Anda di halaman 1dari 10

Vol. 3 No.

1 April 2023 Geo Khatulistiwa : Jurnal Pendidikan Geografi dan Pariwisata ISSN : 2808-2974

POLA KERUANGAN PERTANIAN LADANG BERPINDAH DI DESA LINGGA


KECAMATAN SUNGAI AMBAWANG KABUPATEN KUBU RAYA
Tiara Margareta1), Adhitya Prihadi2), Mustofa3)
Fakultas Ilmu Pendidikan dan Pengetahuan Sosial
Program Studi Pendidikan Geografi 1, 2, 3
Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Pontianak
(e-mail: tiaramargareta31@email.com1), adhityaprihadi92@email.com2),
tovagisiana@gmail.com3)

Abstrak
Penelitian ini meneliti tentang Pola Keruangan Pertanian Ladang Berpindah Di Desa Lingga
Kecamatan Sungai Ambawang Kabupaten Kubu Raya. Tujuan penelitian ini adalah 1.) Untuk
mengetahui sistem pertanian ladang berpindah di Desa Lingga Kecamatan Sungai Ambawang
Kabupaten Kubu Raya. 2) Untuk mengetahui sebaran pertanian ladang berpindah di Desa Lingga
Kecamatan Sungai Ambawang Kabupaten Kubu Raya. 3) Untuk mengetahui pola perpindahan
pertanian ladang berpindah di Desa Lingga Kecamatan Sungai Ambawang Kabupaten Kubu Raya.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif bentuk penelitian adalah
bentuk deskritif. Data dan jenis dalam penelitian ini adalah data primer, data sekunder, dan
dokumentasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan teknik komunikasi langsung, teknik
komunikasi tidak langsung, dan studi dokumenter. Validitas data menggunakan Triangulasi sumber dan
teknik. Hasil penelitian ini yaitu Pola Keruangan Ladang Berpindah Di Desa Lingga Kecamatan
Sungai Ambawang Kabupaten Kubu Raya yang mengandalkan sistem pertanian sebagai kegiatan
utama dalam memenuhi kebutuhan dasar keluarga petani ladang sehari-hari. Sebaran pertanian ini lebih
ketal atau kerap diterapankan di Dusun ini, karena mereka sangat aktif dalam berladang. Pola
perpindahan ladang berpindah yang dilakukan yaitu tidak secara acak akan tetapi menggerombol disatu
tempat saja.

Kata kunci: Ladang Berpindah, Sebaran, Dan Pola Perpindahan.

Abstract
This study examines the Spatial Pattern Of Moving Fields Agriculture In Lingga Village, Sungai
Ambawang District, Kubu Raya Regency. The aims of this study are 1.) To determine the shifting
farming system in Lingga Village, Sungai Ambawang District, Kubu Raya Regency. 2) To find out the
distribution of shifting agriculture in Lingga Village, Sungai Ambawang District, Kubu Raya Regency.
3) To find out the pattern of shifting agricultural shifting in Lingga Village, Sungai Ambawang District,
Kubu Raya Regency. The research method used in this study is a qualitative method. The form of the
research is descriptive. The data and types in this research are primary data, secondary data, and
documentation. Data collection techniques used direct communication techniques, indirect
communication techniques, and documentary studies. Data validity using source and technique
triangulation. The results of this study are the Spatial Pattern of Moving Fields in Lingga Village,
Sungai Ambawang District, Kubu Raya Regency which relies on the agricultural system as the main
activity in meeting the basic needs of daily farming families. This agricultural distribution is tighter or
is often applied in this hamlet, because they are very active in farming. The pattern of shifting shifting
fields carried out is not random but clustered in one place only.

Keywords: Moving Farms, Distributions, and Migration Patterns

PENDAHULUAN makanan. Sistem perladangan semacam ini


telah lama dikenal di dunia dan merupakan
Salah satu kebudayaan manusia yang sistem pertanian yang paling awal
dikembangkan dalam rangka hubungan berkembang setelah sistem berburu dan
dengan alam lingkungannya adalah meramu (hunting and gathering) (Juhadi
perladangan berpindah yaitu suatu usaha 2013:125).
pengelolaan dan pemanfaatan kawasan Menurut Bakaruddin (2012: 3),
hutan untuk menghasilkansejumlah bahan penduduk membuka hutan dengan cara
33
Vol. 3 No. 1 April 2023 Geo Khatulistiwa : Jurnal Pendidikan Geografi dan Pariwisata ISSN : 2808-2974

ditebas dan di tebang dengan menggunakan praktek pertanian yang bertumpu pada
alat seperti kapak dan parang, kemudian masa pemberaan untuk mempertahankan
dibakar dan dibersihkan langsung ditanami kesuburan dan produktivitas, sepanjang
sesuai dengan perencanaan petani. Hasil masa pemberaannya mencukupi untuk
pertama umumnya sangat baik, tetapi mekanisme pengembalianproduktivitas
setelah ditanami dua atau tiga kali hasilnya tidak berpengaruh negatif terhadap
semakin berkurang. Akhirnya tempat itu lingkungan (Moda Talaoho 2013:63). Pola
ditinggalkan dengan mencari daerah baru pertanian ini mengelompok yang terjadi
proses macam itu dilakukan berturut-turut pada kombinasi pertanian lahan kering dan
dan akhirnya kembali kebagian hutan tidak perlu membutuhkan banyak air.
pertama yang dulu telah ditinggalkan tadi. Teknik pertanian ini yang hampir dilakukan
Sebab hutan pertama itu sudah ditumbuhi setiap tahunnya yang dimana pola
kembali dan telah jadi hutan kembali (hutan perpindahan tidak selalu menetap akan
sekunder) dan petani itu membukanya lagi tetapi selalu berpindah-pindah dari setiap
untuk digunakan bagi pertanian. tahun ketahun berikutnya dan kegiatan
Mereka membuka lahan baru ketika lahan berladang juga masih menggunakan teknik
tempat bercocok tanam dirasakan tradisional.
produksinya sudah mulai menurun. Saat Perladangan berpindah adalah sistem
tanah tersebut digunakan, tanaman dapat pertanian yang secara budaya telah menjadi
ditanami di atasnya hanya dalam waktu dasar dari penggunaan lahan, mata
yang singkat sekitar 1-3 tahun. Setelah pencaharian dan tradisi di daerah dataran
panen, tanah tersebut ditinggalkan agar tinggi selama berabad-abad (Vliet el al.,
semua komponen tanah tersebut kembali 2012:2 Dressler et al., 2015, Mukul,
seperti semula. Ketika lahan pertama yang 2016:2). Kleinman (dalam Filho dkk,
telah ditinggalkan kembali subur, lahan 2013:694) menjelaskan bahwa terdapat tiga
kembali dibuka menjadi ladang, dan lahan fase dasar dari paktek perladangan
lama akan ditinggalkan. Proses tersebut berpindah yaitu fase penebangan
terjadi terus menerus, sehingga secara tidak /pembersihan, fase pengolahan/ penanaman
langsung, lahan yang dipakai untuk dan fase mengistirahatkan/meninggalkan
berladang telah dipetakan. Masyarakat bekas areal perladangan berpindah untuk
masih melakukan teknik pertanian ladang sementara waktu. Seperti dikatakannya:
berpindah ini, karena biaya yang dikelurkan “the basic phases of shifting cultivation
relatif kecil, lahan yang dibuka hanya sistem are the following (1) conversion, (2)
membutuhkan api dan biasanya sisa abu cultivation, and (3) fallow.
pembakaran bisa menjadi pupuk dan dapat Berladang merupakan mata pencaharian
bermanfaat bagi ladang menambah unsur pokok masyarakat Desa Lingga, tujuan
hara penanaman. utama berladang adalah untuk memenuhi
Pola (teknik dan tahapan) perladangan kebutuhan dasar keluarga petani ladang
berpindah dan jenis tanaman yang sehari-hari. Masyarakat desa masih
diusahakan bervariasi sesuai dengan mengandalkan sistem perladangan sebagai
kondisi biofisikkawasan dan perkembangan kegiatan pertanian utama yang sudah tidak
sosial budaya petani peladangnya. Praktek dipisahkan lagi. Masyarakat lebih banyak
perladangan yang diterapkan dan bentuk melakukan aktivitas di ladang daripada di
bentang lahan yang dihasilkan merupakan dalam rumah,yang unik dalam berladang
hasil dari gagasan yang dikendalikan oleh ini dimana semangat gotong royong antar
nilai, norma dan harapan yang dibangun masyarakat masih sangat terjaga dari dulu
dan dikembangkan oleh masyarakat hingga saat ini.
peladang itu sendiri (Moda Talaoho Menurut informan pelaku peladang
2013:59). Perladangan berpindah sebagai berpindah, awal mula perladangan ini

