlah tenaga perawat di ruang VK adalah 10 orang tenaga perawat. Maka, jika
dibandingkan kebutuhan perawat di RSU Sembiring dengan perhitungan Douglas
didapati jumlah perwat yang ada di Ruang VK belum tercukupi.

b. Directing

1) Kepemimpinan

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 6 – 25


Mei 2013 terhadap 10 orang perawat di ruangan VK tentang gaya
kepemimpinan kepala ruangan, didapatkan hasil bahwa kepala ruangan
menggunakan gaya kepemimpinan demokratis. Hal ini ditunjukkan dari
jawaban perawat yang mengacu pada gaya kepemimpinan demokratis,
yaitu: kepala ruangan selalu mengikutsertakan perawat pelaksana dalam
menyusun rencana kegiatan asuhan keperawatan di ruangan dimana
kepala ruangan selalu mengadakan pertemuan dengan staf setiap pagi,
kepala ruangan menerima masukan positif, saran dan ide dari perawat
pelaksana dan mempertimbangkannya dalam upaya pelayanan asuhan
keperawatan yang lebih baik, kepala ruangan meluangkan waktu untuk
mendengarkan keluhan perawat pelaksana serta memberi masukan dan
saran kepada perawat pelaksana dalam menyelesaikan masalah. Kepala
ruangan juga selalu memberikan motivasi kepada para stafnya untuk
melanjutkan pendidikan.
2) Pelatihan Tenaga Perawat

Kepala ruangan memberi kesempatan kepada perawat pelaksana


untuk mengikuti pelatihan dalam upaya meningkatkan kualitas perawat
ruangan. Kepala ruangan tidak memiliki kriteria khusus dalam memilih
perawat pelaksana yang akan mengikuti pelatihan, akan tetapi, kepala
ruangan menentukan perawat pelaksana yang dapat mengikuti pelatihan
berdasarkan jadwal kerja yang sesuai sehingga diharapkan seluruh
perawat pelaksana memiliki kesempatan untuk mengikuti pelatihan.

c) Controlling

a) Penghargaan dan Hukuman

Kepala ruangan melakukan penilaian terhadap kinerja perawat


setiap sebulan sekali, dimana hal yang dinilai meliputi keterampilan,
pengetahuan, sikap, dedikasi, loyalitas dan prestasi. Penilaian dilakukan
oleh kepala ruangan secara langsung maupun melalui pendelegasian
kepada ketua tim yang akan dilaporkan kepada kepala ruangan.
Kepala ruangan memberikan reward (penghargaan) berupa pujian kepada
perawat yang melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan standar. Selain
itu kepala ruangan juga akan memberikan sanksi bagi perawat yang tidak
mematuhi aturan yang telah ditetapkan berupa teguran secara lisan, dan
apabila setelah mendapatkan teguran staf tersebut tidak juga mengikuti
peraturan maka kepala ruangan akan memberikan surat pernyataan yang
harus diisi oleh staf tersebut. Punishment akan diteruskan ke pihak atasan
jika staf tidak juga berubah setelah mendapatkan teguran berupa surat
pernyataan.

2. Metode
a. Planning

1. Ruangan VK RSU Sembiring tidak memiliki visi, misi, motto dan


falsafah ruangan tersendiri, tetapi mengacu pada visi, misi, motto dan
falsafah rumah sakit yang dijadikan sebagai pedoman dalam memberikan
pelayanan kesehatan dan struktur organisasi diruangan hanya terdiri dari
kepala ruangan dan perawat pelaksana dan tidak memiliki CI serta
Katim.

2. Prosedur timbang terima sudah di lakukan setiap shift namun


penyampaiannya belum terungkap secara jelas dimana masalah
keperawatan pasien lebih berfokus pada diagnosa medis.

1) Metode Penugasan

Metode penugasan yang digunakan di ruangan VK adalah metode


tim karena semua pekerjaan dilakukan secara bersama-sama
(berkelompok) serta masing-masing perawat memiliki kesadaran untuk
saling membantu. Pembagian tugas di dalam kelompok dilakukan oleh
kepala ruangan dan sekaligus bertanggung jawab dalam mengarahkan
anggota grup/tim. Selain pegawai terdapat mahasiswa praktik di ruangan
VK. Mahasiswa praktik tersebut diberi tanggung jawab untuk
mempersiapkan pasien yang akan operasi, mempersiapkan alat-alat yang
digunakan pada pasien yang akan partus normal.

Syarat-syarat penentuan Karu dan Perawat Pelaksana

Berdasarkan hasil wawancara dengan Karu, penentuan Karu untuk


ruangan ditentukan langsung oleh kepala bidang keperawatan. Setelah Karu
dipilih untuk memimpin ruangan.

Sistem pendelegasian Tugas

Ruangan VK memiliki alur pendelegasian tugas sebagai berikut:


Kepala Ruangan

Perawat Pelaksana
Berdasarkan hasil pengkajian melalui wawancara dengan Karu, sistem
pendelegasian tugas keperawatan di ruang VK dilaksanakan sesuai metode
penugasan tim, dimana pendelegasian dilakukan dari Karu kemudian
mendelegasikan kepada Perawat Pelaksana yang dianggap lebih
berpengalaman dan senior di dalam timnya, apabila Kepala ruangan
berhalangan dalam melaksanakan tugasnya, pelimpahan tugas diberikan
kepada penanggung jawab pada tiap shift masing-masing. Jika terdapat
konflik dalam ruangan, Kepala Ruangan beserta staf-stafnya
mendiskusikan masalah tersebut melalui pertemuan saat pergantian shift
dan segera diselesaikan.
a) Staffing

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan Karu diketahui


bahwa setiap Karu memberikan kesempatan kepada anggotanya untuk
menentukan jadwal cuti dan libur sesuai keinginan masing-masing dan
disesuaikan agar tidak terjadi jadwal bentrok. Adapun pembagian kerja di
ruang VK adalah sebagai berikut:
 Dinas pagi : pukul 08.00 - 14.00 WIB

 Dinas sore : pukul 14.00 - 20.00 WIB

 Dinas malam : pukul 20.00 – 08.00 WIB

Jam kerja perawat per bulan adalah 30 - (6 hari libur) : 24 hari, (9 hari dinas
sore) x 6 jam : 54 jam, ( 9 hari dinas pagi ) x 6 jam : 52 jam dan (6 hari
dinas malam) x 12 jam : 72 jam jadi jam kerja per bulan adalah 180 jam
dimana dalam satu hari untuk dinas sore dan dinas pagi 6 jam dan untuk
dinas malam yaitu 12 jam.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, Jika ada pasien Operan di
Ruangan VK dilakukan dengan cara bed to bed untuk melihat keadaan
pasien. Operan tersebut diikuti oleh Karu dan Perawat Pelaksana. Operan
tersebut terbagi menjadi tiga shift, yaitu operan dinas pagi ke dinas sore,
dinas sore ke dinas malam, dan dinas malam ke dinas pagi. Pada dinas pagi,
karu bertanggung jawab terhadap berlangsungnya operan dan tindakan
keperawatan yang dilakukan oleh perawat pelaksana, sedangkan untuk dinas
sore dan dinas malam, ditunjuk salah satu penanggung jawab untuk
menggantikan tugas karu.

b) Directing

1) Gaya kepemimpinan

Berdasarkan hasil pengkajian diketahui bahwa gaya kepemimpinan yang


digunakan Karu bersifat demokratis, dimana pemimpin mempunyai
kemampuan dalam mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama
untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan, dalam menggerakan
staf selalu memperhatikan kemampuan stafnya, senang menerima kritik,
saran, dan pendapat dari staf. Berbagai kegiatan yang akan dilakukan
ditetapkan bersama antara pemimpin dan bawahan.

2) Manajemen Konflik di ruangan

Konflik yang umum terjadi adalah ketidaksesuaian antara dua atau lebih
anggota organisasi yang timbul karena adanya kenyataan bahwa mereka
harus membagi sumber daya yang terbatas atau kegiatan-kegiatan kerja.
Masalah yang sering timbul adalah masalah personal, keterbatasan
sumber daya, pola interaksi dengan pihak lain. Untuk menyelesaikan
konflik tersebut Karu biasanya memanggil orang yang bersangkutan
dalam konflik dan menyelesaikannya secara bermusyawarah.

c) Controling
1) Supervisi Kepala Ruangan

Karu juga berperan sebagai supervisor, dilakukan dengan cara


pengontrolan terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh anggotanya setiap
hari pada pergantian shift dari mulai pengontrolan pasien bed to bed
beserta pembacaan rawatan, pemberian asuhan yang optimal,
pengontrolan alat-alat keperawatan kebersihan ruangan sampai pada
kegiatan mahasiswa yang praktik atau dinas di ruangan VK.
Machine/ Material (Logistic)

a. Planning

1) Keadaan Ruangan VK

Dari hasil observasi, ruangan terletak di lantai 1. Ruangan VK


terdiri dari nurse station, Ruang USG, Ruang persalinan. Ruangan VK
sudah memiliki tempat pembuangan sampah terpisah seperti tempat
sampah infeksi, tempat sampah non-infeksi dan juga terdapat derigen
untuk tempat sampah benda tajam. Akan tetapi, sruktur organisasi
pegawai ruangan tidak tertera secara jelas karena nama pegawai yang
tidak lagi bekerja masih tertera dan nama-nama pengawai yang masih
bekerja tidak di lengkapi dengan foto.

2) Jenis dan Kegiatan Pelayanan

Kegiatan yang dilakukan di Ruangan VK setiap harinya meliputi


menolong pasien untuk partus normal dan mempersiapkan pasien yang
akan operasi sectio Caesarea, dan melakukan USG, dan mengganti
perban untuk pasien rawat jalan.

3) Kelengkapan logistik di Ruang VK adalah sebagai berikut:


a) Alat kesehatan (lampiran 1)

b) Pengadaan barang habis pakai di ruang VK dijatah dari rumah sakit,


pemberian barang habis pakai tersebut disesuaikan dengan kebutuhan
ruangan.

c) Berdasarkan hasil wawancara kepala ruangan, bahwa secara umum


perlengkapan alat kesehatan di ruangan VK sudah memenuhi
kebutuhan, dan peralatan yang rusak sudah diperbaiki.

d) Struktur Organisasi yang kurang jalas karena nama-nama pengawai


yang sudah tidak lagi bekerja masih ada tercantum di struktur
organisasi

e) Daftar Alat Instrumen di Ruang VK

No Nama Barang Jumlah Kondisi


I 1 Alat partus set 2 Baik
2 ½ koher 2 Baik
3 Arteri klem lurus 4 Baik
4 Gunting tali pusat 2 Baik
5 Gunting epiostomi 2 Baik
II 1 Alat hecting 2 Baik
2 Gunting lurus 2 Baik
3 Nald holder 2 Baik
4 Pinset anatomis 2 Baik
5 Pinset Cirurgis 2 Baik
6 Scapel 2 Baik
III 1 Alat GV 3 Baik
2 Kom kecil 3 Baik
3 Pinset anatomis 3 Baik
4 Pinset cirurgis 3 Baik
5 Gunting aff hecting 3 Baik
I 1 Alat Kuretase
V
2 Sendok kuret tajam 5 Baik
3 Busi hegar 14 Baik
4 Spekulum sim 4 Baik
5 Sendok kuret tumpul 6 Baik
6 Cocor bebek 3 Baik
7 Oval klem 3 Baik
8 Sonde utenis 1 Baik
9 Tena kulum 2 Baik
10 Mikro karet 1 Baik
11 Metal kateter 1 Baik
12 Abortus tang 3 Baik
13 Kuretase gigi II 3 Baik
14 Arteri klem panjang 1 Baik
15 pengait 1 Baik
V 1 Ambubag dewasa 1 Baik
2 Ambubag kecil 2 Baik
3 Buli – buli panas 4 Baik
4 Com steril kecil 6 Baik
5 Bak injeksi 1 Baik
6 Doopler 3 Baik
7 Monoral 3 Baik
8 Gudel dewasa 6 Baik
9 Gudel kecil 1 Baik
10 Irigator canula 1 Baik
11 Jangka panjang 1 Baik
12 Alat cukur hitam 1 Baik
13 Alat cukur merah 2 Baik
14 Tong spatel 3 Baik
15 Lampu sorot 1 Baik
16 Nearbeken 3 Baik
17 Pen light 1 Baik
18 Piring plasenta 4 Baik
19 Pispot 1 Baik
20 Reflek hammer 1 Baik
21 Korentang + tempat 2 Baik
22 Selang O2 besar 5 Baik
23 Selang O2 kecil 1 Baik
24 Standart infus 4 Baik
25 Stetoskop anak 1 Baik
26 Stetoskop dewasa 2 Baik
27 Tabung O2 kecil 1 Baik
28 Tensi air raksa 3 Baik
29 Temp dewasa 1 Baik
30 Troli mandi 1 Baik
31 Tromol kassa 2 Baik
32 Tabung O2 besar 1 Baik
33 Tupper kassa alkohol 3 Baik
34 Troli partus 2 Baik
35 Urinal 1 Baik
36 Waskom biru 2 Baik
37 Pita ukur 1 Baik
38 Waskom sedang 1 Baik
39 Waskom steril kecil 1 Baik
40 Waskom steril besar 3 Baik
41 Torniquet 2 Baik
42 Kacamata 3 Baik
43 Com stenlies kecil 2 Baik

f) Obat Emergensi di Ruang VK

No Nama barang Jumlah


1 Spuit 3 cc 5
2 Spuit 5 cc 5
3 Spuit 10 cc 4
4 Nald 27 5
5 Nald 23 5
6 Nipedipine 10
7 Aspilet 10
8 Ventolin 10
9 Aminopilin 10
10 Metocoplamide 9
11 Lidocain 10
12 Ranitidine 9
13 Gentamycin 9
14 Dextro 40% 10
15 Epineprine 10
16 Dexamethason 10
17 Ketorolac 10
18 Dzp/ stesolid 4
19 Transamin 4
20 Tramadol 6
21 Vit . K 10
22 S. atropin 9
23 MG S04 40% 10
24 MG S04 20% 10
25 Meylon 8
26 RL 1
27 Ring As 2
28 Kateter No.16 15
29 Abocath 20 5
30 Abocath 18 5
31 Handscoon No 7½ 5
32 Handscoon No 8 5
33 Urine Bag 5
34 Infus set makro 5
35 Elektroda 20

g) Daftar Nama Barang Non Medis di Ruang Vk

NO Nama Barang Jumlah Kondisi


1 Dispenser 1 Baik
2 Kursi kayu putih 1 Baik
3 Kursi chitos hijau 7 Baik
4 Kursi lipat hitam 6 Baik
5 Air phone 2 Baik
6 Dispenser sabun 3 Baik
7 Tong sanpah silver 2 Baik
8 Tong sampah merah 1 Baik
9 Tong sampah hijau 1 Baik
10 Tong sampah nasi 1 Baik
11 Ember hitam 2 Baik
12 Ember biru 2 Baik
13 Remote Tv 1 Baik
14 Remote Ac 4 Baik
15 Jam dinding 4 Baik
16 Brus biru 1 Baik
17 Brus bertangkai 1 Baik
18 Tangga 7 Baik
19 Hekter 2 Baik
20 Kartu lif 1 Baik
21 Cok sambung 2 Baik
22 Kemoceng 1 Baik
23 Stok koret 2 Baik
24 Sapu 1 Baik
25 Duelen 2 Baik
26 Sandal coklat 4 Baik
27 Rol besi 1 Baik
28 Sandal hitam 1 Baik
29 Ember hitam kotor 1 Baik
30 penghapus 1 Baik
31 pembolong 1 Baik
32 Pensil merah biru 1 Baik
33 Rautan hijau 1 Baik
34 Pensil 1 Baik
35 Spidol 1 Baik
36 Tipe x 2 Baik
h) Daftar Obat – obatan Ruang VK

No Nama barang Jumlah


1 Abocat 18 15
2 Abocat 20 13
3 Abocat 22 10
4 Abocat 18 19
5 Abocat 20 18
6 Abocat 22 17
7 Vit K 3
8 Cefotaxime 15
9 Cefriaxone 3
10 Etamidone 2
11 Edidrryl 2
12 Metocoplamide 6
13 Epinneverin 4
14 Gentamycin 5
15 Myomergin 16
16 Stesolid/Dzp 1
17 Dexa 21
18 Pragesol 5
19 Ketrolac 3
20 Pitogin 14
21 Procolin 14
22 Ranitidine 6
23 Scopamin 4
24 Tramadol 9
25 Transamin 9
26 Furosemid 10
27 Lidocain 16
28 Propol 4
29 Ondansetron 7
30 RL 19
31 NaCl 0,9% 20
32 Dex 5% 5
33 Ring As 4
34 Kacl 2
35 Dex 40% 6
36 Mg so4 20% 5
37 Mg so4 40% 7
38 Set infus makro 22
39 Transfusi set 9
40 Kateter 18 15
41 Kateter 16 16
42 Spuit 20 cc 5
43 Spuit 10 cc 20
44 Spuit 5 cc 22
45 Spuit 3 cc 70
46 Spuit 1 cc 22
47 Urine bag 1
48 Kapas 1
49 Under bag 1
50 Plester 1
51 Nald 27 28
52 Nald 23 15
53 Pisau cukur 14
54 Kassa gulung 11
55 Hipapix 1
56 Betadine salap 2
57 Gelang ibu pink 13
58 Gelang ibu biru 14
59 Gelang bayi pink 14
60 Gelang bayi biru 13
61 Handscoon 8 8
62 Handscoon 7 ½ 3
63 Kapas lidi 6
64 Masker 20
65 Selang o2 anak 1
66 Abocath diaflon 18 10
67 Abocath aspira 26 10
68 Pisau bistun 8
69 Leokoplas 10
70 Handscoon 6½ 3
71 Handscoon 7 7
72 Selang suction 6 1
73 Selang suction 16 1
74 Selang suction 12 1
75 Selang suction 14 1
76 Selang o2 dewasa 5
77 Nald 18 10
b) Organizing

Permintaan logistik dilakukan oleh Kepala ruangan, cara pengamprahan


dari ruangan membuat permintaan barang kemudian diajukan ke bagian
kantor rumah sakit kemudian di ACC ke direksi bagian perlengkapan.
Beberapa alat yang belum ada ataupun tersedia dalam jumlah sedikit
dijadikan sebagai permintaan tambahan barang pada tahun berikutnya
kepada pihak rumah sakit. Prosedur administrasi cukup panjang dan rumit
dalam hal penyediaan kebutuhan logistik ruangan.

c) Directing

Kepala ruangan mengontrol kecukupan logistik ruangan namun


ditanggung jawapi oleh perawat pelaksana. Jika ada masalah yang terjadi,
kepala ruangan mencoba menyelesaikan dan segera mencari solusi.

d) Staffing

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan bahwa serah terima


peralatan atau operan alat dilakukan oleh perawat pada setiap pergantian
shift. Kelengkapan alat diperiksa berdasarkan jumlah alat yang semestinya.
Peralatan yang hilang wajib diganti oleh pihak yang menghilangkan alat
tersebut.

e) Controlling

Kepala ruangan mengadakan supervisi setiap saat terhadap keadaan


logistik di ruangan VK. Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan bahwa
pengawasan langsung dari direksi bagian perlengkapan terhadap alat
logistik di ruang VK tidak pernah dilakukan. Jika ada peralatan yang
diperlukan ataupun rusak, maka kepala ruangan akan melakukan permintaan
ke direksi bagian perlengkapan untuk dipenuhi atau diperbaiki.
a. Money

Ruangan VK memiliki sistem budgeting yang diatur langsung oleh


direktorat RSU Sembiring Delitua baik untuk pelayanan maupun untuk
pendanaan kesehatan bagi petugas kesehatan. Seluruh perawat mendapat
tunjangan berupa gaji (sesuai golongan) di mana sistem penggajian diatur
oleh bagian keuangan. Perawat juga mempunyai jaminan pelayanan
kesehatan seperti JAMSOSTEK. Selain itu, perawat juga mendapatakan
insentif yaitu jasa medik. Dalam hal pembagian jumlah insentif, semua
perhitungan diatur oleh instalasi, disesuaikan dengan kinerja perawat dan
diserahkan proses pembagian insentif kepada kepala ruangan.

Struktur Organisasi di Ruang ICU RSU Sembiring

Kepala Ruangan ICU


Elvira Meliala,AMK

Perawat Pelaksana :
Gelora Ginting,AMK
Friska Lamseria,AMK
Fadila,AMK
Jelita Siburian,AMK
Kaidir,S.Kep,Ns
Sabarina Tarigan,AMK
Sintia Takwana,S.Kep,Ns
Jumlah Tenaga di Ruang ICU RSU Sembiring Delitua

Tenaga Keperawatan
No Kualifikasi Pagi Sore Malam

1 Pegawai / Perawat 2/1 2/1 1


2 Mahasiswa Akbid 5 5 5
3 Mahasiswa Akper 2 2 2
4 Mahasiswa Profesi Ners 2 2 2

Tenaga Staff di Ruang ICU RSU Sembiring Delitua

No Jabatan Pendidikan Jumlah


1 Kepala Ruangan D3 1
2 Perawat Pelaksana D3 5
3 Perawat Pelaksana S1 2

Penghitungan Jumlah Tenaga Perawat ICU

a) Penghitungan jumlah tenaga perawat berdasarkan rumus Douglas:

Tingkat
Ketergantungan Pagi Sore Malam
Pasien
0,36 x 8= 2,88 0,30 x 8 = 2,4 0,20 x 8 = 1,6
Total Care
Jumlah 2,88 2,4 1,6
(3) (2) (2)

Berdasarkan perhitungan di atas, maka:


Pagi : 3 orang
Sore : 2 orang
Malam : 2 orang +
7orang perawat
Faktor libur dan cuti = 25% x 21 = 3 perawat
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan ketergantungan pasien
menurut Douglas adalah:
P + S + M + L + 1 Karu = 7+ 3 + 1 = 11 perawat
ANALISA SITUASIONAL

DI INSTALASI RADIOLOGI RUMAH SAKIT UMUM SEMBIRING

STRUKTUR ORGANISASI DI INSTALASI RADIOLOGI RSU.

SEMBIRING

KEPALA INSTALASI

dr Netty Delvrita Lubis, SpRad

KASIS RADIOLOGI

Syang Ferdinand Bangun

PENATA RONTGEN

1. Topan klara E. Kaban, AMR


2. Nina Darina Bako, AMR
PENGKAJIAN

1. Jumlah Staf di Instalasi Radiologi RSU Sembiring Delitua

Jumlah staf yang bertugas di radiologi adalah 5 orang yang terdiri dari 1 orang
kepala instalasi, 1 orang kasis instalasi dan 3 orang penata rontgen.

No Kualifikasi Pagi Sore Malam


.
1. Pegawai/ penata rontgen 2/1 1 1

2. Mahasiswa profesi (Ners) - - -

3. Mahasiswa Akper 2 2 -

Note: petugas radiologi menggunakan system on call pada shif malam.

2. DAFTAR PERSEDIAAN ALAT

No Nama alat Jumlah


A Ruang X-Ray
1 AC 2
2 Apron 3
3 amplifier 1
4 Bantal pasien 1
5 Baju pasien 2
6 Control tabel 1
7 Grid 35 cm x 35 cm 1
8 Grid 30 cm x 40cm 1
9 Grid 24 cm x 30 cm 1
10 Grid 16 cm x 24cm 1
11 Iluminator 1
12 Kaset 35 cm x 35 cm 1
13 Kaset 30 cm x 40 cm 1
14 Kaset 24 cm x 30 cm 2
15 Kaset 18 cm x 24 cm 1
16 Kursi lipat 1
17 Lemari gantung 1
18 Meja pemeriksaan 1
19 Mesin pencucian automatic 1
20 Mikrofon 1
21 Panel listrik 1
22 Remote AC 1
23 Standar kaset 1
24 Standar infus beroda 1
25 Selimut pasien 2
26 Tangga bed pasien 1
27 Trafo besar 1
28 Tirai ganti pakaian 1

No Nama alat Jumlah


B USG
1 TV LG 1
2 AC 1
3 Remote Ac 1
4 Komputer /printer 1
5 Bed 1
6 Bantal 1
7 Selimut 1
8 Kursi 3
9 Tangga bed 1
10 Tong sampah 1
11 Jelli 1
12 Tissue gulung 1
13 Meja 1
14 Handscoen 1
15 USG AM 1
16 USG HONDA ELECTRIC 1

No Nama alat Jumlah


C CT SCAN
1 AC DAIKIN 3
2 Bantal CT SCAN besar 1
3 Bantal CT SCAN kecil 1
4 Bak injeksi 1
5 CT SCAN GE 1
6 CPU CT SCAN 1
7 DVD CT SCAN 1
8 Gelas pasien 1
9 KOMPUTER CT SCAN 1
10 Kursi operator 2
11 Lampu illuminator 1
12 Lemari asesori CT SCAN 1
13 Mesin print 1
14 Meja alas 1
15 Nierbekken 1
16 Oksigen + troli kecil 1
17 Panel listrik 1
18 Remote ac 1
19 Standar infus beroda 1
20 Selimut 1
21 Bantal 1
22 Troli instrument kecil 2 tingkat 1
23 Tupper 1
24 Torniquet 1
ANALISA SITUASIONAL
DI RUANGAN VIP RUMAH SAKIT UMUM SEMBIRING

STRUKTUR ORGANISASI DI VIP RSU. SEMBIRING

KEPALA RUANGAN

Leni Sumiati Silaban, AMK

PENANGGUNG JAWAB

Leni Sumiati Silaban, AMK

PERAWAT PELAKSANA :

Juli, AMK
Mei, AMK
Lina, AMK
Yuspita, AMK
Herlina, AMK
Weni, AmKeb
PENGKAJIAN

Jumlah Tenaga di Ruang VIP Tenaga Keperawatan

Jumlah staf yang bertugas di ruangan vip adalah 7 orang yang terdiri dari 1
orang kepala ruangan dan 6 orang perawat pelaksana.

