com)
Asosiasi Mis. Aku, orang yang sepuluh tahun bekerja di sini, belum pernah dinaikkan
Gaya bahasa perbandingan dengan memperhatikan sesuatu dengan keadaan lain pangkat.
yang sesuai dengan keadaan atau gambaran dan sifatnya.
Mis. Wajahnya muram bagai bulan kesiangan. Ironi
Semangatnya keras bagai baja. Gaya bahasa sindiran yang menyatakan sebaliknya dengan maksud menyindir.
Mis. Merdu benar suaramu, hingga terbangun aku.
Enumerasio Pagi benar kau datang, padahal orang lain sudah lama menunggu.
Gaya bahasa penegasan dengan melukiskan satu peristiwa agar keseluruhan
maksud kalimat lebih jelas dan lugas. Klimaks
Mis. Angin berhembus, laut tenang, bulan memancar lagi. Gaya bahasa penegasan dan menyatakan beberapa hal berturut-turut makin lama
makin memuncak (bandingkan dengan antiklimaks).
Epipora Mis. Sejak menyemai benih, tumbuh, hingga menuainya, aku sendiri yang
Gaya bahasa paralelisme dengan menempatkan kata atau kelompok kata (frase mengerjakannya.
yang sama pada akhir larik dalam puisi secara berulang-ulang).
Mis. Kalau kau mau, aku akan datang Kontradiksio Interminis
Jika kau kehendaki, aku akan datang Gaya bahasa pertentangan yang memperlihatkan pertentangan dengan penjelasan
Bila kau minta, aku akan datang semula.
Mis. Semua murid kelas ini hadir, kecuali si Hasan yang sedang ikut jambore.
Eufemisme Semua anak-anakku tak pernah tinggal kelas, kecuali yang ketiga yang
Gaya bahasa perbandingan yang mengganti satu pengertian dengan kata lain yang sudah dua kali tak lulus ujian akhir.
hampir sama artinya dengan maksud untuk menghindarkan pantang atau sopan
santun. Koreksio
Mis. Rupanya anak Saudara kurang pandai, sehingga tidak naik tahun ini Gaya bahasa penegasan berupa membetulkan (mengoreksi) kembali kata-kata yang
(=bodoh) salah atau sengaja salah diucapkan sebelumnya.
Orang itu sudah berubah akal (=gila) Mis. Hari ini dia sakit ingatan,……. e maaf, sakit kepala maksudku.
Datuk itu sudah berlalu ke hutan (=harimau)
Litotes
Hiperbola Gaya bahasa perbandingan yang elukiskan keadaan sesuatu dengan kata kata yang
Gaya bahasa yang dipakai jika seseorang hendak melukiskan peristiwa atau berlawanan artinya dengan kenyataan yang sebenarnya guna merendahkan diri.
keadaan dengan cara berlebih-lebihan daripada sesungguhnya. Mis. Datanglah ke gubuk orang tuaku.
Mis. Hatiku terbakar, darahku terasa mendidih, mendengar berita itu. Perjuangan kami hanya setitik air dalam samudra luas.
Tangisnya menyanyat hati orang lain.
Metafora
Interupsi Gaya bahasa perbandingan dengan memperbandingkan suatu benda dengan benda
Gaya bahasa penegasan dengan mempergunakan kata-kata atau bagian kalimat yang lain karena mempunyai sifat yang sama atau hampir sama.
yang disisipkan di antara kalimat pokok guna lebih menjelaskan penekanan bagian Mis. Raja siang telah pergi ke peraduannya (=matahari)
kalimat sebelumnya. Dewi malam telah keluar dari balik awan (=bulan)
Kupu-kupu malam itu sudah berterbangan di taman maluku (=pelacur)
(Ayu Asmarani=>ayra.asmara31@gmail.com)
Metanomia Personifikasi
Gaya bahasa perbandingan yang mengemukakan merk dagang atau nama barang Gaya bahasa perbandingan yang membandingkan banda mati atau tidak dapat
untuk melukiskan sesuatu yang dipergunakan atau dikerjakan, sehingga kata itu bergerak seolah-olah bernyawa dan dapat berperilaku seperti manusia.
berasosiasi dengan benda keseluruhan. Mis. Angin berbisik, membelai gadis itu.
Mis. Ia naik Honda setiap hari ke kantornya. (Maksudnya naik motor merek Hatinya berkata bahwa perbuatan itu tidak boleh dilakukannya.
Honda, bukan Kijang, Daihatsu, dll.) Hujan mencercahkan kainnya di bumi.
Kemarin ia memakai Fiat (maksudnya mobil merek Fiat) Pagi itu pucuk-pucuk teh menggeliat ditimpa cahaya mentari.
Kami berkodak di tepi pantai (maksudnya berfoto dengan tustelnya
bermerek Kodax) Pleonasme
Gaya bahasa penegasan yang mempergunakan sepatah kata yang sebenarnya tidak
Okupasi perlu dikatakan lagi karena arti kata tersebut terkandung dalam kata yang
Gaya bahasa pertentangan yang mengandung bantahan, tetapi kemudian diberi diterangkannya.
penjelasannya. Mis. Lepas dari Selat Malaka, mulailah kami mengarungi samudera luas.
