Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN KASUS KELOLAAN

KLIEN DENGAN MASALAH PSIKOSOSIAL

Praktikum Keperawatan Jiwa

Disusun oleh :
Riana Khairunnisa (1906400444)

Praktikum Keperawatan Jiwa Kelas B

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS INDONESIA

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Prevalensi gangguan jiwa di Indonesia dalam beberapa tahun ini tampaknya masih tinggi.
Berdasarkan pada Riset Kesehatan Dasar tahun 2018, diketahui terdapat lebih dari 19 juta
penduduk berusia lebih dari 15 tahun yang mengalami gangguan mental, dan 12 juta lebih
penduduk mengalami depresi (Kemenkes, 2021). Saat ini, adanya pandemi COVID-19 juga
menyebabkan semakin banyaknya masalah kejiwaan yang terjadi, mulai dari yang ringan, sedang,
hingga berat.

Tingginya prevalensi masalah kejiwaan di Indonesia tersebut seharusnya membuat kita


lebih sadar tentang kesehatan mental diri kita sendiri maupun orang lain. Mungkin saja di
lingkungan sekitar kita sebenarnya banyak orang yang sedang berjuang dengan masalah
psikososial yang dialami, namun tidak diketahui oleh orang lain, atau mereka cenderung
mengabaikan masalah tersebut. Padahal, masalah psikososial yang tidak segera ditangani dapat
berkembang menjadi lebih maladaptif, dan bukan tidak mungkin jika masalah yang semula bersifat
sedang dapat menjadi masalah kejiwaan yang berat.

Mencari dan melakukan pengelolaan pada klien di lingkungan sekitar, menurut saya
merupakan salah satu bentuk kontribusi untuk membantu orang-orang yang mengalami masalah
kejiwaan namun belum mau terbuka atau belum mendapatkan bantuan untuk menangani masalah
tersebut.

1.2. Rumusan Masalah


• Bagaimana ringkasan kasus pada klien kelolaan?
• Bagaimana analisis data subjektif dan objektif yang didapatkan dari pengkajian terhadap
klien kelolaan?
• Apa saja diagnosis keperawatan yang ditegakkan pada klien kelolaan?
• Bagaimana rumusan pohon masalah keperawatan pada klien kelolaan?
• Bagaimana implementasi proses keperawatan terhadap klien kelolaan?
• Bagaimana evaluasi proses keperawatan terhadap klien kelolaan?
1.3. Tujuan Masalah
• Mengetahui ringkasan kasus pada klien kelolaan
• Mengetahui dan memahami analisis data subjektif dan objektif yang didapatkan dari
pengkajian terhadap klien kelolaan
• Mengetahui diagnosis keperawatan yang ditegakkan pada klien kelolaan dan rasional
ditegakkannya diagnosis tersebut
• Mengetahui dan memahami rumusan pohon masalah keperawatan pada klien kelolaan
• Mengetahui implementasi proses keperawatan pada klien kelolaan
• Mengetahui evaluasi proses keperawatan pada klien kelolaan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Ringkasan Kasus

Klien JW merupakan seorang remaja perempuan berusia 14 tahun yang saat ini duduk di
bangku kelas 1 SMP. Satu tahun yang lalu, klien pernah mengalami kejadian tidak menyenangkan,
yaitu menjadi korban pelecehan. Setelah kejadian itu, klien sering dihardik oleh warga sekitar, hingga
klien dan keluarga memutuskan untuk pindah ke lingkungan rumah yang baru. Selama berada di
lingkungan baru, klien mengatakan jarang berinteraksi dengan tetangga sekitar dan lebih senang
menetap di rumah. Klien juga menyatakan dirinya sering merasa malu dan canggung, serta sulit
berkenalan dengan orang baru. Walaupun demikian, klien masih melakukan aktivitas sehari-hari
seperti bersekolah, membantu orang tua membereskan rumah, dan mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama interaksi, klien pasif, sering menunduk,
tampak lesu dan kurang bersemangat, cenderung lambat dalam menjawab pertanyaan, dan terkadang
kurang fokus.

2.2. Analisis Data

Pada kasus klien JW ini, ditegakkan dua diagnosis keperawatan yaitu Harga Diri Rendah
Situasional dan Risiko Sindrom Pasca Trauma. Adapun saya menjadikan Harga Diri Rendah
Situasional sebagai diagnosis keperawatan utama, karena tanda gejala yang saat ini paling menonjol
dalam diri klien mengarah pada diagnosis tersebut. Untuk diagnosis lainnya, tanda gejala yang ada
pada klien baru mengarah ke risiko terjadinya sindrom pasca trauma, karena belum terlihat adanya
masalah keperawatan yang menonjol berkaitan dengan sindrom pasca trauma.

2.2.1. Harga Diri Rendah Situasional

Etiologi dari diagnosis keperawatan ini berkaitan dengan kasus klien JW adalah riwayat klien
yang pernah mengalami pelecehan seksual dan riwayat penghardikan oleh tetangga sekitar.