No. Jabatan Pendidikan Jumlah

1 Kepala Ruangan D3 keperawatan 1

2 Penanggung Jawab Ruangan D3 keperawatan 1

3 Perawat Pelaksana D3 keperawatan/ 6


kebidanan

No. Kualifikasi Pagi Sore Malam

1. Pegawai/ Perawat 3 2 1

2. Mahasiswa profesi (Ners) - - -

3. Mahasiswa Akper 2 2 2

4. Mahasiswa Akbid 4 4 4
3. DAFTAR PERSEDIAAN ALAT

No. Nama alat Jumlah

1 Bak instrument 1
2 Bak injeksi 2
3 Gunting lurus 2
4 Gunting perban 1
5 Guntingt hacting 2
6 Arteri klem 1
7 Pinset anatomis 3
8 Pinset serugis 2
9 Kom tertutup 2
10 Nearbeken besar 1
11 Stetoskop spirit 2
12 Tensi air raksa 2
13 Nearbeken kecil 1
14 Tensi kompas 1
15 Thermometer 2
16 Korentang 1
17 Tempat korentang 1
18 Tromol care 1
19 Toper 1
20 Pen light 1
21 Popler 1
22 Ambubag dewasa 1
23 Breast pon 2
24 Gilingan obat 1
25 Sterilisator 1
26 Nebul 1
27 Irrigator -
28 Troli GV 1
29 Bes lin emergency 1
30 Timbangan dewasa 1
31 Rostul 1
32 Troli makan 1
33 Troli pakaian 1
34 Oksigen 1
35 Suction 1
36 Bak injeksi 1

37 Tromol kecil 1

38 Stetoskop 1

39 Temperature biasa 2

40 Temperature digital 1

41 Pen light 1

42 Hekter 1

43 Tempat sampah plastic 2

44 Rostul 3

45 Standart infuse biasa 1

46 Bel ruangan 1

47 Temperature rectal 1

48 Tongue spatel 3

49 Timbangan baby 1

50 Timbangan antropometri 1

51 Bed pemeriksaan pasien 1


52 Selimut tebal 1

4. Daftar persediaan/stok obat

No Nama Obat Jumlah

1 Spuit 1 cc 11 unit

2 Spuit 3 cc 19 unit

3 Nald 27 4 unit

4 Cairan 4:1 2 fls

5 RL 2 fls

6 Dekstro 5 % 2 fls

7 Dekstro 10 % 2 fls

8 Bethadine cair 1 botol

9 Plester 1 unit

5. Daftar persediaan alat/ obat emergency

No Nama barang Jumlah

1 Meylon

Masker

Aspilet

RL

Dextrose 5 %

Dextrose 10 %

Nacl

4: 1
2:1

BAS

KN.3A

Fimahes

Aqubidest

Infus set macro/micro

MgSo4 20%

MgSo4 40%

Ethadryl

Metocloperamide

Dexamethasone

Furosemide

Stesolid

Dap

SA

Epinephrin

Lidocain

Nifedipin

Isonoldtine

Ventoline

Ondasetron

Aminophylin

Asam traneksamat

Dopamine

Selang nebule anak


Selang nebul dewasa

Selang o2

Penlight

Ambu bag

Troli emergency

Suction

ETT

ETT 4, 5

ETT 5

ETT 6

ETT 6, 5

ETT 7

ETT 7, 5

Fasilitas ruangan : kulkas, kipas angin, lemari, washstapel, meja kursi


dan Jam dinding.
ANALISA SITUASIONAL
DI INSTALASI GIZI RUMAH SAKIT UMUM SEMBIRING

STRUKTUR ORGANISASI DI INSTALASI GIZI RSU. SEMBIRING

PENGAWAS INTERNAL
Estina Tarigan

PENATA GIZI

Ketua Penata gizi :


Lili Viviani, AMG

Anggota :
Sari Mutia, AMG
Masta Uli Sidabutar, AMG
Aderia, AMG

PENGOLAHAN MAKANAN LOGISTIK PERBELANJAAN


Ketua : Berlian Tarigan
Ros & Mega Pasaribu

Anggota :
Ermawati
Nurlida
Hermawati
Surni
PENGKAJIAN

1. DAFTAR PERSEDIAAN ALAT

No Nama Alat Jumlah No Nama Alat Jumlah


1 Gas Tabung 9 unit 19 Priok 2 unit
2 Kuali 4 unit 20 Blender 2 unit
3 Teflon 3 unit 21 Gilingan 1 unit
4 Talam Stainless 5 unit 22 Papan daftar diet 1 unit
5 Kom besar 10 unit 23 Kipas 2 unit
6 Troly Diet 1 unit 24 Dispenser 1 unit
7 Rak alat 4 unit
8 Kulkas 1 unit
9 Timbangan 1 unit
10 Pel 5 unit
11 Karet penarik air 2 unit
12 Sapu 2 unit
13 Brush 1 unit
14 Ember 5 unit
15 Wastafel 4 unit
16 Kompor 9 unit
17 Troly beras 1 unit
18 dandang 3 unit

Instalasi gizi terdiri dari beberapa ruangan, diantaranya : Ruang sonde,


gudang kering dan gudang beras.

2. SISTEM DISTRIBUSI DIET

A. Sarapan --- Pukul 05.30 – 09.30


B. Ekstra pagi --- Pukul 09.30 – 10.00
C. Makan Siang --- Pukul 11.30 – 13.30
D. Ekstra Sore --- Pukul 14.30 - 15.00
E. Diet sore --- Pukul 16.30 – 21.30
System distribusi diet dilakukan dengan menghubungi tiap ruangan untuk
menjemput diet ke instalasi gizi setelah diet disiapkan diantara jam yang sudah
ditentukan.

3. TYPE DIET

Tipe diet yang tersedia di instalasi gizi RSU. SEMBIRING ada 4 jenis :
1. MB : Makanan Biasa
2. M2 : Bubur
3. M3 : Bubur Saring
4. Sonde : Makanan via NGT
Diet Khusus :
1. Diet jantung
2. Diet ginjal
3. Diet hati
4. Diet rendah garam

5. SISTEM PENGOLAHAN MAKANAN

Pengolahan sayur :
Buncis, kacang panjang, terong, dan jenis sayuran lain dari golongan
sayuran berbiji diolah dengan dicuci dahulu baru dipotong. Sedangkan sayuran
seperti sawi, kol dan sayuran berdaun lainnya, diolah dengan cara dipotong
terlebih dahulu, baru kemudian dicuci.
Pengolahan ikan :
Ikan dipesan 1 kali dalam 3 hari, lalu disimpan di kulkas. Sebelum
dimasak ikan disisik dan dibersihkan terlebih dahulu
Pengolahan beras/nasi:
Konsumsi perhari rata-rata 3 karung (90 Kg) / hari. Dan sebelum dimasak,
dicuci terlebih dahulu dengan air mengalir.
Pengolahan Buah :
Rata-rata buah yang terdistribusi perhari mencapai 35 Kg. Terdiri dari
buah seperti semangka, pisang, papaya, jeruk.
ANALISA SITUASIONAL
DI RUANGAN OK RSU. SEMBIRING

STRUKTUR ORGANISASI DI RUANGAN OK RSU. SEMBIRING

Ka. Ruangan :

Rani Cut Nita Matanari, AMK.

Perawat Penanggung Jawab

1. Rotuah Gurning, AMK.


2. Ernita Ginting, AMK
3. Syahrul, AMK
4. Sriwahyuni, AMK
5. Masrah Ayu, S.Kep
6. Zulharman Syahputra, AMK.
7. Hardianto, AMK.

Perawat Penata Anestesi


1. Analizer, AMK
2. Sudirman, AMK

Dokter Penanggung Jawab :


A. ANESTESI
1. dr.Qadri Fauzi Tanjung, Sp.An
2. dr.Arsyad, Sp.An
B. BEDAH UMUM
1. dr.Hasahatan Simangunsong, Sp.B
2. dr.Tiur Purba, Sp.B
3. dr.Bambang, Sp.B
Anggota : 1. dr. Zainul
2. dr. khadafi
3. dr. Ridho
C. UROLOGI
1. dr. Dira
D. ORTOPEDI
1. dr. Satria
E. THT
1. dr. Ramlan
F. KULIT & KELAMIN
1. dr. Adrian
G. MATA
1. dr. Rully
2. dr. Erna
H. Bedah Saraf
1. dr. Mahyudanil
I. KANDUNGAN
1. dr. Melvin, Sp.OG (BOS)
2. dr. Riza Nasution Nasution, Sp.OG
3. dr. Alex Lumban Raja, Sp.OG
4. dr. M.yusuf. Sp.OG

PENGKAJIAN

1. DAFTAR PERSEDIAAN ALAT

No Nama Alat Jumlah No Nama Alat Jumlah


1 Set Sectio Caesarea 3 set 19 Timbangan bayi 1 unit
2 Set Appendic 1 set 20 Pel 3 unit
3 Set Bedah Umum 1 set 21 Karet penarik air 2 unit
4 Set Bedah Orto 1 set 22 sapu 3 unit
5 Set Bedah Urologi 1 set 23 ember 6 unit
6 Set Mata 1 set 24 wastafel 2 unit
7 Set Bedah Saraf 1 set
8 Set Kulit 1 set
9 Set THT 1 set
10 Kom besar 10unit
11 Brangkat 2 unit
12 Rak alat 2 unit
13 Kulkas 1 unit
14 Ac 7 unit
15 Monitor lengkap 1 unit
16 Suction 3 unit
17 Penghangat air 1 unit
18 Sterilisator kecil 1 unit
19 Sterilisator besar 1 unit
20 Sinar uv untuk 1 unit
pensterilan ruangan
21 Sepatu boot 5 pasang
22 Lemari obat berserta 1 unit
isi

OK RSUS terdiri dari tiga kamar bedah, 1 ruang penerimaan pasien, dan 1
ruangan penjemputan pasien, ruang ganti pakaian petugas dan istirahat petugas
serta memiliki ners stational

ANALISA SITUASIONAL
DI INSTALASI KEAMANAN RUMAH SAKIT UMUM SEMBIRING

STRUKTUR ORGANISASI DI INSTALASI KEAMANAN


RSU. SEMBIRING

KEPALA SATPAM
Arianta Tarigan

KOMANDAN REGU
Anggota : 15 Orang
 Pagi : 5 Orang
 Sore : 5 Orang
 Malam : 5
PENGKAJIAN

1. DAFTAR PERSEDIAAN ALAT

No Nama Alat Jumlah No Nama Alat Jumlah


1 unit 19 unit
2 unit 20 unit
3 unit 21 unit
4 unit 22 unit
5 unit 23 unit
6 unit 24 unit

2. SISTEM PENGAMANAN

F. Pagi :Pukul 05.30 – 09.30


G. Siang :Pukul 09.30 – 10.00
H. Malam :Pukul 11.30 – 13.30

Struktur Organisasi Ruangan Lantai II BB

Kepala Ruangan

Nora Elfina Sembiring

Perawat Pelaksana
1. Nila Wati, AMK
2. Tengku Syahrani Havira, AMK
3. Wiwit, AM.Keb
4. Helen, AM.Keb
5. Sariyanti Sipayung AM.Keb
ANALISA SITUASIONAL

Ruang Lantai II BL

Analisis situasional fungsi manajemen merupakan hasil pengkajian yang


telah dilakukan oleh mahasiswa Program Pendidikan Profesi Ners untuk mencapai
kompetensi praktek manajemen keperawatan. Analisa situasional mencakup
seluruh kegiatan manajemen di ruangan lantai II BB yaitu keadaan ruangan,
lingkungan dan para staf yang melaksanakan pekerjaan di ruangan Lantai II BB.
Hal ini dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang kekuatan dan kelemahan
dalam manajemen agar dapat diintervensi untuk meningkatkan pelayanan
keperawatan.

1. Gambaran RSU Sembiring Delitua

Rumah Sakit Umum Sembiring Delitua merupakan Rumah Sakit Umum


Tipe B yang melayani seluruh lapisan masyarakat. Adapun misi dan falsafah dari
rumah sakit ini adalah:

a. Misi RSU Sembiring Delitua


Memberikan pelayanan keperawatan yang profesional dan menyeluruh
melalui penerapan model praktik keperawatan professional (MPKP) di
seluruh ruang perawatan Rumah Sakit Umum Sembiring Delitua.
b. Falsafah RSU Sembiring Delitua
Sutu bentuk pelayanan profesional meliputi kesehatan Bio-Psiko-Sosio-
Spiritual yang utuh dan unik di tunjukan kepada ndividu, keluarga,
masyarakat yang sakit maupun yang sehat tanpa membedakan SARA ( Suku,
Agama dan antara Golongan) yang dalam proses merawatnya menerapkan
pendekatan komprehensif yang bertujuan memandirikan pasien dan
membantu proses adaptasi sesuai dengan landasan etika profesi.
1. Pengkajian Ruangan Lantai II BB RSU Sembiring Delitua

Berdasarkan hasil pengkajian kelompok manajemen pada tanggal 16-4


Mei 2013 di ruangan Lantai II BB dilakukan berdasarkan analisa situasi ruangan
melalui metode:
1. Wawancara yang dilakukan dengan kepala ruangan, perawat pelaksana di
ruangan

2. Observasi dilakukan mahasiswa Program Profesi Ners kelompok


manajemen yang bertugas pada shift pagi dan sore, meliputi observasi
situasi dan kondisi ruangan, pelayanan asuhan keperawatan, penyediaan
sarana dan prasarana, system kerja, dan komunikasi perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan.

1.1. Man
a. Staffing
1) Tenaga Perawat di Ruangan Lantai II BB
Jumlah staf yang bertugas di ruangan Lantai II BB adalah 6 orang yang
terdiri dari 1 orang kepala ruangan, 5 orang perawat pelaksana.

Tabel 1. Tenaga Perawat di Ruangan Lantai II BB RSU Sembiring Delitua

No. Jabatan Pendidikan Jumlah


1 Kepala Ruangan S1 1
2 Perawat pelaksana D3 5

2) Penghitungan Jumlah Tenaga Perawat


 Penghitungan jumlah tenaga perawat berdasarkan rumus Douglas:

Tingkat
Ketergantungan Pagi Sore Malam
Pasien
Minimal Care 0,17 x 6 = 1,02 0,14 x 6 = 0,84 0,10 x 6 = 0,6
Partial Care 0,27 x 4 = 1,08 0,15 x 4 = 0,6 0,07 x 4 = 0,28
Total Care 0,36 x 0 = 0 0,30 x 0 = 0 0,20 x 0 = 0
Jumlah 2,1 1,44 0,88
(2) (1) (1)
Tabel 2. Jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan berdasarkan
tingkat ketergantungan pasien
Berdasarkan perhitungan di atas, maka:
Pagi : 2 orang
Sore : 1 orang
Malam : 1 orang +
4 orang perawat
Faktor libur dan cuti = 25% x 4 = 1 1 perawat
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan ketergantungan pasien
adalah:
P + S + M + L + 1 Karu = 4 + 1+ 1 = 6 perawat

 Perhitungan jumlah tenaga perawat berdasarkan rumus Gillies:

Jumlah tenaga keperawatan menurut perhitungan Gillies:


A x B x 365
365 – C x jam kerja per hari
Keterangan:
A: Jumlah total jam keperawatan pasien per hari
B: sensus harian
C: Jumlah hari libur per tahun
Waktu yang digunakan untuk tindakan keperawatan:
 Self care : ½ x 4 jam = 2 jam 2 x 6 = 12 pasien
 Partial care : ¾ x 4 jam = 3 jam 3 x 4 = 12 pasien
 Total care : 1-1 ½ jam x 4 jam = 4 4 x 0 = 0 pasien +

24 pasien\
Jumlah total jam keperawatan pasien per hari:
wkt tindakan keperawatan + jml pasien per hari + penkes
jml pasien per hari
= 24 + 10 + 0,25
10
= 3,42 jam/pasien/hari

Jumlah tenaga keperawatan menurut perhitungan Gillies:

A x B x 365
365 – C x jam kerja per hari
= 3,42 x 10 x 365
365 – (48 + 7) x 8
= 12483
2480
= 5,033
= 5
Untuk cadangan 20% = 20% x 5 = 1
Jadi, jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan secara keseluruhan berdasarkan
perhitungan Gillies adalah 6 orang tenaga perawat.
Berdasarkan perhitungan di atas dengan menggunakan rumus Douglas dapat
disimpulkan bahwa perawat yang dibutuhkan di ruangan Lantai II BB
sebanyak 5 orang, sedangkan jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan
rumus Gillies dibutuhkan tenaga perawat sebanyak 6 orang. Jumlah tenaga
perawat di ruangan lantai II BB adalah 6 orang tenaga perawat. Maka, jika
dibandingkan kebutuhan perawat berdasarkan hasil perhitungan Douglas dan
Gillies didapati jumlah perawat yang ada di ruangan Lantai II BB telah
tercukupi.

Pedoman penghitungan kebutuhan tenaga keperawatan ( Depkes RI, 2005)

a. Cara perhitungan berdasarkan klasifikasi pasien:


1. Tingkat ketergantungan pasien berdarkan jenis kasus
2. Rata –rata pasien /hari
3. Jam perawatan yang diperlukan/hari /pasien
4. Jam perawatan yang diperlukan/ruangan /hari
5. Jam efektif setiap perawat/bidan adalah tujuh jam per hari.

N Jenis/kategori Rata- rata Rata- rata Jumlah


o. pasien/hari jam perawatan/har
rawatan i
/pasien/hari

Pasien penyakit
1 5 3,5 17,5
dalam

2 Pasien bedah 1 4 4

3 Pasien gawat 0 10 0

4 Pasien anak 2 4,5 9

5 Pasien kebidanan 0 2, 5 0

Jumlah 8 30, 5

Jumlah tenaga keperawatan yang diperlukan adalah:

jumla h jam perawatan 30 ,5


= =4 , 3=4 perawat
jam kerja efektif per s hif 7

Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah (faktor koreksi)


dengan hari libur/cuti/hari besar (loss day).
Loss day

¿ jumlah perawat tersedia x ( jumla h harijumla


minggu dalam1 ta h un+ cuti+libur
h hari kerjaefektif )

( 52+12+286
15=79 hari
) x 4=1,1 orang
Jumlah tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas-tugas nonkeperawatan (non-
nursing jobs), seperti: membuat perincian pasien pulang, kebersihan ruangan,
kebersihan alat- alat makan pasien dan lain-lain, diperkirakan 25% dari jam
pelayanan keperawatan.
(jumlah tenaga keperawatan + loss day) x 25%

( 4 +1,1) x 25% = 1,3

Jumlah tenaga: tenaga yang tersedia + faktor koreksi

5, 1+ 1,3= 6, 4 = 6 orang.

Jadi, jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan di ruangan 2 BB menurut


Depkes RI, 2005 adalah 6 orang.

b. Tingkat ketergantungan pasien


Pasien diklasifikasikan dalam beberapa kategori yang didasarkan pada
kebutuhan terhadap asuhan keperawatan / kebidanan.

1. Asuhan keperawatan minimal (minimal care), dengan kriteria:


a. Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri
b. Makan dan minum dilakukan sendiri
c. Ambulasi dengan perawatan
d. Observsi dengan tanda-tanda vital diakukan setiap shif.
e. Pengobatan minimal, status psikologis stabil
f. Rata-rata perawatan 1,5 jam/ hari
2. Asuhan keperawatan sedang, dengan kriteria:
a. Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu
b. Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam
c. Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali
d. Rata-rata perawatan 2,5 jam/ hari
3. Asuhan keperawatan agak berat, dengan kriteria:
a. Sebagian besar aktivitas dibantu
b. Observasi tanda-tanda vital setiap 2- 4 jam sekali
c. Terpasang folley chateter , intake output dicatat
d. Terpasang infus
e. Persiapan pengobatan memerluan prosedur
f. Rata-rata perawatan 3,5 jam/ hari
4. Asuhan keperawatan maksimal, dengan kriteria:
a. Segala aktivitas dibantu perawat
b. Posisi pasien diatur dan observasi tanda-tanda vital setiap 2 jam
c. Makan memerlukan NGT dan menggunakan suction
d. Gelisah/disorientasi
e. Rata-rata perawatan 4,5 jam/ hari

N Tingkat Rata- rata Rata- rata Jumlah


o. ketergantungan pasien/hari jam perawatan/ha
pasien rawatan ri
/pasien/hari

1 Asuhan keperawatan 1 1, 5 1,5


minimal

2 Asuhan keperawatan 5 2, 5 12, 5


sedang

3 Asuhan keperawatan 2 3, 5 7
agak berat

4 Asuhan keperawatan 0 4, 5 0
maksimal

Jumlah 8 21

Jumlah perawat yang dibutuhkan adalah:

jumlah jam perawatan diruangan per hari 21


= = 3 orang
jam efektif perawat 7

Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah (faktor koreksi)


dengan hari libur/cuti/hari besar (loss day).
Loss day

¿ jumlah perawat tersedia x ( jumla h harijumla


minggu dalam1 ta h un+ cuti+libur
h hari kerjaefektif )

( 52+12+286
15=79 hari
) x 3=1 orang
Jumlah tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas-tugas nonkeperawatan (non-
nursing jobs), seperti: membuat perincian pasien pulang, kebersihan ruangan,
kebersihan alat- alat makan pasien dan lain-lain, diperkirakan 25% dari jam
pelayanan keperawatan.
(jumlah tenaga keperawatan + loss day) x 25%

( 3 + 1 ) x 25% = 1

Jumlah tenaga: tenaga yang tersedia + faktor koreksi

4 + 1 = 5 orang.

Jadi, jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan di ruangan 2 BB menurut


Depkes RI, 2005 adalah 5 orang

Perhitungan nilai BOR


Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan, didapatkan
gambaran kapasitas tempat tidur di ruang lantai II BB RSU Sembiring
adalah sebanyak 12 tempat tidur. Dengan rincian sebagai berikut :

Keterangan :
BOR (Bed Occupation Rate) : Jumlah rata-rata tempat tidur terisi
LOS : Lama tinggal rata-rata pasien
TOI (Turn Over Interval) : Selang waktu tempat tidur terisi kembali

BOR Minggu I
Periode Sepekan ( Minggu I ) Jumlah
Keterangan
Hari Tanggal Pasien
Senin 06 Mei 2013 9
Selasa 07 Mei 2013 12 BOR = 80%
Rabu 08 Mei 2013 10 LOS = 3,7
Kamis 09 Mei 2013 8 TOI = 0,9
Jumat 10 Mei 2013 9 BTO = 1,1
Jumlah 48

Variabel Data 6 – 10 Mei 2013


Jumlah
Keterangan Kode Jumlah Pasien Rata-
rata
Kapasitas Bed A 12
Pasien Masuk B 8 9,6 atau 10 orang
Hari Rawatan C 48
Pasien Keluar D 13
Hari Periode E 5

BOR Minggu II

Periode Sepekan ( Minggu II ) Jumlah


Keterangan
Hari Tanggal Pasien
Senin 13 Mei 2013 11
Selasa 14 Mei 2013 8 BOR = 76,7%
Rabu 15 Mei 2013 11 LOS = 3,8
Kamis 16 Mei 2013 8 TOI = 1,2
Jumat 17 Mei 2013 8 BTO = 1
Jumlah 46

Variabel Data Jumlah 13 – 17 Mei 2013


Keterangan Kode Jumlah Pasien Rata-rata
Pasien
Kapasitas Bed A 12
Pasien Masuk B 8
Hari Rawatan C 46 9,2 atau 9 orang
Pasien Keluar D 12
Hari Periode E 5

BOR Minggu III

Periode Sepekan ( Minggu III ) Jumlah


Keterangan
Hari Tanggal Pasien
Senin 20 Mei 2013 8
Selasa 21 Mei 2013 8 BOR = 70 %
Rabu 22 Mei 2013 8 LOS = 4,7
Kamis 23 Mei 2013 10 TOI = 2
Jumat 24 Mei 2013 8 BTO = 0,75
Jumlah 42

Variabel Data Jumlah 20 - 24 Mei 2013

Keterangan Kode Pasien Jumlah Pasien Rata-rata

Kapasitas Bed A 12

Pasien Masuk B 8

Hari Rawatan C 42 8,4 atau 8 orang

Pasien Keluar D 9

Hari Periode E 5

Maka berdasarkan pengkajian selama 3 minggu, didapatkan rata-rata :


BOR = (80+ 76,7 + 70) : 3 = 75,6 %
LOS = (3,7+ 3,8 + 4,7) : 3 = 4,1 hari
TOI = (0,9+ 1,2 + 2) : 3 =1,4 hari
BTO = (1,1 + 1 + 0,75) : 3 = 0,9 hari
ANALISA SWOT DI RUANGN II BB RSU SEMBIRING

1. MAN

Strenght Weakness
Opportunity Threatened
(Kekuatan) (Kelemahan) (Kesempatan) (Ancaman)

 Ruangan II BB memiliki  Kurang optimalnya kualitas  Selain pegawai, terdapat  Adanya tuntutan yang
tenaga perawat yang terdiri pelayanan keperawatan di II mahasiswa AKPER, tinggi dari masyarakat
dari 1 orang S1 keperawatan, BB dilihat dari pasien merasa AKBID dan Profesi Ners tentang mutu pelayanan
2 orang D3 Keperawatan, 3 kurang puas terhadap di ruang II BB yang keperawatan yang
orang D3 kebidanan. pelayanan keperawatan di membantu pegawai professional
ruang II BB. dalam memberikan
 Perbandingan kebutuhan asuhan keperawatan. 1. Persaingan yang ketat
jumlah perawat dan jumlah dengan rumah sakit lain
rata-rata pasien berdasarkan  Sudah terakreditasi dalam pemberian asuhan
rumus douglas, gillies dan pelayanan tahun 2012 keperawatan
DepKes bernilai seimbang. (akreditasi B). 2. Era globalisasi yang
menuntut adanya
 Dari 6 orang tenaga perawat di pelayanan keperawatan
II BB tidak terdapat yang yang berkualitas dan
berstatus PNS. bermutu
3. RSU SEMBIRING
 Kepala ruangan merupakan merupakan rumah sakit
perawat professional dengan pendidikan sehingga
jenjang pendidikan S1 terdapat stigma
masyarakat bahwa
keperawatan. mereka hanya menjadi
sasaran percobaan bagi
 Kepala ruangan selalu mahasiswa praktik di
mengikutsertakan perawat RSU SEMBIRING.
pelaksana dalam menyusun
rencana kegiatan asuhan
keperawatan di ruangan.

 Kepala ruangan menerima


masukan positif, saran dan ide
dari perawat pelaksana serta
mempertimbangkannya dalam
upaya pelayanan asuhan
keperawatan yang lebih baik

 Tingginya solidaritas sehingga


menimbulkan kerja sama yang
baik antar pegawai.
2.METODE

Weakness
Strenght Opportunity Threatened
(Kekuatan) (Kesempatan) (Ancaman)
(Kelemahan)

 Rumah sakit memiliki visi, misi,  Dokumentasi Askep belum  Berdasarkan SK:  Adanya tuntutan akan
motto, tujuan dan falsafah maksimal KARS-SERT/402/II pelayanan keperawatan
ruangan sesuai dengan kebijakan /2012. 16 februari yang lebih baik
RSU SEMBIRING.  Pendidikan kesehatan yang 2012 tentang
diberikan kepada pasien tidak pemberian status
 Ruang II BB memiliki struktur terdokumentasi, tidak terstruktur akreditasi B RSU
organisasi yang jelas. dan belum maksimal SEMBIRING.
. dilaksanakan
 Metode asuhan keperawatan  Adanya penetapan
yang diterapkan adalah metode  Tidak terdapat penanggung jam berkunjung
kasus jawab dalam setiap shift di bagi keluarga pasien
ruang II BB yaitu pukul 12.00-
 Memiliki uraian tugas yang jelas 13.00 WIB dan
untuk karu, dan perawat  Belum ada sandart batas waktu pukul 17-19.00
pelaksana. pemakaian alat infasive (infuse, WIB. Tetapi belum
kateter, NGT) terlaksana.
 Karu memiliki gaya
kepemimpinan yang demokratis  Aplusan obat menggunakan 1
yang didapatkan dari hasil flesh aquades 1000 cc (bukan
wawancara aquabides), untuk seluruh
pasien.
 Operan perawat di Ruang II BB
dilakukan secara bed to bed
dengan menanyakan keluhan dan  Penggunaan spuit yang
keadaan pasien pada hari berulang, meningkatkan resiko
tersebut. infeksi.

 KARU melakukan supervisi


terhadap staf, logistik dan
mahasiswa yang sedang praktik
di ruangan II BB.

