FOR SHISHA/HOOKAH
MADE BY
HIPBAKI TEAM
Secretariat Address :
Jl. Vihara Sian Jin Kupoh, Kp Jati, RT.02/06, Desa Tonjong, Tajurhalang
Bogor 16320 – Jawa Barat – Indonesia
www.hipbaki.com
PREFACE
PENDAHULUAN
Shisha/Hookah is a culture (habit) of how to smoke of middle eastern people (Arabs) which is
now become worldwide and continues to grow rapidly and has even become a "new lifestyle"
among young people in many countries.
Shisha / Hookah itself originally came from India which is estimated to have been hundreds of
years old.
Shisha/Hookah adalah merupakan budaya (kebiasaan) cara merokok orang – orang timur
tengah (bangsa arab) yang saat ini sudah mendunia dan terus berkembang dengan pesat bahkan
telah menjadi “gaya hidup baru” kalangan muda di banyak negara.
Shisha/Hookah itu sendiri pada awalnya berasal dari India yang diperkirakan telah berusia
ratusan tahun.
Currently, Indonesia is the largest producer of coconut charcoal briquettes for shisha/hookah
in the world, this is because Indonesia has the best quality coconut shell charcoal which is
most suitable for shisha/hookah briquettes, especially the white ash color.
Saat ini Indonesia adalah merupakan produsen briket arang kelapa untuk shisha/hookah
terbesar di dunia, hal ini dikarenakan Indonesia memiliki kualitas arang tempurung kelapa
terbaik yang paling cocok untuk briket shisha/hookah, terutama warna abunya yang putih.
More than 90% of the world's “NATURAL” coconut charcoal briquette needs for
shisha/hookah are supplied from Indonesia, once again we want to emphasize that the
shisha/hookah charcoal briquettes produced by factories in Indonesia are “NATURAL”
without hazardous chemicals that are flammable .
This is different from most shisha charcoal briquettes produced in China which are
generally "INSTANT LIGHTING" briquettes by adding hazardous flammable chemicals,
this is so that the charcoal briquettes "quickly" light up (instantly) when burned.
Lebih dari 90% kebutuhan briket arang kelapa “NATURAL” untuk shisha/hookah dunia
disupplai dari Indonesia, sekali lagi ingin kami tegaskan bahwa briket arang shisha/hookah
yang diproduksi oleh pabrik-pabrik di Indonesia adalah “NATURAL” tanpa bahan kimia
berbahaya yang mudah terbakar.
Hal ini berbeda dengan kebanyakan briket arang shisha yang diproduksi di China yang pada
umumnya merupakan “INSTANT LIGHTING” briket dengan menambahkan bahan – bahan
kimia berbahaya yang mudah terbakar, hal ini bertujuan agar briket arangnya “cepat” menyala
(instant) saat dibakar.
Indonesian shisha/hookah charcoal briquettes have a burning point of 147° C after 5 hours
they can be start burn (based on the Self Heating Test/SHT), and take 10-12 minutes to ignite
if burned directly on the stove/fire source, so in theory These briquettes are very hard and
very unlikely to catch fire in the container temperature which is always below 100°C.
Sementara briket arang shisha/hookah Indonesia mempunyai titik bakar di 147 °C setelah 5
jam baru dapat terbakar (berdasarkan Self Heating Test/SHT), dan membutuhkan waktu 10-12
menit untuk menyala jika dibakar langsung diatas kompor/sumber api, jadi secara teori briket
ini sangat sulit dan sangat kecil kemungkinannya dapat terbakar dalam suhu container yang
selalu berada dibawah 100°C.
PURPOSE
TUJUAN
The purpose of writing this article is to straighten out the "wrong" perception from some
circles, especially shipping companies who have the perception that "shisha/hookah charcoal
briquettes” from Indonesia are more dangerous (more flammable) than barbecue
briquettes/wood charcoal/other natural charcoals .