34
Vol. 3 No. 1 April 2023 Geo Khatulistiwa : Jurnal Pendidikan Geografi dan Pariwisata ISSN : 2808-2974

dimulai dari hutan yang di rimba yang lawannya eksprimen) dimana peneliti
dimana siapa yang dulu merimba atau adalah sebagai instrument kunci, teknik
membersihkan hutan untuk dijadikan lahan pengumpulan data dilakukan dengan
itu maka akan menjadi hak milik orang triangulasi (gabungan) analisis data bersifat
tersebut. Seiring perkembangan zaman indukatif/kulitatif, dan hasil penelitian
maka hutan yang sudah dirimba tersebut kualitatif lebih menekan makna dari pada
akan dijadikan ladang oleh masyarakat. generalisasi. Secara umum penelitian
Pada tahun 1950 rata-rata masyarakat Desa kualitatif adalah penelitian yang tidak
Lingga sudah melakukan ladang berpindah menggunakan prosedur analisis statistik
hingga sampai sekarang ini. Diyakini juga atau cara kuantifikasi lainnya.
berladang secara berpindah ini hanya Arikunto (2013: 3) menjelaskan bahwa
sebatas untuk mencari keberuntungan untuk penelitian deskriptif adalah penelitian yang
hasil panen yang baik. Alasan masyarakat dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan,
saat ini masih melakukan perladangan kondisi atau hal lain-lain yang sudah
berpindah kerena untuk memenuhi disebutkan, yang hasilnya dipaparkan
kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Selain dalam bentuk laporan penelitian. Dalam
untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari- penelitian deskriptif fenomena ada yang
hari berladang berpindah juga sudah berupa bentuk, aktivitas, karakteristik,
menjadi tradisi atau sudah menjadi budaya. perubahan, hubungan, kesamaan dan
Penelitian ini mengkaji sistem pertanian perbedaan antara fenomena yang satu
ladang berpindah di Desa Lingga ditinjau dengan yang lainnya.
dari sudut pandang keruangan. Hal ini Jenis metode penelitian yang digunakan
terutama didorong oleh sedikitnya kajian dalam penelitian ini adalah metode
kebiasaan sistem pertanian ladang kualitatif. Bentuk penelitian yang
berpindah berdasarkan sudut pandang digunakan dalam penelitian ini adalah
keruangan. Sebagian besar data mengenai deskriptif. Tempat pelaksanaan Penelitian
ladang berpindah diperoleh melalui dari ini adalah lingkungan masyarakat Desa
hasil wawancara dengan ahli tokoh adat Lingga Kecamatan Sungai Ambawang
masyarakat (tuha tahun) atau yang sering Kabupaten Kubu Raya. Objek penelitian ini
disebut yang mengatur dan menentukan adalah tentang pola keruangan ladang
segala aturan berladang. Dari hasil berpindah di Desa Lingga yang diperolah
wawancara tersebut yang dimana ladang menggunakan kuesioner, panduan
berpindah ini sudah ada sejak nenek wawancara, dan dokumentasi. Subjek
moyang dan berlangsung secara turun penelitian merupakan pihak-pihak yang
temurun. menjadi sasaran pada penelitian atau
Berdasarkan latar belakang permasalahan sumber yang dapat memberikan informasi
tersebut, peneliti merasa tertarik untuk terkait apa yang akan diteliti di lapangan.
melakukan penelitian dengan mengangkat Subjek yang dimaksud dalam penelitian ini
judul "Pola Keruangan Pertanian Ladang adalah pelaku/informan yang melakukan
Berpindah di Desa Lingga Kecamatan ladang berpindah.
Sungai Ambawang Kabupaten Kubu Raya Data primer dalam penelitian ini diperoleh
2022". dengan langsung ke lokasi penelitian
(lapangan) masyarakat desa. Responden
METODOLOGI PENELITIAN penelitian ini terdiri dari masyarakat
Sugiyono (2014:09) mengatakan bahwa: petani/peladang, termasuk didalamnya
Metode penelitian kulitatif adalah metode ketua RT dan tokoh masyarakat. Data
penelitian yang berlandaskan pada filsafat sekunder penelitian ini berupa bukti,
postpositivisme, digunakan untuk meneliti catatan atau laporan historis yang tersusun
pada kondisi obyek alamiah (seabagai dalam arsip. Adapun data sekunder dalam

35
Vol. 3 No. 1 April 2023 Geo Khatulistiwa : Jurnal Pendidikan Geografi dan Pariwisata ISSN : 2808-2974

penelitian ini adalah buku-buku yang Sistem Pertanian Ladang Berpindah dengan
relevan dengan judul penelitian, dan pertanyaan “Berapa lama anda berpindah
dokumen-dokumen baik secara resmi dari satu lahan ke lahan garapan yang
maupun tidak resmi yang tertulis tentang baru”. Hasil wawancara dengan informan
kondisi dari desa tersebut yang memiliki pelaku ladang berpindah yaitu salah satu
relevansi dengan fokus masalah penelitian. jawaban yang diungkapkan oleh Ibu Sukini
Data sekunder ini diperoleh oleh peneliti Sekitaran 2 tahun.
dari monografi desa dan sumber-sumber Dari hasil wawancara kepada informan
pustaka dari perpustakaan dan dapat kita ketahui bahwa Pembukaan lahan
dokumentasi. Data sekunder ini terkait garapan baru hingga masa produktifnya
dengan referensi pola keruangan desa, habis hingga berpindah ke lahan garapan
sistem ladang berpindah dan tata guna yang baru dibutuhkan waktu sekitaran 2-3
lahan di Desa Lingga. Teknik pengumpulan tahun. Dalam kurun satu masa tanam,
data dalam penelitian yaitu teknik waktu yang dibutuhkan unuk membuka
komunikasi tidak langsung, teknik lahan hingga panenberlangsung kurang
komunikasi langsung, dan studi lebih 9 bulan.
dokumenter. Teknik pengolahan dan Kemudian saya pun melanjutkan
analisis data dalam penelitian ini pertanyaan yang kedua lagi yaitu “Selain
menggunakan triangulasi data melalui untuk pertanian padi, apa saja tanaman
tahapan pengumpul data, reduksi data, yang dibudidayakan dilahan garapan anda”.
display data, penarikan kesimpulan dan Beginilah kutipan jawabanya “Sayur-
verifikasi. sayuran atau tanaman tumpang sari
lainnya”.
HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil wawancara diatas Budidaya
Hasil Penelitian dengan model tumpang sari menjadi bentuk
1. Sistem Pertanian Ladang Berpindah pola tanam yang lazim dengan
Berladang merupakan salah satu mata membudidayakan lebih dari satu jenis
pecaharian masyarakat Desa Lingga. tanaman dalam satuan waktu terentu.
Masyarakat peladang padi (bauma) sudah Biasanya tanaman ini ditanam secara acak
berlangsung secara turun-temurun dari ditempat yang lebih tinggi dari sekitarnya.
generasi ke generasi berikutnya. Tanaman-tanaman tersebut terdiri dari
Masyarakat peladang sebelum membuka jagung, timun kampung, bayam kampung,
lahan garapan baru umumnya turun untuk sawi kampung, umbi-umbian, dan berbagai
survei kondisi lahan terlebih dahulu. tanaman tumpang sari lainnya.
Masyarakat memilih lahan yang benar- Pertanyaan yang selanjutnya yaitu “Berapa
benar cocok untuk berladang, biasanya kali panen hingga lahan garapan anda mulai
dilihat dari tua mudanya lahan tersebut. tidak produktif”. “Satu kali panen”.
Lahan yang lazim dibuka untuk pertanian Dapat disimpulkan dalam wawancara
padi umumnya merupakan lahan tua karena kepada informan diatas Beladang berpindah
dianggap memiliki tingkat kesuburan yang hanya bisa melakukan proses panen satu
lebih baik. Parameter tua dan muda lahan kali saja dalam kurun waktu 1 tahun
dilihat berdasarkan penutup lahan, apabila berladang.
lahan didominasi oleh pepohonan yang Kemudian saya menayakan pertanyaan lagi
rimbun maka termasuk dalam kategori yaitu “Apa saja bentuk persiapan sebelum
lahan tua, sedangkan apabila lahan berladang di tempat yang baru”. Beginilah
didominasi oleh tanaman semak termasuk kutipan jawaban yang diungkapkan
kategori lahan muda. “Melakukan survey terlebih dahulu”.
Berdasarkan hasil dari wawancara Dari hasil wawancara tesebut dapat kita
penelitian ini dengan informan mengenai ketahui dalam berladang sebelum memilih

