Anda di halaman 1dari 19

JSIL JURNAL TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN | Vol. 1 No.

2 Agustus 2019

ANALISIS ERECTION BOX GIRDER MENGGUNAKAN


LAUNCHING GANTRY PADA PROYEK ENAM RUAS TOL
DALAM KOTA JAKARTA
(Erection Box Girder Analysis Using Gantry Launcher At Jakarta Inner Ring Road
Project)
Fadhel Febrian Gafar1*, Muhammad Fauzan2

1,2,3
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Jl. Raya Dramaga, Kampus IPB Dramaga, PO BOX 220, Bogor, Jawa Barat Indonesia

Penulis korespondensi: Fadhel Febrian Gafar. Email: fadhelgafar30@gmail.com

Diterima: 23 Juli 2019 Disetujui:

ABSTRACT

Structural construction work is generally seen from quality, costs and time aspect. This research
aimed to analyze the work methods, the costs and the time needed for the work of the erection
box girder using launching gantry and compare it with travellers. The analysis was conducted
based on observations, interviews and secondary data. The result showed that launching gantry’s
method consisted of making precast box girder, installing gantry elements and installing the ox
girder. The work of erection box girder using launching gantry consisted of hanging, glueing,
stressing, grouting, dismaintling spreader and launching to the next span. The total cost using
launching gantry method was Rp. 36,749,953,230 and the time taken was 103 days. The results
showed that launching gantry used the span by span construction method while traveller used
balanced cantilever. The cost for the launching gantry method was more expensive than the
traveller method while the time needed was shorter than the traveller method.
Key words: balanced cantilever, cost, span by span, traveller method, time

PENDAHULUAN

Jakarta adalah ibukota negara Indonesia yang memiliki hampir 10 juta orang yang
berada di area metropolitan. Seiring berkembang dengan pesatnya pembangunan di
Jakarta dari segi industri maupun ekonomi menyebabkan semakin banyak pula penduduk
yang melakukan urbanisasi ke Jakarta yang hanya memiliki area seluas 664 km2 ini. Salah
satu permasalahan yang terjadi Jakarta ialah kemacetan yang terjadi hampir di seluruh
jalan ibukota, ditambah lagi dengan masih rendahnya tingkat pelayanan dan keamanan
transportasi massal di Jakarta. Perkembangan daerah sangat diperlukan agar kondisi
mobilitas masyarakat tetap dalam keadaan baik dan nyaman. Kenyataannya lahan sempit
di Jakarta menjadi permasalahan utama dalam melakukan perkembangan sarana
transportasi. Dengan lahan yang semakin sempit, kini sarana transportasi merubah
sistemnya dengan cara membuat prasarana jalan layang.

1
JSIL | Fadhel Febrian Gafar dkk. : Analisis Erection Box Girder Menggunakan Launching Gantry

Jalan layang adalah struktur yang dibangun tidak sebidang melayang untuk
menghindari daerah atau kawasan yang selalu menghadapi permasalahan kemacetan lalu
lintas, melewati persilangan kereta api untuk meningkatkan lalu lintas dan efisiensi
(Husein dan Dinariana 2013). Jalan layang merupakan perlengkapan jalan bebas
hambatan karena konflik di persimpangan, melewati kawasan padat penduduk, kawasan
kumuh yang sulit ataupun melewati kawasan rawa-rawa (Husein dan Dinariana 2013).
Banyak metode kerja dalam pekerjaan pembangunan jalan layang . Perbedaan tiap
metode kerja ini akan berdampak terhadap perbedaan biaya dan waktu pekerjaan.

Perkembangan suatu daerah akan sangat ditentukan oleh ketersediaan transportasi


yang ada,karena transportasi memegang peranan sebagai penopang mobilitas aktifitas
masyarakat pada daerah tersebut (Bestyanda et al 2017). Pada suatu proyek pembangunan
terdapat beberapa aspek penting untuk diperhatikan oleh pelaksana pembangunan
(kontraktor), yaitu waktu, biaya, dan mutu serta keselamatan kerja. Pekerjaan erection
box girder menggunakan launching gantry pada proyek enam ruas tol dalam kota Jakarta
ini dianalisis dari segi metode kerja, waktu serta biaya pekerjaannya. Kemudian dapat
dilakukan perbandingan terhadap metode, biaya dan waktu pemasangan box girder pada
jembatan atau jalan layang menggunakan alat berat traveller.

METODOLOGI

Penelitian dilakukan pada Proyek 6 Ruas Tol Dalam Kota Jakarta span P8.46-50
dilaksanakan dari bulan April – Juli 2019. Proyek ini berlokasi sepanjang Bundaran
Kelapa Gading- Sekolah Don Bosco. Lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.
Penelitian ini menggunakan hasil observasi lapangan, hasil kaji ulang studi literatur, serta
wawancara dengan site engineer di lapangan. Analisis data dilakukan di Departemen
Teknik Sipil dan Lingkungan.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah laptop yang dilengkapi program
AutoCad 2014, Ms. Visio 2016 dan Ms. Office 2013. Data yang digunakan adalah data
primer berupa laporan harian pekerjaan, meneliti langsung di lapangan serta data
sekunder berupa harga satuan pekerjaan dan gambar perencanaan potongan memanjang
tiap span.

