Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH GKM

“MENURUNKAN FREKUENSI BLOCKING PADA INLET RAW MILL 412RM01


DARI 17 KALI MENJADI 2 KALI SELAMA ENAM BULAN”

GKM IKHLAS

DEPARTEMEN PRODUKSI TERAK 2


BIRO PEMELIHARAAN MESIN B2
SEKSI PEMELIHARAAN MESIN RAW MILL TONASA IV
2013
“MENURUNKAN FREKUENSI BLOCKING PADA
INLET RAW MILL 412RM01 DARI 17 KALI
MENJADI 2 KALI SELAMA ENAM BULAN”
Nama gugus : IKHLAS Usia anggota : Tertua 40 tahun
Tgl dibentuk : 10 Januari 2013 Termuda 24 tahun
Unit kerja : Seksi Pem. Mesin Raw Mill IV Pendidikan : Tertinggi S1
Fasilitator : Syafardino, ST Terendah SLTA
Ketua : Arman S. Makalah : I (pertama)
Sekretaris : Ihrar Nuzul A. Pertemuan : 29 kali
Anggota : Ruslan Yusuf lama pertemuan : rata-rata 1,5 jam
: Muh. Ali

JADWAL RENCANA DAN REALISASI PERTEMUAN

LOKASI PERBAIKAN

OBJEK PERBAIKAN
INLET MILL
412RM01

Seksi Pemeliharaan Mesin Raw Mill IV


LANGKAH 1. MENENTUKAN TEMA DAN JUDUL

1.1 ANALISA SITUASI


Mesin raw mill merupakan alat yang digunakan untuk menggiling raw material berupa campuran antara
batu kapur, tanah liat dan pasir silika dalam komposisi tertentu menjadi raw meal, yang selanjutnya akan di
umpan ke tanur putar (kiln). Kualitas dan kontinuitas proses operasi raw mill menjadi salah satu faktor yang
mempengaruhi keberhasilan proses pembakaran di dalam kiln pada sebuah pabrik semen sehingga proses
operasi harus senantiasa terjamin dan stop mesin-mesin raw mill diharapkan dapat dikendalikan dan
terprogam/terencana.
Setelah kapasitas produksi raw mill dinaikkan yang semula 300 ton/jam menjadi 360 ton/jam maka jumlah
umpan material melalui inlet mill semakin besar pula namun tidak dibarengi dengan penyesuaian pada
daerah inlet mill sehingga peluang terjadinya blocking, yang menyebabkan raw mill stop, di daerah ini
semakin besar terdapat tiga titik utama tempat terjadinya blocking di daerah inlet mill, yaitu :
1. Chute inlet mill
Blocking pada chute dimulai dengan timbulnya coating pada pengarah material yang semakin lama
semakin banyak dan dapat menutupi seluruh permukaan chute, serta adanya akar/kayu yang
tersangkut pada chute karena dimensi chute yang kurang lebar.
2. Double gate
Bukaan double gate setelah direkondisi menjadi berkurang akibatnya frekuensi batu terjepit di antara
daun gate dan dinding gate semakin besar dan menjadi awal penyebab terjadinya blocking
3. Sliding material
Blocking di daerah sliding material juga terjadi karena adanya coating yang menutupi seluruh
permukaan sliding material sehingga material umpan tidak dapat lewat.

Pengelompokan Inlet Mill Gambar Mesin Raw Mill

Seksi Pemeliharaan Mesin Raw Mill IV


1.2 MENENTUKAN TEMA
Sumber Data : Laporan Harian Biro Produksi Terak T.4 01 Nov 2012 s/d 31 Jan 2013
A. Data sheet dan pareto frekuensi stop mesin-mesin rawmill berdasarkan lokasi
FREKUENSI
NO AREA
JUMLAH % % KUMULATIF

