Contoh Format Proposal - GT
Contoh Format Proposal - GT
i
1
1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belakangan ini dunia tengah dikejutkan dengan gagasan Thailand
membangun Kanal Kra sebagai terusan yang menghubungkan Teluk Thailand
dengan Laut Andaman. Gagasan ini semakin diperkuat dengan adanya perjanjian
kerjasama antara Thailand-Tiongkok melalui kesepakatan Tiongkok-Thailand Kra
Infrastructure Investment and Development dan Asia Union Group yang telah
ditandatangani pada 2015 (Nirmala, 2017). Panjang Terusan Kra yang akan
dibangun sekitar 50 hingga 100 km, tergantung rute yang dipilih dengan kedalaman
terusan mencapai 25 meter (Hendra, 2018). Terusan ini bakal memangkas 612 mil
antara Laut Cina Selatan dan Lautan Hindia daripada jalur sebelumnya yang
melewati Selat Malaka (Hendrajit, 2015). Dengan estimasi pembangunan selama 8-
10 tahun, kanal ini ditargetkan rampung pada 2025 mendatang.
Dampak positif dari pembangunan terusan ini pastinya adalah efisiensi waktu
dan biaya transportasi kapal secara global. Namun bagi Indonesia, pembangunan
kanal ini bagaikan pedang bermata dua. Menurut Institute of Developing Economies
Jetro (IDE-GSM) dalam (Evalinda, 2019), pada 2030 Indonesia akan menjadi
negara dengan kerugian paling besar di ASEAN akibat proyek Kanal Kra. Skenario
terburuk menggambarkan potensi kerugian yang akan diperoleh Indonesia yaitu
penurunan sebanyak 0.33% dari GDP nasional atau sebanyak 11.660 juta dolar. Hal
ini disebabkan Jalur Malaka “ditutup”. Program transhipment berpotensi hanya
dapat dilakukan oleh Singapura dan Indonesia tidak mendapatkan transhipment
langsung.
Presiden pertama Republik Indonesia, Ir Soekarno dengan gagasan
visionernya sebenarnya telah mengeluarkan Peraturan Presiden (perpres) No
22/1964 serta Undang-Undang (UU) No 10/1965 yang menetapkan Sabang sebagai
free port (pelabuhan bebas) untuk kurun waktu 30 tahun (Hendrajit, 2015). Namun,
keadaan sekarang Pelabuhan Sabang kemudian justru ditutup oleh pemerintah.
Kedalaman pelabuhan Sabang saat ini diperkirakan mencapai 25 meter.
Angka tersebut merupakan kedalaman yang cukup mewadahi bagi kapal besar.
Sebagai perbandingan, Pelabuhan-pelabuhan terkenal lainnya hanya mencapai
angka belasan, misalnya Pelabuhan Singapura berkedalaman 15 meter, Port Klang
Malaysia hanya 16 meter, sementara Pelabuhan Tanjung Priok 14 meter. Jadilah
Teluk Sabang disebut pelabuhan alam karena tercipta dengan kedalaman cukup
sebagai tempat bersandar kapal-kapal besar, yang karena bobotnya memerlukan
kedalaman tertentu (Pertiwi, 2019).
Oleh karenanya kami mengajukan gagasan konsep Sabang International Port
(SIP) yang terintegrasi dengan pelabuhan lain di Indonesia, kawasan ekonomi
khusus (KEK) dan jalur pengiriman barang via darat seperti jalur trans sumatera
dan trans jawa. Konsep ini merupakan langkah strategis yang akan sangat
menguntungkan ekosistem maritim Indonesia. Jika diterapkan, tidak hanya
2
Indonesia mampu menolak pengaruh negatif Kanal Kra, namun juga mengambil
keuntungan yang menghasilkan devisa besar.
B. Tujuan
1. Merancang konsep Sabang International Port yang dapat menyesuaikan diri
dengan gagasan internal dan eksternal dalam dunia maritim.
2. Merancang strategi implementasi konsep yang dapat menguntungkan
Indonesia dalam merespon rencana pembangunan Kanal Kra.
C. Manfaat
1. Menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah dalam menentukan arah
pembangunan nasional dalam dunia maritim dalam respon terhadap
pembangunan Kanal Kra.
2. Memaparkan rancangan rute distribusi logistik dalam maupun luar negeri
dengan keberadaan Pelabuhan Sabang.
