Anda di halaman 1dari 27

COCONUT CHARCOAL BRIQUETTE

FOR SHISHA/HOOKAH

PRODUCTION AND HANDLING

MADE BY

HIPBAKI TEAM

Secretariat Address :
Jl. Vihara Sian Jin Kupoh, Kp Jati, RT.02/06, Desa Tonjong, Tajurhalang
Bogor 16320 – Jawa Barat – Indonesia
www.hipbaki.com
PREFACE
PENDAHULUAN

Shisha/Hookah is a culture (habit) of how to smoke of middle eastern people (Arabs) which is
now become worldwide and continues to grow rapidly and has even become a "new lifestyle"
among young people in many countries.
Shisha / Hookah itself originally came from India which is estimated to have been hundreds of
years old.
Shisha/Hookah adalah merupakan budaya (kebiasaan) cara merokok orang – orang timur
tengah (bangsa arab) yang saat ini sudah mendunia dan terus berkembang dengan pesat bahkan
telah menjadi “gaya hidup baru” kalangan muda di banyak negara.
Shisha/Hookah itu sendiri pada awalnya berasal dari India yang diperkirakan telah berusia
ratusan tahun.

Currently, Indonesia is the largest producer of coconut charcoal briquettes for shisha/hookah
in the world, this is because Indonesia has the best quality coconut shell charcoal which is
most suitable for shisha/hookah briquettes, especially the white ash color.
Saat ini Indonesia adalah merupakan produsen briket arang kelapa untuk shisha/hookah
terbesar di dunia, hal ini dikarenakan Indonesia memiliki kualitas arang tempurung kelapa
terbaik yang paling cocok untuk briket shisha/hookah, terutama warna abunya yang putih.

More than 90% of the world's “NATURAL” coconut charcoal briquette needs for
shisha/hookah are supplied from Indonesia, once again we want to emphasize that the
shisha/hookah charcoal briquettes produced by factories in Indonesia are “NATURAL”
without hazardous chemicals that are flammable .
This is different from most shisha charcoal briquettes produced in China which are
generally "INSTANT LIGHTING" briquettes by adding hazardous flammable chemicals,
this is so that the charcoal briquettes "quickly" light up (instantly) when burned.
Lebih dari 90% kebutuhan briket arang kelapa “NATURAL” untuk shisha/hookah dunia
disupplai dari Indonesia, sekali lagi ingin kami tegaskan bahwa briket arang shisha/hookah
yang diproduksi oleh pabrik-pabrik di Indonesia adalah “NATURAL” tanpa bahan kimia
berbahaya yang mudah terbakar.
Hal ini berbeda dengan kebanyakan briket arang shisha yang diproduksi di China yang pada
umumnya merupakan “INSTANT LIGHTING” briket dengan menambahkan bahan – bahan
kimia berbahaya yang mudah terbakar, hal ini bertujuan agar briket arangnya “cepat” menyala
(instant) saat dibakar.

Indonesian shisha/hookah charcoal briquettes have a burning point of 147° C after 5 hours
they can be start burn (based on the Self Heating Test/SHT), and take 10-12 minutes to ignite
if burned directly on the stove/fire source, so in theory These briquettes are very hard and
very unlikely to catch fire in the container temperature which is always below 100°C.
Sementara briket arang shisha/hookah Indonesia mempunyai titik bakar di 147 °C setelah 5
jam baru dapat terbakar (berdasarkan Self Heating Test/SHT), dan membutuhkan waktu 10-12
menit untuk menyala jika dibakar langsung diatas kompor/sumber api, jadi secara teori briket
ini sangat sulit dan sangat kecil kemungkinannya dapat terbakar dalam suhu container yang
selalu berada dibawah 100°C.
PURPOSE
TUJUAN

The purpose of writing this article is to straighten out the "wrong" perception from some
circles, especially shipping companies who have the perception that "shisha/hookah charcoal
briquettes” from Indonesia are more dangerous (more flammable) than barbecue
briquettes/wood charcoal/other natural charcoals .
Tujuan dari dibuatnya tulisan ini adalah untuk meluruskan persepsi “yang keliru” dari beberapa
kalangan terutama Perusahaan Pelayaran yang mempunyai persepsi bahwa “Briket Arang
shisha/hookah” dari Indonesia lebih berbahaya (lebih mudah terbakar) dari pada briket
barbecue/arang kayu/arang natural lainnya.

In fact, on the contrary, Indonesian shisha/hookah charcoal briquettes are the safest and best
charcoal briquettes compared to barbecue briquette/wood charcoal/other natural charcoals.
Padahal justru sebaliknya bahwa briket arang shisha/hookah Indonesia adalah merupakan
briket arang paling aman dan juga paling baik dibandingkan dengan briket barbecue/arang
kayu/arang natural lainnya.

This can be proven by at least several things as follows:


Hal ini dapat dibuktikan setidaknya dengan beberapa hal sebagai berikut :

First, Indonesian shisha/hookah charcoal briquettes in terms of economic value are the most
expensive natural charcoal briquettes ever compared to other natural briquette products, even
the price can reach 3-5 times compared to other natural barbecue/wood charcoal/charcoal
briquettes. Of course, it cannot be denied that the price is very high compared to other charcoal
products because it reflects the quality which is also much better than other similar products.
Pertama, briket arang shisha/hookah Indonesia dari sisi nilai ekonomi adalah merupakan
briket arang natural termahal yang pernah ada dibandingkan dengan produk briket natural
lainnya, bahkan harganya bisa mencapai 3-5 kali lipat dibandingkan dengan briket
barbecue/arang kayu/arang natural lainnya, tentu saja hal ini tidak dapat dipungkiri bahwa
dengan hargannya yang sangat tinggi dibandingkan dengan produk-produk arang yang lain
karena merefleksikan kualitasnya yang juga jauh lebih baik dibandingkan dengan produk –
produk sejenis lainnya.

