Anda di halaman 1dari 140

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Swt., atas karunia dan bimbingan-Nya
sehingga kerja keras kami dalam penerbitan jurnal ilmiah Tanggon Kosala Edisi
Khusus, Juli 2018" dengan tema "Penerapan Ilmu Kepolisian dan Teknologi dalam
upaya Represif Terorisme Guna Mendukung Terciptanya Kerukunan Umat
Beragama" dapat selesai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Tema ini
diangkat antara lain untuk lebih memajukan Akademi Kepolisian dari sisi akademik
atau ilmiah.
Artikel pertama berjudul "Kajian Birokrasi dalam Ilmu Kepolisian" yang ditulis
oleh Irjen Pol Dr. H. Rycko Amelza Dahniel, M.Si. Artikel ini memandang bahwa
ilmu kepolisian merupakan sebuah bidang ilmu pengetahuan yang mempelajari
fungsi dan lembaga kepolisian dalam mengelola masalah-masalah sosial guna
mewujudkan keteraturan sosial. Birokrasi kepolisian merupakan bagian dari konsep
dan teori ilmu kepolisian yang mempelajari dinamika struktur pada lembaga
kepolisian.
Artikel kedua berjudul "Dinamika Kebhinekaan Beragama: Radikalisme dan
Konflik Beragama di Indonesia" yang ditulis oleh Brigjen Pol Drs. M. Asep
Syahrudin, M.Si., M.H. Artikel ini akan mengantarkan kita pada permasalahan atau
sekurang-kurangnya memberikan catatan kecil atas dinamika kebhinekaan dalam
beragama, khususnya dalam menyikapi berbagai konflik keagamaan atau intoleransi
serta isu radikalisme dan terorisme yang terjadi di Indonesia.
Artikel ketiga berjudul "Terorisme: Deteksi dan Antisipasinya (Dalam
Perspektif Polisi Tugas Umum)" yang ditulis oleh KBP H. Nazirwan Adji W.,S.I.K.,
M.Si. Artikel ini berangkat dari kasus pengepungan LAPAS oleh Narapidana
Terorisme yang terjadi di dalam Mako Brimob Kelapa Dua Depok dan disusul dengan
serentetan kasus bom bunuh diri di Gereja Katolik Santa Maria Tak bercela, Gereja
Kristen Indonesia (GKI), Gereja Pantekosta Pusat di Surabaya dan kasus peledakan
Bom di Mapolrestabes Surabaya.
Artikel keempat berjudul "Peran Polri dalam Menjaga Etika Media Melalui
Penegakan Hukum Guna Membangun Komitmen untuk Meraih Kepercayaan Publik
dalam Menjaga Ketutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia" yang ditulis oleh
KBP Drs. Susilo Teguh Rahardjo, M.Si. Simpulan artikel ini adalah peran aparat
penegak hukum adalah yang paling utama sebagai ujung tombak keadilan, salah
satunya adalah peran aparat Kepolisian Negara Republik Indonesia, sehingga segala
bentuk kejahatan yang timbul sebagai akibat penyalahgunaan teknologi informasi
segera dapat teratasi melalui kerjasama yang baik dengan berbagai pihak.
Artikel kelima berjudul "Menangkal Hoax Melalui Penguatan Literasi" yang
ditulis oleh Kombes Pol Ir. H. Slamet Iswanto, S.H. Artikel ini dilatarbelakangi oleh
banyaknya hoax yang menyebar dalam berbagai media akhir-akhir ini. Hoax ini jika
dibiarkan akan mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Oleh karena itu hoax
harus ditangkal. Salah satu cara untuk menangkal hoax adalah melalui penguatan
literasi pada masyarakat.
Artikel keenam berjudul "Transformasi Kompetensi Abad XXI sebagai

iii
Kurikulum Tersembunyi pada Lembaga Pendidikan Kepolisian" yang ditulis oleh
Kombes Pol Drs. Suparyono, M.H. Artikel ini memandang perlunya transformasi
kompetensi abad XXI dalam kurikulum di Akpol. Agar kurikulum tidak sering
diubah, maka transformasi tersebut dapat diterapkan dalam kurikulum ersembunyi
(hidden curriculum).
Artikel ketujuh berjudul "Menjaga Keberagaman di Indonesia" yang ditulis
oleh Kompol Agus Leksono, S.Sos. Artikel ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa
Indonesia adalah negara kesatuan yang penuh dengan keragaman. Indonesia terdiri
atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan
kepercayaan, dll. Kondisi seperti ini pada satu sisi sangat menguntungkan, namun
pada sisi lain juga mengancam kesatuan dan persatuan bangsa. Oleh karena itu,
keberagaman budaya yang ada di Indonesia ini harus dijaga supaya tidak
menimbulkan konflik, terlebih lagi perpecahan.
Artikel kedelapan berjudul "Optimalisasi Penggunaan Aplikasi Avis Online Area
Terbatas Berbasis Android dalam Pelayanan Uji Teori Surat Izin Mengemudi oleh
Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Cimahi" yang ditulis oleh Brigtar Fery Afrilio
Christanto. Artikel ini diangkat dari skripsi dengan judul yang sama.
Artikel kesembilan berjudul "Peran Bhabinkamtibmas dalam Pencegahan
Konflik Sosial Berbasis Agama di Polresta Bogor Kota" yang ditulis oleh Brigtar
Aditya Rizky Nugroho. Artikel ini diangkat dari skripsi dengan judul yang sama.
Jurnal edisi ini ditutup dengan 11 abstrak skripsi terbaik taruna Akademi
Kepolisian tahun 2018 yang disunting oleh Brigtar Prawira Hirya. Kesebelas abstrak
tersebut adalah (1) Optimalisasi Penggunaan Aplikasi Avis Online Area Terbatas
Berbasis Android dalam Pelayanan Uji Teori Surat Izin Mengemudi oleh Satuan Lalu
Lintas Kepolisian Resor Cimahi (Fery Afrilio Christanto), (2) Peran
Bhabinkamtibmas dalam Pencegahan Konflik Sosial Berbasis Agama di Polresta
Bogor Kota (Aditya Rizky Nugroho), (3) Optimalisasi Penerapan E-Tilang dalam
Proses Birokrasi Denda Tilang di Polres Cianjur (Putu Gede Ega Purwita), (4)
Efektivitas Whatsapp Sebagai Media Komunikasi oleh Bhabinkamtibmas untuk
Mencegah Kasus Curanmor di Polres Cimahi (Fitriani Akrima), (5) Pencegahan
Gangguan Kamtibmas Melalui Pemberdayaan Jaga Lembur Sisi Jalan (Jabursilan)
oleh Bhabinkamtibmas di Polres Sumedang (Putu Ari Sanjaya Putra), (6) Pencegahan
Radikalisme Melalui Optimalisasi Peran Bhabinkamtibmas di Wilayah Hukum
Polresta Bogor Kota Dalam Rangka Harkamtibmas (Sang Made Satria Damara), (7)
Optimalisasi Patroli Biru Satuan Sabhara dalam Mencegah Tindak Pidana dengan
Pemberatan (Curat) di Polres Bandung (Mega Ayundya Nirwaningtyas), (8)
Optimalisasi Peran Unit Dikyasa Polres Cimahi dalam Kegiatan Dikmas Lantas untuk
Meningkatkan Kesadaran Terhadap Etika Berlalu Lintas pada Pelajar SMA (Kevin
Egananta Joshua), (9) Penerapan Program E-Tilang Sebagai Bentuk Penegakan
Hukum Atas Pelanggaran Lalu Lintas di Polres Cimahi (Nur Nisfi Ardiansari), (10)
Peran Bhabinkamtibmas dalam Mencegah Tindak Pidana Pencurian Kendaraan
Bermotor di Polsek Sumedang Selatan (Dina Rizkiana), dan (11) Peran Satuan
Binmas Polres Tasikmalaya Kota dalam Mencegah Tindak Pidana Penipuan (Rerit
Oktafiandi).
Juli 2018
Tim Redaksi Jurnal

iv
DAFTAR ISI
JURNAL ILMIAH KEPOLISIAN Hal
TANGGON KOSALA: EDISI KHUSUS, JULI 2018
KAJIAN BIROKRASI DALAM ILMU KEPOLISIAN 1
Oleh H. Rycko Amelza Dahniel

DINAMIKA KEBHINEKAAN BERAGAMA: RADIKALISME DAN 20


KON-FLIK BERAGAMA DI INDONESIA
Oleh M. Asep Syahrudin

TERORISME: DETEKSI DAN ANTISIPASINYA (DALAM 28


PERSPEKTIF POLISI TUGAS UMUM)
Oleh H. Nazirwan Adji W.

PERAN POLRI DALAM MENJAGA ETIKA MEDIA MELALUI 32


PENEGA-KAN HUKUM GUNA MEMBANGUN KOMITMEN
UNTUK MERAIH KEPERCAYAAN PUBLIK DALAM MENJAGA
KETUTUHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
Oleh Susilo Teguh Rahardjo

MENANGKAL HOAX MELALUI PENGUATAN LITERASI 41


Oleh H. Slamet Iswanto

TRANSFORMASI KOMPETENSI ABAD XXI SEBAGAI KURI- 60


KULUM TERSEMBUNYI PADA LEMBAGA PENDIDIKAN KE-
POLISIAN
Oleh Suparyono

MENJAGA KEBERAGAMAN DI INDONESIA 71


Oleh Agus Leksono

OPTIMALISASI PENGGUNAAN APLIKASI AVIS ONLINE AREA 92


TERBATAS BERBASIS ANDROID DALAM PELAYANAN UJI
TEORI SURAT IZIN MENGEMUDI OLEH SATUAN LALU LINTAS
KEPOLISIAN RESOR CIMAHI
Oleh Fery Afrilio Christanto

v
108
PERAN BHABINKAMTIBMAS DALAM PENCEGAHAN KON-
FLIK SOSIAL BERBASIS AGAMA DI POLRESTA BOGOR KOTA
Oleh Aditya Rizky Nugroho
126
ABSTRAK 11 SKRIPSI TERBAIK TARUNA AKPOL 2018
Oleh Prawira Hirya

vi
KAJIAN BIROKRASI DALAM ILMU KEPOLISIAN

Oleh: Rycko Amelza Dahniel1

ABSTRAK

Hakekat epistemologi ilmu kepolisian sebagai sebuah bidang ilmu pengetahuan yang
multibidang atau antarbidang tidak perlu dipertentangkan karena merupakan sebuah
keniscayaaan alamiah dari sebuah evolusi ilmu pengetahuan yang coraknya akumulatif
dan pengkayaan epistemologis yang bercorak eklektis. Lebih dari itu sebagai sebuah
bidang ilmu pengetahuan juga harus mencakup kajian empirik atas ontologi dan
aksiologi, termasuk metodologinya. Eksistensi ilmu kepolisian harus ditunjukkan
dengan adanya lembaga ilmiah untuk pengembangannya, memiliki perkumpulan
ilmuwan dengan berbagai produk ilmiah yang terpublikasi secara periodik guna
peningkatan kualitas umat manusia. Ilmu kepolisian merupakan sebuah bidang ilmu
pengetahuan yang mempelajari fungsi dan lembaga kepolisian dalam mengelola
masalah-masalah sosial guna mewujudkan keteraturan sosial. Birokrasi kepolisian
merupakan bagian dari konsep dan teori ilmu kepolisian yang mempelajari dinamika
struktur pada lembaga kepolisian.

Kata Kunci: birokrasi, ilmu kepolisian, otoritas

A. PENDAHULUAN dibangun melalui pendekatan antar-


Setelah Prof. Harsya Bachtiar bidang (interdis-ciplinary) maupun
menjelaskan konsep Ilmu kepolisian multi-bidang (multidisciplinary).
sebagai sebuah cabang ilmu penge- Masing-masing cabang ilmu penge-
tahuan yang baru, maka Prof. Parsudi tahuan yang baru cenderung meman-
Suparlan memantapkan ilmu kepo- faatkan pengetahuan dari sejumlah
lisian sebagai sebuah cabang ilmu cabang ilmu pengetahuan yang telah
pengetahuan yang harus memiliki lebih dahulu diakui sebagai cabang
paradigma sendiri dan merupakan se- ilmu pengetahuan tersendiri, sehing-
buah bidang ilmu yang corak pende- ga bisa juga ditanggapi sebagai suatu
katannya antar-bidang. Prof. Harsya cabang ilmu pengetahuan yang ber-
Bachtiar melihat bahwa seperti ke- sifat antar-cabang ilmu pengetahuan
banyakan cabang-cabang ilmu pe- atau pengetahuan antar-bidang
ngetahuan yang baru, terbentuk (inter-disciplinary). Keadaan demi-
sebagai hasil penggabungan unsur- kian berbeda daripada pengetahuan
unsur pengetahuan yang berasal dari yang merupakan hasil pengkajian
berbagai cabang ilmu pengetahuan suatu masalah, atau perangkat ma-
yang sudah lama menjadi bagian dari salah, yang dikaji oleh tenaga ahli
ilmu pengetahuan. Corak penggabu- dari berbagai cabang ilmu pengeta-
ngan unsur-unsur pengetahuan dapat huan, masing-masing sesuai dengan
1)Irjen Pol Dr. H. Rycko Amelza Dahniel, M.Si. adalah Gubernur Akademi Kepolisian.
2 Rycko Amelza Dahniel, Kajian Birokrasi Dalam Ilmu Kepolisian

kelazi-man cabang ilmu pengetahuan yang bersangkutan. Keadaan demi-


sendiri-sendiri. Pengetahuan demi- kian adalah wajar saja dan memang
kian biasanya dikenal sebagai penge- dapat terjadi dalam pertumbuhan
tahuan multidisiplin, pengetahuan ilmu pengetahuan. Tahap perkem-
yang diperoleh melalui sejumlah bangan yang memperlihatkan keada-
pengkajian yang sesungguhnya an yang sama juga pernah dilalui oleh
terpisah satu dari yang lain meskipun cabang-cabang ilmu pengetahuan,
memusatkan pada permasalahan seperti ilmu kedokteran, ilmu kepen-
yang sama (multidis-ciplinary). dudukan dan kajian wilayah, yang
Unsur-unsur pengetahuan antar masing-masing semula juga berasal
cabang ilmu pengetahuan yg berasal dari cabang-cabang ilmu pengetahu-
dari cabang-cabang ilmu pengeta- an yang berbeda-beda, tapi lambat
huan yang berbeda lambat-laun, laun tumbuh menjadi satu cabang
seperti halnya pada bidang kedok- ilmu pengetahuan sendiri (Bachtiar,
teran, bisa berpadu sedemikian rupa 1994:33,78).
sehinga berubah menjadi bidang Selanjutnya Prof. Parsudi Supar-
pengetahuan keahlian yang dengan lan memantapkan ilmu kepolisian
jelas mempunyai identitas sendiri, sebagai sebuah bidang ilmu yang
menjadi cabang ilmu pengetahuan corak pendekatannya antar bidang
yang sifatnya pengetahuan antar (interdisciplinary). Sebuah pende-
bidang. Ilmu kepolisian lambat-laun katan antar-bidang mencoba meng-
menjelma menjadi suatu cabang ilmu gunakan paradigma yang terdiri atas
pengetahuan (discipline) yang baru konsep, teori, metodologi dan
dan mempunyai identitas sendiri di- metode-metode dari dua bidang ilmi-
antara cabang-cabang ilmu penge- ah atau lebih digabungkan menjadi
tahuan lain, bersama-sama merupa- satu sehingga terwujud sebagai sebu-
kan ilmu pengetahuan yang diasuh ah metodologi yang baru dan relevan
oleh perguruan tinggi (Bachtiar, atau berguna dalam ruang perma-
1994:15-16). Ilmu kepolisian meru- salahan yang menjadi kajiannya.
pakan sebuah cabang ilmu pengeta- Pendekatan antar-bidang diperlukan
huan yang berdiri sendiri, sesung- untuk menjawab atas pertanyaan
guhnya merupakan perpaduan dari mengenai cara-cara terbaik dalam
pengetahuan yang berasal dari mendefinisikan suatu masalah-masa-
berbagai cabang ilmu pengetahuan lah kajian dan dalam memperoleh
(discipline). Perpaduan ini sendiri data yang sahih. Masalah-masalah
belum terwujud sebagai-mana mesti- yang menjadi kajian itu bisa saja
nya, berbagai unsur-unsur penge- menjadi perhatian dari dua bidang
tahuan masih hanya merupakan ilmiah atau lebih, sehingga corak
bagian dari cabang ilmu pengetahuan kajiannya terkomplikasi dengan pen-
TANGGON KOSALA EDISI KHUSUS, Juli 2018 3
dekatan-pendekatan atau metodologi dan pengkayaan epistemologis ilmu
yang berbeda, maka diperlukan pen- yang bercorak eklektis, yang diserap
dekatan yang antar-bidang yang melalui metoda ilmiah dengan meng-
mencakup integrasi konsep dan teori gabungkan cara berfikir pada proses
yang memungkinkan dilakukan pem- deduktif rasional dengan induktif
buatan secara deduktif hubungan- empirik (logico-hypotetico-verifica-
hubungan yang jelas diantara hipo- tive). Lebih dari itu, bahwa ilmu
tesa-hipotesa atau teori-teori, dan kepolisian sebagai sebuah bidang
dapat dijadikan acuan metodo-logi. ilmu pengetahuan tidak saja di-
Pendekatan antar-bidang mem- bangun melalui epistemologi yang
punyai paradigma dan metodologi bercorak akumulatif dan eklektis,
yang tersendiri, yang tidak sama lagi namun juga harus mencakup kajian
dengan paradigma dan metodologi empirik atas ontologi dan aksiologi,
bidang ilmiah induknya. Dengan termasuk metodologinya.
demikian, pendekatan antar-bidang Makalah ini secara khusus
memiliki paradigma sendiri yang didedikasikan untuk mengenang
mencakup metodologi, teori-teori, Prof. Parsudi Suparlan, PhD (Guru
konsep-konsep, metode-metode dan Besar Antropologi UI, mengajar di
bahkan label-label yang khusus KIK UI, PTIK, Sespim, Sespati Polri
menjadi ciri-cirinya yang berbeda dan sejumlah perguruan tinggi di
dari metodologi atau paradigma dan Indonesia) dalam rangka mem-
pendekatan antar-bidang atau peringati satu tahun wafatnya se-
sesuatu bidang ilmiah lainnya orang bapak, guru dan rekan diskusi,
(Suparlan, 2004:7). serta sebagai ungkapan cinta kasih
Saya tidak melihat adanya kepada pahlawan yang mengabdikan
pertentangan cara berfikir kedua dirinya pada ilmu pengetahuan dan
ilmuwan diatas, perbedaan dalam memperjuangkan ilmu kepolisian di
cara memandang sebuah masalah Indonesia. Dalam kesempatan ini
yang dikaji harus dipahami dan akan saya ingin mengenang dan mengu-
sangat dipengaruhi oleh latar bela- capkan terimakasih yang mendalam
kang keilmuan, keluasan penga- kepada Prof. Parsudi Suparlan, PhD
laman serta kedalaman pemahaman sejak pertama kali bertemu dalam
terhadap masalah yang menjadi sasa- perkuliahan, diskusi dan menjadi
ran kajiannya. Perbedaan ini tidak promotor penulisan disertasi meski-
selalu harus untuk dipertentangkan, pun tidak sampai selesai karena
namun harus dipahami sebagai beliau lebih dahulu dipanggil pulang
sebuah perkembangan yang alamiah oleh Allah, Sang Pencipta, namun
dari sebuah evolusi ilmu penge- telah merubah cara memandang saya
tahuan yang coraknya akumulatif terhadap gejala-gejala sosial yang
4 Rycko Amelza Dahniel, Kajian Birokrasi Dalam Ilmu Kepolisian

ternyata tidak selalu dapat dikuan- dapat ditangani secara benar dan
tifikasi, akan tetapi juga harus dapat menyeluruh. Untuk mampu mem-
dipahami sebagai satuan gejala yang buat kerangka acuan tersebut diper-
naturalistik, interpretif dan hermene- lukan kemampuan untuk menseleksi
utik secara holistik. Semoga Tuhan konsep-konsep relevan dan menggu-
Yang Pengasih menerima amal- nakan hakekat hubungan konsep-
ibadah beliau. konsep yang terseleksi tersebut untuk
memahami masalah yang dihadapi,
B. PARADIGMA ILMU KEPO- menguji kesimpulan dari pema-
LISIAN hamannya, apakah sudah benar atau
Pengertian ilmu kepolisian, belum, sebab bila tidak benar, maka
selain yang dijelaskan oleh Prof. teori yang dibuat itu salah dan harus
Harsya Bachtiar dan Prof. Parsudi diulang lagi dengan pembuatan teori
Suparlan, saya juga ingin memper- yang baru (Suparlan, 2008:26).
kaya pemahaman ilmu kepolisian Sebagai sebu-ah cabang ilmu
dan melihatnya sebagai sebuah pengetahuan yang baru dan berdiri
bidang ilmu pengetahuan yang mem- sendiri, maka tentu ilmu kepolisian
pelajari fungsi dan lembaga kepoli- secara filosofis juga harus mampu
sian dalam mengelola masalah sosial menjelaskan ontologi (fokus telaah),
guna mewujudkan keteraturan sosial. aksiologi (keman-faatan bagi umat
1. Sebagai sebuah bidang ilmu manusia) dan metodologi (prosedur
pengetahuan. pengujian) ke-ilmuannya. Ontologi
Sebagai sebuah bidang ilmu dengan ber-bagai teori memberikan
pengetahuan yang berdiri sendiri, seperangkat kerangka kerja (frame-
dengan demikian corak pende- work), sedang-kan epistemologi
katannya harus inter-disiplin (inter- memberikan seperangkat perta-
disciplinary), memiliki paradigma nyaan, dan metodologi dengan anali-
sendiri yang terbentuk secara episte- sisnya memberikan seperangkat cara
mologi bercorak akumulatif dan untuk melakukan pengujian.
eklektis. Pendekatan antar-bidang 2. Mempelajari fungsi kepolisian
secara sederhana merupakan sebuah Ilmu kepolisian sebagai ilmu
pendekatan atau sudut pan-dang yang mempelajari fungsi kepolisian.
yang digunakan sebagai acuan untuk Fungsi kepolisian harus dilihat se-
meramu sejumlah konsep un-tuk bagai seperangkat kegiatan opera-
menjadi teori atau teori-teori. Hasil sional kepolisian dalam mengelola
ramuan atau teori tersebut digunakan masalah-masalah sosial (outward
sebagai kerangka acuan atau pedo- looking) guna terwujudnya kete-
man bagi memahami sesuatu masa- raturan sosial. Dengan demikian kon-
lah yang menjadi perhatian un-tuk sep ini terdiri atas tiga unsur utama,
TANGGON KOSALA EDISI KHUSUS, Juli 2018 5
yaitu seperangkat kegiatan operasio- ses pembangunan dan berjalannya
nal kepolisian, masalah-masalah aktivitas kehidupan warga masya-
sosial, dan keteraturan sosial. Dua rakat. Dalam konteks ini, fungsi
unsur yang terakhir akan dijelaskan kepolisian harus mampu mencegah,
lebih lanjut pada bagian berikutnya. meredam, meniadakan, dan bahkan
Seperangkat kegiatan opera- harus menumpas berbagai gejala
sional kepolisian menunjuk adanya yang dapat mengganggu, meng-
beberapa kegiatan untuk men- hambat, merugikan, dan bahkan
jalankan tugas-tugas operasional ke- merusak jalannya proses pemba-
polisian atau kegiatan yang sejenis. ngunan dan produktivitas kehidupan
Seperangkat kegiatan sejenis yang warga masyarakat. Berbagai gejala
bekerja untuk mencapai satu tujuan yang mengganggu itu merupakan
yang telah ditentukan itu harus dilihat bagian dari masalah-masalah sosial
sebagai sebuah fungsi. Konsep fung- yang harus dikelola secara sistematis
si selalu dikaitkan dengan konsep guna terjaminnya proses pemba-
sistem, yaitu dalam kaitannya dengan ngunan dan produktivitas kehidupan
unsur-unsur dalam sebuah sistem warga masyarakat serta mewujudkan
yang berada dalam hubungan fungsi- ketertiban sosial. Oleh karena proses
onal, saling mendukung dan menghi- pembangunan dan berbagai aktivitas
dupi, yang secara bersama-sama kehidupan warga masyarakat di-
memproses masukan untuk menjadi lakukan guna terpenuhi berbagai ke-
keluaran. Fungsi kepolisian adalah butuhan, terjadinya peningkatan
fungsional dalam kehidupan manusia kualitas hidup, dan terbangunnya
bermasyarakat dan bernegara, oleh peradaban umat manusia yang lebih
karena itu fungsi kepolisian harus di- aman, lebih adil dan lebih sejahtera,
lihat sebagai bagian dari sistem ma- maka sesungguhnya fungsi kepoli-
syarakat dan negara yang secara ke- sian itu berperan sebagai penjaga
seluruhan menunjuk kepada sebuah untuk meningkatkan kualitas hidup
proses dari berbagai aktivitas ope- manusia (the guardian to enhance
rasional yang saling berhubungan quality of life).
dan saling menghidupi satu dengan Seperti telah dijelaskan diatas,
lainnya, yaitu memproses masukan bahwa fungsi kepolisian yang terdiri
berupa pembangunan nasional men- dari seperangkat kegiatan opera-
jadi keluaran berupa keamanan, ke- sional kepolisian, dalam pelaksa-
tertiban dan kesejahteraan. naannya dilakukan secara simultan
Fungsi kepolisian yang terwujud untuk mengelola masalah-masalah
atas seperangkat kegiatan ope- sosial. Seperangkat kegiatan opera-
rasional kepolisian, memiliki peran sional kepolisian itu dikelola dalam
untuk memastikan terjaminnya pro- tiga strategi yang dilaksanakan se-
6 Rycko Amelza Dahniel, Kajian Birokrasi Dalam Ilmu Kepolisian

cara simultan dan dalam intensitas kadar masalah sosial yang terjadi,
yang berbeda-beda sesuai dengan masing-masing strategi memusatkan
tingkatan atau eskalasi masalah so- perhatiannya untuk mengelola tiap
sial yang dihadapi (simultaneous kadar eskalasi situasi yang menjadi
strategy to social problem). Tingka- fokus perhatiannya, masing-masing
tan atau eskalasi masalah sosial strategi saling memberi informasi
seringkali dan dapat digambarkan se- dan saling mendukung. Tiga strategi
bagai sebuah gunung es yang tidak itu meliputi strategi pada fungsi de-
bergerak dalam satu garis yang teksi dini dan premitif, preventif, dan
kontinum. Ketiga strategi ini meru- represif - investigatif.
pakan rangkaian kegiatan fungsi ke- Diawali dengan strategi pada
polisian yang proaktif dan akan di- fungsi deteksi dini dan premitif yang
tinjau dari dua sisi Teori Gunung Es. utamanya dan efektif untuk men-
Pada sisi Teori Gunung Es yang jawab ketika masalah sosial masih
pertama, menunjukkan bahwa ketiga tersimpan dalam setiap aspek
strategi ini efektif digunakan untuk kehidupan manusia, masih terwujud
menjawab secara proaktif terhadap dalam bentuk potensi-potensi gang-
masalah sosial atau gangguan kam- guan atau faktor-faktor korelatif kri-
tibmas yang dibedakan atas tiga eska- minogen, dan belum muncul keper-
lasi atau tingkatan ancamannya, yang mukaan dalam bentuk gangguan.
digambarkan dalam Teori Gunung Pada tahap berikutnya adalah strategi
Es. Tiga strategi ini bekerja secara pada fungsi preventif, yaitu sepe-
simultan dengan intensitas yang rangkat kegiatan proaktif yang
berbeda menurut kebutuhan dan es- utamanya dan efektif dilakukan
kalasi masalah sosial yang terjadi, ketika eskalasi masalah sosial dinilai
sehingga tidak bergerak dalam satu pada tingkatan ambang gangguan
garis yang kontinum, atau dengan atau police hazard. Fungsi preventif
kata lain ketiga strategi dilaksanakan dilakukan melalui seperangkat
secara bersama-sama, saling ber- tindakan pencegahan agar tidak ter-
hubungan, dan saling mendukung jadi gangguan, ketidak-teraturan, pe-
satu dengan lainnya. Tidak ada satu langgaran, dan kejahatan. Dan, selan-
strategi yang paling tepat untuk jutnya strategi pada fungsi inves-
menghadapi semua situasi, dan tidak tigatif dan represif yang diperlukan
ada satu situasi yang hanya dapat untuk menjawab ketika eskalasi
dikelolanya secara efektif dengan masalah sosial telah meuncul
satu strategi saja. Bisa saja semua kepermukaan dan terwujud sebagai
strategi dilaksanakan secara ber- gangguan yang nyata atau ancaman
sama-sama untuk mengelola satu faktual. Pada tahapan ini dilakukan
situasi sesuai dengan intensitas dan serangkaian upaya penegakan hu-
TANGGON KOSALA EDISI KHUSUS, Juli 2018 7
kum (represif), termasuk upaya- tindakan yang akan dilakukan.
upaya penyelidikan dalam rangka Strategi pada fungsi deteksi dini
pengumpulan data dan informasi (in- merupakan serangkaian kegiatan
vestigatif). untuk mengumpulkan berbagai
Pada sisi sisi yang kedua Teori informasi dari seluruh aspek kehi-
Gunung Es, menunjukkan bahwa ke- dupan masyarakat, melakukan peni-
tiga strategi simultan itu juga dapat laian, identifikasi, pemahaman ber-
dipandang dari segi proses aktua- bagai faktor yang dapat menim-
lisasinya. Masing-masing strategi bulkan masalah sosial. Fungsi
akan bergerak secara kesisteman, di- deteksi dini bertujuan untuk mela-
mulai dari tataran fundamental, in- kukan pemetaan berbagai masalah
strumental, sampai kepada praktek sosial dan potensi gangguan (social
atau implementasinya. Pada tataran problem mapping) dari seluruh aspek
fundamental menunjuk pentingnya kehidupan masyarakat, memberikan
membangun sebuah kesadaran ber- peringatan dini (early warning) dan
sama, membangun sinergi para rekomendasi kepada pemangku
pemangku kepentingan menjadi se- kepentingan untuk mengambil ke-
buah kekuatan yang dasyat untuk putusan, utamanya tindakan pen-
bersama-sama mengidentifikasi, cegahan proaktif yang perlu di-
memetakan, membangun kesadaran, lakukan pada tahapan strategi yang
membuat opsi dan menentukan solu- lain. Pada tahapan ini diperlukan
sinya. Kemudian memasuki tataran berbagai konsep dan teori penge-
instrumental merupakan proses tahuan deteksi dini kepolisian,
aktualisasi dari kesepamahaman dan intelijen kepolisian dan teknologi
berbagai opsi yang telah dibangun kepolisian yang diramu dari berbagai
pada tahap sebelumnya, dengan me- konsep dan teori Sosiologi,
rumuskan berbagai aturan main (rule Antropologi, Ilmu Hukum, Ilmu
of game) yang dapat diterima, sesuai Komunikasi, Ilmu Komputer dan
kemampuan sumberdaya yang di- Teknologi Informasi lainnya.
miliki, dan tingkat kewenangan Selanjutnya strategi pre-emtif
semua pemangku kepentingan. Se- berisi berbagai upaya pembinaan
lanjutnya pada tataran proses puncak masyarakat dalam meningkatkan
atau praktek atau implementasi me- kapasitas warga dalam memelihara
rupakan aksi nyata yang dilakukan keamanan dan ketertiban, dengan
bersama-sama secara sinergi dengan tujuan meningkatkan daya tangkal,
senantiasa memperhatikan peluang daya cegah dan daya lawan warga
dan ancaman (opportunities and terhadap berbagai gangguan kam-
threats) serta kekuatan dan kele- tibmas. Strategi pada fungsi pre-
mahan (strength and weakness) atas emtif disebut juga indirect prevention
8 Rycko Amelza Dahniel, Kajian Birokrasi Dalam Ilmu Kepolisian

atau paralel dengan public health bangsa yang menggunakan berbagai


dalam dunia kesehatan, yaitu dilaku- konsep dan teori yang berasal dari
kan dengan mengujungi masyarakat Ilmu Komunikasi, Sosiologi,
untuk melakukan identifikasi, mema- Psikologi, Antropologi dan Krimi-
hami, melakukan pemetaan dan nologi.
sekaligus melakukan pembinaan Upaya-upaya pencegahan meru-
dalam rangka meningkatkan partisi- pakan pelaksanaan dari strategi pada
pasi masyarakat dalam memelihara fungsi preventif atau direct preven-
dan membina keamanan dan keter- tion paralel dengan preventive
tiban, menumbuhkan dan mening- medicine dalam dunia kesehatan, me-
katkan kesadaran hukum masya- rupakan segala usaha dan kegiatan
rakat, serta meningkatkan ketaatan untuk memelihara keamanan dan
warga terhadap berbagai peraturan ketertiban masyarakat, memelihara
per-undangan yang berlaku. Produk keselamatan orang, benda dan barang
dari upaya deteksi dini dan pembi- termasuk memberikan perlindungan
naan masyarakat adalah terwujudnya dan pertolongan, khususnya men-
sebuah pemetaaan (mapping) berba- cegah terjadinya pelanggaran hu-
gai faktor-faktor yang dapat menim- kum. Sebagai upaya untuk mence-
bulkan berbagai gangguan dan gah terjadinya pelanggaran hukum
poten-si konflik, meningkatnya dilakukan dengan mereduksi lahir-
kesadaran dan partisipasi masyarakat nya niat dan kesempatan melakukan
untuk menciptakan keteraturan kejahatan melalui perbaikan infra-
dalam kehi-dupan sosialnya, serta struktur perkotaan dan kehadiran
meningkatnya kualitas kehidupan petugas keamanan secara fisik.
masyarakat. Upaya-upaya proaktif Produk dari upaya ini adalah ter-
guna me-ningkatkan kapasitas dan bangunnya pemetaan tempat-tempat
kualitas masyarakat melalui dan kegiatan-kegiatan masya-rakat
pengikutser-taan, pemahaman, yang memerlukan kehadiran petugas
pemberdayaan dan penguatan warga keamanan (police hazard), kebutuh-
terhadap diri dan keteraturan sosial di an infrastruktur perkotaan dalam
lingkungan-nya, termasuk bentuk berbagai fasilitas umum yang
peningkatan ketahan-an warga diperlukan guna mereduksi terjadi-
merupakan salah satu ciri pemolisian nya kejahatan dan pemetaan kebu-
yang modern. Penye-lenggaran tuhan kehadiran petugas keamanan
fungsi prefemtif memer-lukan pada tempat-tempat dan kegiatan-ke-
berbagai konsep dan teori giatan masyarakat yang memerlukan
pengetahuan Pre-emtif Kepolisian, kehadiran petugas keamanan secara
Pemolisian Masyarakat, Komunikasi fisik. Upaya-upaya pencegahan tidak
Kepolisian, Hubungan Antar suku saja dilakukan oleh lembaga ke-
TANGGON KOSALA EDISI KHUSUS, Juli 2018 9
polisian yang berwenang sesuai hukum akan tercapai apabila
dengan perundangan-undangan yang didukung oleh tugas hukum yaitu
berlaku, akan tetapi juga oleh instansi keserasian antara kepastian hukum
terkait sesuai dengan kewenangan- dengan kesebandingan hukum,
nya, masyarakat secara individu sehingga akan menghasilkan suatu
maupun terorganisir perlu memiliki keadilan (Makarim, 2003 dalam
pengetahuan, pemahaman, kesada- Prasetyo dan Barkatullah, 2007).
ran dan tanggung jawab tentang pen- Sementara itu menurut Gustav
tingnya untuk melakukan berbagai Radbruch (1961 dalam Nitibaskara,
upaya dan cara-cara yang efektif 2006) setidaknya terdapat tiga nilai
untuk mencegah terjadinya pelang- dasar hukum yaitu Keadilan, Kegu-
garan hukum, seperti siskamling, naan dan Kepastian hukum. Seka-
satpam, polisi pamong praja dan lipun ketiganya merupakan nilai
tramtib. Dalam keadaan tertentu, dasar hukum, namun antara mereka
Polri dibantu oleh TNI, termasuk terdapat suatu spannungsverhaltnis,
pemerintah daerah dan pekerjaan suatu ketegangan satu dengan
umum untuk menyediakan berbagai lainnya yang memiliki potensi saling
fasilitas umum, antara lain lampu bertentangan, satu diantara mereka
penerang jalan, halte angkutan dikedepankan, maka akan menggeser
umum, pagar pembatas jalan, dua nilai yang lain kesamping. Hal
jembatan penyeberangan, dan lain ini disebabkan karena masing-
sebagainya. Pada tahapan ini masing nilai tersebut memiliki
diperlukan konsep dan teori tuntutan yang berlainan satu dengan
pengetahuan Preventif Kepolisian, lainnya dan mengandung potensi
Manajemen Sekuriti, Pencegahan saling ber-hadapan. Apabila nilai
Kejahatan, dan Urban Crime yang kepastian hukum dikedepankan,
menggunakan berbagai konsep dan maka akan segera menggeser nilai
teori dari Kriminologi, Sosiologi hu- keadilan dan kegunaan ke samping.
kum, Antropologi, Ilmu Komunikasi, Yang paling utama dari nilai
Psikologi, dan Administrasi. kepastian hukum adalah kepastian
Upaya penegakan hukum penegakan atas pera
merupakan pelaksanaan dari strategi turan itu sendiri, mengenai apakah
fungsi represif atau paralel dengan peraturan itu harus adil atau berman-
currative medicine dalam kesehatan. faat untuk masyarakat merupakan di
Upaya penegakan hukum yang luar pengutamaan nilai kepastian
dilakukan oleh aparat penegak hukum.
hukum tidak akan terlepas tujuan dari Dengan adanya nilai-nilai yang
diadakan hukum dan nilai-nilai dasar berbeda-beda tersebut, maka peni-
pembentuk hukum itu sendiri. Tujuan laian mengenai keabsahan hukum
10 Rycko Amelza Dahniel, Kajian Birokrasi Dalam Ilmu Kepolisian

atau suatu perbuatan hukum dapat bidang ilmu pengetahuan yang


berlainan tergantung nilai mana yang mempelajari fungsi kepolisian juga
akan dipergunakan. Tetapi umumnya berkaitan dengan berbagai upaya
nilai kepastian hukum yang lebih penyelidikan dalam rangka pengum-
berjaya, karena disitu diam-diam pulan data dan informasi
terkandung pengertian supremasi (investigatif), cara-cara menda-
hukum. Ketika orang mulai ber- patkan data dengan berbagai metoda,
lomba-lomba untuk bermain-main melakukan deskripsi data, memilah
hanya dalam kawasan kepastian berbagai data sesuai dengan
hukum, maka hukum akan benar-be- kebutuhan dan melakukan katego-
nar menjadi alat untuk membenarkan risasi, sampai dengan menyediakan
berbagai kepentingan. Hukum dapat data secara tepat dan akurat. Data dan
digunakan sebagai alat kejahatan informasi yang dikumpulkan
(law as tool of crime). Disinilah berkaitan dengan isu-isu penting
hukum bisa diseret ke dalam wilayah yang sedang berkembang didalam
yang berbahaya, yakni membenarkan organisasi, lingkungan dan masya-
kepentingan yang melawan keadilan rakatnya dan berbagai masalah sosial
masyarakat, termasuk berbagai hal dalam aspek kehidupan masyarakat.
yang kurang berguna bagi rakyat Pada tahapan ini diperlukan berbagai
(Nitibaskara, 2006). konsep dan teori pengetahuan Repre-
Keserasian antara kepastian sif Kepolisian, Investigasi Kepolisi-
hukum dengan kesebandingan hu- an, Teknologi Kepolisian, Forensik
kum yang menghasilkan keadilan, Kepolisian, Cyber crime, Transnati-
hampir dapat dipastikan tergantung onal Crime, Pembangunan dan Peru-
dari para aparat yang menegakkan bahan Sosial, Hukum Kepolisian,
hukum itu. Oleh karena itu 'tangan- Administrasi Kepolisian, yang bera-
tangan hukum' atau para penegak sal dari berbagai konsep dan teori
hukum idealnya adalah 'manusia su- ilmu Komunikasi, Antropologi
per yang tidak saja memiliki Hukum, Sosiologi Hukum, Kedok-
kekuatan otot dan otak akan tetapi teran – Kimia – Fisika – Biologi dan
lebih dari itu harus memiliki hati Matematika dalam rumpun ilmu-
nurani atau O2H (otak, otot dan hati ilmu alamiah.
nurani, lihat Satjipto Raharjo, 2000). 3. Mempelajari lembaga kepolisian
Pertimbangan hati nurani penegak Sebagaimana telah dijelaskan
hukum, misalnya anggota Polri diatas, bahwa ilmu kepolisian meru-
sebagai hukum yang hidup di tengah pakan ilmu pengetahuan yang
masyarakat diatur dalam kaidah yang mempelajari fungsi kepolisian yang
disebut dengan diskresi kepolisian. terwujud dari seperangkat kegiatan
Ilmu kepolisian sebagai sebuah operasional kepolisian yang
TANGGON KOSALA EDISI KHUSUS, Juli 2018 11
dilakukan secara simultan, sudah administrative study is to rescue
barang tentu seluruh kegiatan ini executive methods from the confusion
harus ditata melalui sebuah meka- and costliness of empirical
nisme kerja yang sistematis, adanya experiment and set the upon
keteraturan dan adanya kepastian. foundations laid deep in stable
Penataan itu juga harus memper- principle (Wilson, 1887). Sehingga
hatikan struktur hubungan antara menurut Woodrow Wilson (1887),
peranan-peranan dan norma-norma organisasi dapat diibaratkan sebagai
yang berlaku dari seluruh pihak yang anatomi administrasi dan manajemen
terlibat didalamnya, yang disebut adalah fisiologinya (Djamin, 1995
sebagai sebuah lembaga atau pranata. dan lihat juga 2007). Organisasi se-
Sebagai sebuah pranata, tentu ke- bagai anatomi menunjukkan sebagai
beradaannya harus dirasakan perlu struktur formal yang bersifat statis
dan penting dalam pemenuhan ke- dan manajemen sebagai fisiologi
butuhan hidup masyarakat. Dalam yang bersifat dinamis.
proses penataan sebuah lembaga Manajemen sebagai pilar fisi-
diperlukan suatu cara dan wadah un- ologi dan salah satu komponen utama
tuk melakukan berbagai kegiatan dan dari administrasi dapat diartikan
sebagai proses interaksi dalam men- sebagai kemampuan untuk mem-
capai tujuan yang telah ditentukan. peroleh hasil melalui kegiatan-
Wadah dan proses untuk melakukan kegiatan orang lain untuk mencapai
berbagai kegiatan disebut dengan or- tujuan, yang menunjukkan dalam
ganisasi dan cara yang diperlukan un- manajemen terdapat kelompok orang
tuk menata serangkaian kegiatan ya- yang menduduki berbagai tingkat
ng disebut dengan manajemen. jabatan untuk menggerakan orang
Dalam mempelajari lembaga ke- lain agar melakukan aktivitas-ak-
polisian, maka berbagai konsep dan tivitas dalam rangka mencapai tujuan
teori ilmu kepolisian akan mencakup yang telah ditetapkan. Dan, mana-
berbagai konsep-konsep dan teori- jemen juga dapat dilihat sebagai
teori administrasi kepolisian yang proses penyelenggaraan kegiatan-
terwujud melalui manajemen dan kegiatan dalam mencapai tujuan
organisasi kepolisian. Administrasi yang telah ditentukan, dengan
merupakan seperangkat metode, ins- demikian dalam manajemen terdapat
truksi-instruksi, arahan dan pelayan- kegiatan-kegiatan yang harus di-
an agar setiap orang bekerja sesuai lakukan melalui fungsi-fungsi dalam
arah yang telah ditentukan (Wilson, mencapai tujuan yang telah di-
1887; Dunsire, 1973; Shafritz & tentukan. Fungsi-fungsi manajerial
Hyde, 1992; Stilman II, 1992; dapat digolongkan kepada dua jenis
Hughes, 1994). The object of utama, yaitu fungsi organik dan fung-
12 Rycko Amelza Dahniel, Kajian Birokrasi Dalam Ilmu Kepolisian

si penunjang (Siagian, 1989, 2007). sehingga setiap anggota organisasi


Fungsi organik adalah keseluruhan memiliki fungsi dan tugasnya
fungsi utama yang merupakan penja- masing-masing, yang sebagai satu
baran kebijakan dasar atau strategi kesatuan mempunyai batas-batas
organisasi yang telah ditetapkan dan yang jelas, sehingga dapat dipi-
mutlak digunakan sebagai cara sahkan secara tegas dari lingkungan-
bertindak untuk mencapai berbagai nya (Lubis, 1987; Robbins 1990;
sasaran yang telah ditentukan Wexley dan Yukl 1984 dalam Kasim
sebelumnya. Proses penyelenggara- 1993). Lembaga kepolisian juga
aan atau tata kelola fungsi organik mencakup studi tentang organisasi
juga dikenal sebagai penyelenggara- kepolisian yang merupakan wadah
an Manajemen Operasional Kepoli- dan proses interaksi dari manusia-
sian. Sedangkan fungsi penunjang manusia yang terdapat didalamnya,
merupakan berbagai kegiatan yang dimana aktivitas-aktivitas dari
diselenggarakan oleh orang-orang manusia-manusia tersebut secara
atau satuan-satuan kerja dalam nyata dilakukan dalam bentuk
organisasi dan dimaksudkan untuk kegiatan-kegiatan operasional. Kon-
mendukung semua fungsi organik sep ini akan mempelajari lembaga
para manajer. Proses penyeleng- kepolisian yang mencakup struktur
garaan atau tata kelola fungsi organisasi dan dinamikanya, infra-
penunjang, biasa yang disebut struktur, kultur dan berbagai aturan
dengan Manajemen Pembinaan serta hubungan tatacara kerja dalam
Kepolisian, yang mencakup mana- sebuah lembaga. Pada tahapan ini
jemen personel, termasuk pendidikan diperlukan pengetahuan Admini-
dan pelatihan, keuangan, logistik, strasi Kepolisian, Manajemen
penelitian dan pengembangan, dan Kepolisian, Organisasi Kepolisian,
lain sebagainya. Perilaku Organisasi Kepolisian, Bu-
Organisasi sebagai pilar anatomi daya Organisasi Kepolisian, Iklim
administrasi diperlukan sebagai Organisasi Kepolisian, dan Etika
wadah dari proses interaksi manusia- Kepolisian.
manusia yang terdapat didalamnya, 4. Mengelola masalah sosial
dimana aktivitas-aktivitas dari manu- Masalah sosial harus dikelola
sia-manusia tersebut secara nyata guna terwujudnya keteraturan sosial.
dilakukan dalam bentuk kegiatan- Sejatinya, masalah sosial merupakan
kegiatan operasional. Sebuah orga- produk dinamika hubungan sosial
nisasi merupakan satu kesatuan masyarakat yang terwujud dari selu-
sosial dari sekelompok manusia, ya- ruh aspek kehidupan manusia.
ng saling berinteraksi menurut suatu Masalah sosial akan selalu muncul
pola tertentu (pola kerjasama) dan ada dalam dinamika hubungan
TANGGON KOSALA EDISI KHUSUS, Juli 2018 13
sosial baik pada tingkat keluarga, namun disisi lain juga akan membuka
kelompok, komuniti, dan masya- potensi permasalahan keamanan. Pa-
rakat. Masalah sosial terwujud dan da gatra demografi, jumlah penduduk
berkembang dari seluruh aspek yang besar, disatu sisi merupakan
kehidupan manusia sebagai hasil human capital, namun pada sisi yang
interaksi antara manusia dengan lain dapat menjadi masalah sosial
manusia, manusia dengan ling- ketika jumlah penduduk yang besar
kungannya dan bahkan manusia dengan penyebaran yang tidak
dengan Tuhannya. Kemacetan merata dan cenderung terpusat di
lalulintas, tawuran antar kampung, kota besar, kualitas sumber daya
konflik pertanahan merupakan manusia yang belum cukup mema-
wujud dari masalah sosial sebagai dai, minimnya lapangan kerja,
hasil interaksi manusia dengan meningkatnya kemiskinan, dan
manusia. Pencemaran dan pengru- seterusnya meningkatnya angka
sakan lingkungan, banjir, tanah kejahatan dan konflik-konflik keke-
longsor, sampai gunung meletus me- rasan merupakan bola salju yang
rupakan contoh-contoh masalah berujung pada musibah demografi.
sosial yang terwujud dari hasil Dan pada gatra sumber kekayaan
hubungan manusia dengan ling- alam, yang sering dikatakan melim-
kungannya. Penodaan dan penistaan pah dan berkah dapat berubah
agama, berbagai aliran keyakinan menjadi musibah, bila tidak dikelola
keagamaan yang dianggap sesat juga secara berkeadilan yang akan
melahirkan masalah sosial sebagai menimbulkan konflik, dan bila tidak
hasil hubungan antara manusia dipahami pentingnya pengelolaan se-
dengan Tuhannya, yang dianggap cara keberlanjutan dan kepedulian
tidak sejalan, bertentangan dan bah- pengelolaan energi baru dan
kan menodai keyakinan keagamaan terbarukan (EBT) guna keber-
masyarakat pada umumnya. langsungan suatu bangsa dimasa
Masalah sosial yang terwujud mendatang, justeru akan mewariskan
dari seluruh aspek kehidupan manu- musibah bagi anak cucu. Aspek
sia dapat dikelompokkan dengan apa kehidupan pada sosial pada Panca-
yang disebut Astagatra, yang terdiri gatra, seperti kehidupan ideologi,
dari Trigatra atau tiga bidang sebagai politik, sosial budaya yang meliputi
aspek alamiah dan Pancagatra atau pluralisme, heterogenisme, hu-
lima bidang pada aspek sosial. Aspek bungan antar sukubangsa, tolerasi
Trigatra, antara lain geografi yang dan kerukunan antar umat beragama,
menunjuk kepada letak geografi su- fundamentalisme, termasuk ek-
atu negara, disatu sisi akan sangat strimisme, juga pada aspek pem-
menguntungkan secara ekonomi, bangunan ekonomi, dan masalah ke-
14 Rycko Amelza Dahniel, Kajian Birokrasi Dalam Ilmu Kepolisian