3. Mengambil peluang ekonomi dari pembangunan Kanal Kra.
2. GAGASAN
A. Persoalan Pencetus Gagasan
A.1 Proyek Kanal Kra
Gambar 1. Perbedaan jalur kapal antara Selat Malaka dan Kanal Kra
(Sumber: Sundararaman, 2020)
Proyek pembangunan Kanal Kra adalah proyek pembuatan kanal yang
membentang di daratan Thailand yang memecah dataran di Thailand. Proyek ini
merupakan projek joint venture antara Thailand dengan China. Pembangunan
Kanal Kra berpotensi memberikan peluang serta menjadi alternatif bagi kapal-kapal
logistik internasional terkait transit melalui Selat Malaka dan mempersingkat transit
untuk pengiriman minyak ke Jepang dan Tiongkok. Dengan begitu, kapal-kapal
tersebut akan mengalami penghematan dari jumlah perjalanan sejauh 1.200 km.
Strategi pembangunan Kanal Kra ini berpotensi mematikan perekonomian
laut di Indonesia. Institute of Developing Economies, Japan External Trade
Organization (Jetro) dalam (Evalinda, 2019), menyebutkan bahwa pembangunan
projek ini akan menimbulkan beberapa skenario yang berpotensi terjadi, antara lain:
1. Kanal Kra dan Selat Malaka hidup bersamaan (Selat Malaka tetap dibuka)
2. Kanal Kra hidup (Selat Malaka ditutup, digantikan dengan feeder dari Kanal
Kra ke Singapura)
3
3. Kanal Kra dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Thailand Selatan akan
hidup.
Berdasarkan penjelasan dan beberapa skenario di atas, apabila proyek tersebut
berhasil dan tidak diberi perhatian khusus, maka akan berpotensi untuk menurunnya
ekonomi Indonesia dikarenakan matinya industri logistik di Indonesia yang
diperoleh dari pelabuhan-pelabuhan besar seperti Tanjung Priok, Belawan,
Makassar, dan pelabuhan lainnya, serta berpotensi untuk menurunkan pendapatan
Indonesia (Evalinda, 2019).
Institute of Developing Economies Jetro (IDE-GSM) dalam (Evalinda, 2019)
memprediksikan bahwa pada 2030 Indonesia akan mengalami kerugian besar yang
disebabkan oleh proyek ini. Perekonomian Indonesia mungkin akan melemah
karena Indonesia adalah salah satu negara dari negara-negara di ASEAN yang
diprediksikan menderita kerugian paling parah. Berikut dampak ekonomi terhadap
Pendapatan Domestik Bruto (PDB) yang diperkirakan akan diperoleh Indonesia.
Tabel 1. Economic Impacts of the Kra Canal by Country, 2030
Scenario 1 Scenario 2 Scenario 3
(million (% of (million (% of (million (% of
USD) GDP) USD) GDP) USD) GDP)
Indonesia -98 0.00% -11,660 -0.33& -83 0.00%
Malaysia -130 -0.01% -2,029 -0.21% -85 -0.01%
Singapura -371 -0.04% -7,027 -0.83% -353 -0.04%
Thailand 2,703 0.18% 2,742 0.18% 4,244 0.28%
Philippines 382 0.04% 359 0.03% 389 0.04%
Brunei -9 -0.04% -111 -0.51% -8 -0.04%
Cambodia 8 0.02% 9 0.02% 9 0.02%
Laos 2 0.01% 2 0.01% 2 0.01%
Myanmar 9 0.01% 9 0.01% 9 0.01%
Vietnam 484 0.09% 486 0.09% 491 0.09%
ASEAN 10 2,980 0.03% -17,221 -0.20% 4,615 0.05%
(Sumber: Institute of Developing Economies (IDE) dalam (Evalinda, 2019))
Pada skenario pertama, kerugian yang dialami Indonesia tidak banyak. Hal
ini disebabkan karena jalur Malaka tetap dibuka meski Kanal Kra telah diresmikan.
Skenario kedua menggambarkan prediksi kerugian yang paling besar yang akan
diperoleh Indonesia yaitu penurunan sebanyak 0.33%. Hal ini disebabkan Jalur
Malaka “ditutup”. Program transhipment berpotensi hanya dapat dilakukan oleh
Singapura sedangkan Indonesia tidak mendapatkan transhipment langsung.
Skenario tiga juga memberikan 0% kerugian. Demi mengurangi prediksi masalah
yang akan dihadapi seperti yang dijelaskan di atas, sebaiknya Pemerintah Indonesia
segera mengambil langkah aktif dan bekerja cerdas untuk mengatasi hal ini. Kanal
Kra merupakan hasil inovasi transportasi yang berpotensi menguntungkan bagi
pihak-pihak terkait. Mengingat hal tersebut adalah inovasi, Indonesia pun harus
cerdas dalam berinovasi di dalam sektor transportasi (Evalinda, 2019).
4
time pelabuhan internasional Singapura mencapai setengah hingga satu hari. Hal ini
berbeda sangat signifikan dengan kebanyakan pelabuhan yang berada di Indonesia.
Namun dapat diambil contoh seperti Pelabuhan Tanjung Priok, dwelling time pada
pelabuhan ini pada awalnya berjumlah sepuluh hari, namun perlahan dapat
direduksi hingga pada tahun 2017, rata-rata dwelling time pada Pelabuhan Tanjung
Priok mencapai 2,9 hari (Kumparan, 2017). Sedangkan, pada Pelabuhan Tanjung
Perak waktu dwelling time lebih dari 3 hari.
Permasalahan lainnya yakni pihak pengelola (Pelindo III) memiliki masalah
keterbatasan seperti gudang dan armada trucking untuk PLP setelah 3 hari
penumpukan di terminal petikemas (Hasbullah dalam Maulana, 2018). Menurut
ketua Indonesia National Ship Owner Association (INSA) dalam (Santoso, 2015),
dwelling time memberikan efek domino dalam proses distribusi barang ke
masyarakat sehingga dapat menimbulkan kerugian sekitar 30 persen dari harga
barang dalam proses distribusinya.
A.6 Adanya Online Single Submission (OSS)
Amran dalam (Fajar, 2018) menjelaskan bahwa Kementerian Pertanian telah
menerapkan sistem perizinan online atau Online Single Submission (OSS) untuk
mendorong kemudahan dan peningkatan ekspor khususnya hortikultura. Hal ini
disebabkan oleh kendala ekspor yakni perizinan yang tidak praktis. Dengan
diterapkannya OSS maka efektivitas dalam perizinan ekspor produk menjadi lebih
cepat. Terbukti, dari catatan BPS, ekspor pertanian yang telah terlebih dahulu
menerapkan OSS tahun 2017 mencapai Rp442 triliun, naik 24% dibanding 2016.
Hasilnya, neraca perdagangan pertanian 2017 sebesar surplus Rp 214 triliun.
A.7 Gagasan Lampau yang Gagal Direalisasikan
Gagasan Jembatan Selat Malaka (JSM) yang menghubungkan Dumai dan
Johor sempat dicetuskan. Malaysia siap mendanai jembatan ini yang diperkirakan
akan berdampak besar pada ekonomi kedua Negara dan dapat mengurangi dampak
jika Kanal Kra di Thailand, jadi dibangun (Tony, 2017). Ide awal pembangunan
jembatan antar dua negara ini diinisiasi oleh pihak Malaysia pada 1996. Namun,
proyek besar ini harus tertunda dikarenakan krisis ekonomi yang terjadi pada tahun
1997 serta diikuti dengan kecemasan mengenai lingkungan. Tahun 2006-2015
proyek ini berkali-kali dibangkitkan dan berkali-kali pula mengalami penolakan,
baik dari aktivis maupun presiden (Anggraeni, 2018).
B. Solusi Ilmiah yang Ditawarkan
B.1 Konsep Pembangunan Sabang International Port
Sebagai pusat kegiatan ekonomi, secara umum terdapat lima fungsi yang
ditawarkan oleh pelabuhan. Pertama, pelayanan kapal (labuh, pandu, tunda, dan
tambat). Kedua, handling bongkar muat (peti kemas, curah cair, curah kering,
general cargo, roro). Ketiga, embarkasi dan debarkasi penumpang. Keempat, jasa
penumpukan (general cargo, peti kemas, tangki-tangki, silo). Kelima, bunkering
(mengisi perbekalan seperti air kapal, BBM). Keenam, reception, alat, lahan
industri. Ketujuh, persewaan, alat, lahan industri (Pelindo dalam Adam, 2015).
6
Gambar 2. Jalur Distribusi Logistik Indonesia (kiri) dan Pulau Jawa (Kanan)
(Sumber: Deputi Bidang Sarana dan Prasarana BAPPENAS, 2014 (kiri) dan
Kementrian PU dalam (Sihombing, 2017) (kanan))
RPJMN 2015-2019 merencanakan pengembangan 24 pelabuhan strategis di
sepanjang kepulauan Indonesia untuk mendukung tol laut. Selain itu, sudah terdapat
rencana pembangunan trans Sumatera dan trans Jawa sehingga jalur logistik akan
menjadi jauh lebih mudah. Kapal-kapal yang melakukan bongkar muat dengan
tujuan distribusi barang di Sumatera akan langsung mendapat akses pengiriman
barang melalui kereta api dan/atau tol. Sementara kapal yang memiliki tujuan lain
seperti Jawa dan lainnya dapat memecah muatan barangnya dan mengirimkan
barangnya ke pelabuhan tujuan lain yang juga terintegrasi dengan darat.
B.4 Skema Pemangkasan Waktu Dwelling Time
Menurut Direktur Komersial dan Operasional Pelindo III, rata - rata dwelling
time pada jalur merah 8 hari, sedangkan pada jalur hijau 3,96 hari. Proses dwelling
time sendiri terbagi menjadi tiga yakni pre custom clearance (pengecekan izin),
tahap custom clearance (pengecekan barang), dan post custom clearance
(mengeluarkan barang yang dinyatakan clear). Ketiga proses ini sangat
membutuhkan banyak koordinasi instansi baik kementerian maupun lembaga
pemerintah maupun swasta (Iqbal dalam Maulana, 2018).
Beberapa penyebab dwelling time di pelabuhan Indonesia lama adalah pada
proses pre customs clearance. Pada tahap ini terdapat 18 kementerian/lembaga
yang terlibat sehingga proses birokrasi menjadi terlalu lama. Selain itu pentingnya
koordinasi pada tahap ini agar permohonan pemindahan lapangan penumpukan
(PLP) oleh terminal dapat lebih cepat untuk disetujui (Bambang dalam Maulana,
2018). Sehingga skema untuk memangkas waktu bongkar muat adalah dengan cara
membuat proses yang masih offline menjadi daring serta membuat proses bisnis
yang jelas dan dapat dikerjakan dalam waktu yang cepat.
C. Pihak-Pihak yang Mengimplementasikan Gagasan
1) Perguruan Tinggi (PT), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dan
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang melakukan riset
dan pengembangan terhadap rancangan konsep.
2) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang merealisasikan rancangan SIP
dengan membentuk badan khusus untuk menangani perancangan SIP.
8
Hendra, D. 2018. Isu Keamanan Mengemuka, Proyek Terusan Kra Tertunda. URL:
https://www.alinea.id/dunia/isu-keamanan-mengemuka-proyek-terusan-kra-
tertunda-b1Uuj90f. Diakses tanggal 27 Februari 2021.
Hendrajit, R.S.A. 2015. Bangun Kembali Pelabuhan Sabang, Matikan Singapura.
URL: https://aktual.com/bangun-kembali-pelabuhan-sabang-matikan-
singapura/. Diakses tanggal 16 Februari 2021.
Kemenperindag. 2019. Negara Tujuan Ekspor 10 Komoditi Potensial. URL:
http://www.kemendag.go.id/id/economic-profile/10-main-and-potential-
commodities/10-potential-commodities. Diakses tanggal 27 Februari 2021.
Maulana, R. 2018. Dwelling Time Tanjung Perak Lebih dari Tiga Hari, Ini
Penjelasan Pelindo III. URL:
https://ekonomi.bisnis.com/read/20180129/98/731451/dwelling-time-
tanjung-perak-lebih-dari-tiga-hari-ini-penjelasan-pelindo-iii. Diakses tanggal
16 Februari 2021.
Nirmala, R. 2017. Memprediksi untung rugi Kanal Kra bagi Indonesia. URL:
https://beritagar.id/artikel/berita/memprediksi-untung-rugi-kanal-kra-bagi-
indonesia. Diakses tanggal 16 Februari 2021.
Pertiwi, W.D. 2019. Sebuah Catatan Pelabuhan Sabang. URL:
https://www.indonesiana.id/read/4846/login. Diakses tanggal 16 Februari 2021
Pryanka, A. 2018. Pengusaha Siap Manfaatkan Peluang Perang Dagang Amerika-
Cina. URL:
https://republika.co.id/berita/ekonomi/korporasi/18/09/18/pf8up9383-
pengusaha-siap-manfaatkan-peluang-perang-dagang-amerikacina. Diakses
tanggal 16 Februari 2021.
Santoso, A. 2015. RI Bisa Tiru Singapura dan Malaysia Soal Dwelling Time. URL:
https://www.liputan6.com/bisnis/read/2284227/ri-bisa-tiru-singapura-dan-
malaysia-soal-dwelling-time. Diakses tanggal 16 Februari 2021
Sihombing, M. 2017. TOL TRANS JAWA: Akhir 2018, Jakarta - Surabaya via Tol.
URL: https://ekonomi.bisnis.com/read/20170926/45/693241/tol-trans-jawa-
akhir-2018-jakarta-surabaya-via-tol. Diakses tanggal 27 Februari 2021.
Sundararaman, S. 2020. To Build or Not to Build: Thai Kra Canal Dilemma and
China. URL: https://www.newindianexpress.com/opinions/2020/sep/11/to-
build-or-not-to-build-thai-kra-canal-dilemma-and-china-
2195302.html?hcb=1. Diakses tanggal 27 Februari 2021.
Tony. 2017. Jembatan Kajori, Indonesia-Malaysia Yang Dibangun Sendiri Oleh
Kepri. URL: http://batam-defense.blogspot.com/2017/03/jembatan-kajori-
indonesia-malaysia-yang.html. Diakses tanggal 16 Februari 2021.
11
LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pendamping
12
13
14
15
16
17