Anda di halaman 1dari 22

KODE ETIK

PENYELENGGARA PEMILU
DAN EVALUASI KINERJA
PPK DALAM PEMILU
TAHUN 2024
MATERI KEEMPAT
BIMBINGAN TEKNIS TATA KERJA PPS JANUARI 2023

KOMISI PEMILIHAN UMUM


REPUBLIK INDONESIA
KPU KODE ETIK BADAN ADHOC PENYELENGGARA PEMILU
Dasar Hukum Kode Etik
Badan Ad-Hoc Penyelenggara Pemilu
Definisi Kode Etik
Badan Ad-Hoc Penyelenggara Pemilu UU Nomor 7 Tahun 2017 (Pasal 19
huruf e) Tentang Pemilihan Umum
Kode Etik adalah suatu kesatuan asas moral, etika,
dan filosofi yang menjadi pedoman perilaku bagi PKPU Nomor 8 Tahun 2019
Penyelenggara Pemilu berupa kewajiban atau sebagaimana telah diubah dengan
larangan, tindakan dan/atau ucapan yang patut atau PKPU Nomor 3 Tahun 2020 tentang
tidak patut dilakukan oleh penyelenggara pemilu. Perubahan atas PKPU Nomor 8 Tahun
(Keputusan KPU 337 Tahun 2020) 2019 tentang Tata kerja KPU, KPU
Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota

Perubahan Penanganan Pelanggaran Peraturan DKPP Nomor 2 Tahun 2017


Kode Etik Badan Ad-Hoc Penyelenggara Pemilu tentang Kode Etik Dan Pedoman
Perilaku Penyelenggara Pemilihan
Ditetapkannya Peraturan DKPP Nomor 2 Tahun 2019
Umum
praktis mengubah mekanisme penanganan
pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Badan Ad-Hoc
KPU (PPK, PPS, dan KPPS) Keputusan KPU Nomor 337/HK.06.2-
Kpt/01/KPU/VII/2020 tentang
Pedoman Teknis Penanganan
Penanganan pelanggaran Kode Etik pada Pelanggaran Kode, Kode Perilaku,
Penyelenggara Pemilu Ad-Hoc diserahkan langsung Sumpah/Janji, dan/atau Pakta
kepada KPU Kabupaten/Kota untuk menanganinya Integritas Anggota PPK, PPS, dan KPPS.
KPU PEDOMAN ETIK DAN PERILAKU BADAN ADHOC
LANDASAN
KODE PERILAKU
PEDOMAN BERTUGAS Kode Perilaku yang diatur
Anggota PPK, PPS, KPPS dalam bermakna pencegahan,
menjalankan tugasnya berpedoman pada: pembinaan, dan internalisasi nilai-
nilai untuk membentuk esprit de
1. Peraturan perundang-undangan tentang Pemilu;
corps KPU secara kelembagaan
2. Kode Etik Penyelenggara Pemilu; dan
3. Kode Perilaku PPK, PPS dan KPPS Pengaturan tata kerja Adhoc
Pemilihan bertujuan untuk
mempertajam makna tanggung
jawab lewat pembinaan,
PELAKSANAAN KODE ETIK DAN KODE PERILAKU ADHOC pemberian hak dan kewajiban,
sanksi dan penghargaan
❑ Kode Etik berpedoman pada Peraturan DKPP yang mengatur
tentang Kode Etik Penyelenggara Pemilu. Pengaturan Kode Perilaku
❑ KPU Kabupaten/Kota melakukan Pengawasan Internal terhadap merupakan turunan dari Kode
anggota PPK, PPS, dan KPPS. Etik, Pakta Integritas dan
❑ Pengawasan Internal dilakukan terhadap pelanggaran Kode Etik, Sumpah/Janji yang harus dipatuhi
Kode Perilaku, dan Disiplin. oleh Badan Adhoc Pemilihan 2020
KPU PENYELENGGARAAN PEMILU BEBAS KKN