amanan seperti pelanggaran, peng- atau sengaja terwujud sebagai bentuk


gunaan kekerasan dan kekuatan guna membangun suatu tatanan
untuk menyelesaikan masalah, dan kehidupan yang baru untuk meng-
tindak kejahatan. Secara umum gantikan tatanan kehidupan lama
masalah sosial seringkali dilihat se- yang dirasakan sudah tidak lagi
bagai sesuatu gejala yang terwujud sesuai dengan keinginan dan per-
berupa tindakan, ucapan, sistem atau kembangan lingkungan. Sejumlah
struktur yang dianggap mengganggu, masalah sosial yang terjadi hanya
merugikan, atau bahkan merusak mengganggu dan merugikan se-
tatanan kehidupan atau keteraturan bagian warga masyarakat dalam
sosial. waktu tertentu saja. Masalah-
Seperti telah diuraikan diatas, masalah sosial yang termasuk dalam
bahwa masalah sosial dapat di- kategori ini seperti perjuangan antar
bedakan dari tingkat atau eskalasi kelas pada Revolusi Sosial di
ancamannya, yang dimulai dari Perancis (1787-1789), di China
potensi gangguan berupa faktor- (1911-1916) dan di Rusia (1917), ter-
faktor yang dapat menimbulkan masuk kegiatan menyampaikan
gangguan atau kriminogen, ambang pendapat dimuka umum atau de-
gangguan atau police hazard, dan monstrasi, pembebasan tanah untuk
gangguan nyata atau ancaman fak- kepentingan umum, penataan
tual. Sebuah masalah sosial dari segi perkotaan, transportasi, dan lain se-
dampaknya juga dapat dibedakan bagainya. Namun demikian,
atas masalah sosial yang berpotensi sejumlah masalah sosial, baik yang
merusak dan masalah sosial yang me- berpotensi merusak maupun mencari
nguntungkan bagi kehidupan. keseimbangan dan untuk mem-
Sejumlah masalah sosial dapat bangun tatanan kehidupan yang baru
merugikan dan merusak kehidupan harus dikelola dengan baik dan
sosial sehingga mengganggu ke- sistematis agar tidak menjadi masa-
amanan dan kesejahteraan hidup lah sosial lain yang lebih besar, lebih
warga oleh karena itu harus dicegah, kompleks dan sulit dikendalikan,
diredam atau bahkan ditumpas, se- serta menimbulkan dampak kerugian
perti kejahatan, pelanggaran dan yang lebih besar. Masalah sosial ha-
tindakan yang merusak lainnya. rus dikelola secara sistematis melalui
Sementara itu, ada sejumlah masalah strategi simultan fungsi kepolisian
sosial yang berpotensi memberi yang proaktif guna terwujudnya
keuntungan bagi kehidupan masya- keteraturan sosial.
rakat. Masalah-masalah sosial dalam 5. Mewujudkan keteraturan sosial
kategori ini terjadi dalam rangka Keteraturan sosial merupakan
mencari keseimbangan yang baru suatu keadaan berupa situasi dan
TANGGON KOSALA EDISI KHUSUS, Juli 2018 15
kondisi kehidupan sosial masyarakat pada lembaga kepolisian. Setelah
yang berjalan sesuai dengan aturan diberikan gambaran singkat
dan norma-norma yang berlaku, mengenai sudut pandang yang lain
warga dapat menjalan produkti- dan pengkayaan atas pemahaman
vitasnya tanpa rasa takut, adanya ke- ilmu kepolisian sebagai sebuah bi-
pastian, merasa aman dan damai, dang ilmu pengetahuan, maka maka-
Tata tentrem kerta raharja. lah ini selanjutnya akan difokuskan
Konsep keteraturan sosial adalah pada pemahaman kajian birokrasi
produk dari konsep masalah sosial dalam ilmu kepolisian yang mem-
atau sebaliknya, karena (1) tidak se- pelajari lembaga kepolisian.
mua masalah sosial harus ditiadakan, 1. Pengertian Birokrasi
karena sesuatu gejala sosial yang Istilah birokrasi dikenalkan oleh
mengganggu atau merugikan kehi- filsuf Perancis Baron de Grimm,
dupan masyarakat dapat juga dilihat yang berasal dari kata bureau yang
sebagai dinamika sosial yang berarti meja tulis dimana para pejabat
mengganggu keteraturan sosial dari pada saat itu bekerja dibelakangnya
kehidupan masyarakat tersebut untuk (Albrow, 1996; Setiono, 2002;
suatu jangka waktu tertentu. Gang- Sarundajang, 2003). Oleh karena itu
guan yang merupakan dinamika menurut Weber (Albrow, 1989)
sosial dapat menciptakan tingkat ke- sebuah organisasi birokrasi adalah
teraturan yang lebih tinggi daripada organisasi yang didasarkan pada
tatanan kehidupan sosial dan kehi- konsep pejabat (beamter) yang meru-
dupan masyarakat yang selama ini pakan dasar bagi konsep tentang
berlangsung, (2) konsep keteraturan birokrasi, dengan kata lain satuan
sosial mengacu pada adanya dina- administrasi tentang pejabat yang
mika sosial sedangkan konsep diangkat merupakan sebuah orga-
ketertiban masyarakat mengacu nisasi birokrasi. Pada masyarakat
kepada pembekuan kehidupan ma- yang modern, seorang pejabat dalam
syarakat, karena konsep tertib tidak organisasi adalah seseorang yang
ada ruang bagi interpretasi dan gera- memiliki tugas-tugas khusus untuk
kan-gerakan sosial yang menyim- dilakukan, dan kepadanya diberikan
pang dari aturan untuk berlakunya fasilitas dan sumberdaya yang
ketertiban itu (Suparlan, 2008:31). diperlukan untuk memenuhi tugas-
tugas, dimana fasilitas dan
C. BIROKRASI DALAM ILMU sumberdaya itu yang diberikan oleh
KEPOLISIAN manusia lain, bukan oleh sipemegang
Birokrasi kepolisian merupakan peranan. Seorang pejabat birokrasi
salah satu bagian dari ilmu kepolisian adalah manusia yang diangkat, bukan
yang mempelajari dinamika struktur dipilih atau seseorang yang diseleksi
16 Rycko Amelza Dahniel, Kajian Birokrasi Dalam Ilmu Kepolisian

oleh sekumpulan manusia dan per- Max Weber dilahirkan dengan nama
bedaan antara pejabat dengan se- Maximilian Weber dikenal sebagai
orang pekerja yang bukan pejabat founder of modern sociology meru-
adalah pada otoritas yang dimiliki pakan salah satu ilmuwan yang
oleh pejabat. Pejabat yang diangkat memberikan sumbangan terbesar pa-
dan memiliki otoritas dapat berasal da teori organisasi generasi pertama
dari organisasi bisnis maupun orga- dengan pendekatan klasik memper-
nisasi publik atau pemerintah yang kenalkan sebuah model ideal dari
melaksanakan fungsi pelayanan organisasi yang disebut dengan
kepada masyarakat. bureaucracy. Birokrasi sebagai se-
Tugas pemerintah adalah buah tipe ideal dari struktur orga-
untuk menjamin tertib sosial dalam nisasi yang sangat efesien dalam
rangka mencapai kesejahteraan pencapaian tujuan organisasi me-
masyarakat melalui tugas-tugas miliki karakteristik division of labor,
pelayanan publik yang dilaksanakan a clear authority hierarchy, formal
pemerintah. Rasyid (1997) menya- selection procedures, detailed rules
takan bahwa untuk mencapai hal and regulations and impersonal
tersebut institusi pemerintah memi- relationship (Mintzberg, 1983;
liki tujuh bidang tugas, yaitu men- Robbins, 1990; Albrow, 1996).
jamin keamanan, memelihara keter- Konsep birokrasi sebagai sebuah
tiban, menjamin keadilan, melaku- struktur organisasi sangat ideal untuk
kan pekerjaan umum, meningkat-kan jenis organisasi yang besar, terdiri
kesejahteraan, memelihara sum- dari para pejabat (beamter) yang
berdaya dan lingkungan hidup. diangkat dan memiliki struktur karir
Untuk melaksanakan fungsi-fungsi berdasarkan kompetensi atau merit
tersebut, maka pemerintahan kemu- system, tugas-tugas dibagi dalam
dian membutuhkan organ pelaksana biro-biro atau bagian-bagian secara
yang mengoperasionalkan tugas- terspesialisasi yang diisi oleh pejabat
tugas pemerintahan secara nyata yang profesional, yang hanya
dalam kehidupan masyarakat. Organ menjalankan tugas-tugasnya secara
pelaksana inilah yang dikenal dengan rasional dengan otoritas yang legal,
birokrasi. adanya hirarki dan rangkaian
2. Konsep Birokrasi Modern perintah (chain of command) dan
Konsep birokrasi modern dalam diberikan fasilitas dan sumberdaya
sejarah evolusi teori-teori organisasi dari organisasi sehingga terjadi
disampaikan oleh seorang Sosiolog pemisahan kepemilikan pribadi
Jerman, Max Webber (1918) dalam dengan organisasi secara impersonal.
kelompok pertama teori-teori orga- Tipe organisasi formal ini disebut de-
nisasi dengan pendekatan klasik. ngan birokrasi dengan model
TANGGON KOSALA EDISI KHUSUS, Juli 2018 17
rasional (Gerth & Mills, 1958; Hoy & rules and policies), memiliki prose-
Miskel, 1978; Lubis & Huseini, dur yang baku untuk tiap-tiap
1987; Kasim, 1993; Garston, 1993; pekerjaan (standardized procedures
Albrow, 1996; Setiono, 2002). for each job), memiliki sebuah struk-
3. Otoritas dalam Birokrasi tur karir yang didasarkan kompeten-
Konsep awal yang mendasari si (a career based on promotion for
birokrasi modern adalah tulisan- technical competence), hubungan-
tulisan Max Webber yang menjelas- hubungan lebih yang impersonal
kan pemikirannya bahwa birokrasi (impersonal relation), dan koordi-
rasional adalah sebuah konsep biro- nasi datang dari tingkatan diatasnya
krasi yang muncul atas dasar kaidah- atau lebih (all coordination from a
kaidah otoritas hukum, bukan oleh level or more above), (Albrow, 1970;
karena sebab lain, seperti otoritas Mintzberg, 1983; Lubis, 1987;
tradisional maupun otoritas kharis- Robbins, 1990; Garston, 1993;
matis. Otoritas hukum atau legal Setiono, 2002).
diperoleh berdasarkan pada tata Sebagai sarana bagi pemerintah
hukum sesuai dengan prosedur yang dalam melaksanakan pelayanan
ditetapkan hukum, manusia lain publik, birokrasi adalah tipe dari su-
mentaatinya karena hukum menga- atu organisasi yang dimaksudkan
takan demikian. Otoritas legal Web- untuk mencapai tugas-tugas admi-
ber menjadi dasar adanya birokrasi nistratif yang besar dengan cara
rasional yaitu lembaga birokrasi mengkoordinasi secara sistematis,
yang berdasarkan pada norma-norma rasional dan efesien dari pekerjaan-
yang tercipta secara sadar dan rasio- pekerjaan dan banyak manusia.
nal menurut tertib hukum serta Birokrasi dibentuk agar keputusan-
berfungsi sesuai dengan tujuan keputusan pemerintah dapat dilaksa-
sarana yang ada. nakan dengan sistematis melalui
4. Karakteristik Birokrasi Rasional aparat-aparat negara. Keputusan-
Weberian keputusan politis hanya akan ber-
Sebuah organisasi yang mengarah manfaat bagi setiap warga negara jika
kepada model birokrasi rasional pemerintah mempunyai birokrasi
weberian memiliki karakteristik yang tanggap, sistematis dan efesien
adanya sebuah hirarki dan rangkaian (Kumorotomo, 1994; Thoha, 1995).
perintah (a hierarchical chain of Dengan demikian fungsi pokok
command), pembagian tugas-tugas birokrasi dalam negara adalah men-
kedalam fungsi-fungsi (speciali- jamin terselenggaranya kehidup-an
zation of function), aturan dan negara, memberikan pelayanan
kebijakan organisasi dibuat secara kepada publik dan menjadi alat ma-
seragam dan tertulis (uniform written syarakat dalam mencapai tujuan
18 Rycko Amelza Dahniel, Kajian Birokrasi Dalam Ilmu Kepolisian

ideal suatu negara (Setiono, 2002; atau tugas-tugas polisi terus ber-
Prasojo, 2006). langsung, karena keberadaan polisi
D. PENUTUP adalah hasil tanggapan dari masya-
Corak administrasi dan birokrasi rakat yang bersangkutan dan untuk
kepolisian juga tidak sama antara kepentingan masyarakat tersebut.
satu masyarakat perkotaan dengan Pada masyarakat pedesaan corak ad-
masyarakat perkotaan lainnya. ministrasi dan birokrasi polisi akan
Semakin kompleks masyarakatnya, lebih santai terutama dalam hu-
secara demografi, etnik atau rasial, bungan dengan kegiatan-kegiatan se-
kebudayaan, kemampuan ekonomi sama polisi dan masyarakatnya
warganya, serta politik, maka akan (Suparlan, 1997:67). Administrasi
semakin kompleks juga fungsi-fung- dan lingkungan saling mempenga-
si administrasi serta corak birokrasi ruhi, keadaan lingkungan mem-
pelayanan dan masing-masing kantor pengaruhi administrasi (Djamin,
polisi tersebut. Hubungan antara ma- 1995). Hubungan fungsional antara
syarakat dengan polisi adalah saling polisi dan masyarakat serta antara
mempengaruhi, atau lebih tepatnya konteks, lokalitas lingkungan dan ke-
keberadaan polisi dalam masyarakat budayaan mempengaruhi adminis-
adalah fungsional dalam struktur ke- trasi dan corak birokrasi kepolisian
hidupan. Perubahan fungsi-fungsi (Dahniel, 2008).

DAFTAR PUSTAKA

Bachtiar, Harsya W, 1994, Ilmu Kepolisian, PT.Gramedia Widiasarana


Indonesia, Jakarta
Dahniel, Rycko Amelza, 2008, Birokrasi di Kepolisian Resor Kota Sukabumi,
Disertasi Doktor Ilmu Kepolisian, Universitas Indonesia, Jakarta.
Djamin, Awaloedin, 2002, Penyempurnaan Organisasi Dan Tata Kerja
Kepolisian Negara Republik Indonesia, Jurnal Polisi Indonesia Tahun
IV/September 2002, KIK Press, Jakarta.
___________, 2007, Tantangan dan Kendala Menuju Polri Yang Profesional
dan Mandiri, PTIK Press, Jakarta
Dunsire, Andrew, 1973, Administration: The World and The Science, martin
Robertson & Company Ltd., London.
Garston, Neil, 1993, Bureaucracy: Three Paradigms, Kluwer Academic
Publisher, Dordrecht
Hoy, Wayne H, dan Miskel, G.Cecil, 1978, Educational Administration, Teory
Research and Practice, Random House, Inc.
Lubis, SB.Hari dan Huseini, Martani, 1987, Teori Organisasi (Suatu
TANGGON KOSALA EDISI KHUSUS, Juli 2018 19
pendekatan Makro), Pusat Antar Universitas Ilmi-Ilmu Sosial
Universitas Indonesia, Jakarta.
Nitibaskara, Tb. Ronny Rahman, 2006, Tegakkan Hukum Gunakan Hukum,
Penerbit Buku Kompas PT.Kompas Media Nusantara, Jakarta.
Rahardjo, Satjipto, 2002, Polisi Sipil Dalam Perubahan Sosial di Indonesia,
Penerbit Buku Kompas, Jakarta
Robbins, Stephen P, 1990, Oganization Theory: Structure Designs and
Applications., Third Edition, Prentice-Hall, Inc, New Jersey
Suriasumantri, Jujun S, 1995, Ilmu Pengetahuan dan Metodenya, Yayasan
Obor Indonesia, Edisi kedua, Jakarta.
Shafritz, Jay M & Albert C. Hyde, 1992, Classif of Public Administration,
Wadsworth Publishing Company, Third Edition, Belmont, CA
Suparlan, Parsudi, 1994, Metodologi Penelitian Kwalitatif, Program Kajian
Wilayah Amerika Program Pascasarjana Universitas Indonesia,
Jakarta
Suparlan, Parsudi, 2004, Bunga Rampai Ilmu Kepolisian Indonesia, Yayasan
Pengembangan Kajian Ilmu Kepolisian, Jakarta
Suparlan, Parsudi, 2008, Ilmu Kepolisian, Yayasan Pengembangan Kajian
Ilmu Kepolisian, Jakarta
Wilson, Woodrow, 1887, The Study of Administration: Political Science
Quarterly 2 No.1, dalam Classic of Public Administration, 1992,
Belmont, CA. dan Public Administration: Concept and Cases, 1992,
Boston, MA.
DINAMIKA KEBHINEKAAN BERAGAMA:
RADIKALISME DAN KONFLIK BERAGAMA DI INDONESIA

Oleh: M. Asep Syahrudin1

ABSTRAK

Kebhinekaan yang tercermin dalam keanekaragaman suku, agama, ras, dan budaya
Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 260 juta jiwa dianggap sebagai kekayaan
bangsa, baik dari segi etnis yang berjumlah lebih dari 300 kelompok, 1.340 suku bangsa
yang memiliki 746 bahasa yang tersebar di seluruh Indonesia, adat istiadat, budaya, serta
agama dengan berbagai kepercayaan yang ada,ternyata memiliki sisi yang rawan berupa
potensi perpecahan atau konflik yang implikasinya bisa sangat luas dan mendalam.
Keragaman yang memiliki potensi konflik tinggi dan sentral yaitu isu yang berkenaan
dengan keragaman beragama. Isu agama merupakan isu yang sangat sentral dan cepat
menimbulkan konflik dikalangan masyarakat. Pada tahun 2017 tercatat 155 pelanggaran
kebebasan beragama dan berkeyakinan yang terjadi di 29 provinsi di Indonesia.
Kemudian yang terhangat, pelanggaran juga terjadi di 2018 diantaranya pembubaran
kegiatan bakti sosial Gereja Katolik St. Paulus Pringgplayan, Bantul, Yogyakarta,
pengusiran seorang biksu di Tangerang, Banten dan penyerangan di Gereja Katolik
St.Lidwina, Trihanggo, Sleman. Dalam konteks Indonesia, pengelolaan kebhinekaan
beragama yang dibingkai dalam kesatuan (diversity in unity) menjadi sangatlah penting.
Dinamika keragaman dalam beragama merujuk kepada lahirnya toleransi dan kerukunan
antar umat beragama.Untuk itu, agama berfungsi menjaga ketertiban dan keteraturan
dalam kehidupan bermasyarakat sehingga tercipta sistem budaya dan tatanan sosial yang
mapan serta akan menjadi pilar kedamaian sebuah bangsa. Tulisan ini akan
mengantarkan kita pada permasalahan atau sekurang-kurangnya memberikan catatan
kecil atas dinamika kebhinekaan dalam beragama, khususnya dalam menyikapi berbagai
konflik keagamaan atau intoleransi serta isu radikalisme dan terorisme yang terjadi di
Indonesia.

Kata Kunci: kebhinekaan, kerukunan beragama, konflik beragama, radikalisme,


terorisme

A. PENDAHULUAN mangrwa", yang artinya "Berbeda-


Semboyan Bhinneka Tunggal beda itu satu, tak ada pengabdian
Ika diungkapkan pertama kali oleh yang mendua". Semboyan yang
Empu Tantular, pujangga agung kemudian dijadikan prinsip
kerajaan Majapahit yang hidup pada dalamkehidupan pemerintahan
masa pemerintahan raja Hayam- kerajaan Majapahit untuk mengan-
wuruk, di abad ke empatbelas (1350- tisipasi adanya keanekaragaman
1389). Kebhinekaan atau bhineka agama yang dipeluk oleh rakyat Ma-
terdapat dalam semboyan tersebut japahit pada waktu itu. Meskipun
terdapat dalam karyanya, kakawin mereka berbeda agama tetapi mereka
Sutasoma yang berbunyi "Bhinnaika tetap satu dalam pengabdian ().
tunggalika, tanhana dharma- Bhinneka Tunggal Ika berisi
1)Brigjen Pol Drs. M. Asep Syahrudin, M.Si., M.H. adalah Wakil Gubernur Akademi
Kepolisian
TANGGON KOSALA EDISI KHUSUS, Juli 2018 21
konsep pluralistik dan multikul- right" (Alford 1972:321).
turalistik dalam kehidupan yang Keragaman agama di negara ini
terikat dalam suatu kesatuan. Prinsip adalah sebuah anugrah yang luar
pluralistik dan multikulturalistik ada- biasa dan menjadi potensi jika dapat
lah asas yang mengakui adanya ke- merawatnya dengan baik. Sejatinya,
majemukan bangsa dilihat dari segi keragaman agama ini harus menjadi
agama, keyakinan, suku bangsa, adat kemaslahatan bukan menjadi laknat
budaya, keadaan daerah, dan ras. Ke- bagi bangsa Indonesia. Islam seba-
majemukan tersebut dihormati dan gian agama mayoritas yang rah-
dihargai serta didudukkan dalam su- matan lil'alaminn, dengan demikian
atu prinsip yang dapat mengikat ke- Islam merasa perlu mendefinisikan
anekaragaman tersebut dalam kesa- kehadirannya dalam konteks kera-
tuan yang kokoh. gaman budaya dan agama, sekaligus
Kebhinekaan dalam beragama menawarkan suatu harapan dan per-
menjadi hal yang wajar dan tidak bisa spektif keagamaan yang baru bahwa
dihindarkan. Sejarah keberagamaaan Islam adalah seraut wajah yang
Islam era kenabian Muhammad SAW tersenyum smiling face of Indo-
masyarakat yang pluralistic secara nesian muslim, damai anti kekerasan
religious telah terbentuk dan telah (Ronitabroni dkk 2006:6).
menjadi kesadaran umum pada saat Kemajemukan atau keragaman
itu. Suatu kewajaran, mengingat se- beragama merupakan sunnatullah,
cara kronologis agama Islam me- artinya sesuatu yang sifatnya given.
mang muncul setelah berkembang- Al-Quran secara tegas dan jelas telah
nya agama Hindu, Budha, Kristen- memberikan petunjuk kepada umat-
Katolik, Majusi, Mesir Kuno mau- nya dalam menyikapi keragaman
pun agama-agama lain. beragama. Agama diharapkan ber-
Agama bisa dijadikan sebagai peran untuk mengakomodir keraga-
faktor pemersatu atau bahkan men- man dan heterogeintasnya sehingga
jadi penyebab perpecahan. Vernon masing-masing individu saling
juga berpendapat bahwa agama menghargai, toleransi dan memini-
memberikan sumbangan bagi sta- malisir konflik. (Dawan 2003:101).
bilitas suatu negara akan tetapi Kerukunan umat beragama
vernon juga mengatakan "Religious dapat diartikan sebuah keadaan hu-
heterogenity within a nation can also bungan sesama umat beragama yang
contribute to strain rather than har- dilandasi toleransi, saling pengertian,
mony"(Vernon 1962:274-275). saling menghormati, menghargai ke-
Bahkan Alford menegaskan, setaraan dalam pengamalan ajaran
"Classical political Thinkers as agamanya dan kerjasama dalam
Aristoteles took it for granted that kehidupan bermasyarakat, berbangsa
religious homogenity was condition dan bernegara. Dalam QS. Al-
of political stability, and they were Baqarah ayat 256 disebutkan bahwa
22 M. Asep Syahrudin, Dinamika Kebhinekaan Beragama: Radikalisme dan Konflik Beragama ...

tidak ada paksaan untuk (memasuki) daerah baru baru ini, antara lain per-
agama (Islam); sesungguhnya telah sekusi terhadap kelompok Ahma-
jelas jalan yang benar daripada jalan diyah di Madura, NTB, dan daerah
yang sesat. lain ,penyerangan gereja, ancaman
Meskipun kerukunan hidup ledakan bom di Kelenteng Kwan Tee
beragama sudah berjalan dengan Koen, Karawang, Jawa Barat. Pe-
baik di Indonesia. Namun, kasus-ka- rusakan masjid di Tuban. Kasus
sus intoleran di Indonesia harus tetap kekerasan agama terjadi di Yogya-
diwaspadai sehingga kita harus terus karta. Seorang pemuda bersenjata
memperkuat kerukunan antar umat pedang menyerang jemaat di Gereja
beragama. Pesan-pesan kerukunan Santa Lidwina, Desa Trihanggo, Ke-
hidup beragama seperti saling meng- camatan Gamping, Kabupaten Sle-
hormati dan menghargai itu harus man. Pelaku penyerangan diduga ter-
senantiasa disosialisasikan, tidak ha- pengaruh paham radikalisme hingga
nya oleh pemimpin agama yang melakukan aksi penyerangan ke
berbeda, tapi oleh pemimpin politik, tempat ibadah. Setara Institut menye-
sosial dan budaya. butkan terjadi dua serangan brutal
terhadap tokoh agama. Pertama
B. PEMBAHASAN penganiayaan ulama sekaligus Pim-
1. Kebhinekaan dan Konflik pinan Pusat Persatuan Islam (Persis)
Beragama HR Prawoto, oleh orang tak dikenal,
Pada hakikatnya kebhinekaan hingga nyawanya tidak dapat
adalah roh dan nyawa jiwa nasi- diselamatkan. Kedua, penganiayaan
onalisme keindonesiaan. Sayangnya, pada ulama, tokoh NU, sekaligus pe-
konsep kebhinekaan hanya di-ako- ngasuh Pondok Pesantren Al Hida-
modir sebagai imajinasi ke-kuasaan, yah Cicalengka Bandung, Jawa
artinya negara telah gagal dalam Barat, K.H. Umar Basri.
mengelola kebhinekaan. Kebhine- Berkaitan dengan konflik ke-
kaan dilihat dalam kaca mata politik agamaan yang terjadi di beberapa
dan ekonomi semata, sehingga jika daerah, pemerintah, pemuka agama,
dipandang tidak akan menguntung- dan elite ormas-ormas keagamaan
kan secara ekonomi dan politik maka harus menyadari bahwa potret riil ke-
kebhinekaan yang merupakan ibu rukunan beragama itu terletak di-
kandung nusantara tidak menjadi tingkat akar rumput. Konflik yang
prioritas dalam praktek politik ke- dipicu oleh sentimen keagamaan pa-
kuasaan. da hakekatnya berawal dari kurang-
Implikasi dari kegagalan negara nya kedewasaan dalam beragama.
mengelola kebhinekaan, menga- Kedewasaan dalam beragama ter-
kibatkan potensi konflik semakin cermin dalam menyikapi berbagai
marak dan meluas. Sejumlah kasus isu dengan penuh bijaksana dan
intoleransi telah terjadi di beberapa menjunjung tinggi rasa toleransi
TANGGON KOSALA EDISI KHUSUS, Juli 2018 23
antarumat beragama, baik sesama agama lain. Sikap toleransi dan
antar pemeluk agama yang sama saling menghormati hak orang lain
maupun yang berbeda. Dengan yang menganut ajaran agamanya. Si-
kedewasaan beragama, umat tidak kap saling menahan diri terhadap
mudah terpancing dan terprovokasi ajaran, keyakinan dan kebiasan ke-
dengan berbagai isu yang mengadu lompok agama lain yang berbeda,
domba antar pemeluk umat sehingga yang mungkin berlawanan dengan
masalah tersebut dapat diselesaikan ajaran, keyakinan dan kebiasaan
dengan kepala dingin tanpa harus sendiri. Masih segar diingatan kita
saling menyalahkan atau mencari kasus penistaan yang dilakukan Gu-
kambing hitam. Kedewasaan dalam bernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja
beragama ini tidak mungkin akan Purnama (Ahok), dimana Pernya-
dicapai, jika dalam memahami taan Ahok tentang Surat Al Maidah
agama hanya bersifat parsial, tidak Ayat 51 dapat mengancam toleransi
mendalam dan hanya sebatas ritual antar-umat beragama, karena tole-
tanpa memahami subtansi beragama ransi dibangun atas dasar saling me-
serta tidak mau terbuka. Sikap nghormati.
keagamaan semacam inilah yang Dalam QS. Al-Hujarat ayat 13,
sering menimbulkan berbagai Allah SWT berfirman yang artinya:
masalah di lapangan. Peran para "Wahai manusia ! sungguh, kami
pemuka agama, tokoh masyarakat, telah menciptakan kamu dari seorang
dan pemerintah sangat diperlukan laki-laki dan perempuan, kemudian
dalam pencapaian solusi yang kami jadikan kamu berbangsa-bang-
terbaik. Dengan semangat mencari sa dan bersuku-suku agar kamu sa-
solusi bersama dan menjauhkan dari ling mengenal…”
berbagai prasangka buruk, tidak Sedangkan dalam QS. Alkafirun
mustahil berbagai permasalahan ayat 6, Allah SWT berfirman yang
dapat diselesaikan dengan penuh artinya: "…Untukmu agamamu dan
kedewasaan. Islam dalam hal ini untukku agamaku".
mengedepankan sikap saling terbuka Dengan demikian tidak ada
dan larangan berburuk sangka (QS. alasan dalam islam, sebagai pem-
Al-Hujurat ayat 12) bawa rahmat bagi semesta alam
Pluralitas agama hanya dapat (Rahmatan lil 'alamin) dan dengan
dicapai seandainya masing-masing toleransi untuk tidak adanya paksaan
kelompok bersikap lapang dada satu dalam beragama, sebaliknya
sama lain. Sikap lapang dada dalam mengajarkan untuk saling mengenal
kehidupan beragama akan memiliki dan tolong menolong dalam
makna bagi kemajuan dan kehidupan kebajikan untuk terjadinya tinakan
masyarakat plural, apabila ia intoleransi, radikalisme seperti yang
diwujudkan dalam sikap saling mem- termaksud dalam surat Al-Maidah
percayai atas itikad baik golongan ayat 2 Allah berfirman yang artinya :
24 M. Asep Syahrudin, Dinamika Kebhinekaan Beragama: Radikalisme dan Konflik Beragama ...

"…Dan tolong menolonglah kamu kemajemukan itu sendiri. Kebhi-


dalam (mengerjakan) kebajikan dan nekaan sebagai solusi terhadap ada-
taqwa dan janganlah tolong-meno- nya keberagaman, sering kali disan-
long dalam berbuat dosa dan per- dingkan dengan paham radikalisme.
musuhan". Adanya kasus-kasus kekerasan atas
Toleransi dalam kehidupan bera- nama agama dan pemahaman keaga-
gama akandapat terwujud manakala maan yang sangat menusuk rasa ke-
ada kebebasan dalam masyarakat un- manusiaan setidaknya menjadi
tuk memeluk agama sesuai dengan contoh kongkrit. Dalam semua tra-
kepercayaannya dan tidak memaksa gedi tersebut, nuansa penarikan per-
orang lain untuk mengikuti agama- soalan ke wilayah agama tampak
nya (Depag 2008:26). begitu kental.
Untuk itu, kunci dari toleransi Dalam pembahasan ini,
bukanlah membuang atau mere- radikalisme dipahami sebagai sikap
lativisasi ketidaksepakatan,tapi ke- keagamaan yang kaku dan sekaligus
mauan untuk menerima keti- mengandung kekerasan dalam
daksepakatan dengan sikap saling tindakan. Secara spesifik radikalisme
menghormati dan menghargai. Jadi, berarti paham-paham, sikap-sikap,
karena kebebasan berkeyakinanlah dan setrategi-setrategi termasuk
seseorang muslim dituntut untuk praktek-praktek (tindakan) yang ber-
terbiasa menghormati agama lain jalan dan dijalankan oleh kelompok-
tanpa mengorbankan keyakinan kelompok masyarakat (keagamaan)
sendiri. Adapun landasan hukum dalam kerangka meneguhkan,
tentang kebebasan beragama ter- mengembangkan atau memper-
cantum dalam pasal 28 E,I, dan pasal tahankan ajaran agama yang diikuti
29 Undang-Undang Dasar 1945 serta dengan cara-cara radikal(Afifuddin
pasal 22 dalam Undang-Undang No Harisah,2015: hlm.27) Paham ke-
39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi agamaan yang terkesan kaku ini
Manusia. Selain itu juga tercantum disebabkan kurangnya kesadaran dan
dalam pasal 18 Kovenan Inter- pemahaman akan pentingnya sikap
nasional tentang Hak sipil dan politik pluralisme. Melihat fenomena
2. Kebhinekaan Beragama dan tersebut, dirasa teramat perlu untuk
Radikalisme menginternalisasikan nilai-nilai plu-
Kebhinekaan sebagai suatu ralisme sebagi salah satu upaya untuk
sistem nilai yang memandang mencegah faham-faham yang
keberagaman atau kemajemukan radikal.
secara positif sekaligus optimis dan Adapun sikap dan pandangan
berupaya untuk berbuat sebaik mu- yang tampak dipermukaan terhadap
ngkin berdasarkan kenyataan, kelompok radikal yang bahayanya
kiranya dapat menjadi solusi yang mengancam kebersamaan umat
lebih relevan dan urgen atas adanya Islam adalah menghakimi orang
TANGGON KOSALA EDISI KHUSUS, Juli 2018 25
yang tidak sepadan dengan pemiki- dan keadilan sosial.
rannya adalah kafir; mengatasnama- Disamping menyangkut kewas-
kan Tuhan, menghukum keyakinan padaan dan keamanan negara, ama-
yang berbeda; gerakan yang mengu- nat konstitusi terutama berada dipun-
bah negara bangsa menjadi negara dak eksekutif guna menjalankan
agama; mengganti ideologi Pancasila tugas pertahanan negara yang
dengan Islam versi mereka; bermakna sebagai menegakan ke-
mengganti NKRI dengan Khilafah; daulatan eksternal negara sebagai
agama diubah menjadi ideologi dan manifestasi dari ancaman eksternal
jadi senjata publik untuk menyerang dengan menggunakan kekuatan
pandangan politik yang berbeda dari militer (external sovereignty by
mereka; memperjuangkan forma- force). Selain itu pemerintah
lisasi syariah dalam Negara; meng- bertugas melaksanakan diplomasi
anggap Amerika Serikat sebagai bi- dalam masyarakat dunia untuk
ang kezaliman global. menjaga external sovereignty-
Kita perlu waspada terhadap terutama dalam upayanya mengem-
bahaya yang diakibatkan oleh feno- bangkan external sovereignty by
mena dan relasi Islam radikal-tero- diplomacy.
risme yang dapat mengganggu stabi- Kebijakan mengenai Keamanan
litas eksistensi empat pilar bangsa Negara meliputi UU Nomor 6 Tahun
Indonesia (NKRI), Pancalisa UUD 1946 tentang Keadaan Bahaya, UU
1945, dan penafsiran yang radikal Nomor 74 Tahun 1957 tentang Pen-
terhadap teks-teks (nas) yang ber- cabutan "Regelling op de Staat Van
potensi menjadi sumber lahirnya Oorlog en Beleg" dan penetapan
terorisme. "Keadaan Bahaya", Perpu Nomor 23
3. Kewaspadaan dan Keamanan Tahun 1959 tentang Keadaan
Negara Bahaya, PP Nomor 16 Tahun 1960
Landasan yuridis tentang tentang Permintaan dan Pelaksanaan
Konsep Keamanan Negara NKRI de- Bantuan Militer. Sedangkan Undang-
ngan jelas dan tegas tercatat dalam Undang Teknis yang lahir Pasca
alinea IV pembukaan UUD 1945. Reformasi yaitu UU Nomor 39
Oleh sebab itu, pemerintah, dengan Tahun 1999 tentang HAM, UU
segenap potensi dan sumberdayanya Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepoli-
wajib menjaga Keamanan negara sian, UU Nomor 15 Tahun 2003 ten-
dengan cara (a) Melindungi segenap tang Pemberantasan Tindak Pidana
warga negara dan seluruh tumpah Terorisme dll.
darah Indonesia; (b) Memajukan Peraturan dan perundang-unda-
kesejahteraan umum dan mencer- ngan yang dibuat oleh elit pemerin-
daskan kehidupan bangsa; dan (c) tahan masih saling tumpang tindih
Ikut melakukan ketertiban dunia dan berjalan secara terpisah (sek-
yang berdasarkan perdamaian abadi toral) sesuai dengan kepentingan
26 M. Asep Syahrudin, Dinamika Kebhinekaan Beragama: Radikalisme dan Konflik Beragama ...

masing-masing institusi.Keadaan ini paham radikal ke daerah, maka


menyebabkan efektivitas penanga- pemerintah perlu mengoptimalkan
nan berbagai masalah atau ancaman peran seluruh elemen pemerintah dan
keamanan nasional sangat lemah. masyarakat, seperti Kominda,
(Eko 2015:6-13). FKDM, FKUB, FPK, ormas kea-
UU Nomor 7 Tahun 2012 gamaan,ormas pemuda dan lain-lain.
tentang Penanganan Konflik Sosial Ketegasan sikap pemerintah dan
(UU Penanganan Konflik Sosial), DPR dalam menghadapi tindakan ke-
menyebutkan bahwa polisi juga kerasan dan anarkisme terutama ber-
memiliki peran sentral dalam pe- latarbelakang radikalisme mengatas-
nanganan konflik. Undangun-dang namakan agama dan isu SARA.
tersebut menegaskan bahwa polisi Memperkuat UU dan tegakkan
merupakan alat negara yang bertugas Hukum Pidana Pasal 139 KUHP,
memelihara keamanan, ketertiban Pasal 111 KUHP ayat 1. Strateginya
masyarakat, menegakkan hukum dan adalah Tegakkan UU No. 15 Tahun
memberikan perlindungan, pengayo- 2003 tentang Terorisme yang telah
man dan pelayanan masyarakat. diperbaharui beberapa waktu yang
Selain memiliki peran sentral baru lalu, tegakkan UU No. 11 Tahun
dalam upaya penanganan konflik, 2008 tentang informasi dan transaksi
aparat kepolisian dalam hal ini juga elektronik.
memiliki fungsi-fungsi preventif Dalam kasus terorisme, upaya
yang melekat pada tanggung jawab represif dengan melibatkan TNI da-
dan kewenangannya dalam membaca lam penanggulangannya sudah tepat
potensi konflik di dalam masyarakat. mengingat eskalasi yang dihadapi
4. Upaya Preventif dan Represif saat ini dengan makin banyaknya ma-
Upaya preventif adalah tindak syarakat yang terpapar faham radi-
lanjut dari upaya Prefemtif yang kalisme sehingga dipandang perlu
masih dalam tahap pencegahan se- untuk menggandeng komponen
belum terjadi kejahatan. Upaya pre- keamanan lainnya yaitu TNI dalam
ventif lebih menekankan dalam hal hal ini mengaktifkan kembali Koop-
menghilangkan kesempatan kelom- susgab TNI. Semakin represif ge-
pok kelompok radikal untuk mela- rakan melawan radikalisme dilaku-
kukan tindakan anarkis. Selain itu, kan, semakin keras pula perla-
sebagai upaya mengantisipasi dan wanannya (Purwanto,2007). Negara
mencegah masuknya paham radikal, tentunya tidak boleh kalah dalam
maka perlu dilakukan upaya kontra menghadapi gerakan radikal terse-
propaganda untuk menangkal konsep but, perwujudan sinergitas TNI-Polri
atau propaganda yang dilakukan dalam penanggulangan terorisme
kelompok radikalmelalui sosial me- adalah keniscayaan tetap tegaknya
dia maupun media massa. Disamping NKRI di bumi pertiwi sebagai
itu untuk mengantisipasi masuknya warisan founding father Indonesia
TANGGON KOSALA EDISI KHUSUS, Juli 2018 27
dimana Pancasila sebagai dasar saling menghargai dan meng-
negara yang mengakui keberagaman hormati dengan penuh sikap kedewa-
agama. saan dalam beragama. Disamping
perlunya memperkokoh 4 pilar kene-
C. PENUTUP garaan (Pancasila, UUD 45, NKRI
Kebhinekaan beragama tersebut dan Bhinneka Tunggal Ika), Polri
merupakan suatu kenyataan yang memiliki peran yang sangat strategis
harus kita terima sebagai keka-yaan untuk menjaga kerukunan antar umat
bangsa dan merupakan sebuah sun- beragama. Memperkokoh pilar keru-
natullah. Sikap yang harus dibangun kunan umat beragama baik melalui
dalam menyikapi kenyataan keraga- pembinaan masyarakat maupun
man beragama adalah dengan me- penegakan hukum secara adil dan
ningkatkan sikaptoleran yang benar, konsisten.
DAFTAR PUSTAKA

Ainurrofiq, Dawan. 2003. Emoh Sekolah; Menolak Komersialisasi


Pendidikan dan Kanibalisme Intelektual Menuju Pendidikan
Multikultural. Yogyakarta: Inspeal Ahimsakarya Press.
Alford, R.R. 1972. "Religions and Politics". Dalam Sociology of Religion,
Roland Robertson (Editor). Baltimore: Penguin Book.
Departemen Agama RI. 2008.Hubungan Antar-Umat Beragama. Jakarta:
Depag RI.
Eko S, Bambang. 2015. "Urgensi UU Kamnas Dalam Sistem Ketatanegaraan
Indonesia". Majalah Wira, Jakarta, Kemhan RI Edisi Khusus, 2015,
Gunarno, Ahmad. 2012. "Realitas Kehidupan antar-Iman di Indonesia,
MembumikanPelaksanaan Bhineka Tunggal Ika". Makalah Seminardi
Hotel Lor InSurakarta, 18-20 Juni.
Hasan, Shahihul, 2012. The Art of Islamic War, Rahasia Kemenangan
Generasi Pertama,Surakarta: Muhammadiyyah University Press.
Hidayat, Muhammad Nur. 2012. Fiqh Sosialdan Toleransi Beragama. Kediri:
Khamid, Nur. 2016. "Bahaya Radikalisme dalam NKRI". Dalam Jurnal
Millati, Vol. 1, No. 1. 1 juni 2016, (123-152) h.147.
Purwanto, W.H. 2007. Terorisme Undercover, Memberantas Terorisme
Hingga ke Akar-Akarnya, Mungkinkah?. Jakarta: CMB Press.
Ronitabroni, dkk. 2006. Menggagas Kesalehan Multikultural di Jawa Barat.
Bandung: Tanpa Penerbit.
Sekjen Wantannas. 2010. Keamanan Nasional: Sebuah Konsep Dan Sistem
Keamanan Bagi Bangsa Indonesia. Jakarta: Sekretariat Jenderal
Dewan Ketahanan Nasiona.
Vernon, Glenn M. 1962. Sociology of Religion. New York: McGraw Hill B
Coy.
TERORISME: DETEKSI DAN ANTISIPASINYA
(DALAM PERSPEKTIF POLISI TUGAS UMUM)

Oleh Nazirwan Adji W.1

ABSTRAK

Kasus pengepungan LAPAS oleh Narapidana Terorisme yang terjadi di dalam Mako
Brimob Kelapa Dua Depok dan disusul dengan serentetan kasus bom bunuh diri di
Gereja Katolik Santa Maria Tak bercela, Gereja Kristen Indonesia (GKI), Gereja
Pantekosta Pusat di Surabaya dan kasus peledakan Bom di Mapolrestabes Surabaya telah
menyentak publik. Sangat jelas terasa aroma bahwa saat ini "Polri telah menjadi target
dan sasaran kelompok teroris. Padahal dimasa awal, sasaran kelompok teroris sangatlah
jelas, yakni Amerika Serikat / Barat. Penjelasan yang disampaikan kepada publik,
dimana penyebab hal itu terjadi disebabkan Polri dalam melakukan proses penegakan
hukum terhadap kelompok teroris tidak sedikit yang harus dilumpuhkan bahkan sampai
meninggal dunia. Boleh jadi hal itu benar, namun permasalahan pokoknya terletak pada
opini para personil Polisi tugas umum bahwa "mereka jelas melihat uniform kita dan kita
tidak tahu siapa mereka". Hal ini mengindikasikan multiplayer effect khususnya
terhadap moril personil polisi tugas umum yang sehari-hari berada di lapangan dalam
melayani, melindungi dan melayani masyarakat.
Kata Kunci: terorisme, deteksi, perspektif polisi

A. PENDAHULUAN membuka sudut pandang yang baru


Disaat penulis menjadi Kasatwil dari kaca mata yang berbeda.
di Jawa Tengah, pada suatu acara Sesungguhnya sangat terang bende-
silaturahmi bersama alim ulama dan rang bahwa terorisme adala sebuah
tokoh masyarakat, terdapat suatu per- paham pemikiran. Kata-kata "isme "
nyataan dari seorang Pimpinan menegaskan hal tersebut, sama hal-
Pondok Pesantren yang juga seorang nya dengan kata-kata komunisme
Doktor dibidang ilmu tafsir sebagai atau Radikalisme. Artinya sebuah
berikut : "Pak Kapolres, selama Poli- pahan tertunya berada pada persepsi
si melihat kami sebagai teroris maka dan pemikiran seseorang, jadi bagai-
kami melihat Bapak Polisi sebagai manakah metode merubah paham
target". Artinya sebanyak berapapun atau pemikiran tersebut ? Tentunya
peluru dilontarkan, sebanyak itu pula pemikiran harus dihadapi dengan
darah siap ditumpahkan. pemikiran juga, dan disertai dengan
Penulis yang didampingi oleh pendekatan psikologis.
Muspida dan Ketua MUI terkejut, Apabila kita menyimak tupoksi
dan memilih untuk berdialog setelah dan langkah-langkah yang telah
selesai acara berlangsung. Apa yang dilakukan oleh BNPT harus diacungi
kemudian kami diskusikan justru jempol telah begitu banyak tindakan
1) KBP H. Nazirwan Adji W.,S.I.K., M.Si. adalah Kepala Bidang Hukum Direktorat Akademik Akpol
TANGGON KOSALA EDISI KHUSUS, Juli 2018 29
yang dilakukan. Namun jujur diakui, Inverter Charles F. Kettering yang
bagi personil Polri yang bertugas di berkata : "A problem well stated is a
lapangan, dampaknya tidak begitu problem half solved".
banyak dirasakan. Hal ini berarti kita perlu benar-
Pada akhirnya, kita melihat benar memahami konteks persoalan
Mako-mako Polri dijaga sangat ketat terorisme secara utuh dan tidak
bahkan bisa dikatakan "Super maxi- terpisah-pisah, utamanya menya-
mum security". Namun tetap saja ngkut anggota Polri sebagai sasaran
belum mampu menjawab opini " kelompok terorisme. Maka solusinya
Mereka jelas melihat kita (Polri) dan adalah dibutuhkan kemampuan
kita tidak tahu siapa mereka". berfikir holistik. Bahwa saat ini
Artinya boleh jadi personel Polri tengah berkembang pada masyarakat
cukup aman saat berada di Mako atau modern suatu hal yang menarik untuk
saat membawa Senpi dengan buddy dibahas, adalah kembali bersatu dan
system, namun apakah hal tersebut berkolaborasinya berbagai disiplin
dapat dilakukan setiap saat ? Bagai- ilmu dalam memecahkan berbagai
mana saat lepas piket atau lepas dari persoalan yang dihadapi dalam
uniform, apakah ada jaminan kelom- kehidupan sehari-hari. Berbagai per-
pok teroris tidak mengenali lagi ? soalan yang muncul dalam kehi-
Rumor terus berkembang dengan dupan masyarakat dipecahkan de-
salah satu solusi jitu : "banyak-ba- ngan pendekatan holistik.
nyaklah berdo'a", dan ini pastinya Holistik adalah sebuah cara
sudah setiap hari kita lakukan. pandang terhadap sesuatu yang di
lakukan dengan konsep pengakuan
B. PEMBAHASAN bahwa keseluruhan adalah sebuah
1. Paradigma Design Thinking dan kesatuan yang lebih penting daripada
Pemecahan Masalah bagian-bagian yang membentuknya
Dalam konteks judul yang pe- dan membangun relasi konstruktif
nulis sampaikan, maka selain aspek diantara bagian tersebut (Slaughter,
pencegahan (preemtif) yang telah 1996).
banyak didiskusikan oleh Mabes Dalam kejadian penyerangan
Polri maupun satuan kewi-layahan, Mako oleh kelompok terorisme,
maka dalam hal ini penulis akan maka dari sudut pandang holistik di-
menyoroti pada aspek primitif. perlukan suatu kebersamaan sudut
Albert Einstein pernah berkata : pandang, baik dari Institusi Polri
"If I had an hour to solve a problem, maupun tokoh masyarakat, khu-
I'd spend 55 minutes tingking about susnya lingkungan dimana Mako
the problem and 5 minutes thingking tersebut berada. Sehingga konsep
about solution". Ada juga pendapat penanganannya tidak terpisahkan
30 Nazirwan Adji W., Terorisme: Deteksi Dan Antisipasinya dalam Perspektif Polisi Tugas ...

dari keberadaan masyarakat yang Dalam kaitan ini para pemimpin Polri
sehari-hari akan selalu datang ke di suatu kesa-tuan kewilayahan harus
Mako Polri, baik itu untuk urusan memiliki kemampuan komunikasi
pribadi, keluarga, lingkungan mau- advokasi yang akan memberikan
pun kedinasan. Namun kini jelas fokus kepada strategi bagaimana
telah tampak di depan publik, suatu mempengaruhi sikap orang lain
kondisi Mako yang sangat "kaku dan terhadap suatu kebi-jakan yang akan
seram" dan terkesan militeristik. diambil, terutama terhadap mereka
Padahal Mako Polri dan kegiatan yang menolak atau dalam posisi
Polri dimanapun akan selalu ber- mengambang.
sentuhan dengan masyarakat, karena Harus pula disadari bahwa rapat
memang Polri adalah pelayan, pelin- bersama diantara stake holder guna
dung dan pengayom masyarakat. membahas penanggulangan teroris-
2. Membangun Kolaborasi me sangat intensive dilakukan, na-
Apabila kita telah medudukkan mun pertanyaannya adalah apakah
problem dalam penanggulangan te- rapat-rapat tersebut telah mencip-
rorisme dengan sudut pandang takan terwujudnya suatu "Symbiotic
holistik, maka menurut hemat Teams" ? Dimana setiap orang telah
penulis, barulah akan terlihat jelas terikat hatinya dengan tidak ada lagi
peta dari solusi yang bisa diambil. ego sektoral !
Namun ini bukan perkara mudah, Oleh sebab itu, pola pemikiran
sebab dituntut adanya suatu kolabo- rapat bersama yang selama ini dila-
rasi. Kolaborasi adalah bentuk kerja kukan haruslah dirubah "design
sama untuk mencapai hasil yang thingkingnya" menjadi dialog dan
diinginkan sekaligus melahirkan silaturahmi. Duduk sama rendah,
kepercayaan diantara pihak yang berdiri sama tinggi. Apalagi Polri
terkait (Ilza : 2011). yang berada pada posisi "sasaran
Apabila kita telah menyadari tembak", justru harus lebih rendah
akan pentingnya kolaborasi tersebut hati dalam menerima koreksi dan
maka inti tahapan dalam pelaksa- kritik yang membangun. Penulis
naannya adalah terwujudnya Sym- percaya akan banyak ide-ide dan
biotic Teams, yang menuntut para masukan yang strategis dan positif
stake holder untuk menurunkan ego bilamana langkah-langkah tersebut
sektoral masing-masing, melakukan mulai diimplementasikan. Kunci
pemilihan dan fokus pada alternative pokoknya adalah jelas, yaitu ego
solusi serta menyadari bahwa semua sektoral yang tinggi. Dan justru
pihak yang terlibat apabila menemui disinilah letak kunci solusinya.
kegagalan maka semuanya turut Siapa yang mampu menfasilitasi dan
bersalah dan ikut bertanggungjawab. mengimplemen-tasikannya, maka
TANGGON KOSALA EDISI KHUSUS, Juli 2018 31
dialah pemimpin yang kolaboratif. "gerakan" harus lebih diintensifkan.
Namun dalam impelementasinya,
C. PENUTUP harus mengikutsertakan tokoh ma-
Reposisi tata Letak Mako Polri, syarakat dan alim ulama. Hal ini ter-
Saat ini posisi Mako Polri terlalu bukti akan membawa perbedaan ha-
terbuka dan berada pada posisi yang sil bila dibandingkan pola yang sudah
sangat dekat dengan jalan raya. Hal ada selama ini. Kerangka "sila-
ini jelas tidak lagi bisa diperta- turahmi" dalam makna yang sesung-
hankan, utamanya melihat fenomena guhnya harus betul betul dilaksana-
yang terjadi belakangan ini. Sehing- kan.
ga disarankan untuk mereposisi de- 2. Sarasehan di Akademi Kepolisi-
sign Mako sehingga agak ke dalam an
dan diharapkan juga dalam mela- Akpol sebagai lembaga pendi-
kukan pemeriksaan lebih menge- dikan dan civitas akademika mem-
depankan personil tidak bersenjata punyai peran yang sentral dan inde-
namun tetap didampingi oleh per- penden untuk membahas problema-
sonil yang bersenjata, sehingga kesan tika terorisme di Indonesia. Untuk itu
"gawat" dan kontraproduktif lebih disarankan sebuah kegiatan sarase-
bisa diminimalisir. han yang multidisipliner dengan me-
Namun demikian, seandainya ngajak serta alim ulama maupun
hal ini sulit untuk dilakukan maka mantan Narapidana terorisme guna
setidaknya aktivitas dan kegiatan di membahas kompleksitas proble-
halaman depan Mako Polri harus matika tersebut. Diharapkan suatu
dialihkan ke bagian dalam. Sehingga konsep yang holistik akan terbangun
suasana depan Mako Polri akan baik untuk jangka pendek, jangka
terlihat lebih steril dan tenang, secara sedang maupun jangka panjang.
otomatis akan memudahkan anggota Kemudian bagi Taruna Akpol,
Polri dalam pengawasan serta me- hal ini akan membawa manfaat di-
ngurungkan niat orang-orang mau- dalam ikut mengelola sebuah sara-
pun kelompok yang berusaha menye- sehan yang melibatkan banyak tokoh
rang Mako Polri. dan figur didalamnya. Selain itu, hal
1. Pendekatan melibatkan Alim ini akan menjadi bekal bagi mereka
Ulama saat kelak menjadi peminpin dari ke-
Penajaman oleh fungsi Intelijen satuan Polri. Saat jaman mereka tiba,
pada kantong kantong yang telah ter- mereka tahu harus berbuat apa dan
deteksi akan mengarah pada sebuah bagaimana mengantisipasinya.
PERAN POLRI DALAM MENJAGA ETIKA MEDIA MELALUI
PENEGAKAN HUKUM GUNA MEMBANGUN KOMITMEN
UNTUK MERAIH KEPERCAYAAN PUBLIK DALAM MENJAGA
KETUTUHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

Oleh Susilo Teguh Rahardjo1

ABSTRAK

Kemajuan teknologi komunikasi pada dasarnya merupakan bentuk perkembangan


positif yang dapat dengan cepat menyampaikan pesan antara pihak pihak yang
berkomunikasi. Namun demikian pemanfaatannya lebih di tentukan oleh para
penggunanya terutama dalam etika dan kesadarannya dalam memanfaatkan hasil
kemajuan teknologi komunikasi tersebut(Nasution 2004). Berdasarkan data statistik
bahwa pengguna alat komunikasi (gadjet) aktif di Indonesia 150 persen dari jumlah
penduduk Indonesia. Untuk menjaga agar pemanfaatan alat komunikasi atau media
sosial tidak disalahgunakan (meskipun sudah banyak terjadi) sehingga menimbulkan
ketidak teraturan, maka di perlukan pihak pihak yang dalam hal ini diberikan
kewenangan untuk mengaturnya. UU No 19 Tahun 2016 tentang ITE, merupakan
payung konstitusi atas kewenangan dan tanggung jawab negara terhadap penggunaan
teknologi informasi. Peran polisi diperlukan untuk melakukan penegakan hukum
terutama dengan peraturan yang terkait dengan informasi transaksi elektronik (ITE).
Namun fungsi pencegahan atau preventif juga sangat diperlukan, polisi media sosial
bisa menyebarkan informasi yang bersifat himbauan untuk menghindari posting yang
dilarang. Peran aparat penegak hukum adalah yang paling utama sebagai ujung tombak
keadilan, salah satunya adalah peran aparat Kepolisian Negara Republik Indonesia,
sehingga segala bentuk kejahatan yang timbul sebagai akibat penyalahgunaan teknologi
informasi segera dapat teratasi melalui kerjasama yang baik dengan berbagai pihak.

Kata Kunci: Polri, media sosial, penegakan hukum

A. PENDAHULUAN dari semua pihak. (Prasetiadi 2018).


Perkembangan yang pesat dan Prinsipnya, sikap moral dan kesa-
terus bergerak dalam segala bidang daran setiap pelaku sangat diperlu-
menjadi semakin rentan dengan kan demi terciptanya etika kebebasan
timbulnya permasalahan yang men- dan keteraturan (Bertens 1993)
jadi dampak dari perkembangan itu Salah satu stimulus yang ikut
sendiri. Dampak permasalahan akan andil mendorong timbulnya perma-
lebih besar dan berpotensi konflik salahan tersebut adalah perkem-
yang membahayakan apabila tidak bangan teknologi komunikasi yang
dapat dikelola dengan baik, dan tidak bergerak bagaikan air bah yang sulit
dilakukan sebuah manajemen yang di bendung. Kemajuan teknologi
benar dengan dibarengi rasa tang- komunikasi pada dasarnya merupa-
gung jawab(sense of responsibility) an bentuk perkembangan positif
1)KBP Drs Susilo Teguh Rahardjo, M.Si. adalah Kakorgadik Akpol
TANGGON KOSALA EDISI KHUSUS, Juli 2018 33
yang dapat dengan cepat menyam- baik bagi masyarakat, salah satunya
paikan pesan pesan antara pihak penyebaran isu sara, atau menanam-
pihak yang berkomunikasi. Namun kan kebencian, yang dapat memecah-
demikian pemanfaatannya lebih di belah bangsa. Apabila dibiarkan,
tentukan oleh para penggunanya. maka akan menimbulkan permasa-
Berdasarkan data statistik bahwa lahan sosial yang dapat mengganggu
pengguna alat komunikasi (gadjet) instabilitas keamanan, hal ini lebih
aktif di Indonesia 150 persen dari disebabkan bahwa penggunanya me-
jumlah penduduk Indonesia. Menu- miliki karakter dan kepentingan yang
rut penelitian yang dilakukan We Are berbeda.
Social, perusahaan media asal Untuk menjaga agar peman-
Inggris yang bekerja sama dengan faatan alat komunikasi atau media
Hootsuite, rata-rata orang Indonesia sosial tidak disalahgunakan (meski-
menghabiskan tiga jam 23 menit pun sudah banyak terjadi) sehingga
sehari untuk mengakses media sosial. menimbulkan ketidak teraturan,
Dari laporan berjudul "Essential maka di perlukan pihak pihak yang
Insights Into Internet, Social Media, dalam hal ini diberikan kewenangan
Mobile, and E-Commerce Use untuk mengaturnya. UU No 19 Tahun
Around The World" yang diterbitkan 2016tentang ITE, merupakan payung
tanggal 30 Januari 2018, dari total konstitusi atas kewenangan dan
populasi Indonesia sebanyak 265,4 tanggung jawab negara terhadap
juta jiwa, pengguna aktif media penggunaan teknologi informasi. UU
sosialnya mencapai 130 juta dengan ITE sangat membantu masyarakat
penetrasi 49 persen. Sebanyak 120 yang menggunakan media sosial,
juta orang Indonesia menggunakan bagaimana cara menggunakan media
perangkat mobile, seperti smart- sosial dengan benar.
phone atau tablet untuk mengakses Dengan adanya UU ITE yang
media sosial, dengan penetrasi 45 baru, sudah sepatutnya masyarakat
persen. Dalam sepekan, aktivitas memahami hal apa saja yang tidak
online di media sosial melalui smart- boleh ditulis dan dibagikan (share)
phone mencapai 37 persen.(Yates melalui media sosial. Masyarakat ju-
and Paquette 2010) ga harus bijak dalam menggunakan
Menyikapi fenomena maraknya media sosial dengan berpikir ulang
pengguna teknologi komunikasi di atas informasi apa yang ingin di-
Indonesia tentu saja akan memiliki bagikan ke orang lain yang nantinya
dampak sosial di tengah masyarakat. akan dibagikan juga oleh orang lain.
Tidak bisa dipungkiri bahwa penggu- Dengan berlandaskan pada UU ITE,
naan media sosial yang kurang tepat maka sejatinya pemerintah bersama
menimbulkan dampak yang kurang kepolisian dapat bekerja sama dalam
34 Susilo Teguh Rahardjo., Peran Polri dalam Menjaga Etika Media Melalui Penegakan Hukum ...

menertibkan penggunaan media in- berkomitmen untuk meraih dan


formasi di tengah masyarakat, se- memperkuat keper-cayaan Masyara-
hingga dapat meminimalisir efek kat demi tegaknya Negara Kesatuan
negatif dari penyalahgunaan media Republik Indonesia yang sejahtera,
secara tidak beretika. Sebagai ilus- mandiri dan berkeadilan.
trasi, beberapa negara diantaranya
Jerman mulai memberlakukan un- B. DAMPAK PERKEMBANGAN
dang-undang baru soal penanganan TEKNOLOGI KOMUNIKASI
konten negatif berupa ujaran keben- Dampak Kemajuan teknologi
cian atau hate speech. Hal ini dituju- Komunikasi dan Informasi di
kan agar perusahaan layanan media Indonesia bagaikan tidak terbendung
sosial dapat menghapus konten lagi. Mengutip data yang dikeluarkan
negatif dalam waktu 24 jam. Nama DS Annual Startup Report 2015
undang-undang tersebut NetzDG, tentang pengguna internet di Indo-
jika diterjemahkan berarti "Penegak- nesia, saat ini terdapat sekitar 83,6
kan di Jejaring Sosial". juta pengguna internet atau betum-
Polri sebagai salah satu lembaga buh sebanyak 33% dibanding akhir
yang diberikan kewenangan untuk tahun lalu (2017). 34% dari angka di
memelihara Kamtibmas, menegak- atas, menggunakan internet melalui
kan hukum, melindungi, mengayomi koneksi broadband. Ber-dasarkan
dan melayani masya-rakat memiliki data tersebut salah satu yang menarik
tanggung jawab untuk berperan serta adalah bahwa secara hitungan
mengelola dan mengendalikan pen- populasi, total jumlah pengguna
gunaan teknologi informasi agar internet baru merupakan generasi
tidak menjadi sumber gangguan lebih tua (40-59 tahun) dengan
keamanan dan ketertiban masya- perhitungan mencapai 28,3%.
rakat, khususnya terhadap berbagai Sedangkan yang 69,3% merupakan
gangguan yang berpotensi merusak generasi muda dengan rentang umur
persatuan dan kesatuan serta dis- di antara 20 sampai 39 tahun. Jika
integrasi bangsa. Kemampuan polri dibandingkan dengan pengguna
dalam mengelola dan mengendalikan internet yang 'hanya' 83 juga, di
penggunaan produk Teknologi ko- Indonesia saat ini pengguna aktif
munikasi ini akan membangun ponsel telah mencapai 281,9 juta
kepercayaan masyarakat terhadap orang. Jumlah tersebut meng-gam-
Polri dalam melaksanakan tugas barkan bahwa setiap orang di
pokok dan wewenangnya. Hal ini Indonesia memegang ponsel se-
sejalan dengan kebijakan Kapolri banyak 1,13 unit. Hal ini berbeda
menjelang peringatan HUT Bha- tipis dengan data dari situs lainnya
yangkara ke 72 Bahwa Polri yang menyebutkan bahwa pengguna
TANGGON KOSALA EDISI KHUSUS, Juli 2018 35
telepon seluler (ponsel) di tanah air dibangga banggakan oleh bangsa
mencapai 371,4 juta pengguna atau Indonesia.Dampak atau akibat akan
142 persen dari total populasi selalu muncul dari adanya sebuah
sebanyak 262 juta jiwa. Artinya, rata- perkembangan, perubahan situasi
rata setiap penduduk memakai 1,4 ataupun munculnya produk produk
telepon seluler karena satu orang baru yang memang timbul karena
terkadang menggunakan 2-3 kartu adanya suatu kebutuhan. Demikian
telepon seluler. Sementara kaum halnya dengan kemajuan teknologi
urban Indonesia mencapai 55 persen Komunikasi dan Informasi, setiap
dari total populasi. (sumber ) dampak tentunya akan muncul dua
Saat ini Indonesia dengan jumlah sifat, yaitu positif dan negatif.
penduduk yang sangat besar menjadi Dampak positifnya antara lain
sasaran pemasaran yang sangat mempercepat arus informasi;
menggiurkan bagi perusahaan, dis- mempermudah akses terhadap
tributor dan pedagang, atau siapapun informasi terbaru; sebagai media
yang ngin mengambil keuntungan sosial; membantu individu dalam
dari telepone seluler sebagai medan mencari informasi; sebagai media
bisnisnya . Melihat fakta di lapangan, hiburan; mempermudah komunikasi
bahwa Penggunaan hasil teknologi dengan individu lainnya yang jauh;
Komunikasi dan informasi ini, baik sebagai sarana sharing dan berbagi
berupa internet, telepone seluler dan file; memiliki banyak dampak positif
sebagainya seperti menimbulkan dalam dunia pendidikan; sebagai
"lapangan Kerja" baru bagi para lokasi untuk bisnis jual beli;
aktifisnya. Bahwa para pengguna membantu menyelesaikan masalah
teknologi ini bukan hanya seperti dengan mudah.
yang di gambarkan data di atas, tetapi Meskipun memiliki banyak
anak di bawah umur yang semestinya dampak positif, akan tetapi ternyata
belum pantas untuk mengope- teknologi informasi dan komunikasi
rasionalkan telah mendapat kebe- memiliki beberapa dampak negatif
basan dari para oang tua meskipun yang cukup mengganggu kehidupan
hanya untuk sekedar memberikan sehari-hari. Kebanyakan dampak
hiburan kepada anak anaknya. Tanpa tersebut disebabkan karena penya-
kita sadari, bahwa penggunaan hasil lahgunaan dari teknologi informasi
teknologi semacam ini telah merubah dan komunikasi, ataupun disebabkan
berbagai aktifitas, gaya hidup, karena kurangnya pemahaman user
kebiasaan, bahkan dapat menjurus akan etika dan juga cara untuk
kepada perusakan mental dan menggunakan teknologi informasi
kepribadian secara individu serta dan juga komunkasi de-ngan baik
"kebudayaan Timur yang selama ini dan juga benar.
36 Susilo Teguh Rahardjo., Peran Polri dalam Menjaga Etika Media Melalui Penegakan Hukum ...

Berikut ini adalah beberapa kan untuk menangani permasalahan


dampak negative dari teknologi di bidang teknologi informasi.
informasi dan juga komunikasi: indi-
vidu menjadi malas untuk berso- C. ETIKA DAN TANGGUNG
sialisasi secara fisik; meningkatnya J AWA B P E N G G U N A A N
penipuan dan juga kejahatan cyber MEDIA KOMUNIKASI DAN
(Cyber Bullying); konten negatif INFORMASI
yang berkembang pesat; fitnah dan Teknologi media komunikasi
juga pencemaran nama baik secara dan informasi, dalam hal ini media
luas; menjauhkan yang dekat; meng- sosial, akan terus berkembang dan
abaikan tugas dan juga pekerjaan; semakin menjadi bagian dari kese-
membuang-buang waktu untuk hal harian kita. Hal ini memberikan
yang tidak berguna (baca juga: banyak keuntungan yang membantu
bahaya kecanduan internet); dan dalam kehidupan sehari-hari, namun
menurunnya prestasi belajar dan juga selain itu juga memberikan tantangan
kemampuan bekerja seseorang. yang perlu mendapat perhatian
Kejahatan di bidang teknologi serius. Penggunaan yang tidak hati-
informasi di Indonesia merupakan hati dan tidak bijaksana akan menga-
suatu bentuk kejahatan yang sudah kibatkan kerugian. Berbagai per-
mengglobal, karena kejahatan ini usahaan/institusi profesi telah me-
tidak hanya dapat dilakukan dan manfaatkan sosial media sebagai
ditujukan dalam ruang lingkup satu kepanjangan tangan dalam men-
daerah atau satu negara saja, melain- jangkau client/masyarakat lebih luas
kan dapat dilakukan atau ditujukan dan dengan ongkos yang lebih
terhadap negara lain hingga belahan murah. Pedagang individu pun dapat
dunia yang paling jauh dapat dijang- beriklan dengan medium medsos
kau, sehingga kejahatan di bidang yang memberikan efek lebih menge-
teknologi informasi ini sangat sulit na dan lebih efektif menghasilkan
diatasi, karena jenis dan modus ope- pelanggan. Hal yang sangat positif
randinya yang masih terbilang baru sepanjang para pelakunya tetap
dan tidak setiap orang dapat mela- menyadari informasi-informasi yang
kukannya. Modus kejahatan di layak disampaikan melalui media ini
bidang teknologi informasi yang dan yang tidak. Namun, apabila
masih tergolong baru ini perlu men- batas-batas informasi yang layak dan
dapat perhatian serius karena sudah tidak layak ini tidak diperjelas dalam
banyak yang menjadi korban, se- sebuah regulasi, maka dapat meng-
hingga peran aparat penegak hukum akibatkan bias antara informasi yang
dalam hal ini Kepolisian Negara umum dan yang pribadi, menjadi
Republik Indonesia sangat dibutuh- sangat kabur pengertian "layak" di
TANGGON KOSALA EDISI KHUSUS, Juli 2018 37
antara setiap individunya. Selain itu musuhan, kekacauan dan konflik
informasi buruk cepat tersebar, (Astrup, Larsen et al. 2004).
akibatnya bisa kita saksikan ketidak-
sengajaan atau ketidak tahuan D. PERAN POLRI DALAM
bahkan ketidak pedulian yang ber- DUNIA TEKNOLOGI
akibatkan menampilkan data pribadi KOMUNIKASI DAN
/privat/rahasia di media social. Seba- INFORMASI
gai contoh posting data pasien oleh Kepolisian sebagai salah satu
karyawan rumah sakit, guru sekolah aparat penegak hukum harus dapat
yang memposting data murid- menggunakan kewenangannya se-
muridnya, karyawan yang curhat ata- suai dengan peraturan yang me-
sannya atau sebaliknya yang ber- ngaturnya, sehingga dalam praktek-
ujung pada kasus hukum, posting nya tetap menjunjung tinggi norma-
tidak senonoh tokoh masyarakat, norma baik yang terkandung dalam
foto/video yang melanggar HAM, kode etik Kepolisian maupun hukum
dan lain-lain. Tidak hati-hati yang berlaku. Peningkatan peran
mengunggah gambar atau menulis POLRI dalam menanggulangi
komentar dapat menghancurkan kejahatan di bidang teknologi
karir, reputasi atau bahkan dapat informasi yang ada di Indonesia
berakibat pada kematian. Sarana sangatlah dibutuhkan, baik yang sifa-
medsos juga dapat memudahkan para tnya preventif, represif maupun
kriminal dalam penyebaran propa- tindakan lainnya agar dapat menim-
ganda, kampanye hitam, hoax atau bulkan kesadaran dan ketaatan dalam
penggiringan opini.Menimbang ke- mematuhi aturan-aturan hukum yang
jadian-kejadian yang muncul yang ada, sehingga terwujudanya keter-
mengakibatkan ketidak nyamanan aturan dan kedisiplinan dalam
baik disisi pengguna maupun disisi masyarakat. Tugas di bidang preven-
client, baik masyarakat, professional tif dilaksanakan dengan konsep dan
atau institusi, perlu diperhatikan pola pembinaan dalam wujud
etika penggunaan media sosial ter- pemberian pengayoman, perlindu-
utama bagi para professional- ngan dan pelayanan kepada masyara-
/institusi, sehingga dapat memini- kat, agar masyarakat merasa aman,
malkan kejadian yang tidak dikehen- tertib dan tentram tidak terganggu.
daki. Kejahatan di dunia internet atau
Menggunakan teknologi sosial di dunia cyber bukanlah kejahatan
media dengan tepat memberikan ba- biasa yang mudah untuk ditang-
nyak manfaat. Tetapi penggunaan gulangi dan diungkap siapa pela-
media sosial yang tidak tepat akan kunya, karena dalam kejahatan ini
mengakibatkan perpecahan, per- siapa saja dapat berperan dan men-
38 Susilo Teguh Rahardjo., Peran Polri dalam Menjaga Etika Media Melalui Penegakan Hukum ...

jadi pelaku dalam perbuatan dalam operandinya pelaku dimudah-


melawan hukum serta bagaimana kan dengan layanan internet yang
modus operandi yang dilakukan setiap saat online dan akses internet
merupakan bentuk kemampuan yang capat dan murah. Aktifitas ma-
pribadi pelaku sebagai otak pelak- nusia pada dasarnya dapat diatur oleh
sananya, karena terbatasnya fasilitas hukum. Hukum disini direduksi
yang dapat mengawasi dan menga- pengertiannya menjadi peraturan
mankan penyalahgunaan layanan perundang-undangan yang dibuat
internet banyak sekali kejahatan oleh negara, begitu pula aktifitas
yang timbul, hal ini terbukti dengan kejahatan di bidang teknologi infor-
banyaknya pelaku kejahatan yang masi yang menjadikan internet
tidak tertangkap dan selalu meng- sebagai sarana utamanya.Dalam
ulangi perbuatannya. Aparat Ke- kaitannya dengan teknologi infor-
polisian sudah melakukan upaya- masi khususnya dunia maya, peran
upaya yang sangat berat dalam meng- hukum adalah melindungi pihak-
hadapi kejahatan yang terjadi di pihak yang lemah terhadap eksploi-
masyarakat, mengingat kejahatan ya- tasi dari pihak yang kuat atau berniat
ng terjadi di masyarakat sudah begitu jahat, disamping itu hukum dapat
banyak dan beragam, sehingga mem- pula mencegah dampak negatif dari
buat aparat penegak hukum harus ditemukannya suatu teknologi. Akan
bekerja keras dalam menanggu- tetapi pada kenyataannya hukum
langinya, apalagi di tengah kehidup- sendiri belum dapat menga-tasi
an yang dikendalikan oleh kapitalis- secara riil terhadap permasa-lahan-
kapitalis global ini, kejahatan sudah permasalahan yang ditimbul-kan
merambah dan memasuki kelas oleh teknologi informasi.
transnasional lintas negara. Beratnya Di sini tugas dan fungsi polisi
tugas aparat Kepolisian dalam media sosial diperlukan untuk me-
menanggulangi kejahatan di bidang lakukan penegakan hukum terutama
teknologi informasi dise-babkan dengan peraturan yang terkait de-
masih minimnya sumberdaya ngan informasi transaksi elektronik
manusia yang dimiliki lembaga (ITE). Namun fungsi pencegahan
Kepolisian Republik Indonesia dan atau preventif juga sangat di-
terbatasnya peralatan yang dimiliki. perlukan, polisi media sosial bisa
Kejahatan di bidang teknologi menyebarkan informasi yang bersifat
informasi yang menggunakan jari- himbauan untuk menghindari pos-
ngan-jaringan maya sangat sulit ting yang dilarang, terkait dengan
untuk dilacak, sehingga semakin ber- sara, fitnah, atau menyebarkan
kembangnya pelaku-pelaku kejaha- kebencian kepada pihak lain. Se-
tan di dunia maya, bahkan terkadang hingga dengan tindakan preventif ini
TANGGON KOSALA EDISI KHUSUS, Juli 2018 39
akan mengurangi tugas polisi media hukum yang terjadi di sosial media.
sosial dalam penegakan hukum.
Memang tidak mudah untuk E. PENUTUP
melakukan penegakan hukum di Pada prinsipnya, upaya
dunia maya khususnya pada social dalam menanggulangi kejahatan di
media, karena akan dihadapkan pada bidang teknologi informasi
akun-akun palsu yang setiap saat merupakan tanggungjawab bersama,
muncul dan tidak diketahui siapa baik masyarakat maupun negara
pemiliknya. Oleh karena itu dalam beserta alat-alatnya karena hukum
sistem akun sosial media harus tidak akan berarti tanpa adanya
terintegrasi antara data pemilik, kesadaran masyarakat, dengan
email, dan nomor handphone yang demikian untuk menanggulangi
aktif, sehingga akun sosial media kejahatan di bidang teknologi infor-
tidak digunakan oleh orang-orang masi haruslah melibatkan masya-
yang tidak bertanggungjawab. rakat, namun demikian peran aparat
Dengan manajemen sistem yang penegak hukum adalah yang paling
semakin baik, maka akun-akun palsu utama sebagai ujung tombak keadi-
yang selama ini menghantui, lan, salah satunya adalah peran aparat
perlahan semakin sedikit dan Kepolisian Negara Republik Indone-
akhirnya hilang. Polisi sosial media sia, sehingga segala bentuk kejahatan
harus petugas yang ditunjuk khusus yang timbul sebagai akibat penyalah-
yang memiliki kompetensi yang gunaan teknologi informasi segera
diperlukan, sehingga mampu dapat teratasi melalui kerjasama ya-
mengatasi segala bentuk pelanggaran ng baik dengan berbagai pihak.

DAFTAR PUSTAKA

Arifiyadi, Teguh. 2008. "Cyber Law, Tantangan Bagi Perkembangan Hukum


di Indonesia." Diakses dari , Copyright 2008 tanggal 03 Juli 2018.
Astrup, A., T. M. Larsen, et al. 2004. "Atkins and other low-carbohydrate diets:
hoax or an effective tool for weight loss?" The Lancet 364(9437): 897-
899.
Bertens, K. 1993. Etika. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Nasution, F.N. 2004. "Penggunaan teknologi informasi berdasarkan aspek
perilaku (Behavioral aspect)." USU digital library.
Khoidin, M.dan Sadjijono. 2006. "Mengenal Figur Polisi Kita". Yogyakarta:
Laksbang Pressindo.
40 Susilo Teguh Rahardjo., Peran Polri dalam Menjaga Etika Media Melalui Penegakan Hukum ...

Prasetiadi, A.E. 2018. "Web 3.0: Teknologi Web Masa Depan." Jurnal Industri
Elektro dan Penerbangan 1(3).
Ramli, Ahmad M. 2004. "Prinsip-Prinsip Cyber Law dan Kendala Hukum
Positif dalam Menanggulangi Cyber Crime". Modul I e-Learning
Mabes Polri.
Widowaty, Yeni. 2004. "Aspek Hukum Tindak Pidana Cyber Crime Dalam
Penanggulangan Teknologi Informasi". Makalah ini disampaikan
dalam seminar Nasional Problematika perkembagan Hukum Ekenomi
dan Teknologi yang diselenggarakan oleh Fakultas Hukum
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Tanggal 29 Mei 2004.
Yamin, Didi S. 2004. "Upaya POLRI dalam Menangani Tindak Pidana
Kejahatan di Bidang Teknologi Informasi. Makalah ini disampaikan
dalam Seminar Nasional Problematika Perkembangan Hukum
Ekonomi dan Teknologi, diselenggarakan di Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta, 29 Mei 2004.
Yates, D. and S. Paquette .2010. "Emergency knowledge management and
social media technologies: A case study of the 2010 Haitian
earthquake". Proceedings of the 73rd ASIS&T Annual Meeting on
Navigating Streams in an Information Ecosystem-Volume 47,
American Society for Information Science.
MENANGKAL HOAX MELALUI PENGUATAN LITERASI

Oleh Slamet Iswanto 1

ABSTRAK
Akhir-akhir ini hoax menjadi momok yang mengancap persatuan dan kesatuan bangsa
karena muncul setiap saat dan tersebar secara cepat dan luas ke masyarakat. Dalam catatan
pemerintah saat ini ada kurang-lebih 800 ribu situs yang menyebarkan hoax. Menghadapi
kondisi semacam ini tentu saja tindakan cepat harus segera dilakukan. Pemerintah tentu saja
sudah melakukan berbagai upaya untuk menanggulangi kondisi tersebut. Namun, yang
juga penting untuk diperhatikan; apa tindakan kita sebagai masyarakat untuk ikut serta
membantu pemerintah dalam menanggulangi hoax yang tampaknya cukup masif akhir-
akhir ini; dan dengan cara bagaimana kita bisa melakukannya. Secara teoretis, penguatan
literasi dapat ditempuh untuk menangkal hoax tersebut. Beberapa langkah untuk
menangkal hoax dilakukan, di antaranya pembuatan Badan Siber Nasional. Target
dibentuknya lembaga ini bukan sekadar beredarnya berita hoax, tetapi juga lebih kepada
pertahanan siber. Kominfo memiliki situs untuk pengaduan konten-konten yang dianggap
hoax. Kepolisian Republik Indonesia sendiri, selain membentuk Kepala Biro (Karo)
multimedia yang bertugas menetralisasi dan mengklarifikasi berita-berita hoax di media
sosial, juga aktif untuk mengedukasi masyarakat tentang larangan menyebarkan berita hoax
dan provokatif. Pada level Badan Intelijen dan Keamanan (Baintelkam) Polri, dibentuk
Direktur Kontra Intelijen yang bertugas untuk menangkal propaganda dan melakukan
penegakan hukum bersama Direktorat Cyber Crime dalam bidang politik, ekonomi, sosial
budaya, dan keamanan negara. Inti literasi adalah masyarakat mampu memahami, memilih,
dan menindaklanjuti informasi yang diperoleh. Jika berhadapan dengan informasi baru,
masyarakat literat akan memahaminya secara bnar lebih dahulu; kemudian memilih mana
yang perlu dan mana yang tidak perlu; baru kemudian ditindaklanjuti, mana yang harus
disimpan, mana yang harus diteruskan kepada orang lain, dan mana yang harus disanggah
atau dikomentari. Jika masyarakat sudah menjadi masyarakat literat seperti ini, maka berita
bohong (hoax) tidak akan memengaruhi masyarakat. Masyarakat telah memiliki alat
penyaring (filter) tersendiri sehingga hanya informasi yang benar dan perlu saja yang akan
diterima oleh masyarakat.
Kata Kunci: hoax, literasi, gerakan literasi

A. PENDAHULUAN palsu, atau kabar burung. Jadi, dapat


Presiden ke-6 RI Susilo Bambang dikatakan bahwa hoax adalah kata
Yudhoyono lewat twitter pada tang- yang berarti ketidakbenaran suatu
gal 20 Januari 2017 menulis: "Ya informasi. Hoax bukan singkatan
Allah, Tuhan YME. Negara kok jadi melainkan satu kata dalam bahasa
begini. Juru fitnah & penyebar 'hoax' inggris yang punya artiz sendiri.
berkuasa & merajalela. Kapan rakyat Menurut wikipedia hoax adalah
& yang lemah menang?". sebuah pemberitaan palsu atau usaha
Dalam bahasa Inggris hoax berari untuk menipu atau mengakali pem-
tipuan, menipu, berita bohong, berita baca/pendengarnya untuk memper-

1)Kombes Pol Ir. H. Slamet Iswanto, S.H. adalah Kabid Pengsos Akademi Kepolisian.
42 Slamet Iswanto, Menangkal Hoax Melalui Penguatan Literasi

cayai sesuatu, padahal sang pencipta Irving dan berfokus pada biografi
berita palsu tersebut tahu bahwa Irving sendiri serta Howard Hughes
berita tersebut palsu . yang dianggap membantu penulisan.
Secara bahasa hoax (synonyms: Banyak kejadian yang diuraikan
practical joke, joke, jest, prank, trick) Irving dalam bukunya yang diubah
adalah lelucon, cerita bohong, atau dihilangkan dalam film. Sejak
kenakalan, olokan, membohongi, saat itu, film The Hoax dianggap
menipu, mempermainkan, memper- sebagai film yang banyak mengan-
daya dan memperdayakan. Dalam dung kebohongan.
Kamus Besar Indonesia hoax diterje- Akhir-akhir ini hoax menjadi
mahkan menjadi hoaks yang diarti- momok yang mengancap persatuan
kan sebagai "berita bohong". Menu- dan kesatuan bangsa karena muncul
rut Dewan Pers, atas dasar pengertian setiap saat dan tersebar secara cepat
tersebut, hoax memiliki ciri meng- dan luas ke masyarakat. Dalam
akibatkan kecemasan, kebencian dan catatan pemerintah saat ini ada
permusuhan; sumber berita tidak kurang-lebih 800 ribu situs yang
jelas; hoax di media sosial biasanya menyebarkan hoax.
berasal dari pemberitaan media yang Menghadapi kondisi semacam ini
tidak terverifikasi, tidak berimbang tentu saja tindakan cepat harus segera
dan cenderung menyudutkan pihak dilakukan. Pemerintah tentu saja
tertentu; bermuatan fanatisme atas sudah melakukan berbagai upaya
nama ideology; judul dan pengan- untuk menanggulangi kondisi terse-
tarnya provokatif; dan memberikan but. Namun, yang juga penting untuk
penghukuman serta menyembunyi- diperhatikan; apa tindakan kita
kan fakta dan data . sebagai masyarakat untuk ikut serta
Hoax dapat diartikan sebagai membantu pemerintah dalam me-
sebuah kebohongan yang secara nanggulangi hoax yang tampaknya
sengaja dibuat "menyamar" seolah- cukup masif akhir-akhir ini; dan
olah berita itu adalah sebuah kebe- dengan cara bagaimana kita bisa
naran. Kata atau istilah hoax kali melakukannya. Secara teoretis,
pertama muncul di kalangan netter penguatan literasi dapat ditempuh
Amerika Serikat. Kala itu, hoax untuk menangkal hoax tersebut.
didasarkan pada sebuah judul film
The Hoax. The Hoax ini adalah B. LANGKAH PEMERINTAH
sebuah film drama AS yang meluncur DALAM MENANGKAL
tahun 2006 dan disutradarai oleh HOAX
Lasse Hallstrom. Film The Hoax Terkait berita hoax, Presiden
dibuat berdasarkan buku dengan Joko Widodo pernah melakukan
judul yang sama karangan Clifford rapat terbatas membahas antisipasi
TANGGON KOSALA EDISI KHUSUS, Juli 2018 43
perkembangan media sosial. Jokowi bangkan langkah-langkah sebagai
ingin mengevaluasi media daring berikut:
(online) yang kerap membuat berita 1. Melakukan modernisasi hukum
bohong (hoax) dan cenderung pidana material dan hukum acara
provokatif. Beberapa langkah untuk pidana.
menangkal hoax dilakukan, di Mengembangkan tindakan-tin-
antaranya pembuatan Badan Siber dakan pencegahan dan pengamanan
Nasional. Target dibentuknya lem- computer.
baga ini bukan sekadar beredarnya 2. Melakukan langkah-langkah
berita hoax, tetapi juga lebih kepada untuk membuat peka warga war-
pertahanan siber. Kominfo memiliki ga masyarakat, aparat pengadilan dan
situs untuk pengaduan konten- penegak hukum, terhadap penting-
konten yang dianggap hoax. Kepoli- nya pencegahan kejahatan yang
sian Republik Indonesia sendiri, berhubungan dengan computer.
selain membentuk Kepala Biro 3. Melakukan upaya-upaya pela-
(Karo) multimedia yang bertugas tihan bagi para hakim, pejabat
menetralisasi dan mengklarifikasi dan aparat penegak hukum mengenai
berita-berita hoax di media sosial, kejahatan ekonomi dan cyber crime.
juga aktif untuk mengedukasi 4. Memperluas rule of ethics dalam
masyarakat tentang larangan menye- penggunaan komputer dan mengajar-
barkan berita hoax dan provokatif. kannya melalui kurikulum informa-
Pada level Badan Intelijen dan tika.
Keamanan (Baintelkam) Polri, 5. Mengadopsi kebijakan perlin-
dibentuk Direktur Kontra Intelijen dungan korban cyber crime
yang bertugas untuk menangkal pro- sesuai dengan deklarasi PBB menge-
paganda dan melakukan penegakan nai korban dan mengambil langkah-
hukum bersama Direktorat Cyber langkah untuk mendorong korban
Crime dalam bidang politik, eko- melaporkan adanya cyber crime
nomi, sosial budaya dan keamanan Pemerintah bisa juga mengacu
negara. kepada kesepakatan di Hongaria
Secara internasional pemerintah pada tanggal 23 November 2001
dapat merujuk pada Resolusi Kong- mengenai kejahatan dunia cyber.
res PBB VIII/1990 mengenai Saat itu ada lebih kurang 30 negara
Computer Related Crimes, yang menandatangani Convention On
berisi imbauan kepada negara-negara Cyber Crime sebagai wujud kerja
anggota untuk mengintensifkan sama multilateral untuk menang-
upaya-upaya penanggulangan gulangi aktivitas kriminal melalui
penyalahgunaan komputer yang le- internet dan jaringan komputer
bih efektif dengan mempertim- lainnya. Namun, upaya penang-
44 Slamet Iswanto, Menangkal Hoax Melalui Penguatan Literasi

gulangan kejahatan internet ini puti tenaga kerja asing asal Cina atau
menemukan masalah dalam hal berita bernada provokasi seputar aksi
yurisdiksi. Pengertian yurisdiksi 411 dan 212 .
sendiri adalah kekuasaan atau ke- Selain pemerintah, masyarakat
mampuan hukum negara terhadap pun ikut bergerak. Tanggal 23
orang, benda, atau peristiwa (hu- November 2016, pemuda yang
kum). Yurisdiksi ini merupakan disebut sebagai Bapak Blogger
refleksi dari prinsip dasar kedaulatan Indonesia, Enda Nasution bertemu
negara, kesamaan derajat negara dan dengan Kapolri Tito Karnavian dan
prinsip tidak campur tangan. Dalam menghasilkan Piagam Anti-Hoax.
konteks ini Indonesia bisa memain- Bahkan akhirnya terbentuklah komu-
kan perannya bersama-sama dengan nitas relawan masyarakat anti-hoax
negara-negara lain di dunia untuk yang dideklarasikan pada tanggal 8
mengatasi masalah kejahatan inter- Januari 2017 dalam acara "Deklarasi
net. Anti-Hoax" pada saat car free day di
Presiden Joko Widodo saat me- Jakarta. Komunitas tersebut diberi
mimpin rapat terbatas dengan topik nama Masyarakat Anti-Hoax dan
"Antisipasi Perkembangan Media Fitnah Indonesia (Mafindo).
Sosial" di Kantor Presiden sudah Menteri Komunikasi dan
menyatakan bahwa penegakan hu- Informatika Rudiantara mengatakan
kum harus tegas dan keras terhadap untuk penanganan berita palsu atau
media-media online yang sengaja hoax akan dilakukan melalui dua
memproduksi berita-berita bohong cara. Ini dilakukan untuk mencegah
tanpa sumber yang jelas, judul beredarnya kabar hoax yang membe-
provokatif dan mengandung fitnah. rikan dampak negatif kepada masya-
Polisi juga sudah mengeluarkan per- rakat. Cara pertama, kalau di media
nyataan bahwa mereka akan menge- sosial, dilakukan penapisan. Cara ke-
jar orang-orang yang menyebar dua, dengan tindakan hukum melalui
berita palsu soal tenaga kerja asing aparat penegak hukum.
asal Cina. Menteri Komunikasi dan
Informatika Rudiantara juga menya- C. LITERASI SEBAGAI PE-
takan bahwa dia akan berkomunika- NANGKAL HOAX
si dengan Dewan Pers untuk menge- 1. Hakikat Literasi
valuasi puluhan ribu media online Literasi yang berasal dari bahasa
lainnya yang tidak mengikuti standar Inggris literacy berasal dari bahasa
dan kaidah jurnalistik. Saat ini isu Latin littera (huruf) yang pengertian-
yang diangkat oleh berita palsu atau nya melibatkan penguasaan sistem-
hoax yang beredar luas lewat media sistem tulisan dan konvensi-kon-
sosial di Indonesia antara lain meli- vensi yang menyertainya. Saat ini
TANGGON KOSALA EDISI KHUSUS, Juli 2018 45
kajian literasi telah meluas tergan- makna literasi secara lebih luas.
tung bagaimana kata itu disematkan Istilah literasi dalam bahasa
dalam sebuah kalimat. Terdapat Indonesia merupakan kata serapan
diantaranya literasi informasi dan dari bahasa Inggris literacy yang
literasi media yang memiliki defi- secara etimologi berasal dari bahasa
nisinya masing-masing. Latin literatus, yang berarti orang
Sulzby (1986) mengartikan yang belajar. Dalam bahasa Latin
literasi sebagai kemampuan berba- juga terdapat istilah littera (huruf)
hasa seseorang (menyimak, berbi- yaitu sistem tulisan dengan konvensi
cara, membaca dan menulis) untuk yang menyertainya .
berkomunikasi dengan cara yang Pengertian literasi menurut U-
berbeda sesuai dengan tujuannya. NESCO adalah seperangkat kete-
Jadi, secara singkat singkat, penger- rampilan nyata, khususnya keteram-
tian literasi adalah kemampuan pilan kognitif membaca dan menulis,
membaca dan menulis. Graff (2006) yang terlepas dari konteks di mana
mendefinisikan literasi sebagai ke- keterampilan itu diperoleh dari siapa
mampuan untuk membaca dan serta cara memperolehnya. Pema-
menulis. Menurut 7th Edition Oxford haman orang tentang makna literasi
Advanced Learner's Dictionary ( sangat dipengaruhi oleh penelitian
2005:898) literasi adalah kemam- akademik, institusi, konteks nasio-
puan membaca dan menulis. nal, nilai-nilai budaya dan juga
Pengertian literasi secara umum pengalaman. Dalam kamus online
adalah kemampuan individu mengo- Merriam-Webster, pengertian literasi
lah dan memahami informasi saat adalah kualitas atau kemampuan
membaca atau menulis. Literasi lebih "melek aksara" yang di dalamnya
dari sekedar kemampuan baca tulis, meliputi kemampuan membaca dan
oleh karena itu, literasi tidak terlepas menulis serta kemampuan untuk
dari ketrampilan bahasa yaitu penge- mengenali dan memahami ide-ide
tahuan bahasa tulis dan lisan yang yang disampaikan secara visual
memerlukan serangkaian kemam- (video, gambar). Education Develop-
puan kognitif, pengetahuan tentang ment Center (EDC) menyatakan
genre dan kultural. Meskipun literasi bahwa literasi adalah kemampuan
merupakan sebuah konsep yang individu untuk menggunakan sege-
memiliki makna kompleks, dinamis, nap potensi dan skill yang dimiliki
terus ditafsirkan dan didefinisikan dalam hidupnya, bukan hanya
dengan beragam cara dan sudut kemampuan baca tulis. National
pandang, namun hakekatnya kemam- Institute for Literacy, mendefinisikan
puan baca tulis seseorang merupakan literasi sebagai kemampuan individu
dasar utama bagi pengembangan untuk membaca, menulis, berbicara,
46 Slamet Iswanto, Menangkal Hoax Melalui Penguatan Literasi

menghitung dan memecahkan masa- haman multiliterasi.


lah pada tingkat keahlian yang Multiliterasi dapat dimaknai
diperlukan dalam pekerjaan, keluar- sebagai keterampilan menggunakan
ga dan masyarakat . beragam cara untuk menyatakan dan
Literasi pada awalnya dimaknai memahami ide-ide dan informasi
'keberaksaraan' dan selanjutnya dengan menggunakan bentuk-bentuk
dimaknai 'melek' atau 'keterpaha- teks konvensional maupun bentuk-
man'. Pada langkah awal, "melek bentuk teks inovatif, simbol dan
baca dan tulis" ditekankan karena multimedia. Beragam teks yang
kedua keterampilan berbahasa ini digunakan dalam satu konteks ini
merupakan dasar bagi pengem- disebut teks multimoda (multimodal
bangan melek dalam berbagai hal. text). Adapun pembelajaran yang
Pada abad pertengahan, sebutan bersifat multiliterasi--menggunakan
literatus ditujukan kepada orang strategi literasi dalam pembelajaran
yang dapat membaca, menulis dan dengan memadukan karakter dan
bercakap-cakap dalam bahasa Latin. keterampilan abad ke-21 (keteram-
Sejarawan Itali Carlo M. Cipolla pilan berpikir tingkat tinggi)--diha-
istilah "semi-iliterate" untuk mereka rapkan dapat menjadi bekal kecakap-
yang dapat membaca tetapi tidak an hidup sepanjang hayat.
dapat menulis. Dengan kata lain, Dalam perkembangan waktu,
pengertian literasi hanya ber-kaitan pengertian literasi berkembang
dengan keaksaraan atau bahasa . menjadi konsep fungsional. Pada
Pemahaman literasi pada akhir- tahun 1960-an istilah literasi dikait-
nya tidak hanya merambah pada kan dengan berbagai fungsi dan
masalah baca tulis saja. Agar mampu keterampilan hidup individu. Konsep
bertahan di abad XXI, masyarakat literasi merupakan seperangkat
harus menguasai enam literasi dasar, kemampuan mengolah, menganalisa
yaitu literasi baca-tulis, matematika, dan memahami informasi dari bahan
sains, teknologi informasi dan bacaan. Literasi bukan tentang
komunikasi, keuangan, serta kebuda- membaca dan menulis saja, melain-
yaan dan kewarganegaraan. Tiga kan dapat mencakup bidang lain,
literasi lainnya yang perlu dikuasai seperti ekonomi, matematika, sains,
adalah literasi kesehatan, kesela- sosial, lingkungan, keuangan, bah-
matan (jalan, mitigasi bencana) dan kan moral (moral literacy).
criminalLiterasi gesture pun perlu Saat ini, penggunaan istilah
dipelajari untuk mendukung keter- literasi mulai digunakan dalam arti
pahaman makna teks dan konteks yang lebih luas, namun tetap merujuk
dalam masyarakat multikultural. kepada kompetensi atau kemampuan
Semua ini merambah pada pema- dasar literasi yaitu kemampuan
TANGGON KOSALA EDISI KHUSUS, Juli 2018 47
membaca dan menulis. Beberapa isti-lah yang ada seperti literasi Infor-masi,
literasi komputer, literasi sains dan lain sebagainya.
Hal yang terpenting dari literasi adalah seseorang harus bebas buta aksara
atau melek huruf (bisa baca-tulis) agar mampu memahami semua konsep
fungsionalnya. Seseorang dikatakan memiliki kemampuan literasi apabila
telah memperoleh kemampuan dasar ketrampilan baha-sa yaitu membaca dan
menulis. Salah satu langkah untuk memperoleh kemampuan literasi adalah
melalui pendidikan.
Seiring berkembangya zaman literasi telah memiliki perkembangan dalam
maknanya. Karenanya menu-rut Freebody dan Luke terdapat empat model
dalam literasi. Pertama, memahami konteks dalam teks, yakni mengenali dan
menggunakan fitur seperti alfabet, suara, ejaan, konvensi dan pola teks. Kedua,
ter-libat dalam memaknai teks. Mema-hami dan menyusun teks tertulis dan
teks virtual dan lisan yang berati dari budaya tertentu, lembaga, keluarga,
masyarakat, negara-negara dan lain-lain; atau menggambarkan skema yang
ada. Ketiga, menggunakan teks secara fungsional. Keempat, mela-kukan
analisis dan mentransfor-masikan teks secara kritis. Dalam konteks ini kita
perlu memahami dan bertindak atas pengetahuan bahwa teks-teks tidak netral.
Teks mewakili pandangan tertentu, diam, mem-pengaruhi ide-ide orang.
Desain teks dan wacana dapat dikritik dan didesain ulang dengan cara baru dan
hibrida.
Terdapat tujuh dimensi yang berkaitan dengan literasi (Sumber-
pengertian. com). Pertama, dimensi geografis. Dimensi geografis meli-puti
lokal, nasional, regional dan internasional. Dimensi geografis bergantung pada
tingkat pendidikan dan jejaring sosial dan vokasionalnya (kecakapan
kejuruan). Kedua, di-mensi bidang. Dimensi bidang meli-puti pendidikan,
komunikasi, admi-nistrasi, hiburan, militer dan lain-lain. Literasi suatu bangsa
tampak dalam dimensi ini. Pendidikan yang berkualitas tinggi menghasilkan
literasi yang berkualitas tinggi pula. Hal ini karena bidang pendidikan
merupakan ujung tombak kebang-kitan suatu bangsa. Ketiga, limensi
keterampilan. Dimensi keterampilan meliputi keterampilan membaca,
menulis, menghitung dan berbicara. Literasi seseorang tampak atau tercermin
dari dimensi ini. Semua sarjana mampu membaca, akan tetapi tidak semua
sarjana mampu menulis. Oleh sebab itu, keterampilan sangat diperlukan.
Selain itu, tidak cukup dengan mengandalkan literasi saja (dalam hal ini
membaca dan menulis) namun harus juga memiliki kemam-puan numerasi
(keterampilan meng-hitung).
Keempat, dimensi fungsi. Di-mensi fungsi memecahkan per-soalan,
mendapatkan pekerjaan, mencapai tujuan, mengembangkan pengetahuan,
48 Slamet Iswanto, Menangkal Hoax Melalui Penguatan Literasi

mengembangkan po-tensi diri. Orang kompetensi menulis dan membaca.


yang literat karena pendidikannya Kemampun berliterasi merupakan
mampu memecahkan masalah dan bentuk integrasi dari kemampuan
mengatasi semua tentang kehidupan mendengarkan, berbicara, memirsa,
yang mengham-pirinya. Kelima, membaca, menulis dan berpikir
dimensi media. Dimensi media kritis. Dalam pengembangannya,
meliputi teks, cetak, visual, digital. literasi merupakan upaya pening-
Zaman sekarang orang harus katan kemampuan berbahasa dan
mengandalkan kemam-puan bersastra yang berhubungan dengan
membaca dan menulis teks cetak, keberhasilannya dalam meraih
visual dan digital. Perkem-bangan IT kompetensi yang telah ditetapkan
sangat penting dan berpengaruh dalam kurikulum. Hal itu di antara-
banyak terhadap gaya berliterasi. nya ditandai dengan kegemaran dan
Keenam, dimensi jumlah. Dimensi kemampuannya dalam membaca
jumlah (satu, dua, bebe-rapa): makna tersurat dan tersirat, kemam-
Jumlah dapat merujuk pada banyak puan menulis secara benar dan jelas;
hal, misalnya bahasa, variasi bahasa, serta dapat mengembangkan kemam-
peristiwa tutur, bidang ilmu dan puannya itu melalui berbagai kegiat-
media. Literasi seperti halnya an sehari-hari di sekolah, di masya-
kemampuan berko-munikasi, rakat, ataupun di dunia kerja nanti-
bersifat relatif. Ketujuh, dimensi nya.
bahasa. Dimensi bahasa (etnis, lokal, Dalam kurikulum sekolah (SD-
nasional, regional, internasional): SMA/SMK) literasi diprogramkan
ada literasi yang singular dan ada dengan adanya Gerakan Literasi
yang plural. Sekolah yang ditopang antara lain
oleh pelajaran Bahasa Indonesia.
2. Gerakan Literasi di Sekolah Itulah sebabnya selama ini berkem-
Pendidikan dan kemampuan bang pendapat bahwa literasi hanya
literasi adalah dua hal yang sangat ada dalam pembelajaran bahasa atau
penting dalam hidup kita. Kemajuan di kelas bahasa. Pendapat ini tentu
suatu negara secara langsung tergan- saja tidak tepat karena literasi
tung pada tingkat melek huruf di berkembang rimbun dalam bidang
negara tersebut. Oleh karena itulah, matematika, sains, ilmu sosial,
orang berpendidikan diharapkan teknik, seni, olahraga, kesehatan,
untuk melakukan tugasnya dengan ekonomi, agama, prakarya dll. (cf.
baik. Literasi diartikan sebagai Robb, L, 2003).
kemampuan orang dalam "melek Lingkup materi pembelajaran
wacana". Keterampilan awalnya Bahasa Indonesia dalam kurikulum
menekankan pada pengembangan sekolah meliputi materi berbahasa,
TANGGON KOSALA EDISI KHUSUS, Juli 2018 49
bersastra dan literasi. Ruang lingkup menghubung-hubungkan informasi
kebahasaan mencakupi aspek keba- ditemukan. Kecakapan menggali dan
hasaan, ragam bahasa dan keteram- menemukan informasi menjadi
pilan berbahasa. Ruang lingkup keterampilan yang perlu dikuasai
sastra mencakupi pembahasan ragam oleh para peserta didik. Keterampilan
sastra, tanggapan terhadap karya menemukan informasi ditunjukkan
sastra, menilai karya sastra dan melalui kemampuan mengidentifi-
menciptakan karya sastra. Ruang kasi informasi yang dibutuhkan,
lingkup literasi mencakupi kemam- kemampuan mengakses dan mene-
puan peserta didik dalam meman- mukan infromasi, kemampuan
faatkan informasi dan pengetahuan mengevaluasi informasi dan meman-
melalui kegiatan berbahasa, terutama faatkan informasi secara efektif dan
membaca dan menulis. etis.
Peran mata pelajaran Bahasa Dalam kurikulum sekolah
Indonesia adalah membina dan dijelaskan bahwa tahapan pelaksa-
mengembangkan kepercayaan diri naan literasi di sekolah mencakupi
peserta didik sebagai komunikator tahap pembiasaan, tahap pengem-
dan pemikir (termasuk pemikir bangan dan tahap pembelajaran.
imajinatif). Mata pelajaran Bahasa Tahap I (pembiasaan): penumbuhan
Indonesia menekankan agar peserta minat baca melalui kegiatan 15 menit
didik mampu mendengarkan, berbi- membaca (Permendikbud 23/2015)
cara, memirsa (viewing), membaca tanpa tagihan. Tahap II (pengem-
dan menulis. Kemampuan membaca bangan): meningkatkan kemampuan
dan menulis sangat diperlukan untuk literasi melalui kegiatan menangapi
membangun sikap kriitis dan kreatif buku pengayaan; ada tagihan non-
terhadap berbagai fenomena kehi- akademik. Tahap III (pembela-
dupan yang mampu menumbuhkan jaran): meningkatkan kemampuan
kehalusan budi, kesetiakawanan dan literasi di semua mata pelajaran;
sebagai bentuk upaya melestarikan menggunakan buku pengayaan dan
budaya bangsa. strategi membaca di semua mata
Sikap kritis dan kreatif terhadap pelajaran; ada tagihan akademik
berbagai fenomena kehidupan dan/atau nonakademik.
dengan sendirinya menuntut keca- Pembelajaran yang menerapkan
kapan personal (personal skills) yang strategi literasi penting untuk
berfokus pada kecakapan berpikir menumbuhkan pembaca yang baik
rasional. Kecakapan berpikir rasional dan kritis dalam bidang apapun.
mengedepankan kecakapan meng- Berdasarkan beberapa sumber, dapat
gali informasi dan menemukan disarikan tujuh karakteristik pembe-
informasi, serta bernalar dengan lajaran yang menerapkan strategi
50 Slamet Iswanto, Menangkal Hoax Melalui Penguatan Literasi

literasi yang dapat mengembangkan yang mampu hidup selamanya);


kemampuan metakognitif, yaitu demikian halnya masyarakat literat
pemantauan pemahaman teks (siswa dalam menghadapi informasi: ada
merekam pemahamannya sebelum, yang tidak perlu dipikirkan, ada yang
ketika dan setelah membaca); perlu ditindaklanjuti, ada yang harus
penggunaan berbagai moda selama dipelihara dan lain-lain. Masyarakat
pembelajaran (literasi multimoda); literat adalah masyarakat yang
instruksi yang jelas dan eksplisit; mampu menyikapi informasi yang
pemanfaatan alat bantu seperti diterima sebagaimana seharusnya.
pengatur grafis dan daftar cek; respon Pembelajaran bahasa akan mem-
terhadap berbagai jenis pertanyaan; bawa anak-anak mampu memahami
membuat pertanyaan; analisis, sin- informasi dan pembelajaran sastra
tesis dan evaluasi teks; dan mering- akan membawa anak-anak mampu
kas isi teks. merasakan informasi. Perpaduan
Menyimak karakteristik pembe- kemampuan memahami dan merasa-
lajaran yang menerapkan strategi kan informasi inilah yang nantinya
literasi, dapat disimpulkan bahwa akan membawa anak-anak mampu
strategi literasi dapat diterap-kan membedakan mana hoax dan mana
dalam pembelajaran kooperatif, yang bukan hoax. Literasi merupa-
berbasis teks, berbasis proyek, kan perpaduan antara pengajaran
berbasis masalah, inquiry, discovery bahasa dan sastra yang didukung
dan saintifik sesuai dengan karak- dengan kemampuan berpikir kritis
teristik mata pelajaran dan kompe- siswa.
tensi yang akan dicapai dalam Dengan adanya aspek literasi
pembelajaran tersebut. dalam pembelajaran Bahasa Indone-
Yang ingin dituju dengan muatan sia diharapkan akan mempercepat
literasi di sekolah adalah terbentuk- terwujudnya masyarakat literat. Jika
nya masyarakat literat. Masyarakat kondisi ini tercapai maka hoax tidak
yang literat tidak akan mempan perlu lagi ditakuti.
disentuh hoax karena mereka Peran mata pelajaran Bahasa
memiliki kemampuan memilah dan Indonesia adalah membina dan
memilih informasi yang diterima mengembangkan kepercayaan diri
untuk ditindaklanjuti. Dengan peserta didik sebagai komunikator
mengunakan gaya Pramoedya Anan- dan pemikir (termasuk pemikir
ta Toer ketika memandang karya- imajinatif). Mata pelajaran Bahasa
karyanya sebagai anak rohani yang Indonesia menekankan agar peserta
kehidupannya bermacam-macam didik mampu mendengarkan, ber-
(ada yang lahir langsung mati, bicara, memirsa (viewing), membaca
dewasa baru mati, atau bahkan ada dan menulis. Kemampuan membaca
TANGGON KOSALA EDISI KHUSUS, Juli 2018 51
dan menulis sangat diperlukan untuk ketika dan setelah membaca);
membangun sikap kriitis dan kreatif penggunaan berbagai moda selama
terhadap berbagai fenomena kehi- pembelajaran (literasi multimoda);
dupan yang mampu menumbuhkan instruksi yang jelas dan eksplisit;
kehalusan budi, kesetiakawanan dan pemanfaatan alat bantu seperti
sebagai bentuk upaya melestarikan pengatur grafis dan daftar cek; respon
budaya bangsa. Sikap kritis dan terhadap berbagai jenis pertanyaan;
kreatif terhadap berbagai fenomena membuat pertanyaan; analisis, sinte-
kehidupan dengan sendirinya me- sis dan evaluasi teks; dan meringkas
nuntut kecakapan personal (personal isi teks.
skills) yang berfokus pada kecakapan 3. Literasi di Kampus
berpikir rasional. Kecakapan berpikir Agent of change adalah julukan
rasional mengedepankan kecakapan yang disematkan kepada para
menggali informasi dan menemukan pemuda bangsa ini. Melihat posisi
informasi, serta bernalar dengan pemuda yang sangat strategis,
menghubung-hubungkan informasi khususnya mahasiswa dengan daya
ditemukan. Kecakapan menggali dan nalar dan semangat yang tinggi, tak
menemukan informasi menjadi heran jika masyarakat menaruh
keterampilan yang perlu dikuasai harapan besar kepada mahasiswa
oleh para peserta didik. Keterampilan sebagai agen perubahan. Perubahan
menemukan informasi ditunjukkan seperti apa yang mampu mahasiswa
melalui kemampuan mengiden- perbuat untuk bangsa ini? Tentu saja,
tifikasi informasi yang dibutuhkan, masyarakat mengharapkan perubah-
kemampuan mengakses dan mene- an ke arah lebih baik di segala bidang
mukan infromasi, kemampuan dalam menjawab tantangan global.
mengevaluasi informasi dan meman- Indonesia membutuhkan pemikiran-
faatkan informasi secara efektif dan pemikiran kritis para intelektual
etis. muda ini untuk bersaing di tingkat
Pembelajaran yang menerapkan dunia.
strategi literasi penting untuk Sebagai ikon intelektual, maha-
menumbuhkan pembaca yang baik siswa diharapkan mampu menyam-
dan kritis dalam bidang apapun. paikan gagasan melalui proses kritik
Berdasarkan beberapa sumber, dapat dan memiliki kredibilitas tinggi.
disarikan tujuh karakteristik pembe- Untuk mencapainya, mahasiswa
lajaran yang menerapkan strategi perlu membudayakan literasi dalam
literasi yang dapat mengembangkan kehidupannya, paling tidak dalam
kemampuan metakognitif, yaitu proses perkuliahan. Besnier menga-
pemantauan pemahaman teks (siswa takan literasi adalah komunikasi
merekam pemahamannya sebelum, inkripsi yang terbaca secara visual,
52 Slamet Iswanto, Menangkal Hoax Melalui Penguatan Literasi

bukan melalui saluran pendengaran kritis dan tingkat pemahaman kreatif.


dan isyarat. Sedangkan intelektual, Pada tingkat pemahaman literal kita
menurut Bottomore, diartikan seba- hanya memahami hal-hal yang
gai kelompok kecil yang secara tersurat dalam bacaan. Hasil tingkat
langsung memberikan kontribusi pemahaman ini antara lain kemam-
kepada pengembangan, transmisi puan mendeskripsikan fakta, menca-
dan kritik gagasan-gagasan. Jadi, tat inti peristiwa dan menyusun fakta
dapat dikatakan bahwa mahasiswa tersurat untuk menuju pemahaman
bertugas menyuarakan gagasan kritis komprehensif. Pada tingkat pema-
tersebut serta menuangkannya de- haman interpretatif kita berusaha
ngan pena . menarfsirkan sesuatu yang tersirat.
Untuk bisa menjadi pemuda yang Hasil pemahaman ini antara lain
diharapkan tersebut, kaitannya berupa kemampuan meramal atau
dengan dunia literasi, seorang pemu- memperkirakan dan mencari ide-ide
da, khususnya mahasiswa, haruslah baru dari hal-hal yang tersirat. Pada
memiliki kemampuan membaca tingkat pemahaman kritis kita tidak
yang baik. Secara teknis membaca hanya berusaha memahami bacaan
dapat dibedakan menjadi dua tetapi juga menilainya. Adapun pada
macam, yaitu membaca dalam hati tingkat pemahaman kreatif kita dapat
dan membaca nyaring. Membaca menghasilkan sesuatu yang baru dari
dalam hati bertujuan untuk mema- sesuatu yang kita pahami.
hami isi bacaan. Karena itulah jenis Membaca sebuah teks, dalam
membaca ini sering disebut mem- praktiknya tidak hanya berada pada
baca pemahaman. Membaca nyaring satu tingkatan pemahaman, tetapi
atau membaca bersuara bertujuan bisa berada pada beberapa tingkat
untuk menginformasikan atau pemahaman. Artinya, dalam berha-
menyampaikan isi bacaan kepada dapan dengan sebuah teks, tingkat
orang lain. Karena itulah jenis pemahaman yang dituntut tidak
membaca ini sering disebut hanya satu tingkat pemahaman,
membaca teknik. Dalam praktiknya tetapi bisa beberapa tingkat pemaha-
membaca teknik harus didahului oleh man. Tingkat pemahaman ini
membaca pemahaman. Tidak ada melekat pada kecepatan membaca.
orang yang bisa membaca teknik Artinya, kecepatan dalam membaca
dengan baik jika ia tidak memahami juga perlu diperhatikan agar keefek-
isi bacaan yang akan dibacakannya. tifan dalam membaca dapat tercapai.
Ada empat tingkatan pemahaman Di layar televisi, misalnya, pada
dalam membaca, yaitu tingkat pema- film yang tidak dialihsuarakan,
haman literal, tingkat pemahaman tertera teks dialog para tokoh.
interpretatif, tingkat pemahaman Sebagai penonton, kita harus mem-
TANGGON KOSALA EDISI KHUSUS, Juli 2018 53
baca secara cepat karena teks tersebut simbol dan suara, antara kata dan apa
cepat berlalu dan berganti dengan yang diwakili; (5) aspek pengalaman
teks dialog lainnya. Dengan melaku- (experiential aspect), yakni penga-
kan aktivitas seperti itu, kita sesung- laman yang dimiliki yang memiliki
guhnya telah melakukan membaca peran dalam proses membaca; (6)
pemahaman secara cepat. Hasil aspek belajar (learning aspect), yaitu
membaca seperti ini dinama-kan kemampuan meng-ingat apa yang
kecepatan efektif membaca (KEM). telah dipelajari dan menggabungkan
Di sini kita tidak sekadar membaca dengan gagasan atau fakta baru; (7)
kata dan kalimat dalam teks yang aspek berpikir (thinking aspect),
ditampilkan, tetapi juga memahami yaitu kemampuan membuat simpul-
isi atau makna teks tersebut. Selain an dan melakukan penilaian; dan (8)
itu, kita juga mencoba menghubung- aspek afektif (affective aspect), yaitu
hubungkan dialog para tokoh sehing- minat atau motivasi pribadi dan
ga pemahaman isi cerita dapat kita sikap-sikap yang dapat memengaruhi
capai. Di sini tampak bahwa tingkat tugas membaca.
pemahaman terhadap teks dialog Selain adanya berbagai aspek
tersebut bermacam-macam, mulai yang terkait, membaca pemahaman
dari tingkat pemahaman literal juga menuntut berbagai syarat. Kita
sampai tingkat pemahaman kritis. dapat melakukan membaca pemaha-
Proses membaca menyertakan man secara cepat dan benar jika kita
berbagai perilaku di dalamnya, memiliki kosakata yang banyak;
sehingga membaca sering dikateg- memiliki kemampuan menafsirkan
orikan sebagai kegiatan yang sangat makna kata, frasa, kalimat dan waca-
kompleks. Di dalam kegiatan mem- na; memiliki kemampuan menang-
baca dituntut kemampuan-kemam- kap ide pokok dan ide penunjang;
puan dalam berbagai aspek, yaitu (1) memiliki kemampuan menangkap
aspek sensori (sensory aspect), yaitu garis besar dan rincian; dan memiliki
kita harus mampu melihat simbol- kemampuan menangkap urutan
simbol yang berupa tulisan; (2) aspek peristiwa dalam bacaan. Syarat-
persepsi (perceptual aspect), yaitu syarat ini hanya bisa diperoleh
interpretasi dari apa yang dilihat melalui pelatihan secara terus-
sebagai symbol; (3) aspek urutan menerus dan dengan cara yang benar.
(sequential aspect), yaitu kemam- Membaca dalam konteks ini
puan untuk mengikuti pola-pola merupakan literasi yang bersifat
linier, logika dan gramatikal kata- reseptif. Untuk menjadi agen peru-
kata yang tertulis; (4) aspek asosiasi bahan seorang mahasiswa juga
(associational aspect), yaitu kemam- dituntut berliterasi secara produtif,
puan mengenali hubungan antara salah satunya melalui tulisan. Oleh
54 Slamet Iswanto, Menangkal Hoax Melalui Penguatan Literasi

karena itu, seorang pemuda, khusus- sebagai penerima pesan.


nya mahasiswa, juga harus memiliki Dapat dikatakan di sini bahwa
kemampuan menulis yang bak. menulis itu penting dan besar
Menulis adalah mengemukakan kegunaannya bagi kehidupan seseo-
pikiran, perasaan, pengalaman dan rang. Dari kegiatan menulis itu, dapat
hasil bacaan dalam bentuk tulisan, dijumpai bermacam-macam manfaat
bukan dalam bentuk tutur (Djibran menulis antara lain; (1) menulis
2008:17). Menurut Sofyan (2006:62) menyumbang kecerdasan, (2) menu-
proses kreatif dalam menulis yang lis mengembangkan daya inisiatif
paling pokok adalah menghasilkan dan kreatifitas, (3) menulis menum-
ide yang baik dan cemerlang. Baik buhkan keberanian, (4) menulis
untuk isi tulisan ataupun cara mendorong kemauan dan kemam-
penuturan tulisan. Syarat utama puan mengumpulkan informasi
melakukan proses kreatif adalah (Akhadiah dalam Pardiyati 2002:18).
dengan memahami masalah secara Jadi dapat disimpulkan bahwa
mendalam. Tentu hal ini bisa dilaku- menulis adalah suatu kegiatan untuk
kan dengan cara terus menerus menyampaikan gagasan, pikiran,
menambah wawasan dan penga- perasaan kepada orang lain dalam
laman. Menulis merupakan suatu bentuk wacana (Faristiyanto 2008:
aktivitas komunikasi bahasa yang 25).
menggunakan tulisan sebagai Begitu besar manfaat menulis
mediumnya. Tulisan itu terdiri atas bagi pengembangan diri, baik
rangkaian huruf yang bermakna intelektual, mental ataupun sosial.
dengan segala kelengkapan lambang Meskipun begitu, ternyata tidak
tulisan seperti ejaan dan pungtuasi banyak orang yang suka menulis.
(Pardiyati 2002:17). Menurut Banyak faktor penyebabnya antara
Akhadiah (1997:1-3), menulis lain; 1) seseorang enggan menulis
sebagai salah satu bentuk komuni- karena tidak tahu untuk apa dia
kasi verbal (bahasa). Menulis menulis, 2) seseorang enggan menu-
merupakan sebuah sistem komuni- lis karena merasa tidak berbakat
kasi antar manusia yang meng- menulis, 3) seseorang enggan
gunakan simbol atau lambang bahasa menulis karena merasa tidak tahu
yang dapat dilihat dan disepakati bagaimana harus menulis (Pardiyati
pemakainya. Dalam komunikasi 2002:18). Dalam kaitannya dengan
tertulis, paling tidak terdapat empat literasi, mau tidak mau seorang
unsur yang terlibat. Keempat unsur mahasiswa dituntut untuk selalu
itu adalah penulis sebagai penyampai menulis.
pesan, pesan atau isi tulisan, saluran Kemampuan membaca dan me-
atau medium tulisan dan pembaca nulis merupakan tuntutan bagi
TANGGON KOSALA EDISI KHUSUS, Juli 2018 55
mahasiswa atau pemuda pada umum- memang lebih menekankan pada
nya. Oleh karena itu, proses perku- pentingnya peran pengajar (guru,
liahan di kampus harus diciptakan dosen, pendidik, pelatih). Peserta
sedemikian rupa sehingga literasi didik dalam hal ini "hanya" berfungsi
dana tumbuh menjadi kuat; salah sebagai objek yang melengkapi
satunya dengan cara mencipta-kan pendidik untuk mewujudkan proses
iklim agar mahasiswa tidak henti- belajar-mengajar. Mengacu pada
hentinya selalu membaca dan definisi pengajaran tersebut, kita pun
menulis. Kampus harus dipola yang bisa mengidentifikasi ciri pengajar-
memudahkan bagi mahasiswa untuk an, yaitu (1) adanya unsur pendidik
membaca dan menulis, berdiskusi, dan peserta didik, (2) merupakan
berdialog dan beraktivitas lain yang interaksi antara pendidik dan peserta
mendukung gerakan literasi. didik atau antarpeserta didik, (3)
Penciptaan iklim literai di Akade- merupakan proses yang direncana-
mi Kepolisian dapat dilakukan kan dan (4) memiliki tujuan tertentu.
melalui pengajaran, pelatihan dan Seperti yang sudah disampaikan
pengasuhan. di atas, paradigma pengajaran
a. Melalui Pengajaran memang lebih menitikberatkan peran
Pengajaran adalah proses interak- pendidik dalam mentransformasikan
si antara pendidik dan peserta didik pengetahuan kepada peserta didik.
yang dilakukan secara sisitematik Oleh karena itu, dalam konsep
dengan tujuan menciptakan situasi pendidikan dewasa ini, istilah penga-
yang membuat peserta didik mau jaran telah bergeser pada istilah
belajar. Dalam Kamus Besar Bahasa pembelajaran. Paradigma pembela-
Indonesia (KBBI) (Depdiknas jaran memberikan peran lebih
2008:23) pengajaran diartikan banyak kepada peserta didik untuk
sebagai (1) proses, cara, perbuatan mengembangkan potensi dan kreati-
mengajar atau mengajarkan, (2) vitas dirinya dalam rangka memben-
perihal mengajar dan (3) peringatan. tuk manusia yang memiliki kekuatan
Atas dasar definisi tersebut kita bisa spiritual keagamaan, berakhlak mu-
melihat bahwa dalam konsep lia, berkepribadian, memiliki
pengajaran titik berat sudut pandang kecerdasan, memiliki estetika, sehat
terletak pada aspek pendidik. jasmani dan rohani, serta keteram-
Pendidik dalam konsep ini menjadi pilan yang dibutuhkan bagi dirinya,
titik sentral yang akan menentukan masyarakat, bangsa dan Negara.
berjalannya proses yang dikehen- Kata pembelajaran dibentuk oleh
daki. Simpulan ini didasarkan pada kata belajar. Belajar adalah berusaha
pembentuk kata pengajaran adalah memperoleh kepandaian atau ilmu
kata mengajar. Makna kata mengajar (Depdiknas 2008:23). Itu sebabnya,
56 Slamet Iswanto, Menangkal Hoax Melalui Penguatan Literasi

sudut pandang pembelajaran berada menggunakan metode yang lebih


pada peserta didik, bukan pada mengutamakan praktik dari-pada
pendidik. teori.
Dalam pengajaran berbagai mata Keterampilan berkaitan dengan
kuliah di perguruan tinggi pastilah kemampuan melakukan sesuatu.
tuntutan membaca dan menulis tidak Penerapan pelatihan di Akpol dalam
pernah berhenti. Oleh karena itu, konteks ini juga demikian, yakni
secara langsung maupun secara tidak sebuah proses yang dilakukan oleh
langsung proses pengajaran pastilah lembaga agar para taruna memiliki
ikut menguatkan literasi mahasiswa. kemampuan untuk melakukan sesua-
b. Melalui Pelatihan tu. Sebagai pendidikan kedinasan
Pelatihan merupakan hasil mela- Akpol berkewajiban untuk membe-
tih. Dalam Kamus Besar Bahasa kali taruna agar nantinya mampu
Indonesia (Depdiknas 2008:794) melakukan tugas sesuai dengan
melatih berarti mengajar seseorang kewajibannya dengan baik. Kemam-
agar terbiasa (mampu) melakukan puan itu tidak akan muncul secara
sesuatu atau agar seseorang mem- tiba-tiba. Kemampuan itu membu-
biasakan diri melakukan sesuatu. tuhkan proses yang lama dalam
Atas dasar definisi melatih tersebut bentuk pelatihan. Akhir pelatihan
pelatihan dapat diartikan sebagai se- adalah terbentuknya kebiasaan sese-
buah proses yang diharapkan mampu orang untuk melakukan sesuatu.
mengubah seseorang menjadi mam- Budaya literasi yang sesuai untuk
pu melakukan sesuatu (Depdiknas ditumbuhkan dalam pelatihan adalah
2008:794). Kata melakukan dalam membaca dan berdiskusi. Membaca
pengertian ini lebih mengacu kepada dalam konteks ini berkaitan dengan
keterampilan. Oleh karena itu, jika cara memahami instrukri yang harus
proses pendidikan pada akhirnya dilakukan oleh taruna. Berbagai
berkeinginan mengubah sisi kognitif, eterampilan tentu memiliki pedoman
afektif dan psikomotor seseorang; atau petunjuk secara tertulis. Pema-
pelatihan pada prinsipnya lebih haman terhadap pedoman, panduan,
mengutamakan psikomotor seseo- atau petunjuk tersebut merupakan
rang. Dalam Instruksi Presiden No. wujud konkret literasi. Demikian
15 tahun 1974 pelatihan dirumuskan juga jika dilanjutkan dengan diskusi,
sebagai bagian pendidikan yang memperbincangkan petunjuk atau
menyangkut proses belajar untuk pedoman yang ada untuk diimple-
memperoleh dan meningkatkan mentasikan dalam praktik; merupa-
keterampilan di luar sistem pendi- kan penumbuhan budaya literasi yag
dikan yang berlaku, dalam waktu baik.
yang relatif singkat dan dengan c. Melalui Pengasuhan
TANGGON KOSALA EDISI KHUSUS, Juli 2018 57
Mengasuh berarti membimbing anak. Karena itu, pola asuh selalu
(membantu dan melatih) orang mengandung dua unsur penting,
supaya dapat berdiri sendiri (Dep- yaitu tanggapan atau kehangatan dan
diknas 2008:96). Atas dasar definisi tuntutan orang tua. Tanggapan atau
mengasuh itu, pengasuhan dapat kehangatan orang tua mengacu pada
diartikan sebagai proses atau cara keseriusan orang tua mendorong
mengasuh. Dengan demikian, tujuan individualitas, pengendalian diri,
akhir pengasuhan adalah seeorang itu kepercayaan diri untuk supportive
menjadi mampu berdiri sendiri. dan kesediaannya terhadap kebutuh-
Dalam dunia pendidikan, tujuan an dan tuntutan-tuntutan khusus
pengasuhan adalah menjadikan pe- anak. Tuntutan orang tua atau
serta didik mampu berdiri sendiri, pengendalian perilaku anak mengacu
dalam arti siap melaksanakan tugas pada klaim orang tua menjadikan
yang menjadi tanggung jawabnya. anak sebagai bagian integral kese-
Pengertian konsep siap dalam luruhan keluarga melalui tuntutan
konteks ini tidak semata-mata ber- kematangan, pengawasan, pendisi-
kaitan dengan pengetahuan dan plinan dan keinginan untuk melawan
keterampilan, tetapi ini yang terpen- anak yang menentang atau tidak
ting siap berkaitan dengan mental. mematuhinya (Baumrind dalam
Kesiapan mental itulah yang menja- Darling 1999:1).
dikan seseorang mampu berdiri Oleh karena pengasuhan di Akpol
sendiri dalam pengertian yang lebih banyak dilakukan di asrama,
sebenarnya. penumbuhan budaya literasi dapat
Dalam dunia keluarga, penga- dilakukan dengan memberikan fasili-
suhan berkaitan dengan hubungan tas asrama yang memungkinkan taru-
antara orang tua dan anak. Orang tua na membaca, menulis dan berdiskusi.
berposisi sebagai pengasuh dan anak Peranan perpustakaan menjadi
berposisi sebagai pihak yang diasuh. penting dalam konteks ini. Melalui
Pola asuh orang tua merupakan perpustakaan taruna dapat membaca
interaksi antara orang tua dan anak buku-buku di luar buku ajar. Taruna
yang biasanya ditandai oleh aktivitas dapat membaca fiksi yang berfungsi
pendisiplinan, kehangatan, kasih untuk mengasah kepekaan hatinya.
sayang dan tuntutan yang didasarkan Taruna juga dapat membaca majalah,
pada konvensi yang diberlakukan di koran, atau berselancar di dunia
rumah. Menurut Frank dan Ching- maya untuk memperluas pengetahu-
man (2001:16) pola asuh sangat an dan wawasannya.
menentukan partisipasi orang tua. 4. Penguatan Literasi di Masyarakat
Pola asuh yang diterapkan orang tua Sejak September 2015, sekelom-
akan menentukan prestasi seorang pok orang sudah mengambil inisiatif
58 Slamet Iswanto, Menangkal Hoax Melalui Penguatan Literasi

untuk mendirikan sebuah forum rim. Dalam menghadapi suatu sistem


facebook yang digunakan untuk yang terbuka, (pengguna) seakan-
menangkal hoax. Dalam waktu akan jadi kebebasan tak berbatas,
setahun, forum yang menamakan apalagi jika dia bisa menggunakan
dirinya Anti-Fitnah, Hasut dan Hoax nama yang tidak jelas, anonim,
itu bisa mendapat 25. 000 lebih sehingga dia merasa kebebasan
anggota, kata salah satu administra- mutlak tidak ada pertanggungjawab-
tornya, Eko Juniarto. Mengapa harus an. Yang tercakup dalam 'pem-
menggunakan forum facebook? Eko batasan' kebebasan tersebut, selain
Juniarto menjelaskan bahwa keba- HAM orang lain, juga reputasi dan
nyakan sumber hoax itu sendiri juga privasi orang lain tersebut, selain
dari facebook. Selain itu, jika orang juga kepentingan umum seperti
harus membuat mailing list, grup di kesehatan umum, moral publik dan
WhatsApp atau telegram; orang keamanan nasional .
cenderung malas. Hal ini berbeda
dengan grup di facebook. Orang jauh D. PENUTUP
lebih mudah membuka facebook. Inti literasi adalah masyarakat
Awalnya, yang diunggah di forum mampu memahami, memilih dan
tersebut "seharusnya" sudah meru- menindaklanjuti informasi yang
pakan hasil analisis yang membong- diperoleh. Jika berhadapan dengan
kar hoax atau berita bohong tersebut; informasi baru, masyarakat literat
sumbernya dari mana, kemudian akan memahaminya secara bnar
data-data yang membantah hoax ter- lebih dahulu; kemudian memilih
sebut. Namun, sekarang sudah mulai mana yang perlu dan mana yang tidak
bertambah member (anggota). Keba- perlu; baru kemudian ditindaklanjuti,
nyakan hoax yang dihadapi oleh para mana yang harus disimpan, mana
administrator forum tersebut berkait- yang harus diteruskan kepada orang
an dengan unsur SARA dan etnik lain dan mana yang harus disanggah
Tionghoa. atau dikomentari. Jika masyarakat
Meskipun begitu, terlepas dari sudah menjadi masyarakat literat
berbagai upaya membongkar atau seperti ini, maka berita bohong
mengoreksi berita palsu, ada hal yang (hoax) tidak akan memengaruhi ma-
mendasar, yang seharusnya disadari syarakat. Masyarakat telah memi-liki
oleh setiap pengguna internet serta alat penyaring (filter) tersendiri
media sosial, kata pengamat hukum sehingga hanya informasi yang benar
kejahatan siber dari Fakultas Hukum dan perlu saja yang akan diterima
Universitas Indonesia, Edmon Maka- oleh masyarakat.
TANGGON KOSALA EDISI KHUSUS, Juli 2018 59
DAFTAR PUSTAKA

Akhadiyah, Sabarti dkk. 1997. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa


Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Beals, R. 1953. "Acculturation", dalam Anthropology Today: An Encylopedic
Inventory (Ed. A. L. Kroeber). Chicago: The University of Chicago Press.
Brooks, J. B. . 2001. Parenting. Chapter 1 dan Chapter 2. Mayfield Publish
Company.
Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Keempat. Jakarta:
Gramedia.
Djibran, Fahd. 2008. Writing Is Amazing. Yogyakarta : Juxtapose
Geertz, Clifford. 1983. Abangan, Santri, Priyayi dalam Masyarakat Jawa
(terjemahan Aswab Mahasin). Jakarta: Pustaka Jaya.
Geertz, Clifford. 1992a. Tafsir Kebudayaan (terjemahan Francisco Budi
Hardiman). Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Geertz, Clifford. 1992b. Kebudayaan dan Agama (terjemahan Francisco Budi
Hardiman). Yogyakarta: Penerbit Kanisus.
Hutomo, Suripan Sadi. 2001. Sinkretisme Jawa-Islam. Yogyakarta: Yayasan
Bentang Budaya.
Ihromi, T. O. 1981. Pokok-Pokok Antropologi Budaya. Jakarta: Gramedia.
Kaplan, David dan Albert A. Manners. 1999. Teori Budaya (terjemahan
Landung Simatupang). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Koentjaraningrat. 1984. Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta:
Gramedia.
Koentjaraningrat. 1992. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta: Dian Rakyat.
Koentjaraningrat. 1987. Sejarah Teori Antropologi I. Cetekan II. Jakarta: UI
Koentjaraningrat (Ed. ). 1999. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia.
Jakarta: Djambatan.
Rohidi, Tjetjep Rohendi. 2000. Ekspresi Seni Orang Miskin: Adaptasi
Simbolik terhadap Kemiskinan. Bandung: Yayasan Nuansa Cendekia.
Saifuddin, Achmad Fedyani. 2005. Antropologi Kontemporer Suatu
pengantar Kritis Mengenai Paradigma. Edisi Pertama. Jakarta: Kencana.
Zeffry. 1998. Manusia, Mitos dan Mitologi. Jakarta: Fakultas Sastra UI.
TRANSFORMASI KOMPETENSI ABAD KE-21
SEBAGAI KURIKULUM TERSEMBUNYI PADA LEMBAGA
PENDIDIKAN KEPOLISIAN

Oleh: Suparyono 1

ABSTRAK
Akpol sebagai Lembaga Pendidikan Tinggi harus fleksibel dalam mengembangkan
kurikulum. Fleksibilitas pengembangan kurikulum ditandai dengan mudahnya
menyesuaikan dengan tuntutan zaman. Bekal yang harus dikuasai oleh Lulusan Akpol
saat ini tidak cukup untuk menghadapi tantangan hidup dan kehidupan pada Abad ke-21.
Pada Abad ke-21, tuntutan pekerjaan dan permasalahan sosial kemasyarakatan akan
sangat berbeda oleh karena itu, Akpol perlu mengakomodasi kompetensi Abad ke-21
dalam kurikulumnya. Hal ini bukan berarti setiap saat harus ada perombakan kurikulum.
Materi dan keterampilan yang disajikan dalam kurikulum boleh tetap tetapi orientasaai
dan cara belajar dapat mengakomodasikan kompetensi Abad ke-21. Oleh karena itu,
transformasi kompetensi abad ke-21 perlu dilakukan sebagai kurikulum tersembunyi di
Lembaga Pendidikan Kepolisian sebagai upaya menghadapi tantangan Abad ke-21.

Kata kunci: transformasi, kompetensi abad ke-21, kurikulum tersembunyi, lemdikpol

A. PENDAHULUAN lembaga pendidikan.


1. Pengantar Sebagai sebuah perguruan tinggi,
Kurikulum merupakan salah satu Akpol perlu mengakomodasi fleksi-
bagian penting dalam proses penye- bilitas kurikulum. Artinya, pengem-
lenggaraan pendidikan. Karena pen- bangan dan pelaksanaan kurikulum
didikan tanpa adanya kurikulum di Akpol perlu fleksibal dan komo-
yang baik tidak akan terselenggara datif terhadap perkembangan dan
dengan baik pula. Maka dari itu kuri- tuntutan zaman. Hal ini karena,
kulum dalam kegiatan belajar meng- sebagus apa pun sebuah kurikulum
ajar sangat penting, tidak terkecuali perguruan tinggi secara konten akan
dalam pendidikan tinggi, termasuk selalu ketinggalan zaman. Perkem-
Lembaga Pendidikan Kepolisian bangan ilmu pengetahuan dan
seperti Akpol. Kurikulum dalam teknologi akan jauh meninggalkan
pendidikan Tinggi merupakan salah rumusan kurikulum yang berlaku di
satu alat untuk mencapai tujuan yang perguruan tinggi. Selain itu, maha-
hendak dicapai, tujuan tersebut siswa juga tidak akan cukup bila
seperti yang tercantum pada visi dan hanya menguasai pengetahuan dan
misi pendidikan tinggi, hal tersebut keterampilan yang ditawarkan dalam
sekaligus digunakan sebagai pedo- sebuah kurikulum yang harus ditem-
man dalam pelaksanaan proses puh di lembaga pendidikannya.
belajar mengajar dalam suatu Materi yang mereka pelajari akan
TANGGON KOSALA EDISI KHUSUS, Juli 2018 61
selalu tertinggal oleh kemajuan ilmu (KKNI) dan Lampirannya yang
pengetahuan dan teknologi. menjadi acuan dalam penyusunan
Kurikulum Akpol sebagai kuri- capaian pembe-lajaran lulusan dari
kulum pendidikan tinggi dapat setiap jenjang pendidikan secara
dikembangkan oleh institusi dengan nasional. Terbitn-ya Perpres No. 08
mengacu pada Standar Nasional tahun 2012 dan UU PT No. 12 Tahun
Pendidikan Tinggi. Kurikulum yang 2012 Pasal 29 ayat (1), (2) dan (3)
baik itu penting tetapi cara pandang telah berdampak pada kurikulum dan
sumber daya manusianya juga pengelolaannya di setiap program.
penting, karena keberhasilan suatu Kurikulum yang pada awalnya
kurikulum dapat terjadi jika sumber mengacu pada penca-paian
daya manusianya juga dalam keada- kompetensi menjadi mengacu pada
an siap menerima segala apa yang capaian pembelajaran (learning
akan diberikan. Oleh karena itu, outcomes).
sumber daya manusia yang kreatif Berdasarkan penjenjangan KK-
dan inovatif diperlukan untuk NI dapat diketahui bahwa Program
mengolah kurikulum yang nota bene Sarjana (S1) dan Sarjana Terapan
sebagai benda mati atau alat yang (D4) masuk dalam jenjang 6. Akpol
sangat memerlukan sentuhan sumber sebagai lembaga pendidikan kedi-
daya manusia yang kreatif dan nasan berjenjang D4, harus memper-
inovatif. siapkan lulusannya untuk memiliki
Peraturan Pemerintah No. 17 kualifikasi berdasarkan KKNI
Tahun 2010 Pasal 97 menyatakan sebagai berikut: (1) Mampu meng-
bahwa kurikulum perguruan tinggi aplikasikan bidang keahliannya dan
dikembangkan dan dilaksanakan memanfaatkan ilmu pengetahuan,
berbasis kompetensi (KBK). Pernya- teknologi dan/atau seni pada
taan ini telah menegaskan kembali bidangnya dalam penyelesaian
Kepmendiknas No. 232/U/2000 masalah serta mampu beradaptasi
tentang Pedoman Penyusunan terhadap situasi yang dihadapi. (2)
Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Menguasai konsep teoretis bidang
Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa, pengetahuan tertentu secara umum
serta No. 045/U/2002 tentang dan konsep teoritis bagian khusus
Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi. dalam bidang pengetahuan tersebut
Selain itu, kurikulum perguruan secara mendalam, serta mampu
tinggi juga harus memenuhi kuali- memformulasikan penyelesaian
fikasi terhadap lulusan perguruan masalah prosedural. (3) Mampu
tinggi di Indonesia sesuai Perpres mengambil keputusan yang tepat
No. 08 tahun 2012 tentang Kerangka berdasarkan analisis informasi dan
Kualifikasi Nasional Indonesia data dan mampu memberikan
62 Suparyono, M. , Transformasi Kompetensi Abad Ke-21. . .

petunjuk dalam memilih berbagai tiap jenjang perlu dapat membedakan


alternatif solusi secara mandiri dan learning outcomes, jumlah sks,
kelompok. (4) Bertanggung jawab waktu studi minimum, mata kuliah
pada pekerjaan sendiri dan dapat wajib untuk mencapai hasil
diberi tanggung jawab atas penca- pembelajaran dengan kompetensi
paian hasil kerja organisasi. umum, proses pembe-lajaran yang
Dengan adanya KKNI ini diha- berpusat pada mahasis-wa,
rapkan akan mengubah cara melihat akuntabilitas asesmen dan perlu-nya
kompetensi seseorang, tidak lagi diploma supplement (surat
hanya melihat ijazah tapi dengan juga keterangan pelengkap ijazah dan
melihat kepada kerangka kualifikasi transkrip).
yang disepakati secara nasional Untuk melengkapi kualitas lear-
sebagai dasar pengakuan terhadap ning outcomes, perlu diperhatikan
hasil pendidikan seseorang secara pencapaian dampak pengiring pem-
luas (formal, non formal, atau in belajaran yang sering dikenal dengan
formal) yang akuntanbel dan transpa- kurikulum tersembunyi (hidden
ran. Pelaksanaan KKNI melalui 8 curriculum). Lulusan perguruan
tahapan yaitu melalui penetapan tinggi saat ini tidak akan mampu
Profil Kelulusan, Merumuskan menghadapi tuntutan pekerjaan dan
Learning Outcomes, Merumuskan permasalahan mapa masa yang akan
Kompetensi Bahan Kajian, Pemetaan datang. Apa yang saat ini dipelajari
LO Bahan Kajian, Pengemasan akan jauh berbeda dengan apa yang
Matakuliah, Penyusunan Kerangka akan dihadapi pada masa yang akan
kurikulum, Penyusuan Rencana datang. Jenis pekerjaan, jenis tan-
Perkuliahan. tangan, jenis teknologi yang akan
Hal yang menjadi kunci kuriku- dihadapi pada masa depan akan
lum perguruan tinggi yang mengacu berbeda dengan jenis pekerjaan,
pada KKNI adalah capaian pembe- tantangan dan teknologi yang ada
lajaran. Capaian Pembelajaran saat ini. Oleh karena itu, perlu
(learning outcomes) merupakan dilakukan transformasi pendidikan,
internalisasi dan akumulasi ilmu khususnya mentransformasikan
pengetahuan, keterampilan, sikap kompetensi Abad ke-21 dalam
dan kompetensi yang dicapai melalui kurikulum-kurikulum yang saat ini
proses pendidikan yang terstruktur sedang dijalankan. Wujud transfor-
dan mencakup suatu bidang ilmu/ masi tersebut adalah menjadikan
keahlian tertentu atau melalui peng- kompetensi Abad ke-21 sebagai
alaman kerja. Untuk meningkatkan bagian dari kurikulum yang saat ini
kualitas lulusan perguruaan tinggi. berlaku, yaitu sebagai kurikulum
rambu-rambu yang harus dipenuhi di tersembunyai (hidden curriculum).
TANGGON KOSALA EDISI KHUSUS, Juli 2018 63
Oleh karena itu, setiap mahasiswa, arti sejumlah mata kuliah di pergu-
termasuk taruna Akpol perlu diberi ruan tinggi yang harus ditempuh
bekal lebih dari sekadar apa yang untuk mendapatkan tingkat atau
dirumuskan dalam kurikulum riil semua pengalaman yang ditawarkan
tetapi perlu dibekali dengan berbagai kepada mahasiswa di bawah bantuan
kompetensi yang diperlukan untuk atau bimbingan perguruan tinggi,
hidup dan menghadapi tantangan pengalaman tersebut terjadi di
Abad ke-21. perguruan tinggi ataupun di luar
seperti rumah ataupun masyarakat.
B. PEMBAHASAN Termasuk di dalamnya berbagai upa-
1. Kurikulum Pendidikan Tinggi ya dosen dalam mendorong terjadi-
Menurut Arifin kurikulum secara nya pengalaman tersebut serta
epistemologi adalah berasal dari fasilitas yang mendukungnya.
Bahasa Yunani yaitu curir yang arti- Landasan pengembangan kuri-
nya "pelari" dan curere yang berarti kulum pada hakikatnya merupakan
"tempat berpacu". Istilah kurikulum faktor-faktor yang harus dipertim-
berasal dari dunia olahraga, terutama bangkan pada waktu mnegembang-
pada bidang atletik pada zaman kan suatu kurikulum (Hemawan,
Romawi Kuno di Yunani. Adapun 2010: 2-3).
dalam bahasa Perancis, istilah kuri- Adapun landasan pengembangan
kulum berasal dari kata Courier yang kurikulum pendidikan tinggi itu
berarti berlari. Berarti kurikulum terdapat empat landasan, yaitu
adalah suatu jarak yang harus landasan filosofis, psikologis, sosio-
ditempuh untuk memperoleh medali logis dan dan ilmu pengetahuan dan
atau penghargaan. Jarak yang harus teknologi.
ditempuh tersebut kemudian diubah Filsafat berasal dari bahasa Yunani
menjadi program pendidikan. Pro- kuno, yaitu dari kata "philos" dan
gram tersebut berisi mata kuliah yang "shopia". Philos artinya cinta yang
harus ditempuh Mahasiswa selama mendalam dan shopia adalah kearif-
kurun waktu tertentu (Arifin, 2012: an atau kebijaksanaan. dengan
5-6). Secara terminologi istilah demikian secara harfiah dapat diarti-
kurikulum adalah sejumlah mata kan sebagai cinta yang mendalam
kuliah yang harus ditempuh atau akan kearifan. Sebagia suatu landas-
diselesaikan peserta didik di lembaga an fundamental, filsafat memegang
pendidikan untuk memperoleh peranan penting dalam proses pe-
ijazah. ngembangan kurikulum. Filsafat
Muhaimin (2010: 1-3) menye- dapat menentukan ke arah dan tujuan
butkan bahwa kurikulum lebih mene- pendidikan. Dengan filsafat sebagai
kankan pada isi mata kuliah, dalam pandangan hidup atau value system,
64 Suparyono, M. , Transformasi Kompetensi Abad Ke-21. . .

maka dapat ditentukan mau dibawa kulum maka, peran sosiologi dengan
kemana mahasiswa dalam sebuah kurikulum itu sendiri, dengan tujuan
perguruan tinggi (Arif, 2009). agar siswa atau masyarakat dapat
Kurikulum pendidikan tinggi bersosialisasi lebih luas untuk
haruslah dikembangkan berdasarkan mendapatkan pengaruh tekanan
latar belakang psikologis peserta masyarakat terhadap pendidikan dan
didik dan keseluruhan lingkungan- tidak bertentangan dengan nilai-nilai
nya, agar pengalaman belajar yang yang berlaku dalam masyarakat.
diperoleh mempunyai makna dan Dalam landasan pengembangan
tujuan (Syaiful, 2009). Dalam kurikulum harus mengikuti salah
mengembangkan iklim perkuliahan satu prinsip yakni relevansi maksud-
maka dalam mata kuliah harus sesuai nya pengalaman belajar yang relevan
dengan psikologisnya. Penyusunan dengan kebutuhan masyarakat.
kurikulum hendaknya terdiri dari Relevansi terbagi menjadi dua, yaitu:
unit-unit yang luas menyeluruh, serta a. Relevansi internal: setiap kuri-
memadukan pola pengalaman yang kulum harus memiliki keserasian
bermakna dan bertujuan. Dalam antara komponen-kompo-nennya. b.
proses penyusunan dan pelaksanaan Relevansi eksternal: relevan dengan
kurikulum diberikan serangkaian perkembangan zaman, relevan
pengalaman, yang melibatkan dosen dengan tuntutan dunia pekerjaan,
dan mahasiswa secara bersama, perkembangan dalam bidang ilmu
sehingga diharapkan akan mendo- pengetahuan dan tekhnologi telah
rong keberhasilan belajar mahasis- mampu merubah tatanan kehidupan
wa. manusia, sehingga dunia pekerjaan
Berbicara mengenai landasan membutuhkan lulusan yang banyak
sosiologis sebuah kurikulum, sedikit mengetahui IPTEK.
banyak bersinggungan dengan kea- 2. Kompetensi Abad ke-21
daan sosial, masyarakat dan budaya. Berkaitan dengan kompetensi
Karena faktanya, budaya tidak bisa abad ke-21 perlu diperhatikan hasil
dilepaskan dari aspek sosial kema- penelitian Trilling dan Fadel (2009)
syarakatan. Budaya merupakan hasil yang menunjukkan bahwa tamatan
dari interaksi sosial yang terjadi pendidikan tinggi masih kurang
melalui ide-ide yang muncul dari kompeten dalam hal: (1) komunikasi
sebuah komunitas manusia. Para oral maupun tertulis, (2) berpikir
pengembang kurikulum itu sendiri kritis dan mengatasi masalah, (3)
memiliki tugas untuk mempelajari etika bekerja dan profesionalisme,
dan memahami kebutuhan masyara- (4) bekerja secara tim dan berkola-
kat. Adapun apabila kita menghu- borasi, (5) bekerja di dalam kelom-
bungkan dengan sosiologi dan kuri- pok yang berbeda, (6) menggunakan
TANGGON KOSALA EDISI KHUSUS, Juli 2018 65
teknologi dan (7) manajemen projek untuk menciptakan pengetahuan
dan kepemimpinan. Hal ini diperkuat baru.
dengan survai yang dilakukan oleh Wagner (2010) dan Change Lea-
ASEAN Business Outlook Survey ta- dership Group dari Universitas
hun 2014 yang menunjukkan bahwa Harvard mengidentifikasi kompe-
Indonesia memiliki tenaga kerja tensi dan keterampilan bertahan
dengan keahlian rendah dan murah. hidup yang diperlukan oleh siswa
Pekerjaan di abad 21 bersifat dalam menghadapi kehidupan, dunia
lebih internasional, multikultural dan kerja dan kewarganegaraan di abad
saling berhubungan. Pada abad ke-21 ditekankan pada tujuh (7)
terakhir ini telah terjadi pergeseran keterampilan berikut: (1) kemam-
yang signifikan dari layanan manu- puan berpikir kritis dan pemecahan
faktur kepada layanan yang mene- masalah, (2) kolaborasi dan kepe-
kankan pada informasi dan pengeta- mimpinan, (3) ketangkasan dan
huan (Alwasilah, 1994). Pengetahu- kemampuan beradaptasi, (4) inisiatif
an itu sendiri tumbuh dan meluas dan berjiwa entrepeneur, (5) mampu
secara eksponensial. Teknologi berkomunikasi efektif baik secara
informasi dan komunikasi telah oral maupun tertulis, (6) mampu
mengubah cara belajar, sifat pekerja- mengakses dan menganalisis infor-
an yang dapat dilakukan dan makna masi dan (7) memiliki rasa ingin tahu
hubungan sosial. Pengambilan kepu- dan imajinasi.
tusan bersama, berbagi informasi, US-based Apollo Education
berkolaborasi, berinovasi dan kece- Group mengidentifikasi sepuluh (10)
patan bekerja menjadi aspek yang keterampilan yang diperlukan oleh
sangat penting pada saat ini. Siswa siswa untuk bekerja di abad ke-21,
diharapkan tidak lagi berfokus untuk yaitu keterampilan berpikir kritis,
berhasil dalam melakukan peker- komunikasi, kepemimpinan, kolabo-
jaan-pekerjaan manual atau pekerja- rasi, kemampuan beradaptasi, pro-
an rutin berbantuan mesin ataupun duktivitas dan akuntabilitas, inovasi,
juga pekerjaan yang mengandalkan kewarganegaraan global, kemampu-
pasar tenaga kerja murah. Saat ini, an dan jiwa entrepre-neurship, serta
indikator keberhasilan lebih didasar- kemampuan untuk mengakses,
kan pada kemampuan untuk berko- menganalisis dan mensintesis infor-
munikasi, berbagi dan menggunakan masi (Barry, 2012).
informasi untuk memecahkan masa- Berkaitan dengan keterampilan
lah yang kompleks, dapat beradaptasi Abad ke-21, Delors Report (1996)
dan berinovasi dalam menanggapi dari International Commission on
tuntutan baru dan mengubah keadaan Education for the Twenty-first
dan memperluas kekuatan teknologi Century, mengajukan empat visi
66 Suparyono, M. , Transformasi Kompetensi Abad Ke-21. . .

pembelajaran yaitu pengetahuan, rampilan, kreatif dan adaptif, serta


pemahaman, kompetensi untuk mampu mentrasformasikan semua
hidup dan kompetensi untuk bertin- aspek tersebut ke dalam keteram-
dak. Selain visi tersebut juga diru- pilan yang berharga.
muskan empat prinsip yang dikenal Learning to be adalah kemam-
sebagai empat pilar pendidikan yaitu puan menanggapi kegagalan serta
learning to know, lerning to do, konflik dan krisis, serta siap
learning to be dan learning to live menghadapi dan mengatasi masalah
together. Kerangka pemikiran ini sulit di abad ke-21. Secara khusus,
dirasa masih relevan dengan kepen- generasi muda harus mampu bekerja
tingan pendidikan saat ini dan dapat dan belajar bersama dengan beragam
dikembangkan sesuai dengan keper- kelompok dalam berbagai jenis
luan di abad ke-21. pekerjaan dan lingkungan sosial dan
Pada bagian berikut dijelaskan mampu beradaptasi dengan perubah-
sekilas tentang kompetensi dan an zaman. Keterampilan sosial dan
keterampilan sesuai empat pilar lintas budaya penting dalam mewu-
pendidikan Abad ke-21 yang terdapat judkan kesuksesan di sekolah
pada Delors Report. maupun kehidupan. Keterampilan ini
Learning to know adalah belajar memungkinkan individu untuk
mengetahui. Hal ini merupakan berinteraksi secara efektif dengan
kegiatan untuk memperoleh, mem- orang lain, bekerja secara efektif
perdalam dan memanfaatkan materi dalam sebuah tim yang memiliki
pengetahuan. Penguasaan materi anggota beragam, berpikiran terbuka
merupakan salah satu hal penting terhadap ide-ide dan nilai-nilai yang
bagi siswa di abad ke-21. Siswa juga berbeda dan menggunakan perbeda-
harus memiliki kemauan untuk an sosial dan budaya untuk meng-
belajar sepanjang hayat. Siswa harus hasilkan ide-ide, inovasi dan kualitas
siap untuk selalu belajar ketika kerja yang lebih baik. Kemampuan
menghadapi situasi baru yang berempati juga termasuk keteram-
memerlukan keterampilan baru. pilan sosial yang diharapkan tumbuh
Learning to do adalah kemam- di kehidupan abad ke-21. Anak-anak
puan untuk menyesuaikan diri dan pada umumnya memperoleh kete-
beradaptasi dalam masyarakat yang rampilan sosial yang positif melalui
berkembang sangat cepat. Setiap interaksi sehari-hari dengan orang
individu perlu belajar berkarya. dewasa dan teman sebaya mereka.
Siswa maupun orang dewasa sama- Namun, guru dan orang tua harus
sama memerlukan pengetahuan memperkuat pembelajaran ini
akademik dan terapan, dapat meng- dengan teladan secara langsung.
hubungkan pengetahuan dan kete- Learning to live together
TANGGON KOSALA EDISI KHUSUS, Juli 2018 67
menunjukkan bahwa siswa yang karan ide-ide global untuk melawan
bekerja secara kooperatif dapat potensi diskriminasi karena suku,
mencapai level kemampuan yang jenis kelamin atau usia.
lebih tinggi jika ditinjau dari hasil 3. Kompetensi Abad ke-21 sebagai
pemikiran dan kemampuan untuk Kurikulum Tersembunyi (Hid-
menyimpan informasi dalam jangka den Curricullum)
waktu yang panjang dari pada siswa Undang-Undang Sistem Pendi-
yang bekerja secara individu. Belajar dikan Nasional No. 20 Tahun 2003
bersama akan memberikan kesem- pasal 1 ayat (19) menyatakan bahwa:
patan bagi siswa untuk terlibat aktif "Kurikulum adalah seperangkat
dalam diskusi, senantiasa memantau rencana dan pengaturan mengenai
strategi dan pencapaian belajar tujuan, isi dan bahan pelajaran serta
mereka dan menjadi pemikir kritis. cara yang digunakan sebagai pedo-
Keterampilan bekerja dalam sebuah man penyelenggaraan pembelajaran
tim melibatkan rasa hormat dan untuk mencapai tujuan pendidikan
menghargai permasalahan orang lain tertentu". Dalam beberapa pendapat,
dan budaya yang berbeda dari budaya pemahaman tentang kurikulum dapat
mereka, sehingga mereka akan dikelompokkan menjadi dua, yaitu
memperoleh keterampilan sosial dan (1) kelompok yang memandang
lintas budaya. Hal ini juga akan kurikulum sebagai suatu rencana
membangun kesadaran dan pengeta- atau bahan tertulis yang dapat
huan tentang perbedaan yang ada di dijadikan pedoman pelaksanaan
antara individu dan masyarakat. pendidikan dan (2) kelompok yang
Hasil survei Conference Board memandang kurikulum sebagai
(2006) menemukan bahwa profesio- program yang direncanakan dan
nalisme, etika kerja yang baik, dilaksanakan dalam situasi yang
komunikasi secara lisan dan tertulis, nyata di kelas.
kerja tim, kolaborasi, berpikir kritis Sehubungan dengan pengertian
dan kemampuan memecahkan kurikulum tersebut, maka fungsi
masalah merupakan keterampilan kurikulum difokuskan pada tiga
paling penting. Keterampilan- aspek berikut, yaitu (1) kurikulum
keterampilan ini memungkinkan se- sebagai alat untuk mencapai sepe-
seorang mendapatkan nilai lebih di rangkat tujuan pendidikan yang
mata kolega sekaligus berkembang diinginkan dan sebagai pedoman
di lingkungan kerja yang kolaboratif. dalam mengatur kegiatan sehari-hari,
Di antara kompetensi penting di (2) kurikulum sebagai pemeliharaan
Abad ke-21 adalah kemampuan proses pendidikan dan penyiapan
untuk membantu perkembangan tenaga kerja dan (3) kurikulum
kerjasama interdisipliner dan pertu- sebagai sebagai keikutsertaan dalam
68 Suparyono, M. , Transformasi Kompetensi Abad Ke-21. . .

memperlancar pelaksanaan program berlaku, namun menerapkan juga


pendidikan dan kritik yang mem- kurikulum tersembunyi yang wujud-
bangun dalam penyempurnaan pro- nya tidak tercantum dalam kuri-
gram yang serasi. kulum formal.
Terdapat dua hal yang dapat di- Kurikulum Tersembunyi (Hid-
pahami dalam pengertian kurikulum, den Curricullum) secara umum dapat
yaitu kurikulum pada aspek program dideskripsikan sebagai hasil (sam-
atau rencana, yang pada hakikatnya pingan) dari pendidikan dalam latar
adalah kurikulum ideal (ideal curri- sekolah atau luar sekolah, khususnya
culum) dan kurikulum pada aspek hasil yang dipelajari tetapi tidak
pengalaman belajar siswa, yang pada secara tersurat dicantumkan sebagai
hakikatnya adalah kurikulum actual tujuan. Kurikulum tersembunyi juga
(actual curricullum). Kurikulum dapat merujuk pada transmisi norma,
ideal merupakan kurikulum yang nilai dan kepercayaan yang disam-
menggambarkan cita-cita dalam paikan baik dalam isi pendidikan
bidang pendidikan. Kurikulum ideal formal, nonformal dan informal
ini diharapkan dapat dilaksanakan dengan adanya interaksi sosial.
dan berfungsi sebagai acuan atau Kurikulum tersembunyi (hidden
pedoman guru dalam proses pembe- curricullum) juga dapat diartikan
lajaran. Sedangkan kurikulum aktual sebagai kurikulum yang tidak diren-
merupakan kurikulum yang disajikan canakan, kurikulum yang tidak
di hadapan kelas atau yang dilaksana- tercantum dalam kurikulum formal.
kan oleh guru di sekolah. Kurikulum Kurikulum tersembunyi tersebut
aktual ini merupakan penjabaran dari tidak tampak, tetapi dialami, dirasa-
kurikulum resmi/formal ke dalam kan dan mampu mempengaruhi dan
pengembangan program pembela- membentuk karakter peserta didik.
jaran, dimana kurikulum aktual Menurut Bellack dan Kiebard
secara riil dapat dilaksanakan oleh Hidden curricullum memiliki tiga
guru sesuai dengan kondisi yang ada. dimensi (Bellack dan Kiebard dalam
Termasuk di dalam kurikulum aktual Wina Sanjaya, 2011:26), antara lain:
ini adalah kurikulum tersembunyi (1) Hidden curricullum dapat
(hidden curricullum) karena kuriku- menunjukkan suatu hubungan seko-
lum tersembunyi ini disajikan dan lah yang terdiri dari interaksi guru,
dialami oleh siswa di sekolah baik di peserta didik, maupun keseluruhan
kelas ataupun di luar kelas. sistem sosial di sekolah, (2) Hidden
Dalam proses pendidikan dan curricullum dapat menjelaskan
pembelajaran, sekolah sebagai sebuah proses implementasi di dalam
lembaga pendidikan formal tidak maupun di luar sekolah meliputi yang
hanya menerapkan kurikulum yang terdiri dari hal-hal yang memiliki
TANGGON KOSALA EDISI KHUSUS, Juli 2018 69
nilai tambah, sosialisasi dan pemeli- memiliki rasa ingin tahu dan imaji-
haraan struktur kelas dan (3) Hidden nasi. Ketujuh keterampilan tersebut
curricullum juga dapat memuncul- juga bukan materi yang harus
kan proses yang tidak diharapkan dipelajari tetapi kebiasaan dan sikap
(unintended) dari penyusunan kuri- yang harus dibudayakan dalam
kulum dalam kaitannya dengan proses pembelajaran, baik di dalam
fungsi sosial pendidikan. lembaga pendidikan maupun di luar
Kompetensi Abad ke-21, misal- lembaga pendidikan. Jadi materi apa
nya yang diungkapkan oleg Trilling pun, baik dalam ranah pengetahuan
dan Fadel adalah (1) komunikasi oral maupun keterampilan dapat diman-
maupun tertulis, (2) berpikir kritis faatkan untuk menginternalisasikan
dan mengatasi masalah, (3) etika kompetensi abad ke-21 sebagai
bekerja dan profesionalisme, (4) kurikulum tersembunyi.
bekerja secara tim dan berkolaborasi, Selain itu, pendidikan dan
(5) bekerja di dalam kelompok yang pembelajaran pada abad ke-21 juga
berbeda, (6) menggunakan teknologi harus didasarkan pada empat pilar,
dan (7) manajemen projek dan kepe- yaitu (1) learning to think, (2)
mimpinan bukan merupakan materi learning to do, (3) learning to be dan
pembelajaran yang diajarkan kepada (4) learning to live together. Kempat
peserta didik. Keterampilan-kete- pilar pembelajaran tersebut oleh
rampilan tersebut dikuasai dalam UNESCO disebut sebagai sokoguru
proses pembelajaran untuk materi dari manusia abad ke-21 dalam
apa saja karena kompetensi tersebut menghadapi arus informasi dan
merupakan cara berkikir, bekerja dan transformasi kehidupan yang terus-
aktivitas. Oleh karena itu, keteram- menerus berubah. Pertama, dalam
pilan tersebut dapat dikatakan seba- belajar berpikir (learning to think)
gai kurikulum tersembunyi. ditunjukkan bahwa arus informasi
Kompetensi Abad ke-21 menurut yang begitu cepat berubah dan
Wagner (2010) dan Change Leader- semakin lama semakin banyak tidak
ship Group dari Universitas Har- mungkin lagi dikuasai oleh manusia
vard, yaitu (1) kemampuan berpikir karena kemampuan otaknya yang
kritis dan pemecahan masalah, (2) terbatas. Oleh karena itu, proses
kolaborasi dan kepemimpinan, (3) pendidikan dan pembelajaran yang
ketangkasan dan kemampuan ber- terus-menerus sepanjang hayat ialah
adaptasi, (4) inisiatif dan berjiwa bagaimana berpikir. Dengan sendiri-
entrepeneur, (5) mampu berkomuni- nya, proses pendidikan dan peng-
kasi efektif baik secara oral maupun ajaran yang hanya membeo tidak
tertulis, (6) mampu mengakses dan mempunyai tempat lagi dalam era
menganalisis infor-masi dan (7) informasi global di Abad ke-21.
70 Suparyono, M. , Transformasi Kompetensi Abad Ke-21. . .

Kedua, menuju Indonesia baru, lem- tanggung jawabnya (Surya, 1997:


baga pendidikan menuntut manusia 19).
yang bukan hanya dapat berpikir Keempat, learning to live toge-
melainkan juga manusia yang dapat ther, -- dunia yang semakin mengecil
berbuat (to do). Manusia yang dapat dan semakin bersatu akan mende-
berbuat adalah manusia yang ingin katkan kelompok-kelompok dan
memperbaiki kualitas hidup dan anggota masyarakat, kelompok etnis,
kehidupannya. Dengan berbuat dia kelompok budaya/tradisi, kelompok
dapat menciptakan produk-produk agama dan kelompok bangsa sema-
baru dan meningkatkan kualitas kin dekat satu dengan yang lain. Oleh
produk-produk tersebut. Tanpa karena itu, mereka harus dapat
berbuat, suatu pemikiran atau konsep belajar untuk dapat hidup bersama.
tidak akan mempunyai makna yang Hidup bersama artinya mengetahui,
berarti dan fungsional bagi kehi- menghargai dan memahami adanya
dupan. Kehidupan manusia Indone- perbedaan serta satu sama lain saling
sia baru adalah kehidupan yang menghargai dan memahaminya
mementingkan kualitas. Kualitas sebagai milik seluruh umat manusia
tersebut apakah bentuknya dalam dan bukan sebagai dasar untuk
suatu produk atau suatu service memecah belah kehidupan manusia
adalah hasil karya seorang akade- (disintegrasi).
misi. Dalam era Indonesia baru tidak Proses pendidikan yang dijalan-
ada lagi tempat bagi manusia yang kan dengan empat pilar paradigma itu
tidak dapat berkarya, termasuk diharapkan mampu menciptakan
menelorkan dan mempublikasikan anak-anak bangsa yang maju, man-
karya-karya ilmiah yang berkualitas diri, tanpa kehilangan jati diri sebagai
apalagi dapat mematenkannya. pribadi, warga masyarakat, bangsa
Ketiga, learning to be, yaitu dan warga dunia. Kebijakan dalam
belajar untuk mengaktualisasikan pengembangan sistem pendi-dikan
diri. Artinya, setiap manusia di muka guru tidak sekadar menem-patkan
bumi ini secara sadar belajar bagai- pendidikannya dalam arti adminis-
mana untuk tetap hidup sebagai tratif, tetapi juga harus memperl-
individu dengan kepribadian yang akukan lembaga pendidikan guru
memiliki pertimbangan dan tang- sebagai pusat pendidikan dan pem-
gung jawab pribadi, sosial dan moral- belajaran, pusat riset dan pusat
nya. Termasuk ke dalam learning to penyebaran ipteks dan budaya.
be ini adalah belajar untuk menyadari
dan mewujudkan diri sebagai warga C. Penutup
negara yang berbudaya dan beradab, Proses belajar mengajar semua
dengan segala konsekuensi dan mata kuliah, baik teori maupun
TANGGON KOSALA EDISI KHUSUS, Juli 2018 71
praktik di Akpol sebagai bentuk kolaborasi dan kepemimpinan, (3)
implementasi kurikulum yang ber- ketangkasan dan kemampuan ber-
laku dapat dimodifikasi untuk adaptasi, (4) inisiatif dan berjiwa
memaksimalkan munculnya dampak entrepeneur, (5) kemampuan berko-
pengiring pembelajaran. Dampak munikasi efektif baik secara oral
pengiring pembelajaran dapat dide- maupun tertulis, (6) kemampuan
sain agar taruna terbiasa berpikir, mengakses dan menganalisis infor-
bersikap dan bertindak sesuai dengan masi dan (7) memiliki rasa ingin tahu
tuntutan kompetensi Abad ke-21. dan imajinasi. Ketujuh keterampilan
Kompetensi Abad ke-21 yang perlu tersebut juga bukan materi yang
dibiasakan dalam proses pembe- harus dipelajari tetapi kebiasaan dan
lajaran di Akpol, adalah pembiasaan sikap yang harus dibudayakan dalam
empat pilar pendidikan, yakni (1) proses pembelajaran, baik di dalam
learning to think, (2) learning to do, lembaga pendidikan maupun di luar
(3) learning to be dan (4) learning to lembaga pendidikan. Jadi materi apa
live together. Dalam proses im- pun, baik dalam ranah pengetahuan
plementasi empat pilar pendidikan maupun keterampilan dapat diman-
Abad ke-21 tersebut, dapat ditum- faatkan untuk menginternalisasikan
buhkembangkan keterampilan berpi- kompetensi abad ke-21 sebagai
kir kritis dan pemecahan masalah, (2) kurikulum tersembunyi.

DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, A. Ch. (1994). "Teknologi Pengajaran dalam Sistem Pendidikan


Kita", Media Indonesia, edisi 8 Juni 1994.
Arif Rohman. (2009). Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan.
Yogyakarta: LaksBang Mediatama.
Arifin, HM. 2012. Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama. Jakarta : Bulan Btg
Barrett, K. E. , Barman, S. M. , Boitano, S. , and Brooks, H. L. , 2010. Ganong's
Review of Medical Physiology. 23rd ed. New York: The McGraw-Hill
Companies, Inc.
Barry, Peter. 2010. Beginning Theory. Jalasutra: Yogyakarta.
Delors, Jacques. (1996). "Learning": The Treasure Within, Report to
UNESCO of the International Commission on Education for the Twenty
First Century. Paris: UNESCO Publishing
Hermawan Kartajaya. 2010. Brand Operation The Official MIM Academy
course book. Jakarta : Esesnsi Erlangga Group.
72 Suparyono, M. , Transformasi Kompetensi Abad Ke-21. . .

Muhaimin. 2010. Manajemen Pendidikan "Aplikasinya dalam Penyusunan


Rencana Pengembangan Sekolah/Madrasah". Jakarta: Kencana Pernada
Redeker, G. 1991. Review Article: Linguistis Markers of Disscourse Structure.
Linguistics Volume 29. No. 6 pp. 1139-1172.
Sagala, Syaiful. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : CV.
ALFABETA
Sanjaya, Wina. (2010). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta : Prenada Media Group
Wagner, John A. & Hollenbeck, John R. 2010 Organizational Behavior
Securing Competitive Advantage. New Yor: Routledge.
MENJAGA KEBERAGAMAN DI INDONESIA

Oleh Agus Leksono1

ABSTRAK
Indonesia adalah negara kesatuan yang penuh dengan keragaman. Indonesia terdiri atas
beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan, dll.
Namun Indonesia mampu mepersatukan bebragai keragaman itu sesuai dengan
semboyan bangsa Indonesia "Bhineka Tunggal Ika" yang berarti berbeda-beda tetapi
tetap satu jua. Sebagai masyarakat majemuk, Indonesia memiliki dua kecenderungan
atau dampak akibat keberagaman budaya tersebut, yankni keuntungan dan kerugian.
Keuntungan dengan adanya keberagaman budaya di Indonesia adalah (1) dapat
mempererat tali persaudaraan; (2) menjadi aset wisata yang dapat menghasilkan
pendapatan Negara; (3) memperkaya kebudayaan nasional; (4) sebagai identitas negara
Indonesia di mata seluruh negara di dunia; (5) dapat dijadikan sebagai ikon pariwisata
sehingga para wisatawan dapat tertarik dan berkunjung ke Indonesia; (6) dengan
banyaknya wisatawan maka dapat menciptkan lapangan pekerjaan; (7) sebagai
pengetahuan bagi seluruh warga di dunia; (8) sebagai media hiburan yang mendidik; (9)
timbulnya rasa nasionalisme warga negara terhadap negara Indonesia; dan (10) membuat
Indonesia terkenal dimata dunia berkat keberagaan budaya yang kita miliki. Pada satu
sisi, adanya keberagaman juga berpotensi merugikan kehidupan berbangsa dan
bernegara. Potensi negatif tersebut berupa (1) berkembangnya perilaku konflik di antara
berbagai kelompok etnik dan (2) pemaksaan oleh kelompok kuat sebagai kekuatan utama
yang mengintegrasikan masyarakat. Mengahadapi kondisi yang demikian, kita sebagai
anggota masyarakat harus selalu menjaga keberagaman ini berada pada tataran
kecenderungan positif. Cara yang dapat kita tempuh adalah (1) memahami benar hakikat
keberagaman tersebut secara baik dan (2) meningkatakan kemampuan berkomunikasi
secara efektif kepada masyarakat lain yang nota bene berbeda suku, agama, golongan,
atau kebudayaannya.

Kata Kunci: keberagaman masyarakat, keberagaman budaya, literasi, komunikasi

A. PENDAHULUAN ada di bumi Indonesia. Keragaman


Indonesia adalah negara kesatuan budaya di Indonesia adalah sesuatu
yang penuh dengan keragaman. yang tidak dapat dipungkiri ke-
Indonesia terdiri atas beraneka ragam beradaannya. Dalam konteks pe-
budaya, bahasa daerah, ras, suku mahaman masyarakat majemuk,
bangsa, agama dan kepercayaan, dll. selain kebudayaan kelompok suku
Namun Indonesia mampu mepersa- bangsa, masyarakat Indonesia juga
tukan bebragai keragaman itu sesuai terdiri dari berbagai kebudayaan
dengan semboyan bangsa Indonesia daerah bersifat kewilayahan yang
"Bhineka Tunggal Ika" yang berarti merupakan pertemuan dari berbagai
berbeda-beda tetapi tetap satu jua. kebudayaan kelompok sukubangsa
Keragaman budaya (cultural yang ada didaerah tersebut. Dengan
diversity) adalah keniscayaan yang jumlah penduduk 250 juta orang
1)Kompol Agus Leksono, S. Sos. adalah Paur Bid Pengsos Akademi Kepolisian
74 Agus Leksono, Menjaga Keberagaman di Indonesia

lebih dimana mereka tinggal tersebar karena adanya perbedaan etnik,


di pulau-pulau di Indonesia. Mereka budaya, agama dan bahasa. Kedua,
juga mendiami dalam wilayah de- diferensiasi yang disebabkan oleh
ngan kondisi geografis yang ber- perbedaan struktural (structural
variasi. Mulai dari pegunungan, te- differentiation) yang disebabkan oleh
pian hutan, pesisir, dataran rendah, adanya perbedaan kemampuan untuk
pedesaan, hingga perkotaan. Hal ini mengakses potensi ekonomi dan
juga berkaitan dengan tingkat per- politik antar etnik yang menyebab-
adaban kelompok-kelompok suku kan kesenjangan sosial antaretnik.
bangsa dan masyarakat di Indonesia Dengan keanekaragaman kebuda-
yang berbeda-beda . yaannya Indonesia dapat dikatakan
Pertemuan-pertemuan dengan mempunyai keunggulan dibanding-
kebudayaan luar juga mempengaruhi kan dengan negara lainnya. Sebagai
proses asimilasi kebudayaan yang masyarakat majemuk, Indonesia
ada di Indonesia sehingga menambah memiliki dua kecenderungan atau
ragamnya jenis kebudayaan yang ada dampak akibat keberagaman budaya
di Indonesia. Kemudian juga ber- tersebut, yankni keuntungan dan
kembang dan meluasnya agama- kerugian. Dalam dijelaskan beberapa
agama besar di Indonesia turut keuntungan dengan adanya keber-
mendukung perkembangan kebuda- agaman budaya di Indonesia, yaitu
yaan Indonesia sehingga memcer- sebagai berikut.
minkan kebudayaan agama tertentu. 1. Dapat mempererat tali persau
Bisa dikatakan bahwa Indonesia daraan.
adalah salah satu negara dengan 2. Menjadi aset wisata yang dapat
tingkat keaneragaman budaya atau menghasilkan pendapatan Nega-
tingkat heterogenitasnya yang tinggi. ra.
Tidak saja keanekaragaman budaya 3. Memperkaya kebudayaannasio-
kelompok sukubangsa namun juga nal.
keanekaragaman budaya dalam 4. Sebagai identitas negara Indo-
konteks peradaban, tradsional hingga nesiadi mata seluruh negara di
ke modern dan kewilayahan. dunia.
Potensi keberagaman budaya ini 5. Dapat dijadikan sebagai ikon
pada satu sisi merupakan keun- pariwisata sehingga para wisata-
tungan, tetapi pada sisi lain juga ada wan dapat tertarik dan berkun-
kerugian. Pola kemajemukan masya- jung ke Indonesia.
rakat Indonesia dapat dibedakan 6. Dengan banyaknya wisatawan
menjadi dua. Pertama, diferensiasi maka dapat menciptkan lapangan
yang disebabkan oleh perbedaan adat pekerjaan.
istiadat (custom differentiation) 7. Sebagai pengetahuan bagi
TANGGON KOSALA EDISI KHUSUS, Juli 2018 75
seluruh warga di dunia. Selama ini rakyat Aceh merasa
8. Se bagai media hiburan yang terpinggirkan untuk mendapatkan
mendidik. akses seluruh kekayaan alam Aceh
9. Timbulnya rasa nasionalisme yang melimpah ditambah adanya
warga negara terhadap negara sikap primordialisme dan
Indonesia. etnosentrisme masyarakat Aceh yang
10. Membuat Indonesia terkenal sangat kuat.
dimata dunia berkat keberagaan Pola etnopolitic conflict dapat
budaya yang kita miliki. terjadi dalam dua dimensi, yaitu
Pada satu sisi, adanya keber- pertama, konflik di dalam tingkatan
agaman juga berpotensi merugikan ideologi. Konflik ini terwujud dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. bentuk konflik antara sistem nilai
Potensi negatif tersebut berupa (1) yang dianut oleh pendukung suatu
berkembangnya perilaku konflik di etnik serta menjadi ideologi dari
antara berbagai kelompok etnik dan kesatuan sosial. Kedua, konflik yang
(2) pemaksaan oleh kelompok kuat terjadi dalam tingkatan politik.
sebagai kekuatan utama yang meng- Konflik ini terjadi dalam bentuk
integrasikan masyarakat. pertentangan dalam pembagian akses
Kemajemukan kebudayaan sela- politik dan ekonomi yang terbatas
lu menyimpan dan menyebabkan dalam masyarakat.
terjadinya potensi konflik antaretnik Perbedaan kesejarahan, geo-gra-
yang bersifat laten (tidak disadari) fis, pengetahuan, ekonomi, peranan
maupun manifes (nyata) yang dise- politik dan kemampuan untuk
babkan oleh adanya sikap etno- mengembangkan potensi kebuda-
sentrisme, primordialisme dan ke- yaannya sesuai dengan kaidah yang
senjangan sosial. Salah satu gejala dimiliki secara optimal sering me-
yang selalu muncul dalam masya- nimbulkan dominasi etnik dalam
rakat majemuk adalah terjadinya struktur sosial maupun struktur
ethnopolitic conflict berbentuk politik, baik dalam tingkat lokal
gerakan separatisme yang dilakukan maupun nasional. Dominasi etnik
oleh kelompok etnik tertentu. tersebut pada akhirnya melahir-kan
Etnopolitic conflict dapat dilihat dari kebudayaan dominan (dominant
terjadinya kasus Gerakan Aceh culture) dan kebudayaan tidak domi-
Merdeka (GAM). Gerakan perlawan- nan (inferior culture) yang akan
an ini bukan hanya timbul karena melahirkan konflik antaretnik yang
didasari oleh adanya ketidakpuasan berkepanjangan. Dominasi etnik dan
secara politik masyarakat Aceh yang kebudayaan dalam suatu masyarakat
merasa hak-hak dasarnya selama ini apabila dimanfaatkan untuk kepen-
direbut oleh pemerintah pusat. tingan golongan selalu melahirkan
76 Agus Leksono, Menjaga Keberagaman di Indonesia

konflik yang bersifat horizontal dan negara Indonesia. Keberagaman


vertikal. merupakan anugerah yang patut
Ciri khas masyarakat majemuk disyukuri karena tidak mudah
seperti keanekaragaman suku bangsa mengelola keberagaman di Indone-
telah menghasilkan adanya potensi sia. Pemerintah dan seluruh warga
konflik antarsuku bangsa dan antara negara Indonesia sebaiknya mendo-
pemerintah dengan suatu masyarakat rong keragaman itu menjadi sebuah
suku bangsa. Potensi-potensi konflik kekuatan guna mewujudkan persa-
tersebut merupakan permasalahan tuan dan kesatuan bangsa. Meng-
yang ada seiring dengan sifat suku hormati keberagaman adalah sikap
bangsa yang majemuk. Selain itu, terpuji sebagaimana Tuhan mencip-
pembangunan yang berjalan selama takan makhluknya yang beraneka
ini menimbulkan dampak berupa ragam pula.
terjadinya ketimpangan regional Ada beberapa bentuk keber-
(antara Pulau Jawa dengan luar agaman di Indonesia, yakni keber-
Jawa), sektoral (antara sektor industri agaman suku bangsa, keberagaman
dengan sektor pertanian), antarras agama dna kepercayaan, keberagam-
(antara pribumi dan nonpribumi) dan an ras dan keberagaman golongan .
antarlapisan (antara golongan kaya 1. Keberagaman Suku Bangsa
dengan golongan miskin) . Menurut Koentjaraningrat, suku
Adanya dua kecenderungan itu bangsa berarti sekelompok manusia
mewajibkan kita sebagai masyarakat yang memiliki kesatuan budaya dan
sekaligus warga negara Indonesia terikat oleh kesadaran dan identitas
untuk menjaga agar keragaman tersebut. Kesadaran dan identitas
budaya yang ada di Indonesia ini biasanya dikuatkan oleh kesatuan
selalu berada pada kecenderungan bahasa. Jadi, suku bangsa merupakan
yang positif. gabungan sosial yang dibedakan dari
golongan-golongan sosial karena
B. KEBERAGAMAN DI INDO- mempunyai ciri-ciri paling mendasar
NESIA dan umum berkaitan dengan asal usul
Keberagaman adalah suatu kon- dan tempat asal serta kebudayaan .
disi dalam masyarakat yang terdapat Ciri-ciri mendasar yang membe-
banyak perbedaan dalam berbagai dakan suku bangsa yang satu dengan
bidang. Perbedaan tersebut dalam hal lainnya, antara lain bahasa daerah,
suku bangsa, ras, agama, keyakinan, adat istiadat, sistem kekerabatan,
ideologi politik, sosial-budaya dan kesenian daerah dan tempat asal.
ekonomi. Keanekaragaman yang Beberapa suku bangsa di Indonesia
dimiliki bangsa Indonesia merupa- berdasarkan asal daerah tempat
kan kekayaan dan keindahan wilayah tinggal antara lain di Pulau Sumatra
TANGGON KOSALA EDISI KHUSUS, Juli 2018 77
terdapat suku Aceh, Gayo Alas, Istilah ras berasal dari bahasa
Batak, Minangkabau dan Melayu. Di Inggris, race. Dalam Undang-Un-
Pulau Jawa terdapat suku Jawa, dang Nomor 40 Tahun 2008 tentang
Sunda, Badui dan Madura. Di "Penghapusan Diskriminasi Ras dan
Kalimantan terdapat suku Dayak. Di Etnis", disebutkan bahwa ras adalah
Sulawesi terdapat suku Bugis, Mana- golongan bangsa berdasarkan ciri-
do, Gorontalo, Makasar. Kawasan ciri fisik dan garis keturunan. Setiap
Maluku terdapat suku Ambon, Sangir manusia memiliki perbedaan ras
Talaud, Ternate. Kawasan Bali dan dengan manusia lainnya karena
Nusa Tenggara antara lain suku Bali, adanya perbedaan ciri-ciri fisik,
Lombok, Bima dan Timor. Sedang- seperti warna kulit, warna dan bentuk
kan di Papua terdapat suku Asmat rambut, bentuk muka, ukuran badan,
dan suku Dani. bentuk badan, bentuk dan warna
2. Keberagaman Agama dan Keper- mata dan ciri fisik yang lain .
cayaan Masyarakat Indonesia memiliki
Mengapa Indonesia memiliki keberagaman ras. Hal ini disebabkan
keragaman agama? Kekayaan alam oleh kedatangan bangsa asing ke
yang dimiliki bangsa Indonesia wilayah Indonesia, sejarah penye-
diperlukan oleh bangsa lain. Hal baran ras di dunia, serta letak dan
inilah yang membuat para pedagang kondisi geografis wilayah Indonesia.
dari bangsa-bangsa lain banyak Beberapa ras yang ada dalam
berdatangan. Selain berdagang, masyarakat Indonesia antara lain ras
mereka juga menyebarkan ajaran Malayan-Mongoloid yang ada di
agama Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara
Ajaran agama Hindu dan Budha Barat, Kalimantan dan Sulawesi.
dibawa oleh bangsa India yang sudah Kedua adalah ras Melanesoid yang
lama berdagang dengan Indonesia. mendiami daerah Papua, Maluku dan
Ajaran agama Islam dibawa oleh Nusa Tenggara Timur. Ketiga adalah
pedagang Gujarat dan Parsi sekitar ras Asiatic Mongoloid seperti orang
abad ke-13. Kedatangan bangsa Tionghoa, Jepang dan Korea. Ras ini
Eropa membawa ajaran agama tersebar di seluruh Indonesia.
Kristen dan Katolik, sedangkan Terakhir adalah ras Kaukasoid, yaitu
pedagang dari Cina menganut agama orang India, Timur Tengah, Aus-
Kong Hu Chu. Berbagai ajaran tralia, Eropa dan Amerika.
agama diterima oleh bangsa Indone- 4. Keberagaman Golongan
sia karena masyarakat sudah menge- Keberagaman masyarakat di
nal kepercayaan seperti animisme Indonesia dapat dilihat dari struktur
dan dinamisme. masyarakatnya. Struktur masyarakat
3. Keberagaman Ras Indonesia menurut Syarif Moeis
78 Agus Leksono, Menjaga Keberagaman di Indonesia

(2008) ditandai dengan dua ciri atau rakat. Setiap golongan terdiri dari
dua titik pandang. Pertama, secara atas dua orang atau lebih yang mem-
horizontal ditandai oleh kenyataan punyai hubungan satu sama lain
adanya kesatuan-kesatuan sosial dalam sebuah struktur.
berdasarkan perbedaan-perbedaan Keberagaman tersebut pada satu
suku bangsa, agama, adat istiadat dan sisi memberi warna yang indah
kedaerahan. Secara vertikal, ditandai karena masyarakat kita terdiri atas
dengan adanya lapisan atas dan berbagai corak. Namun, pada sisi lain
lapisan bawah yang cukup tajam . juga berpotensi melahirkan konflik.
Dalam sosiologi, adanya lapisan Sampai hari ini, konflik antargo-
dalam masyarakat itu disebut "Social longan, konflik antarsuku; masih saja
Stratification" atau biasa disebut terjadi. Keberagaman antargolongan
dengan kelas sosial. Adanya perbe- tidak boleh menyebabkan terjadinya
daan kelas dalam lapisan masyarakat perselisihan dan perpecahan di
menyebabkan terjadinya penggo- masyarakat. Adanya keberagaman
longan kelas-kelas secara bertingkat. antar golongan harus menjadi pen-
Hal itu diwujudkan dalam kelas dorong terwujudnya persatuan dan
tinggi, kelas sedang dan kelas rendah kesatuan bangsa dan pendorong tum-
dengan ditandai oleh adanya ketidak- buhnya kesadaran setiap warga
seimbangan dalam pembagian hak negara akan pentingnya pergaulan
dan kewajiban individu dan kelom- demi memperkokoh persatuan dan
pok di dalam suatu sistem sosial. kesatuan bangsa misalnya golongan
Dengan demikian, dalam kelas sosial kelas tinggi membantu golongan
terdapat pengolongan manusia se- kelas rendah. Oleh karena itu, ciri
cara bertingkat atas dasar kedudukan golongan tidak ditonjolkan demi
atau status sosial sehingga menye- kepentingan nasional. Pertanyaan-
babkan perbedaan antara hak dan nya adalah, agaimanakah keber-
kewajiban. agaman ras, agama dan golongan ini
Selain dilihat dari lapisan masya- mampu kita jaga sehingga tidak
rakat atau kelas sosial, keberagaman melahirkan konflik apalagi perpe-
masyarakat ditandai adanya segmen- cahan di masyarakat, tetapi justru
tasi dalam bentuk kelompok- melahirkan keharmonisan hidup.
kelompok yang memiliki kebudaya-
an yang berbeda satu sama lain. C. KEBERAGAMAN BUDAYA
Kelompok-kelompok tersebut dapat DI INDONESIA
berupa kesatuan-kesatuan sosial dan 1. Hakikat Kebudayaan
organisasi kemasyarakatan. Adanya Kebudayaan adalah gagasan dan
kelas sosial dan kesatuan sosial mem- karya manusia, yang harus dibiasa-
bentuk golongan-golongan di masya- kannya dengan belajar, beserta
TANGGON KOSALA EDISI KHUSUS, Juli 2018 79
keseluruhan dari hasil budi dan belum tahu menjadi tahu, dari belum
karyanya itu (Koentjaraningrat suka menjadi suka dan sebagainya.
1984:9). Dari definisi ini ada dua Melalui proses pembelajaran inilah
konsep yang terkandung dalam generasi muda akan memahami
pengertian kebudayaan, yaitu (1) budayanya kemudian akan menya-
kebudayaan itu dapat berwujud ringnya dalam kehidupan sehari-hari.
gagasan, dapat pula berwujud karya Pengertian kebudayaan yang
dan (2) pemerolehan kebudayaan dikemukakan oleh Koentjaraningrat
dilakukan dengan cara belajar. tersebut bersumber dari pengertian
Dalam konsep yang pertama kebudayaan yang dikemukakan oleh
terkandung pengertian bahwa kebu- seorang antropolog bernama Clyde
dayaan itu dapat bersifat abstrak- Kluckhohn dalam buku Mirror for
gagasan, nilai, pedoman dan sema- Man. Dalam bukunya tersebut C.
camnya-dapat pula bersifat konkret- Kluckhohn mencoba mendefinisikan
hasil budi yang berupa perilaku kebudayaan sebagai (1) keseluruhan
manusia dan benda-benda sebagai cara hidup suatu masyarakat, (2)
hasil karya manusia. Dalam konsep warisan sosial yang diperoleh
yang kedua terkandung pengertian individu dari kelompoknya, (3) suatu
bahwa kebudayaan itu diperoleh cara berpikir, merasa dan percaya, (4)
secara sengaja melalui proses yang suatu abstraksi dari tingkah laku, (5)
terjadi secara turun-temurun dalam suatu teori pada pihak antropolog
sebuah masyarakat. Proses pembela- tentang cara suatu kelompok masya-
jaran itu terjadi dari generasi tua ke rakat nyatanya bertingkah laku, (6)
generasi muda. Pihak yang lebih suatu "gudang untuk mengumpulkan
berkepentingan dalam hal ini adalah hasil belajar", (7) seperangkat
pihak generasi tua, yaitu mereka orientasi-orientasi standar pada
merasa berkewajiban untuk memper- masalah-masalah yang sedang ber-
tahankan dan mengembangkan ke- langsung, (8) tingkah laku yang dipe-
budayaan yang dimilikinya. Salah lajari, (9) suatu mekanisme untuk
satu cara yang tidak dapat dilepaskan penataan tingkah laku yang bersifat
adalah dengan mewariskannya ke- normatif, (10) seperangkat teknik
pada generasi berikutnya. Jika dilihat untuk menyesuaikan diri, baik
dari pihak generasi muda, sebagai dengan lingkungan luar maupun
penerima warisan budaya, konsep dengan orang-orang lain dan (11)
pemerolehan budaya dengan cara suatu endapan sejarah (dalam Geertz
belajar mengandung pengertian 1992:4-5).
adanya perubahan. Pada hakikatnya Menurut Kroeber dan Kluckhohn
proses belajar selalu ditandai dengan definisi kebudayan dapat digolong-
adanya perubahan, misalnya dari kan menjadi tujuh (dalam Alisjah-
80 Agus Leksono, Menjaga Keberagaman di Indonesia

bana 1986:207-208). Pertama, kebu- adalah bahwa kebudayaan itu mati


dayaan sebagai keseluruhan hidup hidupnya sangat bergantung kepada
manusia yang kompleks, yang masya-rakat yang menjadi pemilik
meliputi hukum, seni, moral, adat- kebuda-yaan dimaksud. Dalam
istiadat dan segala kecakapan lain pandangan yang terlalu keras dapat
yang diperoleh manusia sebagai dikatakan bahwa jika sebuah
anaggota masyarakat. Kedua, mene- kebudayaan masih dibutuhkan oleh
kankan sejarah kebudayaan yang sebuah masyarakat, kebudayaan itu
memandang kebudayaan sebagai akan hidup; sebaliknya, jika
warisan tradisi. Ketiga, kebudayaan kebudayaan itu sudah tidak
yang bersifat normatif, yaitu kebu- dibutuhkan oleh pe-miliknya,
dayan dianggap sebagai cara dan kebudayaan itu akan mati.
aturan hidup manusia, seperti cita- Menurut Clifford Geertz kebuda-
cita, nilai dan tingkah laku. Keempat, yaan merupakan keseluruhan sistem
pendekatan kebudayaan dari aspek pengetahuan manusia sebagai makh-
psikologis. Kelima, kebudayaan luk sosial yang digunakan untuk me-
sebagai langkah penyesuaian diri mahami dan menginterpretasi ling-
manusia kepada lingkungan sekitar- kungan dan pengalamannya, serta
nya. Keenam, kebudayaan dipan- menjadi kerangka landasan bagi
dang sebagai struktur yang membica- terwujudnya pola perilaku (Geertz
rakan pola-pola dan organisasi kebu- dalam Zefrry 1998:37). Dengan
dayaan serta fungsinya. Ketujuh, demikian kebudayaan hanya ada
kebudayaan sebagai hasil perbuatan dalam abstraksi atau berada dalam
dan kecerdasan. pemikiran individu-individu sebagai
Sejajar dengan konsep kebuda- rangkaian konsep yag bersifat
yaan yang dikemukakan oleh Koen- normatif yang menjadi keyakinan,
tjaraningrat tadi adalah simpulan T. kepercayaan, nilai-nilai, serta pola-
O. Ihromi yang memandang kebuda- pola tingkah laku individu yang
yaan sebagai seperangkat kepercaya- bersangkutan. Konsep kebudayaan
an, nilai-nilai dan cara berlaku ini jika dibandingkan dengan konsep
(artinya kebiasaan) yang dipelajari yang disimpulkan oleh Koentjara-
yang pada umumnya dimiliki ber- ningrat terletak pada sifat universa-
sama oleh para warga dari suatu litasnya. Oleh karena kebudayaan
masyarakat (1981:21-22). Tambahan ada dalam pikiran individu, sifat
dalam pengertian kebudayaan ini universalitas yang melekat pada
dari pendapat Koentjaraningrat konsep kebudayaan tradisional telah
adalah bahwa kebudayaan itu milik mencair.
berssama warga suatu masyarakat. Pengetahuan yang kemudian
Konse-kuensi dari milik bersama menjadi sistem yang menjadi
TANGGON KOSALA EDISI KHUSUS, Juli 2018 81
pedoman dalam berperilaku itu ada laku mereka. Dengan demik-ian
tiga macam, yaitu pengetahuan yang kebudayaan terdiri atas apa saja yang
bersiat alamiah, pengetahuan yang harus diketahui atau dipercayai
bersifat empirik dan pengetahuan seseorang supaya dapat berjalan
yang bersifat logis-rasional (Zeffry dengan suatu cara yang dapat
1998:38). Pengetahuan yang bersifat diterima oleh anggota-anggotanya.
alamiah masih dipenuhi oleh emosi (dalam Geertz 1992:13).
dan perasaan, seperti pengetahuan Clifford Gertz (dalam Saifuddin
yang sifatnya biologis—makan, 2005:288) mengemukana definisi
minum, seks. Oleh karena sifatnya kebudayaan sebagai (1) suatu system
alamiah atau bawaan, maka pemer- keterauturan dari makna dan symbol-
olehannya pun secara otomatis, yaitu simbol, yang dengan makna dan
setiap orang dengan sendirinya akan symbol tersebut individu-dindividu
memiliki pengetahuan tersebut mendefiniskan dunia meeka, meng-
secara naluriah. Pengetahuan yang ekspresikan perasaan-perasaan
bersifat empiris diperoleh melalui mereka dan membuat penuilaian
pengalaman. Pengalaman di sini meraka (2) suatu pola makna-makna
dapat merupakan pengalaman diri yang ditransmisikan secara historis
sendiri maupun pengalaman orang yang terkandung dalam bentuk-
lain. Pengetahuan yang diperoleh bentuk simbolik yang melalui
dari hasil eksperimen oleh para ahli bentuk-bentuk simbolik tersebut
termasuk jenis pengetahuan ini. manusia berkomunikasi, memantap-
Pengetahuan yang bersifat logis- kan dan mengembangkan pengetahu-
rasional didasarkan pada penalaran an mereka mengenai dan bersikap
manusia. Pengetahuan ini diperoleh terhadap kehidupan (3) suatu per-
dari hasil pemikiran tentang sesuatu. alatan simbolik bagimengontorol
Tentu saja, pemikiran tentang sesuatu perilaku, sumber-sumber ekstraso-
tersebut dipengaruhi oleh banyak hal, matik dari informasi dan (4) oleh
termasuk di dalamnya jenis peng- karena kebudayan merupakan sietem
etahan yang lain, terutama pengeta- symbol maka proses kebudayaan
huan yang bersifat empiris. harus dipahami, diterjemahkan dan
Pengertian kebudayaan dari diinterpretasi.
Clifford Geertz ini didasarkan pada Menurut Koentjaraningrat (1984
pendapat Goodenough. Goodenough : 5) ada tiga wujud kebudayaan, yaitu
berpendapat bahwa kebudayaan ter- (1) wujud kebudayaan sebagai suatu
susun dari struktur-struktur psikolo- kompleks ide-ide, nilai-nilai, norma-
gis yang menjadi sarana individu- norma, peraturan dan sebagainya; (2)
individu atau kelompok individu- wujud kebudayaan sebagai suatu
indivdu yang mengarahkan tingkah kompleks aktivitas perilaku berpola
82 Agus Leksono, Menjaga Keberagaman di Indonesia

dari manusia dalam masyarakat; dan atas tiga gejala kebudayaan, yakni (!)
(3) wujud kebudayaan sebagai ben- ideas, (2) activities dan (2) artifacts.
da-benda hasil karya manusia. Ketiga wujud kebudayaan terse-
Wujud pertama bersifat abstrak, but dapat dirinci lagi menjadi unsur-
berada dalam pikiran masing-masing unsur yang lebih kecil. Unsur
individu sebagai pemilik suatu kebudayaan yang bersifat universal
kebudayaan. Wujud ideal ini sering menurut Koentjaraningrat (1984:2)
disebut juga dengan istilah adat ada tujuh, yaitu (1) sistem religi dan
perilaku atau adat-istiadat, yang upacara keagamaan, (2) sistem dan
berfungsi untuk mengatur, mengen- organisasi kemasyarakatan, (3)
dalikan dan memberi arah kepeda sistem pengetahuan, (4) bahasa, (5)
perilaku atau perbuatan individu kesenian, (6) sistem mata penca-
dalam masyarakatnya. Wujud ideal harian hidup dan (7) sistem teknologi
ini dapat berupa nilai budaya, sistem dan peralatan. Ketujuh unsur tersebut
norma dan konvensi. Wujud kedua dikatakan bersifat universal karena
sering disebut dengan istilah sistem dimiliki oleh hampir seluruh
sosial yang terdiri atas aktivitas masyarakat yang ada di bumi ini.
manusia-manusia yang berinteraksi. Ketujuh unsur universal tersebut
Wujud ketiga disebut juga kebuda- masing-masing dapat dipecah lagi
yaan fisik yang sifatnya konkret. menjadi subunsur atau sub-subunsur
Ketiga wujud tersebut dalam yang lebih kecil. Subunsur atau sub-
kenyataan kehidupan masyarakat subunsur inilah yang membedakan
tidak terpisah satu sama lain. antara kebudayaan yang satu dan
Kebudayaan ideal memberikan arah kebudayaan yang lain. Jika ketujuh
kepada individu-individu dalam unsur tadi dikatakan bersifat univer-
berbuat atau melakukan sesuatu, ter- sal, subunsur atau sub-subunsurnya
masuk dalam menghasilkan kebuda- disebut bersifat lokal. Pemecahan
yaan yang ketiga, yaitu hasil karya menjadi unsur yang lebih kecil terjadi
manusia. secara berbeda untuk masing-masing
Pakar sosiologi Talcott Parsons masyarakat. Hal ini sangat bergan-
maupun pakar antropologi A. L. tung kepada kekuatan keyakinan atau
Kroeber pernah menganjurkan untuk kepercayaan masyarakat tersebut
membedakan antara wujud kebu- terhadap kebudayaan yang dimiliki
dayaan sebagai sistem dari gagasan- dan sikap masyarakat tersebut ter-
gagasan serta konsep-konsep dan hadap kebudayaan asing yang
wujudnya sebagai rangkaian tindak- mempengaruhi. Kedua penyebab
an serta aktivitas manusia yang itulah yang akan menentukan
berpola. Dalam rangka itu J. J. berubah tidaknya atau bahkan hidup
Honingmann membuat perbe-daan matinya suatu kebudayaan.
TANGGON KOSALA EDISI KHUSUS, Juli 2018 83
Tata urutan ketujuh unsur kebu- yaan pada tingkat masyarakat (yaitu
dayaan menurut Koentjaraningrat masyarakat negara) dapat dilihat
tersebut sekaligus merupakan urutan sebagai kebudayaan nasional.
tingkat kesukaran akan perubahan. Dalam msyarakat Indonesia yang
Unsur pertama, yaitu sistem religi mejemuk, terdapat tiga gologan
dan upacara keagamaan adalah unsur kebudayaan yang masing-masing
yang paling sulit berubah, sedangkan memunyai corak sendiri-sendiri.
unsur ketujuh, yaitu sistem teknologi Ketigagolongan ini satu sama lain
dan peralatan merupakan unsur yang saling berbeda, tetapi saling ber-
paling mudah berubah. Jika unsur kaitan dan merupakan suatu kesatuan
pertama membutuhkan waktu yang yang namanya kebudayaan Indone-
sangat lama, sampai berganti bebe- sia. Ketiga golongan kebudayaan
rapa generasi untuk berubah, unsur tersebut adalah: (1) Kebudayaan
ketujuh justru dapat berubah bebera- Suku Bangsa (yang lain dikenal
pa kali dalam satu generasi. secara umum di Indonesia dengan
nama Kebudayaan Daerah); (2)
2. Bentuk Kebudayaan di Indonesia Kebudayaan Umum Lokal dan (3)
Dalam masyarakat majemuk, Kebudayaan Nasional.
yang terdiri atas sejumlah masyara- Masing-masing kebudayaan itu
kat suku bangsa, terdapat kelompok- digunakan oleh orang Indonesia
kelompok yang memunyai kebuda- sesuai dengan penggolongan ling-
yaan-kebudayaan yang dapat dibeda- kungan dan pola intraksi yang diha-
kan karena: (1) kegiatan-kegiatan dapi dan untuk kerangka acuan
pranata-pranatanya yang khusus; (2) (referensi) bagi identitas sesuai
tingkat dari kegiatan-kegiatan atau dengan pola interaksi di mana dia
pranata-pranata tersebut yang ber- terlibat di dalamnya. Karenanya,
fungsi untuk mempertahankan ada- masing-masing kebudayaan tersebut
nya perbedaan-perbedaan kebu- bukan hanya menjadi landasan bagi
dayaan dan menjadi dasar bagi corak pranata-pranata sosialnya,
integrasi sosial dan kebudayaan ma- tetapi juga mewarnai corak dari
syarakat tersebut. Dalam kegiatan- berbagai situasi-situasi sosial yang
kegiatan tersebut, yang berfungsi secara keseluruhan merupakan
untuk melayani pengintegrasian ke- suasana-suasana (srperes) kehidupan
lompok-kelompok yang berbeda- sosial yang dapat digolongkan se-
beda kebudayaannya pada tingkat bagai suasana suku bangsa, suasana
lokal (daerah) dapat dilihat sebagai umum lokal dan suasana nasional.
kebudayaan suku bangsa dan umum 3. Kebudayaan Daerah
lokal; sedangkan yang melayani inte- Suasana suku bangsa merupakan
grasi berbagai kelompok ke-buda- perwujudan dan kegiatan-kegiatan
84 Agus Leksono, Menjaga Keberagaman di Indonesia

kehidupan dari para warga masya- yaan suku bangsa yang ada setempat,
rakat suku bangsa yang berlandaskan tetapi dapat juga merupakan hasil
pada pranata-pranata sosial yang perpaduan dari berbagai unsur
bersumberkan pada kebudayaan kebudayaan suku bangsa yang ada
suku bangsa. Suasana ini terwujud setempat; bergantung pada corak
dalam kehidupan keluarga, kehidup- hubungan kekuatan yang berlaku di
an komunitas di desa khususnya, antara suku-suku bangsa dalam
hubungan-hubungan kekerabatan masyarakat tersebut.
dan dalam berbagai upacara dan Suasana umum lokal biasanya
ritual sosial dan keagamaan. Dalam lebih tampak perwujudannya dalam
interaksi sosial, para pelakunya kehidupan di pesantren. Hal itu
menggunakan identitas yangsesuai, tercermin dalam lkesederhanaan,
yang berdasarkan atas sistem peng- pengabdian yang tinggi dan keber-
golongan sosial dan peranan yang samaan. Selain itu, di kota suasana
ada dalam kebudayaan suku bangsa- umum lokal lebih mewujud daripada
nya. di pedesaan, karena di kotalah
4. Kebudayaan Lokal biasanya warga dari berbagai suku
Suasana umum lokal merupakan bangsa itu lebih banyak dan lebih
perwujudan dari kegiatan-kegiatan sering bertemu.
kehidupan dari para warga sesuatu 5. Kebudayaan Nasional
bagian dari masyarakat majemuk Suasana nasional biasanya ter-
yang masyarakatnya terdiri atas lebih wujud dalam berbagai kegiatan di
dari suku bangsa, sehingga kegiatan- kantor-kantor pemerintah, sekolah,
kegiatan kehidupan tersebut berlan- universitas, TNI dan berbagai
daskan atas pranata-pranata sosial kegiatan-kegiatan upacara yang
yang bersumberkan atas kebu- bersifat nasional. Karena pada
dayaan-kebudayaan suku bangsa umunya pusat dari kegiatan-kegiatan
yang berlaku setempat; dan dalam tersebut adanya di perkotaan dengan
bebrapa hal juga dipengaruhi oleh kota Jakarta menjadi pusatnya karena
kebudayaan nasional. Suasana umum kedudukannya sebagai ibukota
lokal yang terwujud di tempat- negara Indonesia, maka susana
tempat umum, pasar dan di tempat- nasional biasanya juga lebih terwuju
tempat pergaulan terjadi. Suasana di perkotaan dari pada di pedesaan.
umum lokal merupakan wadah bagi Perwujudan suasana nasional itu juga
terjadinya interaksi di atntara warga bertingkat-tingkat menurut jarak
dari berbagai suku bangsa yang jauh-pendeknya dengan Jakarta se-
menjadi komponen dari masyarakat bagai pusat kebudayaan nasional dan
tersebut. Susanan umum lokal dapat menurut tingkat kedudukan kota
didominsi oleh salah satu kebuda- dalam sistem administrasi peme-
TANGGON KOSALA EDISI KHUSUS, Juli 2018 85
rintahan. Dalam susana nasional, oleh berbagai macam perbedaan.
identitas yang digunakan oleh para Kondisi sosial budaya yang demikian
pelakunya dalam interaksi adalah menjadikan kehidupan bangsa Indo-
bersumber pada sistem penggo- nesia menyimpan potensi terjadinya
longan dan peranan yang ada dalam konflik. Kenyataan juga menun-
kebudayaan nasional. jukkan, bahwa dalam kehidupan
Masalah yang biasanya dihadapi bangsa Indonesia sering terjadi kon-
oleh masyarakat majemuk adalah flik antarkelompok masyarakat yang
berkenaan dengan saling hubungan dilatarbelakangi oleh perbedaan-
antara kebudayaan suku bangsa perbedaan tersebut. Kenyataan
dengan kebudayaan umum lokal dan terjadinya konflik perlu manjadikan
dengan kebudayaan nasional. Di perhatian bagi semua komponen
antara hubungan-hubungan ini, yang bangsa agar dapat tetap memper-
paling kritis adalah hubungan antara tahankan persatuan dan kesatuan
kebudayaan suku bangsa dan umum bangsa.
lokal di satu pihak dengan kebuda- Atas dasar dua alasan tersebut,
yaan nasional di lain pihak. maka penting sekali memahami
keberagaman dalam masyarakat
D. MEMPERTAHANKAN BHI- Indonesia yang ditujukan untuk
NEKA TUNGGAL IKA mengusahakan dan mempertahankan
1. Pentingnya Memahami Keber- persatuan dan kesatuan Negara
agaman Budaya Kesatuan Republik Indonesia. Tanpa
Aspek kewilayahan menjelaskan kesadaran akan keberagaman yang
bahwa wilayah Negara Kesatuan kita miliki, bangsa Indonesia bisa
Republik Indonesia adalah meru- saja terjerumus ke arah perpecahan.
pakan negara kepulauan. Undang- Keberagaman masyarakat Indo-
Undang Nomor 6 Tahun 1996 nesia memiliki dampak positif
tentang Perairan Indonesia, menye- sekaligus dampak negatif bagi diri
butkan pengertian negara kepulauan sendiri, masyarakat, bangsa dan
adalah negara yang seluruhnya negara. Dampak positif memberikan
terdiri dari satu atau lebih kepulauan manfaat bagi perkembangan dan
dan dapat mencakup pulau-pulau kemajuan, sedangkan dampak nega-
lain. Dalam konsep wawasan nusan- tif mengakibatkan ketidakharmo-
tara, laut bukan merupakan unsur nisan bahkan kehancuran bangsa dan
pemisah akan tetapi menjadi unsur negara. Bagi bangsa Indonesia
pemersatu . keberagaman suku bangsa, budaya,
Selain kondisi kewilayahan, as- agama, ras dan antargolongan meru-
pek sosial budaya menunjukkan bah- pakan kekayaan bangsa yang sangat
wa masyarakat Indonesia diwarnai berharga. Meskipun berbeda-beda
86 Agus Leksono, Menjaga Keberagaman di Indonesia

suku bangsa, adat istiadat, ras dan digunakan untuk menggambarkan


agama kita tetap bersatu dalam persatuan dan kesatuan Bangsa dan
perjuangan mengisi kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia
untuk mewujudkan cita-cita negara yang terdiri atas beraneka ragam
yang merdeka, bersatu, berdaulat, budaya, bahasa daerah, ras, suku
adil dan makmur. Keberagaman bangsa, agama dan kepercayaan .
bukan merupakan unsur perpecahan Bhinneka Tunggal Ika terdapat
namun justru yang menciptakan dalam Garuda Pancasila sebagai
kesatuan bangsa. Kesatuan adalah Lambang Negara Republik Indone-
upaya untuk mempersatukan perbe- sia. Lambang negara Indonesia
daan suku, adat istiadat, ras dan adalah Garuda Pancasila dengan
agama untuk menjadi satu, yaitu semboyan Bhinneka Tunggal Ika
bangsa Indonesia. Tuhan mencip- Lambang negara Indonesia berben-
takan manusia dengan berbeda-beda tuk burung Garuda yang kepalanya
bukan untuk saling bermusuhan menoleh ke sebelah kanan (dari sudut
melainkan untuk saling mengenal pandang Garuda), perisai berbentuk
dan bersaudara. Hal tersebut sesuai menyerupai jantung yang digantung
dengan semboyan negara kita: dengan rantai pada leher Garuda dan
Bhinneka Tunggal Ika. semboyan Bhinneka Tunggal Ika
Berdasarkan Wikipedia Bahasa yang berarti "Berbeda-beda tetapi
Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika tetap satu" ditulis di atas pita yang
adalah moto atau semboyan Indone- dicengkeram oleh Garuda .
sia. Frasa ini berasal dari bahasa Jawa Bhinneka Tunggal Ika merupa-
Kuna dan seringkali diterjemahkan kan semboyan negara Indonesia
dengan kalimat "Berbeda-beda tetapi sebagai dasar untuk mewujudkan
tetap satu". Jika diterjemahkan per persatuan dan kesatuan Indonesia,
patah kata, kata bhinneka berarti dimana kita harus menerapkannya
"beraneka ragam" atau berbeda- dalam kehidupan sehari-hari seperti
beda. Kata neka dalam bahasa hidup saling menghargai antara
Sanskerta berarti "macam" dan masyarakat yang satu dengan yang
menjadi pembentuk kata "aneka" lainnya tanpa memandang suku
dalam Bahasa Indonesia. Kata bangsa, agama, bahasa, adat istiadat,
tunggal berarti "satu". Kata ika berar- warna kulit dan lain-lain. Tanpa
ti "itu". Secara harfiah Bhinneka adanya kesadaran sikap dan perilaku
Tunggal Ika diterjemahkan "Berane- untuk mewujudkan Bhinneka Tung-
ka Satu Itu", yang bermakna meski- gal Ika pasti akan terjadi perpecahan
pun berbeda-beda tetapi pada di dalam kehidupan berbangsa dan
hakikatnya bangsa Indonesia tetap bernegara karena setiap orang hanya
adalah satu kesatuan. Semboyan ini akan hanya mementingkan diri atau
TANGGON KOSALA EDISI KHUSUS, Juli 2018 87
daerahnya sendiri daripada kepen- individu yang menjadi sasaran pesan
tingan bangsa dan Negara . yang kita sampaikan. Rasa hormat
2. Membangun Komunikasi yang dan saling menghargai merupakan
Efektif hukum yang pertama dalam kita
Salah satu sarana untuk tetap berkomunikasi dengan orang lain.
mempertahankan bhineka tunggal Ingatlah bahwa pada prinsipnya
ika adalah melalui komunikasi yang manusia ingin dihargai dan dianggap
tepat. Masing-masing anggota ma- penting. Jika kita bahkan harus
syarakat harus memiliki kemampuan mengkritik atau memarahi seseo-
komunikasi yang efektif sehingga rang, lakukan dengan penuh respek
dalam pergaulan sehari-hari dalam terhadap harga diri dan kebanggaaan
masyarakat yang beragam ini tidak seseorang. Jika kita membangun
akan meninbulkan salah paham, komunikasi dengan rasa dan sikap
konflik, atau bahkan perpecahan. saling menghargai dan menghormati,
Banyak ahli komunikasi yang maka kita dapat membangun kerja-
memiliki kesamaan pandangan sama yang menghasilkan sinergi
mengenai hubungan antara proses yang akan meningkatkan efektifitas
komunikasi dan kinerja seseorang. kinerja kita baik sebagai individu
Mereka bersepakat bahwa komuni- maupun secara keseluruhan sebagai
kasi efektif dan tingkat kinerja sebuah tim.
seseorang berhubungan secara Bahkan menurut mahaguru
signifikan. Memperbaiki komunikasi komunikasi Dale Carnegie dalam
berarti memperbaiki kinerja seseo- bukunya How to Win Friends and
rang. Influence People, rahasia terbesar
Dalam rangka menciptakan yang merupakan salah satu prinsip
komunikasi yang efektif kita perlu dasar dalam berurusan dengan
memperhatikan hukum komunikasi manusia adalah dengan memberikan
yang efektif, yakni 5 hukum komuni- penghar-gaan yang jujur dan tulus.
kasi yang efektif (The 5 Inevitable Seorang ahli psikologi yang sangat
Laws of Efffective Communication) terkenal William James juga menga-
yang biasa disingkat REACH, yang takan bahwa "Prinsip paling dalam
berarti merengkuh atau meraih. pada sifat dasar manusia adalah
REACH sendiri merupakan singkat- kebutuhan untuk dihargai. " Dia
an dari kata respect, empathy, mengatakan ini sebagai suatu kebut-
audible, clarity dan humble. uhan (bukan harapan ataupun
3. Respect keinginan yang bisa ditunda atau
Hukum pertama dalam mengem- tidak harus dipenuhi), yang harus
bangkan komunikasi yang efektif dipenuhi. Ini adalah suatu rasa lapar
adalah sikap menghargai setiap manusia yang tak terperikan dan tak
88 Agus Leksono, Menjaga Keberagaman di Indonesia

tergoyahkan. Lebih jauh Carnegie merupakan keharusan. Jadi sebelum


mengatakan bahwa setiap individu kita mem-bangun komunikasi atau
yang dapat memuaskan kelaparan mengirim-kan pesan, kita perlu
hati ini akan menggenggam orang mengerti dan memahami dengan
dalam telapak tangannya. empati calon penerima pesan kita;
4. Empati sehingga nantinya pesan kita akan
Empati adalah kemampuan kita dapat tersampaikan tanpa ada
untuk menempatkan diri kita pada halangan psikologis atau penolakan
situasi atau kondisi yang dihadapi dari penerima.
oleh orang lain. Salah satu prasyarat Empati bisa juga berarti kemam-
utama dalam memiliki sikap empati puan untuk mendengar dan bersikap
adalah kemampuan kita untuk perseptif atau siap menerima
mendengarkan atau mengerti terlebih masukan ataupun umpan balik
dulu sebelum didengarkan atau apapun dengan sikap yang positif.
dimengerti oleh orang lain. Secara Banyak sekali dari kita yang tidak
khusus Covey menaruh kemampuan mau mendengarkan saran, masukan
untuk mendengarkan sebagai salah apalagi kritik dari orang lain. Padahal
satu dari tujuh kebiasaan manusia esensi dari komunikasi adalah aliran
yang sangat efektif, yaitu kebiasaan dua arah. Komunikasi satu arah tidak
untuk mengerti terlebih dahulu, baru akan efektif manakala tidak ada
dimengerti (seek first to under- umpan balik (feedback) yang
stand–understand then be under- merupakan arus balik dari penerima
stood to build the skills of empathetic pesan. Oleh karena itu dalam
listening that inspires openness and kegiatan komunikasi pemasaran
trust). Inilah yang disebutnya dengan above the lines (mass media adverti-
komunikasi empatik. Dengan mema- sing) diperlukan kemampuan untuk
hami dan mendengar orang lain terle- mendengar dan menangkap umpan
bih dahulu, kita dapat membangun balik dari audiensi atau penerima
keterbukaan dan kepercayaan yang pesan.
kita perlukan dalam membangun 5. Audible
kerjasama atau sinergi dengan orang Makna dari audible antara lain
lain. Rasa empati akan memampukan dapat didengarkan atau dimengerti
kita untuk dapat menyampaikan pe- dengan baik. Jika empati berarti kita
san (message) dengan cara dan sikap harus mendengar terlebih dahulu
yang akan memudahkan penerima ataupun mampu menerima umpan
pesan (receiver) meneri-manya. Oleh balik dengan baik, maka audible
karena itu dalam ilmu pemasaran berarti pesan yang kita sampaikan
(marketing) memahami perilaku dapat diterima oleh penerima pesan.
konsumen (consumer's behavior) Hukum audible mengatakan bahwa
TANGGON KOSALA EDISI KHUSUS, Juli 2018 89
pesan harus disampaikan melalui transparansi. Dalam berko-munikasi
media atau delivery channel sedemi- kita perlu mengembangkan sikap
kian hingga dapat diterima dengan terbuka (tidak ada yang ditutupi atau
baik oleh penerima pesan. Hukum ini disembunyikan), sehingga dapat
mengacu pada kemampuan kita menimbulkan rasa percaya (trust)
untuk menggunakan berbagai media dari penerima pesan atau anggota tim
maupun perlengkapan atau alat bantu kita. Karena tanpa keterbukaan akan
audio visual yang akan membantu timbul sikap saling curiga dan pada
kita agar pesan yang kita sampaikan gilirannya akan menurunkan se-
dapat diterima dengan baik. Dalam mangat dan antusiasme kelompok
komunikasi personal hal ini berarti atau tim kita.
bahwa pesan disampaikan dengan 7. Humble
cara atau sikap yang dapat diterima Hukum kelima dalam mem-
oleh penerima pesan. bangun komunikasi yang efektif
Dari sisi delivery channel, peng- adalah sikap rendah hati. Sikap ini
gunaan teknologi bisa membantu merupakan unsur yang terkait
melipatgandakan pancaran sinyal dengan hukum pertama untuk mem-
pesan yang ingin disampaikan bangun rasa menghargai orang lain,
sehingga bisa diterima oleh jauh biasanya didasari oleh sikap rendah
lebih banyak orang. Ini yang disebut hati yang kita miliki. Sikap rendah
sebagai kerja cerdas. Misalnya saja, hati pada intinya antara lain sikap
dengan menggunakan media inter- yang penuh melayani (dalam bahasa
net, kita bisa berkomunikasi dengan pemasaran customer first attitude),
sangat mudah dan murah kepada sikap menghargai, mau mendengar
banyak orang. Pendeknya high tech dan menerima kritik, tidak sombong
namun tetap high touch. dan memandang rendah orang lain,
6. Clarity berani mengakui kesalahan, rela
Selain bahwa pesan harus dapat memaafkan, lemah lembut dan penuh
dimengerti dengan baik, maka pengendalian diri, serta menguta-
hukum keempat yang terkait dengan makan kepentingan yang lebih besar.
itu adalah kejelasan dari pesan itu Jika komunikasi yang kita
sendiri sehingga tidak menimbulkan bangun didasarkan pada lima hukum
multi interpretasi atau berbagai pokok komunikasi yang efektif ini,
penafsiran yang berlainan. Karena maka kita dapat menjadi seorang
kesalahan penafsiran atau pesan yang komunikator yang handal dan pada
dapat menimbulkan berbagai penaf- gilirannya dapat membangun
siran akan menimbulkan dampak jaringan hubungan dengan orang lain
yang tidak sederhana. Clarity dapat yang penuh dengan penghargaan
pula berarti keterbukaan dan (respect), karena inilah yang dapat
90 Agus Leksono, Menjaga Keberagaman di Indonesia

membangun hubungan jangka pan- yang kita miliki. Pada satu sisi,
jang yang saling menguntungkan dan adanya kebera-gaman juga
saling menguatkan. berpotensi merugikan kehidupan
Keberagaman budaya masyara- berbangsa dan bernegara. Potensi
kat di Indonesia dapat terjaga jika negatif tersebut berupa (1)
masing-masing anggota masyarakat berkembangnya perilaku konflik di
mampu menciptakan komunikasi antara berbagai kelompok etnik dan
yang efektif dalam bergaul atau (2) pemaksaan oleh kelompok kuat
berhubungan dengan pihak lain yang sebagai kekuatan utama yang meng-
nota bene berbeda agama, ras, suku, integrasikan masyarakat. Meng-
bahasa dan golongannya. hadapi kondisi yang demikian, kita
sebagai anggota masyarakat harus
E. PENUTUP selalu menjaga keberagaman ini
Sebagai masyarakat majemuk, berada pada tataran kecenderungan
Indonesia memiliki dua kecen- positif.
derungan atau dampak akibat keber- Cara yang dapat kita tempuh
agaman budaya tersebut, yankni adalah pertama, memahami benar
keuntungan dan kerugian. Keuntung- hakikat keberagaman tersebut secara
an dengan adanya keberagaman baik. Kenyataan juga menunjukkan,
budaya di Indonesia adalah (1) dapat bahwa dalam kehidupan bangsa
mempererat tali persaudaraan; (2) Indonesia sering terjadi konflik
menjadi aset wisata yang dapat antarkelompok masyarakat yang
menghasilkan pendapatan Negara; dilatarbelakangi oleh perbedaan-
(3) memperkaya kebudayaan nasio- perbedaan tersebut. Kenyataan
nal; (4) sebagai identitas negara terjadinya konflik perlu manjadikan
Indonesia di mata seluruh negara di perhatian bagi semua komponen
dunia; (5) dapat dijadikan sebagai bangsa agar dapat tetap memper-
ikon pariwisata sehingga para tahankan persatuan dan kesatuan
wisatawan dapat tertarik dan berkun- bangsa. Atas dasar dua alasan
jung ke Indonesia; (6) dengan tersebut, maka penting sekali
banyaknya wisatawan maka dapat memahami keberagaman dalam
menciptkan lapangan pekerjaan; (7) masyarakat Indonesia yang ditujukan
sebagai pengetahuan bagi seluruh untuk mengusahakan dan memper-
warga di dunia; (8) sebagai media tahankan persatuan dan kesatuan
hiburan yang mendidik; (9) timbul- Negara Kesatuan Republik Indone-
nya rasa nasionalisme warga negara sia. Tanpa kesadaran akan kebera-
terhadap negara Indonesia; dan (10) gaman yang kita miliki, bangsa
membuat Indonesia terkenal dimata Indonesia bisa saja terjerumus ke
dunia berkat keberagaan budaya arah perpecahan.
TANGGON KOSALA EDISI KHUSUS, Juli 2018 91
Kedua, meningkatakan kemam- respect, empathy, audible, clarity dan
puan berkomunikasi secara efektif humble. Respect berarti sikap meng-
kepada masyarakat lain yang nota hargai setiap individu yang menjadi
bene berbeda suku, agama, golongan, sasaran pesan yang kita sampaikan;
atau kebudayaannya. Dalam rangka empathy berarti kemampuan kita
menciptakan komunikasi yang efek- untuk menempatkan diri kita pada
tif kita perlu memperhatikan hukum situasi atau kondisi yang dihadapi
komunikasi yang efektif, yakni 5 oleh orang lain; audible berarti dapat
hukum komunikasi yang efektif (The didengarkan atau dimengerti dengan
5 Inevitable Laws of Efffective baik; clarity berarti kejelasan dari
Communication) yang biasa dising- pesan itu sendiri sehingga tidak
kat REACH, yang berarti mereng- menimbulkan multi interpretasi atau
kuh atau meraih. REACH sendiri berbagai penafsiran yang berlainan;
merupakan singkatan dari kata dan humble adalah sikap rendah hati.
DAFTAR PUSTAKA

Beals, R. 1953. "Acculturation", dalam Anthropology Today: An Encylopedic


Inventory (Ed. A. L. Kroeber). Chicago: The University of Chicago Press.
Geertz, Clifford. 1983. Abangan, Santri, Priyayi dalam Masyarakat Jawa
(terjemahan Aswab Mahasin). Jakarta: Pustaka Jaya.
Geertz, Clifford. 1992a. Tafsir Kebudayaan (terjemahan Francisco Budi
Hardiman). Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Geertz, Clifford. 1992b. Kebudayaan dan Agama (terjemahan Francisco Budi
Hardiman). Yogyakarta: Penerbit Kanisus.
Hutomo, Suripan Sadi. 2001. Sinkretisme Jawa-Islam. Yogyakarta: Yayasan
Bentang Budaya.
Ihromi, T. O. 1981. Pokok-Pokok Antropologi Budaya. Jakarta: Gramedia.
Kaplan, David dan Albert A. Manners. 1999. Teori Budaya (terjemahan
Landung Simatupang). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Koentjaraningrat. 1984. Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta:
Gramedia.
Koentjaraningrat. 1992. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta: Dian
Rakyat.
Koentjaraningrat. 1987. Sejarah Teori Antropologi I. Cetekan II. Jakarta: UI
Koentjaraningrat (Ed. ). 1999. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia.
Jakarta: Djambatan.
Rohidi, Tjetjep Rohendi. 2000. Ekspresi Seni Orang Miskin: Adaptasi
Simbolik terhadap Kemiskinan. Bandung: Yayasan Nuansa Cendekia.
Saifuddin, Achmad Fedyani. 2005. Antropologi Kontemporer Suatu
pengantar Kritis Mengenai Paradigma. Edisi Pertama. Jakarta:
Kencana.
Zeffry. 1998. Manusia, Mitos dan Mitologi. Jakarta: Fakultas Sastra UI.
OPTIMALISASI PENGGUNAAN APLIKASI AVIS ONLINE AREA
TERBATAS BERBASIS ANDROID DALAM PELAYANAN UJI
TEORI SURAT IZIN MENGEMUDI OLEH SATUAN LALU LINTAS
KEPOLISIAN RESOR CIMAHI

Oleh: Fery Afrilio Christanto1

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh munculnya inovasi yang dilakukan oleh Satlantas
Polres Cimahi pada bulan April 2017 berupa penggunaan aplikasi AVIS online area
terbatas berbasis android untuk membantu pelayanan uji teori SIM guna menghadapi
peningkatan angka pembuatan SIM baru selama 4 tahun terakhir. Namun hingga bulan
Februari 2018 jumlah penggunanya masih di bawah 1000, sehingga dinilai belum
optimal. Oleh karena itu, dilakukanlah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
penggunaan aplikasi AVIS online area terbatas berbasis android, faktor–faktor yang
mempengaruhi, dan optimalisasi penggunaan aplikasi AVIS online area terbatas berbasis
android. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif, menggunakan metode
penelitian deskripti analisis, serta teknik pengumpulan data dengan wawancara,
pengamatan, dan telaah dokumen. Hasil penelitian menemukan bahwa penggunaan
aplikasi AVIS online area terbatas berbasis android sampai saat ini untuk komponen dasar
hukum, sarana, prasarana/fasilitas, pengawasan internal, dan evaluasi kinerja pelaksana
belum memenuhi standar. Faktor–faktor yang mempengaruhi yaitu inovasi, saluran
komunikasi, dan sistem sosial menjadi faktor penghambat. Optimalisasi yang sudah
dilakukan diantaranya dengan penggunaan dwi fungsi ruang pencerahan, pengajuan SOP
ke Korlantas, penyampaian inovasi melalui petugas, pengawasan pengendalian oleh
pimpinan, penganggaran internet SATPAS, dan perencanaan kerja sama dengan unit
Dikyasa. Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti menyarankan untuk melakukan
penganggaran tetap terkait pemeliharaan aplikasi, pengadaan earphone, pengajuan hak
paten ke Kominfo, perluasan platform ke iOS, optimalisasi penyampaian petugas kepada
pemohon melalui video singkat, pembuataan laporan pelaksanaan secara rutin disertai
analisa dan evaluasi pimpinan, upaya sosialisasi melalui kerja sama dengan unit Dikyasa
dalam pelaksanaan Dikmas rutin bermediakan video singkat, dan melakukan kerja sama
dengan radio maupun stasiun televisi lokal untuk membantu sosialisasi.

Kata Kunci: optimalisasi, aplikasi AVIS online, area terbatas berbasis android, Polres
Cimahia dengan nettiket.

A. PENDAHULUAN Terpercaya (Promoter) dimana hal


Polri selalu berbenah dari keku- tersebut dijabarkan dalam 11 Pro-
rangan yang dimiliki agar selalu siap gram Prioritas Kapolri yang siap
dalam kondisi apapun menjadi pelin- membawa Polri ke arah yang lebih
dung, pengayom, dan pelayan bagi baik. Program Prioritas Polri poin 2
masyarakat Indonesia. Beberapa u- yang berbunyi "Peningkatan Pe-
paya Polri dapat dilihat melalui Visi layanan Publik yang Lebih Mudah
Polri saat ini yakni mewujudkan Po- Bagi Masyarakat dan Berbasis Tek-
lisi yang Profesional, Modern, dan nologi Informasi" menjadi sebuah
1) Artikel ini diangkat dari skripsi Brigadir Taruna Fery Afrilio Christanto oleh Dr. Mukh Doyin, M.Si.
TANGGON KOSALA EDISI KHUSUS, Juli 2018 93
pemacu yang kuat bagi Polri untuk bawahi 2 wilayah kabupaten sehing-
melakukan beberapa akselerasi ino- ga wajar bila angka permintaan pem-
vasi khususnya berbasis teknologi buatan SIM di Polres Cimahi lebih
dan informasi dalam segi pelayanan besar bila dibanding Polres lain di
terutama kepada masyarakat (Grand Polda Jawa Barat
Startegy Polri 2016 - 2025) Tujuan daripada diwajibkannya
Data dari Badan Pusat Statistik pengguna kendaraan bermotor untuk
(BPS, diunduh 30 Januari 2018: memiliki SIM merupakan bentuk
URL) , jumlah kendaraan yang masih kontrol kompetensi pengendara
beroperasi di seluruh Indone-sia pada bermotor (Peraturan Kepala Kepo-
tahun 2014 mencapai 114.209.260 lisian Negara Republik Indonesia
unit, kemudian pada tahun 2015 Nomor 9 Tahun 2012 tentang Surat
mencapai 121.394.185 unit, dan pada Izin Mengemudi). Pembuataan SIM
tahun 2016 mencapai 129.281.079 juga sekaligus merupakan upaya
unit. Data tersebut menunjukan preventif munculnya kecelakaan lalu
terjadinya peningkatan kendaraan lintas akibat kesalahan pengguna
bermotor yang cukup tinggi dari yang belum cakap menggunakan
tahun ke tahun. Pening-katan jumlah ken-daraan bermotor. Dilihat dari
kendaraan bermotor ini bisa terjadi data tersebut, dapat disimpulkan
karena bertambahnya pengguna ken- masyarakat daerah Cimahi khusus-
daraan bermotor. Pertambahan ken- nya sudah memiliki kesadaran yang
daraan bermotor dan penggunanya cukup tinggi akan pentingnya me-
tentunya memberikan dampak pada miliki SIM sebagai fungsi pence-
peningkatan pembuatan SIM. Hal ini gahan. Namun, banyaknya permin-
tentu karena dalam penggunaan taan pembuatan SIM memunculkan
kendaraan bermotor, pengguna masalah baru bagi Polri terutama di
diwajibkan memiliki SIM sesuai bidang pelayanan karena beberapa
dengan Peraturan Kepala Kepolisian keterbatasan yang dimiliki Polri da-
Negara Republik Indonesia Nomor 9 lam memenuhi permintaan masya-
Tahun 2012 tentang Surat Izin rakat.
Mengemudi. Di sisi lain, kemajuan teknologi
Fenomena peningkatan pem- dan informasi di dunia dan di
buatan SIM rupanya terjadi di daerah Indonesia khususnya terlihat sangat
Cimahi, dimana pembuatan SIM dari pesat di berbagai dimensi. Kemajuan
4 tahun terakhir oleh Satuan Lalu teknologi seperti dua mata pisau, bisa
Lintas Polres Cimahi relatif naik. sebagai penolong bagi kehidupan
Selain karena bertambahnya peng- manusia juga bisa memberikan dam-
guna kendaraan bermotor, hal ini ter- pak negatif bagi manusia itu sendiri.
jadi karena Polres Cimahi mem- Salah satu kemajuan teknologi yang
94 Fery Afrilio Christanto, Optimalisasi Penggunaan Aplikasi Avis Online Area Terbatas Berbasis Android dalam Pelayanan ....

sangat dirasakan adalah munculnya android (Laporan Hasil Pelaksanaan


penemuan handphone canggih yang Kasat Lantas Polres Cimahi, 2017) .
kita kenal dengan nama smartphone. Aplikasi online ini tentunya menja-
Tidak berlebihan bila smartphone wab permasalahaan yang ada di Ci-
saat ini dinyatakan sebagai kebutuh- mahi dimana angka pembuatan SIM
an primer bagi masyarakat Indonesia. oleh Satuan Lalu Lintas Polres Ci-
Hal ini tentu karena aplikasi – aplika- mahi terus mengalami peningkatan
si yang ada di dalamnya sangat mem- selama 4 tahun terakhir ini.
bantu dan memberikan kemudahan Aplikasi AVIS Online Area Ter-
bagi manusia dalam berbagai hal di batas Berbasis Android merupakan
kehidpuan sehari – hari. Bahkan aplikasi online pertama di Indonesia
hingga saat ini, pengguna smart- yang membantu pemohon SIM bisa
phone di Indonesia sudah mencapai melaksanakan tes teori langsung di
sekitar 100 juta jiwa dari 250 juta smartphone berbasis android milik
penduduk yang ada (Kemenkomin- pemohon tanpa perlu mengantri
fo, Diunduh 30 Januari 2018, URL). menggunakan komputer yang ada di
Besarnya pengguna smart-phone Polres (Satuan Lalu Lantas Polres
yang ada di Indonesia tentunya dapat Cimahi, 24 Januari 2018 : URL).
dijadikan peluang positif bagi Pemohon bisa mengunduh aplikasi
pemerintah dan Polri khususnya tersebut di website Polres Cimahi dan
sebagai media dan sarana dalam menggunakannya di area terbatas
menyalurkan inovasi melalui pem- dalam hal ini adalah di dalam ruang
buatan aplikasi – aplikasi yang dapat ujian teori. Sehingga, permasalahan
meningkatkan pelayanan publik keterbatasan komputer untuk ujian
yang berbasis teknologi dan infor- teori di Polres Cimahi yang hanya
masi sesuai Program Prioritas Ka- sebanyak 17 unit untuk pelayanan
polri Poin ke-2. pembuatan seluruh golongan SIM
Peluang besarnya angka peng- dapat teratasi.
guna smartphone di Indonesia ini Inovasi yang dilakukan Polres
rupanya dimanfaatkan dengan baik Cimahi berupa penggunaan aplikasi
oleh Polres Cimahi terutama dalam AVIS Online Area Terbatas Berbasis
pelayanan pembuatan SIM. Pada Android dalam Pelayanan Uji Teori
tanggal 25 April 2017 bersamaan SIM rupanya masih belum optimal.
dengan diresmikannya renovasi Terhitung hampir 1 tahun dari
Satuan Administrasi Penyelenggara tanggal 25 April 2017 sejak aplikasi
SIM Polres Cimahi, Satuan Lalu online tersebut diluncurkan, jumlah
Lantas Cimahi juga melakukan penggunaan aplikasi oleh pemohon
launching penggunaan aplikasi AVIS SIM di Polres Cimahi hanya se-
On-line Area terbatas berbasis banyak 500 kali (Sat Lantas Polres
TANGGON KOSALA EDISI KHUSUS, Juli 2018 95
Cimahi, 24 Januari 2018 : URL) Pada lisasi penggunaan aplikasi AVIS
hal rata – rata dalam satu bulannya, Online Area Terbatas Berbasis An-
jumlah pembuataan SIM baru di droid dalam Pelayanan Uji Teori SIM
Polres Cimahi adalah sebanyak 5000 oleh Satlantas Polres Cimahi.
buah. Penelitian ini memiliki beberapa
Inovasi aplikasi AVIS Online Area tujuan yaitu (1) untuk mendeskrip-
Terbatas Berbasis Android oleh sikan penggunaan AVIS Online Area
Polres Cimahi yang masih terbilang Terbatas Berbasis Android dalam
baru ini tentu saja masih memerlukan Pelayanan Uji Teori oleh Satlantas
banyak perbaikan dan penyempur- Polres Cimahi; untuk mendeskrip-
naan. Inovasi yang sudah dibuat, ten- sikan faktor - faktor yang mem-
tunya harus bisa lebih efektif lagi pengaruhi penggunaaan aplikasi
dimanfaatkan agar apa yang menjadi AVIS Online Area Terbatas Berbasis
harapan dari dibuatnya aplikasi Android dalam Pelayanan Uji Teori
Online ini dapat tercapai. Segala SIM oleh Satlantas Polres Cimahi;
kendala dan permasalahan yang dan untuk mendeskripsikan optima-
menghambat penggunaan aplikasi lisasi penggunaan aplikasi AVIS
Online ini harus segara ditemukan Online Area Terbatas Berbasis
solusinya. Oleh karena itu, berangkat Android dalam Pelayanan Uji Teori
dari permasalahan tersebut maka SIM oleh Satlantas Polres Cimahi.
statement of intent dari penelitian ini Dengan adanya penelitian yang
adalah " Belum Optimalnya Peng- dilakukan di Polres Cimahi ini, pe-
gunaan Aplikasi AVIS Online Area nulis mengharapkan adanya man-
Terbatas Berbasis Android dalam faat praktis dari penelitian ini.
Pelayanan Uji Teori Surat Izin Adapun manfaat praktisnya adalah
Mengemudi oleh Satlantas Polres untuk memberikan bahan masukan
Cimahi" bagi Polri khususnya Polres Cirmahi
Berdasarkan latar belakang terse- dalam hal pelayanan pembuatan SIM
but, rumusan masalah penelitian ini terkhusus lagi dalam penggunaan
adalah (1) bBagaimana penggunaan AVIS Online Area Terbatas Berbasis
aplikasi AVIS Online Area Terbatas Android dalam Pelayanan Uji Teori
Berbasis Android dalam Pelayanan SIM .Diharapkan hasil penelitian
Uji Teori SIM oleh satlantas Polres dapat menjadi saran dan pemikiran
Cimahi; (2) apa faktor - faktor yang terhadap pimpinan dalam mengambil
mempengaruhi penggunaaan aplika- kebijakan sebagai upaya pengem-
si AVIS Online Area Terbatas Ber- bangan tugas dan fungsi kepolisian
basis Android dalam Pelayanan Uji yang terkait permasalahan penelitian
Teori SIM oleh Satlantas Polres ini terkhusus dalam penggunaan
Cimahi; dan (3) bagaimana optima- aplikasi AVIS Online Area Terbatas
96 Fery Afrilio Christanto, Optimalisasi Penggunaan Aplikasi Avis Online Area Terbatas Berbasis Android dalam Pelayanan ....

ini agar berlangsung dengan optimal. 2010: 97). Sajian data adalah susunan
informasi yang memungkinkan dapat
B. METODE PENELITIAN ditariknya suatu kesimpulan pene-
Pendekatan yang digunakan da- litian. Penarikan kesimpulan atau
lam penelitian ini adalah pendekatan verifikasi sudah dilakukan sejak awal
kualitatif. Yang menjadi fokus dalam pengumpulan data dimana peneliti
penelitian adalah bagaimana optim- sudah mulai memahami makna dari
alisasi penggunaan aplikasi AVIS hal – hal yang ditemui dengan meca-
online area terbatas berbasis android tat keteraturan, pola – pola, pernya-
dalam pelayanan pembuatan SIM taan dari berbagai konfigurasi yang
oleh satlantas Polres Cimahi Pene- mungkin, arah hubungan kausal dan
litian ini juga mencoba mengungkap proporsi (Farouk dan Djaali, 2005:
faktor – faktor yang mempengaruhi 98).
penggunaan aplikasi online tersebut
serta bagaimana penggunaan aplikasi C. HASIL PENELITIAN DAN
online tersebut saat ini. PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan di area 1. Penggunaan Aplikasi AVIS Online
wilayah hukum Polres Cimahi, dan a. Waktu Pelayanan
unit tugas Sat Lantas Polres Cimahi Berdasarkan data dari Play Store
khususnya pada bagian Pelayanan jumlah penggunaan aplikasi avis
Pembuatan SIM. Secara garis besar online area terbatas berbasis android
pendekatan kualitatif menggunakan dari bulan April lalu sampai Februari
teknik pengumpulan data : wawan- 2018 adalah sebanyak 500 -1000
cara tidak berstruktur, pengamatan pemasangan dibandingkan dalam se
(observasi), studi dokumen, dan tahun jumlah produksi sim bisa
diskusi kelompok terarah (focused- mencapai 50.000. Ditambah dari
group discussion) serta (dalam hal observasi yang dilakukan dalam
–hal tertentu dapat digunakan) sehari bisa berkisar antara 250 -500
kuesioner /angket. pemohon. Besarnya pemohon dan
Dalam melakukan analisis data terbatasnya PC di Satlantas Polres
dilakukan secara tiga tahap yaitu : Cimahi yang hanya 17 buah dengan
reduksi data, sajian data, dan pena- 13 gelombang 1 harinya seharusnya
rikan kesimpulan. Reduksi data pada penggunaan aplikasi ini bisa lebih
proses analisis data adalah bentuk dioptimalkan dibanding yang seka-
analisis yang bertujuan untuk mem- rang.
pertegas, memperpendek, membuat Dalam observasi yang dilakukan
fokus, membuang hal yang tak pen- oleh peneliti, Terdapat limit waktu
ting dan mengatur data, sehingga dalam penyelesaian uji teori SIM,
dapat dibuat kesimpulan (Farouk, secara keseluruhan terdapat 30 butir
TANGGON KOSALA EDISI KHUSUS, Juli 2018 97
soal yang mana 1 soalnya diberi wak- secara umum sehingga tidak dila-
tu pengerjaan selama 30 detik. Secara kukan pemungutan / tambahan biaya
keseluruhan memang dalam 1 ge- bila ingin menggunakannya.
lombang waktu pengerjaannya seki- c. Produk Pelayanan
tar 30 menit karena memang sebelum Produk pelayanan merupakan
pengerjaan didahului dengan per- bukti fisik/ nyata dari pelayanan itu
siapan dan pemberian penjelasan sendiri. Sehingga produk yang
tentang bagaimana menguna-kan dihasilkan harus jelas dan sesuai
aplikasi ini. dengan apa yang diharapkan. Ber-
Penggunaan Aplikasi AVIS Online dasarkan observasi yang dilakukan
Area Terbatas Berbasis Android dili- oleh peneliti dalam pelayanan uji
hat dari aspek jangka waktu sebenar- teori SIM menggunakan aplikasi
nya tidak ada yang perlu diperma- AVIS Online area terbatas berbasis
salahkan karena menyesuaikan de- android yang menjadi hasil dari
ngan gelombang ujian teori yang pengerjaan ujian teori itu adalah
menggunakan PC hanya saja peng- Hasil Print Out daripada Penggunaan
gunaan aplikasi ini rupanya masih Aplikasi yang tertera di smartphone
belum optimal dalam membantu pemohon. Desain Visual yang di-
antrian PC untuk Uji Teori karena munculkan pada aplikasi tentunya
keterbatasan jumlah PC dan gelom- memiliki bentuk yang sama dengan
bang ujian. Terutama dalam waktu – pada PC, sehingga selesai menda-
waktu tertentu dikarenakan masih patkan hasil dari uji teori tersebut,
banyak pemohon yang enggan untuk langkah yang dilakukan pemohon
menggunakan smartphone android- SIM adalah menyampaikan kepada
nya padahal mereka memiliki karena petugas uji teori untuk mendapatkan
belum paham bagaimana mekanis- print out hasil yakni lulus tidaknya
menya. pemohon dalam melakukan uji teori
b. Biaya tersebut.
Berdasarkan observasi yang dila- Sehingga, Penggunaan Aplikasi
kukan oleh peneliti tidak ada AVIS Online Area Terbatas Berbasis
pungutan liar yang dilakukan oleh Android dilihat dari aspek produk
Petugas Uji Teori SIM dalam mem- pelayanan sudah memenuhi standar
berikan pelayananya. Penggunaan pelayanan karena jelas hasil dari uji
Aplikasi AVIS Online Area Terbatas teori yang ada di smartphone sama
Berbasis Android dilihat dari aspek dengan yang ada di PC dan pemohon
biaya atau tarif dapat disimpulkan yang menggunakan aplikasi ini di
tidak ada yang perlu dipermasalahan android juga memiliki hak yang
karena penggunaan aplikasi ini sudah sama untuk mendapatkan Print Out
menjadi satu dengan pelayanan SIM hasil sama seperti yang ada di PC.
98 Fery Afrilio Christanto, Optimalisasi Penggunaan Aplikasi Avis Online Area Terbatas Berbasis Android dalam Pelayanan ....

d. Sarana dan Prasarana/Fasilitas berbasis android sudah dilakukan.


Dalam menjalankan pelayanan Sehingga dapat disimpulkan
sarana dan prasarana sudah pasti Penggunaan Aplikasi AVIS Online
menjadi hal yang paling utama dalam Area Terbatas Berbasis Android ini
sebuah pelayanan. Berikut disajikan bila dilihat dari segi kompetensi
daftar sarana dan pra sarana yang adalaha Ttdak perlunya dilakukan
terdapat di ruang uji teori bagi yang pelatihan formal karena memang
menggunakan PC, dan di ruang penggunaan aplikasi ini sebenarnya
pencerahan bagi yang menggunakan cukup mudah hanya perlu diberikan
smartphone berbasis android. Dalam penjelasan secara lisan saja kepada
penggunaan Aplikasi AVIS Online petugas seperti yang sudah dilakukan
Area Terbatas Berbasis Android ini, oleh Polres Cimahi.
ruangan yang digunakan adalah g. Pengawasan Internal
ruangan pencerahan. Pengawasan Internal dalam hal ini
Sehingga dapat disimpulkan dilakukan baik oleh Kasat lantas,
Penggunaan Aplikasi AVIS Online Kanit Regident, maupun Ba Ur SIM
Area Terbatas Berbasis Android ini terhadap berjalannya penggunaan
bila dilihat dari segi sarana dan pra aplikasi AVIS Online Area Terbatas
sarana baik ruangan, jaringan inter- Berbasis Android ini. Sehingga dapat
net, intranet dan pendukung lainnya disimpulkan pengawasan Internal
sebenarnya sudah memenuhi standar. yang dilakukan oleh Unsur Pimpinan
Tapi ternyata ditemui kendala lain dalam hal ini Kasat Lantas, Kanit
yakni masalah earphone di mana pe- Regident, mapun Ba Ur SIM terha-
mohon yang menggunakan smart- dap penggunaan Aplikasi AVIS
phone agak bias mendengar audio Online Area Terbatas Berbasis An-
yang keluar sehingga petugas harus droid ini walaupun sudah dilaksana-
meminjamkan earphone miliknya an secara rutin masih belum mende-
karena banyak pemohon yang tidak tail dan optimal karena walaupun
membawa. dilakukan pengawasan dan pengen-
e. Kompetensi Pelaksana dalian tapi di bagian uji teori Petugas-
f. Kompetensi pelaksana adalah nya tidak menjelaskan mekanisme
kecakapan yang dimiliki oleh petu- penggunaan aplikasi ini kepada
gas dalam menggunakan aplikasi ini pemohon padahal pada waktu itu uji
secara teknis. Memang belum ada teori dalam keadaan mengantri.
pelatihan yang sifatnya formal terkait h. Penanganan Pengaduan, Saran,
penggunaan aplikasi ini, namun un- dan Masukan
tuk penjelasan terkait pelatihan Penanganan pengaduan, saran,
secara non formal terkait pengguna- dan masukan merupakan bentuk feed
an aplikasi AVIS online area terbatas back yang diberikan oleh pemohon
TANGGON KOSALA EDISI KHUSUS, Juli 2018 99
kepada petugas SIM, sehingga apa pelayanan yang diberikan.
yang menjadi kekurangan dari pela- j. Jaminan Pelayanan
yanan yang diberikan dapat menjadi Berdasarkan Janji Layanan yang
bahan koreksi dan perbaikan agar diberikan oleh Satpas Polres Cimahi
kedepannya pelayanan yang diberi- maka tentunya Inovasi terkait Peng-
kan dapat optimal. Berdasarkan gunaan Aplikasi AVIS Online Area
observasi yang dilakukan oleh Terbatas ini dapat membantu ter-
peneliti di ruangan uji teori SIM wujudnya janji poin pertama yakni
walaupun memang ada kotak saran di jaminan daripada kepastian waktu
pintu masuk SATPAS, namun dalam proses pembuatan SIM Baru
sebenarnya belum ada kotak saran yang harus diselesaikan selama 2
secara khusus untuk memberikan jam. Karena tentunya dengan adanya
kritik dan saran terkait pelayanan inovasi ini bisa mewujudkan pela-
yang diberikan terhadap uji teori yanan uji teori sim yang bebas an-
tersebut baik yang menggunakan PC trian.
terutama penggunaan area terbatas Sehingga dari segi jaminan pela-
berbasis android. Observasi peneliti yanan, penggunaan aplikasi AVIS
selanjutnya adalah terhadap pelayan- Online Area terbatas saat ini sudah
an yang diberikan petugas Uji Teori memenuhi standar yang ditentukan.
SIM, selama memberikan instruksi k. Jaminan Keamanan dan Kese-
sebelum pelaksanaan ujian maupun lamatan
setelah ujian selesai dilaksanakan, Berdasarkan beberapa hasil wa-
Petugas Uji Teori dalam hal ini tidak wancara tersebut maka dapat disim-
memberikan kesempatan bagi Pemo- pulkan dari segi jaminan keamanan
hon untuk menyampaikan saran atau dan keselamatan, Penggunaan Apli-
kritik terkait pelayanan yang diberi- kasi AVIS online Area Terbatas Ber-
kan. basis Android saat ini tergolong
i. Jumlah Pelaksana aman. Dan hampir tidak mungkin
Berdasarkan Observasi yang dila- terjadinya kejahatan cyber karena
kukan oleh Peneliti terdapat 5 ang- avis menggunakan sistem intranet,
gota yang menjadi petugas uji teori untuk masalah kecurangan juga
sekaligus membantu berjalannya demikian karena jumlah pelaksana
pelaksanaan penggunaan aplikasi yang cukup sehingga kecurangan
online ini. Sehingga dapat disim- juga dapat dibilang hampir tidak
pulkan dari segi jumlah pelaksana, mungkin.
Penggunaan Aplikasi AVIS Online 2. Faktor–Faktor yang Mempenga-
Area Terbatas Berbasis Android ruhi Penggunaaan Aplikasi AVIS
sampai saat ini juga tidak ditemukan Online
kendala / masalah yang berarti terkait a. Belum Adanya Hak Paten
100 Fery Afrilio Christanto, Optimalisasi Penggunaan Aplikasi Avis Online Area Terbatas Berbasis Android dalam Pelayanan ....

Sehingga dapat disimpulkan maupun pengembangan aplikasi ini


bahwa dalam Aplikasi AVIS Online sehingga pelayanan penggunaan
Area Terbatas Berbasis Android itu aplikasi ini masih belum optimal.
sendiri yang menjadi permasalahan Berdasarkan metode/ cara peng-
/faktor yang mempengaruhi adalah gunaan aplikasi AVIS online area
terletak pada belum adanya hak paten terbtas ini langkah – langkah yang
dari kemenkominfo atas aplikasi ini diinstruksikan jelas dan sebenarnya
walaupun secara operasional sudah terbilang tidak susah apalagi bagi
diperbolehkan oleh Korlantas kemu- pemohon yang masih muda. Yang
dian juga di dalam Aplikasi AVIS menjadi permasalahan sebenarnya
Online area terbatas berbasis android pada sosialisasi terkait metode / cara
ini belum ditemukannya juga fitur penggunaan aplikasi AVIS online
pemberian saran / kritik terkait area terbatas ini karena sampai saat
pelayanan yag diberikan sehingga ini seperti hasil observasi yang telah
pemohon tidak bisa menyampaikan dilakukan oleh peneliti masih banyak
kritik / saran nya. pemohon SIM yang belum mema-
b. Sosialisasi hami betul bagaimana pengo-
Sehingga faktor yang menjadi perasian aplikasi ini.
permasalahan / faktor yang mem- c. Saluran komunikasi
pengaruhi pelayanan penggunaan Saluran Komunikasi adalah alat
aplikasi AVIS online area terbatas untuk menyampaikan pesan-pesan
berbasis android ini adalah belum inovasi dari sumber kepada pene-
adanya spanduk terkait keabsahan rima. Dalam menyebarkan inovasi
dari aplikasi ini di satpas karena Penggunaan Aplikasi AVIS Online
memang aplikasi ini merupakan Area Terbatas Berbasis Android
sebuah inovasi yang baru disetujui tujuan dari penyebaran inovasi ini
oleh korlantas dan belum dilaporkan adalah jelas agar masyarakat pada
hak patennya ke Diskominfo. Di umumnya dan pemohon SIM pada
samping itu faktor lain yang mem- khususnya dapat mengetahui menge-
pengaruhi adalah belum adanya nai aplikasi ini dan menggunakanya
pengadaan earphone dalam pelayan- agar Pelayanan Uji Teori SIM yang
an uji teori yang menggunakan an- diberikan lebih baik dan bebas dari
droid sehingga terkadang bila antrian.
pemohon banyak yang menggunakan Namun kenyataannya dalam sosi-
aplikasi area terbatas ini maka suara- alisasi terkait penyebaran inovasi
nya akan bias. Yang terakhir adalah penggunaan aplikasi AVIS online
belum adanya ang-garan yang area terbatas berbasis android ini ma-
disediakan secara khusus untuk me- sih sangat terbatas.
lakukan perawatan, pemeliharaan Sehingga ini menunjukan minim-
TANGGON KOSALA EDISI KHUSUS, Juli 2018 101
nya penyebaran dari inovasi aplikasi penggunaan aplikasi AVIS online
ini, penyebaran yang dilakukan area terbatas berbasis android ini
hanya melalui Website Satlantas harus dimanfaatkan dengan sebaik
Polres Cimahi, pamflet yang ada di mungkin agar dapat secepatnya
satpas dan terkadang hanya dilaku- dinikmati oleh pemohon SIM.
kan oleh petugas uji teori secara lisan. e. Sistem sosial
Padahal, saluran Komunikasi adalah Sistem Sosial merupakan kumpul-
alat untuk menyampaikan pesan- an unit yang berbeda secara fungsio-
pesan inovasi dari sumber kepada nal dan terikat dalam kerjasama
penerima sehingga merupakan faktor untuk memecahkan masalah dalam
penting berhasilnya inovasi ini. rangka mencapai tujuan bersama.
d. Jangka waktu Dalam hal ini yang termasuk dalam
Dalam melakukan sebuah inovasi sistem sosial dari penggunaan
memang salah satu faktornya adalah aplikasi AVIS online berbasis android
jangka waktu . adalah mulai dari Kasatlantas, Kanit
Berdasarkan hasil wawancara Regident, Ba Ur SIM, Anggota
yang telah dilakuakan dapat disim- Petugas Uji Teori, hingga Program-
pulkan bahwa memang inovasi mer dari Aplikasi AVIS online area
penggunaan aplikasi AVIS online ini terbatas berbasis android itu sendiri.
memang melalui beberapa tahapan Berdasarkan hasil wawancara
hingga dapat digunakan seperti saat denga Kasat Lantas yang dilakukan
ini. Mulai dari pengiedean dari tahun oleh peneliti, secara kuantitas jumlah
2009 sampai dengan 2016 melihat personel sebenarnya cukup mema-
kesempatan yang ada karena besar- dahi untuk melakukan pelayanan
nya pengguna android hingga pada penggunaan aplikasi avis online area
bulan april 2017 dilakukan launching terbatas berbasis android pada
pengunaan aplikasi. Di tahap penye- khususnya dan uji teori pada umum-
baran inovasi ini tentunya memang nya.
membutuhkan waktu yang cukup Berdasarkan hasil observasi terse-
lama. Sehingga memang faktor but maka dari segi sistem sosial
jangka waktu sejak aplikasi laun- (unsur pimpinan maupun pelaksana)
ching hingga saat ini menjadi faktor maka yang sudah sesuai dengan
yang mempengaruhi penggunaan standar adalah poin 1,2,3,4,5,6,8 dan
aplikasi. Semakin lama aplikasi ini 9. Sementara yang belum sesuai
disebarkan dan disosiali-sasikan dengan standar adalah poin 7,10,11,
tentu saja penggunanya akan sema- dan 12.
kin banyak. Sehingga yang terpen- 3. Optimalisasi Penggunaan Aplika-
ting dan harus dilakukan yakni jang- si AVIS Online
ka waktu penyebaran inovasi a. Strategi Pertumbuhan (Growth
102 Fery Afrilio Christanto, Optimalisasi Penggunaan Aplikasi Avis Online Area Terbatas Berbasis Android dalam Pelayanan ....

Strategy) earphone nya agar pemohon dapat


Di dalam strategi pertumbuhan menjalankan ujiannya dengan nya-
terdapat dua pilihan strategi, yaitu man.
strategi yang difokuskan pada Aplikasi Online bila ingin memili-
pengembangan pemberian pelayanan ki izin dan hak paten sebenarnya
biasa disebut consentration growth sangat mudah, syarat dan ketentuan-
strategy. Selain itu, bila pengem- nya tergantung di bidang apa aplikasi
bangan pelayanan dilakukan dengan ini bekerja. Dan karena Aplikasi
menambah jumlah dan jenis program AVIS Online Area Terbatas Berbasis
pelayanan yang telah ada di porto- Android ini sifatnya hanya inovasi
folionya, strategi ini disebut diver- dari program pemerintah yang sudah
sification growth strategy. ada yakni yang konvensionalnya di
Selajutnya optimalisasi yang telah PC sekarang lebih praktis di android
dilakukan Satlantas terkait peng- yang menjadi syarat asalkan secara
gunaan aplikasi AVIS Online Area audio dan visual sudah memenuhi
Terbatas Berbasis Android Area standar kelayakan konsumen. Juga
Terbatas ini akan menggunakan tentunya tidak mengancam privasi
consentration growth strategy karena atau data -data tertentu dari pemohon
pengembangan akan difokuskan SIM. Dan dari sistemnya saya rasa
pada pemberian pelayanan pada aplikasi itu aman dan sudah meme-
program – program pelayanan yang nuhi, tinggal pengajuan saja ke
telah ada sesuai portofolio (posisi dan Kominfo karena memang sampai
tupoksinya), diantaranya yakni peng- saat ini belum ada pengajuan sama
gunaan ruang pencerahan menjadi sekali. Sehingga tentunya pengajuan
ruang dwifungsi dimana selain Korlantas agar SOP inovasi ini
sebagai ruang memberikan penjelas- segera dilegitimasi merupakan lang-
an juga ruang untuk mengerjakan kah tepat yang sudah dilakukan oleh
ujian teori bagi yang menggunakan Kasatlantas.
android karena tentunya ruang uji b. Strategi Meningkatkan Efisiensi
teori yang ada sudah penuh, Untuk (Retrenchment Strategy)
kenyamanan, maupun jaringan da- Dalam Retrenchment Strategy,
lam penggunaan aplikasi AVIS online ada tiga macam strategi : turnaround,
area terbatas yang dilaksanakan di divesment, liquidation. Strategi
ruang pencerahan ini sebenarnya turnaround (perputaran) dipakai bila
sudah dinilai cukup, yang perlu kinerja organisasi menurun, tetapi
menjadi perhatian adalah masih prospek untuk melakukan revitalisasi
banyak pemohon yang tidak mem- masih baik. Strategi divestasi dilaku-
bawa earphone sehingga terpaksa ke- kan bila strategi perputaran tidak
rap kali petugas harus meminjamkan memungkinkan lagi dilaksanakan
TANGGON KOSALA EDISI KHUSUS, Juli 2018 103
karena organisasi pelayanan tidak Polres menggunakan strategi status
mampu lagi menawarkan portofolio quo strategy dimana walaupun peng-
program pelayanan yang benar. gunaan aplikasi AVIS Online Area
Sedangkan strategi likudasi adalah Terbatas ini masih belum optimal
strategi penghentian secara formal karena memang dinilai masih baru
kegiatan pelayanan. karena sifatnya inovasi. Namun jelas,
Selanjutnya dalam optimalisasi inovasi ini adalah yang pertama di
penggunaan Aplikasi AVIS Online Indonesia sehingga ini merupakan
Area Terbatas Berbasis Android ini, sebuah brand dari Polres Cimahi
Polres menggunakan strategi turna- yang patut dibanggakan.
round karena pada kasus ini ditemu- Kurang optimalnya juga bukan
kan kinerja organisasi menurun, merupakan masalah yang menuntut
tetapi prospek untuk melakukan agar aplikasi ini ditiadakan karena
revitalisasi masih baik. Beberapa faktor –faktor penyebab dari kurang
revitalisasi terkait penurunan kinerja optimalnya pelayanan ini sebenarnya
organisasi yang telah dilakukan dapat diatasi. Sehingga, sudah
kepada petugas dalam hal ini baik barang tentu inovasi ini harus terus
unsur pimpinan mapun pelaksana. dipertahankan pelaksanaanya dan
c. Strategi Stabilitas (Stabilty dilakukan pengoptimalan agar terus
Strategy) dapat memberikan pelayanan yang
Strategi ini didesain untuk terbaik sebagai bukti dengan masih
melindungi posisi dan keberadaan dianggarkannya uang bulanan pela-
organisasi di lingkungannya. Ada yanan internet dan intranet
empat varian strategi, yaitu a) status 4. Strategi Kolaborasi (Collabora-
quo strategy dipakai untuk memper- tive Strategy)
tahankan status dana arah organisasi Strategi ini terdiri tiga macam
yang ada sekarang, b) captive strategi: a) resource sharing, pihak
strategy digunakan untuk melin- yang terlibat saling berbagi sumber
dungi organisasi dari lingkungan yang mereka miliki atau akan miliki
yang merongrong, c) pause strategy untuk meningkatkan efisiensi pela-
dipakai untuk penyesuaian diri yang yanan. b) joint ventures, adanya ko-
tepat karena adanya pertumbuhan mitmen di antara dua organisasi atau
efisiensi atau perubahan organisasi lebih untuk menangani kebutuhan
yang substansial, d) incremental masyarakat secara bersama, c) strate-
strategy dipakai bila organisasi gic alliances, adanya komitmen dua
membutuhkan perubahan bertahap. organisasi atau lebih untuk menya-
Selanjutnya dalam optimalisasi tukan kekuatan yang dimiliki yang
penggunaan Aplikasi AVIS Online diarahkan terhadap sejumlah isu stra-
Area Terbatas Berbasis Android ini, tegis guna mencapai tujuan yang me-
104 Fery Afrilio Christanto, Optimalisasi Penggunaan Aplikasi Avis Online Area Terbatas Berbasis Android dalam Pelayanan ....

reka inginkan. persetujuan dari Kasat Lantas namun


Selanjutnya dalam optimalisasi diperkiraan awal bulan April akan
penggunaan Aplikasi AVIS Online dilaksanakan.
Area Terbatas Berbasis Android ini,
Polres menggunakan strategi resour- D. PENUTUP
ce sharing, di mana dalam hal ini 1. Simpulan
Kasatlantas berencana melakukan Penggunaan Aplikasi AVIS Online
kerja sama antara Unit Regident Area Terbatas Berbasis Android
dengan Unit Dikyasa. Dalam pelak- terhitung dari tanggal 19 April 2017
saaan startegi ini tentunya tidak hingga Bulan Maret 2018 adalah
dikeluarkan biaya tambahan sama sebanyak 500 -1000 pemasangan.
sekali. Hasil penelitian menunjukan terda-
Maka, Unit Dikyasa dapat mem- pat 4 dari 14 komponen standar yang
bantu penyebaran inovasi pengguna- belom terpenuhi sehingga ini menun-
an aplikasi AVIS Online Area jukan penggunaan aplikasi AVIS
Terbatas Berbasis Android dengan Online Area terbatas berbasis An-
cara di setiap melakukan pesan – droid ini masih belum optimal.
pesan keselamatan perlu disempat- Faktor – faktor yang mempenga-
kan adanya pengenalan aplikasi ini ruhi Penggunaan Aplikasi AVIS
kepada masyarakat umumnya dan Online Area Terbatas Berbasis
khususnya dikalangan pelajar SMA. Android berdasarkan teori Difusi
Karena mayoritas pembuat SIM baru Inovasi menurut Rogers (1961) dapat
jelas adalah kalangan usia pelajar dilihat dari 4 unsur yakni inovasi,
SMA. saluran komunikasi, jangka waktu
Sehingga strategi resource sha- dan sistem sosial. Dari ke-4 unsur
ring yang dilakukan Unit Regident tersebut hanya faktor jangka waktu
adalah dengan merencanakan sosiali- yang bersifat netral artinya tidak
sasi inovasi aplikasi ini setelah pem- dapat diperbaiki/ ditingkatkan karena
berian pesan – pesan keselamatan unsur tersebut relatif berdasarkan
lalu lintas karena setidaknya dapat lamanya inovasi tersebut diterima
dilihat dalam tabel di atas di mana oleh masyarakat. Sementara unsur
dalam Bulan Februari 2018 silam inovasi, saluran komunikasi, dan
terdapat giat dikmas sebanyak 24 kali sistem sosial menjadi faktor yang
bila hal dioptimalkan tentu penyebar- lebih bersifat menghambat karena
an inovasi ini dapat dengan cepat dan memang banyak yang diniali belum
tentunya efisien. Walaupun memang optimal
pelaksanaan strategi ini belum terlak- Optimalisasi penggunaan aplikasi
sana karena perencanaan dari pihak AVIS Online Area Terbatas Berbasis
unit regident masih menunggu Android dalam Pelayanan Uji Teori
TANGGON KOSALA EDISI KHUSUS, Juli 2018 105
SIM oleh Satlantas Polres Cimahi aplikasi AVIS Online Area Terbatas
berdasarkan Teori Peningkatan Berbasis Android dalam pelayanan
Pelayanan Publik oleh Kearns (2010) uji teori SIM oleh satlantas Polres
dapat melalui 4 strategi yakni strategi Cimahi yakni sebagai berikut.
pertumbuhan, strategi meningkatkan a. Melakukan penganggaran terkait
efisiensi, strategi stabilitas, dan pemeliharaan dan perawatan
strategi kolaborasi. Di dalam strategi aplikasi ini. Sejak aplikasi ini
pertumbuhan, Polres memilih meng- launching hingga saat ini anggaran
gunakan consentration growth stra- untuk pemeliharaan dan perawatan
tegy melalui penggunaan dwi fungsi aplikasi memang belum ada. Angga-
ruang pencerahan menjadi ruang uji ran harus segera dicanangkan sehing-
teori, dan pengajuan SOP ke Korlan- ga program inovasi penggunaan
tas Polri. Kemudian, dalam strategi aplikasi AVIS online area terbatas
meningkatkan efisiensi Polres berbasis android ini dapat berjalan
menggunakan strategi turnaround dengan baik.
dimana Polres yakni dari unsur b. Segera membuat pengajuan ter-
petugas dengan menyampaikan kait hak paten ke Kominfo dan
aplikasi ini kepada pemohon bila di mempercepat persetujuan SOP dari
uji teori dalam keadaan mengantri. Korlantas. Aplikasi Online yang baik
Selanjutnya dalam strategi stabilitas, tentunya harus juga memiliki syarat –
Polres menggunakan status quo syarat aplikasi itu dinyatakan baik.
strategy dimana inovasi in tetao Dalam hal ini aplikasi online AVIS
dilaksanakan dan dipertahankan online area terbatas ini sudah
terbukti dengan anggaran internet memiliki syarat – syarat tersebut baik
satpas yang masih dianggarkan dari segi audio visual nya maupun
setiap bulannya. Yang terakhir, dalam privasi dari pemohon itu sendiri.
strategi kolaborasi peneliti menggu- Sehingga dengan memilikinya hak
nakan resource sharing dimana dila- paten, rasa aman dan nyaman
kukan perencanaan kerja sama antara masyarakat bila ingin menggunakan
Unit regident dan Unit Dikyasa aplikasi ini semakin tinggi karena
dalam pelaksanaan dikmas oleh Unit jelas sudah memiliki payung hukum-
Dikyasa yang dapat disisipkan nya.
sosialisasi terkait Penggunaan Apli- c. Perluasan Aplikasi dari segi
kasi AVIS Online Area Terbatas platform sehingga bukan hanya
Berbasis Android. pengguna android saja yang dapat
2. Saran menggunakan inovasi ini melainkan
Terdapat beberapa saran yang pengguna smartphone berbasis iOS.
dikemukakan oleh peneliti dalam Dengan demikian objek pelayanan
upaya optimalisasi penggunaan inovasi ini juga semakin luas.
106 Fery Afrilio Christanto, Optimalisasi Penggunaan Aplikasi Avis Online Area Terbatas Berbasis Android dalam Pelayanan ....

DAFTAR PUSTAKA

Afrizal. 2016. Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya Mendukung


Penggunaan Penelitian Kualitatif Dalam Berbagai Disiplin Ilmu.
Jakarta: Rajawali Pers.
Agustin, Risa.2012. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Serba Jaya.
Aziz, Thoriq. 2015. "Upaya Peningkatan Pelayanan di Bidang Registrasi dan
Identifikasi Pengemudi oleh Satlantas Polres Wonosobo Guna Menca-
pai Kepuasan Masyarakat". Skripsi Akpol Semarang.
Djamin, Awaloedin. 2011. Sistem Administrasi Kepolisian Negara Republik
Indonesia, Jakarta: Yayasan Pengembangan Kajian Ilmu Kepolisian.
Dwi, Erlisa. 2010. "Pemanfaatan Teknologi Informasi (Studi pada SMK
Negeri 1 dan SMK Negeri 4 Surabaya)". Jurnal Teknologi Informasi.
Hanafi, Abdillah.2012. Memasyarakatkan Ide-Ide Baru.Surabaya:Usana
Offset.
Hemas, Tiara. 2017. "Keefektifan Pelayanan SMS Booking SIM dan
Pelayanan Samsat Keliling untuk Meningkatkan Kepuasan Masya-
rakat di Wilayah Hukum Polres Kudus". Skripsi Akpol Semarang.
Ismail. 2010. Menuju Pelayanan Prima: Konsep Strategi Peningkatan
Kualitas Pelayanan Publik. Malang: Averroes Press.
Istiono, Nur. 2013. Optimalisasi Pelayanan SIM Satuan Lalu Lintas Kepada
Masyarakat Pemohon SIM di Wilayah Hukum Polres Semarang.
Skripsi STIK-PTIK Semarang.
Moleong, J Lexy. 2005. Metodologi Penelitian. Edisi Revisi. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Muhammad, Farouk dan Djaali. 2005. Metode Penelitian Sosial. Jakarta:
PTIK Press & CV. Restu Agung.
Peraturan Kapolri Nomor 9 Tahun 2012 tentang Surat Izin Mengemudi.
Peraturan Kapolri Nomor 5 Tahun 2012 tentang Registrasi dan Identifikasi
Kendaraan Bermotor.
Rogerrs, Everett. 2014. Diffusion of Innovations. New York: Free Press.
Sadjijono. 2006. Hukum Kepolisian: Perspektif Kedudukan dan
Hubungannya dalam Hukum Administrasi. Yogyakarta: LaksBang
PRESSindo.
Shirley-Ann Hazlett dan Frances Hill. 2003. "E-Government : The Realities of
Using IT to Transform The Public Sector". Managing Service Quality,
Vol. 13 Iss 6 pp. 445-452.
Supratman, Dandan. 2005. Metodologi Penelitian Sosial: Suatu Sumber
Belajar di Akademi Kepolisian Republik Indonesia. Semarang: UPT
TANGGON KOSALA EDISI KHUSUS, Juli 2018 107
UNNES Press.
Tjiptono, Fandy. 2012. Service Management : Mewujudkan Layanan Prima.
Yogyakarta: Andi Offset.
Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan.
Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik.
PERAN BHABINKAMTIBMAS DALAM PENCEGAHAN KONFLIK
SOSIAL BERBASIS AGAMA DI POLRESTA BOGOR KOTA
1
Oleh: Aditya Rizky Nugroho

ABSTRAK

Keragaman agama merupakan bagian dari realitas sosial dalam kehidupan masyarakat
Indonesia. Meski demikian, perbedaan agama dapat berpotensi memicu pertentangan
bahkan tindak kekerasan di antara umat yang berbeda keyakinan, seperti konflik sosial
berbasis agama yang terjadi di wilayah hukum Polresta Bogor Kota, Jawa Barat. Polri
sebagai pelayan masyarakat berupaya agar situasi keamanan dan ketertiban di
masyarakat dapat terpelihara melalui fungsi Pemolisian Masyarakat dan konsep
Promoter yang dicanangkan Kapolri. Oleh karena itu, peran Bhabinkamtibmas sebagai
garda terdepan pelaksana fungsi Polmas sangat penting dalam melakukan tindakan
pencegahan (crime prevention) terhadap situasi konflik sosial berbasis agama di
masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana peran
Bhabinkamtibmas, terkait pendekatan kemitraan (partnership) dan upaya pemecahan
masalah (problem solving) dengan menggunakan teori unjuk kerja dari Campbell dalam
mencegah konflik sosial berbasis agama di wilayah hukum Polresta Bogor Kota.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus yang
pengambilan datanya dilakukan melalui wawancara, observasi, studi dokumen, dan
focus group discussion (FGD) kepada sejumlah narasumber, baik itu anggota kepolisian
(Bhabinkamtibmas, Kapolresta, Kapolsek, dll) maupun tokoh masyarakat, di wilayah
hukum Polresta Bogor Kota, khususnya wilayah Polsek Bogor Barat dan Bogor Utara.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Bhabinkamtibmas dianggap telah mampu
menjalankan peran dan tugasnya dalam menjalin kemitraan dengan pihak-pihak yang
bertikai sehingga situasi wilayah Polresta Bogor Kota dengan terjadinya konflik sosial
berbasis agama telah dapat tertangani dengan efektif sehingga wilayah Bogor Kota
cukup kondusif. Meskipun masih perlu peningkatan kemampuan dan keterampilan
Bhabinkamtibmas dalam unjuk kerja menangani konflik sosial berbasis agama

Kata Kunci: peran, bhabinkamtibmas, konflik sosial, kekuatan agama


A. PENDAHULUAN cayaan ini membentuk kelompok-
Kemajemukan agama dan keper- kelompok penganut yang berbeda-
cayaan yang dianut oleh masyarakat beda satu sama lain. Beberapa ke-
merupakan realitas sosial yang ada di lompok umat beragama dianggap
NKRI (Negara Kesatuan Republik minoritas, yaitu Kristen, Katholik,
Indonesia). Para pendiri bangsa (fo- Budha, Hindu, dan Khonghucu.
unding father) memahami bahwa Kelompok-kelompok umat ber-
bangsa Indonesia sudah sejak lama agama tersebut hidup bersama de-
terdiri dari masyarakat dengan ragam ngan kelompok mayoritas agama
budaya yang di dalamnya terdapat Islam (Pratiwi, 2010 : 11). Kelom-
bermacam-macam agama dan keper- pok-kelompok umat beragama, baik
cayaan. Ragam agama dan keper- minoritas maupun mayoritas harus
1) IPTU Wigiyadi, S.H., M.Si. adalah Tenaga Pendidik Akpol
TANGGON KOSALA EDISI KHUSUS, Juli 2018 109
saling menghormati, diakui dan dilaksanakan oleh Wahid Institute,
dipertahankan sebagaimana sema- yang dipaparkan dalam seminar
ngat kesatuan yang tersirat dalam nasional di Kota Bogor pada tanggal
semboyan NKRI yaitu Bhinneka 6 Agustus 2016. Data survei menun-
Tunggal Ika (Lestari, 2016 : 31). jukkan jumlah perilaku intoleran
Perbedaan dalam suatu bangsa yang mengatasnamakan agama terus
dapat dinilai sebagai sebuah kekaya- meningkat setiap tahunnya di Indo-
an bagi bangsa itu sendiri, terutama nesia.
jika antara penganut agama yang Situasi itu sangat mempriha-
berbeda saling menghargai, saling tinkan karena kemajemukan agama
belajar memahami satu sama lain dan di Indonesia tidak hanya berdimensi
berupaya memperkokoh nilai-nilai positif yang dapat dijadikan landasan
agama dan keimanan sesuai keya- keyakinan (common ground) untuk
kinan masing-masing (Novianty, membangun hubungan antar agama
2017 : 25 ). Perbedaan tersebut, di yang sehat, humanis, dinamis dan
satu sisi, juga dapat berpotensi berkualitas, tetapi dapat juga ber-
memicu pertentangan, perpecahan, dimensi negatif yaitu memicu atau
bahkan kekerasan di antara umat menginspirasi oknum umat ber-
beragama. Hal ini sesuai dengan la- agama melakukan tindak kejahatan
poran yang dikemukakan oleh dan kekerasan kepada umat bera-
SETARA Institute tentang 244 kasus gama lainnya (Suedy dkk, 2012 : 48).
pelanggaran kebebasan beragama Dennet dalam Rusmalia (2008 :
yang disertai dengan 299 bentuk 1) menjelaskan tentang konsep the
tindakan kekerasan. Tindak kekeras- ambivalence of sacred yang dapat
an berbasis atau mengatasnamakan dimaknai sebagai watak ambiguitas
agama juga telah menyebar ke berba- sebuah agama yaitu ketika agama di
gai pelosok Indonesia, yaitu di 17 satu sisi dapat menjadi sumber
wilayah pemantauan, dan wilayah kekerasan, perang, permusuhan, dan
lainnya di luar wilayah pemantauan sebagainya, namun di saat yang ber-
(Jamaludin, 2015 : 19). samaan, agama juga dapat menjadi
Wilayah Indonesia memiliki 5 sarana untuk menggerakkan perda-
(lima) provinsi yang tercatat memili- maian, cinta kasih, harmoni, keadil-
ki tingkat pelanggaran berbasis a- an, dan berbagai aksi kemanusiaan
gama, antara lain provinsi Jawa Barat lain yang mulia. Sejalan dengan pan-
(57 kasus), Sulawesi Selatan (45 dangan tersebut, Harrold (2004 : 235)
kasus), Jawa Timur (31 kasus), berpendapat bahwa agama pada prin-
Sumatera Utara (24 kasus), dan Ban- sipnya memiliki 2 (dua) kekuatan
ten (12 kasus) (Jamaludin, 2015 : 19). utama, yaitu bersifat konstruktif jika
Data ini didukung oleh survei yang dihayati sebagai sarana menjalin
110 Aditya Rizky Nugroho, Peran Bhabinkamtibmas dalam Pencegahan Konflik Sosial ...

keharmonisan dan peradaban yang (lima) tindakan yang dapat dilakukan


sejahtera, dan sebaliknya bersifat oleh anggota Polri yaitu: (1) Deteksi
destruktif apabila digunakan sebagai dini dan deteksi aksi dalam rangka
alat untuk membenarkan tindakan pemetaan kelompok radikal pro
kekerasan sehingga berdampak pada kekerasan dan intoleransi; (2)
perpecahan suatu bangsa. Membangun daya cegah dan daya
Berdasarkan tinjauan terhadap tangkal warga; (3) Bekerjasama
data survei dan hasil penelitian yang dengan berbagai elemen masyarakat
telah dijelaskan sebelumnya bahwa dan pemangku kepentingan (stake-
peristiwa konflik sosial antarumat holder); (4) Mengintensifkan kegiat-
beragama telah mengakibatkan ter- an dialogis antar kelompok radikal
ganggunya keamanan dan keter- yang berpotensi melancarkan aksi
tiban masyarakat, bangsa, dan nega- kekerasan dan intoleransi, serta (5)
ra, sehingga pemerintah diharapkan Melakukan tindakan penegakan hu-
dapat bertindak cepat dan tepat. Polri kum yang optimal (Mabes Polri,
(Kepolisian Negara Republik Indo- 2016 : 25).
nesia) sebagai salah satu lembaga Dua kegiatan utama dari kelima
pemerintah berperan aktif menjaga aksi konkret tersebut yang harus
Kamtibmas (Keamanan dan Keter- dilakukan oleh anggota Polri adalah
tiban Masyarakat). Terutama di era membangun daya cegah dan daya
kepemimpinan Kapolri saat ini, tangkal warga serta mengoptimalkan
Jenderal Pol. Prof. H. M. Tito Karna- kegiatan dialog antar kelompok yang
vian, M.A., Ph.D. Kapolri telah dianggap radikal. Ini sejalan dengan
mendeklarasikan sebuah program upaya Polri dalam menjalankan
aksi yang dinamakan "11 Program tindak pencegahan dari berbagai
Optimalisasi Aksi" dalam rangka aspek yang berpotensi mengganggu
mewujudkan Polri sebagai lembaga keamanan dan ketertiban di masya-
pemerintah yang 'Profesional, Mo- rakat (crime prevention) melalui
dern dan Terpercaya (Promoter)'. implementasi Pemolisian Masya-
Program aksi yang dicanangkan rakat (Polmas) yang telah dilaksa-
Kapolri tersebut merupakan tindak- nakan sebagai falsafah dan strategi
an nyata yang harus disadari dan lembaga kepolisian yang modern dan
dilakukan oleh semua pihak sebagai profesional. Upaya crime prevention
wujud nyata pengabdian Polri yang ini dapat menjadi tindakan efektif
optimal kepada masyarakat, bangsa yang dilakukan oleh anggota Polri di
dan negara, terutama dalam pena- lapangan, terutama anggota yang
nganan kelompok radikal pro keke- wilayah tugasnya langsung bersen-
rasan dan intoleransi. Program aksi tuhan dengan masyarakat, seperti
ini secara konkret dijabarkan dalam 5 Bhabinkamtibmas (Bhayangkara
TANGGON KOSALA EDISI KHUSUS, Juli 2018 111
Pembina Keamanan dan Ketertiban btimas dalam mencegah konflik
Masyakarat) (Humberto, 2010 : 50; sosial berbasis agama di wilayah
Wowor, 2016 : 2). hukum Polresta (Kepolisian Resor
Pandangan tersebut di atas se- Kota) Bogor Kota.
jalan dengan pendapat mantan Wilayah Polresta Bogor Kota
Kapolri, Jenderal Pol (P) Prof. Dr. dipilih sebagai lokasi penelitian
Awaloedin Djamin, M.P.A., Ph.D, karena Kota Bogor adalah kota yang
yang mengatakan bahwa aspek menjadi penyangga Ibukota Negara
pencegahan terjadinya tindak keja- Republik Indonesia, D.K.I. Jakarta,
hatan (crime prevention) merupakan dan menjadi area tempat tinggal
komponen utama dalam mencipta- Presiden Republik Indonesia, Bapak.
kan situasi keamanan dan ketertiban Ir. H. Joko Widodo, beserta keluarga,
masyarakat (Djamin, 2011 : 124). sehingga keterjaminan keamanan
Seorang anggota Bhabinkam- dan keselamatan simbol negara
tibmas harus memiliki pengetahuan menjadi tugas dan tanggungjawab
dan keterampilan untuk menyele- utama anggota Polri, terutama bagi
saikan masalah yang berkembang di Polresta Bogor Kota. Oleh karena-
masyarakat sejak dini, kemampuan nya, sudah selayaknya Polri memberi
mengakomodasi keluhan masyara- perhatian khusus kepada Kota Bogor
kat, mengutamakan kebersamaan untuk memastikan terpeliharanya
dalam penyelesaian masalah, ter- keamanan dan ketertiban masyarakat
masuk kesiapan diri petugas dalam di wilayah tersebut. Selain itu, hasil
menjalankan tugasnya (Mabes Polri, survei oleh Wahid Institute (2016)
2015 : 14). Peran anggota Bhabin- menunjukkan salah satu wilayah
kamtibmas sangat dibutuhkan dalam provinsi di Indonesia yang dinilai
membangun kemitraan (partner- paling rentan terjadinya konflik
ship) dan memfasilitasi masyarakat sosial berbasis agama adalah Jawa
untuk memecahkan berbagai perma- Barat.
salahan (problem solving) di ling- Hasil survei ini diperkuat oleh
kungannya, termasuk permasalahan temuan peneliti dalam studi penda-
yang berkaitan dengan konflik sosial huluan yang dilakukan selama 2
antarumat beragama di Indo-nesia. (dua) periode tanggal 27 Mei 2016
Tingkat konflik sosial berbasis dan 5 Juli 2017 dalam rangka mela-
agama yang cukup tinggi di beberapa kukan Latihan Kerja (Latja) di
wilayah Indonesia dan sejauh mana wilayah Kepolisian Daerah Jawa
peran aktif Bhabinkamtibmas dalam Barat (Polda Jabar), khususnya di
mencegah konflik sosial berbasis Polresta Bogor Kota.
agama menarik untuk diteliti teru- Hasil studi pendahuluan menun-
tama mengenai peran Bhabinkam- jukkan beberapa kejadian berkaitan
112 Aditya Rizky Nugroho, Peran Bhabinkamtibmas dalam Pencegahan Konflik Sosial ...

dengan kelompok beragama di tugasnya, dan hal-hal yang dapat


beberapa lokasi dan waktu yang meningkatkan kemam-puan dalam
berbeda, antara lain penolakan warga menghadapi tugas-tugasnya di
terhadap rencana pembangunan lapangan.
masjid umat Syiah, munculnya Berdasarkan latar belakang
berbagai spanduk aksi penolakan masalah yang telah dikemukakan,
terhadap pemekaran bangunan maka pertanyaan penelitian yang
Masjid Imam Ahmad Bin Hanbal dan diangkat berdasarkan rumusan
pembangunan masjid di area SMP masalah tersebut adalah (1) bagai-
Nuraida Islamic Boarding School di mana peran Bhabinkamtibmas dalam
Bogor Utara, serta aksi unjuk rasa di pencegahan konflik sosial berbasis
wilayah Polresta Bogor Kota yang agama di Polresta Bogor Kota; (2)
dilakukan oleh Jemaat Gereja Yas- faktor–faktor apa yang menjadi
min yang masih meninggalkan rasa penghambat Bhabinkamtibmas da-
kecewa dan ketidakpuasan atas lam pencegahan terjadinya konflik
penyegelan pembangunan gereja. berbasis agama di Polresta Bogor
Hasil studi pendahuluan tersebut Kota; dan (3) bagaimana cara
menjadi awal bagi peneliti untuk meningkatkan kemampuan Bhabin-
melakukan kajian lebih dalam kamtibmas dalam pencegahan
mengenai sejauh mana upaya ang- terjadinya konflik sosial berbasis
gota Bhabinkamtibmas di wilayah agama di Polresta Bogor Kota.
hukum Polda Jawa Barat, khususnya Penelitian ini bertujuan untuk
yang bertugas di Polresta Bogor menemukan pendekatan Peran
Kota, dalam menjalankan perannya Bhabinkamtibmas dalam pencegah-
sebagai pelaksana implementasi an konflik sosial berbasis agama
Polmas yang mendukung "11 Pro- melalui kemitraan (partnership) dan
gram Optimalisasi Aksi" yang telah penyelesaian masalah (problem
dicanangkan oleh Kapolri. Pelak- solving) sesuai dengan karakteristik
sanaan implementasi "11 Program masyarakat di Polresta Bogor Kota;
Optimalisasi Aksi" tersebut dikaitkan mengidentifikasi faktor-faktor yang
dengan upaya Bhabinkam-tibmas menghambat kinerja Bhabinkam-
membangun kemitraan (partnership) tibmas dalam mencegah konflik
dan kemampuan petugas Bhabin- berbasis agama di Polresta Bogor
kamtibmas dalam memecahkan Kota; menemukan cara mening-
permasalahan di masyarakat (pro- katkan kemampuan Bhabinkam-
blem solving), mengidentifikasi tibmas dalam pencegahan konflik
faktor-faktor yang menghambat sosial berbasis agama di Polresta
kinerja dalam pence-gahan konflik Bogor Kota.
sosial berbasis agama di wilayah Hasil penelitian ini diharapkan
TANGGON KOSALA EDISI KHUSUS, Juli 2018 113
dapat memberikan manfaat, baik dari Variabel yang menjadi fokus
manfaat teoritis maupun praktis. penelitian adalah Bhabinkamtibmas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat Polresta Bogor Kota, namun tidak
memperkaya ilmu dan pengetahuan hanya berkaitan dengan kegiatan
di bidang kepolisian terkait konflik Bhabinkamtibmas dalam menjalan-
sosial berbasis agama. Hasil kan tugasnya, melainkan peneliti
penelitian ini juga diharapkan dapat memperhatikan berbagai aspek yang
menambah referensi mengenai faktor bersifat dinamis dan berkaitan
dominan kekuatan agama (power of dengan peran Bhabinkamtibmas
religion) yang terjadi di masyarakat. dalam pencegahan konflik sosial
Berkontribusi pada pengetahuan berbasis agama di lingkungannya.
tentang teori Peran khususnya pada Komponen penting dalam pene-
upaya pencegahan kejahatan (crime litian kualitatif adalah : tempat
prevention) yang dirasa penting (place), Pelaku (actors) dan aktivitas
dewasa ini. Hasil penelitian ini secara (activity) yang oleh Spradley dalam
khusus dapat memberikan masukan Sugiyono (2017 : 215) dikenal
kepada Polresta Bogor Kota dengan nama situasi sosial. Adapun
mengenai pemberdayaan peran aktor dalam penelitian ini adalah
Bhabinkamtibmas dalam pencegah- Bhabinkamtibmas dengan aktivitas
an konflik sosial berbasis agama. menjalankan tugas kemitraan dan
Hasil penelitian ini juga dapat problem solving dalam pencegahan
memberikan masukan mengenai terjadinya konflik sosial berbasis
pendekatan kemitraan dan penyele- agama, yang terjadi di Polresta Bogor
saian masalah yang tepat untuk men- Kota, khususnya wilayah Polsek
cegah konflik sosial berbasis agama. Bogor Barat dan Bogor Utara.
Teknik pengumpulan data yang
B. METODE PENELITIAN digunakan oleh penelitian kualitatif
Edmund Huserl dalam Ikbar adalah dokumentasi, pencatatan data
(2014 : 65) menjelaskan beberapa arsip, wawancara, FGD, observasi,
model penelitian kualitatif, antara perekaman gambar, perekaman suara
lain case study, phenomenology, bio- (voice recorder), buku karangan,
graphy, grounded theory, etnogra- pencatatan dokumen pribadi. Peneliti
phy. Penelitian ini merupakan pene- melakukan pengumpulan data de-
litian kualitatif yang akan menggu- ngan menggunakan teknik wawan-
nakan pendekatan studi kasus untuk cara, FGD dan observasi.
mempelajari dan meneliti peran Milles dan Huberman dalam
Bhabinkamtibmas dalam pence- Sugiyono (2017 : 246) menyatakan
gahan konflik sosial berbasis agama teknik analisis data penelitian
untuk dikaji lebih mendalam. kualitatif adalah upaya yang dilaku-
114 Aditya Rizky Nugroho, Peran Bhabinkamtibmas dalam Pencegahan Konflik Sosial ...

kan oleh peneliti dalam mengolah melalui pendekatan kemitraan dan


datanya. Selain itu, peneliti menge- kemampuan pemecahan masalah di
lola atau mengorganisasikan data, wilayah Polresta Bogor kota dalam
memasukkan data ke dalam kategori- pencegahan konflik sosial berbasis
kategori tema dan memperhatikan agama?. Dari tema-tema yang mun-
keterkaitan antartema, sehingga cul pada display data, kemudian
kemudian menemukan pola, mene- dilakukan kategorisasi, ditemukan 2
mukan apa yang penting dan apa (dua) komponen utama yang kuat
yang dipelajari, serta memutuskan muncul, yaitu Tugas (Task) dan
apa yang akan dituliskan dan dipa- Keterlibatan (Willing-ness).
parkan dalam laporan hasil peneli- Dari 2 (dua) komponen di atas,
tian. Peneliti melakukan tahapan peneliti akan membahas pertanyaan
analisis data penelitian kualitatif penelitian terkait dengan peran Bha-
seperti yang dikemukakan oleh binkamtibmas melalui pendekatan
Milles dan Huberman (Moleong kemitraan dan pemecahan masalah
2017 : 247), yaitu kegiatan atau dalam pencegahan konflik sosial
aktivitas peneliti yang mencakup berbasis agama di Polresta Bogor
data reduction, data display, conclu- Kota dengan menggunakan 2 pilar
sion dan verification. utama yaitu Tugas (Task) dan kedua
adalah Keterlibatan (willingness).
C. HASIL PENELITIAN DAN Tugas dan ketelibatan kerja
PEMBAHASAN merupakan 2 (dua) komponen yang
1. Peran Bhabinkamtibmas dalam saling mempengaruhi. Tugas dapat
Pencegahan Konflik Sosial Ber- diartikan sebagai Kerja (KBBI) yang
basis Agama bermakna melaksanakan tugas yang
Peneliti menemukan kategori- diakhiri dengan buah karya yang
kategori yang menggambarkan dan dapat dinikmati oleh individu yang
menjelaskan "Peran Bhabinkam- bersangkutan (Hasanah 2014 : 1).
tibmas dalam pencegahan konflik Sedangkan keterlibatan dalam beker-
sosial berbasis agama di wilayah ja adalah kerelaan individu untuk
Polresta Bogor Kota" memberikan waktu, tenaga, dan
Bhabinkamtibmas dalam menja- pikirannya demi pekerjaan yang
lankan tugasnya mengemban 2 (dua) dilakukan. Semakin individu memi-
fungsi utama yaitu menjalin kemi- liki keterlibatan yang tinggi maka ia
traan (partnership) dan kemampuan akan berpartisipasi aktif dan memun-
pemecahan masalah (problem culkan kinerja yang baik. Untuk
solving) (Wowor 2016 : 5). Terkait memunculkan kerja atau tugas de-
dengan pertanyaan penelitian tentang ngan keterlibatan yang baik, peneliti
bagaimana peran Bhabinkamtibmas akan menjembatani pembahasan
TANGGON KOSALA EDISI KHUSUS, Juli 2018 115
dengan menggunakan teori Unjuk jakan tugasnya secara konsisten;
kerja dari Campbell dalam Wowor Maintaining personal discipline
(2016 : 360). yaitu upaya individu untuk tidak
Penguasaan tugas seperti yang melakukan hal-hal yang negatif
disampaikan oleh Campbell dalam dalam bekerja; Facilitating peer and
teori unjuk kerjanya, terdapat 8 team performance; Supervision yaitu
(delapan) komponen utama yang kemampuan mempengaruhi rekan
harus dimiliki setiap petugas dalam atau bawahan untuk meningkatkan
menjalankan pekerjaannya. Delapan unjuk kerja melalui interaksi inter-
komponen unjuk kerja tersebut personal; Management adminis-
mencakup perilaku-perilaku yang tration.
dapat diobservasi yang dilakukan Kedelapan komponen kinerja
oleh individu dalam pekerjaan Bhabinkamtibmas sesuai yang
petugas yang relevan dengan tujuan dikemukakan Campbell tersebut
organisasi. Unjuk kerja atau sering dapat tergambar lebih jelas dalam
disebut dengan kinerja merupakan berbagai kegiatan Bhabinkamtibmas
modal organisasi Polri yang harus terkait menjalankan tugas-tugasnya
dimiliki oleh semua anggota, tidak (pembekalan, pembinaan, sosiali-
terkecuali Bhabinkamtibmas. sasi, koordinasi, dan evaluasi) dan
Dari hasil pengolahan data, pen- keterlibatannya dalam menjalankan
dekatan kemitraan dan pemecahan tugas tersebut (upaya komunikasi,
masalah yang dilaksanakan oleh diskusi, dan musyawarah dengan
Bhabinkamtibmas di wilayah Pol- masyarakat atau para stakeholder)
resta Bogor Kota akan efektif dalam dalam rangka pencegahan konflik
pencegahan konflik sosial apabila sosial berbasis agama.
Bhabinkamtibmas memiliki 8 a. Faktor Penghambat Bhabin-
(delapan) komponen kinerja antara kamtibmas Dalam Pencegahan
lain Job specific task proficiency Konflik Sosial Berbasis Agama
yaitu sejauh mana individu dapat Faktor penghambat pelaksanaan
mengerjakan tugas-tugas utama dari tugas Bhabinkamtibmas dalam
pekerjaannya; Non-job specific task Pencegahan konflik sosial berbasis a-
proficiency yaitu sejauh mana indi- gama, pertama bersumber pada diri
vidu mengerjakan sejumlah tugas individu Bhabinkamtibmas itu
khusus; Writtenoral communi-cation sendiri (internal). Keduayang ber-
task yaitu sejauh mana keterampilan sumber dari faktor lingkungan atau
individu dalam menulis dan situasi (eksternal). Campbell dalam
berkomunikasi; Demon-strating Wowor (2016 : 32) menjelaskan
effort yaitu sejauh mana individu bahwa faktor yang bersumber dalam
menunjukkan upaya ekstra menger- diri individu mencakup: pengeta-
116 Aditya Rizky Nugroho, Peran Bhabinkamtibmas dalam Pencegahan Konflik Sosial ...

huan, pengalaman, pendidikan, di lingkup kehidupan masya-rakat


motivasi dan sikap. Sedangkan yang kota Bogor.
bersumber dari luar diri individu d. Sarana dan Prasarana
seperti faktor lingkungan atau situasi Berdasarkan temuan di lapangan
yang bisa mendorong atau meng- saat peneliti melaksanakan pene-
hambat tugas. Dalam konteks ini, litian di Polresta Bogor Kota, peneliti
peneliti akan membahasnya mulai melihat bahwa petugas Bhabinkam-
faktor internal kemudian dilanjutkan tibmas belum sepenuhnya mem-
dengan faktor eksternal atau ling- punyai perlengkapan yang harus
kungan. dimiliki oleh seorang Bhabinkam-
b. Faktor Internal tibmas dalam melaksanakan tugas-
Adapun faktor internal yang nya. Sesuai Peraturan Kapolri Nomor
menghambat tugas Bhabinkam- 3 tahun 2015 tentang Polmas.
tibmas seperti yang dijelaskan pada Kenyataan di lapangan belum semua
teori unjuk kerja Campbell dalam Bhabinkamtibmas Polsek Bogor
pencegahan konflik sosial berbasis Utara dan Bogor Barat mem-punyai
agama, dimulai dari sumber daya kelengkapan dimaksud. Perleng-
manusia itu sendiri. Aspek pengu- kapan yang sudah dapat dipenuhi
asaan tugas, pengetahuan, wawasan, seperti rompi, HP dan HT, kartu
kerangka berpikir seorang Bhabin- nama, blangko kun-jungan, stiker
kamtibmas terhadap upaya pence- kunjungan, buku agenda. Sedangkan
gahan konflik haruslah didapatkan untuk Komputer, para Bhabinkam-
melalui pendidikan terstruktur se- tibmas lebin "menumpang" kerja
hingga dapat diketahui proses pem- pada Polsek atau kelurahan di saat
belajaran yang diterima dari pen- volume dan waktu kerja Polsek dan
didikan tersebut. kelurahan longgar. Sepeda motor
c. Faktor Situasi (Eksternal) beserta helm, jas hujan, perlengkap-
Faktor situasional yang meng- an lainya seperti senter, ransel kerja,
hambat Bhabinkamtibmas dalam kamera, printer, modem, alat komu-
pencegahan konflik sosial berbasis nikasi (HP, HT, Megaphone), garis
agama berfokus pada faktor di luar polisi dan ATK (alat tulis kantor)
kemampuan Bhabinkamtibmas un- dilakukan pengadaan sendiri guna
tuk mengendalikannya. Adapun fak- mendukung pelaksanaan tugasnya.
tor situasi yang menghambat tugas Sarana dan prasarana yang
Bhabinkamtibmas adalah: sarana- belum dapat dilengkapi oleh Polri
prasarana, modal sosial (sumber daya tersebut menghambat performa kerja
manusia dalam masyarakat) dan nilai Bhabinkamtibmas. Khusus untuk
(kebiasaan atau nilai-nilai nor-ma penggunaan komputer, Bhabinkam-
yang menjadi prinsip) yang ter-dapat tibmas mengalami hambatan dalam
TANGGON KOSALA EDISI KHUSUS, Juli 2018 117
pengoperasian secara mandiri, khu- tibmas menghabiskan waktu di Kan-
susnya saat dihadapkan untuk mem- tor Polsek.
buat laporan dengan program excell 6. Modal sosial
dan word. Tugas yang bersifat Masyarakat merupakan modal
adminitrasi dengan memanfaatkan sosial yang dapat mendukung tugas
teknologi terlebih pelaporan melalui tugas pencegahan tejadinya konflik
E-Bhabinkamtibmas, belum berjalan sosial berbasis agama. Masyarakat
optimal. layaknya seperti individu juga memi-
Masih banyak Bhabinkamtib- liki potensi yang kuat untuk mela-
mas yang tidak bertempat tinggal kukan kerja sama. Dari display hasil
dekat kelurahan binaannya. Kondisi olah data, menunjukkan bahwa
ini berpengaruh besar terhadap indikator yang kuat pada modal
efektifitas dan efesiensi dalam pelak- sosial sebagai berikut.
sanaan tugas Bhabinkamtibmas. · Kesamaan persepsi
Jarak tempuh yang cukup jauh antara Anggota Bhabinkamtibmas harus
rumah Bhabinkamtibmas dengan mampu menciptakan kesamaan per-
kelurahan binaanya, didukung sepsi antarpihak dalam hal ini
dengan kemacetan di semua ruas masyarakat selaku pemangku kepen-
jalan di Kota Bogor, mengingat tingan pencegahan konflik sosial
Bogor merupakan kota wisata dan berbasis agama. Kesamaan persepsi
kuliner, menjadikan pekerjaan tam- dapat mencegah kesalahpahaman
bahan bagi Bhabinkamtibmas karena dan konflik. Masjid Imam Ahmad bin
perjalanan tersebut dapat ditempuh Hanbal itu sebenarnya salah penger-
dalam waktu satu jam bahkan lebih. tian saja, salah satu pengertian karna
Belum lagi faktor personal saat ada dia orang akan membentuk agama
keluarga yang sakit, sepeda motor anutan (As-Sunah)/agama paling
yang rusak, serta faktor cuaca karena benar dan dia agamanya tidak
kota Bogor terkenal dengan kota mengizinkan agama lain untuk
hujannya. datang ke kuburan (W,I2,04-03-
Belum tersedianya ruangan khu- 2018, 46-53)
sus atau kantor Bhabinkamtibmas, 7. Penerimaan
khususnya di Polsek Bogor Barat dan Sikap penerimaan warga masya-
Polsek Bogor Utara. Bhabinkam- rakat atas segala perbedaan dan per-
tibmas memanfaatkan fasilitas ruang samaan menjadi komponen penting
kantor di Satbinmas Polsek serta pada modal sosial. Sikap mau mene-
kantor kelurahan yang dibatasi rima, menghargai, termasuk kesedia-
dengan waktu operasionalnya yaitu an untuk menerima bahwa ada kebu-
mulai jam 08.00 pagi hingga jam tuhan orang lain atau kelompok lain
14.00 siang. Selebihnya Bhabinkam- dapat diupayakan melalui kegiatan
118 Aditya Rizky Nugroho, Peran Bhabinkamtibmas dalam Pencegahan Konflik Sosial ...

sosialisasi dan diskusi dalam suasana terkait perbedaan tingkat pendidikan,


yang ondusif. jenis pekerjaan, dan agama. Prinsip
8. Kondusifitas yang diyakini benar, tentang tidak
Wilayah hukum Polresta Bogor boleh menerima tamu, saat suami
Kota tergolong masih kondusif. atau kepala keluarga mencari nafkah,
Sikap dan perilaku gotong royong akan menghambat tugas Bhabin-
dapat memelihara suasana kondusif kamtibmas saat bertugas untuk
dalam masyarakat. Untuk sampai melakukan kunjungan dari rumah ke
saat ini sih wilayah binaan Alham- rumah (door to door) pada kelurahan
dulillah kondusif pak. Karakteristik binaanya saat siang hari. Nilai dan
warga di bogor utara, kelurahan tanah budaya tersebut harus diselesaikan
baru itu agamis ya pak, jadi gak oleh Bhabinkamtibmas agar kegiatan
kayak di tempat yang lain mayoritas door to door dapat dilaksanakan.
itu di sana pesantren, dari pesantren Faktor nilai yang muncul dalam
itu kebanyakan memang orang yang display data adalah sebagai berikut.
jadi panutan di situ adalah anjengan, 10. Silaturahmi
anjengan nachrowi makanya khusus- Nilai silaturahmi yang dimiliki
nya untuk di RT 05 RW 04 itu aga- oleh masyarakat di wilayah Polresta
misnya kental, karakteristik yang Bogor Kota mengarahkan sikap dan
pertama agamis, kedua gotong perilaku dalam forum diskusi dan
royong yang pasti kuat permasalah- kegiatan evaluasi sehingga diskusi
an-permasalahan di wilayah masih dan evaluasi dapat berjalan lancar
kondusif (W,I1,04-03-2018, 20-35) dan baik. Silaturahmi juga menjadi
9. Nilai dan Kebudayaan alat perekat sesama anggota masya-
Nilai dan kebudayaan yang rakat sehingga suasana menjadi
berkembang di kota Bogor cukup kondusif.
bervariatif, artinya masyarakat Kota 11. Respek
Bogor masih menjunjung tinggi nilai, Anggota Bhabinkamtibmas dan
prinsip dan etika adat–istiadat. Nilai para pemangku kepentingan pence-
nilai yang diyakini oleh masyarakat gahan konflik sosial berbasis agama
Kota Bogor dapat menjadi faktor harus memiliki dan meningkatkan
yang dapat dimanfaatkan guna sikap dan perilaku saling menghor-
pencegahan terjadinya konflik sosial mati satu sama lain. Sikap dan
berbasis agama. perilaku tersebut dapat menghilang-
Faktor nilai, kebiasaan dan kan sikap dan perilaku arogan/ egois
kultur yang terdapat pada masyarakat serta mampu meredam perdebatan,
dipengaruhi oleh sumber daya dengan demikian benturan kepen-
masyarakatnya itu sendiri. Hal ini tingan dan konflik dapat dicegah atau
dikarenakan adanya ketimpangan diselesaikan.
TANGGON KOSALA EDISI KHUSUS, Juli 2018 119
12. Apresiasi patnya terhadap setiap gejala per-
Sikap dan perilaku saling meng- ubahan yang terjadi di tengah-tengah
hargai, sebagaimana halnya dengan masyarakat yang dapat menim-bul-
sikap saling menghormati, dapat kan gangguan keamanan" (Suwardji,
menghilangkan sikap dan perilaku 2003 : 26). Kemampuan ini akan
arogan/ egois serta meredam perde- terlaksana apabila Bhabinkamtib-
batan, sehingga benturan kepen- mas memiliki kemampuan dan
tingan dan konflik dapat dicegah atau pengetahuan untuk menjalin relasi
diselesaikan. Anggota Bhabinkam- secara positif dengan masyarakat.
tibmas dan para pemangku kepen- Upaya untuk meningkatkan
tingan pencegahan konflik sosial kemam-puan deteksi dini, dimulai
berbasis agama harus memiliki dan dengan adanya keterlibatan aktif
meningkatkan sikap serta perilaku Bhabinkamtibmas dalam menjalan-
saling menghargai satu sama lain. kan tugasnya. Keterlibatan aktif akan
13. Kekeluargaan terwujud apabila Bhabinkamtibmas
Masyarakat di wilayah Polres mengenali dan memahami tugas
Kota Bogor memiliki dan menja- pokok dan tugas khusus yang harus
lankan nilai kekeluargaan. Hal ini dijalaninya (Campbell dalam Wo-
tampak dari kerukunan mereka wor, 2016:36). Salah satu cara yang
menjalankan ibadah agama mereka efektif untuk meningkatkan peran
masing-masing, dan perilaku tidak Bhabinkamtibmas adalah melalui
membeda-bedakan satu sama lain. pendidikan.
Kesamaan persepsi, penerimaan dan Pendidikan dapat yang bersifat
kondusifitas saling berhubungan dan formal maupun informal. Dengan
mendukung satu sama lain dengan memberikan tambahan pengetahuan
silaturahmi, respek, apresiasi dan kepada Bhabinkamtibmas tentang
kekeluargaan. Jika silaturahmi sering bagaimana pendekatan yang efektif
dilakukan maka penerimaan semakin dalam penanganan konflik sosial
meningkat dan sebaliknya jika khususnya yang berbasis agama, hal
penerimaan meningkat maka sila- ini akan berkorelasi dengan unjuk
turahmi semakin sering dilakukan. kerjanya.
2. Upaya Meningkatkan Kemam- Saat pelaksanaan FGD yang dipra-
puan Bhabinkamtimbas Dalam kasai oleh peneliti, dengan tema
Pencegahan Konflik Sosial Berbasis "Membangun Perilaku Toleransi
Agama Beragama di Wilayah Kota Bogor".
a. Kegiatan Deteksi Dini Terlihat bahwa masyarakat begitu
"Deteksi dini adalah suatu usaha atau antusias menghadiri acara FGD
pekerjaan untuk mencari dan mene- tersebut, idealnya semangat ini
mukan seawal mungkin atau sece- segera ditangkap oleh Bhabinkam-
120 Aditya Rizky Nugroho, Peran Bhabinkamtibmas dalam Pencegahan Konflik Sosial ...

tibmas sebagai peluang untuk me- tersebut oleh pakar Ilmu sosial
nyampaikan harapan pimpinan Polri, disebut dengan Alternative Dispute
untuk menekankan tidak ada lagi Resolution dengan disingkat ADR.
konflik sosial berbasis agama yang Menurut Ruth Charlton dalam
terjadi pada kelurahan binaan. Reali- Mihran (2009 : 2), pelaksanaan ADR
ta di lapangan, Bhabinkam-tibmas dapat menggunakan beberapa meto-
belum sepenuhnya menyimak de, seperti Negosiasi dan Mediasi.
kegiatan FGD dan belum meman- Namun lebih jauh dijelaskan oleh
faatkan moment tersebut untuk Ruth Charton, metode Mediasi
menyampaikan harapan pimpinan memiliki keunggulan dalam upaya
Polri. Bhabinkamtibmas lebih terli- penyelesaian kasus kasus sensitif
hat pasif dan kurang percaya diri seperti kasus agama, pertikaian
untuk ikut terlibat dalam FGD ter- rumah ibadah, isu isu rentan lainnya
sebut. yang jika tidak diselesaikan lebih
Bentuk nyata dari tindakan awal, akan mengusik kelompok
deteksi dini adalah Bhabinkam- mayoritas-minoritas untuk membela
tibmas harus lebih menitik beratkan keyakinannya.
pada laporan informasi yang masuk Selama ini Bhabinkamtibmas
dari masyarakat dan hasil observa- belum mendapatkan pelatihan Nego-
sinya. Sejauh ini di Kelurahan Curug siator dan mediator dengan optimal.
Mekar dan Tanah Baru sebagai Pada kenyataannya peran Mediator
tempat binaan Bhabinkamtibmas yang harus dilakukan oleh Bhabin-
belum ada tindakan-tindakan nyata kamtibmas, merupakan keterampilan
untuk hidup berdamai pasca terjadi- yang harus dikuasai dalam upaya
nya perselisihan yang sampai pencegahan konflik sosial berbasis
penelitian ini dilangsungkan putusan agama mengarah pada perilaku
Mahkamah Agung (MA) belum ada. destruktif.
b. Mediasi dan Negosiasi Pengetahuan dan keterampilan
Membangun situasi yang aman, Bhabinkamtibmas, terkait menggu-
tertib dan kondusif di kelurahan nakan metode mediasi penting
merupakan tugas pokok Bhabin- dipahamani dan dikuasai oleh
kamtibmas yang termuat dalam Bhabinkamtibmas.
Perkap Nomor 3 tahun 2015. Upaya Pengetahuan tentang keung-
yang dapat dilakukan oleh Bhabin- gulan Mediasi antara lain sebagai
kamtibmas terhadap warga masyara- berikut.
kat yang berselisih atau bertikai dapat 1. Kerahasiaan (confidentially)
diselesaikan melalui pendekatan non Bhabinkamtibmas perlu mene-
yuridis sebagai alternatif solusif se- kankan bahwa pihak yang bertikai
lain pendekatan hukum. Pende-katan harus memegang teguh kerahasiaan.
TANGGON KOSALA EDISI KHUSUS, Juli 2018 121
Maksud dari Kerahasiaan di sini fasilitasi prosesnya saja dan isinya
adalah bahwa pertemuan mediasi tetap menjadi milik pihak yang
yang dilakukan oleh mediator kepada bertikai. Bhabinkamtibmas dalam
pihak bertikai bersifat rahasia dan menjalankan peran sebagai Mediator
tidak boleh disiarkan ke publik atau hanya mengontrol prosesnya dan
pers oleh masing masing pihak. tidak bertindak sebagai hakim atau
2. Kesukarelaan (voluntariness) juri yang memutuskan salah atau
Pihak yang bertikai harus ada benar dari salah satu pihak.
kesukarelaan untuk datang ke forum 6. Solusi unik (unique solution)
mediasi atau musyawarah bukan ka- Bentuk bentuk yang dihasilkan
rena paksaan dari orang lain terma- dalam mediasi, tidak selamanya
suk oleh Bhabinkamtibmas. Prinsip berjalan mulus. Kadang kegiatan
kemauannya sendiri atau sukarela ini mediasi ini bisa beberapa kali
dibangun atas dasar bahwa orang diselenggarakan pertemuannya. So-
yang akan mau bekerja sama untuk lusi yang dihasilkan dari proses
menemukan jalan keluar dari per- mediasi kadang kala tidak harus
sengketaan mereka adalah mereka sesuai dengan standar legal, tetapi
datang ketempat perundingan atas dihasilkan dari proses kreatifitas dari
pilihan mereka pihak yang bertikai. Kondisi ter-
sendiri. gantung dari bagaimana Bhabin-
3. Pemberdayaan (empowerment) kamtibmas bersama dengan pemda,
Pemberdayaan di sini dimaksud- tokoh agama, tokoh masyarakat
kan bahwa pihak pihak yang bertikai melakukan pemberdayaan pada
pada dasarnya memiliki cara untuk masing masing pihak.
menyelesaikan masalahnya. Ke- Dari penjelasan di atas, faktor
mampuan mereka untuk mencapai yang perlu ditingkatkan oleh Bhabin-
kesepakatan harus diakui dan dihar- kamtibmas di Polresta Bogor Kota
gai. Oleh karenanya setiap solusi adalah kemampuan menjadi media-
tidak dipaksakan melainkan harus tor yang terampil dalam pencegahan
muncul dari pemberdayaan masing konflik sosial berbasis agama dengan
masing pihak, karena hal itu akan memperhatikan prinsip prinsip
lebih memunkinkan bagi keduanya kerahasiaan, sukarela, netralitas,
untuk menerima. Bhabin-kamtibmas pemberdayaan dan solusi yang unik.
hanya bersifat pendampingan untuk Selain kemampuan deteksi dini
pihak bertikai berupaya mencari dan mediasi kemampuan lain yang
alternatif solusi yang disepakati perlu ditingkatkan oleh Bhabin-
bersama. kamtibmas adalah pertama, menjadi
5. Netralitas (neutrality) jembatan solusi. Penting bagi Bha-
Peran mediator hanyalah mem- binkamtibmas untuk berperan seba-
122 Aditya Rizky Nugroho, Peran Bhabinkamtibmas dalam Pencegahan Konflik Sosial ...

gai jembatan solusi bagi masyarakat konseling dasar guna membangun


yang mengalami konflik. Seperti rasa percaya masyarakat. Bhabin-
dalam penjelasan teori konflik, tidak kamtibmas adalah garda terdepan
ada kekerasan tanpa diawali oleh dalam fungsi pencegah kejahatan dan
gejala konflik terlebih dahulu, dan peningkatan kualitas hidup masyara-
sebaliknya konflik tidak berlanjut ke kat, oleh karena itu mereka perlu
kekerasan jika gejala konflik sudah mendapatkan pembekalan berupa
dapat diatasi (Elly M Setiadi dan pelatihan khusus Polmas. Serang-
Usman Kolip, 2011:349). Untuk itu kaian kompetensi yang diperlukan
peran Bhabinkamtibmas dalam untuk bekerja, telah dituangkan
kaitannya dengan penanganan atau dalam Peraturan Kapolri Nomor 3
pencegahan konflik sosial, harus Tahun 2015. Salah satu kompetensi
memiliki kemampuan untuk me- tersebut adalah pengetahuan dan
angani konflik dan perbedaan per- keterampilan pencegahan dan me-
sepsi di masyarakat (Peraturan nangani konflik sosial yang bersifat
Kapolri Nomor 3 Tahun 2015). umum. Sampai saat ini, Bhabin-
Kemampuan tersebut antara lain: kamtibmas belum mendapatkan
keterampilan berkomunikasi, kepri- pelatihan khusus pencegahan dan
badian yang kokoh untuk menangani penanganan konflik sosial yang
konflik dan perbedaan persepsi, bersifat spesifik, misalnya konflik
keterampilan mediasi dan mema- sosial berbasis agama.
hami keanekaragaman, kemaje- Pencegahan konflik sosial ber-
mukan dan prinsip non-diskriminasi basis agama akan terlaksana apabila
dalam menjalan ibadah agamanya Bhabinkamtibmas cukup mampu
Bhabinkamtibmas memiliki mengenali dan memanfaatkan fak-
sejumlah peran, tidak hanya peran tor-faktor pencegah konflik sosial
yang terkait dengan pencegahan berbasis agama yaitu modal sosial
konflik sosial berbasis agama, namun dan nilai. Indikator faktor modal
peran peran lain yang terkait dengan sosial adalah kesamaan persepsi,
kehidupan masyarakat yang dila- penerimaan dan kondusifitas, se-
yaninya. dangkan indikator faktor nilai adalah
Kedua, menjadi konsultan untuk silaturahmi, respek, apresiasi, keke-
menimbulkan perasaan damai dan luargaan. Hal ini sesuai dengan
menghilangkan permusuhan antar Peraturan Kapolri Nomor 3 Tahun
warga. Pasca peristiwa penyegelan 2015 yang menyatakan Bhabinkam-
rumah ibadah, menyisakan bentuk tibmas harus memiliki kemampuan
kekecewaan di hati masyarakat. untuk menangani konflik dan perbe-
Untuk itu penting bagi Bhabin- daan persepsi di masyarakat.
kamtibmas menguasai tehnik tehnik Kemampuan diri yang harus
TANGGON KOSALA EDISI KHUSUS, Juli 2018 123
terus menerus ditingkatkan oleh Peran Bhabinkamtibmas dalam
Bhabinkamtibmas adalah: keteram- pencegahan konflik sosial berbasis
pilan berkomunikasi; keterampilan agama di masyarakat dipengaruhi
memahami dan memecahkan masa- oleh faktor yang bersumber dari
lah; keterampilan dan kepribadian dalam dirinya (Faktor Internal) dan
untuk menangani konflik dan per- faktor yang bersumber dari ling-
bedaan persepsi; jiwa kepemim- kungan atau situasi kerja (Faktor
pinan; kemampuan membangun tim Eksternal). Faktor internal atau yang
serta mengelola dinamika dan moti- bersumber dari dalam diri Bhabin-
vasi kelompok; kemampuan mema- kamtibmas antara lain Pendidikan
hami dan menghormati hak asasi yang diperoleh dari pendidikan for-
manusia; keterampilan mediasi; mal maupun, Pengetahuan dan
kemampuan memahami keanekara- keterampilan, Pengalaman dan lama
gaman; kemajemukan dan prinsip bekerja di wilayah kelurahan yang
non-diskriminasi; kemampuan me- dibinanya. Dan pemahaman dan
mahami hak-hak kelompok rentan kesadaran diri sebagai penggerak
dan cara menangani/ memper- partisipasi masyarakat.
lakukan komponen komunitas/ ma- Peningkatan kemampuan, pe-
syarakat tersebut. ngetahuan tentang pembekalan kepa-
da masyarakat, pembinaan kemitra-
D. PENUTUP an, serta melakukan sosialisasi
1. Simpulan kepada masyarakat, koordinasi dan
Bhabinkamtibmas memiliki evaluasi dengan unsur-unsur masya-
peranan utama dalam melaksanakan rakat seperti pimpinan daerah, tokoh
tugas kemitraan (partnership) dan masyarakat, tokoh agama, tokoh
pemecahan masalah (problem sol- lembaga swadaya masyarakat, khu-
ving) dalam kehidupan masyarakat. susnya kelompok peredam konflik
Dalam menjalankan tugasnya, sosial berbasis agama.
Peran Bhabinkamtibmas dalam Keterlibatan aktif Bhabinkam-
menjalankan tugasnya ditekankan tibmas dalam pelaksanaan tugas-
pada perilaku Bhabinkamtibmas tugasnya. Keterlibatan aktif Bhabin-
yang sungguh-sungguh ditampilkan kamtibmas ditunjukkan oleh tinggi-
atau dijalankan sesuai tugas yang nya inisiatif, persistensi dan konsis-
diharapkan (Prescribed Role) oleh tensi dalam melaksanakan tugas
masyarakat selaku stakeholder serta seperti hadir pada forum diskusi dan
kemampuan mengenali dan beradap- musyawarah dengan pimpinan dae-
tasi serta menjalin hubungan dengan rah, tokoh agama dan tokoh masya-
masyarakat di lingkup tugasnya rakat.
(Role Set)..
124 Aditya Rizky Nugroho, Peran Bhabinkamtibmas dalam Pencegahan Konflik Sosial ...

2. Saran faatan Polwan (Polisi Wanita) seba-


Meningkatkan kemampuan pen- gai Bhabinkamtibmas untuk menga-
guasaan tugas (task) dan mening- tasi permasalahan nilai atau kultur
katkan keterlibatan (willingness) yang diyakini beberapa masyarakat
kerja anggota Bhabinkamtibmas Bogor, terutama perempuan sebagai
dapat dilakukan dengan peremajaan. istri untuk tidak menerima tamu laki-
Pola penempatan agar disesuaikan laki di rumah ketika tidak ada suami
dengan tingkat pengetahuan dan ket- (ditinggal bekerja). Bhabinkam-
erampilan yang dikuasai oleh Bha- tibmas diharapkan dapat memper-
binkamtibmas. Jarak tempuh antara oleh waktu serta tempat yang lebih
tempat tinggal Bhabinkamtibmas banyak untuk melakukan pembina-
dengan tempat kerjanya sebaiknya an kemitraan melalui komunikasi
diupayakan tidak terlalu jauh demi dalam kunjungan, diskusi dan
memudahkan pelaksanaan kerja musyawarah dengan tokoh masya-
yang efisien dan efektif. Peman- rakat atau warga di wilayah binaan.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Irwan, 2000. Kondisi Sosial yang Dibayangi Disintegrasi Tanpa


Ujung dalam Indonesia Abad XXI: Di Tengah Kepungan Perubahan
Global. Jakarta: Kompas Grup.
Akademi Kepolisian, 2017. Petunjuk Teknis Penyusunan dan Pembimbingan
Skripsi Program (D-IV) Terapan Kepolisian Taruna Akademi
Kepolisian. Semarang.
Agustinova, Danu Eko. 2015. Memahami Metode Penelitian Kualitatif.
Yogyakarta. Calpulis.
Baidi. 2010. Agama dan Multikulturalisme ; Pengembangan Kerukunan
Masyarakat melalui Pendekatan Agama. Surakarta. Sekolah Tinggi I
Daulay, Zainudin. 2015. Pandangan Pemuka Agama Tentang Urgensi
Pengaturan Hubungan Antar Umat Beragama di Indonesia.
Kementerian Agama RI Badan Litbang dan Diklat Puslitbang
Kehidupan. Jakarta
Djamin, Awaloedin. 2011. Sistem Administrasi Kepolisian: Kepolisian
Negara Republik Indonesia. Jakarta: Penerbit YPKIK.
Ikbar, Yanuar. 2012. Metode Penelitian Sosial Kualitatif. Bandung. PT Refika
Aditama
Harold, Ellen. 2004. The Destructive Power of Religion: Violence in Judaism,
Christianity, and Islam, Vol. 1. Contemporary Psychology. Praeger .
USA
TANGGON KOSALA EDISI KHUSUS, Juli 2018 125
Humberto, Maria. 2010. Pokdarkamtibmas Pamulang sebagai Implementasi
Kemitraan dalam Konteks Community Policing. Jurnal Kriminologi
Indonesia. Vol.7 No. I.
Hidayat, Komarudin & Bashori Khoiruddin. 2016. Psikologi Sosial. Aku,
Kami dan Kita. Erlangga.
Jamaludin, Ardon. 2015.Agama & Konflik Sosial. Studi Kerukunan Umat
Beragama, Radikalisme dan Konflik Antar Umat Beragama. Bandung.
Pustaka Setia.
Khufron, M. 2014. Peranan Guru dalam Menanamkan Nilai Kejujuran pada
Siswa
Kelas VIII SMP Negeri I Jati Agung. Digilib.unila.ac.id
Latif, Yudi. 2011. Review Negara Paripurna, Historisitas, Rasionalitas dan
Aktualitas Pancasila. Jakarta. Gramedia
Moleong, Lexy J. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya. Poerwandari, E. Kristi. 2005. Pendekatan
Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia. Depok: LPSP3 UI.
Pratiwi, Poerwanti Hadi. 2010. Multikultural dalam Ethnic dan Cultural
Groups. Yogyakarta. Makalah diskusi Pendalaman materi sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta.
Promoter Polri. 2017. Landing.
Puspito, Hendro. 1983. Sosiologi Agama. Jakarta. BPK Gunung Agung
Republik Indonesia,Undang-Undang RI Nomor 2 Tahun 2002 tentang
Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Rahayuningsih, Endah. 2013. Perilaku Agresi Verbal Pada Pria Dewasa
Dengan Pendekatan Pola Asuh. Fakultas Psikologi, Universitas Ahmad
Dahlan Jogyakarta.
Rumagit, Stev. 2013. Kekerasan dan Diskriminasi Antar Umat Beragama di
Indonesia. Lex Administratum, Vol I/No.2.
SETARA Institute. 2015. Dari Radikalisme Menuju Terorisme. Jakarta:
Pustaka Masyarakat Setara.
Setiadi, Elly & Kolip, Usman. 2011. Pengantar Sosiologi. Pemahaman Fakta
dan Gejala Permasalahan Sosial. Teori, Aplikasi dan Pemecahannya.
Jakarta. Prenadamedia Group.
ABSTRAK 11 SKRIPSI TERBAIK TARUNA AKPOL 2018

Oleh Prawira Hirya

1
OPTIMALISASI PENGGUNAAN APLIKASI AVIS ONLINE AREA
TERBATAS BERBASIS ANDROID DALAM PELAYANAN UJI
TEORI SURAT IZIN MENGEMUDI OLEH SATUAN LALU LINTAS
KEPOLISIAN RESOR CIMAHI

Fery Afrilio Christanto


(No. Ak 14.221, Pos-el: fery_afrilio@yahoo.co.id)

ABSTRAK
Tujuan Penelitian ini dilatarbelakangi oleh munculnya inovasi yang dilakukan oleh
Satlantas Polres Cimahi pada bulan April 2017 berupa penggunaan aplikasi AVIS online
area terbatas berbasis android untuk membantu pelayanan uji teori SIM guna
menghadapi peningkatan angka pembuatan SIM baru selama 4 tahun terakhir. Namun
hingga bulan Februari 2018 jumlah penggunanya masih di bawah 1000, sehingga dinilai
belum optimal. Oleh karena itu, dilakukanlah penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui penggunaan aplikasi AVIS online area terbatas berbasis android,
faktor–faktor yang mempengaruhi, dan optimalisasi penggunaan aplikasi AVIS online
area terbatas berbasis android. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif,
menggunakan metode penelitian deskripti analisis, serta teknik pengumpulan data
dengan wawancara, pengamatan, dan telaah dokumen. Hasil penelitian menemukan
bahwa penggunaan aplikasi AVIS online area terbatas berbasis android sampai saat ini
untuk komponen dasar hukum, sarana, prasarana/fasilitas, pengawasan internal, dan
evaluasi kinerja pelaksana belum memenuhi standar. Faktor–faktor yang mempengaruhi
yaitu inovasi, saluran komunikasi, dan sistem sosial menjadi faktor penghambat.
Optimalisasi yang sudah dilakukan diantaranya dengan penggunaan dwi fungsi ruang
pencerahan, pengajuan SOP ke Korlantas, penyampaian inovasi melalui petugas,
pengawasan pengendalian oleh pimpinan, penganggaran internet SATPAS, dan
perencanaan kerja sama dengan unit Dikyasa. Berdasarkan hasil penelitian, maka
peneliti menyarankan untuk melakukan penganggaran tetap terkait pemeliharaan
aplikasi, pengadaan earphone, pengajuan hak paten ke Kominfo, perluasan platform ke
iOS, optimalisasi penyampaian petugas kepada pemohon melalui video singkat,
pembuataan laporan pelaksanaan secara rutin disertai analisa dan evaluasi pimpinan,
upaya sosialisasi melalui kerja sama dengan unit Dikyasa dalam pelaksanaan Dikmas
rutin bermediakan video singkat, dan melakukan kerja sama dengan radio
maupun stasiun televisi lokal untuk membantu sosialisasi.

Kata Kunci: optimalisasi, aplikasi AVIS online,area terbatas


berbasis android, Polres Cimahi
TANGGON KOSALA EDISI KHUSUS, Juli 2018 127
2
PERAN BHABINKAMTIBMAS DALAM PENCEGAHAN KONFLIK
SOSIAL BERBASIS AGAMA DI POLRESTA BOGOR KOTA

Aditya Rizky Nugroho


(No. Ak 14.208, Pos-el: aditya.tn@icloud.com)

ABSTRAK
Keragaman agama merupakan bagian dari realitas sosial dalam kehidupan masyarakat
Indonesia. Meski demikian, perbedaan agama dapat berpotensi memicu pertentangan
bahkan tindak kekerasan di antara umat yang berbeda keyakinan, seperti konflik sosial
berbasis agama yang terjadi di wilayah hukum Polresta Bogor Kota, Jawa Barat. Polri
sebagai pelayan masyarakat berupaya agar situasi keamanan dan ketertiban di
masyarakat dapat terpelihara melalui fungsi pemolisian masyarakat dan konsep
Promoter yang dicanangkan Kapolri. Oleh karena itu, peran Bhabinkamtibmas sebagai
garda terdepan pelaksana fungsi Polmas sangat penting dalam melakukan tindakan
pencegahan (crime prevention) terhadap situasi konflik sosial berbasis agama di
masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana peran
Bhabinkamtibmas, terkait pendekatan kemitraan (partnership) dan upaya pemecahan
masalah (problem solving) dengan menggunakan teori unjuk kerja dari Campbell dalam
mencegah konflik sosial berbasis agama di wilayah hukum Polresta Bogor Kota.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus yang
pengambilan datanya dilakukan melalui wawancara, observasi, studi dokumen, dan
focus group discussion (FGD) kepada sejumlah narasumber, baik itu anggota kepolisian
(Bhabinkamtibmas, Kapolresta, Kapolsek, dll) maupun tokoh masyarakat, di wilayah
hukum Polresta Bogor Kota, khususnya wilayah Polsek Bogor Barat dan Bogor Utara.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Bhabinkamtibmas dianggap telah mampu
menjalankan peran dan tugasnya dalam menjalin kemitraan dengan pihak-pihak yang
bertikai sehingga situasi wilayah Polresta Bogor Kota dengan terjadinya konflik sosial
berbasis agama telah dapat tertangani dengan efektif sehingga wilayah Bogor Kota
cukup kondusif. Meskipun masih perlu peningkatan kemampuan dan keterampilan
Bhabinkamtibmas dalam unjuk kerja menangani konflik sosial berbasis agama.

Kata Kunci: peran, bhabinkamtibmas, konflik sosial, kekuatan agama

3
OPTIMALISASI PENERAPAN E-TILANG DALAM PROSES
BIROKRASI DENDA TILANG DI POLRES CIANJUR

Putu Gede Ega Purwita


(No. Ak 14.139, Pos-el: egapurwitaputugede@gmail.com)

ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tingginya angka pelanggaran lalu lintas namun
masyarakat yang memilih membayar denda tilang melalui bank masih sangat rendah,
sehingga penerapan E-tilang di Polres Cianjur belum optimal. Adapun perumusan
128 Prawira Hirya, Abstrak 11 Skripsi Terbaik Taruna Akpol 2018

masalah dalam skripsi ini meliputi bagaimana penerapan E-tilang di Polres Cianjur,
faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan penerapan E-tilang dan bagaimana
optimalisasi penerapan E-tilang. Sebagai pisau analisis penulis menggunakan teori
faktor keberhasilan inovasi, teori difusi inovasi, konsep tata cara penindakan
pelanggaran lalu lintas, konsep E-tilang dan konsep optimalisasi. Skripsi ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode field research (penelitian lapangan).
Teknik analisis data melalui Reduksi Data, Sajian Data dan Penarikan Kesimpulan.
Berdasarkan hasil temuan penelitian maka penerapan E-tilang menganjurkan
pembayaran denda melalui bank dengan slip biru namun kurangnya pemahaman
masyarakat tentang penerapan E-tilang serta belum optimalnya inovasi E-tilang
membuat jumlah masyarakat yang membayar denda melalui bank masih sangat rendah.
Dalam pembahasan perlunya optimalisasi baik dari segi inovasi, saluran komunikasi,
jangka waktu dan lingkungan sosial. Dalam tulisan ini dapat disimpulkan bahwa
penerapan E-tilang sudah berjalan baik dan member bebrapa manfaat baik bagi
kepolisian maupun masyarkat yakni transparansi, partisipasi masyarakat, akuntabilitas,
keadilan serta efektif dan efisien. Pada pelaksanaannya masih ditemukan beberapa
kekurangan dari penerapan E-tilang yakni aplikasi E-tilang belum terintegrasi secara
optimal dengan back office. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan
penerapan E-tilang adalah leadership, management/organization, risk management,
human capital dan technology. Pelaksanaan optimalisasi penerapan E-tilang belum
berjalan dengan baik dimana elemen-elemen penting dalam penerapan E-tilang sepert
inovasi, saluran komunikasi, jangka waktu dan lingkungan sosial belum dapat
dioptimalkan.

Kata Kunci: optimalisasi, penerapan e-tilang, birokrasi

4
EFEKTIVITAS WHATSAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI
OLEH BHABINKAMTIBMAS UNTUK MENCEGAH KASUS
CURANMOR DI POLRES CIMAHI

Oleh : Fitriani Akrima

ABSTRAK
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan keefektifan
manfaat penggunaan WhatsApp sebagai media komunikasi dalam pelaksanaan tugas
Bhabinkamtibmas untuk mencegah kasus Curanmor dan untuk mengetahui faktor-
faktor yang mempengaruhi penggunaan WhatsApp yang memerlukan sistem atau
mekanisme untuk mempermudah tugas Bhabinkamtibmas dalam menyampaikan pesan
pencegahan kasus curanmor kepada masyarakat. Pendekatan penilitian yang digunakan
oleh penulis adalah Pendekatan Kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan efektivitas
WhatsApp sebagai media komunikasi untuk menyampaikan pesan pencegahan
curanmor sudah dilakukan dengan baik oleh Bhabinkamtibmas namun belum intensif
sehingga diperlukan penyuluhan secara langsung kepada masyarakat dengan tatap muka
ataupun sambang. Terdapat kekurangan pada kemampuan pengetahuan materi dan
keaktifan Bhabinkamtibmas dalam menyampaikan pesan yang kurang memanfaatkan
inovasi baru dengan menggunakan foto dan video. Terdapat kelebihan didalam
pemanfaatan WhatsApp tersebut karena terdapat komunikasi yang aktif antara
Bhabinkamtibmas dengan masyarakat. Faktor- faktor yang mempengaruhi sebagai
penghambat dan pendukung tugas Bhabinkamtibmas untuk mencegah kasus curanmor
TANGGON KOSALA EDISI KHUSUS, Juli 2018 129
di Polres Cimahi ada secara internal maupun eksternal. Secara internal faktor personel
kepada kualitas dan kuantitas personel dilihat dari masa kerja dan dikjur serta jumlah
Bhabinkamtibmas yang masih kurang dengan permasalahan di masyarakat yang
semakin kompleks. Dimana jumlah Bhabinkamtibmas sebanyak 186 orang hanya 6
Bhabinkamtibmas yang sudah melaksanakan dikjur. Setelah itu koneksitas internet yang
belum terbagi rata secara menyeluruh dengan koneksi yang baik, sarana smartphone,
aplikasi WhatsApp dan kuota yang sudah dipenuhi oleh Bhabinkamtibmas dan sasaran
yang dituju adalah masyarakat sebagai calon korban dan calon tersangka curanmor.
Faktor eksternal yang mendukung adalah pikiran masyarakat yang terbuka dalam hal ini
masyarakat bersikap kooperatif dan aktif menanggapi pesan yang disampaikan oleh
Bhabinkamtibmas. Adanya dukungan dari fungsi lain yakni fungsi reskrim dan fungsi
intel. Kondisi kerawanan daerah yang ada di cimahi yang paling menonjol adalah kasus
curanmor. Beberapa hal yang menjadi penghambat dan pendukung tugas
Bhabinkamtibmas dalam mencegah kasus curnamor membuat tugas Bhabinkamtibmas
tidak berjalan dengan maksimal.

Kata Kunci: efektivitas, whatsapp, media komunikasi, bhabinkamtibmas, curanmor

5
PENCEGAHAN GANGGUAN KAMTIBMAS MELALUI
PEMBERDAYAAN JAGA LEMBUR SISI JALAN (JABURSILAN)
OLEH BHABINKAMTIBMAS DI POLRES SUMEDANG

Putu Ari Sanjaya Putra


(No. Ak. 14.140, Pos-el: arisanjaya1995@gmail.com)

ABSTRAK
Maraknya gangguan Kamtibmas yang menggunakan sarana jalan utama dalam
melakukan aksinya, mendorong Polres Sumedang untuk mencetuskan suatu inovasi
kepolisian guna mencegah gangguan Kamtibmas yang terjadi. Inovasi tersebut bernama
Jaga Lembur Sisi Jalan (Jabursilan). Bhabinkamtibmas sebagai Bhayangkara pembina
keamanan dan ketertiban masyarakat serta pengemban Polmas, dipandang memiliki
tanggungjawab dalam mendukung pelaksanaan Jabursilan tersebut. Dalam skripsi ini,
peneliti mencoba memahami peran Bhabinkamtinbmas dalam memberdayakan inovasi
Jabursilan di Polres Sumedang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pelaksanaan Jabursilan di Polres Sumedang, mengetahui metode yang diterapkan oleh
Bhabinkamtibmas dalam mencegah gangguan Kamtibmas, dan mengetahui faktor
penghambat pemberdayaan Jabursilan oleh Bhabinkamtibmas. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan wawancara terstruktur guna menggali fakta
yang lebih mendalam. Partisipan dalam penelitian ini dipilih sesuai dengan data yang
dibutuhkan peneliti pada penulisan skripsi ini. Peneliti menganalisis hasil penelitian
dengan menggunakan teori managemen P.O.A.C, teori analisis S.W.O.T, teori tools and
management, teori kompetensi dan didukung oleh Konsep pemberdayaan, konsep
sinergitas serta konsep koordinasi. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan hasil
wawancara mendalam, pengamatan (observasi) dan data dokumen yang diperoleh dari
sumber-sumber yang relevan. Jabursilan merupakan inovasi Pos Kambling yang
dikemas lebih modern dan efektif, sehinnga diharapkan mampu mencegah gangguan
Kamtibmas melalui pemberdayaan Jabursilan oleh Bhabinkamtibmas di Polres
Sumedang. Namun dalam pelaksanannya Jabursilan dinilai belum optimal. Belum
optimalnya pemberdayaan tersebut diakibatkan karena beberapa faktor penghambat.
130 Prawira Hirya, Abstrak 11 Skripsi Terbaik Taruna Akpol 2018

Faktor penghambat tersebut terdiri dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal
meliputi sumber daya manusia, sarana dan prasaran serta anggaran. Sedangkan faktor
eksternal yang menghambat adalah kebudayaan masyarakat heterogen, rendahnya
pemahaman masyarakat terhadap Jabursilan dan kondisi geografis wilayah Sumedang
yang kurang mendukung.

Kata Kunci: pelaksanaan jabursilan, metode pemberdayaan, dan faktor penghambat

6
PENCEGAHAN RADIKALISME MELALUI OPTIMALISASI
PERAN BHABINKAMTIBMAS DI WILAYAH HUKUM POLRESTA
BOGOR KOTA DALAM RANGKA HARKAMTIBMAS

Sang Made Satria Damara


(No. Ak. 14.039)

ABSTRAK
Terjadi pada beberapa negara lainnya, radikalisme mengakibatkan negara bergejolak
bahkan terjadi aksi-aksi terorisme. Di Indonesia radikalisme diantaranya
bermetamorfosis dalam bentuk organisasi masyarakat (Ormas) yang seringkali
mengeluarkan pernyataan-pernyataan keras dan melakukan aksi-aksi kekerasan
terhadap orang atau kelompok lain yang tidak sepaham karenanya dikatakan sebagai
radikalisme pro kekerasan (RPK) dan intoleransi. Dalam rangka mengetahui
mengetahui peran Bhabinkamtibmas dalam mencegah radikalisme tersebut; mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi peran Bhabinkamtibmas dalam pencegahan
radikalisme di wilayah hukum Polresta Bogor Kota dan mengoptimalan peran
bhabinkamtibmas di Polresta Bogor Kota dalam pencegahan radikalisme, penulis
menggunakan beberapa teori yaitu, teori manajemen, teori peran dan teori gunung es
pemolisian proaktif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan
wawancara tak terstruktur guna menggali fakta lebih dalam. Lokasi penelitian dilakukan
di Kota Bogor dengan fokus pada peran bhabinkamtibmas dalam pencegahan
radikalisme. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan hasil wawancara
mendalam, pengamatan dan data dokumentasi yang diperoleh dari sumber-sumber
relevan. Hasil penelitian menunjukan bahwa terhadap unsur-unsur manajemen
(personil, dukungan keuangan, sarana dan prasarana serta metode yang digunakan)
terkait peran Bhabinkamtibmas di Polresta Bogor Kota dalam pencegahan radikalisme
adalah selama ini masih kurang memadai atau optimal dilakukan disebabkan berbagai
faktor baik internal ataupun eksternal.
Untuk itu, terhadap unsur-unsur manajemen (personil, dukungan keuangan, sarana dan
prasarana serta metode yang digunakan) terkait peran Bhabinkamtibmas di Polresta
Bogor Kota dalam pencegahan radikalisme perlu lebih ditingkatkan dan dioptimalkan
pelaksanaannya. Selain itu sinergitas dengan instansi lain pendukung juga harus lebih
ditingkatkan dan penggunaan teknologi informasi agar lebih dikembangkan untuk
memberikan pesan-pesan anti radikalisme secara digital.

Kata Kunci: pencegahan, radikalisme, optimalisasi, peran, Bhabinkamtibmas


7
OPTIMALISASI PATROLI BIRU SATUAN SABHARA DALAM
TANGGON KOSALA EDISI KHUSUS, Juli 2018 131
MENCEGAH TINDAK PIDANA DENGAN PEMBERATAN (CURAT)
DI POLRES BANDUNG

Mega Ayundya Nirwaningtyas


(No. Ak. 14.300)

ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi karena tingginya angka tindak pidana pencurian dengan
pemberatan di Kabupaten Bandung. Perlunya upaya pencegahan terhadap tindak pidana
pencurian dengan pemberatan akan dibahas pada penelitian ini. Dalam melaksanakan
tugasnya itulah, maka dalam Pasal 13 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 dijelaskan
bahwa Kepolisian Negara Republik Indonesia memiliki tugas pokok dan fungsi guna
mengatasi adanya ancaman, tantangan, gangguan, dan hambatan berupa potensi
gangguan, ancaman gangguan, dan gangguan nyata.Pada penelitian ini Kepustakaan
Penelitian yang menjadi acuan adalah skripsi dari Mahasiswa PTIK (2013) Batara Indra
Aditya yang membahas tentang patroli Sabhara dalam mencegah tindak pidana oleh
geng motor di Polres Sukabumi dan Ari Dwi Putra, Royan Antory, dan Eryke Herlita (FH
UNIB 2012) yang berisi peran polisi dalam menanggulangi balapan liar remaja di
Bengkulu. Konsep yang digunakan adalah konsep patroli dan menggunakan teori
manajemen 6M dan teori pencegahan kejahatan yang nantinya akan dibahas pada
pembahasan hasil penelitian. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif
yang hasilnya diperkuat dengan adanya temuan-temuan, hasil observasi, studi dokumen,
dan hasil wawancara dengan sumber-sumber informasi. Teknik yang digunakan untuk
analisis data mencakup reduksi data, penyajian data, dan meyusun kesimpulan. Hasil
penelitian menemukan bahwa patroli biru untuk mencegah curat masih belum optimal
dengan adanya aturan dalam Perkabaharkam nomor 1 tahun 2017 yang belum
dilaksanakan serta analisis sarana manajemen yang masih memiliki unsur penghambat
pelaksanaan patroli biru seperti dari sisi manusia, uang, materi, mesin, metode, dan
pasar. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyarankan agar pimpinan
memerintahkan anggota untuk melaksanakan pendidikan dan pelatihan serta
diikutsertakannya peranan teknologi untuk mengoptimalisasikan pelaksanaan patroli
dalam mencegah tindak pidana pencurian dengan pemberatan di Polres Bandung.

Kata Kunci: optimalisasi, patroli biru, satuan sabhara, pencurian dengan pemberatan

8
OPTIMALISASI PERAN UNIT DIKYASA POLRES CIMAHI
DALAM KEGIATAN DIKMAS LANTAS UNTUK MENINGKATKAN
KESADARAN TERHADAP ETIKA BERLALU LINTAS
PADA PELAJAR SMA

Kevin Egananta Joshua

ABSTRAK
ABSTRAK
Tujan penelitian ini menjelaskan pelaksanaan dikmas lantas oleh unit Dikyasa Polres
132 Prawira Hirya, Abstrak 11 Skripsi Terbaik Taruna Akpol 2018

Cimahi untuk meningkatkan kesadaran terhadap etika berlalu lintas pada pelajar SMA;
menjelaskan faktor faktor apa yang mempengaruhi rendahnya kesadaran terhadap etika
berlalu lintas pada pelajar SMA; menjelaskan optimalisasi peran Unit Dikyasa Polres
Cimahi dalam kegiatan dikmas lantas; meningkatkan kesadaran terhadap etika berlalu
lintas pada pelajar SMA. Dalam melaksanakan penelitian ini penulis memilih untuk
menggunakan metode penelitian dengan cara penelitian lapangan atau field research.
Pengumpulan data dengan wawancara dan observasi. Selanjutnya, data yang diperoleh
akan dianalisis dengan cara reduksi data, sajian (display) data, dan penarikan
kesimpulan. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa pelaksanaan dikmas lantas masih
belum optimal, dimana masih banyak yang belum maksimal dan belum sesuai dengan
apa yang seharusnya menjadi ketentuan dalam melaksanakan komunikasi sehingga
tujuan utama untuk meningkatkan kesadaran terhadap etika berlalu lintas pada pelajar
SMA menjadi terhalang. Dari rendahnya kesadaran terhadap etika berlalu lintas pada
pelajar SMA, menurut hasil wawancara ke beberapa pihak (pelajar SMA, Pihak sekolah
dan Anggota Sat lantas) ternyata disebakan oleh 3 faktor yang dapat mempengaruhi hal
tersebut, yaitu faktor keluarga, faktor ekonomi, dan faktor individu. Optimalisasi yang
dilakukan yaitu dengan menyesuaikan standar pelaksanaan dan juga kemampuan
kemampuan yang dimiliki oleh pelaksana dikmas lantas yaitu unit dikyasa agar dapat
mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan dikmas lantas sesuai dengan apa yang tertera di
dalam Perkap No 7 tahun 2008 dan juga Perkap No 3 tahun 2015, perkap tersebut
merupakan perkap yang membahas tentang polmas, dan dikmas lantas merupakan
bentuk polmas Model B43 maka hal hal yang berkaitan untuk membuat kegiatanya
menjadi maksimal akan dibahas di dalamnya. Di dalam perkap tersebut dibahas bentuk
bentuk kompetensi dan juga kemampuan serta prinsip prinsip yang harus dimiliki oleh
anggota unit dikyasa di dalam melaksanakan tugasnya.

Kata Kunci: peran, unit dikyasa, dikmaslantas, etika berlalu lintas

9
PENERAPAN PROGRAM E-TILANG SEBAGAI BENTUK
PENEGAKAN HUKUM ATAS PELANGGARAN LALU LINTAS DI
POLRES CIMAHI

Nur Nisfi Ardiansari


(No. Ak 14.273, Pos-el: nurnisfi@gmail.com)

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh jumlah pelanggaran lalu lintas


yang meningkat setiap tahunnya.Upaya penindakan dari pihak
kepolisian berupa pemberian bukti pelanggaran (Tilang). Seiring
berjalannya waktu muncul konversi tilang konvensional menjadi
tilang elektronik (E- tilang). Penulis menggunakan kepustakaan
penelitian dan kepustakaan konseptual. Sumber penelitian yang
dijadikan referensi berkaitan dengan E-Tilang. Teori yang
digunakan adaah teori penegakan hukum dan teori difusi inovasi.
Konsep yang digunakan adalah konsep teknologi kepolisian dan
TANGGON KOSALA EDISI KHUSUS, Juli 2018 133
konsep E-Tilang. Pengumpulan data dengan pengamatan,
wawancara, dan studi dokumen. Penyajiannya menggunakan
teknik analisis data. Tingginya jumlah pelanggaran lalu lintas
memicu ketidakefektifan penggunaan tilang manual. Muncul
dengan semangat mempermudah birokrasi dan meningkatkan
integritas polri diterapkanlah E-Tilang sebagai prosedur baru
penanganan penindakan pelanggaran lalu lintas. Peningkatan
kinerja personil, peningkatan infrastruktur, penyesuaian jumlah
personil adalah evaluasi intern. Sedangkan evaluasi ekstern adalah
peningkatan kerjasama kooperatif dari pihak masyarakat.
Keseimbangan kedua subjek ini akan menjamin terlaksananya E-
Tilang sesuai dengan SOP yang berlaku.

Kata Kunci: penerapan, tilang, e-tilang, penindakan pelanggaran


lalu lintas

10

PERAN BHABINKAMTIBMAS DALAM MENCEGAH TINDAK


PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR DI POLSEK
SUMEDANG SELATAN

Dina Rizkiana
(No. Ak. 14.281, Pos-el: rizkiana281@gmail.com)

ABSTRAK

Polri lebih mengutamakan upaya preventif daripada upaya


represif, untuk itu diperlukan peran Bhabinkamtibmas dalam
mencegah gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat
terutama pencurian kendaraan bermotor. Penelitian ini
dilatarbelakangi oleh tingginya tindak pidana pencurian
kendaraan bermotor (curanmor) di Polsek Sumedang Selatan.
Oleh karena itu, dilakukanlah penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui gambaran curanmor di Polsek Sumedang Selatan,
faktor-faktor yang mempengaruhi dan peran yang dilakukan oleh
Bhabinkamtibmas. Penelitian ini menggunakan teori peran dan
teori SWOT dengan konsep Bhabinkamtibmas dan konsep
Curanmor; menggunakan pendekatan kualitatif dan metode
134 Prawira Hirya, Abstrak 11 Skripsi Terbaik Taruna Akpol 2018

penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data dengan


wawancara, pengamatan, dan studi dokumen. Hasil penelitian
menemukan bahwa gambaran curanmor di Polsek Sumedang
Selatan dilakukan di Pemukiman pada malam hari dengan sasaran
kendaraan matic terjadi di Kelurahan Regol Wetan dan Kota
Kulon. Terdapat faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi
yaitu Mempunyai Bhabinkamtibmas dengan kinerja yang baik,
kreatif, dan inovatif namun sikap dalam pelaksanaan tugas
sekedarnya serta masyarakat yang sudah terbuka terhadap
Bhabinkamtibmas namun kesadaran akan pentingnya kamtibmas
masih kurang.Peran yang dilakukan Bhabinkamtibmas yaitu
Bintibmas, Binswakarsa, Binpolmas, dan Binpotmas.
Berdasarkan pembahasan dari hasil penelitian tersebut maka
penulis memberikan saran adanya komunikasi yang baik antara
Bhabinkamtibmas dan Unit Reskrim agar pelaksanaan tugas
Bhabinkamtibmas tepat sasaran, untuk anggota Bhabinkamtibmas
agar lebih mengintensifkan pertemuan dengan masyarakat,
penempatan Bhabinkamtibmas di desa binaannya tidak terlalu
jauh dari tempat tinggal dan kepada pimpinan untuk melakukan
pengawasan langsung secara rutin dan berkala terhadap
pelaksanaan tugas Bhabinkamtibmas.

Kata Kunci: peran, bhabinkamtibmas, pencurian kendaraan


bermotor

11
PERAN SATUAN BINMAS POLRES TASIKMALAYA KOTA
DALAM MENCEGAH TINDAK PIDANA PENIPUAN

Rerit Oktafiandi
(No. Ak 14.020, Pos-el: rerittaruna2@gmail.com)

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tingginya angka kasus tindak


pidana penipuan di wilayah hukum Polres Tasikmalaya Kota,
bahkan tindakan tersebut menyebabkan kerugian yang tidak
sedikit. Upaya represif terhadap kasus penipuan tidak
menyelesaikan permasalahan karena kerugian materiil yang
diakibatkan tidak akan kembali kepada korban. Sehingga, upaya
TANGGON KOSALA EDISI KHUSUS, Juli 2018 135
yang paling efektif adalah upaya preventif. Penelitian ini
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana peran
pencegahan yang dilakukan oleh Satbinmas Polres Tasikmalaya
Kota, terkhusus kepada penyuluhan yang dilakukan oleh
Satbinmas, faktor-faktor yang menjadi kendala dalam
melaksanakan penyuluhan, serta upaya yang dilakukan untuk
mengatasi kendala-kendala tersebut. Penelitian ini dilakukan
dengan pendekatan kualitatif, menggunakan metode penelitian
deskriptif analisis, serta teknik pengumpulan data dengan
wawancara, pengamatan, dan telaah dokumen. Hasil penelitian
menemukan bahwa kegiatan penyuluhan Satbinmas yang
dianalisis dengan Pasal 8, 9, 10, dan 11 Perkap Nomor 21 Tahun
2007 masih belum optimal. Sedangkan faktor yang menghambat
yaitu faktor struktur organisasi Satbinmas Polres Tasikmalaya
Kota, faktor sumber daya manusia, faktor sarana dan prasarana,
serta faktor ketimpangan antara pola pikir masyarakat yang
semakin kritis dengan pola pikir personel Satbinmas yang masih
belum bisa mengimbanginya. Berdasarkan hasil penelitian, maka
penulis menyarankan dilakukan penambahan dan penempatan
personil sesuai dengan kompetensi dan jenjang kepangkatan,
mengoptimalkan analisis dan evaluasi oleh Kasatbinmas,
memberikan pelatihan/dikjur tentang penyuluhan, membekali
petugas dengan kemampuan untuk menguasai audiens dan ilmu
komunikasi. Selain itu, juga disarankan untuk melakukan
penelitian yang mencakup upaya pencegahan dan penerapan
konsep serta strategi lain, fokus penelitian di wilayah hukum
Polres Tasikmalaya Kota, aspek dari penerima penyuluhan, serta
analisis dengan teori lain, seperti manajemen atau komunikasi.

Kata Kunci: penyuluhan, pencegahan penipuan, satbinmas, Polre

Anda mungkin juga menyukai