Data subjektif yang didapatkan dari pengkajian, dan mendukung ditegakkannya diagnosis
Harga Diri Rendah Situasional meliputi: (1) klien mengatakan sering merasa malu, (2) klien
mengatakan sering merasa canggung, dan (3) klien mengaku sulit untuk berteman dengan orang baru.
Adapun data objektif yang didapatkan berdasarkan pengamatan perawat, dan mendukung
ditegakkannya diagnosis Harga Diri Rendah Situasional meliputi: (1) klien berbicara dengan pelan
dan ragu-ragu, (2) klien tampak sering menunduk dan kurang kontak mata, (3) klien tampak kurang
konsentrasi, kurang bersemangat, dan lesu, (4) klien sangat pasif dalam berinteraksi, dan (5) klien
mengatakan akhir-akhir ini jarang berinteraksi dengan tetangga sekitar dan lebih suka di rumah.

2.2.2. Risiko Sindrom Pasca Trauma

Etiologi dari diagnosis keperawatan ini berkaitan dengan kasus klien JW adalah riwayat klien
yang pernah mengalami kejadian traumatis, yakni pelecehan.

Data subjektif yang didapatkan dari pengkajian, dan mendukung ditegakkannya diagnosis
Risiko Sindrom Pasca Trauma yakni klien menghindari pembicaraan terkait dengan kejadian trauma.
Setiap kali perawat menanyakan pertanyaan yang mengarah atau sedikit menyinggung tentang
kejadian tidak menyenangkan yang terjadi di masa lalu, klien tampak enggan dan sungkan untuk
menjawabnya.

Data objekif yang didapatkan dari pengamatan perawat, dan mendukung ditegakkannya
diagnosis Risiko Sindrom Pasca Trauma meliputi: (1) klien mengalami mimpi buruk tentang suatu
kejadian, (2) tidur klien sering tidak nyenyak, (3) selama berinteraksi, klien sering kurang konsentrasi,
dan (4) minat klien untuk berinteraksi dengan orang lain berkurang, hal ini dibuktikan dengan klien
yang enggan untuk ke luar rumah dan lebih senang jika di dalam rumah.

2.3. Pohon Masalah

Pada kasus klien JW, faktor predisposisi yang memicu timbulnya masalah keperawatan adalah
kejadian traumatis, dimana klien mengalami pelecehan seksual sekitar satu tahun yang lalu.
Pelecehan tersebut dilakukan oleh oknum tetangga klien yang sudah berusia lanjut. Setelah pelecehan
tersebut diketahui warga, warga sering menghardik dan memarahi klien, sehingga klien merasa takut,
malu, dan merasa rendah diri. Jika dibuat pohon masalah keperawatannya, maka dari kejadian
traumatis tersebut muncullah dua masalah keperawatan utama, yakni Harga Diri Rendah Situasional
dan Risiko Sindrom Pasca Trauma.

Sesuai dengan kutipan dari Khiron Clinics (2019), kejadian traumatis dikatakan dapat menjadi
penyebab munculnya kondisi harga diri rendah. Salah satunya, karena trauma dapat menurunkan
rentang perhatian klien, yang akhirnya akan membawa pengaruh buruk terhadap hidup klien,
sehingga dapat memunculkan harga diri rendah. Hal ini sesuai dengan kondisi klien JW, yang
memang selama interaksi seringkali kurang konsentrasi dan terkadang membutuhkan waktu berpikir
yang lama untuk menjawab pertanyaan yang diberikan. Keluarga klien juga mengatakan bahwa klien
sempat mengalami penurunan di bidang akademis. Selain karena penurunan rentang perhatian,
kejadian traumatis ini juga menimbulkan riwayat penghardikan terhadap klien yang dilakukan oleh
warga sekitar, begitu warga mengetahui bahwa klien merupakan korban pelecehan. Hal ini
menimbulkan rasa malu dan rendah diri pada klien, yang akhirnya mengharuskan klien untuk pindah
ke lingkungan rumah yang baru.

Seperti yang diketahui, kejadian traumatis juga dapat menyebabkan Sindrom Pasca Trauma.
Dalam istilah medis, seringkali disebut dengan PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder). Menurut
Mayo Clinic (2018), gejala PTSD dapat muncul satu bulan setelah kejadian traumatis terjadi, namun
terkadang gejala baru muncul bertahun-tahun setelah kejadian traumatis. Gejala yang
mengindikasikan PTSD meliputi munculnya ingatan-ingatan yang mengganggu, perilaku
menghindar, perubahan negatif pada pola pikir dan mood, serta perubahan pada reaksi fisik dan emosi
dimana klien menunjukkan iritabilitas, mudah tersinggung, rasa malu dan bersalah yang berlebihan,
mudah marah, hingga perilaku agresif. Berdasarkan pada hal tersebut, saya melihat bahwa klien JW
belum menunjukkan tanda gejala yang mengindikasikan secara kuat bahwa ia saat ini sedang
mengalami sindrom pasca trauma atau PTSD. Namun, memang terdapat beberapa gejala pada diri
klien yang mulai mengarah ke risiko sindrom pasca trauma, seperti munculnya ingatan yang
mengganggu (klien sering mimpi buruk tentang suatu kejadian), menghindari berbicara tentang
kejadian traumatis, sulit berinteraksi, mudah takut, dan sulit berkonsentrasi. Oleh karena itu, saya
menyimpulkan bahwa kejadian traumatis yang dialami klien menyebabkan klien mengalami masalah
keperawatan Risiko Sindrom Pasca Trauma.

