Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR ILMU TANAH

Dosen Pengampu : Muplihin, SP, MP

Di susun oleh Kelompok 2 :

Chacuk Triwisudawan

Difa Paradis

Hasbi Abdullah

Luthfi Dzikrillah

Reza Muhammad W

Teti Febrianti

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI

2015
BAB I
1
PENGENALAN MORFOLOGI DAN
TEKNIK PENGAMBILAN CONTOH TANAH
A. Tinjauan Pustaka
uji tanah merupakan cara penentuan status hara di dalam tanah secara cepat, mudah,
muirah, akurat dan dapat diulang dengan analisis kimia tanah. Hasil analisis uji tanah dapat
digunakan sebagai dasar rekomendasi pemupukan dan ameliorant (misalnya kapur) secara
efisien, rasional dan menguntungkan. Pengambilan contoh tanah yang diambil harus
mewakili lahan yang akan dianalisis dan pengambilannya harus dengan cara yang benar.
Di dunia pertanian, tanah mempunyai peranan yang penting, tanah sangat dibutuhkan
tanaman. Denganbertambah majunya peradaban manusia yang sejalan dengan
perkembangan pertanian dan disertai dengan perkembangan penduduk yang begitu pesat,
memaksa manusia mulai menghadapi masalah-masalah tentang tanah, terutama untuk
pertanian sebagai mata pencaharian pokok pada waktu itu. tanah bersifat dinamis dimana
tanah mengalami perkembangan setiap waktunya. Karakteristik tanah disetiap daerah
tentunya berbeda dengan daerah lainnya. Tanah dapat dikelompokan berdasarkan ciri-ciri
atau sifat-sifat yang dimilikinya. Ilmu yang mempelajari tentang proses-proses pembentukan
tanah dan factor-faktor yang mempengaruhinya disebut genesis tanah.
Contoh tanah dapat diambil setiap saat, namun tidak boleh dilakukan beberapa hari
setelah pemupukan. Secara umum pada lahan yang diusahakan tidak intensif, contoh tanah
dapat diambil 4 tahun sekali. Sedangkan pada lahan yang digunakan secara intensif paling
sedikit 1 tahun sekali. Pada lahan kering sebaiknya contoh tanah diambil pada kondisi
kapasitas lapang (kelembapan tanah sedang yaitu keadaan tanah kira-kira cukup untuk
pengolahan tanah).
Factor fisik yang besar peranannya dalam pertanian diantaranya adalah tekstur,
struktur, konsistensi, kapasitas menahan air, infiltrasi, areasi dan drainasi. Contoh tanah yang
diperlukan untuk analisis fisik ini merupakan tanah utuh. Pengambilan contoh tanah yang
paling baik adalah pada waktu tanah dalam keadaan kapasitas lapang. Apabila tanah terlalu
kering maka sebaiknya disiram terlebih dahulu dengan air sebelum pengambilan contoh
tanah.
Factor kimia yang penting diantaranya adalah kandungan unsur hara pada tanah
diantaranya pH tanah, kandungan bahan organic, kapasitas tukar kation, unsur hara makro
dan unsur hara mikro. Analisi factor kimia tanah cukup dilakukan pada sejumlah kecil
contoh tanah saja yang dianggap mewakili. Hasil analisis cukup menggambarkan sifat tanah
pada keseluruhan tanah yang diamati.

B. Teknik Pengambilan Contoh Tanah untuk Analisis


1. Cara Sistematik
Terdapat dua teknik pengambilan contoh tanah dengan cara sistematis yaitu:
a. Sistem diagonal, pada sistem diagonal titik pengambilan ditentukan dengan cara menetapkan
titik pusat pada bidang tanah yang homogen, kemudian menyusul titik-titik lainnya sehingga
menjadi 5 titik. Jarak antara titik sekitar 50 m atau sesuai dengan kondisi lahan diukur dari
titik pusat.
2
b. Sistem zig zag, pada sistem zig zag pengamblan contoh tanah dilakukan dengan menentukan
titik awal terlebih dahulu, kemudian titik berikut ya ditentukan dengan jarak tertentu sesuai
luas lahan secara zig zag, jumlah titik yang diperukan sama dengan sistem diagonal.
2. Cara Acak
Cara ini mudah karena tidak memerlukan perhitungan jarak, tetapi cukup dengan
menetukan sejumlah titik secara acak sehingga dianggap dapat mewakili setiap bidang
tanah, cara ini biasanya dilakukan pada bidang tanah yang tidak beraturan, jumlah ttik yang
diperlukan sama dengan cara sistematik.

C. Alat dan Bahan


Alat
1. Sekop/ Cangkul
2. Tabung Kuningan/ Besi Dengan Nisbah
< 0,1%
3. Parang/Pisau
4. Meteran
5. Tali Rapia
6. Timbanagan
7. Wadah Plastik
8. Alat Tulis
9. Ajir

3
Bahan
1. Lahan/ Bidang Tanah
2. Label
3. Air

D. Langkah kerja
1. Menentukan sistem pengambilan contoh tanah.
2. Membersihkan tanah dari rumput, batu , kerikil dan sisa-sisa tanaman atau
bahan organik/ serasah.
3. Menekan tabung kuningan pada titik yang sudah ditentukan dengan
kedalaman 30 cm.
4. Menggali sekop dengan tabung atau cangkul.
5. Memotong tanah pada ujung tabung dengan pisau.
6. Tekan tanah yang berada dalam tabung dan simpan dalam wadah yang telah
disiapkan.
7. Lakukan hal yang sama pada titik yang telah ditentukan.
8. Setelah selesai campur dengan cara diaduk seluruh contoh tanah tersebut dan
diberi keterangan pada label : tanggal, nomor, nama pengambil, lokasi,
simpan dalam kantong plastik.
9. Cuci dan rapikan alat yang telah digunakan.

E. Hasil Pengamatan
Tabel 1 pengambilan sampel tanah
Teknik
Sampel Tempat Di ambil
Jenis Tanah Pengambilan
Tanah Pengambilan oleh
Tanah
Tanah 1 Tanah sawah Kp. muara Teti Teknik diagonal
Tanah 2 Tanah kebun Gunung jaya Luthfi Teknik zig-zag
Tanah
Tanah 3 Rambay Reza Teknik acak
pekarangan

F. Pembahasan
Tanah merupakan lapisan bumi paling luar sebagai tempat tumbuhnya
tanaman. Tanah berasal dari hasil pelapukan batuan induk dan bahan-bahan
organik dari tumbuhan dan hewan yang telah membusuk. Tanah dalam dunia
pertanian memiliki peranan yang sangat penting, karena tanah sebagai media
tempat tumbuhnya. Contoh tanah dapat diambil setiap saat, namun tidak
boleh dilakukan beberapa hari setelah pemupukan. Secara umum pada lahan
yang diusahakan tidak intensif, contoh tanah dapat diambil 4 tahun sekali.
Sedangkan pada lahan yang digunakan secara intensif paling sedikit 1 tahun
sekali. Pada lahan kering sebaiknya contoh tanah diambil pada kondisi
kapasitas lapang (kelembapan tanah sedang yaitu keadaan tanah kira-kira
cukup untuk pengolahan tanah).
Pengambilan contoh tanah yang paling baik adalah pada waktu tanah
dalam keadaan kapasitas lapang. Apabila tanah terlalu kering maka
sebaiknya disiram terlebih dahulu dengan air sebelum pengambilan contoh
tanah.
Dilihat dari tabel pengamatan diatas, ada 3 sampel tanah dari tempat yang
berbeda yang dijadikan bahan praktikum dengan menggunakan 3 teknik
pengambilan tanah yang berbeda pula. Sampel tanah yang pertama adalah
tanah sawah yang diambil oleh teti di daerah Kp. Muara dengan cara
diagonal. pada sistem diagonal titik pengambilan ditentukan dengan cara
menetapkan titik pusat pada bidang tanah yang homogen, kemudian
menyusul titik-titik lainnya sehingga menjadi 5 titik. Jarak antara titik sekitar
50 m atau sesuai dengan kondisi lahan diukur dari titik pusat.
Sampel tanah yang kedua adalah tanah kebun yang diambil oleh luthfi di
daerah gunung jaya dengan cara zig-zag, pada sistem zig zag pengamblan
contoh tanah dilakukan dengan menentukan titik awal terlebih dahulu,
kemudian titik berikut ya ditentukan dengan jarak tertentu sesuai luas lahan
secara zig zag, jumlah titik yang diperukan sama dengan sistem diagonal. Dan
sampel tanah yang ketiga adalah tanah pekarangan yang diambil oleh reza di
derah rambay dengan cara acak. Cara ini mudah karena tidak memerlukan
perhitungan jarak, tetapi cukup dengan menetukan sejumlah titik secara acak
sehingga dianggap dapat mewakili setiap bidang tanah, cara ini biasanya
dilakukan pada bidang tanah yang tidak beraturan, jumlah ttik yang
diperlukan sama dengan cara sistematik.

G. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil pada praktikum ini adalah :
1. Tanah merupakan lapisan bumi paling luar sebagai tempat tumbuhnya
tanaman.
2. Pengambilan contoh tanah yang paling baik adalah pada waktu tanah
dalam keadaan kapasitas lapang.
3. Sampel tanah yang pertama adalah tanah sawah yang diambil di Kp.
Muara dengan cara diagonal.
4. Sampel tanah yang kedua adalah tanah kebun yang diambil di gunung
jaya dengan cara zig-zag.
5. Sampel tanah yang ketiga adalah tanah pekarangan yang diambil di
Rambay dengan cara acak.
BAB II
ANALISIS FISIK TANAH
WARNA, STRUKTUR DAN TEKSTUR TANAH
A. Tinjauan Pustaka
Warna merupakan salah satu sifat fisik tanah yang lebih banyak
digunakan untuk pendeskripsian karakter tanah, karena tidak mempunyai
efek langsung terhadap tanaman akan tetapi secara tidak langsung
berpengaruh lewat dampaknya terhadap temperatur dan kelembaban tanah.
Warna tanah dapat meliputi putih, merah, coklat, kelabu, kuning dan hitam,
kadangkala dapat pula kebiruan atau kehijauan. Kebanyakan tanah
mempunyai warna yang tidak murni, tetapi campuran kelabu, coklat dan
bercak, kerapkali 2-3 warna terjadi dalam bentuk spot-spot, disebut karatan
(Tan, 1995).
Pengamatan warna tanah dengan indera menunjukan warna tanah
yang bervariasi, menggambarkan petunjuk tentang sifat-sifat tanah. Sifat
tanah yang berkaitan dengan warna tanah kandungan bahan organik, kondisi
drainase dan aerasi. Warna tanah digunakan dalam menentukan klasifikasi
tanah dan mencirikan perbedaan horizon-horizon tanah, atas dasar warnanya
yang muncul atas dasar akibat gaya-gaya aktif dalam pembentukan tanah.
Warna tanah juga sangat dipengaruhi oleh kadar lengas didalamnya. Tanah
yang kering warnanya lebih muda dibandingkan dengan tanah yang basah, hal
ini terjadi karena bahan koloid yang kehilangan air.
Intensitas tanah dipengaruhi tiga faktor diantaranya : (1) jenis mineral
dan jumlahnya (2) kandungan bahan organik tanah, dan (3) kadar air tanah
dan tingkat hidratasi. Tanah yan mengandung mineral feldspar, kaolin, kapur,
kuarsa dapat menyebabkan warna putih pada tanah. Jenis mineral feldspar
menyebabkan beragam warna dari putih sampai merah. Hematit dapat
menyebabkan warna tanah menjadi merah sampa merah tua. Makin tinggi
kandungan bahan organik maka warna tanah makin gelap (kelam) dan
sebalikna makin sedikit bahan rganik maka warna tanah akan tampak lebh
terang. Tanah dengan kadar air yang lebih tinggi atau lebih lembab hingga
basah menyebabkan warna tanah menjadi lebih gelap. Sedangkan tingkat
hidratasi berkaitan dengan kedudukan terhadap permukaan air tanah, yang
ternyata mengarah ke warna reduksi (gleisasi) yaitu warna kelabu biru hingga
kelabu hijau (Madjid, 2009).
Tekstur tanah dilapangan dapat dibedakan dengan cara manual yaitu
dengan memijit tanah basah diantara jari jempol dengan jari telunjuk, sambl
dirasakan halus kasarnya yang meliputi rasa keberadaan butir-butir pasir,
debu, dan liat dengan cara sebagai berikut:
1. Pasir
Apabila rasa kasar terasa sangat jelas, tidak melekat dan tidak dapat dibentuk
bola dan gulungan.
2. Pasir Berlempung
Apabila rasa kasar terasa jelas, sedikit sekali melekat, dan dapat dibentuk bola
dan mudah sekali hancur.
3. Lempung Berpasir
Apabila rasa kasar terasa jelas, agak melekat dan dapat dibentuk bola tetapi
mudah hancur.
4. Lempung
Apabila tidak terasa kasar dan licin, agak melekat, dapat diebntuk bola agak
teguh, dan dapat sedikit dibuat gulungan dengan permukaan mengkilat.
5. Lempungpung Berdebu
Apabila terasa licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan
gulungan dengan permukaan mengkilat.
6. Debu
Apabila terasa licin sekali, agak melekat, dapat dibentuk bola teguh dan dapat
digulung dengan permukaan mengkilat.
7. Lempung berliat
Apabila terasa gak licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh dan
dapat dibentuk gulungan yang agak mudah hancur.
8. Lempung Liat Berpasir
Apabila terasa halus dengan sedikit bagian agak kasar, agak melekat, dapat
dibentuk bola agak teguh, dan dapat dibentuk gulungan agak hancur.
9. Lempung Liat Berdebu
Apabila terasa halus, terasa agak licin, melekat, dan dapat dibentuk bola
teguh, serta dapat dibentuk gulungan dengan permukaan mengkilat.
10. Liat Berpasir
Apabila terasa halus, berat tetapi sedikit kasar, melekat, dapat dibentuk bola
teguh, dan mudah dibuat gulungan.
11. Liat Berdebu
Apabila terasa halus, berat, agak licin, sangat lekat, dapat dibentuk bola teguh
dan mudah dibuat gulungan.
12. Liat
Apabila terasa berat dan halus, sangat lekat, dapat dibentuk bola dengan baik,
dan mudah dibuat gulungan (Hardjowigeno, 1992).

B. Alat dan Bahan


Alat Bahan
1. Buku Munsell Soil Color Chart 1. Contoh
Tanah
2. Koran 2. Air
3. Wadah Plastik
4. Ember
5. Kantong Plastik
6. Penggaris
7. Alat Tulis

C. Langkah Kerja
1. Warna Tanah
a. Ambil sedikit tanah gumpal, lalu dilembabkan dengan air secukupnya
(permukaannya tidak mengklat).
b. Diletakan dibawah lubang kecil dengan buku munsell soil color chart.
c. Dicatat notasi warna (hue, value, chorma) dan nama warna. Pengamatan
warna tanah tidak boleh terkena cahaya matahari langsung.
2. Tekstur Tanah
Cara 1
a. Ambil contoh tanah kemudian dibasahi dengan air hingga tanah dapat
ditekan sehingga membentuk bola lembab.
b. Pijit dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk dan perhatikan rasa kasar
atau licin diantara kedua jari tersebut. Jika:
a) Bentukan benang mudah dan membentuk pita panjang maka
kemungkinan besar teksturnya liat.
b) Mudah patah, kemugkinan tekstur tanahnya lempung berliat.
c) Tidak berbentuk benang, kemungkinan lempung atau pasir.
d) Jika terasa lembut dan licin berarti lempung berdebu.
e) Jika terasa kasar berarti lempung berpasir.
Cara 2
a. Timbang conth tanah 500 gram.
b. Tambahkan 1 liter air kemudian aduk sampai hancur merata.
c. Masukan kedalam kantong plastik panjang, kemudian ikat ujungnya dan
kocok sampai merata.
d. Gantungkan ditempat aman kemudian dibiarkan selama 24 jam atau
sampai terpisah antara pasir, liat atau debu.
e. Ukur ketinggian masing-masing partikel penyusun tanah tersebut.
D. Hasil Pengamatan
Tabel 2 warna tanah :
Sampel tanah Tempat pengambilan Warna tanah
tanah
Tanah sawah Kp. Muara Cokelat kemerah-
merahan
Tanah kebun Gunung jaya Cokelat
Tanah pekarangan Rambay Cokelat kehitam-
hitaman

