T PEKO 1402243 Chapter3
T PEKO 1402243 Chapter3
METODE PENELITIAN
Metode, Desain, Obyek Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
Jenis desain dalam penelitian ini berbentuk desain Nonequivalent (pretest and
Posttest) Control group design. Menurut Crewell (dalam Solihat, 2014, hlm. 43).
Noneqivalent (pre-testband posttest) Control Group design merupakan pendekatan
yang paling populer dalam quasi eksperimen, kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol dipilih bukan dengan cara rendom. Kedua kelompok diberi pretest dan protest
dan hanya kelompok eksperimen yang mendapat perlakuan:
66
67
Keterangan
X1 : Penerapan Metode Pembelajaran pengajuan masalah (Problem
Posing).
X2 : Penerapan metode pembelajaran pemecahan masalah (Problem
solving).
X3 : Penerapan metode pembelajaran konvensional.
O1 : Pre test (Test awal sebelum perlakuan) pada masing-masing
kelompok eksperimen.
O2 : Post test (tes akhir setelah perlakuan) pada masing-masing kelompok
eksperimen.
Tabel 3.2
Deskrpsi Subjek Penelitian
Kelas Jumlah Siswa Laki-laki Perempuan
Problem Posing 39 21 18
Problem Solving 34 18 16
Kontrol 40 21 19
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas XI, SMA Negeri 1
Lembang Tahun pelajaran 2015-2016. Sampel pada penelitian ini terdiri dari tiga
kelas yang terdiri dari dari dua kelas eksperimen dengan menggunakan metode
pembelajaran pengajuan masalah (Problem Posing) dan metode Pembelajaran
Pemecahan masalah (Problem Solving), serta kelas kontrol untuk kedua metode
pembelajaran tersebut.
The core the gestation phase of the creative process model is the
creative attributes as creative thingking abilities. These creative
attributes were fluency, flexibility, originality, elaboration,
abstractness, of the tittle, resistance to closure, emotional,
expressiveness, articulateness, movement or action, expressvemess,
synthesis or combination, unusual visualization, internal visualution,
extending or breaking the boundaries, humor, richness of imagery,
colorfulness of imagery and fantasy. The Torrance Test of Creative
Thingking (TTCT) is an instrument that can be used to operationalized
these creative attributes.
Tabel 3.3
Langkah-langkah Metode Pembelajaran Pengajuan Masalah
(Problem Posing)
Tahapan Kegiatan Alokasi
waktu
Silver dan Cai (dalam Macdonald, 2007, hlm. 137) mengklasifikasikan tiga
aktivitas koginitif dalam pembuatan soal sebagai berikut:
Tabel 3.4
Langkah-langkah Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah
(Problem Solving)
Tahapan Kegiatan Alokasi
waktu
alternative
solusi)
Planning to Siswa menuliskan laporan hasil diskusi
put solutions dengan mengikuti arahan guru
into use Siswa mempersentasikan hasil diskusi
(merencanakan kelompok didepan kelas yang diwalkili 20 menit
dan oleh satu kelompok yang bersedia, dipilih
menggunakan secara acak, smentara siswa yang lain
alternative menanggapi dengan memberikan
solusi) pertanyaan atau pendapat.
Kegiatan akhir Siswa dan guru bersama-sama
menyimpulkan hasil pembelajaran materi
yang terkait 15menit
Guru melakukan penilaian afektif pada
saat diskusi kelompok berlangsung dan
penilaian hasil kerja kelompok
Tabel 3.5
Langkah-langkah Metode Pembelajaran Konvensional (Ceramah)
NO Kegiatan Pembelajaran Langkah Pembelajaran
1 Kegiatan Awal - Guru melakukan apersepsi.
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2 Kegiatan Inti Pelaksanan pembelajaran dengan menggunakan
metode konvensional (ceramah), langkah-
Nurul Haeriyah Ridwan, 2016
PENGARUH PENERAPAN METOD E PENGAJUAN MASALAH D AN METOD E PEMECAHAN MASALAH
TERHAD AP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
77
langkahnya yaitu :
- Guru menyampaikan serta menjelaskan
materi pelajaran
- Guru memberikan contoh soal terkait
dengan materi pelajaran
- Guru memberikan latihan soal dari LKS
atau buku penunjang
- Guru memberikan kesempatan waktu
kepada siswa untuk berdiskusi atau
bertanya jika hal yang tidak dimengerti
3 Kegiatan Penutup Guru bersama siswa menyimpulkan materi.
Guru memberikan tindak lanjut untuk pertemuan
selanjutnya.