2.4. Implementasi dan Evaluasi

2.4.1. Implementasi

Implementasi asuhan keperawatan pada klien dilakukan selama empat kali pertemuan. Pertemuan
pertama dilakukan pada hari Selasa, 14 Desember 2021. Di pertemuan pertama, saya memfokuskan
pada pengkajian kesehatan jiwa secara komprehensif dan pengkajian SRQ pada klien, untuk
mengetahui masalah keperawatan pada klien. Pertemuan pertama dilakukan selama kurang lebih 40
menit, yakni dari pukul 16.00 hingga 16.40 WIB. Setelah itu, kami melakukan pertemuan kedua di
hari Rabu, 15 Desember 2021. Pada pertemuan kedua, saya memfokuskan pada intervensi pengkajian
aspek positif dan latihan aspek positif klien. Pertemuan kedua dilakukan selama kurang lebih 60
menit, yakni dari pukul 16.00 hingga 17.00 WIB. Setelah pertemuan kedua, dilakukan pertemuan ke
tiga di hari Kamis, 16 Desember 2021. Fokus intervensi di hari ketiga adalah melakukan latihan
berkenalan, latihan bercakap-cakap, serta sharing tentang cara mencapai harapan dan cita-cita klien.
Pertemuan hari ketiga dilakukan selama kurang lebih 45 menit, yakni dari pukul 19.00 hingga 19.45
WIB. Selanjutnya adalah pertemuan terakhir, yakni pertemuan keempat yang dilakukan pada hari
Rabu, 22 Desember 2021. Seharusnya pertemuan keempat dilakukan lebih awal, namun karena klien
terkendala, jadi baru dapat dilakukan pada tanggal tersebut. Di pertemuan keempat, fokus intervensi
yang saya lakukan yakni mengevaluasi kondisi klien secara komprehensif, edukasi tentang cara
meningkatkan kualitas tidur agar tidur klien nyenyak dan terhindar dari mimpi buruk, edukasi tentang
pengendalian rasa takut dan cemas jika klien mengingat kejadian buruk atau mimpi buruk, serta
edukasi tentang pentingnya meningkatkan kegiatan spiritual. Pertemuan keempat dilakukan selama
40 menit, yakni dari pukul 17.00 hingga 17.40 WIB. Pertemuan terakhir ini ditutup dengan foto
bersama.

2.4.2. Evaluasi

Berdasarkan evaluasi secara objektif, saya melihat bahwa klien menunjukkan kemajuan yang
cukup baik. Hal ini terlihat dari klien yang semula pada pertemuan awal masih terlihat pasif, malu-
malu, banyak diam, kurang kontak mata, dan menunjukkan perilaku tertutup, mulai menunjukkan
perubahan positif di setiap pertemuan. Di pertemuan keempat, menurut saya klien menunjukkan
kemajuan yang cukup signifikan, dimana klien sudah mau banyak bercerita, terlihat lebih nyaman,
mulai terbuka, dan tampak lebih bersemangat dibandingkan dengan pertemuan sebelumnya.

Berdasarkan evaluasi secara subjektif, di setiap pertemuan klien dapat menyebutkan kembali hal-
hal yang sudah didiskusikan bersama, walaupun terkadang masih membutuhkan bantuan dalam
menjawab. Selain itu, klien juga sudah mampu meredemonstrasikan latihan yang dilakukan pada
beberapa pertemuan, walaupun klien masih malu-malu dalam melakukannya. Klien juga mengatakan
senang dapat mengobrol mengenai banyak hal dalam hidupnya.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Kesimpulannya, laporan ini dibuat berdasarkan pengelolaan terhadap klien JW (14) dengan
masalah psikososial. Adapun masalah keperawatan yang saat ini dialami oleh klien JW adalah Harga
Diri Rendah Situasional (HDRS) dan Risiko Sindrom Pasca Trauma. Berdasarkan pada pohon masalah
keperawatan, masalah HDRS dan Risiko Sindrom Pasca Trauma dapat terjadi akibat faktor predisposisi
berupa kejadian traumatis yang dialami oleh klien 1 tahun yang lalu. Untuk mengatasi masalah
keperawatan tersebut, maka dilakukan pengelolaan selama empat kali pertemuan. Dari pertemuan
pertama sampai pertemuan terakhir, klien JW menunjukkan perubahan positif yang cukup signifikan.

3.2. Saran

Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna dan masih membutuhkan banyak
perbaikan. Oleh karena itu, saya berharap jika pembaca dapat memberikan kritik, masukan, maupun
saran, agar ke depannya saya dapat memaksimalkan penyusunan laporan-laporan berikutnya. Terlepas
dari itu, saya juga berharap agar makalah ini bisa meningkatkan pengetahuan dan membawa manfaat
bagi pembaca.
LAMPIRAN

A. Format Pengkajian

FORMULIR PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

I. IDENTITAS KLIEN

Inisial : JW (L/P) Tanggal Pengkajian : 14 Desember 2021


Umur : 14 tahun

II. FAKTOR PREDISPOSISI

1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ? Ya Tidak

2. Pengobatan sebelumnya. Berhasil kurang berhasil tidak berhasil

3. Pelaku/Usia Korban/Usia Saksi/Usia

Aniaya fisik
✓ 13
Aniaya seksual

Penolakan

Kekerasan dalam keluarga

Tindakan kriminal

Jelaskan No. 1, 2, 3 : Satu tahun yang lalu, klien JW pernah menjadi korban
pelecehan yang dilakukan oleh oknum tetangganya sendiri di lingkungan rumahnya yang dulu

Masalah Keperawatan : Risiko Sindrom Pasca Trauma


4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Ya Tidak

Masalah Keperawatan : -

5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan : klien pernah menjadi korban pelecehan yang
dilakukan oleh oknum tetangganya yang sudah berusia lanjut. Setelah kejadian itu, klien
mengatakan banyak warga sekitar yang menghardik dan memarahinya. Karena
ketidaknyamanan itu, akhirnya klien dan keluarga memutuskan untuk pindah ke lingkungan
rumah yang baru.