PENYELENGGARAAN PEMILU/PEMILIHAN BEBAS PRAKTEK KKN

BEBAS PRAKTEK BEBAS PRAKTEK BEBAS PRAKTEK


KORUPSI KOLUSI NEPOTISME
• Tidak Melakukan Tindakan Yang • Tidak Menjadi Narasumber Dalam • Memperlakukan Calon Peserta Pemilu
Menguntungkan /Memperkaya Diri Kegiatan Parpol/Paslon Tanpa Diputuskan Dan Peserta Pemilu Dengan Adil Tanpa
Sendiri, Keluarga Dan Kerabat Dari Dalam Pleno Dipengaruhi Hubungan Kekerabatan
Jabatan Sebagai • Memperlakukan Peserta Pemilu Dengan • Mengambil Keputusan Berdasarkan
• Tidak Menyalahgunakan Kewenangan Adil Melalui Ucapan, Tindakan Dan Prinsip Meritokrasi
• Menolak Pemberian Dalam Bentuk Perbuatan Sebagai Penyelenggara Pemilu (Prestasi/Kemampuan)
Apapun • Tidak Menghadiri Pertemuan Yang Dapat • Menyatakan Secara Terbuka Dalam Rapat
Menimbulkan Kesan Publik Adanya Pleno Dan Diberitahukan Ke Publik
Ketidaknetralan Sebagai Penyelenggara Apabila Memiliki Hubungan Keluarga Atau
Pemilu Sanak Saudara Dengan Peserta Pemilihan,
• Tidak Melakukan Pertemuan Dengan Dan/Atau Tim Kampanye
Peserta Pemilu, Tim Kampanye Di Luar • Tidak Melakukan Pertemuan Dengan
Kantor Atau Di Luar Kegiatan Kedinasan Peserta Pemilu, Tim Kampanye Di Luar
Lainnya Kantor Atau Di Luar Kegiatan Kedinasan
Lainnya
KPU PRINSIP PENYELENGGARAAN PEMILU
KPU PRINSIP PENYELENGGARAAN PEMILU

PRINSIP PRINSIP
MANDIRI JUJUR DAN ADIL
NETRAL ATAU TIDAK MEMIHAK SALAH SATU PESERTA MENYAMPAIKAN INFORMASI YANG BENAR KEPADA
1 PEMILIHAN DAN/ATAU TIM KAMPANYE 1 PUBLIK SESUAI DENGAN DATA DAN/ATAU FAKTA

MENGHINDARI INTERVENSI DARI PIHAK LAIN DALAM MENDAFTARKAN WARGA NEGARA INDONESIA YANG
2 PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI
PENYELENGGARA PEMILU;
2 SUDAH MEMENUHI SYARAT SEBAGAI PEMILIH TANPA
MEMBEDAKAN SUKU, AGAMA, RAS DAN PILIHAN
POLITIKNYA
TIDAK MENGELUARKAN PENDAPAT ATAU PERNYATAAN
3 YANG BERPIHAK KEPADA PESERTA PEMILIHAN
TERTENTU
MELAYANI PEMILIH DALAM MEMENUHI HAK
3 KONSTITUSIONALNYA

TIDAK MEMBERIKAN PENDAPAT, KOMENTAR DAN


4 RESPON YANG MEMPUNYAI KECENDERUNGAN MEMPERLAKUKAN DAN MEMBERI KESEMPATAN YANG
KEBERPIHAKAN KEPADA PESERTA PEMILU DI MEDIA
SOSIAL MAUPUN DI MEDIA LAINNYA
4 SAMA SETIAP PESERTA PEMILU

TIDAK MEMAKAI, MEMBAWA, ATAU MENGENAKAN


5 SIMBOL, LAMBANG ATAU ATRIBUT YANG SECARA
JELAS MENUNJUKKAN KEBERPIHAKAN KEPADA
PESERTA PEMILU
KPU PRINSIP PENYELENGGARAAN PEMILU

PRINSIP PRINSIP
KEPASTIAN HUKUM DAN TERTIB KEPENTINGAN UMUM
MELAKSANAKAN SERTA TEGAS DAN TEPAT WAKTU MENYELESAIKAN PERSOALAN INTERNAL DENGAN
1 DALAM MENJALANKAN KEPUTUSAN YANG TELAH 1 TEPAT WAKTU SEHINGGA TIDAK MENGANGGU
TAHAPAN PEMILIHAN
DISEPAKATI DALAM RAPAT PLENO

MENAATI ATURAN DAN PROSEDUR SESUAI DENGAN MEMBERIKAN RESPON MENYELESAIKAN PENGADUAN,
2 KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
2 KELUHAN, KEBERATAN DAN ASPIRASI DARI BERBAGAI
PIHAK