Tabel 3.6
Kisi-kisi Alat Test Berpikir Kreatif Pilihan Ganda
Kompetensi Dasar Aspek Berpikir Kreatif Indikator Butir
Soal
3.7Mendeskripsikan Berpikir lancar (fluency) Mendeskripsikan 1,2,3,4,
kebijakan moneter menghasilkan banyak pengertian 10,11,12
dan kebijakan gagasan/jawaban yang relevan kebijakan moneter
fiskal ditandai dengan kemampuan Mengidentifikasi
menemukan berbagai macam instrumen
penyelesaian masalah dan kebijakan moneter
memilih salah satu mengidentifikasi
diantaranya. penyebab inflasi
Menganalisis
instrumen
kebijakan moneter
Menganalisis
kebijakan fiskal
Menganalisis
instrumen
kebijakan fiskal
kebijakan fiskal
Menganalisis
instrumen
kebijakan fiskal
Tabel 3.7
Kisi-kisi Alat Tes Berpikir Kreatif Uraian (Essay)
dimiliki oleh individu atau kelompok”. Instrument teknik tes yang digunakan adalah
seperangkat tes tipe pilihan ganda dan uraian yang bertujuan untuk mengukur
kemampuan berpikir kreatif peserta didik. Penyusunan soal tes peserta didik
bertujuan untuk mengukur peningkatan keterampilan berpikir peserta didik selama
pembelajaran berlangsung. Aspek yang dilihat pada tes keterampilan berpikir kreatif
meliputi : 1) Fluency (Kelancaran), 2) Flexibility (Keluwesan), 3) Originality
(keaslian), 4 Elaboration (elaborasi).
Tes dalam penelitian ini terdiri dari tes awal (Pretest), yaitu tes yang
dilakukan sebelum perlakuan dan tes akhir (Posttest) setelah perlakuan. Hal ini
dilakukan karena peneliti ingin mengamati sejauh mana perbedaan hasil belajar
tersebut terjadi sebelum dan setelah pembelajaran dilakukan pada kelas eksperimen.
Pretest dilaksanakan untuk mengukur kemampuan awal peserta didik, sementara
posttest dilakukan setelah pembelajaran (setelah diberikan perlakuan pada setiap blok
eksperimen) dilakukan.
tersebut akan diperiksa dari segi bahasa dan akurasi kajian materi, kemudian soal
diujicobakan. Tujuan ujicoba ini untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas
butir soal. Hal tersebut sejalan dengan Aswar (2004, Hlm. 46) yang menyatakan
bahwa “Validitas isi sebagaimana dimaksudkan telah dicapai oleh tes, banyak
tergantung pada penilaian subjektif individual. Dikarenakan estimasi validitas ini
tidak melibatkan perhitungan statistik apapun melainkan dengan analisis rasional”.
Mka tidaklah diharapkan setiap orang akan sama sependapat mengenai sejauh mana
validitas isi suatu tes telah dicapai.
Validitas eksternal instrumen diuji dengan cara membandingkan antara
kriteria yang ada pada instrumen dengan fakta-fakta empiris yang terjadi di lapangan.
Instrumen penelitian berbentuk soal pilihan ganda diuji cobakan dan dihitung
Keterangan :
r pbi = Koefisien korelasi point biserial
Mp = Skor rata-rata hitung untuk butir yang dijawab benar
Mt = Skor rata-rata total
Sdt = Standar deviasi skor total
p = Proporsi siswa yang yang menjawab benar pada butir yang diuji validitasnya
q = Proporsi siswa yang yang menjawab salah pada butir yang diuji validitasnya
k p1 p
KR 20
k 1
2
Sx
Keterangan:
k = banyaknya item
Sx2 = varians skor total
p = proporsi subjek yang menjawab betul item tersebut
(Saifudin Azwar, Reliabilitas dan Validitas, 2004).
Tabel 3.8
Rekapitulasi Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Item Alat Tes Kemampuan
Berpikir Kreatif Soal Pilihan Ganda
No No
r-hitung Keterangan r-hitung Keterangan
Item Item
1 0.481 Valid 12 0.370 Valid
2 0.352 Valid 13 0.465 Valid
3 0.427 Valid 14 0.453 Valid
4 0.324 Valid 15 0.351 Valid
5 0.318 Valid 16 0.339 Valid
6 0.390 Valid 17 0.364 Valid
7 0.478 Valid 18 0.382 Valid
8 0.339 Valid 19 0.363 Valid
9 0.524 Valid 20 0.392 Valid
10 0.376 Valid 21 0.402 Valid
11 0.328 Valid 22 0.423 Valid
Koefisien Reliabilitas 0.751
Titik Kritis 0.700
Kesimpulan Reliabel
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar.
Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha
memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa
menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar
jangkauannya. (Suharsimi Arikunto, 2013, hlm. 222)
Untuk menghitung tingkat kesukaran soal pilihan ganda, digunakan rumus :
P=
Keterangan :
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Sedangkan untuk mengukur tingkat kesukaran soal essay digunakan rumus
sebagai berikut :
(1) Mean =
Tabel 3. 9
Interprestasi Tingkat Kesukaran Soal Tes Kemampuan Berpikir Kreatif
No Tingkat No Tingkat
Tafsiran Tafsiran
Item Kesukaran Item Kesukaran
1 0.769 Mudah 12 0.821 Mudah
2 0.590 Sedang 13 0.385 Sedang
3 0.590 Sedang 14 0.333 Sedang
4 0.667 Sedang 15 0.692 Sedang
5 0.564 Sedang 16 0.462 Sedang
6 0.590 Sedang 17 0.513 Sedang
7 0.385 Sedang 18 0.487 Sedang
8 0.462 Sedang 19 0.359 Sedang
9 0.769 Mudah 20 0.564 Sedang
10 0.513 Sedang 21 0.590 Sedang
11 0.590 Sedang 22 0.769 Mudah
Tabel di atas menjelaskan hasil analisis tingkat kesukaran untuk setiap butir
soal. Dari data yang disajikan pada tabel di atas terlihat dari 15 butir soal yang
dianalisis, diketahui 4 butir soal diantaranya terkategorikan mudah, sedangkan 18
butir soal lainnya terkategorikan sedang.
D= =
Dimana :
D = Jumlah peserta test
BA = Banyaknya kelompok peserta atas yang menjawab soal itu dengan benar
BB = Banyaknya Kelompok peserta bawah yang menjawab soal itu dengan benar
JA = Banyaknya peserta kelompok atas
Nurul Haeriyah Ridwan, 2016
PENGARUH PENERAPAN METOD E PENGAJUAN MASALAH D AN METOD E PEMECAHAN MASALAH
TERHAD AP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
87
DP =
(Safari,2008)
Kriteria daya pembeda diklasifikasikan sebagai berikut :
D ≤0,00 = Sangat jelek
0,00<D≤0,20 = Jelek
0,20<D≤0,40 = Cukup (satisfactory)
0,40<D≤0,70 = Baik (good)
0,70<D≤1,00 = Sangat Baik
Tabel 3.10
Interprestasi Daya Pembeda Soal Tes Kemampuan Berpikir Kreatif
No Daya No Daya
Tafsiran Tafsiran
Item Pembeda Item Pembeda
1 0.368 Cukup 12 0.368 Cukup
2 0.421 Baik 13 0.368 Cukup
3 0.263 Cukup 14 0.263 Cukup
4 0.316 Cukup 15 0.263 Cukup
5 0.211 Cukup 16 0.368 Cukup
6 0.211 Cukup 17 0.211 Cukup
Suatu soal dikategorikan mempunyai daya pembeda soal yang baik artinya
soal tersebut dapat dijawab oleh siswa yang berkemampuan tinggi saja, karena tujuan
dari data pembeda soal adalah suatu soal yg dapat membedakan siswa yang
berkemampuan rendah dilihat dari dapat tidaknya mengerjakan soal. Jika daya
pembeda bernilai negatif, maka butir soal tersebut sebaiknya dibuang saja.
Karena pada uji coba tes daya pembeda tidak terdapat nilai yang negative,
3.6.8 Observasi
Tabel 3.11
Kriteria Skala Sikap
Skal Sikap Kriteria
1 Tidak Aktif
2 Kurang Aktif
3 Cukup aktif
4 Aktif
5 Sangat Aktif
3.6.9 Kuesioner
1. Tahap persiapan
a. Melakukan studi literatur untuk mengkaji standar kompetensi dan
kompetensi dasar pada mata pelajaran ekonomi melalui buku pelajaran
ekonomi SMA.
b. Menetapkan materi pembelajaran yang akan dipergunakan dalam
penelitian
c. Membuat silabus dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
d. Menyusun alat penelitian dalam bentuk pilihan ganda dan uraian (essay)
e. Melakukan uji coba instrument penelitian.
