Anda di halaman 1dari 101

KESEIMBANGAN

CAIRAN DAN ELEKTROLIT

Tujuan
Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan dapat memahami
bagian-bagian penting bab ini, seperti :
 Menggambarkan fungsi dari cairan tubuh dan bagian utama dimana
cairan itu berada, dan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan atau
variasi dari bagian (ruang) cairan tersebut.
 Menggambarkan fungsi, sumber dan ukuran-ukuran dari elektrolit dalam
tubuh
 Menjelaskan prinsip-prinsip osmosis, difusi, transport aktif dan filtrasi.
 Menggambarkan organ-organ funsi homeostasis untuk mengatur cairan
homeostasis.
 Dapat menggambarkan sistem buffer dan mekanisme respirasi dan
ginjal
 Dapat mengidentifikasi etiologi, karakteristik dan masalah pada cairan,
elektrolit dan gangguan asam basa
 Dapat melakukan asuhan keperawatan terhadap gangguan cairan, cairan
elektrolit dan gangguan asam basa.

PENDAHULUAN
Pada orang sehat terkandung air 45%-75% dari berat badan.
Pentingnya keseimbangan cairan bagi kesehatan sudah terbukti, pada
kondisi biasa setiap organ dan sistem dalam tubuh membantu
keseimbangan cairan. Perawat seringkali didalam prakteknya menemui
pasien dengan gangguan yang serius pada cairan, elektrolit dan
keseimbangan asam-basa didalam tubuhnya. Perawatan yang penting
adalah untuk mencegah gangguan-gangguan yang beresiko tinggi tersebut.

Studi pada bab ini memberi pengetahuan dasar prinsip-prinsip dari


cairan, elektrolit dan keseimbangan asam-basa, etiologi, karakteristik dan
perawatan yang dilakukan.
Dalam bahasan ini akan diberikan contoh-contoh ketidakseimbangan,
diagnosa yang ada dan strategi keperawatan spesifik termasuk modifikasi
cairan, administrasi medikasi, modifikasi diet dan dilengkapi dengan terapi
intra vena dan tranfusi darah.

1
Fisiologi cairan tubuh

FUNGSI CAIRAN
Air adalah cairan tubuh yang paling penting dan merupakan zat kehidupan
yang paling penting pula, tubuh dapat bertahan tanpa makanan lebih lama
daripada tanpa air, hal-hal dibawah ini merupakan fungsi penting dari air
dalam tubuh.
 Sebagai media transportasi zat-zat makanan untuk sel-sel
 Sebagai media transportasi dari substansi-substansi seperti hormon,
enzim, sel darah putih dan darahmerah
 Penting untuk metabolisme seluler
 Membantu mengatur temperatur suhu normal
 Sebagai pelarut elektrolit dan non elektrolit
 Membantu proses pencernaan dan eliminasi
 Fungsi sekresi

BAGIAN-BAGIAN CAIRAN TUBUH


Ada dua bagian utama yaitu cairan intraseluler (ICF) dan cairan ekstra
seluler (ECF), cairan intraseluler adalah cairan yang berada dalam sel terdiri
40% dari berat badan orang dewasa atau 70% dari total cairan tubuh.
Cairan ekstraseluler adalah seluruh cairan diluar dinding sel yang berisi
20% berat tubuh orang dewasa atau 30% dari total cairan tubuh, cairan
ekstraseluler meliputi cairan intravaskuler dan cairan interstitiel. Cairan
intravaskuler atau plasma adalah bagian pokok dari darah ( contoh adalah
cairan yang ditemukan didalam sistem vaskuler. Cairan interstitiel adalah
cairan yang diserap sel-sel termasuk limpa.
Total cairan tubuh merupakan total air didalam tubuh dan digambarkan
dengan persentase terhadap berat badan.
Pada orang sehat total dari air tubuh adalah 45%-75% dari berat
badan, hal tersebut tergantung beberapa faktor seperti umur, gemuk
tidaknya seseorang dan jenis kelamin. Pada bayi, khususnya bayi yang lahir
prematur mempunyai lebih banyak cairan didalam tubuhnya daripada bayi
yang lahir norml, bayi-bayi juga relatif lebih banyak cairan ekstraselulernya
daripada orang dewasa, karena cairan ekstraseluler lebih mudah hilang dai
tubuh daripada cairan intraseluler, bayi lebih peka terhadap kekurangan
cairan.
Total cairan tubuh juga tergantung dari pembentukan seseorang,
makin gemuk seseorang, semakin kecil total cairan tubuh saat
dibandingkan dengan berat tubuh. Pada pria gemuk, total cairan tubuh
dapat mencapai 50% dari berat tubuh. Pada wanita gemuk dapat mencapai
42 % dari berat tubuh, karena wanita cenderung mempunyai lemak tubuh
yang lebih proporsional daripada pria. Pada lansia cenderung mengalami
penurunan persentase cairan tubuh

2
ELEKTROLIT
Kemajemukan dalam solusi pemisahan kebentuk ion-ion dengan
menggunakan proses ionisasi. Ion adalah atom atau molekul-molekul yang
membawa muatan elektris, bahan tersebut berkemampuan atau dapat
pecah menjadi ion bermuatan listrik yang disebut elektrolit, sebagain ion
mengandung muatan positif yang disebut anion.
Jika molekul-molekul didalam bagian kimia tubuh mengurai dengan
sempurna disebut non elektrolit. Pada tubuh manusia urea dan glukosa
merupakan bagian non elektrolit
Pelarut adalah cairan yang menahan bahan-bahan dalam pelarutan, solutes
adalah bahan-bahan yang tidak dapat dilarutkan dalam pelarutan. Air
adalah pelarut didalam tubuh yang membentuk solutions dengan solutes.
Solutes adalah elektrolit dan non elektrolit

Pengukuran elektrolit, unit yang digunakan untuk menggambarkan


elektrolit tampak dalam batas perpaduan tenaga kimia atau aktifitas kimia,
karena berat dari ion tidak berhubungan dengan perpaduan tenaganya,
standart untuk berat telah dikembangkan untuk membandingkan aktifitas
kimia dari elektrolit. Standart untuk menggambarkan aktifitas kimia dari
elektrolit adalah aktifitas kimia 1 mg dari hidrogen. The Milliequivalent,
abbreviated mEq, digunakan di Amerika sebagai unit ukuran untuk
menggambarkan aktifitas kimia dari elektrolit. 1 mEq adalah secara kimia
equivalent dengan aktifitas 1 mg dari hidrogen. Sebaliknya 1 mg hidrogen
membutuhkan 1 mEq aktifitas kimia. Hal tersebut benar jika dibandingkan
dengan hidrogen adalah terbentuk dari caitan atau anion.
Dengan sisten mEq, total kation dalam tubuh adalah sama dengan total
anion. Pada orang yang sehat, nilai Equivalen perliter elektrolit dalam tubuh
berubah dalam daerah yang relatif sempit

PENGATURAN ELEKTROLIT
Fungsi-fungsi utama dari elektrolit adalah termasuk regulasi distribusi
air, regulasi keseimbangan asam-basa, tranmisi dari dorongan syaraf,
gumpalan darah dan keturunan dari ATP (Adenosis triphosphate) (Adams
and Ackerman, 1987). Ada banyak jenis elektrolit yang berbeda-beda dalam
tubuh. Pada bagian ini diterangkan informasi-informasi yang penting
tentang hal tersebut. Gangguan elektrolit akan didiskusikan kemudian dibab
berikutnya.

Sodium (Na)
Sodium Kation adalah elektrolit yang paling penting pada cairan
ekstracelullar. Sodium Kation bergerak bebas diantara ruang-ruang
intravaskular dan intersisial dan bergerak melewati membran sel dengan
transprot aktif. Banyak reaksi kimia dalam tubuh yang dipengaruhi sodium
terutama dalam tissue sel saraf dan tissue sel otot.

3
Fungsi-fungsi
 Mengatur isotonisitas dan volume cairan tubuh. Mengontrol distribusi
air keseluruh tubuh adalah regulasi/ pengatur primer dari volume
cairan ekstracellular. Juga mempengaruhi volume cairan cellular.
 Mempengaruhi dalam perubahan dan tranmisi dari dorongan sel.
 Merupakan elektrolit pokok dalam pompa sodium potasium.

Sumber
Rata-rata Pemasukan harian dari sodum tidak dapat diketahui secara pasti,
tapi di Amerika Utara banyaknya sodium pada orang dewasa dapat
diperkirakan yaitu antara 2 gram dan 7gram diatas itu sudah diluar
kebutuhan tubuh.
Sodium terdapat pada banyak makanan daging sapi (bacon), saos, kecap,
mustard, keju, sayuran dalam kaleng, roti dan sereal.

Regulasi
Secara normal, sodium diatur dalam tubuh pada daerah yang kecil, dan
pengaruhnya sangat cepat dalam mengatasi problem kesehatan yang
serius. Karena hal tersebut para praktisi kesehatan seringkali berbicara
tentang “betapa pentingnya sodium”
Sodium dibentuk melalui penyerapan kembali didalam ginjal dan proses
tersebut distimulasi oleh Aldosterone.
Konsentrasi normal ekstracellular dari sodium adalah 137-147mEq/1
(mmol/1)

Potasium (k+)
Potasium adalah cairan intracellular kation yang paling dominan. Potasium
dan sodium kerjanya bertimbal balik. Masuknya sodium berupa pengeluaran
dari potasium dan sebaliknya.

Fungsi

Merupakan pengatur utama dari aktifitas enzim cellular dan isi air
cellular

Memainkan peranan penting dalam berbagai proses seperti
transmisi impuls listrik, khususnya pada syaraf, hati, skeletel,
intestinal dan kerongkongan; metabolisme protein dan
karbohidrat dan pembentukan cellular.

Membantu pengaturan dari keseimbangan asam-basa oleh
pertukaran cellular dengan H+
Sumber/ Kelemahan

Rata-rata pemasukan harian untuk potasium tidak dapat diketahui secara


pasti, tetapi sekitar 2,5 gram per hari biasanya mencukupi.
Sebagai besar potasium dipisahkan oleh ginjal. Ginjal tidak mempunyai
metode yang aefektif untuk membuat potasium.
Pemisahan gastrointestinal mengandung potasium dalam jumlah yang
besar. Beberpa diantaranya kadang ditemukan pada perspirasi dan saliva.

4
Regulasi
K cellular dibentuk oleh pompa sodium ketika Na tidak ada.
Ginjal membentuk K ketika K cekkykar berkurang.
Pemisahan Aldosterone memicu keluarnya K lewat urin
Batas normal dari serum potasium adalah 4-5,6 mEq/1

Calsium (Ca)
Kalsium adal elektrolit yang kurang dibutuhkan dalam tubuh. Lebih dari
99% dari total Kalsium dalam tubuh ditemukan dalam tulang dan gigi.

Fungsi-fungsi
 Diperlukan untuk dorongan tranmisi-tranmisi syaraf, gumpalan darah
dan kontraksi otot.
 Diperlukan untuk penyerapan vitamin B
 Sebagai penguat tulang dan gigi.
 Beberapa pada kekuatan dari membran sel.

Sumber-sumber/ Kelemahan
Rata-rata pemasukan harian dari Calsium adalah 1 gram bagi orang
dewasa. Lebih dari itupun dianjurkan, didasarkan pada berat tubuh, untuk
anak-anak, orang hamil, dan ibu menyusui dianjurkan.
Terdapat didalam susu, keju dan kacang kering.
Kalsium juga ada dalam daging dan sayuran.
Kalsium ada pada vitamin D.
Kalau diperlukan kalsium meninggalkan tulang dan gigi untuk mengatur
tingkat kalsium dalam darah.
Kalsium dikeluarkan melalui urin, kotoran, dan perpirasi.

Regulasi
Ketika tingkat cairan ekstracellular kalsium menurun, Parathyroid Glands
meningkatkan pemisahan dari hormon parathyroid (PTH) yang mana
berperan dalam tulang pelepasan Kalsium dalam darah, dan berperan
didalam ginjal dan intestinal mucosa untuk meningkatkan penyerapan
kembali Kalsium dari ginjal dan intestinal.
Serum pospat konsentrasi tinggi menyebabkan pengurangan penekanan
serum kalsium; konsentrasi rendah serum pospat dapat menyebabkan
pengulangan peningkatan pada serum kalsium.
Calcitonin, hormon yang dipisahkan oleh thyroid glands mempunyai efek
yang berlawanan dari PTH.

5
Magnesium (Mg)
Sebagai besar Mg Kation terdapat dalam sel-sel tubuh seperti pada hati,
tulang, syaraf dan otot. Mg kation paling penting kedua dari cairan
intracellular.

Fungsi-fungsi
 Sangat penting untuk metabolisme karbohidrat dan protein.
 Penting dalam banyak reaksi vital yang berhubungan dengan enzim
tubuh.
 Dapat berguna mengatur aktifitas elektrik didalam selaput syaraf dan
selaput otot.

Sumber-sumber/ Kelemahan
Rata-rata pemasukan Mg yang dibutuhkan perhari bagi orang dewasa
kurang lebih 500 mg, anak-anak membutuhkan lebih dari itu.
Mg terdapat pada sebagian besar makanan, tetapi paling banyak terdapat
pada sayuran, kacang-kacangan, ikan, gandum dan kacang.

Regulasi
Tingkat Mg didalam tubuh sebagian besar dikontrol oleh ginjal.
Konsentrasi plasma Mg berkisar antara 1,4 – 2,3 mEq/1.

Clorida (Cl )
Clorida adalah ekstracellular anion yang pokok, ditemukan dalam darah,
cairan intersisial dan limpa, dan dalam bagian yang kecil pada cairan
intracellular.

Fungsi-fungsi
Bersama sodium mengatur tekanan osmotik darah.
Sangat berperan dalam keseimbangan asam-basa.
Sangat penting untuk produksi hydrochorice acid dalam cairan gastric.

Sumber-sumber/ Kelemahan
Rata-rata kebutuhan harian Cl- tidak dapat diketahui tapi biasanya sama
seperti sodium.
Terdapat pada makanan yang kadar sodiumnya tinggi seperti pada daging.

Regulasi
Kekurangan Klorida dapat menyebabkan kekurangan potasium dan
sebaliknya.
Tingkat serum Klorida yang normal berkisar antara 98 – 106 mEq/
(mmol/l).

6
Bikarbonat (HCO3-)
Molekul bikarbonat termasuk dlam anion. Termasuk dalam cairan
ekstracellular dan intracellular.

Fungsi-fungsi
Penting untuk keseimbangan asam – basa.

Regulasi
Tingkat bikarbonat diatur oleh ginjal.
Bikarbonat biasanya terbentuk atau hasil dari formasi karbon diaksoda
dalam proses metabolisme.
Didalam plasma, bikarbonat bervariasi dengan intracellular potasium.
Tingkat normal bikarbonat antara 25 dan 29 mEq/l

Pospat (PO4 )
Ion pospat merupakan anion terbesar dari sel-sel tubuh.

Fungsi-fungsi
 Membantu mengatur keseimbangan asam – basa.
 Reaksi kimia yang penting dalam tubuh. Sebagai contoh phosphorus
penting agar vitamin B dapat efektif, membantu meningkatkan aksi-
aksi syaraf dan otot, dan memainkan peranan penting dalam
metabolisme karbohidrat.

Sumber-sumber/ Kelemahan
Rata-rata kebutuhan harian untuk phosphorous adalah sama dengan
kalsium.
Terdapat pada hampir semua makanan khususnya pada daging sapi, daging
babi dan kacang-kacangan.
Hampir berfungsi sama dengan Kalsium di dalam metabolisme.

Regulasi
Pospat diatur oleh hormon parathiroid dan vitamin B aktif.
Kalsium dan pospat adalah zat yang proprsinya terbalik; peningkatan salah
satunya adalah penurunan bagi yang lain.
Wilayah kebutuhan normal dari pospat adalah 1,7 – 2,6 mEq/l

Elektrolit Tambahan
Anion sulfat banyak ditemukan dalam sel-sel dan bersamaan dengan
protein cellular yang dipisahkan oleh ginjal. Asam organik. Anion adalah
perantara dalam metabolisme sel. Dimana tubuh berupa lactic acid. Fungsi
dari protein anion dalam digusi adalah untuk memindahkan zat-zat ke dan
dari kapilaris. Plasma protein adalah termasuk Albumin, Globulin dan
Fibrinogen.

7
Pergerakan Cairan dan Elektrolit
Cairan ekstracellular mengambil makanan dari setiap sel tubuh dan
menerima produk-produk terbuang dari setiap sel. Hal tersebut saling
bertukaran satu sama lain, dimana hasil-hasil yang normal dalam
keseimbangan cairan dan homeostatis, sangat penting untuk kehidupan.
Rute yang sering digunakan untuk transportasi material ke dan dari ruang-
ruang intracellular adalah osmosis, difusi, transport aktif dan filtrasi.

Osmosis
Selaput sel-sel tubuh adalah semivariabel. Hal tersebut
memungkinkan air, larutan-larutan dapat melewati dinding sel.
Osmosis merupakan metode yang paling penting dari transportasi cairan
tubuh. Memindahkan air, keseimbangan cairan, sangat tergantung pada
model transport iini. Dengan proses osmosis larutan air lewat dari area/
daerah yang konsentrasinya lebih encer ke daerah yang konsentrasinya
lebih pekat sampai titik keseimbangannya selesai. Hasilnya, volume dari
konsentrasi cairan yang lebih pekat meningkat dan volume dari cairan yang
lebih encer akan berkurang. Semakin besar tingkat perbedaan konsentrasi
kepekatan dari cairan tersebut pada dua sisi selaput semi variabel, semakin
besar tekanan osmotiknya.

Difusi
Difusi merupakan tendensi dari cairan encer untuk bergerak secara
bebas melewati larutan. Cairan encer tersebut bergerak dari daerah
konsentrasi tinggi ke daerah konsentrasi rendah sampai keseimbangan
tercapai. Bergeraknya gas merupakan suatu difusi. Sebagai contoh jika
wadah air diletakkan dalam ruangan, penguapan yang terjadi berupa
hamburan molekul air tersebut. Pertukaran oksigen dan karbon dioksida
dalam alveoli paru-paru dan penguapan kapiler oleh difusi.

Transport Aktif
Transport Aktif merupakan proses yang membutuhkan energi untuk
menggerakkan subtansi melewati dinding sel, dari daerah yang
berkonsentrasi lebih kecil ke daerah yang berkonsentrasi lebih besar.
Adenosine Triphosphate (ATP) keluar dari sel, sehingga memungkinkan
subtansi-subtansi tersebut untuk mendapatkan energi yang diperlukan
untuk melewati dinding sel. Meskipun proses tersebut tidak sepenuhnya
dimengerti, kebutuhan energi dipengaruhi oleh karakteristik-karakteristik
selaput sel, enzim-enzim yang spesifik dan konsentrasi ion-ion. Proses ini
menjelaskan tentang mekanisme pompa.

Filtrasi
Filtrasi adalah lewatnya cairan melalui selaput permeabel. Cairan itu
lewat dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah.
Subtansi-subtansi tersebut berat molekulnya tinggi seperti plasma protein
yang berusaha memakai tekanan osmotic atau tekanan oncotic, dimana
usaha tersebut oleh plasma protein dilakukan dalam selaput permeabel
didalam tubuh. Tekanan hidrostatik itu memaksa usaha dari cairan melawan

8
tembok penahan. Tekanan hidrostatik darah adalah tekanan dari plasma
dan sel darah di dalam kapiler : itu sepenuhnya tergantung pada tekanan
darah arteri yang berada pada sisi arteriolar dari kapiler, dan pada tekanan
darah vena itu berlangsung pada sisi vena kapiler. Tekanan filtrasi
merupakan perbedaan antara tekanan osmotic koloid dan tekanan
hidrostatic darah.
Tekanan ini biasanya digunakan untuk mengetahui bagaimana cairan
meninggalkan arterioles, memasuki ruang intersisial dan kembali lagi
kevena. Tekanan filtrasi adalah positif dalam arterioles dan membantu
mendorong atau cairan filter ke ruang intersisial; dan negatif didalam vena
dan membantu cairan masuk ke vena.

Keseimbangan Cairan
Para ahli mengindikasi bahwa antara 1500 ml – 3500 ml per hari
adalah wajar didalam proses masuk dan keluarnya cairan pada orang
dewasa. Sebagain besar orang rata-rata cairan yang masuk dan keluar
2500 ml perhari. Masuknya ciran pada seseorang kira-kira keseimbangan
dengan keluarnya atau hilangnya cairan. Aturan umum pada orang dewasa,
out put dari urine secara normal kira-kira ingestion dari cairan; dan air dari
makanan, makanan dan oksidasi adalah seimbang dengan kehilangan air
melalui feeces, kulit dan poses respirasi. Pemasukan harus dalam rata-rata
yang wajar.

Sumber Cairan
Air diperoleh dari banyak sumber untuk tubuh.

Cairan Ingested
Cairan ingested merupakan sumber yang pling besar dari air yang
biasanya masuk ke tubuh. Pengambilan cairan tubuh sebagaian besar diatur
oleh mekanisme haus (rasa haus). Pusat kontrol harus distimulasi oleh
dehidrasi intracellular dan menurunya volume darah.

Air dalam Makanan


Merupakan sumber air terbesar kedua untuk tubuh. Contoh : melon
dan jeruk sitrun mengandung banyak air bila dibandingkan dengan sereal
dan buah kering yang mengandung sedikit air.

Air dari Oksidasi Metabolik


Air merupakan produksi akhir dari aksidasi yang terjadi selama
metabolisme substansi makanan. Contoh :metabolisme dari 100 gr lemak
menghasilkan 107 gr air, 100 gram karbohidrat akan menghasilkan 55 gr
air dan 100 gr protein akan menghasilkan 40 gr air. Orang yang makannnya
banyak mengandung lemak secara proporsional akan mendapatkan lebih

9
banyak air dalam proses metabolik daripada orang yang makannya banyak
mengandung protein.
Hilangnya Cairan
Hilangnya cairan dari tubuh adalah melewati ginjal dan kulit melalui
proses respirasi. Air juga dapat hilang dari tubuh.

Mekanisme Homeostasis
Mekanisme Homeostatis

Cairan homeostasis berfungsi secara otomatis dan efektif. Hampir


semua organ dan sistem didalam tubuh untuk mengatur keseimbangan
cairan, hal tersebut merupakan organ primer homeostasis.

Ginjal
Ginjal sering disebut “Master Chemist” tubuh. Ginjal normalnya
menyaring 170 liter plasma setiap haripada orang dewasa. Pada saat
memisahkan hanya 1,5 liter urine. Ginjal secara selektif menerima elektrolit
dan air dan memisahkan kotoran dan kelebihan-kelebihan zat dalam tubuh.
Kegagalan ginjal akan mengakibatkan masalah pada cairan dan elektrolit
secara serius.

Sistem Kardiovaskuler
Sistem kardiovaskuler bertangggung jawab untuk memompa dan
membawa zat-zat makanan dan air keseluruh tubuh.

Paru-Paru
Paru-paru mengatur tingkat oksigen dan karbondioksida dari darah.
Pengaturan tingkat karbondioksida biasanya mengatur keseimbangan
asam-basa .

Kelenjar Adrenalin
Kelenjar adrenalin memisahkan aldosteron, yang diketahui sebagai
pembentuk sodium terbesar didalam tubuh. Hormon juga membantu untuk
menyimpan chlor dan air yang menyebabkan potassium terpisah sesuai
indikasi.

Kelenjar Pituitry
Bagian posterior dari kelenjar pituitry menyimpan horman Atidiuretic
Hormon (ADH) yang dibentuyk didalam hipothalamus

10
Kelenjar Tiroid
Thyroxin dikeluarkan oleh kelenjat tiroid,meningkatkan aliran darah
didalam tubuh

Kelenjar Paratiroid
Kelenjar paratiroid menyimpan parathormon yang mengatur tingkat
kalsiumdalam cairan ekstraseluler

Gastrointestinal Tract
Gastrointestinal menyerap air dan zat-zat makanan yang masuk
kedalam tubuh yang melewati gastrointestinal

Sistem Saraf
Sistem saraf merupakan sistem penghubung aliran listrik,
menghalangi serta menstimuli mekanisme-mekanisme yang mempengaruhi
keseimbangan cairan. Fungsinya mendasar yaitu sebagai pengatur masuk
dan keluarnya air dan sodium.Pusat haus terletak didalam hipothalamus.

Tabel 1. Mekanisme Homeostasis yang mengatur Komposisi


dan Volume Cairan Tubuh didalam batas normal

Organ Fungsi
Homeostasis
Ginjal  Mengatur volume ekstracellular dan
osmolaritas dengan retensi dan ekskresi
dari cairan tubuh yang selektif.
 Mengatur tingkat elektrolit didalam cairan
ekstracellular dengan retensi kebutuhan
subtansi dan ekskresi dari ketidakbutuhan
subtansi yang selektif.
 Mengatur H dari cairan ekstracellular
dengan retensi atau ekskresi dari ion-ion
hidrogen.
 Memisah-misahkan hasil buangan
metabolisme dan subtansi-subtansi racun.