Tujuan dari dibuatnya tulisan ini adalah untuk meluruskan persepsi “yang keliru” dari beberapa
kalangan terutama Perusahaan Pelayaran yang mempunyai persepsi bahwa “Briket Arang
shisha/hookah” dari Indonesia lebih berbahaya (lebih mudah terbakar) dari pada briket
barbecue/arang kayu/arang natural lainnya.
In fact, on the contrary, Indonesian shisha/hookah charcoal briquettes are the safest and best
charcoal briquettes compared to barbecue briquette/wood charcoal/other natural charcoals.
Padahal justru sebaliknya bahwa briket arang shisha/hookah Indonesia adalah merupakan
briket arang paling aman dan juga paling baik dibandingkan dengan briket barbecue/arang
kayu/arang natural lainnya.
First, Indonesian shisha/hookah charcoal briquettes in terms of economic value are the most
expensive natural charcoal briquettes ever compared to other natural briquette products, even
the price can reach 3-5 times compared to other natural barbecue/wood charcoal/charcoal
briquettes. Of course, it cannot be denied that the price is very high compared to other charcoal
products because it reflects the quality which is also much better than other similar products.
Pertama, briket arang shisha/hookah Indonesia dari sisi nilai ekonomi adalah merupakan
briket arang natural termahal yang pernah ada dibandingkan dengan produk briket natural
lainnya, bahkan harganya bisa mencapai 3-5 kali lipat dibandingkan dengan briket
barbecue/arang kayu/arang natural lainnya, tentu saja hal ini tidak dapat dipungkiri bahwa
dengan hargannya yang sangat tinggi dibandingkan dengan produk-produk arang yang lain
karena merefleksikan kualitasnya yang juga jauh lebih baik dibandingkan dengan produk –
produk sejenis lainnya.
Second, the production range is very long, starting from preparing raw materials to finished
raw materials by farmers, distributing raw materials by traders/suppliers to briquette
factories, selective and careful production processes with very tight supervision, it takes at
least 2-3 months from the time the raw materials are produced by the farmers to the finished
product in the form of shisha/hookah charcoal briquettes that are ready to be marketed.
This long range of supply and production chain of shisha charcoal briquettes represents a
product of high quality and value.
Kedua, Rangkaian produksinya yang sangat Panjang, dimulai dari mempersiapkan bahan baku
mentah hingga bahan baku jadi oleh para petani, pendistribusian bahan baku oleh para
trader/supplier ke pabrik – pabrik briket, proses produksi yang selektif dan hati-hati dengan
pengawasan yang sangat ketat, satidaknya membutuhkan waktu 2-3 bulan sejak bahan baku
diproduksi oleh para petani hingga menjadi produk jadi berupa briket arang shisha/hookah
yang siap dipasarkan.
Rangkaian Panjang rantai pasok dan produksi dari briket arang shisha ini menggambarkan
suatu produk yang berkualitas dan bernilai tinggi.
Third, this shisha charcoal briquette product has the highest fixe carbon and also calories
compared to other barbecue briquettes/wood charcoal/other natural charcoal, and
theoretically, the higher the fix carbon/calories, the more difficult and needs more time to ignite
it compared to burning similar products with lower fixed carbon and calories.
Ketiga, Produk briket arang shisha ini memiliki fixe carbon dan juga kalori yang paling tinggi
dibandingkan briket barbecue/arang kayu/arang natural lainya, dan secara teori semakin tinggi
fix carbon/kalorinya maka untuk menyalakannya lebih sulit dan membutuhkan waktu lebih
lama dibandingkan dengan membakar produk sejenis dengan fix carbon dan kalori yang lebih
rendah.
We also complete this paper with a series of production processes starting from the production
of raw materials by farmers, distribution, the production process of charcoal briquettes to the
process of loading into export containers.
Kami juga melengkapi tulisan ini dengan proses rangkaian produksi mulai dari produksi bahan
baku oleh para petani, pendistribusian, proses produksi briket arang hingga proses muat
kedalam container expor.