f. Menganalisis hasil coba instrument penelitian, kemudian menentukan soal
yang layak untuk dijadikan sebagai instrument penelitian. Untuk
Gambar 3.1
Prosedur Penelitian
Persiapan Penelitian
Masalah
Treatment
Post Test
Analisis Data
Interprestasi Hasil
Tabel 3.12
Operasional Penelitian
Indikator Variabel
alternative
solution
(membuat
alternatif
solusi)
5. Evaluating
mengevaluasi
6. Planning to
put solutions
into use
(merencanakan
dan
menggunakan
alternatif
solusi)
7. Kegiatan akhir
Data eksperimen diperoleh dari pretest dan posttest. Setelah diperoleh data
dari kedua kelas tersebut maka dilakukan langkah- langkah sebagai berikut:
1. Penskoran
Penskoran tes pilihan ganda dan essay dilakukan dengan menggunakan
pedoman penskoran. Sebelum lembar jawaban siswa diberikan skor, terlebih
dahulu ditentukan standar penilaian untuk tiap tahap sehingga dalam
pelaksanaannya unsur subjektifitas dapat dikurangi. Skor setiap siswa
ditentukan dengan menghitung jumlah jawaban yang benar. Pemberian skor
dihitung dengan menggunakan rumus:
S = ∑R
Dengan : S= Skor siswa dan R= jawaban siswa yang benar
2. Mengubah skor mentah menjadi nilai dilakukan dengan mengacu pada
penilaian Acuan Patokan (PAP).
3. Menghitung nilai maksimum, minimum, dan rata-rata hasil pre test dan post
test.
4. Menghitung nilai N-Gain dengan menggunakan rumus Hake (Kusnendi,
2013) sebagai berikut :
Keterangan:
Nurul Haeriyah Ridwan, 2016
PENGARUH PENERAPAN METOD E PENGAJUAN MASALAH D AN METOD E PEMECAHAN MASALAH
TERHAD AP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
97
Tabel 3.13
Kriteria Indeks Gain
Skor Kategori
(g)≥0,70 Tinggi
0,30≤(g)<0,70 Sedang
(g)<0,30 Rendah
Sebelum dilakukan uji hipotesis, dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas
terlebih dahulu, yaitu sebagai berikut :
a. Uji Normalitas
yang diharapkan ini berarti bahwa kesenjangan antara dua distribusi tersebut
cukup besar sehingga hipotesis nihil ditolak. Kriteria data variabel dependen
berdistribusi normal adalah H0 ditolak jika P-value > 0,05; artinya data
berdistribusi normal. Jika n ≥30, kecendurungannya data berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah skor-kor pada penelitian
yang dilakukan mempunyai variasi yang homogeny atau tidak. Uji
homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji Levene Test dengan kriteria
H0 tidak dapat ditolak jika P-value >0,05; artinya homogenitas varians
terpenuhi.
c. Uji Hipotesis
Uji Hipotesis penelitian didasarkan pada data kemampuan berpikir kreatif
yaitu data selisih nilai pre test dan post test. Pengujian hipotesis dilakukan
dengan menggunakan uji t-ndependen dua arah (t-test independent). Uji t
independen dua arah ini digunakan untuk menguji signifikasi perbedaan rata-
rata (mean) dua kelompok sampel eksperimen yang tidak berhubungan, rumus
yang digunakan adalah :
̅ ̅
√
Keterangan
̅ dan = Nilai rata-rata sampel
dan = Varians sampel
dan = Ukuran sampel
Adapun kriteria pengujian hipotesis, dirangkum pada tabel 3.13 sebagai
berikut :
Tabel 3.14
Masalah, Hipotesis, dan Statistik Uji
n metode metode
pembelajaran pembelajaran
pemecahan pemecahan
masalah dan masalah dan
metode metode
pembelajaran pembelajaran
ceramah ceramah
sesudah sesudah
perlakuan perlakuan
(treatment)? (treatment)
4. Apakah Terdapat Ho : Independent- H0 ditolak
terdapat perbedaan g ̂ 2= g sample t test jika P-value
perbedaan peningkatan ̂3 > ≤0,05 (2
kemampuan kemampuan H1 : tailed)
berpikir berpikir g ̂ 2> g
keatif siswa kreatif siswa ̂3
yang yang
menggunaka menggunakan
n meotde metode
pembelajaarn pembelajaarn
pemecahan pemecahan
masalah dan masalah dan
metode metode
pembelajaran pembelajaran
ceramah ceramah
sesudah sesudah
perlakuan perlakuan
(treatment)? (treatment)
5. Apakah Terdapat Ho : Independent Ho ditolak
Terdapat perbedaan g ̂ 1= g –sample t test jika P-
perbedaan peningkatan ̂2 value≤0,05
kemampuan kemampuan H1 : (2 tailed
berpikir berpikir g ̂ 1≠ g test)
kreatif siswa kreatif siswa ̂2
yang yang
menggunaka menggunakan
n metode metode
pembelajaran pembelajaran
pemecahan pemecahan
masalah dan masalah dan
metode metode
Nurul Haeriyah Ridwan, 2016
PENGARUH PENERAPAN METOD E PENGAJUAN MASALAH D AN METOD E PEMECAHAN MASALAH
TERHAD AP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
101
pembelajaran pembelajaran
Pemecahan Pemecahan
masalah masalah
sesudah sesudah
perlakuan perlakuan
(treatment)? (treatment).