MEMATUHI KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-


3 UNDANGAN MEMBERIKAN DUKUNGAN TERHADAP PARTISIPASI
3 PUBLIK DI DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN

BERHATI-HATI DALAM MENYAMPAIKAN PENDAPAT


4 DAN INFORMASI DENGAN MENGHINDARI TIMBULNYA MENCIPTAKAN KONDISI YANG KONDUSIF DALAM
KETIDAKPASTIAN ATAU KESIMPANGSIURAN
INFORMASI
4 PENYELENGGARAAN PEMILIHAN

TIDAK MEMBERIKAN TAFSIRAN PRIBADI TERHADAP


5 SUATU ATURAN YANG SUDAH DITETAPKAN
KPU PRINSIP PENYELENGGARAAN PEMILU

PRINSIP PRINSIP
PROFESIONAL TERBUKA DAN PROPORSIONAL
MENJAMIN KUALITAS PELAYANAN KEPADA PEMILIH, MEMBERIKAN AKSES DAN PELAYANAN KEPADA
1 PESERTA PEMILU DAN PARA PEMANGKU 1 PEMILIH, PESERTA PEMILU, DAN PARA PEMANGKU
KEPENTINGAN LAINNYA SESUAI DENGAN KETENTUAN
KEPENTINGAN SESUAI DENGAN STANDAR
PROFESIONAL ADMINISTRASI PENYELENGGARAAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
PEMILU
MEMANFAATKAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM
BERTINDAK BERDASARKAN STANDAR OPERASIONAL
2 PROSEDUR DAN SUBTANSI PROFESI ADMINISTRASI 2 RANGKA SOSIALISASI DAN PENYEBARLUASAN
INFORMASI PEMILU
PEMILU DAN PEMILIHAN

BERANI MENGHADAPI DAN MENERIMA KONSEKUENSI MENDAPATKAN DAN MENGUMPULKAN DATA DAN
3 KEPUTUSAN
3 INFORMASI YANG MENYELURUH SEBELUM
MENGAMBIL KEPUTUSAN

MENGAMBIL KEPUTUSAN DALAM MENJALANKAN


4 TUGAS, FUNGSI, DAN WEWENANG YANG MENGAMBIL KEPUTUSAN BERDASARKAN FAKTA DAN
DILAKSANAKAN SECARA KOLEKTIF DAN KOLEGIAL 4 DATA YANG DITERIMA SECARA BERIMBANG

MENJAGA KERAHASIAAN ISI DAN DINAMIKA RAPAT


5 PLENO
KPU PRINSIP PENYELENGGARAAN PEMILU

PRINSIP PRINSIP
EFEKTIF DAN AKUNTABEL EFISIEN DAN AKSESIBILITAS
MENJELASKAN KEPUTUSAN YANG TELAH DIAMBIL MENGGUNAKAN ANGGARAN SECARA OPTIMAL
1 DAN MENYAMPAIKAN INFORMASI TERKAIT PROSES 1 UNTUK MEMPEROLEH MANFAAT DENGAN MAKSIMAL
SESUAI DENGAN KETENTUAN PERATURAN
PENYELENGGARAAN PEMILU DAN PEMILIHAN
PERUNDANG-UNDANGAN
MENJELASKAN ALASAN SETIAP PENGGUNAAN
2 KEWENANGAN KEPADA PUBLIK MENYAMPAIKAN INFORMASI TERKAIT KEPEMILUAN
2 KEPADA PENYANDANG DISABILITAS, MINORITAS, DAN
KELOMPOK MARGINAL
MENGGUNAKAN WAKTU SECARA EFEKTIF SESUAI
3 DENGAN TAHAPAN DAN JADWAL PENYELENGGARAAN
PEMILU MEMBERIKAN PELAYANAN KEPADA PENYANDANG
3 DISABILITAS, MINORITAS, DAN KELOMPOK MARGINAL
UNTUK MENGGUNAKAN HAK PILIHNYA
MENGGUNAKAN ANGGARAN DAN FASILITAS KANTOR
4 YANG DISEDIAKAN SECARA EFEKTIF
MEMBERIKAN KESEMPATAN YANG SAMA KEPADA
4 PENYANDANG DISABILITAS, MINORITAS DAN
KELOMPOK MARGINAL UNTUK BERPARTISIPASI
DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN
KPU PRINSIP PENYELENGGARAAN PEMILU

