Anda di halaman 1dari 1

JURNAL PEKANAN ULUMUL HADITS

Pengertian Khabar Secara Etimologis dan Terminologis Secara bahasa khabar berarti berita
yang disampaikan dari seseorang kepada orang lain. Menurut ahli hadis khabar berarti ‫ ا يا‬yang apa “
‫ٔاغيز‬
ِ ٗ ‫ضيق ٗان ا ُن ٗث‬berasal dari Nabi Muhammad SAW atau dari yang selainnya”. Jadi khabar
‫صه هلال ٔ سهى‬
menurutMuhadditsin adalah warta dari Nabi ,Shahabat, dan Tabi‟in. oleh karena itu,hadis marfu‟,
maukuf, dan maktu‟ bisa dikatakan sebagai khabar.Menurut ahli fiqih khabar bisa dimaknai sebagai
hadis marfu‟ bila sanadnya sampai kepada Nabi Muhammad SAW. Penggunaan khabar sebagai
hujjah lebih memerlukan peninjauan yang lebih seksama.Adapun menurut Mahmud ath-Thahhan
secara terminology yaitu: 1. Kata khabar sinonim dengan hadis; 2. Khabar adalah perkataan,
tindakan, dan ketetapan seseorang selain Nabi Muhammad. Sedangkan hadis adalah perkataan,
tindakan, dan ketetapan NabiMuhammad. 3. Khabar mempunyai arti yang lebih luas dari hadis. Oleh
karena itu, setiap hadis dapat disebut juga dengan khabar.Namun, setiap khabar belum tentu dapat
disebut dengan hadis

. Pengertian Atsar Secara Etimologis dan TerminologisSecara bahasa kata atsar berarti
bekas sesuatu atau sisa-sisa sesuatu. Bisa pula berarti nukkilan (sesuatu yang diambil). Maksudnya
peninggalan atau bekas sesuatu, atau bekas nabi karena hadist itu peninggalan beliau.Atsar
menurut jumhur ulama‟ mempunyai pengertian yang sama dengan khabar dan hadis. Sebagai contoh
pada pemakaian istilah untuk sebutan, Az Zarkasyi, memakai kata atsar untuk hadis mauquf. Namun
membolehkan memakainya untuk perkataan Rasul SAW. (hadis marfu) Ahli fiqih menamai
perkataan-perkataan sahabat (hadis mauquf) dengan atsar, dan menamai hadis-hadis yang berasal
dari Nabi Muhammad SAW khabar.

Didalam suatu hadit terdapat 3 unsur-unsur hadits : Sanad, matan dan rowy . Sanad menurut
bahasa berarti sandaran, yang kita bersandar pada- nya, dan berarti dapat diperpegangi,
dipercayai.14 Sedangkan me- nurut istilah, sanad berarti keseluruhan rawy dalam suatu hadits
dengan sifat dan bentuk yang ada.

Selanjutnya matan menurut bahasa berarti punggung jalan (muka jalan) tanah yang keras dan
tinggi.15 Sedangkan matan menurut istilah ialah bunyi atau kalimat yang terdapat dalam hadits
yang menjadi isi riwayat. Apa- kah had
its tersebut berbentuk qaul (ucapan) fi’il (perbuatan, taqrir (ketetapan) dan sebagainya dari
Rasulullah Saw.

Dalam meneliti sanad sekurang-kurangnya diperlukan lima syarat yaitu:


a) mencari biografi perawi, b) membahas keadilan dan ke- dlabitan perawi, c) membahas
kemuttashilan sanad (sanad yang bersambung), d) membahas syadz dan, e) membahas illat
hadits; selanjutnya dalam meneliti matan maka yang harus diperhatikan adalah: a) meneliti
matan dengan melihat kualitas sanadnya, b) me- neliti susunan matan yang semakna, dan c)
meneliti kandungan matan.

Perkembangan dan pengaruh sanad terhadap klasifikasi hadits pada gejala umum dapat
diklasifikasi bahwa sanad pada tingkat sahabat jumlahnya lebih sedikit dibanding pada tingkat
tabi’in dan pada tingkat tabi’in lebih sedikit dibanding dengan tingkat tabi’it-tabi’in dan
seterusnya sampai pada tingkat jumlah yang cukup banyak. 1

1
Rahman, Muhammad S. "Kajian Matan dan Sanad Hadits dalam Metode Historis." Jurnal Ilmiah Al-
Syir'ah vol 8, no. 2 (2016).

Anda mungkin juga menyukai