Anda di halaman 1dari 31

ASSALAMU’ALAIKUM WR WB

Kelompok 2
Angga Widyaningrum (015.20.18.435)
Diyah Puspitasari (015.20.18.457)
Endrik Setiani (015.20.18.460
Nur Indah Rahmawati (015.20.18.495)
Taufik Nur Hidayat (015.20.18.
Umi Resta Prayogi (015.20.18.524)
KOLIK RENAL

■ Batu di dalam saluran kemih (kalkulus uriner) adalah massa keras seperti batu yang
terbentuk di sepanjang saluran kemih dan bisa menyebabkan nyeri,
perdarahan, penyumbatan aliran kemih atau infeksi
■ Batu saluran kemih adalah adanya batu di traktus urinarius. (ginjal, ureter, atau
kandung kemih, uretra) yang membentuk kristal; kalsium, oksalat, fosfat, kalsium
urat,asam urat dan magnesium.(Brunner & Suddath,2002).
■ kesimpulan bahwa batu salurankemih adalah adanya batu di dalam saluran perkemihan
yang meliputi ginjal, ureter,kandung kemih dan uretra.
ETIOLOGI

■ Infeksi
■ Stasis dan Obstruksi urine
■ Ras
■ Air minum
■ Pekerjaan
■ Suhu
■ Makanan
KLASIFIKASI
Kolik renal dibagi menjadi 2 tipe yaitu :
1. Kolik renal tipikal
■ Fase-fase serangan kolik renal akut:
■ Nyeri ini terjadi di sekitar dermatom T-10 sampai S-4. Keseluruhan proses ini terjadi
selama 3-18 jam. Ada 3 fase:
■ Fase akut / onset
■ Fase konstan / plateau
■ Fase hilangnya nyeri (Relieve)
2. Kolik Renal Atipikal
■ Etiologi kolik tipikal bisa juga menyebabkan kolik atipikal. Obstruksi pada calyx dapat
menyebabkan nyeri pinggang yang lebih ringan tapi episodik. Hematuria dapat juga
terjadi. Lesi obstruktif pada ureterovesical junction (hubungan ureter dan kandung
kemih) ataupun segmen intramural dari ureter dapat menyebabkan disuria, keinginan
buang air kecil yang mendadak dan sering, serta nyeri yang menjalar ke atas atau
bawah. Kolik renal dapat disertai muntah-muntah hebat, mual, diare, ataupun nyeri
ringan yang tidak biasa sehingga memungkinkan kesalahan diagnosis
KOMPLIKASI

■ Obstruksi
■ Hidronephrosis
■ Gagal ginjal
■ Perdarahan
■ Pada laki-laki dapat terjadi impoten
PATOFISIOLOGI
TANDA DAN GEJALA

Ketika batu menghambat aliran urin, terjadi obstruksi piala ginjal serta ureter proksimal.
■ Infeksi pielonefritis dan sintesis disertai menggigil, demam dan disuria, dapatterjadi
iritasi batu yang terus menerus. Beberapa batu menyebabkan sedikit gejala,namun
secara perlahan merusak unit fungsional (nefron) ginjal. 
■ Nyeri hebat dan ketidaknyamanan.
Batu di ginjal
■ Nyeri dalam dan terus menerus di area kontovertebral.
■ Hematuri.
■ Nyeri berasal dari area renal menyebar secara anterior dan pada wanita nyerikebawah
mendekati kandung kemih sedangkan pada pria mendekati testis.
■ Mual dan muntah.
■ Diare.
Batu di uretera. 
■ Nyeri menyebar kepaha dan genitalia
■ Rasa ingin berkemih namun hanya sedikit urin yang keluar.
■ Hematuri akibat abrasi batu.
■ Biasanya batu keluar secara spontan dengan diameter batu 0,5 –  1 cm.
Batu di kandung kemih. 
■ Biasanya menimbulkan gejala iritasi dan berhubungan dengan infeksi traktusurinarius
dan hematuri.
■ Jika batu menimbulkan obstruksi pada leher kandung kemih akan terjadi retensi urin
PEMERIKSAAN DIAGNOSIS

