Anda di halaman 1dari 13

TUGAS

DAYA DUKUNG LINGKUNGAN HIDUP

OLEH :

MUHAMMAD SYAHRU RAMADHAN


M1B1 19 090

IL.C

PROGRAM STUDI ILMU LINGKUNGAN


JURUSAN ILMU LINGKUNGAN
FAKULTAS KEHUTANAN DAN ILMU LINGKUNGAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023
STUDI KASUS DAYA DUKUNG LAHAN PERTANIAN DI DESA CIALAM
JAYA KABUPATEN KONAWE SELATAN DAN DESA WONUA KABUPATEN
KONAWE SULAWESI TENGGARA
Case Study Of Agricultural Land Carrying Capacity In Cialam Jaya Village, Konawe
Selatan District And Wonua Village, Konawe District, Southeast Sulawesi

Universitas Halu Oleo, Kampus Hijau Bumi Tridharma, Anduonohu, Kecamatan Kambu
Kota Kendar

Abstract
This study aims to analyze the carrying capacity of land in Wonua and Cialam Jaya
Village Areas. Method The method used in this research is the interview method, namely
by interviewing the people of Wonua Village and Cialam Jaya as respondents using a
questionnaire. Data collection on the level of consumption of family members and
agricultural land in the 2 areas was carried out using a guided semi-structured interview
technique. Based on the results and findings of research conducted in October, the results
of this study concluded that based on the results of the analysis of the data obtained from
this study, it can be concluded that the level of carrying capacity of agricultural land in
Cialam Jaya Village and Wonua Village is capable of being self-sufficient in food but and
capable of provide a decent life for its inhabitants.
Keywords: Land, area, agriculture

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis besarnya daya dukung lahan di Kawasan
Desa Wonua dan Cialam Jaya. Metode Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode wawancara, yaitu dengan mewawancarai masyarakat Desa Wonua dan
Cialam Jaya sebagai responden dengan menggunakan kuisioner. Pengumpulan data
tentang tingkat konsumsi anggota keluarga dan lahan pertanian di 2 kawasan tersebut,
dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara semi terstruktur yang sudah
berpedoman. Berdasarkan hasil dan temuan penelitian yang dilaksanakan pada bulan
Oktober, dari hasil penelitian ini di simpulka bahwa Berdasarkan hasil analisis data yang
di peroleh dari penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa tingkat daya dukung lahan
pertanian di Desa Cialam Jaya dan Desa Wonua mampu berswasembada pangan namun
dan mampu memberikan kehidupan yang layak untuk penduduknya.
Kata Kunci : Lahan, luas, pertanian
PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara agraris dengan sebagian besar penduduknya


bekerja di sektor pertanian tentu menggantungkan hidupnya pada lahan pertanian.
Lahan pertanian sebagai tempat beraktivitas bagi petani semakin mengalami
penurunan, hal ini diakibatkan oleh semakin besarnya tekanan penduduk terhadap
lahan pertanian. Indonesia yang memiliki luas lahan pertanian yang tetap dengan
pertumbuhan penduduk yang besar akan menyebabkan ketersediaan lahan
pertanian menjadi semakin kecil. Apabila hal ini dibiarkan, maka akan terjadi
ketidak seimbangan penduduk yang bekerja sebagai petani pada suatu wilayah
dengan luas lahan pertanian yang ada. Akibatnya, tekanan penduduk pada lahan
pertanian akan semakin besar atau dengan kata lain wilayah tersebut tidak mampu
lagi memenuhi kebutuhan pangan penduduknya.
Indonesia yang memiliki luas lahan pertanian yang tetap dengan
pertumbuhan penduduknya yang besar akan menyebabkan ketersediaan lahan
pertanian menjadi semakin kecil. Apabila hal ini dibiarkan, maka akan terjadi
ketidakseimbangan penduduk yang bekerja sebagai petani pada suatu wilayah
dengan luas lahan pertanian yang ada. Akibatnya, tekanan penduduk pada lahan
pertanian akan semakin besar atau dengan kata lain wilayah tersebut tidak mampu
lagi memenuhi kebutuhan pangan penduduknya.
Keadaan ini sangatlah kontradiktif, karena pertambahan penduduk
membawa konsekuensi peningkatan kebutuhan bahan makanan dan ketersediaan
bahan pangan merupakan hal yang penting dalam kehidupan. Oleh sebab itu, hal
tersebut harus mampu dipenuhi oleh daerah dengan cara memanfaatkan dan
meningkatkan potensi sumberdaya yang ada terutama lahan pertanian. Apabila
keadaan ini dibiarkan berlangsung terus-menerus maka bukan tidak mungkin
produksi sudah tidak sebanding dengan kebutuhan penduduk yang ada. Hal itu
berarti bahwa daya dukung lahan pertanian akan semakin kecil.
Notohadiprawiro (1987) mengemukakan bahwa kemampuan lahan
menyiratkan daya dukung lahan. Kemampuan lahan adalah mutu lahan yang
dinilai secara menyeluruh dengan pengertian merupakan suatu pengenal majemuk
lahan dan nilai kemampuan lahan berbeda untuk penggunaan yang berbeda.
Dalam
kaitannya dalam pemenuhan kebutuhan manusia, maka kemampuan lahan
terjabarkan menjadi pengertian daya dukung lahan. Imbangan tingkat
pemanfaatan lahan dengan daya dukung lahan menjadi ukuran kelayakan
penggunaan lahan. Sebaliknya jika pemakaian lahan telah melampaui kemampuan
daya dukung lahan, maka pemanfaatan lahan tidak dipakai secara efektif. Dari
uraian tadi, maka secara jelas dapat dikatakan bahwa daya dukung lahan adalah
kemampuan bahan pada suatu satuan lahan untuk mendukung kebutuhan-
kebutuhan manusia dalam bentuk penggunaan lahan, yang pada akhirnya
tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan manusia terutama bahan makanan.
Ida Bagus Mantra (1986), mengatakan bahwa penurunan daya dukung lahan
dipengaruhi oleh jumlah penduduk yang terus meningkat, luas lahan yang
semakin berkurang, persentase jumlah petani dan luas lahan yang diperlukan
untuk hidup layak. Sedangkan untuk mengatasi penurunan daya dukung lahan
menurut Hardjasoemantri (1989) dapat dilakukan antara lain dengan cara: 1).
Konversi lahan, yaitu merubah jenis penggunaan lahan ke arah usaha yang lebih
menguntungkan tetapi disesuaikan wilayahnya; 2). Intensifikasi lahan, yaitu
dalam menggunakan teknologi baru dalam usahatani; 3). Konservasi lahan, yaitu
usaha untuk mencegah.
Daya dukung lahan pertanian bukanlah besaran yang tetap, melainkan
berubah-ubah menurut waktu karena adanya perubahan teknologi dan
kebudayaan. Teknologi akan mempengaruhi produktivitas lahan, sedangkan
kebudayaan akan menentukan kebutuhan hidup setiap individu. Oleh karena itu,
perhitungan daya dukung lahan seharusnya dihitung dari data yang dikumpulkan
cukup lama sehingga dapat menggambarkan keadaan daerah yang sebenarnya.
Variasi tingkat daya dukung lahan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
disebabkan karena adanya perbedaan dalam aspek penduduk, sumber daya alam
dan pengelolaan atau manajemen. Kenyataan ini mengisyaratkan bahwa
penentuan kebijakan, terutama pemilihan dan penentuan alokasi sumber daya
serta prioritas program untuk pembangunan harus dilakukan dengan hati-hati dan
bijaksana dengan selalu memperhatikan situasi, kondisi dan potensi wilayah
setempat. Analisis daya dukung lahan pertanian perlu dilakukan untuk
mengetahui
kemampuan lahan untuk menyediakan pangan bagi pemenuhan kebutuhan
penduduk di suatu daerah dan waktu tertentu..
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis besarnya daya dukung lahan di
Kawasan Desa Wonua dan Cialam Jaya. Hasil penelitian diharapkan dapat
menjadi masukan bagi pembuat kebijakan untuk merencanakan kegiatan
pembangunan di wilayah ini. Sehingga memberikan masukan terhadap warga
dalam mengelola lahan di Kawasan ini.
METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode wawancara,


yaitu dengan mewawancarai masyarakat Desa Wonua dan Cialam Jaya
sebagai responden dengan menggunakan kuisioner. Pengumpulan data
tentang tingkat konsumsi anggota keluarga dan lahan pertanian di 2 kawasan
tersebut, dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara semi terstruktur yang
sudah berpedoman.
Teknik analisis data yang di gunakan untuk menentukan tingkat daya
dukung lahan pertanian digunakan rumus Daya Dukung Lahan (K) yaitu :