Second, the production range is very long, starting from preparing raw materials to finished
raw materials by farmers, distributing raw materials by traders/suppliers to briquette
factories, selective and careful production processes with very tight supervision, it takes at
least 2-3 months from the time the raw materials are produced by the farmers to the finished
product in the form of shisha/hookah charcoal briquettes that are ready to be marketed.
This long range of supply and production chain of shisha charcoal briquettes represents a
product of high quality and value.
Kedua, Rangkaian produksinya yang sangat Panjang, dimulai dari mempersiapkan bahan baku
mentah hingga bahan baku jadi oleh para petani, pendistribusian bahan baku oleh para
trader/supplier ke pabrik – pabrik briket, proses produksi yang selektif dan hati-hati dengan
pengawasan yang sangat ketat, satidaknya membutuhkan waktu 2-3 bulan sejak bahan baku
diproduksi oleh para petani hingga menjadi produk jadi berupa briket arang shisha/hookah
yang siap dipasarkan.
Rangkaian Panjang rantai pasok dan produksi dari briket arang shisha ini menggambarkan
suatu produk yang berkualitas dan bernilai tinggi.
Third, this shisha charcoal briquette product has the highest fixe carbon and also calories
compared to other barbecue briquettes/wood charcoal/other natural charcoal, and
theoretically, the higher the fix carbon/calories, the more difficult and needs more time to ignite
it compared to burning similar products with lower fixed carbon and calories.
Ketiga, Produk briket arang shisha ini memiliki fixe carbon dan juga kalori yang paling tinggi
dibandingkan briket barbecue/arang kayu/arang natural lainya, dan secara teori semakin tinggi
fix carbon/kalorinya maka untuk menyalakannya lebih sulit dan membutuhkan waktu lebih
lama dibandingkan dengan membakar produk sejenis dengan fix carbon dan kalori yang lebih
rendah.

We also complete this paper with a series of production processes starting from the production
of raw materials by farmers, distribution, the production process of charcoal briquettes to the
process of loading into export containers.
Kami juga melengkapi tulisan ini dengan proses rangkaian produksi mulai dari produksi bahan
baku oleh para petani, pendistribusian, proses produksi briket arang hingga proses muat
kedalam container expor.

Hopefully through this article we can "rectify" the wrong perception so far.
Semoga melalui tulisan ini kami dapat “meluruskan” persepsi yang salah selama in
Physical and Chemical properties of briquettes charcoal

Properties of Coconut Charcoal Briquettes for Shisha/Hookah:


Self Heating Test of Coconut Charcoal Briquettes for Shisha/Hookah
Conclusion (kesimpulan) :
1. The long process starting from natural raw materials, carbonation process, to being
sent to the briquette factory warehouse takes about 2-3 months.
Proses Panjang dari mulai bahan baku alam, proses karbonasi, sampai dikirim ke
Gudang pabrik pembuat briket memerlukan waktu sekitar 2-3bulan.
2. The process of making briquettes improves the quality and uniformity of size, so that
the resulting product is completely clean of impurities as one of the triggering factors
for spontaneous combustion.

Proses pembuatan briket meningkatkan kualitas dan keseragaman ukuran, sehingga


produk yang dihasilkan benar-benar bersih dari zat pengotor sebagai salah satu factor
pemicu terjadinya spontaneous combustion.

3. The drying process of briquettes in the oven will produce briquettes with very low
moisture content, thereby reducing the potential for spontaneous combustion.
Proses drying briket dalam oven akan menghasilkan briket dengan kandungan moisture
yang sangat rendah sehingga mengurangi potensi terjadinya spontaneous combustion.
4. The weathering process after the drying process in the oven and before the packaging
process will result in the briquette temperature being exactly at room temperature, thus
greatly reducing the potential for spontaneous combustion.
Weathering process setelah proses drying dalam oven dan sebelum dilakukan proses
packaging akan menghasilkan suhu briket benar-benar sesuai suhu ruangan sehingga
sangat mengurangi potensi terjadinya spontaneous combustion.
5. Coconut Charcoal Briquettesfor shisha/hookah are packaged in very safe and layered
packaging, 1 kg inner plastic, 1 kg inner box and 20 kg maximum masterbox. Small and
layered packaging will prevent exposure to outside air and prevent oxidation as a cause
of spontaneous combustion.
Coconut Charcoal Briquettes untuk shisha/hookah dikemas dalam kemasan yang sangat
aman dan berlapis, inner plastic ukuran 1 kg, inner box ukuran 1kg dan ukuran
masterbox maksimum 20kg. Kemasan kecil dan berlapis akan mencegah dari paparan
udara luar dan mencegah terjadinya oksidasi sebagai penyebab terjadinya spontaneous
combustion.
6. Based on laboratory analysis, Coconut Charcoal Briquettes for shisha/hookah is a best
quality of charcoal, high quality charcoal has almost no potential for spontaneous
combustion.
Berdasarakan Analisa laboratorium, Briket arang shisha/hookah is a best quality of
charcoal, Kualitas charcoal yang tinggi hampir tidak berpotensi terjadinya spontaneous
combustion.
7. Based on self heating test, Coconut Charcoal Briquettes shall not be classified in self
heating substances
Berdasarkan self heating test, Coconut Charcoal Briquettes shall not be classified in
self heating substances
References:
https://shashikallada.com/class-4-2-pyrophoric-self-heating-substances/

http://www.miningnew.com/2010/11/spontaneous-combustion.html?m=1

http://jejakyogik.blogspot.com/2016/04/swabakar-spontaneous-combustion.html?m=1

https://greenpower.equipment/stati-2/self-combustion-of-charcoal/

https://www.scientificamerican.com/article/is-charcoal-liable-to-spontaneous-c-1858-02-20/

https://bioresources.cnr.ncsu.edu/resources/the-combustion-characteristics-of-self-igniting-
briquettes-prepared-with-torrefied-wood-powder-from-a-wood-roasting-method/

https://www.dsv.com/en/support/faq/transporting-dangerous-goods/9-classes-of-dangerous-
goods/class-41--42--43
RAW MATERIAL SUPPLY CHAIN
RANTAI PASOK BAHAN BAKU

The raw materials for making coconut charcoal briquettes for shisha/hookah consist of two
types as follow :
Bahan baku pembuatan briket arang kelapa untuk shisha/hookah ini terdiri dari dua jenis yaitu

1. Coconut Shell Charcoal 95% (Arang tempurung kelapa sebanyak 95%)


2. Tapioca 5% (Tapioka sebanyak 5%)

Coconut shell charcoal clearly dominates the raw material for making shisha/hookah charcoal
briquettes, while tapioca is used only for adhesives, tapioca was chosen in addition to price
considerations and also because tapioca is food grade, these shisha/hookah charcoal
briquettes are used for human consumption even though they are not eaten right away.
Arang tempurung kelapa jelas mendominasi bahan baku pembuatan briket arang shisha/hookah
ini, sedangkan tapioka digunakan hanya untuk perekat saja, dipilihnya tapioka disamping
pertimbangan harga juga karena tapioka adalah food grade, karena briket arang shisha/hookah
ini penggunaanya untuk dikonsumsi oleh manusia meskipun tidak secara langsung dimakan.