36
Vol. 3 No. 1 April 2023 Geo Khatulistiwa : Jurnal Pendidikan Geografi dan Pariwisata ISSN : 2808-2974

lahan garapan baru para petani turun ke dibutuhkan untuk mmebuka lahan hingga
lahan untuk melakukan survey terlebih panen”. Beginilah kutipan jawaban yang
dahulu. Dalam proses ini harus dilakukan diungkapakan “Sembilan bulan”.
pemilihan lahan yang benar-benar cocok Berdasarkan hasil wawancara dapat
untuk berladang, biasanya dilihat dari tua disimpulkan Setelah dilakukan nya masa
mudanya lahan tersebut. panen biasanya nya para petani
Pertanyaan selanjutnya peneliti menayakan meninggalkan ladang begitu saja dan mulai
“Untuk meyiapkan lahan membutuhkan mempersiapkan lahan baru untuk di buka
berapa tenaga kerja”. Beginilah kutipan kembali lagi nanti. Jeda yang dilakukan
jawaban yang diungkapakan yaitu, “Dua untuk berladang lagi biasa nya berlangsung
orang” 4 bulan, terhitung dari bulan febuary
Dapat disimpulkan Dalam proses sesudah panen berlangsung.
pembukaan lahan biasanya membutuhkan Pertanyaan selanjutnya tentang “Berapa
tenaga 2 orang saja, karena lahan yang lama jeda antara masa panen dengan masa
dibuka hanya sesuai kebutuhan saja tanam periode berikutnya”. Beginilah
masyarakat. kutipan jawaban yang diungkapakan
Pertanyaan selanjutnya yaitu “Siapa saja “Empat bulan”.
yang terlibat dalam membuka dan Kesimpulan dari hasil wawancara ialah
mengolah lahan garapan” Beginilah kutipan setelah masa panen, para petani
jawaban yang diungkapakan sebagai meninggalkan ladang begitu saja dan mulai
berikut. “Anggota keluarga”. mempersiapakan lahan baru untuk dibuka
Kesimpulan dari wawancara diatas yaitu kembali nanti. Jeda yang dilakukan untuk
Untuk membuka lahan dan mengolah nya berladang lagi biasanya berlangsung 4
biasanya dilakukan oleh anggota keluraga bulan, terhitung dari bulan febuari sesudah
pemilik ladang saja, pada saat proses panen berlangsung.
(nuggal) dan panen baru diadakan gotong Kemudian dilakukan lagi pertanyan
royong antar petani yang dilakukan secara terakhir yaitu “Untuk keperluan apa saja
bergilir. hasil panen anda” yaitu, “Untuk memenuhi
Peneliti melanjutkan pertanyaan lagi kebutuhan sehari-hari, karena hasil panen
kepada informan yaitu “Berapa biaya untuk sangat berperan penting dalam ekonomi”.
kegiatan sebelum tanam, saat tanam dan Kesimpulan dari hasil wawancara diatas
saat panen”. Beginilah kutipan jawaban dalam pasca panen hasil panen adalah hal
yang diungkapakan “Rp. 500.000-1000.000 yang paling ditunggu-tunggu para petani,
keatas”. dimana hasil usaha yang mereka lakukan
Dapat disimpulkan mengapa masyarakat dalam berladang sangat berpengaruh dalam
Desa Lingga Tengah ini lebih suka memilih kegiatan ekonomi. Hasil panen ini untuk
berladang, karena biaya yang dikeluar kan memenuhi kebutuhan sehari-hari/pribadi
tidak terlalu tinggi akan tetapi sangat (tidak untuk dijual).
relative murah, misalnya dalam proses 2. Sebaran Pertanian Ladang
pembakaran ladang hanya membutuhkan Berpindah
api saja. Begitupun untuk pupuk biasanya Dalam berladang masyarakat Desa Lingga
sama sekali jarang dipakai masyarakat. tidak bisa dipisahkan dalam ketentuan adat
Biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan istiadat, mereka merupakan salah satu suku
sebelum tanam, saat tanam, saat panen, dayak yang masih berpengang tenguh
berdasarakan wawancara yang saya terhadap kebudayaan yang sudah
lakukan kepada bebrapa informan berlangsung sejak dulu. Dari proses
kebanyakan sekiataran satu juta keatas membuka lahan biasanya dilakukan suatu
Selanjutnya dengan pertanyaan “Dalam upacara adat yaitu untuk meminta berkat
satu kali masa tanam, berapa bulan yang dan kelimpahan dari Tuhan (jubata).

