Anda di halaman 1dari 15

PUTUSAN

SALINAN Nomor 116/Pdt.G/2022/PA.Clg

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Agama Cilegon yang memeriksa dan mengadili perkara


tertentu pada tingkat pertama dalam sidang Majelis telah menjatuhkan putusan
sebagai berikut dalam perkara Penguasaan Anak yang diajukan oleh:

Penggugat, tempat dan tanggal lahir Serang 16 Juni 1992, umur 29 tahun,
agama Islam, pendidikan D1, pekerjaan Karyawan BUMN,
tempat tinggal di xxxxxxxxxxxxxxx, Kecamatan Purwakarta,
Kota Cilegon, Provinsi Banten,, sebagai Penggugat;

lawan

Tergugat, tempat dan tanggal lahir Serang 04 Januari 1997, umur 25 tahun,
agama Islam, pendidikan SLTA, pekerjaan Mengurus Rumah
Tangga, tempat tinggal di xxxxxxxxxxxxxxxxx, Kota Cilegon,
Provinsi Banten, sebagai Tergugat;

Pengadilan Agama tersebut;


Telah membaca dan mempelajari berkas perkara;
Setelah mendengar keterangan Penggugat;
Telah memeriksa bukti surat dan saksi-saksi di persidangan;

DUDUK PERKARA

Menimbang, bahwa Penggugat dengan surat gugatannya tertanggal 17


Januari 2022 yang telah terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama Cilegon
dengan register perkara Nomor 116/Pdt.G/2022/PA.Clg, mengemukakan
dalil-dalil sebagai berikut:
1. Bahwa Penggugat adalah isteri sah dari Tergugat yang sudah bercerai di
Pengadilan Agama Cilegon sebagaimana Putusan Pengadilan Agama
Cilegon Nomor: 106/Pdt.G/2021/PA.Clg tertanggal 08 Maret 2021 yang
telah berkekuatan hukum tetap dengan Akta Cerai Nomor
193/AC/2021/PA.Clg tertanggal 01 April 2021;

Hal. 1 dari 10 Hal. Putusan Nomor 116/Pdt.G/2022/PA.Clg


2. Bahwa selama hidup berumah tangga antara Penggugat dengan Tergugat
telah berhubungan sebagaimana layaknya suami isteri (ba'da dukhul) dan
telah dikaruniai 2 (dua) orang anak, yang bernama:
2.1. Anak I, laki-laki, lahir di Cilegon, 29 Juni 2020;
2.2. Anak II, laki-laki, lahir di Cilegon, 29 Juni 2020;
3. Bahwa dalam Putusan Pengadilan Agama Cilegon Nomor
106/Pdt.G/2021/PA.Clg telah ditetapkan mengenai pengasuhan anak
(hadhonah) yand ditetap pada Tergugat;
4. Bahwa gugatan pengasuhan anak ini diajukan oleh Penggugat guna
mendapatkan hak asuk anak-anak dengan alasan sebagai berikut:
4.1. Bahwa Tergugat telah melalaikan anak-anak yang bernama Anak I
dan Anak II sering ditinggalkan oleh ibu kandung nya (Tergugat);
4.2. Tergugat sudah tidak merawat dan tidak peduli terhadap anak
anaknya;
4.3. Tergugat memiliki sifat yang keras maka dari itu Penggugat
mengajukan gugatan hak asuh anak supaya tidak menirunya;
4.4. Bahwa Tergugat pergi kabur membawa anak dengan tujuan menutup
akses Penggugat untuk bertemu dengan anak anaknya
5. Bahwa, Penggugat sanggup membayar biaya yang timbul dari perkara ini.
Bahwa, berdasarkan alasan-alasan tersebut, Penggugat mohon kepada Ketua
Pengadilan Agama Cilegon Cq. Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili
perkara ini untuk menjatuhkan putusan sebagai berikut:

Primer:
1. Mengabulkan gugatan Penggugat;
2. Mencabut hak asuh (hak hadlanah) Tergugat (Tergugat) terhadap dua
orang anak yang bernama Anak I, laki-laki, lahir di Cilegon, 29 Juni 2020;
Anak II, laki-laki, lahir di Cilegon, 29 Juni 2020;
3. Menetapkan dua orang anak Penggugat dan Tergugat yang bernama:
Anak I, laki-laki, lahir di Cilegon, 29 Juni 2020; Anak II, laki-laki, lahir di
Cilegon, 29 Juni 2020, berada di bawah pengasuhan dan pemeliharaan
(hadhonah) Penggugat (Penggugat ) sebagai Ayah kandungnya;
4. Menetapkan biaya perkara menurut hukum;

Hal. 2 dari 10 Hal. Putusan Nomor 116/Pdt.G/2022/PA.Clg


Subsider:

Apabila Majelis Hakim berpendapat lain mohon keputusan yang seadil-adilnya.