RAW MATERIALS SOURCES OF COCONUT SHELL CHARCOAL


SUMBER BAHAN BAKU ARANG TEMPURUNG KELAPA

Coconut shell charcoal producers are coconut farmers scattered in almost all provinces in
Indonesia. They are generally coconut farmers who produce copra, from the results of this
copra production they get coconut shell waste which they burn themselves into charcoal. then
sold to traders / collectors, and these traders / collectors who sell it to shisha charcoal briquette
factories.
Penghasil arang tempurung kelapa adalah para petani kelapa yang tersebar hampir diseluruh
provinsi di Indonesia. Mereka pada umumnya adalah para petani kelapa yang memproduksi
kopra, dari hasil produksi kopra ini mereka menghasilkan limbah tempurung kelapa yang
mereka bakar sendiri menjadi arang, lalu di jual kepada para pedagang/pengepul, dan para
pedagang/pengepul inilah yang menjualnya ke pabrik-pabrik briket arang shisha.

One thing we want to emphasize is that in the process of making shisha/hookah charcoal
briquettes, there is no burning process at all in our factories, the raw materials we receive are
finished raw materials that are already in the form of charcoal, while the process of burning
raw materials into charcoal this is done by the farmers themselves in their respective gardens
which can reach thousands of kilometers from the briquette factories which are generally
located on the Java island. So the raw material (coconut charcoal) takes at least two months
to arrive at our factories. So there is nothing to worry about at all related to charcoal raw
materials. and most of the charcoal is shipped from Sumatra, Kalimantan, Sulawesi and other
islands by using containers, so that when it arrives at the factory, it is confirmed to be in “very
save” condition.
Satu hal yang ingin kami tegaskan bahwa dalam proses pembuatan briket arang shisha/hookah,
tidak ada sama sekali proses pembakaran di pabrik-pabrik kami, bahan baku yang kami terima
adalah bahan baku jadi yang sudah berbentuk arang, sementara proses pembakaran bahan baku
mentah menjadi arang dilakukan sendiri oleh para petani di kebun mereka masing-masing yang
jaraknya bisa mencapai ribuan kilometer dari pabrik-pabrik briket yang pada umumnya
berlokasi di pulau jawa. Sehingga bahan baku (arang kelapa) membutuhkan waktu sekurang -
kurangnya dua bulan untuk sampai ke pabrik kami. Jadi tidak ada hal yang perlu dikawatirkan
sama sekali terkait dengan bahan baku arang, Bahkan sebagian besar dari arang-arang tersebut
dikirim dari Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan pulau – pulau lainnya dengan menggunakan
container, sehingga ketika sampai di pabrik sudah dipastikan dalam kondisi “sangat aman”.

COCONUT CHARCOAL BRICKET PRODUCTION PROCESS FOR SHISHA/HOOKAH


PROSES PRODUKSI BRIKET ARANG KELAPA UNTUK SHISHA/HOOKAH

The production process of shisha/hookah briquettes is in principle very simple, charcoal from
farmers/suppliers is processed/milled into charcoal powder, then the charcoal powder is
stirred with water and tapioca as adhesive, then molded according to the desired size, then
dried in a drying machine (oven), after being cooled out, packaged and ready to be exported.
So at first glance like the food industry.
Proses produksi briket shisha/hookah ini pada prinsipnya sangat sederhana, yaitu arang dari
petani/supplier diproses/digiling menjadi powder arang, lalu powder arang diaduk dengan air
dan tapioka sebagai perekat, lalu dicetak sesuai ukuran yang diinginkan, lalu dikeringkan
dengan mesin pengering (oven), setelah keluar didinginkan, satelah dingin dikemas dan siap
diexport. Jadi sepintas seperti industri makanan.

However, in practice, we apply very strict and careful standard operating procedures (SOP)
to produce the best quality and safest product.
Namun pada pelaksanaanya kami menerapkan standar operasinal prosedur (SOP) yang sangat
ketat dan hati-hati untuk menghasilkan kualitas produk terbaik dan aman.

PRODUCTION STAGES
TAHAPAN PRODUKSI

1. SCREENING PROCESS (PROSES SCREENING)


This process is the process of cleaning raw materials using a sieve/screen to clean raw
materials from dirt/soil/sand adhering to the raw materials, this process also cleans raw
materials from garbage, metal and also from shells that are still raw because they are not
completely burned into charcoal, because raw materials that are still raw if mixed have a big
influence on the quality of the charcoal briquettes which produced, because it will cause:
Smoke when burned, smelly, irritate the eyes, cracks and breaks easily because tapioca cannot
bind perfectly. So this process is very important in the production series, even very vital
because it will determine the quality of the final product
Proses ini adalah proses pembersihan bahan baku dengan menggunakan mesih ayak/screen
untuk membersihkan bahan baku dari kotoran/tanah/pasir yang menempel pada bahan baku,
proses ini juga membersihkan bahan baku dari sampah, logam dan juga dari tempurung yang
masih mentah karena belum terbakar sempurna menjadi arang, karena bahan baku yang masih
mentah jika tercampur sangat berpangaruh besar terhadap kualitas briket arang yang
dihasilkan, karena akan menimbulkan : Asap saat dibakar, bau, pedih dimata, retak dan mudah
pecah karena tapioka tidak bisa mengikat dengan sempurna. Jadi proses ini sangat penting
dalam rangkaian produksi bahkan sangat vital karena akan menentukan kualitas dari produk
akhir
2. DISHMILL PROCESS/POWDER MAKING
PROSES DISHMILL/PEMBUATAN POWDER
After the raw materials go through the cleaning stage, it will produce pure coconut charcoal
that is clean from dirt and other foreign particles, this pure charcoal is then finely ground into
charcoal powder as the main ingredient for making shisha charcoal.

