Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN 

PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH


 

Disusun Oleh: 
FERY AFRIZAL
2001173

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN 


AGROBISNIS PERKEBUNAN MEDAN 
2021 
I. PENGAMBILAN CONTOH TANAH

I.1 Tujuan
Tujuan dari praktikum adalah diharapkan mahasiswa mengetahui teknik
pengambilan contoh tanah agregat utuh dan komposit dengan baik dan benar.
I.2 Tempat dan Tanggal
Tempat : Simalingkar B
Tanggal : Sel, 13 april 2021
I.3 Tinjauan Pustaka
Tanah adalah lapisan permukaan bumiyang berasal dari material indukyang telah
mengalami proses lanjut, karena perubahan alami di bawah pengaruh air, udara,
dan macam – macam organisme baik yang masih hidup maupun yang telah
mati.Tingkat perubahan terlihat pada komposisi, struktur dan warna hasil
pelapukan. (Dokuchaev, 1870)

Morfologi tanah dapat dilihat dari irisan tanah secara vertikal di lapangan. Pada
irisan vertikal pengambilan contoh tanah dapat diketahui berapa banyak lapisan
horizontal yang ada dalam tanah. Proses pengambilan suatu contoh tanah
merupakan satu hal penting yang dapat digunakan untuk mengetahui sifat-sifat
fisik tanah pada suatu tempat tertentu. Bukan hanya untuk menentukan sifat-sifat
fisika tanah, akan tetapi perlu mengetahui klasifikasi tanah suatu titik pegamatan.
Pegambilan contoh tanah untuk menetapkan sifat-sifat fisik tanah bertujuan
mengetahui sifat fisik tanah.
 Contoh tanah adalah suatu volume massa tanah yang diambil dari suatu bagian
tubuh tanah (horizon/lapisan/solum) dengan sifat-sifat yang akan diteliti.  Sifat-
sifat fisika tanah, dapat kita analisis meaui dua aspek, yaitu fraksinasi. Mencari
atau mengetahui sifat fisik tanah, kita dapat menggunakan pengambilan contoh
tanah dengan 3 cara yaitu : pengambilan dalam keadaan agregat atau tanah utuh,
pengambilan tanah tidak utuh atau terganggu.

Pengambilan contoh tanah merupakan tahapan penting untuk penetapan sifat-sifat


fisik tanah di laboratorium. Prinsipnya, hasil analisis sifat-sifat fisik tanah di
laboratorium harus dapat menggambarkan keadaan sesungguhnya sifat fisik tanah
di lapangan. Keuntungan penetapan sifat-sifat fisik tanah yang dilakukan di
laboratorium dapat dikerjakan lebih cepat, dan dalam jumlah contoh tanah relatif
lebih banyak. Kerugiannya adalah contoh tanah yang diambil di lapangan bersifat
destruktif, karena dapat merusak permukaan tanah, seperti terjadinya lubang bekas
pengambilan contoh tanah, cenderung menyederhanakan kompleksitas sistem
yang ada di dalam tanah, dan sebagainya.

Agregat-agregat dalam tanah selalu dalam tingkatan perubahan yang continue.


Pembasahan, pengeringan, pengolahan tanah, dan aktivitas biologis semuanya
berperan di dalam pengrusakan dan pembangunan agregat-agregat tanah. Struktur
lapisan oleh lapisan olah dipengaruhi oleh pengolahan praktis dan dimana aerasi
dan drainase membatasi pertumbuhan tanaman, sistem pertanaman yang mampu
menjaga kemantapan agregasi tanah akan memberikan hasil yang tinggi bagi
produksi tanaman.

Banyak faktor yang mempengaruhi proses pembentukan tanah tetapi hanya ada
lima faktor yang dianggap paling penting yaitu (1) Iklim, (2) Organisme, (3)
Bahan Induk, (4) Topografi, dan (5) Waktu.  Dalam proses pembentukan tanah
pengaruh kelima faktor tersebut bersifat simutan, bukan parsial.  Pengambilan
contoh tanah merupak tahap awal dan terpenting dalam program uji tanah di
laboratorium (Zulmasrikail, 2017).
I.4 Alat
1. Cangkul
2. Goni / karung
3. Sekop
4. Penggaris

I.5 Bahan
Tanah agregat utuh
Tanah Komposit
I.6 Cara Kerja
Pengambilan Contoh Tanah Utuh
1. Tentukan lokasi sesuai dengan syarat pengambilan contoh tanah .
2. Ukur tanah yang akan diambil yaitu 20 cm x 20 cm x 20 cm.
3. Gali dan buang tanah yang ada di samping contoh tanah yang diambil dengan
hati-hati.
4. Ambil contoh tanah dengan hati-hati dengan cara memotong bagian bawah
tanah. Usahakan agar agregatnya tanah tetap utuh.

