Anda di halaman 1dari 7

Batasan Materi

Mata Pelajaran AKIDAH AKHLAK


Kelas : XI (Sebelas)
Semester : Ganjil
Tahun Pelajaran : 2022/2023
Guru Pengampu : Hidayat Joni Mursyid, M.Pd.
NIP : 19750926 200710 1 002

No. KD Materi Ajar Indikator Penilaian


1. - Menganalisis latar be- Sejarah Ilmu 1. Membandingkan perkembangan akidah pada masa  Rubrik Kerja
lakang munculnya aliran- Kalam Rasulullah Saw.sampai dengan munculnya peristiwa tahkīm.  Portofolio
aliran kalam dlam 2. Menganalisis latar belakang muncul-nya tahkīm.  Tes Tertulis
peristiwa tahkīm. 3. Mengidentifikasi aliran-aliran kalam yg muncul sete-lah  Pilihan Ganda
pristiwa tahkīm
4. Mengkritisi belakang munculnya aliran-aliran kalam dalam
peristiwa tahkīm.
2. - Menganalisis sejarah, - Aliran-Aliran 1. Mendeskripsikn sejarah munculnya aliran-aliran ilmu kalam:  Rubrik Kerja
tokoh utama dan ajaran Ilmu Kalam Khawārij, Syi’ah, Murji’ah, Jabariah , Qadariyah, Mu’tazilah,  Portofolio
pokok aliran-aliran ilmu Ahlussunnah wal Jama’ah (Asy’ariyah & Maturidiyah).  Tes Tertulis
Kalam: Khawārij, Syi’ah, 2. Mengidentifikasi tokoh utama dan ajaran pokok aliran-aliran  Pilihan Ganda
Murji’ah, Jaba-riyah, ilmu kalam di atas.
Qadariyah, Mu’-tazilah, 3. Membandingkan ajaran aliran-aliran ilmu kalam di atas
Ahlussunnah wal Jama’ah
(Asy’ari-yah dan
Maturidiyah).
3. - Menganalisis perilaku dan - Menghindari 1. Siswa dapat mendeskripsikan pengertian perilaku dosa besar  Rubrik Kerja
dampak negatif serta Dosa Besar (membunuh, liwaṭ, LGBT, meminum khamr, judi, mencuri,  Portofolio
upaya menghindari dosa- Membunuh, durhaka kepada orang tua, meninggalkan ṣalat, memakan  Tes Tertulis
dosa besar (membunuh, Liwaṭ, LGBT, harta anak yatim dan korupsi)  Pilihan Ganda
liwaṭ, LGBT, meminum Minum Khamr, 2. Siswa dapat memerinci bentuk-bentuk perilaku dosa besar di
Judi Mencuri,
khamr, judi, mencuri, atas.
Durhaka Kpd org
durhaka kepada orang tua, tua, Meninggal- 3. Siswa dapat mengkritisi perilaku dosa besar di atas.
meninggalkan ṣalat, kan ṣalat, Mema- 4. (KD. 4) Merumuskan hasil analisis tentang perilaku dan
memakan harta anak yatim kan Harta Anak dampak negatif serta upaya menghindari dosa-dosa besar
dan korupsi) Yatim & Korupsi
4. - Menganalisis adab dan - Adab Berpakai- 1. (KD. 3) Mengidentifikasi bentuk-bentuk adab berpakaian,  Rubrik Kerja
manfaat berpakaian, an, Berhias, berhias, perjalanan, berta-mu dan menerima tamu.  Portofolio
berhias, perjalanan, Perjalanan, 2. (KD. 3) Mengkritisi kebisaaan adab berpakaian, berhias,  Tes Tertulis
bertamu, dan menerima Bertamu Dan perjalanan, bertamu dan menerima tamu.  Uji Lisan
tamu Menerima 3. (KD. 4) Merumuskan hasil analisis tentang adab dan manfaat  Pilihan Ganda
Tamu berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu dan menerima tamu.  Praktik
5. - Menganalsis sifat-sifat - Kisah Teladan 1. (KD. 3) Mengidentifikasi sifat-sifat utama Putri Rasulullah  Rubrik Kerja
utama Putri Rasulullah Fatimah az- Fatimah az-Zahrah ra. dan Uwes al-Qarni dengan perilaku  Portofolio
Fatimah az-Zahrah ra. dan Zahrah dan siswa di kelas  Tes Tertulis
Uwes al-Qarni Uwais al-Qarni 2. (KD. 3) Menyimpulkan sifat-sifat utama Putri Rasulullah  Uji Lisan
Fatimah az-Zahrah ra. dan Uwes al-Qarni.  Pilihan Ganda
3. (KD. 4) Menunjukkan contoh implementasi keteladanan  Praktik
Fatimah az-zahrah ra. Dan Uwais al-Qarni.
Ilmu Kalam
Secara etimologi, ilmu kalam berasal dari kata kalam, yang berarti “kata-kata”. Kata-kata di sini
dimaksudkan sebagai kata-kata (firman) Allah. Jadi ilmu kalam merupakan ilmu yang
membicarakan permasalahan kalam Allah. Tetapi ada juga ahli yang menyatakan bahwa “kalam”
di sini yang dimaksud kata-kata manusia, karena di dalam ilmu kalam terdapat ajang bersilat atau
berdebat kata-kata antar berbagai ahli dalam mempertahankan pendapat dan pendirian masing-
masing. Orang yang seperti ini kemudian disebut mutakallim, yakni ahli debat yang pintar memakai
kata-kata.
Secara terminologi, ilmu kalam adalah ilmu yang membahas tentang ketuhanan dengan nuansa
pemikiran yang cenderung menggunakan logika (filsafat) yang dikaitkan dengan dalil-dalil naqliah.
Ilmu kalam biasa juga disamakan dengan Theologi Islam.

