Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN CAIR

DAN SEDIAAN STERIL

PERCOBAAN I
LARUTAN

Kelompok VI

Indra Maulana 200101042


Adela Norega 200101046
Sri Maulina Octaviani 200101047
Tanggal : 01 Juli 2022

LABORATORIUM FARMASETIKA DAN TEKNOLOGI FARMASI


PRODI DIII FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ISFI
BANJARMASIN
TA. 2021 – 2022
I. Tujuan

Dapat mempraktekkan pembuatan larutan dan uji mutu sediaan

II. Dasar Teori


Didefinisikan sebagai campuran dua atau lebih komponen yang membentuk
fasa tunggal homogen dalam skala molekuler. Bagian terbesar dalam sistem
larutan adalah pelarut (solvent) yang menentukan fasa larutan. Bagian yang
terlarut dinamakan solut yang merupakan fasa terdispersi dalam bentuk molekul
atau ion dalam pelarut. Sediaan larutan sejati dalam farmasi pada umumnya terdiri
dari :
a. Bahan berkhasiat :
Bahan obat yang akan dibuat dalam sediaan larutan dengan dosis tertentu
b. Bahan pembantu terdiri dari :
- Pelarut : air atau pelarut campur (campuran air denganpelarut organik yang
dapat bercampur dengan air)
- Pengatur pH: larutan dapar, hitung kapasitas larutan dapar
- Pengawet
- Antioksidan
- Flavour : pemanis, warna, pewangi
- Pengental : sukrosa, golongan selulosa.

Pada umumnya sediaan sirup merupakan sediaan dengan dosisberulang


(multiple dose) dengan kemungkinan kontaminasi mikroorganisma sangat besar.
Oleh sebab itu diperlukan pengawet yang merupakan salah satu bahan pembantu
yang ditambahkan untuk mengurangi kontaminasi mikroorganisma. Adanya
mikroorganisma di dalam sediaan akan mempengaruhi stabilitas sediaan atau
potensi bahan berkhasiat. Sebagai antioksidan di dalam sediaan larutan berfungsi
sebagai proteksi terhadap bahan aktif yang mudah teroksidasi oleh oksigen. Bahan
pengental ditambahkan untuk meningkatkan konsistensi sediaan, sehingga dosis
pemakaian lebih tepat.
Dalam sediaan larutan pada umumnya ditambahkan flavour untuk
memperbaiki penampilan sediaan dan mempermudah pemberian terutama pada
anak-anak. Flavour terdiri dari : Pemanis : sukrosa, merupakan bahan pemanis
yang banyak dipakai karena secara kimia dan fisika stabil dalam rentang pH
larutan 4,0 – 8,0. Dalam pemakaian sering dikombinasikan dengan sorbitol,
gliserin dan polietilenglikol untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kristal
gula pada penyimpanan. Kristalisasi terjadi pada daerah mulut botol yang dikenal
dengan istilah cap locking. Pemanis sintetis yang sering digunakan antara lain
sakarin dengan kadar kemanisan 250 – 500 x sukrosa, siklamat, dalam sediaan
farmasi pemanis sintetis penggunaannya terbatas, karena memberikan rasa pahit
(after taste) setelah pemakaian. Pemanis sintetis aspartam mempunyai kadar
kemanisan sekitar 200 x sukrosa tanpa memberikan rasa pahit setelah pemakaian.
Bahan penutup rasa :
Ada empat rasa utama yang dapat dirasakan oleh indera perasa kita yaitu : pahit,
manis, asam dan asin yang dapat ditutup dengan flavour sebagai berikut :
- Asin, ditutup dengan vanilla, mint, peach, maple.
- Pahit, ditutup dengan rasa kacang, coklat, kombinasi mint
- Manis, disertai penawar rasa buah, vanila.
- Asam, ditutup dengan rasa jeruk, raspberry, strawberry.
Untuk mempertajam flavour yang dipakai dapat ditambahkan mentol, kloroform
dan garam.