2
JSIL JURNAL TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN | Vol. 1 No. 2 Agustus 2019

Gambar 1 Lokasi Penelitian

Penelitian diawali dengan pengumpulan literatur diantaranya adalah buku, jurnal,


karya tulis, dan skripsi terdahulu, kemudian dilakukan pemahaman dan perbandingan –
perbandingan terhadap berbagai macam metode pekerjaan konstruksi fly over. Proses
selanjutnya adalah pengambilan data primer dan data sekunder. Data primer dilakukan
dengan cara melihat langsung pekerjaan erection box girder menggunakan alat launching
gantry dengan metode konstruksi span by span dan wawancara ke beberapa pihak yang
terkait dalam pelaksanaan pekerjaan proyek enam ruas tol dalam kota Jakarta. Sedangkan
pengumpulan data sekunder mencakup beberapa hal seperti laporan harian pekerjaan
engineer, harga satuan pekerjaan, modul launching gantry oleh PT.VSL (assembly,
erection dan launching) dan gambar potongan memanjang tiap span.

Tahapan selanjutnya ialah membuat work breakdown structure (WBS) metode


launching gantry menggunakan Ms.Visio 2016. WBS ini menjadi acuan dalam meneliti
keseluruhan pekerjaan erection box girder yang ada pada proyek ini. Dilakukan juga
pekerjaan pembuatan ilustrasi pemasangan box girder menggunakan AutoCAD 2014
untuk memudahkan dalam pemahaman.

Tahapan berikutnya ialah membuat analisis harga satuan (AHS) pada tiap-tiap
pekerjaan erection box girder. AHS dibuat menggunakan Ms.Excel 2013, AHS sangat
penting dilakukan untuk dapat menghitung rancangan anggaran biaya (RAB) yang
diperlukan pada pekerjaan erection box girder secara keseluruhan.

3
JSIL | Fadhel Febrian Gafar dkk. : Analisis Erection Box Girder Menggunakan Launching Gantry

Kemudian dilakukan penelitian terhadap waktu yang dibutuhkan pada tiap– tiap
pekerjaan. Waktu yang didapat berdasarkan data sekunder dari laporan harian engineer
dan berdasarkan wawancara yang dilakukan langsung di lapangan. Selanjutnya dibuat
jaringan kerja (CPM).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Informasi Pekerjaan Erection


Pekerjaan erection box girder pada proyek enam ruas tol dalam kota Jakarta ini
menggunakan metode konstuksi span by span dengan alat gantry launcher secara parallel
(ganda). Metode dengan sistem pekerjaan yang terpaku pada pier (n) ke pier (n+1)
(Rombach 2002). Pekerjaan erection box girder ini dibatasi dari span P8.46-50, setiap
span memiliki panjang bentang yang berbeda-beda. Detail informasi pekerjaan erection
box girder dapat dilihat pada Tabel 1.

Erection dilakukan dengan tumpuan utama depan berada diatas false segment dan
tumpuan utama belakang berada di bentang jembatan sebelumnya. Gantry memiliki
sepasang longitudinal rangka utama (Main Truss) dan komponen tambahan seperti roller,
rail beam, kaki depan/belakang (front/rear Leg), winch, false segment dan spreader
lifting beam. Pekerjaan erection ini dibatasi hanya sebanyak 4 span saja, ini dikarenakan
pekerjaan erection box girder yang dianalisis selama 1 bulan didapatkan pekerjaan 4 span
saja pada zona 2 . Detail informasi pekerjaan erection Dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 1 Detail informasi pekerjaan erection

No Uraian Jumlah Satuan


1 Total number of span 4 span
2 Min length span 39.375 m
3 Max length span 45 m
4 Max span weight 820 Ton
5 Min span weight 728 Ton
6 Max segment box weight 53 Ton
7 Min segment box weight 46 Ton
8 Segment length 2.0-2.8 m
9 Segment depth 2.6 m
10 Segment width 13 m

4
JSIL JURNAL TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN | Vol. 1 No. 2 Agustus 2019

Tabel 2 Detail bentang tiap span

No Span Bentang (m)


1 P8. 49-50 45
2 P8. 48-49 39.375
3 P8. 47-48 39.375
4 P8. 46-47 45
Total Bentang 168.75

Span P8.49-50 dan P8.46-47 memiliki panjang bentang yang sama, yaitu 45 m,
sedangkan span P8.47-48 dan span P8.48-49 dengan panjang bentang sebesar 39.375 m.
Total panjang bentang adalah 168.75 m.

Work breakdown structure (WBS) launching gantry


Pembuatan WBS digunakan untuk mengetahui ruang lingkup keseluruhan dari
pekerjaan erection box girder. Pembuatan WBS berdasarkan hasil pengamatan di
lapangan dan wawancara dengan site engineer. Berikut work breakdown structure pada
erection box girder dapat dilihat pada Gambar 2.