Jantung dan bilik  Membantu sirkulasi darah melewati ginjal


jantung dibawah tekanan untuk urin kebentuknya
(Proses pemompaan jantung)
 Bereaksi pada hypovolemia dengan
merangsang cairan retensi.

Paru-Paru  Menghilangkan kurang lebih 13.000 mEq


dari ion-ion hidrogen (H setiap hari dan
dapat dicegah hanya kurang lebih 40 mEq
–80 mEq dapat dipisahkan setiap hari oleh
ginjal.

11
 Mengatur konsentrasi H (pH) dengan
mengontrol tingkat dari karbondioksida
(CO2) didalam cairan ekstracellular seperti
dibawah ini
 Metabolik Alkalosis menyebabkan
kompensasi hipoventilasi, yang
hasilnya adalah retensi CO2
(meningkatkan keasaman dari cairan
ekstracellular).

 Metabolik Acidosis menyebabkan


kompensasi hiperventilasi, yang
hasilnya adalah ekskresi CO2
(mengurangi tingkat keasaman cairan
ekstracellular)

 Memindahkan kurang lebih 300 ml air


setiap hari melalui pernapasan pada
orang dewasa yang normal.

Kelenjar Adrenalin  Mengatur volume darah dan sodium dan


keseimbangan potasium dengan
menyimpan aldosterone, mineral corticold
disimpan oleh adrenal cortex.
1. Peningkatan sodium ekstraseluler,
peningkatan potassium ekstraseluler
atau penurunan volume darah
memicu sekresi aldosterone yang
mana menyebabkan kehilangan
retensi sodium dan potasium.
2. Penurunan sekresi dari aldosterone
menyebabkan hilangnya sodium dan
air dan retensi potasium. Cortisol,
hormon adrenocortortical yang lain
hanya merupakan sebagian dari
yang lain hanya merupakan sebagian
dari potensi aldosterone. Sekresi dari
cortisol dalam kuantitas yang besar
dapat memproduksi retensi sodium
dan air dan kekurangan potasium.

Kelenjar Pituitari Menyimpan hormon antidiuretic (ADH) yang


membuat tubuh menerima air, fungsi dari
ADH meliputi :
1. Memelihara tekanan osmotik dari
sel-sel dengan mengomtrol retensi
air ginjal atau ekskresi.
a. Memelihara tekanan osmotik dari

12
ECF kurang dibanding sel
(seperti dalam hiponatremia
pembentukan sodium atau –
hiperglicemia), sekresi ADH
meningkatkan retensi air pada
ginjal.

b. Ketika tekanan osmotik dari ECF


kurang dibandingkan sel-sel
(seperti dalam hiponatremia),
sekresi ADH menurun
mengakibatkan ekskresi air pada
ginjal.

2. Mengontrol volume darah (Kurang


berpengaruh dibanding aldosterone)
a. Ketika volume darah menurun,
peningkatan sekresi ADH
hasilnya didalam menyimpan air.
b. Ketika volume darah meningkat,
sekresi ADH hasilnya adalah
hilangnya air
Kelenjar Paratyroid Mengatur keseimbangan Kalsium (Ca+ ) dan
pospat (HPO4-) dengan hormon paratyroid
(PTH); PTH mempengaruhi resorpsi tulang,
absorsi (penyerapan kalsium dari usus dan
reabsorbsi kalsium dari saluran ginjal.
1. Peningkatan sekresi dari PTH
menyebabkan
a. Naiknya konsentrasi serum kalsium
b. Turunya konsentrasi serum kalsium
2. Sebaliknya penurunan sekresi dari PTH
menyebabkan :
a. Konsentrasi serum kalsium nenurun
b. Konsentrasi serum pospat meningkat.

13
KESEIMBANGAN ASAM – BASA
Cairan di dalam tubuh bermanfaat untuk memelihara keseimbangan asam –
basa agar normal untuk tetap sehat dan tetap hidup. Tingkat keasaman atau alkalinitas
dari cairan dapat diukur dengan konsentrasi ion-ion hidrogen (H + ) dan ion-ion
Hidroksil (OH -). Asam adalah subtansi yang berisi ion-ion hidrogen yang dapat
berkumpul dan berpencar. Alkalin merupakan dasar asam, yaitu subtansi yang bisa
diterima/ dijerat ion hidrogen. Dibawah ini merupakan ilustrasi ekuasi :
Ekuasi : Asam melepaskan hidrogen

H2CO3 H+ + HCO3-
Asam Karbonat Melepaskan Ion Hidrogen Menjadi bentuk Bikarbonat dasar

Ekuasi : Dasar Menjerat Hidrogen

HCO3- + H+ H2CO3
Bikarbonat dasar menangkap ion hidrogen menjadi bentuk asam karbonat

Ekuasi : Dasar Menjerat Hidrogen

OH- + H+ H20
Ion Hidrogen menangkap Ion Hidrogen Menjadi bentuk Air

Unit dari ukuran yang biasa digunakan untuk menggambarkan


keseimbangan asam – basa adalah pH , yang mana diungkapkan oleh
hidrogen konsentrasi ion dan hasil keasaman subtansi. Wilayah skala
adalah 1 – 14. Tingkat normal atau normal suatu larutan adalah 7,
contohnya : air murni. Karena pH didasari pada logaritma negatif seperti
peningkatan ion hidrogen dan larutan menjadi lebih asam, pH nya
menjadi kurang dari 7. Ketika konsentrasi dari ion hidroksil melampaui
konsentrasi ion-ion hidrogen, larutan menjadi Alkaline dan lebih dari 7.
Sekresi perut merupakan asam yang mempunyai perkiraan pH 1 -1,3.
Alkalin kuat dari sekresi pankreas yang mempunyai perkiraan pH 10.
Plasma darah yang normal adalah alkalin ringan dan mempunyai wilayah pH
normal 7,35 –7,45. Ketika wilayah pH normal sudah melampaui kedua
batas tersebut, orang akan menunjukkan gejala dan tanda-tanda sakit, dan
jika kondisi tersebut tidak membaik, dapat mengakibatkan kematian.
Acidosis adalah kondisi yang dikarakteristikkan oleh proporsi ion hidrogen
yang berlebihan didalam cairan ekstracellular, dimana pH jatuh sampai
7,35. Alkalosis terjadi ketika terjadi kekurangan proporsi ion hidrogen dan
melampui 7,45.
Wilayah yang sempit dari pH normal dapat tercapai dengan tiga pokok
pengatur homeostatik pada ion-ion hidrogen : sistem penahan (buffer
system), mekanisme respiratori, dan mekanisme ginjal. Bantalan penahan
adalah subtansi (bahan/zat) yang mencegah cairan tubuh dari kelebihan
asan atau alkaline. Tubuh mmpunyai tiga bantalan sistem penahan : sistem

14
penahan asam karbonat – sodium bikarbonat, sistem penahan pospat, dan
sistem penahan protein.

Sistem Penahan (Buffer System)


Sistem penahan asam karbonat –sodium bikarbonat
Sistem penahan yang paling penting pada tubuh adalah sistem asam
karbonat – sodium bikarbonat. Sistem penahan tersebut sampai mencapai
lebih dari 90% H + dari cairan ekstracellular.
Dua ekuasi dibawah ini menggambarkan sistem diatas :

Ekuasi : asam kuat + sodium bikarbonat menghasilkan asam lemah

HCl + NaHCO3 NaCl +


H2CO3
As. Hidroklorit kuat ditambah Sodium Bic. Basa Menghasilkan Garam dan As. Karbonat lemah

Ekuasi : Basa kuat ditambah Asam Lemah menghasilkan basa lemah

NaOH + H2CO3 NaHCO3 + H2O

Sodium hidroksi basa kuat ditambah asam karbonat penahan menghasilkan sodium bikaebonat lemah
basa dan air

Rasio asam karbonat pada basa bikarbonat sangat penting untuk


keseimbangan asam – basa. Cairan ekstracellular normal mempunyai ratio
20 bagian bikarbonat banding 1 bagian asam karbonat. Jumlah yang pasti
tidak begitu penting untuk keseimbangan asam –basa selama rasionya
masih 20 : 1.

Sistem Penahan Pospat


Garam Pospat terbentuk didlam ginjal dengan menukar ion sodium untuk
ion di dalam perubahan alkalin sodium pospat (NaHPO ) menjadi asam
sodium pospat (NaH PO ). Asam sodium pospat kemidian terpisah. Hal
tersebut terjadi seperti dibawah ini :

Ekuasi : Perubahan sodium pospat menjadi asam sodium pospat

Na2HPO4 + H+ NaH2PO4 + Na+

Alkalin sodium phospat dan Hidrogen menjadi Asam Sodium Phospat dan sodium

15
Sistem Penahan Protein

Sistem perubahan ketiga adalah perpaduan atau memadukan plasma


protein dan bagian globin dari hemoglobin didalam sel-sel darah merah.
Karena plasma protein dan hemoglobin memiliki grup-grup yang dapat
dikombinasikan dengan atau melepaskan ion-ion hidrogen, mereka
ditunjukan untuk meminimalisasi perubahan pada pH .

Ekuasi : Oksigen bertekanan tinggi dikerongkongan memaksa oksigen


masuk kedalam, hemoglobin mengubahnya menjadi
oksihemoglobin.

HHb + O2 HbO2 + H+
Hb dalam sel darah merah dan Oksigen menghasilkan Oksihaemoglobin dan ion hidrogen
dalam SDM

Ekuasi : Ion hidrogen dengan fernetralisir dengan ion bikarbonat


menghasilkan asam bikarbonat

H+ + HCO3- H2CO3
Ion Hidrogen yang dan ion bikarbonat dalam SDM dan jaringan menjadi Asam karbonat
dalam SDM

Ekuasi : Asam karbonat dipisahkan menjadi air dan karbondioksida yang


keluar dari pernafasan

H2CO3 H20 + CO2


As. Karbonat yang baru menjadi Air dan Karbondioksida meninggalkan
Dibentuk dalam Sel darah merah sistem pernafasan

Pengawasan Respiratori dari Keseimbangan H


Kerongkongan adalah pengontrol utama dari suplai asam karbonat
pada tubuh. Mereka mempunyai permukaan yang besar yang mana dari CO
siap untuk menghambur dan mereka dapat membawa perubahan yang
cepat dalam H ketika dibutuhkan. Karbondioksida secara konstan
diproduksi oleh metabolisme cellular dan memasuki cairan ekstracellular.
Ekuasi dibawah ini mengilustrasikan bagaimana asam karbonat diproduksi
dan hancur.
Ekuasi : Produksi dari air Asam Karbonat

(Anhidrase karbonik)
CO2 + H20 H2CO3
Karbondioksida dan Air menjadi Asam karbonat

16
Ekuasi : Hancurnya Asam Karbonat

(Anhidrase karbonik)
H2CO3 H20 + CO2
Asam Karbonik menjadi Air dan Karbondioksida

Karbondioksida dipisahkan di dalam pernapasan seperti


karbondioksida di dalam darah meningkat, sensitivitas pusat respiratori
dalam sumsum terstimulan dan meningkatkan ukuran dan kedalam
respirasi untuk menghilangkan lebih banyak karbondioksida. Ketika level
darah dari karbondioksida dibawah normal, pusat menurunkan standar dan
kedalam respirasi untuk menerima karbondioksida sehingga asam karbonat
dapat terbentuk. Pemeliharaan keseimbangan yang baik. Proses respiratori
total juga sering terjadi dan hampir secept proses bantalan penahan
didalam asam karbonat – sodium bikarbonat system.

Pengawasan ginjal pada Keseimbangan H +

Konsentrasi bikarbonat didalam plasma diatur oleh ginjal melalui


produksi Amonia (NH3 ), Ekskresi ion-ion hidrogen dan oleh pembentukan
tambahan bikarbonat yang diperlukan. Ginjal mengatur hidrogen dan ion
bikarbonat dengan cara sebagai berikut :

Ekuasi : Penyerapan kembali bikarbonat dapat dimungkinkan bila ion


sodium bergabung dengan bikarbonat menjadi bentuk sodium
bikarbonat, yang di serap didalam saluran ginjal adalah sebagai
berikut :

Na+ + HCO3- NaHCO3


Sodium dan Bikarbonat menjadi Sodium Bikarbonat

Ekuasi : Sebagai hasil dari metabolisme asam amino, amonia (NH 3)


dibentuk didalam saluran ginjal, dimana bergabung dengan
hidrogen menjadi bentuk ion amonia (NH +4 ), dan sebaliknya,
bergabung dengan klorida (Cl- )menjadi bentuk amonium klorida
(NH 4Cl) untuk ekskresinya.

NH3 + H+ NH4+
Amonia dan Hidrogen menjadi Amonium

Pengaturan asam basa oleh ginjal terjadi lebih lambat dibanding oleh
sistem asam karbonat – sodium bikarbonat atau oleh pengaturan
respiratori. Hal tersebut mungkin membutuhkan lebih dari 3 hari bagi
cairan untuk kembali lagi ke ginjal. Urin, pada ion-ion yang sedang
dipisah-pisahkan, tetapi secara umum berada dalam range 4,5 – 8,2

17
GANGGUAN DALAM CAIRAN, ELEKTROLIT DAN
KESEIMBANGAN ASAM – BASA
Para perawat biasanya menjumpai gangguan dalam cairan, elektrolit
dan keseimbangan asam – basa. Ketika merawat pasien yang akut atau
kritis. Bila gangguan-gangguan tersebut saling berhubungan dan mungkin
terjadi bersamaan, mungkin akan sangat berguna bagi studi.

Ketidakseimbangan Cairan
Ketidakseimbangan cairan terjadi ketika mekanisme pengganti tubuh
tidak dapat menjaga keadaan homeostatik. Ketidakseimbangan cairan
dapat menghubungkan volume atau distribusi dari air atau elektrolit.
Kekurangan volume cairan (FVD).
Kekurangan volume cairan merupakan ketidakefisienan air dan
elektrolit didalam cairan ekstracellular, tetapi cairan ekstracellular, proporsi
air dan elektrolitnya tetap mendekati normal. Keadan tersebut biasanya
dikenal sebagai hypovolemia. Keduanya yaitu perubahan tekanan osmotik
dan hidrostatik memaksa cairan interstisial kedalam ruang intrvascullar
seperti pada pengosongan ruang intersisial cairan tadi, menjadi hipertonik,
dan cairan cellular tenggelam kedalam ruang interstisial, meninggalkan sell
tanpa cairan yang mencukupi agar berfungsi.
Dehidrasi kadangkala digunakan sebagai sinonim untuk hypovolemia,
tetapi secara teknis tidak akut. Dehidrasi hanya terbatas pada penurunan
volume air, tetapi air tidak menurun tanpa penurunan elektrolit pula.
Hidrasi adalah gabungan dari subtansi dengan air dan seringkali digunakan
untuk mengindikasi keadaan volume air normal didalam tubuh.
Kekurangan volume cairan adalah hasil dari hilangnya cairan-cairan tubuh,
khususnya jika masuknya volume cairan menurun secara simultan. Tabel
35-3 menggambarkan kekurangan volume cairan, problem-problem yang
biasa ditemui, dan intervensi perawatan secara umum. Intervensi spesifik
akan dijelaskan lebih lanjut dalam bab ini.
Rasa lelah, keletihan atau lemah karena penyakit biasanya mudah
dipengaruhi hypovolemia. Kehilangan 5% berat badan untuk orang dewasa
dan 10% untuk bayi dapat terjadi sangat cepat. Kehilangan 5% berat badan
dapat dikatakan sebagai kekurangan cairan majemuk, dan kehilangan 8%
atau lebih berat badan dapat dikatakan parah. Kehilangan 15% berat badan
dikatakan membahayakan kehidupan.ruang penggantian cairan
menunjukkan penggantian distribusi dari cairan tubuh kedalam ruang-ruang
tubuh seperti pleural, peritonial, perikardial, atau rongga-rongga
penghubung, isi perut atau kedalam ruang intersisial (plasma ke pergantian
intersisial). Sekali terperangkap didalam ruang ini, cairan tidak dapat
mudah berganti dengan cairan ekstracelluar dan kekurangan dalm volume
cairan ekstracellular terbentuk. Kelebihan volume cairan retensi berlebih
dari air dan sodium didalam cairan ekstracellular ke proporsi yang
mendekati normal hasilnya adalah kondisi yang membatasi kelebihan
volume tulang. Hal tersebut juga dapat dikatakan sebagai hipervolume.
Overhidrasi biasanya digunakan sebagai sinonim untuk hypervolemia, tetapi

18
hal tersebut tidak akurat. Overhydrasi menunjukkan normal tidaknya air
didalam ruang ekstracellular. Tidak berfungsinya ginjal menyebabkan
ketidak mampuan untuk memindahkan zat-zat yang berlebih, merupakan
sebab yang paling umum. Bila diterima dalam zat-zat yang berlebih
tersebut, begitu juga sodium.
Karena peningkatan tekanan osmotik cellular dari penerimaan
sodium, cairan ditarik dari sel untuk menyamakan tonisitas. Dalam waktu
tersebut ruang intracellular dan ekstracellular menjadi isotonik satu sama
lain, kelebihan dari air dan sodium berada pada cairan intracellular, pada
saat tersebut sel-sel hampir dikosongi. Kelebihan cairan ekstracellulr bisa
mengakumulasi didalam ruangan-ruangan serat; dan dikenal sebagai
edema. Edema adalah yang paling sering terlihat diseputaran mata, jari-jari
dan runag sakral. Hasilnya mungkin berupa 5% peningkatan berat badan.
Bila kelebihan cairan tetap menunjukan keberadaanya didalam ruang
intravascullar, konsentrasi kepadatan didalam darah menurun.
Interstisial pada pergantian plasma merupakan pergerakan cairan
dari ruangan yang mengintari sel-sel ke darah. Pergantian ini sering disebut
juga hypervolemia yang merupakan kompensasi respon pada volume atau
perubahan tekanan osmotik dari cairan intravascullar. Pada saat tubuh
mencoba untuk memelihara keseimbangan normal didalam semua ruangan
cairan. Jika intersisial dan cairan intracellular.
Tabel 2 menjabarkan kelebihan volume cairan, contoh-contoh dari
problem-problem serupa yang biasa ditemukan untuk menghasilkannya,
intervensi perawatan yang biasa digunakan. Intervensi yang spesifik bagi
problem-problem tersebut disajikan kemudian pada bab ini.

TABEL 2
Gangguan volume cairan : Faktor Etiologi, Karakteristik, dan
Intervensi Perawat

FAKTOR ETIOLOGI KARAKTERISTIK INTERVENSI


KEPERAWATAN
Defisit Volume Kehilangan berat 1. Memperkirakan
Cairan badan dalam waktu keadaan tersebut.
Kehilangan air dan singkat 2. Memberikan cairan
elektrol it seperti 2% (defisit kecil, secara oral jika
dalam : yaitu 2,4 lb dari 120 diperlukan
 Muntah lb atau 1 kg dari 54,5 (terindikasi).
 Diare kg) 3. Pertumbuhan suka
 Kelebihan 5% (defisit menengah atau tidak sukanya
pemakaian obat kehilangan bobot 6 lb pasien ketika
 Fistula dari 120 lb atau 2,1 menawarkan cairan.
 Demam kg dari 54,5 kg). 4. Pertimbangkan tipe
 Keringat 8% atau lebih (defisit cairan yang hilang
berlebihan keras, kehilangan dari pasien.
 Poliuri bobot 10 lb > dari 5. Jika pasien kesulitan
 GI Suction 120 lb atau 4,5 kg meminum, karena
atau lebih dari 54,5 ketidaknyamanan

19
kg ). oral, pilih cairan
Penurunan turgor yang tidak
kulit dan lidah. menimbulkan iritasi
Keluaran < 30 pada selaput lendir.
ml/jam pada orang 6. Berikan cairan
dewasa. dengan interval yang
Hypotensi postular teratur.
(tekanan systolic 7. Jelaskan pentingnya
jatuh lebih dari 10 penggantian cairan
mmHg ketika pasien dan berusaha untuk
bergerak dari posisi mendpatkan
tidur/ rebah ke posisi kerjasama dari
berdiri atau duduk) pasien.
Lemah, pulsa cepat 8. Pertimbangkan
(denyut nadi cepat) intervensi dibawah
Penurunan suhu ini untuk pasien
tubuh, misal 95 F- 98 yang lemah dalam
F (35 – 36,7 menelan.
C) 9. Perkirakan
kemampuan pasien
dalam menelan
sebelum
memberikan
makanan padat.
10. Sediakan cairan
kental atau makanan
semi padat.
11. Jika pasien tidak
dapat makan atau
minum, bicarakan
kemungkinan infus
kepada dokter
(physician).
12. Konsultasikan
dengan dokter untuk
pemberian cairan
parenteral jika
pasien tidak dapat
mengkonsumsi
cairan dari jlur biasa.
13. Awasi respon
masuknya cairan,
secara oral maupun
parenteral. Jika
terapi memadai,
harus diawasi :
14. Peningkatan
volume urin 40 ml –
60 ml/jam bagi

20
orang dewasa.
15. Jika jelas – jelas
hypotensive, naikkan
BP mencapai normal.
16. Kurangi
kekeringan cairan
kelenjar mulut.
17. Naikkan berat
badan sampai level
sebelum sakit.

Kelebihan Volume Bertambahnya berat 1. Menaksir


Cairan tubuh dalam waktu keberadaan atau
Mekanisme yang sangat singkat : memburuknya FVE.
Pengaturan : 25% (kelebihan 2. Membatasi makanan
Kegagalan ginjal ringan, seperti bila bersodium bila
Kegagalan kongestive terjadi penambahan diperintahkan,
jantung 2,4 lb dari berat membantu ahli
Cirrhosis Liver tubuh 120 lb atau 1kg makanan dalam
Cushing Syndrome dari 54,5 kg). memberikan
Sodium yang 5% (kelebihan instruksi makan.
berlebihan yang berisi menengah, bila 3. Mengintruksikan
cairan lv penambahan 6lb dari pasien menerima
Ingestion berlebih 120 lb atau 2,7 kg pembatasab sodium
dari sodium yang dari 54,5 kg ). untuk menghindari
berisi subtans dalam 8% atau lebih kelebihan kontra
makanan atau sodium (kelebihan berat, bila obat-obatan tanpa
di dalam pengobatan. penambahan 10 lb mengeceknya lebih
atau lebih dari 120 lb dahulu pada
atau 4,5 kg atau lebih konsultan
dari 54,5 kg). kesehatan.
Periperal ederma 4. Bila retensi cairan
(kelebihan cairan tetap berada pada
pada ruang pengambilan
intersisial) makanan
Pembengkakan leher bersodium,
vena pertimbangkan
Pembengkakan sumber-sumber
periperal vena tersembunyi dari
Lambatnya sodium, seperti
pengosongan vena suplai air atau
periperal gunakan penjernih
CUP > 11cm air air.
didalam cava vena 5. Bila diindikasikan,
Polyuira ( bila fungsi periode istirahat
ginjal normal) ditambah. Tidur
Penurunan BUN (pada membantu diureseis
saat dilusi plasma) pada ederna.

21
Penurunan 6. Perhatikan respon
Hemotrocit (juga pasien terhadap
pada saat dilusi diuerentik.
plasma) Diskusikan temuan-
Ederna temuan yang
didapat dengan
dokter.
7. Perhatikan standar
cairan parental dan
respon pasien.
Diskusikan temuan-
temuan yang terjadi
dengan dokter.
8. Mengajarkan pasien
untuk melihat
sendiri kondisi berat
dan pengaturan
masuk keluarnya
cairan dengan
menggunakan
retensi kronik.
(seperti pada
pasien
yang menderita
kegagalan jantung
karena

penyumbatan, penyakit
ginjal, atau sirosis pada
liver)
9.Mengawasi
memburuknya pasien
yang dikarenakan
kurang istirahat
sehingga
mengakibatkan FVE
(kelebihan volume
cairan).
10.Jika terdapat
gangguan pencernaan
dan orthophea, ubah
posisi pasien menjadi
posisi semifoeler untuk
membentuk ekspansi
paru-paru.
11.Ubah dan pindahkan
posisi pasien secara
berkala; perhatikan
bahwa serat edematus

22
cenderung pada
pecahnya kulit
dibandingkan dengan
serat yang normal.

Ketidakseimbangan elektrolit
Ketika pasien datang dengan kekurangan atau kelebihan sodium, potasium,
kalsium, magnesium atau pospat maka dibutuhkan perawatan yang lebih
intensif. Tabel 3 akan menjelaskan tentang faktor-faktor etiologi, intervensi
perawatan untuk ketidakseimbangan elektrolit yang biasanya terjadi dan
strategi perawatan yang lebih spesifik untuk mencegah problem-problem
tersebut.

