Anda di halaman 1dari 9

A.

Masalah Kesehatan

Gagal Ginjal Akut

B. Pengertian Gagal Ginjal Akut

Gangguan ginjal akut (GGA) atau Acute kidney injury (AKI) yang sebelumnya diknal
dengan ARF adalah penurunan fungsi ginjal yang di tandai dengan peningkatan kadar
kreatinin serum dibanding dengan kadar sebelumnya atau penurunan urine output (UO)
(Balqis, Noormartany, Gondodiputra, & Rita, 2016). Acute kidney injury (AKI) adalah
penurunan cepat (dalam jam hingga minggu) laju filtrasi glomerulus (LFG) yang umumnya
berlangsung reversible, diiikuti kegagalann ginjal untuk mengekskresi sisa metabolisme
nitrogen dengan / tanpa gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.

C. Gejala dan Tanda

Ada beberapa gejala yang timbul oleh adanya penyakit gagal ginjal, diantaranya yaitu
(Haryono, 2013) dan (Nursalam & B, 2009):

1) Kardiovaskular: Darah tinggi, perubahan elektro kardiografi (EKG), perikarditis, efusi


perikardium, dan tamponade perikardium.
2) Gastrointestinal : Biasanya terdapat ulserasi pada saluran pencernaan dan pendarahan.
3) Respirasi : Edema paru, efusi pleura, dan pleuritis.
4) Neuromuskular : Kelemahan , gangguan tidur, sakit kepala, letargi, gangguan
muskular, neuropati perifer, bingung, dan koma.
5) Metabolik/Endokrin: Inti glukosa, hiperlipidemia, gangguan hormon seks
menyebabkan penurunan libido, impoten.
6) Muskuloskeletal : Kram otot, kehilangan kekuatan otot, fraktur tulang.
7) Integumen : Warna kulit abu-abu, mengilat, pruritis, kulit kering bersisik, ekimosis,
kuku tipis dan rapuh, rambut tipis dan kasar.
D. Pohon Masalah
E. Pemeriksaan Diagnostik

1) Darah : ureum, kreatinin, elektrolit, serta osmolaritas.


2) Urin : ureum, kreatinin, elektrolit, osmolaritas, dan berat jenis.
3) Kenaikan sisa metabolisme proteinureum kreatinin dan asam urat.
4) Gangguan keseimbangan asam basa : asidosis metabolik.
5) Gangguan keseimbangan elektrolit : hiperkalemia, hipernatremia atau hiponatremia,
hipokalsemia dan hiperfosfatemia.
6) Volume urine biasanya kurang dari 400 ml/24 jam yang terjadi dalam 24 jam
setelah ginjal rusak.
7) Warna urine : kotor, sedimen kecoklatan menunjukan adanya darah, Hb, Mioglobin,
porfirin.
8) Berat jenis urine : kurang dari 1,020 menunjukan penyakit ginjal, contoh :
glomerulonefritis, piolonefritis dengan kehilangankemampuan untuk memekatkan;
menetap pada 1,010menunjukan kerusakan ginjal berat.
9) PH. Urine : lebih dari 7 ditemukan pada ISK., nekrosis tubular ginjal, dan gagal
ginjal kronik.
10) Osmolaritas urine : kurang dari 350 mOsm/kg menunjukan kerusakan ginjal, dan
ratio urine/serum sering 1:1.
11) Klierens kreatinin urine : mungkin secara bermakna menurun sebelum BUN dan
kreatinin serum menunjukan peningkatan bermakna.
12) Natrium Urine : Biasanya menurun tetapi dapat lebih dari 40 mEq/L bila ginjal tidak
mampu mengabsorbsi natrium.
13) Bikarbonat urine : Meningkat bila ada asidosis metabolik.
14) SDM urine : mungkin ada karena infeksi, batu, trauma, tumor, atau peningkatan GF.
15) Protein : protenuria derajat tinggi (3-4+) sangat menunjukan kerusakan glomerulus
bila SDM dan warna tambahan juga ada. Proteinuria derajat rendah (1-2+) dan
SDM menunjukan infeksi atau nefritis interstisial. Pada NTA biasanya ada
proteinuria minimal.
16) Warna tambahan : Biasanya tanpa penyakit ginjal ataui infeksi. Warna tambahan
selular dengan pigmen kecoklatan dan sejumlah sel epitel tubular ginjal
terdiagnostik pada NTA. Tambahan warna merah diduga nefritis glomular.
F. Penatalaksanaan Medis

Penyakit gagal ginjal merupakan penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Namun terdapat
beberapa cara untuk mengobati gagal ginjal yang secara khusus bertujuan untuk mengurangi
resiko munculnya penyakit lain yang berpotensi menambah masalah bagi pasien. Beberapa
pengobatanya yaitu :

a) Menjaga Tekanan Darah

Dengan menjaga tekanan darah maka dapat mengontrol kerusakan ginjal, karena tekanan
darah sendiri dapat mempercepat kerusakan tersebut. Obat penghambat ACE merupakan obat
yang mampu memberi perlindungan tambahan pada ginjal dan mengurangi tekanan darah
dalam tubuh dan aliran pembuluh darah.

