Kolik Renal
● Kolik renal merupakan kondisi dimana individu merasakan sakit yang menjalar dari
panggul ke kuadran bawah, pangkal paha dan pada kaki, akibat adanya batu ginjal
yang bermigrasi turun ke ureter
● Kolik lebih sering terjadi pada laki-laki, dan 75% nya terjadi pada pasien usia di atas
20 tahun
● Kolik renal → batu ginjal berukuran lebih dari 3 mm, dan bisa menyebabkan
sumbatan di ureter. 98% batu berukuran kurang dari 5 mm dan bisa melewati ureter
dalam 4 minggu tanpa intervensi. 60% batu 5-7 mm dan 39% batu >7 mm dapat
melewati ureter dalam 4 minggu
● Faktor risiko batu ginjal → obesitas, volume urin rendah, diet tinggi purin, diet tinggi
garam, resistensi insulin, riwayat keluarga, gout (dapat meningkatkan
hiperurikosuria), pembedahan kandung kemih, penyakit inflamasi kandung kemih,
hiperparatiroidisme primer, imobilisasi dalam waktu yang lama
● Pengkajian primer
Airway → apakah ada sumbatan jalan napas, wheezing, stridor, gurgling
Breathing → takipnea
Circulation → takikardia, peningkatan TD
Disability → gelisah
Exposure → nyeri berat secara tiba-tiba pada pinggang, nyeri di sudut kostovertebra,
diaforesis, demam ringan
● Pemeriksaan penunjang
Lab → hematuria gross atau mikroskopik, BUN dan kreatinin meningkat jika fungsi
ginjal menurun
USG dan radiologi → bisa menunjukkan adanya batu
Helical CT non kontras → perubahan kaliber ureter, kalsifikasi, lemak perinefrik dan
pelebaran collecting system
● Tanda gejala kolik renal → mual, muntah, diaforesis, tidak bisa berbaring di posisi
supine, nyeri tajam, nyeri di sudut costovertebra, 85% pasien mengalami hematuria,
demam jika ada ISK (infeksi saluran kemih)
● Diagnosa keperawatan → nyeri akut (b.d. agen pencedera fisik), risiko hipovolemia
● Manajemen nyeri
a) Pengkajian PQRST nyeri
b) Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
c) Beri kompres hangat di panggul untuk mengurangi spasme otot
d) Pertahankan kepatenan kateter urin untuk mencegah statis dan retensi urin,
serta mencegah risiko infeksi
e) Ajarkan teknik non farmakologis untuk menurunkan nyeri
f) Kolaborasi pemberian NSAID dan antibiotik fluoroquinolone
● Manajemen hipovolemia
a) Monitor tanda gejala hipovolemia
b) Monitor frekuensi dan karakteristik muntah
c) Pasang jalur IV dan kateter urine
d) Perbanyak intake cairan oral
e) Kolaborasi pemberian cairan IV isotonik (NaCL, RL)
f) Kolaborasi pemberian antiemetik (meredakan muntah)