Setelah bahan baku melalui tahapan pembersihan, maka akan menghasilkan arang kelapa
murni yang bersih dari kotoran dan partikel asing lainnya, arang murni inilah yang lalu digiling
halus menjadi powder arang sebagai bahan utama pembuatan arang shisha.

3. MIXING PROCESS (PROSES PENCAMPURAN)


This mixing process is the process of making the basic dough from shisha charcoal briquettes,
namely by mixing 95% charcoal powder with 5% tapioca as adhesive, then adding enough
water and stirring until smooth using a mixer.
Proses mixing ini adalah proses pembuatan adonan dasar dari briket arang shisha yaitu dengan
mencampurkan 95% powder arang dengan 5% tapioka sebagai perekat, lalu ditambahkan air
secukupnya dan diaduk hingga rata dengan menggunakan mesin pengaduk (mixer).

4. BLENDING PROCESS (PROSES BLENDING)


This process is the process of cooking the dough which produced by the mixer machine into a
cooked dough that is ready to be molded, in the process of cooking this dough there is no
burning process, the heat generated for cooking this dough is from the friction of the machine
and the cooked raw materials, because of the type of blending machine is Extruder.
Proses ini adalah proses memasak adonan yang dihasilkan mesin mixer menjadi adonan yang
masak yang siap untuk dicetak, dalam proses memasak adonan ini tidak ada proses
pembakaran, panas yang dihasilkan untuk memasak adonan ini adalah dari gesekan mesin dan
bahan baku yang dimasak, karena jenis mesin blending ini adalah Extruder.

5. MOLDING AND CUTING PROCESS (PROSES CETAK DAN POTONG)


The cooked dough from the blending machine is then put into a molding and molded also cut
into the final product according to the desired size, generally in the form of a cube with a size
of 25mm x 25mm x 25mm.
Adonan yang sudah masak dari mesin blending lalu dimasukan ke mesin cetak dan dicetak
serta dipotong-potong menjadi produk akhir sesuai ukuran yang diinginkan, pada umumnya
berbentuk kubus dengan ukuran 25mm x 25mm x 25mm.

6. DRYING PROCESS/OVEN (PROSES PENGERINGAN/OVEN)


The finished product that has been molded is then dried in a dryer/oven until it reaches a
moisture content of about 2%, this is a fairly long production process because it takes at least
20 hours or more, depending on the type of oven and fuel which used.
Produk jadi yang sudah dicetak lalu dikeringkan dengan mesin pengering/oven hingga
mencapai kadar air sekitar 2%, inilah proses produksi yang cukup lama karena membutuhkan
waktu setidaknya 20 jam bahkan lebih, tergantung jenis oven dan bahan bakar yang digunakan.

7. COOLING PROCESS (PROSES PENDINGINAN)


This cooling process is very important and absolutely necessary to ensure the product is safe
to be packaged and distributed in containers.
Proses pendinginan ini sangat penting dan mutlak diperlukan untuk memastikan produk aman
untuk dikemas dan didistribusikan dalam container.
8. PACKING PROCESS (PROSES PENGEMASAN)
The standard packaging of this shisha charcoal briquette product is very good and safe and
has met the specified standards, even the appearance of the packaging has resembled the
packaging for food products.

Kemasan standard dari produk briket arang shisha ini sangatlah baik dan aman serta telah
memenuhi standard yang ditentukan, bahkan tampilan dari kemasannyapun sudah menyerupai
kemasan untuk produk makanan.

The standard packaging of this shisha charcoal briquette product is:


Adapun kemasan standard dari produk briket arang shisha ini adalah :
8.1. Inner plastic (plastic inner)
In general this plastic size is for 1 kg, contains 72 pcs of C25 shisha briquettes, and
sealed with a plastic sealer machine to ensure no air can escape or in plastic packaging.
Pada umumnya plastic ini berukuran untuk 1 kg, berisi 72 buah briket shisha C25, dan
direkat dengan mesin sealer plastic untuk memastikan tidak ada udara yang bisa keluar
atau masuk kedalam kemasan plastic.
8.2. Inner box (Inner box)
Inner plastic on 8.1 then put into an inner box size of 1 kg
Inner plastic pada 8.1 lalu dimasukan kedalam inner box ukuran 1 kg
8.3. MASTER BOX (Master Box)
The inner box is put again into the master box which is the size of the master box
varies from 10, 12, 15 and 20 Kg
Inner box tersebut dimasukan Kembali kedalan master box yang besarnya master box
berfariasi mulai dari 10, 12, 15 dan 20 Kg
Document No.:
STANDARD OPERATION PROCEDURE
SOP-SML-01
Standar Operasional Prosedur
WBM-PIM-MR-01
Page : Date :

PRODUCT WORK INSTRUCTIONS & 1/27 04 Jan 19


QUALITY CONTROL No. Revisi : 00
INTRUKSI KERJA PRODUCT & KUALITY
KONTROL SOP

1. Title/Judul : SOP Product Development and Quality Control


2. Purpose/Tujuan : provide instructions on procedures for product development and
inspection and acceptance of raw materials, semi-finished
materials to finished products
Memberikan petunjuk tentang tata cara pengembangan produk
(product development) dan pemeriksaan penerimaan bahan
baku, bahan setengah jadi hingga produk jadi.
3. Scope/Ruang Lingkup:
1. Procedure for inspection and acceptance of raw materials and also
standard of raw materials(Incoming Quality Control/IQC)
Prosedur pemeriksaan dan penerimaan bahan baku dan juga standar
bahan baku (Incoming Quality Control/IQC)
2. Inspection procedures for semi-finished materials (materials during the
production process) and standards for semi-finished materials
(Process Quality Control/PQC)
Prosedur pemeriksaan bahan setengah jadi (bahan selama proses
produksi) dan standar bahan setengah jadi (Process Quality
Control/PQC)
3. Finished product inspection procedure (Out going Quality Control/OQC)
Prosedur pemeriksaan produk jadi (Out Going Quality Control/OQC)
4. Problems and solutions
Masalah dan solusinya
5. Sampling technique on IQC, PQC and OQC activities
Teknik sampling pada kegiatan IQC, PQC dan OQC
6. Procedure for creating and storing product documents
Prosedur pembuatan dan penyimpanan dokumen produk
7. Product development procedure
Prosedur pengembangan produk
4. IQC, PQC and OQC procedures/Prosedur IQC, PQC dan OQC
4.1. Inspection procedures, acceptance of raw materials, raw materials
Standards (Incoming Quality Control/IQC)
Prosedur pemeriksaan, penerimaan bahan baku, standard
standar bahan baku (Incoming Quality Control/IQC)
No. Dokumen:
STANDARD OPERATION PROCEDURE
SOP-SML-01
Standar Operasional Prosedur
WBM-PIM-MR-01
Halaman: Tanggal:

3/27 04 Jan 19
PRODUCT WORK INSTRUCTIONS &
QUALITY CONTROL No. Revisi : 00
INTRUKSI KERJA PRODUCT & KUALITY
KONTROL SOP

4.1.1. Inspection procedure, acceptance of raw materials (Incoming Quality


Control/IQC) Charcoal, tapioca and water.
Prosedur pemeriksaan, penerimaan bahan baku (Incoming
Quality Control/IQC) Batok arang, tapioka dan air.
Inspection procedures and raw material standards are as follows:
Prosedur pemeriksaan dan standar bahan baku adalah sebagai berikut :
Acceptance standards for coconut charcoal and tapioca raw materials are as follows:
Standar penerimaan bahan baku arang kelapa dan tapioka sebagai berikut:

4.1.2 Coconut Charcoal Standards/Standar arang tempurung kelapa

No KINDS OF STANDARD TOOLS & HOW SAMPLES HOW TO TAKE


TO METHODS FREQUENCY SAMPLES
INPECTION

JENIS STANDAR ALAT DAN FREKUENSI CARA


CARA UJI PENGAMBILAN PENGAMBILAN
PEMERIKSAAN CONTOH CONTOH
1. PHISICAL/FISIK
A. Packing Whole, clean, not torn, not Visual At the time of Mil-STD
wet and not damaged incoming
materials 105D S-2
Kemasan Utuh, bersih, AQC=0%
tidak sobek, tidak basah, Visual Pada waktu
dan tidak rusak bahan masuk
B. Weight According to Weighing At the time of Mil-STD
incoming
specifications ± 1% materials 105D S-2
Berat Sesuai spesifikasi Penimbangan Pada waktu AQL=10%
± 1% bahan masuk
2. ORGANOLEPTIC/ORGANOLEPTIK

A. Apparition Black, dry and shiny Visual At the time of Mil-STD


grey incoming
materials
105D S-2
AQL=0%
Penampakan Visual Pada waktu
Warna hitam, kering
bahan masuk
dan mengkilat
keabuan
B. Smell Normal, typical of Organoleptic with At the time of
coconut charcoal combustion incoming
Normal, khas batok materials Mil-STD
Bau. arang
Organoleptik dengan Pada waktu 105D S-2
pembakaran
bahan masuk
C. Ash color Gray white Organoleptic with At the time of AQL=0
Mil-
combustion incoming
Warna Abu
Putih keabuan %
STD
materials
c.
Organoleptik dengan 105D S-2
pembakaran
Pada waktu AQL=0%
bahan masuk
No. Dokumen:
STANDARD OPERATION PROCEDURE
SOP-SML-01
WBM-PIM-MR-01
Halaman: Tanggal:

4/27 04 Jan 19
PRODUCT WORK INSTRUCTIONS &
QUALITY CONTROL No. Revisi : 00
INTRUKSI KERJA PRODUCT & KUALITY
KONTROL SOP

3. CHEMICALLY/KIMIA

Moisture Maximum% Moisture At the time of


incoming materials
Mil-STD
tester and monitoring 1 105D S-2
content Maksimal % time/week
Tes
Kadar air kadar air Pada waktu bahan
masuk dan
monitoring
1kali/minggu

At the time of Mil-STD


Ash Content Maximum% Furnance incoming
materials 105D
Kadar abu Maksimal% Tungku
Pada waktu bahan S-2
Perapian masuk

At the time of Mil-STD


Purity Minimun% sieving incoming
materials 105D
Kemurnian Minimal% Ayakan
Pada waktu bahan S-2
masuk
No. Dokumen:
STANDARD OPERATION PROCEDURE
SOP-SML-01
WBM-PIM-MR-01
Halaman: Tanggal:

5/27 04 Jan 19
PRODUCT WORK INSTRUCTIONS &
QUALITY CONTROL No. Revisi : 00
INTRUKSI KERJA PRODUCT & KUALITY
KONTROL SOP

4.1.3 Tapioca Standard/Standar tapioka

No Standard TOOLS & HOW TO SAMPLES HOW TO TAKE


METHODS FREQUENCY SAMPLES
Standar
Frekuensi Cara pengambilan
ALAT DAN CARA UJI pengambilan contoh
contohcontoh
1. Fisik
At the time of
a. Packing Whole, clean, undamaged, Visual Mil-STD
not wet, original stitching incoming
Kemasan and clear labels Visual materials 105D S-2
AQL:0%
Utuh, bersih, tidak rusak,
tidak basah, jahitan asli dan
label jelas

Weighing Mil-STD
According to specifications Pada waktu
b. Weight ± 1% Penimbangan 105D S-2
bahan masuk
Berat Sesuai spesifikasi AQL:10%
± 1%

2. Organoleptic White color, powder


form, no insects/fleas
a. Apparition Visual At the time of Mil-STD
Penampakan Warna putih, bentuk
Visual incoming 105D S-2
powder tidak ada materials AQL:10%
serangga/kutu

Normal, typical Organoleptic Mil-STD


b. Smell tapioca and not Pada waktu
musty
Organoleptik bahan masuk 105D S-2
Bau
Normal, khas AQL:10%
tapioka dan tidak
apek
3. Kimia At the time of
incoming
a.Moisture/Kadar Maks % COA -
materials
air Maks % (certificat of
b.Ash/Kadar abu Min % analysis dari Pada waktu
c. S t a r c h / Pati supplier) bahan masuk
No. Dokumen:
STANDARD OPERATION PROCEDURE
SOP-SML-01
WBM-PIM-MR-01
Halaman: Tanggal:

6/27 04 Jan 19
PRODUCT WORK INSTRUCTIONS &
QUALITY CONTROL No. Revisi : 00
INTRUKSI KERJA PRODUCT & KUALITY
KONTROL SOP

4.1.4 Clean water standard/Standar air bersih

No Tools & How to SAMPLES HOW TO TAKE


Methods FREQUENCY SAMPLES
Kinds of Inspections Standard Alat dan cara uji Frekuensi Cara pengambilan
Jenis Pemeriksaan Standar Pengambilan contoh
contoh
1. Organoleptic Odorless, cleas and Organoleptic Monitoring one Sample taken ±100
Organoleptik tasteless time/month ml randomly
Tidak berbau, Organoleptik Monitoring Sampel diambil ±
jernih dan tidak 1X/bulan 100 ml secara acak
berasa
2. Chemically
Kimia PH meter Monitoring one Sample taken ±100
a. PH PH meter time/month ml randomly
PH
b.Wetness Monitoring one
Titration Sampel diambil ±
time/month
Kebasahan 100 ml secara acak
Titrasi
c. Total solid Monitoring one
Total padatan time/month
Titration
Titrasi

4.2 Procedure for inspection of semi-finished materials (Production Process Control /


Process Quality Control (PQC)
Prosedur pemeriksaan bahan setengah jadi (Pengendalian Proses Produksi/
Process Quality Control (PQC)

This procedure is structured to ensure conformity of standards at each stage of the process
from filtering, milling of charcoal shells (screening and milling) to the briquette packing
process. The inspection procedures and standards for semi-finished materials at each stage of
the process are as follows.
Prosedur ini disusun untuk menjamin kesesuaian standar pada tiap tahapan proses dari mulai
penyaringan, penggilingan batok arang ( screening dan milling) hingga proses packing
briquette. Adapun prosedur pemeriksaan dan standar bahan setengah jadi pada tiap tahapan
proses sebagai berikut.
No. Dokumen:
STANDARD OPERATION PROCEDURE
SOP-SML-01
WBM-PIM-MR-01
Halaman: Tanggal:

7/27 04 Jan 19
PRODUCT WORK INSTRUCTIONS &
QUALITY CONTROL No. Revisi : 00
INTRUKSI KERJA PRODUCT & KUALITY
KONTROL SOP

4.2.1. Screening dan Milling Process

No Kinds of Inspections Standard Tools & How to SAMPLES FREQUENCY HOW TO TAKE
Methods SAMPLES
Jenis Pemeriksaan Standar Alat dan cara
Frekuensi
Cara pengambilan
Pengambilan
uji contoh contoh

1. Granule size Maxs 3mm Sieve Every raw materials Randomly


used for production
Ukuran granule Maks 3mm Ayakan (2times/shift) Acak

2. Purity Min 99% Sieve Setiap bahan baku Randomly


Kemurnian digunakan produksi
Min 99% Ayakan (2X/shift) Acak

4.2.2 Mixing Process

No Kinds of Inspecions Standard Tools & How to SAMPLES FREQUENCY HOW TO TAKE
Methods SAMPLES
Jenis Pemeriksaan Standar Frekuensi
Cara pengambilan
Alat dan cara Pengambilan
contoh contoh
uji
1. Granule weight 160 kg Scales 2 times/shift Random minimum 5
Berat granule Timbangan 2X/shift buckets
2. Tapioca weight Scales 2 times/shift Random minimum
5 sack
Berat tapioka Timbangan 2X/shift
3. Dough condition Homogen, tidak Kneaded by 2 times/shift Random,
Keadaan adonan pera dan tidak hand representing the
lembek, Diremas 2X/shift dough in the mixer
dengan Acak,
mengkilat dan tangan mewakili adonan
tidak lengket dalam mixer
4. Dough water conten Moisture 2 times/shift Acak, diambil
Kadar air adonan tester ± 100 gr

5. Amount of water 30-35 Ml Level 2X/shift -


Jumlah air control
6. Mixing time 13-16 Menit Timer 2 times/shift Random
Waktu pengadukan
No. Dokumen:
STANDARD OPERATION PROCEDURE
SOP-SML-01
WBM-PIM-MR-01
Halaman: Tanggal:

8/27 04 Jan 19
PRODUCT WORK INSTRUCTIONS &
QUALITY CONTROL No. Revisi : 00
INTRUKSI KERJA PRODUCT & KUALITY
KONTROL SOP

4.2.3 DOUGHT/ADONAN

No Kinds of Inspection Standard Tools & How to SAMPLES HOW TO TAKE


Methods FREQUENCY SAMPLES
Jenis Pemeriksaan Standar Alat dan cara uji Frekuensi Cara pengambilan
Pengambilan contoh contoh

1. Dough condition Homogeneous, compact, Kneaded by hand 2 times/shift Random


Keadaan adonan not mushy and not sticky Acak
Homogen,kompak, tidak Diremas dengan 2X/shift
lembek dan tidak pera tangan

2. Smell Typical normal Organoleptic 2 times/shift Random


briquette dough and
Bau doesn’t smell burnt
Normal khas adonan Organoleptik 2X/shift Acak
briquette dan tidak
berbau gosong

4.2.4 Mold, Cutting and Separation

No Kinds of Inspections Standard Tools & How to SAMPLES FREQUENCY HOW TO TAKE
Methods Frekuensi SAMPLES
Jenis Pemeriksaan Standar Alat dan cara uji Pengambilan contoh Cara pengambilan
contoh

1. Shape Precision cube/stick Visual 2 times/shift Random


Bentuk Presisi kubus/stick Visual 2X/shift Acak
2. Sizes skitmatch 2 times/shift Random
Ukuran 2,5×2,5×2,5±1mm 2X/shift
1,5×2,5×2,5±1mm Acak
4×3×2,5±1mm
1,75×1,75×±1mm
2,0×2,0×2,0±1mm
2,1×2,1×2,1±1mm
2,2×2,2×2,2±1mm
3. Wet weight Scales 2 times/shift Random
Berat basah timbangan 2X/shift Acak
No. Dokumen:
STANDARD OPERATION PROCEDURE
SOP-SML-01
WBM-PIM-MR-01
Halaman: Tanggal:

9/27 04 Jan 19
PRODUCT WORK INSTRUCTIONS &
QUALITY CONTROL No. Revisi : 00
INTRUKSI KERJA PRODUCT & KUALITY
KONTROL SOP

4.2.5 Drying

No Kinds of Inspections Standard Tools & How to Methods SAMPLES FREQUENCY SAMPLES
Alat dan cara uji FREQUENCY
Jenis Pemeriksaan Standar Frekuensi
Pengambilan contoh Frekuensi
Pengambilan
contoh
1. Shape Precision cube/stick Visual 2 times/shift Random
Bentuk Presisi kubus/stick Visual 2X/shift Acak
2. Dry weight Scales Every end of drying Random min 10 pcs
Berat kering Timbangan Setiap akhir pengeringan Acak, min 40 pcs

3. Hardness Hardness tester Every end of drying Random min 10 pcs


Kekerasan Setiap akhir pengeringan Acak, min 10 pcs

4. Moisture 3-4% Oven methode Every end of drying Random


Kadar air Setiap akhir pengeringan Acak
5. Ash content Maks 2,5% furnace Every end of drying Random
Kadar abu Setiap akhir pengeringan Acak
6. Burning test Every end of drying Random min 5 pcs
Test pembakaran Maks 10 menit Kompor pijar Setiap akhir pengeringan Acak, min 5 pcs

7. Term of Drying
Kondisi pengeringan 5 jam I : (40- Thermometer 3X/shift -
b. Warna abu c.
a. Temperatur Putih
50)˚C keabu- Thermometer
Lama pijar
Suhu abuan (grey) Timer/stopwatch 3X/shift Acak,
- min 5
6-50 jam : (60- pcs
b. Times Min
70)˚C2 jam Every end of drying -
Waktu 50-60 jam Setiap akhir pengeringan

Acak, min 5
pcs
No. Dokumen:
STANDARD OPERATION PROCEDURE
SOP-SML-01
WBM-PIM-MR-01
Halaman: Tanggal:

10/27 04 Jan 19
PRODUCT WORK INSTRUCTIONS &
QUALITY CONTROL No. Revisi : 00
INTRUKSI KERJA PRODUCT & KUALITY
KONTROL SOP

4.2.6 Pengemasan (packing)

No Kinds of Inspection Standard Tools & How to SAMPLES SAMPLES


Methods FREQUENCY FREQUENCY
Jenis Pemeriksaan Standar Alat dan cara uji Frekuensi Frekuensi
Pengambilan contoh Pengambilan
1. Shapes of briquettes Whole, not broken, cube/stick, Visual 2X/shift Acak
Bentuk Briquette precision
Utuh, tidak pecah, presisi
kubus/stick
2. Carton box condition Prints according to standards, Visual 2X/shift Acak, min 10
Kondisi karton not wet, not torn Pcs
Cetakan sesuai standar, tidak
basah, tidak robek
3. Conten/boxes According to standard contents Visual 2X/shift Acak, min 10
of the box and according to type
Isi/kardus of product Karton
Sesuai standar isi dus dan sesuai
jenis produk
4. Carton Sealing Strong, not easy free Visual 2X/shift Acak, min 10
Sealing karton Kuat, tidak mudah Lepas Karton
5. Production code Clear and right Visual 2X/shift Acak , min 10
Kode produksi Karton Jelas dan benar Pcs

4.3 Finished product inspection procedures (Out Going Quality Control/OQC)


Prosedur pemeriksaan produk jadi (Out Going Quality Control/OQC)
This procedure is made to ensure that the finished product released from the finished product
warehouse complies with the quality standards that apply in all shisha/hookah charcoal
briquette factories with the following procedures and standards:
Prosedur ini dibuat untuk menjamin agar produk jadi yang dikeluarkan dari gudang produk
jadi sesuai dengan standar mutu yang berlaku di semua pabrik briket arang shisha/hookah
dengan Prosedur dan standar sebagai berikut:
No. Dokumen:
STANDARD OPERATION PROCEDURE
SOP-SML-01
WBM-PIM-MR-01
Halaman: Tanggal:

11/27 04 Jan 19
PRODUCT WORK INSTRUCTIONS &
QUALITY CONTROL No. Revisi : 00
INTRUKSI KERJA PRODUCT & KUALITY
KONTROL SOP

4.3.1 Process flow/Alur Proses

Process flow/Alur Proses Process flow explanation/Penjelasan alur proses


Finish product at ware house Determine the finished product to be analyzed based on the stock
Produk jadi digudang report
Tentukan produk jadi yang akan dianalisa berdasarkan
laporan stock

Specify storage location Take samples according to the applicable sampling system, mil-
Tentukan lokasi penyimpanan STD 105 D S-2 AQL 6.5%
Lakukan pengambilan sampel sesuai system sampling yang
berlaku, mil- STD 105 D S-2 AQL 6,5%

Sampling per product type and per perform physical, chemical, and organoleptic analysis of finished
production code products
Sampling per jenis produk dan per lakukan analisa produk jadi secara fisik, kimia, dan
organoleptik
kode produksi

Perform physical, chemical and Based on the results of the finished product analysis, provide
status on the finished product stock repor
organoleptic analysis Berdasarkan hasil analisa produk jadi, berikan status pada
Lakukan analisa fisik, kimia dan laporan stock produk jadi
organoleptik

