Anda di halaman 1dari 13

Penelitian pada keperawatan peka budaya dapat

menghasilkan pengetahuan mengenai keperawatan


transkultural secara mendalam serta mengevaluasi praktik
asuhan keperawatan yang efektif dan kompeten jika dilihat
dari sisi budaya
3) Pengusaha
Perawat dapat berinovasi membuka praktik keperawatan
mandiri dimana perawat dapat melakukan asuhan
keperawatan dengan pendekatan budaya yang dimiliki oleh
pasien. (Kalayjian et al., 2010)

5. Pengkajian keperawatan

a. Identitas pasien dan keluarga, status gravida

A. STATUS IBU HAMIL


No. Register: ..............................................
Masuk RS / BPM tanggal, jam: ..............................................

B. BIODATA

IBU SUAMI

Nama :

Umur :

Suku atau bangsa :


Agama :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Alamat rumah :

Nomor telepon / HP :

Jumlah anggota
keluarga di rumah :

G: P: Ab :

Usia Kehamilan :

(Putrono, 2016)
Jika dilihat pada kasus, ibu diatas dengan status paritas G5-P3-Ab0 berarti
perempuan tersebut telah pernah mengandung sebanyak 5 kali (termasuk
kehamilan saat ini), dengan tiga kali paritas dan 0 kali abortus (pada kasus ibu
keguguran sudah lebih dari 20 minggu, dikatakan abortus jika kurang dari 20
minggu).

b. Riwayat Kesehatan

- Keluhan utama : Posisi bayi sungsang, klien mengeluh sering terbangun


di malam hari karena ada keinginan untuk BAK
- Riwayat menstruasi : haidnya teratur, setiap bulannya dapat haid, lama
haid 7 hari. Terakhir haid mulai tanggal 5 sampai dengan 12 Juli 2020

- Riwayat imunisasi TT : Imunisasi TT baru 1x saat 2 minggu yang lalu

- Riwayat kesehatan sekarang : tidak terkaji

- Riwayat kesehatan dulu : tidak terkaji

- Riwayat kesehatan keluarga : tidak terkaji

- Riwayat persalinan lalu : Saat hamil terakhir klien mengalami


keguguran pada usia 7 bulan. Hamil ke 5, melahirkan 3 kali, keguguran
1 kali

- Riwayat psikososial dan spiritual : tidak terkaji

- Riwayat ADL : tidak terkaji

c. Pemeriksaan fisik, isikan data yang ada dikasus, jika tidak ada data dikasus,
tuliskan harusnya data apalagi yang harus dikaji.
- Terdapat cloasma gravidarum dan hiperpigmentasi pada areola,

terdapat linea nigra, alba dan striae di abdomen, linea nigra dan striae

gravidarum (+) → Normal karena Peningkatan estrogen dan progesterone


pada ibu hamil merangsang peningkatan penyimpanan melanin sehingga
menyebabkan linea nigra, cloasma gravidarum, warna areola, putting susu,
vulva menjadi lebih gelap. Striae gravidarum/ stretch marks terjadi akibat
kulit perut, payudara, pantat teregang sehingga serabut kolagen mengalami
rupture (Wahyuningsih & Tyastuti, 2018). Namun, cloasma, linea nigra,
alba, striae abdomen dan striae gravidarum termasuk abnormal karena
adanya perubahan struktur kulit ibu hamil sehingga dapat diberikan
intervensi.

- TFU 30 cm-> dapat mengukur usia kehamilan dengan rumus : Usia


Kehamilan pada kasus = TFU x 8/7= 30 x 8/7 = 34 minggu (Wahyuningsih
& Tyastuti, 2018)

- Leopold I : teraba bulat dan melenting. interprestasi : kepala

- Leopold II : teraba datar memanjang di bagian abdomen kiri punggung,


interpretasi : punggung pada bagian abdomen kiri ibu. Dan teraba bagian-
bagian kecil di sisi abdomen kanan, interpretasi : bagian ekstremitas janin
pada bagian abdomen kanan ibu.

- Leopold III : presentasi teraba lunak melebar dan tidak melenting serta bisa
digoyangkan, interpretasi: presentasi bokong dan belum masuk panggul.

Kesimpulan : Dari pemeriksaan leopold 1-3 ini didapatkan janin


berada pada posisi abnormal atau sungsang. Pada kasus ibu masih
penasaran bahwa kondisi bayinya dinyatakan sungsang, sehingga dapat
dikonfirmasi lagi ternyata memang benar bayi ibu ini dalam kondisi
sungsang.
(Wahyuningsih & Tyastuti, 2018)
- Denyut jantung janin (DJJ): 128 x/menit → normal (N=120-
160x/menit). Dari hasil pengukuran DJJ ini yang normal dapat dikatakan
bahwa janin/fetus dalam keadaan sejahtera/sehat.