Masalah Keperawatan : Risiko Sindrom Pasca Trauma

III. FISIK

1. Tanda vital : TD : - N:- S:- P:-

2. Ukur : TB : - BB : -

3. Keluhan fisik : Ya Tidak

Jelaskan : Klien mengatakan tidurnya tidak lelap, sulit berpikir jernih, sering

merasa lelah, dan mengalami mimpi buruk tentang suatu kejadian

Masalah keperawatan : Risiko Sindrom Pasca Trauma


IV. PSIKOSOSIAL

1. Genogram

50 65

21 20 14

Jelaskan : Klien tinggal di rumah bersama orang tua, 1 kakak laki-laki, dan 1 kakak
perempuan. Ibu klien berusia 50 tahun dan Bapak klien berusia 65 tahun. Sementara itu, kakak
pertama klien merupakan seorang laki-laki berusia 21 tahun, dan kakak kedua merupakan
seorang perempuan berusia 20 tahun.

Masalah Keperawatan :-

2. Konsep diri

a Gambaran diri : Klien tidak memiliki masalah dengan citra tubuhnya

b. Identitas : Klien dapat mengidentifikasi dirinya sebagai siswa SMP dan sebagai
anak paling kecil di rumah

c. Peran : Klien mengatakan sering membantu orang tua di rumah

d. Ideal diri : Klien berharap dapat mengikuti pembelajaran di sekolah dengan lebih
baik dan lebih percaya sendiri serta pandai dalam bergaul

e. Harga diri : Klien mengatakan dirinya pemalu, sering merasa canggung, dan sulit
untuk berteman dengan orang baru. Namun, klien mengatakan ia adalah anak yang rajin

Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah Situasional


3. Hubungan Sosial

a. Orang yang berarti : Keluarga

b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat : Klien tidak begitu sering berinteraksi
dengan tetangga di sekitar rumah, dan lebih senang di rumah karena ada kakak perempuannya.
Dulu klien termasuk anak yang sering bermain di luar rumah, namun untuk sekarang ini sudah
jarang

c. Hambatan dalam berbuhungan dengan orang lain : Klien mengatakan sering merasa malu,
canggung, dan sulit untuk memulai percakapan dengan orang baru

Masalah keperawatan: Harga Diri Rendah Situasional

4. Spiritual

a. Nilai dan keyakinan : Klien menganut agama islam

b. Kegiatan ibadah : Klien rajin melakukan sholat 5 waktu

Masalah Keperawatan : -

V. STATUS MENTAL

1. Penampilan

Tidak rapi Penggunaan pakaian Cara berpakaian tidak seperti

tidak sesuai biasanya

Jelaskan : Klien berpakaian dengan cukup rapi

Masalah Keperawatan : -

2. Pembicaraan

Cepat Keras Gagap Inkoheren


Apatis Lambat Membisu

Tidak mampu memulai pembicaraan

lelaskan : Dalam interaksi, klien sangat pasif. Beberapa kali saat diberikan pertanyaan, klien
hanya terdiam atau hanya menjawab dengan jawaban yang singkat. Klien juga berbicara dengan
pelan dan terdengar ragu-ragu

Masalah Keperawan : Harga Diri Rendah Situasional

3. Aktivitas Motorik:

Lesu Tegang Gelisah Agitasi

Tik Grimasen Tremor Kompulsif

Jelaskan : Klien tampak lesu dan sedikit tegang


Masalah Keperawatan : -

4. Alam perasaaan

Sedih Ketakutan Putus asa Khawatir Gembira berlebihan

Jelaskan : Klien tampak kurang bersemangat, lesu, dan sedikit ketakutan

Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah Situasional dan Risiko Sindrom Pasca
Trauma

5. Afek

Datar Tumpul Labil Tidak sesuai

Jelaskan : Afek klien tumpul cenderung datar. Klien hanya tersenyum kecil jika ada stimulan
yang kuat

Masalah Keperawatan : -

6. lnteraksi selama wawancara

bermusuhan Tidak kooperatif Mudah tersinggung


Kontak mata (-) Defensif Curiga

Jelaskan : Saat berinteraksi klien sering menunduk, pasif, sering terdiam ketika ditanya, jawaban
yang diberikan singkat, dan terkadang kurang konsentrasi sehingga salah mengartikan makna
dari pertanyaan yang diberikan

Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah Situasional

7. Persepsi

Pendengaran Penglihatan Perabaan

Pengecapan Penghidu
Jelaskan : -

Masalah Keperawatan : -

8. Proses Pikir

sirkumtansial tangensia kehilangan asosiasi


l

flight of idea blocking pengulangan pembicaraan/persevarasi

Jelaskan : Klien sering kurang konsentrasi, sehingga terkadang salah memaknai pertanyaan yang
diberikan

Masalah Keperawatan : Risiko Sindrom Pasca Trauma

9. Isi Pikir

Obsesi Fobia Hipokondria

depersonalisasi ide yang terkait pikiran magis


Waham

Agama Somatik Kebesaran Curiga

nihilistic sisip pikir Siar pikir Kontrol pikir

Jelaskan: -

Masalah Keperawatan : -

10. Tingkat kesadaran

bingung sedasi stupor

Disorientasi

waktu tempat orang

Jelaskan : Orientasi terhadap waktu, orang, dan tempat masih baik

Masalah Keperawatan : -

11. Memori

Gangguan daya ingat jangka panjang gangguan daya ingat jangka


pendek

gangguan daya ingat saat ini konfabulasi

Jelaskan : Tampak tidak ada gangguan daya ingat pada klien

Masalah Keperawatan :
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung

mudah beralih tidak mampu konsentrasi

Tidak mampu berhitung sederhana

Jelaskan : Terkadang klien kurang konsentrasi, dan konsentrasi klien juga mudah teralihkan oleh
hal lain

Masalah Keperawatan : Risiko Sindrom Pasca Trauma

13. Kemampuan penilaian

Gangguan ringan gangguan bermakna

Jelaskan : -

Masalah Keperawatan : -

14. Daya tilik diri

mengingkari penyakit yang diderita menyalahkan hal-hal diluar dirinya

Jelaskan : -

Masalah Keperawatan : -

VI. Pola Kebiasaan Sehari-hari

1. Makan

Bantuan minimal Bantuan total

2. BAB/BAK

Bantuan minimal Bantual total


Jelaskan : Klien dapat melakukan ADLs secara mandiri

Masalah Keperawatan : -

3. Mandi

Bantuan minimal Bantuan total

4. Berpakaian/berhias

Bantuan minimal Bantual total

5. Istirahat dan tidur

Tidur siang lama : 14.00 s/d 15.00 WIB

Tidur malam lama : 22.00 s/d 04.30 WIB

Kegiatan sebelum / sesudah tidur : Setelah bangun tidur, klien melaksanakan ibadah sholat
dan bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah

6. Penggunaan obat

Bantuan minimal Bantual total

7. Pemeliharaan Kesehatan

Perawatan lanjutan Ya tidak

Perawatan pendukung Ya tidak

8. Kegiatan di dalam rumah

Mempersiapkan makanan Ya tidak

Menjaga kerapihan rumah Ya tidak

Mencuci pakaian Ya tidak

Pengaturan keuangan Ya tidak

9. Kegiatan di luar rumah

Belanja Ya tidak

Transportasi Ya tidak
Lain-lain Ya tidak

Jelaskan : Klien mengatakan sering membantu orang tua membereskan rumah, mencuci

piring, dan terkadang mencuci pakaian

Masalah Keperawatan : -

VII. Mekanisme Koping

Adaptif Maladaptif

Bicara dengan orang lain Minum alkohol

Mampu menyelesaikan masalah reaksi lambat/berlebih

Teknik relaksasi bekerja berlebihan


Aktivitas konstruktif menghindar
Olahraga mencederai diri
Lainnya lainnya :

Masalah Keperawatan : -

VIII. Masalah Psikososial dan Lingkungan:

Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik : Klien merasa sulit untuk berteman dengan
orang baru, karena merasa malu dan canggung

Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik : Akhir-akhir ini klien jarang


berinteraksi dengan tetangga dan lebih senang di rumah

Masalah berhubungan dengan pendidikan, spesifik : Keluarga klien mengatakan klien


sempat mengalami penurunan di bidang akademis
Masalah berhubungan dengan perumahan, spesifik : Klien pernah menjadi korban
pelecehan di lingkungan rumahnya yang dulu, sehingga klien dan keluarga pindah rumah
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah Situasional dan Risiko Sindrom
Pasca Trauma

IX. Pengetahuan Kurang Tentang:

Penyakit jiwa sistem pendukung

Faktor presipitasi penyakit fisik

Koping obat-obatan

Lainnya :

Masalah Keperawatan : -

Perawat,

(Riana Khairunnisa)

B. Analisis Data

No. Data Etiologi Masalah Keperawatan


1. Data Subjektif : - Korban kekerasan Harga Diri Rendah
- Klien mengatakan sering - Riwayat Situasional (HDRS)
merasa malu penghardikan (oleh
- Mengatakan sering merasa tetangga sekitar)
canggung
- Mengaku sulit untuk
berkenalan dengan orang
lain
Data Objektif :
- Klien berbicara dengan
pelan dan ragu-ragu
- Tampak sering menunduk
- Tampak lesu dan kurang
bersemangat
- Pasif dalam interaksi
- Tampak kurang fokus dalam
berinteraksi
- Akhir-akhir ini klien lebih
senang di rumah dan jarang
interaksi dengan tetangga
sekitar
2. Data Subjektif : Mengalami kejadian Risiko Sindrom Pasca
- Klien menghindari traumatis Trauma
pembicaraan tentang
kejadian trauma
Data Objektif :
- Klien mengalami mimpi
yang mengganggu
- Klien menghindari aktivitas,
orang, atau tempat yang
mengingatkan pada kejadian
trauma
- Tidur klien sering tidak lelap
- Klien sulit konsentrasi
- Minat klien untuk
berinteraksi dengan orang
lain berkurang

