Anda di halaman 1dari 72

Daftar Isi

Kata pengantar........................................................ ii

Daftar Isi............................................................... iii

Zara Ayodia............................................................. 2

Tangisan Zara........................................................ 29

Ungkapan Pak Iqbal.............................................. 54

Pertemuan Dua Guru............................................ 66

Kemesraan Zara.................................................... 82

Pulangnya Zara...................................................... 96

Jakarta.................................................................. 104

Pertemuan Tak Disangka.................................... 113

Move on.................................................................. 130

65
Pertemuan dua Guru

Di malam yang gelap gulita semua orang yang

ada di kota Jakarta semua pada siap-siap untuk

ke masjid, untuk berjemaah salat magrib, dan

tak lama kemudian semua orang yang sedang

berjemaah di masjid, dimana masjid tersebut

sangat besar dari pada masjid yang berada di

kota lain, Diki dan dayat sekarang berada di

sebuah kaffe di salah satu kota jakarta, kafe

tersebut sangat di minati oleh banyak oleh orang

terutama para karyawan yang sedang istirahat

mereka sudah merencanakannnya

“Kita mau kemana Diki?” tanya dayat ketika

dalam perjalanan

“kita pergi ketempat biasa kita datangi” kata

Diki

66
“Oke kalau begitu, mumpung gue lagi laper

nih” ucap dayat

“Kalo urusan makan nomer satu kamu” kata

Diki

“Hehehe” tawa dayat “awas kamu ya”

ancamnya

“Hadeh gitu doang gambek, makanya jangan

sibuk chatingan terus entar kenyangan deh dari

chatingan” ujar Diki “emang loe chatingan sama

sapa sih kayaknya seru banget?” tanya Diki

“idih kepo loe” sindir dayat

“Sapa juga yang kepo gue biasa aja” katanya

Mereka pun pergi menuju ke kafe, setelah

sampai mereka masuk kedalam dan duduk di meja

yang dekat dengan jendela kafe yang bernuansa

aestetik dan juga sangat ramai yang datang

keasana terutama para remaja

67
Mereka pualng setelah selesai makan dan

lamngsung emnuju kossanhya masaingn-masing

“ eh Diki lu tau gak tadi yang waktu di cafe

pas lo bilang gue senyum-senyum gue tadi tuh

ngajak taarrufan ke dia” jelas pak Dayat

“hmmmzzzzzzz.......” Diki hanya tersenyum

“nie gue lagi chatingan” ujar Dayat

“chatingan sama cewek tadi yang lu ajak

taarrufan itu” tanya Diki

“ya, ini gue lagi balas chat Zara” jawab dayat

“gimana kalau lo pacaran aja gak usah

taarrufan sama Zara” ujar Diki

“nggak gue gak mau pacaran, lebih baik

taarrufan biar nanti gak bikin gue sakit” jelas

dayat

68
“gue kepo ke Zara taarrufan lu cantik apa

gak, siapa tau pas taarrufan dia cocok buat

kamu?” ucap Diki

“ya kalau pengen tau revano, ke Zara gimana

kalau ikut gue ke kampung gue, gue satu kampus

kok sama Zara” ucap dayat

“oke bisa”

Beberapa jam sudah menempuh di perjalanan

dayat dan Diki, keesokannya dayat sama revano

langsung pulang ke malang.

Sesampai di malang kota zara sendiri dayat

dan Diki pergi untuk menemui Zara, yang dayat

bilang taarufan ternyata bukan taaarrufan dayat

tapi orang lain.

“dimana Zara?” tanya Zara

“ayo, Zara ada di kampus” ucap dayat


69
“nggak ada Zara, Zara gak kuliah”

“Kok bisa kamu yang ta’arufan sama dia”

tanya Diki

“apa” tanya dayat

“Asal loe tau ya ta’arufan loe tuh ceritanya

kampus di UNESA, kuliahnya Zara”

“iya, ya”

Senja yang sudah muncul Zara ketemu sama

Febrian di cafe kebetulan fara denga nekatnya

sendirian pergi kekafe untuk menghilangkan

fikiran yang tak karuan

“Zara ya” sapanya

“Eh kak Febrian, ngapain kesini kak?” tanya

Zara

70
“ngak lagi jalan-jalan aja, kamu ngapain

kesini?” tanya balik

“gue lagi refresing aja ngilangin stress” ujar

Zara

“Oh gimana kalo gue temenin loe” ucap

Febrian

“oke ngak papa, silahkan duduk aja”

“iya” sambil manarik kursi di kafe tesebut

“Zara” panggil Febrian

“Ya ada apa kak” tanya Zara dengan heran

“ngak papa kok” jawab Febrian

“Hmmmm....” senyum Zara

Febrian menatap Zara yang lagi minum es teh,

Febrian suka ketela samau juga dengan Zara,

namun Zara biasa dengan kelakuan Febrian yang

selalu menatapnya dan Diki dengan tidak sengaja

71
duduk di sebelah Zara, Febrian dan Zara

terkejut karena tiba-tiba Diki datang dengan

begitu saja. Mereka bertiga akhirnya

melanjutkan pembicaraan

“Gue duluan ya” bersiap pulang

“kok udah mau pulang, cepet banget” kata

Zara

“iya, soalnya ada janji sama temen” jawab

Febrian

“Oh... ya sudah sana kalo mau pulang”

“Oke gue pulang dulu ya” pamit Febrian

“Oke” jawab serentak

Febrian pulang karena dia ada janji sama aulia

dan meninggalkan Diki dan Zara di kafe tersebut

Tak terasa mereka telah begitu lama di kafe

tersebut dan senja sudah memperlihatkan diri

72
Diki dan Zara pulang, Zara langsung menuju

kossannya. Namun ditengah perjalanan menuju

kamarnya ponsel Zara berbunyi notivikasi pesan

Dayat

Zara.......

Zara

Ya, kak dayat ada apa?

Dayat

Zar, lama kita sudah


tidak bertemu

Zara

Tumben kok chat, emang


kakak ngak sibuk

Dayat

Gue Cuma mau tanya


sesuatu sama kamu?

Zara

Emang mau tanya kak

73
Dayat

Bagaimana dengan kondisi


kamu sekakarang?