Hopefully through this article we can "rectify" the wrong perception so far.
Semoga melalui tulisan ini kami dapat “meluruskan” persepsi yang salah selama in
Physical and Chemical properties of briquettes charcoal
3. The drying process of briquettes in the oven will produce briquettes with very low
moisture content, thereby reducing the potential for spontaneous combustion.
Proses drying briket dalam oven akan menghasilkan briket dengan kandungan moisture
yang sangat rendah sehingga mengurangi potensi terjadinya spontaneous combustion.
4. The weathering process after the drying process in the oven and before the packaging
process will result in the briquette temperature being exactly at room temperature, thus
greatly reducing the potential for spontaneous combustion.
Weathering process setelah proses drying dalam oven dan sebelum dilakukan proses
packaging akan menghasilkan suhu briket benar-benar sesuai suhu ruangan sehingga
sangat mengurangi potensi terjadinya spontaneous combustion.
5. Coconut Charcoal Briquettesfor shisha/hookah are packaged in very safe and layered
packaging, 1 kg inner plastic, 1 kg inner box and 20 kg maximum masterbox. Small and
layered packaging will prevent exposure to outside air and prevent oxidation as a cause
of spontaneous combustion.
Coconut Charcoal Briquettes untuk shisha/hookah dikemas dalam kemasan yang sangat
aman dan berlapis, inner plastic ukuran 1 kg, inner box ukuran 1kg dan ukuran
masterbox maksimum 20kg. Kemasan kecil dan berlapis akan mencegah dari paparan
udara luar dan mencegah terjadinya oksidasi sebagai penyebab terjadinya spontaneous
combustion.
6. Based on laboratory analysis, Coconut Charcoal Briquettes for shisha/hookah is a best
quality of charcoal, high quality charcoal has almost no potential for spontaneous
combustion.
Berdasarakan Analisa laboratorium, Briket arang shisha/hookah is a best quality of
charcoal, Kualitas charcoal yang tinggi hampir tidak berpotensi terjadinya spontaneous
combustion.
7. Based on self heating test, Coconut Charcoal Briquettes shall not be classified in self
heating substances
Berdasarkan self heating test, Coconut Charcoal Briquettes shall not be classified in
self heating substances
References:
https://shashikallada.com/class-4-2-pyrophoric-self-heating-substances/
http://www.miningnew.com/2010/11/spontaneous-combustion.html?m=1
http://jejakyogik.blogspot.com/2016/04/swabakar-spontaneous-combustion.html?m=1
https://greenpower.equipment/stati-2/self-combustion-of-charcoal/
https://www.scientificamerican.com/article/is-charcoal-liable-to-spontaneous-c-1858-02-20/
https://bioresources.cnr.ncsu.edu/resources/the-combustion-characteristics-of-self-igniting-
briquettes-prepared-with-torrefied-wood-powder-from-a-wood-roasting-method/
https://www.dsv.com/en/support/faq/transporting-dangerous-goods/9-classes-of-dangerous-
goods/class-41--42--43
RAW MATERIAL SUPPLY CHAIN
RANTAI PASOK BAHAN BAKU
The raw materials for making coconut charcoal briquettes for shisha/hookah consist of two
types as follow :
Bahan baku pembuatan briket arang kelapa untuk shisha/hookah ini terdiri dari dua jenis yaitu
Coconut shell charcoal clearly dominates the raw material for making shisha/hookah charcoal
briquettes, while tapioca is used only for adhesives, tapioca was chosen in addition to price
considerations and also because tapioca is food grade, these shisha/hookah charcoal
briquettes are used for human consumption even though they are not eaten right away.
