Anda di halaman 1dari 6

NightFyc

Minggu, 07 Agustus 2016

CERPEN DENGAN TEMA IBU 4 HALAMAN


Ibu-

Sama seperti biasanya, Sesudah terbangun, mandi dan pergi kesekolah, Kyra pergi kesekolah
dengan senyumannya yang khas pagi ini. “ Ra , kamu kenapa pagi ini senyum terus , ada kabar
gembira ya?” ucap Dendi teman akrabnya Kyra. “Iya dong bagaimana nggak senang, kamu
bayangin aja hari ini karya tulisku yang sudah berbulan-bulan akhirnya selesai juga, hahaha” balas
Kyra . Kyra memang adalah salah satu murid dengan prestasi yang cukup membanggakan, dan
kemampuan menulisnya juga bias terbilang bagus untuk remaja seusianya, sembari menunggu
gurunya masuk Dendi pun membaca karya tulis Kyra yang sudah lama ia tunggu-tunggu karena
belum selesai.
“Wahh Ra, Cerita mu ini sangat menyentuhku, darimana kau belajar semua ini, hahaha”
kata Dendi sambil tertawa. “Ah kamu ini seperti baru mengenalku saja, aku ini kan memang
hobinya membuat cerita , dan suatu saat bakalan jadi penulis professional kok ,hahaha” Ucap
Kyra. Bel masuk pun telah berbunyi dan Kyra dan Dendi pun belajar seperti biasanya, ya seperti
biasa , Mereka selalu menjadi perhatian para guru karena mereka selalu dapat menjawab soal-soal
yang diberikan guru.. Tak terasa waktu belajar sudah habis, sekarang saatnya kedua teman akrab
itu harus berpisah. Kyra yang baru pulang dari sekolah pun dikejutkan dengan beberapa lelaki
bertubuh besar dan lumayan kekar membawa barang-barang dari rumah mereka menuju ke
mobilnya. “Ehh, kalian siapa seenaknya mengambil barang-barang dari rumahku ini?” Ucap Kyra
ke orang-orang itu. Akhirnya dijelaskan bahwa ayah Kyra mempunyai hutang yang sudah
melebihi batas dan mereka adalah orang-orang dari pihak bank yang bertugas untuk menyita
barang-barang rumah mereka.
Kyra sekarang terpaksa harus putus sekolah karena sekarang ia tidak mempunyai biaya
lagi, Ayahnya sekarang kabur tidak tahu kemana bersama keempat kakaknya, Ia sekarang tinggal
bersama Ibu nya disuatu ruko . Ibu-nya seorang wanita berusia 55tahun yang sekarang berprofesi
sebagai penjual kue keliling dengan menggunakan sepeda warisan kakeknya. Kyra hanya bisa
menduga-duga kemana saja uang yang ayahnya hasilkan dari tiga buah toko kue yang lumayan
besar dulu. Setiap malam Kyra membantu ibunya membuat adonan-adonan kue untuk dijual pada
paginya, Ibu-nya sudah beberapa kali mengatakan padanya agar tidur tepat pada waktunya, tetapi
Kyra tidak tega melihat Ibu-nya setiap hari seorang diri membuat kue-kue itu sampai larut malam.
Dan setiap pagi Kyra selalu ikut bersama ibunya pergi berkeliling Kota demi Kota untuk mencari
pembeli.
Tiga Bulan pun telah berlalu, Suatu pagi ia bertemu dengan Dendi kawan terbaikknya dulu.
“ Eh Ra, apa kabar kamu sekarang? Sungguh sepi sekolah tanpa dirimu ra , haha. Masih hobi kah
menulis cerita,Ra? Ucap Dendi sambil tertawa. “ Den , Den . Kabar baik den , kamu sekarang
terlihat beda ya hahaha, Iya aku masih suka menulis , Bagaimana kamu sekarang disekolah, Den?”
Balas Kyra . “Yah gitu Ra, Eh Ra ngomong-ngomong kamu ingat tidak dengan cerita yang pernah
kamu tulis dulu? Yang katanya berbulan-bulan buat nyelesainnya , kemarin aku ceritain ke adik
dan kakakku mereka bilang kenapa tidak coba kirim ke tempat-tempat percetakkan saja? Kata
mereka sih hahaha” balas Dendi. “ Ah Den, Kamu seperti tidak tahu saja mengirim barang seperti
itu kan perlu uang , dan kalau-pun pergi ketempatnya setidaknya butuh 2 jam naik bus dan itu-pun
harus memakan biaya juga” Ucap Kyra. Melihat kondisi Kyra yang sekarang Dendi pun tak bisa
berkata apa-apa. “Ra , Aku pulang dulu ya. Ada tugas yang harus diselesaikan nih, Sukses buat
kamu ya Ra”Ucap Dendi. Kyra pun terus melanjutkan berjualan bersama Ibu-nya.
Esok hari-nya ketika Ibu Kyra berencana untuk menghidangkan secangkir kopi kepada
Kyra yang terlihat lelah karena telah membantu Ibu-nya membuat adonan, tapi secara tidak
sengaja ia terpeleset dan jatuh , sialnya lagi kopi tersebut tumpah dan mengenai beberapa karya