Hypokalemia dan Hiperkalemia

Hypokalemia menunjukkan kekurangan potasium dalam cairan


ekstracellular. Ketika tingkat potasium ekstracellular jatuh, potasium
bergerak dari sel-sel, menciptakan kekurangan potasium intracellular.
Sosium dan ion-ion Hidrogen kemudian diterima oleh sel-sel untuk
memelihara cairan-cairan isotonic. Pergantian elektrolit ini tidak hanya
mempengaruhi cairan ekstracellular. Serat-serat otot pada umumnya
adalah yang pertama kelihatan pada kekurangan potasium. Hyperkalemia
menunjukkan kelebihan potasium dalam cairan ekstracellular. Meskipun
kondisi ini terjadi tidak sering dibandingkan Hypokalemia. Hal tersebut
sangat berbahaya. Transmisi dari pengejut jantung diperlambat atau
dicegah, dan penahanan cardiac akan terjadi jika hyperkalemia tidak
dibenahi.

Hypocalcemia dan Hypercalcemia

Hypocalcemia menunjukkan kekurangan kalsium pada cairan ekstracellular.


Jika kondisi tersebut diperpanjang, kalsium akan terambil dari tulang. Hal
tersebut dapat dilihat di osteomalacia yang dikarateristikkan sebagai tulang
rapuh. Hypercalcemia kenunjukkan kelebihan kalsium pada cairan
ekstracellular. Hypercalcemia mewakili situasi darurat dikarenakan kondisi
tersebut seringkali menyebabkan penahanan cardiac.

Hypomagnesemia dan Hypermagnesemia

Hypomagnesemia menunjukkan kekurangan magnesium.Tingkat


magnesium tubuh juga jatuh dikarenakan ginjal bertahan untuk
memisahkan lebih banyak potasium pada saat kekurangan suply
magnesium. Hasilnya hypomagnesemia dan hypocalcemia sering kali terjadi
bersamaan. Kekurangan magnesium biasanya ditanggulangi dengan
pengaturan Magnesium Sulfat. Hypermagnesemia merupakan kelebihan
Magnesium. Kondisi tersebut jarang terjadi tetapi akan terjadi ketika ginjal

23
gagal memisahkan magnesium dan ketika kellebihan tersebut
menggunakan theracutic.

Hypophospahtemia dan hyperphosphatemia

Hypophosphatemia menunjukan konsentrasi serum dibawah normal pada


pospor inorganik. Ketika terindikasi bahwa beragam faktor kekurangan
fosfor dapat menurunkan tingkat serum pospat pada saat total
penyimpanan fosfor didalam tubuh normal.
Hyperphosphatemia menunjukkan konsentrasi serum fosfor inorganik diatas
normal.

Ketidakseimbangan asam – Basa


Ketidakseimbangan asam basa dapat ditaksirkan dengan menggunakan
temuan-temuan plasma. pH dari plasma mengindikasikan keseimbangan
atau acidosis yang mengancam atau alkalosis. Tetapi sebagai tambahan
studi tentang gas oksigen dan karbondioksida pada darah adalah penting.
Tekanan parsial pada gas-gas tersebut ditentukan oleh kegunaan dsari
homogram. Dimana dapat menggambarkan aktifitas kimia dan fisika dari
kedua gas. Tekanan parsial dari karbondioksida memperpendek pCO 2
pada oksigen adalah pCO2 hampir seluruhnya dipengaruhi oleh aktivitas
respiratori. Ketika pCO2 tinggi akan terjadi kelebihan jumlah pada asam
karbonat didalam tubuh. Digambarkan pada ekuasi berikut ini :

Ekuasi : Pada saat pCO2 melampaui normal, asam karbonat meningkat

CO2 + H2O H2CO3

Ekuasi : dibawah normal karbondioksida meninggalkan tubuh dalam jumlah


yang besar

H2CO3 CO2 + H2O

Ukuran pH, pCO2 dan PO2 hampir secara universal dipakai dalam
laboratorium klinik pada suhu 370C

Ketidakseimbangan asam basa terjadi ketika standar asam karbonat atau


bikarbonat menjadi tidak proporsional. Ketika salah satu sebab primer
tersebut terjadi gangguan tersebut dikenal sebagai respiratori acidosis atau
alkalosis dan metabolik acidosis atau alkalosis yang akan dijelaskan nanti.
Gangguan ini merupakan hasil dari kacaunya keseimbangan asam basa
seperti dibawah ini.

24
Mengubah Porsi asam karbonat

Respiratori acidosis dan alkalosis merupakan hasil dari venomena


respiratori. Kompensasi terjadi untuk mengembalikan keseimbangan
dengan memisahkan lebih banyak bikarbonat.

Gangguan metabolik mengubah porsi bikarbonat :


Metabolik acidosis dan alkalosis hampir semuanya merupakan hasil dari
proses metabolik. Organ-organ primer untuk kompensasi pengembalian
keseimbangan adalah paru-paru untuk mencoba memisahkan lebih banyak
karbondioksida, dimana ada dalam ionisasi lemah asam karbonat.

Tabel 35-5 menjelaskan tentang ketidak seimbangan asam basa. Situasi


komplikasi klinik dapat ketika respiratori dan ketidakseimbangan metabolik
ada.

Tabel 35-4
Gangguan-gangguan elektrolit : Faktor-faktor etiologi,
karakteristik-karakteristik dan intervensi perawatan

FAKTOR-FAKTOR KARAKTERISTIK INTERVENSI


ETIOLOGI KEPERAWATAN

HIPONATREMIA Anorexia 1. Memberitahu kepada


Kehilangan sodium Pusing-pusing pasien tentang resiko
seperti pada : Mabuk atau muntah- dari hyponatremia.
Kehilangan cairan GI muntah 2. Mengawasi
Penggunaan diuretik Lethargy kehilangan dan
Kekurangan adernal Gelisah perolehan cairan.
Diuresis osmotik Kram otot perur Memperhatikan
Keuntungan- Muscular twitching kehilangan sodium
keuntungan air (kejutan pada otot) dari suatu cairan,
seperti pada : Koma khususnya
Pengaturan lebih Papiledema 3. Mengawasi adanya
pada D5W Hemiparesis gejala-gejala
Psychogenpolydipsia Serum Na < 135 gastrointestinal,
Daerah penyakit mEq/1 (mmol/ kg) seperti anorexia,
dihubungkan dengan Tingkat pergantian pusing-pusing,
SIADH : kadar Natrium pada muntah-muntah dan
Trauma pada kepala urin disebabkan kejang (keram)
Storeke hyponatremia. perut.
Pulmonary disorders 4. Mengawasi
(abses, pneumonia, perubahan sistem
TBC) syaraf pusat, seperti
lethargy, gelisah,
Bahan-bahan kejutan pada otot
pharmacologi yang dan sawan. Waspadai
mungkin bahwa masih adalagi
mempengaruhi tanda-tanda

25
ekskresi air ginjal neurologic yang berat
adalah : yang berhubungan
Nikotin dengan tingkat
Morfin sodium yang sangat
Barbiturates rendah yang
Acetaminophen menurun (jatuh)
secara cepat
dikarenakan
pemasukan air yang
berlebihan.
5. Mengawasi data
laboraturium untuk
tingkat serum sodium
yang kurang dari
normal.
6. Periksa urin secara
teliti
7. Bila pasien sudah
dapat mengkonsumsi
makanan yang
umum, berikan
makanan dan cairan-
cairan dengan kadar
sodium yang tinggi.
Sebagai contoh, satu
kubus kaldu sapi
mengandung kira-
kira 900 mg sodium;
802 (250 ml) jus
tomat mengandung
sekitar 700 mg
sodium.
8. Mengetahui
kandungan sodium
pada cairan-cairan
prenteral. Awasi
pasien-pasien dengan
penyakit
cardiovascullar pada
saat menerima cairan
yang mengandung
sodium dengan
seksama.
9. Ekstra hati-hati pada
saat menangani
cairan hipertonic
saline (3% atau 5%
NaC1). Hati-hati
karena cairan ini bisa

26
sangat mematikan
bila diinfuskan tidak
dengan hati-hati.
10. Hindarkan pemberian
suplemen air yang
berlebihan pada
pasien yang
menerima infus
isotonik, khususnya
bila pasien
kehilangan sodium
dengan cara yang
abnormal atau air
diterima secara
abnormal (tidak
wajar).
11. Awasi pasien-pasien
denagan penurunan
fungsi adrenal
dengan tanda-tanda
kekurangan
adrenocortical akut
(krisis adrenal) yang
memperlhatkan
stress berat (seperti
pembedahan,
trauma, kegelisahan,
pnas yang
berlebihan, atau
penyakit yang
berkepanjangan).
Cari keletihan,
pusing-pusing akut,
muntah-muntah,
hypotension,
kegelisahan, dan
bahkan shock.

HYPERNATREMIA
Hilangnya air yang Rasa haus 1.Memberitahukan
paling umum terjadi Temperatur badan kepada psien mengenai
adalah tidak dapat meningkat resiko hypernatremia.
merespon rasa haus. Lidah kering, selaput 2.Awasi kehilangan dan
Infusi hypertonic lendir lngket. penerimaan cairan. Cari
dengan suplemen air Hypernatremia kehilangan air yang tidak
yang tidak berat : wajar atu rendahnya
mencukupi. Berhalusinasi penerimaan air, dan
Peningkatan Iritasi dan over reaksi untuk pemasukan sodium
kehilangan air ketika testimulan yang dalm jumlah besar

27
(seperti dalam Kegelisahan seperti yang mungkin
hyperventilation). Koma terjadi dengan ingestasi
Ingesti garam dalam Serum Na > 145 obat-obatan yang
jumlah yang tidak mEq/l (mmol/l). mengandung sodium
biasa. Serum osmolarity tinggi (seperti alka
Administrasi >295 mOsm/kg seltzer). Melihat
Berlebihan (mmol/kg) penerimaan yang
parenteral pada Umary SG > 1,015, berlebihaan pada sodium
cairan-cairan yang membuktikan tinggi dari makanan.
mengandung sodium kehilangan air dari 3.Awasi perubahan
: jalur nonrenal. tingkah laku pasien,
Hypertonic saline seperti kesulitan tidur,
(3% atau gelisah dan lethargi.
5% ) 4.Perhatikan rasa haus
7,5% sodium yang berlebihan dan
bicarbonate peningkatan suhu tubuh.
Isotonic salene 12. Awasi tingkat serum
banyak berkeringat sodium seperti yang
diabetes insipidus terindikasi.
13. Cegah hypernatremia
pada pasien-pasien
yang lemah yang
tidak dapat merespon
rasa haus dengan
menawarkan mereka
cairan pada selang
waktu yang wajar.
Jika masuknya cairan
tetap tidak
mencukupi,
konsultasikan dengan
dokter untuk
merencanakan cara
lain (jalur lain) untuk
penerimaan cairan,
dengan infusi atau
dengan jalur
parenteral,
14. Jika infusi dilakukan,
berikan air yang
cukup untuk menjaga
tingkat serum sodium
dan urea nitrogen
darah (BUN) didalam
batas normal.
Perhatikan bahwa
semangkin tinggi
osmolalitas infusi,
semangkin besar

28
kebutuhan untuk
suplemen air.
15. Awasi respon pasien-
pasien untuk
membenahi cairan-
cairan parenteral
dengan
mengobservasi
perubahan tanda-
tanda neurologic.
Dengan secara
perlahan-lahan
mengurangi tingkat
serum sodium,
tanda-tanda
neurologic akan
membaik, bukan
memburuk.

HYPOKALEMIA
Diare Kelemahan otot yang 1. Waspadai pasien
Muntah-muntah samar-samar dengan resiko
Administrasi steroid merupakan tanda hypokalemia
Carbericillin, Sodium pertama yang biasa
Perisilin, terjadi Brodycardiac
Amplhoteriein B dan blok jantung
Hyperalimentasi biasa terjadi
Kurangnya Paresthesias pada
pemasukan, seperti muka, lidah, kaki,
pada anorexia dan tangan
nervosa, kecanduan Kelumpuhan otot
alkohol, potasium lemah (dari kaki
tanpa cairan sampai lutut dan
parenteral. Diuresis tangan; respiratori
osmotic (seperti otot mungkin
terjadi dalam terpengaruh)
diabetes melitus Gejala-gejala
yang tidak gastrointestinal
terkontrol) Cushings seperti pusing-pusing,
Syndrome atau diare mungkin
Pseudohyperkalemia terjadi
: Perubahan ECG :
Leukocytosis Serum K > 5,5 mEq/l
Thrombocytosis (mm0l/l).
Courniquet rapat
penurunan ekskresi
potasium :
Kegagalan oligurie
ginjal

29
Hypoaldosteronisme
penerimaan/pemasu
kan potasium tinggi,
khususnya pada
ketidakcukupan
ginjal
Penggunaan yang
tidak wajar pada
suplemen oral
potasium
Administrasi
berlebihan pada IV
potasium
Tranfusi yang cepat
pada darah
Potasium polisitin
dosis tinggi
Makanan yang tinggi
potasiumnya.
Pergantian potasium
diluar sel-sel :
Acidosis
Tissue Trauma

HIPERKALEMIA
1. Waspadai pasien
tentang resiko
hyperkalemia dan
awasi tentang
terjadinya.
Hyperkalemia dapat
mengancam jiwa;
sangat bermanfaat
untuk mendeteksi
secara dini.
2. Cegah hyperkalemia
sebisa mungkin
dengan
mengadministrasi
(mengatur) potasium,
secara intravenous
atau oral, keduanya.
a.Ikuti peraturan
untuk administrasi
potasium yang aman.
b.Hindari administrasi
potasium, suplemen

30
potasium, atau garam
pengganti kepada
pasien-pasien dengan
ketidak mampuan
ginjal.
c.Peringkat pasien-
pasien untuk
menggunakan garam
pengganti dengan
teliti jika mereka
memakai suplemen-
suplemen selain
potasium.
d.Peringatkan pasien
penderita
hyperkalemia untuk
menghindari makanan
yang mengandung
potasium tinggi
seperti pada kopi,
coklat, the, buah
kering, susu dan lain-
lain.
3.Hindari laporan-
laporan yang tidak
benar dari
Hyperkalemia
a.Hindari penggunaan
tourniquet yang
berkepanjangan ketika
mengambil sampel
darah.
b.Tidak mengijinkan
pasien untuk tidak
melakukan latihan
apapun sebelum
pengambilan sampel
darah.
c.Bawa contoh darah
sesegera mungkin
kelaboratorium
(serum harus
dipisahkan dari sel-sel
dalam 1 jam setelah
pengambilan)
d.Hindarkan
pengambila specimen
darah dari
daerah/tempat diatas

31
infusi dari cairan
potasium (atu dalam
hal ini setiap cairan)
d.Kenali perawatan-
perawatan perlakuan
berpantang makanan
pada hyperkalemia
dan faktor-faktor yang
berhubungan dengan
implementasi yang
aman pada pasien.

HYPOCALCEMIA
Hypoparathyroidhis Kekuatan, gatal-gatal 1. Waspadai pasien akan
me pembedahan pada jari, daerah resiko hypocalcemia
(mungkin diikuti circumoral, dan jari dan awasi bagaimana
dengan pembedahan kaki Daya reflek urat terjadinya.
tiroid atau yang sangat 2. Selalu siap untuk
pembedahan leher hiperaktif (seperti mengambil tindakan
radikal untuk pada pateral dan pencegahan pada
kanker) Kegagalan trisep) Tanda serangan tiba-tiba,
penyerapan Trousseau ketika hypocalcemia
kekurangan vitamin Tanda Chvostek parah.
D pankreasitis akut perubahan mental 3. Awasi kondisi jalan
Administrasi berlebih seperti rasa bimbang udara karena
pada darah sitrat dan peralihan pada naringeal dapat terjadi
Hypoparathyroidtism ingatan. Kekejangan 4. Ambil langkah
e primer Daerah otot-otot Laryngeal pencegahan yang
alkalotic Manivestasi cardiac; aman ketika pasien
(menurunkan ECG memperlihatkan gelisah/bimbang
kalsium yang perpanjangan interval 5. Waspada pada faktor-
diionisasi) Q-T Kejang-kejang faktor yang
Hyperphosphatemia otot perut (abdominal berhubungan dengan
Medullary Carcinoma akut) Total tingkat administrasi yang
pada tiroid serum kalsium aman pada
Hypoalbuminemia dibawah 8,5 mg/ penggantian garam
(seperti pada (2,12 mmol/l) atau kalsium
kelaparan, incirhosis tingkat ionisasi 6. Beri pengarahan pada
dan rephrotic dibawah normal orang-orang yang
syndrome) (<50%) Tes beresiko tinggi dgn
Hypomagnesemia sulkowitch osteoporosis ( pada
penurunan tempat memperkihatkan wanita menaupose)
yang tidak precipitasi cahaya. ttg. Kebutuhan
terlindungi dari sinar makanan berkalsium,
ultraviolet jika jumlah tidak
memadai dalam
makanan, pemberian
suplemen kalsium
harus

32
dipertimbangkan
a. Sebagian besar
sumber
menyarankan
bahwa kebutuhan
kalsium berkisar
100mg-1500 mg
setiap hari. Cara
terbaik bagi
orang sehat
dengan
mengkonsumsi
makanan 4 sehat
b. Suplemenkalsium
diperlukan bagi
orang yang
mungkin tidak
cukup
mengkonsumsi
kalsium dalam
makanannya,
seperti pada
mereka yang
tidak menyukai
susu). Kalsium
dapat terserap
dengan baik bila
diberikan dengan
dosis yang tepat,
bila dibandingkan
langsung. Juga
dianjurkan
kalsium diberikan
pada waktu tidur
karena hilangnya
kalsium terjadi
pada waktu tidur.
c. Beberapa wanita
yang lewat masa
menapouse
disarankan untuk
menggunakan
estrogen. Bagi
mereka yang tidak
dapat memakai
estrogen, produk
sintetic calcitonin
sekarang bisa
didapatkan dengan

33
resep dokter.
d. Menganjurkan
orang-orang
dengan
kecenderungan
batu ginjal untuk
berkonsultasi
dengan dokter
sebelum
meningkatkan
pemasukan
kalsium dalam
jumlah besar.
Juga penting
untuk memotivasi
orang-orang
tersebut untuk
minum tidak dari
2-3 bagian cairan
setiap hari untuk
melindungi atau
mengatasi
pembentukan
batu.

7. Ajarkan orang-orang
akan resiko
esteoporosis tentang
pentingnya latihan
fisik dalam
menurunkan
kekurangan kalsium
(lemah tulang).

8.Untuk mencegah
osteoporosis ditahun-
tahun mendatang
ajarkan kepada
remaja-remaja putri
tentang kebutuhan
kalsium yang
memadai. Jiga
diskusikan tentang
aspek-aspek
kehilangan kalsium
karena kekurangan
alkohol.

34
HYPERCALCEMIA
Hyperparatyroidtism Kelemahan pada otot 1. Waspadai pasien-
penyakit Neoplastic kelelahan, lethargy pasien akan resiko
yang mengganggu : Konstipasi Anorexia, hypercalcemia dan
tumor padat (dada, pusing dan muntah- awasi munculnya.
prostate, dan muntah penurunan 2. Tingkatkan mobilisasi
melanomas yang ingatan, penurunan pasien bila mungkin;
mengganggu). atensi, kebimbingan perjelas bahwa
Ketidakteraturan Polyuria dan polypsia imobilisasi
yang Batu ginjal menyebabkan
berkepanjangan. Penahanan cardiac hypercalcemia.
Kelebihan vitamin D dapat terjadi dalam 3. Motivasi pasien
Kelebihan krisis hypercalcemia terhadap penerimaan
penggunaan pada ECG menunjukkan secara oral terhadap
kalsium yang penyempitan interval cairan yang kurang
mengandung Q-T Perubahan pada untuk manjaga
alkasit/suplemen tulang terlihat dalam pasien.
kalsium. rantegen dalam 4. Jangan biarkan
Sindroma alkali-susu hypercalcemia kronis konsumsi berlebihan
Serum kalsium pada produk-produk
>10,5mg/dl (2,62 yang berkadar kalsium
mmol/l). tinggi.
Tes sutkowichs 5. Berikan makanan
memperlihatkan yang jumlahnya
presipitasi padat. memadai untuk
mengganti kerugian
tendensi untuk
konstipasi.
6. Ambil tindakan
pencegahan yang
aman jika kegelisahan
atau gejala-gejala
mental yang lain
muncul. Jelaskan
kepada pasien dan
keluarganya bahwa
perubahan mental
yang berhubungan
dengan hypercalcemia
dapat pulih dengan
perawatan.
7. Waspadai bahwa
penahanan cardiac
dapat terjadi pada
pasien dengan
hypercalcemia berat.
Berjaga-jaga untuk
mengatasi situasi
darurat.

35
8. Waspadai bahwa
tulang dapat lebih
mudah rusak pada
pasien dengan
hypercalcemia kronis
karena resopsi tulang
berlebihan, membuat
lemahnya struktur
tulang.
9. Lebih waspada pada
tanda-tanda digitalis
toksiti ketika
hypercalcemia terjadi
dalam pasien yang
terkena digitalis
toksiti.
10. Bantu formasi
pencegahan pada
kalsium batu ginjal
pada pasien yang
menderita sudah lama
hypercalcemia atau
cegah dengan :
 Memaksa cairan-
cairan untuk
mengatur urin, hal
tersebut
menghindarkan
penjenuhan yang
hebat pada
penurunan.
 Memberikan cairan-
cairan yang
menghasilkan asam-
abu (seperti pada
jus cranberry)
karena urin
kurang dari 6,5
akan membantu
pemasukan kalsium.
 Mencegah urinari
statis dengan
mengubah-ubah
pasien secara
berkala,
meninggalkan
kepala tempat tidur,
dan siup-up pada
pasien bila

36
memungkinkan.
 Memotivasi
penahanan berat
dan ambulansi
secepat mungkin.

HYPERMAGNESEMIA
Alkoholisme kronis,
Sindroma kegagalan Tanda awal (level
penyerapan serum Mg pada 3 1. Awasi/ peringatkan
intestinal diare mEq/l atau 1,5 mmol pasien atas resiko
Penghisapan – 2,5 mmol). dan perkirakan
Nasogastric - Kulit panas (pada kemunculannya. Bila
pemberian makanan periperial dicurigai adanya
secara agresif vasodilation). hypermagnesemia,
setelah kelaparan - Hypotension perhatikan
(kurang makan) - Pusing-pusing dan parameter-
(seperti dalam TPN) muntah-muntah parameter dibawah
tanpa penggantian Rasa ngantuk, reflek ini :
Mg yang memadai hypoactive, dan - Reflek Patellar ; jika
Asministrasi kelemahan otot tidak ada, beritahu dokter
berkelanjutan pada (dapat terjadi pada karena hal tersebut
Mg cairan lv Diabetic level serum biasanya terjadi pada
Ketoacidosis magnesium 5-7 mEq/ level serum magnesium
Hyperaklosteronism liter atau 2,5-3 lebih besar dari pada
Obat-obatan : mmol/l) Kesulitan 7mEq/L atau 3,5 mmol/L.
- Diuretics pernafasan dapat Jika ada kemajuan,
- Aminogycoside terjadi pada level cardiac atau penahanan
Antibioticc (seperti serum respiratori dapat terjadi.
gentacin) Magnesium 10 mEq/L - Tingkat Kesadaran :
- Cisplatin atau 5mEq/L Perhatikan pada rada
- Vitamin D dosis Koma dapat terjadi kantuk, lethargy dan
besar atau pada tingkat serum koma.
suplemen-suplemen magnesium 12-15 2. Jangan memberikan
kalsium. mEq/L atau 5-7 Magnesium pada
- Pemeliharaan sitrat mEq/L medikasi pada
dalam produk darah, Ketidaknormalan pasien yang
iritabilitas Cardiac. mengalami
Neuromuscular : -Sinus bradycardia, kegagalan ginjal.
- Peningkatan memperpanjang 3. Peringatkan pasien
refleks interval-interval P-R, berpenyakit ginjal
- Tanda-tanda QRS, dan Q-T (pada untuk mengecek
chvostek dan level serum kesehatan mereka
trousseaus positif. Magnesium 7,1 sebelum menjalani
- Sawan Manifestasi mEq/L - –0 mEq/L perawatan.
Cardiac atau 3,5 – 5 mmol 4. Waspadai faktor-
- Tachyarrhythmlas perliter). faktor yang

37
-ECG berubah pada Blok jantung dan Berhubungan dengan
kasus-kasus berat : penahan cardiac admenistrasi parenteral
Ineterval P-R dan QT didalam diastol pda garam magnesium.
berkepanjangan, (dapat tejadi pada
memperluas QRS level serum
kompleks, depresi Magnesium 15-20
segmen ST, dan mEq/L atau 7,5-10
inversi Twave mmol/L).
Bayi lemah dan tidak
menangis pada saat
lahir

Hypophosphatemia
Administrasi glukosa Paresthesias 1. Beritahu kepada
pemberian makan Kelemahan otot pasien atas resiko
setelah kelaparan. (mungkin hypophosphatemia.
Diabetic dimanifestasikan - Khususnya atas resiko
Ketoacidosis. sebagai penurunan kesalahan pemberian
Phosphate – dinding kekuatan genggaman makan pada pasien.
antacids. Fase tangan dan kesulitan - Dimulai (terjadinya)
penyembuhan berbicara). dari TPN atu pemenuhan
setelah terbakar Sakit pada otot. kalori yang besar dengan
setelah luka bakar. Perubahan mental menggunakan infus.
seperti rasa cemas, - Begitu juga resiko besar
kegelisahan, mata terjadi pada pasien
gelap dan koma. dengan diabetik
Cardium Yopathy ketoacidosis selama
Kegagalan respiratori periode perawatan awal
akut. (mungkin dengan insulin dan cairan
berhubungan dengan mitra venous.
kelemahan pada otot 2. Awasi pasien yang
dada). beresiko
Serum phosphate < hypiphosphatemia.
dari2,5 mg/dl (0,8 3. Waspada bahwa
mmol/L). pasien yanh terkena
Penurunan serat hipophostemia berat
Oksigenasi dapat terkena resiko
infeksi karena
perubahan pada sel-
sel darah putih.
4. Atur produk-produk
intravenous phosphate
secara hati-hati.
Perhatikan bahwa
produk tersebut harus
diatas perlahan-lahan
pada cairan infus
untuk menghindari

38
phosphate intoxit.
Persering pengawasan
dari tingkat serum
posporus untuk
membimbing terapi.
5. Perhatikan bahwa
pada orang dewasa
dosis yang biasa untuk
phosphorus adalah
10-15 mmol/L cairan
TPN. Tapi pengaturan
dosis mungkin juga
tidak mencukupi jika
pasien tersebut
berada dalam daerah
anabolic tinggi.
9. Perhatikan kebutuhan
akan pengenalan
hiperlimintasi pada
pasien yang
mengalami
kesalahan-kesalahan
pada pemberian
makanan. Awasi
standart frekuensi
aliran pada TPN.
7. Waspada terhadap
peningkatan secara
tiba-tiba pada level
serum phosphorus
yang dapat
mengakibatkan
hyphocalcemia. Untuk
alasan ini tingkat
serum Calcium harus
dimonitor. Perhatikan
rasa gatal disekitar
mulut, tanda-tanda
chpostek positif,
arrhythmias dan
hypotensi.
8. Karena ada
kemungkinan
pemberian phosphorus
ketika memberikan
cairan phosphat,
monitor tanda-tanda
hypophosphatemia
dan garam.