WBS Metode
Launching Gantry

Kesehatan Pemasangan Post


Pembuatan
dan Alat Pemasangan Tensioning Launching
Precast Box Install Alat
Keselamatan Launching Box Girder Segmen Box Next Span
Girder
Kerja (K3) Gantry Girder

Persiapan
Perakitan Surveying Seluruh Elemen Persiapan Mobilisasi Pemasangan Dismaintling
Tulangan Drop Elemen Launching Lifting Box Girder Strand Spreader
Gantry

Pemasangan Pemasangan
Pembuatan Perakitan Pemasangan Lifting Box
Akses naik Angkur Launching
Formwork Main Truss False Segmen Girder
turun Pier Strand

Pengaturan Pemasangan Pemasangan


Hanging Box Stressing
Lubang Rambu- Rail and
Girder Segmen
Tendon Rambu K3 Roller

Pemasangan Glueing Box


Pengecoran Grouting
Main Truss Girder

Pemasangan
Perawatan Front dan
Rear Leg

Pemasangan
Winch

Gambar 2 WBS erection box girder metode launching gantry

5
JSIL | Fadhel Febrian Gafar dkk. : Analisis Erection Box Girder Menggunakan Launching Gantry

Dari Gambar 2 dapat dilihat bahwa ruang lingkup pekerjaan erection yang utama
ialah pembuatan precast box girder, install elemen gantry (mulai dari persiapan hingga
terpasang pada pierhead) dan terakhir pemasangan box girder tiap span. Setiap pekerjaan
diatas pasti memiliki biaya dan waktu pekerjaan yang berbeda-beda. Kemudian biaya dan
waktu pekerjaaan masing-masing dilakukan rekapitulasi, tujuannya agar dapat
mengetahui total biaya dan waktu pekerjaan.

Identifikasi alat berat


Pemilihan alat berat yang akan dipakai merupakan salah satu faktor penting dalam
keberhasilan suatu proyek (Hartono 2017). Alat berat yang dipilih haruslah tepat sehingga
proyek/pekerjaan berjalan lancar. Untuk digunakan secara efisien perlu untuk mengetahui
kemampuan alat, jenis-jenis alat, dan keterbatasan alat, serta biaya operasional alat (Kulo
et al 2017). Kesalahan dalam pemilihan alat berat akan mengakibatkan produktivitas yang
rendah dengan demikian akan terjadi penambahan biaya (Nugraha et al 2018).
Alat-alat berat yang digunakan untuk membantu pekerjaan ini adalah roughter
crane 50 T, roughter crane 150 T, low bed, hyap crane, manlift dan forklift 5 T. Alat- alat
berat ini disewa dengan biaya per jam, dimana untuk 1 hari pekerjaan dilakukan selama
8 jam atau 16 jam, tergantung pada manajemen waktu setiap pekerjaan. Alat-alat berat
tersebut dapat dilihat pada Gambar 3, 4 dan 5

(a) (b)
Gambar 3 Alat berat: (a) roughter crane 150 T (b) rougter crane 50 T

6
JSIL JURNAL TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN | Vol. 1 No. 2 Agustus 2019

(a) (b)
Gambar 4 Alat berat: (a) manlift (b) forklift

a b

Gambar 5 Alat berat: (a) hyap crane (b) low bed

Kemudian alat berat lainnya lainnya adalah hyap crane dan low bed. Alat berat
ini memiliki kegunaan mengangkut material dari satu tempat ke tempat yang lain, namun
sedikit berbeda dari besar berat material yang dapat diangkut. Low bed digunakan untuk
membawa box girder dari lokasi precast menuju lokasi pemasangan box girder. Hyap
crane memiliki fungsi seperti crane pada umumnya akan tetapi bisa untuk membawa
material yang diangkut ke tempat sasaran pekerjaan.

Pembuatan precast box girder


Girder merupakan suatu struktur dalam jembatan atau fly over yang berfungsi
sebagai penghubung antara struktur atas dan bawah, dengan kata lain girder berfungsi
sebagai penyangga pelat diatasnya. Hal ini membuat girder menjadi elemen konstruksi
jembatan yang sangat penting (Cahyadi dan Dwinata 2012). Pelaksanaan Proyek 6 Ruas
Tol Dalam Kota Tahap 1 Seksi A ini menggunakan girder yang berupa box precast.
Perusahaan yang memproduksi box girder untuk proyek ini adalah JBI dan ABP (Adhi
Beton Persada). Box girder yang dibuat ialah box dengan nilai kuat tekan f’c 40 MPa dan
box girder ini terdapat beberapa jenis, diantaranya ada tipe tipikal (FS), tipe LS (last

7
JSIL | Fadhel Febrian Gafar dkk. : Analisis Erection Box Girder Menggunakan Launching Gantry

segment), tipe SV (var segment) dan DV (deviator). Produksi box girder dilakukan
dengan membagi areal-areal pekerjaan dimana diantaranya terdapat area produksi, area
penyimpanan dan area perbaikan kondisi box girder. Jumlah box girder pada span P8.46-
50 dapat dilihat pada Tabel 3 dan detail tendon dapat dilihat pada Tabel 4.