1. Jelaskan perbedaan ilmu kalam dengan ilmu tauhid!


Banyak ahli yang menyebutkan bahwa ilmu kalam sama dengan ilmu tauhid. Tetapi tidak dipungkiri
juga banyak yang membedakan antara keduanya, kendatipun sebenarnya baik ilmu kalam maupun
ilmu tauhid sama-sama membahas tentang ketuhanan. Letak perbedaannya kalau ilmu tauhid lebih
menekankan pada soal aqidah atau keimanan, pembahasannya kurang mendalam dan kurang filosofis,
penyajian pembahasan lebih banyak bersifat sepihak dan tidak mengemukakan pendapat dan paham
dari aliran-aliran atau golongan-golongan lain yang ada dalam ilmu kalam. Misalnya: ilmu tauhid
yang disajikan di Indonesia lebih spesifik versi Asy’ariah. Sedangkan ilmu kalam sajian kajiannya
lebih dalam, filosofis, mengakomodasi pemikiran para ahli dalam berbagai aliran, seperti Mu’tazilah,
Khawarij, Murjiah, dan sebagainya.

2. Kemukakan sejarah singkat kemunculan ilmu kalam !


Setelah wafatnya Rasulullah SAW, terjadi perbedaan pendapat dalam persoalan siapa yang akan
menggantikan Rasulullah dalam memimpin ummat Islam. Pada saat itu terjadi perbedaan pendapat;
namun, kemudian dicapai kata sepakat, yakni dengan menunjuk Abu Bakar al-Shiddiq sebagai
pengganti-nya. Setelah Abu Bakar wafat, dilanjutkan oleh Umar bin Khattab, kemudian Usman bin
Affan. Pada masa Usman ini berkembang berbagai persoalan, misalnya, Usman—yang karena
kondisinya sudah berusia lanjut, baik secara fisik maupun mental cenderung lemah. Untuk itu, dalam
melaksanakan pemerintahannya, Usman banyak mendelegasikan kepemimpinanya kepada kerabat
dekat (famili) atau orang-orang kepercayaannya.
Berkenaan dengan itu, terjadi kecemburuan lagi dari beberapa sahabat rasul, karena di antara
beberapa orang yang dipercayai untuk mengelola pemerintahan sebagai pelaksana, terdapat
keluarganya (antara lain:Muawiyah) yang pada masa-masa rasulullah masih hidup dianggap sebagai
musuh rasul yang
utama. Gejolak pun kemudian terjadi, terutama ketika Usman wafat terbunuh karena ulah para
pemberontak yang tidak puas dengan kebijaksanaan Usman itu. Penggantinya kemudian diangkat Ali
bin Abi Thalib. Ketika Ali menjadi khalifah terjadilah perseteruan antara Ali beserta para penuntut (di
satu pihak)-- keluarga Usman-- di pihak lain dengan para pemberontah (semula pengikut Ali sendiri),
yang tidak puas atas arbitrase antara kelompok Muawiyah dengan Ali (Kepala negara). Karena
menghasilkan penurunan Ali dari tampuk pemerintahan, dan menobatkan Muawiyah( sebagai kepala
negara) sebagai pengganti Ali.
Awal perseteruan sebenarnya dimulai ketika Ali membuat kebijakan yang sangat tegas, misalnya,
mencopot keluarga Usman yang duduk di pemerintahan. Pihak Usman yang lebih banyak dimotori
Muawiyah bin Abi Sufyan lalu melakukan agitasi. Pada puncaknya terjadilah Perang Shiffin (perang
antara Ali beserta pengikutnya dengan Muawiyah bin Abi Sufyan beserta pengikut-nya). Dalam
perang itu, ketika pasukan Muawiyah terdesak, kemudian terjadilah Peristiwa Tahkim (Arbitrase atau
tahkim: Perjanjian Damai) kedua belah pihak. Pihak Muawiyah diwakili Amr bin Ash, dan p ihak
Ali diwakili Abu Musa al-Asy’ari. Dalam arbitrase itu pihak Ali merupakan pihak yang dirugikan,
yakni dengan diturunkannya Ali sebagai khalifah, lalu menobatkan Muawiyah sebagai penggantinya
(khalifah). Di sinilah kemudian pengikut Ali keluar dari barisan Ali, dan menuduh bahwa, pihak Ali
maupun pihak Mu’awiyah yang terlibat arbitrase itu diklaim sebagai orang yang tidak memegang
hukum Allah, dan oleh karenanya dianggap sebagai orang-orang yang berdosa besar dan harus
dibunuh. Barisan yang keluar dari Ali ini kemudian terkenalah sebagai golongan Khawarij.
Perdebatan dan klaim-klaim mereka yang bersentuhan seputar dosa besar, kafir, dan sebangsanya,
secara teologis kesemuanya masuk dalam pembahasan ilmu kalam. Dari peristiwa tahkim atau
arbitrase itulah dianggap oleh para ahli sebagai awal munculnya ilmu kalam.

3. Sebutkan materi pembahasan ilmu kalam !


Semula pembahasan Ilmu Kalam berkisar pada persoalan-persoalan dosa besar, kafir, mu’min, dan
fasik. Pada perkembangan selanjutnya meluas pada persoalan wahyu, akal, kekuasaan Tuhan,
perbuatan manusia, keadilan Tuhan, sifat-sifat Tuhan, dan sebagainya.

4. Sebutkan materi pembahasan Ilmu Tauhid !


Materi pembahasan Ilmu Tauhid lebih spesifik pada persoalan sekitar Sifat-Sifat Tuhan (Sifat Wajib,
Sifat Mustahil, Sifat Ja`iz), Rukun Iman, dan sejenisnya.

5. Sebutkan aliran-aliran dalam ilmu kalam !


Aliran-aliran sekitar Ilmu Kalam antara lain adalah Aliran Khawarij, Murji’ah, Mu’tazilah,
Asy’ariyah, Maturidiyah, Ahlussunnah wal-Jama’ah, dan Syi’ah. Kemudian ada juga yang tidak
termasuk aliran, tetapi semacam isme atau kecenderungan pemahaman, seperti Qadariyah dan
Jabbariyah.

6. Jelaskan pengertian Khawarij !


Seperti dikemukakan di depan, bahwa kaum Khawarij terdiri atas pengikut-pengikut Ali bin Abi
Thalib yang meninggalkan baris-annya, karena tidak puas dengan Ali bin Abi Thalib yang
mengirimkan tim arbitrase sebagai jalan untuk menyelesaikan persengketaan antara khilafah dengan
Muawiyah bin Abi Sufyan. Hasil team arbitrasenya justru menurunkan Ali dari jabatan Khalifah.
Adapun istilah khawarij sendiri berasal dari kata kharaja yang berarti keluar. Nama itu diberikan
kepada mereka karena mereka keluar dari barisan Ali. Tetapi ada juga yang menyatakan bahwa
pemberian nama itu didasarkan atas ayat 100 surat al-Nisa, yang di dalamnya disebutkan: “keluar dari
rumah lari kepada Allah dan Rasul-Nya”. Dengan demikian kaum khawarij memandang diri mereka
sebagai orang yang meninggalkan rumah dari kampung halamannya untuk mengabdikan diri kepada
Allah dan Rasulnya. Namun dari keabsahan istilah, istilah yang pertama lebih diakui secara historis,
dibandingkan dengan penggunaan istilah kedua.

7. Jelaskan pengertian Murji’ah !


Istilah Murji’ah ada yang mengatakan berasal dari kata ‫ارجع‬ (arja’a) yang berarti menunda,
maksudnya, menunda penyelesaian persoalan hukum kafir atau syirik tidaknya seseorang ke hari
perhitungan di hadapan Tuhan. Ada yang mengatakan berasal dari kata raja’a, yang berarti pulang
atau kembali. Maksudnya adalah memulang-kan atau mengembalikan persoalan kepada Tuhan.
Dengan demikian, kaum Murji’ah pada mulanya merupakan golongan yang tidak mau turut campur
dalam pertentangan (netral) yang terjadi di ketika itu, dan mengambil sikap menyerahkan penentuan
kafir atau tidaknya orang yang berbuat dosa besar itu kepada Tuhan. Arja’a selanjutnya, juga
mengandung arti memberi pengharapan. Orang yang berpendapat bahwa orang Islam yang
melakukan dosa besar bukanlah kafir tetapi tetap mukmin dan tidak akan kekal dalam neraka,
memang memberi pengharapan bagi orang yang berbuat dosa besar untuk mendapatkan rahmat Allah.

8. Jelaskan pengertian Mu’tazilah !


Istilah mu’tazilah berasal dari kata I’tazala artinya menjauhkan diri dari. Istilah ini bermula ketika
terjadi perbedaan pendapat antara seorang guru, Hasan al-Basri dengan Wasil bin Atha sebagai murid
(tokoh Mu’tazilah awal) tentang hukum orang yang telah berbuat dosa besar, apakah ia masih
dianggap sebagai mu’min atau ia sudah kafir ?. Bagi orang Khawarij, orang yang telah berbuat dosa
besar itu kafir, sementara Wasil menganggap orang itu tidak mu’min, juga tidak kafir. Kalau ia
meninggal dunia ia tidak di masukkan ke dalam surga maupun ke dalam neraka, tetapi ia di masukkan
di suatu tempat di antara dua tempat ( al-manzil bain al-manzilatain). Sikap Wasil seperti itu kurang
disetujui oleh gurunya (Hasan a-Basri), lalu dia membuat lingkaran (dahulu sistem pengajaran ilmu
berada dalam suatu lingkaran di dalam sebuah masjid) sendiri menjauhkan diri (I’tazala), dari
gurunya. Versi lain, menyatakan bahwa pada suatu hari Qatadah ibn Damah masuk ke masjid Basrah
untuk belajar kepada Hasan al-Basri, tetapi yang didapatinya justru majlis ‘Amr ibn. ‘Ubaid, untuk itu
ia lalu kembali sambil menyatakan bahwa kelompok yang ada itu sebagai kelompok Mu’tazilah.
Berbeda dengan yang disampaikan oleh al-Mas’udi, bahwa istilah Mu’tazilah itu diberikan kepada
kelompok Wasil dan para pengikutnya, karena pandangan Wasil yang menyatakan bahwa pendosa
besar itu kalau meninggal dunia tidak akan masuk surga atau neraka, tetapi di dalam al-Manzilatu
baina al-manzilatain. Versi lain lagi menyatakan bahwa istilah Mu’tazilah itu sudah ada sebelum
Wasil menyatakan pandangannya tentang al-manzilatu baina al-manzilatain. Tetapi justru berasal dari
istilah pada masa terjadinya persengketaan antara Usman dan Ali dalam membicarakan masalah
politik kenegaraan. Satu keloompok yang netral mencoba menjauhkan diri dari (I’tazala) ikut dalam
kelompok tertentu. Dari sini para sejarawan menganggap bahwa istilah Mu’tazilah atau I’tazala itu
telah digunakan sejak 100 tahun sebelum peristiwa antara Hasan al-Basri dengan Wasil bin Atha.

9. Apa yang dimaksud dengan Qadariyah ?


Qadariyah merupakan paham di dalam Theologi Islam. Istilah qadariyah berasal dari kata “qadara”
yang berarti kekuatan untuk melaksanakan kehendak. Dengan demikian Qadariyah merupakan faham
yang mengakui bahwa manusia mempunyai kebebasan dan kekuatan sendiri untuk mewujudkan
perbuatan-perbuatannya. Dalam bahasa Inggris, faham ini dikenal dengan nama free will dan free act,
yakni bebas berkemauan dan bebas bertindak.

10. Apa yang dimaksud dengan Jabariyah ?


Istilah Jabbariyah berasal dari kata jabara yang mengandung arti memaksa. Memang dalam Jabariyah
ini terdapat paham bahwa manusia mengerjakan perbuatannya dalam keadaan terpaksa. Dalam istilah
Bahasa Inggris disebut fatalism atau predistination. Perbuatan-perbuatan manusia telah ditentukan
dari semula oleh qada dan qadar Tuhan.

11. Kemukakan dalil-dalil yang dipegangi oleh aliran Qadariyyah dan Jabbariyyah!
Ayat-ayat al-Qur’an yang dijadikan landasan kaum Qadariyah antara lain adalah:
1) Surat al-Kahfi (18) ayat 29 (artinya): “Katakanlah, kebenaran datang dari Tuhanmu. Siapa yang
mau percayalah ia, siapa yang mau janganlah ia percaya”.
2) Surat Ali Imran (3) ayat 164 (artinya): “Buatlah apa yang kamu kehendaki, sesungguhnya ia
melihat apa yang kamu perbuat”.
3) Surat al-Ra’d (13) ayat 11 (artinya): “Sesungguhnya Allah tidak merubah nasib suatu kaum,
sehingga mereka merubahnya sendiri”.
Sedangkan ayat-ayat al-Qur’an yang dijadikan landasan kaum Jabariyah antara lain adalah:
1) Surat al-An’am (6) ayat 112 (artinya): “Mereka sebenarnya tidak akan percaya, sekiranya Allah
tidak menghendaki”.
2) Surat al-Shaffat (37) ayat 96 (artinya): “Allah menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat”.
3) Surat al-Insan (76) ayat 30 (artinya): “Tidaklah kamu menghendaki, kecuali Allah yang
menghendaki”.
Tugas! Carilah dan tulislah ayat yang dimaksud di atas (No. 11)!

