Anda di halaman 1dari 29

- Disusun: Tim Dosen Agama Institut Stiami -

PENDAHULUAN

Shalat adalah mutiara paling berharga bagi orang yang beriman. Karena
segala sesuatu bisa diungkap dan didapatkan dengan cara shalat, baik sesuatu yang
sifatnya duniawi maupun yang sifatnya ukhrawi. Disaat sedang melaksanakan
shalat berarti saat itu juga sedang berkomunikasi dengan Allah swt, sehingga apa
saja yang menjadi permasalahan dan keluhannya maka akan didengar dan
diselesaikan oleh Allah swt dengan sebab shalat. Allah swt telah berjanji melalui
Rasulullah saw bahwasanya barang siapa yang menjaga shalat dengan tertib, maka
akan dimulyakan dengan 5 perkara:

1. Allah swt mengangkat kesempitan hidupnya.

2. Allah swt menyelamatkan dari siksa kubur.

3. Menerima catatan amal dengan tangan kanan.

4. Melintasi shirath secepat kilat.

5. Masuk surga tanpa hisab.30

Merupakan keajaiban yang sangat luar biasa bagi orang yang bisa menjaga shalat,
baik keajaiban dunia maupun keajaiban akhirat. Karena yang terjadi saat ini banyak
orang yang shalat tetapi berbagai macam permasalahan tidak kunjung selesai, dan
bahkan belum selesai satu masalah datang lagi masalah baru. Seandainya seseorang
sudah rajin melaksanakan shalat akan tetapi kesempitan hidup belum diangkat
darinya oleh Allah swt, maka jangan-jangan masih belum bisa menjaga shalatnya
yang sesuai dengan kehendak Allah swt dan Rasulullah saw. Karena shalat yang

30 Fadhilah Amal Bab Sholat Maulana Zakariyyah Alkandahlawy Bab Keutamaan Sholat Berjamaah

114
akan diberikan 5 jaminan tadi adalah khusus kepada orang yang menjaga shalat
bukan orang yang shalat akan tetapi tidak menjaga shalatnya.

Kesempitan dan masalah dalam kehidupan bukan hanya terjadi kepada


orang miskin saja, bahkan orang kaya juga mengalami hal yang sama. Karena
kesempitan dan masalah hidup datangnya dari Allah swt dan yang akan
menyelesaikan juga Allah swt, dan jika Allah swt akan menyelesaikan masalah
seseorang maka tidak satupun yang bisa menghalanginya, begitu juga disaat Allah
swt memberikan kesempitan hidup dan masalah pada seseorang maka juga tidak ada
yang bisa menghalanginya.

Allah swt memberikan keberkahan dan kebahagiaan hidup kepada


hambanya yang bisa menjaga shalatnya dengan benar, meskipun dia orang miskin
kalau bisa menjaga shalatnya, maka Allah swt akan mengangkat semua kesempitan
dan masalah yang ada dalam kehidupannya, dan orang kaya yang tidak bisa
menjaga shalatnya, maka akan Allah swt tanamkan kesempitan di dalam
kehidupannya, sehingga banyak terjadi orang berpenghasilan pas-pasan akan tetapi
bahagia dengan keluarganya, sehat jasmani rohaninya, mudah beribadah kepada
Allah swt, dan tidak pernah mengeluh kepada selain Allah swt.

Ada juga orang yang berpenghasilan di atas rata-rata akan tetapi selalu
bermasalah dalam keluarga, sering-sakit-sakitan, malas beribadah dan selalu
mengeluh kepada sesamanya. Dan ini semua bisa terjadi karena pengaruh dari pada
shalat yang dikerjakannya, karena shalat sangat besar pengaruhnya kepada
kehidupan sehari-hari sehingga Allah swt pernah berjanji melapangkan dada dan
menutup pintu kefakiran bagi seseorang yang meluangkan waktu untuk menjaga
sholat dan menanamkan rasa galau, sedih, menderita, tidak menutup pintu kefakiran
bagi yang tidak meluangkan waktu untuk melaksanakan ibadah kepada Allah swt.31

Shalat sebagai ibadah yang sangat pokok dalam agama, sehingga keajaiban
dari pada shalat akan banyak berdampak pada si pelakunya, karena kalau seseorang
menjaga shalat dengan tertib maka shalat mendoakan kepada pelakunya dengan

31
Hadist Qudsy Sunan Tirmidzi, Nasa‟i dan Musnad Imam Ahmad

115
doa: “Semoga Allah swt menjagamu sebagimana kamu telah menjaga aku”, lalu
shalat naik ke langit dengan warna putih dan turun lagi dengan berbagai macam
keberkahan dari langit.

Tetapi disaat seseorang tidak menjaga shalatnya, maka shalat juga akan
berdoa kepada Allah swt untuk pelakunya dengan doa: “Semoga Allah swt menyia-
nyiakan kamu sebagaimana kamu telah menyia-nyiakan aku”, lalu shalatnya naik ke
langit dengan warna hitam dan turun ke bumi lagi dengan membawa berbagai
macam masalah, kesempitan, kesusahan, ketidak berkahan dan lain-lain. Lalu
shalatnya dilipat seperti kain buruk dan dilemparkan ke wajah orang itu di kubur
kelak. 32

Keuntungan shalat yang sangat duharapkan adalah sholat yang bisa


mengantarkan pelakunya masuk ke dalam surga dengan ijin Allah swt.
Sebagaimana hadist Nabi saw yang berbunyi:

:ُ‫ي‬ْٛ ُ‫َم‬٠ َُ ٍَّ‫ع‬


َ َٚ ِٗ ١ْ ٍَ‫ع‬
َ ُ‫ هلل‬ٝ
ّ ٍ‫ط‬
َ ِ‫ َي هللا‬ْٛ ‫ع‬ َ :َ‫ع ُْٕٗ لَبي‬
ُ ‫ع ِّ ْعذُ َس‬ َ ُ‫ هللا‬ٝ
َ ‫ػ‬
ِ ‫ذ َس‬
ِ ِ‫ب‬
ِ ‫ط‬ً ْٓ ِ‫عجَبدَحِ ث‬
ُ ْٓ ‫ع‬
َ
َّٓ ِٙ ّ‫ئًب اِ ْعزِ ْخفَبـًب ثِ َؾ ِم‬١ْ ‫ش‬ َ َ٠ ُْ ٌَ َّٓ ِٙ ِ‫ ث‬َٝ ‫ ـَ َّ ْٓ اَر‬,ِ‫ ْاٌ ِعجَبد‬ٍَٝ‫ع‬
َ َّٓ ُٙ ْٕ ِِ ‫ِ ُع‬١‫ؼ‬ ٍ ‫ا‬َٛ ٍَ‫ط‬
َ ُ‫ َّٓ هللا‬ُٙ َ‫د َوزَج‬ َ ‫ظ‬ ُ َّْ ‫خ‬
ِ,ٍَُٗ‫َ ْذ ُخ‬٠ ْْ َ ‫ذٌ ا‬ْٙ ‫ع‬ َ ِ‫ْظ ٌَُٗ ِع ْٕذَ هللا‬ َ ١ٍََ‫ َّٓ ـ‬ِٙ ِ‫د ث‬ِ ْ ‫َؤ‬٠ ُْ ٌَ ْٓ َِ َٚ ,َ‫َ ْذ ُخٍَُٗ ْاٌ َغَّٕخ‬٠ ْْ َ ‫ذٌ ا‬ْٙ ‫ع‬
َ ‫َوبَْ ٌَُٗ ِع ْٕذَ هللا‬
ٌَُٗ ‫ؼفَ َش‬
َ ‫ ِا ْْ شَب َء‬َٚ َُٗ‫عزَث‬ َ ِ‫ْظ ٌَُٗ ِع ْٕذَ هللا‬
َ ‫ ِا ْْ شَب َء‬,ٌ‫ذ‬ْٙ ‫ع‬ ِ ْ ‫َؤ‬٠ ُْ ٌَ ْٓ َِ َٚ
َ ١ٍََ‫ َّٓ ـ‬ِٙ ‫د ِث‬
)ٞ‫اٖ اٌخّغخ اَل اٌزشِز‬ٚ‫(س‬
Artinya: Dari Ubadah bin Shamit r.a dia berkata: Saya mendengar Rasulullah saw
bersabda: Allah swt telah mewajibkan shalat yang lima waktu pada hamba-
hambanya, maka barang siapa yang datang menunaikan hak shalat (tidak menyia-
nyiakan), maka Allah swt berjanji padanya untuk memasukkannya ke dalam surga,
dan barang siapa yang tidak datang menunaikan shalat, maka Allah swt tidak
berjanji padanya untuk memasukkan ke dalam surga, dan barang siapa yang tidak
datang menunaikan shalat maka Allah swt tidak berjanji padanya,jika Allah

32
Fadhilah Amal Maulana Zakariyyah Al-kandahlawy Bab Sholat

116
berkehendak maka Allah siksa dan jika Allah berkehendak maka Allah ampuni
(HR.Imam yang lima kecuali Tirmidzi33)

Ada orang menjaga shalat, dan ada orang yang tidak menjaga shalat, lalu
siapakah orang-orang yang menjaga shalat sehingga oleh Allah swt dijanjikan
keajaiban itu?. Mereka adalah orang yang sudah bisa mengendalikan nafsunya,
sehingga dengan mudah bisa mengalahkan kepentingan pribadinya semata-mata
hanya untuk shalat. Mereka adalah:

1. Menjaga waktunya/di awal waktu bagi sholat fardhu34

2. Menjaga tempatnya di mana adzan dikumandangkan di masjid/mushalla35

3. Menjaga caranya dengan cara berjamaah kecuali bagi wanita.36

33
Sunan Abu Dawud Bab Muhafadhotu Alaa Sholawat
34
Tafsir Ibnu Katsir Surat An-Nisa 103
35
Fadhilah Amal Maulana Zakariyyah Al-kandahlawy Bab Ancaman Meninggalkan Sholat Berjamaah
36
Ibid Bab Keutamaan Sholat Berjamaah

117
KEGIATAN BELAJAR 1
Pengertian Sholat
A. SHOLAT

Shalat menurut bahasa adalah Doa. Dan menurut istilah syar‟i adalah
perkataan dan perbuatan yang diawali dengan takbir yang disertai niat dan diakhiri
dengan salam dengan syarat-syarat yang telah di tentukan.37