PRINSIP
INTEGRITAS
MENJAGA SIKAP DAN TINDAKAN AGAR TIDAK
1 MERENDAHKAN INTEGRITAS PRIBADI DENGAN
MENJAUHKAN DIRI DARI PERSELINGKUHAN,
PENYALAHGUNAAN NARKOBA, BERJUDI, MENIPU,
MINUMAN KERAS, TINDAK KEKERASAN, TINDAKAN
KEKERASAN SEKSUAL, DAN TINDAKAN LAINNYA YANG
DILARANG OLEH KETENTUAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN

TIDAK MELIBATKAN KERABAT, KRONI, TEMAN DEKAT


2 DALAM MELAKSANAKAN TUGAS-TUGAS
PENYELENGGARAAN PEMILU DAN PEMILIHAN
KPU KODE ETIK PENYELENGGARAAN PEMILU
PRINSIP
PRINSIP
MANDIRI
MANDIRI PRINSIP DAN PRINSIP TERTIB
a. menjaga dan memelihara tertib sosial dalam
a. netral atau tidak memihak terhadap peserta Pemilu; KODE ETIK penyelenggaraan Pemilu;
b. mengindahkan norma dalam penyelenggaraan Pemilu;
b. menolak segala yang dapat menimbulkan pengaruh buruk;
c. tidak mengeluarkan pendapat atau pernyataan yang PRINSIP ADIL c. menghormati kebhinnekaan masyarakat Indonesia;
d. memastikan informasi yang dikumpulkan, disusun, dan
bersifat partisan;
a. memperlakukan secara sama setiap peserta Pemilu, calon disebarluaskan dengan cara sistematis, jelas, dan
d. tidak melakukan komunikasi yang bersifat partisan dengan
pemilih, dan pihak lain yang terlibat Pemilu; akurat;
peserta Pemilu, tim kampanye dan pemilih;
b. memberitahukan kepada seseorang atau peserta Pemilu e. memberikan informasi mengenai Pemilu kepada publik
e. tidak memakai, membawa, atau mengenakan simbol,
selengkap dan secermat mungkin akan dugaan yang secara lengkap, periodik dan dapat
lambang atau atribut peserta Pemilu tertentu;
diajukan atau keputusan yang dikenakannya; dipertanggungjawabkan.
f. tidak memberitahukan pilihan politiknya secara terbuka
dan tidak menanyakan pilihan politik kepada orang lain; c. menjamin kesempatan yang sama bagi pelapor atau
g. tidak menerima pemberian dalam bentuk apapun dari terlapor dalam penyelesaian pelanggaran atau sengketa PRINSIP AKSESBILITAS
peserta Pemilu, yang dihadapinya sebelum diterbitkan putusan atau
h. tidak akan menggunakan kewenangan untuk meminta keputusan;
a. menyampaikan informasi Pemilu kepada penyandang
atau menerima janji, hadiah, hibah, pemberian, d. mendengarkan semua pihak yang berkepentingan dengan
disabilitas sesuai kebutuhan;
penghargaan, dan pinjaman atau bantuan apapun; kasus yang terjadi dan mempertimbangkan semua alasan
b. memastikan ketersediaan sarana dan prasarana
i. menyatakan secara terbuka dalam rapat apabila memiliki yang diajukan secara adil
pendukung bagi penyandang disabilitas untuk
hubungan keluarga atau sanak saudara dengan calon, menggunakan hak pilihnya;
peserta Pemilu, dan tim kampanye; c. memastikan penyandang disabilitas yang memenuhi
syarat mempunyai kesempatan yang sama sebagai
PRINSIP KEPASTIAN HUKUM Peserta Pemilu dan sebagai Penyelenggara Pemilu
PRINSIP TERBUKA a. melakukan tindakan dalam penyelenggaraan Pemilu yang
secara tegas diperintahkan oleh peraturan perundang-
a. memberikan akses dan pelayanan yang mudah kepada undangan; PRINSIP JUJUR
publik untuk mendapatkan informasi dan data yang b. melakukan tindakan dalam rangka penyelenggaraan a. menyampaikan seluruh informasi yang disampaikan
berkaitan dengan keputusan yang telah diambil; Pemilu yang sesuai dengan yurisdiksinya; kepada publik dengan benar berdasarkan data dan/atau
b. menata data dan dokumen untuk memberi pelayanan c. melakukan tindakan dalam rangka penyelenggaraan fakta;
informasi publik secara efektif; Pemilu, dan menaati prosedur yang ditetapkan b. memberitahu kepada publik mengenai bagian tertentu
c. memberikan respon secara arif dan bijaksana terhadap d. menjamin pelaksanaan peraturan perundang-undangan dari informasi yang belum sepenuhnya dapat
kritik dan pertanyaan publik. yang berkaitan dengan Pemilu sepenuhnya diterapkan dipertanggungjawabkan berupa informasi sementara.
secara adil dan tidak berpihak.
KPU KODE ETIK PENYELENGGARAAN PEMILU
PRINSIP PROFESIONAL PRINSIP KEPENTINGAN UMUM PRINSIP EFEKTIF
a. menggunakan waktu secara efektif sesuai tahapan dan
a. memelihara dan menjaga kehormatan lembaga a. menjunjung tinggi Pancasila, Undang-Undang Dasar
