Anda di halaman 1dari 4

Tugas Role Play

Kelompok 2 :
1. Yudi Nugraha,S.KM
2. Rico Arfin Jaya, S.KM
3. Yuliana Sulaiman, SKM
4. Mei lailatun Nafisyah, SKM
5. Nini charlina SKM
6. Patmawati,SKM
7.Teguh Sri Rahayu,SKM
8. Ilham, SKM
9. Matius, skm
10. Wa Ode Suharti Satria, S.K.M
11. Eka Yunita, SKM

SKENARIO ROLE PLAY KELOMPOK 2


Perilaku Buang Air Besar Sembarangan BABS ( Buang Air Besar Sembarangan ) merupakan salah
satu permasalahan sanitasi yang hingga saat ini belum terselesaikan. Hal ini membuat Walikota
Surabaya mengeluarkan Surat Edaran untuk segera mewujudkan lingkungan Kota Surabaya yang
bersih, sehat dan menuju Kelurahan Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS). Kecamatan
Gubeng merupakan salah satu kecamatan di Kota Surabaya yang berlokasi dekat dengan pusat
pemerintahan, namun berdasarkan laporan dari Puskesmas Mojo dan Pucang Sewu masih ada 486
KK yang berperilaku BABS ( Buang Air Besar Sembarangan ). Faktor yang menjadi penghambat
warga dalam hal perilaku BABS ( Buang Air Besar Sembarangan ) adalah faktor pengetahuan,
faktor lahan, dan faktor ekonomi.

1. Wali Kota Surabaya : Membuat Surat edaran

2. Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya : melakukan advokasi


kepada wali kota tentang BABS ( Buang Air Besar
Sembarangan )

3. Camat Gubeng : melakukan Koordinasi menindak lanjuti surat


edaran walikota Surabaya

4. Kepala Puskesmas Mojo : Memberi tugas kepada petugas


promkes untuk melakukan edukasi tentang BABS ( BUANG
AIR BESAR SEMBARANGAN ) (

5. Petugas Promkes : Memberikan edukasi tentang STOP BABS (


Buang Air Besar Sembarangan )

6. Petugas Kesling : berkolaborasi mendampingi Memberikan


edukasi tentang STOP BABS ( Buang Air Besar
Sembarangan ) dalam meberikan data BABS di kecamatan
Gubeng

7. Kader : peserta

8. Masyrakat : peserta

FORMAT OBSERVASI KELOMPOK 2

Tidak
No Kriteria Ada N/A
Ada

1. Kesehatan masyarakat harus dapat √


menyelesaikan secara prinsip penyebab dasar
penyakit, prasyarat untuk sehat dan mencegah
dampak kesehatan yang buruk

2. Kesehatan masyarakat dalam melaksanakan √


kegiatannya dilakukan dengan cara
menghormati hak-hak pribadi atau individu dalam
masyarakat.

3. Dalam melakukan advokasi dan bekerja untuk √


pemberdayaan masyarakat, kesehatan masyarakat
harus berprinsip menjamin bahwa sumberdaya
dan kondisi untuk masyarakat sehat dapat diakses
oleh siapapun.

4. Kesehatan masyarakat berupaya √


melaksanakan kebijakan dan program yang efektif
untuk melindungi, menjaga dan meningkatkan
kesehatan.
5. Kebijakan kesehatan masyarakat, program dan √
prioritas program dikembangkan dan
dievaluasi melalui suatu proses yang menjamin
kesempatan untuk memperoleh masukan dari
anggota kelompok atau masyarakat.

6. Kebijakan dan program kesehatan masyarakat √


harus mampu memadukan berbagai
pendekatan yang mempertimbangkan dan
menghormati perbedaan nilai, kepercayaan dan
budaya masyarakat yang bervariasi.
7. Kebijakan dan program kesehatan masyarakat √
harus bisa diimplementasikan dengan cara yang
tidak merugikan lingkungan fisik dan social
8. Institusi kesehatan masyarakat wajib memberikan √
informasi kepada masyarakat untuk membuat
keputusan tentang kebijakan dan program, dan
mendapatkan persetujuan masyarakat dalam
pelaksanaannya
9. Institusi kesehatan masyarakat wajib bertindak tepat √
waktu berdasarkan informasi yang mereka miliki
dengan sumber daya dan kepercayaan yang
diberikan oleh public
10. Institusi kesehatan masyarakat wajib melindungi √
kerahasiaan informasi yang dapat membahayakan
individu atau masyarakat. Perkecualian ditentukan
oleh pertimbangan kemungkinan timbulnya bahaya
bagi individu atau masyarakat
11. Institusi kesehatan masyarakat harus bisa √
menjamin kompetensi profesional para stafnya.

12. Institusi kesehatan masyarakat dan stafnya terlibat √


dalam kolaborasi dan afiliasi yang dapat
membangun kepercayaaan masyarakat dan
efektivitas institusinya

Anda mungkin juga menyukai