Tabel 3 tekstur tanah cara 1


Sampel tanah Tempat pengambilan Tekstur tanah
tanah
Tanah sawah Kp. Muara Liat
Tanah kebun Gunung jaya Lempung berpasir
Tanah pekarangan Rambay Lempung liat berpasir

Tabel 4 tekstur tanah dengan cara 2 :


Tempat Persentase Tekstur Tanah
Sampel
Pengambilan
Tanah Air Debu Pasir Liat
Tanah
Tanah
Kp. Muara 45 % 1,66 % 6,67 % 46,6 %
sawah
Tanah kebun Gunung jaya 43,3 % 36,6 % 16,5 % 3,3 %
Tanah
Rambay 60 % 16,6 % 20 % 3,3 %
pekarangan

E. Pembahasan
Pada praktikum fisik tanah, ada 3 sampel tanah yang digunkan yaitu tanah
sawah, tanah pekarangan, dan tanah kebun. Tanah ini diambil pada praktikum
pertama yaitu praktikum teknik pengambilan tanah. Praktikum fisik tanah
yang diuji adalah warna tanah dan tekstur tanah.
Warna adalah hal yang dijadikan petunjuk untuk mengenal sifat-sifat
khusus dari tanah yang kita teliti, apabila warna tanah itu gelap berarti
menunjukan bahwa tanah itu mengandung bahan organik yang tinggi. Cara
yang dilakukan untuk mengetahui warna tanah yang akan di uji adalah
dengan mengambil sedikit sampel tanah kemudian dibulatkan dan dilihat
warna tanah tersebut. Dari tabel pengamatan diatas kita bisa mengetahui
warna tanah dari ketiga sampel tanah tersebut. Tanah yang pertama adalah
tanah sawah yang di ambil di Kp. Muara dengan warna tanah cokelat
kemerah-merahan. Tanah yang kedua tanah kebun di daerah gunung jaya
warna tanahnya adalah cokelat. Dan sampel tanah yang ketiga adalah tanah
pekarangan yang diambil dari Rambay dan warna tanahnya adalah cokelat
kehitam-hitaman.
Warna tanah ini bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor dantaranya :
1. Kadar lengas atau tingkat hidratasi.

Kadar lengas dan hidratasi sangat berpengaruh terhadap warna tanah, dalam
hal ini apabila dalam keadaan lembab hingga basah maka tanah akan tampak
berwarna hitam/kelam. Tingkat hidratasi sangat erat kaitannya dengan
kedudukan terhadap permukaan air tanah, yang mengarah ke warna reduksi
(gleisasi), yaitu kelabu biru hingga kelabu hijau.

2. Kadar bahan organik


Makin tinggi kandungan bahan organiknya, maka warna tanah akan makin
kelam. Sebaliknya, semakin rendah kandungan bahan organiknya warna tanah
akan tampak lebih terang.

3. Kadar dan mutu mineral

Mineral feldspar Kaolin, kapur, kuarsa dapat menyebabkan warna putih pada
tanah. Sedangkan khusus untuk feldspar dapat menyebabkan warna tanah
yang bermacam-macam, terutama warna merah. Hematit juga dapat
menjadikan warna merah sampai merah tua pada tanah. Warna-warna pada
tanah dapat menjadi indikator dalam pengelompokan pengaruh iklim, bahan
induk serta fisiografi. Warna tanah yang hitam/gelap akan menyerap panas
lebih banyak dari pada tanah yang berwarna putih atau cerah/terang. Pengaruh
yang lebih langsung yang berkaitan dengan warna tanah ialah terhadap suhu
dan lengas tanah. Makin tua warna tanah itu makin menunjukkan makin
tinggi pula kesuburannya, hal tersebut ditunjukkan pula oleh bahan organik
yang ada di dalamnya. tua kurang menunjukkan gejala tersebut.

Sifat fisik pada tanah yang kedua yang di uji adalah tekstur tanah. Tekstur
tanah menunjukkan komposisi partikel penyusun tanah (separat) yang
dinyatakan sebagai perbandingan proporsi (%) relatif antara fraksi pasir, fraksi
debu dan fraksi liat (Hanafiah, 2008). Metode dalam pengujian tekstur tanah
ini ada dua metode, metode pertama adalah metode kualitatif atau cara
penentuan kelas tekstur taah dilapangan. Penetapan dilapangan dilakukan
dengan cara pengulian contoh tanah diantara ibu jari dan telunjuk pada
keadaan lembab. Masing-masing fraksi akan menunjukkan ciri-ciri tersendiri
antara lain pasir pada pengulian akan terasa kasar. Debu terasa licin atau
seperti sabun dan liat pada pengulian akan terasa lengket. Dan dari tabel
pengamatan diatas sampel yang pertama yaitu tanah sawah yang memiliki
tekstur liat, sampel kedua tanah kebun tekstur tanahnya lempung berpasir dan
sampel yang ketiga adalah tanah pekarangan dengan tekstur tanah lempung
liat berpasir.