b) Perubahan Gaya Hidup

Hal yang bisa dilakukan ialah dengan merubah gaya hidup seperti mengurangi konsumsi
garam, menurunkan berat badan diutamakan bagi penderita obesitas

c) Obat-obatan

Obat-obatan seperti anthipertensi, suplemen besi, agen pengikat fosfat, suplemen kalsium,
furosemid (membantu berkemih), transfusi darah.

d) Intake cairan dan makanan

Yaitu dengan cara minum air yang cukup dan pengaturan diit rendah protein memperlambat
perkembangan gagal ginjal.

e) Hemodialisis

Yaitu terapi pengganti ginjal yang berfungsi mengeluarkan sisa-sisa metabolisme atau racun
dari peredaran darah manusia seperti air, natrium, kalium, hydrogen, urea, kreatinin, asam
urat, dan zat-zat lain melalui membran semi permiable sebagai pemisah darah dan cairan
dialisat pada ginjal. (Rudy Hartyono, 2013)

G. Pengkajian Keperawatan

1) Pengkajian
a. Identitas Klien
Nama
Usia  

Jenis Kelamin

Suku/ bangsa

Agama

Pendidikan

Pekerjaan

Alamat
b. Keluhan utama pasien atau alasan utama mengapa ia datang ke rumah sakit.
a. Adanya rasa nyeri: kaji lokasi, karakter, durasi, dan hubungannya dengan
urinasi; faktor-faktor yang memicu rasa nyeri dan yang meringankannya.
b) Adanya gejala panas atau menggigil, sering lelah, perubahan berat badan,
perubahan nafsu makan, sering haus, retensi cairan, sakit kepala, pruritus, dan
penglihatan kabur.
c. Riwayat kesehatan sekarang
Disfungsi ginjal dapat menimbulkan serangkaian gejala yang kompleks dan
tampak di seluruh tubuh. Riwayat sakit harus mencakup informasi berikut yang
berhubungan dengan fungsi renal dan urinarius.

d. Riwayat kesehatan sebelumnya

Kelainan yang mempengaruhi fungsi ginjal atau traktus urinarius (diabetes


mellitus, hipertensi, trauma abdomen, cedera medula spinalis, kelainan neurologi
lain, lupus eritematosus sistemik, scleroderma, infeksi.

e. Riwayat kesehatan keluarga

Kaji adanya riwayat penyakit ginjal pada keluarga atau penyakit turunan
seperti penyakit infeksi saluran kemih, hipertensi, sindrom alports dan penyakit
keluarga lainnya.

2) Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum

Meliputi keadaan status kesehatan secara umum, meliputi : status mental,


tanda-tanda vital, pemeriksaan fisik sistem perkemihan, latergi, lemah, sianosis,
dan kerusakan integritas kulit.
Teknik pemeriksaan fisik kemungkinan adanya kelainan yang ditemukan

a) Inspeksi

Catat turgor, warna kulit, kerusakan kulit, dan lain-lain.

b) Palpasi
(a) Ginjal
Ginjal kiri jarang dapat teraba, meskipun demikian usahakan untuk
mempalpasi ginjal untuk mengetahui ukuran dan sensasi. Jangan lakukan
palpasi bila ragu karena dapat menimbulkan kerusakan jaringan.  Letakkan
tangan kiri dibawah abdomen diantara tulang iga dan lengkung iliaka.
Tangan kanan dibagian atas. mengkilap dan tegang, indikasi retensi cairan
atau ascites. Distensi kandung kemih, pembesaran ginjal. Kemerahan,
ulserasi, bengkak, atau adanya cairan, indikasi infeksi. Pada laki-laki
biasanya terdapat deviasi meatus urinary seperti defek kongenital. Jika
terjadi pembesaran ginjal, maka dapat mengarah ke neoplasma atau
patologis renal yang serius. Pembesaran kedua ginjal, indikasi polisistik
ginjal. Tenderness/lembut pada palpasi ginjal maka indikasi infeksi, gagal
ginjal kronik. Ketidaksimetrisan ginjal indikasi hidronefrosis.
(b) Kandung kemih
Secara normal, kandung kemih tidak dapat dipalpasi, kecuali terjadi
distensi urin maka palpasi dilakukan di daerah simphysis pubis dan
umbilicus.
(c ) Perkusi
1. Ginjal
a.   Atur posisi klien duduk membelakangi pemeriksa.
b. Letakkan telapak tangan tidak dominan diatas sudut kostovertebral
(CVA), lakukan perkusi atau tumbukan di atas telapak tangan dengan
menggunakan kepalan tangan dominan.
c. Ulangi prosedur untuk ginjal kanan Jika kandung kemih penuh maka
akan teraba lembut, bulat, tegas, dan sensitif. Tenderness dan nyeri
pada perkusi CVA merupakan indikasi glomerulonefritis atau
glomerulonefrosis.
2. Kandung kemih
Secara normal, kandung kemih tidak dapat diperkusi, kecuali volume
urin di atas 150 ml. Jika terjadi distensi, maka kandung kemih dapat
diperkusi sampai setinggi umbilicus

(d) Auskultasi

Gunakan diafragma stetoskop untuk mengauskultasi bagian atas


sudut kostovertebral dan kuadran atas abdomen. Jika terdengar bunyi
bruit (bising) pada aorta abdomen dan arteri renalis, maka indikasi
adanya gangguan aliran darah ke ginjal (stenosis arteri ginjal).

H. Daftar Diagnosa Keperawatan


I. Intervensi Keperawatan

Anda mungkin juga menyukai