Disusun Oleh:
FERY AFRIZAL
2001173
I.1 Tujuan
Tujuan dari praktikum adalah diharapkan mahasiswa mengetahui teknik
pengambilan contoh tanah agregat utuh dan komposit dengan baik dan benar.
I.2 Tempat dan Tanggal
Tempat : Simalingkar B
Tanggal : Sel, 13 april 2021
I.3 Tinjauan Pustaka
Tanah adalah lapisan permukaan bumiyang berasal dari material indukyang telah
mengalami proses lanjut, karena perubahan alami di bawah pengaruh air, udara,
dan macam – macam organisme baik yang masih hidup maupun yang telah
mati.Tingkat perubahan terlihat pada komposisi, struktur dan warna hasil
pelapukan. (Dokuchaev, 1870)
Morfologi tanah dapat dilihat dari irisan tanah secara vertikal di lapangan. Pada
irisan vertikal pengambilan contoh tanah dapat diketahui berapa banyak lapisan
horizontal yang ada dalam tanah. Proses pengambilan suatu contoh tanah
merupakan satu hal penting yang dapat digunakan untuk mengetahui sifat-sifat
fisik tanah pada suatu tempat tertentu. Bukan hanya untuk menentukan sifat-sifat
fisika tanah, akan tetapi perlu mengetahui klasifikasi tanah suatu titik pegamatan.
Pegambilan contoh tanah untuk menetapkan sifat-sifat fisik tanah bertujuan
mengetahui sifat fisik tanah.
Contoh tanah adalah suatu volume massa tanah yang diambil dari suatu bagian
tubuh tanah (horizon/lapisan/solum) dengan sifat-sifat yang akan diteliti. Sifat-
sifat fisika tanah, dapat kita analisis meaui dua aspek, yaitu fraksinasi. Mencari
atau mengetahui sifat fisik tanah, kita dapat menggunakan pengambilan contoh
tanah dengan 3 cara yaitu : pengambilan dalam keadaan agregat atau tanah utuh,
pengambilan tanah tidak utuh atau terganggu.
Banyak faktor yang mempengaruhi proses pembentukan tanah tetapi hanya ada
lima faktor yang dianggap paling penting yaitu (1) Iklim, (2) Organisme, (3)
Bahan Induk, (4) Topografi, dan (5) Waktu. Dalam proses pembentukan tanah
pengaruh kelima faktor tersebut bersifat simutan, bukan parsial. Pengambilan
contoh tanah merupak tahap awal dan terpenting dalam program uji tanah di
laboratorium (Zulmasrikail, 2017).
I.4 Alat
1. Cangkul
2. Goni / karung
3. Sekop
4. Penggaris
I.5 Bahan
Tanah agregat utuh
Tanah Komposit
I.6 Cara Kerja
Pengambilan Contoh Tanah Utuh
1. Tentukan lokasi sesuai dengan syarat pengambilan contoh tanah .
2. Ukur tanah yang akan diambil yaitu 20 cm x 20 cm x 20 cm.
3. Gali dan buang tanah yang ada di samping contoh tanah yang diambil dengan
hati-hati.
4. Ambil contoh tanah dengan hati-hati dengan cara memotong bagian bawah
tanah. Usahakan agar agregatnya tanah tetap utuh.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://eprints.uny.ac.id/
64033/4/03.BAB
%2520II.pdf&ved=2ahUKEwigw5DOqZjwAhXHqksFHX3rBOAQFjABegQIAx
AG&usg=AOvVaw2CMS1TzOHeRhOtPwFJUamx&cshid=1619317591101
II.1 Tujuan
Tujuan praktikum tekstur tanah adalah untuk mengetahui dan menentukan kelas
tekstur pada tanah secara tepa dan sebagai bahan informasi dalam menentukan
tanaman budidaya pada daerah itu atau tanaman apa yang cocok pada jenis tekstur
tersebut.