Bahwa pada hari-hari sidang yang telah ditetapkan, Penggugat datang
menghadap sendiri di persidangan, sedangkan Tergugat tidak pernah datang
menghadap dan tidak pula menyuruh orang lain untuk menghadap sebagai
wakil atau kuasanya yang sah, meskipun telah dipanggil secara resmi dan patut
dan tidak ternyata ketidakhadirannya tersebut disebabkan oleh suatu halangan
yang sah, maka perkara ini diperiksa tanpa hadirnya Tergugat;
Bahwa upaya perdamaian dan mediasi tidak dapat dilaksanakan
karena Tergugat tidak pernah hadir di persidangan;
Bahwa selanjutnya pemeriksaan perkara dilakukan dalam sidang
tertutup untuk umum dengan terlebih dahulu dibacakan surat gugatan
Penggugat yang isi dan maksudnya tetap dipertahankan oleh Penggugat;
Bahwa oleh karena Tergugat atau kuasanya yang sah tidak pernah
hadir di persidangan, maka jawaban Tergugat atas gugatan Penggugat tidak
dapat didengar;
Bahwa selanjutnya pemeriksaan perkara ini dilanjutkan secara litigasi
diawali dengan membacakan surat gugatan Penggugat yang isi pokoknya tetap
dipertahankan oleh Penggugat tanpa ada perubahan;
Bahwa, terhadap gugatan Penggugat, Tergugat tidak dapat didengar
jawabannya karena Tergugat tidak pernah hadir di persidangan;
Bahwa untuk meneguhkan dalil-dalil gugatannya, Penggugat telah
mengajukan bukti-bukti sebagai berikut:
I. Bukti Surat
1. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk NIK xxxxxxxxxxxx, atas nama
Penggugat, dicatat dan dikeluarkan oleh Provinsi Banten Kota Cilegon,
telah bermeterai cukup dan di-nazegeling, yang oleh Ketua Majelis telah
dicocokkan dengan aslinya ternyata cocok, diberi tanggal, diberi tanda
P.1 dan diparaf;
2. Fotokopi Kutipan Akta Cerai nomor xxx/AC/2021/PA.Clg yang
dikeluarkan oleh Pengadilan Agama Cilegon tanggal 01 April 2021., telah
bermeterai cukup dan di-nazegeling, yang oleh Ketua Majelis telah
dicocokkan dengan aslinya ternyata cocok, diberi tanggal, diberi tanda

Hal. 3 dari 10 Hal. Putusan Nomor 116/Pdt.G/2022/PA.Clg


P.2 dan diparaf;
3. Fotokopi Akta Kelahiran nomor 3672-LU-xxxx-0002 atas nama Anak I
yang dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan SIpil Kota
Cilegon tanggal 21 Juli 2020., telah bermeterai cukup dan di-nazegeling,
yang oleh Ketua Majelis telah dicocokkan dengan aslinya ternyata cocok,
diberi tanggal, diberi tanda P.3 dan diparaf;
4. Fotokopi Akta Kelahiran nomor 3672-LU-xxxx-0001 atas nama Anak II
yang dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan SIpil Kota
Cilegon tanggal 21 Juli 2020., telah bermeterai cukup dan di-nazegeling,
yang oleh Ketua Majelis telah dicocokkan dengan aslinya ternyata cocok,
diberi tanggal, diberi tanda P.3 dan diparaf;
5. Fotokopi lembar slip perincian gaji atas nama Rudini Koto yang
dikeluarkan oleh PT. xxx xx dari bulan Oktober 2021 sampai dengan
Januari 2022, telah bermeterai cukup dan di-nazegeling, yang oleh Ketua
Majelis telah dicocokkan dengan aslinya ternyata cocok, diberi tanggal,
diberi tanda P.5 dan diparaf;
6. Fotokopi dari sreenshoot Whatsapp obrolan Penggugat dan Asisten
kedua anak Penggugat dan Tergugat, tanggal 13 Agustus 2021, telah
bermeterai cukup dan di-nazegeling, yang oleh Ketua Majelis telah
dicocokkan dengan aslinya ternyata cocok, diberi tanggal, diberi tanda
P.6 dan diparaf;