Gambar 6 Tendon box girder

Box girder ini terdiri dari eksternal tendon dan internal tendon, dimana eksternal tendon
disebut tendon C1-6 dan internal tendon ialah TSB 123 dan TST 12.
Tabel 3 Detail jumlah unit box girder

Jumlah Box Girder (Unit)


No Span Bentang (m)
FS DV SV LS
1 P8. 49-50 45 22 4 4 4
2 P8. 48-49 39.375 18 4 4 4
3 P8. 47-48 39.375 18 4 4 4
4 P8. 46-47 45 22 4 4 4
Total Box Girder 128

Tabel 4 Detail jumlah tendon

No Tendon Jumlah Tendon


1 C 1-6 12
2 TSB 123 6
3 TST 12 4

Tabel diatas merupakan jumlah tendon pada box girder tipe LS, dimana pada tipe
itu merupakan box girder bagian ujung pada masing-masing erection dan dijadikan
sebagai acuan dalam melihat jumlah tendon untuk proses pekerjaan stressing dan
grouting.

Install elemen gantry launcher


1. Mobilisasi Elemen ke Lapangan
Elemen gantry yang telah disiapkan dalam workshop dikirim per segmen ke lokasi
proyek menggunakan hyap crane. Segmen dikirimkan secara bertahap hingga semua

8
JSIL JURNAL TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN | Vol. 1 No. 2 Agustus 2019

segmen selesai di drop ke lokasi proyek di zona 2 sekitar P8.46-50. Segmen tepatnya
diletakkan diantara pier dengan pier lainnya

2. Pemasangan Elemen Launching Gantry

Pemasangan (lifting) elemen gantry tepat berada pada atas pierhead P8.49-50.
Pierhead ini menjadi lokasi launching untuk pertama kali untuk proses pemasangan
semua elemen gantry. Pemasangan bisa dilaksanakan setelah pekerjaan perakitan main
truss telah selesai, karena semua elemen yang lain hanya menunggu main truss telah
dirakit dengan benar oleh pekerja. Setelah semua siap, maka semua elemen siap dilakukan
proses lifting keatas pierhead. Urutannya ialah sebagai berikut

1) Pemasangan elemen diawali dengan menaikkan false segment ke atas pierhead


menggunakan crane 50 ton. False segmen berguna sebagai tempat tumpuan awal
launching gantry untuk bisa melakukan erection.
2) Pemasangan elemen kedua ialah rail spreader beam dan roller. Rail spreader
beam berfungsi sebagai tumpuan main truss agar dapat melintang dari pier satu
ke pier lainnya. Sedangkan roller yang membantu main truss dapat bergerak maju
atau mundur saat proses launching ke span yang berikutnya.
3) Setelah itu pemasangan main truss yang sebelumnya dilakukan perakitan terlebih
dahulu. Main truss diangkat menggunakan 2 unit crane 150 ton. Main truss
berbentuk baja yang memanjang, berguna sebagai tempat jalan winch untuk
menaikkan box girder.
4) Kemudian pemasangan winch diatas main truss. Elemen ini berfungsi untuk
menaikkan box girder pada proses erection.
5) Terakhir pemasangan spreader lifting beam, elemen ini berfungsi sebagai tali
untuk dapat membantu winch menjangakau box girder yang berada dibawah.

3. Pemasangan box girder


Pemasangan box girder terdiri dari beberapa tahapan, diantaranya adalah
lifting/hanging, glueing, install strand, stressing, grouting, dismaintling spreader dan
launching ke span berikutnya. Pekerjaan ini dilakukan pada shift pagi maupun shift
malam. Tahap pemasangan box girder ini dimulai dari P8. 49-50 hingga terakhir menuju
P8.46-47. Erection box girder pada span P8.46-50 merupakan erection tipe tipikal.

9
JSIL | Fadhel Febrian Gafar dkk. : Analisis Erection Box Girder Menggunakan Launching Gantry

Pekerjaan lifting ialah menaikkan box pada span menggunakan launching gantry,
kemudian digantung pada bentang main truss baja menggunakan hanger bar. Tahapan
berikutnya ialah dilakukan proses glueing, tahapan ini adalah pekerjaan merekatkan (lem)
box girder menggunakan epoxy sikadur. Selanjutnya ialah pekerjaan memasukkan duct
dan strand pada tendon kemudian dilakukan pekerjaan stressing mengunaakan alat
hydraulic jack. Ukuran dimensi duct di tiap tendon pun berbeda- beda. Berikut detail
dimensi dan jumlah duct maupun strand pada masing-masing tendon dapat dilihat pada
Tabel 5.

Tabel 5 Dimensi dan jumlah strand maupun duct

Dimensi (mm) Jumlah Total Strand


No Tendon
Ø Duct Ø Strand Duct Strand 1 LG 2 LG
1 C 1-6 96 12 19 228 456
2 TSB 123 51 15.24 6 12 72 144
3 TST 12 51 4 4 16 32
Total Strand 632

Setelah itu dilakukan pekerjaan grouting dengan mutu beton f”c 40 MPa. Setelah
semua pekerjaan tersebut selesai, maka dilakukan pekerjaan dismaintling spreader dan
launching gantry ke span berikutnya. Pekerjaan dismaintling spreader ialah melepaskan
semua spreader beam yang sebelumnya dipasang pada box girder untuk membantu winch
dapat mengangkat box. Terakhir pekerjaan launching ke span berikutnya. Main truss
bergerak maju ke span berikutnya dengan bantuan operator gantry.

Volume pekerjaan metode launching gantry

Volume pekerjaan pelaksanaan erection box girder diantaranya adalah volume


glueing, volume stressing, volume grouting dan volume pekerja.

1. Volume glueing

Berdasarkan data sekunder oleh VSL Indonesia (2018b), volume pekerjaan glueing
span 45 m dan 39.375 m. Pekerjaan glueing dari P8.46-50 dapat dilihat pada Tabel 6.
Dapat dilihat pada Tabel 6 bahwa epoxy yang dibutuhkan untuk pekerjaan glueing
sebesar 4722.24 kg untuk semua span dari P8.46-50 (2 launching gantry).

10
JSIL JURNAL TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN | Vol. 1 No. 2 Agustus 2019

Tabel 6 Volume glueing

No Span Bentang (m) Volume Epoxy (Kg)


1 P8. 49-50 45 1257.92
2 P8. 48-49 39.375 1103.2
3 P8. 47-48 39.375 1103.2
4 P8. 46-47 45 1257.92
Total Epoxy 4722.24

2. Volume Stressing
Volume stressing ini dibagi menjadi volume kebutuhan duct, volume kebutuhan
strand dan volume kebutuhan wedges plate (angkur). Volume kebutuhan duct,. duct
digunakan sebagai pipa selubung untuk strand dimasukkan kedalam setiap tendon..
Perhitungan volume duct yang dibutuhkan dari keseluruhan span P8.46-50 dapat dilihat
pada Tabel 7. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa total kebutuhan duct adalah sebesar
7,425 m.

Tabel 7 Volume kebutuhan duct

Duct (m)
No Span Bentang (m)
C1-6 TSB 123 TST 12
1 P8. 49-50 45 1080 540 360
2 P8. 48-49 39.375 945 472.5 315
3 P8. 47-48 39.375 945 472.5 315
4 P8. 46-47 45 1080 540 360
Total Kebutuhan Duct (m) 7425

Volume kebutuhan strand, didapat dari hasil wawancara dengan site engineer
bagian superstructure saat berada di lokasi. Span 45 m membutuhkan strand 31 ton,
menurut hasil wawancara bahwa kebutuhan strand dengan bentang panjang 45 m ialah
15.5 Ton/LG (6 koil) maka untuk 2 LG sebesar 31 Ton, sedangkan untuk span dengan
bentang 39.375 m sebesar 27.2 ton. Secara keseluruhan total volume strand yang
dibutuhkan sebesar 116.4 ton.
Volume kebutuhan angkur, volume kebutuhan angkur dihitung dari jumlah semua
tendon untuk kedua sisinya dan dikalikan dua karena angkur yang dibutuhkan untuk tiap
tendon berjumlah dua, rumusnya sebagai berikut,
𝐴𝑛𝑔𝑘𝑢𝑟 1 𝐿𝐺 = 2 𝑥 (2 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑛𝑑𝑜𝑛) ……………………………….(1)

11
JSIL | Fadhel Febrian Gafar dkk. : Analisis Erection Box Girder Menggunakan Launching Gantry

Dapat dilihat pada Tabel 8 bahwa volume total kebutuhan angkur sebesar 176 unit,
perhitungan tersebut sudah mencakup kedua launching gantry.

Tabel 8 Volume kebutuhan angkur

Angkur (unit)
No Tendon
1 sisi 2 sisi
1 C 1-6 24 48
2 TSB 123 12 24
3 TST 12 8 16
Total volume kebutuhan angkur (1 LG) 88
Total volume kebutuhan angkur (2 LG) 176

3. Volume grouting

Volume pekerjaan grouting didapat dari perhitungan volume tendon dikurangi


dengan volume strand yang ada di tiap-tiap tendon.

𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐺𝑟𝑜𝑢𝑡 = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑒𝑛𝑑𝑜𝑛 − 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑡𝑟𝑎𝑛𝑑……………...……..(2)

Volume didapat dari sebelumnya telah diketahui dimensi masing-masing tendon dan juga
strand, lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 9. Volume total kebutuhan grouting sebesar
16.34 m3, perhitungan tersebut sudah mencakup kedua launching gantry.

Tabel 9 Volume grouting

Volume Grouting (m3)


No Span Bentang (m)
1 LG 2 LG
1 P8. 49-50 45 2.18 4.36
2 P8. 48-49 39.375 1.91 3.81
3 P8. 47-48 39.375 1.91 3.81
4 P8. 46-47 45 2.18 4.36
Total Volume Grouting 16.34

Analisis harga satuan (AHS)

Analisis harga satuan (AHS) pada pekerjaan erection box girder span P8.46-50
diantaranya adalah AHS K3 yang didapat dari data sekunder proyek, kemudian AHS box
girder, AHS gantry launcher, AHS hanging, AHS glueing, AHS stressing, AHS

12
JSIL JURNAL TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN | Vol. 1 No. 2 Agustus 2019

grouting, AHS dismaintling spreader dan AHS launching span berikutnya. Perhitungan
nilai AHS yang sangat penting ialah mengetahui nilai koefisiennya (BQ), sehingga untuk
mendapat nilai harga satuan tiap pekerjaan hanya mengalikannya dengan harga satuan
bahan, pekerja atau alat berat.