- Berat badan sebelum hamil 50 kg dengan TB 155 cm, dan BB saat ini 60
kg. IMT sebelum hamil: 20.8 (normal/ideal). IMT saat hamil: 24.9
(normal/ideal).

- TD 110/70 mmHg → normal (N =110-120/70-80 mmHg)

- Frekuensi nadi 88x/menit → normal (N= 60-100x /menit)

- Frekuensi napas 18 x/menit → normal (N=16-22x menit)

- Observasi vagina: leukorea tidak berbau, tidak berwarna dan tidak

gatal, kemudian tidak terdapat varises vagina → normal

- Ekstremitas bawah edema (-) → normal


- Homan sign (-/-) → normal. jika positif atau ibu merasa nyeri setelah
ankle di dorsofleksikan maka terdapat kemungkinan tombosis vena.

- Varises (-/-) → normal.

- Reflek patella (+/+) → normal. Apabila negatif atau tidak ada respon
refleks patella ibu maka diindikasikan bahwa ibu kekurangan vitamin B1.
Vit. B1 bagi janin dibutuhkan untuk perkembangan otak dan jantung.

- Hasil USG: bayi tunggal, hidup, dan cairan amnion cukup.

- Pemeriksaan lainnya :

a. Kepala dan leher (Lakukan inspeksi (observasi) daerah konjungtiva dan


mulut. Lalu palpasi apakah terjadi pembesaran tiroid atau tidak?

b. Dada dan jantung (Lakukan auskultasi (dengarkan) menggunakan


stetoskop daerah jantung dan paru–paru.

c. Payudara (Inspeksi puting susu apakah menonjol keluar atau tidak,


palpasi area payudara dan axilla di seluruh kuadran.

d. pelvimetri klinis : dilakukan pada usia kehamilan 36 minggu dengan


pengukuran tulang jalan lahir untuk menentukan apakah bayi akan
dilahirkan melalui vagina/normal atau tidak.

Catatan :
: Normal
: Tidak Normal

d. Pemeriksaan diagnostik

Adapun pemeriksaan yang dapat dilakukan kepada ibu hamil dapat


dilakukan dengan berbagai macam cara, untuk mendukung dan melihat status
janin yang ada di dalam kandungannya, diantaranya (Perry, 2017):
1) Complete Blood Count

Pemeriksaan yang dilakukan yaitu menganalisis hematokrit atau


hemoglobin untuk melihat adanya anemia sedangkan pemeriksaan sel
darah putih yaitu untuk mengetahui adanya suatu infeksi atau tidak serta
uji platelet untuk menentukan terjadinya pembekuan darah.
2) Genetic Screen

Untuk mengetahui ada atau tidaknya penyakit yang diturunkan oleh ibu
hamil.
3) Uji serologis untuk sifilis dan Gonorrhea (VDRL/ Rapid Plasma Reagin
Text)

4) Blood Typing (Including RH factor)

Pemeriksaan golongan serta rhesus dalam mempersiapkan jika


terjadinya suatu pendarahan serta dapat mendeteksi terjadinya
isoimunisasi Rh.
5) Maternal Serum For Alpha Fetoprotein (AFP)

Dilakukan pada usia kehamilan 16 sampai 18 minggu. Namun jika suatu


hasilnya mengalami peningkatan atau penurunan maka akan dilakukan
pemeriksaan kelainan pada janin dengan menggunakan ultrasound.
6) Antibody Titers for Rubella and Hepatitis B (HBsAg)

Pemeriksaan ini untuk mengetahui apakah janin tersebut terlindung dari


rubella atau bisa jadi bayi tersebut dapat berpeluang memiliki penyakit
hepatitis B. Uji HBsAg ini dapat dilakukan pada usia 36 minggu.
7) Skrining HIV

8) Urinalysis
Suatu rangkaian dalam uji tes urin yang dapat dilakukan untuk menguji
proteinuria, glycosuria dan pyuria.
9) Tes Amniosentesis

Uji tes yang bertujuan untuk mengetahui suatu gangguan genetik yang
terjadi pada bayi melalui pemeriksaan cairan ketuban atau cairan amnion.
Sebab, cairan tersebut dapat melihat kesehatan janin yang dikandungnya.
Adapun caranya yaitu dengan menusukan jarum ke arah ketuban melalui
perut ibu. Test ini biasa dilakukan pada usia 15 dan 20 minggu kehamilan,
tetapi bisa juga dilaksanakan pada usia kehamilan tua.
10) Glucose Tolerance Test

Test ini berguna untuk mengetahui apakah ibu hamil tersebut memiliki
diabetes atau tidak, sebab ibu hamil juga ada kemungkinan memiliki
Diabetes Gestasional yaitu diabetes bawaan ketika hamil (Perry, 2017).

e. Terapi

Imunisasi TT adalah suntikan vaksin tetanus untuk meningkatkan


kekebalan sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus. Menurut
Bartini (2012), imunisasi TT dianjurkan untuk mencegah terjadinya infeksi
tetanus neonatorum. Vaksin tetanus pada pemeriksaan antenatal dapat
menurunkan kemungkinan kematian bayi dan mencegah kematian ibu akibat
tetanus. Setiap ibu hamil yang belum pernah imunisasi TT harus mendapatkan
imunisasi TT paling sedikit 2 kali suntikan selama hamil yaitu :
1. Kunjungan pertama kehamilan dan 4 minggu setelah imunisasi
pertama.
2. Apabila ibu telah diimunisasi TT sebanyak 2 kali, kemudian dalam
satu tahun ibu hamil maka saat hamil diberikan 1 kali suntikan paling
lambat 2 minggu sebelum melahirkan (Bartini, 2012).

Menurut Syaifuddin (2008), jumlah dan dosis pemberian imunisasi TT


untuk ibu hamil yaitu :
1) Pasien dianggap mempunyai kekebalan jika telah mendapat 2
dosis terakhir dengan interval 4 minggu, dan jarak waktu
sekurangnya 4 minggu antara dosis terakhir dengan saat terminasi
kehamilan. Pasien yang telah mendapat vaksinasi lengkap (5
suntikan) lebih dari 10 tahun sebelum kehamilan perlu diberikan
booster berupa toksoid 0,5 ml IM.

2) Jika pasien belum pernah imunisasi, berikan serum anti tetanus


1500 unit IM dan suntikkan booster Tetanus Toksoid (TT) 0,5 ml
IM diberikan 4 minggu kemudian.

3) Pencegahan dan perlindungan diri yang aman terhadap penyakit


tetanus dilakukan dengan pemberian 5 dosis imunisasi untuk
mencapai kekebalan penuh (Kemenkes RI, 2012).

Pada kasus, ibu mendapatkan imunisasi TT baru 1x saat 2 minggu yang


lalu. maka ibu harus mendapatkan imunisasi TT kedua pada 2 minggu
kemudian atau pada tanggal 5 Maret 2021.

6. Analisa data (data subjektif, objektif, etiologi, dan masalah


keperawatan)

N Data (data subjektif & Etiologi Masalah


o objektif) keperawatan
DS:- Pembesa Gangguan integritas
1 DO: ran Uterus kulit
- Striae di abdomen & Striae ↓
gravidarum (+) Permuka
an kulit sangat
teregang
dikarenakan
peregangan otot
abdomen

peregan
gan kulit terjadi
terus-menerus
dan progresif

serabut
kolagen ruptur

Ganggu
an integritas
kulit

DO : Progeste Gangguan pola


2 DS: ron meningkat tidur
- Klien juga mengeluh sering saat kehamilan
terbangun di malam hari ↓
karena ada keinginan untuk Janin
BAK bertambah besar
memasuki
trimester 3

Penekan
an pada sistem
perkemihan

Penekuk
an pada ureter

BAK
meningkat

Sering
terbangun

Ganggu
an pola tidur

DO : - Pada Ansietas
3 DS: kehamilan
- Klien pernah mengalami 1X sebelumnya
keguguran pada usia mengalami
kehamilan 7 bulan keguguran

- Klien memeriksakan ulang klien
kandungannya mendapati
informasi
- Klien bertanya apakah
bayinya
janinnya sehat
sungsang
- Klien kadang merasa bahwa ↓
bayinya jarang bergerak
klien
memperiksakan
kembali
kandungannya

klien
bertanya
“apakah bayi
nya sehat ?”
karena klien
kadang merasa
bayinya tidak
bergerak

klien
mengalami
cemas

4 DS: Pertumb Gangguan pola


. - klien juga mengeluh sering uhan dan eliminasi urine b.d
terbangun dimalam hari perkembangan penekanan pada vesika
urinaria d.d sering BAK
karena ada keinginan untuk fetus didalam
BAK uterus

DO : -
Uterus

menekan

kandung

kemih ↓
keingina
n untuk BAK

Catatan :
: Normal
: Tidak Normal

Anda mungkin juga menyukai