1 INLET MILL 412 21 66 66


2 DUST TRANSPORT 411 4 12 79
3 INLET MILL 411 4 12 91
4 MILL FEED 411 3 9 100
B. Data sheet dan pareto durasi stop mesin-mesin rawmill berdasarkan lokasi
DURASI
NO AREA
JAM % % KUMULATIF
1 INLET MILL 412 39 38 38
2 MILL FEED 411 38 36 74
3 RAW MILL 411 16 15 89
4 DUST TRANSPORT 411 11 11 100
C. Data sheet dan pareto biaya penanganan stop mesin-mesin rawmill berdasarkan lokasi
BIAYA PENANGANAN STOP*
NO AREA RUPIAH
% % KUMULATIF
(x1000)
1 INLET MILL 412 9,262 46 46
2 MILL FEED 411 4,876 24 70
3 DUST TRANSPORT 411 4,676 23 93
4 REC&CLAY TRANSPORT 1,500 7 100
* Biaya penanganan stop meliputi biaya material dan tenaga kerja
Dari data di atas, maka GKM IKHLAS sepakat mengambil tema sebagai berikut :
“MENURUNKAN GANGGUAN PADA INLET RAW MILL 412RM01”

1.3 MENENTUKAN JUDUL


Sumber Data : Laporan Harian Biro Produksi Terak T.4 01 Nov 2012 s/d 31 Jan 2013
A. Data sheet dan pareto frekuensi gangguan pada inlet mill 412RM01
FREKUENSI
NO FAKTOR
JUMLAH % %KUMULATIF
1 BLOCKING DI INLET MILL 17 81 81
2 HOSE DOUBLE GATE BOCOR 2 10 90
3 POMPA DOUBLE GATE TRIP 1 5 95
4 BELT INLET MILL 1 5 100
B. Data sheet dan pareto durasi gangguan pada inlet mill 412RM01
DURASI
NO FAKTOR
JAM % %KUMULATIF
1 BLOCKING DI INLET MILL 30.15 76 76
2 HOSE DOUBLE GATE BOCOR 5.33 13 90
3 BELT INLET MILL 3.52 9 98
4 POMPA DOUBLE GATE TRIP 0.60 2 100
C. Data sheet dan pareto biaya penanganan gangguan pada inlet mill 412RM01
KERUGIAN BIAYA
NO FAKTOR RUPIAH
% %KUMULATIF
(x1000)
1 BLOCKING DI INLET MILL 8,357 82 82
2 HOSE DOUBLE GATE BOCOR 959 9 91
3 BELT INLET MILL 518 5 96
4 POMPA DOUBLE GATE TRIP 387 4 100
* Biaya penanganan stop meliputi biaya material dan tenaga kerja
Dari data di atas, maka GKM IKHLAS sepakat mengambil judul sebagai berikut :
“MENURUNKAN FREKUENSI BLOCKING PADA INLET RAW MILL 412RM01 DARI 17 KALI MENJADI 2 KALI
SELAMA ENAM BULAN”

Seksi Pemeliharaan Mesin Raw Mill IV


1.4 INITIAL GOAL
Berdasarkan analisa kemampuan, peluang dan tantangan yang ada maka GKM IKHLAS menetapkan initial
goal sebesar

Tim sepakat menentukan target sebesar 88% karena adanya faktor diluar wewenang tim yang dapat
berpotensi menyebabkan blocking pada daerah inlet raw mill, yaitu masih adanya batu besar yang ikut
bersama material clay.

LANGKAH 2. MENGANALISA PENYEBAB

2.1 DIAGRAM FISHBONE

Seksi Pemeliharaan Mesin Raw Mill IV


2.2 NOMINAL GROUP TECHNIQUE (NGT)

Dari hasil NGT di diambil faktor ½N+1 dengan peringkat teratas untuk di uji, yaitu :
1. Bukaan gate kurang lebar
2. Silinder hidrolik bocor
3. Jarak pengarah material-drum kecil
4. Tidak ada sekat pengarah aliran hot gas
5. Belum membaca SOP
6. Material lembab

LANGKAH 3. MENGUJI DAN MENENTUKAN PENYEBAB DOMINAN


3.1 GRAFIK KORELASI
1. Bukaan gate kurang lebar
Pengujian dilakuan dengan membandingkan bukaan gate yang ada dan frekuensi batu terjepit
(blocking) pada double gate
Kesimpulan :
2
Dari diagram diperoleh r =0.8348 atau r=-0,91 (>0,742),
faktor bukaan gate kurang lebar merupakan penyebab
dominan dengan korelasi negatif kuat. Artinya semakin
besar bukaan gate frekuensi batu terjepit di daun gate
semakin kecil. Penyebab tersebut akan diperbaiki pada
langkah selanjutnya

2. Silinder hidrolik bocor


Dilakukan dengan menmbandingkan kebocoran silinder dengan frekuensi buntu yang terjadi selama
bulan Desember 2012 – Januari 2013
Kesimpulan :
2
Dari diagram diperoleh r =0.2 atau r=-0,45 (<0,742),
faktor silinder hidrolik bocor merupakan penyebab
dominan dengan korelasi negatif lemah. Artinya
kebocoran silinder hidrolik kurang berpengaruh
terhadap frekuensi blocking

3. Jarak pengarah material-drum roller kecil


Dilakukan dengan mengatur jarak pengarah material pada lubang plat adjust
Kesimpulan :
Dari diagram diperoleh r2=0.8768 atau r=-0,94 (>0,742),
faktor jarak pengarah material-drum roller kecil
merupakan penyebab dominan dengan korelasi negatif
kuat. Artinya Semakin besar jarak pengarah material-drum
roller frekuensi akar kayu tersangkut semakin kecil.
Penyebab tersebut akan diperbaiki pada langkah
selanjutnya

Seksi Pemeliharaan Mesin Raw Mill IV


4. Tidak ada sekat pengarah aliran hot gas
Dilakukan dengan mengamati ada tidaknya coating pada dinding sliding material setiap Rawmill stop
dan membandingkan antara Rawmill 411 dengan sekat dan 412 tanpa sekat
Kesimpulan :
Dari diagram diperoleh r2=0.9839 atau r=-0,99 (>0,742),
faktor tidak ada sekat aliran hot gas merupakan penyebab
dominan dengan korelasi negatif kuat. Artinya dengan
adanya sekat aliran hot gas frekuensi coating pada
permukaan sliding semakin kecil. Penyebab tersebut akan
diperbaiki pada langkah selanjutnya

5. Belum membaca SOP


Dilakukan dengan membandingkan frekuensi buntu dengan jumlah personil yang membaca SOP.
Kesimpulan :
Dari diagram diperoleh r2=0,082 atau r=-0,29 (<0,742),
faktor belum membaca SOP merupakan penyebab
dominan dengan korelasi negatif lemah. Artinya belum
membaca SOP kurang berpengaruh terhadap frekuensi
blocking

6. Material Lembab
Dilakukan dengan membandingkan lama waktu terbentunya coating dengan kandungan kadar air pada
material clay.
Kesimpulan :
Dari diagram diperoleh r2=0,8354 atau r=-0,91(>0,742),
faktor material lembab merupakan penyebab dominan
dengan korelasi negatif kuat. Artinya semakin tinggi
kadar air material coating terbentuk semakin cepat
pada daerah chute. Penyebab tersebut akan diperbaiki
pada langkah selanjutnya

3.2 LEMBAR DATA PIE CHART

3.3 PIE CHART

Seksi Pemeliharaan Mesin Raw Mill IV


LANGKAH 4. MEMBUAT RENCANA DAN MELAKSANAKAN PERBAIKAN
4.1 MEMBUAT RENCANA PERBAIKAN
WHERE
Penyebab HOW
No WHY WHAT WHEN HOW
Dominan MUCH
WHO
1. Tidak ada Proses Memasang Sliding 1. Menyiapkan plat 100%
sekat pemanasan plat Material pengarah aliran hot gas
aliran hot tidak pengarah/sek Minggu I 2. Memasang plat
gas efektif at aliran hot Maret 2013 pengarah aliran hot gas
gas Ruslan
2. Material Coating Memanasi Chute inlet 1. Membuat gambar kerja 100%
Lembab pada dinding mill 2. Fabrikasi chute dengan
permukaan pengarah Minggu I-IV aliran hot gas
pengarah material Maret 2013 3. Pasang chute baru
material dengan hot Muh. Ali
gas dari inlet
raw mill
3. Bukaan Batu/akar/k Mengganti Double gate 1. Siapkan material yang 100%
gate ay u double gate Minggu II di butuhkan
kurang mengganjal dengan Maret – 2. Fabrikasi shaft gate
lebar di daun double gate Minggu II April 3. Rakit double gate
gate rekondisi 2013 4. Ganti double gate
dengan Arman dengan double gate
bukaan gate rekondisi
yang lebih
besar
4. Jarak Akar/kayu Mendesain Chute inlet 1. Membuiat gambar kerja 100%
pengarah tersangkut ulang chute mill 2. Buat chute inlet mill
material di pengarah dengan Minggu II- IV desain baru
–drum material dimensi yang maret 2013 3. Pasang liner pada bagian
roller lebih bear Ihrar cashing
kecil 4. Ganti chute inlet mill
dengan desain baru