Zara

Emang ada dengan Zara,


Zara ngak papa kok

Dayat

syukurdeh kalo kamu baik-


baik saja, gue iseng aja
sekarang dan chat loe
Zara

Oh ya sudah kalo
begitu

Dayat

Oke

74
Ternyata dayat masih menyimpan perasannya

kepada Zara, namun Zara masih sadar dia masih

bersama auliya dan sebenarnya Zara masih

berharap bisa bersama dayat

Zara sedang sendirian di dalam kamar kosnya,

tiba-tiba ada taliya yang satu kos dengan Zara,

mereka terkadang selalu bersama dan melakukan

apa saja yang mereka suka

“lagi sendirian neng?” tanya Fitri

“eh Fitri, ada apa tumben loe nyari gue” kata

Zara

“Loe tadi pergi kemana?” tanya lagi

“gue pergi ke kafe emang napa?” tanya balik

Zara

“kok ngak ngajak gue sih” ngambek Fitri

75
“gue tadi lagi banyak pikiran kan gue pergi

sendirian”

“ohh ya sudah” berdiri hendak pergi

“mau kemana?” tanya Zara “kok bawa uang”

lanjutnya

“mau keluar karena gue laper emang loe ngak

laper apa?” tanya balik

“Hmhmhm.....” senyum Zara

“Seyam senyum lagi makanya jangan kalo mau

kamana bilang jangan asal ngilang pas lapar balik

ke kos” tegur Fitri “yasudah mana uangnya takut

warungya tutup” sambungnya

Fitri pun keluar dari kossannya dan menuju

warung yang berada didekat kos tersebut selagi

Fitri pergi ke warung Zara kembali ke kamarnya

untuk mengejakan tugas makalahnya sambil

selenjoran dan sambil makan jajan stick

76
kesukaan chell, Zara menunggu Fitri membeli

nasirames

Sudah lama menunggunya Fitri pun belum

datang juga ternyata Fitri pas mau pulang ke

kosannya dari warung bu ina di perjalanan

ketemu dayat sama Diki (teman senior)

berboncengan naik sepeda motor dan berhenti di

belakang Fitri.

“Diki loe tau ngak itu kan kayaknya teman

Zara di koosannya” sambil melanjutkan kembali

perjalanannya

“emang siapa tuh?” tanya Diki

“kayaknya kalo ngak salah namanya sih Fitri

karena Zara pernah posting fotonya bersama

Zara distatus wa “ jelas dayat

“Datang dari mana tuh kayaknya keburu gitu

deh, emang dia juga ngekos disini?” tanyanya

77
“Haduh loe tuh gimana sih diakan kuliah di

UNESA juga kok loe lupa sih, masih muda sudah

pikun apalagi nanti kalo udah tua” tutur dayat

“biasalah lagi banyak pikiran” kata Diki

Setelah menunggu beberapa menit Fitri

datang membawa dengan membawa beberapa

bungkus nasi, dan Zara langsung mengambil

pesanannya dan memakannya begitu juga yang

lain

“Zara..... Zara...” teriak Fitri dari depan

kamar Zara

“ap.... gue lagi banyak tugas nih, masuk dong

jangan teriak gitu ngak enak sama tetdayat tau”

“Minta tolong beliin lagi nasinya karna gue

masih laper nih” kata Fitri

78
“Idih manja banget loe cin gue lagi banyak

tugas nih minta tolong sama Fira aja, ntar gue

juga mau nitip juga” pinta Zara

“idih loe juga sama berangkat sendiri lah loe

kalo urusan makan nomer satu tapi jika di suruh

ngak mau” ngambek Fitri

“cepet buka chell puka pintunya” paksa Fitri

“iya.... iya tunggu” dan membuka pintu

kamarnya

Ketika pintu sudah terbuka Fitri langsung

masuk kedalam kamar Zara serta mengunci pintu

kamar

“Ih apaan sih tarik tangan gue pintu kamar di

kunci segala kayak ada yang gawat banget sih”

kata Zara

79
“iya, ayo sini ada sesuatu yang ingin gue

bicarakan sama loe dan harus empat mata” jelas

Fitri

“Emang apa sih kayaknya penting banget?”

tanya Zara

“Jadi gini gue tadi sepulang dari tadi gue

ketemu sama kak dayat dan temennya siapa itu

namanya, gue ngak tahu” kata Fitri

“dayat dan Diki mungkin, terus kenapa?”

tanyanya lagi

“iya itu mungkin, gue tadi dilihatin mereka

pas lagi dari warung bu ina dan pada saat itu

langsung salting gitu” jelasnya lagi

“Cuma itu yang ingin loe bicarakan sama gue,

dan salting juga” ujar Zara

“iya zar” senyum Fitri

80
“ya ampun Fitri Cuma itu doang sampai kunci

pintu segala, dan loe sampai gawat kayak orang

mau mati gitu” agak ngambek

“Emang gawat gitu?” tanya Fitri agak senyum

“bukan hanya gawat tapi banget” ucapnya dan

membuka pintu kamarnya

81
Kemesraan Zara
Hari ini adalah hari sangat beruntung semua

mahasiswa di kampus Unesa sangat giat untuk

belajar semua berbarengan kepustakaan untuk

mengerjakan tugas mereka semua tidak ingin

kalah dengan kakak tingkatnya terutama Zara

yang sangat rajin untuk belajar

Tanpa sengaja Zara bertemu dengan Aulia di

perpustakaan mereka sudah menjadi teman

akrab dari awal mereka bertemu mulai dari

melaksanakan ospek mereka selalu bersama 

“Zara, Udah belajar di sini juga? ", tanya

Aulia

“Aulia, Iya gue juga belajar di sini " jawab

Zara yang sedang sibuk membaca buku

“ zar, sini dong "ajak Aulia

“emang mau ngapain sih” uajr Zara

82
“ ngak sini belajar sama gue kan bisa saling

tanay jika ngak ngerti” jelas auliya

“oke gue pergi kesitu” dan melangkah pergi ke

auliya

“zar, lo tau ngak kak Diki mau main kesini”

sekedar memberi info

“O... emang mau ngapain kakak loe kesini?”

tanya Zara

“Kalo masalah mah gue ngak tahu juga sih,

mungkin Cuma mau main paling” kata auliya

Setelah beberapa Zara dan auliya ngobrol

dan tak fokus pada buku mereka, tiba-tiba Fira

datang dan mengejutkan mereka berdua yang

sedang asik mengobrol

“Hei, kalian lagi ngapain sih?” tanya Fira

“eh loe fir bikin kaget aja” kata Zara

83
“Iya nih ngak bisa pelan-pelan napa” sambung

auliya

“ya maaf dong, abisnya kalian kayaknya asik

banget, ya gue jadi curiga sama kalian gitu” ujar

Fira

“masak sih padahal kita cuma saling tanya

tentang materi yang mau di ajarkan nanti, gitu

doang kok” jelas Zara “dan juga saling cerita

tentang bagaimana auliya sampai dikuliah disini”

lanjutnya

“emang gimana sih ceritanya?” penasaran Fira

Auliya pun menceritakan kembali

pengalamannya kepada Fira dan mengapa bisa

sampai disini dan Fira mendengarkan sampai

tuntas hingga makul mereka akan dimulai

84
Setelah bercerita auliya dipanggil oleh

temannya dan ia pergi meninggalkan mereka

berdua di perpustakaan

“Zara loe cerita apaan sih sama auliya tadi?”