K = Daya dukung lahan (Org/Ha)


Asi = Luas lahan yang di tanami jenis-jenis tanaman Si (Ha)
Ysi = Produksi bersih jenis tanaman pangan Si (Kkal/Thn)
Csi = Tingkat konsumsi konsumsi untuk masing-masing jenis tanaman pangan
dalam menu penduduk (% dari Kkal total)
R = Kebutuhan kalori rata-rata perorang (Kkal/org/thn)
P = Faktor koreksi terhadap jumlah penduduk yang mempunyai mata
pencaharian di luar sector pertanian
K = Faktor koreksi terhadap konsumen penduduk di luar sector pertanian
Dengan :
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian dari praktikum2 wilayah ini yaitu Desa Wonua dan Desa
Cialam Jaya terdapat pada 2 tabel di bawah ini :
Tabel 1. Hasil pengelolaan data wawancara di Desa Cialam Jaya
Tingkat konsumsi minimum
Jumlah Jenis makanan yang dikonsumsi Jenis tanaman yang ditanami (Luas lahan Ha)
untuk jenis tanaman yang
anggota Luas lahan Hasil Produksi jenis
No Responden ditanam
keluarg (Ha) tanaman pangan/panen
Umbi- Kacang- Sayur
a (jiwa) karbohidrat Jagung
karbohidrat lauk sayur lauk (kg) sayur (kg) Padi (Ha) umbian kacangan mayur
(kg/liter) (Ha)
(Ha) (Ha) (Ha)
1 Fajar 3 Beras Ikan Kangkung 1,5 liter 1 kg 0 0 0 0 0 0
2 Ali 2 Beras Ikan Kangkung, genjer 1 liter 1 kg 1 0,5 0 0 0 0 3 Ton
Kangkung, sawi,
3 Sukatno 2 Beras Ikan 1 liter 1 kg 1 1 0 0 0 0 3-6 Ton
kacang panjang
4 Alma 3 Beras Ikan Kangkung, bayam 1 liter 1 kg 0,5 0 0 0 0,5 0
Ikan, tempe,
5 Bungautira 5 Beras Kangkung, bayam 1,5 liter 1 kg 50x50 m 0 0 0 50x50 m 0
tahu
Kangkung, bayam,
6 Wakiti 4 Beras, ubi Ikan 1 liter 1 kg 1 kg 0,5 0 0 0 0,5 0
kacang panjang
7 Ramisi 5 Beras, umbi-umbian Ikan Kangkung, bayam 2 liter 1 kg 30x20 m 0 0 0 30x20 m 0
Ikan, tempe,
8 Sudirman 2 Beras Kangkung, bayam 1 liter 1 kg 0 0 0 0 0 0 0
tahu
9 Ririn 3 Beras Ikan Kangkung, bayam 1,5 liter 1 kg 0 0 0 0 0 0 0
Beras, umbi-umbian, Kangkung, bayam,
10 Siti Nurlina 4 Ikan 1,5 liter 1 kg 1 kg 20x20 m 0 0 0 20x20m 0
Jagung kacang panjang
Laminem Bayam, terong,
11 3 Beras Ikan 1 liter 1 kg 1 kg 0 0 0 0 0 0 0
Tamina kangkung
Tempe, tahu,
12 Yatmi 1 Beras Labu putih 2 liter 1 kg 1,5 kg 1 0 0 0 0 0
ikan asin
Jaka Kangkum, bayam, labu
13 6 Beras Ikan 3 liter 1 kg 1,5 kg 0 0 0 0 0 0 0
Tingkir putih, kacang panjang
14 Sunaryo 2 Beras Ikan Terong, Labu putih 1 liter 1 kg 1 kg 0.5 0 0 0 0.5 0
Andi Kangkung, bayam,
15 3 Beras Ikan 1 Liter 1 kg 1 kg 2 2 0 0 0 0 10-12 Ton
Rahman kacang panjang
Ikan, tahu, Bayam, terong,
16 Muh. Jain 4 Beras 1 liter 1 kg 1 kg 20x75 m 20x75 0 0 20x75 0 1 Ton
tempe kangkung
17 Musri 6 Beras, umbi-umbian Ikan Bayam, kangkung I Kg 1 kg 50x100 m 0 0 0 0 0
18 Arum 4 Beras Tahu, tempe Bayam, kangkung 2 liter 1 kg 1 kg 1 0.5 0.5 3 Ton
Mie, tahu,
19 Juhada 5 Beras 2 liter 700 m 700 m
tempe
20 Sutopo 3 Beras Ikan Kangkung 1 liter 1 kg 50x70 m 2 Ton
Tidak
Kangkung, bayam,
21 Ahmad 1 Beras Ikan pernah 10x10 m
kacang panjang
memasak

