ITS Undergraduate 16837 3108100522 Paper
ITS Undergraduate 16837 3108100522 Paper
NURUL FAJRIYAH
NRP 3108 100 522
Dosen Pembimbing
Budi Suswanto, ST.,MT.,Ph.D
ab
6. Pengekangan dalam Daerah Nodal
Pada Lampiran A, ACI 318-05
menetapkan bahwa jika tulangan ap Tie Force T
pengekang disediakan dalam daerah
nodal dan efeknya didukung oleh analisa V1 V2
dan eksperimentasi, teganga tekan Gambar 2.5. Elemen-elemen dalam Strut and Tie
dihitung pada sebuah muka dari sebuah Model
daerah nodal akibat gaya-gaya strat dan
pengikat harus tidak melebihi harga Dimensi yang proporsional dari elemen
yang diberikan persamaan 2.22. strut, tie, dan nodal zone didapat berdasarkan
fcu = 0,85 b n f’c (2.22) kondisi batas tegangan yang sudah jelas. Kondisi
ini benar-benar berdasarkan atas lower bound
dimana b n = 1,0 dalam daerah nodal pada analisa plastis karena pada kenyataanya
yang dibatasai oleh strat- semuanya diasumsikan berdasarkan atas distribusi
strat atau tegangan tegangan yang pasti dan aliran gaya, yang pada
tumpuan akhirnya akan menyebabkan kesimbangan dan
= 0,8 dalam daerah-daerah kondisi tengangan yang maksimum (Lumantarna,
nodal yang mengangkur 2002).
satu pengikat
= 0,8 dalam daerah-daerah 2.5.1 Elemen Strut
nodal yang mengangkur Elemen strut dalam STM merupakan
dua pengikat atau lebih idealisasi dari medan tegangan tekan beton
dimana arah dari strut searah dengan tegangan
2.5 Perhitungan Kekuatan Geser Balok Tinggi tekan beton. Strut dapat dimodelkan berbentuk
dengan Metode Strut and Tie Model prismatic, botol, dan kipas (ACI 318-2002,
Schlaich et al., 1987) seperti pada Gambar 2.6.
Komponen struktur beton bertulang yang
mengalami retak, pada dasarnya gaya yang
bekerja akan dipikul oleh tegangan tekan dari
beton utuh dan tegangan tarik dari baja tulangan.
Penggambaran medan tegangan utama (trayektori
tegangan utama) pada elemen struktur beton dapat
dilakukan berdasarkan analisis elastis.
Berdasarkan perilaku inilah kemudian strut and
tie model dikembangkan sehingga suatu daerah
terganggu (D-region) dapat diidealisasikan yang
terdiri atas: strut dari beton, tie dari baja tulangan,
dan nodal zone (daerah nodal) yang merupakan Gambar 2.6. Idealisasi bentuk-bentuk strut
Strut yang benbentuk kipas (fan shape) dari ties, dapat dihitung dengan menggunakan
mengabaikan kurvatur, dalam hal ini tegangan persamaan:
transversal yang terjadi. Bila medan tegangan Fnt = Ast fy (2.26)
mengalami penggelembungan di bagian tengah Pada metode STM, baja tulangan sebagai
sehingga tegangan tarik transversal yang besar elemen pemikul tarik dianggap bekerja di dalam
terjadi maka medan tegangan ini dapat sebuah grup sehingga komponen ties memiliki
diidealisasikan sebagai strut berbentuk botol suatu lebar efektif (wt). Lebar wt memiliki nilai
(bottle shape). Tegangan tarik ini dapat terbatas dan tergantung dari pendistribusian
mengawali terjadinya retak pada strut, untuk itu tulangan tarik balok. Pembatasan nilai wt ini
diperlukan tulangan tarik untuk memikul tegangan berdasarkan atas beban luar dan reaksi-reaksi
yang terjadi tersebut. Bentuk strut prismatis tumpuan serta semua titik simpul berada dalam
merupakan bentuk medan tegangan yang spesial kesetimbangan (Σv = 0; ΣH = 0; ΣM = 0). Pada
dari kedua medan tegangan sebelumnya. perhitungan nilai wt, faktor yang harus
Pemodelan tegangan ini mengabaikan tegangan diperhatikan adalah kekuatan dari tie itu sendiri
tarik transversal dan kurvatur yang terjadi. (Fnt = As fy) dan kekuatan dari nodal zone akibat
Kekuatan dari strut ditentukan oleh kuat penjangkaran tulangan (Fnn = 0,85 b n f’c bwt).