4.3.2 Finish product standard/Standar Produk Jadi


Beri status produk jadi
berdasarkan hasil analisa
No Kinds of Standard Tools & How to SAMPLES Method sampling
Methods FREQUENCY
Inspection Standar
Jenis Alat dan cara uji Frekuensi Metode
pengambilan
Pemeriksaan Pengambilan contoh
contoh
1. Shape Precision cube/stick Visual Every batch Mil-STD
Bentuk Presisi kubus/stick drying 105D S-2
AQL:6,5%
2. Moisture 3-4% Oven Setiap batch Mil-STD
methode pengeringan 105D S-2
Kadar air AQL:6,5%
No. Dokumen:

Standar Operasional Prosedur SOP-SML-01


WBM-PIM-MR-01
Halaman: Tanggal:

12/27 04 Jan 19
INTRUKSI KERJA PRODUCT & No. Revisi : 00
QUALITY CONTROL
SOP

3 Kadar abu Maks Furna Setiap batch Mil-STD


pengering 105D S-2
. 2,5% ce AQL:6,5
an
%

4 Test Sesuai Hasil Setiap batch Mil-STD


pembakar analisa pengering 105D S-2
. standar PQC AQL:6,5
an an
%

5 Kondisi Cetakan Visual Setiap batch Mil-STD


standar, pengering 105D S-2
. karton tidak AQL:6,5
an
basah, %
tidak
robek

6 Isi/kardus Sesuai Visual Setiap batch Mil-STD


standar pengering 105D S-2
.
(isi/kard AQL:6,5
an
us, %
kesesuai
an isi dan
kardus)

7 Sealing Kuat, tidak Visual Setiap batch Mil-STD


mudah pengering 105D S-2
. karton AQL:6,5
lepas an
%

8 Kode produksi Jelas dan Visual Setiap batch Mil-STD


Karton pengering 105D S-2
. benar AQL:6,5
an
%
No. Dokumen:

Standar Operasional Prosedur SOP-SML-01


WBM-PIM-MR-01
Halaman: Tanggal:

13/27 04 Jan 19
INTRUKSI KERJA PRODUCT & No. Revisi : 00
QUALITY CONTROL
SOP

4.4 Masalah dan Pemecahan

No Masalah Pemecahan Penanggungjawab


1. Bahan baku basah atau tidak Bahan baku langsung ditolak dan QC field bahan baku
utuh/ rusak pada saat datang dibuatkan berita acara penolakan
dari supplier yang ditandatangani QC, petugas
gudang dan transporter
2. Bahan baku basah karena Sortasi bahan baku basah, pisahkan QC field bahan baku
Kehujanan untuk diklaim ke transporter dengan
diterbitkan berita acara yang
ditandatangani QC, petugas gudang
dan transporter
3. Adonan pada mixing, pastry Informasi ke operator untuk QC proses dan
lembek/basah menyingkirkan adonan dengan operator
mencampurkan ke adonan yang
standar atau kering anginkan adonan
hingga standar
4. Adonan pada proses mixing/ Informasi ke operator untuk QC proses dan
pastry pera menyingkirkan adonan dan operator
tambahkan air hingga adonan cukup
air dan homogen
5. Adonan pastry retak Informasi ke operator untuk diproses QC proses dan
ulang (pastry ulang) operator
6. Bentuk Briquette tidak Informasi ke operator untuk diproses QC proses dan
Simetris ulang (cetak ulang) operator
7. Berat Briquette basah tidak Informasi ke operator untuk diproses QC proses dan
standar (under/over weight) ulang (cetak ulang) operator
8. Suhu pengering/ oven Informasi ke operator untuk QC proses dan
menyimpang dari standar mengontrol kayu/ bahan bakar pada operator
tungku bakar
No. Dokumen:
STANDARD OPERATION PROCEDURE
SOP-SML-01
WBM-PIM-MR-01
Halaman: Tanggal:

14/27 04 Jan 19
PRODUCT WORK INSTRUCTIONS &
QUALITY CONTROL No. Revisi : 00
INTRUKSI KERJA PRODUCT & KUALITY
KONTROL SOP

9. Drying time not according to inform to operator to adjust drying timeaccording to Processed by QC and
standard standard operator
Informasi ke operator untuk menyesuaikan waktu
Waktu pengeringan tidak pengeringan sesuai standar QC proses dan
sesuai standar Check the finished product (standard conformity of finish product) operator
Lakukan pengecekan terhadap produk jadi (kesesuaian
standar produk jadi)

10. Thermometer control Inform to technician for repair/replace a broken Processed by QC


thermometer with a standard and operator
broken during drying
process Informasi ke teknisi untuk
Thermometer control memperbaiki/ mengganti thermometer rusak QC proses dan
dengan standar operator
pada pengering rusak
11. Warna Briquette tidak Informasi ke operator untuk Processed by QC
standar (kusam) memisahkan Briquette warna tidak and operator
standar dan cek kondisi adonan,
pengeringan dan bahan baku QC proses dan
operator
12. Bau Briquette tidak Informasi ke operator untuk Processed by QC
normal (gosong) memisahkan Briquette bau tidak and operator
standar dan cek keadaan adonan
pada pastry QC proses dan
operator
13. Kadar air Briquette tidak Informasi ke operator untuk Processed by QC
Standar menyingkirkan Briquette tidak and operator
standar kadar airnya dan lakukan
pengeringan kembali QC proses dan
operator
14. Kadar abu Briquette Informasi ke operator untuk Processed by QC
tidak Standar menyingkirkan Briquette kadar and operator
abu tidak standar dan lakukan
pengecekan terhadap bahan baku QC proses dan
(gunakan bahan baku yang operator
berkadar abu standar)
15. Kardus dan isi tidak Informasi ke operator packing untuk Processed by QC
sesuai memisahkan produk dan and operator
melakukan pengemasan kembali
QC proses dan
operator
16. Mutu karton tidak Informasi ke operator untuk Processed by QC
standar (mis print, memisahkan karton tidak standar and operator
robek, basah) dan melakukan pengemasan
Kembali QC proses dan
operator
17. Sealing karton Informasi ke operator untuk QC proses dan
kurang kuat memisahkan produk dengan operator
sealing tidak standar dan
melakukan sealing ulang

Anda mungkin juga menyukai