AHS K3 Analisis harga satuan K3 didapat dari data sekunder pada proyek
pekerjaan ini. K3 sangat dibutuhkan pada setiap proyek. Total nilai AHS K3 adalah
sebesar Rp. 11,118,169,000. AHS box girder, harga satu unit box girder diasumsikan
sama berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Akbar dan Larasati
(2012) bahwa harga untuk satu unit box girder sebesar Rp. 70,000,000. AHS gantry
launcher, AHS gantry dibagi menjadi beberapa bagian, diantaranya adalah AHS
persiapan elemen gantry, AHS surveying, AHS mobilisasi elemen gantry, AHS perakitan
main truss, AHS pemasangan elemen gantry dan AHS alat gantry. Total AHS gantry
adalah sebesar Rp. 1,187,430,000.

AHS lifting/hanging, total biaya AHS ini adalah Rp. 92,280,000. Biaya total AHS
ini merupakan harga satuan per spannya. AHS glueing, glueing yang digunakan ialah
epoxy sikadur dengan harga satuan per kg nya adalah Rp. 34,000. Dari hasil perhitungan
bahwa total dari AHS glueing adalah Rp. 41,539 per kg kebutuhan epoxy. AHS stressing,
hasil perhitungan AHS pekerjaan stressing ini adalah biaya yang dikeluarkan per kg
strandnya. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa total biaya AHS stressing adalah Rp.
46,887. Biaya total AHS ini merupakan harga satuan per kg kebutuhan srand.

AHS grouting, Hasil perhitungan AHS pekerjaan grouting ini adalah biaya yang
dikeluarkan per m3 kebutuhan beton segar 40 MPa. total biaya AHS grouting adalah Rp.
6,249,178. AHS dismaintling spreader, bahwa total biaya AHS ini adalah Rp.
24,000,000. Biaya total AHS ini merupakan harga satuan pekerjaan per spannya. AHS
launching span, total biaya AHS ini adalah Rp. 8,730,000. Biaya total AHS ini
merupakan harga satuan pekerjaan per spannya.

Rancangan anggaran biaya (RAB) dan rekapitulasi biaya

Menurut Supriyanto (2012) metode yang digunakan untuk perkiraan biaya


pekerjaan ialah metode perhitungan RAB, perkiraan sendiri (HPS) dan harga penawaran.
Perhitungan mendapatkan hasil RAB ini ialah hanya dengan cara mengalikan volume

13
JSIL | Fadhel Febrian Gafar dkk. : Analisis Erection Box Girder Menggunakan Launching Gantry

pada tiap-tiap pekerjaan dengan nilai hasil perhitungan analisis harga satuan yang telah
didapat sebelumnya. Hasil perhitungan rancangan anggaran biaya (RAB) dapat dilihat
pada Tabel 10. Berdasarkan analisa dan perhitungan, total keseluruhan biaya pekerjaan
erection box girder span P8.46-50 menggunakan launching gantry parallel secara span
by span pada proyek pembangunan enam ruas tol dalam kota Jakarta adalah sebesar Rp.
36,749,953,230..Detail rekapitulasi dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 10 Rancangan anggaran biaya (RAB)

No Uraian Satuan Volume Harga Satuan (Rp) Biaya (Rp)


1 K3 Ls 1 11,118,169,000 11,118,169,000
2 Box girder Unit 128 70,000,000 8,960,000,000
3 Persiapan elemen gantry Unit 1 64,250,000 64,250,000
4 Surveying Unit 1 4,300,000 4,300,000
5 Mobilisasi elemen gantry Unit 1 114,405,000 114,405,000
6 Perakitan main truss Unit 1 853,500,000 853,500,000
7 Pemasangan elemen gantry Unit 1 123,975,000 123,975,000
8 Gantry Launcher Unit 2 15,000,000 30,000,000
9 Lifting/hanging Span 4 92,280,000 369,120,000
10 Glueing Kg 4722.24 41,539 196,157,127
11 Stressing Kg 116400 47,234 5,498,037,600
12 Grouting m3 16.34 6,249,178 102,111,569
13 Dismaintling spreader Span 4 24,000,000 96,000,000
14 Launching span berikutnya Span 4 8,730,000 34,920,000

Tabel 11 Rekapitulasi biaya

No Divisi Biaya (Rp)


1 K3 11,118,169,000
2 Pembuatan Segmen Box Girder Precast 8,960,000,000
3 Surveying 4,300,000
4 Persiapan Elemen Gantry Launcher 64,250,000
5 Mobilisasi Elemen Gantry Launcher 114,405,000
6 Perakitan Main Truss 853,500,000
7 Pemasangan Elemen Gantry Launcher 123,975,000
8 Gantry Launcher 3,090,000,000
9 Lifting/Hanging Box Girder 369,120,000
10 Glueing Box Girder 196,156,160
11 Stressing 5,498,054,300
12 Grouting 102,111,565
13 Dismaintling Spreader 96,000,000
14 Launching 34,920,000
Total Biaya 30,624,961,025
Profit 10% 3,062,496,103
PPN 10% 3,062,496,103
Total Biaya 36,749,953,230