C. Pohon Masalah
D. Rencana Keperawatan

Diagnosis Tujuan Kriteria Implementasi Rasional


Evaluasi
Harga Diri TUK 1: Setelah 1x • Melakukan bina •
Agar dapat
Rendah Klien dapat pertemuan, hubungan terbangun
Situasional memahami klien saling percaya kepercayaan
(HDRS) tanda dan diharapkan dengan klien antara klien
gejala HDRS dapat • Melakukan dan perawat
TUM: serta hal yang menunjukka pengkajian • Klien
Klien dapat memicu n tanda dan gejela diharapkan
menyadari tumbulnya pemahaman harga diri dapat lebih
aspek positif kondisi harga terhadap rendah aware
yang dimiliki, diri rendah tanda gejala situasional terhadap
memiliki rasa serta • Mengkaji hal- perasaannya
percaya diri penyebab hal yang dapat sendiri dan
yang lebih timbulnya memicu/menim menghindari
tinggi, dan HDRS bulkan kondisi hal-hal yang
memandang harga diri dapat memicu
diri secara rendah pada munculnya
lebih positif klien perasaan
harga diri
rendah
TUK 2: Setelah 1x • Mendiskusikan Latihan aspek
Klien dapat pertemuan, tentang aspek positif diharapkan
mengenali klien positif yang dapat membuat
aspek positif diharapkan dimiliki klien klien memandang
yang dimiliki dapat • Membantu klien diri sendiri secara
dan melakukan menyebutka dalam memilih lebih positif
latihan aspek n aspek aspek positif
positif positif yang akan
dimiliki dan dilatih
menyatakan • Melakukan
bersedia latihan salah
untuk satu aspek
melakukan positif yang
latihan aspek dimiliki klien
positif secara • Membuat
rutin sesuai jadwal latihan
dengan aspek positif
jadwal yang
direncanakan
TUK 3: Setelah 1x • Mendiskusikan Diskusi tentang
rencana untuk cita-cita dan/atau
pertemuan,
Klien dapat mencapai cita- harapan
klien dapat
meningkatkan cita dan/atau diharapkan dapat
menyebutkan
rasa percaya harapan meningkatkan
kembali hal-
diri
hal yang dapat • Memberikan semangat dan rasa
dilakukan motivasi pada percaya diri klien
klien untuk
untuk berkomitmen
mencapai cita- dalam mencapai
cita dan/atau cita-cita
harapan dan/atau
harapan
TUK 4: Setelah 1x kali • Memotivasi Dengan lebih
klien untuk sering bersyukur
pertemuan,
Klien dapat senantiasa dan meningkatkan
klien
meningkatkan bersyukur kegiatan spiritual,
diharapkan
kegiatan kepada Tuhan klien diharapkan
dapat
spiritual YME atas dapat memandang
menyatakan
(sholat, segala nikmat diri ataupun
kesediaan
mengaji) dan kelebihan keadaan dengan
untuk lebih
yang telah lebih positif
meningkatkan
kegiatan diberikan oleh-
spiritual Nya
• Memotivasi
klien untuk
meningkatkan
kegiatan
spiritual

Risiko Sindrom Pasca Trauma

Diagnosis Tujuan Kriteria Implementasi Rasional


Evaluasi
Risiko TUK 1: Setelah 1x • Melakukan Agar klien dapat
Sindrom Pasca Klien dapat pertemuan, pengkajian memahami
Trauma memahami klien tanda dan gejala perasaan yang
tanda gejala diharapkan Sindrom Pasca dirasakan, serta
TUM: risiko sindrom dapat Trauma menghindari hal-
pasca trauma menunjukkan • Mengkaji suatu hal yang dapat
dan faktor- pemahaman hal atau situasi menyebabkan
faktor yang terkait tanda yang dapat munculnya tanda
bisa gejala risiko men-trigger gejala
menyebabkan sindrom pasca munculnya
timbulnya trauma dan tanda gejala
tanda gejala hal-hal yang
dapat memicu
timbulnya
tanda gejala
TUK 2: Setelah 1x • Mengidentifikas Intervensi
Klien dapat pertemuan, i harapan hidup promosi harapan
meningkatkan klien klien diharapkan dapat
semangat diharapkan • Memberikan meningkatkan
hidup dan rasa dapat motivasi dan semangat hidup
percaya pada menyebutkan dukungan pada dan rasa percaya
kemampuan harapan hidup klien dan diri klien
diri yang dimiliki keluarga
dan dapat berkaitan
menyebutkan dengan
pengalaman pencapaian
menyenangkan harapan hidup
di masa lalu • Bimbing klien
untuk
mengingat
pengalaman
yang
menyenangkan
TUK 3: Setelah 1x • Mengkaji Dilakukannya
kemampuan promosi
pertemuan,
Klien dapat klien dalam sosialisasi
klien dapat
meningkatkan berinteraksi diharapkan dapat
mengenali
kemampuan dengan orang membuat klien
hambatan
untuk interaksi lain bisa kembali
dalam
dengan orang
berinteraksi, • Mengkaji berinteraksi
lain hambatan yang dengan baik
serta dapat
meredemonstr ditemukan klien bersama orang
asikan cara saat berinteraksi lain
berkenalan • Motivasi klien
dan bercakap- untuk lebih
cakap banyak
bersosialisasi
• Melakukan
latihan
berkenalan
• Melakukan
latihan
bercakap-cakap
Setelah 1x kali • Mengidentifikasi
Dilakukannya
TUK 4:
situasi yang reduksi ansietas
pertemuan,
Klien dapat menyebabkan diharapkan dapat
klien
meminimalisir tingkat mengurangi rasa
diharapkan
rasa takut dan kecemasan klien takut atau cemas
dapat
cemas yang berubah (contoh: klien yang dapat
menyadari
muncul pada baru saja muncul pada
situasi yang
situasi tertentu mengalami kondisi tertentu
dapat
meningkatkan mimpi buruk)
rasa takut atau • Motivasi klien
cemas, dan untuk
klien dapat mengidentifikas
meredemonstr i situasi yang
asikan metode dapat
untuk menimbulkan
mengurangi kecemasan dan
rasa takut dan melakukan
cemas metode untuk
mengurangi
kecemasan
tersebut
• Latihan metode
yang dapat
dilakukan untuk
mengurangi
rasa cemas dan
takut

E Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT)

Pertemuan 1: Selasa, 14 Desember 2021

Implementasi Evaluasi
Data S:
O: Klien menyatakan lumayan senang
- Klien pasif bisa mengobrol ersama
- Klien terlihat sering menunduk
- Klien menjawab dengan singkat dan ragu- O:
ragu Klien mengikuti kegiatan hari
- Klien berbicara dengan suara yang pelan pertama dengan baik
- Klien terkadang sulit fokus
S: A:
- Klien mengungkapkan sering merasa malu Telah dilakukan bina hubungan
dan canggung saling percaya dan pengkajian pada
- Klien mengatakan susah berteman dengan klien
orang baru
- Klien mengatakan jarang interaksi dengan P:
tetangga sekitar dan lebih senang di rumah Akan dilakukan latihan aspek
- Klien mengatakan sedih setiap dihardik oleh positif klien di pertemuan
tetangga di lingkungan rumah dulu berikutnya
- Klien mengatakan pernah mimpi buruk dan
tidurnya sering tidak nyenyak
- Klien menganggap orang lain menilainya
sebagai sosok yang pendiam

Diagnosis Utama
Harga Diri Rendah Situasional
Intervensi
- Membina hubungan saling percaya dengan
klien dan keluarga
- Melakukan pengkajian kesehatan jiwa pada
klien
- Melakukan pengkajian SRQ
RTL
- Melakukan pertemuan di hari berikutnya
untuk melakukan pengkajian aspek positif,
dan latihan aspek positif
Pertemuan 2: Rabu, 15 Desember 2021

Implementasi Evaluasi
Data S:
O: - Klien menyatakan senang
- Klien tampak lebih nyaman dibandingkan bisa melakukan kegiatan
pertemuan sebelumnya latihan menulis
- Klien terlihat cukup antusias ketika diminta - Klien menyatakan bersedia
menyebutkan hal yang disukai untuk melanjutkan latihan
- Klien masih tetap berbicara dengan suara menulis 2 hal baik setiap
yang pelan harinya
- Klien terkadang masih susah untuk fokus
ketika interaksi O:
S: Klien tampak antusias dan
- Klien mengatakan kabarnya hari ini baik konsentrasi selama melakukan
- Klien mengatakan memiliki hobi bermain latihan menulis
badminton, menulis, dan menggambar
- Klien mengatakan ingin menjadi atlet A:
badminton, ingin memiliki rumah yang Telah dilakukan latihan aspek
bagus, dan ingin membanggakan kedua orang positif menulis pada klien
tua
Diagnosis P:
- Harga Diri Rendah Situasional Akan dilakukan latihan berkenalan
- Risiko Sindrom Pasca Trauma dan bercakap-cakap di pertemuan
Intervensi berikutnya
- Mengevaluasi perasaan klien
- Memberikan motivasi dan dukungan pada
klien dan keluarga
- Mengkaji aspek positif yang dimiliki klien
- Menanyakan pada klien aspek positif yang
ingin dilatih
- Melakukan latihan aspek positif menulis
(klien diminta untuk menulis 3 cita-
cita/harapan dan 3 hal baik yang sudah
dilakukan hari ini pada kertas concorde,
kemudian klien diminta untuk menghias
kertas tersebut dengan aksesoris yang tersedia
ataupun yang dibuat sendiri oleh klien)
- Memberikan apresiasi pada klien setelah
melakukan latihan menulis
RTL
- Klien diminta untuk menuliskan minimal 2
hal baik yang sudah dilakukan setiap harinya
pada kertas yang sudah dihias tersebut
Pertemuan 3: Kamis, 16 Desember 2021

Implementasi Evaluasi
Data S:
O: Klien menyatakan senang bisa
- Klien lebih terbuka dibandingkan pertemuan melakukan latihan hari ini dan
sebelumnya senang bisa mengobrol cukup
- Klien tampak lebih ekspresif (lebih banyak banyak
senyum; sesekali tertawa)
- Fokus klien saat interaksi mulai meningkat O:
S: - Klien dapat menyebutkan
- Klien mengatakan belum sempat melanjutkan dengan lengkap kegiatan
latihan menulis yang sudah dilakukan hari
- Klien mengatakan kabarnya hari ini baik ini
- Klien bercerita bahwa hari ini ia senang - Klien dapat
karena ada perlombaan sepak bola di sekolah mendemonstrasikan
- Klien bercerita bahwa hari ini sudah kembali cara berkenalan
membantu Ibu membereskan rumah dan bercakap-cakap dengan
Diagnosis orang lain
- Harga Diri Rendah Situasional - Klien dapat menyebutkan
- Risiko Sindrom Pasca Trauma kembali cara yang perlu
Intervensi dilakukan untuk mencapai
- Mengevaluasi perasaan klien cita-cita
- Mengevalusi RTL yang sudah disepakati
- Melakukan latihan berkenalan A:
- Melakukan games latihan bercakap-cakap Telah dilakukan latihan berkenalan
- Membahas kembali tentang cita-cita dan dan bercakap-cakap pada klien
harapan klien
- Memberikan apresiasi pada klien P:
- Memberikan motivasi dan tips untuk bisa Akan dilakukan diskusi tentang
mencapai cita-cita yang klien miliki (dengan cara meningkatkan kualitas tidur
lebih percaya diri, belajar dengan lebih rajin, klien
banyak berdoa dan beribadah, seimbangkan
kegiatan belajar dengan bermain atau
melakukan kegiatan yang disukai, serta
mendorong klien agar tidak mudah
terpengaruh dengan omongan atau hardikan
orang-orang di sekitar)
RTL
- Mengingatkan klien untuk melanjutkan
latihan menulis
- Klien diminta untuk lebih semangat dalam
belajar dan lebih giat dalam berdoa dan
beribadah

Pertemuan 4: Rabu, 22 Desember 2021

Implementasi Evaluasi
Data S:
O: Klien mengatakan dapat
- Klien lebih banyak bercerita memahami edukasi yang diberikan
- Klien tampak lebih bersemangat
- Klien lebih sering tersenyum dan sesekali O:
tertawa Klien dapat menyebutkan kembali
- Klien berbicara dengan suara yang lebih apa saja yang sudah dibahas di
terdengar dibandingkan dengan sebelumnya dalam diskusi
S:
- Klien mengatakan kabarnya hari ini baik A:
- Klien bercerita bahwa hari ini baru saja Telah dilakukan edukasi tentang:
mengambil raport di sekolah cara meningkatkan kualitas tidur
- Klien mengatakan nilai raportnya secara dan pentingnya meningkatkan
keseluruhan bagus kegiatan spiritual
- Klien mengatakan semalam tidur lumayan
nyenyak P:
- Klien mengatakan lupa untuk melanjutkan Memantau kemajuan klien setelah
latihan menulis dilakukan edukasi
Diagnosis
- Harga Diri Rendah Situasional
- Risiko Sindrom Pasca Trauma
Intervensi
- Mengevaluasi kabar klien dan kegiatan yang
dilakukan klien hari ini
- Mengevaluasi keberlanjutan latihan menulis
- Mengevaluasi apakah klien tidur nyenyak
semalam dan apakah klien mengalami mimpi
buruk atau tidak
- Memberikan edukasi pada klien tentang cara
agar dapat tidur di malam hari dengan
nyenyak dan terhindar dari mimpi buruk
- Memberikan edukasi pada klien tentang hal-
hal yang dapat dilakukan apabila klien
merasa takut berkepanjangan setelah
mengalami mimpi buruk (teknik napas dalam
dan distraksi dengan kegiatan yang klien
sukai)
- Mendorong klien untuk meningkatkan
kegiatan spiritual agar diberikan ketenangan
hati dan pikiran
- Menganjurkan klien untuk istirahat yang
cukup
- Memotivasi klien untuk terus mengingat hal-
hal baik yang sudah dilakukan setiap harinya
dan selalu bersyukur kepada Tuhan YME
- Memotivasi klien untuk lebih percaya diri
dalam melakukan apapun (contoh: saat klien
diminta untuk menjawab pertanyaan oleh
guru)
- Memotivasi klien untuk lebih semangat
dalam belajar
RTL
- Klien dapat memenuhi kebutuhan tidur dan
menerapkan cara untuk meningkatkan
kualitas tidur
- Klien dapat meningkatkan kegiatan spiritual
(sholat, mengaji)
- Klien dapat terus mengingat hal positif yang
sudah dilakukan

F. Dokumentasi
DAFTAR PUSTAKA

Herdman, T. H., & Kamitsuru, S. (2018). NANDA-I Diagnosis Keperawatan: Definisi dan
Klasifikasi. Edisi 11. Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Keliat, B. A., Hamid, A. Y. S., Putri, Y. S. E., Daulima, N. H. C., Wardani, I. Y., Susanti, H.,
Hargiana, G., & Panjaitan, R. U. (2019). Asuhan Keperawatan Jiwa. Penerbit Buku
Kedokteran EGC.

Kementerian Kesehatan RI. (2021). Kemenkes Beberkan Permasalahan Kesehatan Jiwa di


Indonesia. Retrieved from: https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-
media/20211007/1338675/kemenkes-beberkan-masalah-permasalahan-kesehatan-jiwa-di-
indonesia/.

Khiron Clinics. (2019). Trauma and Low Self Esteem. Retrieved from:
https://khironclinics.com/blog/trauma-and-low-self-esteem/.

Mayo Clinic. (2021). Post-traumatic stress disorder (PTSD). Retrieved from:


https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/post-traumatic-stress-disorder/symptoms-
causes/syc-20355967.

PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan


Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai