Anda di halaman 1dari 7

AGROFORESTRI POLA KEBUN CAMPURAN DI DESA WAREMBUNGAN

KECAMATAN PINELENG PROVINSI SULAWESI UTARA

Yali Kogoya(1), Hengki D. Walangitan(2), Reinold P. Kainde(2)

Program Studi Ilmu Kehutanan, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian


Universitas Sam Ratulangi, Manado

ABSTRACT

SYSTEM AGROFORESTRI MIXTURE GARDEN IN WAREMBUNGAN VILLAGE OF


SUBDISTRICT PINELENG PROVINCE NORTH SULAWESI

The purpose of this research was to describe the agroforestry pattern at Warembungan village.
The methods used in this study were survey, interview, and direct observation. Data collected were
analysized descriptively and presented in graphics and tables. The results showed that dominant
forest tree species used in the agroforestry pattern were Nantu (Palaquium sp.) and Angsana
(Pterocarpus indicus). The dominant plantation species found were cloves (Syzygium aromaticum)
and coconut (Coconus nutifera). The dominant fruit species were rambutan (Nephelium lappaceum),
jackfruit (artocarpus heterophyllus), and other species included chili (Capsicum sp.), and banana
(Musa sp).

Key words : system agroforestry mixture garden.

ABSTRAK

Penelitian bertujuan untuk mendekripsikan pola agroforestri di desa warembungan. Metode


penelitian di lakukan dengan metode survey dan wawancara atau obserfasi langsung di lapangan.
Data di analisis secara dekriptif dan di sajikan dalam bentuk grafik atau tabel. Hasil penelitian
menunjukan bahwa pada system agroforestri kebun campuran di Desa Warembungan di jumpai
sebanyak 5 jenis pohon/ kayu dengan pola yang paling dominan adalah Nantu (Palagium sp) di ikuti
jenis angsana (Pterocarpus indicus) sedangkan jenis tanaman perkebunan di jumpai 4 jenis dengan
jenis dominan adalah cengkeh (Syzygium aromaticum), diikuti kelapa (Coconus nutifera) dan buah-
buahan selanjutnya jenis tanaman lainnya yang banyak di usahakan petani adalah cabeh, pisang,
jagung dan ubi kayu.

Kata kunci: Agroforestri pola kebun campuran.