III. Formula

No Bahan Jumlah Fungsi

1 Dextrometorfan HBr 15 mg/mL Antitusif

2 Sirupus simplex 20% Corrigen Saporis

3 Sorbitol 20% Zat tambahan

4 Mentol 0,015% Corrigens

5 Propil paraben 0,015% Pengawet

6 Aquades ad 300 mL Zat Tambahan

IV. Alat dan Bahan


a. Alat
1. Gelas ukur
2. Mortir dan stamper
3. Spatel
4. Kaca arloji
5. Cawan penguap
6. Timbangan analitik
7. Ph meter
8. Viscometer
9. Gelas kimia
10. Pipet tetes
b. Bahan
1. Dextrometorfan HBr
2. Sukrosa
3. Sorbitol
4. Propilen paraben
5. Menthol
6. Aquadest

V. Perhitungan bahan
*Menggunakan botol 200ml

1. Dextrometorfan HBr = 15 mg/ml x 200 ml = 3.000 mg


20
2. Sirupus simplex = x 200 ml = 40 g
100
20
3. Sorbitol = x 200 ml = 40 g
100
0,015
4. Mentol = x 200 ml = 0,03 g
100
0,015
5. Propilen paraben = x 300 ml = 0,03 g
100
6. Aquadest = ad 200 ml

VI. Cara kerja (skematis)

Siapkan semua Timbang semua Larutkan pengawet


bahan dan bahan sesuai sesuai kelarutan
kalibrasi botol perhitungan (menggunakan
200ml etanol)

Campurkan dextromethorohan,
Campuran dengan
sukrosa, dan menthol dengan
pengawet
aquadest

Tambahkan aquadest ad
200 ml

Kelarutan :
1. Propil paraben larut dalam 3,5 bagian etanol 95%, sukar larut dalam air
2. Sorbitol sangat mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol
VII. Hasil dan Pembahasan

7.1 Hasil
Tabel Hasil Evaluasi Sediaan
No. Jenis Prinsip Evaluasi Jumlah Hasil Syarat
Evaluasi Sampel Pengamatan

Kontrol Kualitas

1 Organoleptis Mengamati 200 ml Warna bening, Sirup yang baik


warna, bau,rasa bau aromatic, memiliki rasa, bau
rasa manis dan warna yang
khas dari ekstak
yang digunakan

2 Homogenitas Mengamati 200 ml Sediaan Sirup yang baik


kehomogenan larutan yaitu stabil,
dari sirup homogen saat homogen, tidak
diuji keruh serta bebas
dari kontaminasi
mikroba

3 Viskositas Mengukur 200 ml RPM 60 1-3 dPas


kekentalan sirup terdeteksi
dengan Rotor 1 data
menggunakan 4.00 Mpa’s
viscometer percent 4,3%

4 PH Mengukur PH 200 ml PH sediaan PH yang baik


larutan dengan larutan 5 untuk sirup adalah
menggunakan 4-7
kertas PH
5 Kejernihan Mengamati 200 ml Sediaan Sirup yang baik
Larutan disinari larutan jernih apabila sirup
dari samping jernih dan tidak
dengan latar ada partikel
belakang warna
hitam untuk
melihat partikel
berwarna putih
dan latar
belakang putih
untuk partikel
berwarna hitam

7.2 Pembahasan
Setelah dilakukan percobaan yang bertujuan untuk mengetahui rancangan
formula, memproduksi, dan mengevaluasi sediaan sirup. Sirup adalah sediaan cair
berupa larutan yang mengandung sakarosa. Kadar sakarosa tidak kurang dari 64%
dan tidak lebih dari 66%. Zat aktif yang digunakan dalam praktikum pembuatan
larutan adalah Dextromethorphan Hbr dan bahan tambahan yang digunakan adalah
menthol,  sorbitol, sirup simplex, propil paraben dan aquadestilata. Dalam
praktikum kali ini ada beberapa uji untuk mengevaluasi hasil dari sediaan yang
telah dibuat, antara lain adalah :
1. Uji Organoleptis
Merupakan cara pengujian dengan menggunakan indera manusia sebagai alat
utama untuk pengukuran daya penerimaan terhadap produk. Pengujian
organoleptik mempunyai peranan penting dalam penerapan mutu, dalam hal ini
yang dilihat adalah warna, bau, dan konsistensi sediaan akhir yang telah dibuat
dan diperoleh hasil warna sirup Dextromethorphan Hbr bening dengan aroma
khas aromatik dan rasa manis.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan pada sirup yang telah jadi yang dimasukkan
sebanyak 50 mL ke dalam wadah. Wadah digojok kemudian diamati homogen
atau tidak. Pengujian dilakukan replikasi sebanyak tiga kali. Sirup yang baik
yaitu stabil, homogen, tidak keruh, serta bebas dari kontaminasi dan
pertumbuhan mikroba dan diperoleh hasil Sediaan larutan homogen saat diuji
3. Uji pH
Dalam uji kali ini menggunkan bantuan kertas pH untuk mengukur sediaan pH ,
sirup pH yang baik untuk sirup adalah 4-7 Pengukuran pH ini untuk mengetahui
apakah pH obat sudah sesuai atau belum dengan apa yang diinginkan, dalam
evaluasi sedian ini diperoleh hasil yaitu dengan pH.
4. Uji Viskositas
Dilakukan pada masing-masing botol sediaan yang telah ditentukan,  bertujuan
agar mengetahui kekentalan (viskositas) sediaan sirup. Pada percobaan ini,
didapat hasil viskositas pada sediaan sirup yaitu RPM 60 terdeteksi Rotor 1 data
4.00 Mpa’s percent 4,3%
5. Uji Kejernihan
Selanjutnya dilakukan uji kejernihan sirup. Uji dilakukan secara visual dengan
mengamati sediaan. Hasil uji sediaan sirup seharusnya jernih, dan   tidak
mengandung pengotor di dalamnya. Berdasarkan pengamatan didapatkan hasil
sesuai dengan yang diharapkan yaitu sediaan jernih dan tidak mengandung
pengotor didalamnya. Sedangkan pemeriksaan dilakukan secara visual biasanya
dilakukan oleh seseorang yang memeriksa wadah bersih dari luar di bawah
penerangan cahaya yang  baik, terhalang terhadap refleksi ke dalam matanya,
dan berlatar belakang hitam dan putih, dengan rangkaian isi dijalankan dengan
suatu aksi memutar, harus benar-benar bebas dari partikel kecil yang dapat
dilihat dengan mata.

VIII. Kesimpulan 
Berdasarkan praktikum kali ini maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Formula sediaan sirup adalah Dextrometorfan HBr,Sirupus simplex, Sorbitol,
Mentol, Propilen paraben dan Aquadest
2. Pembuatan sediaan yang dilakukan dalam memproduksi sediaan sirup dengan
formula sebagai berikut :
Bahan Jumlah Fungsi

Dextrometorfan HBr 15 mg/mL Antitusif

Sirupus simplex 20% Corrigen Saporis

Sorbitol 20% Zat tambahan

Mentol 0,015% Corrigens

Propil paraben 0,015% Pengawet

Aquades ad 300 mL Zat Tambahan

3. Evaluasi dari sediaan sirup paracetamol yaitu :

a. Pada pemeriksaan organoleptis sediaan berwaarna bening, bau aromatic,


dan rasa manis
b. Uji homogenitas pada sediaan didapatkan hasil larutan homogen saat diuji
(stabil dan tidak keruh)
c. Uji pH menggunakan kertas pH di dapatkan pH sediaan 5
d. Uji viskositas (kekentalan) di dapatkan hasil RPM 60 terdeteksi Rotor 1
data 4.00 Mpa’s percent 4,3%
e. Uji kejernihan sediaan di dapatkan hasil sediaan jernih dan tidak ada
partikel yang mengambang
4. Dari semua evaluasi yang dilakukan pada sedian larutan (sirup) yang dibuat,
didapatkan hasil bahwa sebagian sudah memenuhi syarat-syarat dari sediaan.

Anda mungkin juga menyukai