37
Vol. 3 No. 1 April 2023 Geo Khatulistiwa : Jurnal Pendidikan Geografi dan Pariwisata ISSN : 2808-2974

Biasanya sebelum membuka tahun informan yang sudah mulai lupa tahun
perladangan baru diadakan ritual adat berapa saja mereka melakukan perpindah
ba’burukng disebuah tempat yang sudah tersebut.
dilakukan sejak dulu. Ini sudah menjadi Faktor yang menjadi pertimbangan
tradisi mereka yang dilakukan dari proses mengapa masyarakat Desa Lingga Tengah
pembukaan lahan hingga panen. lebih suka berpindah dan membuka lahan
Tidak kalah pentingnya dalam berladang baru. Mereka membuka lahan baru ketika
dimana semangat gotong royong yang lahan tempat bercocok tanam dirasakan
masih dipegang teguh oleh masyarakat produksinya sudah mulai menurun dan
Desa Lingga Tengah ini, terutama dalam tanah nya kurang subur. Saat tanah tersebut
pembagian lahan garapan baru mereka digunakan, tanaman dapat ditanami di
sudah sepakat dan saling membantu satu atasnya hanya dalam waktu yang singkat
sama lain. Berladang sebenarnya tidak ada sekitar 1-3 tahun. Diyakini juga berladang
pembagian lahan garapan baru akan tetapi secara berpindah ini hanya sebatas untuk
lebih tepatnya tergantung dimana para mencari keberuntungan untuk hasil panen
petani mebuka lahan tersebut. jika lahan yang baik. Pada umum nya rata-rata
antar petani berdekatan atau pun perpindahan ada yang sudah banyak
bersebelahan biasanya dibuat sebuah melakukan perpindahan atau yang sudah
pembatas lahan yang sudah ditentukan lama berladang sejak dulu. Ada juga yang
mereka masing-masing dan jika lahan nya baru memulai berladang karena baru saja
berjauhan biasanya lahan tersebut sudah berkeluraga, akan tetapi mereka mengikuti
hak milik petani tersebut sejak awal. Dalam turun temurun menjadi seorang petani. Dan
pemilihan lahan untuk berladang para juga dari wawancara diatas karena sudah
petani turun ke lokasi terlebih dahulu untuk banyank melakukan perpindahan hingga
melakukan survei. Yang diyakini mereka jawaban informan hanya yang diingat saja.
dalam berladang adalah lahan yang baik Pada saat perpindahan lahan lama ke lahan
dilihat dari tua mudanya lahan tesebu, akan yang baru biasanya para petani ladang
tetapi lahan yang sang baik menurut melihat kondisi area lokasi nya terlebih
mereka lahan tua, karena dilihat dari dahulu, karena jika akses yang ditempuh
vegetasi yang tumbuh mereka sudah tau sangat jauh akan susah untuk membawa
keadaan kondisi lahan tersebut. segala peralatan pertanian mereka. Menurut
3. Pola Perpindahan Ladang Berpindah hasil wawancara yang dilakukan rentan
Mereka sudah bertahun-tahun berkerja jarak sekitaran 150 meter keatas dan
sebagai petani terhitung dari zaman dulu bahkan ada yang 500 meter. Teknik
hingga sampai saat ini. Ada juga yang pertanian ini yang hampir dilakukan setiap
beberapa masyarakat Desa Lingga Tengah tahunnya yang dimana pola perpindahan
ini baru-baru memulai kegiatan bertani. secara acak dan tidak menggerombol di
Dalam pertanian ladang berpindah para satu tempat saja. setelah panen, tanah
petani setiap tahun berpindahan garapan tersebut ditinggalkan agar semua
baru yang sudah menjadi kebiasaan, komponen tanah tersebut kembali seperti
dimana perpindahan rata-rata setiap semula. Ketika lahan pertama yang telah
berpindah 3 tahun sekali,2 tahun sekali, ditinggalkan kembali subur, lahan kembali
bahkan ada yang satu tahun sekali. Menurut dibuka menjadi ladang, dan lahan lama
data yang diambil ada yang sudah lama akan ditinggalkan. Proses tersebut terjadi
berpindah dimulai tahun 1995 ini dimulai terus menerus, sehingga secara tidak
sejak nenek monyang dulu. Ada juga yang langsung, lahan yang dipakai untuk
baru memulai berladang (baru berkelurga) berladang telah dipetakan.Dalam hal ini
yang dimana mereka sudah mengikuti ini dinamakan teknik balik kopak ( balik
turun temurun dan juga ada beberapa tanah) lahan dibiarkan sekitaran 3 tahun

38
Vol. 3 No. 1 April 2023 Geo Khatulistiwa : Jurnal Pendidikan Geografi dan Pariwisata ISSN : 2808-2974

untuk dibiarkan agar komponen tanah menggunakan sesuai dengan keperluan dan
kembali seperti semula. Dalam hal ini kemampuannya.
mereka sebenarnya tidak pernah kembali Kegiatan ini dilakukan pada subuh pukul
kelahan lama akan tetapi mereka sangat 05:00 WIB yang sudah menjadi tradisi
lama untuk menempati nya lagi. Dalam hal sejak dulu oleh orang tua/nenek monyang.
ini mereka sebenarnya tidak pernah Pada saat pemilihan tempat (ngawah)
kembali kelahan lama akan tetapi mereka dilakukan dua orang oleh pemilik ladang,
sangat lama untuk menempatinya. proses ini dilakukan dalam sehari saja jika
Pembahasan lahan sudah benar-benar mantap untuk
1. Sistem Pertanian Ladang Berpindah dibuka.
di Desa Lingga b. Menebas lahan (Ba’siankng/Nabakng)
Teknik perladangan berpindah dilakukan Proses dengan membuka lahan tersebut
atas dasar pembagian jumlah keluarga dengan cara menebas dan membuka lahan
dalam komunitas masyarakat. Setiap itu sendiri. Pada penebangan pohon proses
keluarga biasanya terdiri atas 2 hingga 3 penebangan biasanya dilakukan sesudah
orang. Setiap keluarga dalam masyarakat pembersihan (tumbuhan bawah) didalam
memiliki hak atas 1 hingga 2 ha lahan satu letak lahan kebun sudah selesai dan
hutan untuk digunakan sebagai ladang. setelah itu dilakukan penebangan jadi kita
Ladang adalah jenis usaha pertanian yang sudah mempunyai batas areal lahan yang
memanfaatkan lahan kering, artinya dalam sudah diambil dan dikelola dalam proses ini
pengolahan tidak memerlukan banyak air. biasanya juga menentukan beberapa besar
ladang yang akan dibuat. Alat yang
Di Desa Lingga masyarakat melakukan biasanya digunakan masih sangat
ladang berpindah menjadi kegiatan yang tradisional, biasanya adalah parang (seleng)
sudah tidak asing lagi, wilayah ini memiliki dan kapak. Dalam menebas lahan
potensi lahan hutan yang luas untuk dibutuhkan tenaga 2 orang saja (anggota
pengemangan pertanian (padi), dimana juga keluarga), proses ini membutuhkan waktu 1
hasil panennya yang sangat tinggi bulan karena tergantung pengerjaan lahan
tergantung lahan yang ditanami, biasanya dan tumbuhan yang tumbuh disemak
semakin tua lahan hutan tersebut maka belukar liar dan ini terhitung dari bulan
semakin bagus hasil panen yang akan juni.
didapat. Hasil panen ini nanti akan c. Pembakaran (Nunu) dan Pembersihan
digunakan untuk dimakan sehari-hari dan (Ngalesek)
sebagian disimpan untuk tahun kedepannya Setelah lahan ditebas dan pohon ditebang
sebagai bibit ladang. selanjutnya pembakaran lahan ladang atau
Sistem perladangan berpindah yang yang biasanya disebut (nunu uma). Dalam
dilakukan oleh masyarakat Desa Lingga pengeringan ladang membutuhkan 1 bulan,
adalah sebagai berikut: pembakaran ladan tidak sembarang
dilakukan oleh, tapi dengan waspada dan
a. Pemilihan Tempat Berladang (Ngawah) hati-hati agar tidak terjadi masyarakat
Penebasan lahan merupakan proses pertama kebakaran hutan. Seperti membersihkan
yang dilakukan untuk pembukaan lahan. tepi-tepi diladang dari dedaunan dan kayu
Dalam menentukan lahan atau tempat yang bisa membuat api menyebar kehutan.
biasanya merupakan hutan yang masih Proses dalam pembakaran yaitu setelah
belum dikelola. Biasanya ditempat yang lahan benar-benar kering, untuk membakar
belum pernah diambil sebagai ladang sisa dari kotoran daun dan pohon semak
beberapa tahun silam. Dari sistem belukar yang sudah dipotong sebelum itu
perladangan berpindah, cara pengolahan dikumpulkan dan dibakar. Dalam proses
tanah sudah diterapkan, sehingga dapat pembakaran hanya membutuhkan api dan

