Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH ILMU DASAR PENDIDIKAN

TENTANG
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMASALAHAN
DI INDONESIA

DI SUSUN OLEH
ABDUL LATHIF (NIM. 22115004)

DOSEN PENGAMPU
ENA SUMA INDRAWATI, M,Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


UNIVERSITAS ADZKIA
TAHUN AJARAN 2022
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Berkembangnya Masalah Pendidikan di Indonesia

1.      Perkembangan Nilai Budaya dan Seni

a.       Perkembangan Iptek

Terdapat hubungan yang eras antara pendidikan dengan iptek (ilmu pengetahuan
dan teknologi). Ilmu pengetahuan merupakan hasil eksplorasi secara sistem dan
terorganisir mengenai alam semesta, dan teknologi adalah penerapan yang
direncanakan dari ilmu pengetahuan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat.

Sebagai contoh betapa eratnya hubungan antara pendidikan dengan iptek itu,
misalnya sering suatu teknologi baru yang dugunakan  dalam suatu proses produksi
menimbulkan kondisi ekonomi sosial baru lantaran perubahan persyaratan kerja, dan
mungkin juga penguraian jumlah tenaga kerja atau jam kerja, kebutuhan bahan-bahan
varu, sistem pelayanan baru, sampai berkembangnya gaya hidup baru, kondisi tersebut
minimal dapat mempengaruhi perubahan isi pendidikan dan metodenya, bahkan
mungkin rumusan baru tunjangan pendidikan , otomatis juga sarana penunjangnya
seperti sarana laboratorium dan ketenangan. Semua tersebut tentu membawa masalah
dalam skala nasional yang tidak sedikit memakan biaya.

b.      Perkembangan Seni

Kesenian merupakan aktivitas berkreasi manusia, secara individual ataupun


kelompok yang menghasilkan sesuatu yang indah. Berkesenian menjadi kebutuhan
hisup manusia. Malalui kesenian manusia dapat menyalurkan dorongan berkreasi
(mencipt) yang bersifat orisinil (bukan tiruan) dan dorongan spontanitas dalam
menemukan keindahan. Seni membutuhkan pengembangan.

Dengan memperhatikan alasan-alasan diatas maka sudah seyogianya jika dunia


seni dikembangkan melalui sistem pendidikan secara terstruktur  dan terprogram.
Pengembangan kualitas seni secara terprogram menuntut tersedianya sarana
pendidikan. Disinilah timbulnya masalah pendidikan kesenian yang mempunyai fungsi
begitu penting tetapi di sekolah –sekolah saat ini menduduki kelas dua. Pendidikan
kesenian baru terlayani setelah program studi yang lain terpenuhi pelayanannya. Itulah
sebabnya mengapa kesenian tidak termasuk ebtanas, disamping juga sulit
menyediakan  tenaga pendidiknya. Lagi pula sarana penunjang umumnya tidak tersedia
secara memadai karena mahal.

2.  Laju Pertumbuhan Penduduk

            Masalah kependudukan dan kependidikan bersumber pada 2 hal, yaitu:

a.       Menurut Emil Salim (Conny R. Semiawan, 1991: 18) Gambaran


pertambahan penduduk adalah sebagai berikut:

      Dari sekarang hingga abad XXI, terus menerus bahan pendudukan akan terjadi
pertambahan jumlah penduduk meskipun gerakan berhasil. Sebabnya karena tingkat
kematian menurun labih cvepat yaitu sebesar  4.5 % dari turunnya tinggi kelahiran,
yait6u sebesar 3,5 %. Hal tersebut juga mengakibatkan berubahnya susunan
umur  penduduk. Dengan bertambahnya jumlah penduduk, maka penyedian prasarana
dan sarana pendidikan serta komponen penunjang terselenggaranya pendidikan harus
ditambah. Dan ini berarti beban pembangunan nasional menjadi bertambah. Dan juga
terjadi pergeseran permintaan akan fasilitas pendidikan, yaitu untuk sekolah lanjutan
cenderung lebih meningkat dibanding dengan permintaan akan fasilitas sekloah dasar.
Sebagai akibat lanjutan, permintaan untuk lanjut ke perguruan tinggi juga meningkat,
khusus untuk penduduk usia tua yang jumlahnya meningkat perlu disediakan
pendidikan nonformal.