hancur beton pada strut. Kuat hancur beton ini Agar komponen ties dapat mencapai
tidak sama dengan kuat hancur beton hasil leleh, maka keseimbangan kedua gaya tersebut
pengujian silinder. ACI 318-2002 dapat dipakai sebagai dasar untuk menghitung
memperhitungkan kekuatan hancur strut beton lebar efektif elemen tie seperti Gambar 2.7.
sebagai kekuatan efektif (effective strength), yang Fnt = Fnn (2.27)
dihitung berdasarkan persamaan: As fy = 0,85 b n f’c bwt
fcu = 0,85 bs f’c (2.23)
Dimana: wt = As fy / (0,85 bn f’c b) (2.28)
a. bs = 1,0 untuk strut prismatis di daerah
tekanan yang mengalami retak atau untuk
strut yang mempunyai wilayah menyilang
yang sama panjang tanpa kontrol retak
pada daerah penulangan.
b. bs = 0,75 untuk strut yang berbentuk botol
dan terdapat control retak pada daerah
penulangan.
c. bs = 0,6 l untuk strut yang berbentuk botol
dan tidak terdapat tulangan, dimana l
adalah suatu faktor koreksi.
d. bs = 0,4 untuk strut di dalam komponen
tarik Gambar 2.7. Model rangka batang yang ditinjau
e. bs = 0,60 untuk kasus-kasus yang lain. setengah bentang (Sumber: ACI 318-02 Appendix
Pada model strut and tie, gaya tekan dari A, 2002)
strut kemudian dapat dihitung dengan
menggunakan kuat tekan nominal dari Dari Gambar 2.7 dapat dilihat, dengan
strut, yaitu: mengambil kesetimbangan momen di titik A
Fns = fcu Ac (2.24) (ΣMA = 0) akan didapat suatu persamaan:
Dimana : Ac diambil berdasarkan persamaan: wt = 1,25 wc (2.29)
Ac = bw ws (2.25) jd = h – wc/2 – wt/2 (2.30)
a p + ab
2 2
Dimana : ws = 2.5.3 Elemen Nodal
Suatu titik dimana gaya-gaya pada strut
2.5.2 Elemen Tie dan tie dari suatu model stru and tie bertemu.
Komponen terpenting kedua dari model Secara konsep dalam rangka batang, titik-titik ini
strut and tie adalah komponen tarik (tie). Gaya diidealsasikan sebagai sendi. Beton yang berada
tarik dari ties, dapat mengakibatkan keruntuhan pada titik pertemuan dan sekelilingnya disebut
pada daerah penjangkaran (nodal zone). nodal zone. Gaya-gaya yang bekerja pada daerah
Pengangkeran ties di daerah nodal merupakan hal nodal harus memenuhi kesetimbangan:
yang sangat penting untuk meyakinkan ties ΣFx = 0; ΣFy = 0; dan ΣM = 0 (2.31)
mencapai kekuatan lelehnya. Kekuatan nominal
Kondisi ΣM = 0 menunjukkan bahwa
garis aksi dari semua gaya yang bekerja harus Material yang digunakan berasal dari
melalui suatu titik umum (common point). beton yang diperoleh dari cor beton setempat
Kekuatan tekan pada daerah nodal dapat dengan slump dalam disainnya 27,6 MPa
dihitung dengan persamaan berikut: campuran beton basah.
Fnn = fcu An (2.32)
Dimana: 3.2 Prosedur Penyelesaian Tugas Akhir
Untuk daerah tekan: 3.2.1 Langkah Perhitungan Desain Terhadap
An = bw wc (2.33) Geser pada Balok Tinggi
Untuk daerah tarik: Berikut ini adalah prosedur yang
An = bw wt (2.34) direkomendasikan untuk desain penulangan geser
pada balok tinggi berdasarkan persyaratan ACI.