 KARU menyusun jadwal dinas


secara demokratif sesuai tanggal
yang permintaan perawat dan
disusun sedemikian rupa

 Jika ada masalah dalam ruangan


langsung diselesaikan oleh
kepala ruangan dan stafnya yang
bermasalah dengan musyawarah

 KARU melakukan supervisi


meliputi : pengontrolan bed to
bed, pemberian asuhan
keperawatan yang optimal, alat-
alat keperawatan, kebersihan
ruangan, kelengkapan pengisian
status.
3. MATERIAL

Strength Weaknes Opportunity Threatened


(Kekuatan) (Kelemahan) (Kesempatan) (Ancaman)
 Rumah Sakit SEMBIRING  Ruangan masih memiliki  Adanya stigma masyarakat mengenai
 Banyaknya mahasiswa
memiliki fasilitas pemeriksaan kebutuhan logistik yang sarana dan prasarana ruang rawat
praktik yang juga
yang lengkap dan canggih. masih harus segera inap yang kurang lengkap
membawa nursing kit
 Kepala ruangan mengadakan dipenuhi seperti 1 mesin
sehingga bisa membantu
supervisi setiap saat terhadap EKG
tindakan operasional di
keadaan logistik di ruangan II  Di setiap depan kamar
ruangan II BB
BB. pasien tidak disediakan
 RSU SEMBIRING
 Pengadaan barang habis pakai di softamen/handraf untuk
merupakan rumah sakit
II BB dijatah dari rumah sakit, mencuci tangan.
tipe B yang telah
pemberian barang habis pakai  Ruangan II BB tidak
terakreditasi.
tersebut disesuaikan dengan memiliki tempat
kebutuhan ruangan pembuangan sampah yang
 Untuk obat pasien ASKES dan terpisah untuk sampah
Jamkesmas, obat diresepkan infeksi, non infeksi dan
setiap hari dan obat juga
dioperkan setiap ganti shift. benda tajam
Untuk obat yang tersisa  Alat-alat ganti perban
disimpan menjadi inventaris belum lengkap dan proses
ruangan dan digunakan sebagai ganti perban kurang
obat emergency. Bagi pasien efektif
umum, obat diresepkan umum
oleh dokter dan keluarga yang
membeli obat di apotek dan obat
yang akan digunakan disimpan
oleh keluarga pasien
 Sudah tersedianya obat
emergency di ruangan II BB
 Instrumen dan barang habis
pakai sudah pada tempatnya
 Berfungsinya alat sterilisasi di II
BB
 Jumlah meja makan pasien dan
jumlah linen sesuai dengan
jumlah pasien yang ada.
ANALISA SITUASIONAL
DI RUANGAN LANTAI II OBGYN RUMAH SAKIT UMUM SEMBIRING

STRUKTUR ORGANISASI DI Lt. II OBGYN RSU. SEMBIRING

KEPALA RUANGAN
Nila Octavia

PENANGGUNG JAWAB
Ratna Wulansari

PERAWAT PELAKSANA :

Evi Elvira

Hesti Andita

Sri Herdiana

Evi Wiranata
PENGKAJIAN

Jumlah Tenaga di Ruang Lantai II OBGYN RSU Sembiring Delitua Tenaga


Keperawatan

Jumlah staf yang bertugas di ruangan II obgyn adalah 6 orang yang terdiri dari 1 orang
kepala ruangan dan 5 orang perawat pelaksana.

No. Jabatan Pendidikan Jumlah

1 Kepala Ruangan D3 kebidanan 1

2 Penanggung Jawab Ruangan D3 kebidanan 1

3 Perawat Pelaksana D3 kebidanan 4

No. Kualifikasi Pagi Sore Malam

1. Pegawai/ Perawat 2 2 1

2. Mahasiswa profesi (Ners) - - -

3. Mahasiswa Akper 2 2 2

4. Mahasiswa Akbid 4 4 4

DAFTAR PERSEDIAAN ALAT

No. Nama alat Jumlah

1 Bak instrument 1
2 Bak injeksi 2
3 Gunting lurus 2
4 Gunting perban 1
5 Guntingt hacting 2
6 Arteri klem 1
7 Pinset anatomis 3
8 Pinset serugis 2
9 Kom tertutup 2
10 Nearbeken besar 1
11 Stetoskop spirit 2
12 Tensi air raksa 2
13 Nearbeken kecil 1
14 Tensi kompas 1
15 Thermometer 2
16 Korentang 1
17 Tempat korentang 1
18 Tromol care 1
19 Toper 1
20 Pen light 1
21 Popler 1
22 Ambubag dewasa 1
23 Breast pon 2
24 Gilingan obat 1
25 Sterilisator 1
26 Nebul 1
27 Irrigator -
28 Troli GV 1
29 Bes lin emergency 1
30 Timbangan dewasa 1
31 Rostul 1
32 Troli makan 1
33 Troli pakaian 1
34 Oksigen 1
35 Suction 1
36 Bak injeksi 1

37 Tromol kecil 1

38 Stetoskop 1

39 Temperature biasa 2

40 Temperature digital 1

41 Pen light 1

42 Hekter 1

43 Tempat sampah plastic 2

44 Rostul 3

45 Standart infuse biasa 1

46 Bel ruangan 1

47 Temperature rectal 1

48 Tongue spatel 3

49 Timbangan baby 1

50 Timbangan antropometri 1

51 Bed pemeriksaan pasien 1

52 Selimut tebal 1

Daftar persediaan/stok obat

No Nama Obat Jumlah

1 Spuit 1 cc 11 unit
2 Spuit 3 cc 19 unit

3 Nald 27 4 unit

4 Cairan 4:1 2 fls

5 RL 2 fls

6 Dekstro 5 % 2 fls

7 Dekstro 10 % 2 fls

8 Bethadine cair 1 botol

9 Plester 1 unit

Fasilitas ruangan : kulkas, TV, AC dan Jam dinding.

1. MAN
a) Staff
1. Tenaga Perawat di Ruang Lantai II OBGYN RSU Sembiring Delitua
Jumlah staf yang bertugas di ruangan II obgyn adalah 6 orang yang terdiri dari
1 orang kepala ruangan dan 5 orang perawat pelaksana.

No. Jabatan Pendidikan Jumlah


1 Kepala Ruangan D3 kebidanan 1

2 Penanggung Jawab Ruangan D3 kebidanan 1

3 Perawat Pelaksana D3 kebidanan 4

2. Sistem Perekrutan
Sistem perekrutan pegawai RSU Sembiring berdasarkan kebutuhan.
Pelamar harus membuat surat lamaran kemudian dilakukan tes keterampilan.
Setelah lulus tes maka dilakukan wawancara oleh pihak manajemen. Setelah
itu keputusan akhir terdapat pada direktur dan yayasan. Kepada alumni STIKes
Deli Husada Delitua yang melamar akan dilakukan konfirmasi kembali ke
pendidikan untuk melihat latar belakang pelamar selama menjalani pendidikan.
Sebagian besar calon pegawai juga merupakan rekomendasi dari pendidikan.
Pelamar yang telah dinyatakan lulus tes akan menjalani training selama 3
bulan, setelah itu ditetapkan menjadi pegawai tetap RSU Sembiring.

3. Penghitungan Jumlah Tenaga Perawat


b) Penghitungan jumlah tenaga perawat berdasarkan rumus Douglas :

Tingkat
Ketergantungan Pagi Sore Malam
Pasien
Minimal Care - - -
0,27 x 2 = 0,54 0,15 x 2 = 0,30 0,07 x 2 = 0,14
Partial Care
- - -
Total Care
Jumlah 0,54 0,30 0,14
(1) (1) (1)

Berdasarkan perhitungan di atas, maka:


Pagi : 1 orang
Sore : 1 orang
Malam : 1 orang +
3 orang perawat

Faktor libur dan cuti = 25% x 3 = 0,75 atau 1 perawat


Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan ketergantungan pasien menurut
Douglas adalah:
P + S + M + L + 1 Karu = 1+ 1 + 1 + 1 + 1 = 5 perawat
Analisa Swot II obgyn

Strenght (kekuatan) Weakness (kelemahan) Opportunity(kesempatan) Threatened (ancaman)

1. Sumber Daya Manusia  Kepala ruangan merupakan  Perawat mempunyai  Ada tuntutan tinggi dari
(M1-Man) perawat vokasional ( D-III kemauan untuk melanjutkan masyarakat untuk pelayanan
 Memiliki visi, misi dan keperawatan) pendidikan ke jenjang yang yang lebih profesional.
motto  Struktur organisasi yang lebih tinggi  Makin tingginya kesadaran
 Jumlah tenaga tertera tidak sesuai dengan  Perawat diberi izin oleh masyarakat akan pentingnya
keperawatan yang ada dilapangan direktur rumah sakit untuk kesehatan
mencukupi berdasarkan  Tugas asuhan keperawatan melanjutkan jenjang  Rumah sakit lain yang
perhitungan douglas yang seharusnya dilakukan pendidikan dengan syarat mempunyai SDM yang
dan adanya bantuan oleh perawat dialihkan tidak menggangu jadwal lebih baik dan berkualitas
tenaga dari mahasiswa menjadi tugas dan tanggung berdinas dirumah sakit  Era globalisasi yang
yang berdinas. jawab mahasiswa  Perawat diberi kesempatan menuntut adanya pelayanan
 Rekuitmen perawat  Rumah sakit tidak ada cuti tahunan dan libur dalam keperawatan berkualitas dan
melalui ujian memberikan kebijakan seminggu bermutu
penerimaan pegawai. untuk memberi beasiswa  Adanya pertanggung
 Orientasi pegawai baru dan pelatihan bagi perawat jawaban legalitas bagi
selama 3 bulan. ruangan. Perawat di ruangan pasien
nicu seluruhnya belum  Rendahnya kesejahteraan
mendapatkan pelatihan perawat
khususnya di ruangan nicu  Anggapan masyarakat
 Metode penugasan tidak bahwa rumah sakit umum
jelas sembiring merupakan
rumah sakit pendidikan
yang menjadikan pasien
sebagai lahan praktek.

2. Sarana Dan Prasarana


(M2-Material)
 Alat yang rusak tidak  Denagn pelayanan yang baik  Ada tuntutan tinggi dari

 Menerima pasien dengan segera diganti atau dapat menarik pasien yang masyarakat untuk pelayanan

semua jenis bentuk diperbaiki berekonomi menengah keatas yang lebih profesional.

pembayaran  Peralatan seperti tensi  Penyediaan ruangan dapat  Makin tingginya kesadaran

 Sarana dan prasarana (spigmomanometer ) dan dilakukan dengan sistem masyarakat akan pentingnya

(fasilitas) pelayanan oksigen dorong yang tidak booking kesehatan

klien sudah hampir tersedia lengkap.  Memiliki mahasiswa untuk  Rumah sakit blain yang
maksimal  Tidak adanya memaksimalkan pelayanan mempunyai SDM yang lebih

 Terdapat media penggolongan tempat  Pelayanan yang baik baik dan berkualitas

komputer sebagai alat sampah memberikan kepuasan pada


penyimpanan data klien  Tidak adanya ruang pasien dan menjadikan
 Ruangan yang nyaman spesial kepala ruangan. bentuk promo bagi orang-
dan ventilasi yang cukup orang di lingkungan pasien
 Memiliki ruang VIP dan
super VIP
 Menawarkan paket
pelayanan
 Saat pasien pulang,
Rumah Sakit
memberikan
perlengkapan bayi dan
foto bayi
 Ruangan dibersihkan 3
kali sehari
 Tersedianya Nurse
station

3. Metode Asuhan Keperawatan


(M3-Method)
a. Penerapan MAKP
 Memiliki standart asuhan  Belum ada model asuhan  Menetapkan model  Ada tuntutan tinggi dari
keperawatan sendiri keperawatan atau struktur asuhan keperawatan masyarakat untuk
 Terlaksananya dan metode penugasan yang sesuai pelayanan yang lebih
komunikasi yang cukup yang jelas untuk digunakan  Mempelajari model professional
baik antar profesi  Hampir semua perawat di asuhan keperawatan  Makin tingginya
ruangan Obgyn belum yang sudah ditetapkan kesadaran masyarakat
memahami model yang natinya akan pentingnya
cocok kesehatan
 Rumah sakit lain yang
mempunyai SDM yang
lebih baik dan
berkualitas

b. Timbang terima
 Operan dilakukan tiga kali  Masalah keperawatan  Adanya mahasiswa profesi  Adanya tuntutan dari
sehari oleh perawat dari bed berfokus pada diagnose Ners yang praktik masyarakat untuk
ke bed pada pasien dan medis diruangan mendapatkan pelayanan
KARU menjalin  Data hanya ditulis di  Adanya kerja sama yang keperawatan yang
komunikasi yang baik secarik kertas sehingga baik antara mahasiswa profesional
dengan pasien. kadang hilang saat akan PSIK, profesi dan perawat  Meningkatkan kesadaran
 Diikuti oleh semua perawat dilaporkan ruangan masyarakat tentang
yang telah dan akan  Waktunya terlalu singkat  Sarana dann prasana tanggung jawab dan
berdinas. dan kata-kata yang penunjang cukup tersedia tanggung gugat perawat
disampaikan hanya kata- sebagai pemberi asuhan
kata yang paling penting keperawatan
saja.
 Adanya pelatihan dan  Adanya tuntutan yang
c. Ronde keperawatan  Jumlah perawat yang diskusi tentang masalah lebih tinggi dari pasien
 Adanya kasus yang tidak seimbang dengan yang terjadi di ruang dan keluarga untuk
memerlukan perhatian jumlah perawat lantai III BB mendapatkan pelayanan
khusus oleh perawat  Adanya kesempatan dari yang lebih professional
ruangan dan kepala  Ronde keperawatan kepala ruangan untuk
ruangan adalah kegiatan yang mengadakan ronde
belum dapat dilaksanakan keperawatan
secara optimal diruang
lantai II obgyin

 Adanya tuntutan dari


 Tidak tersedianya masyarakat untuk
 Adanya mahasiswa
brosur ataupun leaflet mendapatkan pelayanan
profesi yang praktik
 Tidak tersedianya keperawatan yang
d. Discharge Planning diruangan
anggaran untuk professional
 Adanya kemauan untuk  Adanya kerja sama yang
memberikan pendidikan discharge planning baik antara masiswa,
kesehatan pada pasien dan profesi dan perawat
keluarga ruangan
 Adanya pemahaman
 Adanya tuntutan dari
tentang discharge planning
 Belum ada uraian yang  Adanya mahasiswa masyarakat untuk
oleh perawat
jelas tentang supervise profesi yang praktek di mendapatkan pelayanan
 Kurangnya program ruangan keperawatan yang yang

e. Supervise pelatihan dan sosialisasi  Adanya kerjasama yang professional

 Adanya kemauan perawat tentang supervise baik antara mahasiswa,


untuk berubah profesi dan perawat
 Gaji yang diterima  Adanya tuntutan dari

masih dirasa kurang masyarakat untuk


 Bekerja lebih baik dan
memuaskan mendapatkan pelayanan
professional agar
keperawatan yang
mendapatkan gaji yang
profesional
cukup memmuaskan
4. Keuangan (M4-Money)
 Pengaturan keuangan yang
dipegang oleh rumah sakit
ANALISA SITUASIONAL RUANGN BAYI SEHAT
Daftar Fasilitas dan Alat Kesehatan Ruang Bayi Sehat Sakit RSU. Sembiring

No Nama Barang Jumlah Kondisi


1 Timbangan Bayi 1 Baik
2 Timbangan Digital 1 Baik
3 Inkubator 7 Baik
4 Tempat Korentang 2 Baik
5 Korentang 2 Baik
6 Head box 2 Baik
7 Tempat Vaksin 1 Baik
8 Tromol Kasa 2 Baik
9 Plester 1 Baik
10 Pita Simetris 2 Baik
11. Tem Rektal 3 Baik
12. Tem Aksila 1 Baik
13. Selang Head Box 2 Baik
14. Penjahit 1 Baik
15. Bak Instrumen 1 Baik
16. Stetotoskop Merah 1 Baik
17. Stetoskop Hitam 1 Baik
18. Gunting Tali Puasat 1 Baik
19. Tupper 1 Baik
20. Kom 1 Baik
21. Tempat Dot Steril 8 Baik
22. Keranjang Obat 2 Baik
23. Standar Infus 6 Baik
24. Ambu Bag 1 Baik
25. Nierbaken Steril 3 Baik
26. Gunting Lurus 1 Baik
27. Selang O2 Nasal 2 Baik
28. Kanula Suction 1 Baik
29. Suction 1 Baik
30. Papan Tulis Besar 9 Baik
31. Papan Tulis Kecil 5 Baik
32. Tempat Ucapan Selamat 8 Baik
33. Tempat Ucapan Selamat Box 14 Baik
34. Nebul 1 Baik
35. Com Tertutup 4 Baik
36. Com Tidak Tertutup 3 Baik
37. Buku Bantuan Inkubator 6 Baik
38. Plastik Inkubator 5 Baik
39. Skring inkubator 10 Baik
40. Kunci no 22-21 1 Baik
41. Kunci no 10-21 2 Baik

Daftar Alat Non Kesehatan di Ruang Bayi Sehat Sakit RSU. Sembiring

No Nama Barang Jumlah Kondisi


1 Sapu 2 Baik
2 Duelen 2 Baik
3 Tong Sampah Medis 2 Baik
4 Troli Kain Kotor 1 Baik
5 Jepitan Pakaian 40 Baik
6 Ember Biru 3 Baik
7 Gayung 2 Baik
8 Inkubator Kecil 1 Baik
9 Box Plastik Tertutup 8 Baik
10 Tempat Kain Kotor 1 Baik
11 Ember Memandikan 2 Baik
12 Tong Sampah Kering 1 Baik
13 Bantal Hitam 8 Baik
14 Meja 2 Baik
15 Kursi Hijau 7 Baik
16 Kursi putih 3 Baik
17 Sandal dr Putih 2 Baik
18 Sandal Tertutup 2 Baik
19 Hanger Baju 8 Baik
20 Taplak Meja 2 Baik
21 Jam Dinding 2 Baik
22 Spon Cuci Piring 2 Baik
23 Stipo 2 Baik
24 Tempat Pulpen 1 Baik
25 Tempat Sabun 1 Baik
26 Stella 1 Baik
27 Jemuran payung 1 Baik
28 Penggaris 1 Baik
29 Spidol 1 Baik
30 Bros Dot 1 Baik

Pengkajian Ruangan Bayi sehat Sakit RSU Sembiring Delitua

Berdasarkan hasil pengkajian kelompok manajemen pada tanggal 6 – 25 mei 2013 di


ruangan Bayi Sehat Sakit dilakukan analisa situasi ruangan melalui metode :
 Wawancara yang dilakukan dengan kepala ruangan, perawat pelaksana di
ruangan
 Observasi dilakukan mahasiswa Program Profesi Ners kelompok manajemen
yang bertugas pada shift pagi dan sore, meliputi observasi situasi dan kondisi
ruangan, system kerja dan komunikasi perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan.
Man
Staffing
1) Tenaga Perawat di Ruangan Bayi Sehat Sakit
Jumlah staf yang bertugas di ruangan Bayi Sehat Sakit adalah 11 orang yang
terdiri dari 1 orang kepala ruangan, 10 orang perawat pelaksana.
Table 1. Tenaga Perawat di Ruangan Bayi Sehat Sakit Sembiring Delitua

No Jabatan Pendidikan Jumlah


1 Kepala Ruangan D3 1
2 Perawat Primer D3 , S1 2
2 Perawat Pelaksana D3 8
Total 11

2) Perhitungan Jumlah Tenaga Perawat


 Perhitungan jumlah tenaga perawat berdasarkan rumus Douglas :

Tingkat Pagi Sore Malam


Ketergantungan
Pasien
Minimal Care 0,17 x 0 = 0 0,14 x 0 = 0 0, 10 x 0 = 0
Partial Care 0,27 x 0 = 0 0,15 x 0 = 0 0,07 x 0 = 0
Total Care 0,36 x 18 = 6,48 0,30 x 18 = 5,4 0,20 x 18 = 3,6
Jumlah 6,48 5,4 3,6
(6) (5) (4)

Tabel 2. Jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan berdasarkan tingkat ketergantungan


pasien
Berdasarkan perhitungan diatas, maka :
Pagi : 6 orang
Sore : 5 orang
Malam : 4 orang +
15 orang perawat
Factor libur dan cuti = 25% x 15 = 3,75 4 perawat
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan ketergantungan pasien adalah :
P + S + M + L + 1 Karu = 15 + 4 + 1 = 20 perawat
Berdasarkan perhitungan diatas dengan menggunakan rumus Douglas dapat disimpulkan
bahwa perawat yang dibutuhkan di ruangan Bayi Sehat Sakit sebanyak 20 orang. Jumlah
tenaga perawat di ruang Bayi Sehat Sakit adalah 11 orang tenaga perawat. Maka, jika
dibandingkan kebutuhan perawat di RSU Sembiring dengan perhitungan Douglas didapati
jumlah perwat yang ada di Ruang Bayi Sehat Sakit belum tercukupi.

Perhitungan BOR
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan, didapatkan gambaran kapasitas tempat
tidur di ruang bayi sehat dan sakit RSU Sembiring adalah sebanyak 7 tempat tidur.

c
1. BOR¿ x 100%
( AXE)
c
2. LOS =
D
( AxE)
3. TOI =
D

Ket :
A. : Kapasitas Bed
B. : Pasien Masuk
C. : Hari Rawatan
D. : Pasien Keluar
E. : Hari Periode
F.

BAYI SAKIT

Minggu I Minggu II Minggu III


A :7 A :7 A :7
B :4 B :4 B :6
C : 22 C : 20 C : 27
D :3 D :2 D :3
E :4 E :5 E :5

NO. BOR I BOR II BOR III


1. - 6 5
2. 7 2 6
3. 4 4 6
4. 6 3 5
5. 5 5 5
TOTAL 22 20 27

BOR Minggu I
Periode Sepekan ( Minggi I ) Ket
Hari Tanggal Jumlah Pasien 22
BOR = x 100 %=78,57 %
(7 x 4 )

Selasa 7 mei 2013 7


22
Rabu 8 mei 2013 4 LOS = =7,3 atau7 h ari
3
Kamis 9 mei 2013 6
Jumat 10 mei 2013 5
(7 x 4) 28−22
TOI = −C= =2
3 3
hari

BOR Minggu II

Periode Sepekan ( Minggi II ) Ket


Hari Tanggal Jumlah Pasien 22
BOR = x 100 %=57,1%
(7 x 5)
Senin 13 mei 2013 6
Selasa 14 mei 2013 2 20
LOS = =10 h ari
Rabu 15 mei 2013 4 2
Kamis 16 mei 2013 3
Jumat 17 mei 2013 5 (7 x 5) 35−20
TOI = −C= =
2 2
7,5 = atau 7 hari

BOR Minggu III

Periode Sepekan ( Minggi III ) Ket


Hari Tanggal Jumlah Pasien 110
BOR = x 100 %=55 %
( 40 x 5 )
Senin 20 mei 2013 5
Selasa 21 mei 2013 6 110
LOS = =36,66 atau 37 h ari
Rabu 22 mei 2013 6 3
Kamis 23 mei 2013 5
Jumat 24 mei 2013 5 ( 40 x 5) 200−110
TOI = −C=
3 3
=
30 hari
BAYI SEHAT
Minggu I Minggu II Minggu III
A : 40 A : 40 A : 40

B :4 B :2 B :1

C : 90 C : 108 C : 110

D :2 D :4 D :3

E :4 E :5 E :5

NO. BOR I BOR II BOR III


1. - 18 21
2. 18 22 22
3. 22 20 24
4. 26 18 22
5. 24 30 21
TOTAL 90 108 110

BOR Minggu I

Periode Sepekan ( Minggi I ) Ket


Hari Tanggal Jumlah Pasien BOR =
90
x 100 %=56,25 %
Selasa 7 mei 2013 18 ( 40 x 4 )

Rabu 8 mei 2013 28


90
Kamis 9 mei 2013 28 LOS = =¿45 hari
2
Jumat 10 mei 2013 28

( 40 x 4) 160−90
TOI = −C=
2 2
=
35 hari

BOR Minggu II
Periode Sepekan ( Minggi II ) Ket
Hari Tanggal Jumlah Pasien 108
BOR = x 100 %=54 %
( 40 x 5 )

Senin 13 mei 2013 6


108
Selasa 14 mei 2013 2 LOS = =27 h ari
4
Rabu 15 mei 2013 4
Kamis 16 mei 2013 3
( 40 x 5) 200−108
TOI = −C=
Jumat 17 mei 2013 5 4 4
=
23 hari

BOR Minggu III

Periode Sepekan ( Minggi III ) Ket


Hari Tanggal Jumlah 110
BOR = x 100 %=55 %
Pasien ( 40 x 5 )

Senin 20 mei 2013 5


110
Selasa 21 mei 2013 6 LOS = =36,66 atau37 h ari
3
Rabu 22 mei 2013 6
Kamis 23 mei 2013 5 ( 40 x 5) 200−110
TOI = −C= =
Jumat 24 mei 2013 5 3 3
30 hari
ANALISA SITUASIONAL
DI INSTALASI NICU RUMAH SAKIT UMUM SEMBIRING

STRUKTUR ORGANISASI DI RUANG NICU RSU. SEMBIRING

Ka. Bidang Keperawatan;


Sarmana AmKeb, SKM

Menko :
Seni Anantaria Barus, AMK
Epi Katarina Barus, S.kep
Romiandi Harimunte, AMK
Tati Deriyanti, AMKeb

Kepala Ruangan Nicu :


Margaretha

Perawat Pelaksana :
Erika
Rupama
Lia
Wanaisya
PENGKAJIAN

Jumlah Tenaga di Ruang NICU RSU Sembiring Delitua Tenaga Keperawatan

Jumlah staf yang bertugas di ruangan Nicu adalah 5 orang yang terdiri dari 1 orang
kepala ruangan dan 4 orang perawat pelaksana.

No. Jabatan Pendidikan Jumlah


1 D3 keperawatan 1
Kepala Ruangan
2 D3 keperawatan 3
Perawat Pelaksana

No. Pagi Sore Malam


Kualifikasi

1. 2 1 1
Pegawai/ Perawat

2. - - -
Mahasiswa profesi (Ners)

3. 2 2 2
Mahasiswa Akper

4. 4 4 4
Mahasiswa Akbid

DAFTAR PERSEDIAAN ALAT

No. Nama alat Jumlah


1 Incubator 4
2 Monitor 2
3 Infant warmer 1
4 Troly emergency 1
5 Troly tempat susu 1
6 Tromol kasa 1
7 Box infuse 1
8 Bak instrument 1
9 Bak injeksi 1
10 Kom tertutup 1
11 Kom tidak tertutup 1
12 Nearbeken 2
13 Keranjang obat 4
14 Korentang & tempatnya 1
15 Gunting lurus 1
16 Gunting hitam 1
17 Arteri klem 2
18 Nald folder 1
19 Pinset cerugis 1
20 Pinset anatomis 1
21 Gunting kecil 1
22 Alcohol 1
23 Suction 1
24 Toples kaca -
25 Nebul 1
26 Laringoskop 1
27 Lemari emergengy -
28 Mask 18
29 Topi ok 1
30 Penlight 2
31 Tempat obat merah 2
32 Ambu box bayi 2
33 Ambu box anak 1
34 Gelang bayi pink 1
35 Incubator 4
36 Gelang bayi biru 5
37 Gudel anak 1
38 Hipafix 1
39 Plester 1
40 Head box 1
41 Infant warmer 1
42 Infant jaundis 1
43 Infuse pump boxer 1
44 Infuse pump terumo 4
45 Standart infuse 5
46 Oksigen tabung kecil 1
47 Regulator oksigen 5
48 Tabung regulator 5
49 Lampu baca foto 1
50 Set (CPAP) 1
51 Monitor 2
52 Papan ujian 5
53 Pembolong 1
54 Lemari popol 1
55 Computer 1
56 Kulkas 1
57 Kalkulator 1
58 Troli tempat instrumen 1
59 Dispenser 1
60 AC 2
61 Head Box
62 Ceret listrik
63 Cok sambung
64 Jam dinding
65 Incubator
66 Kursi lipat
67 Kursi orange 4
68 Abokat 26 haspira
69 Abokat 26 gea -
70 Abokat 24 daflon 10
71 Abokat 24 terumo 10
72 Abokat 24 gea 10
73 Abokat 22 terumo 10
74 Abokat 22 gea 10
75 Abokat 20 terumo 10
76 Abokat 20 gea 10
77 Spuit 1 cc 40 unit 10
78 Spuit 1 cc 80 unit 10
79 Spuit 1 cc 100 unit 10
80 Spuit 3 cc 10
81 Spuit 5 cc 10
82 Spuit 10 cc 10
83 Spuit 20 cc 10
84 Spuit 50 cc 10
85 Nald 18 10
86 Nald 23 10
87 Nald 27 10
88 Nald 26 10
89 Epinerpine 10
90 SA/atropine 10
91 Vit. K 5
92 Stesolid 3
93 Dexametason 5
94 Phenobarbital 2
95 Three way 4
96 Kasa gulung 5
97 Infuse set mikro 10
98 Tranfusi set 5
99 Handscoon 7 ½ 5
100 Elektroda 30
101 Kanula 5
102 ETT 2,5 5
103 ETT 3,0 5
104 ETT 3,5 8
105 NGT 5 8
106 NGT 8 20
107 NGT 5 13
108 Extention 3
109 Feeding tube 5
110 KCL 10
111 Dextro 40 % 5
112 Meylon 7
113 Milos 2
114 Aminophilin 2
115 Selang O2 nasal 4
116 Selang O2 sungkup 4
117 Head box 4
118 Sungkup bayi 4
119 Cairan 2;1 10
120 Cairan 4;1 10
121 Cairan RL 5
122 Cairan Dex 5% 5
123 Cairan 10% 5

Fasilitas ruangan : kulkas, TV, AC dan Jam dinding.

MAN
b) Staff
4. Tenaga Perawat di Ruang NICU RSU Sembiring Delitua
Jumlah staf yang bertugas di ruangan NICU adalah 6 orang yang terdiri dari 1
orang kepala ruangan dan 5 orang perawat pelaksana.
No. Jabatan Pendidikan Jumlah
1 Kepala Ruangan D3 keperawatan 1

2 Perawat Pelaksana D3 keperawatan 4

5. Sistem Perekrutan
Sistem perekrutan pegawai RSU Sembiring berdasarkan kebutuhan.
Pelamar harus membuat surat lamaran kemudian dilakukan tes keterampilan.
Setelah lulus tes maka dilakukan wawancara oleh pihak manajemen. Setelah
itu keputusan akhir terdapat pada direktur dan yayasan. Kepada alumni STIKes
Deli Husada Delitua yang melamar akan dilakukan konfirmasi kembali ke
pendidikan untuk melihat latar belakang pelamar selama menjalani pendidikan.
Sebagian besar calon pegawai juga merupakan rekomendasi dari pendidikan.
Pelamar yang telah dinyatakan lulus tes akan menjalani training selama 3
bulan, setelah itu ditetapkan menjadi pegawai tetap RSU Sembiring.

6. Penghitungan Jumlah Tenaga Perawat


c) Penghitungan jumlah tenaga perawat berdasarkan rumus Douglas :

Tingkat
Ketergantungan Pagi Sore Malam
Pasien
Minimal Care
Partial Care
Total Care
0,36 x 2 = 0,72 0,30 x 2 = 0,6 0,20 x 2 = 0,4
Jumlah 0,72 0,6 0,4
(1) (1) (1)

Berdasarkan perhitungan di atas, maka:


Pagi : 1 orang
Sore : 1 orang
Malam : 1 orang +
3 orang perawat

Faktor libur dan cuti = 25% x 3 = 0,75 atau 1 perawat


Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan ketergantungan pasien menurut
Douglas adalah:
P + S + M + L + 1 Karu = 1+ 1 + 1 + 1 + 1 = 5 perawat
Analisa Swot di Laboratorium RSU Sembiring - Delitua

Strenght (kekuatan) Weakness (kelemahan) Opportunity(kesempatan) Threatened (ancaman)

5. Sumber Daya Manusia  Kepala Ruangan  Perawat mempunyai  Ada tuntutan tinggi dari
(M1-Man) meruapakan perawat kemauan untuk melanjutkan masyarakat untuk pelayanan
 Memiliki visi, misi dan vokasional ( D- III) pendidikan ke jenjang yang yang lebih profesional.
motto  Tidak ada Struktur lebih tinggi  Makin tingginya kesadaran
 Adanya dokter organisasi yang tertera  Perawat diberi izin oleh masyarakat akan pentingnya
penanggung jawab dilapangan direktur rumah sakit untuk kesehatan
ruangan  Rumah sakit tidak melanjutkan jenjang  Rumah sakit lain yang
 Rekuitmen Analis memberikan kebijakan pendidikan dengan syarat mempunyai SDM yang
melalui ujian untuk memberi beasiswa tidak menggangu jadwal lebih baik dan berkualitas
penerimaan pegawai. dan pelatihan bagi perawat berdinas dirumah sakit  Era globalisasi yang
 Orientasi pegawai baru ruangan.  Perawat diberi kesempatan menuntut adanya pelayanan
selama 3 bulan.  Kurangnya proteksi diri tiap cuti tahunan dan libur dalam keperawatan berkualitas dan
 Metode penugasan jelas pegawai seminggu bermutu
 Adanya pertanggung
 Analis di ruangan jawaban legalitas bagi
Laboratorium pasien
seluruhnya sudah  Rendahnya kesejahteraan
mendapatkan pelatihan
khususnya di ruangan perawat
Laboratorium  Anggapan masyarakat
bahwa rumah sakit umum
sembiring merupakan
rumah sakit pendidikan
yang menjadikan pasien
sebagai lahan praktek.

6. Sarana Dan Prasarana


(M2-Material)
 Alat yang rusak tidak  Memperbaiki sarana dan  Ada tuntutan tinggi dari
 Sarana dan prasarana
segera diganti atau prasarana yang kurang masyarakat untuk pelayanan
(fasilitas) pelayanan
diperbaiki ataupun yang rusak yang lebih profesional.
klien sudah hampir
 Menyediakan tempat-  Makin tingginya kesadaran
maksimal  Tidak tersedia nya tempat
tempat sampah yang masyarakat akan pentingnya
 Tersedianya baju khusus khusus untuk
sudah digolongkan kesehatan
untuk analis penampungan sample
 Menyediakan satu  Rumah sakit lain yang
 Terdapat media ( Urine,Sputum) serta
ruangan khusus untuk mempunyai SDM yang lebih
komputer sebagai alat stiker nama pasiennya.
kepala ruangan baik dan berkualitas
penyimpanan data klien  Proses pemeriksaan sangat
 Ruangan yang nyaman lambat sehingga hasil
dan ventilasi yang cukup pemeriksaan
 Ruangan dibersihkan 3 membutuhkan waktu yang
kali sehari lama

 Peralatan seperti Glukotest


dalam keadaaan rusak
 Tidak adanya
penggolongan tempat
sampah ( Medis,Non
Medis, Benda Tajam)
 Tidak adanya ruang
khusus untuk kepala
ruangan.

7. Metode Asuhan Keperawatan


(M3-Method)
f. Penerapan MAKP  Belum ada struktur dan  Ada tuntutan tinggi dari
 Menetapkan model
 Terlaksananya metode penugasan yang masyarakat untuk
asuhan keperawatan
komunikasi yang cukup jelas untuk digunakan yang sesuai pelayanan yang lebih
baik antar profesi  Mempelajari model professional
asuhan keperawatan  Makin tingginya
yang sudah ditetapkan kesadaran masyarakat
natinya akan pentingnya
kesehatan
 Rumah sakit lain yang
mempunyai SDM yang
lebih baik dan
berkualitas

g. Timbang terima
 Jumlah perawat yang  Adanya kerja sama yang  Adanya tuntutan dari
 Operan dilakukan tiga kali
tidak seimbang dengan baik antara Analisisi dan masyarakat untuk
sehari oleh Analis dan Adm
jumlah perawat ADM mendapatkan pelayanan
serta KARU
 Sarana dann prasana keperawatan yang
 Diikuti oleh semua pegawai
penunjang cukup tersedia profesional
yang telah dan akan
 Meningkatkan kesadaran
berdinas.
masyarakat tentang
tanggung jawab dan
tanggung gugat perawat
sebagai pemberi asuhan
keperawatan

h. Ronde keperawatan  Ronde keperawatan  Adanya pelatihan dan


 Adanya tuntutan yang
 Adanya kasus yang adalah kegiatan yang diskusi tentang masalah
lebih tinggi dari pasien
memerlukan perhatian belum dapat yang terjadi di ruang
dan keluarga untuk
khusus oleh perawat dilaksanakan secara laboratorium
mendapatkan pelayanan
ruangan dan kepala optimal diruang  Adanya kesempatan dari
yang lebih professional
ruangan laboratorium kepala ruangan untuk
mengadakan ronde
keperawatan

i. Discharge Planning

 Adanya kemauan untuk  Adanya tuntutan dari


 Tidak tersedianya  Adanya kerja sama yang
memberikan pendidikan masyarakat untuk
brosur ataupun leaflet baik antara perawat
kesehatan pada pasien dan mendapatkan pelayanan
 Tidak tersedianya ruangan
keluarga keperawatan yang
anggaran untuk
 Adanya pemahaman professional
discharge planning
tentang discharge planning
oleh perawat
j. Supervise
 Adanya kemauan perawat
untuk berubah
 Adanya tuntutan dari
 Belum ada uraian yang  Bekerja lebih baik dan
masyarakat untuk
jelas tentang supervise professional agar
mendapatkan pelayanan
mendapatkan gaji yang
keperawatan yang yang
 Kurangnya program cukup memuaskan
professional
8. Keuangan (M4-Money) pelatihan dan sosialisasi
 Pengaturan keuangan yang tentang supervise
dipegang oleh rumah sakit

 Gaji yang diterima  Adanya tuntutan dari


masih dirasa kurang masyarakat untuk
memuaskan mendapatkan pelayanan
keperawatan yang
profesional
Struktur Organisasi di Ruang Lantai II BL RSU Sembiring Delitua

Kepala Ruangan Lantai II BL


Reli Malau, AMK

Perawat Pelaksana :
Rosmini Barus, AMK
Yunita Tarigan, AMK
Lediana Simanjuntak, AMK
Fitriani, AMK
Murniati, AMK
Anggraini, AMKeb
Valentina, AMK
Valentina, AMK

Pengkajian Ruang Lantai II BL RSU Sembiring Delitua

Berdasarkan hasil pengkajian kelompok manajemen pada tanggal 16 April – 3 Mei


2013 di ruangan II BL dilakukan berdasarkan analisa situasi ruangan melalui metode:
1. Wawancara yang dilakukan dengan kepala ruangan, perawat pelaksana, dan CI
ruangan
2. Observasi dilakukan mahasiswa Program Profesi Ners kelompok manajemen yang
bertugas pada shift pagi dan sore meliputi observasi situasi dan kondisi ruangan,
pelayanan asuhan keperawatan, penyediaan sarana dan prasarana, sistem kerja, dan
komunikasi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.

b. MAN
c) Staff
Tenaga Perawat di Ruang Lantai II BL RSU Sembiring Delitua
Jumlah staf yang bertugas di ruangan II BL adalah 9 orang yang terdiri dari 1
orang kepala ruangan dan 8 orang perawat pelaksana.
No. Jabatan Pendidikan Jumlah
1 Kepala Ruangan D3 keperawatan 1

2 Perawat Pelaksana D3 keperawatan 6

3 Perawat Pelaksana D3 kebidanan 2

7.

8. Sistem Perekrutan
Sistem perekrutan pegawai RSU Sembiring berdasarkan kebutuhan.
Pelamar harus membuat surat lamaran kemudian dilakukan tes keterampilan.
Setelah lulus tes maka dilakukan wawancara oleh pihak manajemen. Setelah
itu keputusan akhir terdapat pada direktur dan yayasan. Kepada alumni STIKes
Deli Husada Delitua yang melamar akan dilakukan konfirmasi kembali ke
pendidikan untuk melihat latar belakang pelamar selama menjalani pendidikan.
Sebagian besar calon pegawai juga merupakan rekomendasi dari pendidikan.
Pelamar yang telah dinyatakan lulus tes akan menjalani training selama 3
bulan, setelah itu ditetapkan menjadi pegawai tetap RSU Sembiring.

9. Penghitungan Jumlah Tenaga Perawat


d) Penghitungan jumlah tenaga perawat berdasarkan rumus Douglas :

Tingkat
Ketergantungan Pagi Sore Malam
Pasien
Minimal Care 0,17 x 19 = 3,23 0,14 x 19 = 2,66 0,10 x 19 = 1,9
Partial Care 0,27 x 3 = 0,81 0,15 x 3 = 0,45 0,07 x 3 = 0,21
Total Care 0,36 x 4 = 1,44 0,30 x 4 = 1,2 0,20 x 4 = 0,8
Jumlah 5,48 4,31 2,91
(5) (4) (3)

Berdasarkan perhitungan di atas, maka:


Pagi : 5 orang
Sore : 4 orang
Malam : 3 orang +
12 orang perawat
Faktor libur dan cuti = 25% x 21 = 3 perawat
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan ketergantungan pasien menurut
Douglas adalah:
P + S + M + L + 1 Karu = 12 + 3 + 1 = 16 perawat

e) BOR Pasien
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan, didapatkan gambaran
kapasitas tempat tidur di ruang lantai II BL RSU Sembiring adalah sebanyak 27
tempat tidur. Dengan rincian sebagai berikut :

BOR Minggu I

Periode Sepekan ( Minggu I ) Jumlah


Keterangan
Hari Tanggal Pasien
Selasa 16 April 2013 26
Rabu 17April 2013 20 BOR = 89,8%
Kamis 18 April 2013 25 LOS = 5,10
Jumat 19 April 2013 26 TOI = 0,57
Jumlah 97 BTO = 0,70
3. ANALISA SWOT DI RUANGN II BL RSU SEMBIRING DELITUA

2. MAN

Strenght Weakness
Opportunity Threatened
(Kekuatan) (Kelemahan) (Kesempatan) (Ancaman)

 Ruangan II BL memiliki  Kurang optimalnya kualitas  Selain pegawai, terdapat  Adanya tuntutan yang
tenaga perawat yang terdiri pelayanan keperawatan di II mahasiswa AKPER, tinggi dari masyarakat
dari 7 orang D3 Keperawatan, BL dilihat dari pasien merasa AKBID dan Profesi Ners tentang mutu pelayanan
2 orang D3 kebidanan. Ada 29 kurang puas terhadap di ruang II BL yang keperawatan yang
orang perawat yang sedang pelayanan keperawatan di membantu pegawai professional
izin belajar untuk melanjutkan ruang II BL. dalam memberikan
pendidikannya, terdiri dari 21 asuhan keperawatan. 4. Persaingan yang ketat
orang D3 kebidanan dan 8  Berdasarkan perhitungan dengan rumah sakit lain
orang Profesi Ners. Douglas jumlah tenaga  Sudah terakreditasi dalam pemberian asuhan
perawat pelaksana di ruang II pelayanan tahun 2012 keperawatan
 Dari 9 orang tenaga perawat di BL masih kekurangan orang (akreditas B). 5. Era globalisasi yang
II BL tidak terdapat yang tenaga perawat. menuntut adanya
berstatus PNS. pelayanan keperawatan
yang berkualitas dan
 Kepala ruangan merupakan bermutu
perawat professional dengan 6. RSU SEMBIRING
jenjang pendidikan D3 merupakan rumah sakit
keperawatan. pendidikan sehingga
terdapat stigma
 Kepala ruangan selalu masyarakat bahwa
mengikutsertakan perawat mereka hanya menjadi
pelaksana dalam menyusun sasaran percobaan bagi
rencana kegiatan asuhan mahasiswa praktik di
keperawatan di ruangan. RSU SEMBIRING.
 Kepala ruangan selalu
mengadakan pertemuan
dengan staf setiap pagi untuk
mengeksplorasi perasaan dan
keluhan-keluhan serta
memberi masukan dan saran
kepada perawat.

 Kepala ruangan menerima


masukan positif, saran dan ide
dari perawat pelaksana serta
mempertimbangkannya dalam
upaya pelayanan asuhan
keperawatan yang lebih baik

 Adanya penilaian kinerja


perawat setiap bulan meliputi :
kesetiaan, prestasi kerja,
tanggung jawab, ketaan,
kejujuran, kerja sama,
prakarsa dan kepemimpinan.

 Tingginya solidaritas sehingga


menimbulkan kerja sama yang
baik antar pegawai.
2.METODE

Weakness
Strenght Opportunity Threatened
(Kekuatan) (Kesempatan) (Ancaman)
(Kelemahan)

 Rumah sakit memiliki visi,  Dokumentasi ASKEP belum  Berdasarkan SK:  Adanya tuntutan akan
misi, motto, tujuan dan maksimal KARS-SERT/402/II pelayanan keperawatan
falsafah ruangan sesuai  Belum dapat membuat metode /2012. 16 februari yang lebih baik
dengan kebijakan RSU tim karena jumlah perawat yang 2012 tentang
SEMBIRING. masih kurang pemberian status 7. Persaingan antar rumah
akreditasi B RSU sakit yang semakin ketat
 Ruang II BL memiliki  Ruangan belum menjalankan SEMBIRING.
struktur organisasi yang jelas NCP (Nurse Care Planning). 8. Prosedur pengurusan
.  Adanya penetapan jaminan yang berbelit
 Metode asuhan keperawatan  Pendidikan kesehatan yang jam berkunjung
yang diterapkan adalah diberikan kepada pasien tidak bagi keluarga pasien
metode kasus terdokumentasi, tidak terstruktur yaitu pukul 12.00-
dan belum maksimal 13.00 WIB dan
 Memiliki uraian tugas yang dilaksanakan pukul 17-19.00
jelas untuk karu, dan perawat WIB. Tetapi belum
pelaksana. terlaksana.
 Berdasarkan hasil pengecekan
dokumentasi di Ruang II BL,
 Karu memiliki gaya
item mengenai resiko jatuh
kepemimpinan yang
merupakan item yang paling
demokratis yang didapatkan
sering dikosongkan oleh
dari hasil wawancara
perawat.
 KARU mendelegasikan
wewenang dan tanggung
jawabnya kepada
penanggung jawab
 Apabila KARU berhalangan
hadir maka tanggung jawab
diberikan kepada
penanggung jawab.

 Operan perawat di Ruang II


BL dilakukan secara bed to
bed dengan menanyakan
keluhan dan keadaan pasien
pada hari tersebut.

 KARU melakukan supervisi


terhadap staf, logistik dan
mahasiswa yang sedang
praktik di ruangan II BL.

 KARU menyusun jadwal


dinas secara demokrasi
sesuai tanggal yang
permintaan perawat dan
disusun sedemikian rupa

 Terdapat penanggung jawab


dalam setiap shift di ruang II
BL

 Jika ada masalah dalam


ruangan langsung
diselesaikan oleh kepala
ruangan dan stafnya yang
bermasalah dengan
musyawarah
 KARU melakukan supervisi
meliputi : pengontrolan bed
to bed, pemberian asuhan
keperawatan yang optimal,
alat-alat keperawatan,
kebersihan ruangan,
kelengkapan pengisian
status.

 Berdasarkan wawancara
yang dilakukan tanggal
16/4/2013 sampai 3/5/2013,
KARU mengatakan, KARU
memonitoring
pendokumentasian askep
Ruang II BL

 Dalam ruangan II BL
terdapat kebijakan untuk
mencapai kedisiplinan kerja
yang telah disepakati
bersama, yaitu dengan
memberikan SP (surat
peringatan) jika tidak masuk
dinas.
3. MATERIAL

Strength Weaknes Opportunity Threatened


(Kekuatan) (Kelemahan) (Kesempatan) (Ancaman)
 Kepala ruangan mengadakan  Rumah sakit  Adanya stigma masyarakat
 Ruangan masih memiliki
supervisi setiap saat terhadap SEMBIRING Medan mengenai sarana dan prasarana
kebutuhan logistik yang
keadaan logistik di ruangan II memiliki fasilitas ruang rawat inap yang kurang
masih harus segera
BL. pemeriksaan yang lengkap\
dipenuhi seperti 1 mesin
 Pengadaan barang habis pakai lengkap dan canggih  Resiko terjadinya infeksi
EKG, 1 buah buli-buli
di II BL dijatah dari rumah  Banyaknya mahasiswa nosokomial meningkat
panas.
sakit, pemberian barang habis praktek yang juga
 Di setiap depan kamar
pakai tersebut disesuaikan membawa nursing kit
pasien tidak disediakan
dengan kebutuhan ruangan sehingga bisa membantu
softamen/handraf untuk
 Untuk obat pasien ASKES tindakan operasional di
mencuci tangan.
dan Jamkesmas, obat ruangan II BL
 Ruangan II BL tidak
diresepkan setiap hari dan  RSU SEMBIRING
memiliki tempat
obat juga dioperkan setiap merupakan rumah sakit
pembuangan sampah
ganti shift. Untuk obat yang tipe B yang telah
yang terpisah untuk
tersisa disimpan menjadi terakreditasi.
sampah infeksi, non
inventaris ruangan dan
infeksi dan benda tajam
digunakan sebagai obat
 Alat-alat ganti perban
emergency. Bagi pasien
umum, obat diresepkan umum belum lengkap dan
oleh dokter dan keluarga yang proses ganti perban
membeli obat di apotek dan menjadi lebih lama
obat yang akan digunakan
disimpan oleh keluarga pasien
 Sudah tersedianya obat
emergency (terlampir di
lampiran 1) di ruangan II BL
 Instrumen dan barang habis
pakai sudah pada tempatnya
 Berfungsinya alat sterilisasi di
II BL
 Jumlah meja makan pasien
dan jumlah linen sesuai
dengan jumlah pasien yang
ada.
4. MONEY

Strength Weakness Opporturnity Threat


(Kekuatan) (Kelemahan) (Kesempatan) (Ancaman)
 Tidak adanya anggaran  Bertambahnya pasien di  Kurangnya kualitas
bagi perawat yang ruang II BL dapat pelayanan perawat
ingin melanjutkan meningkatkan input sehubungan dengan tidak
pendidikan. keuangan di RSU tersedianya anggaran
SEMBIRING khususnya bagi perawat untuk
di ruang Rindu II BL. melanjutkan pendidikan.
ANALISA SITUASIONAL
DI POLIKLINIK ANAK

A. PENGKAJIAN

1. Jumlah perawat dan mahasiswa di Poliklinik anak RSU.


SEMBIRING untuk setiap pendinasan.
Perawat di ruang poliklinik anak ada 1 orang, atas nama Yurika Dilli
Utami, AM.Keb. sedangkan rata-rata mahasiswa yang berdinas di ruang
ini setiap pendinasan ada 1 orang, bisa diambil dari kebidanan maupun
keperawatan.

2. Daftar persediaan alat


No Nama Alat Jumlah

1 Bak injeksi 1

2 Tromol kecil 1

3 stetoskop 1

4 Temperature biasa 2

5 Temperature digital 1

6 Pen light 1

7 Hekter 1

8 Tempat sampah plastik 2

9 Rostul 3

10 Standart infuse biasa 1

11 Bel ruangan 1

12 Temperature rektal 1

13 Tongue spatel 3

14 Timbangan baby 1

15 Timbangan antropometri 1

16 Bed pemeriksaan pasien 1


17 Selimut tebal 1

Fasilitas ruangan : kulkas, TV, AC dan Jam dinding.

3. Daftar persediaan/stok obat


No Nama Obat Jumlah

1 Spuit 1 cc 11 unit

2 Spuit 3 cc 19 unit

3 Nald 27 4 unit

4 Cairan 4:1 2 fls

5 RL 2 fls

6 Dekstro 5 % 2 fls

7 Dekstro 10 % 2 fls

8 Bethadine cair 1 botol

9 Plester 1 unit

4. Tenaga dokter dan Jam kerja


Dokter yang bertugas di poliklinik anak ada 2 orang, yaitu :
1. Dr. Hj. Tiangsa Sembiring, Sp. A (K)
Waktu praktik : hari selasa dan kamis, mulai jam 11.00 s/d 13.00 WIB
2. Dr. Emil Azlin, Sp. A (K)
Waktu praktik : Hari senin, rabu dan jumat, mulai jam 13.00 s/d 15.00
WIB
ANALISA SITUASI POLY JANTUNG DAN UROLOGI
Struktur Organisasi Keperawatan di Poly Jantung dan Urologi

Kepala Bidang Keperawatan


Sarmana Tarigan AMKeb, SKM

Menko
 Amelia Sarma AMK

 Seni Ertiana Barus, AMK

 Tati Deriyanti, AMKeb

 Epi Katarina Barus, S. Kep

 Romiandi Dalimunthe, AMK

 Emin br Tarigan, AMK

Kepala Ruangan Poly Jantung dan Urologi

Perawat Pelaksana
Daftar Nama Barang di Poly Jantung dan Urologi

No Nama Barang Jumlah Kondisi

1 Meja dokter 1 Baik

2 Kursi dokter 1 Baik

3 Kursi Chitos 4 Baik

4 Bacaan Foto 1 Baik

5 Meja perawat 1 Baik

6 Tong sampah 1 Baik

7 Kursi berputar 1 Baik

8 Tensimeter 1 Baik

9 Stetoskop 1 Baik

10 Lemari 1 Baik

11 Timbangan 1 Baik

12 Tempat pulpen 1 Baik

13 Tv 1 Baik

14 Ac 2 Baik

15 Remote 2 Baik

16 Tangga bed 1 Baik

17 Tempat tidur 2 Baik

18 Keranjang status 1 Baik

19 Kaca cermin 1 Baik

20 Wastafel 1 Baik

21 Lampu 4 Baik
c. Pengkajian Ruangan Poly Jantung dan Poly Urologi RSU Sembiring

Delitua

Berdasarkan hasil pengkajian kelompok manajemen pada tanggal 6 Mei –

24 Mei 2013 di ruangan poli jantung dan poly urologi dilakukan analisa situasi

ruangan melalui metode :

d. Wawancara yang dilakukan dengan kepala ruangan, perawat pelaksana di

ruangan

e. Observasi dilakukan mahasiswa Program Profesi Ners kelompok

manajemen yang bertugas pada shift pagi dan sore, meliputi observasi

situasi dan kondisi ruangan, system kerja dan komunikasi perawat dalam

memberikan asuhan keperawatan

a. MAN

a) Staffing

1). Tenaga Perawat di Ruang Poli Jantung dan Urologi RSU Sembiring

Delitua

Jumlah staff yang bertugas di ruangan poli jantung dan urologi adalah 3

orang yang merupakan perawat pelaksana sekaligus menjabat sebagai kepala

ruangan.

No Jabatan Pendidikan Jumlah

1 Kepala Ruangan D3 Keperawatan 1

2 Perawat Pelaksana D3 Keperawatan 2


2). Perhitungan Jumlah Tenaga Perawat

 Perhitungan jumlah tenaga perawat berdasarkan rumus Douglas :

Tingkat Pagi Sore Malam

Ketergantungan

Pasien

Minimal Care 0,17 x 20 = 3,44 0,14 x 0 = 0 0, 10 x 0 = 0

Partial Care 0,27 x 0 = 0 0,15 x 0 = 0 0,07 x 0 = 0

Total Care 0,36 x 0 = 0 0,30 x 0 = 0 0,20 x 0 = 0

Jumlah 3.44 0 0

(3) (0) (0)

Tabel 2. Jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan berdasarkan tingkat

ketergantungan pasien

Berdasarkan perhitungan diatas, maka :

Pagi : 3 orang

Sore : 0 orang

Malam : 0 orang

3 orang perawat

Factor libur dan cuti = 25% x 3 = 0,75 1 Perawat

Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan ketergantungan pasien adalah :

P + S + M + L + 1 Karu = 3 + 0 + 0 = 3 perawat

Berdasarkan perhitungan diatas dengan menggunakan rumus Douglas dapat

disimpulkan bahwa perawat yang dibutuhkan di ruangan Poly Jantung dan

Urologi sebanyak 3 orang. Jumlah tenaga perawat di ruang Poly Jantung dan

Urologi adalah 3 orang tenaga perawat. Maka, jika dibandingkan kebutuhan


perawat di RSU Sembiring dengan perhitungan Douglas didapati jumlah perwat

yang ada di Ruang poly jantung dan urologi sudah tercukupi.

b. Directing

3) Kepemimpinan

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 6 – 24 Mei 2013

terhadap 3 orang perawat di ruangan Poly Jantung dan Poly Urologi tentang gaya

kepemimpinan kepala ruangan, didapatkan hasil bahwa kepala ruangan

menggunakan gaya kepemimpinan demokratis. Hal ini ditunjukkan dari jawaban

perawat yang mengacu pada gaya kepemimpinan demokratis, yaitu: kepala

ruangan selalu mengikutsertakan perawat pelaksana dalam menyusun rencana

kegiatan di ruangan dimana kepala ruangan selalu mengadakan pertemuan dengan

staf setiap pagi, kepala ruangan menerima masukan positif, saran dan ide dari

perawat pelaksana dan mempertimbangkannya dalam upaya pelayanan asuhan

keperawatan yang lebih baik, kepala ruangan meluangkan waktu untuk

mendengarkan keluhan perawat pelaksana serta memberi masukan dan saran

kepada perawat pelaksana dalam menyelesaikan masalah.

4) Pelatihan Tenaga Perawat

Kepala ruangan memberi kesempatan kepada perawat pelaksana untuk

mengikuti pelatihan dalam upaya meningkatkan kualitas perawat ruangan. Kepala

ruangan tidak memiliki kriteria khusus dalam memilih perawat pelaksana yang

akan mengikuti pelatihan. Akan tetapi, kepala ruangan menentukan perawat

pelaksana yang dapat mengikuti pelatihan berdasarkan jadwal kerja yang sesuai
sehingga diharapkan seluruh perawat pelaksana memiliki kesempatan untuk

mengikuti pelatihan.

d) Controlling

f) Penghargaan dan Hukuman

Kepala ruangan melakukan penilaian terhadap kinerja perawat setiap

sebulan sekali, dimana hal yang dinilai meliputi keterampilan, pengetahuan, sikap,

dedikasi, loyalitas dan prestasi. Penilaian dilakukan oleh kepala ruangan secara

langsung maupun melalui pendelegasian kepada ketua tim yang akan dilaporkan

kepada kepala ruangan.

Kepala ruangan memberikan reward (penghargaan) berupa pujian kepada

perawat yang melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan standar. Selain itu kepala

ruangan juga akan memberikan sanksi bagi perawat yang tidak mematuhi aturan

yang telah ditetapkan berupa teguran secara lisan, dan apabila setelah

mendapatkan teguran staf tersebut tidak juga mengikuti peraturan maka kepala

ruangan akan memberikan surat pernyataan yang harus diisi oleh staf tersebut.

Punishment akan diteruskan ke pihak atasan jika staf tidak juga berubah setelah

mendapatkan teguran berupa surat pernyataan.

b. Metode

a) Planning

3. Ruangan poly RSU Sembiring tidak memiliki visi, misi, motto dan

falsafah ruangan tersendiri, tetapi mengacu pada visi, misi, motto dan

falsafah rumah sakit yang dijadikan sebagai pedoman dalam memberikan

pelayanan kesehatan dan struktur organisasi diruangan hanya terdiri dari


kepala ruangan dan perawat pelaksana dan tidak memiliki CI serta

Katim.

4. Prosedur timbang terima sudah di lakukan setiap shift namun

penyampaiannya belum terungkap secara jelas dimana masalah

keperawatan pasien lebih berfokus pada diagnosa medis.

Struktur Organisasi di Ruang Lantai II BL RSU Sembiring Delitua

Kepala Ruangan Poly

Perawat Pelaksana :

1) Metode Penugasan

Metode penugasan yang digunakan di ruangan Poly adalah metode tim karena

semua pekerjaan dilakukan secara bersama-sama (berkelompok) serta masing-

masing perawat memiliki kesadaran untuk saling membantu. Pembagian tugas di

dalam kelompok dilakukan oleh kepala ruangan dan sekaligus bertanggung jawab

dalam mengarahkan anggota grup/tim. Selain pegawai terdapat mahasiswa praktik

di ruangan Poly.
2) Syarat-syarat penentuan Karu dan Perawat Pelaksana

Berdasarkan hasil wawancara dengan Karu, penentuan Karu untuk ruangan

ditentukan langsung oleh kepala bidang keperawatan. Setelah Karu dipilih untuk

memimpin ruangan.

Uraian tugas dari masing-masing perawat ruangan adalah sebagai

berikut:

d) Kepala Ruangan

Uraian tugas :

 Mengatur pelaksanaan kegiatan asuhan keperawatan yang

diselenggarakan sesuai kebutuhan pasien.

 Mengatur penempatan tenaga keperawatan di ruangan.

 Mengatur penggunaan dan pemeliharaan logistic keperawatan agar selalu

siap pakai.

 Memberi pengarahan dan motivasi kepada ketua tim /group dan

pelaksana agar melaksanakan asuhan keperawatan melalui standart etis

dan profesional.

 Melaksanakan program orientasi pada :Tenaga baru, Siswa/Mahasiswa

dan (peserta didik)

 Mendampingi dokter/supervisor selama kunjungan/visite


 Mengelompokkan pasien, mengatur penempatannya di ruangan menurut

tingkat kegawatan, infeksi dan non infeksi untuk mempermudah asuhan

keperawatan.

 Menciptakan, memelihara suasana kerja yang baik antar petugas,

pasien/keluarga, sehingga memberi ketenangan.

 Mengadakan pertemuan berkala tenaga keperawatan minimal 2(dua)kali

per hari untuk membicarakan pelaksanaan kegiatan di ruangan.

 Memeriksa dan meneliti :

 Pengisian daftar permintaan makanan

 Pengisian sensus harian

 Pengisian buku register

 Pengisian rekam medis

 Mengawasi dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan 5 (lima)

tahapan.

 Pengkajian keperawatan

 Prognosa keperawatan

 Perencanaan keperawatan

 Pelaksanaan keperawatan

 Evaluasi keperawatan
 Pertemuan secara rutin dengan pelaksanaan keperawatan

 Membuat laporan pelaksanaan kegiatan diruangan.

e) Perawat pelaksana

Uraian tugas :

 Melakukan asuhan-asuhan keperawatan sesuai standar.

 Mengadakan serah terima dengan group/tim lain (group petugas ganti)

mengenai :

 Kondisi klien/anggota keluarga.

 Logistik keperawatan.

 Administrasi rekam medic.

 Pelayanan pemeriksaan penunjang.

 Kolaborasi program pengobatan

 Melanjutkan tugas-tugas yang belum dapat diselesaikan oleh group

sebelumnya.

 Merundingkan pembagian tugas dan groupnya.

 Menyiapkan perlengkapan untuk pelayanan dan visite dokter.

 Mendampingi dokter visit, mencatat dan melaksanakan program

pengobatan dokter.

 Membantu pelaksanaan rujukan


 Melakukan orientasi terhadap klien/anggota keluarga/keluarga baru

mengenai tata tertib ruangan rumah sakit dan perawat yang bertugas.

 Menyiapkan klien/anggota keluarga pulang dan memberikan penyuluhan


kesehatan.

 Memelihara kebersihan ruang rawat dengan :

 Mengatur tugas cleaning service.

 Mengatur tugas peserta didik.

 Mengatur tata tertib ruangan yang ditujukan kepada semua petugas,


peserta didik dan pengunjung ruangan.

 Membantu kepala ruangan membimbing peserta didik keperawatan.

 Membantu kepala ruangan untuk menilai mutu pelayanan asuhan


keperawatan serta tenaga keperawatan.

 Menulis laporan tim/grup mengenai kondisi klien/ anggota keluarga dan


lingkungannya.

 Memberikan penyuluhan kesehatan kepada klien/anggota


keluarga/keluarga.

 Menjelaskan tata tertib rumah sakit, hak dan kewajiban klien/anggota


keluarga

3) Sistem pendelegasian Tugas

Ruangan poly memiliki alur pendelegasian tugas sebagai berikut:


Kepala Ruangan

Perawat Pelaksana
Berdasarkan hasil pengkajian melalui wawancara dengan Karu, sistem
pendelegasian tugas keperawatan di ruang poly dilaksanakan sesuai metode
penugasan tim, dimana pendelegasian dilakukan dari Karu kemudian
mendelegasikan kepada Perawat Pelaksana yang dianggap lebih berpengalaman
dan senior di dalam timnya, apabila Kepala ruangan berhalangan dalam
melaksanakan tugasnya, pelimpahan tugas diberikan kepada penanggung jawab
pada tiap shift masing-masing. Jika terdapat konflik dalam ruangan, Kepala
Ruangan beserta staf-stafnya mendiskusikan masalah tersebut melalui pertemuan
saat pergantian shift dan segera diselesaikan.

b) Staffing

Serah terima peralatan atau operan alat dilakukan oleh mahasiswa pada setiap
pergantian shift dalam pengawasan staf pegawai. Kelengkapan alat diperiksa
berdasarkan jumlah alat yang semestinya. Peralatan yang hilang wajib diganti oleh
pihak yang menghilangkan alat tersebut
c) Directing

Kepala ruangan mengontrol kecukupan logistik ruangan namun


ditanggungjawabi oleh perawat pelaksana. Jika ada masalah yang terjadi, kepala
ruangan mencoba menyelesaikan dan segera mencari solusi.
d) Controlling

Kepala ruangan mengadakan supervisi setiap saat terhadap keadaan logistik di


ruangan poly . Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan bahwa pengawasan
langsung dari bagian humas terhadap alat logistik di poly sering dilakukan. Jika
ada peralatan yang diperlukan ataupun rusak, maka kepala ruangan akan
melakukan permintaan ke bagian humas untuk dipenuhi atau diperbaiki.
e) MONEY

Ruangan poly memiliki sistem budgeting yang diatur langsung oleh direktorat
RSU Sembiring Delitua baik untuk pelayanan maupun untuk pendanaan
kesehatan bagi petugas kesehatan. Seluruh perawat mendapat tunjangan berupa
gaji (sesuai golongan) di mana sistem penggajian diatur oleh bagian keuangan.
Perawat juga mempunyai jaminan pelayanan kesehatan seperti JAMSOSTEK.
Selain itu, perawat juga mendapatakan insentif yaitu jasa medik. Dalam hal
pembagian jumlah insentif, semua perhitungan diatur oleh instalasi, disesuaikan
dengan kinerja perawat dan diserahkan proses pembagian insentif kepada kepala
ruangan.

f. ANALISA DATA DENGAN PENDEKATAN SWOT

Sebelum melakukan perencanaan, maka perlu dikaji lebih dahulu beberapa


hal, fokus identifikasi bisa menggunakan pendekatan yang lazim dipakai yaitu :
pendekatan SWOT (Kekuatan, Kelemahan, Kesempatan dan Ancaman).
Di dalam pendekatan ini kita akan mengumpulkan semua data tentang tenaga
keperawatan, administrasi dan bagian keuangan yang akan mempengaruhi fungsi
organisasi keperawatan secara keseluruhan. Setiap data akan dikelompokkan
apakah merupakan kekuatan, kelemahan, kesempatan ataukah merupakan
ancaman bagi organisasi.

NO Jenis Pendekatan Analisis

1 Strenght a. Mempunyai sarana dan prasarana untuk


pasien dan tenaga kesehatan.
b. Terdapat nya tempat pembuangan sampah
sesuai dengan sampah organik, Non Organik
dan sampah medis.
2 Weakness a. Pembagian tugas yang kurang jelas sesama
perawat
b. Struktur organisasi yang kurang jelas
c. Tidak ada hand scrub untuk mencegah
penyakit nosokomial
d. Terbatasnya peralatan peralatan penunjang
seperti penggunaan kartu lift
e. Ruang poly tidak memiliki motto, visi dan
misi akan tetapi mengacu kepada motto,visi
dan misi RS
3 Oppurtunity a. Terbukanya kesempatan untuk melanjutkan
pendidikan yang lebih tinggi.
b. Terbukanya layanan untuk pasien ASKES,
JAMKESMAS, JAMSOSTEK,
JAMPERSAL, IN HEALTH
4 Treathened a. Munculnya tuntutan pasien untuk
mendapatkan pelayanan yang lebih baik
dimana pasien sering menanyakan jadwal
kedatangan dokter
b. Persaingan antar Rumah sakit yang semakin
kuat.

a. Perumusan Masalah
Dari hasil pengkajian analisis SWOT yang dilakukan oleh kelompok

manejemen maka disosialisasikan pada ruangan VK telah ditemukan beberapa

masalah.

Adapun masalah- masalah yang dapat diidentifikasi adalah :

a. Pembagian tugas yang kurang jelas sesama perawat.

b. Struktur organisasi yang kurang jelas.

c. Tidak ada hand scrub untuk mencegah penyakit nosokomial.

d. Terbatasnya peralatan peralatan penunjang seperti penggunaan kartu lift.

e. Ruang poly tidak memiliki motto, visi dan misi akan tetapi mengacu kepada
motto,visi dan misi RS
ANALISA SITUASIONAL

DI POLIKLINIK SARAF

A. PENGKAJIAN

1. Jumlah perawat dan mahasiswa di Poliklinik anak RSU.


SEMBIRING untuk setiap pendinasan.
Perawat di ruang poliklinik anak ada 1 orang, atas nama Yuniati plawi
AMK. sedangkan rata-rata mahasiswa yang berdinas di ruang ini setiap
pendinasan ada 1 orang, bisa diambil dari kebidanan maupun keperawatan.

2. Daftar persediaan alat

No Nama Alat Jumlah

1 Tempat tidur priksa 1 unit

2 Meja dokter 1 unit

3 Kursi 3 unit

4 Lemari 1 unit

5 Komputer 1 unit

6 Standart infus 1 unit

7 Troli 1 unit

8 Tromol kecil 1 unit

9 Bak instrumen 1 unit

10 Nier beken 1 unit

11 Kom kecil bertutup 1 unit

12 Korentang dan tempatnya 1 unit

13 EEG 1 unit

14 Timbangan 1 unit
15 Spigmomanometer electrik 1 unit

16 Lampu priksa 1 unit

17 Pinset anatomis 1 unit

18 Pinset sirurgis 1 unit

19 Stetoskop 1 unit

20 Temperature digital 1 unit

21 Pen light 1 unit

22 Hekter 1 unit

23 Tempat sampah plastic 1 unit

25 Refleks hummer 1 unit

26 Tongue spatel 1 unit

Fasilitas ruangan : TV, AC, wastafel dan Jam dinding.

3. Tenaga dokter dan Jam kerja


Dokter yang bertugas di poliklinik saraf ada 2 orang, yaitu :
1. Dr. Setiabudi Tarigan Sp.S
Waktu praktik : hari senin selasa dan kamis dan sabtu, mulai jam
11.00 s/d 12.00 WIB
2. Dr. Fashiha, Sp. S
Waktu praktik : Hari rabu dan jumat, mulai jam 10.00 s/d 14.00wib
ANALISA SITUASIONAL
DI POLIKLINIK GIGI

A. PENGKAJIAN

1. Jumlah perawat dan mahasiswa di Poliklinik gigi RSU. SEMBIRING


untuk setiap pendinasan.
Perawat di ruang poliklinik anak ada 1 orang, atas nama Relly Malau,
AMK. sedangkan rata-rata mahasiswa yang berdinas di ruang ini setiap
pendinasan ada 1 orang, bisa diambil dari kebidanan maupun keperawatan.

2. Daftar persediaan alat

No Nama Alat Jumlah

1 Bak injeksi 1

2 Tromol kecil 1

3 Dental unit 1

4 Set diagnostik 1

5 Set ekstraksi gigi (cabut gigi) 1

6 Set konservasi (tambal gigi) 1

7 Set scalling (membersihkan karang gigi) 1

8 Tempat sampah plastik 2

9 Bel ruangan 1

Fasilitas ruangan : Washtufle, Toilet, TV, AC dan Jam dinding.

3. Daftar persediaan/stok obat


No Nama Obat Jumlah

1 Spuit 1 cc 10 unit

2 Spuit 3 cc 5 unit

3 Bethadine 1 botol
4 Plester 1 unit

4. Tenaga dokter dan Jam kerja


Dokter yang bertugas di poliklinik gigi ada 2 orang, yaitu :
1. Drg. Trio Novalina
Waktu praktik : hari senin dan selasa, mulai jam 13.00 s/d 15.00 WIB
2. Drg. Ivana
Waktu praktik : Hari rabu, kamis dan jumat, mulai jam 13.00 s/d
15.00 WIB

ANALISA SITUASIONAL
DI POLIKLINIK PARU

A. PENGKAJIAN

1. Jumlah perawat dan mahasiswa di Poliklinik paru RSU.


SEMBIRING untuk setiap pendinasan.
Perawat di ruang poliklinik paru ada 1 orang, atas nama Yuni Pelawi,
AMK. sedangkan rata-rata mahasiswa yang berdinas di ruang ini setiap
pendinasan ada 1 orang, bisa diambil dari kebidanan maupun keperawatan.

2. Daftar persediaan alat


No Nama Alat Jumlah

1 Bak injeksi 1

2 Tromol kecil 1

3 Stetoskop 1

4 Temperature biasa 2

5 Spirometri 1

6 Pen light 1

7 Hekter 1
8 Tempat sampah plastik 2

9 Standart infuse biasa 1

10 Bel ruangan 1

11 Tongue spatel 3

12 Bed pemeriksaan pasien 1

13 Selimut tebal 1

Fasilitas ruangan : Toilet, TV, AC dan Jam dinding.

3. Daftar persediaan/stok obat


No Nama Obat Jumlah

1 Spuit 1 cc 11 unit

2 Spuit 3 cc 19 unit

3 Nald 27 4 unit

4 Cairan 4:1 2 fls

5 RL 2 fls

6 Dekstro 5 % 2 fls

7 Dekstro 10 % 2 fls

8 Bethadine cair 1 botol

9 Plester 1 unit

4. Tenaga dokter dan Jam kerja


Dokter yang bertugas di poliklinik anak ada 2 orang, yaitu :
1. Dr. Simion Sembiring, Sp. P
Waktu praktik : hari selasa dan kamis, mulai jam 11.00 s/d
13.00 WIB
2. Dr. Panluhutan Siagian, Sp. P
Waktu praktik : Hari senin, rabu dan jumat, mulai jam 13.00
s/d 15.00 WIB
BAB III
ANALISA SITUASIONAL III OBGYN

Analisis situasional fungsi manajemen merupakan hasil pengkajian yang


telah dilakukan oleh mahasiswa Program Pendidikan Profesi Ners untuk mencapai
kompetensi praktek manajemen keperawatan. Analisa situasional mencakup
seluruh kegiatan manajemen di seluruh ruangan RSU Sembiring yaitu keadaan
ruangan, lingkungan dan para staf yang melaksanakan pekerjaan di seluruh
ruangan RSU Sembiring. Hal ini dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang
kekuatan dan kelemahan dalam manajemen agar dapat diintervensi untuk
meningkatkan pelayanan keperawatan.

1. Gambaran RSU Sembiring Delitua

Rumah Sakit Umum Sembiring Delitua merupakan Rumah Sakit Umum


Tipe B yang melayani seluruh lapisan masyarakat. Adapun misi dan falsafah dari
rumah sakit ini adalah:
g. Misi dan Falsafah RSU Sembiring
 Misi RSU Sembiring Delitua

Memberikan pelayanan keperawatan yang profesional dan menyeluruh


melalui penerapan model praktik keperawatan professional (MPKP) di
seluruh ruang perawatan Rumah Sakit Umum Sembiring Delitua.

 Falsafah RSU Sembiring Delitua

Sutu bentuk pelayanan profesional meliputi kesehatan Bio-Psiko-Sosio-


Spiritual yang utuh dan unik di tunjukan kepada ndividu, keluarga,
masyarakat yang sakit maupun yang sehat tanpa membedakan SARA
( Suku, Agama dan antara Golongan) yang dalam proses merawatnya
menerapkan pendekatan komprehensif yang bertujuan memandirikan pasien
dan membantu proses adaptasi sesuai dengan landasan etika profesi.
 Motto : Pelayanan yang terbaik adalah pengabdian kami.
STRUKTUR ORGANISASI RUANGAN III OBGYN

Struktur Organisasi Keperawatan di Lantai III Obgyn RSU Sembiring

Kepala Bidang Keperawatan


Sarmana Tarigan AMKeb, SKM

Menko
 Amelia Sarma AMK

 Seni Ertiana Barus, AMK

 Tati Deriyanti, AMKeb

 Epi Katarina Barus, S. Kep

 Romiandi Dalimunthe, AMK

 Emin br Tarigan, AMK

Kepala Ruangan Lantai III Obgyn


Erni Pujiati AMKeb

Perawat Pelaksana

1. Destiana Barus AMKeb 6. Siska Situmeang AMKeb

2. Asnita Tarigan AMKeb 7. Sartika Unju AMKeb

3. Dewi Yuliarti AMKeb 8. Emnita Br. Karo AMKeb

4. Sarmila Sihombing AMKeb 9. Ertika Sari AMKeb

5. Wiwik Yusnita AMKeb


Jumlah tenaga di Ruangan Lantai III Obgyn RSU Sembiring
Tenaga Keperawatan

No Kualifikasi Pagi Sore Malam


1. Pegawai/ Perawat 3 2 2
2. Mahasiswa Profesi (Ners) 4 3 -
3. Mahasiswa PSIK - - -
4. Mahasiswa Akper - - -
5. Mahasiswa Akbid 5 5 5
6. Mahasiswa PSKeb 6 6 6

Tenaga Non-Keperawatan

No. Kualifikasi Pagi Sore Malam


1. Cleaning service 3 2 2
2. Ahli gizi 2 2 2
3. Tukang Cuci 2 2 -

Sarana dan Prasarana RSU Sembiring


a) Fasilitas Untuk Pasien

Tabel 1.1 Daftar Fasilitas Untuk Pasien III Obgyn RSU Sembiring

No Nama Barang Jumlah Kondisi


1. Tempat Tidur 32 Baik
2. Meja Makan Pasien 18 Baik
3. Kipas Angin 16 Baik
4. Kamar Mandi dan WC 13 Baik
5. Oksigen Central 17 Baik
6. Box Baby 16 Baik
7. Gayung 13 Baik
b) Peralatan di Ruangan Lantai III Obgyn

Tabel 1.2 Daftar Fasilitas dan Alat Kesehatan III Obgyn RSU Sembiring

No Nama Barang Jumlah Kondisi


1. Nebul 1 Baik
2. Stetoskop 3 Baik
3. Tensi Air Raksa 2 Baik
4. Tromol Besar 1 Baik
5. Com Terbuka 1 Baik
6. Korentang 1 Baik
7. Bak Injeksi 1 Baik
8. Bak Instrumen 2 Baik
9. Pinset Anatomis 2 Baik
10. Pinset Cirugris Besar 1 Baik
11. Pinset Cirugris Kecil 3 Baik
12. Sterilisator 1 Baik
13. Guntinh Hekting 2 Baik
14. Timbangan Dewasa 1 Baik
15. Gunting Perban 1 Baik
16. Tupper 2 Baik
17. Troli Obat 1 Baik
18. Arteri Klem 1 Baik
19. Gunting Lurus 1 Baik
20. Tempat Ambu Bag 1 Baik
21. Breast Pump 2 Baik
22. Troli Instrumen 1 Baik
23. Gilingan Obat 1 Baik
24. Penlight 1 Baik
25. Ambu Bag 1 Baik
26. Nierbeken 2 Baik
27. Termometer 1 Baik
28. Buli-buli Panas 4 Baik
29. Urinal 4 Baik
30. Pispot 12 Baik
31. Irigator 1 Baik
32. Tabung Oksigen 1 Baik
33. Com GP Tertutup 1 Baik
34. Tornikuet 1 Baik
35. Sampiran - -
36. Rostul 1 Baik
37. Oksigen Tabung Kecil - -
38. Standar Infus 13 Baik
39. Keranjang Alat Tulis 1 Baik
40. Keranjang Status 1 Baik
41. Tong Sampah 13 Baik
42. Tipe-x 1 Baik
43. Rol Besi 1 Baik
44. Pembolong 1 Baik
45. Hekter 1 Baik
46. Spidol 1 Baik
47. Bunga Mawar 1 Baik
48. Vas Bunga 1 Baik
49. Bunga Putih 1 Baik
50. Bunga Putih 1 Baik
51. Bunga Wortel 1 Baik
52. Vas Bunga Besar 1 Baik
53. Kursi Kelas 7 Baik
54. Bunga Anggur 2 Baik
55. Mangkok Obat Merah 1 Baik
56. Tempat Isolatip 1 Baik
57. Tempat Sampah 20 Baii
58. Troli Mandi 1 Baik
59. Troli Londri 1 Baik
60. Troli Diet 1 Baik
61. Galon Aqua 3 Baik
62. Kom Mandi 14 Baik
63. Sapu 2 Baik
64. Duelen 1 Baik
65. Keset Kaki 13 Baik
66. Dispenser 1 Baik
67. Dopler Baik

Table 1.3 daftar Alat-alat Tenun di Ruangan lantai III Obgyn RSU
Sembiring
No Nama Alat - alat Tenun Jumlah
1. Laken Putih 206
2. Stik Laken Putih 24
3. Stik Laken Pink 26
4. Selimut 70
5. Laken Pink 25
6. Sarung Bantal Putih 103
7. Sarung Bantal pink 25
8. Galon 3
9. Bantal 24
10. Tilam 20
11. Spring bed 6
12. Kelambu Bayi 61
13. Lemari 24
14. Dispenser 1
15. Waslap 3
16. Troli Tempat Nasi 1
17. Troli dispenser 1
18. Jam Dinding 11
19. Perlak 29
20. Laken Coklat 3
21. Stik Laken Coklat 3
22. Sarung Bantal Coklat 3
23. Selimut Merah 70
24. Serbet 2

Table 1.4 Daftar Persediaan Obat di Ruangan Lantai III Obgyn RSU
Sembiring
No Nama Obat Jumlah
1. Abokat 26 Hospira 5
2. Abokat 22 Trumo 10
3. Abokat 24 Trumo 14
4. Abokat 20 Trumo 21
5. Abokat 14 Trumo 4
6. Abokat 14 gea 9
7. Abokat 18 Gea 11
8. Abokat 20 Gea 7
9. Abokat 22 Gea 20
10. Abokat 24 Gea 7
11. Abokat 18 Diaflon 7
12. Tramadol 5
13. Etamidon/Etadryl -
14. Gentamicin 18
15. Vit – K 2
16. Dexametasone 6
17. Ondansetron 6
18. Ketorolak 5
19. Metoclopramide 14
20. Dufadilan 3
21. Rl 11
22. Nacl 0,9 % 27
23. Ring As 11
24. Dextro 5 % 8
25. Cairan 4:1 5
26. KCL 5
27. Dextro 40 % 6
28. MgSO4 20 % 20
29. Aquabidest 10
30. Infuset Makro 3
31. Kateter no 16 6
32. Kateter no 18 4
33. Spuit 10 cc 5
34. Spuit 5 cc 10
35. Spuit 100 cc 5
36. Spuit 50 cc 4
37. Spuit 3 cc 3
38. Nald 27 14
39. Nald 26 20
40. Nald 18 23
41. Nald 23 14
42. Handscone 7 3
43. Handscone 7 ½ 8
44. Handscun 8 12
45. Plaster 6
46. Transfuse set 6
47. Hipapix 2
48. Urine Bag 5
49. Threeway 2
50. Betadin Salep 2
51. Paperin 1
52. Baby Oil -
53. Infuset Mikro q 11
54. Alkohol 70% 1
Pengkajian Ruangan Lantai III OBGYN RSU Sembiring Delitua
Berdasarkan hasil pengkajian kelompok manajemen pada tanggal 6 – 25
mei 2013 di ruangan Lantai III OBGYN dilakukan analisa situasi ruangan melalui
metode :
 Wawan cara yang dilakukan dengan kepala ruangan, perawat pelaksana di
ruangan
 Observasi dilakukan mahasiswa Program Profesi Ners kelompok
manajemen yang bertugas pada shift pagi dan sore, meliputi observasi
situasi dan kondisi ruangan, system kerja dan komunikasi perawat dalam
membrikan asuhan keperawatan.

a. Man
Staffing
Tenaga Perawat di Ruangan Lantai III OBGYN
Jumlah staf yang bertugas di ruangan Lantai III OBGYN adalah 10 orang
yang terdiri dari 1 orang kepala ruangan dan 9 orang perawat pelaksana.

Table 1. Tenaga Perawat di Ruangan Lantai III OBGYN RSU Sembiring Delitua

No Jabatan Pendidikan Jumlah


1 Kepala Ruangan D3 1
2 Perawat Pelaksana D3 9
Total 10

Perhitungan Jumlah Tenaga Perawat


 Perhitungan jumlah tenaga perawat berdasarkan rumus Douglas :

Tabel 2. Jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan berdasarkan tingkat


ketergantungan pasien
Tingkat Pagi Sore Malam
Ketergantungan
Pasien
Minimal Care 0,17 x 7 = 1,19 0,14 x 7 = 0,98 0, 10 x 7 = 0,7
Partial Care 0,27 x 15 = 4,05 0,15 x 15 = 2,25 0,07 x 15 = 1,05
Total Care 0,36 x 8 = 2,88 0,30 x 8 = 2,4 0,20 x 8 = 1,6
Jumlah 8,12 5,63 3,35
(8) (6) (3)

Berdasarkan perhitungan diatas, maka :


Pagi : 8 orang
Sore : 6 orang
Malam : 3 orang +
17 orang perawat
Factor libur dan cuti = 25% x 17 = 4,25 4 perawat
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan ketergantungan pasien adalah :
P + S + M + L + 1 Karu = 17 + 4 + 1 = 22 perawat
Berdasarkan perhitungan diatas dengan menggunakan rumus Douglas
dapat disimpulkan bahwa perawat yang dibutuhkan di ruangan Lantai III OBGYN
sebanyak 22 orang. Jumlah tenaga perawat di ruang Lantai III OBGYN adalah 10
orang tenaga perawat. Maka, jika dibandingkan kebutuhan perawat di RSU
Sembiring dengan perhitungan Douglas didapati jumlah perwat yang ada di Lantai
III OBGYN belum tercukupi.

Perhitungan BOR

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan, didapatkan gambaran


kapasitas tempat tidur di ruang lantai III OBGYN RSU Sembiring adalah
sebanyak 32 tempat tidur.
c
1. BOR¿ x 100%
( AXE)
c
2. LOS =
D
( AxE )
3. TOI =
D

Ket :
G. : Kapasitas Bed
H. : Pasien Masuk
I. : Hari Rawatan
J. : Pasien Keluar
K. : Hari Periode

Minggu I

Variabel data Jumlah Jumlah Pasien Rata-rata


A 32
B 19
C 99 24,75 atau 25
D 14
E 4

BOR Minggu I

Periode Sepekan (Minggu I) Ket

Hari Tanggal Jumlah Pasien 99


BOR ¿ x 100 %=77,34 %
32 x 4
Selasa 07/05 19 99
LOS = = 7,07 atau 8 hari
14
Rabu 08/05 26 (32 x 4) 128−99
TOI = -c= =
14 14
( 40 x 4)
2,07 = 3 hari
26
Kamis 09/05 28
Jum’at 10/04 26

Minggu ke II

Variabel data Jumlah Jumlah Pasien Rata- rata


A 32
B 20
C 137 27,4 atau 27
D 17
E 5

BOR Minggu Ke II

Periode Sepekan (Minggu II) Ket

Hari Tanggal Jumlah Pasien 137


BOR ¿ x 100 %=85,62 %
(32 x 5)
183
¿ x 100=91,5 atau 91 %
( 40 x 5)
Senin 13/05 26 137
LOS =
17
= 8,05 atau 8 hari
Selasa 14/05 29 (32 x 5) 160−137
TOI = -c= = 1,35
17 17
= 1,3 hari
Rabu 15/05 27
Kamis 16/05 30
Jum’at 17/05 25

Minggu ke III

Variabel data Jumlah Jumlah Pasien Rata-rata


A 32
B 28
C 108 21,6 atau 22
D 19
E 5

BOR Minggu Ke III

Periode Sepekan (Minggu III) Ket

Hari Tanggal Jumlah Pasien 108


BOR ¿ x 100 %=67,5 %
32 x 5
Senin 20/05 19 108
LOS = = 5,68 atau 6 hari
19
Selasa 21/05 20 (32 x 5) 160−108
TOI = -c= 19
=
19
2,7
= 3 hari
Rabu 22/05 22
Kamis 23/05 25
Jum’at 24/05 22
c. Directing

5) Kepemimpinan

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 6 – 25


Mei 2013 terhadap 10 orang perawat di ruangan Lantai III OBGYN
tentang gaya kepemimpinan kepala ruangan, didapatkan hasil bahwa
kepala ruangan menggunakan gaya kepemimpinan demokratis. Hal ini
ditunjukkan dari jawaban perawat yang mengacu pada gaya
kepemimpinan demokratis, yaitu: kepala ruangan selalu
mengikutsertakan perawat pelaksana dalam menyusun rencana kegiatan
asuhan keperawatan di ruangan dimana kepala ruangan selalu
mengadakan pertemuan dengan staf setiap pagi, kepala ruangan
menerima masukan positif, saran dan ide dari perawat pelaksana dan
mempertimbangkannya dalam upaya pelayanan asuhan keperawatan
yang lebih baik, kepala ruangan meluangkan waktu untuk mendengarkan
keluhan perawat pelaksana serta memberi masukan dan saran kepada
perawat pelaksana dalam menyelesaikan masalah. Kepala ruangan juga
selalu memberikan motivasi kepada para stafnya untuk melanjutkan
pendidikan.

6) Pelatihan Tenaga Perawat

Kepala ruangan memberi kesempatan kepada setiap perawat untuk


mengikuti pelatihan dalam upaya meningkatkan kualitas perawat
ruangan.

e) Controlling

g) Penghargaan dan Hukuman

Kepala ruangan melakukan penilaian terhadap kinerja perawat


setiap sebulan sekali, dimana hal yang dinilai meliputi keterampilan,
pengetahuan, sikap, dedikasi, loyalitas dan prestasi. Penilaian dilakukan
oleh kepala ruangan secara langsung maupun melalui pendelegasian
kepada ketua tim yang akan dilaporkan kepada kepala ruangan.
Kepala ruangan memberikan reward (penghargaan) berupa pujian kepada
perawat yang melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan standar. Selain
itu kepala ruangan juga akan memberikan sanksi bagi perawat yang tidak
mematuhi aturan yang telah ditetapkan berupa teguran secara lisan, dan
apabila setelah mendapatkan teguran staf tersebut tidak juga mengikuti
peraturan maka kepala ruangan akan memberikan surat pernyataan yang
harus diisi oleh staf tersebut. Punishment akan diteruskan ke pihak atasan
jika staf tidak juga berubah setelah mendapatkan teguran berupa surat
pernyataan.

b. Metode

b. Planning

 Ruangan Lantai III OBGYN RSU Sembiring tidak memiliki visi, misi,
motto dan falsafah ruangan tersendiri, tetapi mengacu pada visi, misi,
motto dan falsafah rumah sakit yang dijadikan sebagai pedoman dalam
memberikan pelayanan kesehatan dan struktur organisasi diruangan tidak
ada, namun struktur organisasi yang lama masih tertera.
 Pendokumentasian tindakan keperawatan masih belum lengkap dan
optimal, dimana masih banyak rekam medik yang tidak diisi dengan
lengkap. Selain itu pendukomentasian asuhan keperawatan juga belum
berjalan secara optimal, karena sebagian besar perawat
mendokumentasikan rencana asuhan keperawatan dan implementasi
keperawatan di dalam buku komunikasi dari pada RM 14. Dalam RM 14
perawat lebih mendokumentasikan tindakan kolaborasi daripada tindakan
mandiri.
 Prosedur timbang terima sudah di lakukan setiap shift namun
penyampaiannya belum terungkap secara jelas dimana masalah
keperawatan pasien lebih berfokus pada diagnosa medis.
 Pendidikan kesehatan yang dilaksanakan di Lantai III OBGYN kepada
pasien saat dirawat dan pasien yang akan pulang adalah melakukan
tindakan breast pump dan menyampaikan kata-kata inti dari dokter yang
visite terakhir misalnya pasien sudah sehat dan sudah bisa pulang kerumah
dan perhatikan pola makan.

1). Metode Penugasan

Metode penugasan yang digunakan di ruangan lantai III OBGYN


adalah metode tim karena semua pekerjaan dilakukan secara bersama-
sama (berkelompok) serta masing-masing perawat memiliki kesadaran
untuk saling membantu. Pembagian tugas di dalam kelompok dilakukan
oleh kepala ruangan dan sekaligus bertanggung jawab dalam
mengarahkan anggota grup/tim. Berdasarkan hasil observasi,
pelaksanaan metode tim belum terlaksana sepenuhnya, sebab masih
banyak perawat yang melakukan tugas non keperawatan contohnya
pendokumentasian resep dan meng ACC kan status kepada ibu yayasan.
Selain pegawai terdapat mahasiswa praktik di ruangan Lantai III
OBGYN. Mahasiswa praktik tersebut diberi tanggung jawab terhadap
suatu ruangan. Mereka melakukan tugas yang diperlukan pasien di
ruangan tersebut seperti mengganti infus, menyuntik, membersihkan
tempat tidur, membawa kain yang kotor ke bagian laundry, mengurus
berkas administrasi pasien. Pada pelaksanaan di ruangan dalam
melaksanakan tindakan mahasiswa terkadang tidak didampingi oleh
perawat yang lebih senior.

Syarat-syarat penentuan Karu dan Perawat Pelaksana

Berdasarkan hasil wawancara dengan Karu, penentuan Karu untuk


ruangan ditentukan langsung oleh kepala bidang keperawatan. Setelah Karu
dipilih untuk memimpin ruangan.
Sistem pendelegasian Tugas

Ruangan Lantai III OBBGYN memiliki alur pendelegasian tugas sebagai


berikut:
Kepala Ruangan

Perawat Pelaksana

Berdasarkan hasil pengkajian melalui wawancara dengan Karu,


sistem pendelegasian tugas keperawatan di ruang Lantai III OBGYN
dilaksanakan sesuai metode penugasan tim, dimana pendelegasian
dilakukan dari Karu kemudian mendelegasikan kepada Perawat Pelaksana
yang dianggap lebih berpengalaman dan senior di dalam timnya, apabila
Kepala ruangan berhalangan dalam melaksanakan tugasnya, pelimpahan
tugas diberikan kepada penanggung jawab pada tiap shift masing-masing.
Jika terdapat konflik dalam ruangan, Kepala Ruangan beserta staf-stafnya
mendiskusikan masalah tersebut melalui pertemuan saat pergantian shift
dan segera diselesaikan.

c. Staffing

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan Karu diketahui bahwa


setiap Karu memberikan kesempatan kepada anggotanya untuk menentukan
jadwal cuti dan libur sesuai keinginan masing-masing dan disesuaikan agar tidak
terjadi jadwal bentrok. Adapun pembagian kerja di ruang lantai III OBGYN
adalah sebagai berikut:
 Dinas pagi : pukul 08.00 - 14.00 WIB

 Dinas sore : pukul 14.00 - 20.00 WIB

 Dinas malam : pukul 20.00 – 08.00 WIB

Jam kerja perawat per bulan adalah 30 - (7 hari libur) : 23 hari, (9 hari dinas
sore) x 6 jam : 54 jam, ( 7 hari dinas pagi ) x 6 jam : 42 jam dan (7 hari dinas
malam) x 12 jam : 84 jam jadi jam kerja per bulan adalah 180 jam dimana dalam
satu hari 6 jam kecuali untuk dinas malam yaitu 12 jam.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, Operan di Ruangan lantai III
OBGYN dilakukan dengan cara bed to bed untuk melihat keadaan pasien. Operan
tersebut diikuti oleh Karu dan Perawat Pelaksana. Operan tersebut terbagi menjadi
tiga shift, yaitu operan dinas pagi ke dinas sore, dinas sore ke dinas malam, dan
dinas malam ke dinas pagi. Pada dinas pagi, karu bertanggung jawab terhadap
berlangsungnya operan dan tindakan keperawatan yang dilakukan oleh perawat
pelaksana, sedangkan untuk dinas sore dan dinas malam, ditunjuk salah satu
penanggung jawab untuk menggantikan tugas karu.

d. Directing

Gaya kepemimpinan

Berdasarkan hasil pengkajian diketahui bahwa gaya kepemimpinan


yang digunakan Karu bersifat demokratis, dimana pemimpin mempunyai
kemampuan dalam mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama
untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan, dalam menggerakan
staf selalu memperhatikan kemampuan stafnya, senang menerima kritik,
saran, dan pendapat dari staf. Berbagai kegiatan yang akan dilakukan
ditetapkan bersama antara pemimpin dan bawahan.

Manajemen Konflik di ruangan

Konflik yang umum terjadi adalah ketidaksesuaian antara dua atau


lebih anggota organisasi yang timbul karena adanya kenyataan bahwa
mereka harus membagi sumber daya yang terbatas atau kegiatan-kegiatan
kerja. Masalah yang sering timbul adalah masalah personal, keterbatasan
sumber daya, pola interaksi dengan pihak lain. Untuk menyelesaikan
konflik tersebut Karu biasanya memanggil orang yang bersangkutan
dalam konflik dan menyelesaikannya secara bermusyawarah.
e. Controling

Supervisi Kepala Ruangan

Karu juga berperan sebagai supervisor, dilakukan dengan cara


pengontrolan terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh anggotanya setiap
hari pada pergantian shift dari mulai pengontrolan pasien bed to bed
beserta pembacaan rawatan, pemberian asuhan yang optimal,
pengontrolan alat-alat keperawatan kebersihan ruangan sampai pada
kegiatan mahasiswa yang praktik atau dinas di ruangan Lantai III
OBGYN. Tiap pasien di ruangan Lantai III OBGYN memiliki status
kesehatan masing-masing yang berisi tentang dokumen pasien dimana
dalam pendokumentasian didukung oleh karu.

b. Planning

Keadaan Ruangan Lantai III OBGYN

Dari hasil observasi, ruangan terletak di lantai 3. Ruangan Lantai


III OBGYN terdiri dari nurse station dan 16 ruangan yang terdiri dari 7
kamar kelas I, 5 kamar kelas II dan 4 kamar kelas III serta dapur.
Ruangan Lantai III OBGYN sudah memiliki tempat pembuangan sampah
terpisah seperti tempat sampah infeksi, tempat sampah non-infeksi dan
juga terdapat derigen untuk tempat sampah benda tajam kemudian
sruktur organisasi pegawai ruangan tidak tertera secara jelas karena nama
pegawai yang tidak lagi bekerja masih tertera dan nama-nama pengawai
yang masih bekerja tidak di lengkapi dengan foto.

Jenis dan Kegiatan Pelayanan

Kegiatan yang dilakukan di Ruangan III Obgyn setiap harinya


meliputi menolong pasien untuk memberikan asuhan keperawatan,
mengganti perban untuk pasien rawat jalan serta dokter melakukan visite
setiap hari. Lamanya visite tergantung kebutuhan pasien, namun
ketentuan jam visite tidak dapat di tentukan. Jika dalam satu hari tersebut
dokter berhalangan untuk datang maka perawat pelaksana akan
melakukan via telepon untuk menyampaikan masing-masing keadaan
pasien.

Kelengkapan logistik di Lantai III OBGYN adalah sebagai berikut:

 Alat kesehatan (table 1.2)


 Pengadaan barang habis pakai di Lantai III OBGYN dijatah dari rumah
sakit, pemberian barang habis pakai tersebut disesuaikan dengan
kebutuhan ruangan.
 Untuk obat pasien askes dan jamkesmas, obat diresepkan setiap hari dan
obat juga dioperkan setiap ganti shift. Untuk obat yang tersisa disimpan
menjadi inventaris ruangan dan digunakan sebagai obat emergency. Obat
emergency yang telah terpakai pada malam hari akan dipenuhi keesokan
harinya sesuai jumlah yang dipakai. Bagi pasien umum, obat diresepkan
oleh dokter dan keluarga yang membeli obat di apotek dan obat yang
digunakan disimpan oleh keluarga pasien.
 Berdasarkan hasil wawancara kepala ruangan dan ketua tim bahwa secara
umum perlengkapan alat kesehatan di ruangan Lantai III OBGYN sudah
memenuhi kebutuhan, dan peralatan yang rusak sudah diperbaiki. Namun
masih ada perlengkapan yang kurang di Lantai III OBGYN yaitu tidak
memiliki kulkas.
 Jumlah Lemari pasien tidak sesuai dengan jumlah pasien yang ada yaitu
berjumlah 24 lemari.
 Jumlah bantal tidak sesuai dengan jumlah pasien yaitu 24 dan jumlah
selimut sudah sesuai dengan jumlah pasien yang ada yaitu 70.
 Jumlah meja makan pasien di Lantai III OBGYN tidak sesuai dengan
jumlah pasien yang ada. Jumlah pasien di Lantai III OBGYN 32 orang,
namun jumlah meja makan pasien hanya 18 buah meja.
 Berdasarkan observasi yang dilakukan di Lantai III OBGYN, ketersediaan
kom untuk melakukan personal hygine kepada pasien sangat kurang. Itu
disebabkan karena ketersediaan kom di Lantai III OBGYN hanya terdapat
14 buah kom sedangkan pasien yang dirawat di Lantai III OBGYN
terdapat 32 orang pasien.
 Berdasarkan observasi, tidak semua kamar di Lantai III OBGYN memiliki
urinal dan pispot. Karena ketersediaan pispot dan urinal di Lantai III
OBGYN hanya terdapat 4 buah urinal dan 12 pispot.
 Di setiap depan kamar pasien tidak disediakan softamen/handraf untuk
mencuci tangan beserta poster petunjuk cara mencuci tangan yang benar.
 Penyedian diet pasien tidak di lakukan penutupan ketika akan di antar di
kamar paisen
 Sudah di bedakanya tempat pembuangan sampah Infeksius, Non Infeksius
dan tempat pembuangan benda tajam.
 Struktur Organisasi yang kurang jalas karena nama-nama pengawai yang
sudah tidak lagi bekerja masih ada tercantum di struktur organisasi.

c. Organizing

Permintaan logistik dilakukan oleh Kepala ruangan, cara pengamprahan


dari ruangan membuat permintaan barang kemudian diajukan ke bagian kantor
rumah sakit kemudian di ACC ke direksi bagian perlengkapan. Beberapa alat
yang belum ada ataupun tersedia dalam jumlah sedikit dijadikan sebagai
permintaan tambahan barang pada tahun berikutnya kepada pihak rumah sakit.
Prosedur administrasi cukup panjang dan rumit dalam hal penyediaan
kebutuhan logistik ruangan.

d. Directing

Kepala ruangan mengontrol kecukupan logistik ruangan namun ditanggung


jawapi oleh perawat pelaksana. Jika ada masalah yang terjadi, kepala ruangan
mencoba menyelesaikan dan segera mencari solusi.

e. Staffing

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan bahwa serah terima


peralatan atau operan alat dilakukan oleh perawat pada setiap pergantian shift.
Kelengkapan alat diperiksa berdasarkan jumlah alat yang semestinya. Peralatan
yang hilang wajib diganti oleh pihak yang menghilangkan alat tersebut.

f. Controlling

Kepala ruangan mengadakan supervisi setiap saat terhadap keadaan logistik di


ruangan lantai III OBGYN. Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan bahwa
pengawasan langsung dari direksi bagian perlengkapan terhadap alat logistik di
Lantai III OBGYN tidak pernah dilakukan. Jika ada peralatan yang diperlukan
ataupun rusak, maka kepala ruangan akan melakukan permintaan ke direksi
bagian perlengkapan untuk dipenuhi atau diperbaiki.

c. Money

Ruangan Lantai III OBGYN memiliki sistem budgeting yang diatur


langsung oleh direktorat RSU Sembiring Delitua baik untuk pelayanan maupun
untuk pendanaan kesehatan bagi petugas kesehatan. Seluruh perawat mendapat
tunjangan berupa gaji (sesuai golongan) di mana sistem penggajian diatur oleh
bagian keuangan. Perawat juga mempunyai jaminan pelayanan kesehatan seperti
JAMSOSTEK. Selain itu, perawat juga mendapatakan insentif yaitu jasa medik.
Dalam hal pembagian jumlah insentif, semua perhitungan diatur oleh instalasi,
disesuaikan dengan kinerja perawat dan diserahkan proses pembagian insentif
kepada kepala ruangan.

d. ANALISA DATA DENGAN PENDEKATAN SWOT

Sebelum melakukan perencanaan, maka perlu dikaji lebih dahulu beberapa


hal, fokus identifikasi bisa menggunakan pendekatan yang lazim dipakai yaitu :
pendekatan SWOT (Kekuatan, Kelemahan, Kesempatan dan Ancaman).
Di dalam pendekatan ini kita akan mengumpulkan semua data tentang
tenaga keperawatan, administrasi dan bagian keuangan yang akan mempengaruhi
fungsi organisasi keperawatan secara keseluruhan. Setiap data akan
dikelompokkan apakah merupakan kekuatan, kelemahan, kesempatan ataukah
merupakan ancaman bagi organisasi.
No Jenis Pendekatan Analisis
1. Strength a. Mempunyai sarana dan prasarana untuk
pasien dan tenaga kesehatan.
b. Dokter visite selalu didampingi oleh
perawat.
c. sudah memiliki tempat pembuangan sampah
terpisah seperti tempat sampah infeksi,
tempat sampah non-infeksi dan juga
terdapat derigen untuk tempat sampah
benda tajam.
d. Pemberian obta yang tepat waktu.
e. Pemberian diet yang tepat waktu.
2. Weaknes f. Stuktur organisasi yang kurang jelas.
g. Jumlah tenaga bidan yang masih kurang.
h. Pembagian tugas yang kurang jelas sesama
bidan.
i. Ruang Lt. III Obgyn tidak memiliki motto,
visi dan misi akan tetapi mengacu kepada
motto,visi dan misi RS.
j. Tidak terdapatnya handscrub disetiap depan
kamar pasien untuk mencegah penyakit
nosokomial.
k. Jadwal jam bertamu belum jelas.
l. Kurangnya ketersediaan selimut, bantal,
meja makan dan kom mandi.
m. Kurangnya fasilitas penyedian air minum
karena sumber air minum perawat dan
pasien berada di tempat yang sama yaitu
nurse stasion sehingga memperlambat
kinerja perawat.
3 Opportunity c. Terbukanya kesempatan untuk melanjutkan
pendidikan yang lebih tinggi.
d. Terbukanya layanan untuk pasien ASKES,
JAMKESMAS,JAMSOSTEK,
JAMPERSAL, IN HEALTH
e. Adanya mahasiswa PSIK praktik
manajemen keperawatan.
f. Adanya kerja sama yang baik antara
mahasiswa dan perawat ruangan.
g. Sarana dan prasarana penunjang sukup
tersedia.
4 Treathened 2. Munculnya tuntutan pasien untuk
mendapatkan pelayanan yang lebih baik
dimana pasien sering menanyakan jadwal
kedatangan dokter.
3. Persaingan antar Rumah sakit yang semakin
kuat.

e. PERUMUSAN MASALAH

Dari hasil pengkajian analisis SWOT yang dilakukan oleh kelompok


manejemen maka disosialisasikan pada ruangan III Obgyn telah ditemukan
beberapa masalah. Adapun masalah- masalah yang dapat diidentifikasi adalah :
a. Stuktur organisasi yang kurang jelas.
b. Jumlah tenaga keperawatan belum mencukupi berdasarkan perhitungan
Douglas. Dimana jumlah perawat tidak sebanding dengan jumlah pasien.
c. Mahasiswa Ners, Akper dan Akbid yang berdinas, mendominasi dalam
pemberian asuhan keperawatan kepada klien di ruang lantai III Obgyn.
d. Pembagian tugas yang kurang jelas sesama bidan.
e. Ruang Lt. III Obgyn tidak memiliki motto, visi dan misi akan tetapi
mengacu kepada motto,visi dan misi RS.
f. Tidak terdapat hand scrub disetiap depan kamar pasien untuk mencegah
penyakit nosokomial.
g. Kurangnya fasilitas penyedian air minum karena sumber air minum perawat
dan pasien berada di tempat yang sama yaitu nurse stasion sehingga
memperlambat kinerja perawat.
h. Jadwal jam bertamu belum jelas.
i. Kurangnya ketersediaan selimut, bantal, meja makan dan kom mandi.

ANALISA SITUSIONAL III BL

3.1. Pengkajian
Ruang rawat inap yang penulis kaji adalah ruang lantai III BL (bangunan
lama) yang merupakan salah satu ruang rawat inap di RSU Sembiring yang
terletak di Jalan Besar Delitua No. 77 Kab. Deli Serdang.

1. Sumber Daya Manusia (M1-Man)


a. Visi, Misi dan Motto
Visi :
Menjadi rumah sakit dengan kualitas pelayanan yang prima, didukung
oleh sarana dan prasarana yang lengkap, dengan sumber daya manusia
yang berkualitas.

Misi :
- Memberikan pelayanan kesehatan tingkat primer dan skunder bersifat
spesialis dan subspesialis dalam bentuk tindakan preventif, kuratif dan
rehabilitatif.
- Menyediakan fasilitas pelayanan rawat jalan, rawat inap dan
penunjang medis bagi masyarakat pengguna jasa rumah sakit.
- Mengembangkan kemampuan profesional kesehatan dengan didukung
manajemen kerumahsakitan yang handal, berdasarkan atas etika
profesi, etika pelayanan, serta kesehatan lingkungan.
- Melakukan penelitian dan pengenbangan dalam bidang pelayanan
kesehatan dengan senantiasa mengikuti perkembangan dan kemajuan
teknologi kedokteran dan kesehatan.
- Menciptakan Yayasan RSU. Sembiring akan suasana kerja yang
ditandai oleh rasa kekeluargaan dan terus berupaya meningkatkan
kesejahteraan bagi setiap karyawan RSU. Sembiring Delitua.

Motto :
Pelayanan yang terbaik adalah pengabdian kami.

Struktur Organisasi di Ruang Lantai III BL RSU Sembiring :

Kepala Bidang Keperawatan :


Sarmana, AMKeb,SKM

Menko :
Seni Ertinata Barus, AMK
Epi Katarina Barus, S.Kep
Romiandi Harimunthe, AMK
Tati Deriyanti, AMKeb

Kepala Ruangan Lantai III BL :


Ruttama H S.Kep

Perawat Pelaksana :
Nopriana Sembiring, S.Kep, Ns
Kartini Marsaulina, AMK
Weny Safitri, AMK
Eka Sri Ulina, AMK
Siti Elisatria, AMK
Lidianta Heppina, AMK
Dewinta, AMKeb
Sri Wahyuni, AMKeb
Jumlah Tenaga di Ruang Lantai III BL RSU Sembiring Delitua

Tenaga Keperawatan
No. Kualifikasi Pagi Sore Malam
1. Pegawai/ Perawat 4 3 3
2. Mahasiswa profesi (Ners) 4 3 -
3. Mahasiswa PSIK - - -
4. Mahasiswa Akper - - -
5. Mahasiswa Akbid 8 8 8

Tenaga Non-Keperawatan
No. Kualifikasi Pagi Sore Malam
1. Cleaning service 3 3 2
2. Ahli gizi 2 2 2
3. Tukang Cuci 2 2 -

Tenaga Perawat :
Pagi : 4 Orang
Sore : 4 Orang
Malam : 3 Orang
+
11 Orang

Jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan pada suatu ruang rawat.

Jumlah Klasifikasi pasien


pasien
Minima Parsial Total
l
39 Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam
0,17 0,14 0,10 0,27 0,15 0,07 0,36 0,30 0,20
Tingkat Ketergantungan

Pasien Pagi Sore malam


Minimal Care 0,17x27=4,59 0,14x27=3,78 0,10x27=2,7
Partial Care 0,27x6=1,62 0,15x6=0,9 0,07x6=0,42
Total Care 0,36x6=2,6 0,30x6=1,8 0,20x6=1,2
Jumlah 8,37 atau 8 6,48 atau 6 4,32 atau 4

Berdasarkan perhitungan diatas maka:


8+6+4=18 perawat
Faktor libur dan cuti = 25%x18= 4 perawat
Jadi jumlah pegawai yang dibutuhkan berdasarka ketergantungan pasien
P+S+M+L+1 Karu = 18+4+1= 23 perawat (menurut Dougles).

Berdasarkan perhitungan Douglas (1975) di atas, dapat disimpulkan bahwa


jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan di ruang lantai III BL RSU Sembiring
adalah sebanyak 23 orang. Jika dibandingkan dengan jumlah perawat di ruang
lantai III BL yang sebenarnya, masih belum sesuai. Dimana jumlah perawat di
ruang lantai III BL tersebut adalah 11 orang perawat, maka masih dibutuhkan 12
orang tenaga perawat lagi. Dan dalam penerimaan 2 perawat tersebut dipilih
berdasarkan test ujian dan training selama 3 bulan.

1. BOR Pasien

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan, didapatkan gambaran


kapasitas tempat tidur di ruang lantai III BL RSU Sembiring adalah
sebanyak 40 tempat tidur.

c
2. BOR¿ x 100%
( AXE)
c
3. LOS =
D
( AxE )
4. TOI =
D
Ket :
L. : Kapasitas Bed
M. : Pasien Masuk
N. : Hari Rawatan
O. : Pasien Keluar
P. : Hari Periode

Minggu I

Variabel data Jumlah Jumlah Pasien Rata2


A 40
B 14
C 127 31,75 atau 32
D 26
E 4

BOR Minggu I

Periode Sepekan (Minggu I) Ket

Hari Tanggal Jumlah Pasien 127


BOR ¿ x 100=79 %
40 x 4
Selasa 16/04 31 127
LOS = = 4,88 atau 5 hari
26
Rabu 17/04 32 ( 40 x 4) 160−127
TOI = -c=
26 26

= 1,26 =1 hari
Kamis 18/04 33
Jum’at 19/04 31
Minggu ke II

Variabel data Jumlah Jumlah Pasien Rata- rata


A 40
B 14
C 183 61
D 22
E 5

BOR Minggu Ke II

Periode Sepekan (Minggu II) Ket

Hari Tanggal Jumlah Pasien BOR


183
¿ x 100=91,5 atau 91 %
( 40 x 5)
Senin 22/04 34 183
LOS = = 8,31 atau 8 hari
22
Selasa 23/04 38 ( 40 x 5) 200−183
TOI = -c= =
22 22

0,77= 1 hari
Rabu 24/04 36
Kamis 25/04 37
Jum’at 26/04 38

Minggu ke III

Variabel data Jumlah Jumlah Pasien Rata2


A 40
B 38
C 182 60,66 atau 61
D 32
E 5
BOR Minggu Ke III

Periode Sepekan (Minggu III) Ket

Hari Tanggal Jumlah Pasien 182


BOR ¿ x 100=91 %
200
Senin 29/04 36 182
LOS = = 7,91 atau 8 hari
23
Selasa 30/04 37 200−182
TOI = = 0,78 = 1 hari
23
Rabu 01/04 36
Kamis 02/04 36
Jum’at 03/04 37

Fasilitas Kamar dan Jumlah Tempat Tidur

No Nama Jumlah
1 Kamar 18
2 Tempat Tidur 40

Fasilitas untuk petugas kesehatan

No. Nama Alat Jumlah


1. Nurse Station 1
2. Dapur 1
3. Bupet 1
4. Kulkas 1
5. Dispenser 1
6. Lemari 2

Daftar persediaan alat :

No Nama Alat Perawatan

1 Timbangan -
2 Ambu Bag Set 2

3 Gudel 2

4 Cok Sambung VIP 1

5 Irigator 1

6 Irigator Baru 1

7 Kanula Panjang 1

8 Kanula Pendek 1

9 Selang Penghubung 1

10 Selang Irigator 1

11 Gelas Ukur 1

12 Talang Karet -

13 Selang O2 Bayi -

14 Sungkup O2 2

15 Waskom Mandi 15

16 Troli Kain 1

17 Pinset Anatomis 2

18 Pinset Cirugis 3

19 Arteri Klem Lurus 1

20 Gunting Lurus 1

21 Gunting Perban 1

22 Gunting Hitam 1

23 Korentang 1
24 Arteri Klem Bengkok 1

25 Nierbeken 4

26 Tromol 1

27 Gilingan Obat 1

28 Torniket 1

29 Pembolong 2

30 Spidol 1

31 Penghapus 1

32 Hekter 2

33 Rostul 1

34 Troli Diet 1

35 Temperatur 3

36 Penlight 1

37 Spuit Gusaring _

38 Stetoscope 6

39 Jam Dinding 1

40 Nebul 1
41 Buli-Buli Panas 4

42 Bunga 1

43 Bunga Kuncup -

44 Bunga Kembang 1

45 Com tertutup -

46 Bak Instrumen B 1

47 Bak Instrumen K 1

48 Sampiran 1

49 Stipo 1

50 Remote AC _

51 Remote VIP 3 _

52 Standart Infus 26

53 Standart Dorong 5

54 Standart Kayu -

55 Urinal 20

56 Pispot 10

57 Gunting Aff Heacting 1


58 Kursi Merah/ Hijau 14

59 Cok Sambung 1

60 Kelambu 5

61 Troly Com Mandi 1

62 Gudel No. 2 2

63 Penggaris 1

64 Tong Spatel 1

65 Remote AC Baru -

66 Stetoscope Azon 2

67 Tensi Azon 2

68 Remote TV 8

Daftar persediaan alat-alat tenun

No Nama alat-alat tenun Jumlah

1 Stik Laken 80

2 Sarung Bantal 53
3 Selimut 45

4 Perlak 56

5 Keset Kaki 1

6 Sapu Plastik 1

7 Duelen 1

8 Lap Tangan Dokter -

9 Serok Sampah 1

10 Serbet _

11 Paket Mandi _

12 Waslap _

13 Kursi Lipat 1

14 Selimut VIP 01 _

15 Selimut VIP 03 _

16 Sarung Kasur _

17 Laken VIP _

18 Lap Ompreng Baru _

19 Brus Kamar Mandi _


20 Gantungan 1

21 Sarung Guling VIP _

22 Bantal Guling _

23 Lampu Teplok _

24 Laken Coklat 5

25 Stik Laken Coklat 5

26 Sarung Bantal Coklat 5

27 Sarung Bantal VIP


-

28 Laken 80

Daftar persediaan/stock obat

No Nama Obat Jumlah

1 RL 61

2 Nacl 10

3 Dex 5% 25

4 Dex 10% 25

5 Dex 40% 49

6 KN-3A 10

7 As. Ring 18
8 R. Sol 18

9 Cairan 2:1 1

10 Cairan 4:1 _

11 Spuit 1cc 5

12 Spuit 3cc 30

13 Spuit 5cc 20

14 Spuit 10cc 10

15 Spuit 20cc 10

16 Spuit 30cc _

17 Spuit 60cc 5

18 Spuit 100cc 5

19 Betadine Salep 1

20 Aquadest 5

21 Supratul _

22 Etamidon _

23 Etadryl _

24 Etropin 5

25 Epineprine 1mg 8

26 Vit K 3

27 Alkohol 1

28 H2O2 1

29 Betadine Sole 1

30 Hypapic 1

31 Kasa Gulung 6

32 Urine Bag 5

33 Infus Set Makro 6


34 Infus Set Mikro 6

35 Masker 35

36 Plaster 1

37 Transfusi Set 7

38 Abocat Trumo 18 18

39 Abocat Trumo 20 20

40 Abocat Trumo 22 _

41 Abocat Trumo 24 10

42 Abocat Gea 14 _

43 Abocat Gea 20 5

44 Abocat Gea 22 _

45 Abocat Haspira 26 _

46 Abocat Diaflon 22 _

47 Abocat Diaflon 20 _

48 Abocat Diaflon 24 _

49 Abocat Diaflon 26 _

50 Abocat Diaflon18
_
51 Handscoon 7 10

55 Handscoon 7 ½ 15

56 Handscoon 8 8

57 NGT 8 _

58 NGT 12 _

59 NGT 14 _

60 NGT 16 5

61 NGT 18 4

62 KCL 4
63 Selang O2 Dewasa 5

64 Kanula Suction 2

65 Threeway 2

66 Kateter 16 2

67 Kateter 18 _

68 Troli Emergency 1

Administrasi Penunjang
- Buku status pasien
- Buku rawatan
- Buku injeksi
- Buku inventaris
Sarana dan prasarana di ruang rawat inap lantai III BL RSU Sembiring
Delitua sudah cukup baik. Hanya saja sebagian alat yang sudah rusak hendaknya
segera diperbaiki atau diganti serta penambahan alat-alat medis lainnya. Dan
terutama alat-alat yang penting untuk tindakan dan pemeriksaan medis. Selain itu,
hendaknya ruang kepala ruangan tersendiri dan dekat dengan nurse station.
Ventilasi udara di ruang lantai III BL sudah cukup, kemudian setiap pagi, siang,
dan sore ruangan dibersihkan oleh petugas cleaning service dan kondisi ruangan
cukup tenang.
Tersedia 40 tempat tidur di lantai III BL yang semuanya layak pakai.
Jumlah pasien 39 orang, dengan demikian ruang lantai III BL memiliki tempat
tidur yang cukup. Papan identitas pasien belum dimanfaatkan secara maksimal,
kemudian peralatan yang dibutuhkan oleh pasien seperti ketersediaan bantal,
tempat tidur, kasur, lemari pasien, juga pemanfaatan papan pengumuman di
ruangan perawat yang sudah maksimal. Tempat sampah sudah mencukupi, namun
tidak ada penggolongan sampah dan tidak adanya bed plank disetiap bed pasien.
Dan tidak adanya hand scrub di setiap ruangan pasien untuk mencegah terjadinya
infeksi nosokomial, kurangnya fasilitas penyedian air minum karena sumber air
minum perawat dan pasien berada di tempat yang sama yaitu nurse stasion
sehingga memperlambat kinerja perawat.
2. METODE ASUHAN KEPERAWATAN
1. Penerapan model MAKP
Ruangan Kelas III BL sampai saat ini masih menerapkan Asuhan
keperawatan yang sederhana. Model yang masih dipergunakan adalah
model kombinasi / gabungan antara fungsional dan tim. Tetapi di Lantai
III BL Kepala Ruangan masih berperan menjalankan sebagaimana tugas
perawat pelaksana, dimana seharusnya Kepala ruangan hanya membuat
intervensi dan mengatur ruangan. Maka peran dan tanggung jawab
masing- masing perawat belum optimal sesuai standart MAKP tim.

Berdasarkan pengkajian dan wawancara, perawat di ruang lantai III


BL juga belum ada yang pernah mengikuti pelatihan khusus di bidang
keperawatan. Sedangkan jenjang pendidikan perawat terdiri dari 2 orang
tamatan sarjana keperawatan dan profesi, dan 7 orang tamatan diploma III
keperawatan, 2 orang tamatan diploma III kebidanan.
Selain itu, dalam kegiatan asuhan keperawatan, peran mahasiswa
sangat mendominasi dan sangat diperlukan, misalnya pada saat pemberian
obat, pemasangan infus dan lain-lain. Dalam kegiatan berdinas sehari-hari
mahasiswa dibagi ke dalam beberapa group yang masing-masing group
memiliki tugas dan tanggung jawab. Misalnya group penanggung jawab
infus bertanggung jawab dalam hal mengganti cairan dan pemasangan
infus yang sudah teraff, kemudian group penanggung jawab obat oral
bertanggung jawab dalam pemberian obat oral pada pasien sesuai waktu
yang telah ditentukan.

2. Timbang Terima
Prosedur timbang terima sudah dilakukan setiap shift namun
penyampaiannya belum terungkap secara komprehensif dimana masalah
keperawatan pasien lebih berfokus pada diagnosis medis.

3. Surpervise
Petunjuk pelaksanaan surpervise masih belum jelas sehingga
pekerjaan dilakukan dengan kombinasi / gabungan.

Dari observasi yang dilakukan saat melakukan praktek manajemen


keperawatan, didapatkan data bahwa kelengkapan supervisi di ruangan
lantai III BL belum memenuhi standar yang telah ditetapkan. Saat
supervisi injeksi IV tidak tersedia bak injeksi dan alas untuk injeksi IV
serta sebagian besar perawat mengabaikan persiapan yang harus dilakukan
kepada pasien. Sedangkan format untuk supervisi ruangan masih belum
baku serta di ruangan hanya terdapat format supervisi untuk injeksi IV. Di
Ruangan lantai III BL, supervisi tidak dilakukan oleh kepala ruangan.
Kepala ruangan secara langsung melakukan supervisi kepada kepada
perawat pelaksana. Kemudian ketua tim melaporkan hasil supervisi
perawat pelaksana kepada kepala ruangan (supervisi tidak langsung) dan
hasil ini dijadikan dokumentasi untuk ruangan.

4. Dischange Planning
Dischange Planning yang digunakan hanya kata- kata intinya saja
dari dokter yang visit terakhir misalnya pasien sudah sehat dan sudah bisa
pulang kerumah dan memperhatikan pola makan.

Dalam melakukan discharge planning, perawat tidak pernah


memberikan media seperti brosur atau lieflet pada pasien. Perawat hanya
menyampaikan secara lisan kepada pasien dan keluarga. sehingga pasien
terkadang lupa tentang penjelasan yang sudah diberikan oleh para perawat.

5. Dokumentasi Keperawatan
Dari Observasi yang dilakukan, dokumentasi Keperawatan yang
dilakukan meliputi pengkajian menggunakan system Head to Toe, serta
diagnosa keperawatan sampai dengan evaluasi menggunakan SOAP.
Namun sebagian pendokumentasian dikerjakan oleh mahasiswa yang
berdinas di ruang lantai III BL, misalnya : pendokumentasian tanda-tanda
vital dan penanganan.
Format pengkajian sudah ada dan dapat memudahkan perawat
dalam pengkajian dan pengisiannya. Sistem pendokumentasian masih
dilakukan secara manual (belum ada komputerisasi). Catatan keperawatan
berisikan jawaban terhadap nasihat dokter dan tindakan mandiri perawat,
tetapi belum semua tindakan didokumentasikan. Namun pelatihan-
pelatihan tentang cara pendokumentasian keperawatan yang benar masih
belum diadakan.

h. Keuangan (M4-Money)
Ruangan lantai III BL memiliki sistem keuangan yang diatur langsung oleh
Yayasan dan Manajemen Rumah Sakit baik untuk pelayanan maupun untuk
penggajian pegawai ruangan. Setiap pegawai lantai III BL mendapatkan gaji
bulanan sesuai golongan, lama kerja, jasa pelayanan medis, jasa pelayanan
umum, dan uang makan perbulan. Juga diberikan jasa pelayanan diluar gaji
yang dikeluarkan setiap bulan yang diberikan kepada perawat.

3.2. ANALISA DATA DENGAN PENDEKATAN SWOT

Sebelum melakukan perencanaan, maka perlu dikaji lebih dahulu beberapa


hal, fokus identifikasi bisa menggunakan pendekatan yang lazim dipakai yaitu :
pendekatan SWOT (Kekuatan, Kelemahan, Kesempatan dan Ancaman).
Di dalam pendekatan ini kita akan mengumpulkan semua data tentang tenaga
keperawatan, administrasi dan bagian keuangan yang akan mempengaruhi fungsi
organisasi keperawatan secara keseluruhan. Setiap data akan dikelompokkan
apakah merupakan kekuatan, kelemahan, kesempatan ataukah merupakan
ancaman bagi organisasi.

NO Jenis Pendekatan Analisis

1 Strenght c. Mempunyai sarana dan prasarana untuk


pasien dan tenaga kesehatan.
d. Memiliki visi, misi dan motto sebagai acuan
Melaksanakan pelayanan keperawatan
e. Dokter visite selalu didampingi oleh perawat
f. Jenis ketenagaan
S1 Keperawatan : 2 orang
DIII Keperawatan : 7 orang
DIII Kebidanan : 2 orang
g. Pemberian obat yang tepat waktu
h. Pemberian diet yang tepat waktu
2 Weakness n. Kurangnya pemberitahuan disetiap ruangan
mengenai kewajiban serta larangan untuk
pasien dan keluarga pasien.
o. Tidak terdapat fasilitas tempat untuk
menuliskan nama, umur, diagnosa serta nama
dokter di setiap bed pasien.
p. Pembagian tugas yang kurang jelas sesama
perawat
q. Jadwal jam bertemu yang belum jelas.
r. Tidak ada terdapat penggolongan sampah
s. Tidak ada hand scrub untuk mencegah
penyakit nosokomial
t. Terbatasnya peralatan pemeriksaan
penunjang (EKG,Rostul, alat ganti perban
hanya 1 set, keterbatasan penggunaan lift )
u. Kurangnya fasilitas penyedian air minum
karena sumber air minum perawat dan pasien
berada di tempat yang sama yaitu nurse
stasion sehingga memperlambat kinerja
perawat.
3 Oppurtunity h. Terbukanya kesempatan untuk melanjutkan
pendidikan yang lebih tinggi.
i. Terbukanya layanan untuk pasien ASKES,
JAMKESMAS, JAMSOSTEK,
JAMPERSAL, IN HEALTH
4 Treathened 4. Munculnya tuntutan pasien untuk
mendapatkan pelayanan yang lebih baik
dimana pasien sering menanyakan jadwal
kedatangan dokter
5. Persaingan antar Rumah sakit yang semakin
kuat.

3.3. Perumusan Masalah


Dari hasil pengkajian analisis SWOT yang dilakukan oleh kelompok
manejemen maka disosialisasikan pada ruangan III Bangunan Lama telah
ditemukan beberapa masalah.

Adapun masalah- masalah yang dapat diidentifikasi adalah :


1. Penerapan asuhan keperawatan masih menggunakan standard RSU
Sembiring yang belum sesuai berdasarkan teori Asuhan keperawatan
menurut Taylor tahun 1993.
2. Jumlah tenaga keperawatan belum mencukupi berdasarkan perhitungan
Douglas. Dimana jumlah perawat tidak sebanding dengan jumlah pasien.
3. Mahasiswa Ners, Akper dan Akbid yang berdinas, mendominasi dalam
pemberian asuhan keperawatan kepada klien di ruang lantai III BL
4. Tidak terdapat penggolongan sampah antara sampah medis, organik dan
non organik di ruangan lantai III BL.
5. Tidak ada hand scrub untuk mencegah penyakit nosokomial
6. Terbatasnya peralatan pemeriksaan penunjang (EKG,Rostul, alat ganti
perban hanya 1 set, keterbatasan penggunaan lift )
7. Kurangnya fasilitas penyedian air minum karena sumber air minum
perawat dan pasien berada di tempat yang sama yaitu nurse stasion
sehingga memperlambat kinerja perawat.

3.4. Prioritas Masalah


1. Penerapan asuhan keperawatan masih menggunakan standard RSU
Sembiring yang belum sesuai berdasarkan teori Asuhan Keperawatan
menurut Taylor tahun 1993.

2. Jumlah tenaga keperawatan belum mencukupi berdasarkan perhitungan


Douglas. Dimana jumlah perawat tidak sebanding dengan jumlah pasien,
tetapi dapat ditutupi dengan adanya mahasiswa yang berdinaz diruangan
tersebut.
3. Mahasiswa Ners, Akper dan Akbid yang berdinas, mendominasi dalam
pemberian asuhan keperawatan kepada klien di ruang lantai III BL
4. Tidak terdapat penggolongan sampah antara sampah medis, organik dan
non organik di ruangan lantai III BL.
5. Tidak ada hand scrub untuk mencegah penyakit nosokomial
6. Terbatasnya peralatan pemeriksaan penunjang (EKG,Rostul, alat ganti
perban hanya 1 set, keterbatasan penggunaan lift )
7. Kurangnya fasilitas penyedian air minum karena sumber air minum
perawat dan pasien berada di tempat yang sama yaitu nurse stasion
sehingga memperlambat kinerja perawat.

ANALISIS SITUASIONAL
RUANGAN III BB
3.5. Pengkajian
Ruang rawat inap yang penulis kaji adalah ruang lantai III BB (bangunan
baru) yang merupakan salah satu ruang rawat inap di RSU Sembiring yang
terletak di Jalan Besar Delitua No. 77 Kab. Deli Serdang.

3.5.1. Sumber Daya Manusia (M1-Man)


b. Visi, Misi dan Motto
Visi :
Menjadi rumah sakit dengan kualitas pelayanan yang prima, didukung
oleh sarana dan prasarana yang lengkap, dengan sumber daya manusia
yang berkualitas.

Misi :
- Memberikan pelayanan kesehatan tingkat primer dan skunder bersifat
spesialis dan subspesialis dalam bentuk tindakan preventif, kuratif dan
rehabilitatif.
- Menyediakan fasilitas pelayanan rawat jalan, rawat inap dan
penunjang medis bagi masyarakat pengguna jasa rumah sakit.
- Mengembangkan kemampuan profesional kesehatan dengan didukung
manajemen kerumahsakitan yang handal, berdasarkan atas etika
profesi, etika pelayanan, serta kesehatan lingkungan.
- Melakukan penelitian dan pengenbangan dalam bidang pelayanan
kesehatan dengan senantiasa mengikuti perkembangan dan kemajuan
teknologi kedokteran dan kesehatan.
- Menciptakan Yayasan RSU. Sembiring akan suasana kerja yang
ditandai oleh rasa kekeluargaan dan terus berupaya meningkatkan
kesejahteraan bagi setiap karyawan RSU. Sembiring Delitua.

Motto :
Pelayanan yang terbaik adalah pengabdian kami.

Struktur Organisasi III BB RSU Sembiring Delitua :

Ketua Yayasan RSU Sembiring : Terulin Meliala, AMKeb, SKM


Direktur : dr. Alprindo Sembiring
Kepala Keperawatan : Sarmana,AmKeb,SKM
Menko : Seni Anantaria Barus, AMK
Epi Katarina Barus, S.Kep
Romiandi Harimunte,AmK
Tati Deriyanti, AMKeb
Emin Tarigan, AMK
CI : Amelia Sarma, AMK
Kepala ruangan lantai III BB : Dewi Sartini Meliala, AMK
Perawat ruangan lantai III BB : Riana Bibiana, S.Kep, Ns
Ridho Irwansyah, S.Kep
Widji Ria Anggina, Amk,
Eva Suhara, AmK
Gloria Agustina, AMK
Helen Franciskus, Amkeb, SKM
Uci Damayanti, AMK
Meliana, AMK
Raya Ria Sihombing, AMK

Struktur Organisasi Keperawatan di Ruang Lantai III BB RSU


Sembiring :

Kepala Bidang Keperawatan :

Sarmana AmKeb,SKM

Menko :
Seni Anantaria Barus, AMK
Epi Katarina Barus, S.Kep
Romiandi Harimunte,AMK
Tati Deriyanti, AMKeb

Kepala Ruangan Lantai III BB :

Dewi Sartini Meliala,AmK


Perawat Pelaksana :
Riana Bibiana, S.Kep, Ns
Ridho Hirwansyah, S.Kep
Gloria agustina s, AMK
Wiji Ria Anggina, AMK
Helen fransiscus, AMK
Eva Suhera, AMK
Uci Damayanti AMK
Jumlah Tenaga di RuangEvalauren,
Lantai III AMK
BB RSU Sembiring Delitua
Tenaga Keperawatan Meliana, AMK

No. Kualifikasi Pagi Sore Malam


1. Pegawai/ Perawat 4 4 3
2. Mahasiswa profesi (Ners) 4 3 -
4. Mahasiswa Akper 3 2 2
5. Mahasiswa Akbid 13 11 12

Tenaga Non-Keperawatan

No. Kualifikasi Pagi Sore Malam


1. Cleaning service 4 2 -
2. Ahli gizi 2 2 2
3. Tukang Cuci 2 2 -

c. Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan Tenaga Perawat


Daftar Pasien
Tingkat
No. Nama Pasien Diagnosa
Ketergantungan
1. Munarwan Sea headache+vertigo Minimal
2. Rismalisa Demam tipoid Minimal
3. Lincah Post Op Hemaroidectomi Minimal
4. Suratno HHD Minimal
5. Marten Anemia Parsial
6. Umum PSMBA Total
7. Fiqri Tonsilitis Parsial
8. Jamalia PPOK Minimal
9. Windy Susp. TB Paru Minimal
10. Putri Dyspepsia Partial
11. Srikandi Post op Hemeroid Total
12. Salman TB Paru Total
13. Ilham DM Type II Total
14. Kepai Post OP FAM Total
15. Kamar Vertigo + Headinjury Parsial
16. Paino Post Op URS Minimal
17. Rianto Post op amputasi Total
18. Gancih DM+ HT Minimal
19. Ngendik Pneumonia Total
20. Terbit Suspek icon femur Total
21. Dinarsyah Epis Fokas Minimal
22. Seriyanti Sinusitis maksilaris Minimal
23. siti PID, ISK Parsial
24. Sudan Yanti Susp ISK/BSK minimal
25. Alpanda DHF Minimal
26. Kano DA+pneumonia Minimal
27. Rikardo Dypepsia Parsial
28. Ferdinan DHF Grade Parsial
29. Ninggep Dyspepsia Parsial
30. Stepanus Blunt Toroca Total
31. Rosbinah Dyspepsia Parsial
32. Hindun Asma+Dyspepsia Parsial
33. Mada Isk Minimal
34. Tiur Susp. BSK / ISK Minimal
35. Lince Dyspepsia Minimal
36. Ahmad Hemaptoe Parsial
37. Didik Head injury Minimal
38. Suriani TB paru Minimal
39 Pitalia TB paru Minimal
40 Supiadi Post of TB paru Total
41 Dosmei TB Paru Total
42 Surianto Pos Apendisitis Total
43 Jonni Post of Laparatomy Total
44 Bahagia Obs Febris Minimal
45 Herman Stroke iskemik Minimal
46 Rudi Post op Uks Parsial

Tingkat Ketergantungan Pasien dan Jumlah Perawat

Tingkat Ketergantungan Jumlah Kebutuhan Tenaga


Tingkat
Jumlah
Ketergantunga Pagi Sore Malam
Pasien
n
Minimal 21 21x0,17= 3,57 21x0,14= 2,94 21x0,10= 2,1
Parsial 12 12x0,27= 3,24 12x0,15= 1,8 12x0,07= 0,84
Total 13 13x0,36= 4,68 13x0,30= 3,9 13x0,20= 2,6
Jumlah 47 11,49 atau 11 8,64 atau 9 5,54 atau 5
Tenaga Perawat :
Pagi : 11 Orang
Sore : 9 Orang
Malam : 5 Orang
+
25 Orang
Faktor Libur dan cuti :
25% x 25 = 6 perawat.
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan ketergantungan
pasien adalah : P+S+M+L+1 KARU =25 + 6 +1 = 32 perawat

Berdasarkan perhitungan Douglas (1975) di atas, dapat


disimpulkan bahwa jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan di ruang
lantai III BB RSU Sembiring adalah sebanyak 32 orang. Jika
dibandingkan dengan jumlah perawat di ruang lantai III BB yang
sebenarnya, masih belum sesuai. Dimana jumlah perawat di ruang
lantai III BB tersebut adalah 12 orang perawat, maka masih dibutuhkan
20 orang tenaga perawat lagi. Dan dalam penerimaan 20 perawat
tersebut dipilih berdasarkan test ujian dan training selama 3 bulan.

d. BOR Pasien
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan, didapatkan gambaran
kapasitas tempat tidur di ruang lantai III BB RSU Sembiring adalah
sebanyak 47 tempat tidur, sedangkan jumlah pasien rawat inap pada saat
pengkajian adalah 46 orang. Dengan rincian sebagai berikut :

BOR Minggu I

Periode Sepekan ( Minggu I ) Jumlah


Keterangan
Hari Tanggal Pasien
Senin 15 April 2013 - BOR = 85,1
Selasa 16 April 2013 40 LOS = 7,3
Rabu 17 April 2013 38 TOI = 1,27
Kamis 18 April 2013 38 BTO = 0,47
Jumat 19 April 2013 44
Jumlah 160

Variabel Data Jumlah 16 – 19 April 2013


Keterangan Kode Pasien Jumlah Pasien Rata-rata
Kapasitas Bed A 47
Pasien Masuk B 29
Hari Rawatan C 160 40 orang
Pasien Keluar D 22
Hari Periode E 4

BOR Minggu II

Periode Sepekan ( Minggu II ) Jumlah


Keterangan
Hari Tanggal Pasien
Senin 22 April 2013 45 BOR = 93,1
Selasa 23 April 2013 43 LOS = 6,4
Rabu 24 April 2013 42 TOI = 0,47
Kamis 25 April2013 46 BTO = 0,72
Jumat 26 April 2013 43
Jumlah 219

Variabel Data Jumlah 22 – 26 April 2013


Keterangan Kode Pasien Jumlah Pasien Rata-rata
Kapasitas Bed A 47
Pasien Masuk B 34
Hari Rawatan C 219 43,8 atau 44 orang
Pasien Keluar D 34
Hari Periode E 5

BOR Minggu III


Periode Sepekan ( Minggu III ) Jumlah Keterangan
Hari Tanggal
Pasien
Senin 29 April 2013 42 BOR = 90,6
Selasa 30 April 2013 41 LOS = 6,1
Rabu 1 Mei 2013 42 TOI = 0,46
Kamis 2 Mei 2013 43 BTO = 0,74
Jumat 3 Mei 2013 45
Jumlah 213

Variabel Data Jumlah 28 Mei – 01 Juni 2012


Keterangan Kode Pasien Jumlah Pasien Rata-rata
Kapasitas Bed A 47
Pasien Masuk B 38
Hari Rawatan C 213 42,6 atau 43 orang
Pasien Keluar D 35
Hari Periode E 5

Maka berdasarkan pengkajian selama 3 minggu, didapatkan rata-rata :


BOR = ( 85,1 + 93,1 + 90,6 ) : 3 = 89,6
LOS = ( 7,3 + 6,4 + 6,1 ) : 3 = 6,6
TOI = ( 1,27 + 0,47 + 0,46 ) : 3 = 0,73
BTO = ( 0,47 + 0,72 + 0,74 ) : 3 = 0,64

3.5.2. Sarana dan Prasarana (M2-Material)


a. Lokasi dan Denah
Lokasi penerapan proses manajerial keperawatan ini dilakukan pada
ruangan lantai III BB RSU Sembiring dengan uraian denah sebagai berikut
(gambar denah ada pada lampiran) :
Sebelah Utara : berbatasan dengan tidak ada.
Sebelah Selatan : berbatasan dengan tidak ada.
Sebelah Timur : berbatasan dengan ruang rawat inap bersalin dan
ruang lantai III BL.
Sebelah Barat : berbatasan dengan asrama.
b. Peralatan dan Fasilitas
Fasilitas untuk Pasien

No Nama Barang Jumlah Kondisi Ideal Usulan


.
1. Ruang rawat inap:
- Kelas I 20 Cukup baik - -
- Kelas II 5 Cukup baik - -
- Kelas III 4 Cukup baik - -
2. Tempat tidur 47 Bed Cukup baik 1:1 -
3. Meja Pasien 47 Bed Cukup baik 1:1 -
4. Kipas Angin 28 Kipas Cukup baik 1/ Ruangan Perlu ditambah
5. Jam dinding 28 Buah Baik 1/ peruangan -
6. Kamar mandi dan 28 Buah Cukup baik Kelas 1= 1:1 -
WC Kelas II= 1:3 -
Kelas III= 1:4 -
7. TV 28 buah Cukup baik 28 -
8. Lemari pasien 47 lemari Cukup baik 1:1 -

Fasilitas untuk petugas kesehatan

No. Nama Alat Jumlah


1. Nurse Station 1
2. Dapur 1
3. Bupet 1
4. Kulkas 1
5. Lemari 2
6. Kamar mandi dan WC 1

Daftar persediaan alat :

No. Nama Alat Jumlah


1. Arteri Klem -
2. Pinget Serugis 1
3. Torniqet 1
4. Pinset Anatomiss 1
5. Tromol sedang 1
6. Nierbeken 1
7. Temp digital -
8. Timbangan Bayi 1
9. Steteskop 3
10. Tensi air raksa 4
12. Gunting lurus 2
13. Gunting hitam -
14. Kom kecil 1
15. Kom sedang 1
16. Kom besar 1
17. Urinal 14
18. pispot 22
19. Remot tv 1
20. Gudel 4
21. Trov diet 1
22. Tempat obat 1
23. Kulkas 1
24. Lemari obat 1
25. Tv 1
26. Troli 2
27. Tongspatel 1
28. Korentang 1
29. dispenser 1
30. Tuper 1
31. Mangkok obat biru 1
32. Bak injeksi 1
33. Lampu ruangan 6
34. O2 kecil 1
35. Irigator set -
36. Troli emergency 1
37. Ambu bag dewasa 1
38. Gilingan obat 1
39. Standart infus 6
40. Ambu bag bayi 1
41. Nebulizer 1
42. Stipex 1
43. Sampiran 1
44. Kursi pegawai hitam 1
45. Buli panas 1
46. Hekter 1
47. Pembolong 1
48. Meja pasien 23
49. Sabun cuci 1
50. Bak injeksi 1
51. Rostul 2
52. Lemari kecil 1
53. Suction 1
54. Termometer 3
56 penggaris 1
57 Pen ligth 1
58 Com mandi biru 23
59 Lemari pasien 5
60 Mangkok obat 3
61 Stetoskop hitam 1
62 Stetoskop abu 1
63 Sapu 1
64 Kerok sampah 1
65 Remot baru 6
66 Brus kamar mandi -
67 Kursi pegawai hitam 1
68 Ekg 1

Daftar persediaan alat-alat tenun


No. Nama alat-alat tenun Jumlah
1. Laken biru 158
2. Stick laken 158
3. Sarung bantal biru 241
4. Perlak 60
5. Selimut 45
6. Laken coklat 5
7. Selimut baru 50
8. Stick laken coklat 3

Daftar persediaan/stock obat

No. Nama Obat Jumlah


1. Abocath 18 Terumo 11
2. Abocath 18 Gea/Diaflon 30
3. Abocath 20 Terumo 18
4. Abocath 20 Gea/Diaflon 25
5. Abocath 22 Terumo 6
6. Abocath 22 Gea/Diaflon -
7. Abocath 24 Terumo -
8. Abocath 24 Gea/Diaflon 20
9. Apuit 1 cc 50
12. Apuit 3 cc 80
13. Apuit 5 cc 39
14. Apuit 10 cc 40
15. Apuit 20 cc 23
16. Apuit 50 cc 1
17. Apuit 60 cc 3
18. Spuit 100 cc 13
21. NGT 12 9
22. NGT 10 7
23. NGT 8 6
24. diaflon 9
26. Tranfusi set 15
27. Spuit 100 cc 10
28. Extinsi tube -
29. hypafik 1
30. handscoon -
31. Betadin saleb 3

c. Administrasi Penunjang
- Buku status pasien
- Buku rawatan
- Buku injeksi
- Buku inventaris
Sarana dan prasarana di ruang rawat inap lantai III BB RSU Sembiring
Delitua sudah cukup baik. Tetapi tempat pembuangan sampah tidak ada
dibedakan antara tempat sampah infeksius, domestic dan benda tajam. Selain itu,
kurangnya alat perawatan luka seperti gunting aff hecting dan gunting jaringan.
Alat yang sudah rusak hendaknya segera diperbaiki atau diganti. Terutama alat-
alat yang penting untuk tindakan dan pemeriksaan medis seperti tensi air raksa
dan thermometer. Karena saat melakukan pengkajian, ditemukan 3 alat tensi air
raksa yang semuanya dalam keadaan rusak. Oksigen dorong juga sangat
dibutuhkan di ruangan untuk dipakai saat memindahkan pasien yang mengalami
sesak ke ruangan lain. Selain itu, hendaknya ruang kepala ruangan tersendiri dan
dekat dengan nurse station. Ventilasi udara di ruang lantai III BB sudah cukup
baik, kemudian setiap pagi, siang, dan sore ruangan dibersihkan oleh petugas
cleaning service dan kondisi ruangan cukup tenang.
Tersedia 47 tempat tidur di lantai III BB yang semuanya layak pakai.
Jumlah pasien 46 orang, dengan demikian ruang lantai III BB memiliki tempat
tidur yang cukup. Papan identitas pasien dimanfaatkan secara maksimal,
kemudian peralatan yang dibutuhkan oleh pasien seperti ketersediaan bantal, bed
plank, tempat tidur, kasur, lemari pasien, juga pemanfaatan papan pengumuman di
ruangan perawat yang sudah maksimal. Tempat sampah sudah mencukupi, namun
tidak ada penggolongan sampah.

3.5.3. Metode Asuhan Keperawatan (M3-Method)


a. Penerapan MAKP
Dari hasil pengkajian dan wawancara penulis, ruangan Lantai III BB
RSU Sembiring memiliki visi, misi dan motto yang dijadikan sebagai
pedoman dalam memberikan pelayanan kesehatan. Model asuhan
keperawatan yang digunakan saat ini adalah model asuhan keperawatan
yang tidak jelas. Karena saat ditanyakan, perawat tidak mengetahui model
yang digunakan. Perawat hanya mengetahui adanya satu orang kepala
ruangan dan 11 orang lagi adalah perawat pelaksana. Komunikasi antar
profesi terlaksana cukup baik. Sedangkan rencana askep antar shift
berkelanjutan. Hal ini didukung dengan adanya data dokumentasi.
Berdasarkan pengkajian dan wawancara, perawat di ruang lantai III
BB juga belum ada yang pernah mengikuti pelatihan khusus di bidang
keperawatan. Sedangkan jenjang pendidikan perawat terdiri dari 1 orang
tamatan sarjana keperawatan dan profesi, 2 orang tamatan sarjana
keperawatan, 8 orang tamatan diploma III keperawatan, dan 1 orang
tamatan diploma kebidanan.
Selain itu, dalam kegiatan asuhan keperawatan, peran mahasiswa
sangat mendominasi dan sangat diperlukan, misalnya pada saat pemberian
obat, pemasangan infuse dan lain-lain. Dalam kegiatan berdinas sehari-hari
mahasiswa dibagi ke dalam beberapa group yang masing-masing group
memiliki tugas dan tanggung jawab. Misalnya group penanggung jawab
infuse bertanggung jawab dalam hal mengganti cairan dan pemasangan
infuse yang sudah teraff, kemudian group penanggung jawab obat oral
bertanggung jawab dalam pemberian obat oral pada pasien sesuai waktu
yang telah ditentukan.
b. Timbang terima
Timbang terima dilakukan 3 kali sehari, yaitu pada pergantian dinas
pagi ke dinas sore, dari dinas sore ke dinas malam, dan dari dinas malam
ke dinas pagi. Dengan cara berjalan dari ruangan ke ruangan lainnya
sambil menyapa, menjelaskan sedikit tentang penyakit klien dan rencana
tindakan secara singkat.

c. Ronde keperawatan
Dari hasil pengkajian, pelaksanaan ronde keperawatan di ruang
lantai III BB belum optimal, hal ini dikarenakan jumlah pasien yang tidak
sebanding dengan jumlah perawat. Sehingga kepala ruangan sebelumnya
tidak melaksanakan ronde keperawatan.

d. Discharge planning
Dari hasil observasi yang dilakukan, discharge planning sudah
dilaksanakan. Akan tetapi, hanya menggunakan kata-kata intinya saja dari
dokter yang menangani pasien pada saat visit terakhir. Dan dilaksanakan
saat pasien akan pulang dengan isi penjelasan tentang penyakit yang
diderita pasien dan cara mengatasi penyakitnya jika kambuh kembali.
Dalam melakukan discharge planning, perawat tidak pernah memberikan
media seperti brosur atau lieflet pada pasien. Perawat hanya
menyampaikan secara lisan kepada pasien dan keluarga. sehingga pasien
terkadang lupa tentang penjelasan yang sudah diberikan oleh para perawat.

e. Supervisi
Dari observasi yang dilakukan saat melakukan praktek manajemen
keperawatan, didapatkan data bahwa kelengkapan supervisi di ruangan
lantai III BB belum memenuhi standar yang telah ditetapkan. Saat
supervisi injeksi IV tidak tersedia bak injeksi dan alas untuk injeksi IV
serta sebagian besar perawat mengabaikan persiapan yang harus dilakukan
kepada pasien. Sedangkan format untuk supervisi ruangan masih belum
baku serta di ruangan hanya terdapat format supervisi untuk injeksi IV. Di
Ruangan lantai III BB, supervisi tidak dilakukan oleh kepala ruangan.
Kepala ruangan secara langsung melakukan supervisi kepada kepada
perawat pelaksana. Kemudian ketua tim melaporkan hasil supervisi
perawat pelaksana kepada kepala ruangan (supervisi tidak langsung) dan
hasil ini dijadikan dokumentasi untuk ruangan.

f. Dokumentasi
Dari Observasi yang dilakukan, dokumentasi Keperawatan yang
dilakukan meliputi pengkajian menggunakan system Head to Toe, serta
diagnosa keperawatan sampai dengan evaluasi menggunakan SOAP.
Namun sebagian pendokumentasian dikerjakan oleh mahasiswa yang
berdinas di ruang lantai III BB, misalnya : pendokumentasian tanda-tanda
vital dan penanganan.
Format pengkajian sudah ada dan dapat memudahkan perawat dalam
pengkajian dan pengisiannya. Sistem pendokumentasian masih dilakukan
secara manual (belum ada komputerisasi). Catatan keperawatan berisikan
jawaban terhadap nasihat dokter dan tindakan mandiri perawat, tetapi
belum semua tindakan didokumentasikan. Namun pelatihan-pelatihan
tentang cara pendokumentasian keperawatan yang benar masih belum
diadakan.

3.5.4. Keuangan (M4-Money)


Ruangan lantai III BB memiliki sistem keuangan yang diatur langsung oleh
Rumah Sakit baik untuk pelayanan maupun untuk penggajian pegawai ruangan.
Setiap pegawai lantai III BB mendapatkan gaji bulanan sesuai golongan, jasa
pelayanan medis, jasa pelayanan umum, dan uang makan perbulan. Juga diberikan
jasa pelayanan di luar gaji yang dikeluarkan setiap bulan yang diberikan kepada
perawat.
3.6. Analisis SWOT

Strenght (kekuatan) Weakness (kelemahan) Opportunity (kesempatan) Threatened (ancaman)

1. Sumber Daya Manusia (M1-


Man)
- Kepala ruangan merupakan - Perawat mempunyai - Ada tuntutan tinggi dari
- Memiliki visi, misi dan
perawat vokasional (D-III kemauan untuk masyarakat untuk
motto
Keperawatan). melanjutkan pendidikan ke pelayanan yang lebih
- Jumlah tenaga keperawatan
- Struktur organisasi yang ada jenjang yang lebih tinggi. professional.
mencukupi berdasarkan
belum sesuai dengan - Perawat diberi izin oleh - Makin tingginya
perhitungan Douglas karena
kemampuan perawat. Direktur Rumah Sakit kesadaran masyarakat
adanya bantuan tenaga dari
- Tugas asuhan keperawatan untuk melanjutkan jenjang akan pentingnya
mahasiswa yang dinas.
yang seharusnya dilakukan pendidikan dengan syarat kesehatan.
- Adanya tenaga perawat
oleh perawat dialihkan tidak mengganggu jadwal - Rumah Sakit lain yang
terdiri dari tamatan Ners
menjadi tugas dan tanggung berdinas di rumah sakit. mempunyai SDM yang
sebanyak 1 orang, S1
jawab Mahasiswa Profesi - Perawat diberi kesempatan lebih baik dan
Keperawatan 1 orang, D-III
Ners, Akper dan Akbid. cuti tahunan dan libur berkualitas.
Keperawatan 8 orang, S1
- Rumah Sakit tidak ada dalam seminggu. - Era globalisasi yang
Kesehatan Masyarakat 1
memberikan kebijakan untuk menuntut adanya
orang, dan DIII Kebidanan 1
orang memberi beasiswa dan pelayanan keperawatan
- Rekuitmen perawat melalui pelatihan bagi perawat berkualitas dan bermutu.
ujian penerimaan pegawai. ruangan. Perawat di ruangan - Adanya pertanggung
- Orientasi pegawai baru lantai III BB seluruhnya belum jawaban legalitas bagi
selama 3 bulan. pernah mendapatkan pelatihan pasien.
khusus di bidang keperawatan. - Rendahnya
- Metode penugasan kesejahteraan perawat.
keperawatannya tidak jelas. - Anggapan masyarakat
- bahwa rumah sakit
umum sembiring
merupakan rumah sakit
pendidikan, yang
menjadikan pasien
sebagai lahan praktek.

2. Sarana dan Prasarana (M2-


Material)
- Alat yang rusak tidak segera - Memperbaiki sarana dan - Ada tuntutan tinggi dari
- Sarana dan prasarana diperbaiki atau diganti. prasarana yang kurang masyarakat untuk
(Fasilitas) pelayanan klien - Peralatan seperti tensi ataupun yang rusak. pelayanan yang lebih
sudah maksimal. (spigmomanometer) dan - Menyediakan tempat- professional.
- Terdapat media computer oksigen dorong yang tidak tempat sampah yang sudah - Makin tingginya
sebagai alat penyimpanan tersedia lengkap. digolongkan. kesadaran masyarakat
data klien. - Tidak adanya penggolongan - Menyediakan satu ruangan akan pentingnya
- Ruangan yang nyaman dan tempat sampah. khusus untuk kepala kesehatan.
ventilasi yang cukup. - Tidak adanya ruang spesial ruangan. - Rumah Sakit lain yang
- Ruangan di bersihkan 3 kali kepala ruangan. mempunyai SDM yang
sehari. lebih baik dan
- Tersedianya Nurse station. berkualitas.

3. Metode Asuhan Keperawatan


(M3-Method)
a. Penerapan MAKP - Belum ada model asuhan - Menetapkan model asuhan - Ada tuntutan tinggi dari
- Memiliki standart asuhan keperawatan atau struktur dan keperawatan yang sesuai. masyarakat untuk
keperawatan sendiri. metode penugasan yang jelas - Mempelajari model asuhan pelayanan yang lebih
- Terlaksananya untuk digunakan. keperawatan yang sudah professional.
komunikasi yang cukup - Hampir semua perawat di ditetapkan nantinya. - Makin tingginya
baik antar profesi. ruangan lantai III BB belum kesadaran masyarakat
memahami model yang cocok. akan pentingnya
kesehatan.
- Rumah Sakit lain yang
mempunyai SDM yang
lebih baik dan
- Adanya mahasiswa profesi
b. Timbang terima
- Masalah keperawatan berfokus berkualitas.
Ners yang praktik di
- Operan dilakukan tiga
pada diagnosa medis.
ruangan.
kali sehari oleh perawat - Adanya tuntutan dari
- Data hanya ditulis di secarik
- Adanya kerja sama yang
dari bed ke bed pada masyarakat untuk
kertas sehingga kadang hilang
baik antara mahasiswa
pasien dan KARU mendapatkan pelayanan
saat akan dilaporkan.
PSIK, profesi dan perawat
menjalin komunikasi keperawatan yang
- Waktunya terlalu singkat dan
ruangan.
yang baik dengan pasien. profesional
kata-kata yang disampaikan
- Sarana dan prasarana
- Diikuti oleh semua
hanya kata-kata yang paling
penunjang cukup tersedia.
perawat yang telah dan - Meningkatkan kesadaran
penting saja.
akan berdinas masyarakat tentang
tanggung jawab dan dan
- Adanya pelatihan dan tanggung gugat perawat
c. Ronde Keperawatan - Jumlah perawat yang tidak
diskusi tentang masalah sebagai pemberi asuhan
- Adanya kasus yang seimbang dengan jumlah
yang terjadi di ruang lantai keperawatan.
memerlukan perhatian perawat.
III BB
khusus oleh perawat - Ronde keperawatan adalah
- Adanya kesempatan dari - Adanya tuntutan yang
ruangan dan kepala kegiatan yang belum dapat
kepala ruangan dan lebih tinggi dari pasien
ruangan misalnya dilaksanakan secara optimal di
perawat ruangan untuk dan keluarga untuk
ganggren ruang lantai III BB.
mengadakan ronde mendapatkan pelayanan
keperawatan. yang lebih profesional.

d. Discharge planning - Tidak tersedianya brosur - Adanya mahasiswa profesi


- Adanya kemauan untuk ataupun leaflet. dan PSIK yang praktik di
memberikan pendkes - Tidak tersedianya anggaran ruangan.
pada pasien dan keluarga untuk discharge planning - Adanya kerja sama yang - Adanya tuntutan dari
- Adanya pemahaman baik antara mahasiswa masyarakat untuk
tentang discharge PSIK, profesi dan perawat mendapatkan pelayanan
planning oleh peraawat ruangan. keperawatan yang
- Belum ada uraian yang jelas profesional
e. Supervisi tentang supervisi. - Adanya mahasiswa profesi
- adanya kemauan perawat - Kurangnya program pelatihan dan PSIK yang praktik di
untuk berubah. dan sosialisasi tentang ruangan.
- Adanya tuntutan dari
supervisi - Adanya kerja sama yang
masyarakat untuk
. baik antara mahasiswa
mendapatkan pelayanan
PSIK, profesi dan perawat
keperawatan yang
ruangan.
profesional

4. Keuangan (M4-Money)
- Gaji yang diterima masih - Adanya tuntutan dari
- Pengaturan keuangan yang - Bekerja lebih baik dan
dirasa kurang memuaskan. masyarakat untuk
dipegang oleh rumah sakit. professional agar mendapat
mendapatkan pelayanan
gaji yang cukup
keperawatan yang
memuaskan.
profesional
3.7. Perumusan Masalah
a. Adanya alat yang rusak dan tidak segera diperbaiki atau diganti seperti
tensi (spigmomanometer) dan oksigen dorong yang tidak tersedia
lengkap dan tidak adanya penggolongan tempat sampah di ruang lantai
III BB sehingga semua sampah tercampur.
b. Belum ada model asuhan keperawatan atau struktur dan metode
penugasan yang jelas untuk digunakan.

3.8. Prioritas Masalah


a. Adanya alat yang rusak dan tidak segera diperbaiki atau diganti seperti
tensi (spigmomanometer) dan oksigen dorong yang tidak tersedia
lengkap dan tidak adanya penggolongan tempat sampah di ruang lantai
III BB sehingga semua sampah tercampur.
b. Belum ada model asuhan keperawatan atau struktur dan metode
penugasan yang jelas untuk digunakan.
ANALISA SITUASIONAL
DI INSTALASI KESLING RUMAH SAKIT UMUM SEMBIRING

STRUKTUR ORGANISASI DI INSTALASI KESLING RSU. SEMBIRING

PENGAWAS INTERNAL
Marta arizona AMs

 PENANGGUNG JAWAB Lt I : Irma Sitanggang

 PENANGGUNG JAWAB Lt II : Wira endah P

 PENANGGUNG JAWAB Lt III : Sonia Barus

 PENANGGUNG JAWAB Kamar mandi : Sri Hartati

 PENANGGUNG JAWAB Fantri

 PENANGGUNG JAWAB Taman

Anggota :

Lantai I : Lantai II : Lantai III : Kamar Mandi : Fantri


Taman
4 orang 6 orang 6 orang 4 orang 1 orang 1
orang

Shiff I pagi : start pukul 08.00 – 16.00 Wib


Shiff II sore : Start pukul 16.00 – 22.00 Wib
PENGKAJIAN

1. DAFTAR PERSEDIAAN ALAT

No Nama Alat Jumlah


1 Troli kesling 6 unit
2 Ember 18 unit
3 Tongkat pel 10 unit
4 Sapu 15 unit
5 Washlap 20 unit
6 Karet penarik air 5 unit
7 Brush 5 unit
8 Keset kaki
10 Detergent lantai
11 Cairan desinfektan ( ceresol)
12 Hand scoon
13 Masker
DATA STATISTIK PASIEN RSU SEMBIRING PERIODE: 13-19 MEI 2103
(SEPEKAN)
(VERSI GRAFIK BARBER & JOHNSON)

C 1192
1. BOR = x 100 % = x 100 %=85 , 14 %
AxC 1400

C 1192
2. LOS = = =4 , 93 hari
D 242

( A x E )−C 1400−1192 208


3. TOI = = = =0,86 hari
D D 242

D 242
4. BTO = = =1,21 hari
A 200

Keterangan:
A = jumlah tempat tidur = 200 bed
B = jumlah pasien masuk = 300 orang
C = jumlah hari perawatan = 1192 hari
D = jumlah pasien keluar = 242 orang
E = jumlah hari periode = 7 hari
[ A x E] = 1400

1. Length Of Stay (LOS) Rata-rata lama perawatan / gambaran


tingkat efisiensi/gambaran mutu pelayanan, idealnya < 12 hari.

2. Bed Occupation Rate (BOR) Persentase pemakaian tempat tidur


pada satuan waktu tertentu, memberikan gambaran tinggi rendahnya
tingkat pemanfaatan dari tempat tidur, idealnya antara 60 – 85%.

3. Bed Turn Over (BTO) Frekuensi pemakaian tempat tidur, berapa


kali dalam satu satuan waktu tertentu (biasanya 1 tahun) tempat tidur
rumah sakit dipakai. Idealnya selama 1 tahun, satu tempat tidur rata-rata
dipakai 40-50 kali.

Turn Over Interval (TOI) Rata-rata hari tempat tidur tidak ditempati dari
saat terisi ke terisi terisi berikutnya. Indikator ini juga memberikan gambaran
tingkat efisiensi dari pada pengguna tempat tidur. Idealnya tempat tidur hanya
dalam waktu 1-3 hari
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. 2010. Metode Asuhan Keperawatan Profesional di Ruang Perawatan

interna Wanita di RSU Y . Dikutip pada tanggal 01 Novemver 2011, pukul

14.05 Wib, http://google.co.id

Sahyuni, Riza. 2009. Analisis Kepuasan Kerja Karyawan Dalam Upaya

Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Rsud Dan Melakukan Analisa Swot

Sdm Dalam Rangka Penyusunan Rencana Strategik Pengembangan Sdm.

Dikutip pada tanggal 01 Novemver 2011, pukul 14.05 Wib,

http://google.co.id

S. Suarli dan Bahtiar, Yanyan. 2010. Manajemen Keperawatan dengan

Pendekatan Praktis. Jakarta : EMS

Anda mungkin juga menyukai