Anda di halaman 1dari 8

Keiko/3, Feysha/13, Nicole/26, Valerie/32

TEMA: KONTROVERSI & ETIKA DALAM REKAYASA GENETIKA


1. Pendahuluan: Jelaskan mengapa topik yang kamu pilih penting dan menarik.
2. Tinjauan Pustaka: Jelaskan hasil risetmu dengan merujuk pada studi-studi
terkait dalam bidang rekayasa genetika
3. Studi Kasus: Uraikan sebuah kasus konkret atau contoh nyata yang
mengilustrasikan aplikasi dari topik yang kamu pilih.
4. Analisis: Diskusikan manfaat dan resiko dari rekayasa genetika dalam
konteks topik yang kamu bahas.
5. Kesimpulan: Ringkaslah temuan dan pendapatmu mengenai topik tersebut.

PENDAHULUAN (Nicole) ✅
Di era modern ini, perkembangan teknologi telah membawa manusia pada
kemungkinan yang sebelumnya hanya terdengar dalam kisah fiksi ilmiah. Salah
satu bidang yang mengemuka dalam sorotan adalah rekayasa genetika. Rekayasa
genetika merupakan cabang ilmu yang terus berkembang dengan cepat,
menghadirkan potensi transformasi yang mendalam dalam berbagai aspek
kehidupan. Dari peningkatan hasil pertanian hingga pengembangan obat-obatan
inovatif, rekayasa genetika telah membuka pintu untuk solusi-solusi baru terhadap
tantangan-tantangan kompleks yang dihadapi oleh manusia.

Namun, di balik kemajuan yang mengesankan, teknologi ini juga


memunculkan sejumlah isu yang memicu kontroversi dan perdebatan etika yang
kompleks. Salah satu isu yang paling menonjol adalah penggunaan tanaman
transgenik dalam pertanian. Tanaman ini dimodifikasi genetiknya untuk memiliki
sifat-sifat tertentu, seperti ketahanan terhadap hama atau kemampuan tumbuh di
lingkungan yang keras. Meskipun tujuannya adalah meningkatkan produktivitas
pertanian dan mengurangi penggunaan pestisida, banyak yang khawatir tentang
konsekuensi lingkungan dan kesehatan jangka panjang dari tanaman transgenik ini.

Di bidang kesehatan, rekayasa genetika telah membuka pintu untuk


pengembangan obat-obatan yang lebih efektif dan terapi yang lebih spesifik.
Contohnya adalah produksi insulin rekombinan, yang telah mengubah cara
pengobatan diabetes. Namun, penggunaan informasi genetik untuk pengobatan
dan diagnostik juga menimbulkan kekhawatiran akan privasi genetik, diskriminasi
genetik, dan kemungkinan penyalahgunaan informasi genetik untuk tujuan yang
tidak etis. Ada juga tersangkut isu modifikasi genetik embrio manusia yang menjadi
topik yang sangat kontroversial. Modifikasi ini bertujuan untuk memperbaiki atau
meningkatkan karakteristik genetik embrio, sehingga memunculkan pertanyaan
tentang hak dan kewajiban manusia dalam mengintervensi pembentukan
kehidupan baru.

Selain pertimbangan etika, perdebatan seputar rekayasa genetika juga


melibatkan aspek hukum, sosial, dan psikologis. Bagaimana masyarakat dan
Keiko/3, Feysha/13, Nicole/26, Valerie/32

individu menanggapi kemungkinan adanya manipulasi genetik pada manusia?


Bagaimana kita mengatur dan mengawasi penggunaan teknologi ini untuk
memastikan bahwa nilai-nilai etika dan moral tetap terjaga?

Tanggapan masyarakat terhadap rekayasa genetika pada manusia


bervariasi. Beberapa menganggapnya sebagai terobosan ilmiah yang
menakjubkan, sementara yang lain merasa khawatir akan dampaknya terhadap
martabat manusia dan nilai-nilai moral. Maka dari itu pembuatan dan penerapan
aturan yang mengatur bagaimana teknologi rekayasa genetika dapat digunakan
dan pengawasan yang ketat diperlukan untuk memastikan bahwa rekayasa
genetika digunakan dengan cara yang etis dan bertanggung jawab.

