Anda di halaman 1dari 8

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2022/2023.1 (2022.2)

Nama Mahasiswa :

Nomor Induk Mahasiswa/NIM :

Tanggal Lahir :

Kode/Nama Mata Kuliah :

Kode/Nama Program Studi :

Kode/Nama UPBJJ :
Hari/Tanggal UAS THE :

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa :
NIM :
Kode/Nama Mata Kuliah :
Fakultas :
Program Studi :
UPBJJ-UT :

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari
aplikasi THE pada laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam
pengerjaan soal ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan
mengakuinya sebagai pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman
sesuai dengan aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik
dengan tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS
THE melalui media apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan
dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari
terdapat pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan
menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
…………….., ………………………..
Yang Membuat Pernyataan

Nama Mahasiswa
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

1. Dari soal nomor 1:


a. Analisa poin jenis/variasi perencanaan yang biasa digunakan di perusahaan, yaitu:]
- Perencanaan strategis. Rencana strategis merupakan rencana jangka panjang untuk
mencapai tujuan strategis. Fokus rencana ini adalah organisasi secara keseluruhan.
Rencana strategis dapat dilihat sebagai rencana secara umum yang menggambarkan
alokasi sumber daya, prioritas, dan langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan
strategis. Tujuan strategis biasanya ditetapkan oleh manajemen puncak. Manajemen
puncak menentukan “ke mana organisasi harus berada” dalam jangka panjang. Manajer
barangkali mempunyai masalah secara tepat berapa jauh (dalam masa depan)
perencanaan strategis dapat dilakukan. Prinsip komitmen digunakan untuk menjawab
masalah tersebut. Prinsip tersebut pada dasarnya mengatakan bahwa setelah melakukan
analisis perencanaan jangka panjang, manajer akan menyiapkan (commit) dana hanya
jika ia dapat mengantisipasi tingkat pengembalian (return) dari biaya yang dikeluarkan.
Pengeluaran biaya merupakan investasi dan hanya dikeluarkan apabila return atas
investasi tersebut cukup baik.
- Perencanaan Taktis. Perencanaan taktis ditujukan untuk mencapai tujuan taktis, yaitu
untuk melaksanakan bagian tertentu dari rencana strategis. Rencana ini mempunyai
jangka waktu yang lebih pendek dibandingkan dengan rencana strategis, dan mempunyai
fokus yang lebih sempit dan lebih konkret. Dalam istilah perang sering kita dengar
ungkapan “memenangkan pertempuran untuk memenangkan perang” atau “meskipun
kalah dalam satu pertempuran, tetapi dapat memenangkan perang”. Pertempuran dalam
hal ini merupakan rencana taktis, sedangkan perang merupakan rencana strategis. Jika
strategi memfokuskan pada sumber daya, lingkungan, dan misi maka rencana taktis
memfokuskan pada manusia dan aksi (tindakan). Tujuan taktis biasanya diturunkan dari
tujuan strategis. Sebagai contoh, suatu perusahaan mempunyai rencana strategis
menyetabilkan suplai bahan baku. Rencana taktis kemudian dikembangkan melalui
pembelian bahan baku dari perusahaan penyuplai bahan baku. Alternatif lain dari
rencana taktis adalah membangun pabrik sendiri yang akan menyuplai bahan baku
tersebut. Suatu perusahaan yang mempunyai rencana strategis memasuki pasar global.
Untuk mencapai tujuan tersebut perusahaan dapat mengembangkan rencana taktis
berupa membangun pabrik di pasar Eropa atau membangun pabrik di pasar Asia.
Pembangunan pabrik tersebut mencerminkan tindakan yang lebih konkret, dengan
sumber daya yang jelas (dana untuk membangun pabrik), dan jangka waktu yang jelas
(target waktu penyelesaian).
- Perencanaan Operasional. Perencanaan operasional diturunkan dari perencanaan taktis,
mempunyai fokus yang lebih sempit, jangka waktu yang lebih pendek, dan melibatkan
manajemen tingkat bawah. Dua jenis rencana operasional: rencana tunggal (sekali pakai)
dan standing plan (dapat dipakai berkali-kali). Rencana tunggal lebih sesuai dipakai untuk
mencapai tujuan yang spesifik, yang kemudian dihapuskan setelah tujuan tersebut
tercapai. Rencana standing merupakan rencana standar yang lebih sesuai dipakai untuk
mencapai tujuan yang muncul berulang-ulang.
b. Contoh penerapan poin-poin jenis/variasi perencanaan tersebut untuk perusahaan Ardi,
yaitu:
- Rencana Tunggal (Sekali pakai). Contoh rencana tersebut adalah ketika perusahaan
merencanakan ekspansi. Perusahaan kemudian mengembangkan berbagai rencana sekali
pakai, seperti pembuatan pabrik baru, penarikan tenaga baru, analisis pemasaran, dan
lainnya. Beberapa jenis rencana sekali pakai, yaitu: program, proyek (project), dan
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