Fira masih penasaran dengan Zara

“kan auliya sudah cerita sama loe” tutur Zara

“Ngak gue masih penasaran loe berdua” masih

belum percaya

“bukan hanya itu tedi dia bilang kalo Diki

kakanya mau main kesini “ melanjutkan

menjelaskan

“terus ngapain auliya cerita sama loe?” tanya

Fira

“ya gue ngak tahu lah, emang salahya jika gue

tahu tentang kakanya auliya” dengus Zara

“ngak sih gue cuma heran aja” sambil

mengejek Zara
85
“tapi gue ngak tahu kapan kakanya auliya mau

kesini” ucap lagi Zara “mungkin besok paling”

lanjutnya

“Fira loe tahu ngak?” panggil Zara

“Apa sih” jawab Fira

“Jika besok yang mau kesini gue diajak

ketemuan sama kakaknya auliya di taman kampus”

memberitahukan kepada Fira

“emang siapa sih namanya?” tanya Fira

“loe belum tahu siapa namanya” ucap Zara

“ya, ngak lah ketemu aja gue belum pernah

apalagi tahu namanya” sangat penasaran

“loe mau tahu” permintaan Zara

“Iya donk chell, loe kan teman baik gue”

bujuk Fira

86
Zara pun meberikan tahu siapa namanya

kakak auliya kepada Fira karena di kasihan

kepada teman lamanya itu

Jam sudah menunjukkan pukul 06.45 WIB

Zara baru saja bangun dari tidurnya, biasanya

jam segitu Surabaya sudah sangat ramai dengan

banyak kendaraan yang halu lalang disana dan

terkadang pada jam sekarang sudah mulai macet.

Zara terbengng karena ia belum mengisi tugas

hari ini yaitu mencatat materi yang akan di

laksanakan hari ini

Zara harus buru-buru cepat harus sampai ke

kampusnya, ketika samapai di kampus Zara cepat

mengisi jam-jam pada hari ini karena ia takut

akan di marahi oleh ketua kelasanya, bukan hanya

itu ia juga takut jika hari ini dosennya galak dan

ia tak ingin kena bentak sama dosennya

87
“Zar....” panggil Fira

“ya apa sa” jawab Zara sambil fokus pada

pengiisian jurnal

“Loe kayaknya serius banget nulis jurnalnya

takut dimarahi dose ya...” ledek Fira

“Iya nih gue takut dimarahi dosen kan

sekarang pelajaran pak agus gue takut di sindir

nanti pas pelajaran di mulai” jelasnya

“Emang loe tadi malem ngapain aja Zar?”

tanya Fira

“Gue tuh tadi malem ngebayang gimana besok

ekspresi gue jika ketemu sama si Diki” Zara

ngebayang sampai tertidur.

“emangnya Diki tuh siapa?” tanya Fitri yang

baru sampai disana

“Ohh.. yang katanya cowok dari auliya” kata

Fira
88
“Iya sa” lanjut Zara

“Jadi loe ngak nulis jurnal gara-gara itu

doang” ucap Fitri

“Iya Fitri” ujar Zara

“Udahlah nanti gue bantu nulis jurnalnya kita

pergi kekantin dulu yuk” ajak Fira

“Beneran loe bantu nulis “ masih tidak

percaya

“Iya Zara” mempercayakan Zara

“Oke makasih ya” ucap Zara

“Iya sama-sama

Setelah menulis jurnal Zara pergi kekantin

untuk memebeli minuman dan juga makanan, tak

lama kemudian Zara melihat satu mahasiswa dari

kampus lain dan itu tak asing bagi Zara, dan ia

89
mengikuti orang tersebut dan ternyata ia pergi

ke kelas auliya

Zara segera kembali ke kepada temanya yang

belajar di tengah taman

“Hai guys gue punya kabar gembira buat

kalian” kata Zara

“Apaan kabar gembiranya?” tanay Fira

“Kak dayat sudah datang" girang Zara

“Beneran” jawab serentak

“Iya” singkat Zara “Tapi kayaknya dia

bersama seorang cewek deh” lanjutnya

Tak lama kemudian dayat dan Bunga tiba-tiba

menghampiri mereka bertiga dan sempat

membuat mereka kaget karena mereka berdua

bergandengan tangan

“Hai zar” sapa dayat

90
“hai” jawab gugup Zara

“Kalian lagi ngapain disini?” tanya dayat

“Oh... kita lagi belajar bersama” jawab

serentak

“Kenalin ini Raiysa” memperkenalkan kepada

mereka bertiga

“Ini cewek loe?” heran Fira

“Iya, ini cewek gue, kita satu jurusan sama

Bunga” jelas dayat

“Oh.. gitu ya”

Semuanya saling berkenalan satu sama lain

dan ternyata di balik semua ini ada perasan yang

terpendam dalam hati Bunga

“gue suka sama dayat karena dia orangnya

misteri atau ngak suaka banyak bicara” kata

Bunga

91
“Mulai kapan loe sama dayat?” tanya Fira

“mulai kita satu kelas dan satu jurusan” jelas

Bunga

“Oh gitu ya” kata Zara

Setelah bertemu dengan Zara, Fira, dan juga

Fitri mereka berdua pergi meninggalkan taman

entah menuju kemana kerena mereka bertiga tak

menghiraukan dan fokus belajar

“guys loe merasa ada yang berbeda ngak dari

mereka berdua tadi?” tanya Zara

“Palingan Cuma perasan loe aja zar” kata Fira

Tiba-tiba Fitri juga merasakan hal sama dengan

Zara, sedangkan Zara masih merasakan hal yang

berbeda

“Tunggu dulu” katanya Fitri

“Ada apa fit?” tanya Fira

92
“Yang sama dayat itu kan Bunga?” tanya Fitri

“Iya ya itu Bunga, emang kenapa?” penasaran

Fira

“Ngapain ia jalan sama dayat” penasaran Fitri

“Nanti gimana kalo kak Diki marah atau auliya

melihat mereka berduan” Fitri semakin

penasaran

“Kan gue udah bilang sama kalian ada yang

berbeda tapi kalian belum sadar” sambung Zara

“Jadi yang heran dari tadi adalah Bunga ini”

ucap Fira

“Iya kenapa kalian tidak bisa tahu dari tadi”

kata Zara

“Gue pertama kali liat Bunga dan sekarang

sudah berbeda banget” tutur Fitri

93
Keesokan harinya di kampus UNESA sangat

ramai tak seperti biasanya, semua mahasiswa

berpenampilan sangat sopan, Zara heran pada

semuanya

“Eh zar” Fira membuat kaget Zara

“fir ada apa sih kok tumben seperti ini” ucap

Zara

“Loe belum tahu ya?” tanya Fira

“Ngak emang ada apa sih kayak serius

banget” Zara semakin penasaran

“Itu zar kak dayat mau ta’arufan sama

ceweknya” kata Fira

“Hah yang bener loe”

“iya” jawab singkat Fira

Zara semakin penasaran sama Bunga karna

dulunya pacaran sama Diki dan dekat sama

94
Febrian dan sekarang malah jadian sama kak

dayat, bagaiman dengan kak Febrian gimana jika

kak Febrian tahu kalo ia ta’arufan sama dayat

sedangkan di masih menyimpan perasan dengan

kak Febrian

Zara juga penasaran terus gimana denagn

Diki Zara juga bingung mengapa ia memilih dayat

dan meninggalkan mereka berdua, Zara kemudian

menemui Bunga untuk menanyakan bagaimana

dengan apa yang ia telah ucapkan pada kak

Febrian

Namun sayang Bunga langsung pergi jika dia

menanyakan hal itu kepada Bunga dan ia bilang

bahwa ia terpaksa dengan semuanya

95
Pulangnya Zara

Zara sudah memasang alarmnya pada jam

04.00 WIB sebelum ia tidur. Ketika alarm

berbunyi Zara bangun dan bersiap-siap kerena ia

akan pulang ke rumahnya dikarenakan ayahnya

sakit

Zara segera menuju terminal karena ia takut

akan ketinggalan bus dan ia juga berpamitan

dengan mbak fitri untuk pamit pulang ke kotanya

Dalam perjalanan Zara tiba-tiba teringat

dengan lamaran yang di tawarkan dengan teman

ayahnya, bagaiman jika ayah tetap menjodohkan

Zara dengan anak teman ayahnya. Zara ingin

sekarang ia ingin tak memikirkan seseorang

ketika ia sedang kuliah karena ia takut akan

menghantui dirinya dan pelajarannya

96
Setelah sampai di rumah ia mengucapkan

salam

“Assalamu’alaikum” ujar Zara

“Waalaikumussalam” feby membuka pintu dan

ia terkejut karena yang datang adalah purti

kesayangannya dan mereka sekita langsung

memeluk mamanya tersebut

“ma... Zara kangen mama” ucapnya

“Mama juga kangen sama kamu”jawab Feby

“Papa mana ma?” tanya Zara “Zara mau

ketemu sama papa” lanjutnya

“Di kamar sayang ayo kita masuk ke dalam”

pintanya

Setelah meletakkan barang Zara langsung

menuju kamar papanya dan memeluk papanya

tercinta kerena ia tak tega dengan kondisi

97
papanya sekarang setelah memeluk ia

meninggalkan hermawan agar ia bisa istirahat

“Zara bagaimana dengan perjodahan Zara?”

tanya Zara

“Kalo masalah itu mama juga belum tahu

sayang” jawab Feby

“Zara sekarang masih ingin fokus kuliah dan

tak mau melibatkan ini” keluhnya

“Iya mama faham sama kamu sayang” hibur

Feby “Kita tunggu saja ya” lanjutnya

“Iya ma” jawab singkat

Setelah dua hari berada di rumahnya dengan

terpaksa Zara harus kembali ke kampusnya

karena ia masuk besok dan ia tak mau terlambat

untuk kembali, namun masih memikirkan tentang

papa yang sekarang semakin menurun dan tak ada


98
perubahan, meski ada itu hanya kecil

kemungkinan

“Ma Zara berangkat dulu ya” pamit Zara

“hati-hati ya sayang” pinta Feby

“Iya ma” jawab Zara

“Assalamu’alaikum” pamit Zara

“Waalaikumussalam” jawab Feby

Zara pun berangkat ke kampusnya dalam

perjalan di berdo’a agar papanya cepat sembuh,

setelah sampai dia langsung istirahat kerena

besok ia harus bangun pagi dan bersiap untuk

kuliah

Di kampus ia mendapatkan brosur dari Fitri,

karena Fitri tahu bakat Zara, di situ tertulis

bahwa akan diadakan lomba teater yang akan di

99
laksanakan di Jakarta dan ini merupakan

kesempatan besar bagi Zara dengan

menggunakan bakat yang ia miliki

Keesokan harinya Zara bersiap-siap untuk

berangkat kuliah adn tak lupa ia juga membawa

brosurnya untuk diberitahukan kepada teman-

temannya

“Hai guys” sapa Zara

“Hai zar” jawab Fira

“zar loe bawa ngak brosor yang berikan

kemarin?” tanya Fitri

“Iya gue bawa kok” jawab Zara

“Tentang apa sih borosunya?” penasaran Fira

“Ini tentang lomba teater” jawab Zara

“Oooo gitu ya” kata Fira

100
Zara kemudian memberikan brosur tersebut

kepada citra dan desi agar mereka membaca

brosur tersebut

“Gimana kalian setuju ngak jika kita ikut

lomba ini?” tawar Zara

“Kalo gue setuju aja, karena ini kesempatan

besar bagi kita” jawab citra

“Loe gimana des?” tanya Fitri

“Gue juga setuju, kapan lagi kita bisa ikut

lomba tearter seperti ini” semangat desi

“Dan gue juga berencana untuk memberikan

brosur ini kepada dayat siapa tahu dia juga mau

ikut dan kita bisa kolaborasi denngannya” saran

Zara

“Oke” kata citra “Tapi loe liat dayat ngak?”

tanyanya lagi

101
“Dari tadi ngak liat dayat sama sekali” ucap

desi

“Gue juga sama” sambung Fitri

“Oh..... gue tahu, tadi gue lihat dia di terminal

bersama temannya” kata Zara

“Ngapain dia ke terminal?” tanya Fitri

“Kalo ngak salah katanya dia mau pulang

kerumahnya karena ada urusan gitu deh” jelas

Zara

“zar loe coba hubungi dayat” usul desi

“Ngaklah gue malu dong” jawab Zara

“Coba dulu dong zar” pinta citra

“Oke gue akan coba” pasrah Zara

Zara berencana untuk mengajak dayat untuk

bekerja sama dalam lomba ini karena ia ingin

menampilkan bakat yang ia miliki dengan

102
maksimal dan ia menghubungi dayat meski ia

sangat gugup

Setelah itu ia memberitahukan kepada

anggotanya dan mereka langsung menyetujui

dengan ajakan Zara

Sehari setelah itu Zara dan dayat bertemu

dengan membawa anggota mereka masing-masing,

dan mereka mulai menyusun rencana serta

menata setiap orang dengan aestetik mereka

mulai pada esok harinya dan mereka saling

membantu dan juga saling memberi ilmu yang

mereka miliki

Dan akhirnya Zara dan dayat bekerja sama

untuk mengitu lomba tersebut, mereka ingin

teater untuk pertunjukan yang lebih spektakuler

dan memukau bagi penonton dan semoga

semuanya berjalan dengan lancar dan tak ada

halangan apapun.

103
Jakarta

Setelah mendapatkan liburan 2 bulan,

disitulah team teater UNESA datang ke

kampusnya Dayat untuk berkolaborasi buat

lomba di jakarta yaitu kampus UNJ. Mereka

semua menggarap latihan mulai dari semester

pendek. Hal ini membuat hidup Zara semakin

mencintai teater yang sudah menjadi hobinya

dari dulu.

Setelah latihan, Zara memutuskan untuk

kembali pulang ke kos-kosannya. Karena Zara

sudah merasa kelelahan.

Keesokan harinya Zara dan yang lainnya

pergi ke kampus untuk latihan kembali, di hari

kedua ini, Zara merasa sedikit malas, entah

mengapa tidak seperti biasanya.

104
Acara latihan pun dimulai, tim dari kampus

UNESA. Terdiri dari, 3 orang, yaitu, Dayat,

Faris, dan dito, mereka menjadi satu, latihan

yang kompak dan bagus di festival nanti.

Ditengah latihan, Zara dan yang lainnya

istirahat sejenak, Zara tidak sengaja melihat

langkah Bunga menuju Dayat, Zara tidak tau

betul apa yang mereka berdua bicarakan. Tapi

saat Bunga mengobrol dengan Dayat, Zara tidak

tau mengapa merasakan rasa cemburu di antara

keduanya. Tapi Zara menepisnya jauh-jauh dari

bayangannya, mungkin ini efek dari hatinya Zara

sendiri yang tidak rela kalau diantara Dayat atau

hanya karena 1 perempuan.

“mungkin gue cemburu” bati Zara. Dengan

pasrah setelah latihan selesai semua anak-anak

tim teater bubarkan diri, tanpa menunggu lama

lagi, Zara langsung menghampiri Bunga.

105
“kenapa zar?” tanya Bunga, dari wajahnya

sudah kelihatan kalau Bunga salting saat Zara

menghampirinya

“lo harus bisa mengambil keputusan untuk

memilih, lo gak bisa memiliki kedua-duanya” ucap

Zara pius

“gue belum siap zar” jawab Bunga Zara

menggelengkan kepalanya dengan senyum

singgungnya

“hebat banget lo, bisa mainin dua perasaan

sekaligus!

Seharusnya lo harus bersyukur sudah ada

yang mencintai lo sampai ke jenjang keseriusan.

Tapi lo yang munafik” ucap Zara tidak pernah

punya niatan untuk mencelah Bunga sedikitpun,

Zara hanya ingin Bunga mempunyai efek jera.

Bahkan Zara saja bingung apa harus cerita

kepada Febrian atau Dayat terlebih dulu tentang


106
Bunga, Bunga hanya Zara mendengar ucapan

Zara, Bunga menyadannya kalau dia salah.

Zara, sedang memainkan laptopnya di depan

kos-kosannya, tiba-tiba saja ada mobil berherti

di depan kos-kosannya antara Zara dan kos-

kosannya, Zara sejenak berhenti mengetik.

Melihat kedatangan pasangan, kebetulan Fira

sedang pulang kampong dan menitip barang

kepada Zara, dan memang kebetulan sedang ujian

scripsi

Di tengah-tengah pengobrolan dengan Devan

dan Darnia. Zara mendapat ajakan dari Devan.

“zar, gue mau ngomong sesuatu sama lo, gue

boleh minta tolong?” Tanya Devan dengan

perasaan tidak enak hati.

“apa?” Tanya Zara kepo

107
“bantuin gue buat mencari barang buat

Bunga, karna gue akan melamarnya zar!!!” jelas

rifan, Zara kaget, sampai-sampai Zara

membulatkan matanya tidak percaya.

“kenapa jadi seperti ini! Terus gimana

dengan Dayat.” Batin Zara, Zara sedang dongkol,

Zara tidak tau harus berbuat apa-apa. Dia tidak

bisa menjawabnya. Zara benar-benar bingung.

“gimana zar, lo mau kan?” ajak darma

memohon.

“gue piker-pikir dulu” jawab Zara asal.

Setelah berbincang-bincang Rifan Darma pun

pulang dari kos-kosannya Zara. Seketika Zara

langsung menutup laptopnya dan langsung masuk

ke dalam kos-kosannya, Zara terus kepikiran

dengan Febrian. Dan Dayat, karena merekalah

yang akan menjadi korbannya Bunga. Bahkan

Zara ingin segera membongkarnya, Zara tidak


108
mau Febrian maupun Dayat akan terluka hatinya

hanya karna satu wanita.

Sekarang Zara dan lainnya sedang latihan,

dan waktu istirahat pun sudah sampai, Zara dan

yang lainnya juga sepakat akan mengakhiri

latihan hari ini, mereka sudah banyak yang

kelelahan.

Waktu itu juga Dayat nyamperin Zara yang

sedang duduk istirahat dengan air botol di

tangannya Zara.

“hay zar! Capek ya”, sapa Dayat yang duduk di

samping Zara

“lumayan Ga” jawab Zara seandainya.

“temani gue ke mall, gue akan membelikan

sesuatu buat Bunga”, ujar Dayat lagi-lagi Zara di

kagetkan dengan ajakan dua orang yang sama.

109
Tapi Zara bersikap biasa-biasa saja meskipun

hatinya berkecamuk.

“apa harus sama gue yat?” Tanya Zara

“kalau bisa bisa kenap tidak!” jawab Dayat,

Zara langsung bungkam.

“gue pikir-pikir dulu yat, sekarang gue harus

pulang dulu” jawab Zara sekaligus berpamitan

pada Dayat.

“Iya, iya gak papa kok zar, nanti langsung

kabarin gue ya” kata Dayat Zara hanya membalas

dengan senyumannya. Zara tidak tega yang juga

di khianatin oleh Bunga.

Zara pun pulang ke kos-kosannya.

Sesampainya di kos-kosannya, Zara bingung dan

sedih, Zara serasa di lema, dan ini semua serasa

beban buat Zara.

110
“kenapa sih Ra, lo jahat banget, lo sama saja

nyiksa perasaan gue disaat seperti ini, coba aja

gue jadi lo, gue akan lebih memilih Febrian,

bukan malah nyakitin perasaan orang”, kata Zara

pada dirinya sendiri, Zara serasa frustasi.

Tanpa menunggu lama lagi Zara langsung

menelpon dayat

“halo zar, gimana lo mau kan? Kalau bisa

besok kita langsung berangkat”. Langsung saat

dayat menerima telpon dari Zara.

“dayat! Apa harus gue yang lo ajak?” Tanya

Zara seperti ke Dayat.

“karena lo biasa tau selera cewek kayak apa,

jadi gue ajak lo aja” jawab dayat

“tapi maaf gue gak bisa, lebih baik lo sama

Bunga aja, karena dari situ, Bunga lebih bisa

memilih sendiri, sesuai selera yang pasuntuk

111
dirinya sendiri, bahkan Bunga pasti merasa puas

jika pas dengan dirinya”. Zara memberi saran

pada dayat, karena tidak ada jalan keluar untuk

menolaknya.

Tidak mungkin Zara bilang kalau Zara sudah

di ajak Dayat, yang tujuannya sama dengan

Febrian, untuk Bunga, tapi Febrian tetap memilih

bersama Zara, begitupun dengan Zara yang juga

memaksa untuk menolaknya, tapi pada akhirnya

luluh juga, Febrian memilih bersama Bunga saja.

Perasaan lega pun Zara rasakan, setelah

menelpon, Zara langsung mengirim pesan untuk

Dayat, kalau Zara bisa ikut dengannya besok

untuk membeli barang buat Bunga.

112
Pertemuan Tak Disangka

Setelah menolak ajakan dari Febrian,

akhirnya Zara memilih menemani dayat membeli

hadiah untuk Bunga, karena sudah

mempermainkan perasaannya dan dayat.

“ga, gue bisa nemenin loe besok membeli

hadiah untuk Bunga” kata Zara saat menelfon

dayat.

“ok zar, besok gue jemput loe, jam 17:45, ya!”

jawab dayat, terdengar suara yang berbunga-

bunga, paahal cewek yang akan dia kasih sudah

menyakiti hatinya.

“ok ga, gue tunggu” balas Zara lalu tersenyum

haru.

“yaudah zar, gue masih ada urusan, jadi maaf

ya!! Gak bisa-bisa lama-lama” kata dayat pada

Zara.

113
“iya, gak papa yat, gue cuman mau bilang ini

kok “ kata Zara.

“maaf ya zar !” ucap dayat, mungkin merasa

tak enak hati.

“iya, gak papa santay aja kali, yaudah sampai

jumpa besok yat” balas Zara

“bye..” Zara menutup telfon nya dengan dayat

dengan perasaan kasihan sama dayat, Zara ingin

membongkar semuanya.

“tapi biarlah waktu yang akan membongkar

nya, esok atau hari nanti, cepat atau lambat,

semuanya akan terungkap” batin Zara dalam-

dalam. Zara berusaha menepis rasa dongkolnya

pada Bunga namun tidak bisa, bahkan rasa tidak

suka pada Bunga, Zara semakin membencinya.

Melihat perilakunya terhadap devan dan dayat

teman dekatnya.

114
Seketika Zara membuka stanbooknya, dimana

Zara selalu memncurahkan hatinya di atas kertas

tersebut.

“dear allah”

Mungki ini sudah jalan takdirku, mencintai

seseorang dan menjaga hati seseorang,

dimana orang tersebut mencintai satu wanita

yang lain yang sama dan mungkin ini sudah

ketentuan hati darimu.

“Zara”

Zara menutupnya kembali, menyimpan dengan

baik, selain terbuka pada fitri mbak kos di kos-

nya, Zara menorehkan semua isi hatinya di

stanbook yang Zara punya, begitu banyak

perasah dan jalan hidupnya di dalam sana. Mulai

dari Zara awal ospek sampai Zara mempunyai

perasaan kepada Febrian. Dan sampai sekarang

Zara berada dalam kebingungan.

115
Jam 17:45 dayat sudah ada di depan kos-

annya Zara, 3 menit kemudian Zara keluar sudah

dalam keadaan rapi, dan cantik dengan sepatu

nike kuning milik nya senada dengan tas biru

mungil di lengan kirinya. Semakin cantik Zara

memakai switer biru dengan celana jins yang

membuat Zara arogan, dayat yang melihatnya

mulai dari ujung kepalanya sampai ujung kakinya,

terkagum, kagum hingga dayat lupa kalau dayat

mengajak Zara keluar hari ini, Zara melihat

ekspresi dayat terheran sendiri.

“jadi gak nich beli hadiahnya untuk Bunga”

kata Zara menekan nama Bunga karena Zara

tidak enak, dari penglihatan dayat pada Zara

tadi.

“i..iya, ayok loe duluan” kata dayat gugup

karena tadi di kagetkan Zara. Zara langsung

116
menuju ke mobil sport merah milik dayat. Yang

diikuti dayat di belakangnya.

“sudah siap?” aba-aba dari dayat

“ok” jawab Zara, dayat perlahan menginjak

gas, dan melajukan mobilnya.

20 menit perjalanan dayat dengan Zara

akhirnya sampai, dayat membawa Zara ke mall

yang sangat besar di kota jember.

“galaxy mall” Zara membacanya yang terpang-

pang di depan yang sangat besar. Sesuai dengan

tempatnya yang juga mewah.

“udah pernah kesini?” Tanya dayat setelah

Zara membacanya.

“baru sekarang gue nyampek” jawab Zara

polos.

“yasudah kita langsung masuk aja, biar loe tau

didalam kayak apa?” ajak dayat pada Zara.


117
“ayok” timpal Zara,

Mereka berdua pun masuk ke dalam mall,

dayat mendahului jalan yang di ikuti oleh Zara di

belakangnya, dayat langsung tertuju ke tempat

perhiasan yang terletak di awal pintu masuk

bagian dalam mall galaxy, dayat dan Zara sama-

sama mencari yang pas buat Bunga, di tengah

pencarian, Zara melihat gelang dengan huruf

inisial M.H di sertai bintang=bintang kecil yang

indah. Dalam hati Zara, sangat menyukainya, dan

Zara berencana membelinya nanti, karna huruf

yang ada di gelang tersebut sesuai dengan nama

Zara.”Zara hermawan” ternyata dayat juga

melihatnya.

“menurut loe gelang itu cocok di berikan pada

Bunga?” Tanya dayat, Zara kaget, dengan

setengah dongkol Zara melarangnya dengan

beberapa alas an.

118
“jangan-jangan yang ini jelek tauk, kalau

Bunga yang makek, gelang nya juga kurang bagus,

gue yakin Bunga bakalan suka” alas Zara.

“tapi gelangnya bagus kok ada insialnya lagi”

balas dayat

“gelang insial kayak gini cocok nya di berikan

kepada orang yang benar-benar memenuhi semua

mimpi-mimpi loe, apalagi masa depan loe” cetus

Zara.

Dayat yang mendengarnya kebingungan,

ucapan dari Zara barusan namun Zara cepat

menyadari apa yang ia ucapkan tadi, dengan

setengah kaget, Zara langsung mempersilahkan

dayat untuk membelinya.

“emmzz… maksud gue, kalau loe emang suka

sama gelangnya, beli aja gak papa kok, kalau

menurut loe gelangnya bagus buat Bunga untuk

kedepannya” kata Zara


119
“gak papa kita cari yang lain aja” kata dayat

dengan langkah, menuju ke tempat yang lain, rasa

lega dalam hati Zara, tapi tak enak pada dayat.

Akhirnya dayat dan Zara mencari hadiah yang

lain. Saat-saat sibuk mencari hadiah, tiba-tiba

dan tidak nyangka dayat dan Zara bertemu

dengan Bunga dan tentunya bersama Febrian.