tulis Kyra . “Maaf-in ibu ya nak, Ibu benar-benar tidak sengaja.”Ucap Ibu-nya merasa bersalah.
Kyra tidak tahu harus merasa sedih atau biasa saja, tetapi ia coba untuk tetap bersabar. “ Tidak
apa-apa bu, masih kebaca kok, nanti Kyra tulis ulang lagi saja.” Ucap Kyra. Ia memang tidak
sampai hati untuk mengatakan perkataan yang cukup kasar kepada ibunya, karena ia sadar betapa
besar jasa Ibu-nya dari dulu, Ia pernah secara tidak sengaja menjatuhkan beberapa tumpukkan
buah dulu pada saat ayahnya masih mempunyai usaha, tetapi Ibu-nya yang mengaku bahwa ia
yang telah menjatuhkannya, agar tidak menerima hukuman dari sang Ayah. Mereka pun berangkat
mengelilingi kota seperti biasanya. Tapi ketika mereka mencoba untuk menyebrangi jalanan,
Tiba2 datang sebuah sepeda motor dengan kecepatan cukup tinggi dan menyenggol sepeda
mereka, tidak ada yang membantu dan pengendara pun meninggalkan mereka karena hari masih
terlalu pagi.
Sepeda mereka rusak , Kue-kue bertaburan di jalanan, Kyra hanya mengalami sedikit luka-
luka , sedangkan ibunya mengalami luka yang cukup serius pada pergelangan kakinya . mereka
terpaksa pulang dengan membawa kue-kue tersebut dan mendorong sepeda mereka.
“Bu , aku akan pergi memperbaiki sepeda ini , Ibu tetap dirumah saja ya” Ucap Kyra
dengan muka yang cukup bersedih. “Tidak nak, uang hasil penjualan kue kita akan kita pakai
untuk biaya kamu pergi ke tempat percetakan disana,Ibu percaya karya mu ini pasti diterima dan
Ibu dengar ada pertemuan para Penulis disana, Kamu bisa bertemu dengan beberapa penulis yang
cukup terkenal minggu ini” Balas Ibunya . terjadi beberapa perdebatan antara Kyra dan Ibu-nya.
Malam hari telah tiba. Kyra terus memikirkan kondisi Ibu-nya , terutama perkataan Ibu-
nya tadi pagi. Ia tidak menyangka Ibu-nya telah merencanakan ini semua untuknya. Ia hanya terus
membayangkan pengorbanan-pengorbanan Ibu-nya selama ini sembari melihat Ibu-nya telah
tertidur lelap, kerap kali ia meneteskan air matanya karena merasa bersalah dulu pernah
meluapkan amarah-amarahnya ketika masih lebih kecil. Ia membayangkan itu semua hingga
tertidur.
“Kyra, malam ini kamu harus pergi ke tempat pak Nota ya, Kamu akan dibawa ke
kampung sebelah dan esok paginya kamu pasti dibimbing untuk naik bus mana saja agar sampai
ke tempat percetakan. Ini uangnya nak, Ibu sudah tabung dari kemarin, Jangan nakal ya nak.”
Ucap Ibu Kyra. Tak berkata apa-apa Kyra hanya merasa terharu bercampur sedih melihat dirinya
harus meninggalkan ibunya seorang diri malam ini. Ia hanya mengangguk-anggukan kepala dan
memeluk Ibu-nya.
Malam hari pun telah tiba, Kyra pergi dengan membawa tas dan beberapa uang
yang diberi ibunya. Tetapi Ia lupa untuk memasukkan karya-karyanya kedalam tas itu. Esok pagi
nya pada saat di bus ia baru menyadari itu semua. Dalam pikirannya ini sudah terlambat, ia
membayangkan betapa sedih Ibu-nya jika ia mengetahui ini. Tiba-tiba terdengar suara yang cukup
keras dari depan busnya. Segerombolan penumpang pun turun melihat apa yang terjadi. Alangkah
terkejutnya Kyra melihat ibunya tergeletak ditanah sembari memegang karya tulis milikknya. Ibu-
nya ternyata tertabrak bus tepat didepan bus yang ditumpangi Kyra. Kondisi Ibu-nya cukup
memprihatikan. Ia masih sedikit sadar tetapi kelihatannya ia kesakitan pada pergelangan kaki nya,
ia mencoba berbicara pada Kyra “Nak , ini karya tulismu. Kamu dapat melanjutkan perjalanan-mu
, Ibu tunggu hasilnya ya Nak” Sambil menyodorkan beberapa lembar kertas-kertas yang penuh
tulisan Kyra, dan Ibunya pun pingsan. Kyra tak sempat berkata apa-apa , hanya menangis sambil
merangkul Ibu-nya. Tetapi ia sadar ia harus melanjutkan perjalanannya, ini membuatnya
bertambah semangat dan optimis bahwa karya-karyanya akan diterima. Ternyata Ibu Kyra
menyadari terlebih dahulu bahwa karya-karya Kyra masih berada diatas meja, dan ia terus
mengayuh sepeda dari larut malam hingga pagi untuk menuju ke tempat percetakan itu. Ibu nya
sekarang dirawat di rumah sakit.