b.      Penyebaran Penduduk

      Penyebaran penduduk diseluruh pelosok tanah air  tidak merata. Ada daerah yang
dapat penduduk, terutama dikota-kota besar dan daerah yang padat penduduk,
terutama dikota-kota besar dan daerah yang penduduknya jarang yaitu didaerah
pedalaman khususnya didaerah terpencil yang berlokasi dipegunungan dan pulau-pulau.
Sebaran penduduk seperti digambarkan itu menimbulkan kesulitan dalam hal
penyediaan dan penempatan guru. Disamping sebaran penduduk seperti digambarkan
itu dengan pols yang static (di kota padat, di desa jarang) juga perlu diperhitungkan
adanya arus perpindahan penduduk dari desa ke kota (urbanisasi) yang terusw menerus
terjadi. Peristiwa ini menimbulkan pola yang dinamis dan labil yang lebih menyulitkan
perencanaan penyediaan sarana pendidikan. Pola yang labil ini juga merusak pola
pasaran kerja yang seharunya menjadi acuan dalam pengadaan acuan dalam
pengadaan tenaga kerja.

3.     Aspirasi Masyarakat

            Dalam dua warsa terakhir ini, aspirasi masyarakat dalam banyak hal meningkat,
khususnya aspirasi terhadap pendidikan hidup yang sehat, aspirasi terhadap pekerjaan ,
kesemuanya ini mempengaruhi peningkatan aspirasi terhadap pendidikan. Pendidikan
dianggap memberikan jaminan bagi peningkatan taraf hidup dan pendakian ditangga
social. Sebagai akibat dari meningkatnya aspirasi terhadap pendidikan maka orang tua
mendorong anaknya untuk bersekolah, agar nantinya anak-anaknya memperoleh
pekerjaan yang lebih baik daripada orang tuanya sendiri. Apa akibat yang timbul dari
perubahan social tersebut? Gejala yang timbul ialah membanjinya pelamar pada
sekolah-sekolah. Arus pelajar menjadi meningkat. Di kota-kota, di samping pendidikan
formal mulia bermunculan beraneka ragam penidikan nonformal.

4. Keterbelakangan Budaya dan Sarana Kehidupan

            Keterbelakang budaya adalah suatu istilah yang diberikan oleh sekelompok


masyarkat (yang menganggap dirinya sudah maju) kepada masyarakat lain pendukung
suatu budaya, kebudayaanya dipadang sebagai sesuatu yang bernilai dan baik. Terlepas
dari kenyataan apakah kebudayaannya tersebut tradisional atau sudah ketinggalan
zaman. Karena itu penilaian dari masyarakat luar itu dianggap subjektif. Semestinya
masyarakat luar bukan harus menilainya hanya melihat bagaimana kesesuaia n
kebudayaan tersebut dengan tuntutan zaman.  Dan bukankah pendidikan mempunyai
misi sebagai transformasi budaya (dalam hali ini adalah kebudayaan nasional). Sebab
sebagai system pendidikan yang tangguh adalah yang bertumpu pada initnya sehingga
tidak pernah ketinggalan zaman. Jika system pendidikan dapat menggapai masyarakat
terbelakang kebudayaannya berarti melibatkan mereka ikut serta dalam pembangunan.
DAFTAR PUSTAKA

Diten Dikti, Depdikbud. 1992. Pengembangan dan Inovasi Kurikulum. Jakarta:


Depdikbud

Henry, Levin.M. 1983. Cost Effectiveness A Primer London. Sage Publications

Sjafei, Mohammad.1979. Dasar-dasar Pendidikan. Jakarta: yayasan Proklamasi CSIS

Anda mungkin juga menyukai