“Bunga” kata dayat

“Febrian” kata Zara hamper barengan dengan

dayat, disitu dayat di landa kebingungan, karena

taarrufan nya sedang berjalan dengan cowok di

sampinya. Tapi dayat tidak gegabah mengambil

masalah.”mungkin bisa jadi familinya”. Batin

dayat, tapi beda dengan Zara,Zara yang kaget

melihat mereka berdua sampai berfikir.

“diantaranya banyak mall di kota Surabaya,

kenapa Febrian harus memilih mall yang sama

sihh!” grutu Zara dalam hatinya.


120
“Zara kamu bareng dengan siapa?” Tanya

Febrian

“ini temen gue,” ucap Zara dengan fikiran

tidak tenang

“ dayat ini kenalin Febrian, kakak tingkat gue

di kampus” lanjut Zara memperkenalkan dayat

pada Febrian, Zara memang tidak

memperkenalkan beliau pada dayat, karna dayat

sudah pasti tau kalau yang bersama Febrian

adalah taarrufannya si Bunga. Lebih lagi Zara di

kagetkan saat Febrian tiba-tiba memperkenalkan

Bunga pada dayat.

“gue Febrian, dan ini Bunga calon tunangan

gue” jelas Febrian memegang bahu Bunga dengan

manja, Febrian langsung dengan senangnya

memperkenalkan Bunga pada dayat.

Zara melihat jelas kebencian dan

kebingungan, juga perasaan hancur di wajahnya


121
dayat. Dayat sangat emosi, dayat benar-benar di

oermainkan perasaannya oleh Bunga.

“maksud ini apa sih zar?” dayat membujuk

pada Zara, Zara benar-benar bingung harus

bilang apa.

“gue bisa jelasin semua yat, sama loe” kata

Zara dengan perasaan takut,gugup’

“zar, maksudnya ini apa?” dayat malah

mengalihkan pertanyaan nya pada Bunga, Febrian

yang juga melihatnya juga kebingungan, ada apa

sebenarnya?”

“loe kenal sama cowok ini?” ucap Febrian

menunjuk dayat. Bunga sudah jelas-jelas

rahasianya sudah terbongkar. Waktunya sudah

sampai. Bagaimana resikonya Bunga harus

menanggungnya

122
‘’sebenarnya ada apa sih? Kamu kenal sama

dayat?” Tanya Febrian dengan suara tingginya.

Febrian sudah mulai emosi, tapi Bunga tidak mau

menjelaskannya.

“jawab” teriak Febrian dengan kejam

“gue bisa jelasi semua ini dre sama loe” kata

Bunga tangisnya

“dia siapa?, ayok jawab!” lagi lagi Febrian

membentak Bunga. Dayat dan Zara hanya diam

menunggu jawaban dari Bunga. Biarkan dia yang

memulainya. Dan teratur dadanya terteguk

kencang.

“dayat, taarrufannya gue feb”. Jawab Bunga

dengan gugup. Setelah Bunga menjawabnya,

dayat langsung keluar dari mall, dengan menarik

kencang tangannya Zara. Menuju ke mobilnya

dayat.

123
Sesampai di parkiran, zara menghentikan

langkah cepatnya dayat, tepat di depan mobilnya.

“yat, biar gue yang bawa mobilnya” ucap Zara.

Khawatir karena dayat sangat syok. Dayat pun

menuruti kemauan Zara.

Zarapun melajukan mobilnya, Zara

menghiraukan Febrian dan Bunga di sana. Zara

membawanya ke taman. Setelah kejadian

barusan.

Sesampainya di taman, dayat benar-benar

syok bertanya sama Zara.

“zar, loe sudah tau tentang semua ini?” Tanya

dayat dengan wajah kusam.

“ia” setengah ragu menjawabnya.

“yat, gue benar-benar minta maaf, karena gue

sudah menyembunyikan semua ini dari loe, gue

124
minta maaf yat” Zara mengucapnya dengan penuh

penyesalan.

“kenapa loe lakuin ini semua. Kenapa loe

tutupin. Kenapa loe gak bilang dari sebelumnya”.

Kata dayat penuh kebencian di wajahnya.

“karna gue gak mau baik lo maupun Febrian

sakit hati” kata Zara, dayat masih terdiam dan

masih terdiam karena masih di tipu yang dayat

sangka baik dan berencana lanjut masa depan

bersama-sama, Zara yang melihatnya juga

merasakan sakit hati dan merasakan kesedihan

yang di rasakan oleh dayat. Disisi lain Zara

kepikiran Febrian.

Lima menit berlalu dayat mengajak Zara

pulang.

“ayok pulang” ajak dayat bangkit dari

duduknya.

125
“gue yang anterin” lanjut dayat.

“gak usah ga, loe duluan saja. Tapi lebih baik

loe pergi ke basecamp teater saja” Zara

menyarankan, karena dayat disana dapat

mendapatkan hiburan nanti.

“terus, loe gimana?” Tanya dayat acuh.

“gue bisa pulang sendiri kok” kata Zara

memastikan.

Yasudah, gue ke basecamp dulu”, balas

dayat,lalu tanpa basa-basi lagi dayat langsung

berbalik arah menuju mobilnya, Zara yang

melihatnya ikut hancur di tengah lingkungannya

dayat,karena saking linglungnya dayat, Zara

tahu, kalau dayat gak akan membiarkan cewek

jalan sendirian apalagi kalau bersamanya, tapi

malam ini Zara melihat, wajahnya dayat penuh

dengan kebingungan.

126
Setelah pulangnya dayat dari taman, Zara

tetap berada di taman, Zara langsung menelpon

Febrian berkali-kali tapi tidak ada jawaban. Dan

yang ketiga kalinya baru diangkat.

“feb, gue minta, kita bertemu di café di

tempat kita biasanya” pinta Zara pada Febrian di

sebrang sana, tidak ada kata basa-basi lagi. Zara

pun keluar dari taman sehabis menelpon Febrian

barusan. Zara menggunakan taxi menuju café

karena memang sebelumnya Zara bersama dayat.

Tapi karena dayat sudah pulang duluan terpaksa

Zara menggunakan taxi.

Sesampainya di cafe, Zara bertemu dengan

Febrian di sana, yang pertama, Zara

mengkhawatirkan Febrian akan menanyakan hal

yang sama pada Zara.

127
“lo sudah tau tentang semua ini?”. Pertanyaan

yang sama seperti pertanyaan dayat di taman.

“ya,gue suah tau, dan gue minta maaf, kalau

gue sudah menyembunyikan semua ini”, jawab

Zara

“lo tau kan, kalu gue itu sudah lama menyukai

lo, dre! Makanya gue tidak mengatakan apa-apa,

khawatir gue menjadi sebab kisahnya lo dengan

dengan Bunga, gue juga takut dikatakan

menfitnah” jelas Zara

“zar, dari dulu gue percaya sama lo, bahkan

kalo lo mau mengatakannya gue pasti percaya,

karena gue tau betul sifat Zara pada Bunga”

balas Febrian

“memang lo yang punya sifat terbuka dan

polos dan apa adanya, berdanding terbalik

terbali dengan Bunga” Zara yang mendengarnya

berkecamuk sendiri dengan pikirannya bingung


128
dan tau harus berkata apalagi. Zara bahkan

kaget dengan Febrian, yang ternyata tahu betul

dengan dirinya.

“mungkin ini semua sudah waktu, karena aku

mau, biarkan waktu yang mengungkapnya” kata

Zara sedikit acuh.

“yasudah gue pamit dulu” Zara langsung pergi

tanpa menunggu respon dari Febrian. Dan

Febrian pun masih berdiam diri dari tempat

duduknya, masih dengan perasaan yang hancur

dan kecewa.

129
Move on

Setelah kejadian itu, Zara apalagi dayat

sudah bisa melupakan dan dayat sudah

membuang masa kelamnya dengan Bunga, dayat

sudah banyak mengambil hikmah dari masalah

yang ia hadapi dengan Bunga, bahkan

perasaannya kepada Bunga sudah dayat lepas

jauh-jauh “biarlah semua berlalu”.

Hari ini Zara dan kawan-kawan melanjutkan

kembali latihannya kolaborasi kampus UNESA

dan UNEJ membuat sebuah drama komedi

romantis yaitu “Arjuna mencari cinta”. Dan peran

utamanya dimaikan oleh dayat dan Zara. Bahkan

pak ardi guru BK yang sedang libur semesteran

di sekolah juga dating ikut membantu latihan

mereka, sebelumnya ardi bertemu dengan Zara.

130
“gimana zar? Sampai sekarang saya menunggu

jawaban dari kamu” tagih ardi, karna memang

Zara belum menjawabnya.

“saya minta maaf, sebaiknya ardi melepas

semua perasaan buat Zara! Karena sampai

sekarang Zara tidak bisa ngasih harapan lagi”

jawab Zara, ardi hatinya terasa hancur, harapan

untuk mendapatkan cintanya Zara, hilang sudah,

tapi ardi sama sekali tidak memaksa, karena yang

ardi lihat, Zara memang benar-benar focus pada

teaternya

“Zara, sudah mengdayatp kak ardi, sebagai

kakak sendiri sekaligus pelatih Zara” lanjut Zara,

walaupun Zara tidak enak hati untuk menolaknya.

“saya paham zar! Mungkin memang bukan

sekarang waktunya” jawab ardi.

“yasudah, kalau gitu kita langsung ke

basecamp, kasihan yang lain takut menunggu


131
terlalu lama. Ardi pun mau mengerti dan

berusaha pelan-pelan bersikap seperti dulu lagi

Akhirnya Zara dan ardi bergabung dengan

yang lain, mereka semua belajar dan latihan

bersama-sama.

Setiap latihan, harus menyiapkan mental yang

kuat dan juga harus aktif setelah kejadian

bertemu dengan ardi, Zara langsung menepisnya,

Zara sudah fokus dan benar-benar fokus dalam

latihan teaternya

Bahkan ketika teman-teman yang lain sudah

pulang dayat dan Zara masih tetap latihan.

Karena fokus cerita terpusat pada dayat dan

Zara.

132
“yaelah, Zara sama dayat mesra banget

latihannya, udah pulang coy” ledek lilu yang

sedang mendapati latihan mereka bersama.

“aulia kita itu latihan tau, kalau lo mau pulang

ya langsung pulang jangan masih nempel di

ambang pintu” kata Zara, saat mendapati aulia

menyandarkan pintunya di pintu keluar, karena

sudh mau keluar selesai dari latihannya.

Di basecamp masih ada doni yang menemani

latihannya dayat dan Zara, aulia yang tadinya

mau pulang melihat abangnya tadi masuk ke

basecamp awalnya, di pertengahan latihan

memang harus ada gerakan romantis dari

pemeran, tapi saat aulia melihatnya entah aulia

atau doni, bersama-sama meledek dayat dan

Zara bahkan sampai menjodoh-jodohkan mereka.

“cocok, cocok!” teriak aulia dengan tawanya.

“sosweet banget, serasi lagi” ucap h


133
“kan mereka jodoh bang!” timpal aulia lagi

“tenang, kalau kalian sudah ada di pelaminan,

gue ikut nyumbang teater buat kalian nanti” kata

doni dengan tawanya, dayat dan Zara dan saling

salah tingkah, Zara salah tingkah, tapi mereka

berdua saling bersikap professional.

Akhirnya latihan pun selesai, doni pulang

dengan aulia, begitupun Zara pulang bersama

dayat.

“bareng” tawar dayat setelah keluar dari

basecamp

“mmmmmm…. Boleh” jawab Zara, karena Zara

hari tidak membawa mobil sendiri. Akhirnya Zara

dan dayat pulang bersama, dayat mengantar

Zara terlebih dahulu

Di pertengahan jalan, dayat seperti ingin

mengatakan sesuatu pada Zara, Zara merasakan

134
itu, tapi Zara tetap menunggu dayat berbicara,

tapi sampai Zara ada di depan kosannya, dayat

tidak mengatakan apa-apa.

“zar” panggil dayat

“iya, yat! Kenapa” Tanya Zara sebelum turun

dari mobil”

“sebenarnya gue suka sama lo” Zara kaget

mendengarnya.

“tapi gue yakin lo gal mungkin mau sama gue,

karena lo sudah mencintai orang lain.” Lanjut

dayat lagi, Zara yang mendengarnya bingung dan

mengdayatp dayat hanya mengolok-ngoloknya.

“gue serius sama lo zar, tapi lo yang gak suka,

iya kan!” kata dayat, tapi Zara malah tertawa

yang diikuti tawanya dayat dengan terbahak-

bahak bahkan saing melempar ejekan.

135
Keesokan harinya mereka latihan kembali,

sepeti terasa aulia dan doni saling meledek dayat

dan Zara.

“gimana nih, pulang barengnya,” ledek doni,

karena doni tahu kalau kemaren dayat dan Zara

pulang bersama.

“kalau gue sih apa kata Zara saja” jawab

dayat, Zara mengerutkan keningnya heran dan

tersenyum.

“loh kok gue vin” kata Zara lalu tersipu malu

seketika Zara membuka kamar kosannya.

Pikirannya berkecamuk dengan tatapan penuh

kea rah langit Zara berfikir.

“akankah Febrian adalah arjuna yang sedang

mencari dirinya sebagai pribadi, atau Zara

sendirinya sebagai drupadi yang bingun memilih

diantara ketiga pandawa yang menawarkan kasih

sayang dan cintanya kepada Zara


136

Anda mungkin juga menyukai