anggaran. Program. Program merupakan rencana sekali pakai untuk serangkaian aktivitas
yang besar. Program dapat mencakup tujuan, langkah-langkah yang diperlukan untuk
mencapai tujuan tersebut, kebijakan, prosedur, aturan, unit organisasi, atau orang yang
bertanggung jawab terhadap setiap langkah. Program dibicarakan lebih banyak pada
bagian sebelumnya. Proyek. Proyek merupakan bagian dari program dengan cakupan
lebih kecil. Penugasan dan target waktu dalam proyek ditentukan dengan jelas. Sebagai
contoh, suatu perusahaan mempunyai program pembuatan gudang baru. Kemudian,
proyekproyek pendukung dikembangkan seperti penyusunan /ay-out gudang, penarikan
tenaga pergudangan, dan proyek pemindahan barang dari gudang lama ke gudang baru.
Masing-masing proyek menjadi tanggung jawab orang-orang tertentu dan orang tersebut
diberi sumber daya dan target waktu yang tertentu. Anggaran. Anggaran merupakan
rencana yang dinyatakan dalam bentuk angka, dapat berupa angka kuantitas maupun
angka unit moneter. Anggaran banyak dibahas dalam pengendalian.
- Rencana Standing. Jika suatu aktivitas muncul berulang-ulang, satu atau serangkaian
rencana dikembangkan untuk mengarahkan aktivitas tersebut. Rencana standing akan
menghemat waktu dan tenaga manajer sebab situasi yang berulang-ulang tersebut
diselesaikan dengan rencana yang standar. Beberapa contoh rencana standing adalah:
kebijakan, prosedur operasional standar, dan aturan. Kebijakan. Kebijakan merupakan
pedoman pengambilan keputusan yang terutama mengarahkan cara berpikir
pengambilan keputusan, bukan pada tindakan yang spesifik. Kebijakan ini sudah dibahas
pada bagian sebelumnya. Prosedur. Prosedur lebih spesifik dibandingkan dengan
kebijakan dan merupakan pedoman yang mengarahkan pada tindakan yang diperlukan.
Langkahlangkah yang diperlukan dijelaskan secara terinci dan biasanya disusun secara
kronologis. Sebagai contoh, prosedur penarikan tenaga baru meliputi penerimaan file
pelamar kerja, penyimpanan file tersebut, pemanggilan calon pelamar, tes standar
terhadap pelamar, wawancara dengan pelamar, dan pengambilan keputusan diterima
atau tidak. Aturan merupakan pernyataan spesifik apakah suatu tindakan harus dilakukan
atau tidak berdasarkan situasi yang ada. Dengan demikian, aturan merupakan tindakan
itu sendiri, bukan pedoman yang mengarahkan pengambilan keputusan. Sebagai contoh,
perusahaan yang mempunyai aturan bahwa apabila pelamar tidak menjawab panggilan
perusahaan maka pelamar tersebut didrop dari lamaran kerja.
2. Dari soal nomor 2:
a. Analisa pandangan desain organisasi yang diterapkan oleh perusahaan B, yaitu Pandangan
klasik yang berusaha mencari cara terbaik untuk desain organisasi percaya pada organisasi
dengan struktur hirarkis dan wewenang formal yang resmi. Struktur semacam itu merupakan
struktur yang paling efisien dan efektif. Henry Fayol, Frederick W. Taylor, dan Max Weber
merupakan penyumbang ide pandangan klasik. Max Weber, sosiolog Jerman yang terkenal
dengan buku etika Protestan, menyebutkan istilah desain organisasi birokrasi. Menurut
Weber birokrasi merupakan desain organisasi yang logis, rasional, dan efisien. Anggota
organisasi diarahkan oleh panggilan tugas (sense of duty) dan satu perangkat aturan yang
jelas dan rasional. Organisasi birokrasi mempunyai karakteristik seperti berikut:
- Pembagian kerja yang jelas (spesialisasi), dan setiap posisi diisi oleh orang yang memang
ahli di bidang tersebut.
- Seperangkat aturan yang konsisten dan jelas untuk menjamin keseragaman tugas.
- Ada hirarki posisi yang menciptakan rantai komando dari manajemen puncak sampai
karyawan paling bawah.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

- Manajer menjalankan bisnis dengan cara impersonal, menjaga jarak secara sosial antara
dirinya dengan bawahannya.
b. Analisa secara rinci karakteristik pandangan desain organisasi tersebut serta sisi positif dan
sisi negatif pandangan desain organisasi yang diterapkan oleh perusahaan B, yaitu Karir
dalam organisasi didasarkan pada prestasi dan keahlian. Karyawan tidak boleh diperlakukan
secara tidak adil. Dengan karakteristik semacam itu, birokrasi merupakan organisasi dengan
ciri spesialisasi tugas, wewenang dan tanggung jawab yang jelas, evaluasi prestasi yang jelas,
dan suasana kerja yang impersonal. Pandangan klasik mempunyai sisi positif karena dapat
mendorong efisiensi, dan mendorong studi organisasi lebih lanjut. Sisi negatifnya antara lain:
(1) tidak memperhatikan sisi manusiawi, (2) keyakinan pada universalitas model mereka,
yang kadang-kadang tidak berhasil pada lingkungan tertentu, dan (3) kata birokrasi seringkali
diasosiasikan dengan pengertian yang sebaliknya. Dalam pengertian populer, birokrasi
mempunyai kesan sebagai organisasi yang terlalu besar (banyak karyawan), terpengaruh
banyak kepentingan politik, lamban dan tidak responsif terhadap lingkungannya.
c. Analisa pandangan desain organisasi yang diterapkan oleh perusahaan C, yaitu Pandangan
neo-klasik berusaha menonjolkan sisi manusiawi organisasi. Menurut mereka organisasi
mempunyai dua tujuan: ekonomi dan kepuasan karyawan. Karena itu pandangan tersebut
sering juga disebut sebagai pandangan perilaku. Kata klasik masih diatributkan ke pandangan
tersebut karena mereka tidak menolak aliran klasik, dan sama seperti aliran klasik
sebelumnya, pandangan neo-klasik berusaha mencari satu cara terbaik untuk semua situasi.
Dorongan pandangan ini bermula dari studi Hawthorne (lihat modul mengenai
perkembangan teori manajemen). Dengan berdasar pada hasil penelitian tersebut aliran neo-
klasik berpendapat bahwa organisasi dapat diperbaiki dengan membuat organisasi menjadi
tidak terlalu formal dan mendorong partisipasi karyawan. Beberapa tokoh aliran Neo-Klasik
adalah McGregor, Chris Argyris, dan Rensis Likert.
d. Analisa secara rinci karakteristik pandangan desain organisasi tersebut serta sisi positif dan
sisi negatif perusahaan C, yaitu Pendekatan Neo-Klasik mempunyai keuntungan karena
menekankan pada sisi manusiawi. Tetapi pendekatan tersebut tidak terlepas dari kritik.
Pendekatan tersebut masih mencari satu cara terbaik untuk semua situasi. Pengalaman
menunjukkan bahwa tidak semua pendekatan dapat efektif untuk semua situasi. Fokus pada
motivasi dianggap terlalu sederhana. Karyawan masuk ke organisasi dengan tujuan yang
sangat kompleks, moneter, sosial, dan lainnya. Karena itu tantangan terhadap masalah
tersebut tidak sesederhana yang dibayangkan aliran neo-klasik yang hanya memfokuskan
pada motivasi karyawan.
3. Dari soal nomor 3:
a. Analisa Asep termasuk tipe pendekatan motivasi tradisional. Pendekatan tradisional
dipelopori oleh Bapak Manajemen, yaitu Frederick W. Taylor. Menurut pendekatan ini,
motivasi seseorang didorong oleh keinginannya untuk memperoleh gaji/uang. Uang
membuat seseorang bekerja atau berperilaku. Manajer dianggap lebih tahu dibandingkan
dengan karyawan. Karyawan pada umumnya malas, tidak mau bekerja. Tetapi setelah
didorong dengan insentif uang, karyawan mau bekerja. Pendekatan ini untuk beberapa
bagian benar. Orang akan tergerak bekerja apabila ditawari insentif uang. Tetapi kebutuhan
manusia tidak hanya uang. Manusia juga membutuhkan interaksi dengan orang lain. Uang
saja tidak akan memenuhi kebutuhan sosial tersebut. Dengan dasar kritik semacam itu
pendekatan human relation masuk.
b. Analisa Arif termasuk tipe pendekatan motivasi hubungan manusiawi. Pendekatan human
relation mengatakan bahwa motivasi seseorang didorong oleh keinginannya untuk
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

berinteraksi dengan orang lain. Salah satu tokoh pendekatan ini adalah Elton Mayo. Tugas-
tugas yang dikerjakan oleh pekerja secara rutin akan membuat karyawan bosan. Dalam hal ini
manajer dapat mengurangi kebosanan tersebut dengan menyediakan lingkungan sosial.
Manajer dapat mengaktifkan kegiatan-kegiatan sosial, seperti pertemuan informal, misalnya
pertemuan pengajian, kegiatan arisan agar karyawan tidak dilanda kebosanan. Pendekatan
ini memperbaiki pendekatan tradisional karena aspek sosial seseorang, tidak hanya aspek
uang. Dengan demikian, aspek sosial ini harus diperhatikan oleh manajer.
c. Analisa Ahmad termasuk tipe pendekatan motivasi Human Resource Management.
Pendekatan human resource management mengatakan bahwa kepentingan karyawan harus
diperhitungkan. Menurut pendekatan ini pekerjaan itu sendiri dapat memberi motivasi
terhadap karyawan. Tanggung jawab terhadap pekerjaan, penyelesaian pekerjaan, dan
prestasi kerja merupakan sumber motivasi penting yang harus diperhitungkan untuk
mendorong karyawan. Dari perspektif human resources, tugas manajer tidak hanya
mendorong karyawan agar patuh terhadap manajer, baik melalui insentif uang ataupun
melalui penyediaan kebutuhan sosial, tetapi juga harus membagi tanggung jawab pekerjaan
untuk mencapai tujuan organisasi dan tujuan individu. Tiap orang menyumbang pekerjaan
atau memperoleh tanggung jawab pekerjaan sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
4. Dari soal nomor 4:
a. Analisa perubahan variabel lingkungan yang terjadi dengan adanya Undang-Undang Cipta
Kerja, yaitu Posisi dan Potensi Dampak Sektor Kehutanan dan Lingkungan dalam Pusaran
Omnibus LawSektor lingkungan khususnya kehutanan seperti dipaparkan sebelumnya
memang tak luput dari imbas atas rencana pengesahan UU Cipta Kerja, hal ini lantaran
pengaturan mengenai penyederhanaan perizinan usaha serta pengadaan lahan menyinggung
banyak regulasi bidang kehutanan dan lingkungan. Perubahan mendasar yang terjadi adalah
diubahnya beberapa intisari peraturan pokok sektor kehutanan yang terdapat dalam UU No.
41/1999 tentang Kehutanan serta UU No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup. Berikut merupakan beberapa poin penting perubahan yang
ada ketika UU Cipta Kerja ini disahkan:
- Mudahnya perizinan pemanfaatan kawasan hutan. Perubahan signifikan dalam UU Cipta
Kerja ini adalah mengenai mekanisme perizinan pemanfaatan kawasan hutan yang hanya
diberlakukan pada pemanfaatan hutan kayu, sedangkan untuk pemanfaatan bukan kayu
serta jasa lingkungan hanya berupa formalitas untuk memenuhi standar umum. Didalam
UU No. 41/1999 tentang Kehutanan, seluruh jenis perizinan permanfaatan kawasan
hutan tercantum secara lengkap dimana terdiri dari 8 poin jenis perizinan terbagi
menurut fungsi dan peruntukan hutan. Sedangkan, di dalam UU Cipta Kerja, mekanisme
perizinan disederhanakan menjadi hanya ada satu jenis yaitu berupa perizinan berusaha.
[1] Imbas dengan adanya UU ini adalah pencabutan pasal 27-29 pada UU No. 41/1999,
sehingga intervensi terhadap kawasan hutan melalui skema perizinan berusaha ini akan
semakin masif dan efek dominonya akan semakin mempermudah pihak mana saja
terutama yang bermodal dan berkuasa untuk mengajukan perizinan berusaha di kawasan
hutan. Kemudahan pemberian perizinan tanpa pertimbangan aspek ekologis sangat
riskan terhadap dampak lingkungan yang akan ditimbulkan kedepannya.
- Pemanfaatan kawasan hutan lindung semakin tak terproteksi. Prinsip dasar pembatasan
pemanfaatan yang ada di hutan lindung bertujuan untuk menjamin hutan lindung tetap
mempertahankan fungsi pokoknya yaitu sebagai kawasan hutan yang memiliki fungsi
utama sebagai sistem penyangga kehidupan seperti mengatur tata air, mencegah banjir,
mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah (UU
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

No. 41/1999). Rencana penerapan UU Cipta Kerja ini sangat mengancam pola
pemanfaatan yang ada di hutan lindung. Jenis pemanfaatan hutan lindung yang awalnya
hanya berupa jasa lingkungan dan pemanfaatan hasil hutan bukan kayu (HHBK) sesuai
dengan mandat UU No. 41/1999 menjadi dapat dimanfaatkan lebih beragam karena
ditambahkannya klausa pemanfaatan kawasan hutan.[2] Seperti halnya pemanfaatan
panas bumi tanpa perlu izin tetapi hanya berupa pemenuhan NSPK (Norma, Standar,
Prosedur, dan Kriteria) serta penggunaan kawasan melalui persetujuan pinjam pakai
tersebut telah berpindah kewenangan ke Pemerintah Pusat.[3],[4] Konsekuensi dengan
adanya UU Cipta Kerja ini, eksistensi kawasan hutan lindung sangat riskan dimanfaatkan
untuk kepentingan-kepentingan yang cenderung eksploitatif, seperti contohnya, alih
fungsi ke pertambangan, perkebunan, dll. Hal ini secara jelas dapat menyebabkan hilang
dan rusaknya hutan lindung yang bernilai sebagai penyangga kehidupan secara
permanen. Terlebih, peran Pemerintah Pusat semakin tersentral, sehingga dengan
mekanisme sentralistik ini dapat menimbulkan ketimpangan manfaat yang diterima
antara pusat dan daerah.
- Hilangnya AMDAL sebagai pintu gerbang terakhir penyelamatan lingkungan. Perubahan
poin mendasar pada UU No. 32 tahun 2009 diantaranya dicabutnya terminologi “izin
lingkungan” berimplikasi pada berubahnya posisi AMDAL dalam proses perizinan
berusaha dimana AMDAL bukan lagi sebagai hal yang wajib untuk memutuskan
kelayakan izin usaha akan tetapi hanya menjadi pertimbangan saja.[5] Ironisnya lagi,
wajib AMDAL hanya diberlakukan pada kriteria usaha yang proses dan kegiatannya
berdampak penting terhadap lingkungan hidup, sosial, ekonomi dan budaya.[6]
Konsekuensinya, semakin maraknya izin pendirian usaha yang tidak perlu melakukan
wajib AMDAL menimbulkan dampak lingkungan yang semakin tak terkendali. Dari hal ini
pemerintah terlihat sama sekali tidak mengindahkan pertimbangan lingkungan dalam
kegiatan pembangunan.
- Semakin mudahnya perubahan peruntukan dan fungsi kawasan hutan serta penggunaan
kawasan hutan. Rancangan UU Cipta Kerja ini memberikan keleluasaan kepada
pemerintah dalam hal memutuskan perubahan peruntukan kawasan hutan.[7] Dalam UU
No. 41/1999 mekanisme perubahan peruntukan dan fungsi kawasan hutan harus melalui
persetujuan DPR. Akan tetapi dalam UU Cipta Kerja ini, hanya pemerintah saja yang
memutuskan perubahan peruntukan dan fungsi kawasan dan tidak perlu sampai ke pintu
DPR kecuali pada kebijakan-kebijakan yang mendukung Proyek Strategis Nasional. Hal ini
berimbas pada hilangnya fungsi pengawasan dari masyarakat dalam pelaksanaan
pembangunan hutan dengan menyampaikan aspirasinya melalui DPR terutama terkait
rencana peruntukan hutan dan pemanfaatan hasil hutan. Hal ini dapat dikhawatirkan
akan semakin banyaknya konversi kawasan hutan yang tak sesuai fungsi kawasannya lagi
yang dilakukan oleh oknum-oknum yang berkuasa tanpa pengawasan dan
sepengetahuan masyarakat.
b. Analisa motivasi yang muncul pada wirausaha dengan adanya Undang-Undang Cipta Kerja
tersebut, yaitu O mnibus Law  ini akan memberikan dampak yang signifikan bagi iklim usaha
dan berinvestasi di Indonesia:
- Pertama, proses perizinan berusaha dan berinvestasi menjadi lebih sederhana dan lebih
dipercepat. Persyaratan untuk investasi menjadi lebih sederhana. Perizinan usaha untuk
usaha mikro kecil tidak diperlukan lagi, cukup hanya dengan pendaftaran saja.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

