Respon Bangsa Indonesia Terhadap Imperialism dan Kolonialisme
Dibidang Pendidikan
Anggota Kelompok ● Karmelinda ● Indri ● Risa ● Riza ● Rafli ● Mahesa
Sejarah pendidikan zaman pemerintah kolonial belanda dapat di bedakan
menjadi tiga periode:
1. Periode VOC abad ke-17-18
Pada masa ini kebanyakan kegiatan pendidikan termasuk pendirian- pendirian sekolah baru yang dikembangkan VOC hanya berbasis agama Kristen yang hanya mengajarkan kemampuan memahami Bibel, kitab suci umat kristen.
2. Periode pemerintahan Hindia Belanda pada abad ke-19
Pada periode pemerintah Hindia belanda belum menunjukan ketersediaan nya untuk mengeluarkan banyak uang bagi pendidikan masyarakat lokal. Sebaliknya mereka lebih mengutamakan pendidikan anak-anak belanda dan bangsa eropa yang orang tuanya bekerja di pemerintahan belanda.
3. Periode kebijakan politik balas budi pada abad ke-20
Kemunculan artikel Een Eereschuld (utang kehormatan) yang dimuat dalam majalah the gids tahun 1899 ditulis oleh Van deventer, telah mendorong lahirnya politik etis/ balas budi, yang diresmikan oleh Ratu Wihelmina pada tahun 1901.
Pada periode ini masyarakat indonesia dapat menempuh pendidikan di
Indonesia ataupun di Belanda.
Sekolah-sekolah mulai dibangun menggunakan sistem pendidikan barat
namun hanya kalangan bangsawan dan orang-orang tertentu saja yang bisa mendapatkan pendidikan tersebut.
Meskipun seakan memberikan kesempatan untuk rakyat pribumi
mengenyam pendidikan, tujuan dibangun sekolah oleh pemerintah Belanda adalah untuk mendapatkan sumber daya manusia (SDM) yang terdidik dan terampil namun murah.
Hal ini memicu ketidakpuasan pada pendidikan Belanda yang
cenderung mahal dan hanya diperuntukkan untuk orang-orang tertentu saja sehingga banyak orang biasa yang tidak bisa mendapatkan pendidikan.
Respon yang di berikan masyarakat terhadap pendidikan:
● Respon melawan dengan cara membangun sekolah-sekolah untuk
pribumi ● Lahirnya golongan terpelajar ● Terbentuknya organisasi pelajar ● Timbulnya rasa nasionalisme ● Memperjuangkan konstitusi Negara Indonesia dengan diplomasi
Kesimpulan
Jadi respon bangsa Indonesia terhadap imperialism dan kolonialisme di
bidang pendidikan adalah melawan bangsa Belanda yang saat itu memberikan pendidikan yang tidak adil terhadap rakyat pribumi, perlawanan yang dilakukan bangsa Indonesia adalah, dengan cara mendirikan sekolah sekolah untuk pribumi seperti Taman siswa yang didirikan Ki Hajar Dewantara, INS Kayu Tanam yang didirikan oleh Mohammad Sjafei, Dll. Selain itu dampak dari adanya politik balas budi melahirkan golongan terpelajar yang mendorong mereka untuk melakukan perlawanan secara diplomasi.