II.2 Tempat dan Tanggal
Tempat : Laboratorium STIPAP Medan
Tanggal : Rab, 14 April 2021
II.3 Tinjauan Pustaka
Tekstur merupakan sifat kasar-halusnya tanah dalam percobaan yang ditentukan
oleh perbandingan banyaknya zarah-zarah tunggal tanah dari berbagai kelompok
ukuran, terutama perbandingan antara fraksi-fraksi lempung, debu, dan pasir
berukuran 2 mm ke bawah. Tanah terdiri dari butir-butir yang berbeda dalam
ukuran dan bentuk, sehingga diperlukan istilah-istilah khusus yang memberikan
ide tentang sifat teksturnya dan akan memberikan petunjuk tentang sifat fisiknya.
Untuk ini digunakan nama kelas seperti pasir, debu, liat dan lempung. Nama kelas
dan klasifikasinya ini, merupakan hasil riset bertahun-tahun dan lambat laun
digunakan sebagai patokan. Tiga golongan pokok tanah yang kini umum dikenal
adalah pasir, liat dan lempung. Tekstur tanah adalah pembagian ukuran butir
tanah. Butir-butir yang paling kecil adalah butir liat, diikuti oleh butir debu (silt),
pasir, dan kerikil. Selain itu, ada juga tanah yang terdiri dari batu-batu. Sifat fisik
tanah ditentukan oleh permukaan butiran tanah, sifat-sifat kimia dari butiran dan
kandungan bahan organik. Butiran-butiran yang menyusun tanah mempunyai
ukuran yang berbeda-beda. Perbedaan ukuran dan jumlah butiran tersebut sangat
mempengaruhi tekstur tanah (Sarah Dwi Yustiani, 2016).
Tabel 1. Penetapan tekstur secara perasaan di lapangan
No
Kelas Tekstur Kriteria Pengamatan
.
1. Pasir Rasa kasar jelas, tidak dapat membentuk bola serata
gulungan, dan tidak melekat.
2. Pasir Rasa kasar jelas, dapat membentuk bola serta
Berlempung mudah sekali hancur, dan sedikit melekat.
3. Lempung Rasa kasar agak jelas, membentuk bola agak keras,
Berpasir mudah hancur dan melekat.
4. Lempung Rasa tidak kasar dan tidak licin, membentuk bola
teguh, dapat sedikit digulung dengan permukaan
mengkilat dan melekat.
5. Debu Rasa licin sekali, membentuk bola teguh, dan
permukaan mengkilat dan agak lekat.
6. Lempung Rasa agak kasar, dalam keadaan kekeringan
Berliat membentuk bola agak teguh, dapat membentuk
gulungan tetapi jika dipijit mudah hancur, dan
memekatnya sedang.
7. Lempung Liat Rasa agak kasar agak jelas, dalam keadaan
Berpasir kekeringan membentuk bola agak teguh, dapat
membentuk gulungan yang mudah hancur jika
dipijit, dan lekat
8. Lempung Liat Rasa licin jelas, membentuk bola teguh, gulungan
Berdebu mengkilat dan melekat.
9. Liat Berpasir Rasa licin agak jelas, dapat membentuk bola dalam
keadaan kering, sukar dipijit, mudah digulung serta
melekat sekali.
10. Liat Berdebu Rasa agak licin, dapat membentuk bola dalam
keadaan kering, sukar dipijit, mudah digulung serta
melekat sekali.
11. Liat Rasa berat, membentuk bola baik, serta melekat
sekali.
12. Liat Berat Rasa berat sekali, membentuk bola serta melekat.
II.4 Alat
1. Pisau Pandu
2. Botol semprot
3. Kain lap
II.5 Bahan
Bahan yang digunakan untuk praktikum ini adalah air dan tanah utuh.
II.8 Pembahasan
Dari hasil praktikum penetapan tekstur tanah yang telah dilakukan, maka
didapatkan tekstur tanah “Lempung berliat”. Tanah lempung berliat mempunyai
ciri-ciri rasa lekat agak jelas, dapat membentuk bola dalam keadaan kering, sukar
dipijit, mudah digulung serta agak lekat. Rasa dominan tanah lempung berliat
adalah melekat, dan ketika tanah dibentuk menjadi bola dengan cara
menggulungnya diantara ibu jari dan jari telunjuk agar diperoleh permukaan yang
berlumpur maka didapatkan permukaan yang berlumpur kilap dengan bebrapa
partikel kasar muncul.
Tekstur tanah menunjukkan kasar atau halusnya suatu tanah. Teristimewa tekstur
merupakan perbandingan relatif pasir, debu dan liat atau kelompok partikel
dengan ukuran lebih kecil dari kerikil (diameternya kurang dari 2 milimeter). Pada
beberapa tanah, kerikil, batu dan batuan induk dari lapisan-lapisan tanah yang ada
juga mempengaruhi tekstur dan mempengaruhi penggunaan tanah.
Tanah yang didominasi pasir akan banyak mempunyai pori-pori makro, tanah
yang didominasi debu akan mempunyai pori-pori meso (sedang), sedangkan
didominasi liat akan banyak mempunyai pori-pori mikro. Hal ini berbanding
terbalik dengan luas permukaan yang terbentuk, luas permukaan mencerminkan
luas situs yang dapat bersentuhan dengan air, energi atau bahan lain, sehingga
makin dominan fraksi pasir akan makin kecil daya tahannya untuk menahan tanah
(Sarah Dwi Yustiani, 2016).
Tekstur tanah berpengaruh terhadap ketersediaan air yang ada di dalam tanah,
semakin besar maka akan semakin porus. Semakin akar akan mudah melakukan
penetrasi. Untuk mengetahui peranan tekstur tanah bagi ketersediaan air, untuk
hara dan pertumbuhan tanaman, maka pentingnya dilakukan pengamatan tekstur
tanah ini. Sehingga jika kita bisa memahami dan mengetahui berbagai macam
tekstur tanah itu sendiri, sehingga akan menjadi optimal.
Keadaan tekstur tanah sangat berpengaruh terhadap keadaan sifat-sifat tanah yang
lain seperti struktur tanah, permeabilitas tanah, porositas dan lain-lain. Tekstur
tanah juga sangat berpengaruh bagi kesuburan tanah. Kesuburan tanah ditentukan
oleh tekstur tanah yang memiliki komposisi faraksi yang ideal. Dengan demikian,
tanah yang subur akan berpengaruh banyak terhadap pertumbuhan dan kesuburan
tanaman karena tekstur menentukan cepat lambatnya air meresap (daya serap air)
ke dalam pori-pori tanah, besarnya aerasi, infiltrasi, perlokasi, ketersediaan udara
dan unsur hara untuk respirasi tanaman dan dapat mempengaruhi sistem perakaran
tanaman.
Adapun faktor yang dipengaruhi oleh tekstur tanah antara lain: Konsistensi,
Semakin liat suatu tekstur maka konsistensi akan semakin besar, sebaliknya jika
tekstur memiliki pori-pori yang renggang dan permukaan luas maka kosistensi
akan semakin kecil. Kadar air, semakin liat tekstur tanah maka air yang tersedia
akan semakin banyak didalamnya karena pada tekstur liat dapat mengikat air lebih
kuat dengn pori-porinya yang halus dan padat. Organisme, jika suatu tanah
memiliki tekstur liat maka organisme yang ada didalamnya akan sedikit karena
tekstur liat sangat padat dan sangat sulit ditembus, sebaliknya pada tekstur
lempung terdapat banyak organisme karena ketersediaan unsur haranya banyak
dan mudah ditembus. Perakaran, semakin liat tekstur tanah maka akan semakin
sulit untuk ditembus oleh perakaran tumbuhan. Pengolahan, semakin liat tekstur
tanah maka akan semakin sulit untuk diolah karena tekturnya padat ( Sarma,
2015).
II.9 Kesimpulan
Tekstur tanah yang didapatkan berdasarkan hasil praktikum adalah tanah
“lempung berliat” dengan ciri-ciri rasa agak lekat, diperoleh permukaan
berlumpur kilap dengan pertikel kasar yang muncul. tekstur tanah menunjukkan
kasar halusnya tanah.
DAFTAR PUSTAKA
Yustiani, Sarah. 2016. Laporan Tetap Analisis Tanah, Air, dan Tanaman Tekstur
Hidrometer. http://sarahyustiani.blogspot.com/2016/12/laporan-penetapan-
tekstur-tanah-di.html diakses tanggal 17 April 2021.
III.1 Tujuan
Tujuan praktikum adalah untuk mengetahui struktur tanah sebagai bahan dalam
menetapkan tingkat perkembangan tanah.
III.4 Alat
1. Penggaris
2. Pensil gambar
III.5 Bahan
Bahan yang digunakan untuk praktikum ini adalah contoh tanah agregat utuh.
III.8 Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan maka struktur tanah yang
didapatkan adalah gumpal bersudut (angular blocky). Struktur tanah yang
didapatkan berdasarkan besar kecilnya agregat, ukuran tinggi agregar dan bentuk
agregat dengan cara memecahkan tanah dengan jari sehingga terdapat agregat.
Struktur tanah merupakan karakteristik fisik tanah yang terbentuk dari komposisi
antara agregat (butir) tanah dan ruang antaragregat. Ruang antaragregat disebut
sebagai porus (jamak pori). Struktur tanah baik bagi perakaran apabila pori
berukuran besar (makropori) terisi udaradan pori berukuran kecil (mikropori)
terisi air.
Struktur tanah sangat penting untuk diketahui karena hal ini mempengaruhi
beberapa hal penting lain dalam pengolahan tanah. hal-hal tersebut dintaranya
adalah pergerakan air, ukuran, kemantapan agregat, konsistensi, erosi, dan
porositas. Porositas atau jumlah ruang pori yang terdapat didalam tanah
merupakan salah satu faktor yang dipengaruhi oleh struktur tanah. Semakin padat
dan keras struktur tanah maka porositasnya semakin sedikit dan berkurang
sebaliknya, semakin remahnya struktur tanah maka porositsnya semakin banyak.
Hal-hal tersebut merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan dalam
pengolahan tanah dalam jangka waktu yang lama (Deni Saputra, 2014).
III.9 Kesimpulan
Struktur tanah adalah gabungan dari butiran-butiran tanah karena adanya
penggumpalan partikel debu, liat dan pasir yang terikat satu sama lain oleh suatu
perekat yang berupa bahan-bahan organik, besi, oksida-oksida dll. Struktur tanah
yang didapatkan berdasarkan praktikum ini adalah tanah “Gumpal Bersudut (
Angular Blocky )”.
DAFTAR PUSTAKA
IV.1 Tujuan
Tujuan praktikum adalah untuk menentukan ketahanan massa tanah terhadap
remasan tekanan atau pijitan tangan.
Tanah-tanah yang mempunyai konsistensi baik umumnya mudah diolah dan tidak
melekat pada alat pengolah tanah. Penetapan konsistensi tanah dapat dilakukan
dalam tiga kondisi, yaitu : basah, lembab, dan kering. Konsistensi basah
merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah kering udara.
Oleh karena itu pentingnya mengetahui konsistensi. Tanah pada kondisi kadar air
tanah kering udara atau konsistensi tanah untuk mengetahui tanah tersebut layak
apa tidak untuk dikelola sebagai lahan pertanian. Konsistensi yang besar yaitu
pada keadaan paling kering yang disebabkan oleh adanya gaya kohesi konsistensi
sedang pada waktu keadaan lembab karena adanya gaya adhesi (Anash Fathullah,
2015).
Berdasarkan keadaan kandungan airnya, konsistensi tanah digolongkan menjadi:
1. Keadaan Basah
Derajat Ciri-ciri
Tidak lekat Tekanan dilepaskan, contoh tanah rapuh dan tidak
ada bahan yang melekat di jari.
Agak lekat Sewaktu dilepaskan, sebagian kecil tanah melekat
pada kedua jari.
Lekat Setelah dipijit, tanah melekat di kedua jari dan lebih
mudah memanjang daripada melepaskan diri.
Sangat lekat Setelah dipijit, tanah melekat kuat di kedua jari dan
putus sewaktu pijitan dilepaskan.
Tidak Plastis Tidak dapat berbentuk kawat.
Plastis Dapat berbentuk kawat, perlu sedikit tenaga untuk
merusaknya.
Sangat Plastis Dapat berbentuk kawat, perlu banyak tenaga untuk
merubah bentuknya.
2. Keadaan Lembab
Derajat Ciri-ciri
Lepas Butir-butir tanah lepas satu sama lainnya, teidak
terikat dan melekat dila ditahan.
Sangat Dengan sedikit tekanan mudah hancur, bila
Gambur digenggam mudah bergumpal, melekat bila ditekan.
Gembur Bila diremas dapat hancur, bila digenggam masa
tanah bergumpal.
Teguh Masa tanah terhadap remasan, hancur dengan
tekanan besar.
Sangat Teguh Masa tanah tahan terhadap remasan, tidak mudah
berubah bentuk.
Sangat Teguh Masa tanah sangat tahan terhadap remasan, bila
Sekali digengga, bentuk tidak berubah.
3. Keadaaan Kering
Derajat Ciri-ciri
Lepas Tanpa kohesi.
Lemah Sangat kurang melekat, dengan sedikit tekanan
dapat hancur menjadi butiran, kohesi kecil.
Agak Keras Agak tahan terhadap tekanan, dapat dihancurkan
dengan mudah oleh ibu jari dan telunjuk.
Keras Tahan terhadap tekanan, masa tanah dapat
dipatahkan dengan tangan (tidak dengan jari).
Sangat Keras Daya tahan sangat besar, agak sulit dipecahkan
dengan tangan, tidak dapat dipecahkan dengan jari.
Ekstrim keras Ekstrim, tahan terhadap tekanan, tidak dapat
dipecahkan dengan tangan.
Terdapat beberapa batas konsistensi diantaranya batas cair (BC) yang merupakan
kandungan lengas tanah pada soot tanah dapat mengalir tanpa tekanan dibawah
standar getaran. Batas lekat (BL) adalah kandungan lengas pada saat tanah masih
kering yang dibasahi secara perlahan dan mulai melekat pada logam. Batas gulung
(BG) adalah kandungan lengas pada mat keliatan mulai terasa dan tanah dapat
dibentuk sesuai dengan yang dikehendaki dan batas berubah warna (BBW) adalah
kandungan lengas tanah pada saat pasta mulai kering karena masih ada air kapiler
(Anash Fathullah, 2015).
IV.4 Alat
Alat yang digunakan adalah botol semprot.
IV.5 Bahan
Bahan yang digunakan untuk praktikum ini adalah contoh tanah dan air.
Konsistensi tanah merupakan kekuatan daya kohesi butir – butir tanah atau daya
adhesi butir – butir tanah dengan benda ain. Hal ini ditunjukan oleh daya tahan
tanah terhadap gaya yang akan mengubah bentuk. Tanah yang memilki
konsistensi yang baik umumnya mudah diolah dan tidak melekat pada alat
pengolah tanah. Oleh karena tanah dapat ditemukan dalam keadaan lembab, basah
atau kering maka penyifatan konsistensi tanah harus disesuaikan dengan keadaan
tanah tersebut.
IV.9 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil praktikum, konsistensi tanah
dalam keadaan basah derajatnya lekat, plastisitasnya (kekenyalan) plastis. Dalam
keadaan lembab, konsistensi tanah derajatnya sangat teguh sekali. Sedangkan
dalam keaadaan kering, konsistensi tanah memiliki derajat yang agak keras.
DAFTAR PUSTAKA
Fathullah, Anas. 2015. Laporan Penetapan Tekstur Tanah dan Konsistensi Dasar Ilmu
Tanah. https://anasfathullah.blogspot.com/2015/09/laporan-penetapan-tekstur-
tanah-dan.htmldiakses tanggal 17 April 2021.