4.2 MENENTUKAN INTERMEDIATE TARGET

Tim sepakat menentukan intermediate target sebesar 100% mengacu pada :


1. Target penyelesaian akar masalah
2. Semangat yang tinggi seluruh personil tim
3. Dukungan oleh atasan

Seksi Pemeliharaan Mesin Raw Mill IV


4.3 MELAKSANAKAN PEBAIKAN
Adapun tahapan pelaksanaan perbaikan sebagai berikut :
PENYEBAB
N DOMINAN LANGKAH PERBAIKAN DAN MONITORING KESIMPULAN
O
PENANGANAN
1 Tidak ada sekat 1. Persiapan Monitoring
aliran hot gas A. Alat Setelah dimonitoring selama 12
Perlengkan Las 1 Set, Kunci Pas Ring 30, Mesin minggu,blocking akibat coating di sliding
Memasang plat Grinder 4” material tidak pernah terjadi
pengarah aliran B. Bahan
hot gas di sliding Plat Mild Steel 8 Mm (150mmx2000mm) = 3 Ea
material 2. Pelaksanaan
# Menyiapkan Plat Pengarah Aliran hotgas
# Memasang Plat Pengarah Aliran hot gas

Tim sepakat perbaikan dinyatakan berhasil

2 Material Lembab 1. Persiapan Monitoring


A. Alat Setelah dimonitoring selama 12
Memanasi
Cutting tourch, Perlengkan Las 2 Set, Mesin Grinder minggu,blocking akibat coating di pengarah
dinding chute
7”, Mistar siku, meteran, kapur tulis material tidak pernah terjadi
inlet mill dengan
B. Bahan
hot gas inlet
Plat mild steel 8mm (1200mmX2400mm) = 3 lembar
rawmill
(dipotong sesuai gambar)
2. Pelaksanaan
# Membuat gambar kerja
# Fabrikasi chute dengan saluran hot gas
# Pasang chute inlet mill

Tim sepakat perbaikan dinyatakan berhasil

Seksi Pemeliharaan Mesin Raw Mill IV


3 Bukaan gate 1. Persiapan Monitoring
kurang lebar A. Alat Setelah dimonitoring selama 12
Cutting tourch, Perlengkan Las 2 Set, Kunci Pas Ring minggu,blocking akibat batu terjepit di daun
Mengganti 30, Mesin Grinder 7”, Mistar siku, lever blok, gate, terjadi 1 kali yakni pada tanggal 16 juli
Double gate meteran 2014. Batu yang terjepit memiliki ukuran
dengan double B. Bahan diluar kewajaran.
gate rekondisi Plat overlay 5 on 8 (150mmx1400mm) = 6 Ea
dengan bukaan Plat overlay 5 on 8 (300mmx1400mm) = 10 Ea
gate yang lebih Hollow shaft 60X120X1500 = 6 Ea
besar 2. Pelaksanaan
# Menyiapkan Material yang dibutuhkan
# Fabrikasi shaft gate
# Merakit double gate
# Mengganti double gate yang terpasang dengan
double gate rekondisi Tim sepakat perbaikan dinyatakan berhasil

Catatan : bukaan gate sebelum direkondisi sebesar


280mm, setelah direkondisi menjadi 350mm

4 Jarak pengarah 1. Persiapan Monitoring


material-drum A. Alat Setelah dimonitoring selama 12
kecil Cutting tourch, Perlengkan Las 1 Set, Kunci Pas Ring minggu,blocking akibat akar/kayu
30, Mesin Grinder 7”, Mesin Bor Magnet + mata bor tersangkut di chute tidak terjadi lagi
Memperbesar
22mm, meteran
jarak drum-
B. Bahan
pengarah material
Liner bodi mill 3 lobang = 4 ea
dengan
Liner sliding material pos 8 = 4 ea
mengganti sistem
Plat wear 15mm (1200mm X 2400mm) = 1 lembar
pelindung cashing
2. Pelaksanaan
dengan sistem
# Membuat gambar kerja
liner
# Membuat chute inlet mill desain baru
# Memasang liner pada bagian cashing Tim sepakat perbaikan dinyatakan berhasil
# Ganti chute inlet mill dengan chute desain baru

Jarak drum-pengarah dari 260mm menjadi 465mm.