II. Bukti Saksi


1. Saksi I umur 49 tahun, agama Islam, pekerjaan Ibu rumah tangga,
tempat tinggal di Link. xxxxxxxxxxxxxxxx kota cilegon, telah memberikan
keterangan di bawah sumpah yang pada pokoknya sebagai berikut:
- Bahwa Saksi kenal dengan Penggugat karena saksi adalah ibu
kandung Penggugat, sedangkan Tergugat adalah mantan istri
Penggugat;
- Bahwa selama pernikahan tersebut Penggugat dengan Tergugat
telah dikaruniai keturunan 2 (dua) orang anak, yang bernama: Anak
I, laki-laki, lahir di Cilegon, 29 Juni 2020 dan Anak II, laki-laki, lahir di
Cilegon, 29 Juni 2020

Hal. 4 dari 10 Hal. Putusan Nomor 116/Pdt.G/2022/PA.Clg


- Bahwa Penggugat dengan Tergugat telah bercerai di Pengadilan
Agama pada tahun 2021;
- Bahwa kedua anak Penggugat dan Tergugat telah ditetap hak
asuhnya kepada Tergugat;
- Bahwa Penggugat selama anak anak dengan Tergugat selalu
memberikan nafkah kedua anaknya kepada Tergugat sebesar Rp
3.000.000 (tiga juta rupiah);
- Bahwa Anak yang bernama Anak I dan Anak II sering ditinggalkan
oleh ibu kandung nya (Tergugat), Tergugat sudah tidak merawat dan
tidak peduli terhadap anak anaknya, Tergugat memiliki sifat yang
keras maka dari itu Penggugat mengajukan gugatan hak asuh anak
supaya tidak menirunya, Tergugat kabur membawa anak dan
memutus akses Penggugat untuk bertemu dengan anaknya, setahu
saksi sebagai ayah kandung Tergugat langsung bahwa Tergugat
pernah tinggal dengan laki laki yang buka suami sahnya;
- Bahwa Saksi melihat dan mendengar sendiri Tergugat tinggal
dengan laki laki yang bukan muhrimnya;
- Bahwa sejak Desember 2021, Tergugat pergi meninggalkan dengan
membawa kedua anaknya dan telah menutup akses Penggugat
untuk bertemu hingga saat ini;
- Bahwa keluarga upaya untuk merukunkan Penggugat dengan
Tergugat agar anak diasuh bersama namun tidak berhasil;

2. Saksi II umur 55 tahun, agama Islam, pekerjaan Wiraswasta, bertempat


tinggal di Linkxxxxxxxxxxxxxxxx, Kota Cilegon, telah memberikan
keterangan di bawah sumpah yang pada pokoknya sebagai berikut:
- Bahwa Saksi kenal dengan Penggugat karena saksi adalah ayah
kandung Tergugat, sedangkan Tergugat adalah mantan istri
Penggugat;
- Bahwa selama pernikahan tersebut Penggugat dengan Tergugat
telah dikaruniai keturunan 2 (dua) orang anak, yang bernama: Anak
I, laki-laki, lahir di Cilegon, 29 Juni 2020 dan Anak II, laki-laki, lahir di
Cilegon, 29 Juni 2020

Hal. 5 dari 10 Hal. Putusan Nomor 116/Pdt.G/2022/PA.Clg


- Bahwa Penggugat dengan Tergugat telah bercerai di Pengadilan
Agama pada tahun 2021;
- Bahwa kedua anak Penggugat dan Tergugat telah ditetap hak
asuhnya kepada Tergugat;
- Bahwa Penggugat selama anak anak dengan Tergugat selalu
memberikan nafkah kedua anaknya kepada Tergugat sebesar Rp
3.000.000 (tiga juta rupiah);
- Bahwa Anak yang bernama Anak I dan Anak II sering ditinggalkan
oleh ibu kandung nya (Tergugat), Tergugat sudah tidak merawat dan
tidak peduli terhadap anak anaknya, Tergugat memiliki sifat yang
keras maka dari itu Penggugat mengajukan gugatan hak asuh anak
supaya tidak menirunya, Tergugat kabur membawa anak dan
memutus akses Penggugat untuk bertemu dengan anaknya, setahu
saksi sebagai ayah kandung Tergugat langsung bahwa Tergugat
pernah tinggal dengan laki laki yang buka suami sahnya;
- Bahwa Saksi melihat dan mendengar sendiri Tergugat tinggal
dengan laki laki yang bukan muhrimnya;
- Bahwa sejak Desember 2021, Tergugat pergi meninggalkan dengan
membawa kedua anaknya dan telah menutup akses Penggugat
untuk bertemu hingga saat ini;
- Bahwa keluarga upaya untuk merukunkan Penggugat dengan
Tergugat agar anak diasuh bersama namun tidak berhasil Tergugat
telah melawan kepada saksi sebagai orang tua kandungnya;

Bahwa, Penggugat menyatakan tidak akan mengajukan alat bukti lagi dan
telah mencukupkan bukti-buktinya sedangkan Tergugat tidak pernah hadir di
persidangan sehingga tidak menggunakan hak-haknya;
Bahwa Penggugat telah menyampaikan kesimpulannya secara lisan yang
pada intinya tetap pada gugatan Penggugat dan mohon putusan;
Bahwa untuk mempersingkat uraian putusan ini cukup ditunjuk kepada
hal-hal sebagaimana yang tercantum dalam berita acara sidang perkara ini
yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan putusan ini.