Shalat adalah hukumnya wajib bagi setiap orang islam dan tidak wajib
bagi orang kafir. Orang kafir jika memeluk islam tidak berkewajiban mengqadha‟
shalatnya akan tetapi setelah masuk islam maka mulai mempunyai kewajiban
melaksanakan shalat dan berdosa jika meninggalkannya.38

Shalat merupakan pembeda antara orang islam dan bukan islam, sehingga
keislaman seseorang itu bisa gugur dengan cara meninggalkan shalat. Shalat
merupakan bagian terpenting dalam agama. Sehingga Nabi Muhammad saw
meletakkan kedudukan shalat dalam agama sebagaimana kedudukan kepala pada
badan. Sebagaimana sabda Rasulullah saw yang berbunyi:39

َ َ‫َل‬َٚ ,ٌَُٗ َ‫ َّبَْ ٌِ َّ ْٓ َلَأ َ َِبَٔخ‬٠ْ ‫ َلَ ِا‬:َُ ٍَّ‫ع‬


ْٓ َّ ٌِ َ ‫طالَح‬ َ ُ ‫ هللا‬ٍَّٝ‫ط‬
َ َٚ ِٗ ١ْ ٍَ‫ع‬ ُ ‫ لَب َي َس‬:َ‫ َّب لَبي‬ُٙ ْٕ ‫ع‬
َ ِ‫ ُي هللا‬ْٛ ‫ع‬ َ ُ ‫ هللا‬ٟ َ ‫ػ‬ ِ ‫ع َّ َش َس‬ُ ِْٓ ‫ع ِٓ اث‬ َ
)ٝٔ‫اٖ اٌطجشا‬ٚ‫غ ِذ (س‬ َ ‫اٌشأ ِط ِِ َٓ ْاٌ َغ‬ْ َّ ‫ػ ِع‬ ِ ْٛ َّ ‫ ِْٓ َو‬٠ّ‫ظالَحِ ِِ َٓ اٌ ِذ‬
َّ ٌ‫ػ ُع ا‬ِ ْٛ َِ ‫ ِأَّ َّب‬,ٌَُٗ َ ‫طالَح‬ َ َ‫َل‬
َ َ‫َْٓ ٌِ َّ ْٓ َل‬٠‫َلَ ِد‬َٚ ,ٌَُٗ ‫ َس‬ْٛ ُٙ ‫ؽ‬

Artinya: Dari Ibnu Umar ra.berkata, Rasulullah saw bersabda: Orang yang tidak
bisa menjaga amanat bukanlah orang yang sempurna imannya, dan tidak ada
shalat (tidak sah) bagi orang yang tidak ada wudhu‟, dan tidak ada agama bagi
orang yang tidak shalat, sesungguhnya kedudukan shalat dalam agama
sebagaimana kedudukan kepala pada badan (HR.Thabrani).

Dengan shalat seseorang akan mudah dikenali sebagai orang islam, akan
tetapi disaat orang islam meninggalkan shalat, maka sangat susah untuk dikenali
tentang keislamannya. Sebagaimana seseorang akan mudah dikenali jika ada
kepalanya, tetapi disaat seseorang tidak ada kepalanya meskipun anggota badannya

37
Kifayatul Akhyar Fi Halli Goyatil Ikhtishor Syeikh Taqiyuddin Abi Bakar Bin Muhammad Alhusany Bab Sholat
38
Nihayatuzzain Syeikh Abul Mu‟thi Muhammad Bin Umar Bin Ali Nawawi Al-jawy Bab Sholat
39
At-Targhib Wat-Tarhib Syeikh Imam Al-hafidz Abdul Adhim Bin Abdul Qowiy Almundziri Bab Sholat

118
lengkap dan sempurna maka akan sangat sulit untuk dikenali. Karena pentingnya
kepala inilah. Jika seseorang mau membuat kartu identitas maka yang diambil
fotonya cukup kepalanya saja, karena kepala sudah bisa mewakili semua anggota
badannyanya, sehingga apa artinya badan gagah, tangan bagus, kaki bagus kalau
tanpa kepala.

B. PEMBAGIAN SHOLAT

Adapun shalat dibagi menjadi 4 macam bagian:

1. Fardu Ain atas dasar syara‟ yaitu ada lima: 1. Dhuhur 2. Ashar 3. Maghrib 4.
Isya‟ 5. Subuh. Dan kewajiban shalat ini sudah menjadi kewajiban yang jelas
dalam agama dan bahkan dianggap kafir bagi orang yang meninggalkannya.
Dan untuk perintah shalat itu Allah swt turunkan kepada para Nabi as dengan
shalat yang berbeda-beda, yaitu:

a. Shalat subuh untuk Nabi Adam as.

b. Shalat dhuhur untuk Nabi Ibrahim as.

c. Shalat ashar untuk Nabi Sulaiman as.

d. Shalat maghrib untuk Nabi Isa as, yaitu dua rakaat untuk dirinya sendiri dan
yang satu rakaat lagi diperuntukkan ummatnya.

e. Shalat isya‟ dikhususkan untuk ummat Nabi besar Muhammad saw, akan
tetapi dengan kemulyaan ummat Nabi Muhammad saw dan terjadinya isra‟
dan mi‟raj maka semua shalat itu oleh Allah swt diberikan kepada ummat
Nabi Muhammad saw.

2. Fardu Ain atas dasar nadzar, yaitu kewajiban bagi seorang mukallaf dari shalat
sunnat berubah menjadi wajib karena nadzarnya itu. contoh seseorang
bernadzar kalau berhasil hajatnya maka akan melaksanakan shalat tahajjud 100
rakaat. Dan setelah hajatnya terkabul maka hukumnya wajib bagi orang terseut
untuk menunaikan nadzarnya yaitu shalat tahajjud 100 rakaat dan tidak ada
keringanan baginya.

119
3. Fardu Kifayah atas shalat jenazah, sehingga seandainya ada jenazah dan hanya
satu orang yang menshalatinya maka sudah bisa menggugurkan kewajiban bagi
yang lainnya, akan tetapi jika tidak ada yang menshalatkannya maka berdosa
semuanya.

4. Shalat-shalat Sunnat, yaitu shalat-shalat yang dilakukan di luar shalat fadhu.


Dan bisa dilakukan kapan saja kecuali di waktu-waktu yang dimakruhkan atau
yang diharamkan untuk melaksanakan shalat. Makruh seperti shalat habis
shubuh dan ashar. Haram seperti shalat disaat terbitnya dan tenggelamnya
matahari.40

Shalat sunnat bisa dilaksanakan di mana saja kecuali di tempat-tempat yang


dilarang untuk dipakai shalat. Seperti kuburan dan kamar mandi, sesuai dengan
Hadist yang berbunyi:

ُ ‫ اََلَ ْس‬:َ‫عٍَّ َُ لَبي‬


‫ع‬ َ ُ‫ هللا‬ٍَّٝ‫ط‬
َ َٚ ِٗ ١ْ ٍَ‫ع‬ َ ‫ ا َ َّْ إٌَ ِج‬,ُْٕٗ ‫ع‬
َ ٟ َ ُ‫ هللا‬ٟ
َ ‫ػ‬ ّ ‫ ِذ ا َ ٌْ ُخذ ِْس‬١ْ ‫ع ِع‬
ِ ‫ ِ َس‬ٞ َ ِٝ‫ع ْٓ أَث‬
َ
)ٜ‫اٖ اٌزشِز‬ٚ‫ ْاٌ َؾ َّب َُ (س‬َٚ ُ ‫ب َِغ ِْغذٌ ِاَلَّ ْاٌ َّ ْم ِج َشح‬َٙ ٍُّ‫ُو‬
Artinya: Dari Abu sa‟id Al-khudry ra, Sesungguhnya Nabi saw bersabda: Bumi
semuanya adalah masjid (tempat sujud) kecuali kuburan dan kamar mandi
(HR.Tirmidzi).

Sehingga di mana saja dan kapan saja diperbolehkan untuk melaksanakan shalat
selagi tempatnya tidak najis dan waktunya tidak diharamkan. Shalat merupakan
sumber segalanya bagi orang-orang yang beriman, sehingga Rasulullah saw dan
para sahabatnya mencontohkan melaksanakan shalat sunnat baik saat ada keperluan,
setelah wudhu, dhuha, muthlaq dan shalat-shalat sunnat yang lainnya.

C. PERINTAH SHALAT

Shalat adalah perintah Allah swt kepada hambanya. Karena di dalam


shalat itulah seorang hamba dapat mengabdikan dirinya dengan pengabdian dan
penghormatan yang sebenar-benarnya kepada Allah swt sehingga meskipun anggota
badan yang paling terhormat (kepala) rela diletakkan di tempat paling bawah dan

40 Nihayatuzzain Syeikh Abul Mu‟thi Muhammad Bin Umar Bin Ali Nawawi Al-jawy Bab Sholat Hal 8

120
sejajar dengan kaki sehingga di dalam shalat tidak ada lagi perbedaan antara satu
dengan yang lainnya. Shalat juga merupakan amalan yang dapat menyadarkan diri
seorang hamba agar bisa tertanam sifat tawadhu‟ di dalam kehidupannya.

Sifat tawadhu‟ akan membawa seseorang dapat merasakan bahwa dirinya


adalah sangat rendah dan hina sekali dihadapan Allah swt sehingga tidak pantas
untuk membanggakan diri dan segala yang ada pada dirinya, baik
membanggakannya di hadapan manusia terlebih di hadapan Allah swt. Sifat
tawadhu‟ juga akan dapat menyadarkan seseorang bahwa semua yang ada pada
dirinya hanya titipan Allah swt yang suatu saat akan diambil kembali olehnya.
Mengenai perintah shalat, Allah swt berfirman di dalam Al qur‟an yang berbunyi:

‫دًا‬ُٛٙ ‫لُ ْشآَْ ْاٌفَغْ ِش اِ َّْ لُ ْشآَْ ْاٌفَغْ ِش َوبَْ َِ ْش‬َٚ ًِ ١ْ ٌٍَّ‫ك ا‬ َ ‫ َؼ‬ٌَِٝ‫ش ّْ ِظ ا‬
ِ ‫غ‬ َّ ٌ‫ن ا‬ٛ َّ ٌ‫أَلِ ُِ ا‬
ِ ٌُُ‫ظالح َ ٌِذ‬

Artinya: Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam
(dhuhur, ashar, maghrib, dan isya‟) dan (dirikan pula shalat) subuh. Sesungguhnya
shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat penulis amal) (QS. Al-isra‟ ayat 78).

Maka dengan demikian, karena pentingnya shalat dalam agama sehingga


agama diibaratkan sebuah bangunan yang mempunyai lima tiang. Dan bangunan
akan berdiri dengan sempurna jika lima tiang itu ada dan tegak, dan jika salah satu
tiangnya tidak ada maka bangunan itu tidak akan bisa berdiri dengan sempurna.
Lima tiang agama itu adalah syahadat, shalat, zakat, haji, dan puasa di bulan
ramadhan. Sesuai dengan Hadist yang berbunyi:

َ َٚ ، ِ‫ ْاٌ َؾ ّظ‬َٚ ، ِ‫اٌضوَبح‬


َِ ْٛ ‫ط‬ َّ ‫ز َِبء‬٠‫ ِا‬َٚ ، ِ‫ظالَح‬ َّ َّ‫بدَحِ أ َ ْْ َلَ اٌََِٗ ِاَل‬َٙ ‫ش‬
َّ ٌ‫ ِالَ ِبَ ا‬َٚ ، ُ‫َّللا‬ َ : ‫ َخ ّْ ٍظ‬ٍَٝ‫اْل ْعالَ َُ َع‬
ِ َٝ ُِٕ‫ث‬
(ٜ ِ ‫اُٖ ْاٌجُخ‬َٚ ‫ؼبَْ ) َس‬
ُّ ‫َبس‬ َ َِ ‫َس‬

Artinya: Islam itu dibangun atas lima tiang yaitu: Syahadat, shalat, menunaikan
zakat, haji, dan puasa di bulan ramadhan (HR.Bukhari).41

Shalat diibaratkan tiang tengah dalam agama maka disaat bangunan tidak
ada tiang pinggirnya masih bisa berdiri meskipun tidak sempurna akan tetapi disaat
tidak ada tiang tengahnya maka bangunan itu tidak akan bisa berdiri. Begitulah

41
Fadhilah Amal Maulana Zakariya Al-kandahlawy Bab Sholat

121
ibarat shalat kedudukannya dalam agama sehingga disaat shalat itu di tegakkan
maka tegaklah agama akan tetapi disaat shalat sudah ditinggalkan maka robohlah
agama. Karena shalat merupakan tiang yang paling utama dalam bangunan agama
sehingga Nabi saw sampaikan bahwasanya yang pertama kali akan dihisab bagi diri
seorang hamba kelak di hari kiamat adalah shalat. Sebagai mana hadist yang
berbunyi:

َ ‫ُ َؾب‬٠‫ ُي َِب‬َّٚ َ‫ع ٍَّ َُ ا‬


ُ‫عتُ ِث ِٗ اٌعَ ْجذ‬ َ َٚ ِٗ ١ْ ٍَ‫ هللا َع‬ٍَّٝ‫ط‬َ ِ‫ ُي هللا‬ْٛ ‫ع‬ ُ ‫ لَب َي َس‬:َ‫ع ُْٕٗ لَبي‬ َ ُ‫ هللا‬َٟ ‫ػ‬ِ ‫َع ْٓ َع ْج ِذهللاِ ث ِْٓ لُ ْشؽٍ َس‬
)ٝٔ‫اٖ اٌطجشا‬ٚ‫عبئِ ُش َع َّ ٍِ ِٗ (س‬ َ َ‫د ـ‬
َ َ ‫غذ‬ َ ‫طٍُ َؼ‬
َ َ‫ا ِْْ ـ‬َٚ ِٗ ٍِ َّ ‫عبئِ ُش َع‬
ْ َ ‫غذ‬ َ ‫ذ‬ ْ ‫طٍُ َؾ‬ َّ ٌ‫َب َِخُ ا‬١‫ ََ ْاٌم‬ْٛ َ٠
َ ِْْ ‫ظالَح ُ ـَب‬

Artinya: Dari Abdullah bin qurath ra berkata, Rasulullah saw bersabda: Yang
pertama kali akan dihisab bagi seorang hamba pada hari kiamat adalah shalat, jika
shalatnya baik maka baiklah seluruh amalannya, dan jika shalatnya buruk maka
buruklah amalan-amalan yang lain (HR.Thabrani).42

Shalat juga merupakan identitas utama bagi seorang muslim. Sehingga seseorang
disebut sebagai muslim kalau dia menjaga shalatnya dan cukuplah seseorang itu
tidak dianggap sebagai seorang muslim jika meninggalkan shalatnya. Maka dengan
demikian, wajarlah kalau Rasulullah saw meletakkan posisi shalat dalam agama
sebagaimana letak kepala pada badan.

Orang yang tidak ada kaki, tangan, dan anggota badan lainnya masih disebut
sebagai manusia jika masih ada kepalanya akan tetapi meskipun seluruh anggota
badannya sempurna jika kepalanya tidak ada maka tidak bisa lagi disebut sebagai
manusia. Karena orang bisa hidup tanpa anggota badan yang lain tetapi tidak akan
bisa hidup tanpa kepala.43

Ciri keislaman seseorang jika dapat menjaga shalatnya dan ciri kekafiran
seseorang jika tidak dapat menjaga shalatnya. Dan seseorang dianggap menegakkan
agama dengan cara menjaga shalatnya dan seseorang dianggap merobohkan agama

42
Muntakhob Ahadist Maulana Yusuf Al-kandahlawy Bab Sholat
43
Syeikh Abdullah Bin Zaid Ali Mahmud

122
dengan cara meninggalkan shalatnya. Karena shalat adalah perintah Allah swt
kepada kita semua sebagai ummat Nabi Muhammad saw. Dan untuk perintah shalat
Allah swt tidak mengutus malaikat jibril untuk menyampaikan kepada Nabi
Muhammad saw akan tetapi Allah swt memanggil beliau langsung untuk
menghadapnya dengan cara diisra‟kan dan dimi‟rajkan. Dari peristiwa isra‟ dan
mi‟raj itulah turun perintah shalat sebagai kewajiban seorang muslim yang tidak ada
alasan untuk tidak menjalankannya.44

Untuk perintah shalat ini hanya bisa gugur terhadap tiga golongan orang
islam:

1. Orang tidur sampai dia bangun dari tidurnya.

2. Anak kecil sampai dia baligh.

3. Orang gila sampai dia sembuh dari gilanya.

Untuk orang tidur yang gugur kewajiban shalatnya adalah kalau tidurnya
sebelum masuk waktu shalat akan tetapi jika tidurnya sudah masuk waktu shalat
maka kewajiban shalatnya tidak gugur dan dia tetap berdosa karena meninggalkan
shalat. Untuk anak kecil yang gugur kewajiban shalatnya adalah sampai dia bisa
membedakan dan normal akalnya/baligh dan belum ada kewajiban shalat bagi anak
yang sudah berumur dewasa tetapi akalnya belum genap dan masih belum bisa
membedakan/tamyiz. Untuk orang gila yang gugur kewajiban shalatnya jika gilanya
sebelum masuk waktu shalat akan tetapi jika gilanya sudah masuk waktu shalat
maka disaat sudah sembuh dari gilanya dia berkewajiban untuk mengqadha‟ shalat
yang ditinggalkannya itu.45

Tentang gugurnya kewajiban shalat pada 3 golongan orang islam tadi


berdasarkan Hadist Rasulullah saw yang berbunyi:

ْٚ َ‫َ ْعمًَِ ا‬٠ َّٝ‫ ِْ َؽز‬ْٛ ُٕ ْ‫ َع ِٓ اٌ َّغ‬َٚ ,‫َ ْىجَ َش‬٠ َّٝ‫ َؽز‬ِٝ‫ظج‬ َ َ‫م‬١ْ َ‫َ ْغز‬٠ َّٝ‫ َعٓ إٌَب ِع ُِ َؽز‬:ٍ‫ُسـِ َع اٌمٍََ ُُ َع ْٓ صَالَس‬
َ ٌ‫ َع ِٓ ا‬َٚ ,‫ع‬
)ُِ ‫اٌ َؾ ِى‬َٚ ِٗ ‫اُٖ اِ ْثُٓ َِب َع‬َٚ ‫(س‬
َ َ‫ْك‬١‫َ ِف‬٠

44
Dzurratunnashihin Syeikh Ustman Bin Hasan Bin Syakir Bab Isra‟ Mi‟raj
45
Nihayatuzzain Syeikh Abul Mu‟thi Muhammad Bin Umar Bin Ali Nawawi Al-jawy Kitab Sholat

123
Artinya: Di angkat kewajiban dari tiga macam manusia, yaitu orang tidur sampai
bangun, anak kecil sampai dewasa, dan orang gila sehingga berakal atau sembuh
(HR. Ibnu majah dan Hakim di dalam kitab Nihayatuz zain).

Maka dengan demikian, perintah yang tidak ada udzur dan alasan untuk
meninggalkannya adalah perintah shalat. Sampai akhirnya yang sudah sakit
parahpun selagi masih punya ingatan maka kewajiban shalatnya belum gugur. Dan
karena pentingnya perintah shalat sehingga yang tidak bisa berdiri diperbolehkan
shalat sambil duduk dan yang tidak bisa duduk diperbolehkan shalat sambil
berbaring dan sampai akhirya hanya shalat dengan isyarat kedipan mata saja.
Batasan berakhirnya kewajiban shalat disaat seseorang sudah dishalati di depan
imam dan sudah siap untuk dimakamkan. 46

Rasulullah saw mengajarkan pertama kali kepada orang yang baru masuk islam
adalah shalat. Sebagaimana Hadist yang berbunyi:

ُ‫ هللا‬ٍَّٝ‫ط‬ ِّ ‫ ِذ إٌَّ ِج‬ْٙ ‫ َع‬ٍَٝ‫اٌش ُع ًُ ِارَا أَ ْعٍَ َُ َع‬


َ ٝ َّ َْ‫ َوب‬:َ‫ َّب لَبي‬ُٙ ْٕ ‫ هللاُ َع‬ٟ ِ ‫ ِٗ َس‬١ْ ‫ع ْٓ ا َ ِث‬
َ ‫ػ‬ ْ َ ‫ َِبٌِهٍ ا‬ٝ‫َع ْٓ ا َ ِث‬
ّ ِ ‫َل ْش َغ ِع‬
َ ٝ
)ٝٔ‫اٖ اٌطجشا‬ٚ‫ظالَح َ (س‬ َّ ٌ‫ُٖ ا‬ْٛ ُّ ٍَّ‫ع‬
َ َُ ٍَّ‫ع‬
َ َٚ ِٗ ١ْ ٍَ‫َع‬

Artinya: Dari Abu Maliki Al-asyja‟i meriwayatkan dari ayahnya: Pada jaman Nabi
saw apabila ada seseorang yang masuk islam maka pertama kali yang diajarkan
(oleh para sahabat) adalah shalat (HR.Thabrani).

Jadi bagi orang yang baru masuk islam sebelum seseorang itu mengerti hal
yang lain maka yang pertama kali harus dimengerti terlebih dahulu adalah masalah
shalat karena shalat merupakan hal yang sangat penting kedudukannya dalam
agama sehingga seseorang itu akan kelihatan hidupnya sebagai orang islam apabila
dia mengerjakan shalat.

Setelah para sahabat mengajarkan shalat kepada yang baru masuk islam
kemudian diajarkan hal-hal lain yang berhubungan dengan ajaran islam dalam
kehidupannya sehari-hari sehingga orang yang baru masuk islam sebelum
memahami yang lain terlebih dahulu memahami masalah shalat sehingga disaat

46
Kifayatul Akhyar Fi Halli Goyatil Ikhtishor Syeikh Taqiyuddin Abi Bakar Bin Muhammad Alhusany Fashl Hitungan Rakaat
Solat Fardhu

124
adzan dikumandangkan maka orang-orang yang baru masuk islampun juga
berbondong-bondong datang ke masjid untuk melaksanakan shalat berjamaah.

Begitu juga dalam kehidupan berumah tangga. Perintah shalat harus


dijunjung tinggi dan diajarkan kepada keluarga sehingga anak yang baru berumur
tujuh tahunpun harus diajarkan shalat agar supaya saat dewasa kelak sudah bisa dan
terbiasa menjaga shalat, seandainya anak sudah mencapai umur sepuluh tahun akan
tetapi belum melaksanakan shalat. Maka kewajiban orang tua harus memukulnya
untuk menjerahkan agar tidak lagi berani meninggalkan shalat. Sesuai dengan
Hadist yang berbunyi:

:َُ ٍَّ‫ع‬ َ ُ‫ هللا‬ٍَّٝ‫ط‬


َ َٚ ِٗ ١ْ ٍَ‫ع‬ ُ ‫ لَب َي َس‬:َ‫ع ْٓ َع ِذّ ِٖ لَبي‬
َ ‫ ُي ََّّللا‬ْٛ ‫ع‬ َ ِٗ ١ْ ‫ع ْٓ ا َ ِث‬
َ ‫ت‬ ُ ْٓ ِ‫ ث‬ٚ‫ع ّْش‬
ِ ١ْ ‫ش َع‬ َ ْٓ ‫ع‬
َ ٞ
َ ِٚ ‫ُس‬
ٟ‫ ُْ ِـ‬ُٙ َٕ١ْ َ‫ا ث‬ُٛ‫ـَ ِ ّشل‬ٚ,‫ا‬ َ ‫ا‬ُٛ‫ب ِارَا َثٍَؽ‬َٙ ١ْ ٍَ‫ع‬
َ ‫ع ْش ًش‬ َ ‫ا‬ُٛ‫ظالَ ِح ِارَا َثٍَؽ‬
َ ُْ ُ٘ ُٛ‫اَػ ِْشث‬َٚ ,‫ع ْجعًب‬ َّ ٌ‫َلَدَ ُو ُْ ِثب‬ْٚ َ ‫ ا‬ٚ‫ُِ ُشا‬
)ُُ ‫اٌ َؾب ِو‬َٚ ُ‫د‬ٚ‫ دَ ُا‬ُْٛ ‫اَث‬َٚ ُ‫اُٖ اَؽْ َّذ‬َٚ ‫(س‬
َ ِ‫بعع‬
ِ ‫ؼ‬َ َّ ٌ‫ا‬
Artinya: Di riwayatkan dari Amr bin Syuaib dari ayahnya dari kakeknya berkata,
Rasulullah saw bersabda: Perintahkanlah anak-anakmu untuk shalat bila sudah
berumur tujuh tahun, dan pukullah mereka jika sudah berumur sepuluh tahun jika
meninggalkan shalat, dan pisahkanlah di antara mereka (anak laki dan perempuan)
tempat tidurya (HR. Ahmad, Abu dawud, dan Hakim).47

Jadi, di dalam agama diperbolehkan memukul anak untuk tujuan


mendidik, agar anak jerah dan tidak mengulangi perbuatan buruknya lagi. Karena
kadang-kadang seorang anak tidak jerah jika tanpa adanya pukulan. Dan orang tua
memukul anaknya merupakan perintah dalam agama jika anaknya meninggalkan
shalat sesudah berumur sepuluh tahun. Pukulan itu bukanlah bentuk penganiayaan
terhadap anak akan tetapi bentuk kasih sayang orang tua terhadap anaknya seperti
jika anak sedang sakit dan tidak mau minum obat maka orang tua harus
memaksanya meskipun anaknya meronta dan menjerit kepahitan karena memaksa
anaknya untuk minum obat itu adalah bentuk kasih sayangnya. Adapun cara untuk
memukul anak yang meninggalkan shalat adalah di daerah yang tidak

47
Kitabusshalah Ala Madzahibil Arba‟ Syeikh Abdul Qadir Arruhbawy Bab Syarat Wajibnya Shalat

125
membahayakan tapi bisa menjerahkan. Orang tua yang tidak memukul anak yang
meninggalkan shalat dengan alasan kasih sayang berarti sama halnya dengan
menjerumuskan ke dalam siksaan api neraka.

D. MAKSUD TUJUAN SHALAT

Allah swt menurunkan perintah shalat kepada hambanya dengan maksud


yang sangat besar sekali, yaitu:

1. Agar dapat membawa sifat-sifat shalat ke dalam kehidupan sehari-hari.

2. Agar shalat yang dilakukannya bisa mencegah dari perbuatan keji dan
mungkar.

3. Agar shalat bisa dijadikan untuk sarana menyelesaikan semua masalahnya.

4. Agar shalat bisa dijadikan sebagai alat berkomunikasi dengan Allah swt.

Maka dengan demikian kita harus berusaha agar shalat yang kita kerjakan
dapat diterjemahkan dalam kehidupan sehari-hari dan memberikan manfaat dunia
akhirat. Karena jangan sampai shalat yang selama ini kita kerjakan hanya sebagai
rutinitas saja sehingga shalat bukannya memberikan manfaat dan keajaiban akan
tetapi shalat akan menjadikan celaka bagi pelakunya sendiri baik celaka di dunia
terlebih celaka di akhirat kelak.

Shalat yang dikerjakan dengan semaunya sendiri dan asal-asalan maka


shalat itu bukannya mendoakan kebaikan kepada pelakunya akan tetapi akan
mendoakan keburukan. Sebagaimana Hadist yang berbunyi:

ٍَّٝ‫ط‬ َ ْٓ َِ َُ ٍَّ‫ع‬ َ ُ‫ هللا‬ٍَّٝ‫ط‬


َ َٚ ِٗ ١ْ ٍَ‫ع‬ َ ِ‫ ُي هللا‬ْٛ ‫ع‬ ُ ‫ لَب َي َس‬:َ‫ع ُْٕٗ لَبي‬ َ ُ‫ هللا‬ٝ‫ػ‬ َ ‫ع ْٓ أَ ٍَظ َس‬ َ ٞ َ ِٚ ‫ُس‬
‫دََ٘ب‬ْٛ ‫ع ُغ‬ُ َٚ ‫ب‬َٙ ‫ع‬ َ ْٛ ‫ ُس ُو‬َٚ ‫ب‬َٙ ‫ع‬
َ ْٛ ‫ش‬ ُ ُٚ ‫ب‬َٙ ٌَ ‫ا َ ْعجَ َػ‬َٚ ‫ب‬َٙ ِ‫ ْلز‬َٛ ٌِ ‫اد‬َٛ ٍَ‫ظ‬
ُ ‫ ُخ‬َٚ ‫ب‬َٙ َِ ‫َب‬١ِ‫اَر َ َُّ ل‬َٚ ‫ػ َئَ٘ب‬ َّ ٌ‫ا‬
‫ب‬َٙ ِ‫ ْلز‬َٚ ‫ ِْش‬١َ‫طالََّ٘ب ٌِؽ‬َ ْٓ َِ َٚ ,َِٕٝ‫ظز‬ ْ َ‫ظهَ هللاُ َو َّب َؽف‬ َ َ‫ ُي َؽف‬ْٛ ُ‫ؼب ٌء ُِ ْغ ِف َشح ٌ رَم‬
َ ١ْ َ‫ ث‬ِٟ
َ َ٘ٚ ‫ذ‬ْ ‫خ ََش َع‬
ِٟ
َ َ٘ٚ ‫ذ‬ ْ ‫دََ٘ب خ ََش َع‬ْٛ ‫ع ُغ‬ َ ْٛ ‫َلَ ُس ُو‬ٚ‫ َب‬َٙ ‫ع‬
ُ َ‫َل‬َٚ ‫ب‬َٙ ‫ع‬ ُ ‫ب ُخ‬َٙ ٌَ ُُّ ِ‫ز‬٠َ ُْ ٌََٚ ‫ػ َئَ٘ب‬
َ ْٛ ‫ش‬ ُ ُٚ ‫ب‬َٙ ٌَ ‫ ْغجِ ْػ‬٠َ ُْ ٌََٚ
‫ؿ‬ُّ ٍَ ُ٠ ‫ذ َو َّب‬ ْ َّ‫ْش شَب َء هللاُ ٌُف‬
ُ ١‫َذ َؽ‬
ْ ٔ‫ ِارَا َوب‬َّٝ‫ َؽز‬َِٕٝ‫َّ ْعز‬١‫ػ‬ َ ‫َّ َعهَ هللاُ َو َّب‬١‫ػ‬ ْ ُِ ‫دَا ٌء‬ْٛ ‫ع‬
َ ‫ ُي‬ْٛ ُ‫ظ ٍِ َّخٌ رَم‬ َ
)ٝٔ‫اٖ اٌطجشا‬ٚ‫ُٗ (س‬ُٙ ْ‫ع‬َٚ ‫ب‬َٙ ‫ة ِث‬ ِ ٍَْ ‫ة ْاٌخ‬
ُ َُّ ُ ‫ك ص‬
َ ‫ػ ِش‬ َ ْٛ َّ ‫اٌض‬

126
Artinya: Dari Anas ra berkata, Rasulullah saw bersabda, apabila seseorang
mengerjakan shalat pada waktu-waktu yang telah ditetapkan dengan wudhu‟ yang
sempurna, dengan perasaan rendah hati dan tawadhu‟, dan dengan qiyam, ruku‟,
dan sujud dilakukan dengan baik, maka shalat yang demikian itu akan berupa
cahaya yang indah yang mendoakan orang itu dengan kata-kata: “Semoga Allah
swt memeliharamu sebagaimana kamu telah memelihara aku”, sebaliknya apabila
seseorang itu tidak menjaga shalatnya dan tidak mengambil wudhu dengan
sempurna dan qiyam, ruku‟ serta sujudnya juga tidak dilakukan dengan baik,
maka shalatnya akan membuat wajahnya gelap dan akan mengutuk orang itu
dengan kata-kata: “Semoga Allah swt menyia-nyiakanmu sebagaimana kamu
telah menyia-nyiakan aku”, sehingga kalau Allah swt berkehendak, maka
shalatnya itu dilemparkan ke muka orang itu seperti kain yang buruk
(HR.Thabrani).

Shalat yang dilakukan dengan tidak mengikuti petunjuk Allah swt dan
Rasulnya maka shalatnya itu tidak akan bisa membawa pelakunya untuk
menterjemahkan dalam kehidupannya sehari-hari sehingga meskipun shalat akan
tetapi shalatnya belum bisa mencegah dari pada perbuatan keji dan mungkar,
belum bisa dijadikan sebagai sarana menyelesaikan masalah, dan belum bisa
dijadikan sebagai alat komunikasi dengan Allah swt.48

Peristiwa semacam itu sekarang semakin merebak dikalangan orang islam


sendiri sehingga meskipun shalat tetapi maksiat jalan terus karena shalatnya belum
bisa membawa pengaruh dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga menganggap
bahwa shalat adalah hal yang remeh saja, yang hanya dikerjakan disaat-saat ada
sisa waktu dari kegiatan dunia, sedangkan jika sedang sibuk dengan urusan dunia
maka dengan mudahnya shalat ditinggalkan dengan tanpa ada beban dan merasa
bersalah sedikitpun kepada Allah swt. Rasulullah saw sangat merisaukan urusan
shalat bagi ummatnya disaat menjelang wafatnya karena beliau sudah tahu dengan

48
Mudzakarah 6 Sifat Sahabat Radhiyallahu Anhum

127
wahyu Allah swt bahwa suatu saat nanti shalat akan disia-siakan oleh ummatnya.49
Sebagaimana yang Allah swt beritakan di dalam Al- qur‟an yang berbunyi:

‫ًّب‬١‫َْ َؼ‬ْٛ َ‫َ ٍْم‬٠ ‫ؾ‬ َ َ‫د ـ‬


َ ْٛ ‫غ‬ َّ ٌ‫ا ا‬ُٛ‫ارَّجَع‬َٚ َ ‫ظالح‬
ِ ‫ا‬َٛ َٙ ‫ش‬ َّ ٌ‫ا ا‬ُٛ‫ػبع‬ ٌ ٍَْ ‫ؿ ِِ ْٓ ثَ ْع ِذ ِ٘ ُْ خ‬
َ َ‫ؿ أ‬ َ ٍَ‫ـَ َخ‬

Artinya: Maka datanglah sesudah mereka pengganti yang menyia-nyiakan shalat


dan memperturutkan hawa nafsunya maka mereka kelak akan menemui
kesesatan.50

Beliau sudah mengetahui bahwa jika ummatnya sudah menyia-nyiakan


shalat maka berbagai macam keberkahan akan diangkat dan akan diganti dengan
berbagai macam permasalahan dalam kehidupannya. Maka dijaman Nabi saw
jangankan orang yang tidak shalat yang shalatpun kalau mengerjakannya di rumah
diancam akan dibakar rumah-rumahnya oleh Nabi Muhammad saw, semua itu
beliau lakukan karena sayangnya beliau kepada ummatnya. Maka dengan
demikian, beliau saw selalu berwasiat agar jangan sampai meninggalkan shalat
dan selalu mengajarkan shalat agar ummatnya mengetahui maksud dan tujuan
shalat yang sebenarnya sehingga akan berusaha untuk menjaganya dan
menterjemahkan dalam kehidupannya sampai akhirnya shalat yang dikerjakan
dapat mendatangkan keajaiban baik keajaiban dunia terlebih keajaiban di akhirat
kelak.

E. KENIKMATAN DALAM SHALAT

Dalam kehidupan dunia ini setiap orang ingin selalu merasakan kenikmatan
sehingga demi kenikmatan itu seseorang rela untuk berjuang, berkorban, bersusah
payah, dan sanggup melakukan segalanya. Akan tetapi semua kenikmatan yang
dikejar dalam kehidupan ini hanya kenikmatan yang bersifat duniawi yang
sementara dan pasti akan ditinggalkan. Sehingga dengan silaunya kepada
kenikmatan duniawi yang sementara ini seseorang rela melupakan dan
mengorbankan kenikmatan yang akan membawa kebahagiaan di akhirat yang
selama-lamanya.

49
Dzurratunnashihin Syeikh Ustman Bin Hasan Bin Syakir Bab Wafatnya Rasulullah Saw
50
Alqur‟anul Karim Surat Maryam Ayat 59

128
Shalat merupakan kenikamatan yang tiada taranya, sehingga seseorang
kalau sudah bisa mendapatkan kenikmatan dari pada shalatnya maka ia akan terus
berusaha untuk semakin meningkatkan agar semakin merasakan nikmatnya shalat.
Akan tetapi kenikmatan dalam shalat itu tidak mudah untuk didapatkan karena
kenikmatan itu merupakan anugerah dari Allah swt bagi siapa saja yang Allah swt
kehendaki. Bagi seseorang yang sudah bisa mendapatkan kenikmatan shalat maka
akan semakin memacu dirinya agar bisa mendapatkan kenikmatan yang lebih
nikmat lagi di dalam shalatnya sehingga derajat shalatnya sampailah ke tahapan
yang dikehendaki oleh swt dan Rasulullah saw.

Sebagaimana kisah Zainul abidin r.ah yang selalu shalat nafil seribu rakaat
setiap hari. Beliau terus mengerjakan shalatnya dengan tenang, dan apabila ditanya
maka dia menjawab: Apakah tidak tahu sedang berhadapan dengan siapa kamu
berdiri. Suatu hari, api telah membakar rumahnya, tetapi saat itu dia sedang sibuk
melaksanakan shalat, maka selesai shalat dia berkata kepada orang yang di
sekelilingnya: Api akhirat telah membuatku lupa akan api dunia ini. Kemudian dia
berkata, aku heran dengan kesombongan seseorang padahal dulu dia adalah setetes
air mani dan suatu saat dia akan menjadi bangkai, kenapa dia masih saja sombong?

Dia sering berkata: Sungguh mengherankan! untuk kehidupan dunia yang


sementara ini, mereka begitu memikirkannya namun untuk akhirat yang kekal abadi
selamanya mereka tidak memikirkannya. Dan dia selalu membantu orang-orang
miskin pada malam hari supaya tidak tahu siapa yang membantu mereka dan setelah
dia meninggal dunia barulah diketahui bahwa kurang lebih seratus keluarga yang
telah dibantunya. 51

Untuk mendapatkan kenikmatan dalam shalat maka harus ada upaya dan
usaha perbaikan. Adapun usaha untuk mendapatkan kenikmatan shalat diantaranya
adalah:

51
Fadhilah Amal Maulana Zakariya Al-kandahlawy Bab Kisah Kehidupan Para Sahabat

129
1. Merasakan kehadiran Allah swt seakan-akan dalam shalat itu melihat Allah
swt atau selalu merasa dilihat oleh Allah swt, sehingga tertanamlah rasa
dekat, takut dan harap hanya kepada Allah swt.

2. Menghadirkan keuntungan-keuntungan dalam shalat yang telah dijanjikan


oleh Allah swt sehingga tidak lagi melirik keuntungan yang lain.

3. Merasakan seakan-akan shalat ini adalah shalat yang terakhir dan dengan
cara mengingat betapa dekatnya kematian sehingga tidak terpikirkan lagi
bahwa setelah itu masih bisa untuk mengerjakan shalat lagi.

4. Berusaha untuk tidak mengingat segala yang telah terjadi di luar shalat.

5. Menundukkan pandangan matanya terhadap sesuatu yang diharamkan


dalam agama baik di dalam shalat maupun di luar shalat karena dengan
menundukkan pandangan akan lebih bisa menjaga dan mensucikan
konsentrasi dalam shalat.

6. Memperbaiki istinja‟nya sebelum melakukan shalat.

7. Memperbaiki wudhu‟ sebelum melakukan shalat dengan cara melakukan


sunnah-sunnahnya seperti menghemat pemakaian air, bersiwak, berkumur-
kumur, menghisap air ke hidung dan lain-lain.

Dengan memperhatikan hal-hal di atas seseorang akan bisa untuk


mendapatkan kenikmatan dari pada shalat yang dikerjakannya sehingga shalat
bukan hanya sebagai kegiatan rutin sehari-hari saja akan tetapi shalat sudah
dijadikan sebagai kebutuhan pokok dalam kehidupannya. Kalau seseorang sudah
dapat merasakan kenikmatan dalam shalat maka seseorang itu akan dengan mudah
mengorbankan kenikmatan lain demi mendapatkan kenikmatan shalat.

Akan tetapi, bagi orang yang belum dapat merasakan kenikmatan shalat,
maka akan selalu mencari dan terus mengejar kenikmatan yang lain, sehingga akan
mudah mengorbankan shalat demi mencapai kenikmatan yang lain itu. Sehingga
yang banyak terjadi orang berbondong-bondong mencari kenikmatan yang semu
dan tipuan belaka dengan berharap untuk mendapatkan kebahagiaan, tapi ternyata

130
yang mereka usahakan itu hanya merupakan hal sia-sia saja yang tidak pernah ada
ujungnya, karena semakin dikejar akan semakin lari ke depan, sehingga ibarat orang
yang sedang mengejar bayangannya sendiri. Semakin dikejar maka akan semakin
menjauh.

Shalat adalah ibadah yang sangat bernilai tinggi di hadapan Allah swt. Dan
Allah swt akan memberikan kenikmatan ibadah itu kepada hambanya yang
dikehendaki, lalu siapakah hamba yang dikehendaki Allah swt itu?, yaitu
diantaranya seorang hamba yang bisa menjaga pandangannya dari wanita yang
bukan muhrim. Sebagaimana hadist yang berbunyi:

َ َ‫ظ َشُٖ ِاَلَّ أَؽْ ذ‬


ُ‫َ ِغذ‬٠ ً ‫ ٌَُٗ ِع َجبدَح‬ٌَٝ‫س هللاُ ر َ َعب‬ ُّ ُ‫ؽ‬٠َ َُّ ُ ‫ َي َس ِْمَ ٍخ ص‬َّٚ َ ‫ ْاِ َشأ َ ٍح أ‬ٌَٝ‫ظ ُش ِا‬
َ ‫غ َث‬ ُ ْٕ ٠َ ٍُ ٍِ ‫بِ ْٓ ُِ ْغ‬
ِ َِ
ِٗ ِ‫ لَ ٍْج‬ٝ‫رَُٗ ِـ‬َٚ َ‫َؽال‬
Artinya:Tiada seorang muslim yang melihat wanita lain lalu memejamkan matanya,
melainkan Allah swt akan memberikan padanya rasa lezatnya beribadah dalam
hatinya. 52

Kenikmatan dalam hati akan diberikan oleh Allah swt kepada siapa saja
yang bisa memejamkan matanya (menundukkan pandangan) disaat melihat wanita
lain yang ada di hadapannya karena wanita mempunyai pengaruh yang sangat besar
sekali dalam pandangan. Dan biasanya dalam pandangan pertama itu membawa
kesan yang sangat mendalam sehingga ada hasrat untuk mengulanginya lagi. Dalam
pandangan kepada wanita yang bukan muhrim Iblis selalu bermain untuk
menggelincirkan seseorang ke jurang dosa. Dan wanita dijadikan sebagai senjata
paling ampuh oleh iblis untuk menggoda kaum lelaki.

Semua lelaki normal pasti suka kepada wanita sehingga lelaki itu akan
berusaha dengan cara apapun untuk mendapatkan wanita yang membuatnya jatuh
cinta dalam pandangan itu. Maka tidak sedikit efek dari pandangan pertama itu
terbawa di dalam shalat, makan, jalan, duduk, renungan dan lain sebagainya, dan
bahkan sampai di dalam tidurpun kadang-kadang hadir dalam mimpi. Karena dalam

52
Mizanul Hikmah Muhammad Raisyahury Bab Ghaddul Bashar Wa Halawatul Ibadah

131
pandangan itu ada panah iblis yang sangat beracun dan setiap kali dilepas tidak
pernah meleset dari sasaran. Sesuai dengan Hadist yang berbunyi:

ِٗ ‫ لَ ٍْ ِج‬ِٝ‫ر َُٗ ـ‬َٚ َ‫َ ِغذ ُ َؽال‬٠‫ َّبًٔب‬٠ْ ‫ أَ ْثذَ ٌْزُُٗ ِا‬ِٝ‫ب ِِ ْٓ َِخَبـَز‬َٙ ‫ْظ َِ ْٓ ر ََش َو‬ ْ ٌََّٕ‫ا‬
َ ُ ‫ظ َشح‬
َ ١ٍِ ‫ ِبَ ِا ْث‬َٙ ‫ ٌَ ِِ ْٓ ِع‬ْٛ ُّ ‫ ٌُ َِ ْغ‬ْٙ ‫ع‬
Artinya: Penglihatan (melihat wanita yang bukan muhrim) itu sebagai panah iblis
yang sangat beracun, maka barang siapa mengelak (meninggalkannya) karena
takut kepadaku (Allah), maka aku menggantikannya dengan manisnya iman yang
dirasakan dalam hatinya.53

Jadi, merupakan satu hadiah besar dari Allah swt bagi siapa saja yang bisa
menundukkan pandangannya dari wanita yang bukan muhrim dengan hadiah
kemanisan iman di dalam hatinya. Karena menundukkan pandangan bukanlah
perkara enteng dan mudah untuk dilakukan meskipun mudah diucapkan jangankan
yang masih muda yang sudah tua pun belum tentu jika melihat cewek cantik lalu
menundukkan pandangannya. Dan orang-orang yang dapat menundukkan
pandangannya itu hanya orang-orang yang mendapat petunjuk dan kekuatan dari
Allah swt.

Seseorang yang sudah dapat merasakan kenikmatan dalam shalat maka dia
akan rela mengutamakan shalat dari pada kenikmatan yang lainnya. Maka wajarlah
kalau Rasulullah saw di dalam mengerjakan shalat selalu berlama-lama sehingga
kakinya bengkak akan tetapi dengan kondisi seperti itu Rasulullah saw semakin
merasakan kenikmatan dan keindahan shalat.54 sehingga beliau tempatkan shalat
sebagai pelipur matanya. Sesuai dengan Hadist yang berbunyi:

َ ُ ‫عٍَّ َُ ُع ِع ًَ لُ َّشح‬
ِٝ‫ ـ‬ِٕٝ١ْ ‫ع‬ َ ُ‫ هللا‬ٍَّٝ‫ط‬
َ َٚ ِٗ ١ْ ٍَ‫ع‬ ُ ‫ لَب َي َس‬:َ‫ع ُْٕٗ لَبي‬
َ ِ‫ ُي هللا‬ْٛ ‫ع‬ َ ُ‫ هللا‬ٟ ِ ‫ع ْٓ أَٔ ٍَظ َس‬
َ ‫ػ‬ َ
)‫اٖ إٌغبة‬ٚ‫ظالَحِ (س‬ َّ ٌ‫ا‬
Artinya: Dari Anas ra berkata, Rasulullah saw bersabda: Pelipur mataku
diletakkan dalam shalat (HR. An-nasa‟i).55

53
Ibid
54
Syarah Syamail Nabi Saw Abu Isa Muhammad Bin Isa Attirmidzi Bab Tentang Ibadah Rasulullah saw Hal 291
55
Ibid Hal 292

132
Rasulullah saw sudah mendapatkan jaminan segala-galanya dari Allah swt
akan tetapi masih menjadikan shalat sebagai pelipur matanya. Kenapa shalat
menjadi pelipur mata Rasulullah saw? karena Rasulullah saw sudah dapat
merasakan kenikmatan dalam shalat sehingga demi mendapatkan kenikmatan shalat
itu maka beliau rela mengorbankan kenikmatan tidur di malam hari, rela
meninggalkan kenikamatan bersama istri di malam hari, dan rela meninggalkan
kenikmatan-kenikmatan yang lainnya.

Lalu bagaimana dengan kondisi kita saat ini? padahal kita semua belum
mendapat jaminan pengampunan dosa dari Allah swt akan tetapi shalat seringkali
menjadi beban dalam kehidupan kita dan seringkali kita kerjakan dengan malas-
malasan. Kenapa semua itu terjadi ? Karena kita belum bisa mendapatkan
kenikmatan dan keindahan dalam shalat. Sehingga bukan kenikmatan tidur yang
dikorbankan demi kenikmatan shalat akan tetapi kenikmatan shalat yang
dikorbankan demi kenikmatan tidur.

F. MENGHADIRKAN HATI DALAM SHALAT

Dalam satu kerajaan, ada yang hidup sebagai raja dan ada juga yang hidup
sebagai rakyat. Dalam satu kerajaan semua perintah dan kendali mutlak di tangan
raja sehingga semua rakyat yang ada di kerajaan itu selalu ikut dan menurut semua
perintah dan kemauan sang raja. Dan yang akan terjadi di kerajaan itu apabila
rajanya hidup sebagai orang baik-baik maka kebaikan itu akan berdampak kepada
kehidupan rakyatnya, begitu juga disaat rajanya itu hidup sebagai orang yang tidak
baik maka ketidakbaikkan itu juga akan berpengaruh besar kepada semua
kehidupan rakyatnya. Jelasnya, jika raja baik maka baiklah semua rakyatnya dan
apabila raja buruk maka buruklah semua rakyatnya.

Begitu juga dengan yang ada di anggota tubuh kita. Yang mana hati ibarat
raja dan anggota tubuh yang lain ibarat rakyatnya. sehingga kalau hatinya baik
maka baiklah seluruh anggota tubuh lainnya dan apabila hatinya buruk maka
buruklah anggota tubuh lainnya. Maka dengan demikian, kehadiran agama adalah

133
untuk mengatur keberadaan hati manusia agar mau tunduk kepada aturan agama itu
sendiri sehingga dengan tunduknya hati kepada aturan agama maka semua anggota
tubuh yang lain akan menjadi anggota tubuh yang tunduk dan patuh kepada aturan
agama juga.

Kalau hati seseorang sudah bisa tunduk pada aturan agama maka di dalam
mengamalkan agama akan dengan mudah untuk menghadirkan hati bersamanya.
Karena jangan sampai disaat beribadah baik shalat, dzikir, baca Al-qur‟an, dan
ibadah-ibadah yang lain akan tetapi hati tidak bisa hadir bersamanya sehingga yang
akan terjadi orangnya terlihat sangat khusyu‟ beribadah di masjid akan tetapi
hatinya melayang-layang sampai ke ujung dunia. Kalau sudah begitu, maka shalat
yang sedang dilakukan hanya akan terasa sepah dan hampa saja tanpa ada kesan
sedang beribadah kepada Allah swt.

Maka dengan demikian, alangkah pentingnya untuk selalu menghadirkan


hati dalan shalat. Karena jangan sampai disaat kita mengerjakan shalat sebagaimana
keberadaan orang-orang yang selalu ditinggal pergi oleh hatinya sendiri sehingga
meskipun dia shalat tetapi shalatnya tidak berarti dan tidak ternikmati. Kenapa
terjadi demikian ?. Karena yang hadir bukan hatinya akan tetapi angan-angan yang
mengingatkan kepada sesuatu yang terjadi di luar shalat. Imam Al-ghazali menulis
sebuah hadist di dalam Al-ihya tentang keberadaan seseorang yang tidak bisa
menghadirkan hati bersama badannya dalam shalat. Yaitu hadist yang berbunyi:

)‫بء‬١‫ب لَ ٍْجُُٗ َِ َع َثذَِٔ ِٗ (اْلؽ‬َٙ ١ْ ِ‫اٌش ُع ًُ ـ‬ ُ ْٕ ٕ٠َ َ‫َل‬


َ ٌ‫ ا‬ٌَٝ‫ظ ُش هللاَ ِا‬
َ ‫ؾْ ؼ ُُش‬٠َ َ‫ظالَ ِح َل‬

Artinya: Allah swt tidak melihat kepada shalatnya lelaki yang hatinya tidak
hadir bersama badannya (Al-ihya).56

Kalau sudah tidak bisa menghadirkan hati bersama badannya di dalam


shalat maka shalatnya akan terasa hampa dan tidak berarti apa-apa bahkan shalatnya
hanya dikerjakan sambil main-main dan sendagurau saja. Dan orang yang seperti itu

56
Ihya Ulumuddin Imam Ghazaly Jilid 1 Fadhilah Khusyu‟ Hal 150

134
selamanya tidak akan pernah bisa mendapatkan bagaimana manis dan nikmatnya
dari shalat dan ibadah yang sedang dilakukannya. Allah swt tidak memandang dan
tidak menerima ibadah seorang hamba yang tidak bisa menghadirkan hati
bersamanya. Karena pada dasarnya orang yang seperti itu adalah hendak menipu
Allah swt dengan berpura-pura mengerjakan shalat dan ibadah lainnya akan tetapi
hatinya hilang entah pergi kemana sehingga di dalam shalat dan ibadahnya tidak
pernah mengingat Allah swt kecuali hanya sedikit saja.

Kalau sudah ada orang yang seperti itu maka tidak jauh berbeda dengan
shalatnya orang yang sedang ngego dalam tidurnya, karena orang yang sedang
ngego maka dia tidak tahu apa yang sedang dilakukan dan apa yang sedang
dikatakannya. Maka wajarlah kalau Allah swt tidak menerima amalan orang yang
seperti itu. Sebagaimana hadist yang berbunyi:

)ٍّٝ٠‫س اٌذ‬ٛ‫ ِٕظ‬ٛ‫اٖ اث‬ٚ‫ذَ لَ ٍْجُُٗ َِ َع ثَذَِٔ ِٗ (س‬َٙ ‫َ ْش‬٠ َّٝ‫َ ْمجَ ًُ هللاُ ِِ ْٓ َع ْج ٍذ َع َّالً َؽز‬٠َ‫َل‬

Artinya: Allah swt tidak menerima amalan seorang hamba sehingga hadir hati
bersama badannya (HR. Abu manshur ad dailamy).57

Maka dengan demikian, mudah-mudahan Allah swt memberikan kekuatan


dan kemudahan kepada kita semua untuk selalu menghadirkan hati dalam setiap
shalat dan ibadah lainnya dan bahkan di setiap saat dan keadaan tidak pernah lepas
dari ingatan kepada Allah swt. Aamiin

G. SHALAT SEBAGAI SARANA UNTUK MENYELESAIKAN


MASALAH

Dalam hidup ini setiap orang pasti mempunyai masalah baik masalah
ringan maupun masalah berat. Dan selagi kehidupan ini berlangsung tidak mungkin
seseorang akan bisa terlepas dari permasalahan yang ada akan tetapi setiap masalah
pasti ada jalan keluarnya. Karena masalah datangnya dari Allah swt dan yang bisa
menyelesaikan masalah juga hanya Allah swt. Sehingga disaat masalah itu

57
Ibid Hal 150

135
diserahkan kepada Allah swt maka akan dengan mudahnya Allah swt memberikan
jalan keluar terhadap masalahnya itu.

Setiap orang yang sedang menghadapi masalah maka harapannya agar


masalahnya cepat selesai sehingga berbagai macam cara ditempuhnya agar
secepatnya bisa keluar dari belenggu masalah itu. Akan tetapi kebanyakan orang di
dalam menyelesaikan masalahnya bukannya menggunakan cara yang ditunjukkan
Allah swt akan tetapi menggunakan cara selain petunjuk dari Allah swt sehingga
permasalahannya bukan terselesaikan akan tetapi semakin bertambah masalah
sehingga semakin hari semakin datang masalah baru dalam kehidupannya.

Masalah datangnya dari Allah swt maka disaat masalah itu diserahkan
kepada Allah swt maka Allahlah yang akan bertanggung jawab untuk
menyelesaikannya. Akan tetapi disaat tidak diserahkan kepada Allah swt maka
masalah itu akan semakin besar dan membahayakan dirinya sendiri. Suatu contoh,
seandainya di jalan yang kita lewati setiap hari ada anjing peliharaan yang sangat
galak sehingga siapa saja yang lewat maka akan digonggong dan dikejarnya dan
bahkan digigitnya maka disaat anjing mengganggu kita dan kalau kita lawan maka
tidak akan ada selesainya karena kita melawan anjing, akan tetapi disaat kita temui
pemilik anjing itu dan kita minta agar anjingnya tidak menggoda orang yang sedang
lewat dan pemilik itu mau mengabulkan permintaannya maka untuk selanjutnya
tidak ada lagi anjing yang mengganggu perjalanan.

Begitu juga setiap masalah yang kita serahkan kepada Allah swt maka
Allah swt yang akan menyelesaikannya. Karena masalah datangnya dari Allah swt
dan Dia juga yang bisa menyelesaikan masalah. Petunjuk dari Allah swt di dalam
setiap permasalahan agar diselesaikan dengan sabar dan shalat. Sebagaimana firman
Allah swt:

ُ ٠َ َٓ٠ِ‫َٓ اٌَّز‬١ِ‫ ْاٌخَب ِشع‬ٍَٝ‫ع‬


ُٛ‫ ُْ ُِالل‬ُٙ ََّٔ‫َْ أ‬ُّٕٛ‫ظ‬ َ ِ‫ب ٌَ َىج‬َٙ َّٔ‫ ِا‬َٚ ‫ظال ِح‬
َ ‫شح ٌ ِاَل‬١ َّ ٌ‫ا ِثب‬ُٕٛ١‫ا ْعز َ ِع‬َٚ
َّ ٌ‫ا‬َٚ ‫ظج ِْش‬
ِ ‫ ِٗ َس‬١ْ ٌَ ‫ ُْ ِا‬ُٙ ََّٔ‫أ‬َٚ ُْ ِٙ ّ‫َس ِث‬
َُْٛ‫اعع‬
Artinya: Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan
(mengerjakan) shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali

136
bagi orang-orang yang khusyu‟, yaitu orang-orang yang meyakini, bahwa mereka
akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepadanya.58

Jadi, shalat adalah sarana agar mudah menyelesaikan masalah yang sedang
menimpanya. Akan tetapi seseorang yang bisa sabar dan shalat sebagai sarana
penyelesaian masalahnya adalah orang-orang yang khusyu‟ saja. Karena bagi orang
yang tidak khusyu‟ maka akan sangat berat untuk melakukannya sehingga lebih
baik menyelesaikan permasalahan dengan mengangkat beban satu ton dari pada
harus dengan shalat. Karena biasanya orang-orang seperti itu semakin ada masalah
maka akan semakin malas dan berat untuk menjalankan shalat. Sabar dan shalat
adalah dua rangkaian yang harus sejalan. Shalat akan bisa terjaga disaat seseorang
ada kesabaran. Sabar merupakan bagian dari pada iman, dan iman yang akan
mendorong seseorang untuk bisa menjaga shalatnya, sehingga dengan iman yang
ada pada dirinya maka sampailah ke derajat takwa.

Derajat takwa adalah derajat yang diidam-idamkan oleh semua orang akan
tetapi untuk mendapatkan derajat takwa bukanlah semudah membalikkan telapak
tangan, akan tetapi masih harus melewati berbagai macam tantangan dan rintangan
baik dari dalam diri sendiri maupun yang datang dari luar dirinya. Derajat takwa
adalah derajat yang tertinggi di sisi Allah swt sehingga dengan ketakwaan itulah
maka setiap permasalahan akan diberikan jalan keluar dengan mudah dan tidak
menjadi penyebab datangnya masalah baru. Sebagaimana firman Allah swt:

‫َّللاَ ثَب ٌِ ُػ‬


َّ َّْ ِ‫ َؽ ْغجُُٗ ا‬َٛ ُٙ َ‫َّللاِ ـ‬ ُ ١‫ ْش ُص ْلُٗ ِِ ْٓ َؽ‬٠َ َٚ ‫َغْ عَ ًْ ٌَُٗ َِ ْخ َش ًعب‬٠ َ‫َّللا‬
َّ ٍَٝ‫ َّو ًْ َع‬ََٛ ‫ز‬٠َ ْٓ َِ َٚ ُ‫َؾْ زَغِت‬٠ ‫ْش َل‬ َّ ‫ك‬ِ َّ ‫َز‬٠ ْٓ َِ َٚ
‫ءٍ لَذ ًْسا‬ْٟ ‫ش‬ َّ ًَ َ‫أَ ِْ ِش ِٖ لَذْ َعع‬
َ ًِّ ‫َّللاُ ٌِ ُى‬

Artinya: Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan
baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-
sangka. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan
mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang

58
Alqur‟anul Karim Surat Albaqarah Ayat 45-46

137
dikehendaki)nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap
sesuatu.59

Shalat yang bisa menyelesaikan masalah adalah shalatnya orang-orang


yang sudah mencapai derajat takwa. Dan di dalam kehidupan ini seandainya sudah
shalat akan tetapi masalah belum juga selesai, maka ketakwaan kita perlu
dipertanyakan. Jangan-jangan shalat kita hanya sebagai rutinitas yang tidak ada
bekas dalam kehidupan sehari-hari, sehingga shalat tidak bisa untuk menyelesaikan
masalah. Padahal sudah janji Allah swt bahwa shalat yang mencapai derajat takwa
akan bisa menyelesaikan masalah dengan mudah dalam kehidupan ini. Kalau
demikian adanya, berarti masih harus selalu ada perbaikan dalam shalat kita, baik
perbaikan secara dhahirnya shalat maupun perbaikan dalam bathinnya shalat
sehingga shalat yang kita kerjakan bisa mencapai derajat shalatnya orang-orang
yang bertakwa yang akan memberikan jalan keluar dari setiap masalah yang ada
dan memberikan rizki dengan jalan yang tidak disangka-sangka disaat sangat
memerlukannya.60

Allah swt telah berjanji untuk memberikan jalan keluar dari setiap
permasalahan bagi orang yang bertakwa, dan Allah swt juga akan bertanggung
jawab kepada orang yang bertawakkal menyerahkan segala permasalahannya hanya
kepada Allah swt. Lalu apa yang dimaksud dengan takwa dan tawakkal?. Takwa
dan tawakkal adalah sesuatu yang sangat mudah diucapkan bahkan sudah menjadi
pembicaraan pokok setiap hari akan tetapi sulit untuk diwujudkan dalam kehidupan.
Sehingga seringkali kata takwa dan tawakkal hanya merupakan kata penghibur saja.
Padahal betapa besar makna takwa dan tawakkal dalam kehidupan ini.

Menurut bahasa, takwa berasal dari bahasa Arab yang berarti memelihara
diri dari siksaan Allah swt, yaitu dengan mengikuti segala perintahnya dan
menjauhi segala larangannya (Imtitsalu awamirillah wajtinabu nawahihi). Takwa
(taqwa) berasal dari kata waqa-yaqi-wiqayah yang artinya memelihara, yakni
menjaga diri agar selamat dunia dan akhirat. Kata Waqa juga bermakna melindungi

59
Alquranul Karim Surat Atthalaq Ayat 2-3
60
Tafsir Aby Suud Surat Athalaq Ayat 3

138
sesuatu, yakni melindunginya dari berbagai hal yang membahayakan dan
merugikan. Pengertian takwa menurut istilah kita dapatkan di banyak literatur,
termasuk Al-Quran, Hadits, dan pendapat sahabat serta para ulama. Semua
pengertian takwa itu mengarah pada satu konsep: yakni melaksanakan semua
perintah Allah, menjauhi larangannya, dan menjaga diri agar terhindari dari api
neraka atau murka Allah swt.61

Takwa merupakan pakaian dari pada iman, sehingga iman akan diakui oleh Allah
swt disaat dilapisi dengan ketakwaan. Rasulullah saw bersabda dalam sebuah hadist
yang berbunyi:

ُُ ٍْ ‫ص َ ّْ َشرُُٗ ا َ ٌْ ِع‬َٚ ‫َب ُء‬١‫َٕزُُٗ ا َ ٌْ َؾ‬٠ْ ‫ ِص‬َٚ َٜٛ ‫عُٗ اٌز َّ ْم‬ ٌ َ٠‫بْ ِع ْش‬
ُ ‫ ٌِجَب‬َٚ ْ‫ب‬ ُ َّ ٠ْ ‫اْل‬
ِ
Artinya: Iman adalah telanjang dan pakaiannya adalah takwa, dan hiasannya
adalah malu, dan buahnya adalah ilmu.62

Iman merupakan pondasi pokok dalam kehidupan sehingga kalau iman ada di dalam
diri maka akan mudah ketakwaan kepada Allah swt wujud di dalam kehidupan.
Iman alat untuk mengenal Allah swt dan meyakini kekuasaannya. Rasulullah saw
bersabda dalam hadistnya mengenai iman yang berbunyi:

ِ ‫ع َّ ًٌ ثِ ْبَلَ ْس َو‬
ْ‫ب‬ َ َٚ ْ‫ب‬
ِ ‫غ‬ ِ ٍْ َ‫ ْاٌم‬ِٝ‫بْ َِ ْع ِشـَخُ ـ‬
َ ٌِ ‫ ٌي ثِب‬ْٛ َ‫ل‬َٚ ‫ت‬ ُ َّ ٠ْ ‫اْل‬
ِ
Artinya: Iman adalah ma‟rifat dalam hati, mengucapkan dengan lisan dan
mengamalkan dengan rukunnya.63

Maksud Ma‟rifat di dalam hati adalah meyakini bahwasanya yang berhak


disembah satu-satunya hanya Allah swt. Sehingga dengan keyakinannya itu bisa
menafikan selain Allah swt. Seseorang yang sudah mencapai keimanan yang tinggi
kepada Allah swt maka sudah tidak lagi terkesan kepada makhluq, bahkan rela
meninggalkan segala-galanya hanya untuk Allah swt sehingga sampailah kepada

61
https://www.risalahislam.com/2014/06/Pengertian-Takwa-Menurut-Bahasa-Istilah.html
62
Tanqihul Qaul Syeikh Muhammad Bin Umar Annawawy Al-bantany Bab Fadhilah Iman hal 13
63
Ibid Hal 13

139
tahapan hanya cinta kepada Allah swt, hanya menyembah kepada Allah swt, hanya
taat kepada Allah swt, hanya takut kepada Allah swt, hanya mengharap kepada
Allah swt, hanya meminta kepada Allah swt, dan segala sesuatu yang dilakukan
hanya semata-mata karena Allah swt.

Maksud mengucapkan dengan lisan menurut imam Al asqalani yaitu


mengucapkan dua kalimah syahadat.64 Karena dua kalimah syahadat adalah kunci
seseorang masuk islam dan sebagai tanda penyaksiaannya kepada Allah swt dan
Rasulullah saw sehingga setiap orang yang masuk islam maka pertama kali harus
mengucapkan dua kalimah syahadat sehingga dengan ucapannya itu maka sudah
dianggap sah sebagai orang islam.

Maksud mengamalkan dengan rukun adalah, menterjemahkan dalam


kehidupannya dengan apa yang sudah diucapkan oleh lisannya dan yang sudah
diyakini dalam hatinya, karena mengamalkan rukun sebagai tanda kesempurnaan
iman, sehingga orang yang beriman antara hati, ucapan, dan perbuatan seiring
sejalan dalam kehidupannya.

Maka dengan demikian, kunci dalam kehidupan ini adalah beriman,


bertakwa, dan bertawakkal kepada Allah swt dengan sebenar-benarnya, sehingga
segala sesuatu yang kita hadapi dan kita perlukan langsung ditangani oleh Allah
swt. Kalau semuanya sudah ditangani oleh Allah swt maka semua permasalahan
dengan mudah mendapatkan jalan keluar dan setiap kekurangan dan keperluan
terhadap segala sesuatu akan Allah swt cukupkan.

Di antara bukti keajaiban shalat yang bisa menyelesaikan masalah adalah,


sebagaimana kisah seorang kuli di pasar yang sangat dipercaya oleh banyak orang,
dan suatu ketika ada seorang perampok yang sengaja ingin menumpang berjalan
dengannya dengan maksud ingin merampok si kuli itu, sehingga disaat sampai di
suatu tempat yang sangat sepi sekali dan didapati di sana banyak sekali tulang dan
tengkorak manusia berantakan, maka saat itulah si kuli tadi mau dibunuh dan
diambil semua harta yang dibawanya oleh si perampok tadi, dan perampok itu

64
Ibid

140
dengan sadisnya mau membunuh si kuli itu, tetapi si kuli itu minta sebelum dibunuh
agar diijinkan shalat dulu dua rakaat, dan disaat si kuli itu shalat dan setelah
membaca fatihah, maka tidak satu suratpun yang bisa dibacanya, sehingga
perampok itu mendesak agar si kuli itu segera menyelesaikan shalatnya, tetapi
dengan spontanitas terbacalah ayat di bawah ini:

‫ َء‬ٛ‫غ‬ ُ ‫َ ْىش‬٠َٚ ُٖ‫عب‬


ُّ ٌ‫ِؿ ا‬ ْ ُّ ٌ‫ت ْا‬١
َ ‫ؼ‬
َ َ‫ط َّش اِرَا د‬ ُ ‫ ُِغ‬٠ ْٓ َِّ َ ‫أ‬
Artinya: Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan
apabila ia berdoa kepadanya, dan yang menghilangkan kesusahan (QS. An- naml
ayat 62)

Maka saat itu juga datang seorang laki-laki penunggang kuda dengan topi
besi yang langsung menebas leher perampok itu, dan si kuli itu keheranan karena
tiba-tiba ada yang datang menolong, tetapi setelah didekati oleh si kuli tadi, maka
orang itu mengatakan bahwa saya adalah penunggu dari ayat yang kamu baca tadi,
dan setelah itu langsung menghilang dan si kuli meneruskan perjalanannya. Itu
sebagai bukti bahwa shalat adalah sebagai senjata untuk menyelesaikan berbagai
macam masalah bagi orang-orang yang beriman kepada Allah swt. Di samping
kisah si kuli itu tadi, masih banyak kisah-kisah yang lain tentang pertolongan Allah
swt untuk hambanya yang shalih dengan melalui shalat. 65

Tugas :

1. Rangkumlah materi di atas


2. Ceritakan tentang rasa dan perasaan anda disaat melaksanakan shalat.
3. Apakah shalat anda sudah sesuai dengan materi yang anda rangkum atau masih
banyak kekurangan di dalam shalat anda?
4. Jawablah dengan jujur dan tulus tentang segala sesuatu yang terjadi pada shalat
anda!
5. Upaya apa yang harus dilakukan agar mencapai sifat shalat yang diinginkan
Allah swt dan Rasulullah saw?

65
Fadhilah Amal Maulana Zakariyah Alkandahlawy pentingnya Shalat Hal 248

141

Anda mungkin juga menyukai