LANGKAH 5. MENELITI HASIL PERBAIKAN


5.1 EVALUASI TERHADAP JUDUL
A. Data sheet dan pareto frekuensi gangguan pada inlet mill 412RM01
Sebelum perbaikan Setelah perbaikan

Seksi Pemeliharaan Mesin Raw Mill IV


B. Data sheet dan pareto durasi gangguan pada inlet mill 412RM01
Sebelum perbaikan Setelah perbaikan

C. Data sheet dan pareto biaya penanganan ngguan pada inlet mill 412RM01
Sebelum perbaikan Setelah perbaikan

5.2 EVALUASI TERHADAP TEMA


A. Data sheet dan pareto frekuensi penyebab stop mesin-mesin rawmill berdasarkan lokasi
Sebelum perbaikan Setelah perbaikan

B. Data sheet dan pareto durasi penyebab stop mesin-mesin rawmill berdasarkan lokasi
Sebelum perbaikan Setelah perbaikan

Seksi Pemeliharaan Mesin Raw Mill IV


C. Data sheet dan pareto biaya penanganan penyebab stop mesin-mesin rawmill berdasarkan
Biaya penanganan
Sebelum perbaikan Setelah perbaikan

5.3 PERBANDINGAN SEBELUM PERBAIKAN, INITIAL GOAL, INTERMEDIATE TARGET DAN SESUDAH
PERBAIKAN
A. Data sheet dan pareto frekuensi
peenyebab stop mesin-mesin rawmill
berdasarkan lokasi

C. Data sheet dan pareto biaya


penanganan penyebab stop mesin-mesin
rawmill berdasarkan lokasi

B. Data sheet dan pareto durasi


penyebab stop mesin-mesin rawmill
berdasarkan lokasi

5.4 ANALISA DAMPAK DAN SASARAN POSITIF SETELAH PERBAIKAN


Adapun dampak positif setelah perbaikan antara lain :
1. Frekuensi stop mesin rawmill berkurang sehingga material umpan kiln dalam silo menjadi
stabil.
2. Program pemeliharaan dapat dijalankan sesuai dengan rencana.
3. Lingkungan kerja, disekitar inlet mill, menjadi lebih bersih
4. Personil produksi dapat melakukan inspeksi dengan baik karena tidak lagi menangani
kebuntuan di daerah inlet mill.

Seksi Pemeliharaan Mesin Raw Mill IV


LANGKAH 6. MEBUAT STANDAR BARU
6.1 STANDAR PROSEDUR
Rangkaian proses pemeliharan liner meliputi pengecekan dan penggantian liner telah dituangkan
dan disahkan dengan NO. WI : 23.3.1/wi/03 dan berlaku sejak tanggal 20 Januari 2014. (WI
terlampir)

6.1 STANDAR HASIL


Setelah perbaikan dilakukan diharapkan :
1. Kebuntuan yang terjadi akibat coating dan batu terjepit di dinding gate tidak terjadi lagi
2. Tidak ada lagi akar kayu tersangkut di chute inlet mill
3. Keuntungan yang di peroleh setelah perbaikan adalah :

Seksi Pemeliharaan Mesin Raw Mill IV


LANGKAH 7. MENGUMPULKAN DATA BARU DAN MENENTUKAN RENCANA BERIKUTNYA
7.1 MENENTUKAN TEMA SELANJUTNYA

Dari data di atas, maka GKM IKHLAS sepakat mengambil tema sebagai berikut :
“MENGURANGI DOWN TIME RECLAIMER CLAY TONASA IV”

7.2 JADWAL RENCANA DAN REALISASI PERBAIKAN

Seksi Pemeliharaan Mesin Raw Mill IV

Anda mungkin juga menyukai