PERTIMBANGAN HUKUM

Hal. 6 dari 10 Hal. Putusan Nomor 116/Pdt.G/2022/PA.Clg


Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat adalah
sebagaimana tersebut di atas;
Menimbang, bahwa selama persidangan hanya Penggugat yang selalu
hadir sedangkan Tergugat tidak pernah hadir, maka upaya mediasi
sebagaimana ketentuan Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 1 Tahun 2016
tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan, tidak dapat dilaksanakan;
Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah berupaya mendamaikan pihak
Penggugat agar dapat mengurungkan niatnya untuk bercerai, sebagaimana
dikehendaki oleh Undang-Undang No. 50 Tahun 2009 jo. Pasal 39 ayat (1)
Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 yang telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 16 Tahun 2019 Tentang Perkawinan ternyata tidak berhasil, Penggugat
tetap pada pendiriannya untuk bercerai dengan Tergugat;
Menimbang, bahwa oleh karena Tergugat tidak pernah hadir di
persidangan meskipun telah dipanggil secara resmi dan patut dan tidak
ternyata tidak hadirnya tersebut disebabkan oleh suatu halangan yang sah,
maka Tergugat harus dinyatakan tidak hadir, dan perkara ini dilanjutkan tanpa
hadirnya Tergugat, hal ini telah sejalan dengan pendapat ahli hukum Islam
dalam Kitab Ahkamul Qur’an III : 405 yang diambil alih Majelis Hakim sebagai
pendapat Majelis yang menyatakan sebagai berikut:

Artinya : Barang siapa yang dipanggil untuk menghadap Hakim Islam,


kemudian tidak menghadap maka ia termasuk orang yang zalim, dan
gugurlah haknya.
Menimbang, bahwa Majelis sependapat dan mengambil alih hujjah
syari’ah dalam Kitab Al-Anwar Juz II halaman 55 yang untuk selanjutnya
diambil alih sebagai pendapat Majelis yang berbunyi sebagai berikut:

Artinya : Apabila dia (Tergugat) enggan hadir, atau bersembunyi atau tidak
diketahui alamatnya, perkara ini dapat diputus berdasarkan bukti.
Menimbang, bahwa jika ternyata gugatan Penggugat beralasan hukum
dan tidak melawan hak maka dengan memperhatikan ketentuan Pasal 125 HIR

Hal. 7 dari 10 Hal. Putusan Nomor 116/Pdt.G/2022/PA.Clg


perkara ini dapat diperiksa dan diputus dengan tanpa hadirnya Tergugat
(verstek).
Menimbang, bahwa alasan pokok Penggugat mengajukan gugatan
pencabutan hak asuh Tergugat dan menetapkan hak asuh 2 anak yang
bernama Anak I, laki-laki, lahir di Cilegon, 29 Juni 2020 dan Anak II, laki-laki,
lahir di Cilegon, 29 Juni 2020 disebabkan bahwa Bahwa Anak yang bernama
Anak I dan Anak II sering ditinggalkan oleh ibu kandung nya (Tergugat),
Tergugat sudah tidak merawat dan tidak peduli terhadap anak anaknya,
Tergugat memiliki sifat yang keras maka dari itu Penggugat mengajukan
gugatan hak asuh anak supaya tidak menirunya, Tergugat kabur membawa
anak dan memutus akses Penggugat untuk bertemu dengan anaknya, setahu
saksi sebagai ayah kandung Tergugat langsung bahwa Tergugat pernah tinggal
dengan laki laki yang buka suami sahnya;
Menimbang, bahwa meskipun Tergugat dianggap mengakui atau
setidak-tidaknya tidak membantah dalil-dalil gugatan Penggugat karena
Tergugat tidak pernah hadir di persidangan, namun karena perkara ini perkara
hak hadlanah dalam lingkup perkawinan, maka Penggugat tetap diwajibkan
untuk membuktikan alasan-alasan gugatannya dengan mengajukan alat-alat
bukti yang cukup sebagaimana ketentuan Pasal 163 HIR;
Menimbang, bahwa Penggugat telah mengajukan bukti surat P.1
berupa fotokopi Kartu Tanda Penduduk NIK 3672071606920002, atas nama
Penggugat yang dikeluarkan oleh Pejabat yang berwenang sebagai akta
autentik, bermeterai cukup, telah dicap pos (nazegelen) dan sesuai dengan
aslinya, maka alat bukti tersebut telah memenuhi syarat formil, isi bukti tersebut
menerangkan bahwa Penggugat tinggal diwilayah Kota Cilegon, Provinsi
Banten yang merupakan wewenang relatif Pengadilan Agama Cilegon;
Menimbang, bahwa Penggugat telah mengajukan bukti P.2 berupa
fotokopi akta cerai atas nama Penggugat yang dikeluarkan oleh Pejabat yang
berwenang sebagai akta autentik, bermeterai cukup, telah dicap pos
(nazegelen) dan sesuai dengan aslinya, maka alat bukti tersebut telah
memenuhi syarat formil, isi bukti tersebut menerangkan tentang perceraian
Penggugat dan Tergugat, relevan dengan dalil yang hendak dibuktikan oleh
Penggugat, maka bukti P.2 sebagai akta otentik mempunyai kekuatan

Hal. 8 dari 10 Hal. Putusan Nomor 116/Pdt.G/2022/PA.Clg


pembuktian yang sempurna dan mengikat;
Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P.2 tersebut harus dinyatakan
terbukti bahwa Penggugat dengan Tergugat adalah suami istri sah, dan telah
bercerai secara resmi di Pengadilan Agama Cilegon pada tahun 2021;
Menimbang, bahwa Penggugat telah mengajukan bukti P.3 dan P.4
berupa fotokopi akta kelahiran atas nama kedua anak Penggugat dan Tergugat
yang dikeluarkan oleh Pejabat yang berwenang sebagai akta autentik,
bermeterai cukup, telah dicap pos (nazegelen) dan sesuai dengan aslinya,
maka alat bukti tersebut telah memenuhi syarat formil, isi bukti tersebut
menerangkan tentang identitas kedua anak Penggugat dan Tergugat, relevan
dengan dalil yang hendak dibuktikan oleh Penggugat, maka bukti P.2 sebagai
akta otentik mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna dan mengikat;
Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P.3 dan P.4 tersebut harus
dinyatakan terbukti bahwa Penggugat dengan Tergugat selama menikah telah
dikarunia anak yang bernama Anak I, laki-laki, lahir di Cilegon, 29 Juni 2020
dan Anak II, laki-laki, lahir di Cilegon, 29 Juni 2020;
Menimbang, bahwa Penggugat telah mengajukan bukti P.5 berupa
fotokopi slip gaji atas nama Penggugat yang dikeluarkan oleh Pejabat yang
berwenang sebagai akta autentik, bermeterai cukup, telah dicap pos
(nazegelen) dan sesuai dengan aslinya, maka alat bukti tersebut telah
memenuhi syarat formil, isi bukti tersebut menerangkan tentang penghasilan
Penggugat, relevan dengan dalil yang hendak dibuktikan oleh Penggugat, maka
bukti P.2 sebagai akta otentik mempunyai kekuatan pembuktian yang
sempurna dan mengikat;
Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P.5 tersebut harus dinyatakan
terbukti bahwa penggugat bekerja sebagai karyawan BUMN PT. Karakatau
Steel dengan penghasilan rata rata berbulan sebesar Rp. 13.000.000.00 (tiga
belas juta rupiah)
Menimbang, bahwa bukti surat yang tidak dipertimbangkan pada
pertimbangan putusan ini dianggap telah dikesampingkan;
Menimbang, bahwa Penggugat juga telah mengajukan saksi-saksi
yaitu: Desmayulita Binti Mahyudin dan Abdul Aziz bin Sukri, keduanya telah
memberikan keterangan sebagaimana telah diuraikan dalam duduk perkara;