14
JSIL JURNAL TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN | Vol. 1 No. 2 Agustus 2019

Waktu pelaksanaan metode launching gantry

Waktu pelaksanaan pekerjaan erection box girder pada span P8.46-50 dengan
metode launching gantry pada proyek enam ruas tol dalam kota Jakarta menggunakan 1
metode penjadwalan yaitu jaringan kerja Critical Path Method. . Detail waktu
pelaksanaan per pekerjaan (sesuai dengan hasil wawancara dengan site engineer dan
laporan harian site engineer) adalah sebagai berikut:

Waktu pelaksanaan box girder, produksi box girder adalah sebanyak 3 unit per
hari. Untuk membuat 128 box membutuhkan waktu selama 43 hari. Waktu pelaksaan
install elemen gantry, pekerjaan elemen gantry secara keseluruhan membutuhkan waktu
selama 77 hari. Waktu pelaksanaan pemasangan box girder, berdasarkan laporan harian
site engineer, bahwa waktu total yang dibutuhkan untuk pemasangan box girder dari span
P8.46-50 adalah selama 26 hari.

Critical path method (CPM)

CPM merupakan salah satu metode jaringan kerja, jaringan kerja berfungsi guna
meningkatkan kualitas perencanaan dan pengendalian untuk menghadapi jumlah kegiatan
dan kompleksitas proyek yang cenderung bertambah (Ervianto dan Wulfram 2003). Pada
jaringan kerja CPM , pekerjaan utama pada metode launching gantry dapat dilihat pada
Gambar 7.

Pembuatan Segmen
Box Girder 43

43 2
43

Pemasangan Alat
0 5 77 Erection Box Girder 103
Surveying Gantry Launcher
1 3 72 1 26 1
0 5 5 77 103

Persiapan Elemen
Gantry Launcher 5
4
5 5

Gambar 7 CPM pekerjaan utama metode launching gantry

15
JSIL | Fadhel Febrian Gafar dkk. : Analisis Erection Box Girder Menggunakan Launching Gantry

Dapat dilihat pada Gambar 7 bahwa jaringan kerja CPM pada pekerjaan erection
box girder menggunakan launching gantry merupakan jalur kritis (dapat dilihat pada
garis merah sehingga nilai float yang diperoleh adalah 0.

Rekapitulasi waktu pekerjaan

Tabel 12 Rekapitulasi waktu pekerjaan

No Kegiatan Durasi (Hari)


1 Pembuatan Precast Box Girder 43*
2 Surveying
5
3 Persiapan Elemen Gantry
4 Mobilisasi Elemen Gantry 7
5 Perakitan Main Truss 60
6 Pasang False Segment 1
7 Pasang Rail Beam & Roller 1
8 Pasang Main Truss 2
9 Pasang Winch & Spreder Lifting 1
10 Pemasangan Box Girder 26
Total Durasi (hari) 103
*= Pekerjaan dilakukan secara terpisah tetapi bersamaan dengan pemasangan gantry launcher.

Total keseluruhan waktu pekerjaan erection box girder mencakup pekerjaan


pembuatan precast box girder, pemasangan alat gantry dan pekerjaan pemasangan box
girder menggunakan launching gantry dapat dilihat pada Tabel 12. Pekerjaan
pemasangan box girder berdasarkan laporan harian engineer untuk span P8.46-50 adalah
26 hari. Sedangkan waktu pekerjaan pemasangan gantry adalah 77 hari. Total waktu
keseluruhan adalah 103 hari.
Perbandingan metode launching gantry dengan traveller

Metode kerja erection box girder menggunakan launching gantry diantaranya


adalah pekerjaan pembuatan precast box girder, pemasangan seluruh elemen alat gantry,
dan pemasangan box girder yang diantaranya adalah lifting/hanging, glueing, stressing,
grouting, dismaintling spreader kemudian launching ke span berikutnya. Berdasarkan
penelitian yang Akbar dan Larasati (2012) bahwa erection box girder menggunakan alat
traveller dikerjakan menggunakan metode konstruksi balanced cantilever. Selain itu, box
girder dilakukan pada pengecoran langsung pada formwork yang telah diinstall
sebelumnya dan tahapan akhir ialah pekerjaan stressing dan grouting.

Perbandingan biaya metode launching gantry dengan traveller

16
JSIL JURNAL TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN | Vol. 1 No. 2 Agustus 2019

Adanya perbedaan metode kerja erection box girder memungkinkan terjadinya perbedaan
biaya. Biaya yang dikeluarkan dipengaruhi oleh besarnya biaya sewa alat berat, upah
pekerja dan biaya bahan yang diperlukan dalam pekerjaan erection box girder. Gambar 8
menunjukkan perbandingan biaya pekerjaan erection menggunakan metode launching
gantry dan traveller. biaya yang dibutuhkan untuk pekerjaan erection box girder
menggunakan launching gantry adalah sebesar Rp. 36,749,953,230 sedangkan biaya
metode traveller sebsar. Rp. 29,365,071,200.

40,000,000,000
35,000,000,000
30,000,000,000
Biaya (Rp)

25,000,000,000
20,000,000,000
15,000,000,000
10,000,000,000
5,000,000,000
-
Launching gantry traveller

Gambar 8 Perbandingan biaya metode launching gantry dan traveller

Perbandingan waktu metode launching gantry dengan traveller

Berdasarkan pengamatan, wawancara dan data-data sekunder perbandingan


waktu kedua metode dapat dilihat pada Gambar 9. total waktu yang dibutuhkan metode
launching gantry untuk pekerjaan erection box girder adalah 103 hari sedangkan metode
traveller 252 hari.

300

250
Waktu (hari)

200

150

100

50

0
Launching gantry Traveller

Gambar 9 Perbandingan waktu metode launching gantry dan traveller

17
JSIL | Fadhel Febrian Gafar dkk. : Analisis Erection Box Girder Menggunakan Launching Gantry

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, simpulan yang dapat diambil adalah bahwa Metode
kerja alat launching gantry mencakup pembuatan precast box girder, install alat gantry
pada lokasi dan pemasangan box girder pada lokasi. Pemasangan alat gantry diantaranya
mencakup surveying, persiapan elemen gantry pada workshop, mobilisasi elemen gantry
ke lokasi, perakitan main truss di lokasi erection dan pemasangan elemen pada pierhead.
Tahapan pemasangan box girder mencakup lifting/hanging, glueing, stressing, grouting,
dismaintling spreader dan launching gantry ke span berikutnya. Sedangkan metode
traveller menggunakan metode konstruksi balanced cantilever. Metode kerja traveller
mencakup pemasangan formwork bekisting box girder, pemasangan tulangan dan tendon,
pengecoran box girder dan tahapan akhir adalah stressing dan grouting.
Biaya yang dikeluarkan pekerjaan erection box girder span P8.46-50 pada proyek
pembangunan enam ruas tol dalam kota Jakarta menggunakan metode launching gantry
(Rp. 36,749,953,230) lebih mahal dibandingkan metode traveller (Rp. 29,365,071,200).
Waktu yang dibutuhkan pada metode launching gantry untuk proyek
pembangunan enam ruas tol dalam kota Jakarta (103 hari) lebih cepat dibandingkan
metode traveller (252 hari). Waktu yang efektif ini disebabkan oleh penggunaan metode
erection yang lebih modern dan efisien dalam pengerjaannya.

DAFTAR PUSTAKA

Akbar A, Larasati BA. 2012. Tinjauan Pelaksanaan Pembuatan Box Girder dengan
Metode Traveller dari Pier 2U sampai Pier 5U pada Proyek Pembangunan Jalan
Layang Non-Tol Kampung Melayu-Tanah Abang Paket Mas Mansur [tugas
akhir]. Bandung: Politeknik Negeri Bandung.

Bestyanda RI, Prasetyo WA, Indrastono DA, Muhrozi. 2017. Perencanaan Flyover
Simpang Pelabuhan Panjang Bandar Lampung Dendan PC- U Girder. Jurnal
Karya Teknik Sipil. 6(4): 109-118.
Cahyadi AD, Dwinata RH. 2012. Pelaksanaan dan Anggaran Biaya Pekerjaan Box Girder
dengan Metode Balance Cantilever pada Proyek Jalan Layang Non-Tol (JLNT)
Antasari-Blok M Paket Prapanca [tugas akhir]. Bandung: Politeknik Negeri
Bandung.

18
JSIL JURNAL TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN | Vol. 1 No. 2 Agustus 2019

Ervianto, Wulfram I. 2003. Teori Aplikasi Manajemen Proyek Konstruksi. Yogyakarta


(ID): Andi Offset.

Hartono T. 2017. Optimalisasi Produktivitas Alat Berat Pada Pekerjaan Lahan Proyek
[skripsi]. Purworejo (ID) : Fakultas Teknik Sipil, Universitas Muhammadiyah
Purworejo.

Husein WS, Dinariana D. 2013. Perbandingan Gantry dan Mobile Crane Pada Jalan
Layang Dari Segi Waktu, Metode Kerja dan Biaya. Jakarta (ID) : Fakultas Teknik
Sipil, Universitas Bina Nusantara.

Kulo EN, Waani JE, Kaseke OH. 2017. Analisa Produktivitas Alat Berat Untuk Pekerjaan
Pembangunan Jalan. Jurnal Sipil Statik. 5(7): 465-474.

Nugraha D, Iriana RT, Djuniati S. 2018. Analisis Biaya Dan Produktivitas Pemakaian
Alat Berat Pada Kegiatan Pembangunan Jalan Akses Siak IV Pekanbaru. Jurnal
Teknik Sipil Unri. 5(1): 1-10.

Rombach G. 2002. Precast Segmental Box Girder Bridges with External Prestressing.
Hamburg (DE): Technical University.

Supriyanto. 2012. Studi Estimasi Biaya Pekerjaan Jalan Pada Paket Peningkatan Jalan
Congot-Jali-Wawar 2010 [Tugas Akhir]. Purworejo (ID): Fakultas Teknik Sipil,
Universitas Muhammadiyah Purworejo.

VSL Indonesia. 2018a. Method Statement Assembly For Two LG Parallel. Jakarta (ID).
PT VSL Indonesia.

VSL Indonesia. 2018b. Typical Segment Erection For Two LG Parallel. Jakarta (ID). PT
VSL Indonesia.

19

Anda mungkin juga menyukai