Nilai tegangan efektif beton pada nodal Urutan langkah ini pada dasarnya untuk desain
ditentukan seperti halnya pada element strut yaitu: penulangan badan balok biasa. Sebagai tambahan
fcu = 0,85 bn f’c (2.35) di sini diperlihatkan penulangan lentur untuk
Ada beberapa nilai b n yang telah memikul tegangan akibat lentur.
diusulkan untuk menghitung tegangan-tegangan a. Cek apakah balok tersebut dapat
yang terjadi pada daerah nodal. Menurut ACI 318- diklasifikasikan sebagai balok tinggi,
02 Appendix A, nilai bn ditentukan sebagai yaitu a/d < 2,5 (untuk beban terpusat) atau
berikut: ln/d < 0,5 (untuk beban terdistribusi
a. bn = 1,0 pada daerah nodal yang merata).
terjadi oleh tekanan struts dan daerah b. Tentukan jarak penampang kritis s dari
landasan (CCC nodes). muka tumpuan: x = 0,5 a untuk beban
b. bn = 0,8 pada daerah nodal dimana terpusat dan x = 0,15 ln untuk beban
terdapat penjangkaran oleh tarikan tie terdistribusi. Hitung gaya geser rencana
hanya pada satu arah (CCT nodes). Vu pada penampang kritis, dan cek apakah
c. bn = 0,6 pada daerah nodal dimana besarnya kurang dari batas minmum ϕVn
terdapat penjangkaran oleh tarikan tie = Vu yang diijinkan, jika tidak demikian,
dalam banyak arah (CTT atau TTT perbesar ukuran penampang.
nodes). c. Hitung kapasitas tahanan geser Vc beton
sederhana dengan mengggunakan
persamaan 1.5.
d. Hitung Vs jika Vu > ϕVc dan tentukan sv
BAB III dan sh dengan menganggap dahulu ukuran
tulangan geser pada arah vertikal maupun
METODOLOGI
horizontal.
e. Selidiki apakah ukuran dan jarak
maksimum dari langkah 4 memenuhi
3.1 Data-data Perencanaan Balok Tinggi persamaan 1.8 dan 1.9. Apabila tidak
Perencanaan dimensi balok tinggi memenuhi, perbaiki dan cek kembali
menggunakan dimensi dari hasil evaluasi dengan menggunakan persamaan 1.7.
eksperimental (Gerardo et al., 2002). f. Pilihan ukuran dan jarak yang layak dari
Jumlah benda uji yang akan dikaji penulangan geser dalam arah vertikal
sebanyak 8 (delapan) benda uji dengan panjang maupun horizontal. Apabila
bentang balok tinggi (l) 4470 mm, lebar memungkinkan, gunakan kawat yang
penampang balok tinggi (b) 305 mm, tinggi dilas agar dicapai penjangkaran tulangan
penampang balok tinggi (h) 915 mm, dan menjamin tulangan tetap pada
sebagaimana diperlihatkan pada gambar 3.1. posisinya di dalam penampang balok
915 915 tinggi.
305 g. Jika balok ditumpu sederhana,
915 konsentrasikan tulangan memanjang
horizontal pada bagian (0,25h – 0,05 l ) <
50 305 0,20 h di sisi bawah dari ketinggian balok.
4470 305
Dimensi satuan dalam mm h. Buat sketsa gambar distribusi tulangan
lentur maupun tulangan geser.