39
Vol. 3 No. 1 April 2023 Geo Khatulistiwa : Jurnal Pendidikan Geografi dan Pariwisata ISSN : 2808-2974

ember (untuk memadamkan api). (ngarumput). Dalam membersihkan rumput


Pembakaran ladang dilakukan petani ini juga ada sebuah ritual adat dalam ladang
dengan petani-petani lainnya dengan tujuan yang dimana disebut muang panyakit padi
agar tidak terjadi kebakaran hutan. dan diadakan juga acara menyambut padi
Pembakaran ladang hanya membutuhkan 1 yang baru tumbuh ini (eap). Alat yang
hari saja kecuali jika ladang yang dibakar digunakan parang kecil yang biasa disebut
kurang merata pembakarannya maka akan (isok sogam)/tangan.
diulang sekali lagi pembakaran ladang. e. Panen (Bahanyi) dan Meninggalkan
Setelah selesai proses pembakaran pemilik Ladang
dari ladang tersebut dapat melakukan Proses panen adalah tahapan akhir dari
pembersihan di sekeliling areal. pemeriharaan tempat atau lokasi ladang.
Pembersihan ladang (ngalesek) dilakukan 2 Masa panen dari beberapa jenis tanaman
tenaga kerja (pemilik ladang), dan ini yang ada di ladang itu mempunyai tahapan
membutuhkan waktu 2 minggu pengerjaan panen yang sangat berbeda
kemudian dilakukan proses pembenihan pertumbuhannya dan jika proses panen
padi. Abu sisa pembakaran akan membantu selesai maka ladang dibiarkan
secara signifikan dalam proses penyuburan (ditinggalkan). Panen biasanya dilakukan
tanah. Abu sisa pembakaran dapat satu tahun dalam sekali panen. Proses
menaikkan pH tanah, sehingga teknik ini panen masih menggunakan alat tradisional
sangat cocok dilakukan didaerah yang yaitu dengan seng atau besi tipis dibuat
memiliki kandungan tanah asam. menggulungi jari tangan jempol, kemudian
d. Pembenihan (nuggal) dan Pembersihan digunakan untuk memetik tangkai padi
(ngarumput) (katam). Kemudian padi dimasukan
Setelah lahan dibakar dan sisa-sisa kayu didalam wadah yang sudah disiapkan yang
dibersihkan selanjutnya pembenihan terbuat dari anyaman bamboo (inge). Panen
(nuggal). Biasanya pemilik ladang turun ke padi tidak bisa dilakukan sendirian tapi
ladang terlebih dahulu pukul (05:00) yang harus bersama dengan petani yang lain
sudah menjadi tradisi untuk pembenihan di dalam bentuk gotong royong (balalek).
tengah-tengah ladang terlebih dahulu dan Panen berlangsung selama 1 bulan
juga bentuknya meyerupai kotak segi (Februari) dan tergantung kematangan padi
empat yang diberi 4 batang kayu kecil cepat atau lambat nya.
(pamanihan). Peladang laki-laki di barisan Setelah panen dilakukan ladang di
depan membuat lubang-lubang terdahulu tinggalkan oleh petani, akan tetapi jika ada
untuk ditaburi benih padi yang diikuti sisa-sisa padi kecil yang tertinggal biasanya
barisan peladang perempuan dari belakang petani memungut kembali padi tersebut.
dengan menaburi benih padi. Alat yang Proses ini terjadi terus menerus, sehingga
digunakan biasanya kayu yang secara tidak langsung, lahan yang dipakai
diruncingkan seperti tombak (tuggal), untuk berladang telah dipetakan. Waktu
tempat yang terbuat dari anyaman bambu penjedaan membutuhkan waktu selama 4
untuk tempat benih (topokng). Biasanya bulan sampai pada pembukaan lahan baru
dalam satu ladang di tanami 1-4 jenis benih berikutnya pada bulan juni.
padi yang bermacam-macam. Proses ini f.Naik Dango (Matahant)
membutuhkan waktu 1-2 bulan sampai Setelah panen selesai selanjutnya dilakukan
ladang petani lainya selesai semua, yang sebuah adat atau kebiasaan yang sering
dimulai dari bulan agustus. dilakukan masyarakat Desa Lingga dalam
Dimana juga saat padi baru tumbuh menyambut hasil panen yaitu naik dango
sekitaran ½ meter biasanya dilakukan atau yang sering disebut matahant.
pembersihan rumput yang menganggu Sebelum dilakukan acara ini biasanya
proses pertumbuhan padi tersebut diadakan ritual adat di dalam rumah

40
Vol. 3 No. 1 April 2023 Geo Khatulistiwa : Jurnal Pendidikan Geografi dan Pariwisata ISSN : 2808-2974

(Nyagahant). Arti dari kata ini dimana tanam dalam bentuk persawahan,
bertujuan dalam bentuk syukur kepada perkebunan dan sebagainya.
Tuhan Yang Maha Esa (Jubata) atas hasil 3. Pola Perpindahan Pertanian Ladang
yang diperoleh. Berpindah di Desa Lingga
2. Sebaran Pertanian Ladang Pola perpindahan yang dilakukan
Berpindah di Desa Lingga masyarakat Desa Lingga dalam berladang
Seperti yang kita ketahui dalam berladang yaitu dimana mereka melakukan
kebanyakan masyarakat dayak pada perpindahan berjauhan dari ladang yang
umumnya yang melakukan kegiatan ini. sebelumnya yang mereka tanam.
Seperti halnya di Desa Lingga ini mereka Masyarakat melakukan perpindahan ladang
sudah bertani sejak nenek moyong dulu dan disebabkan oleh kondisi sebelum pindah ke
ini sudah menjadi tradisi mereka turun lahan berikutnya mereka sudah melaukan
temurun. Yang perlu diketahui juga sangat survey (ngawah) terlebih dahulu terhadap
disayangkan jika tanah yang mereka punya lahan tersebut apakah sudah disentuh
sama sekali tidak digunakan (dibiarkan sebelumnya atau belum sama sekali. Jika
begitu saja) akan lebih baik jika tanah lahan tersebut masih sangat alami dan
tersebut mereka buka untuk dijadikan lahan kondisi tanahnya sangat baik mereka akan
ladang, dan dalam berladang juga biaya memilihan lahan tersebut untuk melaukan
yang dikelurkan relatif murah hanya perpindahan. Meskipun jarak yang
membutuhkan api dan air saja. ditempuh dari sebelumnya sangat jauh
Faktor yang menjadi alasan masyarakat tidak mengurangi semangat mereka untuk
masih mempertahankan model pertanian berladang, dan juga tidak semua tanah
ladang berpindah melakukan ini, yang masyarakat dekat dari tempat tinggalnya.
pertama perladang merupakan mata Faktornya yang mendorong masyarakat
pencaharian pokok masyarakat Desa melakukan hal ini jika membuka lahan
Lingga, tujuan utama berladang adalah terlalu berdekatan dengan ladang
untuk memenuhi kebutuhan dasar keluarga sebelumnya mereka sudah mengetahui
petani ladang sehari-hari. Desa Lingga ini kondisi tanah tersebut seperti apa dan hasil
masih mengandalkan sistem perladangan panen yang dirasakan sebelumnya tidak
sebagai kegiatan pertanian utama yang sesuai apa yang mereka inginkan. Sebagian
sudah tidak dipisahkan lagi. Maka masyarakat ada juga yang tidak mempunyai
berladang ini akan terus menurus dilakukan tanah pribadi untuk berladang, biasanya
dari tahun ke tahun berikutnya sampai pada hanya sekedar memakai lahan orang lain
generasi turun temurun yang akan untuk bercocok tanam, karena kebiasaan
mendatang. masyarakat Desa Lingga sebelum pemilik
Dusun Lingga Tengah di Desa Lingga lahan tersebut mengizinkan untuk dibuka
merupakan dusun yang masih aktif orang tersebut harus meminta izin terlebih
menerapkan ladang berpindah dahulu. Jika pemilik tanah memberikan hak
dibandingkan dengan dusun yang lainnya. tersebut barulah dibuka lahan untuk
Karena perlu yang diketahui di Dusun berladang (ba’uma), meskipun jarak yang
Lingga Tengah letak posisi atau tempat di tempuh tersebut jauh asalkan mereka
mereka sangat strategis untuk berladang, mendapatkan lahan untuk dijadikan ladang.
dimana juga dusun ini juga berada di Teknik pertanian ini yang hampir dilakukan
pedalaman rimba. Untuk dusun yang setiap tahunnya yang dimana pola
lainnya mereka membuka ladang ketika perpindahan tidak selalu menetap akan
disaat mereka ingin saja dan tidak setiap tetapi secara acak dari setiap tahun ketahun
tahun akan tetapi dijeda dalam beberapa berikutnya dan kegiatan berladang juga
tahun. Sebagian ada juga yang tidak masih menggunakan teknik yang masih
berladang akan tetapi mereka bercocok sangat tradisional. Masyarakat Desa Lingga

41
Vol. 3 No. 1 April 2023 Geo Khatulistiwa : Jurnal Pendidikan Geografi dan Pariwisata ISSN : 2808-2974

pada umumnya setiap tahun berpindah ke Febuary 2017.


garapan baru atas dasar kondisi tanah (https//ejournal.unpatti.ac.id) diakses pada
apakah masih produkitf atau tidaknya. Pola tanggal 7 Maret 2013
perpindahan ini juga sangat lekat dengan
(https//ojs.unud.ac.id/index.php/soca)
nilai-nilai kearifan lokal dalam masyarakat
dan dalam proses perpindahan ini yang diakses pada tanggal 31 januari 2020
dimana juga polanya sudah dipetakan Juhadi. (2013). Sistem Pertanian Kebun
terlebih dahulu oleh petani dan diyakini Campuran Berkelanjutan Berbasis
juga berladang secara berpindah ini hanya Teknologi Tradisional. Semarang: FIS.
sebatas untuk mencari keberuntungan untuk Sugiyono (2014). Metode Penelitian
hasil panen yang baik. Pendidikan Pendekatan Kuantitatif
Kualitatif, dan R&D.
Penutup
1. Sistem pertanian ladang berpindah di Bandung:Alfabeta
Desa Lingga Kecamatan Sungai Talaohu, M. (2013). Perladangan
Ambawang Kabupaten Kubu Raya Berpindah: Antara Masalah
tepatnya di Dusun Lingga Tengah ini Lingkungan dan Masalah Sosial.
menjadikan ladang sebagai mata Dosen: Universitas Pattimura.
pencaharian pokok yang sudah Van VlietN, Mertz, O, Heinimann, A,
dilakukan sejak nenek monyang dan
Laganke, T & Pascual, U. (2012).
sudah menjadi tradisi turun temurun
yang tidak bisa dipisahkan kan lagi. Tren, pendorong, dan dampak
2. Perlu untuk ketahui sebaran sistem perubahan perladangan berpindah di
pertanian ladang berpindah ini lebih perbatasan hutan tropis-pertanian:
kental diterapkan di Dusun Lingga Sebuah penilaian global. Perubahan
Tengah karena tempat ini sangat Lingkungan Global. 22 (2): 418-429.
strategis dan juga lebih dekat dengan
Zuldafrial. (2012). Penelitian Kualitatif.
rimba alam pedalaman. Untuk dusun
yang lainnya mereka membuka ladang Surakarta: Yuma Pustaka.
ketika disaat mereka ingin saja dan
tidak setiap tahun akan tetapi di jeda
dalam beberapa tahun.
3. Masyarakat Desa Dusun Lingga Tengah
akan melakukan perpindahan ketika
hasil panen ladang yang sebelumnya
menurun. Biasanya mereka melakukan
perpindahan secara berjauhan akan
tetapi tidak bedekatan/ bersampingan
ini sudah menjadi montif mereka dalam
berladang.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S 2013. Prosedur Penelitian
Suatu Pedekatan Praktik. Edisi Revisi
Jakarta:PT Rinekacipta.
(http://jurnal.ugm.ac.id/JKN.) diakses pada
28 Desember 2015.
(https//ejournal.itn.ac.id.) diakses pada 4

42

Anda mungkin juga menyukai