Isu-isu yang kontroversial dan berhubungan dengan etika dalam rekayasa


genetika menekankan pentingnya kita mempertimbangkan dengan hati-hati.
Diskusi yang melibatkan banyak pihak seperti ilmuwan, ahli etika, ahli hukum, dan
masyarakat umum sangat penting. Untuk membuat aturan yang memperhitungkan
berbagai nilai dan kepentingan yang berbeda dalam masyarakat. Dengan begitu,
kita bisa menggunakan teknologi rekayasa genetika dengan lebih bertanggung
jawab dan mengurangi risiko serta dampak negatifnya.

TINJAUAN PUSTAKA (Feysha) ✅


Rekayasa Genetika adalah suatu usaha yang materi genetiknya (DNA) telah
dimanipulasi melalui perkawinan dan atau perkembangbiakan alami.

Dulu, para ilmuwan memperkenalkan atau memindahkan DNA dari satu spesies ke
spesies lainnya. Namun sekarang, mereka menggunakan teknik pengeditan untuk
mengubah DNA induk yang disebut dengan rekayasa genetika atau modifikasi.
Teknik ini memungkinkan para ilmuwan untuk mengubah sifat atau fitur yang
diinginkan pada suatu organisme. Hal ini dapat meningkatkan ketahanan tanaman
terhadap penyakit dan dapat membuatnya tahan terhadap pembasmi gulma atau
herbisida. Manipulasi buatan ini tidak akan pernah terjadi di alam. Metode ini
menggantikan metode tradisional yang disebut penangkaran selektif, yaitu suatu
sifat genetik tertentu yang melalui seleksi secara bertahap dan sistematik yang
sepenuhnya aman dan umumnya digunakan oleh para petani.

Rekayasa genetika merupakan isu yang diperdebatkan. Dapat dilihat dari


penggunaannya yang sering dijumpai pada tanaman secara khusus. Dapat dilihat
dari bagaimana dan mengapa perusahaan agribisnis kimia besar, seperti
perusahaan Bayer (Monsanto) dan Syngenta yang menciptakan tanaman yang
memberi manusia dan hewan makan.

Menurut penelitian di Inggris, rekayasa genetika tidak sesuai dengan prinsip-prinsip


organik. Pangan rekayasa genetika diproduksi oleh bisnis pertanian untuk
Keiko/3, Feysha/13, Nicole/26, Valerie/32

kepemilikan perusahaan mereka sendiri. Benih tersebut dipatenkan, artinya petani


tidak memiliki hak milik dan tidak dapat menyimpan benih mereka untuk panen di
masa depan. Hal ini menyebabkan berkurangnya keragaman benih dan penurunan
keragaman genetik yang mengkhawatirkan, serta penurunan ketahanan pangan.

Alasan rekayasa genetika tidak kompatibel dengan prinsip-prinsip organik:


● Memanipulasi DNA menciptakan hasil yang tidak terduga dan tidak dapat
diprediksi, sehingga tidak ada informasi yang tepat mengenai konsekuensi
dari rekayasa genetika.
● Dapat menyebabkan meningkatnya penggunaan pestisida dan herbisida
beracun, sehingga lama kelamaan keanekaragaman hayati akan hilang.
● Rekayasa genetika tidak selalu berhasil karena prosesnya membutuhkan
waktu yang lebih lama dan mahal dibandingkan dengan perkembangbiakan
tanaman secara tradisional.
● Adanya resiko kontaminasi dari tanaman hasil rekayasa genetika karena kita
tidak dapat mengendalikan tanaman tersebut, sehingga membahayakan
tanaman non-transgenik, terutama yang ditanam secara organik.

STUDI KASUS (Feysha & Keiko) ✅


Salah satu studi kasus dari rekayasa genetika adalah Beras Emas. Beras Emas
adalah tanaman yang telah dimodifikasi secara genetik dan biofortifikasi, yaitu
salah satu upaya di bidang pertanian untuk meningkatkan kandungan nilai gizi
pangan. Beras Emas dimodifikasi secara genetik untuk menghasilkan beta-karoten
yang biasanya tidak ada dalam beras. Beta-karoten diubah menjadi vitamin A
ketika dimakan atau dimetabolismekan oleh tubuh manusia.

Proyek Beras Emas diperkenalkan pada tahun 1999 ketika dua orang profesor
bernama Ingo Potrykus dan Peter Beyer menyampaikan rencananya kepada The
Rockefeller Foundation untuk merekayasa padi secara genetis untuk meningkatkan
nilai gizinya. Rockefeller Foundation mendukung tujuan mereka. Akan tetapi,
kekurangan vitamin A dapat menimbulkan berbagai dampak negatif bagi
kesehatan tubuh, seperti kekeringan pada mata yang dapat menyebabkan
kebutaan jika tidak diobati, berkurangnya respons sistem kekebalan tubuh, dan
meningkatkan resiko kematian akibat infeksi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
memperkirakan bahwa sekitar 250 juta anak prasekolah terkena VAD (Vitamin A
Deficiency atau kekurangan vitamin A) dan suplementasi vitamin A dapat
mencegah 2,7 juta kematian anak.

Ketika proyek Beras Emas pertama kali diumumkan, proyek ini dipromosikan
sebagai solusi yang menarik untuk mengurangi kasus VAD di negara-negara yang
berkembang. Namun, penolakan yang terjadi terhadap rekayasa genetika muncul
dan menghalangi pengembangan proyek ini. Banyak pihak dan organisasi,
termasuk Friends of the Earth, MASIPAG (organisasi yang dipimpin oleh petani yang
berada di Filipina), dan Greenpeace mengajukan argumen untuk menghentikan
Keiko/3, Feysha/13, Nicole/26, Valerie/32

proyek Beras Emas. Pada saat yang sama, para pendukung proyek ini, seperti
International Rice Research Institute (IRRI) dan Humanitarian Board untuk Beras
Emas terus mempromosikan manfaatnya agar proyek ini tetap berjalan. Sudah jelas
bahwa perdebatan tentang beras emas bukan hanya tentang Beras Emas, tetapi
juga tentang transgenik secara umum.

1. PENENTANGAN TERHADAP BERAS EMAS


Beras Emas mungkin tampak seperti solusi yang ideal untuk mengatasi VAD.
Tetapi, banyak pihak yang menentang hal ini karena melihat bahwa proyek
ini akan menimbulkan banyak masalah. Friends of the Earth dan MASIPAG
setuju bahwa hanya dengan menanam Beras Emas tidak akan
menyelesaikan krisis VAD. Mereka menunjukkan bahwa solusi lain yang telah
direncanakan untuk mengurangi malnutrisi serta program-program yang ada
saat ini lebih murah dan tidak membutuhkan rekayasa genetika, sehingga
membuat proyek Beras Emas tidak diperlukan. Sebagai contoh, UNICEF
menggunakan program suplementasi vitamin A yang dapat meningkatkan
tingkat kelangsungan hidup anak sebesar 12%-24% dan biayanya hanya
beberapa cents saja. Selain itu, Beras Emas dapat secara khusus
menargetkan kekurangan vitamin A, tetapi tidak dapat mengatasi faktor
sosial, ekonomi, dan budaya yang tak terhitung jumlahnya terhadap VAD.
Friends of the Earth juga menyatakan bahwa Beras Emas menghasilkan
terlalu sedikit beta-karoten untuk memberantas VAD. Jumlah Beras Emas
yang dibutuhkan untuk mendapatkan asupan vitamin A yang cukup akan
terlalu banyak jika dibandingkan dengan beras yang tersedia di
negara-negara.

2. DUKUNGAN TERHADAP BERAS EMAS


Pihak yang mendukung adanya proyek Beras Emas secara konsisten
mempromosikan manfaatnya bagi kesehatan masyarakat. Salah satu
manfaat Beras Emas adalah dapat mengurangi morbiditas penyakit yang
diakibatkan oleh kekurangan vitamin A. Para pendukungnya menyatakan
bahwa walaupun tidak sepenuhnya menghilangkan kasus VAD di negara,
namun hal ini dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan
masyarakat. Menanam dan mengkonsumsi Beras Emas bersama dengan
program intervensi lain, seperti program suplemen UNICEF akan membuat
perbedaan yang lebih besar dibandingkan dengan satu intervensi saja. Kita
harus menggunakan semua kesempatan yang kita miliki untuk mencegah
penyakit dan keterbatasan seumur hidup.

3. KEADAAN BERAS EMAS SAAT INI


Kantor Komunikasi Kepresidenan di Filipina telah mengumumkan bahwa
pada tahun 2022, produksi benih Beras Emas akan segera dimulai. Proyek ini
berfokus pada provinsi-provinsi yang kekurangan vitamin A. Oleh karena itu,
Beras Emas menjadi pelopor kepemimpinan regional negara ini dalam
Keiko/3, Feysha/13, Nicole/26, Valerie/32

mengakui bioteknologi sebagai kekuatan yang kuat untuk memberi makan


masa depan, sehingga membangun kepemimpinan dalam keamanan nutrisi,
keberlanjutan, produktivitas pertanian, serta pertumbuhan ekonomi. Beras
Emas akan dipromosikan sebagai bagian dari Rencana Aksi Gizi Filipina.
Dewan Industri Benih Nasional Filipina telah mengadopsi kebijakan terpadu
untuk pendaftaran varietas semua tanaman dari hasil rekayasa genetika,
sehingga dapat menghemat biaya dan waktu dari duplikasi pekerjaan
pembangunan yang tidak perlu.

Akan tetapi, masih banyak pertentangan yang terjadi mengenai berjalannya


proyek ini. Pada bulan April 2023, pengadilan mengeluarkan surat perintah
kalikasan (surat alam) yang berisi akan kekhawatiran kelompok masyarakat
sipil mengenai potensi kerusakan Beras Emas terhadap keanekaragaman
hayati padi dan kesehatan manusia. Para aktivis mengatakan bahwa Filipina
telah memiliki beberapa tanaman alternatif dengan kandungan yang lebih
tinggi dan sebaiknya digunakan untuk mengatasi VAD.

Namun, para pendukung Beras Emas mengatakan bahwa beras ini sama
amannya dengan beras konvensional. Tak hanya itu, mereka juga
mengatakan bahwa dengan mengkonsumsi beras hasil rekayasa genetika,
mereka menawarkan strategi yang ampuh dan hemat biaya untuk
memerangi VAD dan resiko-resiko yang terkait dengannya. Hal ini termasuk
penyakit menular dan diare, kebutaan permanen, kehilangan sensorik
lainnya, dan kematian dini. Tanaman ini juga berbeda dari banyak tanaman
transgenik lainnya dalam komposisinya, serta penolakan yang terjadi
terhadap penggunaannya dilakukan tanpa dasar ilmiah yang nyata. Kini,
penanaman padi tersebut sudah berlangsung di 7 provinsi dan para pejabat
akan mengkomersialkannya sepenuhnya pada akhir tahun 2024.

4. KONTROVERSI DAN ETIKA


Meskipun sudah banyak penelitian mengenai Beras Emas, masih ada banyak
pertanyaan yang belum terjawab dan juga masalah etika.

Apakah manfaatnya lebih besar atau penting daripada resikonya?


Para ilmuwan mengatakan bahwa kita harus melihat apakah menanam
beras emas akan menghasilkan lebih banyak manfaat atau lebih banyak
kerugian. Analisis resiko menanam beras emas dan manfaatnya dapat
memberikan kejelasan tentang apakah hal tersebut akan memberikan
dampak positif atau negatif secara keseluruhan bagi dunia.

Resiko Beras Emas:


Banyak aktivis anti-transgenik menyuarakan potensi dampak negatif dari
menanam dan mengkonsumsi Beras Emas. Ada kemungkinan bahwa
makanan hasil rekayasa genetika dapat masuk ke dalam makanan
Keiko/3, Feysha/13, Nicole/26, Valerie/32

non-transgenik secara tidak sengaja. Hal tersebut dapat disadari ketika


tanaman transgenik ditanam di dekat tanaman non-transgenik. Karena
tanaman hasil rekayasa genetika harus ditanam, ada kekhawatiran tentang
dampaknya terhadap lingkungan sekitar.

Selain itu, juga ada masalah tentang persilangan gen dari tanaman hasil
rekayasa genetika. Hal ini dapat menimbulkan resistensi pestisida atau
herbisida yang tidak diinginkan. Ada kemungkinan hewan lain yang
memakan tanaman hasil rekayasa genetika akan terpengaruh. Penelitian
mengenai dampak jangka panjang dari penanaman dan konsumsi Beras
Emas masih sangat minim. Meskipun resiko yang sangat minim ini masih
dibahas, banyak ilmuwan sekarang setuju bahwa tanaman hasil rekayasa
genetika sama amannya untuk dikonsumsi dan ditanam seperti tanaman
tradisional.

Di sisi lain, ada kemungkinan munculnya implikasi sosial ekonomi yang dapat
ditimbulkan oleh makanan hasil rekayasa genetika terhadap negara yang
berkembang. Karena perusahaan-perusahaan profit mendukung pangan
hasil rekayasa genetika, beberapa pihak khawatir bahwa kemungkinan
dominasi pasar mereka dapat berdampak negatif pada petani kecil,
terutama petani miskin yang tidak dapat bersaing dengan
perusahaan-perusahaan bioteknologi besar untuk mendapatkan lahan dan
pangsa pasar beras.

Manfaat Beras Emas:


Beras Emas berpotensi membantu mencegah jutaan kematian dan
mengurangi penderitaan anak-anak dan orang dewasa yang menderita VAD
dan malnutrisi mikronutrien. Selain itu, Beras Emas dapat mengalami
pengembangan lebih lanjut, sehingga dapat membuka lebih banyak
kemungkinan untuk meningkatkan tanaman yang dimodifikasi secara
genetik dan diperkaya secara hayati untuk memerangi malnutrisi
mikronutrien di negara-negara berkembang yang merupakan manfaat
utama dari Beras Emas. Para pendukung proyek ini percaya bahwa
peningkatan kesehatan masyarakat di negara-negara berkembang lebih
besar daripada resiko yang terkait dengan Beras Emas.

ANALISIS (Valerie)
Rekayasa genetika adalah bidang yang kontroversial dan penuh dengan
pertimbangan etika. Ada banyak manfaat yang dapat diperoleh dari rekayasa
genetika, tetapi di sisi lain, ada juga risiko dan etika yang harus dipertimbangkan.
Berikut adalah beberapa manfaat dan risiko, serta pertimbangan etika terkait
dengan rekayasa genetika:

Manfaat Rekayasa Genetika pada Beras Emas:


Keiko/3, Feysha/13, Nicole/26, Valerie/32

1. Peningkatan Nilai Gizi: Beras Emas, melalui rekayasa genetika, menghasilkan


beta-karoten yang dapat diubah menjadi vitamin A, memberikan kontribusi positif
terhadap gizi pangan.
2. Mencegah Vitamin A Deficiency (VAD): Dapat membantu mengatasi krisis VAD,
yang dapat menyebabkan dampak negatif pada kesehatan anak-anak prasekolah.

Resiko Rekayasa Genetika pada Beras Emas:


1. Kesehatan Manusia: Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan masalah
kesehatan, termasuk kebutaan, penurunan respons sistem kekebalan, dan
meningkatkan risiko kematian akibat infeksi.
2. Kontroversi dan Penolakan: Terdapat oposisi terhadap Beras Emas, dengan
argumen bahwa solusi lain yang lebih murah dan tidak melibatkan rekayasa
genetika dapat lebih efektif mengatasi VAD.
3. Kehati-hatian Lingkungan: Kelompok masyarakat sipil khawatir akan dampak
terhadap keanekaragaman hayati padi dan kesehatan manusia, yang menciptakan
pertentangan terkait keberlanjutan proyek ini.

Perdebatan dan Tantangan:


1. Keuntungan vs Keterbatasan Beras Emas: Perdebatan mencakup apakah Beras
Emas benar-benar efektif dan efisien dalam mengatasi VAD, dengan beberapa
pihak menyoroti keterbatasannya.
2. Dukungan dan Penolakan: Perselisihan antara pendukung, seperti IRRI, dan
penentang, seperti Friends of the Earth, mencerminkan perdebatan lebih luas
tentang rekayasa genetika secara umum.

Situasi Saat Ini di Filipina:


1. Pembangunan Benih Beras Emas: Meskipun pengadilan mengeluarkan surat
perintah kalikasan, proyek ini terus berlanjut dengan dukungan pemerintah Filipina.
2. Pertentangan dan Aktivisme: Masih ada pertentangan dan kekhawatiran dari
kelompok masyarakat sipil terkait potensi kerusakan dan alternatif tanaman yang
lebih baik.
3. Argumentasi Keamanan dan Kemanfaatan: Para pendukung Beras Emas
menegaskan keamanannya dan manfaatnya dalam memerangi VAD, sambil
menyatakan bahwa penolakan tersebut tidak didasarkan pada bukti ilmiah yang
kuat.

KESIMPULAN (Keiko) ✅
Dari hasil analisa kami, dapat disimpulkan bahwa rekayasa genetika telah
memajukan pemahaman dari banyak aspek, mulai dari aspek teoritis hingga
praktis dari fungsi dan organisasi gen. Perhatian khusus telah difokuskan pada
rekayasa genetika karena kekhawatiran akan masuknya sifat-sifat yang tidak
menguntungkan, sehingga berbahaya dan dapat menyebabkan penyakit.
Contohnya Beras Emas, kejelasan akan manfaat kesehatan yang dapat diperoleh
dengan mengonsumsinya juga masih belum dapat dipastikan. Namun, para
Keiko/3, Feysha/13, Nicole/26, Valerie/32

pendukung menyatakan bahwa resiko akan hal tersebut sangatlah minim. Akan
tetapi, kami berpendapat bahwa hanya karena kemungkinan rekayasa genetika
dapat mengancam keanekaragaman hayati tersebut sangat minim, bukan berarti
tidak akan pernah terjadi. Oleh karena itu, kita berharap masyarakat dapat
bersikap bijak ketika menentukan solusi atau alternatif dalam mengatasi suatu
permasalahan, seperti dalam kasus ini, Beras Emas diharapkan dapat mengurangi
kasus VAD.

Daftar Pustaka:
● GMOs - political and ethical concerns
● Kontroversi Produk Rekayasa Genetika Yang Dikonsumsi Masyarakat
● Genetically Modified Organisms: The Golden Rice Debate | NYU Langone
Health
● Genetic Engineering
● Mencari Produk Unggul Lewat Rekayasa Genetik
● Rekayasa Genetik: Pengertian, Manfaat, dan Dampaknya Halaman all -
Kompas.com
● https://www.jatp.ift.or.id/index.php/jatp/article/view/34#:~:text=Beberapa%2
0potensi%20resiko%20yang%20muncul,transfer%20gen%20pada%20tanama
n%20liar%2C
● Genetically modified foods: safety, risks and public concerns—a review - PMC
● https://generasibiologi.com/2016/02/rekayasa-genetika-dan-permasalahan.
html
● https://doaj.org/article/b1fbc29eb4d84f769e03f2889eedb8dd
● https://nationalgeographic.grid.id/read/13304080/modifikasi-gen-embrio-m
anusia-berhasil-dilakukan-untuk-pertama-kalinya
● https://www.britannica.com/science/genetic-engineering/Process-and-techn
iques
● https://news.mongabay.com/2023/09/is-the-genetically-modified-nutrient-ri
ch-golden-rice-as-safe-as-promised/

Anda mungkin juga menyukai