Arang tempurung kelapa jelas mendominasi bahan baku pembuatan briket arang shisha/hookah
ini, sedangkan tapioka digunakan hanya untuk perekat saja, dipilihnya tapioka disamping
pertimbangan harga juga karena tapioka adalah food grade, karena briket arang shisha/hookah
ini penggunaanya untuk dikonsumsi oleh manusia meskipun tidak secara langsung dimakan.
Coconut shell charcoal producers are coconut farmers scattered in almost all provinces in
Indonesia. They are generally coconut farmers who produce copra, from the results of this
copra production they get coconut shell waste which they burn themselves into charcoal. then
sold to traders / collectors, and these traders / collectors who sell it to shisha charcoal briquette
factories.
Penghasil arang tempurung kelapa adalah para petani kelapa yang tersebar hampir diseluruh
provinsi di Indonesia. Mereka pada umumnya adalah para petani kelapa yang memproduksi
kopra, dari hasil produksi kopra ini mereka menghasilkan limbah tempurung kelapa yang
mereka bakar sendiri menjadi arang, lalu di jual kepada para pedagang/pengepul, dan para
pedagang/pengepul inilah yang menjualnya ke pabrik-pabrik briket arang shisha.
One thing we want to emphasize is that in the process of making shisha/hookah charcoal
briquettes, there is no burning process at all in our factories, the raw materials we receive are
finished raw materials that are already in the form of charcoal, while the process of burning
raw materials into charcoal this is done by the farmers themselves in their respective gardens
which can reach thousands of kilometers from the briquette factories which are generally
located on the Java island. So the raw material (coconut charcoal) takes at least two months
to arrive at our factories. So there is nothing to worry about at all related to charcoal raw
materials. and most of the charcoal is shipped from Sumatra, Kalimantan, Sulawesi and other
islands by using containers, so that when it arrives at the factory, it is confirmed to be in “very
save” condition.
Satu hal yang ingin kami tegaskan bahwa dalam proses pembuatan briket arang shisha/hookah,
tidak ada sama sekali proses pembakaran di pabrik-pabrik kami, bahan baku yang kami terima
adalah bahan baku jadi yang sudah berbentuk arang, sementara proses pembakaran bahan baku
mentah menjadi arang dilakukan sendiri oleh para petani di kebun mereka masing-masing yang
jaraknya bisa mencapai ribuan kilometer dari pabrik-pabrik briket yang pada umumnya
berlokasi di pulau jawa. Sehingga bahan baku (arang kelapa) membutuhkan waktu sekurang -
kurangnya dua bulan untuk sampai ke pabrik kami. Jadi tidak ada hal yang perlu dikawatirkan
sama sekali terkait dengan bahan baku arang, Bahkan sebagian besar dari arang-arang tersebut
dikirim dari Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan pulau – pulau lainnya dengan menggunakan
container, sehingga ketika sampai di pabrik sudah dipastikan dalam kondisi “sangat aman”.
The production process of shisha/hookah briquettes is in principle very simple, charcoal from
farmers/suppliers is processed/milled into charcoal powder, then the charcoal powder is
stirred with water and tapioca as adhesive, then molded according to the desired size, then
dried in a drying machine (oven), after being cooled out, packaged and ready to be exported.
So at first glance like the food industry.
Proses produksi briket shisha/hookah ini pada prinsipnya sangat sederhana, yaitu arang dari
petani/supplier diproses/digiling menjadi powder arang, lalu powder arang diaduk dengan air
dan tapioka sebagai perekat, lalu dicetak sesuai ukuran yang diinginkan, lalu dikeringkan
dengan mesin pengering (oven), setelah keluar didinginkan, satelah dingin dikemas dan siap
diexport. Jadi sepintas seperti industri makanan.
However, in practice, we apply very strict and careful standard operating procedures (SOP)
to produce the best quality and safest product.
Namun pada pelaksanaanya kami menerapkan standar operasinal prosedur (SOP) yang sangat
ketat dan hati-hati untuk menghasilkan kualitas produk terbaik dan aman.
PRODUCTION STAGES
TAHAPAN PRODUKSI
Setelah bahan baku melalui tahapan pembersihan, maka akan menghasilkan arang kelapa
murni yang bersih dari kotoran dan partikel asing lainnya, arang murni inilah yang lalu digiling
halus menjadi powder arang sebagai bahan utama pembuatan arang shisha.
Kemasan standard dari produk briket arang shisha ini sangatlah baik dan aman serta telah
memenuhi standard yang ditentukan, bahkan tampilan dari kemasannyapun sudah menyerupai
kemasan untuk produk makanan.
3/27 04 Jan 19
PRODUCT WORK INSTRUCTIONS &
QUALITY CONTROL No. Revisi : 00
INTRUKSI KERJA PRODUCT & KUALITY
KONTROL SOP
4/27 04 Jan 19
PRODUCT WORK INSTRUCTIONS &
QUALITY CONTROL No. Revisi : 00
INTRUKSI KERJA PRODUCT & KUALITY
KONTROL SOP
3. CHEMICALLY/KIMIA
5/27 04 Jan 19
PRODUCT WORK INSTRUCTIONS &
QUALITY CONTROL No. Revisi : 00
INTRUKSI KERJA PRODUCT & KUALITY
KONTROL SOP
Weighing Mil-STD
According to specifications Pada waktu
b. Weight ± 1% Penimbangan 105D S-2
bahan masuk
Berat Sesuai spesifikasi AQL:10%
± 1%
6/27 04 Jan 19
PRODUCT WORK INSTRUCTIONS &
QUALITY CONTROL No. Revisi : 00
INTRUKSI KERJA PRODUCT & KUALITY
KONTROL SOP
This procedure is structured to ensure conformity of standards at each stage of the process
from filtering, milling of charcoal shells (screening and milling) to the briquette packing
process. The inspection procedures and standards for semi-finished materials at each stage of
the process are as follows.
Prosedur ini disusun untuk menjamin kesesuaian standar pada tiap tahapan proses dari mulai
penyaringan, penggilingan batok arang ( screening dan milling) hingga proses packing
briquette. Adapun prosedur pemeriksaan dan standar bahan setengah jadi pada tiap tahapan
proses sebagai berikut.
No. Dokumen:
STANDARD OPERATION PROCEDURE
SOP-SML-01
WBM-PIM-MR-01
Halaman: Tanggal:
7/27 04 Jan 19
PRODUCT WORK INSTRUCTIONS &
QUALITY CONTROL No. Revisi : 00
INTRUKSI KERJA PRODUCT & KUALITY
KONTROL SOP
No Kinds of Inspections Standard Tools & How to SAMPLES FREQUENCY HOW TO TAKE
Methods SAMPLES
Jenis Pemeriksaan Standar Alat dan cara
Frekuensi
Cara pengambilan
Pengambilan
uji contoh contoh
No Kinds of Inspecions Standard Tools & How to SAMPLES FREQUENCY HOW TO TAKE
Methods SAMPLES
Jenis Pemeriksaan Standar Frekuensi
Cara pengambilan
Alat dan cara Pengambilan
contoh contoh
uji
1. Granule weight 160 kg Scales 2 times/shift Random minimum 5
Berat granule Timbangan 2X/shift buckets
2. Tapioca weight Scales 2 times/shift Random minimum
5 sack
Berat tapioka Timbangan 2X/shift
3. Dough condition Homogen, tidak Kneaded by 2 times/shift Random,
Keadaan adonan pera dan tidak hand representing the
lembek, Diremas 2X/shift dough in the mixer
dengan Acak,
mengkilat dan tangan mewakili adonan
tidak lengket dalam mixer
4. Dough water conten Moisture 2 times/shift Acak, diambil
Kadar air adonan tester ± 100 gr
8/27 04 Jan 19
PRODUCT WORK INSTRUCTIONS &
QUALITY CONTROL No. Revisi : 00
INTRUKSI KERJA PRODUCT & KUALITY
KONTROL SOP
4.2.3 DOUGHT/ADONAN
No Kinds of Inspections Standard Tools & How to SAMPLES FREQUENCY HOW TO TAKE
Methods Frekuensi SAMPLES
Jenis Pemeriksaan Standar Alat dan cara uji Pengambilan contoh Cara pengambilan
contoh
9/27 04 Jan 19
PRODUCT WORK INSTRUCTIONS &
QUALITY CONTROL No. Revisi : 00
INTRUKSI KERJA PRODUCT & KUALITY
KONTROL SOP
4.2.5 Drying
No Kinds of Inspections Standard Tools & How to Methods SAMPLES FREQUENCY SAMPLES
Alat dan cara uji FREQUENCY
Jenis Pemeriksaan Standar Frekuensi
Pengambilan contoh Frekuensi
Pengambilan
contoh
1. Shape Precision cube/stick Visual 2 times/shift Random
Bentuk Presisi kubus/stick Visual 2X/shift Acak
2. Dry weight Scales Every end of drying Random min 10 pcs
Berat kering Timbangan Setiap akhir pengeringan Acak, min 40 pcs
7. Term of Drying
Kondisi pengeringan 5 jam I : (40- Thermometer 3X/shift -
b. Warna abu c.
a. Temperatur Putih
50)˚C keabu- Thermometer
Lama pijar
Suhu abuan (grey) Timer/stopwatch 3X/shift Acak,
- min 5
6-50 jam : (60- pcs
b. Times Min
70)˚C2 jam Every end of drying -
Waktu 50-60 jam Setiap akhir pengeringan
Acak, min 5
pcs
No. Dokumen:
STANDARD OPERATION PROCEDURE
SOP-SML-01
WBM-PIM-MR-01
Halaman: Tanggal:
10/27 04 Jan 19
PRODUCT WORK INSTRUCTIONS &
QUALITY CONTROL No. Revisi : 00
INTRUKSI KERJA PRODUCT & KUALITY
KONTROL SOP
11/27 04 Jan 19
PRODUCT WORK INSTRUCTIONS &
QUALITY CONTROL No. Revisi : 00
INTRUKSI KERJA PRODUCT & KUALITY
KONTROL SOP
Specify storage location Take samples according to the applicable sampling system, mil-
Tentukan lokasi penyimpanan STD 105 D S-2 AQL 6.5%
Lakukan pengambilan sampel sesuai system sampling yang
berlaku, mil- STD 105 D S-2 AQL 6,5%
Sampling per product type and per perform physical, chemical, and organoleptic analysis of finished
production code products
Sampling per jenis produk dan per lakukan analisa produk jadi secara fisik, kimia, dan
organoleptik
kode produksi
Perform physical, chemical and Based on the results of the finished product analysis, provide
status on the finished product stock repor
organoleptic analysis Berdasarkan hasil analisa produk jadi, berikan status pada
Lakukan analisa fisik, kimia dan laporan stock produk jadi
organoleptik
12/27 04 Jan 19
INTRUKSI KERJA PRODUCT & No. Revisi : 00
QUALITY CONTROL
SOP
13/27 04 Jan 19
INTRUKSI KERJA PRODUCT & No. Revisi : 00
QUALITY CONTROL
SOP
14/27 04 Jan 19
PRODUCT WORK INSTRUCTIONS &
QUALITY CONTROL No. Revisi : 00
INTRUKSI KERJA PRODUCT & KUALITY
KONTROL SOP
9. Drying time not according to inform to operator to adjust drying timeaccording to Processed by QC and
standard standard operator
Informasi ke operator untuk menyesuaikan waktu
Waktu pengeringan tidak pengeringan sesuai standar QC proses dan
sesuai standar Check the finished product (standard conformity of finish product) operator
Lakukan pengecekan terhadap produk jadi (kesesuaian
standar produk jadi)