jadwal penyelenggaraan Pemilu yang telah ditetapkan;
Penyelenggara Pemilu; Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan peraturan
b. melakukan segala upaya yang dibenarkan menurut
b. menjalankan tugas sesuai visi, misi, tujuan, dan program perundang-undangan;
etika dan peraturan untuk menjamin pelaksanaan hak
lembaga Penyelenggara Pemilu; b. menjunjung tinggi kepentingan bangsa dan Negara
konstitusional setiap penduduk.
c. melaksanakan tugas sesuai jabatan dan kewenangan yang Kesatuan Republik Indonesia;
didasarkan pada UUD, undang-undang, peraturan c. menunjukkan penghargaan dan kerjasama dengan
perundang-undangan, dan keputusan yang berkaitan seluruh lembaga dan aparatur negara untuk kepentingan PRINSIP EFISIEN
dengan Pemilu; bangsa dan Negara;
d. menjaga dan memelihara nama baik Negara Kesatuan a. kehati-hatian dalam melakukan perencanaan dan
d. mencegah segala bentuk dan jenis penyalahgunaan tugas,
Republik Indonesia. penggunaan anggaran agar tidak berakibat
wewenang, dan jabatan,
e. Menghargai dan menghormati sesame lembaga pemborosan dan penyimpangan;
e. menjamin kualitas pelayanan kepada pemilih dan peserta
Penyelenggara Pemilu dan pemangku kepentingan b. menggunakan keuangan yang bersumber dari
dengan standar profesional administrasi penyelenggaraan
Pemilu; APBN/APBD atau yang diselenggarakan atas
Pemilu;
f. tidak melibatkan kepentingan pribadi maupun keluarga tanggungjawab Pemerintah dalam melaksanakan
f. bertindak berdasarkan standar operasional prosedur dan
dalam seluruh pelaksanaan tugas, wewenang, dan seluruh kegiatan Pemilu sesuai dengan prosedur dan
substansi profesi administrasi Pemilu;
kewajibannya; tepat sasaran
g. melaksanakan tugas sebagai Penyelenggara Pemilu dengan
komitmen tinggi; g. memberikan informasi dan pendidikan pemilih yang
h. tidak melalaikan pelaksanaan tugas yang diatur dalam mencerahkan pikiran dan kesadaran pemilih; PRINSIP PROPORSIONAL
organisasi Penyelenggara Pemilu. h. memastikan pemilih memahami secara tepat mengenai
proses Pemilu; a. mengumumkan adanya hubungan atau keterkaitan
i. membuka akses yang luas bagi pemilih dan media untuk pribadi yang dapat menimbulkan situasi konflik
PRINSIP AKUNTABEL berpartisipasi dalam proses penyelenggaraan Pemilu; kepentingan;
a. menjelaskan keputusan yang diambil berdasarkan b. menjamin tidak adanya penyelenggara Pemilu yang
j. menciptakan kondusitivitas bagi pemilih untuk
peraturan, tata tertib, dan prosedur yang ditetapkan; menjadi penentu keputusan yang menyangkut
menggunakan hak pilihnya atau memberikan suaranya;
b. menjelaskan kepada publik apabila terjadi penyimpangan kepentingan sendiri secara langsung maupun tidak
k. memastikan ketersediaan sarana dan prasarana
dalam proses kerja serta upaya perbaikannya; langsung;
pendukung bagi pemilih disabilitas
c. menjelaskan alasan setiap penggunaan kewenangan c. tidak terlibat dalam setiap bentuk kegiatan yang dapat
publik; menimbulkan konflik kepentingan; dan
d. memberikan penjelasan terhadap pertanyaan mengenai
keputusan yang telah diambil terkait proses Pemilu; PRINSIP DAN d. menjaga rahasia yang dipercayakan, termasuk hasil
rapat yang dinyatakan sebagai rahasia sampai batas
e. bekerja dengan tanggung jawab dan dapat
dipertanggungjawabkan
KODE ETIK waktu yang ditentukan atau sampai masalah tersebut
sudah dinyatakan untuk umum sepanjang
KPU PENANGANAN PELANGGARAN BADAN ADHOC
ALUR PENANGANAN PELANGGARAN
BERDASARKAN ADUAN/LAPORAN
Penanganan
Pelanggaran
Tindak
Pengadu Dilanjutkan dan
dan/atau Petunjuk Awal Disampaikan
Pelapor Pengadu/Pelapor
Tidak Memenuhi Unsur
Dugaan Pelanggaran
KPU Kab/Kota Tim Penerima
Rapat Pleno
membentuk Tim Laporan Laporan
Verifikasi dan Dituangkan Proses Penanganan
Penerima dan/atau Memverifikasi
Klarifikasi Pada Berita Dihentikan dan
Laporan/ Pengaduan Kelengkapan
Acara Disampaikan pada
Pengaduan Berkas
Memenuhi Unsur Kedua Pihak
Dugaan Pelanggaran
Tidak Ditemukan Ada
Menggunakan Dugaan Pelanggaran
Form Model Alat Bukti Verifikasi dan Rapat Pleno
PE-2 Klarifikasi Dituangkan
Dituangkan Pada Pada Berita
Membuat Berita Acara Acara
Tanda Terima Ditemukan Ada
Dugaan Pelanggaran

Proses Penanganan Dugaan Pemberhentian


Sementara dan
Pelanggaran Selanjutnya Dilakukan Membentuk Tim
Pemeriksaan Oleh Tim Pemeriksa Pemeriksa
KPU PENANGANAN PELANGGARAN BADAN ADHOC

ALUR PENGAMBILAN
KEPUTUSAN Tim Pemeriksa
Teradu
Diaktifkan
Menyampaikan Risalah
Kembali dan
dan Rekom Sanksi
Direhabilitasi Disampaikan
Dugaan Tidak Terbukti pada Pengadu

Tim Pemeriksa KPU Kab/Kota


KPU Kab/Kota Tim Pemeriksa Tim Pemeriksa Ditetapkan Dalam
Melakukan Kajian mengambil Salinan Keputusan
membentuk memanggil Dua Melakukan Keputusan KPU
Bedasar Hasil Keputusan Dalam
Tim Pemeriksa Belah Pihak Pemeriksaan Kab/Kota
Pemeriksaan Rapat Pleno

Dugaan Terbukti Disampaikan


Hasil Pemeriksaan pada Teradu
Teradu
Dituangkan Diaktifkan
dalam Form Kembali dan
Model PE-3 Dijatuhi Sanksi

Ketua Divisi Hukum &


Pengawasan KPU Kab/Kota

Ketua Divisi Sumber Daya


Manusia KPU Kab/Kota
Sanksi berpedoman pada ketentuan
peraturan yang mengatur penanganan TIM Orang Yang Dipilih
pelanggaran kode etik, kode perilaku,
sumpah/janji dan pakta integritas PEMERIKSA Berdasar Rapat Pleno
KPU JENIS PELANGGARAN
CATATAN

JENIS -JENIS Perlu kesadaran dari tiap elemen


dalam memastikan langkah yang
PELANGGARAN dilaksanakan sudah sesuai dan
menjaga etika yang berlaku

Pencoblosan Surat Suara Sisa dan Saling mengingatkan antar anggota


Membuka Kotak Suara
1 Milik Pemilih yang Tidak Hadir 7 Tanpa Saksi dan Pengawas
Badan Ad Hoc dan saling
berkoordinasi dengan Pengawas

Penggelapan Honor dan Kesalahan Prosedur Tata Cara Menjaga hubungan dan menjaga jarak
2 Pelaporan Keuangan
8 Tahapan Penyelenggaraan dengan Peserta dan Tim Sukses
Peserta
Ikut Berkampanye dan Senantiasa berkoordinasi dan
3 Memihak/Tidak Netral 9 Terdaftar Pengurus Parpol melaporkan kepada KPU
Kabupaten/Kota

4 Tidak Aktif dan Tidak Koordinatif 10 Manipulasi Perolehan Suara

Tidak Memberikan Informasi


5 Rangkap Jabatan 11 Secara Adil

Ketidaksesuaian Syarat
6 Menutup TPS Lebih Awal 12 Administrasi pada saat Seleksi
KPU EVALUASI KINERJA BADAN ADHOC

EVALUASI KINERJA EVALUASI KINERJA


PPK PPS
• PPK wajib melaporkan pelaksanaan tahapan • PPS wajib melaporkan pelaksanaan tahapan
Pemilu/Pemilihan dan kinerja secara berkala kepada KPU Pemilu/Pemilihan dan kinerja secara berkala kepada KPU
Kabupaten/Kota sekurang-kurangnya 1 (satu) kali per Kabupaten/Kota melalui PPK paling sedikit 1 (satu) kali per
bulan. bulan.
• Pada akhir masa jabatan PPK, dilakukan penilaian kinerja • Pada akhir masa jabatan PPS, dilakukan penilaian kinerja
dengan mempertimbangkan aspek: dengan mempertimbangkan aspek:
1) pelaksanaan tahapan Pemilu atau Pemilihan pada 1) pelaksanaan tahapan Pemilu/Pemilihan pada tingkatan
tingkatan kecamatan atau yang disebut nama lain; Kelurahan/Desa atau yang disebut nama lain;
2) penegakan kode etik, kode perilaku, sumpah/janji, 2) penegakan kode etik, kode perilaku, sumpah/janji, dan
dan pakta integritas penyelenggara Pemilu; dan pakta integritas penyelenggara pemilu; dan
3) hasil laporan berkala. 3) hasil laporan berkala.
• Penilaian dilakukan dengan metode 360 derajat pada • Penilaian dilakukan dengan metode 360 derajat pada akhir
akhir masa jabatan yang melibatkan KPU masa jabatan yang melibatkan PPK, PPS, dan KPPS sesuai
Kabupaten/Kota, PPK, dan PPS sesuai dengan wilayah dengan wilayah kerja PPS.
kerja PPK. • Penghitungan nilai Evaluasi PPS menjadi tanggung jawab KPU
• Penghitungan nilai Evaluasi PPK menjadi tanggung jawab Kabupaten/Kota.
KPU Kabupaten/Kota.
KPU EVALUASI KINERJA BADAN ADHOC

EVALUASI KINERJA EVALUASI KINERJA


KPPS PANTARLIH
• KPPS wajib melaporkan pelaksanaan tahapan • Pantarlih wajib melaporkan pelaksanaan tahapan
Pemilu/Pemilihan dan kinerja kepada PPS paling sedikit 1 pemutakhiran data pemilih secara berkala kepada PPS
(satu) kali dalam masa kerjanya. pada akhir masa jabatan.
• Pada akhir masa jabatan KPPS, dilakukan penilaian kinerja • Pada akhir masa jabatan Pantarlih, dilakukan penilaian
dengan mempertimbangkan aspek: kinerja dengan mempertimbangkan aspek:
1) pelaksanaan tahapan Pemilu/Pemilihan pada 1) pelaksanaan tahapan pemutakhiran data pemilih;
tingkatan KPPS; 2) penegakan kode etik, kode perilaku, sumpah/janji,
2) penegakan kode etik, kode perilaku, sumpah/janji, dan pakta integritas penyelenggara pemilu; dan
dan pakta integritas penyelenggara pemilu; dan 3) hasil laporan.
3) hasil laporan. • Penilaian dilakukan dengan metode 180 derajat pada akhir
• Penilaian dilakukan dengan metode 180 derajat pada akhir masa jabatan yang melibatkan PPS dan Pantarlih sesuai
masa jabatan yang melibatkan PPS dan KPPS sesuai wilayah kerja Pantarlih.
dengan wilayah kerja KPPS. • Penghitungan nilai Evaluasi Pantarlih menjadi tanggung
• Penghitungan nilai Evaluasi KPPS menjadi tanggung jawab jawab PPS.
PPS. • PPS melaporkan hasil penilaian Evaluasi Pantarlih kepada
• PPS melaporkan hasil penilaian Evaluasi KPPS kepada KPU KPU Kabupaten/Kota melalui PPK.
Kabupaten/Kota melalui PPK.
KPU EVALUASI KINERJA SEKRETARIAT BADAN ADHOC
EVALUASI KINERJA EVALUASI KINERJA EVALUASI KINERJA
SEKRETARIAT PPK SEKRETARIAT PPS PETUGAS KETERTIBAN TPS
• Sekretariat PPK wajib melaporkan • Sekretariat PPS wajib melaporkan • Pada akhir masa kerja Petugas
pelaksanaan dukungan tahapan pelaksanaan dukungan tahapan Ketertiban TPS, dilakukan penilaian
Pemilu/Pemilihan kepada PPK pada Pemilu/Pemilihan kepada PPS pada akhir kinerja dengan mempertimbangkan
akhir masa jabatan. masa jabatan. aspek:
• Pada akhir masa jabatan Sekretariat • Pada akhir masa jabatan Sekretariat PPS, 1) Dukungan keamanan,
PPK, dilakukan penilaian kinerja dengan dilakukan penilaian kinerja dengan ketentraman, dan ketertiban TPS;
mempertimbangkan aspek: mempertimbangkan aspek: dan
1) pelaksanaan tahapan 1) pelaksanaan tahapan 2) penegakan kode etik, kode
Pemilu/Pemilihan; Pemilu/Pemilihan; perilaku, sumpah/janji, dan pakta
2) penegakan kode etik, kode 2) penegakan kode etik, kode perilaku, integritas penyelenggara pemilu.
perilaku, sumpah/janji, dan pakta sumpah/janji, dan pakta integritas • Penilaian dilakukan dengan metode
integritas penyelenggara pemilu; penyelenggara pemilu; dan 180 derajat pada akhir masa jabatan
dan 3) hasil laporan. yang melibatkan KPPS dan Petugas
3) hasil laporan. • Penilaian dilakukan dengan metode 180 Ketertiban TPS.
• Penilaian dilakukan dengan metode 180 derajat pada akhir masa jabatan yang • Penghitungan nilai Evaluasi Petugas
derajat pada akhir masa jabatan yang melibatkan PPS dan Sekretariat PPS. Ketertiban TPS menjadi tanggung
melibatkan PPK dan Sekretariat PPK. • Penghitungan nilai Evaluasi Sekretariat jawab KPPS yang disampaikan kepada
• Penghitungan nilai Evaluasi Sekretariat PPS menjadi tanggung jawab PPS. PPS.
PPK menjadi tanggung jawab PPK. • PPS melaporkan hasil penilaian Evaluasi • PPS melaporkan hasil penilaian
• PPK melaporkan hasil penilaian kepada Sekretariat PPS kepada KPU Evaluasi Petugas Ketertiban TPS
KPU Kabupaten/Kota. Kabupaten/Kota melalui PPK. kepada KPU Kabupaten/Kota melalui
PPK.
KPU FORMAT LAPORAN KINERJA
KPU FORMAT LAPORAN KINERJA
KPU UMPAN BALIK

DISKUSIKAN DALAM KELOMPOK

SUDAHKAH MENGENAL
KAWAN KERJA KITA?

MATERI KODE ETIK DAN KINERJA BADAN ADHOC


Apa kelebihan dan kekurangan setiap anggota PPS?
Bagaimana cara Menyusun strategi manajemen tim dengan
kekurangan dan kelebihan tim? ?
Bagaimana menjaga integritas dalam kerja sama tim?
Bagaimana metode checks and balances dalam pengambilan keputusan PPS?
Bagaimana rencana kerja PPS yang akan dilakukan selama masa kerja
berdasarkan inisiatif dan kreativitas tim?
TERIMA KASIH

Bagian Administrasi Anggota KPU


dan Badan Ad Hoc
Biro Sumber Daya Manusia

Anda mungkin juga menyukai