12. Sebutkan tokoh-tokoh Khawarij, Murji’ah, dan Mu’tazilah ?


Tokoh Khawarij antara lain adalah Nafi’ ibn al-Azraq, Najdah ibn Amir al-Hanafi, Abu Fudaik,
Rasyid al-Tawil, Atiah al-Hanafi, Abd al-Karim ibn ‘Ajrad, Ziad ibn Asfar, dan Abdullah ibn Ibad.
Tokoh Murj’iah antara lain adalah al-Hasan ibn Muhammad ibn Ali ibn Abi Thalib, Abu Hanifah,
Abu Yusuf, Jaham bin Shafwan, dan beberapa ahli hadits. Sedangakn tokoh Mu’tazilah antara lain
adalah Wasil bin Atha’, Bisyr ibn Sa’id, Abu Usman al-Za’farani, Abu Huzail al-‘Allaf, Bisyr ibn
Mu’tamar, Ibrahim ibn Sayyar ibn Hani al-Nazzam, dan
sebagainya.

13. Sebutkan sekte-sekte dari aliran Khawarij !


Sekte-sekte Khawarij antara lain adalah al-Muhakkimah, al-Azariqah, al-Najdat, al-‘Ajaridah, al-
Sufriah, dan al-Ibadah.

14. Secara garis besar, aliran Murji’ah terbagi menjadi dua golongan besar, yakni golongan
moderat dan golongan ekstrem. Jelaskan paham kedua golongan tersebut!
1. Golongan moderat berpendapat bahwa orang yang berdosa besar bukanlah kafir dan tidak kekal
di dalam neraka, tetapi akan dihukum di dalam neraka sesuai dengan besarnya dosa yang
dilakukannya, dan ada kemungkinan bahwa Tuhan akan mengampuni dosanya dan oleh karena itu
tidak akan masuk neraka sama sekali.
Sedangkan 2. Golongan ekstrem berpendapat bahwa orang Islam percaya kepada Tuhan dan
kemudian menyatakan kekufuran secara lisan tidaklah menjadi kafir, karena iman dan kufur
tempatnya di dalam hati, bukan dalam bagian lain dari tubuh manusia. Bahkan orang demikian juga
tidak menjadi kafir, sungguhpun ia menyembah berhala, menjalankan ajaran agama Yahudi dan
agama Kristen dengan menyembah salib, menyatakan percaya kepada trinity, dan kemudian mati.
Orang yang demikian, kata golongan Murji’ah ekstrem, bagi Allah tetap merupakan seorang
mukmin yang sempurna imannya.

15. Jelaskan pendapat al-Asy’ari tentang iman !


Iman ialah Tashdiq bi al-qalbi (menyatakan kebenaran adanya Allah di dalam hati). Wa nutqun bi al-
lisan (mengucapkan syahadat dengan lidahnya), dan wa ‘amalun bi al-arkan (mengerjakan rukun
islam yang lima). Jadi, bagi al-Asy’ari, seseorang dinyatakan mu’min, apabila hati, lisan, dan
perbuatannya menyatakan mu’min.

16. Jelaskan paham tentang Ushul al-Khamsah dari aliran Mu’tazilah !


Ushul al-Khamsah yaitu: Lima pokok ajaran Mu’tazilah. Seseorang tidak akan dinyatakan sebagai
Mu’tazilah apabila ia tidak secara lengkap melaksanakan lima pokok ajaran itu. Kelima pokok ajaran itu
yaitu:
1. Al-Tauhid (keesaan Allah).
Dengan konsepnya ini, Mu’tazilah ingin membersihkan pemikiran syirik yang berkembang di antara
para pemikir muslim. Caranya dengan menyatakan bahwa Allah tidak mempunyai sifat, oleh sebab
itu aliran ini dikenal pula dengan istilah Mu’aththilah. Apalagi kalau sifat itu qadim (dahulu). Sebab,
kalau Allah bersifat, apalagi sifatnya qadim itu artinya yang qadim itu banyak, ini sama dengan
menyatakan bahwa Allah itu banyak (ta’addud al-qudama). Dan Allah banyak itu mustahil. Untuk itu
ia membuat konsep ini
2. al-‘Adl (keadilan Allah). Maksudnya bahwa Allah itu mustahil bersifat dhalim (aniaya). Bahkan tak
mampu berbuat dhalim. Justru Allah ingin selalu berbuat kebaikan pada umat-Nya, bahkan yang
terbaik. Konsep ini biasa dikenal dengan istilah al-shalah wa al-ashlah
Karena adilnya maka Allah berkewajiban menurunkan Rasul untuk memberi petunjuk umatnya
(manusia) yang tidak banyak mengetahui kebenaran.
3. al-Wa’ad wa al-wa’id (janji dan ancaman). maksudnya bahwa Allah pasti akan memberikan surga
bagi orang yang berbuat baik, dan pasti akan memasukkan ke neraka orang yang berbuat jahat
4. al-manzilatu bain al-manzilatain (tempat di antara dua tempat). Maksudnya bahwa seseorang
yang telah berbuat dosa sementara dia belum bertobat, ia ihukumi tidak mu’min juga tidak kafir.
Karena ia tidak mu’min dan tidak kafir, maka setelah meninggal dunia ia tidak bisa di masukkan ke
dalam surga atau ke dalam neraka. Dan ia akan berada di dalam suatu tempat antara surga dan neraka.
Tempat itu oleh kelompok ini dinamai al-manzil bain al-manzilatain. dan
5. al-amr bi al-ma’ruf wa al-nahyu ‘an al- munkar (mengajak kebaikan dan mencegah yang
kekeliruan). Maksudnya bahwa seorang yang menyatakan dirinya sebagai muslim wajib
atasnya berbuat amar ma’ruf nahi mungkar.

17. Jelaskan apa yang dimaksud dengan aliran Maturidiyah !


Aliran Maturidiyah yaitu suatu aliran teologi islam yang berkembang di wilayah Maturidi, (Uni
Soviet sekarang). Aliran ini pada satu sisi masih memegangi ajaran teologi islamnya Imam al-
Asy’ari. Oleh sebab itu gabungan antara pemikiran Maturidiyah dan Asy’ariyah, - belakangan -
dikenal sebagai aliran ahlu al-Sunnah wa al-Jama’ah. Pada sisi yang lain pemikirannya lebih rasional,
hampir menyamai pemikiran Mu’tazilah.

18. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Ahlu Sunnah wal Jama’ah !
Ahlu Sunnah wa al-Jamaah yaitu aliran teologi gabungan antara pemikiran teologi Maturidiyah
dengan Asy’ariyah. Kedua aliran ini berkolaborasi dalam menyatakan pandangannya, antara lain: bahwa
Tuhan itu bersifat, Tuhan dapat dilihat pada hari Qiyamat. Tuhan tidak berkewajiban untuk mengutus
Rasulnya kepada manusia. Selalu menafsirkan al-Qur’an secara bi al-ma’tsur. Lebih mengedepankan
aspek wahyu dari pada rasio dalam mengkaji permasalahan.

19. Dalam soal sifat-sifat Tuhan, aliran Maturidiyah dan Asy’ariyah terdapat persamaan.
Jelaskan persamaan tersebut !
Kedua aliran itu menyatakan bahwa Allah mempunyai sifat, antara lain sifat Allah yang dua puluh.
Berkenaan dengan itu kedua aliran ini dikenal pula dengan istilah aliran Shifatitah. Sifat itu terpisah
dengan Dzatnya. Meskipun demikian, nilai pisahnya itu hanya dalam konsep bukan dalam
aktualisasinya. Istilah ini biasa dikenal dengan istilah la hiya wala huwa ghairuh (Ia bukan Dia tetapi
tidak dapat berpisah dengan Dia).
Soal Latihan (Open Book)!
Dikumpulkan saat pelajaran Ahidah Akhlak, Senin, 8/8/2022 jam 10-11

1. Apa yang dimaksud dengan ilmu kalam dan mengapa dinamakan ilmu kalam?

2. Sebutkan nama-nama lain dari ilmu kalam dan jelaskan seperlunya?

3. Jelaskan sejarah munculnya ilmu kalam?

4. Uraikan hubungan ilmu kalam ,filsafat dan tasawuf?

5. Jelaskan kerangka berfikir ilmu kalam?

Anda mungkin juga menyukai