Gambar 3.1. Dimensi Balok Tinggi dari Hasil
Eksperimental
Ø 10 -150 12 Ø 10
62,5
105
915
105
nodal 6D25
62,5
180
105
62,5
62,5
c. Pemeriksaan dimensi elemen strut, ties, 4470 305
Dimensi satuan dalam mm
dan nodal untuk meyakinkan asumsi b. Benda Uji STM-I-RC
model strut and tie adalah valid
Ø 10 -150 4 Ø 10
d. Lakukan iterasi bila diperlukan, dengan 62,5
915
305 305
328,8
132,5
62,5
62,5
6D25 180
62,5
sebelumnya 62,5
132,5
62,5
6D25 180
750 62,5
2. Menentukan model strut and tie yang 750
4470 305
Dimensi satuan dalam mm
akan dipergunakan dengan d. Benda Uji STM-M-RC
mempergunakan model rangka batang
sederhana. Hal ini cocok untuk balok Gambar 3.2 Balok tinggi eksperimental
tinggi sederhana di atas perletakan WF 300x150x9x13
Ø 10 -150 12 Ø 10
sederhana 62,5
105
315
lelehnya baja tarik. 915
265
5. Menghitung besarnya gaya pada elemen 105
105
struts dan ties 6D25
62,5
180
62,5
62,5
328,8
132,5
4470 305
yaitu empat balok tinggi RC dan empat balok h. Benda Uji STM-M-SRC Dimensi satuan dalam mm
No Nama Benda
Keistimewaan
Balok Uji
- Mengacu pada Peraturan ACI 318-02
1 ACI – I – RC
- Angkernya dilebarkan
BERTULANG E F
C D
786,25
915
4.1 Analisa Kekuatan Geser dengan Menggunakan 610
= 33,69
A
Metode Geser Analitis pada Balok Tinggi Beton 128,75 d'
B
Bertulang 50 305
4065
305
4470
Dimensi satuan dalam mm
Berdasarkan persyaratan pada tata cara Gambar 4.10. Model tras teridealisasi pada balok
ACI 318-05 bahwa balok tinggi ( a/d < 2,5 tinggi
dan ln/d < 5) mempunyai tahanan geser
2 2
nominal Vc yang lebih tinggi daripada balok h = * 915 = 610 mm
normal. Pada balok biasa, penampang kritis 3 3
untuk menghitung gaya geser rencana Vu Mencari nilai q :
diambil pada jarak d dari muka perletakan, 610
sedangkan pada balok tinggi, bidang gesernya tan q =
915
jauh lebih curam kemiringannya dan lebih = 0,667
dekat dengan perletakan. Jika x adalah jarak
q = arc tan 0,667
antara bidang keruntuhan dari muka
= 33,69
perletakan, ln adalah bentang bersih untuk
beban terdistribusi merata, dan a ada lengan P = 2670 kN
E
P = 2670 kN
F
geser atau bentang untuk beban tepusat, C C D
sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 4.1. C C
Pada balok tinggi eksperimental dengan beban = 33,69 T
A B
terpusat maka perhitungan jarak dari
penampang kritis digunakan rumus x = 0,5 a.
Dengan syarat jarak x tersebut tidak boleh
Gambar 4.11. Gaya tras (C = tekan, T = tarik)
melebihi tinggi efektif d.
pada balok tinggi
a 915
305
Gaya tekan strat EC dan FD = 2670 kN
915
S FD
Gaya tekan CA dan DB =
50 305 ln
sin q
4470 305
2670
Dimensi satuan dalam mm =
Gambar 4.1. Dimensi balok tinggi eksperimental
sin 33,69 0
= 4813,42 kN
Data Balok Tinggi dari hasil Balok Tinggi = 1080759,092 lb
Eksperimental : Gaya tekan horisontal CD = SCA cos q
Tinggi balok = h = 915 mm = 4813,42 kN * cos 33,690
Lebar penampang balok = bw = 305 mm = 4005,01 kN
Panjang sisi terluar = s = 50 mm
Bentang balok = l = 4470-b-2s
Gaya per batang sengkang vertikal = 2670 kN
=4470-305-2*50
= 4065 mm Sengkang terpasang Av = 157,079 mm2
Bentang bersih balok =ln=4470-(2*(b+s) Fvy = Av . Fy
=4470(2*(305+50) = 157,079 * 414
= 3760 mm = 65030,71 N
f’c = 4000 psi = 27,6 MPa 2670 *1000
fy = 60000 psi = 414 MPa Jumlah sengkang diperlukan =
65030,71
g beton = 2400 Kg/m3
= 41,057
ø tulangan tarik = 25 mm
ln 4065
ø tulangan geser horisontal = 10 mm Spasi = = = 99,2 mm
ø tulangan geser vertikal = 10 mm juml.sengkang 41
Tulangan horisontal dan vertikal ketinggian pengikat aktual = 62,5 + 132,5
melintas ke dalam web balok untuk = 195 mm
kontrol retak = 7,677 inci
Spasi yang terpasang = 105 mm = 4,13 inci fcu = 0,85 . b n . f’c à b n = 0,6
Avh min = 0,0015 . bw . sh
= 0,85*0,6*4000
= 0,0015*12*4,13
= 2040 psi
= 0,075 inci2
Luasan permukaan nodal yang tegak lurus
Av min = 0,0025 . bw . sv pada CA
= 0,0025*12*5,905
= 0,106 inci2 æ 7,677 ö æ 12 * 7,677 ö
Anz = 12 ç ÷ = çç ÷
0 ÷
è cos q ø è cos 33,69 ø
Kekuatan Strat-Strat = 110,72 inci2
Kekuatan nominal dengan gaya nodal
fcu = 0,85 . b s . f’c à b s = 0,75 tersebut adalah
= 0,85*0,75*4000 Fn = fcu . Anz
= 2550 psi = 2040 * 110,72
Kekuatan perlu strat-strat CA dan DB = 225868,8 lb < 1080759,092 lb
adalah Pengekangan pada daerah nodal tidak
Fns = 4813,42 kN = 1080759,092 lb diperlukan, karena tegangan dalam beton
pada daerah nodal tidak melebihi fcu ijin
Fns = fcu . Acs yang dihitung = 2040 psi. Maka disain
222761,74 = 2550 . Acs balok tinggi memenuhi persyaratan.
1080759,092
Acs = Dari analisa perhitungan di atas,
2550 diperoleh hasil sebagai berikut :
= 423,83 inci2 Momen ultimate dan Geser ultimate
akibat beban ter pusat P = 2670 kN :
Kekuatan Pengikat-Pengikat Mu = 1114,5 lb.m = 4963,69 N.m
Vu = 2098,59 lb = 9346,57 N
Kekuatan perlu Fnt = 4005,01 kN =
899246,476 lb Kebutuhan sengkang :
Fnt = Ats fy + Atp (fpe + D fp)
Avh min = 71,94 mm2 < 157,25 mm
atau (memenuhi)
Fnt = Ats fy Av min = 119,9 mm2 < 157,25 mm
899246,476 = Ats *60000 (memenuhi)
899246,476
Ats=
60000 Dari perhitungan di atas, dapat dilihat pada
= 14,987 inci 2 tabel 4.1 yang menunjukkan kebutuhan
Tulangan longitudinal f 25mm, tulangan geser pada balok tinggi beton
bertulang.
1
As = π 252 = 490,87 mm2 = 0,761 inci2
4 Tabel 4.1 Kebutuhan tulangan geser
14,987 Kebutuhan
n= = 19,69 Nama Balok
Av Avh
Tulangan Geser
0,761 Tinggi Vertika Horiso
l ntal
dipasang tulangan 6 D25mm ACI-I-RC Ø10-150 Ø10-132,5 OK OK
STM-I-RC Ø10-150 Ø10-105 OK OK
Ketinggian maksimal beton yang konsentris STM-H-RC Ø10-150 Ø10-132,5 OK Tidak
OK
dengan pengikat untuk mendimensi daerah STM-M-RC Ø10-150 Ø10-132,5 Tidak Tidak
nodal adalah OK OK
Fnt 899246,476 Kebutuhan Tulangan Lentur :
ht maks = = = 352,65 As = 1,238 inch2 = 798,7 mm2
f cu 2550
inci
Kebutuhan tulangan lentur pada masing-
masing balok tinggi ditunjukkan pada tabel
4.2.
Tabel 4.2 Kebutuhan tulangan lentur
Nama Balok Tulangan Ketera
As
Tinggi terpasang ngan
ACI-I-RC 6 D25 2945,24 mm2 OK
STM-I-RC 6 D25 2945,24 mm2 OK
STM-H-RC 6 D25 2945,24 mm2 OK
STM-M-RC 6 D25 2945,24 mm2 OK
5.1.1 Tahapan dalam Perencanaan dengan Gambar 5.3. Pembebanan dan perletakan sendi-rol
Menggunakan Software ABAQUS versi pada balok tinggi RC.
6.7.
Dalam menganalisa perilaku balok
tinggi dengan software ABAQUS versi 6.7
terdapat beberapa tahapan. Tahapan tersebut
antara lain :
1. Part
2. Property
3. Assembly
4. Step
5. Interaction
6. Load
7. Mesh
8. Job Gambar 5.4. Meshing pada balok tinggi RC.
3
1
2
Titik 1
Tegangan yang terjadi pada titik 1 = 126 Gambar 5.9. Pemodelan elemen beton netto balok
MPa tinggi SRC pada ABAQUS.
Titik 2
Deformasi pada titik 2 sebesar = 8,684 mm
Tegangan yang terjadi pada titik 2 = 46,14
Mpa
Titik 3
Tegangan yang terjadi pada titik 3 = 126
MPa
BAB VI
ANALISA PENAMPANG BALOK
TINGGI
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan