Artikel Hasil Penelitian
Artikel Hasil Penelitian
Nur Asma**
ABSTRAK
ABSTRACT
**
Penelitian ini Dilakukan sebagai Syarat untuk Mencapai Derajat Magister di Program
Pascasarjana Universitas Negeri Makassar.
**
Mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Makassar Jurusan Pendidikan Sejarah
2
The results of the research revealed that: (i) Maros was one of the
regions as a defense basis of DI/TII with several operation places. The
movement of DI/TII troops in Maros was caused by various choses which
harmed the poeple. DI/TII controlled almost half of Maros region such as
Pappandangeng until Tompobulu, Pakkasalo, Pakere, Laiya, Camba,
Moncongloe, Masale, Leang-leang, Lau and Marana. However, based on the
area structure in Maros, there were two regions fully as the fighting basis and
recruitment of DI/TII members because of the natural conditions such as
mountainous and dense forest. The two regions were Camba and
Moncongloe, (ii) there was seizure of de facto territory between DI/TII and
TNI because both considered that Maros had trategic position . Maros was
also a region which connected Makassar as the central government with
other regions, (iii) during the movement of DI/TII in Maros, many people
were living in fear. They were moving from one region also gave many
impacts to the society, particularly in sociopolitical, economy, education, and
religion aspects.
PENDAHULUAN
3
suatu masyarakat (Jary, 1995 : 614- merupakan bagian dari Negara Islam
615). Indonesia Kartosuwiryo di Jawa
Munculnya Teori Sosiologi Barat. Pemberontakan ini yang
secara langsung dipengaruhi oleh mempengaruhi sebagian besar
faktor terjadinya revolusi politik dan daerah di Sulawesi Selatan dan
revolusi industri yang melanda Sulawesi Tenggara selama bertahun-
masyarakat Eropa terutama pada tahun dibawah kepemimpinan oleh
abad 19 dan awal abad 20. Revolusi Kahar Muzakkar.
industri menyebabkan terjadinya1. Lahirnya Gerakan Darul Islam/
birokrasi ekonomi berskala besar Tentara Islam Indonesia di
untuk memberikan pelayanan yang Sulawesi Selatan
dibutuhkan industri dan sistem Gerakan Darul Islam di
ekonomi kapitalis. Dalam sistem Sulawesi Selatan adalah sebagai
ekonomi kapitalis hanya segelintir hasil akumulasi berbagai persoalan
orang yang mendapat keuntungan dan watak khas Sulawesi Selatan.
yang sangat besar sementara Berbagai faktor mendorong gerakan
sebagian besar orang lainnya ini muncul di Sulawesi diantaranya
meneripa upah yang rendah. Hal ini rasionalisasi Tentara yang dilakukan
menimbulkan pergolakan dan reaksi oleh petinggi APRIS. Dimana pada
menentang sistem industri dan saat itu untuk dapat bergabung dan
kapitalisme yang diikuti oleh menjadi prajurit resmi APRIS
ledakan gerakan buruh. Pergolakan (Angkatan Perang Republik
inilah yang sangat mempengaruhi Indonesia Serikat) gerilyawan
para sosiolog untuk mempelajari haruslah memiliki pendidikan formal
masalah tersebut dan berusaha keras serta memiliki kecakapan fisik yang
mengembangkan program yang mendorong, yang oleh Kolonel AH.
dapat membantu menyelesaikan Nasution dikatakan bahwa tentara
masalah itu (Ritzer dan Douglas, itu harus profesional serta
2004 : 7). mempunyai struktur yang jelas.
Darul Islam/Tentara Islam Faktor lain yang mendorong
Indonesia di Sulawesi Selatan munculnya Darul Islam adalah
6
umum dan lebih rinci mengenai tipe- Maros di wilayah Sulawesi Selatan
tipe peristiwa-peristiwa dan proses- pada masa lalu dan kabupaten Maros
proses tertentu yang dapat digunakan pada masa sekarang. Penentuan
untuk menjelaskan sebab-sebab dari lokasi penelitian tersebut dengan
peristiwa dan proses-proses pertimbangan bahwa lokasi tersebut
sebenarnya. Dalam metodologi ini sebagai daerah yang mempunyai
membahas mengenai kerangka- peranan penting pada masa DI-TII
kerangka pemikiran tentang konsep- 1953-1965 karena merupakan daerah
konsep, kategori-kategori, model- yang diperebutkan antara Tentara
model, hipotesis, dan prosedur Nasional Indonesia dengan laskar-
umum yang dipakai dalam laskar pasukan DI-TII yang ada
penyusunan teori dan testing. diberbagai distrik di Sulawesi
Selanjutnya metode sejarah Selatan.
menurut Kuntowijoyo (2003:209),
Sumber data yang paling
dalam metode sejarah yaitu
utama dalam ilmu sejarah adalah
mengubah sejarah sebagai humanity
pada hakekatnya dibagi atas dua,
dengan pendekatan hermeneutics
yakni sumber data primer dan data
(menafsirkan) yang memahami
sekunder. Sumber data primer dalam
(understand, vestehen). Untuk
penelitian ini adalah arsip. Sumber
menjadi sejarah yang menerangkan
data dari arsip tersebut dapat
(explain, erklaren). Memahami
ditemukan sesuai dengan zaman
seseorang berarti mengerti ’’dari
terjadinya peristiwa.
dalam’’ berdasar makna subjektif’’
dan menerangkan dari luar dengan Teknik pengumpulan data
menggunakan bahasa ilmu dalam sejarah disebut heuristik,
(hubungan-hubungan kausal). dimana kegiatan ini dapat membantu
Lokasi penelitian ini merupakan sejarawan untuk mencari jejak-jejak
kajian peristiwa sejarah, yakni peristiwa yang terjadi pada masa
mengenai Maros Pada Masa DI-TII lalu. Teknik analisis data yang
1953-1965, yang mana peristiwa digunakan adalah kritik sumber,
tersebut yang terletak di distrik interpretasi, dan historiografi.
11
C. Narasumber Wawancara