39
9. Monitor diare pada
klien-klien yang
memakai suplemen
phosporus oral ;
konsultasikan pada
dokter jika keadaan
tersebut tidak berubah
/ bertambah parah.
10. Campurkan
suplemen phosphorus
dalam bentuk bubuk
secara oral dengan air
dingin sehingga lebih
nyaman. Juga
kenyamanan dapat
ditingkatkan dengan
mendinginkan cairan
yang dibuat dari
bubuk tersebut.
Hyperphosphatemia
Kegagalan ginjal Konsekuensi jangka 1. Beritahu pasien atas
Kemoterapi pendek : resiko
Khususnya pada  . Gejala-gejala hperphosphatemia.
limpoboblastic tetanus, seperti 2. Awasi tanda-tanda
leukimia dan rasa gatal pada tetanus seperti rasa
lymphoma akut. jari tangan dan gatal pada jari tangan
Pemenuhan yang sekitar mulut, dan sekitar mulut dan
besar pada susu kekauan, dan munculnya kram otot
seperti pada kekejangan otot. atau tanda-tanda
perawatan peptic Konsekuensi chvostek dan
culcer. Penggunaan jangka panjang trousseau positif pada
susu sapi pada bayi.  Jatuhnya kalsium pasien.
Pemenuhan pospat pada 3. Waspadai bahwa
berlebihan pada daerah-daerah gejala-gejala tersebut
phosphat didalam bukan tulang mungkin mengarah
Laxativies. seperti pada kepada hyposphate
Administrasi ginjal, arteri, kulit, tinggi dan hampir
berlebihan pada sendi atau kornea. sebagian besar terjadi
suplemen  . Serum phosphate pada pasien yang
phosphorus baik > 4,5 mg/dl (1,4 menerima pemasukan
secara intravenus. mmol/L). muatan phosphate
Konsumsi kelebihan tinggi.
pada vitamin D
(meningkatkan
penyerapan pada
phosphorus )
Hypoparathyoiidtism
e Hyperthyroidtisme.

40
Gangguan Keseimbangan Asam-Basa

Respiratori Acidosis

Respiratori Acidosis adala kelebihan primer asam karbonat dalam


cairan ekstracellular. Setiap penurunan dalam ventilasi alveolar yang terjadi
dalam retensi jarbondioksida dapat menyebabkan respiratori acidosis,
karena paru-paru merupakan sumber dari problem, maka tidak dapat
berpartisipasi dalam kompensasi. Ketika muatan (isi) asam karbonic
meningkat, ginjal siap untuk menerima lebih banyak bikarbonat dan
penibgkatan ekskresi hydrogen.
Respiratori Acidosis = pCO2 tinggi disebabkan oleh alveolar
hypoventilation.

Respiratori Alkalosis

Respiratori Alkalosis adalah kekurangan primer pada asam karbonat


didalam cairan ekstracellular. Itu merupakan hasil dari peningkatan ventilasi
alveolar, dan juga penurunan dalam karbondioksida. Peningkatan didalam
standar respiratori mengakibatkan hilangnya karbondioksida, karena
karbondioksida dipisahkan lebih cepat diatas normal.
Karena kekurangan karbondioksida, respiratori stimulan, depresi
atau berhentinya respiratori seringkali terjadi. Karena paru-paru merupakan
sumber dari problem, maka tidak dapat berpartisipasi didalam kompensasi
karena itu, paru-paru mencoba untuk meringankan ketidakseimbangan
dengan meningkatkan ekskresi inkarbonat dan dengan menerima lebih
banyak hidrogen.
Respiratori alkalosis = pCO2 rendah disebabkan oleh alveolar
hyperventilation.

Metabolic Acidosis

Metabolic Acidosis adala kekurangan bikarbonat yang proporsional


didalam cairan ekstracellular. Kekurangan tersebut dapat terjadi sebagai
hasil dari peningkatan komponen-komponen asam atau kelebihan
bikarbonat yang berkurang. Paru-paru mencoba mengkatkan ekskresi
karbondioksida dengan meningkatkan standar dan kedalam respirasi. Ginjal
mencoba untuk kompensasi dengan menerima bikarbonat dan dengan
memisahkan lebih banyak hidrogen. Jika tubuh tidak dapat mengatur
keseimbangan normal orang tersebut dapat kehilangan kesadaranya pada
saat metabolik acidosis meningkat dan kematian seringkali terjadi.
Metabolik Acidosis = bikarbonat rendah. Asam yang tidak dapat
menguat digunakan untuk HCO3- didalam jumlah yang tidak
proporsional atau HCO3- hilang dalam jumlah yang tidak
proporsional.

41
Metabolik Alkalosis
Metabolik Alkalosis adalah kelebihan primer asam karbonat. Ini
mungkin terjadi pada kehilangan asam yang berlebihan atau ingesti
peningkatan basa atau retensi. Tubuh mencoba untuk mengkompensasi
dengan menerima karbondioksida. Respirasi menjadi lamban dan dangkal,
dan periode tidak bernapas mungkin terjadi. Ginjal mencoba untuk
memisahkan potasium dan sodium dengan bikarbonat berlebih dan
menerima hidrogen didalam asam karbonat.
Metabolik alkalosis = Bikarbonat tinggi. Asam yang tidak menguap,
hilang dan tidak digunakan. HCO3- diterima dalam jumlah yang
tidak proporsional.

Perawat Sebagai Role Model

 Perawat diharapkan menjadi model role pada perilaku self – care


(perawatan untuk diri sendiri) yang mengangkat cairan, elektrolit, dan
keseimbangan asam basa harus bertemu pada tujuan-tujuan berikut :
 Perawat akan :
Mengevaluasi kegunaan makanan, diuretic, laxatif dan alkohol, dapat
mengidentifikas resiko-resiko potensial pada kesehatan. Mengetahui
situasi resiko tinggi pada keseimbangan cairan dan elektrolit.

Interpretasi

Pathophysiology menjadi dasar penyakit akut dan kronis, trauma dan


memilih intervensi therautic dapat menempatkan pasien pada resiko tinggi
atas ketidakseimbangan cairan, elektrolit, dan asan basa. Bila salah satu
keseimbangan tersebut terjadi dapat secara serius mempengaruhi status
kesehatan pasien dan dapat membahayakan jiwa. Dapat diarahkan pada :
 Identifikasi pasien-pasien beresiko tinggi pada cairan, elektrolit dan
ketidakseimbangan asam – basa.
 Penetuan kehadiran ketidakseimbangan fisik.
 Penentuan efektivitas rencana perawatan.
Parameter penaksiran termasuk sejarah perawatan dan ekseminasi
perawatan, catatan keluar masuknya cairan, berat harian, dan studi
laboratori.

42
TABEL 35 – 5
Gangguan Asam – Basa : Faktor-faktor etiologi, Karakteristik
dan Intervensi Perawatan

FAKTOR-FAKTOR KARAKTERISTIK INTERVENSI


ETIOLOGI PERAWATAN

Respiratori
Acidosis (asam Respiratori Acidosis
Perawatan diarahkan
karbonat berlebih) Akut : pada perbaikan ;
Pulmonary Edema -Kepala terasa penuh ( ukuran-ukuran pasti
Akut. menyebabkan terbagi dengan
Atelectatis. carebrvascular penyebab ventilsi yang
Pneumothorax, vasodibtion dan
tidak memadai, agent-
hemothorax. peningkatan aliran
agent pharmacologic
Overdosis obat darah celebral,
digunakan sesuai
pengurang rasa sakit khususnya ketika lebih indikasi. Sebagai
atau anesthetic. tinggi dari 60 mm Hg. contoh, bronchodilator
Posisi pada meja OR - Gangguan mental. membantu mengurangi
yang mempengaruhi - Ketidaksadaran. kekejangan bronchial ;
respirasi - Sawan. antibiotic digunakan
Penahanan cardiac. - Jantung berdebar. pada infeksi
Penahanan - Ventricular fibrillation
respiration. Hidrasi
pneumonia. mungkin tanda
yang memadai (2-3 L/
Laryngospasm. pertama pada pasien hari) diindikasi untuk
Pengaturan anesthesi menjaga cairan selaput
mekanisme vertilasi (berhubungan dengan mocous dan
tidak wajar. hyperkalemia) pemindahan fasilitas
- ABGS : sekresi. Suplemen
 pH > 7,35 oksigen digunakan bila
 PaCO2>42mmHg diperlukan.
 HCO3- normal atau Respirasi mekanis,
meningkat sedikit digunakan secara hati-
hati, akan
memperbaiki ventilasi
Respiratori Acidosis paru-paru. Satu yang
Kronis : harus diingat bahwa
- Lemah. penggunaan respirator
- Sakit kepala mekanik yang terlalu
- ABGS : giat dapat
PH , 7,35 menyebabkan ekskresi
PaCO2 > 42 mmHg yang cepat dari
HCO3- >26 mEq karbondioksida dimana
(mmol/L) ginjal tidak dapat
membuang kelebihan
bikarbonat dengan
kecepatan yang
memadai untuk
mencegah alkalosis

43
dan sawan. Dengan
alasan tersebut,
peningkatan
harus dikurangi
perlahan-lahan.
Respiratori
Alkalosis
Rasa cemas yang PaCO2 Rendah Jika kecemasan adalah
berlebihan mengakibatkan penyebab respiratori
( penyebab yang cerebral alkalosis, pasien harus
paling banyak vasoconstriction dan diperingatkan bahwa
ditemui ) menurunkan aliran gejala tersebut adalah
Hypoxemio darah di otak. Tidak sebab dari pernafasan
Demam tinggi dapat berkonsentrasi abnormal. Beri
Salicylate penurunan iritasi petunjuk kepada
Intoxication dini kalsium (kekakuan, pasien untuk bernafas
( menstimulasi pusat rasa gatal dan lebih perlahan ( untuk
respiratori) circumoral poresthesia, mengakumulasi
Sistem syaraf pusat terjadi bila respiratori karbondioksida) atau
luka melibatkan alkalosis meningkat bernafas dalam sistem
pusat respiratori. cepat). tertutup (seperti
Pulmonary Emboli Sindroma dengan kantong
Thyrotoxicosis Hyperventilation : kertas) itu dapat
Ventilasi berlebih Berkeringat. menolong. Biasanya
dengan ventilator -Mulut kering obat untuk
mekanik - Pusing dan muntah mengurangi rasa sakit
Kehamilan ( level - Pandangan kabur digunakan untuk
progesterone tinggi - Sawan dan melegakan ventilasi
mempersensitif kehilangan kesadaran pada pasien yang
pusat respiratori ( mungkin dikarenakan mengalami kecemasan
pada phisologic) cerebral eschemia, berat (jika alkalosis
disebabkan oleh cukup untuk
cerebral menyebabkan pingsan,
vasoconstriction) peningkatan ventilasi
- Berdebar berhenti dan respirasi
- Tremuloushess akan kembali normal)
- ABGS : Perawatan untuk
pH > 7,45 pencegahan respiratori
PaCO2 < 38 mmHg alkalosis diarahkan
HCO3- < 22 mEq pada pembenahan
problem yang menjadi
sebab utama.
Metabolik Acidosis
(kekurangan Basa – - Sakit kepala Perawatan diarahkan
Bikarbonat) -Kegelisahan/ membenahi atau
Kesenjangan anion kebimbangan membetulkan
normal : - Rasa kantuk kerusakan metabolis
- Diare -Peningkatan level jika penyebab-
- Intestinal fistulas respiratori dan penyebab problem

44
Ureteroussigmoidost kedalaman respiratori adalah pemenuhan
- Hyperalimentation - Pusing-pusing dan clorida yng berlebih,
- Obat-obat yang muntah-muntah. perawatan terfpkus
diasamkan (seperti -Peripheral pada melenyapnya
Amonium Klorida) Vasodilation sumber. Ketika
- Renal Tubular -Penurunan diperlukan, bikarbonat
Acidosis (RTA) pengeluaran cardiac diadministrasi.
Kesenjangan anion ketika pH jatuh
tinggi : dibawah 7
-Dabetic - ABGS
Ketoacidosis pH < 7,35
-Kekurangan HCO3- < 22mEq
ketoacidosis PaCO2 < 38 mmHg
-Lactic acidosis BE negatif
- Gagal ginjal
- Ingesti ( seperi Hyperkalemia sering
salicylaes, ethylene muncul (kecuali dalam
glycol, dan diare, RTA dan
methanol). penggunaan
acetazolamide).
Metabolik Yang berhubungan Perawatan ditujuan
Alakalosis dengan ionisasi kepada pengembalian
( Kelebihan Basa kalsium : kondisi abnormal.
Bikarbonat) Rasa gatal pada jari Cl yang memadai
 Muntah-muntah Circumoral parenthesia harus disuplai ke ginjal
 Hipokalemi Kekejangan carpopedal untuk penyerapan
 Hiperaldosteronis Otot-otot hipertonik sodium dengan Cl
m Respirasi terdepresi (memungkinkan
 Cushing’s ekskresi kelebihan
syndrome ABGS : bikarbonat.
 Potassium PH : 7,45
kehilangan Bikarbonat > 26 mEq Perawatan juga
diuretik PaCO2 > 42 mmHg meliputi pengembalian
 Alkali ingestion BE positif Hipokalemia volume cairan normal
(bicarbonat sering muncul dengan cairan NaCl
mengandung Serum Cl lebih rendah
antasida) dari Na
 Administrasi
NaHCO3
parenteral pada
cardiopulmonary
resusitasi
 Perasaan lega
tiba-tiba pada
respiratory
asidosis kronis

45
RIWAYAT KEPERAWATAN
Tiap riwayat perawatan komperhensif seharusnya menyangkut
pertanyaan-pertanyaan yang mengijinkan perawat untuk menaksir cairan
pada pasien, elektrolit dan keseimbangan asam – basa. Pertanyaan-
pertanyaan kuestioner juga harus dilakukan dalam indikasi pasien dengan
resiko ketidakseimbangan. Faktor-faktor resiko meliputi :
 Pathophysiology menggaris bawahi penyakit akut dan kronis (seperti
diabetes mellitus, kegagalan karena penyumbatan pada jantung dan
kegagalan jantung).
 Kehilangan cairan-cairan tubuh secara abnormal (muntah-muntah dan
diare berat atau berkepanjangan, luka berair).
 Terapi dengan kecenderungan yang merusak cairan dan keseimbangan
elektrolit (medikasi dengan diuretic dan steroid, perawatan seperti terapi
intravenous dan zat makanan total parenteral).

Pemeriksaan Perawatan

Merheny (1987) merekomendasikan atau menyarankan bahwa


perawat harus memperhatikan parameter-parameter ketika menaksir status
cairan dan elektrolit pasien : bandingkan pengambilan dan keluaran total
dari cairan, volume urin dan konsentrasi urin, pembengkakan kulit dan
lidah, derajat cairan pada rongga mulut, berat badan, rasa haus, air mata
dan air liur, temperatur kulit, rupa kulit wajah, edema, tanda-tanda vital,
leher dan tangan, tekanan verous pusat, dan iritabilitas neuromusovior.
Ketika dicurigai ada ketidakseimbangan pada elektrolit dan karakteristik
dapat membantu penaksiran (lihat tabel 35-4). Tabel 35-7 menghadirkan
atau menjelaskan masing-masing parameter tersebut, temuan-temuan
pada orang dewasa yang sehat, dan temuan-temuan yang berarti.

Mengatur Pengeluaran dan Pemasukan Cairan

Ketika dokter atau perawat memerintahkan bahwa pemasukan dan


pengeluaran cairan harus dipertimbangkan atau ditakar secara terus
menerus, pasien, keluarga pasien, dan semua pemberi perawatan harus
diberitahu takaran tentang semua cairan yang keluar dan masuk tubuh.
Kondisi pasien akan menjelaskan seberapa tepat ukuran-ukuran
pengeluaran dan pemasukan yang ada. Ketaatan pada petunjuk-patunjuk
tersebut akan membantu menyingkirkan kesalahan-kesalahan yang biasa
terjadi dalam takaran pengeluaran dan pemasukan cairan :
 Segera pada saat penakaran pengeluaran dan pemasukan diperintahkan
kepada pasien, dan keluarganya diinstruksikan bahwa perawat
membutuhkan catatan mengenai semua cairan yang keluar ke dan dari
tubuh. Penjelasan yang sederhana dari mengapa hal tersebut dilakukan
ditawarkan sama baiknya dengan instruksi yang spesifik tentang
bagaimana pasien dapat membantu untuk tetap menjaga keakuratan
catatannya sebagai pasien pengukuran tersebut akan berlanjut.
 Pasien yang direncanakan untuk penanganan dan perawat kardex harus
menghubungi atau membicarakan kepada personil perawat tentang

46
kebutuhan pengukuran atau takaran masuk dan keluarnya cairan. Tanda
ditempatkan didalam kamar pasien dan papan pencatatan pada sisi
tempat tidur mencatat pemasukan dan pengeluaran sangat membantu
untuk mengingatkan perawat dan pasien.
 Pemasukan untuk mengingatkan perawat dan pasien

Pemasukan Cairan meliputi :


a. Semua cairan dan makanan yang tetap cair pada suhu kamar
1. Gunakan agenoys designation dari volume spesifik pada makanan
(gelas jus = 90 ml ; susu karton = 240 ml).
2. Ingatkan pasien bahwa meminum air cairan diantara waktu makan
dicatat; gelas atau cangkir yang disediakan dengan ukuran kecil
disamping tempat tidur memudahkan pengukuran yang akurat.
3. Ingat bahwa medikasi cairan atau air masuk bersama pil mungkin
atau dapat meningkatkan pemasukan cairan-cairan pada pasien.
b. Semua cairan-cairan parenteral.
c. Cairan-cairan lain yang diambil ke dalam tubuh ( yang masuk ) : cairan-
cairan subcutanecus, cairan-cairan yang dimasukan kedalam tabung
drainase, cairan-cairan (larutan) edema.

Cairan pengeluaran pasien meliputi :


a. Urin, muntah, diare, keluarnya cairan dari fistulas, luka dan luka
bernanah, dan keluarnya air dari alat-alat penghisap. Alat-alat
pengukur harus sudah tersedia untuk pengukuran yang akurat. Kotak
atau tempat pengumpul urin yang sudah diukur yang dapat cukup
ditempatkan dibawah toilet tersedia untuk pasien yang parah. Urin
yang ada ditempat tidur, muntah yang ada pada baju atau tempat
tidur dan lain-lain, harus diperiksa atau diperkirakan.
b. Berkeringat berat harus ditulis pada catatan pengeluaran, apalagi bila
baju atau sprei tempat tidur basah.
c. Hyperventilation juga harus dicacat pada catatan pengeluaran.

 Pengeluaran ataupun masuknya cairan harus diukur atau ditakar sebisa


mungkin, dari pada hanya diperkirakan. Pengukuran pengeluaran
dijelaskan pada bab 33. Kegagalan atau kasalahan pada pencatatan
pengeluaran atau pemasukan pada saat pengukuran akan
mengakibatkan pengukuran tersebut bisa terlupa.
 Total pengeluaran dan pemasukan umunya dicatat tiap 8 jam dan ditotal
tiap 24 jam. Pada kesimpulan dari tiap pencatatan tersebut pasien harus
mempertanyakan tentang pemasukan dan pengeluarannya.

47
Berat Harian

Karena banyak sumber pada ketidak akuratan pengukuran


pemasukan dan pengeluaran cairan (pfloum, 1979). Catatan dari berat
pasien dapat menjelaskan gambaran yang lebih akurat pada status
keseimbangan cairan. Garis penuntun dalam pengukuran berat yang akurat
meliputi penimbangan pasien (1) pada waktu yang sama setiap hari,
biasanya dipagi hari sebelum sarapan dan setelah dan siang; (2) dengan
baju yang sama atau mirip; dan (3) atau skala yang sama.

Studi Laboratori
Tes laboratorium sangat membantu dalam menentukan keberadaan
cairan, elektrolit dan keseimbangan asam – basa. Standar tes meliputi ;

Complete Blood Count ( CBC )


Basic screening test adalah penentuan dari total jumlah dari sel-sel
darah merah
( RBC ) dan kualitas hemoglobin dan hematocrit. Nilai-nilai tersebut
meliputii :
 Peningkatan nilai hematrocit : ditemukan didalam dehirdrasi dan shock
berat.
 Penurunan hematrocit : ditemukan dengan akut kehilangan darah berat
dan dengan reaksi hemolytic
 Peningkatan tingkat hemoglobin : ditemukan dalam konsentrasi hemo
pada darah.
 Penurunan tingkat hemoglobin : ditemikan dengan berat dan reaksi
hemoltyic.

Serum Elektrolit
Screening test ini dilakukan secara rutin atas ijin rumah sakit yang
menyediakan informasi pada tingkat plasma dari elektrolit terpilih.
Penentuan biasanya dilakukan dengan tingkat plasma pada sodium,
potasium, clorit, dan ion-ion bikarbonat.

Urin dan spesific Gravity


PH urin Spesific Gravity keduanya mungkin diperoleh dengan
pengukuran dipstick dari pada spesimen-spesimen yang sudah tidak dipakai
atau dengan melewati analisa laboratorium. PH urin menggambarkan
kekuatan dari urin sebagai asam lemah atau larutan basa dan ukuran-
ukuran konsentrasi ion-ion hidrogen bebas
Pada urine. Spesific Gravity maksudnya adalah kemampuan ginjal untuk
mengkonsentrasikan urin. Luasnya spesific gravity tergantung pada wilayah
hidrasi dan penggantian dengan volume urin dan isi larutan yang akan
dipisahkan. Luas nilai normal dari 1,003 -–1,035.

48
TABEL 35 – 6
Ketidakseimbangan dihasilkan dari kehilangan cairan tubuh
yang spesifik

CAIRAN YANG HILANG KETIDAKSEIMBANGAN YANG


TERJADI

Cairan Gastrik Defisit Volume cairan ekstracellular


Metabolik Alkalosis
Kekurangan sodium
Kekurangan Potasium
Tetanus (juka terjadi metabolik
alkalosis)
Kekurangan Magnesium

Cairan Testinal Defisit volume cairan ekstracellualar


Metabolic Acidosis
Kekurangan sodium
Kekurangan Potasium

Bile ( Empedu ) Kekurangan Sodium


Metabilic Acidosis

Cairan Pancretic Metabolic Acidosis


Kekurangan Sodium
Kekurangan Kalsium
Kekurangan volume cairan ekstracellular

Keringat Kekurangan volume cairan ekstracellular


Kekurangan Sodium

Kehilangan air yang tidak Kekurangan Air ( dehirdrasi )


dapat dilihat atau dirasa Kelebihan Sodium

Exudate Luka Kekurangan Protein


Kekurangan Sodium
Kekurangan Volume Cairan Ekstracellular

Ascites Kekurangan Protein


Kekurangan Sodium
Pergantian cairan plasma ke cairan
intersisial
Kekurangan volema cairan ekstracellular

49
TABEL 35 – 7
Parameter untuk dipertimbangkan dalam pengukuran klinis
untuk cairan, elektrolit dan keseimbangan asam – basa

PARAMETER PERTIMBANGAN DITEMUKAN TAMBAHAN-


PENGUKURAN PERAWATAN DALAM ORANG TAMBAHAN YANG
DEWASA SIGNIFIKAN
SEHAT
Perbandingan  Catatan  Masuknya  Ketika
dari total disyahkan oleh cairan rata- pemasukan
pemasukan perawat rata sama kurang dari
dan total kepada pasien dengan total
pengeluaran yang sedang keluarnya pengeluaran,
cairan mengalami cairan, bila pasien berada
atau pasien dirata-rata dalam bahaya
yang potensial diatas 2 – 3 kekurangan
terhadap hari volume cairan
problem air  Luas daerah  Ketika total
atau elektolit. cairan yng pemasukan
 Pemasukan masuk dan lebih dari total
meluputi hilang 1500 pengeluaran,
semua cairan ml – 3500 pasien berada
yang masuk ml ; rata- dalam bahaya
kedalam tubuh rata masuk kelebihan
(cairan-cairan dan volume cairan
oral, makanan keluarnya
yang cairan pada
berbentuk cair orang
pada suhu dewasa
kamar, cairan- kira-kira
cairan 200ml / hari
intravenous, /
air dan cairan  Pemgeluara
infusi, cairan- n urin
cairan secara
subtanenius normal
diberikan memperkira
larutan kan ingesti
enema). dari cairan ;
 Pengeluaran air dan
meliputi urin, makanan
muntah, diare, dan oksidasi
pengeringan diseimbang
dari fistulas, kan dengan
dan kehilangan
pengeringan air lewat
dari feces, kulit,
peghisapan dan proses
apparatus. respiratori.

50
Keringat dan
pengeringan
dari luka harus
dicacat dan di
perkirakan
Hyperventilati
on
berkepanjanga
n juga harus
dicatat
Volume dan  Ukur semua  Pengeluaran  Volume urin
konsentrasi kehilangan unit normal rendah dengan
urin cairan adalah spesifik gravity
menurut rute/ sekitar 1 ml tinggi
jalur. per kg berat mengindikasik
 Gunakan alat- badan an kekurangan
alat yang perjam volume cairan.
sudah diukur (untuk rata-  Volume urin
(alat ukur) rata tinggi dengan
untuk volume dewas : spesifik gravity
kecil dari urin. 1500 ml/ 24 rendah
Bila volume jam) karena mengindikasik
urin tiap jam peningkatan an penyakit
perlu diukur. sekresi ginjal
 Perhitungkan aldosterone  Volume urin
faktor-faktor dan ADH. tinggi
yang dapat  Luas daerah mengalibatkan
merubah spesifik volume cairan
pengeluaran gravity berlebih.
urin : adalah dari  Volume urin
1. Jumlah 1,003-1,035 meningkat
pemasuka luas daerah pada saat /
n cairan osmolalitas kondisi cairan
2. Kehilangan urin antara solute tinggi
lewat kulit, 500 mOsm termuat,
paru-paru, dan seperti
dan 800mOsm / diabetes
gastrointes kg (mmol / melitus dan
tinal. kg ). demam.
3. Jumlah  Hypovolemia
produk menyebabkan
buangan peningkatan
untuk volume urin
ekskresi. jika ginjal
4. Kemampua berfungsi
n normal.
pengkonse
ntrasian
pada

51
ginjal.
5. Volume
darah
6. Pengaruh-
pengaruh
hormonal
(dominann
ya
aldosteron
dan ADH)
Berat tubuh  Karena Berat pasien  Variasi yang
keitdakakurata harus relatif cepat pada
n sering tetap stabil. berat tubuh
terjadi dalam menggambark
mencatat an perubahan
pemasukan dalam volume
dan cairan tubuh.
pengeluaran,  Kehilangan
berat tubuh yang cepat
dipercaya pada berat
sebagai tubuh akan
indikator yang terjadi bila
lebih akurat. total
 Petunjuk pemasukan
untuk cairan kurang
mengukur dari total
berat pasien : pengeluaran
1. Gunakan cairan.
skala yang 1. Kehilangan
sama setiap cepat 2%
kali total berat
pengukuran tubuh
2. Ukur berat (TBW)
pada waktu mengindikas
yang sama i
setiap hari. kekurangan
3. Pastikan volume
pasien cairan
memakai ringan.
pakaian 2. Kehilangan
yang sama cepat 5%
atau sejenis. TBW
4. Jika pasien mengindikas
tidak dapat i
berdiri pada kekurangan
skala volume
portable / cairan
kecil, menengah.
gunakan 3. Kehilangan

52
skala tempat cepat 8%
tidur. atau lebih
TBW
mengindikas
ikan
kekurangan
volume
cairan
berat /
parah.
 Pemasukan
secara cepat
berat tubuh
akan terjadi
bila total
pemasukan
cairan lebih
besar dari
pada total
pengeluaran
cairan.
1. Pemasukan
cepat 2%
TBW
mengindikasi
kan
kelebihan
volume
cairan
ringan.
2. Pemasukan
cepat 5%
TBW
mengindikasi
kan
kelebihan
volume
cairan
menengah.
3. Pemasukan
cepat 8%
atau lebih
TBW
mengindikasi
kan
kelebihan
volume
cairan
berat /

53
parah.
4.
Elastisitas  Cubit kulit  Cubutan  Pada
Kulit pasien di atas pada kulit seseorang
tulang dada, akan yang
paha atu dahi. langsung mengalami
 Beberapa kembali ke kekurangan
orang memilih posisi volume cairan,
untuk test normal jika kembalinya
turgor dilepaskan. kulit keposisi
(elastisitas)  Penguranga normal setelah
pada anak- n elastisitas cubitan dilepas
anak pad kulit biasa lebih
dareah di terjadi pada perlahan ; kulit
tengah-tengah pasien- mungkin tetap
paha. pasien yang terangkat
 Turgor kulit lebih tua untuk
dapat berbeda (berumur beberapa
menurut lebih dari detik.
umur, daerah 55-60  Kurang gizi
zat gizi, dan tahun) berat (parah),
bahkan dikarenakan khususnya
menurut ras. penurunan pada bayi
dalam dapat
elastisitas mengakibatkan
kulit primer. depresi turgor
kulit walaupun
tanpa
kekosongan
atau
kekurangan
cairan.
Turgor Lidah  Tidak seperti  Pada orang
turgor kulit, mengalami
turgor lidah kekurangan
tidak lidah, mereka
terpengaruh mengalami
pada umur kerutan
tertentu. memanjang
 Ditemukan dan lidahnya
pada orang lebih kecil.
dewasa yang  Kelebihan
sehat. sodium
 Lidah berkerut menyebabkan
memanjang lidah kelihatan
merah dan
lengkap.
Air dan  Mulut kering  Selaput  Kekeringan
rongga mulut mungkin lendir basah pada selaput

54
dikarenakan pada rongga atau membran
kekurangan mulut. dimana pipi
volumeCairan dan gusi
atau bertemu
pernafasan mengindikasik
lewat mulut. an kekurangan
 Jika ragu-ragu volume cairan.
perawat harus  Selaput lendir
memasukkan yang lengket
jarinya pada yang kering
rongga mulut diidentifikasika
dan rasakan n didalam
selaput antara kelebihan
pipi dan gusi ; sodium.
kekeringan
pada dareah
tersebut
mengindikasik
an kekurangan
volume cairan.
Air mata dan  Air mata  Ketiadaan air
ludah dan air mata dan air
ludah ludah pada
menurun anak
secar merupakan
normal tanda dari
menurut kekurangan
umur volume. Cairan
hal itu menjadi
lebih jelas
dengan
hilagnya cairan
5% dari berat
tubuh.
Warna kulit  Metabolic
dan suhu kulit Acidosis
menyebabkan
tubuh hangat,
kulit panas
(dikarenakan
peripheral
vasodilation).
 Kekurangan
volume cairan
yang parah
menyebabkan
kulit pucat dan
dingin
(dikarenakan

55
vasoconstristio
n, dimana
terjadi untuk
mengganti /
mengkompens
asi
hypovalemia).
Raut Wajah  Kekurangan
volume. Cairan
10% dari berat
badan
menyebabkan
penurunan
tekanan
intravaskular
yang
mengakibatkan
mata kelihatan
cekung dan
terasa lembut
waktu
menyentuh.
Edema  Pitting  Tidak ada  Secara klinis
(Akumulasi (berlubang) ederma edema tidak
yang berlebih edema biasanya
pada cairan (fenomena terlihat /
intersisial) yang tampak pada
dibuktikan orang dewasa
mengenakan sampai retensi
daerah 5 lb – 10 lb
edemataus kelebihan
dengan satu cairan terjadi.
jari dan  Pitting
melepaskanya (berlubang)
dan bekas edema tidak
tekanan jari dapat menjadi
tersebut tetap bukti sampai
tinggal) sekurangnya
mungkin 10%
diindikasikan peningkatan
dengan berat badan
menggunakan terjadi.
tanda-tanda  Formasi dari
plus untuk edema
mengindikasik mungkin dapat
an jumlah / dialokasikan
besarnya (seperti
daerah (range) thrombophlebit
dari + 1 is) atau

56
(dipersepsikan digeneralisasik
ederma) an (seperti
sampai + 4 dalam
(ederma kegagalan
parah) jantung,
 Pengukuran cirrhoss liver,
bagian tubuh atu sindroma
dengan pita nephrotic
milimeter, adalah
pada daerah merupakan
yang sama hasil dari
setiap hari, retensi
adalah metode sodium.
yang lebih  Tidak akan
pasti untuk terjadi/ tidak
pengukuran. ada perihal
 Kelebihan edema dengan
cairan hanya retensi
intersisial air saja
dapat (seperti terjadi
menimbun dengan sekresi
lebih banyak berlebih ADH).
didalam Lagi pula ada
extremitas daerah
yang lebih bengkak
rendah dari cellular yang
pasien dapat dideteksi
ambulatori dan dengan
didalam menekan satu
daerah jam diatas
presakal sterum (tulang
pasien yang dada) dan
berbaring meninggalkan
 Kehadiran jejak jari.
periorbital
(disekitar
mata) ederma
atau pedal
edema harus
segera dilihat /
dicari ederma
dibagian lain
tubuh.
Suhu Tubuh  Karena  Temparatur  Ada kenaikan
demam bascline suhu tubuh
meningkatkan diurnal dalam
hilangnya variations hypermatremia
cairan-cairan (dehirdrasi)
tubuh, penting mungkin

57
bahwa berhubungan
peningkatan/ dengan
naiknya suhu kekurangan/
dideteksi ketiadaan/
secara dini tidak
dan intervensi tersedianya
yang cairan untuk
seharusnya berkeringat.
dilakukan. Juga dehirdrasi
 Suhu tubuh mempunyai
dan tanda- efek langsung
tanda vital pada
lainya harus hypothlamus.
ditetapkan  Ada penurunan
pada pada suhu
pertimbangan tubuh dalam
perawat. kekurangan
volume. Cairan
bila tidak
terkomplikasi
oleh infeksi
(mungkin
merupakan
hasil dari
penurunan
metabolisme.
 Demam
meningkatkan
hilangnya
cairan-cairan
tubuh.
1. Peningkatan
metabolisme
menghasilka
n lebih
banyak
limbah
metabolic
dan
peningkatan
urin.
2. Demam juga
menyebabka
n hyperpnea,
(peningkatan
pernapasan
yang terjadi/
hasilnya
pada

58
hilangnya
uap air
ekstra
melalui
paru-paru).
 Kenaikan
temperatur
antara
meningkatkan
kebutuhan
cairan dalam
24 jam
sekurangnya
500ml, dan
suhu diatas
103
meningkatkan
kebutuhan
cairan
sekurangnya
1000 ml.
Nadi Standar nadi  Tochycardia
baselme biasanya
(normal), ritme merupakan
normal dan tanda paling
volume normal. dini dari
penurunan
volume
vascular
dihubungkan
dengan defisit
volume cairan
hal tersebut
mungkin juga
dapat
dihubungkan
dengan
kekurangan
magnesium
atau potasium.
 Kelebihan
magnesium
atau potasium
dapat
menyebabkan
penurunan
kecepatan/tem
po jantung.
 Denyut nadi

59
yang tidak
biasa juga
terjadi dengan
ketidakseimba
ngan potasium
dan
kekurangan
magnesium.
 Volume nadi
menurun
dalam
kekurangan /
defisit volume
cairan dan
meningkat
dalam
kelebihan
volume. Cairan
Respirasi Standar nadi  Respirasi yang
baseline dalam, dan
(normal), ritme cepat mungkin
normal dan merupakan
volume normal. mekanisme
kompensasi
untuk
metabolic
acidosis atau
kegagalan
primer yang
menyebabkan
respiratori
alkalosis.
 Resperasi yang
lambat dan
dangkal
mungkin
merupakan
mekanisme
kompensasi
pada metabolic
alkalosis atau
kegagalan
primer
penyebab
respiratori
acidosis.

 Rasa lemah
atau

60
kelumpuhan
otot-otot
respiratori
terjadi pada
hypo atau
hyperkalemia
yang parah,
dan pada
kelebihan
magnesium
parah.
 Berkumpulnya
air, diluar
penyakit
cardiopulmona
ry,
mengindikasik
an kelebihan
volume cairan.
Tekanan Kapanpun ketidak Tekanan darah  Jatuhnya
Darah seimbangan normal tekanan
cairan dicurigai, melampaui 10
periksa tekanan mm Hg pada
darah pada saat saat berbaring
pasien berbaring keposisi duduk
duduk dan atau berdiri
berdiri. (postural
hypotensi)
biasanya
mengindikasik
an kekurangan
volume cairan.
 Hypotension
dapat terjadi
dengan
kelebihan
magnesium
(terjadi
pertama pada
level 3 mEq-
5mEq/liter
atau 1,5
mmol-2,5
mmol / liter).
 Hypotention
dapat terjadi
dengan
kekurangan
magnesium

61
dan dengan
kelebihan
volume cairan.
Pembuluh  Pembuluh  Normalnya,  Cup rendah
darah leher darah leher ketika mungkin dapat
(tekanan menyediakan pasien mengindikasik
venous pusat) built in telentang, an.
marometer pembuluh 1. Penurunan
untuk darah leher volume
perubahan – eksternal darah.
perubahan mengisi 2. Obat
yang batas penyebab
mengikuti anterior dari vasocilation
dalam tekanan otot (menyebabk
venous pusat sternocledo an pooling
(CVP). mastoid. pada darah
 Untuk Pada pasien didalam
mengistimasik dengan pembuluh
an tekanan posisi duduk darah
venous pusat, 45, peripheral)
perawat : pembengka  Cup tinggi
1. Posisikan kan venous mungkin dapat
pasien secara mengindikasik
dengan normal an
posisi tidak 1. Peningkata
flowers meluas n volume
(kepala lebih dari 2 darah.
tempat cm. Diatas 2. Kegagalan
tidur sudut jantung.
diangkat sternal. 3. Vasoconstri
sampai 30-  Tekanan ction.
45 derajat). diatrium
2. Buka baju kanan
pasien yang biasanya 0
memadai cm – 4 cm
yang air ;
mehalangi tekanan
leher atau pada vena
dada atas. cava kira-
3. Sediakan kira 4 cm –
penerangan 11 cm air.
yang
memadai
untuk
melihat
efektivitas
pembuluh
darah leher
pada setiap

62
sisi leher.

4. Ukur level /
tingkat
dimana
pembuluh
darah
membesar
atau diatas
level
manubrium.
 Perkiraan yang
lebih akurat
dari volume.
Darah dapat
dicapai dengan
mengukur
tekanan
venous pusat
dengan
manometer
atau dengan
pengawasan
hemodynamik
dengan alat
dapat
mengukur
tekanan pada
dua sisi dari
jantung.
Iritabilitas  Ketika  Untuk  (chuostekssign
Neuromuscular ketidakseimba mengetes ) pasien
ngan pada tanda-tanda dengan
kalsium, trousseau, hypokalemia
magnesium tempatkan atau
dan sodium alat tekanan hypomagnese
dicurigai, darah pada mia akan
penting untuk lengan dan memberi
menaksir pompa respon positif
peningkatan diatas dengan
atau tekanan sentakan
penurunan sysbolic unilateral pada
iritabilitas selama 3 otot-otot
neoumuscular menit muka,
pada pasien. (respon termasuk mata
 Otot yang negatif) dan bibr.
sedang ditest  Untuk  (Troosscau
seharusny mengetes sign) respon
perlahan-lahan tanda positif

63
mengencang chvostele, merupakan
pada pasien syaraf muka perkembangan
harus santai. harus dari
 Refleksi diketuk kekejangan
biasanya kira-kira 2 carpal.
termasuk pada cm anterior  Reflek yang
skala 0 - +4 sampai dalam pada
0 = tanpa carlove otot munglin
reaksi (respon hypoactive
1+= kadang negatif). pada
mengecil kehadiran
tetapi ada hyperkalemia,
2+= normal hypermagnese
3+= lebih mia,
cepat dari hypokalemia,
rata-rata dan acidosis.
4+=
hyperactive.

Gas –Gas Darah Arteri

Gas-gas darah arteri dimaksudkan untuk mencapai kecukupan


oksigenasi dan ventilasi dan untuk menentukan status asam – basa. Analisa
gas darah menyediakan nilai-nilai dari pH, pCO 2, HCO3-, pO2 dan saturasi
(penjenuhan oksigen) oksigen.
1. Menentukan apakah pH alkalotic (> 7,45) atau acidosis (< 7,35)
2. Berikutnya periksa pCO2 (parameter respiratori) dan HCO3-
(parameter metabolik) untuk mengidentifikasikan penyebab perubahan
pH. Acidosis disebabkan oleh level karbon dioksida tinggi
(hypoventilation) atau level bicarbonat rendah. Alkalosisi disebabkan
oleh level karbondioksida rendah (hyperventilation) atau level bikarbonat
tinggi.
a. Dalam ketidakseimbangan asam – basa respiratori, nilai-nilai pH dan
tidak normal.
b. Dalam ketidakseimbangan asam – basa metabolik, nilai-nilai pH dan
HCO3- keduanya tinggi atau keduanya rendah.

Respiratory Acidosis PH PCO2 HCO3-


PH < 7,35 normal
Metabolic Acidosis PH PCO2 normal HCO3-
PH < 7,35
Respiratory Alkalosis PH PCO2 HCO3- normal
PH > 7,35
Metabolic Alkalosis PH PCO2 normal HCO3-
PH > 7,35

3. Menentukan apakah tubuh berkompensasi pada perubahan pH

64
Diagnosa
Ketika interpretasi data menunjukan problem-problem pada cairan
dan elektrolit dapat diperbaiki pada terapi perawatan yang mereka terima
satu dari label diagnosa ini :

Perubahan dalam volume cairan : meningkat


Perubahan dalam volume cairan : kekurangan aktual
Perubahan dalam volume cairan: kekurangan,
potensial/resiko

Kelebihan volume cairan mungkin merupakan hasil dari penungkatan


yang besar dari penerimaan / pemasukan cairan, atau lebih sering dari
penurunan ekskresi seprti terjadi dalam penyakit ginjal progresiv dan
dengan kanker. Kekurangan volume cairan mungkin merupakan hasil dari
penurunan pemasukan cairan, peningkatan ekskresi cairan, penggantian /
perputaran cairan, dan dari kebutuhan khusus untuk cairan dan elektrolit
oleh latihan strenous, udara panas atau kekeringan, dan kondisi yang dapat
meningkat standar metabolic (demam). Tabel 35 – 8 menyajikan faktor-
faktor yang mengkontribusi dan karakteristik dari diagnosa tersebut.
Analisa perawat pada intrepretasi data mungkin juga mengarah
kediagnosa atas spesifik elektrolit atau gangguan asam – basa yang disebut
problem-problem kolaburatif (bersama) karena mereka meminta intervensi
gabungan dengan perawatan dan pengobatan (lihat tabel 35-4 dan 35-5).
Gangguan pada cairan, elektrolit dan keseimbangan asam – basa mungkin
memperlihatkan banyak daerah lain dari fungsi manusia,seperti :
 Aktifitas yang tidak dapat ditoleran berhubungan dengan dysnea.
 Kecemasan sehubungan dengan pulmonary edema.
 Ketidak efektifan dalam bernafas sehubungan dengan mekanisme
kompensasi oleh paru-paru (hypo atau hyperventilation).
 Penurunan pengeluaran cardiac sehubungan dengan penurunan
volume darah, shock
 Perubahan kenyamanan sehubungan dengan restricsi cairan, odema
potensial pada luka sehubungan dengan iritabilitas neuromuscullar,
cardiac arrhythmia.
 Perubahan selaput lendir mulut sehubungan dengan dehidrasi.
 Gangguan integritas kulit sehubungan dengan dehidrasi edema.
 Perubahan proses berpikir sehubungan dengan cerebral (otak)
edema, kebingungan / disorientasi mental
 Perubahan pola eliminasi urin sehubungan dengan penurunan perfusi
ginjal, penurunan volume plasma.

65
TABEL 35 - 8
Diagnosa Keperawatan untuk Problem Umum Cairan dan
Elektrolit

DIAGNOSA FAKTOR-FAKTOR CONTOH


ETIOLOGI DAN KARAKTERISTIK
KONTRIBUSI
Kelebihan Faktor-faktor Contoh karakteristik ;
Volume Cairan patofisiologi : “Saya merasa cincin
 Kegagalan ginjal kawin saya menjadi
 Penurunan cardiac sempit…, juga pakaian
output saya tidak cukup lagi
 Penyakit ginjal seperti dulu, saya juga
 Akumulasi cairan merasa berat badan saya
abnormal bertambah “
 Problem-problem  Laporan dyspnoe
hormonal dengan rasa lemah
dan lelah
 Adanya pitting edema
pada kaki, sendi kaki
dan kaki bawah
 Kulitkencang dan
mengkilap
 Pembengkakan
venous leher

Faktor-faktor situasi Karakteristik :


Infus intra vena yang  Gerakan nadi
berlebih meningkat dari
baseline (garis
normal).
 Respirasi yang
dangkal dan respirasi
cepat.
 Tekanan darah
meningkat.

Faktor-faktor Nutrisi : Karakteristik :


pemasukan sodium  Penambahan berat
berlebih, pemasukan badan 10 lb (4-5 kg)
protein rendah. dari bulan lalu.
 Pemasukan cairan
lebih besar dari
pengeluaran.
 “Saya rasakan /

66
merasa bengkak”.
Kekurangan Penurunan pemasukan Karakteristik :
Volume Cairan cairan : dikenakan /  “Setelah saya flu saya
terkena restriksi cairan, merasa lemah dan
ketidakmampuan untuk tidak dapat bergerak
menelan cairan dari tempat tidur…
(debilitasi, sakit pada saya merasakan hal
mulut ), depresi. itu selama dua hari.
 Peningkatan denyut
nadi dan respirasi.
 Lendir mulut kering,
bibir rusak, lidah
berkerut.
 Pengeluaran urin
jarang.
Kehilangan cairan Karakteristik :
abnormal : muntah;  “Saya merasa setiap
diare; drainase saat”.
abnormal; enemas;  “Saya muntah-muntah
diurentik; kehilangan dan diare berkali-kali
darah; diaphorosis; setiap hari”.
terbakar.  Kehilangan berat : 5
lb (2-3 kg)
 Pengeluaran cairan
lebih besar dari
pemasukan.
 Pembuluh darah leher
hilang pada saat
berbaring lurus.
 Penurunan turgor
(elastisitas) kulit.
Peningkatan kebutuhan Karakteristik :
akan cairan : latihan-  Kulit hangat untuk
latihan sternous, udara menyentuh, berair dan
panas ekstrem atau panas.
kekeringan, demam  Peningkatan suhu :
(peningkatan tingkat denyut nadi, respirasi.
metabolic).  Penurunan tekanan
darah.