1
PENDAHULUAN perbukitan dengan topografi lereng agak curam
sampai curam menyebabkan tanahnya rentan
1.1. Latar Belakang mengalami degradasi. Namun suatu hal yang
Agroforestri merupakan salah satu menguntungkan bahwa sistem pertanian yang
sistem pengelolahan lahan yang telah diterapkan sebagian besar petani di desa
dipraktekkan oleh petani terutama didaerah Warembungan menerapkan sistem agroforestri.
tropis. Sistem ini diterapkan dalam berbagai Sistem ini sangat sesuai dengan kondisi
bentuk tergantung pada kondisi biofisik, sosial lingkungan fisik kawasan.
ekonomi dan budaya masyarakat. Khusus di Berdasarkan pengamatan lapangan sistem
Sulawesi Utara agroforestri diterapkan agroforestri yang diterapkan petani bervariasi
terutama dalam bentuk kombinasi antara polanya, mulai dari pola penanaman acak
tanaman perkebunan dengan pepohonan. hingga pola agroforestri tertata baik yang telah
Bentuk agroforestri ini dominan dijumpai di mempertimbangkan pengaturan ruang kebun
dataran rendah sedangkan pada dataran tinggi dan kesesuaian kebutuhan lingkungan tanaman.
dijumpai kombinasi pepohonan dengan Bentuk – bentuk agroforestri yang umum
tanaman pertanian seperti tanaman palawija dijumpai diantaranya pola: (1) cengkeh –
dan sayuran diantaranya dijumpai berbagai kelapa – buah – buahan – cempaka, (2)
jenis pohon seperti cempaka, nantu dan lainnya. cempaka– cengkeh-tanaman pertanian dan (3)
Walangitan (2012) mengemukakan bahwa bentuk yang lebih bersifat acak dan lebih
respon petani terhadap agroforestri sebagai kompleks yang menyerupai struktur hutan
salah satu teknologi konservasi sangat di alamiah.
pengaruhi beberapa faktor seperti (a) Masing-masing pola agroforestri yang
kemudahan teknologi tersebut di aplikasikan, diterapkan dipengaruhi oleh berbagai
(b) secara ekonomi menguntungkan (c) budaya pertimbangan petani selaku pemilik
tidak bertentangan dengan sosial budaya sumberdaya (Walangitan, 2014). Setiap pola
masyarakat setempat. Walangitan (2014) yang dipilih memiliki komposisi tanaman
mengemukakan bahwa penerapan agroforestri berbeda yang pada akhirnya memberikan
pada tingkat petani ditentukan oleh dampak dan potensi pendapatan yang berbeda pula.
manfaat yang langsung diterima oleh petani. Dalam rangka studi agroforestri di Desa
Oleh sebab itu setiap rekomendasi teknologi Warembungan maka perlu mendapatkan
konservasi perlu dievaluasi pengaruhnya informasi jenis-jenis tanaman yang diusahakan
terhadap produktivitas lahan serta tingkat untuk mengetahui potensi pengembangan
keuntungan yang diperoleh petani baik jangka sistem agroforestri dalam upaya peningkatan
pendek maupun jangka panjang. fungsi ekonomi dan ekologi lahan. Diharapkan
Menurut Suharjito dkk. (2003) bahwa aspek informasi penelitian ini dapat menjadi
penting yang sering dikaji dalam penerapan rekomendasi dalam upaya perbaikan demi
agroforestri diantaranya aspek teknis terwujudnya sistem agroforestri yang produktif
agronomis, silvikultur, aspek sosial ekonomi dan berkelanjutan. Berdasarkan uraian tersebut
serta aspek ekologi. Aspek teknis agronomis di atas, maka perlu dilakukan penelitian untuk
dan silvikultur yaitu kajian kesesuaian mendeskripsikan sistem agroforestri pola
kombinasi antara tanaman kehutanan dan kebun campuran dilihat dari komposisi jenis
tanaman pertanian untuk mendapatkan penyusun.
produktivitas yang lebih tinggi. Kajian aspek
sosial ekonomi diantaranya mempelajari 1.2. Tujuan Penelitian
kombinasi jenis tanaman bagaimana yang dapat Penelitian ini untuk mendeskripsikan
memberikan pendapatan yang menguntungkan agroforestri pola kebun campuran di Desa
bagi petani. Warembungan Kecamatan Pineleng.
Desa Warembungan merupakan Desa yang
berada di pinggiran Kota Manado yang perilaku 1.3. Manfaat Penelitian
ekonomi banyak dipengaruhi oleh budaya Penelitian ini akan bermanfaat bagi
perkotaan dilain pihak aktivitas ekonomi utama perbaikan sistem agroforestri terutama dalam
adalah pertanian. Kondisi geografis wilayah rangka perbaikan aspek silvikultur dan

2
agronomi sistem agroforestri yang telah ha, lahan perkebunan 196,8 ha, lahan
diterapkan petani. persawahan 5,2 ha, perkantoran 11,30 ha,
taman pekarangan 215,48 ha, lahan fasilitas
METODOLOGI PENELITIAN umum 40,78 ha dan hutan seluas 30 ha.
Berdasarkan pengamatan lapangan secara
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian keseluruhan kondisi topografi Desa
Penelitian ini dilaksanakan di wilayah bergelombang, mulai dari lereng agak curam
perkebunan Desa Warembungan Kecamatan sampai sangat curam. Khususnya wilayah
Pineleng dan dilaksanakan pada bulan Agustus perkebunan memiliki lereng agak curam hingga
sampai dengan Oktober 2016. curam. Daerah yang tergolong sangat curam
dijumpai pada sempadan sungai dan daerah
3.2. Alat dan Bahan hulu sungai.
Alat digunakan dalam penelitian ini adalah: Berdasarkan hasil wawancara
 Alat tulis menulis diperoleh informasi bahwa penduduk asli Desa
 Kamera digital dan Warembungan berasal dari Desa Lota.
 Kuisioner Penduduk mencari lokasi pemukiman baru
setelah terjadi tersebarnya penyakit menular
3.3. Metode Penelitian yang menyerang Desa Lota, hingga ditemukan
Penelitian ini menggunakan metode survey dan dibentuknya Desa Warembungan.
dan wawancara sebagai alat pengumpulan data Berdasarkan data statistiks Desa tahun 2016,
dan observasi langsung dilapangan. Jumlah Desa Warembungan memiliki jumlah
lahan contoh ditetapkan secara sengaja dengan penduduk adalah 4615 jiwa dengan jumlah
mempertimbangkan jarak lahan dari kepala keluarga sebanyak 1280 KK. Sebagian
pemukiman. besar penduduk Desa Warembungan menganut
Selanjutnya pada unit lahan contoh diamati Agama Kristen, tingkat pendidikan umumnya
jenis tanaman yang diusahakan baik tanaman SD dan SMP, pekerjaan umumnya (80%)
semusim, tanaman perkebunan maupun sebagai petani. Sistem pertanian yang dominan
tanaman pepohonan/kayu. Pencatatan jenis di Desa Warembungan adalah pertanian lahan
tanaman, serta perlakuan agronomi dan kering.
silvikultur masing-masing tanaman dilakukan
dengan menggunakan tabel pengamatan. Penggunaan Lahan Pertanian
Informasi input dan output usahatani Penggunaan lahan untuk kegiatan
agroforestri diperoleh melalui wawancara pertanian didominir oleh tanaman perkebunan
terhadap petani pengola atau pemilik lahan. kelapa dan cengkeh dan, buah-buahan dan
pepohonan. Tanaman semusim diusahakan
3.4. Analisis Data diantara tanaman perkebunan terutama jenis-
Data yang diperoleh dilapangan jenis tanaman pangan (jagung, umbi-umbian,
dianalisis secara deskriptif dan disajikan dalam cabe dan sayuran). Secara keseluruhan pola
bentuk tabel dan grafik. pertanian yang diterapkan masyarakat adalah
kebun campuran multi strata yang tergolong
pada sistem agroforestri. Sistem ini sangat
HASIL PENELITIAN cocok mengingat bahwa lahan daerah ini
tergolong miringdantanahnya dipengaruhi oleh
Dekripsi Wilayah bantuan vulkanik. Keadaan ekologis juga
Desa Warembungan memiliki mendukung pertumbuhan tanaman baik
aksesibilitas yang tergolong baik. Desa ini tanaman perkebunan, kayu-kayuan serta
berjarak sekitar 30 km dari ibukota Kabupaten tanaman semusim. Sektor pertanian menjadi
Minahasa, sedangkan jarak dengan ibukota tumpuan utamadalam memenuhi kebutuhan
Provinsi Sulawesi Utara hanya berjarak 10 km. rumah tangga didukung oleh tersedianya
Berdasarkan data statistik desa, luas wilayah aksesibilitas dan pasar produk pertanian yang
Desa Warembungan adalah 675 hektar (ha) potensial untuk kebutuhan berbagai jenis
yang terdiri atas penggunaan pemukiman 174,9

3
pangan untuk memenuhi kebutuhan penduduk Tabel. 3 Jenis Tanaman kehutanan yang
Kota Manado. dijumpai pada lahan pertanian di Desa
Khusus penerapan agroforestri Warembungan
berdasarkan hasil pengamatan pada perkebunan
Nama
ditemukan beberapa pola tanam utama yang No. Nama Ilmiah Keterangan
Lokal
dapat dikelompokan berdasarkan jenis dan Pterocarpus Pola tanam
pengaturan luas lahan terdapat beberapa pola 1 Angsana
indicus acak
yang dikembangkan petani berdasarkan tujuan. Pola tanam
2 Nantu Palaquium sp
Pola tersebut terdiri atas: Agroforestri pola 1 acak
yaitu sitem pengaturan ruang tanaman dimana Swietenia Pola tanam
3 Mahoni
mahagoni acak
jenis kayu-kayuan ditanam disepajang batas
Kayu Cinnamomum Pola tanam
kebun berbentuk pagar (border planting), 4
Manis verum acak
Selanjutnya Agroforestri pola2 penanaman Magnolia Pola tanam
5 Cempaka
acak (random planting) dan pengaturan ruang champaca acak
tidak beraturan. Tanaman ditanam dengan jarak
tanam yang tidak teratur namun membentuk Secara grafis deskripsi jenis dan jumlah
suatu sistem multi strata yang cukup produkif individu tanaman yang dijumpai pada lahan
dan agroforestri pola 3 yaitu hutan rakyat, yang contoh disajikan pada Gambar 1.
ditanam dengan jarak tanam teratur diantara
tanaman kelapa. Tanaman yang di budidayakan 40.0
JUMLAH INDIVIDU POHON PADA
oleh petani selain tanaman tahunan adalah 35.0
tanaman semusim dan kehutanan ketiga jenis 30.0
LAHAN CONTOH

tanaman ini merupakan tanaman yang dikelola 25.0


oleh masyarakat karena hasilnya dapat 20.0
memberikan keuntungan bagi petani. Kebun 15.0
agroforestri yang dimiliki oleh petani dilokasi 10.0
penelitian sebagian besar merupakan warisan 5.0
orang tua mereka sehingga aktivitas petani pada 0.0
dasarnya berupa kegiatan pemeliharaan dan
pemanenan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa terdapat Sembilan pola tanam yang
umumnya dikembangkan oleh masyarakat
petani setempat dan sembilan pola ini sangat Gambar 1. Jenis dan jumlah individu tanaman
bervariasi. kehutanan pada lahan contoh
Jenis dan jumlah tanaman kehutanan 4.3. Jenis dan jumlah tanaman perkebunan
Hasil penelitian menunjukan bahwa Hasil pengamatan menunjukan bahwa
jumlah jenis pohon yang di jumpai pada lahan jenis tanaman perkebunan yang di jumpai di
pertanian di Desa Warembungan sebanyak 5 lahan pertanian sebanyak 4 jenis dan yang
jenis. Jenis yang paling banyak dijumpai paling dominan adalah cengkeh (Syzygium
adalah Nantu (Palaquium sp) diikuti jenis aromaticum) dan kelapa (Coconus nucifera)
angsana (Pterocarpusindicus). Sedangkan Tanaman cengkeh dan kelapa di tanam secara
jenis yang paling sedikit dijumpai adalalah teratur. Sedangkan jenis yang paling sedikit
cempaka (Magnoliacampaca). Secara rinci adalah pala (Myristica fragrans) dan enau
jenis tanaman kehutanan di lahan pertanian (Arenga pinnata).
disajikan pada Tabel. 3

4
Tabel 4. Jenis tanaman perkebunan
yang di jumpai pada lahan pertanian di Desa
Warembungan.
Nama Tabel 5. Jenis tananaman buah-buahan yang
No Nama ilmiah Keterangan
lokal dijumpai pada lahan pertanian.
Syzygium
1 Cengkeh Pola teratur Nama
aromaticum No. Nama Ilmiah Keterangan
Cocos Lokal
2 Kelapa Pola teratur Persea Pola tanam
nucifera 1 Alpokat
Myristica Americana acak
3 Pala Pola tanam acak Lansium Pola tanam
fragrans 2 Langsa
Arenga domesticum acak
4 Enau Pola tanam acak Artocarpus Pola tanam
pinnata 3 Nangka
heterophyllus acak
Lansium Pola tanam
Berdasarkan hasil wawancara bahwa 4 Duku
domesticum acak
cengkeh adalah tanaman utama, kemudian Nephelium Pola tanam
kelapa, pala, dan enau. 5 Rambutan
lappaceum acak
Mangifera Pola tanam
6 Mangga
300 indica acak
252
250 229
jUMLah individu pohon

Secara grafis dekripsi jenis dan jumlah


200 individu tanaman buah-buahan yang di jumpai
pada lahan contoh di sajikan pada gambar 3.
150

100 80 Jumlah tanaman buah-buahan


menurut jenis
50
4 120
0 100
Cengkeh Kelapa pala enau
80
60
Gambar 2. Jenis dan jumlah individu tanaman
40
perkebunan yang dijumpai pada lahan contoh
20
4.4. Jenis tanaman buah-buahan 0
Berdasarkan hasil wawancara bahwa
tanaman buah-buahan menurut jenis buah-
buahan yang mendominasi di Desa
warembungan adalah alpokat (Persea
americana) dan lansat (Lansium domesticum) Gambar 3. Jenis dan jumlah individu tanaman
Sedangkan jenis-jenis lain adalah tanaman buah-buahan yang dijumpai pada lahan contoh
ikutan yang tidak memberikan nilai financial
yang cukup besar bagi petani adapun buah- 4.5. Jenis Tanaman Semusim
buahan yang memiliki prospek ekonomi yang Tanaman yang di budidayakan oleh petani
bagus di antara itu langsa, duku, rambutan, dan selain tanaman perkebunan adalah tanaman
mangga. semusim kedua jenis tanaman ini merupakan
tanaman yang di kelola oleh masyarakat karena
hasilnya dapat memberikan keuntungan bagi
masyarakat petani. Kebun agroforestri yang di
miliki oleh petani di lokasi penelitian sebagian
besar merupakan warisan orang tua mereka
sehingga aktivitas petani pada dasarnya hanya
berupa kegiatan pemeliaraan dan pemanenan.

5
Tabe 6. Jenis tanaman semusim yang di buahan dan tanaman pangan dan
jumpai pada lahan pertanian hortikultura.
di Desa Warembungan 2. Pola tanam yang di terapkan adalah pola
kebun campuran dengan pohon-pohon
No Nama lokal Nama Ilmiah Keterangan sebagai tanaman pagar
Capsicum Pola tanam 3. Pola agroforestri yang di terapkan adalah
1 Cabe
annu acak
sistem agrivilkultur.
Musa
2 Pisang Pola teratur
paradisiaca
Manihot Pola tanam
3 Ubi Kayu
esculenta acak
Abelmoschus
4 Gedi Pola teratur
manihot
Pola tanam
5 Keladi Caladium
acak
Cymbopogon Pola tanam
6 Daun serei
citrates acak

Berdasarkan hasil pengamatan pada


kebun agroforestri petani di Desa
Warembungan ditemukan 6 jenis tanaman
semusim pada umumnya dikelola oleh
masyarakat petani setempat. Vegetasi tanaman
semusim merupakan istilah bagi tumbuhan
yang dapat dipanen hasilnya dalam satu musim
tanam. Menunjukan bahwa yang di maksud
satu musim adalah satu tahap dalam setahun.

1600

1400 1338
1240
jumlah individu tanaman

1200
1052
1000
778
800

600

400
200
200 150
18 15
0
Cabe Pisang Ubi Gedi Daun Keladi Daun Daun
Kayu pangi Nasi serei

Gambar 4. Jenis dan jumlah tanaman semusim


yang dijumpai pada lahan contoh.

KESIMPULAN
1. Penerapan sistem agroforestri di Desa
Warembungan adalah kombinasi tanaman
kehutanan, perkebunan, pohon buah-

6
DAFTAR PUSTAKA Walangitan, H.D., 2012. Analisis Keragaman
Sistem Usaha Tani Konservasi pada
Abang.2010.Agroforestri.http://forestcreator.w Daerah Tangkapan Air (Catchment Area)
ordpress.com/category/agroforestri/. Danau Tondano Kabupaten Minahasa
(diakses tanggal 27 September 2012). Sulawesi Utara.
file:///C:/Users/User/Downloads/292-838-1- Walangitan, H.D., 2014. Pengembangan
PB%20(3).pdf Kebijakan Rehabilitasi Lahan Dan
Konservasi Tanah (RLKT) Berbasis
Hussein J. 2012. Kajian Kearifan Lokal Dalam
Perilaku Petani (Studi Kasus RLKT pada
Usahatani di Desa Warembungan
Lahan Kering Berlereng di DTA Tondano.
Kecamatan Pineleng Kabupaten Minahasa.
Proseding Seminar Hasil-hasil Penelitian
Manado, 9 Oktober 2014, halaman 63-82,
Hanafia R. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian
Balai Penelitian Kehutanan Manado.
Yogyakarta.
Rehabilitasi dan Restorasi Kawasan Hutan
Menyongsong 50 Tahun Sulawesi Utara.
http://digilib.unila.ac.id/8847/12/V%20PEMB
AHASAN.pdf Walangitan, H.D., 2014. Perencanaan
Rehabilitasi Hutan dan Lahan Berbasis
http://www.e-jurnal.com/2014/06/komposisi- Kemampuan Lahan di DTA Danau
Tondano, Jurnal Wasian Volume I Nomor
tanaman-agroforestri-dan.html
II Tahun 2014.
Indonesia.http://repository.ipb.ac.id/handle/12
3456789/35012
Suharjito, D., L Sudawati., Suyanto., S.R.
Utama. 2003. Aspek Sosial Ekonomi dan
budaya Agroforestri. Buku Ajar. Word
Agroforestri Centre (ICRAF). Bogor.
Sarma M,. 2004. Penerapan Agroforestri Dari
Sudut Pandang Pertimbangan Ekonomi
Dan Sosial Jurusan Ilmu Sosial Ekonomi
Pertanian Fakultas Ekonomi dan
Manajemen Pertanian Institut Pertanian
Bogor.
Tarore M. 2015. Pendapatan Usaha Tani
Agroforestri Tradisional pada Beberapa
Kemiringan Lahan di Kelurahan Kinali
Kabupaten Minahasa.
Rianse. U. 2010. Agroforestri Solusi Sosial dan
Ekonomi Pengelolaan Sumberdaya Huta,
Albeta, Bandung.
Lasut, H.M., 2002. Pendapatan Usahatani
Sayuran Menurut Struktur Penguasaan
lahan di Desa Rurukan Kecamatan
Tomohon. Skripsi. Tidak Dipublikasikan
di Unsrat Fakultas Pertanian Jurusan
Sosek.

Anda mungkin juga menyukai