Mis. Candu merusak kehidupan, itu sebabnya pemerintah mengawasi dengan Salju putih sudah mulai turun.
keras. Tetapi si pecandu tetap tidak dapat menghentikan kebiasaannya. Ia tidak naik ke atas.
Parabel Polisindenton
Gaya bahasa perbandingan dengan mempergunakan perumpamaan dalam hidup. Gaya bahasa penegasan dengan menyebutkan beberapa benda, hal, atau keadaan
Gaya bahasa ini terkandung dalam seluruh isi karangan. Dengan halus tersimpul secara berturut-turut dengan mempergunakan kata sambung.
berupa pedoman hidup. Mis. Sebelum naik ke rumah, maka ditanggalkannya sepatunya karena takut
Mis. Bhagawat Gita, Mahabarata, Bayan Budiman mengandung gaya bahasa akan mengotori lantai.
ini.
Praterito
Paradoks Gaya bahasa penegasan dengan menyembunyikan sesuatu, serta seolah-olah
Gaya bahasa pertentangan yang hanya kelihatan pada arti kata yang berlawanan, menyeluruh; pembaca harus menerka apa yang disembunyikannya itu. biasanya
padahal maksud sesungguhnya tidak karena objeknya berlainan. pembaca sudah dianggap memakluminya.
Mis. Hatinya sunyi tinggal di Kota Jakarta yang ramai ini. Mis. Kehirukpikukan masyarakat Yogyakarta dalam menyambut Gerhana
Ia mati kelaparan di tengah-tengah kekayaan yang berlimpah. matahari total yang langka ini tidak usah saya ceritakan lagi.
Paralelisme Prifrase
Gaya bahasa penegasan yang dipakai dalam puisi dengan mengulang kata-kata. Gaya bahasa perbandingan dengan mengganti sebuah kata dengan beberapa kata
Paralelisme dibagi atas anapora dan epipora. atau sebuah kalimat.
Mis. Kami baru sampai ke tempat itu sore hari; menjadi
Pars pro toto Kami baru sampai ke tempat itu ketika matahari akan tenggelam di ufuk
Gaya bahasa sinekdot yang melukiskan sebagian untuk seluruh tanggapan. barat.
Mis. Berapa kepala yang hadir hari ini?
Sejak tadi dia tidak kelihatan batang hidungnya.
(Ayu Asmarani=>ayra.asmara31@gmail.com)
Repetisi Tautologi
Gaya bahasa penegasan dengan mengulang sepatah kata berkali-kali dalam kalimat Gaya bahasa penegasan dengan mengulang kata beberapa kali dalam sebuah
yang lain dan biasanya dipergunakan oleh ahli pidato. kalimat.
Mis. Cinta adalah keindahan. Cinta adalah kebahagiaan. Cinta adalah Mis. Disuruhnya aku bersabar, bersabar, dan sekali lagi bersabar, tetapi kini
pengorbanan. aku tak tahan lagi.
Kita telah bebas. Kita telah merdeka. Kita telah bebas dari segala belenggu Segala-galanya serba berubah, serba bergerak, serba tumbuh dan mati.
yang mengikat kemerdekaan kita. Ia mengasihi, mencintai dan mengagumi suami yang dengan gigih
memperjuangkan kehidupan keluarganya (tautologi sinonimi).
Retoris
Gaya bahasa penegasan dengan mempergunakan kalimat tanya yang sebenarnya Totem pro parte
tidak memerlukan jawaban karena sudah diketahuinya. Gaya bahasa sinekdot yang melukiskan keseluruhan tanggapan untuk sebagian.
Mis. Mana mungkin orang mati hidup kembali ? Mis. Indonesia keluar sebagai juara umum dalam Asean Games.
Siapakah yang melarangmu berbuat bijak? Medan pernah menyelenggarakan FFI dua kali.
O, Tuhan. Apakah salahku hingga aku miskin begini? Polisi-polisi Komtabes menagkap pencuri itu.
Sarkasme Tropen
Gaya bahasa sindiran yang paling kasar dengan mempergunakan kata-kata yang Gaya bahasa perbandingan dengan membandingkan suatu pekerjaan atau
dianggap tidak sopan. perbuatan dengan kata-kata lain yang mengandung pengertian yang sejalan.
Mis. Cih, mukamu seperti monyet, jika aku melihatmu. Mis. Ia mengubur dirinya saja, lalu tiada terdengar lagi suaranya.
Bagaimana mungkin aku dapat mengambil menantu monyet itu. Kemarin dia terbang menuju Timor-Timur.
He, anjing……. pergi dari sini. Setiap malam ia menjual suaranya untuk nafkah anak istrinya.
Simetri
Gaya bahasa yang menyatakan kalimat dengan kalimat yang lain tetapi isinya
sebanding.
Mis. Anak itu dididik. Anak itu dituntun dan diajari ke arah kebaikan.
Sinisme
Gaya bahasa sindiran dengan kata-kata yang mempergunakan kata-kata
sebaliknya, seperti ironi tetapi lebih kasar.
Mis. Pukullah aku kalau kau berani!
Muntah aku melihat mukamu!
Harum benar badanmu, ya?
Sinekdot
Gaya bahasa penegasan yang melukiskan sebagian untuk seluruhnya (pars pro
toto) atau melukiskan keseluruhan untuk sebagian (totem pro parte)