Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

HIPERTENSI PADA LANSIA

Topik : Hipertensi
Sub Topik : Hipertensi pada Lansia
Sasaran : Lansia
Tempat : Kp. Babakan
Waktu : Jam 11.00 - Selesai
Hari/Tanggal : Selasa, 24 Januari 2023

A. Tujuan
1. Tujuan intruksional umum
Setelah dilakukan penyuluhan tentang hipertensi pada lansia selama 20
menit, diharapkan lansia dapat mengerti dan memahami tentang hipertensi
pada lansia.
2. Tujuan intruksional khusus
Setelah dilakukan penyuluhan tentang hipertensi pada lansia selama 20
menit, lansia mampu menjelaskan tentang :
a) Pengertian hipertensi.
b) Tanda dan gejala hipertensi.
c) Penyebab penyakit hipertensi.
d) Komplikasi hipertensi
e) Penatalaksanaan hipertensi
B. Materi
Terlampir
C. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
D. Media
1. Powerpoint
2. Leaflet
3. Laptop
4. LCD

E. Proses pelaksanaan
No Tahap Waktu Kegiatan
Penyuluh Peserta
1. Pembukaan 5 a. Memberikan a. Peserta
menit salam, menjawab
b. memperkenalkan salam
diri, b. peserta
c. persamaan menjawab
persepsi tentang sesuai dengan
hipertensi pengetahuan
yang dimiliki
2 Pelaksanaan 10 a. Menjelaskan a. Peserta
menit pengertian mendengarkan
hipertensi, tanda dengan
gejala, seksama
penyebab, b. Peserta
komplikasi, memberikan
penatalaksanaan, pertanyaan
konsumsi garam kepada
per hari untuk pemateri
hipertensi dan c. Peserta
pencegahan menjawab
hipertensi. pertanyaan
b. Melakukan sesi
tanya jawab
c. Mengevaluasi
secara verbal
pada peserta
penyuluhan
3 Penutup 5 a. Menyimpulkan a. Peserta
menit materi memperhatikan
penyuluhan b. Peserta
b. Mengakhiri menjawab
kegiatan dengan salam
mengucapkan c. Peserta
salam menerima
c. Membagikan leaflet
leaflet

F. Pengorganisasian Peran
1. Moderator : Intan Kusumah
Tugas :
a. Membuka dan menutup acara
b. Memperkenalkan anggota
2. Penyaji materi : Jessica, Kartika, Leny, Herni, Ila, Lisa
Tugas : Menyajikan dan menjelaskan tentang materi “Hipertensi pada
lansia ”
3. Fasilitator : Jessica, Kartika,Leny
Tugas : Mempersiapkan peralatan, media (leaflet), dan sebagainya
4. Seksi dokumentasi : Pj Mata Kuliah
Tugas : Mendokumentasikan seluruh kegiatan
Lampiran
HIPERTENSI
A. Pengertian
Definisi Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan
tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik
lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima
menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang (Kemenkes RI, 2013).
Hipertensi merupakan kondisi medis dimana terjadi peningkatan tekanan
darah secara kronis (Fitri, 2016).
Hipertensi pada lansia terjadi karena adanya penebalan pada dinding
arteri yang mengakibatkan penumpukkan zat kolagen pada lapisan otot,
sehingga pembuluh darah berangsur-angsur mengalami penyempitan dan
menjadi kaku (Novitaningtyas, 2014). Penyempitan yang terjadi pada
sistem peredaran darah menyebabkan kenaikan tekanan darah diatas nilai
normal (Suardana, 2010).

B. Penyebab
Faktor penyebab hipertensi adalah umur, jenis kelamin, riwayat
keluarga, genetik (faktor resiko yang tidak dapat diubah atau dikontrol),
kebiasaan merokok, konsumsi garam, konsumsi lemak jenuh, penggunaan
jelantah, kebiasaan minum-minuman beralkohol, obesitas, kurang aktivitas
fisik, stres, penggunaan estrogen (Kemenkes RI, 2013).

C. Klasifikasi
Pembagian derajat keparahan hipertensi menurut a statement by the
american society of hypertension (2013) adalah:
Klasifikasi Sistolik Diastolik
Optimal < 120 dan < 80
Normal 120-129 dan/atau 80-84
Normal tinggi 130-139 dan/atau 84-89
Hipertensi derajat 1 140-159 dan/atau 90-99
Hipertensi derajat 2 160-179 dan/atau 100-109
Hipertensi derajat 3 ≥ 180 dan/atau ≥ 110
Hipertensi sistolik ≥ 140 dan < 90
terisolasi

D. Tanda dan Gejala


Tanda gejala penyakit yang biasa terjadi yaitu sakit kepala, gelisah,
jantung berdebar, perdarahan hidung, sulit tidur, sesak nafas, cepat marah,
telinga berdenging, tekuk terasa berat, berdebar dan sering kencing di
malam hari. Gejala akibat komplikasi hipertensi yang pernah dijumpai
meliputi gangguan penglihatan, saraf, jantung, fungsi ginjal dan gangguan
serebral (otak) yang mengakibatkan kejang dan pendarahan pembuluh
darah otak yang mengakibatkan kelumpuhan dan gangguan kesadaran
hingga koma (Cahyono, 2008).

E. Komplikasi
Penyakit hipertensi akan meningkat dengan adanya penyakit kronis.
Penyakit lain yang daapt meningkatkan derajat hipertensi atau berupa
komplikasi hipertensi akan menyebabkan hipertnesi lebih sulit
dikendalikan. Berikut ini berbagai komplikasi penyebab hipertensi
menurut Junaedi, Yulianti, dan Rinata (2013) :
1. Kolesterol tinggi
Kadar kolesterol, sejenis lemak dalam darah yang tinggi akan
meningkatrkan pembentukan plak dalam pembuluh arteri. Akibatnya,
arteri menyempit dan sulit mengembang. Perubahan ini dapat
menyebabkan tekanan darah.
2. Diabetes mellitus
Terlalu banyak kadar gula dalam darah akan merusak organ dan
jaringan tubuh sehingga terjadi aterosklerosis (penyempitan atau
pembuluh arteri), penyakit ginjal, atau penyakit arteri koronaria.
Ketiga penyakikt ini mempengaruhi tekanan darah.
3. Apnea pada saat tidur (mendengkur)
Apnea adalah gangguan tidur berupa kesulitan bernafas yang
terjadi berulang kali pada saat tidur. Beberapa penelitian menunjukkan
adanya hubungan antara pernafasan yang terhenti dan berkurangnya
pasokan oksigen untuk sementara waktu yang menyertai apnea saat
terjadinya hipertensi. Apnea pada saat tidur tidak selalu terlihat jelas.
Namun, jika seseorang sering tidak dapat tidur nyenyak sepanjang
malam dan selalu mengantuk pada siang hari sebaiknya memeriksakan
diri ke dokter. Pengobatannya dapat dilakukan dengan cara
memberikan oksigen pada saat tidur. Cara ini terbukti dapat
menurunkan tekanan darah sedikit demi sedikit.
4. Gagal jantung dan Ginjal
Kerusakan atau kelemahan otot mungkin disebabkan serangan
jantung karena jantung harus bekerja lebih berat untuk memompa
darah. Hipertensi yang tidak terkendali menuntut jantung yang lemah
bekerja lebih keras dan menyulitkan pengobatan kedua penyakit
tersebut. Indikator lain yang menunjukan peningkatan resiko penyakit
jantung dan pembuluh darah adalah terjadinya perubahan aliran darah
dalam retina dan penebalan bilik jantung.

F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan dengan menggunakan
obat-obatan ataupun dengan cara modifikasi gaya hidup. Modifikasi gaya
hidup dapat dilakukan dengan membatasi asupan garam, menurunkan
berat badan, menghindari minuman berkafein, rokok, dan minuman
beralkohol. Olah raga juga dianjurkan bagi penderita hipertensi, dapat
berupa jalan, lari, jogging, bersepeda selama 20-25 me nit dengan
frekuensi 3-5 x per minggu. Penting juga untuk cukup istirahat (6-8 jam)
dan mengendalikan stress. Untuk pemilihan serta penggunaan obat-obatan
hipertensi disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter keluarga anda.
Ada pun makanan yang harus dihindari atau dibatasi oleh penderita
hipertensi adalah:
1. Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak
kelapa, gajih).
2. Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biscuit,
crackers, keripikdan makanan keringyangasin).
3. Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran
serta buah-buahan dalam kaleng, soft drink).
4. Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan
asin, pindang, udang kering, telur asin, selai kacang).
5. Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber
protein hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah
(sapi/kambing), kuning telur, kulit ayam).
6. Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal,
tauco serta bumbu penyedap lain yang pada umumnya
mengandunggaram natrium.
7. Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian, tape.

G. Konsumsi Garam per Hari


1
1. Hipertensi ringan : sendok teh per hari
2
1
2. Hipertensi sedang : sendok teh per hari
4
3. Hipertensi berat : tanpa garam

H. Pencegahan hipertensi
Menurut Riyadi (2011) terdapat dua cara pencegahan hipertensi, yaitu:
1. Pencegahan primer
Faktor resiko hipertensi antara lain : tekanan darah di atas rata-rata,
adanya riwayat hipertensi pada anamnesa keluarga,ras (negro),
takikardi, obesitas, dan konsumsi garam yang berlebihan dianjurkna
untuk :
a. Diet agar berat badan tetap ideal juga untuk menjaga agar tidak
terjadi hiperkolesterol, diabetes melitus dan sebagainya.
b. Dilarang merokok atau menghentikan merokok.
c. Merubah kebiasaan sehari-hari dengan tidak mengkonsumsi
1
garam berlebihan. Untuk yang tidak hipertensi boleh sendok
3
teh, kalau yang hipertensi sesuai yang telah dijelaskan diatas
d. Melakukan exercise untuk mengendalikan berat badan.
2. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder dilakukan bila penderita telah diketahui
menderita hipertensi karena faktor tertentu, tindakan yang bisa
dilakukan berupa :
a. Pengelolaan secara menyeluruh bagi penderita baik dengan obat
maupun dengan tindakan-tindakan seperti pada pencegahan primer.
b. Harus dijaga suapaya darahnya tetap dapat terkontrol secara normal
dan stabil
c. Faktor-faktor penyakit jantung iskemia yang lain harus dikontrol.
d. Batasi aktivitas.

Anda mungkin juga menyukai