Metode kedua yang digunakan adalah metode kuantitatif , metode ini


dilakukan atas dasar kecepatan pengendapan dalam suspensi tanahnya.
Metode kuantitatif ini memiliki azas yang erat kaitannya dengan fase dispersi,
dalam hal ini terdapat fase terdispersi dan fase pendispersi atau mediu. Azas
inilah yang dimanfaatkan dalam prose pemisahan tiap fraksi tersebut. Dari
percobaan kualitatif ini maka bisa didapat pada sampel tanah sawah persentase
fraksi debunya sebesar 1,6%, persentase pasir sebesar 6,67%, persentase
liatnya sebesar 46,6% dan yang terakhir persentase airnya sebanyak 45%.
Berdasarkan data tersebut tekstur tanahnya liat pasir bedebu. Sampel tanah
kebun persentase fraksi debunya sebesar 36,6%, persentase pasir sebesar
16,5%, persentase liatnya sebesar 3,3% dan yang terakhir persentase airnya
sebanyak 43%. Dan dari data tersebut tekstur tanah kebun ini adalah debu
pasir berliat. Sampel tanah pekarangan persentase fraksi debunya sebesar
16,6%, persentase pasir sebesar 20%, persentase liatnya sebesar 3,3% dan
yang terakhir persentase airnya sebanyak 60%. Dari data tersebut tekstur tanah
pekarangan ini adalah pasir debu berliat.

F. Kesimpulan
kesimpulan yang dapat diambil dalam praktikum ini adalah :
1. Warna adalah hal yang dijadikan petunjuk untuk mengenal sifat-sifat
khusus dari tanah yang kita teliti.
2. Warna tanah sawah adalah cokelat kemerah-merahan, warna tanah kebun
adalah cokelat, dan warna tanah pekarangan adalah cokelat kehitam-
hitaman.
3. Tekstur tanah menunjukkan komposisi partikel penyusun tanah (separat)
yang dinyatakan sebagai perbandingan proporsi (%) relatif antara fraksi
pasir, fraksi debu dan fraksi liat
4. Metode yang digunakan dalam praktikum tekstur tanah adalah metode
kualitatif dan metode kuantitatif.
5. Metode kualitatif tekstur tanah sawah adalah liat, tekstur tanah kebun
adalah lempung berpasir dan tekstur tanah pekarangan adalah lempung
liat berpasir.
6. Metode kuantitatif tekstur tanah yang didapat adalah tanah sawah : debu
1,60%, pasir 6,67%, liat 46,6% dan air 45%. Tanah kebun : debu 36,6%,
pasir 16,5%, liat 3,3% dan air 43%. Tanah pekarangan : debu 16,6%, pasir
20%, liat 3,3% dan air 60%.
BAB III
MENGUKUR UNSUR KIMIA TANAH

A. Tinjauan Pustaka
Salah satu unsur yang terkandung dalam tanah yaitu unsur kimia, unsur
kimia tanah sangat dibutuhkan bagi tanaman untuk proses pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Unsur hara dalam tanah terbagi kedalam dua
golongan yaitu unsur hara makro dan unsur hara mikro, unsur hara makro
yaitu unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah yang banyak,
sedangkan unsur hara mikro yaitu unsur hara mikro yang dibutuhkan oleh
tanaman dalam jumlah sedikit. Walaupun kedua unsur tersebut berbeda, tetapi
keduanya sangat dibutuhkan oleh tanaman dalam pertumbuhan dan
perkembangannya. Kekurangan salah satu unsur tersebut akan berdampak
pada kelainan tanaman bahkan kematian.
Untuk mengukur unsur kimia tanah khususnya tanah sawah dapat
digunakan Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS) atau Paddy Soil Test Kit.
PUTS adalah suatu alat yang terdiri dari cairan pengekstrak dan peralatan
pendukung untuk analisis kadar hara tanah sawah, yang dapat diguakan
dengan cepat, akurat dan mudah. PUTS digunakan untuk mengukur kadar
N,P,K dan pH tanah. Prinsip kerja PUTS ini adalah untuk mengukur hara N, P
dan K yang terdapat dalam bentuk semi kuantitatif dengan metode
kolorimetri (pewarnaan). Hasil analisis N, P dan K tanah ini selanjutnya
digunakan sebagai dasar penentuan pemupukan N, P dan K spesifik tanaman
padi.
Nitrogen (N) di dalam tanah berasal dari bahan organik, hasil pengikat N
dari udara adalah mikroba, pupuk, air irigasi dan air hujan. Nitrogen yang
terkandung dalam tanah pada umumnya rendah, sehingga harus selalu
ditambahkan dalam bentuk pupuk atau sumber lainnya. Nitrogen dalam tanah
mempunyai sifat yang dinamis (mudah berubah dari satu bentuk lain seperti
NH4, menjadi NO3, NO, N2O, dan N2) dan mudah menghilang dengan
menguap atau tercuci bersama drainase.
Fospor (P) dalam tanah terdiri dari P-organik yang berasal dari bahan
organik dan mineral yang mengandung P (apatit). Ketersediaan unsur P dalam
tanah bagi tanaman rendah karena P terikat oleh liat, bahan organik serta
oksida Fe dan Al pada tanah yang pH nya rendah. Fospor berperan penting
dalam sintesa protein, pembentukan bunga, buah dan biji serta mempercepat
pemasakan. Kekurangan P dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman
menjadi kerdil, anakan sedikit, pemasakan terlambat dan produksi tanaman
rendah.
Kalium (K) dalam tanah bersumber dari mineral tanah (feldspar, mika,
vermikulit, biotitit dll) dan bahan organik sisa tanaman. K dalam tanaman
mempunyai sifat mobile (mudah bergerak) sehingga mudah hilang melalui
proses pencucian atau terbawa arus pergerakan air. Berdasarkan sifat tersebut,
efisiensi pupuk K biasanya rendah, namun dapat ditingkatkan dengan cara
pemberian 2-3 kali dalam satu musim tanam.
Kalium dalam tanah berfungsi mengendalikan proses fisiologis dan
metabolisme sel, serta meningkatkan daya tahan terhadap penyakit.
Kekurangan hara kalium menyebabkan tanaman kerdil, lemah (tidak tegak),
proses pengangkutan hara, pernapasan dan fotointesis terganggu, yang pada
akhirnya mengurangi produksi. Pada tanaman padi, sebagian hara K dari
pupuk digantikan oleh jerami padi yang dikembalikan sebagai pupuk organik.
Kadar K dalam jerami umumnya sekitar 1% sehingga dalam 5 ton jerami
terdapat sekitar 50 kg K atau setara dengan pemupukan 50 kg KCl/Ha.
Reaksi tanah yang dinyatakan oleh nilai pH, menunjukan tingkat
kemasaman tanah, pH tanah sawah umumnya mendekati netral yaitu sekitar
5,5-5,6. Jika tanah sawah digenangi maka pH tanah akan mengarah ke netral,
atau dengan kata lain tanah yang awalnya masam pH nya akan meningkat,
sebaliknya tanah yang awalnya alkalin pH nya akan menurun. Perubahan pH
tanah menuju netral mempunyai manfaat terhadap tingkat ketersediaan hara
tanah.

B. Alat Dan Bahan


Alat Bahan
1. Paddy Soil Test Kit 1. Paddy Soil Test Kit
2. Lap/Tisu 2. Air
3. Ember
4. Baki

C. Cara Kerja
1. Analisis unsur Nitrogen (N)
1. Masukkan tanah1/2 sendok spatulla atau 0,5 cm tanah dengan syringe
(spet) sebanyak 0,5 ml garis tabung reaksi.
2. Tambahkan 2 ml pereaksi N-1, kemudian diaduk rata sampai homogen.
3. Tambahkan 2 ml pereaksi N-2, dikocok sampai rata.
4. Tambahkan 3 tetes pereaksib N-3, dikocok sampai rata.
5. Tambahkan 5-10 butir pereaksi N-4,dikocok sampai rata.
6. Diamkan 10 menit,kemudian bandingkan warna yang muncul pada larutan
jernih pada tanah dengan warna N tanah dan baca status hara N tanah.
2. Analisis unsur Fospor
1. Masukkan tanah1/2 sendok spatulla atau 0,5 cm tanah dengan syringe
(spet) sebanyak 0,5 ml garis tabung reaksi.
2. Tambahkan 3 ml pereaksi P-1, diaduk sampai rata.
3. Tambahkan 5-10 butir atau seujung spatulla pereaksi P-2, lalu dikocok 1
menit.
4. Diamkan selama 10 menit,kemudian bandingkan warna yang muncul pada
larutan jernih pada tanah dengan bagan warna P tanah.
3. Analisis unsur kalium (K)
1. Masukkan tanah1/2 sendok spatulla atau 0,5 cm tanah dengan syringe
(spet) sebanyak 0,5 ml garis tabung reaksi.
2. Tambahkan 2 ml pereaksi K-1, diaduk sampai rata dengan pengaduk kaca.
3. Tambahkan 1 tetes pereaksi K-2, lalu dikocok 1 menit.
4. Tambahkan 1 tetes pereaksi K-3, lalu dikocok sampai merata.
5. Diamkan selama 10 menit, kemudian bandingkan warna yang muncul pada
larutan jernih pada tanah dengan bagan warna K tanah.
4. Analisis pH tanah
1. Masukkan tanah1/2 sendok spatulla atau 0,5 cm tanah dengan syringe
(spet) sebanyak 0,5 ml garis tabung reaksi.
2. Tambahkan 4 ml pereaksi pH-1, diaduk sampai rata.
3. Tambahkan 1-2 tetes indikator warna pereaksi pH-2, diamkan selama 10
menit hingga suspensi mengendap dan terbentuk warna pada cairan jernih
pada bagian atas.
4. Bandingkan warna yang muncul pada larutan jernih pada tanah dengan
bagan warna pH tanah, jika warna meragukan kocok ulang secara perlahan
sampai cairan jernih teraduk merata, diamkan dan bandingkan kembali
wrana cairan tersebut.

D. Hasil Pengamatan
Tabel 5 pengamatan unsur hara tanah :
Status unsur
Unsur hara Rekomendasi pupuk
hara
Rekomendasi urea (berpasir <20% liat) :
300 kg/ha
Nitrogen (N) Rendah Rekomendasi urea (berliat 20-40% liat) :
250 kg/ha

Rekomendasi pupuk SP-36 adalah 50 kg


Posfor (P) Tinggi
SP-36/ha
rekomendasi pupuk KCl 100 kg/ha dan
Kalium (K) Rendah untuk pupuk KCl+jerami adalah 50 kg/ha +
5 t jeram/ha

Tabel 6 pengamatan pH tanah :


Kategori Rekomendasi
Agak masam (pH 5-6) rekomendasi sistem drainase
dengan konvesional
pupuk N dalam bentuk urea.
E. Pembahasan
Salah satu unsur yang terkandung dalam tanah yaitu unsur kimia, unsur
kimia tanah sangat dibutuhkan bagi tanaman untuk proses pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Unsur hara dalam tanah terbagi kedalam dua
golongan yaitu unsur hara makro dan unsur hara mikro, unsur hara makro
yaitu unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah yang banyak,
sedangkan unsur hara mikro yaitu unsur hara mikro yang dibutuhkan oleh
tanaman dalam jumlah sedikit. Pada praktikum mengukur unsur kimia tanah,
tanah yang dijadikan sempel adalah tanah kebun di daerah gunung jaya.
Unsur hara yang di uji NPK dan Ph tanah.
Menghasilkan Nitrogen (N) rendah, yang harus di pupuk untuk mengembalikan
unsur haranya Rekomendasi urea (berpasir <20% liat) : 300 kg/ha
Rekomendasi urea (berliat 20-40% liat) : 250 kg/ha.
Posfor (P) unsur haranya tinggi, yang harus di pupuk untuk mengembalikan unsur
haranya Rekomendasi pupuk SP-36 adalah 50 kg SP-36/ha.
Kalium (K) unsur haranya rendah, yang harus di pupuk untuk mengembalikan
unsur haranya rekomendasi pupuk KCl 100 kg/ha dan untuk pupuk KCl+jerami
adalah 50 kg/ha + 5 t jeram/ha.
Hasil pengukuran ph Agak masam (pH 5-6) harus di berikan
rekomendasi sistem drainase konvesional
pupuk N dalam bentuk urea.

F. Kesimpulan
Jadi kesimpuan yang bisa kami ambil dari pengamatan kali ini adalah :
Unsur kimia tanah sangat di butuhka oleh tanaman
Unsur hara dalam tanah terbagi menjadi dua golongan yaitu makro
dan mikro
Dari tanah yang kami ambil ini mengandung nitrogen rendah, kalium
tinggi dan fospor rendah.
BAB IV
BIOLOGI TANAH
A. Tinjauan Pustaka
Biologi tanah adalah sebuah studi mengenai aktivitas mikroba dan
fauna beserta ekologinya didalam tanah. Fauna tanah, biota tanah, atau edafon
adalah istilah yang biasanya digunkan untuk menyebut organisme yang
menghabiskan ebgain besar silus hidupnya di dalam tanah atau sedimen
organik di atasnya. Fauna tanah mencakup cacing tanah, nematoda, fungi,
bakteri dan berbagai arthopoda. Dekomposisi materi organik oleh organisme
memiliki pengaruh yang besar terhadap tinkat kesuburan dan struktur tanah
sehingga biologi tanah brperan penting dalam menentukan karakteristik
tanah.
Sebagian besar keanekaragaman hayati yang berupa organisme mikro
di dalam atau dekat dengan permukaan tanah. Setidaknya dari eukaryota
animalia hingga prokayota menghuni ekologi tanah. Hubungan
mikroorganisme tanah dengan fungsi tanah cukup rumit dan telah menjadi
subjek di berbagi aktivitas pengamatan. Rantai makanan di dalamnya
berperan penting dalam siklus nutrisi, dimana sumber energi tidak selalu
berupa material organik tetapi juga mineral anorganik yang diawali oleh
bakteri komosinttik dan nitrogen oleh bakteri nitrifikasi, dan berperan dalam
siklus biogeokimia tanah.
Jenis Dan Klasifikasi Biota Tanah
Di dalam tanah, berdasarkan fungsinya dalam budidaya pertanian,
secara umum mendapat dua golongan jasad hayati tanah yaitu
menguntungkan dan merugikan. Jasad hayati yang menguntungkan ini yaitu
terlibat dalam proses dekomposisi bahan organik, pengikat/ penyedia unsur
hara dan atau pembentukan serta perbaikan struktur tanah. Sedangkan jasad
yang merugikan adalah yang memanfaatkan tanaman hidup, baik sebagai
sumber pangan atau sebagai indangnya, yang disebut hama atau penyakit
tanaman maupun sebagai kompetitor dalam penyerapan hara dalam tanah.
Secara umum biota (jasad hayati) tanah dikelompokan menjadi dua.
1. Fauna, meliputi :
a. Makro Fauna, terdiri dari herbivora (pemakan tanaman) dan karniora
(pemangsa hewan-hewan kecil). Herbivora meliputi cacing (Annelida),
bekicot (Mollusca), Arhtopoda yaitu Crustacea seperti kepiting,
Chilopoda seperti kelabang, Diplopoda sepert kaki seribu, Arachnida
seperti kutu dan kalajengking, dan serangga (Insecta) sperti belalang,
kumbang, rayap, jangkrik dan semut, serta hewan-hewan kecil lain
yang bersarang dalam tanah, seperti ular, tikus, kadal dan lain-lain.
Karnivora meliputi serangga, rayap, dan laba-laba.
b. Mikro fauna berupa pemangsa parasit, meliputi Nematoda, Protozoa
dan Rotifera.
2. Mikriflora, meliputi :
a. Ganggang, terdiri dari ganggang hijau dan hijau-biru
b. Cendawan meliputi jamur, ragi dan kapang.
c. Bakteri aerobik dan anaerobik. Bakteri anaerobik meliputi
Azotobakter, Beijerinkia, Rhizobium dan Azospirillium. Bakteri
anaerob meliputi Desulfovibrio.
Jasad hayati tanah ini berdasarkan ukurannya dipilih menjadi tiga, yaitu :
1. Biota yang menguntungkan
2. Biota yang merugikan
3. Biota tanpa pengaruh
Jika di kelompok (1) yang dominan maka pertumbuhan tanaman
menjadi baik, sedangkan jika kelompok (2) yang dominan maka
pertumbuhan akan jelek. Dengan tujuan agar biota tanah yang
menguntungkan ini dapat dimaksimalkan dan yang merugikan dapat
diminimalkan, kelompok (3) yang tanpa pengaruh diharapkan dapat
dimanfaatkan sehingga pertumbuhan dan produksi tanaman dapat
dioptimalkan, maka pengembangan biologis dan bioteknologi tanah
menjadi penting untuk dikembangkan sebagai dasar pertanian organik
tersebut (Hanafiah, 2005).

