PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia memiliki banyak jenis kacang-kacangan seperti kacang tanah,
kacang kedelai, kacang hijau, kacang koro yang dapat dimanfaatkan menjadi
protein dengan nilai gizi yang tinggi, memiliki kandungan lemak yang umumnya
baik untuk kesehatan, dan mengandung berbagai mineral yang cukup banyak
tanah memiliki peran strategis pangan nasional sebagai sumber protein dan
sebagai bahan pangan baik konsumsi langsung atau campuran makanan seperti
roti, bumbu dapur, bahan baku industri, dan pakan ternak, sehingga kebutuhan
setelah padi, jagung dan kedelai. Dewasa ini pertanaman kacang tanah sudah
tersebar hampir diseluruh pelosok dunia dengan total luas panen sekitar 21 juta
ha) setelah India (9,0 juta ha) dan Cina (2,2 juta ha). Selain itu, Indonesia pun
dikenal sebagai negara ketujuh terbesar penghasil kacang tanah di dunia setelah
2
Kacang tanah termasuk komoditas yang multi fungsi dan dapat disebut
sebagai bio industri disebabkan karena kacang tanah selain dapat dikonsumsi
langsung dalam bentuk biji segar, dapat juga digunakan sebagai bahan baku
industri berbagai jenis makanan olahan seperti tepung dan minyak nabati, serta
bungkilnya untuk pakan ternak. Oleh karena itu, perkembangan industri olahan
kacang tanah merupakan peluang pasar yang besar bagi pengembangan produksi
efisiensi waktu, dan biaya yang lebih hemat, adanya penemuan baru dibidang
penemuan baru dilatar belakangi oleh penggunaan tenaga manusia yang terbatas
berbagai metode
atau motor bakar sebagai penggerak (Ichwan, 2003). Komponen utama alat
giling tipe burrmill ini adalah (1) lubang pemasukan (hopper) tempat masuk
3
bahan yang akan digiling, (2) rumah penggiling, pada rumah penggiling ini
dilengkapi dengan piringan besi mata pisau yang terdiri dari dua bagian, salah
satu piringannya bergerak secara memutar dan yang satu lagi diam atau sebagai
mata pisau mati (Aryadi, 2010). Piringan besi yang diam ini sekaligus berfungsi
sebagai dinding penutup pada saat piringan mata pisau yang satunya memutar.
Ukuran bahan diperkecil dari bentuk semula dengan adanya gaya gesek antara
dua permukaan piringan dan (3) lubang ke luar (output), hasil dari bahan yang
Penggilingan burr mill cocok dengan bahan baku yang berserat rendah
seperti kacang tanah, kacang hijau dan jagung, juga mampu menghasilkan
kualitas tepung yang halus, hasil gilingan yang seragam, serta biaya produksi
yang jauh lebih murah dan waktu penggilingan yang relatif lebih cepat (Suwarto,
2013). Produktivitas burr mill ditentukan oleh kecepatan putaran piringan, dan
akan tetapi dalam hal ini putaran pada mata pisau (rpm) rotor penggerrak dan
(Henderson, 2006). Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh jumlah mata pisau
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan jumlah mata pisau
yang terbaik untuk memperoleh hasil gilingan kacang tanah dengan hasil
Hipotesis Penelitian
diteliti diantaranya kapasitas efektif alat, rendemen, dan persentase bahan yang
Manfaat Penelitian
Sumatera Utara.
penelitian lebih lanjut mengenai uji berbagai mata pisau alat penggiling
tepung kacang tanah untuk dapat diolah dalam berbagai macam olahan
makanan.
5
TINJAUAN PUSTAKA
Kacang Tanah
dan gizi masyarakat, serta kapasitas industri pakan dan makanan yang terus
negeri yang membuat Indonesia masih memerlukan subsitusi impor dari luar
negeri. Karena itu, pemerintah harus membuat inovasi terbaru atau terus
Indonesia tidak memerlukan subsitusi impor dari luar negeri lagi. Kacang tanah
hal ini yang membuat kacang tanah dalam hal pemenuhan gizi berada setelah
Tingkat produktivitas hasil ini baru setengah dari potensi hasil dari Amerika
Serikat, China, dan Argentina yang mencapai hingga 2,0 ton/ha (Kristina,
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rosales
Famili : Papilionaceae
Genus : Arachis
Akar
primernya tidak tumbuh secara dominan. Akar tunggang biasanya dapat masuk
terletak pada bagian akar tunggang yang disebut sebagai akar sekunder. Akar
kacang tanah dapat tumbuh sedalam 40 cm. Pada akar tumbuh bintil akar
(Helmi, 2009).
7
Batang
komposisi ruas pendek. Batang utama pada tipe tegak tingginya 30 cm dengan 5
sejumlah cabang lateral dan pada tipe menjalar tinggi batangnya mencapai 20
cm, cabang lateral dekat dengan tanah dan menyebar (Mardiyati, 2007).
Daun
Kacang tanah berdaun majemuk bersirip genap terdiri atas 4 anak daun,
dengan tangkai daun agak panjang. Helaian anak daun bertugas mendapatkan
Bunga
Bunga kacang tanah berwarna kuning orange mucul pada setiap ketiak
daun, tanaman kacang tanah biasa mulai berbunga kira-kira 4-6 setelah tanam
tergantung pada varietas benih, mempunyai tangkai panjang yang berwarna putih.
Mahkota bunga berwarna kuning, pangkal bunga bergaris-garis merah atau merah
Polong
bakal buah dan disebut juga dengan ginofora. Polong kacang tanah sangat
bervariasi ukurannya antara 1cm x 0,5 cm dan 6cm x 1,5 cm. Setiap polong
Biji
Biji kacang tanah memiliki bentuk bulat agak lonjong dan gemuk. Biji
memiliki ukuran bervariasi, ada yang kecil (20 gr/ 100 biji), sedang (50 gr/ 100
8
biji), dan besar (70 gr/ 100 biji). Demikian pula warna kulit biji bermacam-
macam, ada yang berwarna merah (merah tua, merah muda), ungu, dan putih
tua, varietas rusa bijinya berwarna ungu, dan sebagainya. Warna yang melapisi
biji kacang tanah itu bukan warna biji yang sebenarnya melainkan warna dari
kulit arinya. Sedangkan warna biji sebenarnya adalah putih (Cahyono, 2007).
Kacang tanah kaya kandungan lemak, protein yang tinggi, zat besi,
kalsium (Rahmiana & Ginting 2012). Kandungan protein biji kacang tanah
Kacang tanah mempunyai dua tipe pertumbuhan yang berbeda yaitu tipe
tegak dan menjalar. Tipe tegak lebih disenangi oleh petani karena berumur
genjah yaitu 100-120 hari dan saat panen lebih mudah. Sedangkan tipe menjalar
berumur panjang yaitu 5-6 bulan dan ginofornya menyebar menurut arah
Kacang tanah berdaun majemuk bersirip genap. Helaian daun terdiri dari
empat anak daun dengan tangkai daun agak memanjang (Adisarwanto, 2000).
tumbuh dari ketiak daun. Fase berbunga biasanya 3-6 minggu setelah tanam.
Bunga kacang tanah menyerbuk sendiri (self pollination) pada malam hari dan
hanya 70%-75% yang membentuk bakal buah polong (ginofor). Berat biji
9
kacang tanah antara 25-40 gram per 100 biji untuk ukuran kecil sedangkan biji
ukuran besar lebih kurang 50 gram per 100 biji (Rukmana, 2007).
potensi hasil dari kacang tanah jarang dapat tercapai. Padahal dengan budidaya
yang tepat produktivitas kacang tanah akan mampu tercapai potensi optimalnya,
Pemilihan Bibit
± 816 ribu ton, sedangkan produksi dalam negeri sebesar 638.896 ton
oleh beberapa faktor antara lain yaitu penggunaan varietas lokal yang bukan
kurang tepat dalam produksi kacang tanah (Paturohman dan Sumarno, 2014).
serta beberapa keunggulan yang dimiliki. Saat ini telah tersedia varietas unggul
baru kacang tanah yang sesuai untuk lahan sawah, antara lain varietas Hypoma1,
Hypoma2, untuk lahan masam antara lain varietas Talam. Kebutuhan benih per
teknologi produksi yang sudah diterapkan petani, tetapi karena adanya pengaruh
faktor-faktor lain yaitu sifat atau karakter agroklimat, intensitas jenis hama dan
10
penyakit, varietas yang ditanam, umur panen serta usaha taninya (Suwardjono,
2003).
varietas, tanggal selesai uji dan tanggal kadaluarsa, dan mutu benih (daya
Penyiapan Lahan
Tanah yang ingin dijadikan tempat tanam kacang tanah dibajak dua kali
saluran drainase untuk mengurangi kelebihan air sekaligus sebagai saluran irigasi
Penanaman
tanah, musim dan varietas yang ditanam. Benih dapat ditanam pada jarak tanam
yang lebih rapat apabila daya tumbuh benih agak rendah, pada tanah yang
tandus, varietas yang batangnya tidak panjang dan penanaman pada musim
kemarau, sedangkan benih dapat ditanam pada jarak tanam yang lebih renggang
apabila ditanam pada tanah yang subur dan varietas yang banyak
Menurut (Suprapto, 2004), pada tanah yang subur, benih kacang tanah
ditanam dalam larikan dengan jarak tanam (40 x 15) cm atau (30 x 20) cm. Pada
tanah yang kurang subur dapat ditanam lebih rapat (40 x 10) cm atau (20 x
20) cm. Lubang tanamnya dibuat sedalam 3 cm dengan cara ditugal. Ke dalam
setiap lubang tanam dimasukkan satu biji kacang tanah lalu ditutup dengan tanah
halus.
Rata-rata hasil per hektar di tingkat nasional sekitar 1,29 t/ha (BPS,
2012), walaupun hasil dari petak penelitian mampu mencapai 2,5−3 t/ha.
Beberapa petani di Blitar dan Tuban (Jawa Timur) telah mencapai hasil 2,0−2,5
gulma, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit. Di samping itu, pada saat
ini budidaya kacang tanah yang baku belum tersedia untuk setiap sentra
komponen teknologi diterapkan secara tepat. Apabila salah satu komponen tidak
dilaksanakan secara tepat, maka produktivitas yang optimal tidak dapat dicapai.
Pemeliharaan
pada umur 4-5 minggu yang mengakibatkan hasil fotosintat yang biasanya
Pemanenan
satuan waktu (hari) yang ada pada deskripsi varietas (Marzuki, 2009), sehingga
akan dapat terjadi perbedaan kematangan polong pada waktu yang sama jika
tersebut terjadi karena perbedaan suhu harian yang diterima di tiap lokasi
penyakit bercak daun sebagai indikator waktu panen kacang tanah. Namun saat
ini, varietas kacang tanah yang tahan penyakit bercak daun telah dikembangkan
(Yudiwanti et al., 2008), sehingga penentuan waktu panen tidak dapat lagi
dengan metode satuan panas. Metode satuan panas adalah metode kuantitatif
mengenai hubungan antara suhu dan tanaman. Penggunaan metode ini didasari
- Perontokan
beralaskan tikar atau terpal. Untuk menjaga agar benih tidak rusak maka
berulang hingga mencapai kadar air 12-14 %. Secara umum perontokan benih
13
sebab hal ini akan mempercepat laju penurunan daya tumbuh maupun vigor
Polong yang sudah kering perlu dibersihkan dari campuran bahan lain,
hal ini dapat dilakukan selama proses penjemuran. Jika tersedia blower sebelum
disimpan mungkin ada baiknya dilakukan untuk menghilangkan debu atau tanah
yang mungkin masih tercampur. Sortasi perlu dilakukan terhadap polong yang
sudah terjemur kering yakni dengan memisahkan polong hampa, keriput atau
- Pengeringan
waktu. lebih lama dibanding yang tergolong tipa spanish. Biji yang sudah kering
ditandai dengan kulit biji yang mudah terkelupas, kadar air biji pada kondisi
demikian kira-kira 11-12 %. Pengeringan untuk mencapai kadar air biji tersebut
tidak dapat dilakukan sekali atau dua kali jemur sepanjang hari dibawah
tertutup apabila benih masih dalam kondisi panas. Untuk itu sebelum di
- Pengemasan
menghambat masuknya uap air dari luar kemasan ke dalam benih. Kantong
plastik benih yang bening atau buram (kapasitas 10- 12 kg) dengan ketebalan
diharapkan pada kondisi demikian benih dapat bertahan selama 8 bulan pada
- Penyimpanan
Benih dalam kemasan dapat disimpan di dalam ruangan beralas kayu atau
serangan tikus ataupun hewan pengganggu lain yang mungkin dapat merusak
Mesin Penggiling
antara satu dan lainnya. Pengecilan ukuran bahan merupakan proses yang
masih kasar akan digiling dengan cara dihancurkan oleh mesin pemukul. Proses
dilakukan lebih dari satu kali (Sutanto, 2006). Proses penggilingan kacang-
kacangan dan biji-bijian menjadi tepung dapat dilakukan menggunakan alat dan
mesin seperti Hammer mill, Roller mill, Road mill, Pin mill atau Burr mill.
Roll Mill
Rolling adalah suatu proses deformasi dimana ketebalan dari benda kerja
direduksi menggunakan daya tekan dan menggunakan dua buah roll atau
lebih. Roll brputar untuk menarik dan menekan benda kerja yang berada
diantaranya (Posner and Hibbs, 2005). Pada prosess pengerolan, benda dikenai
tegangan kompresi yang tinggi yang berasal darai gerakan jepit roll dan tegangan
geser- gesek permukaan sebagai akibat gesekan antara roll. Roller mill adalah
Hammer Mill
Hammer mill adalah alat penepung yang tujuannya adalah untuk merusak
dengan pukulan antara palu (hammer) dan dinding, dan mendorong bahan
melalui plat berlubang hingga terbangkitkan panas. Hal ini menyebabkan produk
penggilingan sedang (Sutanto, 2006). Sebuah hammer mill pada dasarnya berupa
drum baja yang didalamnya terdapat poros. Pada poros tersebut dipasang 9
hammer (palu), dan poros tersebut berputar secara vertikal atau horizontal
didalam drum. Palu bebas untuk mengayun dan menumbuk bahan baku. Rotor
hopper pakan. Bahan yang selesai dihancurkan akan dikeluarkan melalui corong
Disk Mill
Teknologi disc mill merupakan gabungan antara hammer mill dan roller
mill yang menerapkan pukulan dan penekanan pada bahan hingga mereduksi
bahan menjadi ukuran yang lebih kecil. Bahan makanan yang dapat
diaplikasikan atau diolah menggunakan mesin ini yaitu seperti beras, kopi,
kedelai, merica, jagung, tongkol jagung, bumbu-bumbu kering dan masih banyak
berkualitas bagus, maka sebaiknya semua bahan yang akan dibuat tepung harus
Burr Mill
Mesin burr mill merupakan salah satu alat pengecil ukuran bahan yang
mempunyai dua buah piringan (terbuat dari baja), yang satu berputar (rotor) dan
yang lainnya diam (stator). Mekanisme penghalusan terjadi dengan adanya gaya
gesekan antara permukaan bahan yang digiling dengan permukaan piringan dan
sesama bahan (Smith and Wilkes 2001). Sistem penggilingannya dengan proses
gesekan dari dua pelat yang bergerigi yang berfungsi sebagai mata pisau, pelat
17
ini berbentuk bidang vertikal. Pelat pisau penggiling ini berputar melemparkan
sudut- sudut pisau penggiling, akibat adanya putaran yang cepat sehingga
Kapasitas efektif alat menentukan nilai fasilitas yang ada memenuhi atau
kemampuan alat dan mesin dalam mengolah suatu produk (contoh: ha, kg, lt)
persatuan waktu (jam). Dari satuan kapasitas efektif alat dapat dikonversikan
menjadi satuan produk per kW per jam bila alat atau mesin tersebut
Rendemen
bahan yang belum diolah atau bahan baku yang diolah per satuan berat bahan.
jumlah kebutuhan bahan baku dalam suatu proses industri yang menggunakan
diinginkan. Rendemen dapat dihitung dengan rumus berat hasil yang olahan
yang tidak dapat keluar dari alat secara otomatis setelah saluran pengeluaran
bahan dibuka dan setelah proses pengolahan selesai dilakukan. Bahan yang tidak
dengan perbandingan antara berat bahan yang hilang dengan berat bahan awal
dan kemudian dikali 100%. proses penggilingan bahan terjadi karena adanya
gesekan antara alat dengan bahan dan gesekan antara bahan dengan bahan yang
piringan maka kapasitas kerja alat akan meningkat. Oleh karena itu, perlu
seperti jumlah mata pisau dan jumlah putaran piringan terhadap kinerja
Analisis Statistika
adalah suatu metode analisis statistika yang termasuk kedalam cabang statistika
inferensi.
19
Uji jarak ganda Duncan atau uji DMRT (Duncan Multiple Range Test)
dilakukan karena adanya perbedaan sangat nyata pada hasil analisis varians. Uji
yang dilakukan uji F. Uji DMRT juga digunakan untuk melihat adanya pengaruh
METODOLOGI PENELITIAN
Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kacang tanah
Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat penggiling
kacang tanah, mata pisau dengan jumlah 3, 4 dan 5 mata pisau, stopwatch,
timbangan, kunci pas, kalkulator, Plastik penampung, alat tulis dan kamera.
Metode Penelitian
acak lengkap (RAL) non faktorial dengan perbandingan mata pisau pada
penggiling kacang tanah. Dengan tiga kali ulangan pada tiap perlakuan. Faktor
P1 = 3 Mata Pisau
P2 = 4 Mata Pisau
P3 = 5 Mata Pisau
Tc (n-1) ≥ 15
9 (n-1) ≥ 15
9n ≥ 15 + 9
9n ≥ 24
n ≥ 2,6
Yij=µ+τi+εij........................................................................................................
(10)
Dimana : i = 1, 2, … , t
j = 1, 2, … , ri
μ = Rataan umum
τi = Perlakuan ke-i
DMRT
α =R ( p , v , α )
√ KTG
R
⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯(11)
Dimana :
R = Nilai jarak KT
r = Ulangan
Prosedur Penelitian
8. Dilakukan langkah 1-7 sebanyak 3 kali dengan 3 jenis mata pisau yang
Parameter Penelitian
tanah yang dapat diperoleh dengan satuan kilogram di setiap satuan waktu yang
23
diperlukan saat tahapan pemotongam dengan satuan jam. Kapasitas efektif alat
2. Rendemen
Pada parameter ini dilakukan dengan menghitung berat kacang tanah yang
sudah digiling (kg) dibagi dengan berat kacang tanah sebelum digiling (kg) dapat
Pada para meter inin dilakukan dengan mengitung berat bahan yang hilang
di bagi dengan berat total bahan dikali 100%. Persentase bahan yang tertinggal di
DAFTAR PUSTAKA
Aryadi, D. 2010. Kapasitas Kerja dan Kehalusan Tepung Beras dan Ketan dengan
Menggunakan Batu Giling pada Grinding Machine. Fakultas Pertanian.
Universitas Sriwijaya. Palembang.
BPS. 2012. Statistik Indonesia. Biro Pusat Statistik. Jakarta. Cahyono B. 2007.
Kacang tanah. Rineka Cipta, Semarang.
Cibro, M.A. 2008. Respon Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea
L.) Terhadap Pemakaian Mikoriza Pada Berbagai Cara Pengolahan
Tanah. Universitas Sumatera Utara. Medan
25
Daywin FJ, Sitompul RG, dan Hidayat I. 2008. Mesin-Mesin Budidaya Pertanian
Lahan Kering. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Helmi, 2009. Perubahan beberapa sifat fisika regosol dan hasil kacang tanah
akibat pemberian bahan organik dan pupuk fosfat. Jurnal Sains. 1(1).
Kristina N. 2016. Pengaruh Pemberian Pupuk NT45 dan Pupuk Fosfat Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kacang Tanah. Skripsi. Fakultas
Pertanian Universitas Andalas. Sumatera Barat.
Nugraha, B., Bintaro, N., & Nugroho, J. 2012. Pengaruh Laju Udara dan Suhu
Selama Pengeringan Kelapa Parut Kering Secara Pneumatic. Universitas
Gajah Mada. Yogyakarta.
Posner, E. S., & A. N. Hibbs. 2005. Wheat flour. minnesota: AACC International.
Pranata, A. S., 2010, Meningkatkan Hasil Panen dengan Pupuk Organik, PT. Agro
Media Pustaka, Jakarta.
Rahmiana, A.A. & Ginting, E. (2012) Kacang tanah lemak rendah. Mingguan
Sinar Tani, 3449.
Rohman, F. 2016. Karateristik Mesin penepung Disc Tipe FFC 23. Universitas
Diponegoro, Semarang.
Smith, H. P. Dan L. H. Wilkes 2000. Mesin dan Peralatan Usaha Tani. UGM:
Yogyakarata.
Sutanto. (2006). Uji Performansi Mesin Penyosoh dan Penepung Biji Buru
Hotong (Setari italica (L) Beauv). Skripsi. Departemen Teknik Pertanian,
Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Swatika, D.K.S., 2016. Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Monograf
Balitkabi No.13.
Winarso, S. 2009. Kesuburan Tanah, Dasar Kesehatan dan Kualitas Tanah. Gava
Media. Yogtakarta.
Yusuf, M., 2015. Uji Berbagai Diameter Puli pada Alat Pembuat Sari Kedelai.
Jurnal Rekayasa Pangan dan Pertanian (5) 1.
DAFTAR LAMPIRAN
Mulai
Selesai
29