■ Urinalisa; warna mungkin kuning ,coklat gelap,berdarah,secara umum menunjukan


SDM, SDP, kristal ( sistin,asam urat,kalsium oksalat), pH asam (meningkatkan sistindan
batu asam urat) alkali ( meningkatkan magnesium, fosfat amonium, atau batukalsium
fosfat), urine 24 jam : kreatinin, asam urat kalsium, fosfat, oksalat, atau sistin mungkin
meningkat), kultur urine menunjukan ISK, BUN/kreatinin serum dan urine;abnormal
(tinggi pada serum/rendah pada urine) sekunder terhadap tingginya batuobstruktif pada
ginjal menyebabkan iskemia/nekrosis.
■ Darah lengkap: Hb,Ht,abnormal bila psien dehidrasi berat atau polisitemia.
■ Hormon Paratyroid mungkin meningkat bila ada gagal ginjal ( PTH. Merangsang
reabsobsi kalsium dari tulang, meningkatkan sirkulasi serum dan kalsium urine.
■ Foto Rontgen; menunjukan adanya kalkuli atau perubahan anatomik pada area ginjaldan
sepanjang ureter.
■ IVP: memberikan konfirmasi cepat urolithiasis seperti penyebab nyeri,
abdominal atau panggul.Menunjukan abnormalitas pada struktur anatomik (distensi
ureter).
■ Sistoureterokopi;visualiasi kandung kemih dan ureter dapat menunjukan batu atauefek
obstruksi.
■ USG ginjal: untuk menentukan perubahan obstruksi,dan lokasi batu
PENATALAKSANAAN MEDIS

Tujuan:
■ Menghilangkan obstruksi
■ Mengobati infeksi.
■ Mencegah terjadinya gagal ginjal Mengurangi kemungkinan terjadinya rekurensi (terulang kembali). 
 
Operasi
■ Dilakukan jika:
■ Sudah terjadi stasis/bendungan.
■ Tergantung letak dan besarnya batu, batu dalam pelvis dengan bendungan positif harus dilakukan operasi.
Therapi
■ Analgesik untuk mengatasi nyeri.
■ Allopurinol untuk batu asam urat
■ Antibiotik untuk mengatasi infeksi.

Diet
■ Diet atau pengaturan makanan sesuai jenis batu yang ditemukan.
■ Batu kalsium oksalatMakanan yang harus dikurangi adalah jenis makanan yang mengandung
kalsiumoksalat seperti: bayam, daun sledri, kacang-kacangngan, kopi, coklat; sedangkan untuk
kalsium fosfat mengurangi makanan yang mengandung tinggi kalsiumseperti ikan laut, kerang,
daging, sarden, keju dan sari buah.
■ Batu struvite; makanan yang perlu dikurangi adalah keju, telur, susu dan daging.
■ Batu cystin; makanan yang perlu dikurangi antara lain sari buah, susu, kentang.
■ Anjurkan konsumsi air putih kurang lebih 3 -4 liter/hari serta olah raga secarateratur
Extracorporal Shock Wave Lithotripsy ( ESWL )
■ ESWL banyak digunakan dalam penanganan batu saluran kemih. Badlani (2002)
menyebutkan prinsip dari ESWL adalah memecah batu saluran dengan menggunakan
gelombang kejut yang dihasilkan oleh mesin dari luar tubuh. Gelombang kejut yang
dihasilkan oleh mesin di luar tubuh dapat difokuskan ke arah batu dengan berbagai cara.
Sesampainya di batu, gelombang kejut tadi akan melepas energinya. Diperlukan
beberapa ribu kali gelombang kejut untuk memecah batu hingga menjadi pecahan-
pecahan kecil, selanjutnya keluar bersama kencing tanpa menimbulkan sakit. Al-Ansari
(2005) menyebutkan komplikasi ESWL untuk terapi batu ureter hampir tidak ada.
Keterbatasan ESWL antara lain sulit memecah batu keras (misalnya kalsium oksalat
monohidrat), perlu beberapa kali tindakan, dan sulit pada orang bertubuh gemuk.
Penggunaan ESWL untuk terapi batu ureter distal pada wanita dan anak-anak juga harus
dipertimbangkan dengan serius karena ada kemungkinan terjadi kerusakan pada
ovarium.
Ureterorenoskopic (URS)
■ Pengembangan ureteroskopi sejak tahun 1980 an telah mengubah secara dramatis terapi
batu ureter. Kombinasi ureteroskopi dengan pemecah batu ultrasound, EHL, laser dan
pneumatik telah sukses dalam memecah batu ureter. Keterbatasan URS adalah tidak bisa
untuk ekstraksi langsung batu ureter yang besar, sehingga diperlukan alat pemecah batu
seperti yang disebutkan di atas. Pilihan untuk menggunakan jenis pemecah batu
tertentu, tergantung pada pengalaman masing-masing operator dan ketersediaan alat
tersebut.
Percutaneous Nefro Litotripsy (PCNL)
■ PCNL yang berkembang sejak dekade 1980 secara teoritis dapat digunakan sebagai
terapi semua batu ureter. Namun, URS dan ESWL menjadi pilihan pertama sebelum
melakukan PCNL. Meskipun demikian untuk batu ureter proksimal yang besar dan
melekat memiliki peluang untuk dipecahkan dengan PCNL (Al-Kohlany, 2005).
Menurut Al-Kohlany (2005), prinsip dari PCNL adalah membuat akses ke kalik atau
pielum secara perkutan. Kemudian melalui akses tersebut dimasukkan nefroskop rigid
atau fleksibel, atau ureteroskop, untuk selanjutnya batu ureter diambil secara utuh atau
dipecah. Keuntungan dari PCNL adalah apabila letak batu jelas terlihat, batu pasti dapat
diambil atau dihancurkan dan fragmen dapat diambil semua karena ureter bisa dilihat
dengan jelas. Proses PCNL berlangsung cepat dan dapat diketahui keberhasilannya
dengan segera. Kelemahan PCNL adalah PCNL perlu keterampilan khusus bagi ahli
urologi.
ASUHAN KEPERAWATAN KOLIK RENAL