B. Alat Dan Bahan


Alat
1. Kaca pembesar
2. Baki/ nampan
3. Mikroskop
4. Pinset
5. Saringan
Bahan
1. Kompos
2. Tanah kebun
3. Tanah sawah
4. Kertas koran
C. Cara Kerja
1. Siapkan contoh kompos, tanah kebun dan tanah sawah yang akan diteliti.
2. Haluskan atau saring masing-masing contoh tanah dan kompos di dalam
baki nampan dengan menggunakan alas kertas koran.
3. Perhatikan dengan teliti biota tanah yang hidup dalam contoh tanah
tersebut
4. Sebutkan jenis biota tanah yang hidup ada pada sampel tanah yan diteliti
D. Hasil Pengamatan
Tabel 7 Fauna pada media tanam yang berada di dalam rumah kasa.

No Nama Fauna

1 Tetep/Kutu

2 Jamur

3 Laba-laba

Tabel 8 Fauna pada media tanam yang berada di luar rumah kasa.

No Nama Fauna

1 Cacing tanah

2 Kelabang

3 Kodok

4 Semut

Tabel 9 Pengelompokan fauna.

No Menguntungkan Merugikan Tidak berpengaruh

1 Semut Kodok

2 Cacing Tanah Kelabang

3 Jamur Tetep

4 Laba-Laba

E. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, bahwa beberapa fauna yang hidup
di tanah terutama media tanah baik itu di dalam kasa maupun di luar kasa
terdapat beberapa fauna yang berbeda. Ada yang menguntungkan, ada yang
merugikan, bahkan ada pula yang netral terhadap kehidupan tanah dan
sekitarnya.

Sebagai contoh semut, hewan organisme yang satu ini berperan besar
terhadap kehidupan tanah, karena memakan sisa sisa mikroorganisme yang
kemudian hasilnya berupa kotoran dari semut terbuang ke tanah, peranan
lainnya sebagai perantara proses perombakan oleh organisme yang lain.
Aktivitas semut di dalam tanah (mereka bertindak sebagai pengolah tanah,
misalnya pada saat pembuatan sarang) secara tidak langsung mempengaruhi
tekstur tanah, yang pada gilirannya akan mempercepat proses penguraian.
Semut Camponotus misalnya, membuat sarang di dalam tanah yang terbukti
mampu memodifikasi kelimpahan organisme tanah sehingga proses
dekomposisi dapat berjalan dengan baik (Paris et al., 2008).Contoh lainnya
adalah laba laba. Pada umumnya menguntungkan karena berperan sebagai
predator terhadap serangga yang kerap merupakan hama tanaman.

F. Kesimpulan
Habitat pada setiap fauna ( makrofauna dan mesofauna ) yang
beranekaragam bergantung pada :

1. Jenis tumbuhan tingkat bawah yang beranekaragam yang menaungi tanah;


2. Kondisi tanah itu sendiri ( baik itu dari sifat kimia, fisika, dan biologi )
3. Tingkat suhu dan kelembapan di sekitar tanah.
4. Tingkat kesuburan tanah itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Muplihin. 2015. Panduan Praktkum Dasar Ilmu Tanah. Sukabumi: Laboratorium


Agribisnis Universitas Muhammadiyah Sukabumi.

Foth, H.D. 1998. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press :
Yogyakarta.

http://forester-untad.blogspot.com/2013/04/ilmu-tanah-faktor-faktor-yang_1.html

http://fennyfaizah.blogspot.com/2012/11/analisis-sifat-fisik-tanah.html

http://mutiayenny.blogspot.com/2013/09/laporan-praktikum-tekstur-tanah.html

http://putubayong.blogspot.com/2013/11/laporan-analisis-tekstur-tanah.html
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai