Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Pengembangan Jaringan Jalur Kereta Api
di Ibukota Negara Nusantara,Kalimantan Timur" dengan tepat waktu.
 
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah jalan rel. Selain itu, makalah ini
bertujuan menambah wawasan di bidang Teknik sipil.
 
Penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Prayogo Afang Prayitno, S.T.,
M.Sc. selaku dosen Mata kuliah Jalan rel. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.
 
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Yogyakarta, 24 Juli 2022

Penullis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................................iii
DAFTAR TABEL...................................................................................................................iv
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG...................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH...............................................................................................1
C. TUJUAN.........................................................................................................................2
BAB II.......................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.......................................................................................................................3
A. TIPE REL...................................................................................................................3
B. PENAMBAT DAN BANTALAN REL....................................................................4
C. PERHITUNGAN REL..............................................................................................5
D. KEBUTUHAN STASIUN DAN EMPLASEMEN REL........................................7
E. SISTEM OPERASI DAN PERSINYALAN............................................................9
F. MACAM-MACAM POTENSI KERUSAKAN JALAN REL.............................10
BAB III....................................................................................................................................12
PENUTUP...............................................................................................................................12
A. KESIMPULAN....................................................................................................12
BAB IV....................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................13

ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Dimensi rel.............................................................................................................3
Gambar 2. Lay out emplasemen stasiun kecil.......................................................................8
Gambar 3. Lay out emplasemen stasiun sedang...................................................................8
Gambar 4. Lay out emplasemen stasiun besar......................................................................8
Gambar 5. Lay out emplasemen stasiun barang...................................................................9

iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Dimensi rel.................................................................................................................3
Tabel 2. Karakteristik rel di Indonesia..................................................................................6
Tabel 3. Tipe rel........................................................................................................................6
Tabel 4. Tegangan pada rel.....................................................................................................6

iv
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pemerintah akan mengembangkan jaringan jalur kereta api di Ibu Kota Negara (IKN)
Nusantara di Kalimantan Timur. Pembangunan jaringan jalur kereta api dilakukan
guna memudahkan akses pergerakan masyarakat baik antarkota maupun di dalam
kota. Rencana pembangunan jaringan jalur kereta api ini tertuang dalam Peraturan
Presiden Nomor 64/2022 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional
Ibu Kota Nusantara Tahun 2022-2042. Berdasarkan Pasal 33 dalam Perpres tersebut,
pemerintah berencana untuk mengembangkan sistem jaringan transportasi guna
meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan pergerakan orang, barang dan jasa
sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi. Salah satu sistem transportasi darat yang
akan dikembangkan di IKN adalah jaringan jalur kereta api. Rencananya, transportasi
itu dikembangkan sebagai interkoneksi dengan sistem jaringan jalur wilayah nasional,
Pulau Kalimantan, Provinsi Kalimantan Timur, dan antarwilayah dalam IKN.

Berdasarkan Pasal 41 dalam Perpres 64/2022, jaringan jalur kereta api yang akan
dikembangkan di IKN berupa jalur kereta api umum yang akan melayani perjalanan
antarkota dan perkotaan. Sesuai dengan rencana yang tertuang dalam beleid itu,
jaringan jalur kereta api antarkota akan menghubungkan Banjarmasin - Pantai Lango -
Karang Joang - Sp Samboja - Samarinda.

Selain itu, jalur kereta api antarkota akan menghubungkan wilayah perencanaan
Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) - wilayah perencanaan IKN Barat - Wilayah
perencanaan IKN Timur - Sp Samboja - Karang Joang - Bandar Udara Sultan Aji
Muhammad Sulaiman. Sementara itu, jaringan jalur kereta api perkotaan akan
menghubungkan wilayah perencanaan KIPP - wilayah perencanaan IKN Barat -
wilayah perencanaan IKN Timur - wilayah perencanaan IKN Timur 2 - wilayah
perencanaan IKN Utara, serta akan menghubungkan wilayah perencanaan IKN Barat
dengan wilayah perencanaan IKN Timur 2. Adapun, jaringan jalur kereta api
perkotaan dikembangkan untuk konektivitas antarpusat kegiatan di dalam Kawasan
Ibu Kota Nusantara (KIKN). Untuk mendukung sistem transportasi kereta api
tersebut, maka pemerintah akan turut membangun setidaknya sebanyak 14 strasiun
kereta api penumpang yang diarahkan untuk dikembangkan dengan konsep
pengembangan Kawasan TOD.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa dampak baik dari adanya pembangunan rel kereta api di Kalimantan
Timur?
2. Bagaimana yang terjadi kepada perekonomian dengan adanya pembangunan
rel kereta api di Kalimantan Timur?
3. Apa dampak buruk yang diakibatkan dari pembangunan rel kereta api di
Kalimantan Timur?

1
C. TUJUAN
1. Proyek ini bertujuan untuk mengurangi biaya distribusi dan waktu tempuh
sehingga dapat meningkatkan kapasitas produksi perusahan pertambangan.
2. Pembangunan tersebut bertujuan untuk memudahkan akses transportasi
masyarakat antardaerah di Kalimantan yang menghubungkan Kalimantan
Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur dan
Kalimantan Utara.
3. Pembangunan rel kereta api ini juga dapat bertujuan untuk membangun
perekonomian di Kalimantan Timur menjadi lebih baik.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. TIPE REL
Berdasarkan PM 60 Tahun 2012 rel harus memenuhi persyaratan berikut:
1. Minimum perpanjangan (elongation) 10%
2. Kekuatan Tarik (tensile strength) minimum 1175 N/mm2
3. Kekerasan kepala rel tidak boleh dari 320 BHN
Kemudian penampang rel harus memenuhi ketentuan dimensi rel seperti pada
tabel dan gambar berikut :

Gambar 1. Dimensi rel

Tabel 1. Dimensi rel

Secara garis besar, komponen struktur jalan rel dikelompokkan menjadi dua
bagian yaitu:
1. Struktur bagian atas → bagian lintasan yang terditi dari rel, bantalan dan
penambat rel

3
2. Struktur bagian bawah → bagian fondasi yang terdiri dari balas dan tanah
dasar
Rel sendiri berfungsi sebagai pijakan menggelindingnya roda kereta api dan untuk
meneruskan beban dari roda kereta api kepada bantalan.

Terdapat tiga jenis rel menurut panjangnya, yaitu:


1. Rel Standar. Memiliki panjang 25 meter.
2. Rel Pendek. Terbuat dari beberapa rel standar yang disambung dengan las.
Panjang maksimum rel pendek adalah 100 meter.
3. Rel Panjang. Terbuat dari beberapa rel pendek yang disambung dengan
las. Panjang minimum rel panjang tergantung pada jenis bantalan yang
digunakan dan tipe relnya
Keuntungan yang dapat diperoleh pada penggunaan rel panjang ialah:
1. Kerusakan sepur (track) terjadi lebih lambat,
2. Keausan dan kerusakan rel maupun komponen yang lainnya berkurang,
3. Kereta api berjalan lebih tenang, goncangan yang terjadi relatif lebih kecil,
4. Kebisingan dan getaran yang terjadi berkurang, dan
5. Pemeliharaan dengan peralatan tidak mengalami hambatan.

B. PENAMBAT DAN BANTALAN REL


Kemudian ada penambat rel. Penambat rel merupakan komponen yang
menambatkan rel pada bantalan sedemikian sehingga kedudukan rel menjadi
tetap, kokoh dan tidak bergeser terhadap bantalannya. Dengan penambat rel ini
jarak antara kedua rel, yaitu lebar sepur akan tetap. Semakin berat beban dan
semakin tinggi kecepatan kereta api yang melewatinya, harus semakin kokoh
penambat relnya.

Jenis penambat rel berdasarkan kemampuan elastisitas yaitu:


1. Penambat kaku (paku rel, tirpon (tirefond) atau mur dan baut, dengan atau tanpa
pelat landas) → Tidak digunakan di Indonesia
2. Penambat elastis, terdapat dua macam penambat elastisitas yaitu :
Penambat elastis tunggal, Penambat elastis tunggal terdiri atas pelat landas,
pelat atau batang jepit elastis, tirpon, mur dan baut.
Penambat elastis ganda , Penambat elastis ganda terdiri atas pelat landas, pelat
atau batang jepit elastis, (karet) alas rel, tirpon, mur dan baut.

Penambat elastis sendiri memiliki beberapa tepi antara lain :


1. Penambat Rel Dorken
2. Penambat Rel D.E. (D.E.Spring Clip)
3. Penambat Rel Pandrol
4. Penambat Rel Nabla
5. Penambat Rel Tipe F
6. Penambat Rel Tipe KA-Clip

4
Kemudian terdapat bantalan yang berfungsi untuk meneruskan beban kereta api
dan berat konstruksi jalan rel ke balas .
Fungsi Bantalan:
1. mendukung rel dan meneruskan beban dari rel ke balas dengan bidang sebaran
beban lebih luas sehingga memperkecil tekanan yang dipikul balas,
2. mengikat/memegang rel (dengan penambat rel) sehingga gerakan rel arah
horizontal tegak lurus sumbu sepur ataupun arah membujur searah sumbu sepur dapat
ditahan, sehingga jarak antara rel dan kemiringan kedudukan rel dapat dipertahankan,
3. memberikan stabilitas kedudukan sepur di dalam balas,
4. menghindarkan kontak langsung antara rel dengan air tanah.
Bantalan berdasarkan bentuknya:
1. Bantalan arah membujur
2. Bantalan arah melintang
Bantalan berdasarkan bahannya:
1. Bantalan kayu
2. Bantalan baja
3. Bantalan beton

C. PERHITUNGAN REL
Kereta api Kalimantan Timur merupakan proyek pembangunan kereta api single
track sepanjang 203 km yang didukung dengan infrastruktur meliputi
stasiun, jetty  batubara, pelabuhan dan PLTU dengan kapasitas 15 MW. PT Kereta Api
Borneo (KAB) akan mengoperasikan proyek ini. Proyek ini akan melewati Kabupaten
Kutai Barat, Kabupaten Paser, Kabupaten Penajam Paser dan Kota Balikpapan.

Maka jenis tipe rel yang digunakan yaitu rel Panjang, terbuat dari beberapa rel pendek
yang disambung dengan las. Panjang minimum rel Panjang tergantung pada jenis
bantalan yang digunakan dan tipe relnya. Karena pembangunan rel kereta api di
Kalimantan Timur ini merupakan proyek single track oleh karena itu digunakan
bantalan beton dengan tipe R. 54 dengan tegangan 11951 Kg/cm2. Dn juga
menggunakan penambat rel jenis elastis. Karena rel kereta api menggunakan tipe
kelas jalan 1 maka kecepatan yang digunakan 120 Km/jam dengan d1 150 cm, b 150
cm, c 235 cm, k1 265 cm, d2 15-50 cm, e 25, k2 375 cm. Seperti yang terdapat pada
tabel di bawah ini.

5
Tabel 2. Karakteristik rel di Indonesia

Tabel 3. Tipe rel

Tabel 4. Tegangan pada rel

Untuk momen dan defleksi maksimum dengan perhitungan sebagai berikut :

Diket :
Beban kereta api 18 ton pada kelas rel I
Modulus elastis rel tipe R54 : 2,1 x 106 Kg/cm2
Nilai modulus kekuatan rel : 180 Kg/cm2
Kecepatan rencana = 120 x 1,25 = 150 m/s

Dit : Momen dan defleksi maksimum?

Jawab :

Pd = Ps ( 1+ 0,01 (V/1,609-5))

6
Pd = 9000(1=0,01(150/1,609-5)) = 16940,30 Kg

Mencari factor reduksi


180
ℷ=∜ = 0,0098960 cm2
4 x 2 x 106 x 2346

Perhitungan momen maksimum

Mm = Pd/ 4ℷ
Mm= 16940,30/4 x 0,00989 = 427958,266 kgcm

Perhitungan defleksi maksimum

Ym = Pdℷ/2k = 16940,30 x 0,0098960/2 x 180 = 0,46567 cm

D. KEBUTUHAN STASIUN DAN EMPLASEMEN REL


Stasiun: tempat pemberangkatan dan pemberhentian kereta api. Stasiun
merupakan titik temu dari kegiatan di dalam sistem transportasi seperti:
• Penumpang
• Barang
• Kereta
• Angkutan jalan raya
• Angkutan udara (contoh: kereta bandara Soekarno – Hatta)
Stasiun kereta api juga merupakan simpul yang memadukan antara:
• Jaringan jalur kereta api dengan jaringan jalur kereta api lain
• Jaringan kereta api dengan moda transportasi lain
Stasiun sendiri berfungsi sebagai berikut :
• Untuk memproses naik dan turunnya penumpang dan barang.
• Sebagai proses penggantian penggunaan moda angkutan. (kereta dengan angkutan
jalan raya dan sebaliknya).
• Penyimpanan barang sebelum melanjutkan dengan proses angkutan yang lain.
• Tempat tunggu penumpang sebelum melanjutkan proses perjalanan selanjutnya

Stasiun sendiri memiliki fasilitas yang dibutuhkan antara lain :


Bangunan fisik
1. Peron, yaitu tempat naik dan turun penumpang
2. Tempat bongkar dan muat barang
3. Tempat pengatur dan pengontrol perjalanan kereta
4. Tempat tunggu penumpang
5. Tempat istirahat masinis dan pegawai
6. Tempat proses administrasi (Loket penjualan tiket dan Pengiriman
barang/Timbang)
7. Tempat simpan barang
8. Restorasi
9. Tempat ibadah
10. Kamar mandi dan W.C.
11. Fasilitas parkir angkutan jalan raya
12. Emplasemen (fasilitas untuk langsiran kereta)

7
Peralatan
1. Operator
2. Telekomunikasi
Tenaga kerja
1. Kebersihan
2. Keamanan, dll
Sedangkan rel kereta yang digunakan di Kalimantan Timur menggunakan
emplasemen umum yang terdiri :
1. Emplasemen stasiun kecil

Gambar 2. Lay out emplasemen stasiun kecil

2. Emplasemen stasiun sedang

Gambar 3. Lay out emplasemen stasiun sedang

3. Emplasemen stasiun besar

Gambar 4. Lay out emplasemen stasiun besar

8
4. Emplasemen barang

Gambar 5. Lay out emplasemen stasiun barang

E. SISTEM OPERASI DAN PERSINYALAN


Untuk system operasi kereta api sendiri sebagai berikut :
a. manual dengan masinis tanpa perangkat pembantu, Sistem pengoperasian
sarana perkeretaapian ini sepenuhnya dikendalikan oleh masinis.
b. manual dengan masinis dilengkapi dengan perangkat pembantu, Sistem
pengoperasian sarana perkeretaapian ini dilakukan oleh masinis dan diawasi oleh
pusat pengendali perjalanan kereta api yang dilengkapi dengan sistem Automatic
Train Protection (ATP)/ Sistem Keselamatan Kereta Api Otomatis (SKKO).
Tugas masinis dalam mengoperasikan sarana perkeretaapian pada sistem
pengoperasian sarana perkeretaapian ini meliputi:
1) memantau jalur kereta api;
2) menghentikan sarana apabila dalam keadaan darurat;
3) melakukan percepatan dan pengereman sarana berdasarkan sinyal pada jalur
atau sinyal dalam kabin;
4) membuka dan menutup pintu sarana perkeretaapian.
c. semi otomatis dengan masinis, sistem pengoperasian sarana perkeretaapian ini
meliputi pemberangkatan, percepatan, dan pengereman yang dikendalikan secara
otomatis dengan sistem Automatic Train Operation (ATO) dan dilengkapi sistem
Automatic Train Protection (ATP)/Sistem Keselamatan Kereta Api Otomatis
(SKKO). Tugas masinis dalam mengoperasikan sarana perkeretaapian pada sistem
semi otomatis dengan masinis ini meliputi:
1) memantau jalur kereta api;
2) menghentikan sarana apabila dalam kondisi darurat;
3) membuka dan menutup pintu sarana perkeretaapian
d. otomatis dengan awak sarana tanpa masinis, atau Sistem pengoperasian sarana
perkeretaapian ini meliputi pemberangkatan, percepatan, dan pengereman yang
dikendalikan secara otomatis dengan sistem Automatic Train Operation (ATO)
dan dilengkapi sistem Automatic Train Protection (ATP)/Sistem Keselamatan
Kereta Api Otomatis (SKKO). Dalam hal membuka dan menutup pintu sarana

9
perkeretaapian dapat dilakukan oleh awak sarana perkeretaapian atau secara
otomatis.
e. otomatis tanpa awak sarana. Sistem pengoperasian sarana perkeretaapian ini
sepenuhnya dikendalikan secara otomatis dengan sistem Automatic Train
Operation (ATO) dan dilengkapi dengan sistem Automatic Train Protection
(ATP)/Sistem Keselamatan Kereta Api Otomatis (SKKO) tanpa keberadaan awak
sarana dalam kereta api. Sistem pengoperasian sarana perkeretaapian ini wajib
dilengkapi dengan alat deteksi dini dan sistem manajemen darurat otomatis pada
saat terjadi kondisi bahaya dan keadaan darurat.

Kemudian ada persinyalan yang dibutuhkan untuk kereta api. Peralatan persinyalan
perkeretaapian merupakan fasilitas pengoperasian kereta api yang berfungsi memberi
petunjuk atau isyarat yang berupa warna atau cahaya dengan arti tertentu yang dipasang
pada tempat tertentu. Peralatan persinyalan terdiri dari:
1. Sinyal;
2. Tanda/Semboyan;
3. Marka;
4. Peralatan Pendukung.
Sinyal sebagai alat penjaga keselamatan perjalanan kereta api harus memenuhi 3
tugas yaitu:
1. Menjaga jarak antar kereta api atau menjaga petak jalan agar hanya ada
maksimal satu kereta api dalam satu petak jalan
2. Menjaga agar kereta api berjalan pada jalur yang benar dan dengan kecepatan
tertentu
3. Mengendalikan pergerakan kereta api di stasiun (perlu dibedakan sinyal masuk,
sinyal keluar, dan sinyal langsir) Ketika kereta masuk ke stasiun, terdapat 3
kemungkinan yang dihadapi masinis:
1. Kereta api harus berhenti di depan sinyal utama sebelum masuk stasiun
2. Kereta api boleh masuk stasiun dan berhenti di stasiun
3. Kereta api boleh masuk stasiun dan langsung meneruskan perjalanannya ke
jalan bebas berikutnya dengan kecepatan penuh.

Sedapat mungkin sinyal yang digunakan adalah sinyal listrik, namun jika
anggaran masih terbatas digunakan pendekatan sebagai berikut:
1. Jenis sinyal mekanik untuk frekuensi lalu lintas rendah - sedang;
2. Sinyal listrik untuk frekuensi lalu lintas sedang - tinggi.

F. MACAM-MACAM POTENSI KERUSAKAN JALAN REL


Macam kerusakan Struktur Jalan Rel :
1. Kerusakan pada badan jalan rel.
2. Kerusakan pada subgrade.
3. Kerusakan pada balas.
4. Kerusakan pada bantalan rel.
5. Kerusakan pada rel
Penyebab kerusakan Jalan Rel :
1. Kekeliruan pada perencanaan.

10
2. Kekeliruan saat pembangunan/pelaksanaan konstruksi.
3. Material yang digunakan kurang baik.
4. Kesalahan pada saat pemakaian jalan rel (over load, kecepatan yang tidak
merata/mendadak).
5. Perawatan jalan rel tidak dilakukan secara maksimal.
6. Kondisi alam setempat, dan kondisi cuaca.
7. Akibat bencana alam.
Perawatan jalan rel dapat dilakukan secara manual dengan menggunakan
peralatan ringan/sederhana atau menggunakan alat berat. Perawatan jalan rel
dikelompokkan dalam 2 kategori:
1. Perawatan rutin (routine maintenance)
2. Perawatan khusus (special maintenance)

11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pemerintah akan mengembangkan jaringan jalur kereta api di Ibu Kota Negara (IKN)
Nusantara di Kalimantan Timur. Pembangunan jaringan jalur kereta api dilakukan
guna memudahkan akses pergerakan masyarakat baik antarkota maupun di dalam
kota.

Kereta api Kalimantan Timur merupakan proyek pembangunan kereta api single


track sepanjang 203 km yang didukung dengan infrastruktur meliputi
stasiun, jetty  batubara, pelabuhan dan PLTU dengan kapasitas 15 MW. PT Kereta Api
Borneo (KAB) akan mengoperasikan proyek ini. Proyek ini akan melewati Kabupaten
Kutai Barat, Kabupaten Paser, Kabupaten Penajam Paser dan Kota Balikpapan.

Maka jenis tipe rel yang digunakan yaitu rel Panjang, terbuat dari beberapa rel pendek
yang disambung dengan las. Panjang minimum rel Panjang tergantung pada jenis
bantalan yang digunakan dan tipe relnya. Karena pembangunan rel kereta api di
Kalimantan Timur ini merupakan proyek single track oleh karena itu digunakan
bantalan beton dengan tipe R. 54 dengan tegangan 11951 Kg/cm2. Dn juga
menggunakan penambat rel jenis elastis. Karena rel kereta api menggunakan tipe
kelas jalan 1 maka kecepatan yang digunakan 120 Km/jam dengan d1 150 cm, b 150
cm, c 235 cm, k1 265 cm, d2 15-50 cm, e 25, k2 375 cm.

Rel kereta api tidak selamanya kondisinya baik terus oleh karena itu dibutuhkan
perawatan supaya tidak rusak. Perawatan jalan rel dapat dilakukan secara manual
dengan menggunakan peralatan ringan/sederhana atau menggunakan alat berat.
Perawatan jalan rel dikelompokkan dalam 2 kategori:
1. Perawatan rutin (routine maintenance)
2. Perawatan khusus (special maintenance)

12
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
https://www.mongabay.co.id/2014/02/20/rel-kereta-batubara-kaltim-membuka-potensi-
eksploitasi-hingga-pedalaman-kalimantan-timur/
https://ekonomi.bisnis.com/read/20200910/98/1289831/ini-progres-proyek-kereta-api-di-
kalimantan-timur
https://kppip.go.id/proyek-prioritas/kereta-api/kereta-api-kalimantan-timur/
https://prokom.kukarkab.go.id/berita/info-kaltim/pusat-bangun-rel-kereta-api-penumpang-di-
kaltim
https://ekonomi.bisnis.com/read/20220511/45/1532103/terungkap-rencana-pembangunan-
jalur-kereta-api-di-ikn-nusantara

13

Anda mungkin juga menyukai