1. Identitas klien
■ Nama : Tn. X
■ Umur : 45 thn
■ Jenis kelamin : laki-laki
■ Pekerjaan : pekerja kontruksi
■  
a) Keluhan utama
Saat dilakukan pengkajian, pasien mengatakan bahwa keluhan utama saat ini adalah nyeri abdomen yang
menjalar sampai punggung. Rasa sakit semakin buruk ketika berjalan dan merasa lega saat istirahat. Keluhan
saat ini adalah muntah-muntah dan demam. Keadaan umum pasien saat dikaji, tanda-tanda vital saat diukur
tekanan darah 120/80 mmHg, suhu 37,8oC, nadi 88x/menit, dan pernapasan 24x/menit
b) Riwayat masa lampau
Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit yang serius, tidak pernah dirawat
dirumah sakit, tidak pernah mendapatkan pengobatan khusus dan tidak pernah mendapatkan
tindakan operasi
 

c) Riwayat penyakit keluarga


Pasien mengatakan saudaranya pernah menderita batu saluran kemih yg hilang spontan
2) Pemeriksaan fisik
a) TD : 120/80 mmHg
Suhu : 37,8oC
Nadi : 88x/menit
Pernapasan : 24x/menit
b) Sistem pernapasan
Pola napas cepat, ronkhi terdengar karena beban volume berlebihan pada paru
c) Sistem kardiovaskuler
Gagal ginjal dapat memicu gagal gagal jantung. Sedangkan gagal ginjal dapat
menimbulkan manifestasi anemia karena eritopoesis.
d) Sistem syaraf
Periksa adanya anemia dan ikterus sebagai akibat dari retensi nitrogen yang menyebabkan
hemolisis. Fetor uremikum ( bau amoniak hasil pemecahan urea di dalam saliva ).
Stomatitis dan uulkus dapat dijumpai karena ada penurunan aliran saliva sehingga
memunculkan risiko infeksi. Pada sistem saraf sendiri, pada klien kronis berat adalah
somnolen sampai koma karena retensi nitrogen atau toksik
e) Sistem Perkemihan (B4)
Oliguri, Hematuri (BAK bercampur darah), pH 9. nyeri pada daerah perut dan punggung. BAK
sedikit dan jarang.
 
f) Sistem pencernaan
Nafsu makan turun,nyeri perut dan muntah-muntah
 
g) Sistem tulang,otot dan kulit
Kekuatan otot menurun,warna kulit kekuningan
3) Analisa data
Data
1. DS:
- Pasien mengatakan nyeri pada daerah perut dan punggung
- Rasa sakit semakin buruk ketika berjalan dan merasa lega saat istirahat
DO:
- Pasien terlihat meringis menahan nyeri
- Klien terlihat lemah
- Hasil PQRST
P: Nyeri kolik akibat adanya obstruksi saluran ginjal
Q: Tumpul dan hilang timbul
R: Abdomen kanan bawah
S: Skala nyeri 6 (skala 1-10)
T: Nyeri dirasakan hilang timbul
■ Etiologi:
-Obstruksi ureter
■  Masalah Keperawatan:
-Nyeri Akut
2) DS :
- Pasien mengeluh sulit untuk BAK
DO:
- Terjadi penurunan jumlah urin.
- Pasien nampak tidak dapat mengatur jadwal pengeluaran urinnya.
■ Etiologi:
- hidronefrosis 
■ Masalah Keperawatan:
-gangguan eliminasi urin
3) Diagnosa keperawatan

■ Nyeri berhubungan dengan obstruksi, inflamasi, dan abrasi urinarius


■ Perubahan eliminasi urin berhubungan dengan stimulasi kandung kemih oleh batu, iritasi ginjal atau
ureteral, obstruksi, inflamasi
■  
4) Intervensi keperawatan

 Nyeri b.d obstruksi, inflamasi dan abrasi urinarius


Tujuan : nyeri dapat diatasi/nyeri berkurang
■ Kriteria Hasil :

· Melaporkan nyeri hilang dengan spasme terkontrol


· Tampil rileks, mampu tidur/istirahat dengan baik
 
TINDAKAN
Mandiri
■ Catat lokasi, lamanya intensitas (skala 0-10) dan penyebaran. Perhatikan tnda non
verbal, contoh : peninggian TD dan nadi, gelisah, merintih, meggelepar
■ Jelaskan penyebab nyeri dan pentingnya melaporkan ke staf terhadap perubahan
kejadian.karakteristik nyeri
■ Berikan tindakan nyama, contoh pijatan punggung, lingkungan, istirahat
RASIONAL
■ Membantu mengevaluasi tempat obstruksi dan kemajuan gerakan kalkulus. Nyeri panggul sering
menyebar ke punggung, lipat paha, genitalia, sehubungan dengan proksimitas saraf pleksus dan
pembuluh darah yang menyuplai area lain. Meningkatkan relaksasi, menurunkan tegangan otot dan
meningkatkan koping
■ Mengarahkan kembali perhatian dan membantu dalam relaksasi otot
■ Hidrasi kuat meningkatkan lewatnya batu, mencegah statis urine dan membantu mencegah
pembentukan batu selanjutnya.
Kriteria Hasil :
■ Berkemih dalam jumlah normal dan pola biasanya
■ Tidak mengalami tanda obstruksi
INTERVENSI
Mandiri
■ Awasi pemasukan dan pengeluaran dan karakteristik urin
■ Tentukan pola berkemih normal pasien dan perhatikan variasi
■ Dorong meninngkatkan pemasukan cairan
■ Periksa semua urin dan catat adanya keluaran batu dan kirim ke labor untuk analisa
■ Selidiki keluhan kandung kemih penuh, palpasi untuk distensi suprapubik. Perhatikan
penurunan keluaran urin, adanya edema periorbital / tergantung
RASIONAL
■ Memberikan informasi tentang fungsi ginjal dan adanya komplikasi, contoh infeksi dan
perdarahan. Perdarahan dapat mengindikasikan penigkatan obstruksi atau iritasi ureter.
Catatan : perdarahan sehubungan dengan ulserai ureter jarang.
■ Kalkulus dapat menyebabkan eksitabilitas saraf, yang menyebabkan sensai kebutuhan
berkemih segera. Biasanya frekuensi dan urgensi meningkat bila kalkulus mendekati
pertemuan uretrovesikal.
■ Peningkatan hidrasi membilas bakteri, darah, dan debris dan dapat membantu lewatnya
batu
■ Penemuan batu memungkinkan identifikasi tipe batu dan mempengaruhi pilihan terapi
Sekian dan terimakasih

Anda mungkin juga menyukai