- Kedua, pungutan liar dan korupsi dipotong dengan cara mengintegrasikan seluruh proses
perizinan ke dalam sistem perizinan elektronik melalui sistem OSS (Online Single
Submission).
- Ketiga, kegiatan usaha dan berinvestasi makin dipermudah. Pembentukan perseroan
terbatas dibuat lebih sederhana dan tidak lagi ada pembatasan modal minimum.
Pengurusan paten, merek juga dipercepat. Pengadaan tanah dan lahan bagi kepentingan
umum dan investasi jauh lebih mudah.
- Keempat, berinvestasi di kawasan ekonomi khusus, kawasan perdagangan bebas, dan
pelabuhan bebas semakin dipermudah serta semakin menarik dengan adanya berbagai
fasilitas dan insentif. Pelayanan perizinan berusaha di kawasan-kawasan tersebut akan
dilakukan dalam hitungan jam dengan fasilitas fiskal yang terintegrasi dalam sistem OSS.
- Kelima, Indonesia juga membentuk lembaga sovereign wealth fund yang akan mengelola
dan menempatkan sejumlah dana dan atau aset negara secara langsung maupun tidak
langsung, serta melakukan kerja sama dengan pihak ketiga.
- Keenam, Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja melindungi dan meningkatkan peran
pekerja dalam mendukung investasi di Indonesia, termasuk memberikan kepastian
hukum dalam pengaturan tentang upah minimum dan besaran pesangon.

Sumber: EKMA4116 dan Halaman web https://sebijak.fkt.ugm.ac.id/2020/10/06/empat-potensi-dampak-


kebijakan-omnibus-law-di-sektor-kehutanan-dan-lingkungan/ dan https://indonesiabaik.id/infografis/uu-
cipta-kerja-beri-dampak-signifikan-bagi-usaha-dan-investasi

Anda mungkin juga menyukai