67
Planning
Tujuan (Keberhasilan ) Pasien
Tindakan perawatan untuk setiap pasien didukung oleh tujuan
pasien dibawah ini : pasien dewasa yang sehat akan :
 Mengatur keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran cairan
(rata-rata sekitar 2500 ml masuknya cairan dan pengeluaran dalam 3
hari).
 Mengatur spesific gravity urin dalam daerah normal (1,010 – 1,025 ).
 Mempelajari perilaku perawatan diri sendiri untuk menjaga
keseimbangan cairan, elektrolit, dan asam – basa – mengatur
pemasukan yang memadai dari cairan dan elektrolit; memberi respon
atas tanda-tanda tubuh dari ketidakseimbangan cairan; elektrolit atau
asam – basa yang mengancam.
Bila ketidakseimbangan terjadi, pasien akan menceritakan
gejala – gejala setelah implementasi dari perawatan ( 1 bulan setelah
penurunan pemasukan sodium pasien melaporkan kehilangan berat 4 lb
( 1,8 kg ).

Implementing
Intervensi perawatan untuk mencegah dan membenahi
ketidakseimbangan cairan, elektrolit dan asam – basa meliputi modifikasi
ransum, modifikasi pemasukan cairan, administrasi medikasi, terapi
intravenous, darah dan penggantian produk darah dan nutrisi parenteral
total.

Mencegah Ketidakseimbangan Cairan


Pemasukan cairan yang memadai dan keseimbangan yang baik,
makanan yang bergizi dengan penyesuaian yang wajar lingkaran tidur,
adalah hal-hal yang penting mendasar untuk meningkatkan keseimbangan
cairan. Hal-hal dibawah ini merupakan hal-hal dasar yang dibutuhkan
perawat sehingga pertimbangan untuk membantu mencegah
ketidakseimbangan cairan :
 Terbiasa dengan hal-hal umum dalam kehidupan sehari-hari yang
mengarah pada ketidakseimbangan cairan, dan amati pasien baik-baik.
 Catat masuknya makanan dan cairan pada pasien, dan pelajari makanan
dan minumam yang disukai. Pelajari apakah pasien menggunakan /
memakan makanan yang disukai yang mengarah kepada
ketidakseimbangan.
 Catat apakah ada rasa haus yang berlebih atau apakah pasien
merasakan sedikit rasa haus atau tidak haus. Rasa haus adalah sensasi
subyektif dan faktor penting dalam mencapai pemasukan air dan
pengeluaran air melewati ginjal. Rasa haus sedikit sekali dimengerti,
meskipun faktor-faktor psyuchologic dan physiologi keduanya terlibat.

68
 Waspada akan kehilangan cairan berlebih dari tibih, dan coba untuk
mencegah kehilangan` bila mungkin. Muntah-muntah, respirasi jamak,
diare, luka berair, dan output urin berlebih, sebagai contoh mungkin
dapat menyebabkan kehilangan yang berlebih.
 Pertimbangkan cara-cara atas daerah pasien mungkin mengarah kepada
ketidakseimbangan. Sebagai contoh banyak obat-obat yang
menstimulasi formasi urin meningkatkan pembuangan potasium. Jika
suplemen-suplemen makan mengandung potasium tinggi maka tidak
dimasukkan / disertakan kedalam ransum atau jika terapi obat tidak
dimulai, hypokalemia seringkali muncul. Adrenocorticosteroid dapat
mengarah pada retensi sodium dan air, dan ekskresi potasium yang
berlebih.
 Pelajari apakah pasien telah dapat “ merawat “ dirinya sendiri dan, dapat
terjadi ketidakseimbangan cairan. Praktek-praktek yang biasanya
mengancam keseimbangan cairan meliputi penggunaan enemas,
laxative, antacid, dan penggunaan obat-obatan untuk meningkatkan
urinasi.
 Pertimbangkan kondisi yang menyebabkan efek-efek merusak tubuh
yang mengancam ketidakseimbangan cairan. Contohnya adalah
immobilisasi, trauma, luka bakar, prosedur-prosedur pembedahan dan
tempat-tempat yang tidak terlindungi dari racun.
 Mengajari pasien untuk mengamati ketidakseimbangan cairan dan
melaporkan ketidakseimbangan tersebut dengan segera. Contohnya
adala, penurunan dan penmbahan berat badan dengan cepat; jari-jari,
kaki dan persendian bengkak; kelopak mata yang sering berkedip;
kelemahan otot; perubahan pada kondisi kulit; produksi urin yang jarang
atau bahkan sangat berlimpah.
 Bantu pasien dan keluarganya untuk mengerti apa arti pengaturan
keseimbangan cairan dan mencegah ketidakseimbangan yang terjadi.

Mengembangkan Perencanaan Diet (makanan)


Perubahan diet yang sederhana dapat membantu mengatasi
gangguan pada cairan dan elektrolit. Setelah melakukan penetapan gizi
(nutrisi) dalam mengidentifikasi ketidakseimbangan aktual / potensial dan
kecocokan makanan, perawat dapat melakukan inisiasi pengajaran. Sangat
penting untuk melibatkan pasien dan orang yang menyiapkan makanan
didalam pengembangan perencanaan nutriasi.
Perencanaan harus melputi makanan yang akan membantu
mengatasi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit dan dapat diterima oleh
pasien. Sebagai contoh, untuk kekurangan volume cairan, tingkatkan
makanan-makanan dengan kandungan air tinggi (jeruk sitrun,melon,daun
bawang) ; Hypokalemia, tingkatkan makanan dengan kandungan potasium
tinggi (pisang, jeruk sitrun, apricot, melon, kembang kol, kentang) ;
pypernatremia, hindarkan makanan-makanan bersodium tinggi (keju,
daging, sup kalengan dan sayur-sayur, makanan ringan bergaram/ asin) ;;
jangan menggunakan garam meja.

69
Pada saat pemberian bahan makanan, pasien harus dapat
mengidentifikasi nama yang dapat bebas dimakan atau mana yang harus
dibatasi, begitu pula yang harus dihindari. Baik pasien maupun orang yang
bertanggungjawab menyiapkan makanan harus dapat mengerti 24 jam
perencanaan makanan digabungkan dengan modivikasi yang disarankan.

Modifikasi Pemasukan Cairan


Berdasarkan pada ketidakseimbangan cairan atau elektrolit yang
alami, cairan-cairan pasien mungkin perlu untuk ditingkatkan, diturunkan
atau dimodifikasi kedalam tipe-tipe ingesti cairan-cairan.
Perawat bertanggungjawab untuk :
 Mengidentfikasi modifikasi cairan [dengan penyakit-penyakit yang pasti,
dokter dapat memerintahkan pemberian cairan dengan segera
(“membatasi caran 1000 ml / hari”)].
 Menentukan jika pasien (1) mengerti maksud daripada modifikasi cairan,
(2) termodifikasi untuk taat pada modifikasi cairan yang diberikan dan
(3) mempunyai kemampuan untuk melaksanakannya (pasien yang tidak
dapat bangun dari tempat tidurnya yang memerlukan peningkatan
pemasukannya tidak dapat melakukanya sendiri).
 Mengembangkan dan mengimplementasikan rencana perawatan
berdasarkan informasi diatas. Sebagai contoh, tiga pasien yang
mempunyai tendensi yang sama untuk menerima cairan mungkin
membutuhkan perawatan yang sangat berbeda. Pasien pertama orang
tidak pernah mempelajari bahwa minuman yang bersodium tinggi yang
sering diminumnya itu berpengaruh pada problemnya. Satu sesion
pengajaran mungkin cukup untuk mengatasi ketidakseimbangan cairan
pasien tersebut. Pasien kedua mempunyai sedikit pengetahuan
mengenai perilaku merawat diri sendiri. Pasien ini tidak memerlukan lagi
pengajaran lebih lanjut. Waktu perawatan akan sangat bermanfaat
untuk konseling dan mengungkap mengapa pasien gagal untuk mentaati
regime (daerah) perawatan. Pelaksanaan mungkin kurang bermanfaat
sampai pasien dapat menghargai modifikasi cairan yang diberikan.
Akhirnya, pasien ketiga adalah wanita tua yang kondisinya lemah
dengan pneumonia dan mempunyai sejarah kegagalan jantung congestiv
yang bergantung kepada staff-staff perawat. Pemsukan cairanya akan
ditentukan oleh pemberian cairan yang dilakukan oleh staff perawat.

Peningkatan Cairan-cairan

Rata-rata pemasukan cairan diatas dimaksudkan untuk pasien


tertentu. Perencanaan perawatan harus dispesifikasikan (1) jumlah cairan
yang harus diingesti dahulu dalam 24 jam (untuk pasien dirumah sakit
penggantian total akan sangat membantu, contoh 7-3 : 1200 ml, 3 –11 :
900 ml, 11 – 7 : 300 ml), dan (2) kesukaan akan makanan pada pasien.
Cairan-cairan harus dipilih yang menyediakan kalori dan elektrolit yang
dibutuhkan oleh pasien.

70
Beragam tekhnik direkomendasikan untuk membantu pasien
menerima cairan lebih dari jumlah rata-rata :
 Jelaskan kepada pasien dengan bahasa yang pasien mengerti, tujuan /
maksud spesifik dari penerimaan cairan dengan jumlah yang
diperintahkan setiap harinya. Ini membantu meningkatkan motivasi dan
lebih berarti dari pada hanya mengatakan kepada pasien untuk
meningkatkan penerimaan atau pemasukan cairanya.
 Siapkan tujuan-tujuan interim dan jangka panjang dengan pasien.
contoh : meliputi / termasuk satu gelas air tiap jam, minimum tertentu
diminum pada saat program TV selesai, atau satu kendi air pada waktu
makan siang. Sebagaian besar akan mencoba melaksanakan tujuan-
tujuan yang penyiapanya mereka bantu, Walaupun pada saat itu mereka
tidak merasa haus.
 Rencanakan untuk memberi lebih banyak cairan dalam jumlah yang
proporsional selama jam-jam pertama dari pasien bangun tidur. Pasien
biasanya mau menerima cairan relatif lebih mudah setelah menerima
sedikit / tidak sama sekali cairan selama waktu tidur.
 Coba untuk menghindarkan pemberian cairan dalam jumlah yang besar
sebelum tidur. Ini membantu mencegah gangguan pada saat istirahat
karena pasien butuh buang air kecil.
 Usahakan sedapat mungkin untuk memperbanyak keragaman cairan
agar penerimaan cairan dalam jumlah besar tidak membosankan dan
nyaman. Jika pasien tidak menyukai penerimaan cairan (biasa terjadi
pada anak-anak) atau mengalami kesulitan menelan, berikan jelli, es
lilin, air es, atau apa saja yang mungkin disukai oleh anak-anak.
 Jaga kesediaan dan keberadaan cairan untuk pasien. Tidak
menyenangkan saat melihat perawat yang tidak mampu menjaga atau
menjamin agar tubuh pasien keberadaan cairan selalu dapat terpenuhi.
Contohnya seperti, termos yang tidak terisi air, gelas kosong, termos
yang penuh terisi air diluar jangkauan, atau termos yang terlalu berat
untuk diangkat.
 Sajikan cairan pada temperatur yang wajar. Contoh, pasien menyukai
meminum cairan yang dingin oleh es, dan kopi dan the bila cairan
hangat atau panas.
 Gunakan gelas atau mug yang bersih dan atraktif untuk membantu
keinginan pasien untuk meminum cairannya.
 Biarakan pasien membantu menyimpan catatan tentang penerimaan
cairan bila mungkin. Hal ini seringkali membntu memotifasi pasien untuk
meningkatkan penerimaan cairan.
 Berikan dorongan, pengertian, dan motivasi, karena pemaksaan dalam
penerimaan cairan kepada pasien yang sedang tidak merasa haus akan
sangat tidak menyenangkan.

Meningkatkan peningkatan cairan pada pasien merupakan salah


satu yang paling biasa dilakukan pada obyektivitas perawatan. Seringkali,

71
kreativitas dan pertimbangan pasien oleh perawat sangat perlu untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Cairan-cairan juga dapat diganti dengan
nasogastric, gastronomy, atau jejunastomy tubes.

Cairan-cairan Yang Dibatasi

Membatasi pemasukan cairan pasien kadang kala diperlukan.


Biasanya perintah tersebut dibaca “restrict fluids,’’ dan indikasi jumlah
cairan yang harus diterima pasien pada setiap periode 24 jam. Bermacam-
macam teknik direkomendasikan untuk membantu pasien yang dibatasi
pemasukan cairannya :
 Jelaskan kepada pasien, dengan bahasa yang mudah dimengerti, tujuan
spesifik penerimaan sejumlah cairan setiap hari yang diperintahkan /
diperuntukan baginya.
 Hal tersebut seringkali membantu meningkatkan motivasi pasien dan
lebih berguna bagi pasien dari pada hanya mengatakan kepada pasien
untuk membatasi jumlah pemasukan cairannya.
 Luangkan waktu bersama pasien pada saat cairan-cairan disajikan.
Biasanya waktu yang paling baik untuk memberikan adalah antara
waktu-waktu makan, karena makanan seringkali membantu untuk
menciptakan rasa haus.
 Buat tujuan-tujuan jangka pendek atau interim untuk memberikan
cairan pada satu jam atau dua jam interval bila hal tersebut dapat
membantu bila pasien dapat bekerja sama.
 Gunakan gelas-gelas dengan ukuran kecil atau menggunakan cangkir
sehingga kontainer kelihatan berisi banyak cairan dari sebenarnya.
Penggunaan kontainer yang besar yang hanya berisi setengahnya akan
kelihatan sedikit daripada yang sebenarnya.
 Sediakan atau adakan pembersihan mulut pada interval yang cukup
sehingga mulut pasien tetap bersih. Gosok bibirnya dan selaput air bila
pasien mau berjanji tidak menelannya.
 Hindarkan pemberian makanan dan minuman yang kering, asin, atau
manis kepada pasien, karena hal tersebut dapat meningkatkan rasa
haus.
 Hindarkan pemberian permen atau permen karet kepada pasien. Hal
tersebut seringkali dipikir dapat mengurangi rasa haus dengan
menstimulasi saliva. Kandungan gula meningkatkan tonicitas mulut dan
menarik atau mengeluarkan cairan-cairan ke selaput-selaput mulut
untuk sementara. Setelah sekitar 15 sampai 30 menit, selaput-selaput
tersebut bahkan lebih kering dari pada sebelumnya. Permen karet tanpa
gula mungkin dapat diberikan kepada pasien tertentu.
 Mengalihkan pasien dari rasa haus dengan mengikutkan mereka
kedalam beragam aktivitas pada tingkat dimana pasien dapat
berpastisipasi.
 Menjaga cairan-cairan yang bukan diperuntukkan bagi pasien jauh dari
pandangan.
 Biarkan pasien membantu menyimpan catatan pemasukan cairannya
sendiri bila memungkinkan. Hal tersebut dapat memotivasi pasien untuk
membatasi pemasukan cairannya.

72
 Berikan dorongan, pengertian dan motivasi sebab pembatasan
pemasukan cairan pada orang merasa haus sangat tidak menyenangkan

ADMINISTRASI MEDIKASI
Pasien dengan ketidakseimbangan cairan, elektrolit dan asam-
basa seringkali meminta medikasi sebagai bagian dari terapi. Perawat harus
dapat menjelaskan efek-efek terapi dari persiapan mineral – elektrolit dan
diuretic sebaik menjelaskan tentang bahaya dari efek-efek yang kurang
baik pada medikasi yang lain seperti penggantian / penempatan steroid dan
hormonal.

Persiapan Mineral – Elektrolit


Persiapan mineral – elektrolit seringkali diberikan untuk
membenahi ketidakseimbangan elektrolit. Tanggung jawab perawatan
meliputi :
 Administrasi yang akurat yang berpegang kepada aturan –aturan
pembuatnya (mengurangi oral potasium suplemen untuk menghilngkan
rasa yang tidak menyenangkan dan menurunkan iritasi gastric; awasi
gas –gas darah arteri pada peningkatan Ph tiap 50 mEq sampai 100 mEq
sodium bikarbonat untuk menghindari perlakuan yang berlebih dan
metabolic alkalosis).
 Kenali efek-efek terapi yang bukan pada tempatnya dan evaluasi
(dengan magnesium sulfat. Lihat penurunan kurang istirahat dan iritasi,
Penurunan getaran pada otot, dan pengontrolan sawan).
 Mengobservasi dan mengamati efek-efek yang tidak baik (dengan injeksi
sodium klorida awasi pada kelebihan muatan atas hypermatremia dan
sirkulatori).
 Mengawasi interaksi termasuk agen-agen pengasaman, agen-agen
alkalinasi, pertukaran resin kation, garam besi dan garam potasium).
 Ajarkan kepada pasien te4ntang perlakuan perawatan atas diri sendiri
yang wajar.

Diuretic

Diuretic adalah obat-obat yang dapat meningkatkan ekskresi air,


sodium dan elektrolit yang lain pada ginjal. Bila membantu dalam merawat
pasien dengan kelebihan volume cairan, hal tersebut untuk menyebabkan
dehirdrasi dan gamgguan elektrolit yang serius. Pasien membutuhkan
pengawasan yang hati-hati dan pengajaran bila menjalani terapi diuretic.

Administrasi Terapi Intra Vena

Bentuk yang relatif umum untuk mengatasi gangguan-gangguan


cairan adalah penggunaan yang beragam larutan yang diinfus kedalam
intravenous. Dokter bertanggungjawab untuk pemberian perintah atas jenis
dan jumlah larutan yang akan diberikan. Perawat bertanggungjawab atas
inisiasi, pengawasan dan penghentian terapi. Perawat harus mengerti
kebutuhan pasien akan terapi intravenous, tipe larutan yang digunakan,

73
efek-efek yang diharapkan, dan reaksi tidak langsung yang terjadi.
Kandungan air dan larutan elektrolit yang dipilih dengan komentarnya
tentang kegunaannya, disajikan pada tabel 35 – 9.

Pemilihan Letak

Kemudahan pada pembuluh darah dalam infus terapi sangat


bervariasi berdasarkan keadaan masing-masing individual. Pemilihan
seharusnya ditentukan setelah mempertimbangkan banyak faktor antara
lain :

Aksesbilitas Pembuluh Darah Nadi


 Menentukan pembuluh darah yang mudah dimasuki. Cephalin vein
bawah, Cephalic vein dan Basilic vein adalah daerah yang bagus untuk
infusi. Pembuluh darah dangkal pada aspek dorsal pada tangan juga
dapat digunakan pada beberapa orang.
 Menentukan aksesbilitas berdasar kondisi pasien.
 Hindari pembuluh darah antecubital pada infusi jangka panjang. Hal
tersebut bukan pilihan yang baik untuk infusi karena kebutuhan untuk
membatasi pembengkakkan tangan pada periode waktu tertentu.
 Hindari pembuluh darah pada kaki, kecuali daerah yang lain tidak dapat
ditembus, karena bahaya dari stagnasi peripheral dan kemungkinan
komplikasi yang serius.
 Hindari pembuluh darah pada daerah pembedahan.
 Pilih pembuluh darah dikulit kepala bayi karena daerah tersebut dapat
diakses (dimasuki) dan karena relatif lebih mudah untuk mencegah
kesalahan pengalokasian jarum.

Kondisi Pembuluh Darah


 Menentukan kondisi dari pembuluh darah. Dinding yang tipis pada
pembuluh darah, khususnya pada pasien-pasien yang sudah tua,
membuat problem pada infusi yang berlanjut.

Tipe Cairan Yang Diinfus


 Pilih pembuluh darah yang cocok untuk larutan. Larutan-larutan
hypertonic, menggandung medikasi yang membuat iritasi, administrasi
dengan standar ukuran yang cepat, dan larutan-larutan dengan
kekentalan tinggi harus diberikan pada pembuluh darah yang besar
untuk meminimalisasi trauma vessel.

Mengantisipasi Durasi Dari Infus


 Pilih letak dimana pembatasan dalam pergerakan tetap minimum.
 Tukar letak / lokasi setiap 48 jam jika memungkinkan, pertimbangan-
pertimbangan dibawah ini juga penting dalam pemilihan letak :
 Pilih pembuluh darah yang cukup besar untuk jarum yang akan
digunakan.
 Pilih letak / lokasi yang secara alami dipilih oleh tulang seperti
daerah depan belakang tangan.
 Pilih letak distol.

74
Memulai Infus Intravenous

Sebelum infusi dimulai, pengecekan terakhir harus dilakukan pada


larutan untuk memastikan bahwa larutan tersebut bersih dan tidak
mengandung partikel-partikel dan sudah dipertimbangkan dengan sungguh-
sungguh. Pengecekan ini sangat penting bila ada subtansi tambahan yang
ditambahkan pada larutan, karena beberapa aditif (bahan tambahan) dibuat
dengan tergesa-gesa. Saringan inline untuk membantu mengurangi resiko
dari kontaminasi, banyak dijual untuk menyaring larutan sesaat sebelum
masuk ke pembuluh darah.
Perawat harus mencuci tangannya bersih-bersih sebelum memulai
penginfusan karena ancaman infeksi disikapi oleh terapi intravenous.
Petunjuk-petunjuk pusat kontral penyakit (CDC) menyarankan penggunaan
sarung tangan.

Teknik untuk memulai infusi intravenous dijelaskan dalam


tabel 35 – 1

Tabel 35-1 . Teknik /Prosedur pemasangan Infus


Teknik prosedur pemasangan infus , merupakan standart pemasangan infus
yang telah dilaksanakan di RS Dr. Saiful Anwar Malang, dengan teknik
sebagai berikut : meliputi standart input, standart proses dan standart
output.

NO TAHAP LANGKAH-LANGKAH

I Standart Input
Persiapan Alat Bahan dan alat yang harus dipersiapkan
dalam pemasangan infus :
Untuk bahan :
 Cairan yang dibutuhkan
 Kapas steril
 Kasa/lidi wathen steril
 Alkohol 70 %
 Providon iodine
 Plester
Untuk Alat :
 Standart infus
 Infus set
 IV Catheter
 Botol spray steril
 Korentang
 Pengalas
 Bengkok

75
 Alat pencukur
 Torniquet
 Gunting

Untuk pemakaian desinfektan : siapkan


botol spray yang steril, tuangkan alkohol &
providon iodine kedalam botol spray,
perkirakan jumlah habis dalam pemakaian
sehari.

II Standart Proses A. Langkah-langkah dalam pemasangan


infus :
1. Cuci tangan, dengan sabun/deterjen
dibawah air yang mengalir
2. Memberi penjelasan kepada pasien
dengan komunikasi terapeutik dari
memberi salam, menanyakan
keadaan pasien, menjelaskan tujuan
pemasangan infus, jelaskan
gambaran pemasangan secara
asertif dan memberikan posisi yang
sesuai
3. Siapkan area yang akan dipasang
infus, cukur area bila diperlukan
4. Periksa ulang cairan yang akan
diberikan, tusukkan slang infus pada
botol cairan dan keluarkan udara dari
slang infus, setelah siap pasang pada
standart infus
5. Pasang pengalas
6. Pakai handshcone steril
7. Pilih dan pastikan vena yang akan
ditusuk (utamakan vena bagian
distal/sesuaikan dengan kondisi
pasien).
8. Lakukan desinfeksi pada area yang
akan ditusuk dengan menggunakan
kapas steril yang diberi providone
iodine, kemudian ulangi dengan
alkohol. Kegiatan desinfeksi tersebut
dilakukan dengan gerakan melingkar
keluar sampai diameter 6-8 cm, bila
daerah incisi kotor bisa diulang 2-3
kali
9. Pasang torniquet diatas lokasi
penusukan
10. Masukkan IV catheter pada vena
yang telah ditentukan dengan sudut
10-30 derajat dengan lubang jarum

76
menghadap keatas
11. Setelah IV catheter masuk
vena torniquet dilepas, bila Iv
catheter telah masuk ¼ bagian
mandrin ditarik pelan-pelan sambil
IV catheter didorong masuk sampai
pangkalnya.
12. Sebelum melepas mandrin,
tekan ujung vena catheter dengan
jari, lepas mandrinnya, kemudian
sambungkan pangkal IV catheter
dengan infus set.

B. Pemasangan Fiksasi
Pada IV Catheter bersayap :
 Letakkan plester dibawah sayap
kemudian lipatkan diatas sayap
searah dan sejajar ujung IV catheter
 Letakkan plester kedua diatas
pangkal IV catheter dan sayap
dengan posisi melintang.
 Tutup dengan kasa steril dan
dilekatkan dengan plester sesuai
kebutuhan
 Tuliskan tanggal dan jam pemasangan IV
catheter pada plester penutup kasa.
Pada IV catheter tidak bersayap :
 Letakkan plester dibawah pangkal IV
catheter, silangkan diatasnya
( perhatikan plester jangan sampai
menutupi luka tusukan IV catheter).
 Lekatkan plester kedua dibelakang
plester yang pertama, diatas pangkal
IV catheter
 Tutup dengan kasa steril dan
dilekatkan dengan plester sesuai
kebutuhan
 Tuliskan tanggal dan jam
pemasangan pada plester penutup
kasa

C. Hitung jumlah tetesan sesuai dengan


kebutuhan
III Standart Output 1. Perhatikan reaksi pasien
2. Catat waktu pemasangan, jenis cairan
dan jumlah tetesan
3. Pasien dirapikan
4. Alat-alat dibereskan
5. Ganti kasa bila tampak kotor

77
6. Lakukan komunikasi untuk melakukan
terminasi dengan menanyakan
beberapa hal :
 Bagaimana rasanya setelah dipasang
infus ?
 Beri penilaian objektif dan
reinforcement (saudara tadi
kooperatif sekali, sehingga
pemasangan berjalan lancar).
 Dan lakukan kontrak yang akan
datang (sampai ketemu lagi dan bila
ibu ada keluhan mohon lapor pada
kami).

Pengaturan dan Pengawasan

Perawat bertanggungjawab untuk mengatur standar aliran yang


layak untuk menjamin kenyamanan dan keamanan pasien. Dokter yang
menentukan standar aliran. Jumlah larutan yang akan diinfuskan didalam
periode waktu spesifik yang diindikasikan. Standar lalu ditentukan pada
basis tetesan larutan untuk infuskan setiap menit. Hal tersebut disebut
standar tetesan.
Faktor – faktor tetesan, atau tetesan per milimeter larutan,
ditentukan dengan ukuran pembukaan dalam alat infusi. Sebagian besar
yayasan kesehatan menggunakan parosuk dari satu produsen saja. Faktor-
faktor tetesan yang paling sering digunakan adalah 10,15,20, dan 60
tetesan per milimeter. 60 tetes per milimeter lebih sering digunakan bila
volume kecil larutan yang diperlukan, seperti pada bayi dan anak-anak.
Penyesuaian (adapter) mungkin ditambahkan pada selang infusi untuk
mengurangi jumlah tetesan.
Metode untuk menentukan standar rata-rata aliran akan
dijelaskan pada prosedur 35 – 2.
Pita waktu dapat ditempatkan pada kontainer (tabung) larutan
untuk menyediakan refensi yang cepat bagi perawat untuk mengawasi
standar dimana larutan masuk kepembuluh darah pasien. Pita waktu
memberi indikasi tiap jam mengenai level cairan yang seharusnya,
berdasarkan perhitungan perawat atas standar tetesan.
Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi standar rata-rata aliran
dari pada infusi intravenous, seperti tinggi kontainer dengan pasien,
tekanan darah pasien, posisi pasien, hak paten jarum intravenous atau
cathetter, infiltrasi dan pembatasan selang. Perawat dapat secara periodik
mengecek infusi dan menentukan dengan cepat dengan melihat pita waktu
apakah larutan diinfuskan dengan standar perjam yang sudah semestinya ?
jika tidak, perawat mengatur lagi aliran.

78
Karena pergerakan pasien, gangguan pada mekanisme
pengaturan, atau perubahan pada ketinggian botol infus atau tempat tidur
dapat mempengaruhi standar aliran, bahkan setelah diatur, perawat perlu
untuk melanjutkan pengecekan dari infusi pada interval yang teratur.

Hal tersebut sudah dilaporkan bahwa standar administrasi intravenous bisep


1 ½ dari rata-rata aliran permulaan perjam pertama infusi dikarenakan
fleksibelitas selang dan karena itu standar perlu penyesuaian.
Banyak alat-alat yang membatasi jumlah cairan yang akan
diinfuskan yang tersedia dipasaran. Begitu juga ada rate meter yang
dioperasikan dengan baterai yang dapat dengan cepat menghitung rata-rata
aliran. Begitu juga larutan dalam milimeter / jam pada saat infusi. Beberapa
agenci / yayasan kesehatan menggunakan pompa infusi yang secara
otomatis mengatur standar rata-rata aliran pada preset limit dan
mengingatkan perawat dengan menggunakan sistem alarm pada saat level
larutan dalam botol infusi tinggal sedikit. Beberapa model juga
menggunakan alarm bila terdapat darah dalam kantong atau selang.
Pemompaan ini membawa larutan ke pembuluh darah dengan
menggunakan tekanan positif, begitu juga pada cairan atau pada tube /
selang intravenous. Pompa suntik juga tersedia. Mereka mengirimkan
(membawa) sejumlah kecil cairan, 100 ml atau kurang, dan bisa digunakan
untuk anak-anak. Ada juga model-model pertabel dipasaran, yang sangat
berguna pada pasien-pasien ambulatori (berobat jalan)

Penggantian Cairan dan Selang

Jika lebih dari satu botol larutan yang diperlukan aleh pasien,
perawat menyediakan botol-botol tambahan. Metodenya tergantung pada
prosedur yang ada pada rumah sakit tersebut. Beberapa peralatan
intravenous didesain untuk mempermudah prosedur dengan membuat
memungkinkanya untuk penyediaan botol-botol tambahan dengan
pengaturan tandem. Karena infusi sering berlanjut setelah tanggungjawab
pada perawatan pada pasien bertukar antara perawat yang satu dengan
perawat yang lain, dan merupakan hal yang baik jika ada keseragaman
dalam memanajemen infusi. Tanpa suatu keseragaman, kesalahan serius
dapat terjadi atau waktu yang terbuang dalam pengecekan dan pengecekan
ulang. Suatu metode untuk mengganti larutan dan selang dijelaskan dalam
prosedur 35 – 3. Perawatan untuk letak infusi.

Pengawasan Letak Infus

Pemeliharaan pada letak infusi harus diawasi untuk membantu


mencegah kontaminasi dan masuknya mikroorganisme kedalam darah.
Penggantian selang sangat penting untuk mencegah infeksi .
Kebijaksanaan Rumah sakit harus ditaati dalam hubungnnya dengan
penggantian selang.
Sangat baik untuk mengganti catheter atau jarum dan letak
masuknya pada pembuluh darah setiap 48 – 72 jam. Semakin lama jarum

79
berada pada tempatnya semakin besar kemungkinan atau peluang untuk
terjadinya komplikasi, seperti infelansi dan phlebitis. Pada kondisi tertentu,
perawat harus menggunakan diskretion dalam menentukan berapa
seringnya letak infusi dirubah. Sebagai contoh pasien yang menerima
kemoterapi jangka panjang. Pembuluh darah yang cocok cepat sekali habis.
Prosedur 35 – 4 dan 35 – 5 menjelaskan memonitor letak IV dan
bagaimana mengganti IV.
Aspek kontrovesial dari pemeliharaan dan perawatan tempat
pemasukan sehubungan dengan ingasi pada jarum. Ingasi kadangkala
digunakan apabila jarum penuh dengan darah dan pasien tidak mempunyai
daerah untuk memulai infusi yang lain. Prosedur tersebut tidak digunakan
kecuali ada kebijaksanaan lain dari agency (Rumah Sakit) yang
direkomendasikan.

Komplikasi

Jika pasien merasa tidak nyaman perawat harus mengecek untuk


melihat apakah ibfusi sudah masuk kepembuluh darah dengan semestinya.
Dan standar rata-rata aliran tidak terlalu cepat, dan posisi pasien sudah
nyaman. Kecemasan akan implikasi dari infusi dapat juaga menyebabkan
ketidaknyamanan pada pasien.
Komplikasi lokal seperti inflitrasi phelebitis dan trombo phelebitis
terjadi sering dari pada komplikasi systemic (kelebihan cairan, emboulos,
inflasi) lebih sering dan mungkin mengancam jiwa. Tabel 35 – 10,
penyebab-penyebab yang sering terjadi, Tanda-tanda dan gejala-gejala,
dan pertimbangan yang tepat.

Penghentian Infus

Bila jumlah cairan yang diperintahkan oleh dokter telah


diinfuskan, perawat bertanggungjawab untuk menghentikan infus. Akan
sangat membantu jika sebelum menghentikan infusi untuk melihat apakah
pasien masih menerima medikasi intravenous. Dalam kasus ini ketika cairan
dihentikan jarum atau catheter “ditutup” dengan kunci heparin yang
mempunyai akses kepembuluh darah dengan medikasi yang berselang
seling. Jarum dan atau catheter inline dengan pembuluh darah dan tekanan
secepatnya diaplikasikan pada lubang penginfusan. Bila pasien dapat
melakukanya, pasien dapat diminta untuk menahan tekanan selama 1
menit atau lebih. Jika tangan atau kaki pasien tidak termobilisasi beberapa
jam atau lebih, perawat harus memanipulasi hal tersebut dengan hati-hati
dalam secara pasif menggerakkan otot-otot diarea tersebut.
Informasi dibawah ini dicatat ketika infus selesai dilakukan :
 Tanggal dan waktu infusi sudah lengkap (selesai)
 Jenis dan jumlah larutan yang diinfuskan
 Nama perawat yang menghentikan infus
 Gejala-gejala dan reaksi-reaksi tidak langsung
 Tanda-tanda dari efek-efek yang diinginkan dari infus

80
Penggantian Darah dan produk-produk Darah
Tranfusi darah adalah infusi dari seluruh darah atau komponen darah
seperti plasma, sel-sel darah merah, atau platelets, dari orang sehat ke
pembuluh darah resipien. Orang yang menerima darah tersebut disebut
resipien. Orang yang memberikan darahnya disebut donor. Darah dapat
deberikan dengan transfusi langsung / tidak langsung. Didalam transfusi
tidak langsung darah diinfuskan setelah diambil dari donor dan diproses ;
metode ini paling banyak atau sering digunakan. Tekhnik tersebut hampir
sama dengan pemberian infusi intravenous. Didalam transfusi langsung
darah diinfusikan pada saat yang bersamaan dengan diambilnya darah dari
donor. Metode ini jarang digunakan, kecuali darurat tidak akan dibahas
disini.

Typing dan Crossmatching


Sebelum darah dapat diberikan pada seseorang, darah harus
diketahui bahwa darah berasal dari donor dan pada resipien yang cocok.
Jika tidak, penggumpalan dan hemolisis pada hasil darah resipien akan
terjadi. Penelitian laboratori untuk menentukan type darah seseorang
disebut typing. Proses penentuan kecocokan antara spicimen-spicemen
darah dikenal sebagai crossmathcing.

Tipe tipe Darah


Empat grup utama dalam sistem ABO Pada tipe darah adalah A, B,
AB dan O. Beberapa grup-grup tersebut terpecah menjadi sub grup.
Tipe darah adalah sifat yang diwariskan dan ditentukan dengan
keberadaan tipe dari antigen dan antibodi dalam darah. Antigen adalah
subtansi yang menyebabkan formasi dari antibodi. Antibodi adalah subtansi
protein yang dikembangkan didalam tubuh yang mempunyai respon akan
keberadaan antigen.
Dan aglutimin merupakan antibodi yang menyebabkan penggumpalan pada
antigen-antigen spesifik. Orang yang mempunyai tipe darah A mempunyai
antigen A didalam sel-sel darahnya ; mereka yang mempunyai tipe darah B
mempunyai antigen-antigen Bdidalam sel-sel darahnya ; yang mempunyai
tipe darah AB antigen-antigen A dan B didalam sel-sel darahnya ; dan
orang mempunyai golongan darah O tidak mempunyai antigen A atau B
didalam sel-sel darahnya. Orang-orang yang mempunyai golongan darah
seperti diatas mempunyai aglutinin pada antigen-antigen sel darah merah.
Orang-orang dengan golongan darah AB tidak mempunyai aglutinin Adan B
dalam serum darah mereka. Asumsikan seseorang dengan golongan darah
O ditransfusikan oleh darah dari orang-orang dengan golongan darah A atau
golongan darah B. Akan terjadi kerusakan pada sel-sel darah merah
resipien sejak aglutinin anti A atau anti B bereaksi dengan antigen A atau
antigen B sel-sel darah merah pendonor. Dari contoh tersebut dapat dilihat
mengapa orang-orang golongan AB sering disebut Universal Resipien,

81
karena orang dengan golongan darah tersebut tidak mempunyai aglitinin
untuk antigen A atau antigen B. Dan orang-orang yang mempunyai
golongan darah O sering dengan Universal Donor, karena mereka tidak
mempunyai antigen A atau antigen B
Faktor Rh

Faktor Rh merupakan antigen bawaan didalam darah manusia. Ada S


antigen didalam sistem Rh. Orang yang darahnya mengandung antigen B
disebut Rh (positif) dan orang-orang Rh (negatif) tidak mempunyai /
kekurangan antigen B. Sangat penting diketahui bahwa orang-orang
dengan Rh negatif darah dari orang-orang golongan darah Rh negatif saja.
Jika darah Rh diinjeksikan kedalam pembuluh darah orang dengan golongan
darah Rh , pasien akan mengembangkan anti Rh aglutimin. Transfusi
berikutnya dengan darah Rh dapat mengakibatkan reaksi serius pada
penggumpalan dan hemolisis sel-sel darah merah. Faktor Rh sangat penting
pada masa kehamilan karena ketidakcocokan Rh antara ibu dengan fetus
seringkali menjadi problema bayi mengidap penyakit hemolitik.

TABEL 35 – 9
Kandungan Air Terseleksi dan Larutan Terpilih Dengan
Komentar Tentang Penggunaanya

LARUTAN KOMENTAR
0,9 % NaCI (Isotonic Isotonic saline yang mengubah volume
Soline) : Na 154 mWq / plasma – digunakan dalam daerah
leter hypovolemic. Mempunyai lebih pada Na
CI 154 mEq / liter dan CI dapat menyebabkan kelebihan
volume cairan dan hyperchloremic.
Acidosis jika digunakan dalam volume
yang berlebih (khusunya pada pasien
dengan areal yang kurang baik).
Kadangkala digunakan untuk membenahi
metabolik alkalosis ringan.
Kadangkala digunakan untuk membenahi
kekurangan Na ringan tidak cukup baik
digunakan sebagai pemeliharaan larutan
secara rutin karena menyediakan Na dan
CI (dan hanya tersedia pada pemberian
dalam jumlah besar)
0,45% NaCI (Saline Larutan hypotonic yang menyediakan Na
kekuatan menengah) – 0,5 danair besar (free water). Free water
kekuatan dibutuhkan untuk membantu ginjal dalam
Na 77 mEq / liter membuang solute.
CI 77 mEq / liter Na dan CI tersedia, memungkinkan
ginjal untuk memilih jumlah elektrolit
yang dibutuhkan.
Kekurangan atas elektrolit lainnya butuh

82
penggantian harian.
0,3% NaCI : (soline 0,5 Larutan hypotonic yang menyediakan Na
kekuatan) dan CI, dan free water sering digunakan
Na 51 mEq / liter untuk hypernatremia (karena larutan ini
CI 51 mEq / liter mengandung jumlah kecil Na ,
melemahkan sodium plasma ketika tidak
diperkenankan untuk tetesan cepat).
3% NaCI Larutan hypertonic kasar (gossly
Na 513 mEq / liter hypertonic solution) digunakan hanya
CI 513 mEq / liter untuk hypernatremia berat. Merupakan
larutan yang berbahaya.
5% NaCI Larutan isotonic yang mengandung
Na 855 mEq / liter berbagai macam elektrolit yang secara
CI 855 mEq / liter berkonsentrasi sama seperti ditemukan
Lactated Ranger’s Solution dalam plasma (catat bahwa larutan ini
(hartman’s solution) : kurang Mg )
Na 130 mEq / liter Digunakan dalam perawatan hypovolemia,
K 4 mEq / liter luka bakar, dan kehilangan cairan seperti
Ca 3 mEq / liter empedu atau diare. Berguna dalam
CI 109 mEq / liter penanganan metabolik acidosis ringan.
Lactale ( dimetabolime Tidak menyuplai free water untuk tujuan
menjadi bicarbonat ) 28 ekskresi renal ; penggunan yang lebih
mEq / liter. tanpa tindakan pencegahan pada free
water (seperti dengan D W atau larutan
elektrolit hypotonic) dapat menyebabkan
naiknya tingkat / level serum sodium pada
orang yang tidak kecukupan sodium.
5% dextrose dalam air Menyuplai kira-kira 170 / liter dan free
tanpa elektrolit water untuk membantu ekspresi solute
50 gram dextrose renal. Tidak seharusnya digunakan pada
volume berlebih dalam periode
postoperatif dini (ketika sekresi ADH
meningkat dikarenakan stress).
Beberapa peringatan oleh yang
berwenang melarang administrasi
elektrolit-larutan bebas pada pasien
dengan luka dikepala.
Larutan Multiple elektrolit Larutan isotonic dengan kandungan
isotonic : elektrolit yang serupa dengan plasma
Plasma – Iyte (Travenol) kecuali mempunyai dua kali lipat K dan
Isolyte E (Mc. Grow) kandungan HCO yang lebih tinggi.
Na 140 mEq / liter Kadangkala dipakai untuk mengganti
kehilangan cairan intestinal
K 10 mEq / liter
Ca 5 mEq / liter
Mg 3 mEq / liter
CI 103 mEq / liter
HCO 55 mEq/ liter
(equivalent)

83
Potasium Cloride : Kedua larutan menyediakan Kcl, air dan
0,2% dalam dextrose 5% kalori
K 27 mEq / liter
CI 27 mEq / liter
Glukosa 50 gram
0,8% dalam dextrose 5%
K 40 mEq / liter
CI mEq / liter
Glukosa 50 gram.

Larutan pengganti gastric :Larutan isotonic biasa digunakan untuk


Elektrolit No. 3 (Travenol)mengganti kehilangan cairan gastric pada
Isolyte G (Mc Gow). muntah atau penyerapan gastric.
Ionosol G (Abbot) PH asam (3,3 – 3,7) – iritasi pada
Na 63 mEq / liter pembuluh darah diberikan dalam
K 17 mEq / liter pembuluh darah periperal besar dengan
NH 70 mEq / liter aliran darah yang baik untuk melindungi
Cl 150 mEq / LITER dinding venous dari iritasi. Kontra indikasi
dengan kehadiran hepatic atau kegagalan
ginjal
Larutan pengganti Digunakan untuk mengganti kehilangan
duodenal : air dan elektrolit dari akibat penyerapan
Na 138 mEq / liter intestinal, drainase, atau fistulas.
K 12 mEq / liter Konsentrasi K hampir sama seperti dalam
sekresi intestinal.
HCO, 50 mEq / liter
(equivalen)
CI 100 mEq / liter
Sodium Bikarbonat 1,5% Larutan isotonic digunakan untuk
Na 178 mEq / liter merawat metabolic acidosis parah,
HCO 178 mEq / liter dikarenakan kandungan Na tinggi, amati
kelebihan muatan cairan pada pasien
dengan kelemahan ginjal atau kelemahan
cardiac.
Amati tanda-tanda hypocalcemia ( yang
mungkin disebabkan alkalonasi plasma
yang cepat.
Larutan sodium lactate, Basa digunakan untuk membenahi
1/6 molar metabolic acidosi berat (lactate
Na 167 mEq / liter dimetabolisasi menjadi bikarbonat dalam
Lactate 167 mEq / liter 1-2 jam oleh liver).
Agar kalsium mungkin dibutuhkan untuk
membenahi gejala-gejala hypocalcemia
yang mungkin terjadi dengan alkaliminasi
cepat pda plasma.
Tidak digunakan pada pasien dengan
penyakit liver, karena lactate tidak dapat
diubah menjadi bikarbonat pada setiap

84
orang, tidak digunakan pada pasien yang
kekurangan oksigen (tidak dapat
mengubah lactate menjadi bikarbonat
dengan baik).

Amonium Cloride, 2,14% Larutan yang diasamkan yang digunakan


NH 400 mEq / liter untuk membenahi metabolik alkalosis
CI 400 mEq / liter berat. Dikarenakan kandungan amonia
yang tinggi, harus diadministrasikan hati-
hati pada pasien dengan fungsi hepatic
yang kurang baik.
EI elektrolit no. 48 : Larutan pemgatur pediatric hypotonic
Na 25 mEq / liter menyediakan / menyuplai bermacam-
macam elektrolit plus free water. Catat
kandungan.
K 20 mEq / liter K tinggi.
Mg 3 mEq / liter
CI 22 mEq / liter
PO 3 mEq / liter
HCO 23 mEq / liter
(equivqlen)
Elektrolit No. 75 Larutan pengatur Hypotonic menyuplai
Na 40 mEq / liter bermacam-macam elektrolit plus free
K 35 mEq / liter water.
CI 40 mEq / liter
PO 15 mEq / liter
HCO 20 mEq / liter

PROSEDUR 35 – 2
Pengaturan Standar (Rate) Aliran IV

KEGIATAN MAKSUD

1. Cek perintah dokter atas


Memastikan bahwa larutan yang
larutan IV. benar sedang diberikan dengan
medikasi yang tepat dan
menentukan periode waktu yang
tepat untuk administrasi IV.
2. Cek patency dari jarum dan IV Pelanggaran patency akan
line. mempengaruhi standar aliran IV.
3. Periksa kebenaran faktor Faktor tetesan dari peralatan
tetesan (jumlah tetesan dalam 1 bervariasi menurut produsen
ml) pada peralatan yang pembuatnya dan akan
digunakan. dicantumkan pada pembungkus
luarnya.
Beberapa type yang biasa pada
peralatan menurut produsen
pembuat adalah
Travenol Macrodrip 10 gtt / ml

85
Abbott Macrodrip 15 gtt /
ml
Mc Graw Macrodrip 15 gtt /
ml.

3. Hitung standar aliran :


a. Furmulasi standar Formulasi standar pada
penghitungan standar aliran IV
menghasilkan jumlah yang tepat
Contoh : Administrasi 1000 ml dari gtt / menit.
5%
D / W diatas 10 jam (setting 60
gtt/ 1 ml).
Gtt / min

b. Formulasi pendek Formulasi pendek menghasilkan


menggunakan ml / jam hasil penghitungan yang lebih kecil
yaitu dengan menggunakan
milimeter / jam ini biasanya
berguna untuk menghitung rata-
rata aliran bila menginfus medikasi
pinggback IV.

4. Hitung tetesan permenit dalam Menahan jam disebelah drip


rongga tetes ( drip chamber) chamber memungkinkan mata
(# gtt / 15 detik interval x 4 = untuk fokus pada tetesan dan jam
gtt / menit). untuk memungkinkan
Tahan jam disebelah drip penghitungan akurat.
chamber.
5. Sesuaikan jepitan IV sesuai Pengaturan standar aliran drip
kebutuhan dan hitung kembali chamber (rongga tetes)
tetesan permenit.
6. Tandai kontainer (kantong) IV Memungkinkan perbandingan
menurut kebijaksanaan volume yang sedang diinfuskan
perusahaan dan rekomendasi (aktual) dengan standar (rate)
produsen pembuat. infusi yang dijadwalkan.
Gunakan pita waktu atau label
untuk mengukur jumlah yang
akan di infuskan pada interval
waktu.
8. Awasi standar aliran IV pada Menyediakan untuk observasi
interval yang sering. infusi IV dan memastikan
Dokumentasikan respon pasien dokumentasi ukuran terhadap

86
terhadap infusi pada standar yang respon pasien terhadap infusi IV.
diperintahkan.

PROSEDUR 35 – 3
Mengganti Larutan IV dan Selang
Alat – alat :
Untuk penggantian larutan : larutan IV seperti diperintahkan oleh dokter.
Untuk penggantian selang : Administrasi set
Kawat steril
Pita perekat atau label
Perban steril, dan salep antiseptic (berdasarkan
rekomendasi rumah sakit).
Sarung tangan bersih.

KEGIATAN MAKSUD

1. Bawa semua peralatan dan Keberadaan peralatan dapat


letakkan disamping tempat tidur. menghemat waktu dan membantu
Periksa larutan IV dan medikasi penyelesaian tugas. Memastikan
tambahan (additive) dengan bahwa pasien menerima larutan IV
perintah dokter. dan medikasi yang tepat sesuai
perintah dokter.
2. Jelaskan prosedur pada pasien Cuci tangan dapat mencegah
penyebaran mikroorganisme.
PENGGANTIAN LARUTAN IV : Mengatur / memelihara sterilitas
larutan IV.
4. Dengan hati-hati buka penutup
yang terlindung dari kontainer
larutan baru dan ekspose daerah
pemasukan.
5. Tutup jepitan pada selang. Hentikan aliran dari cairan IV
selama penggantian larutan.
6. Angkat kontainer pole IV dan Memelihara sterilitas set – up.
balikkan cepat-cepat pindahkan
dari kontainer lama IV dengan
hati-hati.
7. Siapkan kontainer baru dan Mengatur standar aliran dari
masukkan ujungnya. Gantung dalam drip chamber.
pada pole IV.
8. Beri label kontainer menurut Menjamin kelanjutan yang akurat
kebijaksanaan rumah sakit. Catat dan administrasi larutan IV yang
pengeluaran atau pemasukkan tepat.
catatan dan dokumen pada tabel Pencucian tangan mencegah
berdasarkan kebijaksanaan rumah penyebaran mikroorganisme.
sakit. Ganti / singkirkan peralatan.
Cuci tangan.
MENGGANTI SELANG IV DAN

87
LARUTAN :
9. Ikuti Langkah 1 – 4.
10. Buka set administrasi dan Memelihara sterilisasi set – up IV.
buka tutup pelindung dari ujung
infusi. Gunakan teknik yang steril
untuk memasukkan ke dalam
kontainer baru.
11. Tutup penjepit pada selang Gravitasi dan efek penghisapan
baru. Gantungkan kontainer IV menyebabkan cairan bergerak ke
pada pole dan tekan drip chamber dalam drip chamber, juga
untuk mengisi setidaknya mencegah udara turun ke selang.
setengahnya.
12. Buka tutup pada ujung selang, Buang udara dari selang bila dapat
kendorkan penjepit, dan biarkan dalam jumlah besar, lakukan
cairan bergerak melewati selang seperti embolus udara.
sampai semua gelembung udara
menghilang. Tutup penjepit dan
tutup kembali ujung selang untuk
menjaga sterelisasi set – up.
13. Buka pita perekat pada daerah Perawatan yang hati – hati harus
pemasukan IV. Hati-hati mencabut dilakukan bila berhubungan
perban pita perekat. dengan daerah untuk mencegah
tarnsmisi. HIV dan ifeksi daerah
lain. Pemindahan / pencabutan
perban menyediakan akses pada
poros jarum diperlukan pada
penggantian selang.
14. Tempatkan kawat steril Mempermudah penggantian /
dibawah poros jarum. pembukaan tutup dan
penggabungan poros jarum.
Menyerap kebocoran ketika selang
tidak bersambung dengan jarum.
15. Tempatkan selang IV baru Mempermudah pembukaan tutup
tertutup pada lubang masuk dan pengabungan poros jarum.
pasien IV dan dengan lembut
lepaskan tutup pelindung.
16. Jepit selang IV lama. Siapkan Menstabilisasikan jarum dan
poros jarum dengan tangan non – mencegah kelalaian penggantian.
dominan sampai penggantian
selesai. Buka selamg dengan
tangan dominan gunakan gerakan
memutar.
17. Set selang disamping pada Memelihara strelitas set up IV.
saat pemeliharaan sterilitas,
dengan hati-hati membuka tutup
dan masukkan ujung selang steril
untuk mengamankannya. Buang
sarung tangan yang kotor.
18. Buka penjepit Memberikan larutan mengalir

88
kepada pasien
19. Pasang kembali perban steril Menahan masuknya
pada lubang masuk menurut mikroorganisme pada lubang
aturan rumah sakit (lihat prosedur masuk.
35 – 5 ).
20. Atur aliran IV menurut Memastikan pasien menerima
perintah dokter (lihat prosedur 35 larutan IV sesuai standar yang
– 2 ). diperintahkan.
21. Tempelkan pada kantong IV Dokumentasikan kantong IV
pita atau label yang berubah. Pencucian tangan
mencantumkan tanggal, waktu, mencegah penyebaran
dan inisial anda. Label kontainer mikroorganisme.
dan prosedur pencatatan
didasarkan pada kebijaksanaan
perusahaan. Singkirkan peralatan
dan cuci tangan.
22. Catat respon pasien terhadap Memastikan keakuratan
infusi IV. dokumentasi terhadap respon
pasien.

PROSEDUR 35 - 4
Memonitor Lubang Masuk Dan Infusi IV

KEGIATAN MAKSUD

1.Monitor infusi IV setidaknya Meningkatkan administrasi yang


sekali tiap jam. Pengecekan yang aman pada ciran – cairan dan
lebih sering mungkin diperlukan medikasi IV.
jika medikasi sedang diinfuskan Administrasi yang terlalu cepat
pada medikasi hasilnya adalah
perkembangan speed shock.

a. Periksa perintah dokter atas Memastikan bahwa larutan yang


larutan IV. benar sedang diberikan pada
standar yang benar.
b. Periksa rongga tetes (drip Memastikan bahwa standar aliran
chamber) dan waktu tetesan jika sudah benar.
IV tidak diatur oleh alat pengatur
infusi.
c. Periksa selang atau apa saja Jepitan atau tekanan pada selang
yang mungkin mengganggu aliran. dapat mengganggu aliran.
Pastikan bahwa penjepit pada Kebocoran dapat terjadi pada
posisi terbuka. Amati perban pertemuan antara selang dan
kebocoran larutan. poros jarum atau katheter dan
memungkinkan hilangnya larutan
IV.
d. Amati seting alarm dan lampu Memastikan bahwa alat kontrol

89
indikator alat kontrol infusi. infusi berfungsi dan alarm dalam
posisi
“ On “.
2. Periksa letak rasa sakit, Jarum mungkin menjadi keluar
pembengkakan, rasa dingin atau dari pembuluh darah, dan larutan
letak kepucatan pada tempat IV dapat mengalir ke dalam serat
pemasukan yang mungkin subcubtanneous.
mengindikasikan infiltrasi IV. Hal
tersebut memerlukan pemindahan
IV dan memelainya kembali pada
lain tempat. Metode lain dari
validasi. Apakah IV berada
didalam pembuluh darah larutan
akan berhenti mengalir.
3. Periksa daerah yang kemerah- Iritasi kimia atau mekanikal
merahan membengkak, panas dan trauma menyebabkan luka pada
sakit pada lubang pemasukan IV pembuluh darah dan dapat
yang mungkin mengindikasikan mengarah pada pembentukan
kehadiran phlebitis. IV harus phelebitis.
dihentikan dan mulai lagi pada
lokasi yang lain. Beritahu dokter
jika anda mencurigai bahwa
phlebitis akan terjadi.
4. Periksa manifestasi lokal atau Teknik cuci hama yang tidak
systematic yang mengindikasikan mencukupi memungkinkan bakteri
adanya infeksi pada lubang masuk kedalam jarum atau
masuk. IV akan berhanti dan khateter atau sambungan selang.
dokter diberitahu. Jangan pernah
menghentikan selang IV pada saat
mengenakan baju rumah sakit
pada pasien.
5. Waspada terhadap komplikasi Penginfusan larutan IV yang
tambahan pada terapi IV. berlebihan akibatnya adalah
peningkatan volume dari sirkulasi
cairan.
6. Beritahu pasien untuk Membangun kerjasama pasien dan
menghubungi atau memanggil administrasi yang aman pada
perawat jika terjadi larutan IV.
ketidaknyamanan pada lubang
masuk, Kontainer larutan hampir
habis atau aliran berubah.
7. Dokumentasikan infusi IV, Menyediakan dokumentasi yang
komplikasi-komplikasi pada terapi, akurat dan memastikan
dan reaksi pasien terhadap terapi. kontinuitas perawatan.

90
PROSEDUR 35 – 5
Mengganti Perban IV
Peralatan :
Perban steril (2 x 2 atau 4 x 4) atau perban polyurethae transparan
Larutan bertadin atau swabs (kain)
Adhesive remover
Salep povidone – iodine (atau salep anti septic lainya yang
direkomendasikan oleh rumah sakit)
Kain berakohol
Tape (pita)
Sarung tangan yang berisih.

KEGIATAN MAKSUD

1. Memperkirakan apakah pasien Kebijaksanaan rumah sakit


perlu penggantian perban. menentukan interval penggantian
perban (setiap 24-72 jam). Bila
perban berair atau nonandhering
dapat meningkatkan resiko
kontaminasi bakterial pada lubang
pemasukan.
2. Kumpulkan peralatan dan taruh Tersedianya peralatan lubang
disebelah tempat tidur. dapat meningkatkan waktu dan
mendukung pelaksanaan tugas.
3. Jelaskan prosedur kepada Penjelasan dapat mengurangi
pasien kegelisahan dan ketegangan pada
pasien
4. Cuci tangan – kenakan sarung Pencucian tangan mencegah
tangan penyebaran mikroorganisme.
Sarung tangan mencegah
transmisi HIV dan infeksi darah
lainnya.
5. Hati-hati buka prban lama, tapi Mencegah berubahnnya
biarkan pita perekat yang kedudukan jarum atau IV.
menahan jarum atau khateter IV
pada tempatnya singkirkan perban
bekas tadi.
6. Memperkirakan lubang masuk Inflamasi atau infiltrasi
IV atas kehadiran inflamasi dan menyebabkan trauma pada serat-
infiltrasi. Jika terjadi diskontinyu serat (tissues) dan pindahkan bila
dan pindah lokasi IV. diperlukan jarum atau khateter IV.
7. Kendorkan pita perekat dan Jarum tetap stabil dan mencegah
buka perlahan-lahan, pegang kelalaian.
khateter / poros jarum agar tidak
goyang dengan menggunakan

91
satu tangan.
8. Gunakan pemindah untuk Memindahkan residu adhasi dan
mematikan prosedur pembersihan memudahkan pemasangan perban
pada lubang pemasukan. baru.
9. Bersihkan lubang denganlarutan Pembersihan dengan gerakan
betadine. Gunakan gerakan memutar kearah luar membawa
memutar dari arah pusat ke luar. keluar organisme dari lubang
Dilanjutkan dengan pembersihan pemasukan. Penggunaan larutan
dengan alkohol. antiseptic mengurangi sejumlah
mikroorganisme pada permukaan
kulit.
10. Terapkan kembali pita perekat Menahan jarum atau khateter
pada jarum atau khateter pada pada lubang masuk.
lubang masuk.
11. Gunakan salep povadine – Salep antiseptic mengurangi
iodine pada lubang pemasukan kontaminasi pada kulit dan
jika kebijaksanaan rumah sakit menjaganya dari infeksi.
merekomendasikan
12. Gunakan kawat steril / peran Menjaga lubang masuk dan
polyurethane transparan diatas menahan kontaminasi
lubang masuk buka sarung tangan mikroorganisme.
dan simpan
13. Amankan sarung IV dengan Dokumentasikan penggantian
isolasi bila perlu. Beri label perban perban IV.
dengan tanggal, waktu
penggantian, dan inisial. Cek
apakah aliran IV akurat dan
sistem baik.
14. Singgirkan peralatan dan cuci Mlindungi penyebaran
tangan. mikroorganisme
15. Catat respon pasien pada Menyediakan dokumentasi yang
penggantiano perban dan akurat dan memastikan
observasi atas lubang masuk. kontinuitas perawatan

TABEL 35 – 10
Komplikasi berhubungan dengan infusi intravenous (IV)

NAMA DAN PENYEBAB TANDA DAN PERTIMBANG


DEFINISI GEJALA AN
PERAWATAN
1. Infiltrasi : Jarum meleset Pembengkakan,  Periksa
larinya cairan rasa dingin; lubang infusi
kedalam kemerahan atau sering-
subcutaneous rasa sakit sering untuk
tissue. disekitar lubang melihat
infusi; gejala.
penurunan yang  Hentikan
berarti dalam infusi jika

92
standar aliran. gejala
Terjadi.
 Infusi
dimulai
kembali
pada daerah
yang
berbeda.
 Batasi
pergerakan
IV.
2. Phlebitis :  Mekanikal Kemerahan;  Hentikan
Inflamsi pada trauma dari hangat; dan infusi
pembuluh jarum edema ringan segera.
darah khatter. pada pembuluh  Terapkan air
 Cemical darah diatas hangant lalu
trauma dari lubang kompreskan
larutan. pemasukan. pada
 Septic darerah
(ikarenakan lubang
kontaminasi). pemasukan.
 Hindarkan
penggunaan
lebih jauh
pada
pembuluh
darah.
 Mulai
kembali
infusi pada
pembuluh
darah yang
lain.
3. Thrombus : Tissue trauma Hampir sama  Hentikan
Penggumpal dari jarum dengan infusi
an darah. khateter. phlebitis. Aliran dengan
cairan segera.
intravenous  Gunakan
mungkin kompres
berhenti jika hangat
gumpalan sesuai
menyumbat perintah
jarum. dokter.
 Mulai
kembali
infusi pada
tempat yang
lain.
 Jangan

93
diusab atau
memijat
daerah yang
terkena.
4. Speed Infusi cairan Sakit kepala;  Jika gejala
shock : Reaksi kedalam sirkulas denyut nadi berkembang
tubuh terhadap terlalu cepat. cepat; hentika
substansi yang kedinginan, infusi
disuntikkan punggung sakit dengan
kedalam sistem dan dyspnea. segera.
sirkulasi terllu  Laporkan
cepat. gejala speed
shock pada
dokter
dengan
segera.
 Monitor
tanda-tanda
vital jika
gejala
berkembang
.
 Gunkan
selang IV
yang layak.
Microdrip
(60 gtt /
ml ). Harus
digunakan
pada semua
pasien
pediatric.
 Dengan teliti
memonitor
standar
aliran
cairan.
 Cek standar
lebih sering
untuk
keakuratan.
 Catatan
waktu
sangat
berguna
dalam hal
ini.
5. Kelebihan Volume cairan Peningkatan  Jika gejala
muatan yang diinfusikan tekanan darah; berkembang

94
(overload) kedalam dan kesulitan perlambat
cauran : kondisi sirkulasi terlalu bernafas infusi.
yang besar. (dyspnea).  Beritahu
disebabkan dokter
ketika volume dengan
cairan yang segera.
diinfusikan  Monitor
kedalam sistem tanda-tanda
sirkulasi terlalu vital.
besar.  Monitor
dengan teliti
standar
aliran
cairan.
 Cek standar
lebih sering
untuk
keakuratan.
7. Embolus :  Throumbus Tergantung pada  Periksa
Tubuh luar dipaksa apakah lubang
atau udara keluar dan embolusme pemasukan
didalam bersirkulasi menyebabkan secara
sistem didalam penyumbtan teratur
sirkulasi. darah. atau infeksi untuk
 Udara masuk dalam sistem mengidentifi
ke pembuluh sirkulasi. kasikan
darah melalui tanda-tanda
jalur infusi. phlebitis.
 Jangan
biarkan
udara
masuk jalur
infusi.
 Perlakukan
phlebitis
dengan
sangat hati-
hati.
 Laporkan
rasa sakit
yang tiba-
tiba atau
kesulitan
bernafas
dngan
segera.
7. Infeksi dari  Penggunaan Demam ;  Gunakan
orgnis tekhnik yang perasaan tidak teknik
pathogenic tidak steril enak; dan sakit, scrupulous

95
kedalam tubuh. dlam pembengkakan, antiseptic
memulai inflamasi, atau ketika
infusi. lepasnya lubang memulai
 Perawatan insersi IV. infusi.
yang tidak  Ganti
wajar pada perban
lubang diatas
masuk infusi. lubang
 Larutan IV pemasukan
terkontamina dengan
si. teratur.
 Ganti selang
IV setiap 24
jam jika
kebijaksana
an rumah
sakit
mengijinkan
.
 Selalu
mencuci
tangan
sebelum
bekerja
dengan IV.

96
PROSEDUR 35 – 6
Pengadministrasian Transfusi Darah
Peralatan :
Produk darah
Peralatan administrasi darah (selang dengan filter inline dan y untuk
administrasi saline).
0,9 % normal saline.
IV pole
Iintravenous line : dengan akurat jarum atau khateter # 18 atau # 19.

KEGIATAN MAKSUD

1. Tentukan apakah pasien Pemberitahuan langsung sangat


mengetahui alasan ats diperlukan untuk memulai
pentramsfusian. Tanyakan apakah transfusi.
pasien pernah menjalani transfusi
atau reaksi transfusi sebelumnya.
2. Jelaskan prosedurnya kepada Memastikan bahwa pasien yakin
pasien. Sarankan kepada pasien dan mau bekerja sama.
untuk dingin, gatal, dan gejala- Pemberitahuan secepatnya atas
gejala yang tidak biasa. reaksi-reaksi pada transfusi agar
dapat dihentikan dengan segera.
3. Cuci tangan. Pencucian tangan mncegah
penyebaran mikroorganisme-
mikroorganisme.

4. Gantung kontainer yang berisi Dextrose dapat mengarahkan


0,9 % normal saline dengan kepada penggumpaln sel-sel darah
perangkat administrasi darah merah dan hemolisis. Filter pada
untuk menginisiasi infusi IV dan peralatan administrasi darah
mengikuti administrasi darah. memindahkan material-material
tertentu yang terbentuk selama
darah disimpan.
5. Mulai intravenous dengan Jarum atau khateter dengan
khateter ukuran # 18 atau # ukuran ujung yang besar
19. Lihat prosedur 35 – 1. diperlukan untuk infusi darah.
Jaga agar IV tetap terbuka Lumen haruslah cukup besar agar
dengan cara memulai aliran tidak menyebabkan kerusakan sel-
normal saline. sel darah merah
6. Penyediaan produk darah Darah harus disimpan didalam
didapatkan dari bank darah wadah berfregerator yang
berdasarkan kebijaksanan suhunya terkontrol (4 C).
rumah sakit.
7. Selesaikan identifikasi dan Beberapa Rumah sakit
periksa seperti yang diinginkan menginginkan dua perawat untuk

97
Rumah sakit : memilah-milah informasi.
a. Identifikasi nomer. Memeriksa apakah unit angka –
angka cocok.
b. Golongan darah dab tipe Memeriksa bahwa golongan ABO
darah. dan tipe Rh sama.
Penyimpanan darah yang aman
c. Tanggal ekspirasi hanya terbatas sampai 35 hari
sebelum sel-sel darah merah
mulai rusak.
d. Nama pasien Jangan pernah
mengadministrasikan darah
e. Periksa penggumpalan kepada pasien tanpa label nama.
darah. Jika terjadi penggumpalan, darah
harus dikembalikan kepada bank
darah.
8. Ambil perangkat base – line Setiap perubahan dalam tanda-
dari tanda-tanda vital untuk tanda vital selama transfusi
memulai tranfusi. mungkin mengindikasikan reksi.
9. Mulai infusi drah :
a. Isi filter dengan darah. Perlu untuk kewajaran aliran
b. Mulai administrasi lahan – darah.
lahan. Reaksi – reaksi transfusi sering
kali terjadi pada periode ini, dan
standar rata-rata yang perlahan
dapat meminimalkan volume sel-
sel darah merah yang diinfuskn.
Jika tidak terjadi efek-efek negatif
c. Periksa tanda – tanda vital selama waktu tersebut, rata-rata
setiap 5 menit pada 15 mnit infusi ditingkatkan.
pertama. Jika komplikasi terjadi maka dapat
d. Amati flushing dyspnea, diaawasi, dan darah segera
rasa gatal, atau kudis. dihentikan.
e. Gunakan peralatan
penghangat darah, jika ada Mungkin merupakan medikasi awal
indikasi, khususnya pada dari reaksi transfusi.
saat transfusi cepat yang Administrasi cepat pada darh yang
melewati venous pusat diinginkan dapat menghasilkan
menekan khateter. cardiac arrhythmias.
10. Pelihara rata-rata aliran Standar rata-rata aliran harus
seperti yang diperintahkan dan dikontrol dengan hati-hati, dan
perkirakan dengan lebih sering reaksi-reaksi pada pasien selalu
atas reaksi transfusi. Hentikan dimontor.
transfusi darah dan alirkan
saline jika anda mencurigai
adanya reaksi. Beritahu kepada
dokter dan bank darah
11. Pada sat transfusi telah Saline mencegah hemolisis pada
selesai infuskan 0,9 % normal sel-sel darah dan membersihkan
saline. darah yang tertinggal dalam

98
selang IV.
12. Catat administrasi darah Menyediakan dokumentasi yang
dan reaksi pada pasien seperti akurat dari respon-respon pasien
yang diperintahkan oleh Rumah terhadap transfusi darah.
sakit.Kembalikan kantong
transfusi darah ke bank drah
berdasarkan kebijaksanaan
agensi.

TABEL 35 – 11
Reaksi – reaksi Transfusi

REAKSI GEJALA DAN AKTIVITAS


TANDA-TANDA PERAWATAN
Reaksi alergi : Alergi Gatal – gatal  Hentikan transfusi
kepada darah yang Anaphylaxis dengan segera dan
ditransfusikan KVO dengan
normal saline.
 Beritahukan
kepada dokter.
 Administrasikan
antihistamine
Reaksi Febrile : Demam dan rasa  Hentikan transfusi
demam yang dingin dengan segera dan
berkembang selama Pusing KVO dengan
infusi. Keringat dingin. normal saline.
 Beritahu dokter.
 Rawat gejala-gejla
tersebut.
Reaksi transfusi Wajah mengkilap  Hentikan infusi
hemolitik : Demam, rasa dingin, dengan segera dan
Ketidaksesuaian pusing, shock, KVO dengan
produk darah punggung sakit. normal saline.
 Beritahu dokter.
 Ambil sampel
darah.
 A mbil urin yang
pertama kali
keluar.
 Rawat jika terjadi
shock.
 Bawa peralatan,
selang dan filter ke
laboratorium.
Kelebihan Muatan pda Dyspnea  Perlambat atau
circulatory : terlalu hentikan infusi.
banyak darah yang Batuk kering  Awasi tanda –

99
diadministrasikan. tanda vital.
Pulmonary edema  Beritahu dokter.

Reaksi bakterial : Demam  Hentikan infusi


adanya bakter dalam dengan segera.
darah. Hipertensi  Monitor tanda –
tanda vital.
Kiulit kering dan  Beritahu dokter.
mengkilap
Rasa sakt pda  Administrasikan
abdominal antibotik.

Pemilihan Donor Darah


Pemilihan donor darah harus dilaksanakan dengan sangat hati-
hati. Donor darah harus dipisah – pisahkan dengan akurat, tetapi juga
sangat penting untuk menentukan apakah donor bebas dari penyakit, seprti
halnya aids dan hepatitis tipe A dan tipe B. Virus yang menyebabkan
penyakit-penyakiy tersebut dapat masuk ketubuh resipen. Orang – orang
yang menderita alergi biasanya tidak boleh mendonor, begitu juga mereka
yang mempunyai sejarah penyakit kronis, seprti tubercolosi. Sebagai tindak
pencegahan lebih lanjut, beberapa bank darah tidak mau menerima darah
dari donor yang baru saja diimunisasi karena adanya kemungkinan reaksi
alergi pada darah.
Donor diperiksa dengan teliti pada sat pendonoran dan
diijinkankan untuk memberikan pendonoran darah hanya jika jantung baik,
darah, suhu, standar denyut nadi dan respirtori berada dalam daerah
normal.
Pada awal tahun 1980 banyak orang yang terkena AIDS setelah
menerima darah yang terkontaminasi. Walaupun pemantauan yang hati-
hati dan teliti telah dilakukan terhadap pendonor dan darah yang
didonorkan dan berhasil mengurangi dalam jumlah besar kejadian-kejadian
tersebut, pendonor darah dan recipien terus mengajukan pertanyaan-
pertanyaan yang sifatnya mempertanyakan keamanan.
Tidak mungkin bahwa pendonor dapat terkena AIDS atau penyakit yang
lainya dengan memberikan darahnya karena penggunaan sekali pakai
diterapkan pada setiap pendonor. Beberapa pasien yang sudah tahu
sebelumnya bahwa ia akan mmerlukan darah, sebelumnya sudah meminta
diijinkan untuk menerima darah yang didonorkan oleh keluarganya atau
dirinya sendiri (autologous transfusion). Praktek semacam ini makinpopuler
sekarang ini.

100
Ekstrak Darah
Tidak semua orang membutuhkan seluruh konponen darah, sebagai
contoh mungkin pasien hanya memerlukan sel darah merah tetapi tidak
plasma dan yang lainnya, misalnya : pasien anemia dengan jumlah sel
darah merah rendah, pasien dengan kegagalan kardiovaskuler, sehubungan
dengan peningkatan volume darah dan sel-sel darah merahnya, perdarahan
gastrointestinal.
Pada situasi lain hanya perlu plasma seperti perununan plasma
protein atau penurunan faktor pembekuan.
Contoh komponen plasma yang digunakan secara terapi meliputi albumin
manusia (hipovolemic shock, albuminemia, kegagalan liver. Dekstran
merupakan pengganti dari plasma, paling sering digunakan pada pasien
hypovolemik syock dan untuk priming pump oksigenator pada pasien yang
menjalani operasi jantung

Evaluasi
Parameter-parameter yang harus diperhatikan untuk melihat
keefektifan rencana keperawatan terkait dengan keseimbangan cairan,
elektrolit dan asam basa adalah :
 Kaji intake pasien apakah sesuai dengan kebutuhan pasien
 Kaji apakah output pasien sedah seimbang dengan intake,
bagaimanakah karakteristik urine ?
 Apakah sumber-sumber kehilangan cairan masih terjadi ?, apakah
telah terganti dengan terapi ? dan apakan tanda-tanda kekurangan
cairan membaik ?
 Apakan berat badan dan pengukuran intake-output mengindikasikan
keseimbangan cairan ?
 Apakan tanda-tanda gangguan keseimbangan cairan, elektrolit dan
asam-basa menghilang ?
 Apakah pasien mampu mengatur dan memenuhi kebutuhannya
sendiri (pemenuhan self-care)

Evaluasi harus berjalan sebagai implementasi rencana keperawatan


sesuai dengan masalah dan tujuan yang telah ditetapkan.

101

Anda mungkin juga menyukai