Hal. 9 dari 10 Hal. Putusan Nomor 116/Pdt.G/2022/PA.Clg


Menimbang, bahwa kedua saksi tersebut adalah orang dewasa yang
memberikan keterangan secara terpisah di bawah sumpah di muka sidang,
keterangan kedua saksi secara materil saling bersesuaian satu sama lain dan
relevan dengan dalil-dalil yang hendak dibuktikan oleh Penggugat serta tidak
ada halangan diterimanya kesaksian para saksi tersebut, maka kedua saksi
tersebut telah memenuhi syarat formil dan materil sehingga keterangan kedua
saksi tersebut memiliki kekuatan pembuktian yang dapat diterima;
Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan Penggugat, bukti tertulis
dan keterangan para saksi, Majelis Hakim telah menemukan fakta-fakta hukum
yang disimpulkan sebagai berikut:
 Bahwa Penggugat dan Tergugat adalah suami istri yang sah dan telah
berpisah pada tahun 2021 di Pengadilan Agama Cilegon;
 Bahwa Penggugat dan Tergugat selamam pernikahan telah dikaruniai
keturunan 2 (dua) orang anak, yang bernama: Anak I, laki-laki, lahir di
Cilegon, 29 Juni 2020 dan Anak II, laki-laki, lahir di Cilegon, 29 Juni 2020;
 Bahwa dalam putusan perceraian hak asuh kedua anak tersebut telah
ditetap kepada Tergugat selaku ibu kandungnya;
 Bahwa Tergugat telah melalaikan kewajibanya sebagai seorang ibu kepada
kedua anak Penggugat dan Tergugat dan Tergugat telah memutus dan
menghalang akses Penggugat untuk bertemu kedua anak tersebut;
 Bahwa Anak yang bernama Anak I dan Anak II sering ditinggalkan oleh ibu
kandung nya (Tergugat), Tergugat sudah tidak merawat dan tidak peduli
terhadap anak anaknya, Tergugat memiliki sifat yang keras maka dari itu
Penggugat mengajukan gugatan hak asuh anak supaya tidak menirunya,
Tergugat kabur membawa anak dan memutus akses Penggugat untuk
bertemu dengan anaknya, setahu saksi sebagai ayah kandung Tergugat
langsung bahwa Tergugat pernah tinggal dengan laki laki yang buka suami
sahnya;
 Bahwa sejak bulan Desember 2021 Tergugat pergi membawa kedua
anaknya susah untuk ditemui dan menutup akses Tergugat untuk bertemu
anak anaknya;

Hal. 10 dari 10 Hal. Putusan Nomor 116/Pdt.G/2022/PA.Clg


 Bahwa Penggugat adalah ayah yang baik setiap bulan masih memberikan
kewajiban nafkah anak kepada Tergugat dan Pengugat tidak pernah
mabuk mabukan dan perhatian terhadap anaknya
 Bahwa Majelis Hakim dan kedua saksi telah berupaya mendamaikan
Penggugat agar dibicarakan baik baik bersama Tergugat, namun tidak
berhasil;
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta fakta hukum diatas tersebut,
Majelis Hakim berpendapat Bahwa telah terbukti bahwa Tergugat melakukan
kelalaian terhadap dua orang anak yang bernama: Anak I, laki-laki, lahir di
Cilegon, 29 Juni 2020 dan Anak II, laki-laki, lahir di Cilegon, 29 Juni 2020 dan
telah menutup akses Penggugat sebagai ayah kandung untuk bertemu dan
mengajak jalan serta mencurahkan kasih sayang kepada kedua anak tersebut;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan pertimbangan tersebut,
Majelis hakim bersepakat mencabut hak asuh Penggugat terhadap kedua anak
yang bernama Anak I, laki-laki, lahir di Cilegon, 29 Juni 2020 dan Anak II,
laki-laki, lahir di Cilegon, 29 Juni 2020 karena Tergugat telah melanggar
ketentuan Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2017 tentang
Pemberlakuan Rumusan Hasil Rapat Pleno Kamar Agama Mahkamah Agung
RI Tahun 2017 sebagai Pedoman Pelaksanaan Tugas Bagi Pengadilan angka
4;
Menimbang, bahwa oleh karena itu Majelis Hakim menyatakan bahwa
petitum angka 2 pencabutan hak hadlanah (hak asuh) Tergugat patut
dikabulkan;
Menimbang, bahwa sebelum menentukan pendapat hukumnya, Majelis
Hakim perlu mengutarakan terlebih dahulu ruang lingkup mengenai hak-hak
pengasuhan anak dan kewajiban orang tua serta hal-hal lain menurut hukum yang
akan dijadikan dasar pertimbangan hukum dalam putusan ini;
Menimbang, bahwa Pasal 41 huruf (a) dan (b) Undang-Undang No. 1 tahun
1974 tentang Perkawinan mengatur: “Akibat putusnya perkawinan karena
perceraian ialah: (a). Baik ibu atau bapak tetap berkewajiban memelihara dan
mendidik anak-anaknya, semata-mata berdasarkan kepentingan anak; bilamana
ada perselisihan mengenai penguasaan anak-anak, Pengadilan memberi
keputusannya, (b). Bapak yang bertanggung-jawab atas semua biaya

Hal. 11 dari 10 Hal. Putusan Nomor 116/Pdt.G/2022/PA.Clg


pemeliharaan dan pendidikan yang diperlukan anak itu; bilamana bapak dalam
kenyataan tidak dapat memenuhi kewajiban tersebut, Pengadilan dapat
menentukan bahwa ibu ikut memikul biaya tersebut”. Pasal 105 Kompilasi Hukum
Islam di Indonesia Nomor 1 Tahun 1991 mengatur: “Dalam hal terjadinya
perceraian: (a). Pemeliharaan anak yang belum mumayyiz atau belum berumur 12
tahun, adalah hak ibunya (b). Pemeliharaan anak yang sudah mumayyiz,
diserahkan kepada anak untuk memilih di antara ayah dan ibunya sebagai
pemegang hak pemeliharaan, (c). Biaya pemeliharaan ditanggung oleh ayahnya”.
Menimbang, bahwa meskipun dalam ketentuan pasal 105 Kompilasi
Hukum Islam di Indonesia Nomor 1 Tahun 1991 huruf (b) bahwa anak belum
mumayyiz atau belum berumur 12 tahun adalah hak ibunya namun Majelis Hakim
berpendapat lain bahwa seorang ibu merupakan pendidik utama (madrasatu
al-ulaa) sedang Tergugat sebagai ibu kandung terbukti memiliki perangai dan
prilaku yang kurang baik yang akan mempengaruh anak tersebut berdasarkan
ketarangan kedua saksi saksi Penggugat maka terbukti bahwa Tergugat telah
melanggar Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2017 angka 4 pada
kamar Agama yaitu Tergugat telah melalaikan kewajiban dan telah menutup akses
Penggguat untuk bertemu dengan kedua anak tersebut, maka perbuatan tersebut
mengikis nilai nilai seorang ibu yang merupakan pendidikan utama bagi anak dan
perbuatan yang tidak wajar maka Majelis Hakim berpendapat bahwa perangai dan
prilaku Tergugat memiliki dampak negatif terhadap Psikis dan tumbuh kembang
anak;
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta hukum di atas, selama menikah
Penggugat dan Tergugat telah dikaruniai dua orang anak perempuan yang
bernama Anak I, laki-laki, lahir di Cilegon, 29 Juni 2020 dan Anak II, laki-laki,
lahir di Cilegon, 29 Juni 2020 yang sekarang terkadang berada bersama
Tergugat. Oleh karena itu, dengan mempertimbangkan ketentuan Pasal 109
Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, juga dalam kesehariaannya yang hingga
saat ini anak tersebut berada dalam pemeliharaan Penggugat dan Tergugat begitu
pula berdasarkan keterangan dua orang saksi Penggugat yang mengatakan
bahwa selama dalam pemeliharaan Penggugat dan Tergugat, anak tersebut
terlihat merasa nyaman dan dapat tumbuh kembang secara baik dan tidak terbukti
pula bahwa Penggugat mempunyai sikap atau perbuatan yang dapat disimpulkan

Hal. 12 dari 10 Hal. Putusan Nomor 116/Pdt.G/2022/PA.Clg


sebagai perbuatan tidak dapat menjamin keselamatan jasmani dan rohani anak
sebagaimana diatur dalam Pasal 156 huruf (c) Kompilasi Hukum Islam di
Indonesia dan juga demi kepentingan yang terbaik bagi anak sebagaimana
maksud Pasal 26 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 35 tahun 2014 dan
perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2016 yang
berbunyi: “(1) Orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab untuk:
a.mengasuh, memelihara, mendidik, dan melindungi anak, b.
menumbuhkembangkan anak sesuai dengan kemampuan, bakat, dan
minatnya, dan c. mencegah terjadinya perkawinan pada usia anak-anak”, serta
tuntutan pengasuhan anak yang diajukan oleh Penggugat juga tidak bertentangan
dengan hukum, maka dengan demikian, tuntutan Penggugat meminta agar dua
anak Penggugat dan Tergugat yang bernama Anak I, laki-laki, lahir di Cilegon, 29
Juni 2020 dan Anak II, laki-laki, lahir di Cilegon, 29 Juni 2020 sebagaimana
tersebut dalam petitum gugatannya agar ditetapkan berada di bawah pengasuhan
dan pemeliharaan Penggugat, patut dikabulkan;
Menimbang, bahwa meskipun anak Penggugat dan Tergugat
ditetapkan dibawah pengasuhan dan pemeliharaan Penggugat, akan tetapi
kepada Penggugat tidak dibenarkan untuk melarang atau menutup akses serta
menghalang-halangi Tergugat untuk bertemu, mengajak jalan-jalan,
memberikan kasih sayang ataupun melepaskan rindu dari seorang bapak
kepada anaknya ataupun sebaliknya dari seorang anak kepada bapaknya
selama tidak mengganggu kepentingan anak itu sendiri dengan sepengetahuan
Penggugat. Bahkan menurut Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun
2017 tentang Pemberlakuan Rumusan Hasil Rapat Pleno Kamar Agama
Mahkamah Agung RI Tahun 2017 sebagai Pedoman Pelaksanaan Tugas Bagi
Pengadilan angka 4 yang pada intinya adalah bahwa: ...”Apabila orang tua
yang memegang hak hadhanah tidak memberi akses kepada orang tua yang
tidak memegang hak hadhanah dapat dijadikan alasan untuk mengajukan
gugatan pencabutan hak hadhanah”;
Menimbang, bahwa dalam bidang perkawinan, inklusif di dalamnya
perkara perceraian maka menurut Pasal 89 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7
Tahun 1989 tentang Peradilan Agama serta berdasarkan azas lex spesialis

Hal. 13 dari 10 Hal. Putusan Nomor 116/Pdt.G/2022/PA.Clg


drogat lex generalis maka biaya perkara dibebankan kepada Penggugat yang
jumlahnya seperti tercantum dalam diktum amar putusan ini;
Mengingat segala peraturan perundang-undangan yang berlaku serta
dalil-dalil syar’i yang berkenaan dengan perkara ini;

MENGADILI
1. Menyatakan Tergugat telah dipanggil secara resmi dan patut tida hadir
2. Mengabulkan gugatan Penggugat dengan Verstek;
3. Mencabut hak asuh (hak hadlanah) Tergugat (Tergugat) terhadap dua
orang anak yang bernama Anak I, laki-laki, lahir di Cilegon, 29 Juni 2020;
Anak II, laki-laki, lahir di Cilegon, 29 Juni 2020;
4. Menetapkan anak Penggugat dan Tergugat bernama Anak I, laki-laki, lahir
di Cilegon, 29 Juni 2020; Anak II, laki-laki, lahir di Cilegon, 29 Juni 2020,
berada di bawah pengasuhan dan pemeliharaan (hadhonah) Penggugat
(Penggugat) sebagai Ayah kandungnya denga kewajiban Penggugat
memberikan akses kepada Tergugat untuk bertemu, jalan jalan dan
mencurahkan kasih sayang seorang ibu kepada kepada anak tersebut dan
sebaliknya;
5. Membebankan kepada Penggugat untuk membayar biaya perkara sejumlah
Rp 445.000 (empat ratus empat puluh lima ribu rupiah);
Demikianlah diputuskan dalam musyawarah Majelis Hakim Pengadilan
Agama Cilegon pada hari Selasa tanggal 08 Februari 2022 Masehi bertepatan
dengan tanggal 6 Rajab 1443 Hijriah oleh Abdul Mustopa, S.H.I., M.H. sebagai
Ketua Majelis, Hafifi, Lc,. M.H. dan Aisyah Kahar, S.H., masing-masing sebagai
Hakim Anggota, putusan tersebut diucapkan pada hari itu juga dalam sidang
terbuka untuk umum oleh Ketua Majelis beserta para Hakim Anggota tersebut,
dan didampingi oleh Uswatun Hasanah, S.H.I sebagai Panitera Pengganti,
dengan dihadiri oleh Penggugat tanpa hadirnya Tergugat.

Hakim Anggota, Ketua Majelis,

ttd ttd

Hal. 14 dari 10 Hal. Putusan Nomor 116/Pdt.G/2022/PA.Clg


Hafifi, Lc,. M.H. Abdul Mustopa, S.H.I., M.H.

Hakim Anggota,

ttd

Aisyah Kahar, S.H.

Panitera Pengganti,

ttd

Uswatun Hasanah, S.H.I

Rincian biaya:

1. Biaya Pendaftaran : Rp. 30.000,-


2. Biaya ATK Perkara : Rp. 75.000,-
3. PNBP Panggilan : Rp. 20.000,-
4. Biaya Panggilan : Rp. 300.000,-
5. Biaya Redaksi : Rp. 10.000,-
6. Biaya Meterai : Rp. 10.000,-
JUMLAH : Rp. 445.000,-
(empat ratus empat puluh lima ribu rupiah).

Hal. 15 dari 10 Hal. Putusan Nomor 116/Pdt.G/2022/PA.Clg

Anda mungkin juga menyukai