Esok harinya ,Pagi-pagi sekali Kyra mendapat kabar dari pihak percetakan untuk pergi ke
tempat percetakan yang tidak begitu jauh dari rumah sakit Ibunya dirawat. Sesampainya disana, ia
mendapat kejutan dari pihak percetakan bahwa karya tulisnya akan diterbitkan beberapa bulan
mendatang, dan Ia mendapat sejumlah uang sebagai awal dari karya nya tersebut. Kyra hanya
merasa sangat senang karena Ibu-nya pasti bangga jika mendengar kabar ini. Ia pun bergegas
menuju rumah sakit ibunya dirawat. Sesampainya disana ia melihat beberapa orang suster dan
seorang dokter keluar dari ruangan Ibu-nya dirawat sambil menundukkan kepala, ia pun
mempercepat langkah kakinya dan melihat apa yang terjadi dengan Ibu-nya. Ternyata, Ibunya
sudah tiada. Dokter mengatakan bahwa ada masalah yang cukup serius pada kedua kakinya, dan ia
terlihat sangat lemah mungkin karena kebanyakan aktivitas yang membuat Dirinya terlalu capek.
Kyra terus meneteskan air matanya dihadapan Ibu-nya, tidak tahu harus berbuat apa. Ia terus
memikirkan apa yang akan terjadi jika Ibu-nya melihatnya berhasil sekarang, dan pengorbanan apa
saja yang telah Ibu-nya lakukan hari-hari sebelumnya, Terlebih lagi kalimat terkahir yang Ibu-nya
sampaikan padanya.

Unknown di 07.20

Berbagi

12 komentar:

Unknown 7 Agustus 2019 pukul 21.01


Nama pengarangnya siapa ya ka? Maaf?
Balas

Balasan

Unknown 13 November 2021 pukul 20.58


Iya kak siapa

Balas

Unknown 20 September 2019 pukul 06.22


Bagus ceritanya kak
Balas

Duma pakpahan 19 November 2019 pukul 18.54


Mantap ceritanya boss
Balas

Duma pakpahan 19 November 2019 pukul 18.55


I like this story
Balas

Unknown 11 Oktober 2020 pukul 23.14


Tokohnya siapa kak
Balas

Unknown 14 Desember 2020 pukul 06.33


Bagus banget ceritanya kak
Balas

Unknown 8 November 2021 pukul 20.58


Siapa nama penulisnya
Balas

Ahmadmunzaki034 19 November 2021 pukul 03.17


Unsur intrinsiknya mana?
Balas

Unknown 20 November 2021 pukul 19.07


Nama pengarang ?
Balas

Unknown 26 November 2021 pukul 19.38


Nama penulis nya siapa Ka
Balas

Unknown 2 Desember 2021 pukul 17.02


makasi
Balas
Agar dapat memberikan komentar, klik tombol di bawah untuk login dengan Google.

LOGIN DENGAN GOOGLE

‹ Beranda ›
Lihat versi web

Mengenai Saya

Unknown
Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai