Anda di halaman 1dari 3

Pesan perdamaian dalam islam

Dibuat oleh :

Firda Nur rahmayanti (2107015136) Siti Nuraeni (2107015046) Muhammad aldri


inzaghi (2107015134)

Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Abstrak

Rasa damai dan aman adalah nilai esensial dalam kehidupan manusia. Dengan
kedamaian tercipta hubungan dan interaksi yang harmonis. Karena itu, al-Qur'an
sebagai sumber utama ajaran Islam adalah kitab suci yang mengandung konsep
perdamaian bagi kemanusiaan universal. Begitu juga dengan misi rasulullah saw,
dalam menebar pesan pesan perdamaian dan menjadi rahmat bagi seluruh alam.

Artikel ini berupaya mendeskripsikanan pesan perdamaian dalam Tafsir al-Mishbah


dengan studi tematik ayat-ayat perdamaian dan mendeskripsikan pemikiran M. Quraish
Shihab dalam menafsirkan ayat- ayat perdamaian tersebut. Guna memahami pesan
perdamaian dalam Tafsir al-Mishbah dan mengetahui langkah-langkah untuk
mewujudkan perdamaian.

Pesan perdamaian dalam Tafsir al-Mishbah dapat dikategorikan ke tiga bagian yaitu:
pesan perdamaian dalam lingkup keluarga: pesan perdamaian dalam lingkup antar
muslini, dan pesan perdamaian dalam lingkup universal. Adapun untuk mewujudkan
perdamaian al-Qur'an menggunakan istilah islah.

Kata kunci : Pesan Damai, Tafsir al-Mishbah, salam, islah

A. Pendahuluan
Indonesia yang memiliki penduduk yang sangat beragam sebenarnya
mempunyai potensi besar untuk menjadi negara yang berkarakter, yakni
masyarakat yang dengan keragaman budaya namun tetap solid dalam sebuah
bingkai negara yang disebut-sebut dengan negara demokratis. Berdirinya
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sejak tanggal 17. Agustus 1945
merupakan prestasi besar yang dicapai oleh rakyat Indonesia dengan segala
perjuangan yang dilandasi oleh rasa persaudaraan yang kuat tak pandang
agama, ras, suku dan yang lainnya. Semua menyatu dalam persaudaraan yang
universal. Lahirnya Pancasila sebagai dasar negara, sebagaimana diakui sendiri
oleh Soekamo, merupakan kristalisasi: nilai-nilai yang digali dari pengalaman
sejarah yang telah dialami oleh masyarakat Indonesia. Begitu pula dengan
semboyan Bhinneka Tunggal Ika (berbeda-beda tapi tetap satu) yang menjadi
pegangan masyarakat bangsa ini. Cita-cita besar dari semboyan ini tidak lain
adalah hidup dalam kedamaian dan kesejahteraan dalam sebuah komonitas
yang majemuk dan beragam

Namun dalam perjalanannya, masih banyak di jumpai kerusuhan yang


disebabkan oleh perbedaan SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan), sebut
saja kerusuhan Ambon, Poso, pemboman tempat-tempat ibadah baik masjid
maupun gereja, penyerangan kelompok yang mengaku sebagai pembela Islam
terhadap tempat-tempat kemaksiatan serta masih banyak lagi kerusuhan-
kerusuhan yang baru-baru ini terjadi disebabkan beda pandangan. Contoh-
contoh ini hanya sebagian kecil dari tragedi yang menyedihkan yang melanda
Indonesia hampir dalam setiap perjalanan masa berkembangnya negeri ini.
Uraian singkat ini menunjukkan secara jelas bahwa masyarakat Indonesia masih
belum berhasil menciptakan budaya damai yang dicita-citakan oleh Founding
Fathers negeri yang indah ini.

Akar masalah konflik dan kekerasan antar kelompok masyarakat atau antar
warga memiliki latar belakang yang beragam. Bisa berpangkal dari perselisihan
pribadi antara dua orang dari etnis yang berbeda, bisa karena faktor sosial
budaya, politis, ideologis dan kecemburuan ekonomi. Etnis setempat terlibat
konflik dengan etnis pendatang. Etnis setempat merasa cemburu secara sosial
ekonomi terhadap etnis pendatang yang secara sosial ekonomi lebih baik Konflik
sosial horizontal menjadi membesar, meluas, memanas dan mengeras karens
melibatkan sentimen kesukuan, ras, politik, ideologis dan agama. Karena faktor
etnis, politik, ideologis dan agama inilah yang menjadi simbol dan identitas
pemersatu, pengikat, dan perekat kelompok-kelompok masyarakat itu. Jika
sentimen kesukuan, politis, ideologis, dan agama sudah masuk dalam suatu
konflik sosial, maka konflik tadi menjadi lebih membara, eksplosif, massif, dan
eskalatif. Di situ anarkisme, brutalisme, keberingasan dan amuk massa menjadi
sangat dominan dalam konflik sosial tadi.

Sebagai negara yang berpenduduk muslim mayoritas, sangat menarik kiranya


memandang masalah ini dengan perspektif al-Quran. Al-Qur'an merupakan kitab
rujukan paling otoritatif bagi pribadi seorang muslim baik secara individual
maupun secara komunal. Al-Qur'an sumber utama pesan Islam adalah kitab suci
yang membawa perdamaian bagi kemanusiaan universal. Misi kerasulan
Muhammad Saw. menurut al- Qur'an adalah untuk menebar pesan perdamaian
dan menjadi rahmat bagi seluruh alam. Oleh sebab itu, Islam sebagai agama
perdamaian, tidak diragukan lagi kecuali oleh orang-orang yang sangat skeptis
atau tidak memahami pesan perdamaian yang menjadi misi al-Qur'an.

Rasa damai dan aman adalah nilai esensial dalam kehidupan manusia. Dengan
kedamaian akan tercipta tatanan kehidupan yang schat, harmonis dan dinamis
dalam setiap interaksi manusia, tanpa ada rasa takut dan tekanan dari pihak-
pihak lain." Perdamaian merupakan jantung al-Qur'an dan esensi pesan Islam.
Meskipun demikian, al-Qur'an cukup realistis memandang manusia.

B. Pembahasan

Anda mungkin juga menyukai