Pengambilan Contoh Tanah Komposit


1. Tentukan lokasi pengambilan contoh tanah dengan metode syarat
pengambilan contoh tanah.
2. Tentukan tempat pengambilan contoh tanah dengan metode diagonal atau zig-
zag pada areal luas minimum 100 m2.
3. Bersihkan permukaan tanah dari rerumputan tanpa menghilangkan lapisan atas
tanah.
4. Pada tiap lokasi pada kedalaman 0-20 cm ambil lebih kurang 1 kg banyak
contoh per lokasi paling sedikit 10 contoh.
5. Campurkan tanah-tanah contoh tersebut menjadi satu dan merata.
6. Setelah tanah bercampur, ambil sebanyak 5 kg kemudian kering udarakan
selama seminggu.
7. Ayak dengan ayakan 10 mesh.
I.7 Hasil Pengamatan
pengambilan sampel tanah utuh adalah cara pengambilan sampel tanah agregat
utuh yang berasal dari daerah Simalingakar B.
I.8 Pembahasan
Berdasarkan pengamatan yang telah kami lakukan. Pengambilan contoh tanah
pengambilan yang dilakukan untuk mengetahui sifat fisik tanah, diantaranya
adalah tekstur, struktur, konsistensi tanah, dan yang lainnya. Pengambilan
contoh tanah juga diperlukan untuk mengetahui kadar lapisan-lapisan tanah dan
unsur yang ada di setiap lapisan tersebut. Pengambilan contoh tanah dibagi
menjadi dua cara, yaitu pengambilan contoh tanah agregat utuh dan
pengambilan contoh tanah komposit.

Pengambilan contoh tanah di laksanakan di simalingkar B. Vegetasi tanah pada


lokasi ini termasuk dalam vegetasi yang baik, karena bayaknya jenis tanaman di
areal tersebut. Penentuan lokasi pengambilan contoh tanah tersebut berdasarkan
syarat-syarat dalam penentuan lokasi pengambilan contoh tanah. Berikut adalah
syarat penentuan lokasi pengambilan tanah : 1) Bersifat alami, tanah belum
pernah dilakukan pembajakan menggunakan traktor; 2) Bukan bekas sampah dan
kotoran; 3) Tanah belum pernah dilakukan pemupukan; 4) Berjarak 50 m dari
jalan raya, sungai, perumahan, pergudangan, dan pabrik.
Pengambilan agregat utuh adalah tanah yang diambil harus berupa bongkahan
alami yang tidak mudah pecah dan tidak terintervensi oleh benda lain. Pertajukan
tanaman utama yang tumbuh pada suatu areal tertentu, jika berlapis dengan
tanaman penutup lahan dan serasah akan memberikan ketahanan berganda
terhadap pukulan butiran hujan yang jatuh ke permukaan tanah, selain berfungsi
menghalangi pukulan langsung air hujan kepermukaan tanah, vegetasi penutup
lahan juga menambah kandungan bahan organik tanah yang meningkatkan
resistensi terhadap erosi yang terjadi, untuk pencegahan erosi paling sedikit 70 %
lahan harus tertutup oleh vegetasi.

Cara pengambilan contoh tanah utuh yaitu pertama-pertama bersihkan permukaan


tanah dari rerumputan, kemudian ukur tanah yang akan diambil dengan ukuran
yang telah ditentukan yaitu 20 cmx 20 cm x 20 cm. Gali atau buang tanah yang
ada di samping tanah yang akan diambil contoh tanah. Lakukan hal tersebut
dengan hati-hati. Terakhir, Ambil contoh tanah dengan hati-hati dengan cara
memotong bagian bawah tanah dan usahakan tanah tetap utuh.

Cara pengambilan contoh tanah komposit adalah dengan menentukan lokasi


pengambilan contoh tanah. Metode yang digunakan dalam penentuan lokasi
pengambilan contoh tanah yaitu diagonal atau zig-zag pada areal luas minimum
100 m2. Bersihkan permukaan tanah dari rerumputan tanpa menghilangkan lapisan
atas tanah. Pada tiap lokasi pada kedalaman 0-20 cm ambil lebih kurang 1 kg.
Banyak sampel per lokasi paling sedikit 10 sampel. Campurkan tanah-tanah
terseebut menjadi satu dan merata. Setelah tanah tercampur, ambil sebanyak 5 kg
kemudian kering udarakan selama 1 minggu. Terakhir, ayak dengan ayakan 10
mesh. Pengambilan contoh tanah merupakan tahap awal dan terpenting dalam
program uji tanah di laboratorium.  Pengambilan contoh tanah ini bertujuan untuk
mengetahui sifat-sifat tanah pada suatu titik pengamatan.  Prinsipnya adalah hasil
analisis sifat fisik tanah dapat menggambarkan keadaan sesungguhnya sifat fisik
tanah di lapangan.
I.9 Kesimpulan
1. Pengambilan contoh tanah yang dimaksud adalah tanah agregat utuh dan tanah
komposit.
2. Tanah agregat utuh adalah tanah yang diambil masih dalam keadaan utuh,
belum rusak agregatnya serta dapat mewakili bentuk tanah di lapangan.
3. Tanah komposit (tanah campuran) adalah tanah yang pengambilannya berasal
dari beberapa contoh yang kemudian dicampurkan menjadi satu.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://eprints.uny.ac.id/
64033/4/03.BAB
%2520II.pdf&ved=2ahUKEwigw5DOqZjwAhXHqksFHX3rBOAQFjABegQIAx
AG&usg=AOvVaw2CMS1TzOHeRhOtPwFJUamx&cshid=1619317591101

Faradhila, Ajeng. 2017. Pengambilalan Contoh Tanah dan Penyandraan Profil


Tanah.https://ajengfaradhilamuninggar.files.wordpress.com/2017/11/
sainstanah_pengambilan-contoh-tanah-dan-penyandraan-profil-tanah_gol-j_kel-
3b.pdf diakses tanggal 17 April 2021.
II. PENETAPAN TEKSTUR TANAH