Dari tabel 1 di atas pada Desa Cialam Jaya untuk produksi dan luas lahan
panennya, Untuk luas lahan Sawah/Padi mulai dari 20x75m – 2 Ha, dan untuk
sayur-sayuran luas lahannya mulai dari 20x75m – 0,5 Ha. Produksi pangan
merupakan salah satu aspek kebutuhan yang sangat penting. Ketersediaan pangan
mempengaruhi stabilitas ketahanan pangan. Produksi pertanian yang tinggi
dipengaruhi banyak faktor, diantaranya faktor kesuburan tanah, ada tidaknya
serangan hama dan penyakit, teknik budidaya dan pemeliharaan yang baik.
Komoditi tanaman pangan yang di hasilkan di Desa Cialam Jaya jumlah terbanyak
yang diproduksi adalah tanaman pangan Padi/Beras dengan jumlah 10-12 Ton.
Sedangkan yang terendah adalah umbi-umbian dan jagung dengan jumlah 1-6
Ton. Untuk komoditi tanaman sayur yang di hasilkan Desa Cialam Jaya jumlah
teranyak di produksi oleh tanaman sayur Kangkung dan bayam dengan jumlah 1,5
kg, sedangkan jumlah terendah yaitu genjer, sawi, kacang Panjang, terong, dan
labu
putih dengan jumlah 1 kg. Untuk komoditi lauknya sama saja hasilnya dan
mengomsumsi ikan, mie, tahu dan tempe dengan jumlah 1 kg.
Variasi tingkat daya dukung lahan pertanian disebabkan oleh produksi
tanaman pangan dan jumlah penduduk yang bervariasi pula. Luas lahan tanaman
pangan yang dibutuhkan per kapita untuk swasembada pangan “K” (ha/org)
merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam perhitungan tingkat
daya dukung lahan pertanian. Nilai K diperhitungkan dengan membagi nilai
kebutuhan fisik minimum (KFM) dengan produksi tanaman pangan pertahun yang
tadinya dalam satuan ton, dikonversi menjadi kalori kemudian dikonversi lagi
menjadi kilogram beras untuk tiap komoditi. Untuk daya dukung lahan di Desa
Cialam Jaya yaitu 0,296 dan cara perolehnya yaitu :

K =
= 9 Kg / 30,331 Kg
= 0,296 Kg
Tabel 2. Hasil pengelolaan data wawancara di Desa Wonua
Dari tabel 2 di atas pada Desa Wonua untuk produksi dan luas lahan
panennya, Untuk luas lahan Sawah/Padi mulai dari 75x100m – 5 Ha, dan untuk
sayur-sayuran luas lahannya mulai dari 1 Ha. Produksi pangan merupakan salah
satu aspek kebutuhan yang sangat penting. Ketersediaan pangan mempengaruhi
stabilitas ketahanan pangan. Produksi pertanian yang tinggi dipengaruhi banyak
faktor, diantaranya faktor kesuburan tanah, ada tidaknya serangan hama dan
penyakit, teknik budidaya dan pemeliharaan yang baik. Komoditi tanaman pangan
yang di hasilkan di Wonua terbanyak yang diproduksi adalah tanaman pangan
Padi/Beras dengan jumlah 9 Ton. Sedangkan yang terendah adalah umbi-umbian
dan jagung dengan jumlah 3 Ton.
Untuk komoditi tanaman sayur yang di hasilkan Desa Cialam Jaya jumlah
teranyak di produksi oleh tanaman sayur Kangkung dengan jumlah 2,5 kg,
sedangkan jumlah terendah yaitu sawi, kacang Panjang, dan terong, dengan
jumlah
1 kg. Untuk komoditi lauknya sama saja hasilnya dan mengomsumsi ikan, mie,
tahu dan tempe dengan jumlah 1 kg.
Variasi tingkat daya dukung lahan pertanian disebabkan oleh produksi
tanaman pangan dan jumlah penduduk yang bervariasi pula. Luas lahan tanaman
pangan yang dibutuhkan per kapita untuk swasembada pangan “K” (ha/org)
merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam perhitungan tingkat
daya dukung lahan pertanian. Nilai K diperhitungkan dengan membagi nilai
kebutuhan fisik minimum (KFM) dengan produksi tanaman pangan pertahun yang
tadinya dalam satuan ton, dikonversi menjadi kalori kemudian dikonversi lagi
menjadi kilogram beras untuk tiap komoditi. Untuk daya dukung lahan di Desa
Wonua yaitu 0,196 dan cara perolehnya yaitu ;

K =
= 5 Kg / 25,411 Kg
= 0,196 Kg
KESIMPULAN

Dalam kaitannya dalam pemenuhan kebutuhan manusia, maka


kemampuan lahan terjabarkan menjadi pengertian daya dukung lahan. Analisis
daya dukung lahan pertanian merupakan suatu analisis untuk mengetahui daya
dukung lahan terhadap kebutuhan kalori penduduk.
Analisis daya dukung lahan pertanian juga dapat mengetahui apakah suata
daerah sudah atau belum swasembada pangan yang didasarkan pada kebutuhan
kalori penduduk. Implikasi dari analisis ini adalah dapat mengetahui jumlah
penduduk optimal yang dapat didukung oleh lahan pertanian yang ada. Dari
analisis ini dapat diketahui bahwa luas panen dan produktivitas pertanian
merupakan dua faktor yang dapat meningkatkan daya dukung lahan pertanian.
Berdasarkan hasil analisis data yang di peroleh dari penelitian ini maka
dapat disimpulkan bahwa tingkat daya dukung lahan pertanian di Desa Cialam
Jaya dan Desa Wonua mampu berswasembada pangan namun dan mampu
memberikan kehidupan yang layak untuk penduduknya.
DAFTAR PUSTAKA

Amalia, R.R., dkk. (2018). SKGB 2018 Konversi Gabah Ke Beras. Jakarta: PT
Citra Mawana Patamaro. Muta'ali, L. (2012).
Daya Dukung Lingkungan Untuk Perencanaan Pengembangan Wilayah.
Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Geografis (BPFG) Universitas Gadja
Mada.
Koordinator Statistik Kecamatan Batu Layar (2019). Kecamatan Batu Layar
Dalam Angka Tahun 2019. Kabupaten Lombok Barat: Badan Pusat
Statistik Kabupaten Lombok Barat.
Pemerintah Daerah. (2011). Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2011 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lombok Barat Tahun 2011-
2031. Bima: Sekretaris Daerah Kabupaten Lombok Barat.
Ernamaiyanti., Asyari, N, I, & Purba, T, P. (2016). Analisis Daya Dukung Lahan
Sektor Pertanian Berbasis Spasial Di Nagari Taram Kabupaten Lima Puluh
Kota, Sumatera Barat. Gontor Agrotech Science Journal, Volume 2,
Nomor 2.
Dokumentasi Tugas Daya Dukung Lingkungan Hidup

Anda mungkin juga menyukai