Anda di halaman 1dari 3

Group Assignment: Food engineering

Mata Kuliah : Rekayasa Biologi


Dosen Pengampu : Dr. Miftahul Ilmi, S.Si., M.Si.

1. Adam Astiti NIM: 21/490161/PBI/01806


2. Fitri Natalia NIM : 21/489201/PBI/01785
3. Maya Cindiati NIM : 21/490262/PBI/01809

https://doi.org/10.1371/journal.pone.0048287

Pada pada penelitian yang berjudul Genetic Modification of the Soybean to Enhance
the b-Carotene Content through Seed-Specific Expression, peneliti merekayasa kedelai korea
(Glicine max L. cv. Kwangan) untuk meningkatkan kadar beta karoten pada biji. Peningkatan
ini dilakukan dengan gen PAC (phytoene shynthase-2A-Carotene desaturase) yang
hubungkan dengan promoter β-conglycinin atau CaMV-35S. Promoter digunakan untuk
menentukan di mana gen tersebut diekspresikan. Pada penelitian ini peneliti berhasil
meningkatkan kadar karotenoid pada biji sebesar 62 kali lipat lebih besar dari kedelai non
transgenic. Penelitian ini memiliki implikasi yang besar bagi dunia Kesehatan dan gizi.
Kedelai merupakan salah satu bahan pangan sumber protein yang banyak dikonsumsi.
Menurut data dari U.S. Departement of agriculture, total ekspor kacang kedelai dari Amerika
pada tahun 2021 sebesar 53 metrik ton yang di ekspor di china, meksiko, india, Indonesia,
dan negara lain (USDA Foreign Agricultural Service, 2021). Hal ini menunjukkan bahwa
kedelai merupakan bahan pangan yang penting. Karotenoid merupakan pigmen alami yang
disintesis oleh plastida yang memiliki peranan penting sebagai untuk melindungi apparatus
fotosintesis dari energi cahaya yang berlebihan serta memiliki peranan penting lainnya bagi
tanaman yaitu mampu bertindak sebagai precursor dari suatu hormone pada tanamanan yaitu
asam absisat (ABA), dimana hormone ini yang mengatur pertumbuhan tanaman, dormansi
benih, perkembangan embrio dan respon stress. Sedangkan peranan penting karotenoid untuk
manusia yaitu beberapa karotenoid, termasuk b-karoten, merupakan prekursor vitamin A
yang penting bagi kesehatan manusia, apabila Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan
gejala klinis yang parah terkait dengan rabun senja, xerophthalmia dan kerusakan sistem
kekebalan tubuh manusia (Zimmermann & Qaim, 2004). Kasus fatal kekurangan vitamin A
pada bayi dan wanita hamil telah menjadi masalah utama di negara berkembang di mana ada
ketergantungan pada satu tanaman pokok untuk makanan. Dengan peningkatan kadar
karotenoid pada kedelai, maka dapat meningkatkan gizi dan kualitas dari kedelai yang
diproduksi, karena dengan kadar karotenoid yang tinggi pada kedelai memiliki keuntungan
yang sangat penting yiatu dapat membantu mengurangi masalah malnutrisi pada negara
berkembang dan mencegah berbagai macam penyakit. Dalam penelitian ini dilakukan analisis
dengan hasil penelitian sebelumnya yaitu padi transgenik yang sama untuk menghasilkan
padi yang mengandung karotenoid namun analisis terhadap kedelai dalam penelitian ini telah
menemukan bahwa gen PAC dapat berhasil berfungsi baik pada tanaman monokotil dan
dikotil ketika diekspresikan di bawah kendali promotor spesifik benih. Efisiensi dalam hal ini
ditemukan cukup tinggi dalam penelitian yang dilakukan bahwa kedelai transgenik
menunjukkan tingkat pembentukan b-karoten 175 kali lipat lebih tinggi daripada yang
ditemukan dalam analisis sebelumnya pada tanaman padi transgenik.
Tanaman kedelai transgenik memiliki banyak manfaat namun penggunaan kedelai
transgenik banyak ditolak karena memiliki banyak kekurangan seperti beberapa resiko dan
berbagai alasan lainya, yakni tanaman transgenik berpotensi untuk mencermari gene pool
pada populasi di alam. Gen dari tanaman transgenic dapat menyebar pada tanaman non
transgenik melalui pollinator sehinga tanaman non transgenik menghasilkan keturunan yang
memiliki gen transgenik. Pencermaran gen ini memiliki dampak yang belum diketahui
(Tsatsakis et al., 2017). Tanaman pangan transgenik juga harus dipastikan aman untuk
dikonsumsi.
Di samping dampak lingkungan yang dihasilkan, tanaman kedelai transgenik
memiliki banyak permasalahan lain. Perakitan organisme transgenik harus sesuai etika, legal
secara hukum, dan memperhatikan isu-isu sosial di masyarakat. Secara etik penolakan
terhadap GMO dapat dibagi menjadi dua tipe yakni secara instrinsik dan ekstrinsik.
Penolakan secara intrinsik berarti penolakan terhadap proses rekayasa genetika itu sendiri
yang dianggap menyalahi kodrat dan bermain sebagai Tuhan. Sedangkan penolakan
ekstrinsik berarti penolakan terhadap dampak yang mungkin ditimbulkan akibat rekayasa
genetika tersebut seperti dampak lingkungan dan kesehatan.
Isu sosial dan etika di masyarakat harus menjadi perhatian karena persepsi buruk
masyarakat terhadap GMO akan menghalangi penerapan GMO dalam memecahkan
permasalahan di masyarakat. Walaupun kedelai transgenik bermanfaat bagi kesehatan namun
apabila bertentangan dengan nilai nilai di mayarakat, maka produk kedelai tersebut akan
ditolak sehingga usaha penelitian tersebut menjadi tidak relevan.

Anda mungkin juga menyukai