II.1 Tujuan
Tujuan praktikum tekstur tanah adalah untuk mengetahui dan menentukan kelas
tekstur pada tanah secara tepa dan sebagai bahan informasi dalam menentukan
tanaman budidaya pada daerah itu atau tanaman apa yang cocok pada jenis tekstur
tersebut.
II.2 Tempat dan Tanggal
Tempat : Laboratorium STIPAP Medan
Tanggal : Rab, 14 April 2021
II.3 Tinjauan Pustaka
Tekstur merupakan sifat kasar-halusnya tanah dalam percobaan yang ditentukan
oleh perbandingan banyaknya zarah-zarah tunggal tanah dari berbagai kelompok
ukuran, terutama perbandingan antara fraksi-fraksi lempung, debu, dan pasir
berukuran 2 mm ke bawah. Tanah terdiri dari butir-butir yang berbeda dalam
ukuran dan bentuk, sehingga diperlukan istilah-istilah khusus yang memberikan
ide tentang sifat teksturnya dan akan memberikan petunjuk tentang sifat fisiknya.
Untuk ini digunakan nama kelas seperti pasir, debu, liat dan lempung. Nama kelas
dan klasifikasinya ini, merupakan hasil riset bertahun-tahun dan lambat laun
digunakan sebagai patokan. Tiga golongan pokok tanah yang kini umum dikenal
adalah pasir, liat dan lempung. Tekstur tanah adalah pembagian ukuran butir
tanah. Butir-butir yang paling kecil adalah butir liat, diikuti oleh butir debu (silt),
pasir, dan kerikil. Selain itu, ada juga tanah yang terdiri dari batu-batu. Sifat fisik
tanah ditentukan oleh permukaan butiran tanah, sifat-sifat kimia dari butiran dan
kandungan bahan organik.  Butiran-butiran yang menyusun tanah mempunyai
ukuran yang berbeda-beda.  Perbedaan ukuran dan jumlah butiran tersebut sangat
mempengaruhi tekstur tanah (Sarah Dwi Yustiani, 2016).
Tabel 1. Penetapan tekstur secara perasaan di lapangan
No
Kelas Tekstur Kriteria Pengamatan
.
1. Pasir Rasa kasar jelas, tidak dapat membentuk bola serata
gulungan, dan tidak melekat.
2. Pasir Rasa kasar jelas, dapat membentuk bola serta
Berlempung mudah sekali hancur, dan sedikit melekat.
3. Lempung Rasa kasar agak jelas, membentuk bola agak keras,
Berpasir mudah hancur dan melekat.
4. Lempung Rasa tidak kasar dan tidak licin, membentuk bola
teguh, dapat sedikit digulung dengan permukaan
mengkilat dan melekat.
5. Debu Rasa licin sekali, membentuk bola teguh, dan
permukaan mengkilat dan agak lekat.
6. Lempung Rasa agak kasar, dalam keadaan kekeringan
Berliat membentuk bola agak teguh, dapat membentuk
gulungan tetapi jika dipijit mudah hancur, dan
memekatnya sedang.
7. Lempung Liat Rasa agak kasar agak jelas, dalam keadaan
Berpasir kekeringan membentuk bola agak teguh, dapat
membentuk gulungan yang mudah hancur jika
dipijit, dan lekat
8. Lempung Liat Rasa licin jelas, membentuk bola teguh, gulungan
Berdebu mengkilat dan melekat.
9. Liat Berpasir Rasa licin agak jelas, dapat membentuk bola dalam
keadaan kering, sukar dipijit, mudah digulung serta
melekat sekali.
10. Liat Berdebu Rasa agak licin, dapat membentuk bola dalam
keadaan kering, sukar dipijit, mudah digulung serta
melekat sekali.
11. Liat Rasa berat, membentuk bola baik, serta melekat
sekali.
12. Liat Berat Rasa berat sekali, membentuk bola serta melekat.
II.4 Alat
1. Pisau Pandu
2. Botol semprot
3. Kain lap
II.5 Bahan
Bahan yang digunakan untuk praktikum ini adalah air dan tanah utuh.

II.6 Cara Kerja


1. Ambil sedikit tanah utuh, kemudian basahi sedikit dan jangan sampai jenuh
air. Pijit antara ibu jari dan jari telunjuk serta sesuaikan dengan kriteria yang
terdapat dalam table 1.
2. Lakukan beberapa kali percobaan untuk beberapa permukaan tanah dan
kedalaman tanah.

II.7 Hasil Pengamatan


Setelah dilakukan pengamatan dan cara kerja dilapangan maka dapat ditentukan
pada penetapan tekstur tanah hasilnya kelas tekstur tersebut adalah lempung
berliat, karena memiliki kriteria pengamatan rasa agak kasar, dalam keadaan
kering dan dapat membentuk gulungan tetapi jika di pijit menggunakan ibu jari
bisa hancur, dan daya lekat nya sedang.

II.8 Pembahasan
Dari hasil praktikum penetapan tekstur tanah yang telah dilakukan, maka
didapatkan tekstur tanah “Lempung berliat”. Tanah lempung berliat mempunyai
ciri-ciri rasa lekat agak jelas, dapat membentuk bola dalam keadaan kering, sukar
dipijit, mudah digulung serta agak lekat. Rasa dominan tanah lempung berliat
adalah melekat, dan ketika tanah dibentuk menjadi bola dengan cara
menggulungnya diantara ibu jari dan jari telunjuk agar diperoleh permukaan yang
berlumpur maka didapatkan permukaan yang berlumpur kilap dengan bebrapa
partikel kasar muncul.
Tekstur tanah menunjukkan kasar atau halusnya suatu tanah. Teristimewa tekstur
merupakan perbandingan relatif pasir, debu dan liat atau kelompok partikel
dengan ukuran lebih kecil dari kerikil (diameternya kurang dari 2 milimeter). Pada
beberapa tanah, kerikil, batu dan batuan induk dari lapisan-lapisan tanah yang ada
juga mempengaruhi tekstur dan mempengaruhi penggunaan tanah.
Tanah yang didominasi pasir akan banyak mempunyai pori-pori makro, tanah
yang didominasi debu akan mempunyai pori-pori meso (sedang), sedangkan
didominasi liat akan banyak mempunyai pori-pori mikro. Hal ini berbanding
terbalik dengan luas permukaan yang terbentuk, luas permukaan mencerminkan
luas situs yang dapat bersentuhan dengan air, energi atau bahan lain, sehingga
makin dominan fraksi pasir akan makin kecil daya tahannya untuk menahan tanah
(Sarah Dwi Yustiani, 2016).

Tekstur tanah berpengaruh terhadap ketersediaan air yang ada di dalam tanah,
semakin besar maka akan semakin porus. Semakin akar akan mudah melakukan
penetrasi. Untuk mengetahui peranan tekstur tanah bagi ketersediaan air, untuk
hara dan pertumbuhan tanaman, maka pentingnya dilakukan pengamatan tekstur
tanah ini. Sehingga jika kita bisa memahami dan mengetahui berbagai macam
tekstur tanah itu sendiri, sehingga akan menjadi optimal.

Keadaan tekstur tanah sangat berpengaruh terhadap keadaan sifat-sifat tanah yang
lain seperti struktur tanah, permeabilitas tanah, porositas dan lain-lain. Tekstur
tanah juga sangat berpengaruh bagi kesuburan tanah. Kesuburan tanah ditentukan
oleh tekstur tanah yang memiliki komposisi faraksi yang ideal. Dengan demikian,
tanah yang subur akan berpengaruh banyak terhadap pertumbuhan dan kesuburan
tanaman karena tekstur menentukan cepat lambatnya air meresap (daya serap air)
ke dalam pori-pori tanah, besarnya aerasi, infiltrasi, perlokasi, ketersediaan udara
dan unsur hara untuk respirasi tanaman dan dapat mempengaruhi sistem perakaran
tanaman. 
Adapun faktor yang dipengaruhi oleh tekstur tanah antara lain: Konsistensi,
Semakin liat suatu tekstur maka konsistensi akan semakin besar, sebaliknya jika
tekstur memiliki pori-pori yang renggang dan permukaan luas maka kosistensi
akan semakin kecil. Kadar air, semakin liat tekstur tanah maka air yang tersedia
akan semakin banyak didalamnya karena pada tekstur liat dapat mengikat air lebih
kuat dengn pori-porinya yang halus dan padat. Organisme, jika suatu tanah
memiliki tekstur liat maka organisme yang ada didalamnya akan sedikit karena
tekstur liat sangat padat dan sangat sulit ditembus, sebaliknya pada tekstur
lempung terdapat banyak organisme karena ketersediaan unsur haranya banyak
dan mudah ditembus. Perakaran, semakin liat tekstur tanah maka akan semakin
sulit untuk ditembus oleh perakaran tumbuhan. Pengolahan, semakin liat tekstur
tanah maka akan semakin sulit untuk diolah karena tekturnya padat ( Sarma,
2015).
II.9 Kesimpulan
Tekstur tanah yang didapatkan berdasarkan hasil praktikum adalah tanah
“lempung berliat” dengan ciri-ciri rasa agak lekat, diperoleh permukaan
berlumpur kilap dengan pertikel kasar yang muncul. tekstur tanah menunjukkan
kasar halusnya tanah.
DAFTAR PUSTAKA

Yustiani, Sarah. 2016. Laporan Tetap Analisis Tanah, Air, dan Tanaman Tekstur
Hidrometer. http://sarahyustiani.blogspot.com/2016/12/laporan-penetapan-
tekstur-tanah-di.html diakses tanggal 17 April 2021.

Yohani, Sarma. 2015. Laporan Tekstur Tanah.


https://yohanissarmaidiot.blogspot.com/2015/12/i.htmldiakses tanggal 17 April
2021.
III. PENETAPAN STRUKTUR TANAH

III.1 Tujuan
Tujuan praktikum adalah untuk mengetahui struktur tanah sebagai bahan dalam
menetapkan tingkat perkembangan tanah.

III.2 Tempat dan Tanggal


Kegiatan praktikum Kesuburan Tanah mengenai “Penetapan Struktur Tanah”
dilaksanakan pada hari Senin, 12 April 2021 di Laboratorium Kimia, Sekolah
Tinggi Ilmu Pertanian Agrobisnis Perkebunan, Medan.

III.3 Tinjauan Pustaka


Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah. Gumpalan ini
terjadi karena butir-butir pasir, debu dan lempung terikat satu sama lain oleh suatu
perekat seperti bahan organik, oksida-oksida besi dan lain-lain. Gumpalan-
gumpalan kecil ini mempunyai bentuk, ukuran dan kemantapan yang berbeda-
beda.  Tanah yang dikatakan tidak berstruktur bila butir-butir tanah tidak melekat
satu sama lain (disebut lepas, misalnya tanah pasir) atau yang saling melekat
menjadi satu satuan yang padu (kompak) dan disebut massive atau pejal (Deni
Saputra, 2014).

Struktur tanah digunakan untuk menunjukkan ukuran partikel – partikel tanah


seperti pasir, debu dan liat yang membentuk agregat satu dengan yang lainnya
yang dibatasi oleh bidang belah alami yang lemah. Agregat yang terbentuk secara
alami disebut ped. Struktur yang dapat memodifikasi pengaruh tekstur tanah
dalam hubungannya dengan kelembaban porositas, tersedia unsur hara, kegiatan
jasad hidup dan pengaruh permukaan air. Tanah dengan struktur baik mempunyai
tata udara yang baik, unsur – unsur hara lebih mudah tersedia dan mudah diolah.
Struktur tanah yang baik adalah yang bentuknya membulat sehingga tidak dapat
bersinggungan dengan rapat, akibatnya pori – pori tanah banyak terbentuk (Deni
Saputra, 2014).
Menurut Taufiqullah (2020), berdasarkan bentuknya, maka struktur tanah
dibedakan menjadi:
1. Lempeng (Platy)
Yaitu bentuk struktur tanah jika sumbu vertikal struktur tanah lebih pendek
dari sumbu horizontal.
2. Prismatik
Yaitu jika struktur tanah memiliki sumbu vertikal lebih panjang dari sumbu
horizontal dan sisi atas tidak membulat.
3. Tiang (Columnar)
Yaitu jika struktur tanah memiliki sumbu vertikal lebih panjang dari sumbu
horizontal dan sisi-sisi atas membulat.
4. Gumpal Bersudut (Angular Blocky)
Yaitu jika struktur tanah memiliki sumbu vertikal sama dengan sumbu
horizontal dan sisisisi membentuk sudut tajam.
5. Gumpal Membulat (Subangular Blocky)
Yaitu jika struktur tanah memiliki sumbu vertikal sama dengan sumbu
horizontal dan sisisisi membentuk sudut membulat.
6. Butiran (Granular)
Yaitu jika struktur tanah membulat, atau banyak sisi. Masing-masing butir ped
tidak porous.
7. Remah (Crumb)
Yaitu jika struktur tanah membulat atau banyak sisi, sangat porous.

III.4 Alat
1. Penggaris
2. Pensil gambar

III.5 Bahan
Bahan yang digunakan untuk praktikum ini adalah contoh tanah agregat utuh.

III.6 Cara Kerja


1. Ambil segumpal tanah (lembab) kira kira 10 cm.
2. Pecahkan lah dengan jari sehingga terdapat agregat.
3. Akurkanlah sifat sifat agregat tersebut terhadap bentuk, Ukuran dan jelas
tidaknya bentuk struktur.
4. Jelaskan dan identifikasikan macam macam struktur tanah yang anda teliti.
III.7 Hasil Pengamatan
Pengamatan yang dilakukan terhadap besar kecilnya agregat, ukuran tinggi
agregat dan bentuk agregat maka didapatkan struktur tanah “gumpal bersudut (
angular blocky )”.

III.8 Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan maka struktur tanah yang
didapatkan adalah gumpal bersudut (angular blocky). Struktur tanah yang
didapatkan berdasarkan besar kecilnya agregat, ukuran tinggi agregar dan bentuk
agregat dengan cara memecahkan tanah dengan jari sehingga terdapat agregat.

Struktur tanah merupakan karakteristik fisik tanah yang terbentuk dari komposisi
antara agregat (butir) tanah dan ruang antaragregat. Ruang antaragregat disebut
sebagai porus (jamak  pori). Struktur tanah baik bagi perakaran apabila pori
berukuran besar (makropori) terisi udaradan pori berukuran kecil (mikropori)
terisi air.

Sruktur tanah merupakan gumpalan-gumpalan kecil dari butiran-butiran atanah.


Gumpalan ini terjadi karena butir-butir pasir, debudan liat terikat satu sama lain
oleh perekat seperti : bahan organic, oksida besi dll.. Secara awam istilah struktur
tanah digunakan untuk menggambarkan tingkat kesarangan antar partikel tanah.
Bila suatu tanah mempunyai tingkat ikatan partikel yang sarang, maka biasa
disebut struktur longgar, dan jika sebaliknya maka disebut struktur mampat.
Struktur tanah merupakan satu kesatuan dengan tekstur dan konsistensi tanah.
Struktur tanah juga merupakan interaksi dari faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Beberapa faktor yang mempengaruhi struktur tanah anatara
lain yaitu :
1. Bahan Induk
Variasi penyusun tanah tersebut mempengaruhi pembentukan agregat-agregat
tanah serta kemantapan yang terbentuk. Kandungan liat menentukan dalam
pembentukan agregat, karena liat berfungsi sebagai pengikat yang diabsorbsi
pada permukaan butiran pasir dan setelah dihidrasi tingkat reversiblenya sangat
lambat. Kandungan liat > 30% akan berpengaruh terhadap agregasi,
sedangakan kandungan liat < 30% tidak berpengaruh terhadap agregasi.
2. Bahan Organik Tanah
Bahan organik tanah merupakan bahan pengikat setelah mengalami pencucian.
Pencucian tersebut dipercepat dengan adanya organisme tanah. Sehingga bahan
organik dan organisme di dalam tanah saling berhubungan erat.
3. Tanaman
Tanaman pada suatu wilayah dapat membantu pembentukan agregat yang
mantap. Akar tanaman dapat menembus tanah dan membentuk celah-celah.
Disamping itu dengan adanya tekanan akar, maka butir-butir tanah semakin
melekat dan padat. Selain itu celah-celah tersebut dapat terbentuk dari air yang
diserp oleh tnaman tesebut.
4. Organisme Tanah
Organisme tanah dapat mempercepat terbentuknya agregat. Selain itu juga
mampu berperan langsung dengan membuat lubang dan menggemburkna
tanaman.Secara tidak langsung merombak sisa-sisa tanaman yang setelah
dipergunakan akan dikeluarlan lagi menjadi bahan pengikat tanah.
5. Waktu
Waktu menentukan semua faktor pembentuk tanah berjalan. Semakin lama
waktu berjalan, maka agregat pada tanah semakin mantap.
6. Iklim
Iklim berpengaruh terhadap proses pengeringan, pembasahan, pembekuan,
pencairan. Iklim merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap
pembentukan agregat tanah.

Struktur tanah sangat penting untuk diketahui karena hal ini mempengaruhi
beberapa hal penting lain dalam pengolahan tanah. hal-hal tersebut dintaranya
adalah pergerakan air, ukuran, kemantapan agregat, konsistensi, erosi, dan
porositas. Porositas atau jumlah ruang pori yang terdapat didalam tanah
merupakan salah satu faktor yang dipengaruhi oleh struktur tanah. Semakin padat
dan keras struktur tanah maka porositasnya semakin sedikit dan berkurang
sebaliknya, semakin remahnya struktur tanah maka porositsnya semakin banyak.
Hal-hal tersebut merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan dalam
pengolahan tanah dalam jangka waktu yang lama (Deni Saputra, 2014).

III.9 Kesimpulan
Struktur tanah adalah gabungan dari butiran-butiran tanah karena adanya
penggumpalan partikel debu, liat dan pasir yang terikat satu sama lain oleh suatu
perekat yang berupa bahan-bahan organik, besi, oksida-oksida dll. Struktur tanah
yang didapatkan berdasarkan praktikum ini adalah tanah “Gumpal Bersudut (
Angular Blocky )”.

DAFTAR PUSTAKA

Taufiqullah. 2020. Jenis-jenis Struktur Tanah. https://www.tneutron.net/blog/jenis-


jenis-struktur-tanah/diakses tanggal 17 April 2021.

Saputra, Deni. 2014. Laporan Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah: Struktur


Tanah.http://denisaputra22.blogspot.com/2014/04/acara-iv-struktur-tanah-
abstraksi.htmldiakses tanggal 17 April 2021.
IV. PENETAPAN KONSISTENSI TANAH

IV.1 Tujuan
Tujuan praktikum adalah untuk menentukan ketahanan massa tanah terhadap
remasan tekanan atau pijitan tangan.

IV.2 Tempat dan Tanggal


Kegiatan praktikum Kesuburan Tanah mengenai “Penetapan Konsistensi Tanah”
dilaksanakan pada hari Senin, 12 April 2021 di Laboratorium Kimia, Sekolah
Tinggi Ilmu Pertanian Agrobisnis Perkebunan, Medan.

IV.3 Tinjauan Pustaka


Konsistensi tanah menunjukkan derajat kohesi dan adhesi diantara partikel-
partikel tanah. Tanah-tanah yang mempunyai konsistensi yang baik umumnya
mudah diolah dan tidak melekat pada alat pengolahan tanah. Oleh karena itu tanah
dapat ditemukan dalam keadaan basah, lembab, dan kering, maka penyifatan
konsistensi tanah harus disesuaikan dengan keadaan tanah tersebut. Konsistensi
tanah dapat ditentukan secara kualitatif dan kuantitatif. Secara kualitatif dilakukan
dengan cara memijat dan memirit-miritkan atau membuat bulatan atau gulungan.
Sedangkan secara kuantitatif dilakukan dengan cara penentuan angka atterberg.

Tanah-tanah yang mempunyai konsistensi baik umumnya mudah diolah dan tidak
melekat pada alat pengolah tanah. Penetapan konsistensi tanah dapat dilakukan
dalam tiga kondisi, yaitu : basah, lembab, dan kering. Konsistensi basah
merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah kering udara.
Oleh karena itu pentingnya mengetahui konsistensi. Tanah pada kondisi kadar air
tanah kering udara atau konsistensi tanah untuk mengetahui tanah tersebut layak
apa tidak untuk dikelola sebagai lahan pertanian. Konsistensi yang besar yaitu
pada keadaan paling kering yang disebabkan oleh adanya gaya kohesi konsistensi
sedang pada waktu keadaan lembab karena adanya gaya adhesi (Anash Fathullah,
2015).
Berdasarkan keadaan kandungan airnya, konsistensi tanah digolongkan menjadi:
1. Keadaan Basah
Derajat Ciri-ciri
Tidak lekat Tekanan dilepaskan, contoh tanah rapuh dan tidak
ada bahan yang melekat di jari.
Agak lekat Sewaktu dilepaskan, sebagian kecil tanah melekat
pada kedua jari.
Lekat Setelah dipijit, tanah melekat di kedua jari dan lebih
mudah memanjang daripada melepaskan diri.
Sangat lekat Setelah dipijit, tanah melekat kuat di kedua jari dan
putus sewaktu pijitan dilepaskan.
Tidak Plastis Tidak dapat berbentuk kawat.
Plastis Dapat berbentuk kawat, perlu sedikit tenaga untuk
merusaknya.
Sangat Plastis Dapat berbentuk kawat, perlu banyak tenaga untuk
merubah bentuknya.

2. Keadaan Lembab
Derajat Ciri-ciri
Lepas Butir-butir tanah lepas satu sama lainnya, teidak
terikat dan melekat dila ditahan.
Sangat Dengan sedikit tekanan mudah hancur, bila
Gambur digenggam mudah bergumpal, melekat bila ditekan.
Gembur Bila diremas dapat hancur, bila digenggam masa
tanah bergumpal.
Teguh Masa tanah terhadap remasan, hancur dengan
tekanan besar.
Sangat Teguh Masa tanah tahan terhadap remasan, tidak mudah
berubah bentuk.
Sangat Teguh Masa tanah sangat tahan terhadap remasan, bila
Sekali digengga, bentuk tidak berubah.
3. Keadaaan Kering
Derajat Ciri-ciri
Lepas Tanpa kohesi.
Lemah Sangat kurang melekat, dengan sedikit tekanan
dapat hancur menjadi butiran, kohesi kecil.
Agak Keras Agak tahan terhadap tekanan, dapat dihancurkan
dengan mudah oleh ibu jari dan telunjuk.
Keras Tahan terhadap tekanan, masa tanah dapat
dipatahkan dengan tangan (tidak dengan jari).
Sangat Keras Daya tahan sangat besar, agak sulit dipecahkan
dengan tangan, tidak dapat dipecahkan dengan jari.
Ekstrim keras Ekstrim, tahan terhadap tekanan, tidak dapat
dipecahkan dengan tangan.

Terdapat beberapa batas konsistensi diantaranya batas cair (BC) yang merupakan
kandungan lengas tanah pada soot tanah dapat mengalir tanpa tekanan dibawah
standar getaran. Batas lekat (BL) adalah kandungan lengas pada saat tanah masih
kering yang dibasahi secara perlahan dan mulai melekat pada logam. Batas gulung
(BG) adalah kandungan lengas pada mat keliatan mulai terasa dan tanah dapat
dibentuk sesuai dengan yang dikehendaki dan batas berubah warna (BBW) adalah
kandungan lengas tanah pada saat pasta mulai kering karena masih ada air kapiler
(Anash Fathullah, 2015).

IV.4 Alat
Alat yang digunakan adalah botol semprot.

IV.5 Bahan
Bahan yang digunakan untuk praktikum ini adalah contoh tanah dan air.

IV.6 Cara Kerja


1. Contoh tanah yang berkadar air lebih dari kapasitas lapang dipijit antara ibu
jari dan jari telunjuk. Tentukan konsistensi basah yaitu kelekatan dan
plastisitasnya dengan memilin tanah antara ibu jari dan jari telunjuk.
2. Remaslah contoh tanah lembab dengan telapak tangan, dan tentukan
konsistensinya yaitu mengamati ketahannan terhadap remasan.
3. Remaslah contoh tanah kering dan tekan dengan telapak tangan, dan tentukan
konsistensi dengan mengamati ketahanannya terhadap penekanan oleh telapak
tangan.
IV.7 Hasil Pengamatan
Setelah dilakukan pengamatan dan cara kerja maka dapatdi tentukan penetapan
konsistensi adalah sebagai berikut.

A. KONSISTENSI DALAM KEADAAN BASAH


1. Kelekatan
 Agak lekat, karena sewaktu dilepaskan, sebagian kecil tanah melekaat
pada kedua jari
 Lekat, karena setelah dipijit, tanahmelekat kedua jari dan lebih mudah
memanjang daripada melepaskan diri
2. Plastisitas (kekenyalan)
 Plastis karena dapat berbentuk kawat, perlu seedikit tenaga untuk
merusaknya.
B. KONSISTENSI DALAM KEADAAN LEMBAB
1. Teguh, karena masa tanah tahan terhadap remasan, hancur dengan
tekanaan besar
2. Sangat teguh, karena massa tanahsangat tahan terhadap remasan, tidak
mudah berubah bentuk
C. KONSISTENSI DALAM KEADAAN KERING
1. Agak keras, karena agak tahan terhadap tekanan dapat dihancurkan dengan
mudah oleh ibu jari dan telunjuk
2. Sangat keras, karena daya tahan sangat besar,agak sulit dipecahkan dengan
jari
IV.8 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan praktikum ini, konsistensi tanah dalam keadaan
basah derajatnya lekat dan plastis. Untuk konsistensi tanah dalam keadaan lembab
menunjukkan derajat sangat teguh. Sedangkan untuk konsistensi tanah dalam
keadaan kering, tanah menunjukkan agak keras. Konsistensi tanah yang
menunjukkan derajat lekat dan plastis mempunyai ciri-ciri setelah dipijit, tanah
melekat di kedua jari dan lebih mudah memanjang daripada melepaskan diri dan
tidak dapat berbentuk kawat. Konsistensi tanah yang menunjukkan derajat teguh
sekali memiliki ciri-ciri masa tanah sangat tahan terhadap remasan, bila digengga,
bentuk tidak berubah. Sedangkan untuk konsistensi tanah yang menunjukkan
derajat keras memiliki ciri-ciri tahan terhadap tekanan, masa tanah dapat
dipatahkan dengan tangan (tidak dengan jari). Konsistensi menyatakan daya tanah
melawan kakas tusuk , deformasi atas kakas pematahan.
Konsistensi tanah merupakan ungkapan mekanik daya ikat antar zarah tanah yang
berkaitan dengan tingkat dan macam kohesi dan adhesi ini berarti konsistensi
dipengaruhi oleh kadar air tanah. Istilah konsistensi tanah menunjukkan pada tarik
menarik antar jarak tanah dalam suatu massa tanah atau menunjuk pada
ketahanannya terhadap pemisahan atau perubahan bentuk. Konsistensi
dipengaruhi oleh kadar air tanah. Faktor-faktor lain yang menyumbang     pada   
konsistensi ialah bahan penyemen agregat tanah bentuk dan ukuran agregat serta
tingkat agregasi. Jadi konsistensi berkaitan erat dengan lempung dan kadar bahan
organik juga menentukan konsistensi tanah (Nurhuda, 2020).

Konsistensi tanah merupakan kekuatan daya kohesi butir – butir tanah atau daya
adhesi butir – butir tanah dengan benda ain. Hal ini ditunjukan oleh daya tahan
tanah terhadap gaya yang akan mengubah bentuk. Tanah yang memilki
konsistensi yang baik umumnya mudah diolah dan tidak melekat pada alat
pengolah tanah. Oleh karena tanah dapat ditemukan dalam keadaan lembab, basah
atau kering maka penyifatan konsistensi tanah harus disesuaikan dengan keadaan
tanah tersebut.

Dalam keadaan lembab, tanah dibedakan ke dalam konsistensi gembur ( mudah


diolah ) sampai teguh ( agak sulit dicangkul). Dalam keadaan kering tanah
dibedakan kedalam konsistensi lunak sampai keras. Dalam keadaan basa
dibedakan plastisitasnya yaitu dari plastis sampai tidak plastis atau kelekatannya
yaitu dari tidak lekat sampai lekat. Dalam keadaan lembab atau kering konsistensi
tanah ditentukan dengan meremas segumpal tanah. Bila gumpalan tersebut mudah
hancur, maka tanah dikatakan berkonsistensi gembur bila lembab atau lunak bila
kering. Bila gumpalan tanah sukar hancur dengan remasan tersebut tanah
dikatakan berkonsistensi teguh (lembab) atau keras (kering). Dalam keadaan
basah ditentukan mudah tidaknya melekat pada jari (melekat atau tidak melekat)
atau mudah tidaknya membentuk bulatan dan kemampuannya memprtahankan
bentuk tersebut (plastis atau tidak plastis).
Konsistensi merupakan bagian dari rheologi. Rheologi adalah ilmu yang
mempelajari perubahan–perubahan bentuk (deformasi) dan aliran (flow) suatu
benda.

Sifat–sifat tanah yang berhubungan dengan angka Atterberg tersebut adalah:


1) Batas mengalir (liquid limit), batas mengalir adalah jumlah air terbanyak yang
dapat ditahan tanah. Kalau air lebuh banyak tanah bersama air akan mengalir.
Dalam hal ini tanah diaduk dulu dengan air sehingga tanah bukan dalam
keadaan alami. Hal ini berbeda dengan istilah kapasitas lapang (field capacity)
yang menunjukan jumlah air terbanyak yang dapat ditahan dalam keadaan
alami atau undisturbed.
2) Batas melekat, batas melekat adalah kadar air di mana tanah mulai tidak dapat
melekat pada benda lain. Bila kadar air lebih rendah dari batas melekat , maka
tanah tidak dapat melekat, tetapi bila kadar air lebih tinggi dari batas melekat,
maka tanah akan mudah melekat pada benda lain. Bila tanah yang telah
mencapai batas mengalir atau batas melekat tersebut dapat membentuk
gulungan atau pita yang tidak mudah patah bila digolek–golekkan maka
dikatakan bahwa tanah itu plastis. Bila tanah tidak dapat dibentukpita atau
gulungan (selalu patah–patah) maka disebut tidak palstis.
3) Batas menggolek. batas menggolek adalahn kadar air dimana gulungan tanah
mulai tidak dapat digolek–golekkan lagi. Kalau digolek–golekkan tanah akan
pecah–pecah ke segala jurusan. Pada kadar air lebih kecil dari batas
menggolek tanah sukar diolah.
4) Indeks Plastisitas (plasticity index), indeks plastisitas menunjukan perbedaan
kadar air pada batas mengalir dengan batas menggolek. Tanah–tanah liat
umumnya mempunyai indeks plastisitas yang tinggi sedang tanah–tanah pasir
mempunyai indeks plastisitas yang rendah.
Jangka Olah, jangka olah menunjukan besarnya perbedaan kandungan air pada
batas menggolek dengan melekat. Tanah dengan jangka olah yang rendah
merupakan tanah yang lebih sukar diolah daripada tanah yang memilki jangka
olah yang tinggi. Bila jangka olahnya sama, tanah lebih sukar diolah bila indeks
plastisitasnya rendah

IV.9 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil praktikum, konsistensi tanah
dalam keadaan basah derajatnya lekat, plastisitasnya (kekenyalan) plastis. Dalam
keadaan lembab, konsistensi tanah derajatnya sangat teguh sekali. Sedangkan
dalam keaadaan kering, konsistensi tanah memiliki derajat yang agak keras.

DAFTAR PUSTAKA

Fathullah, Anas. 2015. Laporan Penetapan Tekstur Tanah dan Konsistensi Dasar Ilmu
Tanah. https://anasfathullah.blogspot.com/2015/09/laporan-penetapan-tekstur-
tanah-dan.htmldiakses tanggal 17 April 2021.

Nurhuda. 2020. Laporan Praktikum Konsistensi Tanah.


https://geograpik.blogspot.com/2020/02/laporan-praktikum-konsistensi-
tanah.html diakses tanggal 17 April 2021.

Anda mungkin juga menyukai